You are on page 1of 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN

PEGAWAI YANG BERTUGAS DI RUANG ISOLASI COVID-19


DI RSU DR. H. KOESNADI BONDOWOSO

Aang Dadang1*, Setiyo Adi Nugroho2, Yudho Tri Handoko3


1. Universitas Nurul Jadid, Probolinggo
2. Universitas Airlangga, Surabaya
3. Universitas Esa Unggul, Jakarta

*E-mail: husnulkhotimah@unuja.ac.id

Abstrak
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Tingkat pengetahuan seseorang memiliki hubungan positif terhadap tingkat
kecemasan yang dirasakan seseorang. Dengan demikian tingkat pengetahuan tentang penanganan pada pasien Covid–19
pada petugas kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan. Tujuan penelitian ini
untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pegawai yang bertugas di ruang isolasi covid-
19 di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Bondowoso. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang bertugas di ruang isolasi covid-
19 di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan teknik probability sampling sebanyak 86 orang. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner luntuk tingkat pengetahuan dan kueisoner skala HRS-A untuk tingkat kecemasan..
Berdasarkan analisis menggunakan Spearman Rho didapatkan bahwa ada hubungan tingkat sedang hubungan tingkat
pengetahuan dengan kecemasan pegawai yang bertugas di ruang isolasi covid-19 yaitu p value sebesar 0,006 dan nilai r
0,297. Kesimpulan penelitian ini berarti ada hubungan tingkat sedang antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan
pegawai yang bertugas di ruang isolasi covid-19 di Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Bondowoso. Rekomendasi
penelitian bahwa petugas kesehatan yang bertugas diruang isolasi covid-19 diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan, khususnya penggunaan APD yang tepat dan penularan covid 19 sehingga dapat mengurangi kecemasan
pada petugas.

