You are on page 1of 13

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No.

1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

PENGAWASAN KEIMIGRASIAN PADA ALAT ANGKUT LAUT DI TEMPAT


PEMERIKSAAN IMIGRASI (TPI) PELABUHAN LAUT TANJUNG PERAK
Immigration Supervision On Sea Transportation In The Immigration Examination Place Of
Tanjung Perak Sea Port

Mangapul Alexus Simbolon


Politeknik Imigrasi
Jalan Raya Gandul No.4 Cinere, Depok, Jawa Barat

ABSTRACT

For the sake of realizing the upholding of state sovereignty and security, Indonesia must prioritize the
duties and functions of Immigration in filtering people who want to enter or leave the territory of
Indonesia by upholding the principle of Immigration, namely selective policy, especially for
immigration officers at immigration checkpoints at airports, ports, and even at cross-border posts that
must always prioritize this principle, that is, only foreigners who benefit and benefit the Indonesian
state can enter Indonesian territory. Increased supervision of sea transportation means at the Tanjung
Perak Seaport TPI must start from reforming the rules in carrying out immigration duties and functions
by prioritizing immigration landing SOPs, regulation and availability of adequate budget preparation
human resources as well as an increase in the welfare of officers in carrying out their duties both
regarding the availability of equipment. transportation and accommodation outside the area.
Permenkumham Number 44 of 2015 has not been implemented optimally, the old habits that have
traditionally been in the landing task are still running. This mindset is clearly no longer appropriate to
the current situation with rapid technological advances and is not in line with the Kemenkumhan
Values, namely "PASTI".

Keywords : Immigration Checkpoints, Selective Policy, Sea Transportation.

ABSTRAK

Demi mewujudkan tegaknya kedaulatan dan keamanan negara, Indonesia harus mengedepankan tugas
dan fungsi Keimigrasian di dalam memfilterisasi orang yang mau masuk atau keluar dari wilayah
Indonesia dengan cara memegang teguh prinsip Keimgirasian yaitu selective policy terutama bagi
petugas imigrasi yang di tempat pemeriksaan imigrasi baik yang di bandara, pelabuhan, dan bahkan di
pos lintas batas yang harus selalu mengedepankan prinsip tersebut yaitu hanya orang asing yang
bermanfaatlah dan menguntungkan negara Indonesia yang dapat masuk ke wilayah Indonesia.
Peningkatan pengawasan terhadap alat angkut laut pada TPI Pelabuhan Laut Tanjung Perak harus
dimulai dari pembenahan aturan dalam melaksanakan tugas dan fungsi keimigrasian dengan
mengedepankan SOP pendaratan keimigrasian, pengaturan, dan ketersediaan SDM penyiapan anggaran
yang memadai serta adanya peningkatan kesejahteraan petugas dalam melaksanakan tugasnya baik
mengenai ketersediaan alat transportasi dan akomodasi diluar daerah. Permenkumham Nomor 44 Tahun
2015 belum dijalankan secara maksimal, kebiasaan lama yang mentradisi dalam tugas pendaratan masih
berjalan. Mindset seperti ini jelas sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang dengan kemajuan
teknologi yang pesat serta tidak sejalan dengan Tata Nilai Kemenkumhan yaitu “PASTI”.

Kata Kunci: Tempat Pemeriksaan Imigrasi, Selective Policy, Alat Angkut Laut

23
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

PENDAHULUAN yang ingin masuk atau ingin keluar dari


Latar Belakang wilayah Indonesia wajib melalui
Indonesia adalah negara maritim yaitu pemeriksaan keimigrasian yang dilakukan
negara yang sebagian besar wilayahnya oleh pejabat imigrasi yang bertugas di TPI
merupakan perairan yang luas daratannya (Permenkumham RI No 44 Tahun 2015 :
lebih kecil dibandingkan dengan luas Pasal 2 ayat 1).
lautanya juga Indonesia dikategorikan Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI)
sebagai negara dengan laut terluas di dunia, dilaksanakan pada pelabuhan laut, bandar
kepulauannya terbesar di dunia dengan udara, pos lintas batas, atau tempat lain
wilayah seluas 1.904.569 km2 dan jumlah sebagai tempat masuk dan keluar dari
pulau sebanyak 17.508 pulau. wilayah Indonesia (Pemeriksaan, 2016).
Indonesia terletak di garis khatulistiwa Pemeriksaan keimigrasian di maksud adalah
dan termasuk dalam wilayah Asia Tenggara, pemeriksaaan dokumen perjalanan (paspor)
diapit oleh dua benua, Asia dan Australia dan yang sah dan masih berlaku yang di miliki
dua samudra, Pasifik dan Hindia. Dua pertiga oleh pemegang dokumen perjalanan tersebut.
dari wilayah Indonesia adalah lautan, Untuk pemeriksaan keimigrasian di laut
perbatasan laut Indonesia berbatasan dengan terhadap awak alat angkut laut juga
sepuluh negara yaitu adalah Malaysia, dilakukan pemeriksaan dokumen perjalanan
Singapura, Filipina, India, Thailand, Vietnam, dan daftar penumpang atau sering di sebut
Republik Palau, Australia, Timor Leste, dan crew list dan juga surat atau perijinan lainnya.
Papua Nugini. Maka negara Indonesia wajib Dalam lalu lintas alat angkut laut, ada
mengatur mengenai arus masuk dan dua jenis alat angkut laut menurut jadwal
keluarnya kapal asing ataupun pekerja asing keberadaannya yaitu alat angkut regular dan
yang akan melakukan kegiatan di dalam non regular namun penjelasan tentang alat
wilayah Indonesia (Suria Nataadmadja & angkut regular dan non reguler beserta
Associates Law Firm, n.d.). kriterianya belum diatur secara jelas dalam
Dengan keadaan letak strategis beberapa peraturan perundang-undangan
Indonesia maka besar juga tantangan dalam yang terkait dengan penyelesaian keimigrasia
mengamankan wilayah lautnya, terutama (Nursanto, 2018). Bagi alat angkut regular
bagi kedatangan orang asing yang masuk ke pemberitahuan disampaikan oleh penangung
wilayah perairan Indonesia, dampaknya jawab alat angkut sekurang-kurangnya 6
terjadi kerawanan akan kejahatan di (enam) jam sebelum tiba dan 48 (empat
antaranya adalah pengedaran narkoba, puluh delapan) jam untuk non regular
perdagangan manusia dan orang asing yang (Peraturan Pemerintah No 31 Tahun 2013 :
masuk ke wilayah Indonesia secara ilegal. Pasal 18 ayat 1).
Untuk itu diperlukan peranan pengawasan Penanggung jawab alat angkut dalam
keimigrasian dalam rangka penegakkan kenyataannya mempunyai peranan yang
hukum bagi orang asing yang masuk ke sangat penting dalam perlintasan kapal yang
wilayah Indonesia melalui perairan Indonesia. ingin masuk ataupun ingin keluar ke suatu
Dalam pengawasan keimigrasian di negara. Penanggung jawab alat angkut yang
wilayah perairan Indonesia memerlukan di maksud adalah pemilik, pengurus, agen,
aturan birokrasi misalnya SOP (Standar nahkoda, kapten kapal, kapten pilot atau
Operasional Prosedur) dalam tata cara pengemudi alat angkut yang bersangkutan
pemeriksaan keimigrasian bagi awak alat (Kemenkumham, 2011).
angkut laut yang masuk maupun keluar dari Penanggung jawab alat angkut
wilayah Indonesia. Seperti yang terdapat memiliki kewajiban dan larangan dalam
pada Permenkumham RI No. 44 tahun 2015 mengatur perlintasan kapal yang hendak
tentang tata cara pemeriksaan masuk dan masuk atau keluar dari suatu negara, yang
keluar wilayah Indonesia di Tempat mana terdapat beberapa prasyarat yang harus
Pemeriksaan Imigrasi (TPI). Setiap orang di penuhi seperti yang di atur dalam
24
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

