Professional Documents
Culture Documents
Artikel Keimigrasian
Artikel Keimigrasian
1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
ABSTRACT
For the sake of realizing the upholding of state sovereignty and security, Indonesia must prioritize the
duties and functions of Immigration in filtering people who want to enter or leave the territory of
Indonesia by upholding the principle of Immigration, namely selective policy, especially for
immigration officers at immigration checkpoints at airports, ports, and even at cross-border posts that
must always prioritize this principle, that is, only foreigners who benefit and benefit the Indonesian
state can enter Indonesian territory. Increased supervision of sea transportation means at the Tanjung
Perak Seaport TPI must start from reforming the rules in carrying out immigration duties and functions
by prioritizing immigration landing SOPs, regulation and availability of adequate budget preparation
human resources as well as an increase in the welfare of officers in carrying out their duties both
regarding the availability of equipment. transportation and accommodation outside the area.
Permenkumham Number 44 of 2015 has not been implemented optimally, the old habits that have
traditionally been in the landing task are still running. This mindset is clearly no longer appropriate to
the current situation with rapid technological advances and is not in line with the Kemenkumhan
Values, namely "PASTI".
ABSTRAK
Demi mewujudkan tegaknya kedaulatan dan keamanan negara, Indonesia harus mengedepankan tugas
dan fungsi Keimigrasian di dalam memfilterisasi orang yang mau masuk atau keluar dari wilayah
Indonesia dengan cara memegang teguh prinsip Keimgirasian yaitu selective policy terutama bagi
petugas imigrasi yang di tempat pemeriksaan imigrasi baik yang di bandara, pelabuhan, dan bahkan di
pos lintas batas yang harus selalu mengedepankan prinsip tersebut yaitu hanya orang asing yang
bermanfaatlah dan menguntungkan negara Indonesia yang dapat masuk ke wilayah Indonesia.
Peningkatan pengawasan terhadap alat angkut laut pada TPI Pelabuhan Laut Tanjung Perak harus
dimulai dari pembenahan aturan dalam melaksanakan tugas dan fungsi keimigrasian dengan
mengedepankan SOP pendaratan keimigrasian, pengaturan, dan ketersediaan SDM penyiapan anggaran
yang memadai serta adanya peningkatan kesejahteraan petugas dalam melaksanakan tugasnya baik
mengenai ketersediaan alat transportasi dan akomodasi diluar daerah. Permenkumham Nomor 44 Tahun
2015 belum dijalankan secara maksimal, kebiasaan lama yang mentradisi dalam tugas pendaratan masih
berjalan. Mindset seperti ini jelas sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang dengan kemajuan
teknologi yang pesat serta tidak sejalan dengan Tata Nilai Kemenkumhan yaitu “PASTI”.
Kata Kunci: Tempat Pemeriksaan Imigrasi, Selective Policy, Alat Angkut Laut
23
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
26
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
28
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
pelaksana tersebut pada bagian b angka 2 Imigrasi Tanjung Perak untuk diselesaikan
(dua) adalah sebagai berikut: Pendaratannya.
Pada Permenkumham No. 44 Tahun
a) Penanggung jawab alat angkut yang
2015 pada pasal 58 terdapat aturan yang
tiba dari luar wilayah Indonesia dan
sama yaitu tata cara pemeriksaan kapal bagi
berlabuh dalam area pelabuhan laut
nahkoda, awak kapal, dan tenaga ahli asing
atau bersandar di dermaga pelabuhan
di atas kapal laut atau alat apungnya, yang
laut yang telah ditetapkan sebagai
datang langsung dengan Alat Angkutnya
tempat pemeriksan keimigrasian,
untuk beroperasi di perairan Nusantara, laut
wajib mengibarkan bendera isyarat
teritorial, landas kontinen, dan/atau Zona
“N” yang menyatakan bahwa alat
Ekonomi Ekslusif Indonesia, dilakukan oleh
angkut tersebut membawa
Petugas Pemeriksa Imigrasi dengan
penumpang yang memerlukan
mekanisme sebagai berikut yaitu:
pemeriksaan keimigrasian.
