You are on page 1of 8

Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing


Family) dengan Kelengkapan Imunisasi DPT pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Mangli Kabupaten Jember
(The Correlation Between Second Stage (Childbearing) of Family
Development Task with Completeness of DPT Immnunization in
Working Area of Mangli Public Health Centre in Jember)
Myla Alisa Novita Sari, Latifa Aini S., Lantin Sulistyorini
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331)323450
e-mail korespondensi: mylaalnovis@yahoo.co.id

Abstract
The second stage of family development start from childbirthing untill baby 30 months
old. Immunization is one of health attention in that stage. One kind of immunization is
DPT immunization which given completely for baby between 2-11 months old. This
research aimed to analize the correlation between second stage family development
task with DPT immunization completeness. This research was observasional analitic
using study cross sectional. Method of collecting samples was proportionate random
sampling and total of samples got are 68 respondents. Data were analyzed with
Spearman Correlation. Statistical test showed that significancy was 0,089 with
correlation coefficient was 0,208, which means there was no significant correlation
between second stage (childbearing) of family development task with DPT
immunization completeness in Working Area of Mangli Public Health Centre in Jember.
The conclussion of this study is the family are exxpected to maintain the completeness
DPT immunization of baby, especially in second stage of family development.

Keywords: family, childbearing, development task, DPT immunization

Abstrak
Keluarga pada tahap II memiliki beberapa perhatian kesehatan, salah satunya adalah
imunisasi. Salah satu jenis imunisasi dasar adalah imunisasi DPT yang diberikan
dengan lengkap pada bayi berusia 2-11 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tugas perkembangan keluarga tahap II dengan kelengkapan imunisasi
DPT di wilayah kerja Puskesmas Mangli Jember. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengam-
bilan sampel menggunakan sampel acak proporsional dengan jumlah sampel 68 re-
sponden. Data dianalisis menggunakan korelasi spearman dengan hasil menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,089, koefisien korelasi sebesar 0,208. Hasil studi menun-
jukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara tugas perkembangan keluarga tahap II
dengan kelengkapan imunisasi DPT di wilayah kerja Puskesmas Mangli jember. Kesim-
pulan dari penelitian ini adalah keluarga diharapkan tetap mempertahankan perilaku un-
tuk memenuhi kelengkapan imunisasi DPT, khususnya pada keluarga tahap II.

