You are on page 1of 13

P-ISSN 0216-8138 | E-ISSN 2580-0183

Media Komunikas Geografi Vol. 20, No.2, Desember 2019 (186 - 198)
DOI: 10.23887/mkg.v20i2.21151
© 2019 FHIS UNDIKSHA dan IGI

Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap


Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang
Heri Setianto, Husni Fahritsani
Masuk: 26 09 2019 / Diterima: 13 12 2019 / Dipublikasi: 31 12 2019
© 2019 Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial UNDIKSHA dan IGI

Abstract The increasing number of population and the high development activities in the city of
Palembang has increased industrial activities, settlement activities, and other activities that make an
increase in the amount of waste generated every day. The problem in this research is the determinant
factors that most influence the Musi River pollution in Palembang City. The method used in this
research is the case study method with a survey approach. Primary data obtained from field research
and laboratory analysis include TDS, TSS, pH, Iron (Fe), Lead (Pb), Ammoniac (NH3-N) Phosphate
(PO4-P), DO, COD, BOD, and total Coliform concentration. The results of the study are the most
dominant chemical elements, namely iron elements in river water, iron elements between 288 mg/l to
453 mg/l. The highest concentration of ammonia is at sample point 1, which is located downstream of
the Musi River; high levels of ammonia are sourced from industrial activities and domestic household
activities. The COD concentration in the Musi River water is above the standard threshold of 97 mg / l.
Concentrations that exceed other thresholds, namely BOD and DO concentrations. This condition can
be caused by the decomposition of organic elements contained in river water. The results of the study
concluded that the determinant factors that have a significant influence on the pollution of the Musi
River are household waste factors, and the second determinant factor is industrial factors.

Key words: Determinant Factors; Water Quality; Musi River

Abstrak Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan tingginya kegiatan pembangunan di Kota
Palembang mengakibatkan semakin meningkatnya kegiatan industri, kegiatan permukiman, dan
kegiatan lainnya yang menjadikan peningkatan terhadap jumlah limbah yang dihasilkan setiap
harinya. Masalah dalam penelitian yaitu Faktor –faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap
pencemaran Sungai Musi di Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus dengan pendekatan survai. Data primer diperoleh dari hasil penelitian di lapangan
dan hasil analisis laboratorium meliputi konsentrasi TDS, TSS, pH, Besi (Fe), Timbal (Pb), Ammoniak
(NH3-N) Phosphate (PO4-P), DO, COD, BOD, dan konsentrasi Colyform Total. Hasil penelitian yaitu
unsur kimia yang paling dominan yaitu unsur besi dalam air sungai, unsur besi antara 288 mg/l
sampai dengan 453 mg/l. Konsentrasi Amoniak tertinggi berada pada titik sampel 1 yang terletak pada
hilir Sungai Musi, tingginya kadar amoniak bersumber dari kegiatan industri dan kegiatan domestik
rumah tangga. Konsentrasi COD pada air Sungai Musi berada diatas ambang batas normal yaitu 97
mg/l. Konsentrasi yang melebihi ambang batas yang lain yaitu konsentrasi BOD dan DO. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh dekomposisi unsur organik yang terdapat dalam air sungai. Dari hasil
penelitian disimpulkan bahwa faktor determinan yang berpengaruh utama terhadap pencemaran
Sungai Musi yaitu faktor sampah rumah tangga dan faktor determinan yang kedua adalah faktor
indistri.

Kata kunci : Faktor Determinan; Kualitas Air; Sungai Musi

1. Pendahuluan yang lebih rendah. Dari proses


Sungai merupakan tempat penggunaan lahan, bagian hulu sungai
berkumpulnya air dari lingkungan pemanfaatan lahannya bersifat lebih
sekitarnya yang mengalir menuju tempat sederhana dan alami seperti hutan dan
perkampungan kecil sedangkan daerah
tengah dan hilir sungai biasanya kegiatan
Heri Setianto, Husni Fahritsani pemanfaatan lahan meningkat seperti
Universitas PGRI Palembang permukiman maupun pertanian. Sejalan
setianto.heri8@gmail.com dengan hal tersebut suplai limbah cair dari
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani

daerah hulu yang menuju ke daerah untuk diminum dan sedimen serta bahan
hilirpun menjadi meningkat. Pada akhirnya tersuspensi seperti pasir, lumpur, tanah,
daerah hilir merupakan tempat akumulasi dan bahan kimia inorganik menjadi bentuk
dari proses pembuangan limbah cair yang bahan tersuspensi di dalam air, sehingga
dimulai dari hulu (Agustine, Sudirja, & bahan tersebut menjadi penyebab polusi
Harryanto, 2018). Kegiatan pembangunan tertinggi di dalam air.
yang semakin berkembang berdampak Semakin bertambahnya jumlah
pada peningkatan jumlah penduduk penduduk dan tingginya kegiatan
sehingga terjadi penutupan permukaan pembangunan di Kota Palembang
tanah, mempersempit daerah resapan air, mengakibatkan semakin meningkatnya
dan terjadi peningkatan penggunaan kegiatan industri, kegiatan permukiman,
sumberdaya alam. Salah satu dan kegiatan lainnya yang menjadikan
pencemaran yang dapat terjadi sebagai peningkatan terhadap jumlah limbah yang
dampak adanya kegiatan pembangunan dihasilkan setiap harinya. Tinggginya
adalah pencemaran perairan (Mahyudin, jumlah limbah yang dihasilkan dari proses
Soemarno, & Prayogo, 2015). Selain itu industri dan proses kegiatan domestik
dengan adanya kegiatan pembangunan tidak disertai dengan pengelolaan
industri akan mengakibatkan paparan terhadap limbah yang ada sehingga
logam berat kedalam sungai (Casali et al., sungai dijadikan salah satu tempat yang
2010; Yudo, 2010). digunakan sebagai tempat pembuangan
Kegiatan industri dan aktivitas limbah baik limbah industri, limbah organik
manusia akan meningkatkan jumlah maupun limbah anorganik. Dari proses
buangan atau polutan ke perairan dan tersebut membuat kondisi perairan sungai
merusak lingkungan (Mamun & Zainudin, Musi semakin hari semakin memburuk.
2013). Selain itu, sungai sebagai tempat Kondisi Sungai Musi saat ini telah
penampungan air mempunyai kapasitas masuk dalam kategori tercemar berat. Hal
tertentu dan ini dapat berubah karena itu sangat berdampak terhadap aktivitas
aktivitas alami maupun aktivitas masyarakat yang dominan masih
antropogenik. Biasanya pencemaran yang menggunakan sungai untuk keperluan
terjadi di sungai berasal dari beberapa sehari-hari (Darmono, 2001). Jika
sumber diantaranya yaitu (a) tingginya dipersentasekan, Sungai Musi tersebut
konsentrasi sedimen yang berasal dari telah tercemar berat hingga 50 persen. Ini
erosi tanah, kegiatan pertanian, terungkap berdasarkan pantauan yang
penambangan, kegiatan konstruksi, dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
pembukaan lahan baru dan kegiatan dan Pertanahan Provinsi Sumatera
lainnya yang dapat menimbulkan Selatan di tahun 2016. Kemudian Badan
pengelupasan lapisan tanah; (b) limbah Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera
organik dari hasil proses kegiatan Selatan menyebut Sungai Musi tercemar
domestik manusia, limbah dari hewan dan limbah industri dan limbah domestik atau
tanaman; (c) kegiatan industri yang hasil pembuangan manusia. Meski
membuang residu zat kimia hasil proses demikian, air Sungai Musi masih bisa
kegiatan yang dilakukan (Aina, Endah, & dimanfaatkan sebagai bahan baku air
Kaswinarni, 2016). minum.
Darmono (2001) menyebutkan
bahwa pencemaran yang dapat terjadi di 2. Metode
sungai antara lain pencemaran oleh Penelitian ini merupakan penelitian
mikroorganisme berbagai kuman deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
penyebab penyakit pada makhluk hidup dan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan
seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit pendekatan kuantitatif bertujuan untuk
sering mencemari air. Limbah organik mendeskripsikan kualitas air Sungai Musi.
menyebabkan kurangnya oksigen terlarut, Penelitian ini juga didukung dengan data-
Pencemaran bahan kimia inorganik seperti data kualitatif untuk memberikan analisis
asam, garam dan bahan toksik logam hubungan mengenai aktivitas yang dapat
seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang menimbulkan pencemaran air di Sungai
tinggi dapat menyebabkan air tidak enak Musi dan memberikan solusi terhadap

187 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani

penanganan pengendalian pencemaran. Seberang Ilir di bagian utara dan


Metode yang digunakan dalam penelitian Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai
ini adalah metode studi kasus dengan Musi memiliki peranan penting bagi
pendekatan survai. Metode studi kasus kehidupan masyarakat, oleh karena itu
merupakan metode yang digunakan untuk kelestarian dan kelangsungan fungsinya
melihat secara intensif terhadap peristiwa harus dijaga dengan mengamankan
yang akan diselidiki. Selain itu, metode daerah di sekitarnya. Kenyataan di
survei digunakan merupakan metode lapangan, sungai tersebut sudah mulai
dimana segala aspek harus diamati terganggu fungsi dan tatanannya akibat
dengan seksama (Arikunto, 2009), aktivitas yang berkembang di sekitarnya
sedangkan hasil analisis datanya hanya (intervensi bangunan dan sampah yang
berlaku untuk tempat dan jangka waktu dibuang ke badan sungai) dan
tertentu. Bahan dan materi yang mengakibatkan terganggunya ekosistim
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sungai, menurunnya kualitas air sungai,
data primer dan data Sekunder. Data serta melimpasnya air di kawasan
primer diperoleh dari hasil penelitian di sempadan sungai. Untuk mencegah lebih
lapangan dan hasil analisis laboratorium besarnya kerugian akibat dari kerusakan
meliputi konsentrasi TDS, TSS, pH, Besi, sungai tersebut perlu dilakukan penataan
Timbal (Pb), Ammoniak (NH3-N) daerah sempadan sungai dengan kegiatan
Phosphate (PO4-P), DO, COD, BOD, dan konservasi, pendayagunaan,
konsentrasi Colyform Total. pengendalian atas sumber daya yang ada
pada sungai.
3. Hasil Dan Pembahasan Segmen hulu dengan ekosistem
hutan lindung telah mengalami perubahan
Fisiografis Sungai Musi tata guna lahan sampai di hilir yang sarat
Palembang merupakan ibukota akan pemukiman dan industri seperti
Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus pengilangan minyak, pabrik pupuk,
sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan pengolahan karet alam, kayu lapis dan
sosial ekonomi di wilayah Sumatera lain-lain sehingga berpotensi
Selatan. Luas wilayah Kota Palembang menyebabkan degradasi kualitas
adalah sebesar 400,61 km2 atau 40.061 lingkungan perairan sungai. Di bagian hilir
Ha. inipun perairan Musi merupakan sumber
Kenampakan dari segi hidrologi, air, tidak hanya bagi penduduk di
Kota Palembang terbelah oleh Sungai sepanjang sungai, tetapi juga merupakan
Musi menjadi 2 (dua) wilayah besar yaitu sumber air sekaligu tempat membuang
Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Sungai limbah cair oleh induslri sehingga
Musi merupakan sungai terbesar dengan berdampak kepada perurunan kualitas
lebar rata-rata 504 meter. Ketiga sungai perairan Musi. Beragamnya kegiatan
besar lainnya adalah Sungai Komering, manusia di sepanjang Sungai Musi ini
Sungai Ogan, dan Sungai Keramasan berdampak terhadap kualitas air Sungai
yang terletak di Seberang Ulu. Disamping Musi.
sungai-sungai besar tersebut terdapat
sungai-sungai kecil lainnya yang terletak Analisis Fisika dan Kimia di Sungai
di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai Musi
drainase perkotaan. Kualitas fisik dan kimia air Sungai
Sungai Musi adalah sungai yang Musi yang diukur dalam penelitian ini
terletak di Provinsi Sumatera Selatan meliputi TSS, TDS, Besi (Fe), pH, Amonia
memiliki panjang 750 km dan merupakan
Total, Timbal (Pb), Pospat, COD, BOD,
sungai terpanjang di Pulau Sumatera.
Sungai Musi yang melewati administrasi dan DO. Hasil Uji Laboratorium kualitas
Kota Palembang membelah Kota fisika dan kimia air sungai musi seperti
Palembang menjadi dua kawasan, yaitu terlihat pada Tabel 1. dan Tabel 2.