Permenkumham RI No. 44 Tahun 2015 Perak, Agustus 2020) menjadikan peran


tentang Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan petugas pendarata imigrasi Tanjung Perak
Keluar Wilayah Indonesia di Tempat menjadi begitupenting keberadaannya Untuk
Pemeriksaan Imigrasi yang terdapat Pasal 4 itu penuliasan ini mencoba menguraikan atau
dan pasal 5, juncto UU No. 6 Tahun 2011 mendeskripsikan peran dan pengawasan
tentang Keimigrasian : Pasal 17, 18, dan Keimigrasian serta kerawanan yang bakal
pasal 19, dan juncto pada PP No. 31 Tahun timbul dalam pengawasan Keimigrasian
2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- yang dilakukan petugas Imigrasi Tanjung
Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Perak terhadap Awak kapal khususnya kapal
Keimigrasian sebagaimana terdapat di dalam –kapal Kargo.
Pasal 17 dan pasal 18. Permasalahan yang kerap terjadi dan
Apabila penanggung jawab alat angkut menjadi momok yang di alami petugas
tidak dapat memenuhi kewajibannya atau imigrasi dilapangan adalah adanya agen
melanggar sanksi larangan, maka dapat di kapal yang datang ke kantor TPI Tanjung
dijatuhi biaya beban sesuai dengan Pasal 79 Perak dengan membawa paspor awak alat
UU No. 6 Tahun 2011 dan jika penanggung angkut laut tanpa memberi tahu terlebih
jawab alat angkut tidak membayar biaya dahulu kapan rencana kedatangan awak alat
beban dapat di pidana sesuai dengan aturan angkutnya setelah di tanya alat angkutnya
dalam Pasal 115 UU No. 6 Tahun 2011. sudah melakukan bongkar muat barang. Hal
Pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI inilah pulalah yang membuat penulis tertarik
Tanjung Perak, terdapat beberapa hal untuk meneliti tata cara pemeriksaan
menarik untuk dilakukan penelitian karena keimigrasian sebagaimana pada
pelabuhan laut ini termasuk yang cukup tua Permenkumham No. 44 tahun 2015 tidak
di Indonesia serta pembentukannya sebagai sesuai penerapannya di lapangan. Sehingga
Unit Pelayanan tehnis Imigrasi berdasarkan tampak terjadi ketidak tepatan pelaksanaan
Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI. antara aturan dan penerapannya di lapangan.
nomor : M.01-PR.07.04 Tahun 1983 tentang Sesungguhnya keadaan ini menjadi
Organisasi dan tata kerja Kantor wilayah kerawanan Keimigrasian dimana penanggung
Departemen Kehakiman tanggal 10 Maret jawab tidak memenuhi kewajibannya, tentu
1983 sebagai kantor Imigrasi kelas II saja kerawanan yang ditimbulkan berupa
Tanjung Perak. Pada awalnya tahun 1970. bahaya dan ancaman seperti yang tertulis
Kantor Imigrasi Tanjung Perak merupakan pada buku “Wiyata Negara Pancasila” pada
Kantor Resort (Kanres) dari Kantor Wilayah pendahuluan buku bagian C tentang
Dinas Imigrasi (Kanwildim) Surabaya yang penjelasan tantangan dan ancaman
dalam tugasnya hanya melakukan pelayanan kebangsaan Indonesia (dody susanto, 2012).
Keimigrasian terhadap Keluar masuknya Oleh karena itu penanggung jawab alat
kapal-kapal berbendera Indonesia atau asing angkut harus memenuhi kewajibannya agar
dari dank e Luar wilayah Indonesia. negara Indonesia tidak mengalami hal seperti
Saat ini Pelayanan Keimigrasian di TPI ancaman perdagangan manusia,
Tanjung Perak merupakan urat nadi pasokan penyeludupan narkoba, penyeludupan senjata,
barang dan orang Keluar dan masuk penyeludupan manusia, lalu lintas obat
disamping Bandara Internasional Juanda. terlarang serta ancaman-ancaman lain.
Lebih dari 60% pasokan barang Impor dan Untuk itu diperlukan peningkatan
Ekspor Jawa Timur dihasikan dari pelayanan pengawasan orang asing di wilayah
bongkar muat dari Pelabuhan Tanjung Perak Indonesia khususnya “Awak Alat Angkut
ini. Selain itu dengan kapasitas jumlah Laut” juga kegiatannya yang masuk ke
kedatangan kapal dan keluar wilayah wilayah Indonesia, yang meliputi substansi :
Indonesia yang mencapai antara 30-45 Kapal
per bulan (di era Pandemi Covid 19 terjadi
penurunan 15-20% (sumber KanimTanjung
25
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