Kata kunci: keluarga, bayi baru lahir, tugas perkembangan, imunisasi DPT

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 515


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

Pendahuluan perlindungan dari penyakit difteri, pertusis, dan


tetanus pada bayi atau anak. Imunisasi DPT
Keluarga adalah kumpulan dua orang diberikan 3 dosis karena pada pemberian
atau lebih yang bergabung karena hubungan pertama zat anti yang terbentuk masih sangat
darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan
satu rumah tangga, saling berinteraksi satu mengaktifkan organ tubuh untuk membuat zat
sama lainnya dalam perannya dan menciptakan anti, dan pemberian kedua dan ketiga untuk
tugas antara satu dengan yang lainnya [1]. membentuk zat anti yang cukup [8].
Keluarga memiliki 8 tahap perkembangan. Imunisasi DPT secara khusus diberikan
Setiap tahap perkembangan keluarga memiliki untuk memberikan perlindungan terhadap tiga
tugas perkembangan keluarga atau harapan penyakit, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus.
peran tertentu. Tugas perkembangan keluarga Difteri merupakan penyakit yang dapat
cenderung menunjukkan rasa tanggung jawab membawa kematian, ditandai dengan membran
yang harus dicapai oleh keluarga sehingga pada tempat pertumbuhan C. Diphteriae di
keluarga dapat memenuhi kebutuhan biologis dalam orofaring, kerusakan yang dimediasi oleh
keluarga, penekanan budaya, dan aspirasi serta eksotoksin pada jantung, saraf, dan organ-organ
nilai keluarga. Tugas perkembangan juga lain [9]. Pertusis atau batuk rejan adalah
berhubungan dengan harapan tugas atau peran penyakit infeksi akut berupa batuk yang sangat
spesifik pada setiap tahap untuk mencapai berat, yang menyerang mulut, hidung, dan
fungsi dasar keluarga. Tahap kedua dalam tenggorokan, dan tergolong penyakit sangat
tumbuh kembang keluarga, yaitu tahap ketika menular dan dapat menyerang semua golongan
seorang bayi mulai lahir di tengah pasangan umur yang semakin berbahaya pada usia muda
baru yang terdiri dari dua individu sebagai [10]. Tetanus merupakan penyakit yang ditandai
pasangan. Keluarga tahap II (childbearing dengan spasme otot tidak terkendali akibat kerja
family) dimulai sejak kelahiran anak pertama neurotksin kuat, yaitu tetanospasmin yang
sampai bayi berumur 30 bulan [2]. Tahap kedua dihasilkan oleh bakteri penyebab, yaitu
ini merupakan tahap transisi dari peran individu Clostridium tetani [12]. Ketiga penyakit tersebut
menjadi orang tua dan membentuk sistem diupayakan dicegah dengan pemberian
permanen. Tahap ini memiliki perhatian imunisasi DPT secara lengkap.
kesehatan dalam pemenuhan tugas Berdasarkan permasalahan kelengkapan
perkembangannya, yaitu imunisasi. imunisasi DPT, dilakukan penelitian yang
Cakupan imunisasi DPT dasar merupakan bertujan untuk mengidentifikasi hubungan
cakupan imunisasi terendah dibandingkan antara tugas perkembangan keluarga tahap II
imunisasi dasar lainnya pada tahun 2012, yaitu (childbearing family) dengan kelengkapan
sebesar 64% [3]. Cakupan imunisasi DPT di imunisasi DPT di wilayah kerja.
Indonesia tahun 2011 sebesar 63% [3] Cakupan
imunisasi DPT Jawa Timur sebesar 85,7% pada Metode Penelitian
tahun 2012, dengan rata-rata drop out 2,6% [4].
Drop out imunisasi DPT di Kabupaten Jember Penelitian ini menggunakan jenis
mencapai 13,3%, dan merupakan drop out penelitian observasional analitik dengan
terbesar kedua setelah Kabupaten Blitar [5]. pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan
Kabupaten Jember memiliki cakupan imunisasi sampel yang digunakan adalah proportional
DPT 1 sebesar 96,46%, dan DPT 3 sebesar random sampling dengan jumlah sampel
98,26% pada tahun 2012 [6]. Hasil studi sebanyak 68 responden dari 83 orang populasi
pendahuluan di Dinas Kesehatan Jember pada berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Bulan November 2013, didapatkan data bahwa Penelitian dilakukan pada Bulan Juli 2014 di
pada tahun 2012 puskesmas yang memiliki Kelurahan Mangli yang terdiri dari 4 lingkungan,
cakupan imunisasi DPT terendah adalah pada dan Kelurahan Sempusari yang terdiri dari 2
Puskesmas Mangli, yaitu 62,65% untuk DPT 1, lingkungan. Alat pengumpul data yang
dan 75,89% untuk DPT 3 [6]. Data tersebut digunakan untuk mengukur variabel independen
menunjukkan bahwa terdapat masalah dalam dalam penelitian adalah kuesioner tugas
hal kelengkapan imunisasi DPT. perkembangan keluarga tahap II (childbearing
Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali family) yang diadaptasi dari teori Friedman,
pada usia 2-11 bulan [7]. Imunisasi DPT yang yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas,
hanya diberikan dalam satu kali atau satu kali dan menggunakan lembar buku KIA sebagai alat
dosis hanya akan memberikan sebagian ukur variabel dependen. Analisis data

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 516


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

menggunakann Korelasi Spearman. namun sebagian besar responden menuju


tempat imunisasi dengan berjalan kaki, yaitu
Hasil Penelitian sebanyak 51 orang (75%).