b) Pada dasarnya pemeriksaan a) Melakukan pemberitahuan
keimigrasian dilakukan diatas alat kedatangan (minimal 6 jam utuk
angkut setelah pemeriksaan petugas jadwal regular dan 48 jam bagi
karantina selesai dan bendera “Q” jadwal non schedule);
yang berwarna kuning telah b) Memeriksa dokumen perjalanan
diturunkan. Nahkoda atau Kapten dan/atau buku pelaut nahkoda, awak
kapal berkewajiban untuk melarang kapal, dan tenaga ahli asing;
setiap orang naik atau turun dari c) Memeriksa daftar awak kapal;
kapal tanpa izin Pejabat Imigrasi d) Memindai dokumen perjalanan;
sebelum dan selama dilakukan e) Mengambil data biometrik; dan
pemeriksaan keimigrasian. f) Memeriksa dalam daftar
Penangkalan (Menteri Hukum dan
Sedangkan pada pelaksanaan pendaratan alat
HAM RI, 2015).
angkut laut pada TPI pelabuhan laut
Tanjung Perak non penumpang baik yang Selain itu meskipun petugas Imigrasi
terjadwal reguler maupun yang non reguler telah melakukan pemeriksaan diatas alat
ada beberapa cara antara lain : angkut laut sebagaimana (Permenkumham
Petugas CIQ (Custom, Immigration dan No. 44 Tahun 2015 pada pasal 58) namun
Quarantine) pemeriksaan fisik awak angkut sering tidak
Dijemput agent untuk bersama-sama dilakukan apalagi mendatangi tempat
naik keatas alat angkut yang telah ditentukan dimana awak angkut berada selayaknya
berada didaerah pemeriksaan area pemeriksaan pada umumnya dilakukan.
syahbandar dimana alat angkut tersebut Petugas hanya mencocokkan jumlah awak
dinyatakan siap untuk diperiksa. angkut laut dengan nama danjumlah yang
Petugas CIQ (Custom, Immigration dan tertera pada general list atau crew list dan
Quarantine) membubuhkan cap pendaratan dan clearance
Dijemput agent untuk bersama-sama kapal. Hal tersebut dirasakan lumrah dan
naik keatas alat angkut yang telah ditentukan biasa menurut kebiasaan sehingga agent
berada didaerah pemeriksaan area kapal merasakan tugas Petugas imigrasi
syahbandar namun posisi alat angkut berada hanya membubuhkan cap pada paspor crew
jauh dari area pelabuhan laut Tanjung Perak, dan cap clereance kapal.
misalnya wilayah Gresik. Pada aturan-aturan ini yang
Agent Kapal menimbulkan image bahwa pelaksanaan
pendaratan dan di Pos Imigrasi dirasakan
Mengumpulkan semua
sama tanpa disadari adanya ancaman apabila
paspor/dokumen Keimigrasian awak alat
ada penumpang gelap (Stoaway) yang
angkut beserta Crew List dibawa ke pos
menyelinap atau ada crew tanpa dokumen
29
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
dan sebagainya yang dapat mengancam hingga sekarang menjadi sekitar 30 (tiga
keamanan negara nantinya. puluhan) per harinya, itu dikarenakan
banyak perusahaan yang berhenti atau tidak
Penulis telah melakukan wawancara mengespor imporkan barang perusahaan
kepada Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI mereka dan banyak juga perusahaan yang
Tanjung Perak dengan bapak Sugiono, S.H. bangkrut akibat pandemi ini sehingga kapal
Beliau mengatakan bahwa: yang datang juga ikut berkurang
“Dalam hal clearence kapal seharusnya dibandingkan tahun sebelum pandemi ini
petugas Imigrasi yang di TPI yang sedang kapal yang datang cukup banyak ”(Kasi
bertugas seharusnya naik dan memeriksa Lantaskim Kanim Kelas I TPI Tanjung
kapal tersebut tapi hal itu sulit dilakukan Perak, Soesilo Sumedi, A.Md.Im., S.H., M.Si,
petugas di karenakan kurangnya SDM n.d.).
