You are on page 1of 7

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No.

1, Maret 2014
DOI: 10.26699/jnk.v1i1.ART.p041-046

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP IBU MENANGANI


FEBRIS
PASCA IMUNISASI DPT

(The Effect of Health Education to the Mother’s Attitude in Handling Febrille


Post DPT Immunization)
Lia Rahmawati*), Wahyu Wibisono**)
STIKes Patria Husada Blitar
e-mail: wahyu_kuromon@yahoo.com

ABSTRACT

Introduction: DPT is an attempt to get immunity against the disease Diphtheria ,


Pertussis , Tetanus by entering the germs of diphtheria , pertussis , tetanus that have been
weakened and turned off into the body so that the body can produce antibodies that will
be used for the the body to fight the germs or the three of the disease ( Markum , 2005).
The aim of this study was to determine the effectiveness health promotion to the mother’s
attitudes post DPT immunization on the 3-5 months infants. Method: Research design
was Pre-Experimental design using Pre - Post Test approach. Research sample was 19
mothers with infants aged 3-5 months at Pustu slorok District of Garum at June 25th until
June 27th,2012, its choosed with total sampling. Data collected by questionaire. Analysis
using Wilcoxon Sign Rank Test, with ≤0.05 significant level. Result: The results showed
that there was an effect of health promotion to the mother’s attitudes in handling in
febrile post DPT , with p value of 0.046. Discussion: Based on the results of the
research,it was expected for the respondents to be more active in improving knowledge
by emphasizing on information about febrile post DPT immunization either electronic nor
mass media so respondents could improve the attitude in handling the febrile post DPT
and minimize the occurrence of Kipi ( Genesis Infection Post Immunization ).

Keywords : attitudes , febrile post DPT immunization

PENDAHULUAN imunisasi. Dengan imunisasi ini tubuh


Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis akan membuat zat anti dalam jumlah
dan Tetanus) merupakan imunisasi yang banyak, sehingga anak tersebut kebal
digunakan untuk mencegah terjadinya terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi
penyakit difteri. Imunisasi DPT ini DPT adalah membuat anak kebal terhadap
merupakan vaksin yang mengandung penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus
racun kuman difteri yang telah (Markum, 2005). Secara alamiah sampai
dihilangkan sifat racunnya akan tetapi batas tertentu tubuh juga memiliki cara
masih dapat merangsang pembentukkan membuat kekebalan tubuh sendiri dengan
zat anti (toksoid). Frekuensi pemberian masuknya kuman-kuman kedalam tubuh.
imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan Namun bila jumlah yang masuk cukup
maksud pemberian pertama zat anti banyak dan ganas, bayi akan sakit.
terbentuk masih sangat sedikit (tahap Dengan semakin berkembangnya
pengenalan) teknologi dunia kedokteran, sakit berat
terhadap vaksin dan mengaktifkan organ- masih bisaditanggulangi dengan obat-
organ tubuh membuat zat anti, kedua dan obatan. Namun bagaimanapun juga
ketiga terbentuk zat anti yang cukup pencegahan adalah jauh lebih baik dari
(Alimul, 2008). Salah satu upaya agar pada pengobatan (Markum, 2005). Kira-
anak-anak jangan sampai menderita suatu kira pada separuh penerima DPT akan
penyakit adalah dengan jalan memberikan terjadi kemerahan, bengkak dan nyeri

*)
Praktisi Bidan, **) STIKes Patria Husada Blitar 50
Lia Rahmawati, Wahyu Wibisono