188 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani

Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Unsur Fisika


Unsur S1 S2 S3 S4 S5 S6 Maks Metode
TDS/TS 36,4 33,3 33,4 33,4 32,8 31,4 1000 Potensiometri
TSS 0,2 0,3 0,3 0,2 0,2 0,3 Gravimetri
Sumber: Analisis Data Primer, 2019

Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium Unsur Kimia


Unsur S1 S2 S3 S4 S5 S6 Maks Metode
Besik 453, 142,12 532,59 447,56 288,066 395,12 1000 APHA 3120 : 2017
054 3 3 1 9
PH Air 6,99 6,64 6,53 6,4 6,42 6,43 6,5-8,5 SNI 06-6989 11-
2004
Amonia 1,31 0,73 0,73 0,62 0,43 0,42 Nessler
Timbal <2,821 <2,821 <2,821 <2,821 <2,821 <2,821 50 APHA 3120 : 2017
Posfat <0,01 0,042 0,06 0,04 0,21 0,029 SNI 6989.31-2004
COD 18 30 97 26 25 34 Spectrophotometri
BOD 16 2 12 17 14 21 Manometri
DO 7,49 7,37 7,43 7,6 7,55 7,64 Potensiometri
Sumber: Analisis Data Primer, 2019

Total Suspended Solid (TSS) mengandung sabun, deterjen dan


Total Suspended Solid (TSS) atau surfaktan yang larut dalam air (Edward,
padatan tersuspensi terdiri atas partikel – 2014).
partikel yang memiliki ukuran dan berat Berdasarkan hasil survey langsung
lebih kecil dari pada sedimen, seperti terhadap tingkat kekeruhan sungai musi
tanah liat,sel-sel mikroorganisme, bahan – serta hasil uji sampel di laboratorium
bahan organik tertentu dan lain – lain didapatkan konsentrasi total padatan
(Edward, 2014). Adanya kadar Total tersuspensi pada air sungai musi berkisar
Suspended Solid menjadi suatu ciri antara 31,4 – 36,4 Mg/L.
terjadinya proses erosi yang dapat
meningkatkan tingkat kekeruhan pada Besi (Fe)
suatu perairan. Logam besi disamping karena
Hasil uji laboratorium dapat kelimpahannya yang cukup banyak di
disimpulkan bahwa konsentrasi padatan alam, adalah merupakan salah satu logam
tersuspensi di Sungai Musi berkisar antara yang paling reaktif dan paling vital bagi
0,2 – 0,3 Mg/l hal ini masih dapat mahluk hidup. Dalam sistem peredaran
ditoleransi untuk kualitas air sungai. Dari darah, dengan kadar tertentu besi berada
hulu ke hilir terlihat konsentrasi TSS dalam sel darah merah (Erythrocyte) dan
semakin meningkat yang kemudian sedikit bertugas untuk mengikat Oksigen (O2)
menurun pada bagian hilir sungai. yang sangat penting bagi proses
pembakaran yang terjadi dalam sel-sel
Total Dissolved Solid (TDS) tubuh.
Total Dissolved Solid (TDS) atau Kegiatan lapangan dan uji
total padatan terlarut adalah padatan – laboratorium menunjukkan konsentrasi
padatan padatan yang berukuran lebih besi pada 6 titik pengambilan sampel air
kecil daripada padatan tersuspensi. diperoleh data konsentrasi besi berkisar
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa antara 288 mg/l sampai dengan 453 mg/l.
organik dan anorganik yang larut air, Konsentrasi unsur besi tertinggi berada
mineral dan garam-garamnya, misalnya pada lokasi sampel 1 yang merupakan
air buangan industri yang mengadung bagian hilir Sungai Musi. Daerah ini
mineral – mineral tertentu serta air berada di bagian paling hilir sungai
buangan rumah tangga dan industri yang sehingga seluruh konsentrasi zat

189 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani

pencemar dari hulu akan ditransfer pH di atas normal maka bersifat basa. Air
kebagian hilir sungai. Dengan demikian limbah dan buangan industri dapat
dapat disimpulkan bahwa tingginya mempengaruhi pH air yang akhirnya akan
konsentrasi besi di daerah hilir merupakan
berdampak pada kehidupan organisme di
dampak yang ditimbulkan oleh hasil
kegiatan masyarakat dari bagian hulu dalam air (Darmono, 2001). Berdasarkan
sungai dan bagian tengah Sungai Musi di hasil pengukuran pH air di Sungai Musi
Kota Palembang. pada waktu penelitian dan dilanjutkan
dengan uji laboratorium diketahui
pH konsentrasi pH air sungai berkisar antara
pH air normal berkisar antara 6,5 - 6,4 sampai dengan 6,9. Konsentrasi pH
7,5 yang memenuhi syarat untuk suatu pada perairan Sungai Musi disajikan
kehidupan. pH bersifat asam jika nilainya dalam Gambar 1.
di bawah pH normal, sedangkan jika nilai

7,1
7
6,9
6,8
6,7
PH

Unsur (Mg/L)
6,6
6,5
6,4 Linear (Unsur (Mg/L))
6,3
6,2
0 2 4 6 8
Sampel

Gambar 1. Konsentrasi pH
(Sumber: Analisis Data Primer, 2019)

Unsur Posfat penguraian tubuh organisme


Kandungan fosfor merupakan (Setyaningsih, Sriyono, & Benardi, 2018).
kandungan yang sangat penting bagi Keberadaan senyawa fosfor dalam
kehidupan ekosistem dalam perairan. Zat ekosistem perairan adalah sangat penting
– zat organik seperti protein mengandung terutama dalam pembentukan senyawa
gugus fosfor misalkan ATP, yang terdapat protein dan metabolisme bagi organisme.
dalam sel mahluk hidup dan berperan Fosfor juga juga berperan dalam transfer
penting dalam penyedia energi. Ekosistem energi di dalam sel misalnya adenosine
perairan, fosfor tersedia dalam tiga bentuk triphosphate (ATP) dan adenosine
yaitu senyawa fosfor organic, seperti diphosphate (ADP). Ortofosfat yang
ortofosfat, senyawa organik dalam merupakan produk ionisasi dari asam
protoplasma dan sebagai senyawa ortofosfat adalah bentuk yang paling
organic terlarut yang terbentuk dari proses sederhana di perairan (Budiarta, 2014).