Kata Kunci: Pengetahuan, Kecemasan, Corona Virus Disease 19

Abstract
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). A person's level of knowledge has a positive relationship to the level of anxiety a person
feels. Thus, the level of knowledge about handling Covid-19 patients in health workers is one of the factors that affect
the level of anxiety. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge and the
anxiety of employees who served in the COVID-19 isolation room at the dr. H. Koesnadi Hospital Bondowoso. This
study uses a correlational design with a cross sectional approach. The population in this study were all employees who
served in the Covid-19 isolation room at dr. H. Koesnadi Hospital Bondowoso with a probability sampling technique of
86 people. Collecting data using a questionnaire for the level of knowledge and the HRS-A scale questionnaire for the
level of anxiety. Based on the analysis using Spearman Rho, it was found that there was a moderate level of relationship
between the level of knowledge and the anxiety of employees who served in the Covid-19 isolation room, namely a p
value of 0.006 and an r value of 0.297. The conclusion of this study means that there is a moderate level of relationship
between the level of knowledge and the anxiety of employees who work in the Covid-19 isolation room at the dr. H.
Koesnadi Bondowoso The research recommendation is that health workers on duty in the Covid-19 isolation room are
expected to be able to increase knowledge, especially the use of proper PPE and the transmission of COVID-19 so as to
reduce anxiety in officers.
Keywords: Knowledge, Anxiety, Corona Virus Disease 19
Pendahuluan kematian 741 orang. Data RSU dr. H.
Koesnadi, jumlah pegawai yg terkonfirmasi
Pada saat ini, dunia sedang menghadapi
covid tahun 2021 sebanyak 275 orang dari
masalah besar, berawal dari munculnya suatu
1011 pegawai.
wabah penyakit yang disebabkan oleh virus,
yaitu coronavirus dan penyakitnya disebut Tingkat pengetahuan seseorang memiliki
coronavirus disease 2019 (Covid-19). hubungan positif terhadap tingkat kecemasan
Pandemi Covid-19 belum dapat di pastikan yang dirasakan seseorang. Dengan demikian
kapan akan berakhir. Angka penyebaran tingkat pengetahuan tentang penanganan pada
penyakit Covid-19 ini berkembang sangat pasien Covid–19 pada petugas kesehatan
cepat dari manusia ke manusia, WHO merupakan salah satu faktor yang
menyatakan bahwa kasus pasien yang mempengaruhi tingkat kecemasan. Dalam
menderita covid-19 per-tanggal 23 september survei yang dilakukan Tamang et al,(2020) di
2021 dilaporkan terdapat lebih dari 229 juta dapatkan sekitar 76% tenaga kesehatan
kasus di 210 negara di seluruh dunia dan menggambarkan pengetahuan yang memadai
menyebabkan lebih dari 4,27jt ribu kematian. tentang Covid-19, namun, itu relatif lebih
Pasien yang menderita covid-19 di Indonesia tinggi dari penelitian sebelumnya yang di
sebanyak 4.198.678 dan meninggal 140.954 lakukan di Uganda hanya ada 69%
orang. pengetahuan yang cukup dan sedikit lebih
rendah dari studi Cina yang di lakukan Zhang
Provinsi Jawa Timur dengan ibukota
et al, di Henan China, di mana 89% peserta
Surabaya menempati urutan keempat kasus
menunjukkan pengetahuan yang cukup
konfirmasi Covid-19 tertinggi di Indonesia.
tentang Covid-19.
Di Jawa Timur, kasus konfirmasi berjumlah
393.916 orang dengan jumlah kematian Pada hasil penelitian yang telah dilakukan
29.306 orang.1 Pertanggal 23 september 2021 oleh Widya dkk, diperoleh bahwa 30 perawat
Kasus positif Covid-19 di kota Bondowoso RS Avicenna Bireuen yaitu 18 orang (60%)
berjumlah 6388 orang dengan jumlah pengetahuan baik dan 12 orang (40%)
pengetahuan buruk. Hasil penelitian yang
1
dilakukan oleh Fadli, dkk sebagian besar dari didapatkan kecemasan sebesar
tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang 44,6%.Penelitian serupa juga dilakukan oleh
baik 93 orang (80,9%) terhadap pencegahan Guo et al, (2020) Di dapatkan hasil 17,45%
penularan virus. Tetapi masih banyak yang tenaga kesehatan mengalami kecemasan,
mengalami kecemasan ringan (53,9%). terutama petugas kesehatan yang bertugas di
rumah sakit. Kecemasan meningkat seiring
Pandemi Covid-19 menyebabkan timbulnya
dengan resiko penularan penyakit infeksi
tekanan emosional seperti cemas pada semua
yang mungkin diperoleh dari pasien. Hal ini
orang. Tenaga kesehatan memiliki risiko
akan menyebabkan berbagai macam respons
terpapar virus yang tinggi akibat kontak erat
seperti gelisah, gugup, dan kurang maksimal
dengan pasien Covid-19, perasaan khawatir
dalam melakukan pekerjaan. Kondisi ini akan
akan menularkan penyakit ke keluarga,
menghambat profesionalitas kerja sehingga
kekurangan alat pelindung diri serta
akan berpengaruh terhadap kualitas dalam
peningkatan jam kerja. Berdasarkan penelitian
memberikan perawatan pada pasien. Padahal
angka kejadian kecemasan selama pandemi
kondisi mental yang sehat menunjukkan
Covid-19 pada tenaga kesehatan di China
sangat penting untuk mengelola infeksius
didapatkan prevalensi kecemasan 23,2%.
penyakit. Hal ini juga dirasakan oleh pegawai
Tenaga kesehatan bekerja sebagai garda yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 di
terdepan dalam penanganan pasien di tengah RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. RSU dr.
Pandemi Covid-19 dengan tekanan yang H. Koesnadi salah satu rumah sakit rujukan
tinggi. Keluhan yang dirasakan pada tenaga yang menangani pasien konfirm Covid-19.
kesehatan tersebut biasanya timbul karena Data dari bidang Keselamatan dan Kesehatan
rasa takut akan menularkan Covid-19 pada Kerja RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
teman dan keluarga karena bidang pertanggal 2 September 2021 di dapatkan
pekerjaannya Aziz dkk menyatakan bahwa pegawai yang terkonfirmasi covid-19
prevalensi gejala kecemasan, depresi, dan sebanyak 275 orang. Sebanyak 3 orang
insomnia pada tenaga kesehatan selama sedang menjalani isolasi mandiri, sembuh
pandemic Covid-19 di Kota Pontianak adalah sebanyak 269 orang dan meninggal 3 orang.
57,6%; 52,1%; dan 47,9%. Lai, Simeng., dan
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh
Wang (2020) menyatakan bahwa prevelensi
peneliti pada tanggal 5 September 2021 pada
depresi, kecemasan dan insomnia di antara
10 orang yang pegawai yang bertugas di
petugas kesehatan selama pandemic Covid-19
Ruang Covid-19 RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso, dengan membagikan kuasioner lembar kuesioner (informed consent), seluruh
didapatkan bahwa 7 orang pegawai kurang pertanyaan dalam lembar kuesioner terjawab.
paham tentang Covid-19, 6 orang mengatakan Data dikumpulkan dengan menggunakan
merasa cemas, sulit berkonsentrasi, sering kuesioner pengetahuan tentang covid-19 dan
buang air kecil, kadang berkeringat dan gugup skala HARS tingkat kecemasan. Analisis
dalam menangani pasien di masa pandemi menggunakan spearman rho dengan alpha=
Covid-19. Rata – rata pegawai mengalami 0,05. Ada hubungan dengan tingkat sedang
kecemasan selama bekerja. antara pengetahuan tentang covid-19 dengan
tingkat kecemasan petugas di ruang isolasi
Berdasarkan data yang dipaparkan diatas,
covid-19 RSU drH Koesnadi Bondowoso.
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Hubungan tingkat Hasil
pengetahuan tentang Covid-19 dengan a. Karakteristik Responden Berdasarkan
kecemasan pegawai yang bertugas di ruang Umur
isolasi Covid-19 di RSU dr. H. Koesnadi No Usia Jumlah Prosentase