1. Pengawasan pelaksanaan penerapan 1. Lokasi Penelitian


SOP Tata Cara Pemeriksaan Awak Sesuai dengan pembahasan dalam
Alat Angkut (Clearances Ship) penelitian ini, penulis akan melaksanakan
2. Berkoordinasi dengan Instansi terkait penelitian di wilayah kerja Kantor Imigrasi
dalam Pengawasan Zona Laut Kelas I TPI Tanjung Perak pada bagian TPI
Indonesia. Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya,
3. Menjalin kerja sama yang baik Jawa Timur. Alasan penulis menggapa
dengan CIQ (Custom, Immigration, mengambil penelitian di TPI Pelabuhan
and Quarantine) dan Syahbandar Tanjung Perak karena Pelabuhan Tanjung
(Harbourmaster) dalam pemeriksaan perak merupakan pelabuahan laut yang
Alat Angkut Laut. cukup tua di Indonesia dengan perjalanan
4. Harmonisasi dalam melaksanakan panjang yang secara historis sudah
tugas Clearances Ship, dapat terbentuk dari zaman penjajahan belanda
menyelaraskan Undang-Undang yang juga Pelabuhan Tanjung Perak merupakan
berlaku di intansi terkait melalui penopang utama keluar masuknya
tugasnya masing-masing untuk Komoditi Eskpor/Import Jawa Timur.
bekerja sama dalam melaksanakan Selain itu ada hal-hal yang perlu penulis
tugas dan wewenangnya (Undang- deskripsikan mengenai hal-hal yang
undang Kesepakatan Bersama menarik untuk diteliti pada sepengalaman
Instansi Terkait) terhadap penulis saat KKN di Kantor Imigrasi Kelas
pengawasan dan pemeriksaan awak I TPI Pelabuhan Tanjung Perak.
alat angkut laut yang masuk ke 2. Sumber Pengumpulan Data
wilayah Indonesia.
a. Data Primer
Adapun sumber data primer
METODE PENELITIAN dalam penelitian ini diperoleh secara
1. Pendekatan langsung berupa keterangan-
Penelitian ini menggunakan metode keterangan dan pendapat dari para
penelitian hukum normatif empiris. responden dan kenyataan-kenyataan
Penelitian normatif adalah pendekatan yang yang ada di lapangan melalui
dilakukan berdasarkan bahan baku utama, observasi dan wawancara kepada
menelaah hal yang bersifat teoritis yang Petugas Imigrasi khususnya yang
menyangkut asas-asas hukum, konsepsi bertugas di TPI Pelabuhan Tanjung
hukum, pandangan dan doktrin-doktrin Perak.
hukum, peraturan dan sistem hukum dengan b. Data Sekunder
menggunakan data sekunder, diantaranya
asas, kaidah, norma dan aturan hukum yang Sedangkan sumber data
terdapat dalam peraturan perundang- Skunder dalam penelitian ini
undangan dan peraturan lainnya, dengan diperoleh dengan mencari pendapat
mempelajari buku-buku, peraturan ahli dari buku-buku di perpustakaan,
perundang-undangan dan dokumen lain yang peraturan perundang-undangan karya
berhubungan erat dengan penelitian yang ilmiah terdahulu serta tulisan/jurnal di
akan diteliti (soerjono soekanto, 2006). berbagai media cetak dan elektronik.
Alasan penulis mengunakan metode
penelitian normatif empiris karena ingin
mendeskripsikan penerapan hukum dengan
pelaksanaannya di lapangan berjalan sesuai
yang di harapkan dalam peraturan tersebut
atau apa adanya hambatan dilapangan.

26
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

kapal, kapten pilot, atau pengemudi alat


PEMBAHASAN angkut yang bersangkutan. Dalam hal ini
penulis lebih berfokus pada penanggung
A. Penerapan Pelaksanaan Pemeriksaan
jawab alat angkut yang di laut yaitu pemilik
Keimigrasian Dalam Tata Cara
kapal atau pemilik perusahaan, agen kapal,
Pemeriksaan Masuk Dan Keluar
dan nahkoda atau kapten kapal.
Wilayah Indonesia Bagi Awak Alat
Penanggung jawab alat angkut laut
Angkut Laut
mempunyai tugas dan tanggung jawab
Dari hasil observasi yang penulis masing-masing yang berbeda yaitu:
lakukan di lapangan terdapat beberapa
1) Pemilik Kapal Atau Pemilik
permasalahan krusial keimigrasian pada TPI
Perusahaan
Pelabuhan laut Tanjung perak, baik yang
menyangkut pelaksanaan proses Memiliki tugas dan tanggung jawab
penyelesaian pendaratan oleh petugas dalam hal memfasilitasi dan melengkapi
Imigrasi dilapangan juga kewajiban agent kebutuhan yang di perlukaan saat berlayar
dan awak alat angkut dalam proses seperti menyediakan bahan bakar, bahan
pendaratan dimaksud, hal tersebut dapat makanan dan minuman, obat-obatan dan
dijabarkan sebagai berikut : melengkapi peralatan keselamatan awak
kapal, dan memiliki tugas untuk
1. Awak Alat Angkut Laut
berkoordinasi dengan agen di negara yang di
Awak alat angkut laut atau awak
tujuh.
kapal menurut Undang-Undang No. 21
tahun 1992 adalah orang yang bekerja atau 2) Agen Kapal
dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau Agen kapal atau bisa juga disebut
operator kapal untuk melakukan tugas di sebagai biro jasa. Yang mana memiliki tugas
atas kapal sesuai dengan jabatannya yang dan tanggung jawab dalam hal mengurus
tercantum dalam buku sijil. Dengan bahasa
perijinan, melengkapi kebutuhan awak alat
lainnya awak kapal adalah kapten kapal, angkutnya dan bertanggung jawab selama
nahkoda, dan crew/anak buah kapal (ABK) kapal bersandar diwilayah tersebut baik
sedangkan penumpang bukanlah termaksud kapal kargo, kapal penumpang, dan juga
dengan awak kapal. Namun penumpang kapal perang harus menggunakan jasa agen
termaksud dalam bagian kapal penumpang
kapal dalam hal perijinan pelayaran ke suatu
(kapal feri dan kapal pesiar). negara.
Kapal kargo ada yang reguler ada juga
yang non reguler. Kapal kargo yang reguler 3) Nahkoda / Kapten Kapal
adalah kapal yang sudah terjadwal Nakhoda adalah seorang pemimpin
kedatangannya, contohnya kapal kargo yang kapal atau sebagai Perwira laut yg
datang dari singapura yang jadwal memegang komando tertinggi di atas kapal
kedatangannya sudah di atur berapa kali niaga/Capten kapal atau sering disebut juga
dalam sebulan, sedangkan kapal non reguler dengan Master. Menurut Undang-Undang
adalah kapal kargo yang kedatangannya Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran,
tidak terjadwal, bisa saja datang sekali Nakhoda adalah salah seorang dari awak
dalam sebulan dan sekali dalam dua atau kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di
tiga bulan tergantung kegiatannya. kapal dan mempunyai wewenang dan
2. Penanggung Jawab Alat Angkut tanggung jawab tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang No. 6 tahun
2011 tentang Keimigrasian pada pasal 1 Adapun tugas dan fungsi pokok
angka 37 yang dimaksud dengan keagenan dalam prakteknya dilapangan
penanggung jawab alat angkut adalah yaitu;
pemilik, pengurus, agen, nahkoda, kapten
27
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