Karakteristik responden
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II
Menurut Umur di Wilayah Kerja (Childbearing Family)
Puskesmas Mangli Kabupaten Jem- Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Tugas
ber Tahun 2014 (n=68) Perkembangan Keluarga di Wilayah
Karakteristik re- Min- Kerja Puskesmas Mangli Kabupaten
Mean Modus
sponden Maks Jember Tahun 2014
Umur ayah 28,28 29 20-36 Tugas perkem-
(tahun)
Umur ibu (tahun) 25,4 24 19-32
bangan keluarga Frekuensi Persentase
Umur anak (bu- 20,91 22 11-30 tahap II (child- (n) (%)
lan) bearing family)
Terpenuhi 40 58,8
Rata-rata umur ayah adalah 28 tahun, Tidak terpenuhi 28 41,2
dengan rata-rata umur ibu 25 tahun, dan rata- Jumlah 68 100
rataumur anak 21 bulan.
Responden dengan tugas perkembangan
Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden di keluarga tahap II (childbearing family) terpenuhi
Wilayah Kerja Puskesmas Mangli Ka- sebesar 58,8%, dan 41,2% dalam kategori tidak
bupaten Jember Tahun 2014 (n=68) terpenuhi.
Karakteristik re- Frekuensi Persentase
sponden (orang) (%) Kelengkapan Imunisasi DPT
Pendidikan ibu Tabel. 4. Distribusi Responden Penelitian Men-
SD 2 2,9 urut Kelengkapan Imunisasi DPT
SMP 13 19,1 Pada Anak di Wilayah Kerja Puskes-
SMA 31 45,6 mas Mangli Kabupaten Jember
Perguruan tinggi 22 32,4
Tahun 2014
Lain-lain - -
Kelengkapan Frekuensi Persentase
Jumlah 68 100
imunisasi DPT (orang) (%)
Pekerjaan ibu
Tidak lengkap 2 2,9
Pegawai negeri 4 5,9
Lengkap 66 97,1
Pegawai swasta 11 16,2
Jumlah 68 100
Wiraswata bekerja 7 20,3
Tidak bekerja 46 67,6 Sebagian besar anak responden memiliki
Lain-lain - - status imunisasi DPT lengkap, yaitu sebesar
Jumlah 68 100 97,1%.
Alat transportasi
keluarga Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga
Ada 62 91,2 Tahap II (Childbearing Family) dengan
Tidak ada 6 8,8 Kelengkapan Imunisasi DPT
Jumlah 68 100 Tabel 5. Analisis Bivariat Hubungan Tugas
Alat transportasi Perkembangan Keluarga Tahap II
ke tempat imun-
(Childbearing Family) dengan
isasi
Kendaraan roda 2 17 25 Kelengkapan Imunisasi DPT pada
Kendaraan roda 4 - - Anak di Wilayah Kerja Puskesmas
Jalan kaki 51 75 Mangli Kabupaten Jember Tahun 2014
Lain-lain - - Tugas Kelengkapan
Jumlah 68 100 perkembangan imunisasi DPT
keluarga tahap Tidak r p
Lengkap
II (childbearing lengkap
Sebagian besar responden berpendidikan (%)
family) (%)
SMA, yaitu 31 orang (45,6%). Sebagian besar Tidak terpenuhi 7,1 92,9
0,208 0,089
responden tidak bekerja, yaitu sebanyak 46 Terpenuhi 0 100
orang (67,6%). Sebanyak 62 responden (91,2%)
memiliki alat transportasi dalam keluarga,

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 517


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

Seluruh responden dengan tugas perkem- Responden sebagian besar merupakan


bangan keluarga tahap II (childbearing family) ibu ruman tangga. Sebagian besar responden
terpenuhi memiliki status imunisasi DPT ibu rumah tangga memiliki waktu lebih banyak
lengkap. Sebanyak 28 responden dengan tugas untuk memerhatikan kesehatan anak,
perkembangan keluarga tahap II (childbearing khususnya pelayanan imunisasi. Waktu bekerja
family) tidak terpenuhi memiliki status imunisasi yang sebagian besar pada pagi hari berada
DPT lengkap (92,9%), dan dengan status imun- pada waktu yang sama dengan waktu
isasi DPT tidak lengkap (7,1%). penyelenggararaan posyandu untuk pelayanan
Hasil uji statistik menunjukkan koefisien imunisasi, begitu pula pelayanan imunisasi di
korelasi sebesar 0,208 yang menunjukkan puskesmas atau rumah sakit.
bahwa korelasi rendah atau lemah, dan signific- Responden sebagian besar memiliki alat