Bondowoso tahun 2021” sebagai judul 1. 21-30 tahun 34 39,5 %


2. 31-40 tahun 40 46,5 %
penelitian ini.
3. 41-50 tahun 12 14 %
Jumlah 86 100 %
Metode
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
Jenis penelitian korelasional dengan mayoritas responden berusia 31-40 tahun
pendekatan cross sectional. Lokasi Penelitian sejumlah 40 orang (46,5%) sedangkan
dilakukan di RSU dr.H. Koesnadi minoritas berusia 41-50 tahun sejumlah 12
Bondowoso, waktu penelitian dilakukan orang (14%)
bulan Oktober 2021. Sample yang digunakan b. Karakteristik responden berdasarkan Masa
total dalam penelitian ini adalah 68 sampel Kerja
yaitu semua pegawai yang bertugas di ruang No Masa Kerja Jumlah Prosentase
1. 0-5 tahun 38 44,2 %
isolasi covid-19, mengetahui hubungan 2. 5-10 tahun 17 19,8 %
3. >10 tahun 31 36 %
pengetahuan tentang covid -19 (independen) Jumlah 86 100 %
dengan tingkat kecemasan (dependent) maka Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
Pada Kriteria penelitian adalah seluruh mayoritas responden masa kerjanya 0-5 tahun
pegawai yang bertugas di ruang isolasi RSU sejumlah 38 orang (44,2%) sedangkan
dr. H. Koesnadi Bondowoso yang minoritas masa kerjanya 5-10 tahun sejumlah
memberikan persetujuan untuk mengisi 17 orang (19,8%)
c. Karakteristik responden berdasarkan e. Tingkat pengetahuan pegawai tentang
Tingkat Pendidikan covid 19 di Rumah Sakit dr H Koesnadi

No Tingkat Pendidikan Jumlah


Prosent Bondowoso
ase
Diploma No Pengetahuan Jumlah Prosentase
1. 42 48,8 %
Keperawatan 1. Baik 47 54,7 %
Sarjana Keperawatan
2. 44 51,2 % 2. Cukup 23 26,7 %
Ners
Jumlah 86 100 % 3. Kurang 16 18,6 %
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden Jumlah 86 100 %
berpendidikan diploma keperawatan sejumlah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

42 orang (48,8%) sedangkan responden mayoritas pengetahuan responden baik

berpendidikan sarjana keperawatan ners sejumlah 47 orang (54,7%) sedangkan

sejumlah 44 orang (51,2%). minoritas pengetahuan responden kurang

d. Karakteristik responden berdasarkan Unit sejumlah 16 orang (18,6%).