1) Mengurus clearance in dan clearance 2. Pelabuhan dalam wilayah kerja


out kapal di pelabuahan. Kesyahbandaran Gresik yang terdiri
dari: (Dermaga Pelabuhan Umum
2) Mengurus kebutuhan awak kapal
atau Pelabuhan Rakyat, Dermaga
(misalnya ada awak kapal yang sakit perlu
Pelabuhan Petrokimia Gresik,
pengobatan dan juga ingin turun dari kapal).
Dermaga Pelabuhan Wilmar,
3) Menjamini kapal selama berada di Dermaga Pelabuhan Maspion,
pelabuhan tersebut. Dermaga Pelabuhan KIAS (Karya
4) Mengurus kebutuhan kapal (seperti Indah Alam Sejahtera) Gresik,
bunker atau pengisihan bahan bakar, air, dan Dermaga Pelabuhan BMS (Berlin
kebutuhan dapur kapal dan lain-lain). Manyar Sejahtera), Dermaga
Pelabuhan Pertamina Asphalt Gresik,
5) Mengurus bongkar muat barang atau Dermaga Pelabuhan Semen Gresik,
muatan. Dermaga Pelabuhan IBL
6) Menyelesaikan dokumen-dokumen (Internasional Bulk Liquid).
pelayaran dan muatan. (Hasil Wawancara 3. Pelabuhan dalam wilayah kerja
Agen Kapal PT. Samudera Indonesia, n.d.). Kesyahbandaran Brondong
Lamongan yaitu Dermaga Pelabuhan
Oleh karena itu ketiga penanggung Lamongan Shorebase.
jawab alat angkut harus saling berkoordinasi 4. Pelabuhan dalam wilayah kerja
dengan baik dalam sebuah perlintasan Kesyahbandaran Tuban yang terdiri
pelayaran kapal karena tugas dan tanggung dari: (Dermaga Pelabuhan TPI
jawab mereka saling berkaitan oleh karena Pertamina Tuban, Dermaga
itu ketiga penanggung jawab alat angkut ini Pelabuhan TBBM Pertamina Tuban,
harus mematuhi aturan-aturan pelayaran jika Dermaga Pelabuhan SMI (Semen
tidak mereka dapat di kenakkan sanksi, Indonesia), Dermaga Pelabuhan Batu
sebab di dalam aturan keimigrasian ada yang Bara (Pelabuhan PLTU).
mengatur tentang penanggung jawab alat 5. Serta di lokasi wilayah Offshore
angkut dan ada sanksinya. (lepas pantai) yang terdiri dari:
(Tuban Marine Terminal di Tuban,
WMO PHE Poleng di Madura,
Tempat Pemeriksaan Imigrasi di
Banyu Urip Marine Terminal
Pelabuhan
(Exxon) di Tuban, Bukit Tua Marine
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Terminal Madura, Pelabuhan
Perak memiliki 5 (lima) wilayah kerja Camplong Sampang Madura.
pelabuhan TPI yaitu:
1. Pelabuhan dalam wilayah kerja
Tata Cara Pemeriksaan Keimigrasian di
Kesyahbandaran Surabaya yang
Pelabuhan Laut
terdiri dari: (Dermaga Pelabuhan
Jamrud, Dermaga Pelabuhan Mirah, a. Proses Pemeriksaan Keimigrasian di
Dermaga Pelabuhan Nilam, Dermaga Pelabuhan Laut
Pelabuhan Terminal Peti Kemas Berdasarkan Petunjuk Pelaksana
Surabaya, Dermaga Pelabuhan Direktorat Jendral Imigrasi No, F-
Terminal Teluk Lamong Surabaya, 303.IZ.03.03 Tahun 1995 Tentang Masuk
Pelabuhan Semampir, Dermaga dan Keluar Wilayah Indonesia di Tempat
Pelabuhan Berlian (BJTI), Dermaga Pemeriksaan Imigrasi, adapun proses
Pelabuhan Kalimas). pelaksanaan pemeriksaan keimigrasian di
pelabuhan laut yang sesuai dengan petunjuk