(Sumber Daya Manusia) dan anggaran. Dan penulis juga mewawancari Kasubsi
Imigrasi Tanjung Perak memiliki pegawai Pemeriksa Kantor Imigrasi Kelas I TPI
berjumlah 103 orang dan yang terdiri dari 1 Tanjung Perak dengan bapak Anggi
orang sebagai kepala kantor, 1 orang Adriyudo, A.Md.Im., S.H. yaitu untuk
sebagai Kasubang TU, 4 orang sebagai mengetahui secara langsung bagaimana
Kasi, 3 orang sebagai Kaur, 8 orang penerapan SOP pemeriksaan penyelesain
sebagai Kasusbsi, 11 orang sebagai PI, 24 keimigrasian bagi awak alat angkut yang
orang sebagai Analis Keimigrasian, 51 datang dari luar wilayah Indonesia, beliau
orang sebagai Pelaksana dan ditambah mengatakan bahwa:
pegawai tambahan 35 orang yang terdiri “Dalam penerapan pelaksanaan SOP
dari 22 orang sebagai Honorer, 4 orang pemeriksaan penyelesaian keimigrasian
sebagai Driver, dan 9 orang sebagai bagi awak alat angkut laut yang datang dari
Security. ”(Kakanim Kelas I TPI Tanjung luar wilayah Indonesia sulit untuk
Perak, Sugiono, S.H, n.d.) dilaksanakan dikarenakan kurangnya SDM
Dan penulis melanjutkan ke Kasi (Sumber Daya Manusia) dan kurangnya
Lantaskim dengan bapak Soesilo Sumedi, anggaran kantor. Pada kantor TPI Tanjung
A.Md.Im., S.H., M.Si. Perak memiliki pegawai sebanyak 7 (tujuh)
“Dalam teknis pemeriksaan orang antara lain 1 (satu) orang sebagai
keimigrasian terhadap kapal yang datang Kasubsi Pemeriksa Keimigrasian, 4 (empat)
dari luar wilayah Indonesia kita orang sebagai petugas pendaratan dan 2
menerapkan SOP Pemeriksaan awak alat (dua) orang Honorer. Pada kantor TPI
angkut yang sesuai dengan Permenkumham Tanjung Perak memberlakukan jadwal piket
No.44 tahun 2015 Tentang Tata Cara harian agar dapat berbagi dalam kerja dan
Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah waktu beristirahat karena sistem kerja
Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi, mereka satu hari kerja full dan satu hari
namun SOP tersebut disederhanakan oleh libur.”
kantor imigrasi tanjung perak yang mana Jika yang menjadi kendala di lapangan
disesuiakan dengan UU keimigrasian dan di karanakan kurangnya tenaga SDM dan
Permenkumham No. 44 tahun 2015 tersebut terbatasnya anggaran sebagaimana hasil
agar petugas lebih mudah memahami penjelasan dari kepala kantor dan kepala
prosedurnya. Penangungg jawab alat seksi seyogyanya hal tersebut telah teratasi
angkut diwajibkan untuk melapor terlebih sejak dahulu karena dari penelitian terdahulu
dahulu rencana kedatangan kapal tersebut pun kendala serupa yang menjadi dasar
sebelum kapal datang ke wilayah Indonesia kurang optimalnya pelaksanaan pendaratan
jika tidak dapat dilakukan penegakan hukum. di TPI Pelabuhan Laut Tanjung Perak juga
Data perlintasan kapal saat pandemi ini kendala serupa di hamper semua TPI laut di
turun drastis yang biasanya dapat mencapai seluruh Indonesia. Jika ikuti sejarah dari
hingga 100 (seratus) kapal per harinya terbentuknya Unit Pelaksana Tehnis Kantor
30
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
Imigrasi Tanjung Perak yang berasal dari berangkat maupun yang datang dari
Pos Imigrasi yang tugasnya hanya melayani luar negeri.
jasa keimigrasian dibidang pelayanan c. Mencocokkan nama, data diri, dan
pendaratan Kapal dengan berkembangnya photo awak alat angkutnya serta
kemajuan jaman serta kapasitas pekerjaan posisi di kapal tersebut sebagai apa
dan ragam pelayanan Keimigrasian yang yang telah di sahkan nahkoda.
kian meningkat maka terbentuklah UPT d. Memeriksa keabsahan dokumen
Imigrasi Taanjung Perak. Dengan adanya perjalananya dan memeriksa daftar
sejarah berdirinya Kanim Tanjung Perak penangkalan serta masa berlaku
seyogyanya kosentrasi utama pada kantor paspornya.
imigrasi ini seharusnya menitik beratkan e. Memberikan tanda masuk atau tolak
pada peningkatan pelayanan Keimigrasian di sesuai dengan ketentuan yang
bidang Pendaratan TPI laut. berlaku.