ancy (p) = 0,089 menunjukkan bahwa Ha dit- transportasi dalam keluarga, namun akses
olak. menuju tempat imunisasi dilakukan dengan ber-
jalan kaki dibandingkan kendaraan roda dua.
Pembahasan Alat transportasi roda 2 yang digunakan re-
sponden digunakan karena akses pelayanan
Karakteristik Responden imunisasi lebih jauh dibandingkan dengan re-
Analisis data menggunakan Korelasi sponden yang mengakses pelayanan imunisasi
Spearman menghasilkan keputusan bahwa tidak dengan berjalan kaki. Alat transportasi roda 2 di-
ada hubungan yang signifikan antara tugas gunakan responden untuk mengakses pelay-
perkembangan keluarga tahap II (childbearing anan imunisasi di klinik ataupun rumah sakit,
family) dengan kelengkapan imunisasi DPT di sedangkan responden yang menggunakan
wilayah kerja Puskesmas Mangli Kabupaten posyandu sebagai sarana pelayanan imunisasi
Jember. anak hanya berjalan kaki. Hal tersebut dikar-
Rata-rata umur ayah adalah 28,28 tahun enakan letak pelayanan posyandu berada dalam
dan rata-rata umur ibu adalah 25,4 tahun. Usia lingkup lingkungan masing-masing.
ayah dan usia ibu berada dalam usia yang
sesuai Undang-undang No. 1 Pasal 7 Tahun Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II
1974 Tentang Perkawinan yang menyebutkan (Childbearing Family)
bahwa perkawinan atau pernikahan hanya Tugas perkembangan keluarga,
diijinkan jika calon mempelai pria telah berusia khususnya keluarga tahap II (childbearing fam-
19 tahun dan mempelai wanita telah berusia 16 ily) tidak seluruhnya dapat terpenuhi dengan op-
tahun [12]. Pernyataan tersebut didasarkan timal. Tugas perkembangan keluarga diukur
pada pernyataan bahwa individu dianggap telah dengan 12 indikator dan dilakukan pengkat-
dapat membuat keputusan sendiri dan telah egorian dengan cut off point. Terdapat 9 in-
dewasa dalam berpikir dan bertindak [13]. dikator dengan pemenuhan baik dan 3 indikator
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dengan pemenuhan kurang. Indikator dengan
dikatakan bahwa kesesuaian usia individu untuk pemenuhan yang baik mendukung tugas
melakukan sebuah pernikahan dapat membantu perkembangan keluarga tahap II (childbearing
individu membentuk sebuah keluarga yang baik, family) yang terpenuhi, begitu pula sebaliknya.
khususnya dapat menjalankan tugas Indikator penerimaan kehadiran bayi baru
perkembangan keluarga sesuai dengan tahap lahir dipenuhi dengan baik (69,1%). Hal ini dise-
perkembangannya babkan karena penyesuaian dengan kehadiran
Responden sebagian besar bayi telah dipersiapkan sejak kondisi prenatal.
berpendidikan SMA. Hal tersebut berarti Beberapa individu yang beralih peran menjadi
responden telah menamatkan tingkat pendidikan orang tua telah beradaptasi dari anggota kelu-
dasar yang dapat membantu pembentukan arga besar yang telah melewati tahap peran
pengetahuan sehingga diharapkan dapat tersebut. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan
menjalankan tugas perkembangan keluarga berkumpul dengan keluarga besar. Penerimaan
sesuai dengan tahap perkembangan, begitu kehadirna bayi baru lahir dapat didukung
pula dengan pengetahuan tentang imunisasi, dengan partisipasi keluarga besar untuk meng-
khususnya imunisasi DPT. Penelitian yang optimalkan pemenuhan indikator penerimaan
dilakukan oleh Mardiah juga menunjukkan kehadiran bayi baru lahir.
adanya hubungan yang bermakna antara Indikator pengasuhan bayi oleh orang tua
pendidikan ibu dengan pemanfaatan pelayanan dipenuhi dengan baik oleh responden (76,5%).
kesehatan imunisasi dasar [14]. Pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 518