28
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

pelaksana tersebut pada bagian b angka 2 Imigrasi Tanjung Perak untuk diselesaikan
(dua) adalah sebagai berikut: Pendaratannya.
Pada Permenkumham No. 44 Tahun
a) Penanggung jawab alat angkut yang
2015 pada pasal 58 terdapat aturan yang
tiba dari luar wilayah Indonesia dan
sama yaitu tata cara pemeriksaan kapal bagi
berlabuh dalam area pelabuhan laut
nahkoda, awak kapal, dan tenaga ahli asing
atau bersandar di dermaga pelabuhan
di atas kapal laut atau alat apungnya, yang
laut yang telah ditetapkan sebagai
datang langsung dengan Alat Angkutnya
tempat pemeriksan keimigrasian,
untuk beroperasi di perairan Nusantara, laut
wajib mengibarkan bendera isyarat
teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona
“N” yang menyatakan bahwa alat
Ekonomi Ekslusif Indonesia, dilakukan oleh
angkut tersebut membawa
Petugas Pemeriksa Imigrasi dengan
penumpang yang memerlukan
mekanisme sebagai berikut yaitu:
pemeriksaan keimigrasian.
b) Pada dasarnya pemeriksaan a) Melakukan pemberitahuan
keimigrasian dilakukan diatas alat kedatangan (minimal 6 jam utuk
angkut setelah pemeriksaan petugas jadwal regular dan 48 jam bagi
karantina selesai dan bendera “Q” jadwal non schedule);
yang berwarna kuning telah b) Memeriksa dokumen perjalanan
diturunkan. Nahkoda atau Kapten dan/atau buku pelaut nahkoda, awak
kapal berkewajiban untuk melarang kapal, dan tenaga ahli asing;
setiap orang naik atau turun dari c) Memeriksa daftar awak kapal;
kapal tanpa izin Pejabat Imigrasi d) Memindai dokumen perjalanan;
sebelum dan selama dilakukan e) Mengambil data biometrik; dan
pemeriksaan keimigrasian. f) Memeriksa dalam daftar
Penangkalan (Menteri Hukum dan
Sedangkan pada pelaksanaan pendaratan alat
HAM RI, 2015).
angkut laut pada TPI pelabuhan laut
Tanjung Perak non penumpang baik yang Selain itu meskipun petugas Imigrasi
terjadwal reguler maupun yang non reguler telah melakukan pemeriksaan diatas alat
ada beberapa cara antara lain : angkut laut sebagaimana (Permenkumham
Petugas CIQ (Custom, Immigration dan No. 44 Tahun 2015 pada pasal 58) namun
Quarantine) pemeriksaan fisik awak angkut sering tidak
Dijemput agent untuk bersama-sama dilakukan apalagi mendatangi tempat
naik keatas alat angkut yang telah ditentukan dimana awak angkut berada selayaknya
berada didaerah pemeriksaan area pemeriksaan pada umumnya dilakukan.
syahbandar dimana alat angkut tersebut Petugas hanya mencocokkan jumlah awak
dinyatakan siap untuk diperiksa. angkut laut dengan nama danjumlah yang
Petugas CIQ (Custom, Immigration dan tertera pada general list atau crew list dan
Quarantine) membubuhkan cap pendaratan dan clearance
Dijemput agent untuk bersama-sama kapal. Hal tersebut dirasakan lumrah dan
naik keatas alat angkut yang telah ditentukan biasa menurut kebiasaan sehingga agent
berada didaerah pemeriksaan area kapal merasakan tugas Petugas imigrasi
syahbandar namun posisi alat angkut berada hanya membubuhkan cap pada paspor crew
jauh dari area pelabuhan laut Tanjung Perak, dan cap clereance kapal.
misalnya wilayah Gresik. Pada aturan-aturan ini yang
Agent Kapal menimbulkan image bahwa pelaksanaan
pendaratan dan di Pos Imigrasi dirasakan
Mengumpulkan semua
sama tanpa disadari adanya ancaman apabila
paspor/dokumen Keimigrasian awak alat
ada penumpang gelap (Stoaway) yang
angkut beserta Crew List dibawa ke pos
menyelinap atau ada crew tanpa dokumen
29
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

dan sebagainya yang dapat mengancam hingga sekarang menjadi sekitar 30 (tiga
keamanan negara nantinya. puluhan) per harinya, itu dikarenakan
banyak perusahaan yang berhenti atau tidak
Penulis telah melakukan wawancara mengespor imporkan barang perusahaan
kepada Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI mereka dan banyak juga perusahaan yang
Tanjung Perak dengan bapak Sugiono, S.H. bangkrut akibat pandemi ini sehingga kapal
Beliau mengatakan bahwa: yang datang juga ikut berkurang
“Dalam hal clearence kapal seharusnya dibandingkan tahun sebelum pandemi ini
petugas Imigrasi yang di TPI yang sedang kapal yang datang cukup banyak ”(Kasi
bertugas seharusnya naik dan memeriksa Lantaskim Kanim Kelas I TPI Tanjung
kapal tersebut tapi hal itu sulit dilakukan Perak, Soesilo Sumedi, A.Md.Im., S.H., M.Si,
petugas di karenakan kurangnya SDM n.d.).
(Sumber Daya Manusia) dan anggaran. Dan penulis juga mewawancari Kasubsi
Imigrasi Tanjung Perak memiliki pegawai Pemeriksa Kantor Imigrasi Kelas I TPI
berjumlah 103 orang dan yang terdiri dari 1 Tanjung Perak dengan bapak Anggi
orang sebagai kepala kantor, 1 orang Adriyudo, A.Md.Im., S.H. yaitu untuk
sebagai Kasubang TU, 4 orang sebagai mengetahui secara langsung bagaimana
Kasi, 3 orang sebagai Kaur, 8 orang penerapan SOP pemeriksaan penyelesain
sebagai Kasusbsi, 11 orang sebagai PI, 24 keimigrasian bagi awak alat angkut yang
orang sebagai Analis Keimigrasian, 51 datang dari luar wilayah Indonesia, beliau
orang sebagai Pelaksana dan ditambah mengatakan bahwa:
pegawai tambahan 35 orang yang terdiri “Dalam penerapan pelaksanaan SOP
dari 22 orang sebagai Honorer, 4 orang pemeriksaan penyelesaian keimigrasian
sebagai Driver, dan 9 orang sebagai bagi awak alat angkut laut yang datang dari
Security. ”(Kakanim Kelas I TPI Tanjung luar wilayah Indonesia sulit untuk
Perak, Sugiono, S.H, n.d.) dilaksanakan dikarenakan kurangnya SDM
Dan penulis melanjutkan ke Kasi (Sumber Daya Manusia) dan kurangnya
Lantaskim dengan bapak Soesilo Sumedi, anggaran kantor. Pada kantor TPI Tanjung
A.Md.Im., S.H., M.Si. Perak memiliki pegawai sebanyak 7 (tujuh)
“Dalam teknis pemeriksaan orang antara lain 1 (satu) orang sebagai
keimigrasian terhadap kapal yang datang Kasubsi Pemeriksa Keimigrasian, 4 (empat)
dari luar wilayah Indonesia kita orang sebagai petugas pendaratan dan 2
menerapkan SOP Pemeriksaan awak alat (dua) orang Honorer. Pada kantor TPI
angkut yang sesuai dengan Permenkumham Tanjung Perak memberlakukan jadwal piket
No.44 tahun 2015 Tentang Tata Cara harian agar dapat berbagi dalam kerja dan
Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah waktu beristirahat karena sistem kerja
Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi, mereka satu hari kerja full dan satu hari
namun SOP tersebut disederhanakan oleh libur.”
kantor imigrasi tanjung perak yang mana Jika yang menjadi kendala di lapangan
disesuiakan dengan UU keimigrasian dan di karanakan kurangnya tenaga SDM dan
Permenkumham No. 44 tahun 2015 tersebut terbatasnya anggaran sebagaimana hasil
agar petugas lebih mudah memahami penjelasan dari kepala kantor dan kepala
prosedurnya. Penangungg jawab alat seksi seyogyanya hal tersebut telah teratasi
angkut diwajibkan untuk melapor terlebih sejak dahulu karena dari penelitian terdahulu
dahulu rencana kedatangan kapal tersebut pun kendala serupa yang menjadi dasar
sebelum kapal datang ke wilayah Indonesia kurang optimalnya pelaksanaan pendaratan
jika tidak dapat dilakukan penegakan hukum. di TPI Pelabuhan Laut Tanjung Perak juga
Data perlintasan kapal saat pandemi ini kendala serupa di hamper semua TPI laut di
turun drastis yang biasanya dapat mencapai seluruh Indonesia. Jika ikuti sejarah dari
hingga 100 (seratus) kapal per harinya terbentuknya Unit Pelaksana Tehnis Kantor
30
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

