Professional Documents
Culture Documents
Media Komunikas Geografi Vol. 20, No.2, Desember 2019 (186 - 198)
DOI: 10.23887/mkg.v20i2.21151
© 2019 FHIS UNDIKSHA dan IGI
Abstract The increasing number of population and the high development activities in the city of
Palembang has increased industrial activities, settlement activities, and other activities that make an
increase in the amount of waste generated every day. The problem in this research is the determinant
factors that most influence the Musi River pollution in Palembang City. The method used in this
research is the case study method with a survey approach. Primary data obtained from field research
and laboratory analysis include TDS, TSS, pH, Iron (Fe), Lead (Pb), Ammoniac (NH3-N) Phosphate
(PO4-P), DO, COD, BOD, and total Coliform concentration. The results of the study are the most
dominant chemical elements, namely iron elements in river water, iron elements between 288 mg/l to
453 mg/l. The highest concentration of ammonia is at sample point 1, which is located downstream of
the Musi River; high levels of ammonia are sourced from industrial activities and domestic household
activities. The COD concentration in the Musi River water is above the standard threshold of 97 mg / l.
Concentrations that exceed other thresholds, namely BOD and DO concentrations. This condition can
be caused by the decomposition of organic elements contained in river water. The results of the study
concluded that the determinant factors that have a significant influence on the pollution of the Musi
River are household waste factors, and the second determinant factor is industrial factors.
Abstrak Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan tingginya kegiatan pembangunan di Kota
Palembang mengakibatkan semakin meningkatnya kegiatan industri, kegiatan permukiman, dan
kegiatan lainnya yang menjadikan peningkatan terhadap jumlah limbah yang dihasilkan setiap
harinya. Masalah dalam penelitian yaitu Faktor –faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap
pencemaran Sungai Musi di Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus dengan pendekatan survai. Data primer diperoleh dari hasil penelitian di lapangan
dan hasil analisis laboratorium meliputi konsentrasi TDS, TSS, pH, Besi (Fe), Timbal (Pb), Ammoniak
(NH3-N) Phosphate (PO4-P), DO, COD, BOD, dan konsentrasi Colyform Total. Hasil penelitian yaitu
unsur kimia yang paling dominan yaitu unsur besi dalam air sungai, unsur besi antara 288 mg/l
sampai dengan 453 mg/l. Konsentrasi Amoniak tertinggi berada pada titik sampel 1 yang terletak pada
hilir Sungai Musi, tingginya kadar amoniak bersumber dari kegiatan industri dan kegiatan domestik
rumah tangga. Konsentrasi COD pada air Sungai Musi berada diatas ambang batas normal yaitu 97
mg/l. Konsentrasi yang melebihi ambang batas yang lain yaitu konsentrasi BOD dan DO. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh dekomposisi unsur organik yang terdapat dalam air sungai. Dari hasil
penelitian disimpulkan bahwa faktor determinan yang berpengaruh utama terhadap pencemaran
Sungai Musi yaitu faktor sampah rumah tangga dan faktor determinan yang kedua adalah faktor
indistri.
daerah hulu yang menuju ke daerah untuk diminum dan sedimen serta bahan
hilirpun menjadi meningkat. Pada akhirnya tersuspensi seperti pasir, lumpur, tanah,
daerah hilir merupakan tempat akumulasi dan bahan kimia inorganik menjadi bentuk
dari proses pembuangan limbah cair yang bahan tersuspensi di dalam air, sehingga
dimulai dari hulu (Agustine, Sudirja, & bahan tersebut menjadi penyebab polusi
Harryanto, 2018). Kegiatan pembangunan tertinggi di dalam air.