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

merupakan bentuk penerimaan kehadiran bayi angnya keintiman dan kasih sayang pasangan,
baru lahir. Pemenuhan pada indikator pener- dan menimbulkan stres tingkat ringan [15].
imaan kehadiran bayi baru lahir mempengaruhi Indikator pemenuhan kebutuhan fisiologis
pemenuhan pada indikator ini. Indikator ini dapat pasangan dipenuhi dengan baik (76,5%). Perali-
dipenuhi dengan menggengendong bayi, mer- han tahap perkembangan keluarga berpengaruh
awat bayi sendiri atau oleh pasangan. pada pemenuhan kebutuhan personal dan kebu-
Indikator perawatan bayi oleh orang tua tuhan pasangan. Kelahiran anak pertama
merupakan indikator dengan pemenuhan yang mengakibatkan berkurangnya keintiman dan
cukup tinggi (88,2%). Perawatan bayi yang baik, kasih sayang pasangan, dan menimbulkan stres
meliputi ketepatan penatalaksanaan masalah tingkat ringan [15].
kesehatan, imunisasi, pertumbuhan dan
perkembangan normal, keamanan, dan promosi Indikator berkumpul bersama teman
kesehatan umum [2]. dipenuhi dengan baik (82,4%). Kebutuhan ini
Indikator pemahaman komunikasi bayi meliputi kebutuhan sosialisasi. Kebutuhan
dapat dipenuhi responden dalam jumlah tinggi berkumpul dengan teman sebaya juga dapat
(88,6%). Pola komunikasi tidak hanya diper- dipenuhi dalam area kerja. Keluarga dengan or-
untukkan antar pasangan, namun juga terhadap ang tua muda perlu mengetahui waktu membu-
seorang bayi. Orang tua harus memahami dan tuhkan bantuan dan asal bantuan tersebut
menangkap dengan cermat komunikasi bayi didapatkan, dari luar keluarga ataupun dari sum-
yang berupa tangisan. ber-sumber dalam keluarga [2].
Indikator pola komunikasi pasangan
merupakan indikator yang dipenuhi dnegan baik Kelengkapan Imunisasi DPT
oleh responden (77,9%). Hal ini karena kemam- Anak responden sebagian besar (97,1%)
puan adaptasi pasangan yang baik terhadap ke- memiliki status imunisasi DPT lengkap. Hal ini
butuhan komunikasi pada tahap baru keluarga. sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Pasangan atau orang tua juga dapat memahami No. 482/MENKES/SK/IV/2010 Tentang Gerakan
pentingnya pola komunikasi yang baik setelah Akselerasi Imunisasi Nasional UCI 2010-2014
lahirnya bayi, yang dibutuhkan untuk pe- dengan tujuan, yaitu tercapainya target cakupan
menuhan kebutuhan keluarga. Komunikasi yang imunisasi dasar lengkap [12]. Imunisasi dasar
dibutuhkan pada tahap perkembangan tersebut adalah pemberian imunisasi awal untuk men-
juga disesuaikan dengan bertambangan ang- capai kadar kekebalan di atas ambang per-
gota baru dalam keluarga yang menuntut diskusi lindungan dan diberikan terhadap bayi sebanyak
dari pasangan. tiga kali pada usia 2-11 bulan [7].
Indikator perasaan stres dipenuhi dengan Imunisasi DPT yang hanya diberikan
baik oleh responden (67,6%). Responden juga dalam satu kali atau satu kali dosis hanya akan
tidak mempersepsikan hilangnya kebebasan memberikan sebagian perlindungan dari
personal yang membatasi hubungan sosial indi- penyakit difteri, pertusis, dan tetanus pada bayi
vidu sehingga penyesuaian peran pada tahap ini atau anak. Imunisasi DPT diberikan tiga dosis
dapat dilalui dengan cukup baik yang berimp- karena pada pemberian pertama zat anti yang
likasi pada tidak timbulnya stres yang besar. terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengen-
Indikator waktu untuk suami dan istri alan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ
dipenuhi dengan baik (82,4%). Pemenuhan in- tubuh untuk membuat zat anti, dan pemberian
dikator karena waktu yang dihabiskan untuk ber- kedua dan ketiga untuk membentuk zat anti
sama pasangan dapat berkurang dengan yang cukup [8].
lahirnya bayi dalam keluarga. Waktu untuk pas- Ketidaklengkapan imunisasi dapat
angan berkaitan dengan komunikasi yang tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ke-
dipertahankan seperti pada tahap keluarga baru putusan Menteri Kesehatan RI No. 482/MEN-
atau tahap pertama. KES/SK/IV/2010 Tentang Gerakan Akselerasi
Indikator tugas perkembangan pe- Imunisasi Nasional UCI 2010-2014, faktor-faktor
menuhan kebutuhan fisiologis pasangan dengan yang menyebabkan ketidaklengkapan imunisasi
baik seiring dengan kemampuan adaptasi indi- dasar, yaitu informasi, motivasi, dan situasi [16].
vidu (76,5%). Peralihan tahap perkembangan
keluarga berpengaruh pada pemenuhan kebu-
tuhan personal dan kebutuhan pasangan. Ke-
lahiran anak pertama mengakibatkan berkur-