Dengan jumlah 103 (serratus tiga) f. Membuat laporan kerja yang meliputi
pegawai dan menugaskan 7 (tujuh) personil jumlah kedatangan atau
memang menjadi kendala dalam keberangkatan penumpang atau awak
pelaksanaan pelayanan Keimigrasian di TPI kapal dan pemberian izin masuk atau
Pelabuhan Laut Tanjung Perak. Di sisi lain tolak masuk.
mengenai anggaran tentunya disesuaikan Koordinasi Dengan Intansi Terkait
dengan keadaan di lapangan bukti dan Dalam hal perijinan masuknya kapal
pelaksanaan pendaratan di TPI Tanjung asing ke wilayah pelabuhan Indonesia bukan
Perak tentunya disesuaikan dengan anggaran hanya imigrasi yang menaganinya namun
yang dibutuhkan oleh 7 (tujuh) petugas ada banyak intansi yang ikut berperan dalam
tersebut tidak mungkin akan dilakukan hal perijinan masuknya kapal asing tersebut
penambahan penganggaran jika tidak ada antara lain di sektor keamanan ada intansi
data dukung akan kebutuhan yang
LAMTAMAL, BAKAMLA, dan
meningkat. Hal ini harusdisadari oleh POLAIRUD dan di sektor pemeriksaan dan
pimpinan Kanim Tanjung Perak untuk perijinan ada intansi KKP/Karantin, Imigrasi,
mengumpulkan data dukung dalam Beacukai, dan ada juga sektor otoritas
pengusulan anggaran tahun depannya serta pelabuhan yaitu Intansi Syahbandar.
adanya pengawasan dan review serta Koordinasi antar instansi terkait
bimbingan dari divisi keimigrasian yang dalam pelaksanaan Pendaratan baik antra
mungkin dalam laporan bulannya tidak ada personil CIQ juga terhadap Instansi terkait
hal spesifik yang dilaporka serta pengajuan di TPI Pelabuhan laut Tanjung perak telah
tambahan tenaga SDM dan Anggaran di TPI. berjalan baik dimana pertukaran informasi
Tugas Dan Wewenang Pejabat Imigrasi berjalan melalui rapat-rapat yang diadakan
Petugas imigrasi yang melaksanakan masing-masing instansi juga melibatkan
tugasnya di TPI laut memiliki tugas dan agent pelayaran dan stockholder yang ada.
wewenangnya sebagai pejabat pendaratan, Dalam rapat membahas permsalahan actual
adapun tugas pejabat migrasi dalam hal dilapangan dan selalu membahas kendala
melayani pendaratan dilaut antara lain: dalam pelaksanaan tugas serta mencari
solusinya. Mengenai keterlambatan
a. Melakukan pemeriksaan dokumen
pemberitahuan kedatangan Kapal yang
perjalanan baik penumpang dan juga
menjadi momok bagi petugas Imigrasi
seluruh awak alat angkut yang ada di
sesungguhnya masing-masing perusahan
kapal tersebut yang mau masuk atau
pelayaran dan Agent atau sub agent selalu
mau keluar dari wilayah Indonesia.
berdalih di pos imigrasi tidak ada orang,
b. Memeriksa daftar penumpang dan
tidak ada kurir yang mengantar surat ke
daftar awak alat angkutnya yang akan
kantor dan banyak lagi alasan yang kurang
31
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
dapat diterima secara logis. Kembali pada dilanggar harus ditegakan melalui
kebiasan yang terjadi menjadi momok bagi penegakan hukum secara otomatis ada
petugas imigrasi yang menginginkan adanya perlindungan dari hukum terhadap segala
pelaksanaan tugas sesuai SOP yang ada kepentingan manusia (Sudikno
bahkan petugas agent mengetahui bahwa ada Mertokusumo, 1993).