Imigrasi Tanjung Perak yang berasal dari berangkat maupun yang datang dari
Pos Imigrasi yang tugasnya hanya melayani luar negeri.
jasa keimigrasian dibidang pelayanan c. Mencocokkan nama, data diri, dan
pendaratan Kapal dengan berkembangnya photo awak alat angkutnya serta
kemajuan jaman serta kapasitas pekerjaan posisi di kapal tersebut sebagai apa
dan ragam pelayanan Keimigrasian yang yang telah di sahkan nahkoda.
kian meningkat maka terbentuklah UPT d. Memeriksa keabsahan dokumen
Imigrasi Taanjung Perak. Dengan adanya perjalananya dan memeriksa daftar
sejarah berdirinya Kanim Tanjung Perak penangkalan serta masa berlaku
seyogyanya kosentrasi utama pada kantor paspornya.
imigrasi ini seharusnya menitik beratkan e. Memberikan tanda masuk atau tolak
pada peningkatan pelayanan Keimigrasian di sesuai dengan ketentuan yang
bidang Pendaratan TPI laut. berlaku.
Dengan jumlah 103 (serratus tiga) f. Membuat laporan kerja yang meliputi
pegawai dan menugaskan 7 (tujuh) personil jumlah kedatangan atau
memang menjadi kendala dalam keberangkatan penumpang atau awak
pelaksanaan pelayanan Keimigrasian di TPI kapal dan pemberian izin masuk atau
Pelabuhan Laut Tanjung Perak. Di sisi lain tolak masuk.
mengenai anggaran tentunya disesuaikan Koordinasi Dengan Intansi Terkait
dengan keadaan di lapangan bukti dan Dalam hal perijinan masuknya kapal
pelaksanaan pendaratan di TPI Tanjung asing ke wilayah pelabuhan Indonesia bukan
Perak tentunya disesuaikan dengan anggaran hanya imigrasi yang menaganinya namun
yang dibutuhkan oleh 7 (tujuh) petugas ada banyak intansi yang ikut berperan dalam
tersebut tidak mungkin akan dilakukan hal perijinan masuknya kapal asing tersebut
penambahan penganggaran jika tidak ada antara lain di sektor keamanan ada intansi
data dukung akan kebutuhan yang
LAMTAMAL, BAKAMLA, dan
meningkat. Hal ini harusdisadari oleh POLAIRUD dan di sektor pemeriksaan dan
pimpinan Kanim Tanjung Perak untuk perijinan ada intansi KKP/Karantin, Imigrasi,
mengumpulkan data dukung dalam Beacukai, dan ada juga sektor otoritas
pengusulan anggaran tahun depannya serta pelabuhan yaitu Intansi Syahbandar.
adanya pengawasan dan review serta Koordinasi antar instansi terkait
bimbingan dari divisi keimigrasian yang dalam pelaksanaan Pendaratan baik antra
mungkin dalam laporan bulannya tidak ada personil CIQ juga terhadap Instansi terkait
hal spesifik yang dilaporka serta pengajuan di TPI Pelabuhan laut Tanjung perak telah
tambahan tenaga SDM dan Anggaran di TPI. berjalan baik dimana pertukaran informasi
Tugas Dan Wewenang Pejabat Imigrasi berjalan melalui rapat-rapat yang diadakan
Petugas imigrasi yang melaksanakan masing-masing instansi juga melibatkan
tugasnya di TPI laut memiliki tugas dan agent pelayaran dan stockholder yang ada.
wewenangnya sebagai pejabat pendaratan, Dalam rapat membahas permsalahan actual
adapun tugas pejabat migrasi dalam hal dilapangan dan selalu membahas kendala
melayani pendaratan dilaut antara lain: dalam pelaksanaan tugas serta mencari
solusinya. Mengenai keterlambatan
a. Melakukan pemeriksaan dokumen
pemberitahuan kedatangan Kapal yang
perjalanan baik penumpang dan juga
menjadi momok bagi petugas Imigrasi
seluruh awak alat angkut yang ada di
sesungguhnya masing-masing perusahan
kapal tersebut yang mau masuk atau
pelayaran dan Agent atau sub agent selalu
mau keluar dari wilayah Indonesia.
berdalih di pos imigrasi tidak ada orang,
b. Memeriksa daftar penumpang dan
tidak ada kurir yang mengantar surat ke
daftar awak alat angkutnya yang akan
kantor dan banyak lagi alasan yang kurang