pada lokasi injeksi dan demam. Efek dari 50 % ibu masih khawatir dengan
samping pada DPT mempunyai efek adanya efek samping demam pasca
ringan dan efek berat, efek ringan seperti imunisasi DPT. Setelah diadakannya
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuluhan diharapkan ibu akan dapat
penyuntikan dan demam, sedangkan efek memiliki sikap yang tepat dalam
berat dapat menangis hebat kesakitan menangani dampak panas yang di
kurang lebih empat jam, kesadaran timbulkan oleh imunisasi DPT.
menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan Berdasarkan latar belakang di atas maka
shock (Alimul, 2008). Menurut Youssef et peneliti tertarik untuk meneliti tentang
al, bahwa 95% ibu khawatir bila anaknya Pengaruh Penyuluhan Imunisasi DPT
demam. Alasan ibu karena demam pada Terhadap Sikap Ibu Dalam Menangani
anak dapat menyebabkan kejang (69%), Febris Pada Bayi Usia 3-5 Bulan Pasca
kerusakan otak (16%), koma (14%), Imunisasi DPT Di Pustu Slorok
gejala dari penyakit yang berat (11%), Kecamatan Garum.
bahkan demam bisa menyebabkan Rumusan masalahnya adalah
kematian. Kekhawatiran ibu tersebut adakah pengaruh penyuluhan imunisasi
terkadang sangat berlebihan dan juga dpt terhadap sikap ibu dalam menangani
tidak realistik, seperti selalu memanggil febris pada bayi usia 3-5 bulan pasca
petugas kesehatan walaupun demamnya imunisasi DPT di pustu slorok kecamatan
tidak tinggi (Youssef et al, 2002). garum.
Ibu merupakan salah satu bagian Tujuan umumnya adalah
yang dapat menunjang pencegahan mengetahui pengaruh penyuluhan
demam pada anak. Dari segi usia, terhadap sikap ibu menangani febris pasca
pendidikan, pekerjaan, pengalaman imunisasi DPT pada bayi usia 3-5 bulan di
merawat anak akan memperhatikan Pustu Slorok Kecamatan Garum.
bagaimana pencegahan demam. Begitu Sedangkan tujuan khususnya adalah 1)
juga ketika anak mengalami demam, ibu Mengidentifikasi sikap ibu sebelum
harus mempunyai sikap yang tepat untuk diberikan penyuluhan, 2)
menghadapinya. Sikap merupakan suatu Mengidentifikasi sikap ibu setelah diberi
pengetahuan yang disertai kesediaan penyuluhan, 3) Menganalisis pengaruh
kecenderungan bertindak. Sikap seorang penyuluhan terhadap sikap ibu dalam
ibu dalam menghadapi demam akan menangani febris pada bayi usia 3-5 bulan
sangat mempengaruhi apakah demam pasca imunisasi DPT di Pustu Slorok
akan menurun atau meningkat. Ibu yang Kecamatan Garum.
mengetahui demam dan memiliki sikap Manfaat penelitian ini dapat
yang baik dalam memberikan perawatan dijadikan sebagai dasar masukan atau
dapat mencegah dampak negatif demam informasi terutama bagi tenaga kesehatan
yang tidak diatasi dengan benar dalam memberikan pelayanan imunisasi
(Harjaningrum, 2004). Dilihat dari peran pada balita serta sebagai referensi bagi
ibu yang begitu besar dalan merawat serta mahasiswa dalam pengkajian dan
memantau tumbuh kembang anak maka penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
penyuluhan tantang imunisasi DPT serta penyuluhan imunisasi DPT terhadap sikap
dampaknya dirasa perlu dilakukan agar ibu dalam menangani febris pada bayi
ibu tahu cara menangani demam yang usia 3-5 bulan pasca imunisasi.
terjadi pasca imunisasi secara tepat.
Selain itu juga penyuluhan perlu BAHAN dan METODE
dilakukan karena masih ada ibu yang Desain penelitian ini adalah Pre-
khawatir berlebihan bila terjadi demam Experiment Design dengan pendekatan
pasca imunisasi DPT. Menurut studi Pre- Post Test Design dilakukan untuk
pendahuluan yang dilakukan tanggal 20 mengetahui pengaruh penyuluhan
Mei 2013 di Wilayah kerja Pustu Slorok terhadap sikap ibu menangani febris pasca
Kecamatan Garum pada bulan April imunisasi DPT pada bayi usia 3-5 bulan.
jumlah ibu yang memiliki bayi usia 3-5 Penelitian dilakukan di Pustu Slorok
bulan sebanyak 27 ibu. Pada wilayah Kecamatan Garum, karena berdasarkan
tersebut didapatkan laporan sekitar lebih survey yang dilakukan peneliti bahwa ibu