190 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani

Uji laboratorium menunjukkan dapat membentuk air buangan atau


bahwa konsentrasi fosfat pada air Sungai limbah dan selanjutnya akan mengalami
Musi di Kota Palembang berkisar antara pegendapan yang dikenal dengan istilah
<0,01 sampai dengan 0,06 mg/l. sedimen. Uji laboratorium pada sampel air
Konsentrasi fosfat tertinggi berada pada Sungai Musi diperoleh data bahwa
sampel 3 yang berada di sekitar konsentrasi Timbal (Pb) pada Sungai Musi
pelabuhan Boom Baru Kota Palembang. dari hulu sungai sapai hilir Sungai Musi
yaitu <2,821 dengan ambang batas yang
Amoniak Total disarankan yaitu 50 mg/l.
Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Chemical Oxygen Demand (COD)
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Tingkat pencemaran pada perairan
baku mutu amonia untuk sungai kelas satu dapat dianalisis juga berdasarkan kadar
adalah sebesar 0,5 mg NH3- N/liter. COD (Chemical Oxygen Demand). Hasil
Menurut Effendi (2003) kadar amonia analisa COD merupakan parameter yang
dalam perairan alami biasanya kurang dari menunjukkan banyaknya oksigen yang
0,1 mg NH3/liter. Konsentrasi amonia digunakan untuk oksidasi secara kimiawi.
yang tinggi dalam badan sungai COD atau Chemical Oxygen Demand
mengindikasikan adanya pencemaran menurut (Boyd, 1990) merupakan jumlah
yang salah satunya disebabkan oleh oksigen yang diperlukan untuk mengurai
buangan air limbah domestik baik segar seluruh bahan organik yang terkandung
(tidak terolah) maupun telah terolah. dalam air.
Dari hasil penelitian dan uji Berdasarkan kegiatan lapangan
laboratorium dapat diketahui konsentrasi dan uji laboratorium terhadap air Sungai
Amoniak total pada perairan Sungai Musi Musi pada 6 sampel air diperoleh
berkisar antara 0,42 mg/l sampai dengan konsentrasi COD berkisar antara 18 mg/l
1,31 mg/l. Konsentrasi unsur Amoniak sampai dengan 97 mg/l. Konsentrasi COD
total pada perairan Sungai Musi tertinggi tertinggi berada pada titik sampel 3 yang
berada pada titik sampel 1 yang berada berada dibagian tengah Sungai Musi Kota
pada hilir sungai musi yaitu di wilayah Palembang.
Pelabuhan Dermaga Sungai Lais.
Biological Oxygen Demand (BOD)
Timbal (Pb) Kadar BOD merupakan salah satu
Timbal atau Pb merupakan salah parameter yang dapat dijadikan tolak ukur
satu pencemar yang dipermasalahkan beban pencemaran suatu perairan.
karena bersifat sangat toksik dan Pemeriksaan BOD sangat penting untuk
tergolong dari buangan yang sangat menelusuri aliran pencemaran karena
beracun berbahaya. Timbal (Pb) termasuk dapat menentukan beban pencemaran
dalam kelompok logam yang beracun dan akibat air buangan dan mendesain sistem
berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup. pembuangan secara biologis bagi air
Limbah Timbal (Pb) dapat masuk ke tercemar (Agnes & Azizah, 2005).
badan perairan secara alamiah yakni Hasil penelitian dan uji
dengan pengkristalan Pb di udara dengan laboratorium terhadap unsure BOD pada
bantuan air hujan.Penggunaan Pb dalam perairan Sungai Musi berkisar antara 2
skala yang besar dapat mengakibatkan mg/l sampai dengan 21 mg/l. Konsentrasi
polusi baik di daratan maupun perairan. nilai BOD tertinggi berada pada titik
Logam Pb yang masuk ke dalam perairan sampel 6 dan konsentrasi nilai terendah
sebagai dampak dari aktivitas manusia berada pada titik sampel 2.

191 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto, Husni Fahritsani

Oksigen Terlarut (DO) Hasil penelitian dan uji


Adapun kadar oksigen terlarut laboratorium pada perairan Sungai Musi
dalam air tergantung pada beberapa Kota Palembang dapat diketahui bahwa
proses diantaranya pergerakan massa air, konsentrasi DO berkisar antara 7,37 mg/l
percampuran, aktivitas fotosintesis dan sampai dengan 7,64 mg/l. Konsentrasi DO
respirasi serta masukan limbah ke badan tertinggi berada pada titik sampel 4 yang
air (Effendi, 2003). berada disekitar Pasar 16 Ilir dan
Hasil pengukuran konsentrasi Jembatan Ampera. Tingginnya
oksigen terlarut (DO) air Sungai Musi konsentrasi DO pada perairan Sungai
disajikan pada Tabel berikut. Proses Musi berasal dari proses dekomposisi
dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan organik yang berasal dari sampah
bahan anorganik dapat mempengaruhi organik rumah tangga. Kondisi Kimia
jumlah oksigen terlarut dalam suatu dengan kadar maksimum yang disarankan
perairan. 0 mg/l disajikan dalam Gambar 2.

Kondisi Kimia Diatas Ambang Batas

120
100 Amonia
80 Pospat
60 COD
40 BOD
20 DO
0
0 2 4 6 8

Gambar 2. Kondisi Kimia Sungai Musi


(Sumber: Analisis Data Primer, 2019)

Kondisi Biologi durham yang dihitung sebagai tabung


Total Coliform merupakan bakteri positif. Pengujian bakteri E.coli dilakukan
yang biasanya ditemukan di lingkungan air dengan metode isolasi bakteri
dan tanah yang mana telah dipengaruhi menggunakan media selektif yaitu
oleh air permukaan serta limbah yang Chromocult Coliform Agar yang
berasal dari buangan kotoran manusia mendeteksi bakteri E.coli berdasarkan
dan hewan. Pengukuran kualitas air warna pada koloni yang terbentuk yaitu
parameter mikrobiologi di Sungai Musi ditandai dengan warna biru tua.
meliputi total coliform. Pengujian kualitas Konsentrasi bakteri coliform
air untuk total coliform dan fecal coliform berada pada konsentrasi lebih dari 2400
menggunakan metode Most Probable MPN Coliform/100 ml. Tingginya
Number (MPN) yaitu uji yang mendeteksi
konsentrasi coliform hampir sama antara
sifat fermentatif coliform dalam sampel
yang ditunjukkan dengan terbentuknya bagian hulu Sungai Musi sampai dengan
gas atau gelembung dalam tabung bagian hilir Sungai Musi Kota Palembang.