sanksi pidana terhadap kelalaian terhadap Penanggung jawab alat angkut laut
pemberian surat kedatangan kapal memilik kewajiban yang harus dilaksanakan
(Permenkumham 44 Tahun 2015). pemeriksaan keimigrasian bagi awak alat
Seharusnya Imigrasi dapat meniru angkut laut yang datang ke pelabuhan
Pelaksanaan tugas dari beacukai yang selalu wilayah Indonesia jika penanggung jawab
mengisi tempat yang diberikan yaitu alat angkut tidak memenuhi kewajibannya
ruangan pada dermaga yang dekat dengan dapat di kenai biaya beban dan tindak pidana
lokasi pendaratan laut serta adanya Surat keimigrasian. Adapun kewajiban
Perintah Dinas (SPD) pada setiap penugasan penanggung jawab alat angkut yang tertuang
di luar wilayah pelabuhan Tanjung Perak, pada peraturan dan undang-undang sebagai
dimana selama ini beban tranportasi dan berikut yang terdapat dalam Permenkumham
konsumsi dibebankan pada agent. No. 44 Tahun 2015 pada pasal 4 dan pasal 5
Kebiasan ini menjadi biasa dimana agent Junto UU No. 6 Tahun 2011: Pasal 17, 18,
yang melakukan pengumpulan dokim secara dan pasal 19, dan Junto pada PP No. 31
kolektif dan penyelesaiannya dilakukan di Tahun 2013: Pasal 17 dan pasal 18.
Pos Imigrasi atau di Kantor Imigrasi. Hal ini Penanggung Jawab Alat Angkut yang datang
lumrah dilakukan karena dianggap aman dan dari luar Wilayah Indonesia diwajibkan
menguntungkan dimana kerja agent menjadi untuk:
ringan dan petugas dapat menerima uang a. Sebelum kedatangan atau
Clearence. Memang dirasakan tidak pernah keberangkatan alat angkut laut/kapal
terjadi adanya pelanggaran awak kapal
penanggung jawab alat angkut harus
secara perseorangan namun jelas ada bahaya memberitahukan rencana kedatangan
yang mengancam sewaktu-waktu serta tidak atau keberangkatan secara tertulis
melaksanakan tugas bagi Petugas imigrasi atau elektronik kepada Pejabat
ada ancaman pidana bagi petugas dan ini Imigrasi dalam waktu paling lambat
harus segera dibenahi. 6 (enam) jam sebelum Alat Angkut
reguler tiba dan paling lambat 48
B. Penerapan Pengawasan Dan (empat puluh delapan) jam sebelum
Penegakkan Hukum Keimigrasian Alat Angkut nonreguler tiba;
Bagi Awak Alat Angkut Laut Dan b. Menyampaikan daftar penumpang
Penanggung Jawabnya Yang Tidak dan daftar awak Alat Angkut atau
Memenuhi Kewajiban Dan crew list yang ditandatanganinya
Larangannya kepada Pejabat Imigrasi;
Pengawasan Keimigrasian Terhadap
Awak Alat Angkut.