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 51


Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014

yang memiliki bayi usia 3-5 bulan masih dalam menghadapi febris pasca imunisasi
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi DPT pada bayi usia 3-5 bulan.
bila terjadi febris pasca imunisasi DPT. Pegumpulan data penelitian
Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan kuesioner yang
adalah 19 ibu yang memiliki bayi usia 3-5 diberikan pada ibu yang memiliki bayi
bulan di Pustu Slorok Kecamatan Garum usia 3-5 bulan, diberikan dengan cara pre
pada 25 – 27 Juni 2013, yang dipilih test dan post test kemudian dikumpulkan
dengan teknik sampling jenuh atau total dan dianalisis dengan Wilcoxon Sign Rank
sampling. Test.
Variabel bebasnya adalah
penyuluhan tentang imunisasi DPT.
Variabel tergantungnya adalah sikap ibu
Hal ini menunjukkan bahwa
HASILPENELITIAN adanya pengaruh antara penyuluhan
Tabel 1 Karakteristik responden tentang penanganan febris pasca
No Karakteristik f % imunisasi DPT terhadap sikap responden.
1 Umur :
- 15 – 20 th 3 15,8 PEMBAHASAN
- 21 – 25 th 3 15,8 Sikap ibu sebelum dilakukan
- 26 – 30 th 8 42,1 penyuluhan
- >30 th 5 26,3 Sikap responden sebelum
2 Pendidikan : dilakukan penyuluhan tentang
- SD 3 15,8 penanganan febris pasca imunisasi DPT
- SLTP 7 36,8 menunjukkan bahwa 52,6% responden
- SLTA 9 47,4 bersikap negatif. Sikap adalah sebagai
- PT 0 0 keteraturan tertentu dalam hal perasaan
3 Pekerjaan : (avektif), pemikiran (kognitif), dan
- IRT 7 35 predisposisi tindakan (konatif) seseorang
- Petani 3 15 terhadap suatu aspek dilingkungan
- Wiraswasta 7 40 sekitarnya. Sikap negatif disini berarti
- PNS 2 10 belum ada kemauan atau kemampuan
4 Informasi Imunisasi responden dalam memberikan
- Pernah 13 68,4 penanganan febris pasca imunisasi DPT.
- Tidak pernah 6 31,6 Faktor-faktor yang
5 Sumber Informasi Imunisasi mempengaruhi sikap antara lain faktor
- Petugas kesehatan 13 68,4 intern yaitu faktor-faktor yang terdapat
- Tidak pernah 6 31,6 dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas dan pengalaman
Tabel 2. Distribusi frekuensi sikap pribadi serta faktor ekstern yang
sebelum penyuluhan dan sikap merupakan faktor diluar manusia atau
sesudah penyuluhan tentang lingkungan (Azwar, 2011). Faktor-faktor
penanganan febris pasca yang mempengaruhi pembentukan sikap
imunisasi DPT. menurut Azwar (2011) adalah
pengalaman pribadi, kebudayaan tempat
Kategori % sikap % sikap tinggal, orang lain yang dianggap penting,
sikap pre test post test media massa (informasi).
Positif 47,4 68,4 Sikap negatif reponden ini diduga
Negatif 52,6 31,6 dipengaruhi oleh informasi dan
pengalaman pribadi responden.
Wilcoxon sign rank test: p = 0,046
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Kategori sikap positif pre test 47,4% post
bahwa sebagian besar dari responden
test 68,4% dan sikap negatif pre test
(68,4%) sudah pernah mendapatkan
52,6% post test 31,6%. Wilcoxon sign
informasi tentang imunisasi. Selain itu
rank test: p = 0,046
semua informasi yang didapatkan berasal
dari petugas kesehatan. Semakin

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu menangani febris paska imunisasi DPT 52
Lia Rahmawati, Wahyu Wibisono