Tugas f. Kecemasan pegawai yang bertugas di


No Unit Tugas Jumlah Prosentase ruang isolasi covid 19 di Rumah Sakit dr H
1. Rengganis 23 26,7 %
Koesnadi Bondowoso
2. Krisan 13 15,1 %
3. ICU covid 25 29,1 % Prosent
No Kecemasan Jumlah
4. IGD covid 25 29,1 % ase
Jumlah 86 100 % 1. Tidak Cemas 21 24,4 %
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Kecemasan
2. 39 45,3 %
Ringan
mayoritas unit tugas responden di ICU dan 3.
Kecemasan
22 25,6 %
Sedang
IGD covid sejumlah 25 orang (29,1%) Kecemasan
4. 4 4,7 %
Berat
sedangkan minoritas unit kerjanya di Krisan Jumlah 86 100 %
sejumlah 13 orang (15,1%) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
mayoritas responden mengalami kecemasan
ringan sejumlah 39 orang (45,3%) sedangkan
minoritas responden mengalami kecemasan
berat sejumlah 4 orang (4,7%).
g. Hubungan antara tingkat pengetahuan
petugas tentang covid-19 dengan kecemasan
pegawai yang bertugas di ruang isolasi covid-
19 di RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Tingkat Kecemasan

Pengetahuan Tidak ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan Jumlah


Kecemasan ringan sedang Berat
N % N % N % N % N %
Baik 14 16,3% 22 25,6% 11 12,8% 0 0 47 54,7%
Cukup 6 7,0% 12 15,1% 4 4,7% 0 0 23 26,7%
Kurang 1 1,6% 4 4,7% 7 8,1% 4 4,7% 16 18,6%
Jumlah 21 24,4% 39 45,3% 22 25,6% 4 4,7 86 100 %
p value = 0,006 nilai r = 0,297**