Tabel 3. Konsentrasi Unsur Bakteri Coliform


No Sampel Konsentrasi Kategori
1 Hilir >2400 Tidak Baik
2 Tengah >2400 Tidak Baik
3 Hulu >2400 Tidak Baik
Sumber: Analisis Data Primer, 2019

192 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto

Faktor Determinan Pencemaran Sungai dimanfaatkan sebagai tempat buangan air


Dari hasil penelitian dilapangan limbah.
melalui pengamatan, survey dan hasil uji
laboratorium dapat disimpulkan bahwa Faktor Industri
pencemaran yang terjadi pada perairan Limbah industri mengandung zat-
Sungai bersumber dari faktor organik yang zat yang berbahaya yang dapat
berasal dari sampah rumahtangga dan mengancam kehidupan manusia. Sifat dari
limbah industri. limbah industri adalah mengandung racun,
bersuhu tinggi, menimbulkan iritasi,
Faktor Sampah Rumah Tangga menimbulkan bau, mudah terbakar, dan
Karakteristik pencemaran di bereaksi pada jaringan tubuh, dan
perairan Sungai Musi sebagian besar termasuk dalam kategori bahan-bahan
didominasi oleh dekomposisi organik pada berbahaya (B-3). Dampak berbahaya
air sungai menunjukan bahwa faktor terhadap kesehatan dapat berupa
sampah rumahtangga merupakan faktor gangguan fungsi organ tubuh atau
determinan utama yang mencemari gangguan proses biokimia yang ditandai
Sungai Musi. Tingginya kadar organik dengan kerusakan jaringan, kelainan
dalam perairan Sungai Musi dapat dilihat fungsi organ, gangguan terhadap sistem
dari konsentrasi kadar TDS, Amoniak enzim dan endoktrin.
Total, Besi, Timbal, COD, BOD, DO dan Pengelolaan limbah cair industri di
konsentrasi bakteri colyform yang berada Kota Palembang masih kurang mendapat
diatas ambang batas baik dari sungai perhatian. Limbah cair industri terutama
bagian hulu maupun bagian hilir. industri besar sebagian diolah langsung
Kadar Organik limbah sebagian oleh masing-masing industri dimana
besar berasal dari air bekas cucian, air sistemnya sangat bergantung pada jenis
dari dapur, air kamar mandi, dan air limbah yang dihasilkan, namun demikian
limpahan dari tangki septik dibuang ke ada beberapa industri yang langsung
saluran drainase bergabung dengan air membuang ke badan air. Hal ini sangat
hujan mengalir ketempat yang lebih mengkhawatirkan karena berpotensi
rendah melalui saluran alami dan saluran sangat besar untuk mencemari
buatan. Jaringan air limbah rumah tangga lingkungan. Pemerintah Kota secara
mengikuti saluran air kota yang tersedia. berkala telah melakukan pemantauan
Pengolahan air limbah terjadi secara alami terhadap pengolahan limbah industri
ketika air mengalir. Air limbah rumah tersebut, yang dilakukan oleh Badan
tangga di Kota Palembang sebagian besar Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang.
berakhir di Sungai Musi yang merupakan
sungai terbesar di Provinsi Sumatera Pencemaran Sungai Musi
Selatan. Sungai Musi merupakan
Pengolahan air limbah domestik sumberdaya alam yang menjadi salah
Kota Palembang umumnya menggunakan satu jalur utama perdagangan dan
sistem sanitasi setempat (on site system) pemasok air terbesar bagi penduduk
dengan menggunakan jamban, baik yang Sumatera Selatan. Perusahaan Daerah
dikelola secara individu maupun secara Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang
komunal, yang dilengkapi dengan tangki memanfaatkan Sungai Musi sebagai
septik atau cubluk. Disamping itu dengan sumber bahan baku air untuk memenuhi
adanya sungai-sungai yang mengalir kebutuhan air bersih penduduk.
melalui Kota Palembang dapat Pencemaran yang terjadi di aliran sungai
Musi menjadi hal yang perlu dipantau dan