bertambahnya informasi semakin pernyataan-pernyataan negatif, sedangkan


bertambah pula pengetahuan yang sedikit yang mempunyai sikap positif
didapat. Semakin banyak pengetahuan yang menunjukkan bahwa responden
akan mempengaruhi responden dalam menolak terhadap obyek sikap, dimana
berfikir dan bersikap dalam hal imunisasi. ada yang setuju dan sangat setuju dengan
Namun informasi yang diperoleh pernyataan-pernyataan positif.
responden adalah informasi mengenai
imunisasi secara umum saja seperti Sikap ibu setelah dilakukan
pengertian imunisasi serta tujuan atau penyuluhan
manfaat imunisasi. Tetapi untuk Sikap responden sesudah
pengetahuan mengenai imunisasi DPT dilakukan penyuluhan tentang
secara rinci dan khusus belum didapatkan penanganan febris pasca imunisasi DPT
oleh responden. Hal ini berakibat pada menunjukkan bahwa 68,4% responden
masih adanya ibu yang bersikap negatif bersikap positif. Perubahan sikap dapat
dalam penanganan febris pasca imunisasi terjadi perlahan-lahan seiring dengan
DPT meskipun ibu tersebut sudah pernah bertambahnya pengetahuan, informasi dan
mendapat informasi tentang imunisasi pengalaman yang didapatkan. Hal
secara umum dari petugas kesehatan. ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Sikap negatif responden juga Azwar (2011) bahwa pembentukan sikap
dipengaruhi oleh beberapa factor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pengalaman pribadi yaitu pendidikan, pengalaman, pengaruh
responden tentang penanganan febris orang lain yang dianggap penting, faktor
pasca imunisasi DPT. Azwar (2011) emosi dan media massa. Selain itu,
mengatakan bahwa tidak adanya responden juga memiliki domain sikap,
pengalaman sama sekali dengan suatu yaitu:
objek cenderung akan membentuk sikap 1) Menerima, yaitu bahwa responden mau
yang negatif terhadap objek tersebut. memperhatikan stimulus yang diberikan
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan tentang penanganan febris pasca
sikap, pengalaman pribadi haruslah imunisasi DPT 2) Merespon yaitu
meninggalkan kesan yang kuat. karena itu memberi jawaban dengan baik terhadap
sikap akan mudah terbentuk. Pengalaman pertanyaanpertanyaan tentang penanganan
pribadi akan membentuk dan febris pasca imunisasi DPT 3)
mempengaruhi penghayatan seseorang Menghargai, yaitu memberikan arahan
terhadap stimulus sosial. Dalam hal ini, kepada sesama responden dalam hal
responden belum pernah memberikan berpartisipasi dalam penangan febris
penanganan yang baik terhadap febris pasca imunisasi DPT Bertanggung jawab
yang terjadi setelah imunisasi DPT. yaitu merasa bahwa responden perlu
Imunisasi DPT diberikan kepada bertangggung
bayi tidak hanya sekali saja, sehingga jawab terhadap penanganan febris pasca
kejadian febris setelah imunisasi DPT imunisasi DPT. Berdasarkan penelitian
sudah berulang terjadi namun mereka hampir setengah responden (47,4%)
memberikan penanganan yang salah berpendidikan SMA. Pendidikan yang
misalnya dengan memberikan kompres cukup mempengaruhi pengetahuan
dingin. Hal ini disebabkan kurangnya seseorang untuk melakukan tindakan
informasi tentang imunisasi DPT secara sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
khusus yang diperoleh ibu. Dari hasil dan sumber informasi yang diperoleh.
penelitian didapatkan sikap responden Bila memiliki pemahaman yang baik
sebelum dilakukan penyuluhan tentang membuat seseorang dapat berfikir kritis
penanganan febris pasca imunisasi DPT untuk melakukakan penanganan yang
sebagian mempunyai sikap negatif yang tepat saat anak mengalami febris. Ini
lebih besar daripada sikap positif. Sikap sesuai dengan teori yang menyebutkan
responden yang negatif menunjukkan pendidikan adalah suatu kegiatan atau
bahwa responden mendukung terhadap proses pembelajaran untuk
obyek sikap dengan indikator banyaknya mengembangkan atau meningkatkan
jawaban setuju dan sangat setuju pada kemampuan tertentu sehingga sasaran