Berdasarkan dari hasil data di atas dapat


diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan baik yang tidak mengalami
kecemasan sejumlah 14 orang (16,3%),
mengalami kecemasan ringan sejumlah 22
orang (25,6%) dan yang mengalami
kecemasan sedang sejumlah 11 orang (12,8
%). Responden dengan pengetahuan cukup
yang tidak mengalami kecemasan sejumlah 6
orang (7%), mengalami kecemasan ringan
sejumlah 13 orang (15,1%) dan yang
mengalami kecemasan sedang sejumlah 4
orang (4,7 %). Responden dengan
pengetahuan kurang yang tidak mengalami
kecemasan sejumlah 1 orang (1,2%),
mengalami kecemasan ringan sejumlah 4
orang (4,7%), mengalami kecemasan sedang
sejumlah 7 orang (8,1%) dan yang mengalami
kecemasan berat sejumlah 4 orang (4,7 %).
Dari hasil uji analisis korelasi
Spearman rho diperoleh hasil nilai Sig.(2-
tailed) adalah p value 0.006 dan nilai r 0,297.
Karena p value 0.006 kurang dari 0.05 atau
0,01 dan nilai r 0,297, karena nilai r diantara
0,26- 0,50
berarti tingkat hubungannya sedang. Dapat dikarenakan adanya reaksi, dan hubungan
disimpulkan bahwa Hipotesa diterima yaitu dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
terdapat hubungan tingkat sedang antara Pengetahuan meliputi emosi, tradisi,
tingkat pengetahuan petugas tentang covid-19 ketrampilan, informasi dan pikiran-pikiran
dengan kecemasan pegawai yang bertugas di Beberapa faktor yang mempengaruhi
ruang isolasi covid-19 di RSU Dr. H. tingginya tingkat pengetahuan yaitu antara
Koesnadi Bondowoso Tahun 2021. lain : usia, tingkat pendidikan,dan masa kerja.
Berdasarkan data umum digambarkan bahwa
Pembahasan
dari 86 responden tersebut, sebagian besar
Berdasarkan hasil penelitian, identifikasi
responden berusia 31- 40 tahun yaitu 40
pengetahuan responden dapat dilihat pada
orang (46,5%), kemudian 34 orang (39,5%)
Tabel 4.5 bahwa sebagian besar responden 47
berusia 21-30 tahun dan 12 orang (14%)
orang (54,7%) memiliki tingkat pengetahuan
berusia 41-50 tahun. Ditinjau dari usia
baik, 23 orang (26,7%) memiliki tingkat
tersebut, maka responden telah berada pada
pengetahuan cukup, dan 16 orang (18,6%)
masa dewasa muda dan sebagian besar
memiliki tingkat pengetahuan kurang. Dapat
responden telah menjadi orang tua. Pada usia
disimpulkan bahwa petugas yang bertugas di
tersebut, seseorang telah mencapai taraf
ruang isolasi covid 19 di Rumah Sakit Umum
kedewasaan yaitu menjadi pribadi manusia
Dr H Koesnadi Bondowoso memiliki tingkat
yang matang dan berpengalaman
pengetahuan baik. Berdasarkan teori telah
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
dijelaskan bahwa pengetahuan atau
salah satunya adalah pendidikan. Menurut
knowledge adalah hasil penginderaan
Notoatmojdo pendidikan adalah suatu
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
kegiatan atau proses pembelajaran untuk
suatu objek melalui pancaindra yang
mengembangkan atau meningkatkan
dimilikinya. Panca indra manusia guna
kemampuan tertentu sehingga sasaran
penginderaan terhadap objek yakni
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
Wied Hary Bahwa tingkat pendidikan ikut
dan perabaan. Pada waktu penginderaan
menentukan mudah tidaknya seseorang
untuk menghasilkan pengetahuan tersebut
menyerap dan memahami pengetahuan yang
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
mereka peroleh, pada umumnya semakin
persepsi terhadap objek
tinggi pendidikan seseorang semakin baik
Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan
pula pengetahuannya
terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang
Di lihat dari tingkat pendidikan terakhir kecanggungan dalam bekerja karena
responden adalah Sarajana Keperawatan Ners dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang
yaitu 44 orang (51,2%) dan Diploma baru sehingga pengalaman merupakan faktor
Keperawatan 42 orang (48,8%). Dari yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.
fenomena yang terjadi diatas dilihat bahwa Dari hasil penelitian ini sesuai dengan teori
sebagian besar pendidikan responden adalah yang menyatakan bahwa pekerjaan adalah
S1 (51,2%), sehingga dapat disimpulkan kebutuhan yang harus dilakukan untuk
bahwa dengan pendidikan tinggi maka menunjang kehidupannya dan kehidupan
responden akan memiliki wawasan dan keluarganya. Dengan bekerja maka
pemahaman yang lebih tinggi terutama dalam kesempatan untuk mendapatkan informasi
penghayatan terhadap obyek atau materi yang juga semakin banyak, adanya informasi baru
disampaikan dan sebaliknya, hal ini sesuai mengenai suatu hal memberikan landasan
dengan penelitian Sandra Maria (2017) yang kognitif yang dibawa oleh informasi tersebut
berjudul Hubungan tingkat pendidikan Tingkat pengetahuan responden cukup dan