193 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto

dijaga karena memiliki dampak terhadap Pencemaran ini membuat kualitas


seluruh aktivitas yang ada di air semakin menurun dan biaya produksi
sekitarnyanya. Terdapat beberapa faktor untuk pengolahan air semakin tinggi.
penyebab sungai Musi tercemar seperti Pencemaran ini juga berpengaruh
alih fungsi hutan alam dan lahan alami. terhadap penurunan ekonomi di daerah
Penyebab utamanya adalah alih Sungai Musi karena banyaknya warga
fungsi hutan alam dan lahan alami (rawa) yang menggantungkan diri dari
oleh berbagai aktivitas pembalakan liar pemanfaatan Sungai Musi seperti objek
dan industri. Lahan kritis pada wilayah wisata, transportasi, bekerja sebagai
DAS di Sumsel terbagi dalam empat nelayan, dan banyaknya tempat-tempat
kategori diantaranya kategori agak kritis makan dan hotel di pinggiran sungai.
seluas 1,7 juta ha, kategori kritis 3,5 juta Kegiatan industri dapat memberi
ha, potensial kritis 1,5 juta ha dan sangat dampak berupa dampak positif maupun
kritis 784 ha. Proyek perkebunan skala dampak negatif. Banyak industri skala
besar seperti kelapa sawit ataupun Hutan besar yang secara geografis berbatasan
Tanaman Industri (HTI) hingga saat ini langsung dengan Sungai Musi dan sangat
semakin berpengaruh dalam rentan dengan masalah lingkungan. Salah
menghancurkan wilayah DAS, hutan satu masalah yang timbul yaitu
gambut dan kawasan suaka alam lainnya. pencemaran limbah, sementara Sungai
Pada bagian hulu aliran Sungai Musi merupakan salah satu sungai yang
Musi berlokasi industri pupuk urea, limbah selama ini dimanfaatkan warga sekitar
cair hasil proses pengolahan dapat saja untuk memenuhi kebutuhan air sehari-
dibuang ke perairan Sungai Musi, hari.
sehingga mempengaruhi kualitas perairan. Pada kegiatan operasional
Selain itu, terdapat pula wilayah produksinya industri menghasilkan limbah
permukiman padat di Kota Palembang pencemaran yang mengandung ammonia
dengan aliran Sungai Musi yang melalui dan sangat beracun bagi biota air,
pemukiman tersebut, dimana aktivitas terutama ikan dan pencemaran tersebut
warga di perairan sungai masih cukup berdampak negatif bagi masyarakat.
tinggi. Tingginya aktivitas di perairan Limbah cair adalah salah satu limbah yang
sungai tentunya juga dapat memberikan dibuang industri ke Sungai Musi, yang
pengaruh terhadap kualitas air sungai, mengandung bahan-bahan organik
bahkan dapat menyebabkan pencemaran maupun anorganik. Banyak warga yang
air sungai. mengeluh setiap kali pabrik mengeluarkan
Pencemaran di hulu juga limbah, karena menimbulkan bau yang
diakibatkan kebakaran hutan dan kegiatan tidak sedap, sesak napas dan kadang
industri yang membuang limbah produksi mengakibatkan mual jika mengkonsumsi
yang sebenarnya belum memenuhi baku air yang diambil dari Sungai Musi.
mutu untuk dilepas secara langsung ke Mulai hulu ke hilir terlihat
sungai. Sementara, di bagian hilir selain konsentrasi TSS semakin meningkat yang
disebabkan rumahtangga yang kemudian sedikit menurun pada bagian
membuang sisa-sisa makanan, sampah, hilir sungai. Tingginya nilai konsentrasi
kotoran atau tinja baik manusia maupun TSS dapat disebabkan oleh banyaknya
hewan yang mengandung bakteri Fecal padatan yang berasal dari limbah
coli ke sungai, pencemaran juga domestik serta industri di sekitar Sungai
diakibatkan oleh kegiatan perdagangan, Musi sehingga mempengaruhi kejernihan
domestik, maupun transportasi sungai, air sungai tersebut. Rendahnya
dan terutama oleh aktivitas industri. konsentrasi TSS di beberapa site dapat

194 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto

dikarenakan kondisi lingkungan di sekitar kegiatan masyarakat dari bagian hulu


sungai yang masih terdapat lahan hijau sungai dan bagian tengah Sungai Musi di
serta memperoleh tambahan oksigen dari Kota Palembang.
proses fotosintesis tanaman air. Konsentrasi fosfat pada air Sungai
Konsentrasi total padatan Musi di Kota Palembang berkisar antara
tersuspensi dengan kandungan terbesar <0,01 sampai dengan 0,06 mg/l.
berada pada sampel 1 yang berada Konsentrasi fosfat tertinggi berada pada
dibagian hilir Sungai Musi. Daerah ini sampel 3 yang berada disekitar pelabuhan
sebagian besar penggunaannya berupa Boom Baru Kota Palembang. Kandungan
kawasan industri dan permukiman padat posfat yang terdapat pada perairan Sungai
penduduk. Dari hasil uji laboratorium Musi merupakan unsure fosfat yang
dapat disimpulkan bahwa kandungan total berasal dari reaksi fosfor organic dari hasil
padatan terlarut pada air sungai musi proses kegiatan domestic rumahtangga.
masih berada pada batas normal dimana Semakin tingginya kegiatan domestic
batas maksimal yang disarankan yaitu disuatu wilayah seperti wilayah perkotaan
1000 mg/l. akan meningkatkan jumlah sisa organic
Konsentrasi pH air sungai berkisar yang akan dibuang ke sungai, oleh sebab
antara 6,4 sampai dengan 6,9 konsentrasi itu reaksi organic fosfor pada badan
kadar pH terendah berada pada sampel 4, perairan akan semakin meningkat.
sampel 4 berada pada tengah Sungai Konsentrasi unsur Amoniak total
Musi yaitu disekitar Pasar 16 Ilir dan pada perairan Sungai Musi tertinggi
Jembatan Ampera. Penggunaan lahan berada pada titik sampel 1 yang berada
didaerah ini sebagian besar merupakan pada hilir sungai musi yaitu di wilayah
pusat perbelanjaan, pusat kegiatan dan Pelabuhan Dermaga Sungai Lais.
pusat perkantoran. Sedangkan parameter Sedangkan konsentrasi amoniak terendah
pH tertinggi berada pada sampel 1 yang berada pada titik sampel 6 yang berada di
merupakan titik sampel yang berada daerah Pulokerto Kecamatan Gandus
didaerah hilir Sungai Musi Kota Kota Palembang. Sesuai dengan
Palembang. Daerah ini sebagian besar peraturan mengenai kandungan amoniak
merupakan daerah limpahan zat pada air sungai dapat disimpulkan bahwa
pencemar yang berasal dari hulu ke hilir. konsentrasi amoniak pada hilir sungai
Dari konsentrasi nilai pH pada daerah sudah berada pada kondisi yang kurang
penelitian dapat disimpulkan bahwa baik atau diatas ambang batas yang
kondisi pH air Sungai Musi masih normal disarankan dimana ambang batas untuk
dan berada pada ambang batas yang kandungan amoniak pada perairan yaitu 0
diperbolehkan bagi air sungai. mg/l. Tingginya konsentrasi amoniak total
Konsentrasi besi berkisar antara pada perairan terutama sungai akan
288 mg/l sampai dengan 453 mg/l, sangat berdampak negative bagi
konsentrasi unsur besi tertinggi berada kehidupan biota didalam air. Tingginya
pada lokasi sampel 1 yang merupakan konsentrasi aminiak akan bersifat
bagian hilir Sungai Musi. Daerah ini meracun pada biota seperti ikan, udang
berada dibagian paling hilir sungai dan kerang sehingga pada konsentrasi
sehingga seluruh konsentrasi zat yang diatas ambang batas akan membuat
pencemar dari hulu akan ditranfer biota tersebut mengalami lemas dan
kebagian hilir sungai. Dengan demikian menimbulkan kematian.
dapat disimpulkan bahwa tingginya Konsentrasi Timbal (Pb) pada
konsentrasi besi didaerah hilir merupakan Sungai Musi dari hulu sungai sapai hilir
dampak yang ditimbulkan oleh hasil Sungai Musi yaitu <2,821 dengan ambang