yang semakin berkembang berdampak Semakin bertambahnya jumlah
pada peningkatan jumlah penduduk penduduk dan tingginya kegiatan
sehingga terjadi penutupan permukaan pembangunan di Kota Palembang
tanah, mempersempit daerah resapan air, mengakibatkan semakin meningkatnya
dan terjadi peningkatan penggunaan kegiatan industri, kegiatan permukiman,
sumberdaya alam. Salah satu dan kegiatan lainnya yang menjadikan
pencemaran yang dapat terjadi sebagai peningkatan terhadap jumlah limbah yang
dampak adanya kegiatan pembangunan dihasilkan setiap harinya. Tinggginya
adalah pencemaran perairan (Mahyudin, jumlah limbah yang dihasilkan dari proses
Soemarno, & Prayogo, 2015). Selain itu industri dan proses kegiatan domestik
dengan adanya kegiatan pembangunan tidak disertai dengan pengelolaan
industri akan mengakibatkan paparan terhadap limbah yang ada sehingga
logam berat kedalam sungai (Casali et al., sungai dijadikan salah satu tempat yang
2010; Yudo, 2010). digunakan sebagai tempat pembuangan
Kegiatan industri dan aktivitas limbah baik limbah industri, limbah organik
manusia akan meningkatkan jumlah maupun limbah anorganik. Dari proses
buangan atau polutan ke perairan dan tersebut membuat kondisi perairan sungai
merusak lingkungan (Mamun & Zainudin, Musi semakin hari semakin memburuk.
2013). Selain itu, sungai sebagai tempat Kondisi Sungai Musi saat ini telah
penampungan air mempunyai kapasitas masuk dalam kategori tercemar berat. Hal
tertentu dan ini dapat berubah karena itu sangat berdampak terhadap aktivitas
aktivitas alami maupun aktivitas masyarakat yang dominan masih
antropogenik. Biasanya pencemaran yang menggunakan sungai untuk keperluan
terjadi di sungai berasal dari beberapa sehari-hari (Darmono, 2001). Jika
sumber diantaranya yaitu (a) tingginya dipersentasekan, Sungai Musi tersebut
konsentrasi sedimen yang berasal dari telah tercemar berat hingga 50 persen. Ini
erosi tanah, kegiatan pertanian, terungkap berdasarkan pantauan yang
penambangan, kegiatan konstruksi, dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
pembukaan lahan baru dan kegiatan dan Pertanahan Provinsi Sumatera
lainnya yang dapat menimbulkan Selatan di tahun 2016. Kemudian Badan
pengelupasan lapisan tanah; (b) limbah Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera
organik dari hasil proses kegiatan Selatan menyebut Sungai Musi tercemar
domestik manusia, limbah dari hewan dan limbah industri dan limbah domestik atau
tanaman; (c) kegiatan industri yang hasil pembuangan manusia. Meski
membuang residu zat kimia hasil proses demikian, air Sungai Musi masih bisa
kegiatan yang dilakukan (Aina, Endah, & dimanfaatkan sebagai bahan baku air
Kaswinarni, 2016). minum.
Darmono (2001) menyebutkan
bahwa pencemaran yang dapat terjadi di 2. Metode
sungai antara lain pencemaran oleh Penelitian ini merupakan penelitian
mikroorganisme berbagai kuman deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
penyebab penyakit pada makhluk hidup dan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan
seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit pendekatan kuantitatif bertujuan untuk
sering mencemari air. Limbah organik mendeskripsikan kualitas air Sungai Musi.
menyebabkan kurangnya oksigen terlarut, Penelitian ini juga didukung dengan data-
Pencemaran bahan kimia inorganik seperti data kualitatif untuk memberikan analisis
asam, garam dan bahan toksik logam hubungan mengenai aktivitas yang dapat
seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang menimbulkan pencemaran air di Sungai
tinggi dapat menyebabkan air tidak enak Musi dan memberikan solusi terhadap
187 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani
188 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani
189 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani
pencemar dari hulu akan ditransfer pH di atas normal maka bersifat basa. Air
kebagian hilir sungai. Dengan demikian limbah dan buangan industri dapat
dapat disimpulkan bahwa tingginya mempengaruhi pH air yang akhirnya akan
konsentrasi besi di daerah hilir merupakan
berdampak pada kehidupan organisme di
dampak yang ditimbulkan oleh hasil
kegiatan masyarakat dari bagian hulu dalam air (Darmono, 2001). Berdasarkan
sungai dan bagian tengah Sungai Musi di hasil pengukuran pH air di Sungai Musi
Kota Palembang. pada waktu penelitian dan dilanjutkan
dengan uji laboratorium diketahui
pH konsentrasi pH air sungai berkisar antara
pH air normal berkisar antara 6,5 - 6,4 sampai dengan 6,9. Konsentrasi pH
7,5 yang memenuhi syarat untuk suatu pada perairan Sungai Musi disajikan
kehidupan. pH bersifat asam jika nilainya dalam Gambar 1.