dengan pengetahuan ibu hamil tentang kurang karena sebagian besar responden masa
kehamilan risiko tinggi di Puskesmas kerjanya hanya 0-5 tahun sehingga
Papusungan Kecamatan Lembeh Selatan Kota dihadapkan hal yang baru tentang penanganan
Bitungdidapatkan hasil uji x² hitung sebesar pasien yang membutuhkan perawatan diruang
83.801 dan x² tabel sebesar 3.84 dengan nilai isolasi.Masa kerja ini erat kaitannya dengan
p = 0.00. < 0,05 maka hipotesis dalam pengalaman seseorang, sehingga sangat
penelitian ini diterima atau terdapat hubungan dibutuhkan dalam melakukan pelayanan.
tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu Dengan pengalaman kerja yang lebih lama
hamil tentang kehamilan risiko tinggi di tentu akan memberikan pengalaman yang
Puskesmas Papusungan Kecamatan Lembeh lebih lama kepada perawat dalam menangani
Selatan Kota Bitung. Selain itu ada pasien dan upaya untuk meningkatkan
pengalaman petugas atau masa kerja yang keselamatan kerja bagi individu.
berdampak pada pengetahuan, Di lihat dari Pada penelitian ini berdasarkan dari
masa kerja responden mayoritas 0-5 tahun tabulasi 86 responden yang tidak mengalami
yaitu 38 orang (44,2%), semakin lama masa kecemasan sejumlah 21 orang (24,4),
kerja maka akan terbiasa dengan tugas yang mengalami kecemasan ringan sejumlah 39
dilakukan setiap harinya, sebaliknya dengan orang (45,3%) , responden yang mengalami
masa kerja yang kurang akan menyebabkan kecemasan sedang sejumlah 22 orang
(25,6%), sedangkan responden yang menunjukkan ansietas pada kehidupan
mengalami kecemasan berat sejumlah 4 orang selanjutnya
(4,7%). Kecemasan responden yang ringan dan
Kecemasan merupakan emosi subjektif yang sedang di sebabkan oleh kurangnya informasi
membuat individu tidak nyaman, ketakutan tentang penyakit yang diderita, khususnya
yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai penggunaan APD yang tepat, cara penularan
respon otonom. Kecemasan juga merupakan covid19 selain itu kecemasan mungkin
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar disebabkan oleh maturasional, personality
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan development, karakteristik stimulus tentang
tidak berdaya. Sedangkan menurut Hawari penyakit covid 19 yang dirasakan berbeda
(2016) kecemasan adalah gangguan alam oleh setiap pegawai yang bertugas di ruang
sadar (effective) yang ditandai dengan isolasi covid 19.
perasaan ketakutan atau kehawatiran yang Tenaga kesehatan bekerja sebagai garda
mendalam dan berkelanjutan, tidak terdepan dalam penanganan pasien di tengah
mengalami gangguan dalam menilai realitas Pandemi Covid-19 dengan tekanan yang
(Reality Testing Ability / RTA), masih baik, tinggi. Keluhan yang dirasakan pada tenaga
kepribadian masih tetap utuh (tidak kesehatan tersebut biasanya timbul karena
mengalami keretakan kepribadian/ splitting of rasa takut akan menularkan Covid-19 pada
personality), perilaku dapat terganggu tapi teman dan keluarga karena bidang
masih dalam batas-batas normal. pekerjaannya. Sesuai dengan penelitian Aziz
Menurut Stuart perilaku ansietas merupakan dkk menyatakan bahwa prevalensi gejala
produk frustasi yaitu segala sesuatu yang kecemasan, depresi, dan insomnia pada
mengganggu kemampuan seseorang untuk tenaga kesehatan selama pandemic Covid-19
mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar di Kota Pontianak adalah 57,6%; 52,1%; dan
perilaku lain menganggap ansietas sebagai 47,9%. Lai, Simeng., dan Wang (2020)
suatu dorongan untuk belajar berdasarkan menyatakan bahwa prevelensi depresi,
keinginan dari dalam untuk menghindari kecemasan dan insomnia di antara petugas
kepedihan. Pakar tentang pembelajaran kesehatan selama pandemic Covid-19
meyakini bahwa individu yang terbiasa didapatkan kecemasan sebesar 44,6%.
dalam kehidupan dirinya dihadapkan pada Penelitian serupa juga dilakukan oleh Guo et
ketakutan yang berlebihan lebih sering al, (2020) Di dapatkan hasil 17,45% tenaga
kesehatan mengalami kecemasan, terutama
petugas kesehatan yang bertugas di rumah tersebut dimungkinkan mendapat cukup
sakit. informasi tentang covid19 sehingga dapat
Kecemasan meningkat seiring dengan resiko disimpulkan bahwa penerimaan informasi
penularan penyakit infeksi yang mungkin akan menambah wawasan dan pemahaman
diperoleh dari pasien. Hal ini akan yang lebih tinggi terutama dalam penghayatan
menyebabkan berbagai macam respons terhadap obyek atau materi yang disampaikan
seperti gelisah, gugup, dan kurang maksimal dan sebaliknya
dalam melakukan pekerjaan. Kondisi ini akan Responden yang pengetahuannya kurang dan
menghambat profesionalitas kerja sehingga mengalami kecemasan berat sebanyak 4 orang