31
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

dapat diterima secara logis. Kembali pada dilanggar harus ditegakan melalui
kebiasan yang terjadi menjadi momok bagi penegakan hukum secara otomatis ada
petugas imigrasi yang menginginkan adanya perlindungan dari hukum terhadap segala
pelaksanaan tugas sesuai SOP yang ada kepentingan manusia (Sudikno
bahkan petugas agent mengetahui bahwa ada Mertokusumo, 1993).
sanksi pidana terhadap kelalaian terhadap Penanggung jawab alat angkut laut
pemberian surat kedatangan kapal memilik kewajiban yang harus dilaksanakan
(Permenkumham 44 Tahun 2015). pemeriksaan keimigrasian bagi awak alat
Seharusnya Imigrasi dapat meniru angkut laut yang datang ke pelabuhan
Pelaksanaan tugas dari beacukai yang selalu wilayah Indonesia jika penanggung jawab
mengisi tempat yang diberikan yaitu alat angkut tidak memenuhi kewajibannya
ruangan pada dermaga yang dekat dengan dapat di kenai biaya beban dan tindak pidana
lokasi pendaratan laut serta adanya Surat keimigrasian. Adapun kewajiban
Perintah Dinas (SPD) pada setiap penugasan penanggung jawab alat angkut yang tertuang
di luar wilayah pelabuhan Tanjung Perak, pada peraturan dan undang-undang sebagai
dimana selama ini beban tranportasi dan berikut yang terdapat dalam Permenkumham
konsumsi dibebankan pada agent. No. 44 Tahun 2015 pada pasal 4 dan pasal 5
Kebiasan ini menjadi biasa dimana agent Junto UU No. 6 Tahun 2011: Pasal 17, 18,
yang melakukan pengumpulan dokim secara dan pasal 19, dan Junto pada PP No. 31
kolektif dan penyelesaiannya dilakukan di Tahun 2013: Pasal 17 dan pasal 18.
Pos Imigrasi atau di Kantor Imigrasi. Hal ini Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang
lumrah dilakukan karena dianggap aman dan dari luar Wilayah Indonesia diwajibkan
menguntungkan dimana kerja agent menjadi untuk:
ringan dan petugas dapat menerima uang a. Sebelum kedatangan atau
Clearence. Memang dirasakan tidak pernah keberangkatan alat angkut laut/kapal
terjadi adanya pelanggaran awak kapal
penanggung jawab alat angkut harus
secara perseorangan namun jelas ada bahaya memberitahukan rencana kedatangan
yang mengancam sewaktu-waktu serta tidak atau keberangkatan secara tertulis
melaksanakan tugas bagi Petugas imigrasi atau elektronik kepada Pejabat
ada ancaman pidana bagi petugas dan ini Imigrasi dalam waktu paling lambat
harus segera dibenahi. 6 (enam) jam sebelum Alat Angkut
reguler tiba dan paling lambat 48
B. Penerapan Pengawasan Dan (empat puluh delapan) jam sebelum
Penegakkan Hukum Keimigrasian Alat Angkut nonreguler tiba;
Bagi Awak Alat Angkut Laut Dan b. Menyampaikan daftar penumpang
Penanggung Jawabnya Yang Tidak dan daftar awak Alat Angkut atau
Memenuhi Kewajiban Dan crew list yang ditandatanganinya
Larangannya kepada Pejabat Imigrasi;
Pengawasan Keimigrasian Terhadap
Awak Alat Angkut.
Indonesia adalah negara berdaulat c. Memberikan tanda atau mengibarkan
yang harus selalu menegakan hukum di bendera isyarat bagi kapal laut yang
negaranya agar negara tersebut tetap datang dari luar Wilayah Indonesia
berdaulat. Hukum berfungsi sebagai dengan membawa penumpang;
pelindung kepentingan kehidupan manusia, d. Melarang setiap orang naik atau
agar kepentingan hidup manusia itu turun dari Alat Angkut tanpa izin
terlindungi secara baik, normal, damai, dan Pejabat Imigrasi sebelum dan selama
adil maka hukum harus di laksanakan dan dilakukan pemeriksaan
ditegakan. Dalam hal ini hukum yang Keimigrasian;

32
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

e. Melarang setiap orang naik atau Untuk itu dalam menjalankan urusan
turun dari Alat Angkut yang telah pemerintahan negara, imigrasi menjalankan
mendapat penyelesaian Keimigrasian fungsinya sebagai pemberi pelayanan
selama menunggu keberangkatan; keimigrasian, keamanan negara, penegakan
f. Membawa kembali keluar Wilayah hukum, dan sebagai fasilitator pembangunan
Indonesia pada kesempatan pertama kesejahteraan masyarakat Indonesia. Di
setiap Orang Asing yang tidak dalam penegakan hukum imigrasi memiliki
memenuhi persyaratan yang datang aturan yang harus di taati bagi warga orang
dengan Alat Angkutnya; asing ataupun warga negara Indonesia yang
g. Menjamin bahwa Orang Asing yang ingin masuk atau kelauar dari wilayah
diduga atau dicurigai akan masuk Indonesia dimana dalam scop kecilnya perlu
Wilayah Indonesia secara tidak sah adanya penertiban dan peningkatan
untuk tidak turun dari Alat pengawasan pada TPI Pelabuhan laut
Angkutnya; dan Tanjung Perak Surabaya yang terdapat di
h. Menanggung segala biaya yang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
timbul sebagai akibat pemulangan 2011.Tabel dan grafik dapat digunakan untuk
setiap penumpang dan/atau awak memperjelas penyajian hasil penelitian
Alat Angkutnya (Pemerintah, 2013). secara verbal, dan harus diberi komentar atau
dibahas.
Jika penanggung jawab alat angkut
tidak memenuhi kewajibannya petugas PENUTUP
imigrasi dapat memberikan sanksi yang
sesuai dengan Pasal 79 Undang-Undang Kesimpulan
Nomor 6 Tahun 2011 maka penanggung Demi mewujudkan tegaknya
jawab alat angkut dapat dikenai biaya beban kedaulatan dan keamanan negara, Indonesia
dan jika penanggung jawab alat angkut tidak
harus mengedepankan tugas dan fungsi
membayar biaya beban maka penanggung keimigrasian didalam memfilterisasi orang
jawab alat angkut dapat dipidana dengan yang mau masuk atau keluar dari wilayah
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan Indonesia dengan cara memegang teguh
atau pidana denda sebanyak prinsip keimigrasian yaitu selective policy
Rp100.000.000,00 yang sesuai dengan terutama bagi petugas imigrasi yang di
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 pada tempat pemeriksaan imigrasi baik yang di
pasal 115. bandara, pelabuhan, dan bahkan di pos lintas
Demikian telah dijabarkan tindakan batas yang harus selalu mengedepankan
yang diambil apabila pelangaran yang prinsip tersebut yaitu hanya orang asing yang
mengarah pada tindak pidana keimigrasian bermanfaatlah dan menguntungkan negara
oleh penanggung jawab alat angkut tidak Indonesia yang dapat masuk ke wilayah
melaksanakan kewajibannya. Namun Indonesia. Pengawasan merupakan
terkadang hal ini sangat sulit untuk
komponen penting dalam berjalannya suatu
dilaksanakan selain kesulitan dalam mencari organisasi, ia berfungsi tidak saja sebagai
dan menetapkan barang bukti dan tersangka tolok ukur dan kendali jalannya kegiatan
juga mengenai carut marut dan tata laksana akan tetapi juga sebagai komponen pencegah
pelaksanaan Tusi Petugas imigrasi di terjadinya pelanggaran.
Pendaratan harus segera ditata ulang serta Peningkatan pengawasan terhadap alat
SOP yang ada harus dilaksanakan. Untuk angkut laut pada TPI Pelabuhan Laut
itu peningkata pengawasan terhadap Tanjung Perak harus di mulai dari
alatangkut laut pada TPI Pelabuhan laut pembenahan aturan dalam melaksanakan
Tanjung perak harus dilkukan melalui Tugas dan fungsi keimigrasian dengan
pembinaan oleh Kepala Divisi. mengedepankan pelaksanaan SOP