195 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto

batas yang disarankan yaitu 50 mg/l. Dari Dengan demikian dapat disimpulkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa konsentrasi COD pada perairan
kondisi unsure Timbal dalam perairan Sungai Musi berada diatas ambang batas
Sungai Musi masih berada pada ambang normal yang disyaratkan.
normal sesuai dengan baku mutu yang Konsentrasi unsur BOD pada
disarankan. perairan Sungai Musi berkisar antara 2
Konsentrasi DO berkisar antara mg/l sampai dengan 21 mg/l. Konsentrasi
7,37 mg/l sampai dengan 7,64 mg/l. nilai BOD tertinggi berada pada titik
Konsentrasi DO tertinggi berada pada titik sampel 6 dan konsentrasi nilai terendah
sampel 4 yang berada disekitar Pasar 16 berada pada titik sampel 2. Tingginya
Ilir dan Jembatan Ampera. Tingginnya konsentrasi BOD menjadi penenda bahwa
konsentrasi DO pada perairan Sungai kondisi perairan sudah mulai mengalami
Musi berasal dari proses dekomposisi pencemaran.
bahan organik yang berasal dari sampah Secara keseluruhan konsentrasi
organik rumahtangga. Menurunnnya bakteri Coliform di Sungai Musi sudah
kandungan oksigen terlarut dari hulu ke dalam kategori yang sangat tidak baik, hal
hilir di Sungai Musi mengindikasikan ini dilihat dari besarnya konsentrasi bakteri
terjadinya peningkatan proses dalam air. Konsentrasi bakteri koliform
dekomposisi bahan organik dan oksidasi berada pada konsentrasi lebih dari 2400
bahan anorganik akibat meningkatnya MPN Coliform/100 ml. Tingginya
buangan limbah di sekitar sungai tersebut. konsentrasi coliform hampir sama antara
Pada sampel yang termasuk bagian hulu bagian hulu Sungai Musi sampai dengan
terlihat bahwa konsentrasi DO cenderung bagian hilir Sungai Musi Kota Palembang.
lebih tinggi, hal ini dikarenakan lokasi Tingginya konsentrasi bakteri coliform
tersebut masih didominasi oleh lahan hijau berasal dari pembuangan tinja atau
dan belum banyak aktivitas manusia yang kotoran baik yang berasal dari kotoran
menghasilkan limbah yang dapat hewan atau kotoran manusia yang
menurunkan konsentrasi oksigen terlarut. langsung dibuang ke Sungai Musi.
Konsentrasi COD berkisar antara Tingginya konsentrasi bakteri coliform
18 mg/l sampai dengan 97 mg/l. tidak dapat disimpulkan berasal dari
Konsentrasi COD tertinggi berada pada Pencemaran yang bersumber dari
titik sampel 3 yang berada dibagian masyarakat yang ada di Kota Palembang
tengah Sungai Musi Kota Palembang. dikarenakan sebagian besar ditransfer dari
Daerah disekitar sampel penelitian bagian Sungai Musi yang berada di bagian
merupakan daerah yang digunakan Hulu. Aina et al. (2016) menyatakan air
sebagai permukiman padat penduduk yang tercemar akibat segala aktivitas
serta pergudangan. Selain itu daerah ini mengandung jutaan bakteri coliform
juga terdapat industri serta pelabuhan. streptococcus yang berasal dari limbah
Tingginyaa konsentrasi COD pada titik industri, permukiman, dan air tanah.
sampel 3 disebabkan karena transfer Hal ini sesuai dengan penelitian
sedimaen dan limbah organik Setianto & Murjainah (2019) mengenai
rumahtangga yang berasal dari tengah jumlah bakteri colyform terhadap 18
dan hulu Sungai Musi Kota Palembang. sampel airtanah dapat diketaui bahwa
Padatnya konsentrasi penduduk disekitar kandungan bakteri colyform berkisar
bagian tengah sungai menyebebkan antara 0 – 4,5 MPN/100ml airtanah. Tidak
banya sampah arganik rumahtangga yang hanya itu air yang tercemar termasuk
masuk kedalam sungai sehingga didalamnya terdapat bakteri Kondisi ini
membutuhkan oksidasi yang maksimal. dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan

196 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto

baku mutu yang disarankan pada air untuk menunjukan bahwa faktor sampah
kebutuhan airminum baku mutu yang rumahtangga merupakan faktor
disarankan adalah 0 MPN/100ml artinya determinan utama yang mencemari
pada airminum kandungan bakteri coly Sungai Musi. Tingginya kadar organik
harus 0 atau bersih dari bakteri. Dari hasil dalam perairan Sungai Musi dapat dilihat
penelitian masih terdapat beberapa dari konsentrasi kadar TDS, Amoniak
sampel air yang mengandung bakteri coly Total, Besi, Timbal, COD, BOD, DO dan
lebih dari 0 MPN/100ml hal ini konsentrasi bakteri colyform yang berada
mengindikasikan bahwa kondisi air dari diatas ambang batas baik dari sungai
beberapa sumur warga telah mengalami bagian hulu maupun bagian hilir.
pencemaran.Pencemaran pada airsumur Pengelolaan limbah cair industri di
sebagian besar disebabkan oleh kondisi Kota Palembang masih kurang mendapat
lingkungan yang kurang dikelola dengan perhatian. Limbah cair industri terutama
baik. Penggunaan airsumur pada daerah industri besar sebagian diolah langsung
penelitian untuk pemenuhan kebutuhan air oleh masing-masing industri dimana
konsumsi harus melalui proses sistemnya sangat bergantung pada jenis
pengolahan agar airtanah yang limbah yang dihasilkan, namun demikian
dikonsumsi bebas dari kandungan bakteri ada beberapa industri yang langsung
coly. membuang ke badan air.
Penelitian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar 4. Kesimpulan
pengaruh tingkat pencemaran yang terjadi Ada dua faktor pencemaran pada
pada perairan di Sungai Musi disebabkan Sungai Musi di Kota Palembang, yaitu
oleh karena pengelolaan lingkungan yang pencemaran akibat proses dari kegiatan
kurang baik (Aswadi, Riani, Pramudya, & domestik dan penyebab pencemaran yang
Kurniawan, 2019; Christanto, Setiawan, berasal dari kegiatan industri. Karakteristik
Nurkholis, & Istiqomah, 2018). pencemaran di perairan Sungai Musi
Pengelolaan lingkungan yang paling sebagian besar didominasi oleh
berpengaruh pada pencemaran sungai dekomposisi organik pada air sungai
musi diantaranya yaitu pembuangan menunjukan bahwa faktor sampah
sampah organik dan non organik langsung rumahtangga merupakan faktor
ke badan perairan. Kegiatan ini dilakukan determinan utama yang mencemari
oleh masyarakat yang berada dibagian Sungai Musi. Tingginya kadar organik
hulu Sungai Musi dan sungai-sungai besar dalam perairan Sungai Musi dapat dilihat
yang bermuara ke Sungai Musi hingga dari konsentrasi kadar TDS, Amoniak
masyarakat yang berada pada bagian Total, Besi, Timbal, COD, BOD, DO dan
tengah Sungai Musi yaitu di daerah konsentrasi bakteri colyform yang berada
Perkotaan. Kondisi ini membuat kondisi diatas ambang batas baik dari sungai
peraian Sungai Musi semakin darurat bagian hulu maupun bagian hilir.
pencemaran dari tahun ke tahun. Pengelolaan limbah cair industri di
Ada dua faktor pencemaran pada Kota Palembang masih kurang mendapat
Sungai Musi di Kota Palembang, yaitu perhatian. Limbah cair industri terutama
pencemaran akibat proses dari kegiatan industri besar sebagian diolah langsung
domestik dan penyebab pencemaran yang oleh masing-masing industri dimana
berasal dari kegiatan industri. Karakteristik sistemnya sangat bergantung pada jenis
pencemaran di perairan Sungai Musi limbah yang dihasilkan, namun demikian
sebagian besar didominasi oleh ada beberapa industri yang langsung
dekomposisi organik pada air sungai membuang ke badan air.