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 519


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga pada anak, responden dan suami mengobrol
Tahap II (Childbearing Family) dengan berdua tentang efek samping imunisasi yang
Kelengkapan Imunisasi DPT terjadi pada anak, memutuskan untuk
Hasil uji statistik menunjukkan nilai signi- menghentikan imunisasi anak selanjutnya tanpa
ficancy sebesar 0,089. Hal tersebut menun- diskusi dengan pasangan, merawat anak yang
jukkan bahwa Ha ditolak (significancy > =0,05). mengalami efek samping imunisasi tanpa
Hasil uji statistik juga menunjukkan koefisien diskusi dengan pasangan, dan berdiskusi
korelasi (r) antara tugas perkembangan kelu- dengan pasangan tentang informasi imunisasi.
arga tahap II (childbearing family) dengan Indikator frekuensi berkumpul dengan ke-
kelengkapan imunisasi DPT, yaitu sebesar luarga besar juga menunjukkan hasil pe-
0,208 yang berarti korelasi rendah atau lemah. menuhan yang rendah (48,5%). Transisi peran
Berdasarkan hasil uji statistik, disimpulkan tidak hanya terjadi pada dua individu yang men-
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan jadi ibu dan ayah, tetapi juga orang tua pasan-
antara tugas perkembangan keluarga tahap II gan yang beralih peran menjadi kakek dan
(childbearing family) dengan kelengkapan imun- nenek. Peran menjadi kakek dan nenek dapat
isasi DPT di wilyah kerja Puskesmas Mangli. menimbulkan beberapa hambatan dengan
Tugas perkembangan keluarga tahap II peran menjadi orang tua. Peralihan peran yang
(childbearing family) tidak berhubungan secara juga melibatkan peran kakek dan nenek,
signifikan dengan kelengkapan imunisasi DPT menuntut kesejajaran hubungan dengan kelu-
bada bayi dengan didukung tiga indikator tugas arga besar, yaitu hubungan antara perubahan
perkembangan yang dipenuhi dengan pe- peran menjadi ayah dan ibu dengan peran men-
menuhan baik. jadi kakek dan nenek [2]. Partisipasi kakek dan
Indikator perasaan menjadi orang tua nenek dalam keluarga tahap II (childbearing
merupakan indikator dengan pemenuhan yang family) berpengaruh besar terhadap berjalan-
rendah (50%). Perasaan menjadi orang tua nnya sebuah keluarga.
berkaitan dengan pengalaman peran menjadi Indikator ini diukur menggunakan 5 per-
orang tua dan pernyataan tentang perubahan tanyaan dalam alat ukur, yaitu berkumpul ber-
peran. Perubahan peran dan adaptasi terhadap sama orang tua atau mertua untuk berdiskusi
tanggung jawab yang baru sebagai orang tua le- efek samping imunisasi anak, datang ke rumah
bih cepat dipelajari oleh ibu dibandingkan ayah. orang tua atau mertua untuk berdiskusi tentang
Seorang ibu akan lebih cepat merasakan seor- efek samping imunisasi anak, berkumpul
ang anak tersebut sebagai realita dibandingkan dengan saudara-saudara untuk membahas
ayah [2]. Indikator ini diukur dengan 4 pertaan- kesehatan anak, orang tua atau mertua mem-
yaan dalam instrumen, yaitu menghentikan bantu saya tentang informasi imunisasi anak, or-
makan ketika anak menangis karena diimun- ang tua atau mertua memberikan informasi
isasi, memikirkan tentang anak ketika melihat tentang imunisasi.
anak lain menangis setelah diimunisasi, merasa Ketidaklengkapan imunisasi dasar
terjadi penambahan peran dari seorang istri dit- dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu in-
ambah menjadi seorang ibu misalnya memenuhi formasi, motivasi, dan situasi [16]. Faktor in-
kebutuhan bayi untuk diimunisasi, memikirkan formasi meliputi kurangnya pengetahuan ibu
perawatan kesehatan diri sendiri. tentang kebutuhan, jadwal, kelengkapan imun-
Indikator diskusi dalam keluarga juga isasi, dan ketakutan terhadap efek samping,
dipenuhi dalam jumlah rendah (42,6%). Diskusi serta persepsi yang salah tentang kontraindikasi
pasangan dalam keluarga dibutuhkan untuk imunisasi [16]. Menurut hasil penelitian yang
mendukung berjalannya keluarga yang baru dilakukan oleh Dewi, faktor pengetahuan ber-
memulai tahap barunya. Diskusi dalam keluarga hubungan secara signifikan dengan imunisasi
dibutuhkan karena kebutuhan meterial yang le- dasar lengkap pada bayi [17]. Penelitian yang
bih besar dan menuntut tanggung jawab pasan- dilakukan oleh Lisnawati juga menunjukkan
gan sebagai orang tua bayi. Diskusi dalam kelu- bahwa terdapat hubungan yang signifikan ant-
arga juga dibutuhkan dalam mempersiapkan ara pengetahuan, informasi dengan
kemungkinan kehilangan pendapatan, peru- kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5
bahan kebiasaan tidur, dan berkurangnya waktu tahun [17].
suami dan istri untuk saling bersama [15]. Faktor motivasi meliputi penundaan imun-
Indikator ini diukur dengan 5 pertanyaan isasi, kurang kepercayaan tentang manfaat
dalam akat ukur, yaitu berdiskusi dengan pasan- imunisasi, dan rumor buruk tentang imunisasi
gan tentang efek samping imunisasi yang terjadi [16]. Menurut Ningrum, faktor motivasi ibu mem-