di bawah pH normal, sedangkan jika nilai
7,1
7
6,9
6,8
6,7
PH
Unsur (Mg/L)
6,6
6,5
6,4 Linear (Unsur (Mg/L))
6,3
6,2
0 2 4 6 8
Sampel
Gambar 1. Konsentrasi pH
(Sumber: Analisis Data Primer, 2019)
190 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani
191 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani
120
100 Amonia
80 Pospat
60 COD
40 BOD
20 DO
0
0 2 4 6 8
192 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto
193 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto
194 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto
195 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto
batas yang disarankan yaitu 50 mg/l. Dari Dengan demikian dapat disimpulkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa konsentrasi COD pada perairan
kondisi unsure Timbal dalam perairan Sungai Musi berada diatas ambang batas
Sungai Musi masih berada pada ambang normal yang disyaratkan.
normal sesuai dengan baku mutu yang Konsentrasi unsur BOD pada
disarankan. perairan Sungai Musi berkisar antara 2
Konsentrasi DO berkisar antara mg/l sampai dengan 21 mg/l. Konsentrasi
7,37 mg/l sampai dengan 7,64 mg/l. nilai BOD tertinggi berada pada titik
Konsentrasi DO tertinggi berada pada titik sampel 6 dan konsentrasi nilai terendah
sampel 4 yang berada disekitar Pasar 16 berada pada titik sampel 2. Tingginya
Ilir dan Jembatan Ampera. Tingginnya konsentrasi BOD menjadi penenda bahwa
konsentrasi DO pada perairan Sungai kondisi perairan sudah mulai mengalami
Musi berasal dari proses dekomposisi pencemaran.
bahan organik yang berasal dari sampah Secara keseluruhan konsentrasi
organik rumahtangga. Menurunnnya bakteri Coliform di Sungai Musi sudah
kandungan oksigen terlarut dari hulu ke dalam kategori yang sangat tidak baik, hal
hilir di Sungai Musi mengindikasikan ini dilihat dari besarnya konsentrasi bakteri
terjadinya peningkatan proses dalam air. Konsentrasi bakteri koliform
dekomposisi bahan organik dan oksidasi berada pada konsentrasi lebih dari 2400
bahan anorganik akibat meningkatnya MPN Coliform/100 ml. Tingginya
buangan limbah di sekitar sungai tersebut. konsentrasi coliform hampir sama antara
Pada sampel yang termasuk bagian hulu bagian hulu Sungai Musi sampai dengan
terlihat bahwa konsentrasi DO cenderung bagian hilir Sungai Musi Kota Palembang.
lebih tinggi, hal ini dikarenakan lokasi Tingginya konsentrasi bakteri coliform
tersebut masih didominasi oleh lahan hijau berasal dari pembuangan tinja atau
dan belum banyak aktivitas manusia yang kotoran baik yang berasal dari kotoran
menghasilkan limbah yang dapat hewan atau kotoran manusia yang
menurunkan konsentrasi oksigen terlarut. langsung dibuang ke Sungai Musi.
Konsentrasi COD berkisar antara Tingginya konsentrasi bakteri coliform
18 mg/l sampai dengan 97 mg/l. tidak dapat disimpulkan berasal dari
Konsentrasi COD tertinggi berada pada Pencemaran yang bersumber dari
titik sampel 3 yang berada dibagian masyarakat yang ada di Kota Palembang
tengah Sungai Musi Kota Palembang. dikarenakan sebagian besar ditransfer dari
Daerah disekitar sampel penelitian bagian Sungai Musi yang berada di bagian
merupakan daerah yang digunakan Hulu. Aina et al. (2016) menyatakan air
sebagai permukiman padat penduduk yang tercemar akibat segala aktivitas
serta pergudangan. Selain itu daerah ini mengandung jutaan bakteri coliform
juga terdapat industri serta pelabuhan. streptococcus yang berasal dari limbah
Tingginyaa konsentrasi COD pada titik industri, permukiman, dan air tanah.