Indonesia adalah negara berdaulat c. Memberikan tanda atau mengibarkan
yang harus selalu menegakan hukum di bendera isyarat bagi kapal laut yang
negaranya agar negara tersebut tetap datang dari luar Wilayah Indonesia
berdaulat. Hukum berfungsi sebagai dengan membawa penumpang;
pelindung kepentingan kehidupan manusia, d. Melarang setiap orang naik atau
agar kepentingan hidup manusia itu turun dari Alat Angkut tanpa izin
terlindungi secara baik, normal, damai, dan Pejabat Imigrasi sebelum dan selama
adil maka hukum harus di laksanakan dan dilakukan pemeriksaan
ditegakan. Dalam hal ini hukum yang Keimigrasian;
32
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
e. Melarang setiap orang naik atau Untuk itu dalam menjalankan urusan
turun dari Alat Angkut yang telah pemerintahan negara, imigrasi menjalankan
mendapat penyelesaian Keimigrasian fungsinya sebagai pemberi pelayanan
selama menunggu keberangkatan; keimigrasian, keamanan negara, penegakan
f. Membawa kembali keluar Wilayah hukum, dan sebagai fasilitator pembangunan
Indonesia pada kesempatan pertama kesejahteraan masyarakat Indonesia. Di
setiap Orang Asing yang tidak dalam penegakan hukum imigrasi memiliki
memenuhi persyaratan yang datang aturan yang harus di taati bagi warga orang
dengan Alat Angkutnya; asing ataupun warga negara Indonesia yang
g. Menjamin bahwa Orang Asing yang ingin masuk atau kelauar dari wilayah
diduga atau dicurigai akan masuk Indonesia dimana dalam scop kecilnya perlu
Wilayah Indonesia secara tidak sah adanya penertiban dan peningkatan
untuk tidak turun dari Alat pengawasan pada TPI Pelabuhan laut
Angkutnya; dan Tanjung Perak Surabaya yang terdapat di
h. Menanggung segala biaya yang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
timbul sebagai akibat pemulangan 2011.Tabel dan grafik dapat digunakan untuk
setiap penumpang dan/atau awak memperjelas penyajian hasil penelitian
Alat Angkutnya (Pemerintah, 2013). secara verbal, dan harus diberi komentar atau
dibahas.
Jika penanggung jawab alat angkut
tidak memenuhi kewajibannya petugas PENUTUP
imigrasi dapat memberikan sanksi yang
sesuai dengan Pasal 79 Undang-Undang Kesimpulan
Nomor 6 Tahun 2011 maka penanggung Demi mewujudkan tegaknya
jawab alat angkut dapat dikenai biaya beban kedaulatan dan keamanan negara, Indonesia
dan jika penanggung jawab alat angkut tidak
harus mengedepankan tugas dan fungsi
membayar biaya beban maka penanggung keimigrasian didalam memfilterisasi orang
jawab alat angkut dapat dipidana dengan yang mau masuk atau keluar dari wilayah
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan Indonesia dengan cara memegang teguh
atau pidana denda sebanyak prinsip keimigrasian yaitu selective policy
Rp100.000.000,00 yang sesuai dengan terutama bagi petugas imigrasi yang di
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 pada tempat pemeriksaan imigrasi baik yang di
pasal 115. bandara, pelabuhan, dan bahkan di pos lintas
Demikian telah dijabarkan tindakan batas yang harus selalu mengedepankan
yang diambil apabila pelangaran yang prinsip tersebut yaitu hanya orang asing yang
mengarah pada tindak pidana keimigrasian bermanfaatlah dan menguntungkan negara
oleh penanggung jawab alat angkut tidak Indonesia yang dapat masuk ke wilayah
melaksanakan kewajibannya. Namun Indonesia. Pengawasan merupakan
terkadang hal ini sangat sulit untuk
komponen penting dalam berjalannya suatu
dilaksanakan selain kesulitan dalam mencari organisasi, ia berfungsi tidak saja sebagai
dan menetapkan barang bukti dan tersangka tolok ukur dan kendali jalannya kegiatan
juga mengenai carut marut dan tata laksana akan tetapi juga sebagai komponen pencegah
pelaksanaan Tusi Petugas imigrasi di terjadinya pelanggaran.
Pendaratan harus segera ditata ulang serta Peningkatan pengawasan terhadap alat
SOP yang ada harus dilaksanakan. Untuk angkut laut pada TPI Pelabuhan Laut
itu peningkata pengawasan terhadap Tanjung Perak harus di mulai dari
alatangkut laut pada TPI Pelabuhan laut pembenahan aturan dalam melaksanakan
Tanjung perak harus dilkukan melalui Tugas dan fungsi keimigrasian dengan
pembinaan oleh Kepala Divisi. mengedepankan pelaksanaan SOP
33
Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian Vol. 4 No. 1 Tahun 2021
Politeknik Imigrasi ISSN: 2622 - 4828
DAFTAR PUSTAKA