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 520


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

berikan pengaruh signifikan terhadap terhadap gupayakan dapat memenuhi perhatian kese-
kelengkapan imunisasi dasar. Motivasi berkaitan hatan yang harus dilaksanakan pada tahap kelu-
dengan pengambilan keputusan dalam rumah arga tersebut adalah mengimunisasikan secara
tangga. Ibu dengan motivasi tinggi turut dalam lengkap, untuk menghindari kemungkinan ter-
pengambilan keputusan sehingga dapat berimp- kena penyakit, dan diharapkan dapat memperta-
likasi pada status kelengkapan imunisasi [19]. hankan dan meningkatkan perilaku mengimun-
Faktor situasi meliputi tempat pelayanan isasikan anak.
jauh, jadwal imunisasi yang tidak tepat, Tenaga kesehatan mengupayakan prak-
ketidakhadiran petugas imunisasi, kurangnya tik keperawatan keluarga untuk memenuhi tugas
vaksin, kesibukan orang tua, masalah keluarga, perkembangan keluarga sesuai dengan tahap
kondisi sakit anak, waktu menunggu yang lama, perkembangan keluarga dengan optimal.
dan biaya [16]. Faktor situasi lain yang ber- Tenaga kesehatan juga dapat berupaya untuk
hubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar, mempertahankan dan meningkatkan cakupan
yaitu faktor pelayanan petugas kesehatan. Men- kelengkapan imunisasi, khususnya imunisasi
urut pelayahan petugas kesehatan memiliki DPT untuk menekan angka kejadian penyakit
hubungan yang signifikan dengan imunisasi yang memiliki beberapa komplikasi. Penelitian
dasar lengkap pada balita. lain yang berkaitan dengan permasalahan imun-
Faktor tersebut merupakan faktor selain isasi atau penyakit yang bersangkutan juga
tugas perkembangan keluarga tahap II (child- dapat dilakukan dalam institusi pendidikan.
bearing family) yang dimungkinkan memiliki
pengaruh lebih dominan, sehingga tugas Ucapan Terima Kasih
perkembangan keluarga bukan merupakan fak-
tor yang berhubungan secara signifikan dengan Peneliti mengucapkan terima kasih ke-
kelengkapan imunisasi DPT. pada Kantor Kecamatan Kaliwates, Kantor Ke-
lurahan Mangli dan Sempusari, Dinas Kese-
Simpulan dan Saran hatan Kabupaten Jember, Puskesmas Mangli,
serta Puskesmas Pembantu Sempusari.
Umur ayah sebagian besar 29 tahun,
umur ibu 24 tahun, dan usia anak 22 bulan, re- Daftar Pustaka
sponden juga dikategorikan telah memenuhi
pendidikan dasar, yaitu sebanyak 53 orang [1] Susanto T. Buku ajar keperawatan kelu-
(78%), dikategorikan tidak memiliki pekerjaan arga. Jakarta: Trans Info Media; 2012.
sebanyak 46 orang (67,6%), dikategorikan [2] Friedman MM, Bowden VR, dan Jones EG.
memiliki alat transportasi di rumah sebanyak 62 Keperawatan keluarga: riset, teori dan prak-
orang (91,2%), dan menuju tempat imunisasi tik. Alih bahasa oleh. Hamid AYS. Jakarta:
dengan berjalan kaki sebanyak 51 orang (75%). EGC; 2010.
Responden dikategorikan memenuhi tu- [3] World Health Organization. Immunization
gas perkembangan keluarga tahap II (childbear- summary. A statistical reference containing
ing family) sebanyak 40 orang (58,8%), dan se- data through 2010. [Internet]. 2012. [cited
banyak 28 orang (41,2%) dalam kategori tidak 2014 Februari 27]. Available
memenuhi tugas perkembangan keluarga tahap from:http://www.childinfo.org/files/immuniz-
II (childbearing family). Responden dikat- ation_summary_en.pdf.
egorikan dalam status imunisasi DPT lengkap [4] Indonesia. Kemenkes RI. Riset kesehatan
sebanyak 66 orang (97,1%), dan 2 orang (2,9%) dasar 2013. [Internet]. 2013. [cited 2013
dalam kategori tidak lengkap. September 19]. Available from:
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada http://www.litbang.depkes.go.id/sites/down-
hubungan antara tugas perkembangan keluarga load/materi_pertemuan/launch_riskesdas/R
tahap II (childbearing family) yang didikung iskesdas%20Launching.pdf
dengan koefisien korelasi sebesar 0,208 yang [5] Indonesia. Dinas Kesehatan Jawa Timur.
berarti korelasi rendah atau lemah. Tingkatan eksekutif data dan informasi
Saran diberikan kepada keluarga adalah kesehatan propinsi jawa timur. [Internet].
mengupayakan untuk mengoptimalkan tugas 2012. [cited 2013 September 19]. Available
perkembangan keluarga, khususnya tugas from:
perkembangan pada tahap II (childbearing fam- http://www.depkes.go.id/downloads/KUNKE
ily) yang dapat berimplikasi terhadap pelaksan- R%20MARET%202013/Jatim.pdf
aan fungsi keluarga. Keluarga juga men-

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 521


Sari, et al, Hubungan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap II (Childbearing Family) di Wilayah ...