sampel 3 disebabkan karena transfer Hal ini sesuai dengan penelitian
sedimaen dan limbah organik Setianto & Murjainah (2019) mengenai
rumahtangga yang berasal dari tengah jumlah bakteri colyform terhadap 18
dan hulu Sungai Musi Kota Palembang. sampel airtanah dapat diketaui bahwa
Padatnya konsentrasi penduduk disekitar kandungan bakteri colyform berkisar
bagian tengah sungai menyebebkan antara 0 – 4,5 MPN/100ml airtanah. Tidak
banya sampah arganik rumahtangga yang hanya itu air yang tercemar termasuk
masuk kedalam sungai sehingga didalamnya terdapat bakteri Kondisi ini
membutuhkan oksidasi yang maksimal. dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan
196 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto
baku mutu yang disarankan pada air untuk menunjukan bahwa faktor sampah
kebutuhan airminum baku mutu yang rumahtangga merupakan faktor
disarankan adalah 0 MPN/100ml artinya determinan utama yang mencemari
pada airminum kandungan bakteri coly Sungai Musi. Tingginya kadar organik
harus 0 atau bersih dari bakteri. Dari hasil dalam perairan Sungai Musi dapat dilihat
penelitian masih terdapat beberapa dari konsentrasi kadar TDS, Amoniak
sampel air yang mengandung bakteri coly Total, Besi, Timbal, COD, BOD, DO dan
lebih dari 0 MPN/100ml hal ini konsentrasi bakteri colyform yang berada
mengindikasikan bahwa kondisi air dari diatas ambang batas baik dari sungai
beberapa sumur warga telah mengalami bagian hulu maupun bagian hilir.
pencemaran.Pencemaran pada airsumur Pengelolaan limbah cair industri di
sebagian besar disebabkan oleh kondisi Kota Palembang masih kurang mendapat
lingkungan yang kurang dikelola dengan perhatian. Limbah cair industri terutama
baik. Penggunaan airsumur pada daerah industri besar sebagian diolah langsung
penelitian untuk pemenuhan kebutuhan air oleh masing-masing industri dimana
konsumsi harus melalui proses sistemnya sangat bergantung pada jenis
pengolahan agar airtanah yang limbah yang dihasilkan, namun demikian
dikonsumsi bebas dari kandungan bakteri ada beberapa industri yang langsung
coly. membuang ke badan air.
Penelitian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar 4. Kesimpulan
pengaruh tingkat pencemaran yang terjadi Ada dua faktor pencemaran pada
pada perairan di Sungai Musi disebabkan Sungai Musi di Kota Palembang, yaitu
oleh karena pengelolaan lingkungan yang pencemaran akibat proses dari kegiatan
kurang baik (Aswadi, Riani, Pramudya, & domestik dan penyebab pencemaran yang
Kurniawan, 2019; Christanto, Setiawan, berasal dari kegiatan industri. Karakteristik
Nurkholis, & Istiqomah, 2018). pencemaran di perairan Sungai Musi
Pengelolaan lingkungan yang paling sebagian besar didominasi oleh
berpengaruh pada pencemaran sungai dekomposisi organik pada air sungai
musi diantaranya yaitu pembuangan menunjukan bahwa faktor sampah
sampah organik dan non organik langsung rumahtangga merupakan faktor
ke badan perairan. Kegiatan ini dilakukan determinan utama yang mencemari
oleh masyarakat yang berada dibagian Sungai Musi. Tingginya kadar organik
hulu Sungai Musi dan sungai-sungai besar dalam perairan Sungai Musi dapat dilihat
yang bermuara ke Sungai Musi hingga dari konsentrasi kadar TDS, Amoniak
masyarakat yang berada pada bagian Total, Besi, Timbal, COD, BOD, DO dan
tengah Sungai Musi yaitu di daerah konsentrasi bakteri colyform yang berada
Perkotaan. Kondisi ini membuat kondisi diatas ambang batas baik dari sungai
peraian Sungai Musi semakin darurat bagian hulu maupun bagian hilir.
pencemaran dari tahun ke tahun. Pengelolaan limbah cair industri di
Ada dua faktor pencemaran pada Kota Palembang masih kurang mendapat
Sungai Musi di Kota Palembang, yaitu perhatian. Limbah cair industri terutama
pencemaran akibat proses dari kegiatan industri besar sebagian diolah langsung
domestik dan penyebab pencemaran yang oleh masing-masing industri dimana
berasal dari kegiatan industri. Karakteristik sistemnya sangat bergantung pada jenis
pencemaran di perairan Sungai Musi limbah yang dihasilkan, namun demikian
sebagian besar didominasi oleh ada beberapa industri yang langsung
dekomposisi organik pada air sungai membuang ke badan air.
197 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto
198 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198