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 53


Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. sehingga responden mampu bersikap
Tingkat pendidikan turut pula berubah ke arah yang lebih positif dalam
menentukan mudah tidaknya seseorang kehidupan sehari-hari. Sikap responden
menyerap dan memahami pengetahuan pada penelitian ini setelah diberikan
yang mereka peroleh, pada umumnya penyuluhan masih ada yang negatif.
semakin tinggi pendidikan seseorang Untuk merubah sikap seseorang
maka semakin baik pula pengetahuanya diperlukan waktu yang tidak singkat.
(Lukman 2008). Dalam hal ini, responden Pemberian penyuluhan ini akan
dapat dengan lebih mudah menyerap meningkatkan pemahaman seseorang
materi penyuluhan yang diberikan pada terhadap penanganan febris pasca
saat penelitian. imunisasi DPT dengan tepat. Sikap yang
Hasil penelitian didapatkan sikap negatif ini dimiliki oleh responden yang
responden setelah dilakukan penyuluhan belum mengganggap febris adalah sesuatu
tentang penanganan febris pasca yang perlu ditangani dengan tepat. Selain
imunisasi DPT sebagian mempunyai itu sikap responden setelah dilakukan
sikap positif yang lebih besar daripada penyuluhan masih ada yang negatif
sikap negatif. Sikap responden yang seperti pada responden nomor 8, 11, 14,
positif menunjukkan bahwa responden 16, 18, dan 19 bisa dikarenakan tingkat
mendukung terhadap obyek sikap dengan pendidikan yang berbeda sehingga tingkat
indikator banyaknya jawaban setuju dan pemahaman setiap orang juga berbeda.
sangat setuju pada pernyataan-pernyataan Bisa juga dikarenakan ketika diberikan
positif, sedangkan sedikit yang penyuluhan ibu berada pada tempat paling
mempunyai sikap negatif yang belakang dan sibuk mengurus anaknya
menunjukkan bahwa responden sehingga informasi yang disampaikan
mendukung terhadap obyek sikap, dimana tidak dapat diterima dengan maksimal,
ada yang setuju dan sangat setuju dengan ditambah dengan keadaan lingkungan
pernyataan-pernyataan negatif. yang ramai pada saat penyuluhan
Pernyataan sikap berisi atau mengatakan dilakukan. Sedangkan terjadi perubahan
hal-hal yang positif mengenai objek sikap, sikap dari negatif ke positif seperti pada
yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau responden nomor 10, 12, 13, dan 15 bisa
memihak pada objek sikap, pernyataan dikarenakan responden benar-benar
sikap juga berisi hal hal yang negative memahami apa yang disampaikan pada
mengenai objek sikap, yaitu bersikap saat penyuluhan, dapat pula karena
tidak mendukung ataupun kontra terhadap responden berada pada tempat duduk
objek sikap yang hendak diungkap paling depan sehingga informasi yang
(Azwar, 2011). Keberhasilan suatu disampaikan dapat diserap secara
penyuluhan dapat dipengaruhi oleh factor maksimal dan tidak terganggu oleh
penyuluhan, sasaran dan proses dalam keramaian yang ada pada lingkungan saat
penyuluhan (Effendi, 2003). Oleh karena penyuluhan dilakukan.
itu digunakan metode ceramah yang
efektif dalam penyampaian sehingga Pengaruh penyuluhan terhadap sikap
responden dapat mengerti dan memahami ibu menangani febris paska imunisasi
isi penyuluhan. Metode penyuluhan yang DPT
digunakan oleh peneliti adalah dengan Berdasarkan hasil cross tabulasi
memberikan materi penanganan febris menunjukkan bahwa 47,4% responden
setelah imunisasi DPT melalui presentasi bersikap positif sebelum dilakukan
yang menarik, pemberian leaflet dan juga penyuluhan dan 68,4% responden
memberikan souvenir kepada responden bersikap positif setelah dilakukan
agar memiliki semangat dalam mengikuti penyuluhan tentang penanganan febris
penyuluhan. Oleh karena itu, dengan pasca imunisasi DPT. Dari hasil analisa
adanya penelitian ini diharapkan bidan data dengan menggunakan uji statistik
sebagai ujung tombak pertama dapat Wilcoxon, didapatkan nilai signifikansi
memberikan informasi dan wawasan yang dengan taraf 0,046. Dengan demikian
lebih, khususnya pada responden tentang antara penyuluhan dengan sikap
penanganan febris pasca imunisasi DPT responden mempunyai pengaruh yang