[6] Indonesia. Dinas Kesehatan Jember. Cak- [cited 2014 Agustus 23];1(2). Available
upan imunisasi DPT, Hb, dan campak pada from: http://download.portalgaruda.org/art-
bayi menurut jenis kelamin dan Kecamatan icle.php?article=23972&val=1442&title
Jember: Dinas Kesehatan; Kabupaten Jem- [14] Mardiah N. Faktor-faktor yang berhubungan
ber. 2013. dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
[7] Indonesia. Menkes RI. Pedoman imunisasi dasar di provinsi kalimantan barat
penyelenggaraan imunisasi [Internet]. 2006. tahun 2007 (analisis data riskesdas dan
[cited 2013 September 26]. Available from: susenas Tahun 2007) [Internet]. 2010.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_ke [cited 2014 Agustus 17]. Available from:
pmenkes/KMK%20No.%201611%20ttg http://lontar.ui.ac.id/file?
%20Pedoman%20Penyelenggaraan file=digital/20307702-T%2031373-Fakt-
%20Imunisasi.pdf or-faktor-full%20text.pdf
[8] Hidayat AA. Siapa bilang anak sehat pasti [15] Wong DL. Buku ajar keperawatan pediatrik
cerdas: enam kunci suskes mempersiapkan wong. [Internet]. Jakarta: EGC; 2009. [cited
anak tumbuh sehat dan cerdas [Internet]. 2013 November 11]. Available from:
Jakarta: Elex Media Komputindo; 2007. http://books.google.co.id/books?
[cited 24 November 2013]. Available from: id=HHjThPtweDsC&pg=PA39&dq=kelu-
http://books.google.co.id/books?id=Ix5Xh- arga+dengan+tahap+dua&hl=id&sa=X&ei=
c5g3_sC&pg=PA63&dq=imunisasi+dpt+ad CGdVUs3JCom8iAews4DQAg&redir_esc=
alah&hl=id&sa=X&ei=ztdVUt_9FoTxrQfwuY y#v=onepage&q=keluarga%20dengan%20-
HgAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=imun- tahap%20dua&f=false
isasi dpt adalah&f=false [16] Indonesia. Menkes RI. Gerakan akselerasi
[9] Mitchell RN. Buku saku dasar patologis rob- imunisasi nasional universal child immuniz-
bins dan cotran [Internet]. Jakarta: EGC; ation (2010-2014) GAIN UCI. [Internet].
2008. [cited 2014 Maret 01]. Available from: 2010. [cited 2013 September 19]. Available
http://books.google.co.id/books? from:http://www.hukor.depkes.go.id/up_pro
id=cv46oAFyQNgC&pg=PA222&dq=difteri+ d_kepmenkes/KMK%20No.%20482%20ttg
adalah+penyakit&hl=id&sa=X&ei=1pMRU- %20Gerakan%20Imunisasi%20Nasional
SFNMGHrQfqqIEo&redir_esc=y#v=onepag %20GAIN%20UCI.pdf
e&q=difteri%20adalah%20penyakit&f=false [17] Dewi AP, Darwin E, dan Edison. Hubungan
[10] Cahyono. Vaksinasi cara ampuh mencegah tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian
penyakit infeksi [Internet]. Yogyakarta: Kan- imunisasi dasar lengkap pada bayi di ke-
isius; 2010. [cited 2014 Maret 01]. Available lurahan perupuk tabing wilayah kerja
from: http://books.google.co.id/books? Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.
id=7PbB45QxuaoC&pg=PA47&dq=imun- Jurnal kesehatan Andalas. [Internet]. 2014.
isasi+adalah&hl=id&sa=X&ei=69dCUq7iC- [cited 2014 September 21]. 3(2). Available
ca4rgeG1oDoDw&redir_esc=y#v=onepage from: http://jurnal.fk.unand.ac.id/images/art-
&q=imunisasi%20adalah&f=false icles/vol3/no2/n114-118.pdf
[11] Muliawan SY. Bakteri anaerob yang erat [18] Lisnawati. Hubungan pengetahuan, pen-
kaitannya dengan problem di klinik. [Inter- didikan dan informasi ibu dengan
net]. Jakarta: EGC; 2008. [cited 2014 Maret kelengkapan imunisasi dasar pada anak 1-
01]. Available from: http://books.- 5 tahun di Puskesmas Titue Kabupaten
google.co.id/books? Pidie. Jurnal Ilmiah [Internet]. 2013 [cited
id=HdpLPGyFZx8C&pg=PA34&dq=tetanus 2014 September 21]. Available from:
+adalah&hl=id&sa=X&ei=OPNCUo_kEoSIr- http://180.241.122.205/docjurnal/LISNA_W
AeIvICYDA&redir_esc=y#v=onepage&q=tet ATI-jurnal_komplit.pdf
anus%20adalah&f=false [19] Ningrum EP. Faktor-faktor yang
[12] Presiden RI. Undang-undang RI No. 1 mempengaruhi kelengkapan imunisasi
Tahun 1974 Tentang Perkawinan [Internet]. dasar pada bayi di Puskesmas Banyudono
Indonesia: Presiden RI; 1974. [cited 2014 Kabupaten Boyolali. Jurnal Keperawatan
Agustus 23]. Available from: [Internet]. 2008. [cited 2014 September 21].
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU 1(01): 7-12. Available
Perkawinan.pdf from:http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
[13 Khairani R, dan Putri DE. Kematangan m/handle/123456789/460/1b.pdf?
emosi pada pria dan wanita yang menikah sequence=1
muda. Jurnal Psikologi [Internet]. 2008 Juni.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September, 2014 522

You might also like