33
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

pendaratan keimigrasian, pengaturan dan alat angkut seperti Pemilik


ketersediaan SDM penyiapan anggaran yang Perusahan/Kapal, Nahkoda Kapal,
memadai serta adanya peningkatan dan Agen Kapal yang ada di
kesejahteraan petugas dalam melaksanakan Wilayah pelabuhan TPI Tanjung
tugasnya baik mengenai ketersediaan alat Perak maupun di seluruh wilayah
tranportasi dan akomodasi di luar daerah. Pelabuhan Indonesia.
Permasalahan yang timbul selama ini 2. Perlu dilakukan pencerahan
terutama dalam pelayanan penyelesaian terhadap Petugas mengenai Tusi
pendaratan bagi awak angkut laut, Keimigrasian dalam melaksanakan
sesungguhnya dikarenakan pelaksanaan SOP SOP Pendratan dan sosialisasi
pendaratan sebagaimana pada Integritas anti Pungli dan korupsi
Permenkumham No. 44 Tahun 2015 belum sehingga dapat meninggalkan
dijalankan secara maksimal, kebiasaan lama kebiasaan lama yang dapat
yang mentradisi dalam tugas pendratan masih menjatuhkan harkat dan martabat
berjalan. Mindset seperti ini jelas sudah tidak petugas dimata
sesuai lagi dengan keadaan sekarang dengan agent/penngungjawab alat angkut
kemajuan IT yang pesat serta tidak senapas laut daln masyarakat guna
dengan Tata Nilai Kemenkumham yaitu penegakan hokum keimigrasian di
PASTI (Profesional, Akuntable, Sinergi, TPI Pelabuhan Laut Tanjung Perak.
Tranfaran dan Inovatif). Ahkirnya 3. Perlu dilakukan pembenahan dalam
diharapkan setelah pembenahan internal penugasan penambahan SDM
dilakukan kemudian digalakkan penegakan (Sumber Daya Manusia) pada TPI
hukum terhadap pelanggaran atau tindak Tanjung Perak menjadi prioritas
pidana keimigrasian pada awak angkut laut dimana pada saat ini terasa
juga pada penanggung-jawab alat angkut laut kepadatan petugas berada pada
guna mewujudkan petugas Imigrasi yang pelayanan Keimigrasian pada
berwibawa, professional dengan integritas pelayanan paspor terbukti dengan
yang tinggi. gencarnya kepala kantor
menawarkan pembukaan ULP
SARAN (Unit Pelayanan Paspor) kedaerah-
Dari hasil penelitian dalam daerah yang tentunya ada
pembahasan yang diangkat, penulis ketersediaan SDM untuk
memberikan saran dan masukan kepada pembetukan ULP dimaksud.
pihak Kemenkumham, Sekjen 4. Anggaran bagi Kantor TPI Tanjung
Kemenkumham, Dirjenim, dan Kantor Perak agar dapat diusulkan untuk
Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak penempatan paling sedikit 25 (dua
Surabaya. Adapun saran yang dapat puluh lima) petugas yang tidak
disampaikan oleh penulis adalah sebagai hanya di TPI Tanjung Perak akan
berikut: tetapi untuk melaksanakan
tugasnya pada pos Imigrasi di
1. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap
Dermaga Gersik dsb. Dimana
peraturan pada Permenkumham
sering dilakukan pendaratan diluar
No. 44 Tahun 2015 pada pasal 4
area TPI Tanjung Perak juga alat
dan pasal 5 Junto UU No. 6 Tahun
tranportasi yang memadai untuk
2011: Pasal 17, 18, dan pasal 19,
pelaksanaan tugas yang sesuai
dan Junto pada PP No. 31 Tahun
dengan peraturan SOP Dirjenim
2013: Pasal 17 dan pasal 18
yang telah di tentukan.
Tentang Kewajiban dan Larangan
Penanggung Jawab Alat Angkut
Laut terhadap penanggung jawab
UCAPAN TERIMA KASIH
34
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828

Berisi ucapan terima kasih kepada Wilayah Indonesia, 2015.


pihak-pihak yang memberikan bantuan www. peraturan.go.id
selama pelaksanaan penelitian/penulisan
artikel (contoh: pihak yang memberikan dana
penelitian, membantu dalam teknik penulisan,
dan sebagainya).

DAFTAR PUSTAKA

Mertokusumo, Sudikno. 1993. “Penemuan


Hukum. PT Citra Aditya Bakti.
Nataadmadja & Associates Law Firm. (n.d.).
“Pemberian Izin Tinggal Terbatas
Perairan.”
https://www.surialaw.com/new/pemberi
an-izin-tinggal-terbatas-perairan

Nursanto, G.A. 2018. Pengeintegrasian


Advance Passenger Informattion System
Dalam Proses Penyelesaian
Keimigrasian Untuk Kapal Laut Non
Reguler. Jurnal Ilmiah Kajian
Keimigrasian, 1, 1-17.
Soekanto, Soerjono. Penelitian Hukum
Normatif. PT Raja Grafindo Persada.
Susanto, Dody. 2012 “Wiyata Negara
Pancasila.”
Suyono, C.R.P. 2005. No Title (PPM (Ed);
3rd ed.)
Kakanim Kelas I TPI Tanjung Perak,
Sugiono, S.H. (n.d.).
Kasi Lantaskim Kanim Kelas I TPI Tanjung
Perak, Soesilo Sumedi, A.Md.Im., S.H.,
M.Si. (n.d.).
Hasil Wawancara Agen Kapal PT. Samudera
Indonesia. (n.d.).
Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian, 2011.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 31 Tahun 2013 Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 6
Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Ekp,
13(3), 2013.
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No.
17 Tahun 2016 Tentang Tempat
Pemeriksaan Imigrasi, 2016.
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No.
44 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemeriksaan Masuk dan Keluar
35

You might also like