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu menangani febris paska imunisasi DPT 54
Lia Rahmawati, Wahyu Wibisono

signifikan. Namun terdapat 31,6% Sikap responden sebelum dilakukan


responden yang masih mempunyai sikap penyuluhan tentang penanganan febris
negative setelah dilakukan penyuluhan, pasca imunisasi DPT adalah penilaian
hal ini disebabkan oleh perbedaan umur, sikap negatif 47,4%. Sikap responden
kecerdasan, dan penyuluhan yang setelah dilakukan penyuluhan tentang
dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai penanganan febris pasca imunisasi DPT
bayi diberikan pakaian tipis tanpa selimut, adalah penilaian sikap positif 68,4%. Ada
pemberian obat penurun panas atau pengaruh penyuluhan tentang penanganan
penghilang rasa nyeri, dan banyak minum febris pasca imunisasi DPT terhadap sikap
ASI atau air buah yang belum dilakukan responden dengan taraf signifikansi 0,046.
dengan baik. Hasil ini sesuai dangan
pendapat Azwar (2011) bahwa struktur SARAN
sikap terdiri dari 3 komponen yang saling Untuk tempat penelitian, diharapkan
menunjang yaitu komponen kognitif yang dapat menjalin kerja sama yang baik
berisikan persepsi atau kepercayaan, antara klien dan pelayanan kesehatan
komponen efektif yang berhubungan sehingga dapat meningkatkan kesehatan
dengan masalah emosional subyektif yang optimal kepada anak 3-5 tahun.
seseorang terhadap suatu obyek sikap. Untuk responden diharapkan pada
Komponen kognitif atau perilaku responden lebih aktif lagi dalam
yang menunjukkan bagaimana perilaku meningkatkan pengetahuan dengan
atau kecenderungan berperilaku yang ada memperbanyak informasi tentang
pada diri seseorang berkaitan dengan penanganan febris pasca imunisasi DPT.
sikap yang dihadapinya. Penyuluhan Untuk institusi kesehatan bidan
merupakan suatu usaha atau kegiatan hendaknya lebih giat dan aktif dalam
untuk membantu individu, kelompok atau memberikan konseling, informasi, dan
masyarakat dalam meningkatkan edukasi tentang imunisasi DPT khususnya
kemampuan (perilaku) mereka dalam penanganan febris pasca imunisasi DPT di
merubah sikap yang lebih baik lingkungan pendidikan secara berkala
(Notoatmodjo, 2003). Jadi dapat setiap bulan dan berkesinambungan.
disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan Kepada peneliti selanjutnya,
dapat mempengaruhi pembentukan sikap diharapkan penelitian ini dapat
seseorang dan sikap itu sendiri dimanfaatkan sebagai referensi penelitian
dipengaruhi oleh banyak faktor, meskipun selanjutnya.
berbagai informasi telah didapatkan
belum tentu dia akan bersikap positif. REFERENSI
Dengan didapatkannya pengaruh antara Azwar, S 2011, Sikap Manusia Teori dan
penyuluhan tentang penanganan febris Pengukursannya, Pustaka Pelajar
pasca imunisasi DPT dengan sikap Offset, Yogyakarta.
responden diharapkan adanya informasi Fitriani, S 2011, Promosi Kesehatan,
yang telah diberikan melalui penyuluhan Graha Ilmu, Yogyakarta.
dapat meningkatkan sikap responden Hidayat, A A 2008, Ilmu Kesehatan Anak
lebih positif dalam menghadapi masalah Untuk Pendidikan Kebidanan,
sebelum febris pasca imunisasi DPT. Salemba Medika, Jakarta.
Responden harus mengetahui secara Hidayat, AA 2012, Metode Penelitian
menyeluruh mengenai imunisasi DPT Kebidanan dan Teknik Analisis
sehingga akan mampu mengerti dan Data, Salemba Medika, Jakarta.
memahami kemungkinan yang terjadi Notoatmodjo, S 2010, Promosi Kesehatan
setelah dilakukan imunisasi DPT. Teori dan aplikasi, Rineka Cipta,
Jakarta.
SIMPULAN dan SARAN Nursalam 2011, Konsep dan Penerapan
SIMPULAN Metodologi Penelitian Ilmu
Dari hasil penelitian dan analisa Keperawatan, Salemba Medika,
data yang telah dilakukan di dapatkan Jakarta.
hasil sebagai berikut: Muslihatun, WN 2010, Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita, diakses tanggal

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 55


Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014
15 April 2013, Markum 2005, Imunisasi DPT, diakses 15
<http://coretansidjeck.blogspot. April 2013,
com/2012/09/perubahan-suhu- <http://www.blogger.com>.
tubuh-bayi-setelah.html>. Depkes RI 2005, Jadwal Pemberian
Imunisasi, diakses 15April 2013,
<http://www.depkes.com>.

Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu menangani febris paska imunisasi DPT 56

You might also like