197 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198
Faktor Determinan Yang Berpengaruh Terhadap Pencemaran Sungai Musi Kota Palembang/
Heri Setianto

Ucapan terimakasih Casali, J. R., Gimenez, J., Diez, J.,


Penulis mengucapkan terimakasih Álvarez-Mozos, J. D. ., de Lersundi,
kepada Kementerian Riset Teknologi dan M., Goni, M. A., … Gastesi, J. L.
Pendidikan Tinggi yang sudah (2010). Sediment Production and
Water Quality of Watersheds with
memberikan kesempatan untuk dapat
Contrasting Land Use in Navarre
melakukan penelitian. Ucapan terimakasih (Spain). Agricultural Water
juga disampaikan kepada Direktorat Riset Management, 97, 1683–1694.
dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Christanto, N., Setiawan, M. A., Nurkholis,
Jendral Penguatan Riset dan A., & Istiqomah, S. (2018). Analisis
Pengembangan Kementrian Riset, Laju Sedimen DAS Serayu Hulu
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang dengan Menggunakan Model SWAT.
Majalah Geografi Indonesia, 32(1),
telah memberikan pembiayaan. Ucapan
50–58.
terimakasih juga disampaikan kepada Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan
Rektor Universitas PGRI Palembang serta Pencemaran (Hubungannya dengan
pihak LPPkM Universitas PGRI Toksikologi Senyawa Logam).
Palembang yang telah membantu dalam Jakarta: UI Press.
memfasilitasi seluruh kegiatan penelitian. Edward. (2014). Kandungan logam berat
dalam sedimen di Perairan Teluk
Daftar Pustaka Wawobatu, Kendari, Sulawesi
Agnes, A. R., & Azizah, R. (2005). Tenggara. Depik, 3(2), 157–165.
Perbedaan Kadar BOD, COD dan Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air
TSS. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
2(1), 97–110. Lingkungan Perairan. Yogyakarta:
Agustine, L., Sudirja, R., & Harryanto, R. Kanisius.
(2018). Identifikasi Sumberdaya Mahyudin, Soemarno, & Prayogo, T. B. P.
Lahan Pada Ketersediaan Logam (2015). Analisis Kualitas Air Dan
Berat (Pb, Cd Dan Cr) Tanah Sawah Strategi Pengendalian Pencemaran
Di Daerah Pengairan Sungai Cikijing Air Sungai Metro di Kota Kepanjen
Kecamatan Rancaekek. Jurnal Kabupaten Malang. J-PAI, 6(2), 105–
Teknologi Pertanian Andalas, 22(1), 114.
22–31. Mamun, A. A., & Zainudin, Z. (2013).
Aina, L. C., Endah, R. S. D., & Kaswinarni, Sustainable River Water Quality
F. (2016). Biomonitoring Pencemaran Management in Malaysia. IIUM
Sungai Silugonggo Kecamatan Engineering Journal, 14(1), 29–42.
Juwana Berdasarkan Kandungan Setianto, H., & Murjainah. (2019).
Logam Berat (Pb) pada Ikan Lundu. Hubungan Pola Persebaran
Bioma, 5(2), 1–11. Permukiman Dengan Kualitas
Aswadi, M., Riani, E., Pramudya, B., & Airtanah di Kecamatan Plaju Kota
Kurniawan, B. (2019). Strategi Palembang. Jurnal Geografi, 16(1),
Pengendalian Pencemaran Merkuri 60–71.
Dari Per-Tambangan Emas Rakyat Di Setyaningsih, W., Sriyono, & Benardi, A. I.
Sungai Poboya, Kota Palu Yang (2018). Kajian Kerusakan Lahan Di
Berkelanjutan. Jurnal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kreo
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, Akibat Pembangunan Pemukiman Di
9(1), 128–134. Sekitar Waduk Jatibarang Kota
Budiarta, I. G. (2014). Penegakan Sanksi Semarang. Media Komunikasi
Terhadap Pelanggaran Baku Mutu Geografi, 19(2), 177–186.
Limbah Cair Hotel Menurut Undang- Yudo, S. (2010). Kondisi Kualitas Air
Undang Nomor 32 Tahun 2009 Sungai Ciliwung di Wilayah DKI
Sebagai Antisipasi Kemerosotan Jakarta ditinjau dari Parameter
Kualitas Lingkungan Pantai Di Bali. Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen
Media Komunikasi Geografi, 15(2), dan Bakteri Coli. Jurnal Akuakultur
17–28. Indonesia, 6, 34–42.

198 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 20, No. 2, Desember 2019: 186-198

You might also like