akan berpengaruh terhadap kualitas dalam (4,7%). Hal ini disebabkan kurangnya
memberikan perawatan pada pasien. Padahal informasi terhadap petugas sehingga petugas
kondisi mental yang sehat menunjukkan takut tertular covid 19 dari pasien yang
sangat penting untuk mengelola infeksius mereka lakukan perawatan..
penyakit. Hal ini juga dirasakan oleh pegawai Tingkat pengetahuan seseorang memiliki
yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 di hubungan positif terhadap tingkat kecemasan
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso yang dirasakan seseorang. Dengan demikian
Dari hasil uji analisis korelasi tingkat pengetahuan tentang penanganan pada
Spearman rho diperoleh p value 0.006 dan pasien Covid–19 pada petugas kesehatan
nilai r 0,297 karena nilai r diantara 0,26- 0,50 merupakan salah satu faktor yang
berarti tingkat hubungannya sedang. Dapat mempengaruhi tingkat kecemasan. Dalam
disimpulkan Hipotesa diterima yaitu terdapat survei yang dilakukan Tamang et al,(2020) di
hubungan tingkat sedang antara tingkat dapatkan sekitar 76% tenaga kesehatan
pengetahuan petugas tentang covid-19 dengan menggambarkan pengetahuan yang memadai
kecemasan pegawai yang bertugas di ruang tentang Covid-19, namun, itu relatif lebih
isolasi covid-19 di RSU Dr. H. Koesnadi tinggi dari penelitian sebelumnya yang di
Bondowoso tahun 2021. lakukan di Uganda hanya ada 69%
Dari hasil tabulasi silang 47 responden yang pengetahuan yang cukup dan sedikit lebih
berpengetahuan baik diperoleh 14 orang rendah dari studi Cina yang di lakukan Zhang
(16,3%) dan 22 orang (25,6%) tidak et al, di Henan China, di mana 89% peserta
mengalami kecemasan dan mengalami menunjukkan pengetahuan yang cukup
kecemasan ringan. Hal ini terjadi karena tentang Covid-19.
petgawai yang bertugas di ruang isolasi
Berdasarkan penelitian Fadli dan Safruddin pelindung diri yang memadai, itu dapat
(2020) menunjukkan bahwa dari 13 partisipan membahayakan petugas layanan kesehatan
mengalami kecemasan karena persediaan lini pertama (Wu, Chen, & Chan, 2020).
pelindung belum terpenuhi saat melakukan Penelitian lainnya mengunakan studi berbasis
tindakan kepada pasien (Cheng et al. 2020). survei tentang kesehatan mental dari 1.257
Fasilitas alat pelindung diri kurang memadai petugas kesehatan yang merawat pasien
bagi tenaga perawat yang bekerja Covid-19 di 34 rumah sakit di Tiongkok.
dilingkungan kesehatan fisik akut, mereka Hasilnya, sebagian besar dari mereka
merupakan kelompok yang sangat rentan melaporkan gejala depresi 50%, kecemasan
terinfeksi Covid-19 karena berada di garda 45%, insomnia 34% dan tekanan psikologis
terdepan penanganan kasus, oleh karena itu 71,5% (Lai et al 2020).
mereka harus dibekali alat pelindung diri Hasil penelitian lain selama wabah SARS
lengkap sesuai protokol dari WHO sehingga akut terdapat 89% tenaga kesehatan yang
kecemasan yang dialami berkurang (Maben & berisiko tinggi mengalami gejala gangguan
Bridges, 2020). psikologis salah satunya kecemasan (Chua et
Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, al., 2004). Dalam mengatasi masalah
masker medis, kacamata atau pelindung kesehatan mental tenaga kesehatan, perlu
wajah, dan baju pelindung, serta prosedur dilakukan intervensi dengan membentuk tim
khusus, respirator (misalnya N95 atau standar medis dalam penanganan psikologis dan
FFP2 atau setara) dan celemek (WHO, 2020). menerapkan model kepercayaan kesehatan
Ketersediaan alat pelindung diri bagi tenaga untuk tenaga kesehatan (Cheng et al., 2020) .
kesehatan masih kurang, sehingga banyak Sebagain besar dari tenaga kesehatan
tenaga kesehatan yang sudah terpapar virus memiliki pengetahuan yang baik 93 orang
dan bahkan ada yang sampai meninggal (80,9%) terhadap pencegahan penularan
(Ramadhan, 2020). Berdasarkan hasil virus. Tetapi masih banyak yang mengalami
penelitian ini menunjukkan ratarata responden kecemasan ringan (53,9%). Hal ini bisa saja
menjawab bahwa ketersediaan alat pelindung dipengaruhi karena tuntutan pekerjaan yang
diri di lokasi tempat mereka memberikan lebih tinggi, termasuk waktu kerja yang lama
pelayanan pada pasien Covid-19 masih sangat jumlah pasien yang meningkat dan praktik
kurang (76.5%) dan responden yang terbaik yang terus berubah seiring
ketersedianan alat pelindung dirinya terpenuhi perkembangan informasi tentang Covid-19
sebanyak (23.5%). Jika tidak ada alat (IASC, 2020)
Maka dari itu, sangat diperlukan dukungan coronavirus (COVID-19) Ditinjau
Dari Perspetikf Kesehatan Masyarakat
yang besar dari pemerintah untuk penyediaan
(A. G. & T. Gosyen (ed.); 1st ed.).
alat pelindung diri, pelatihan bagi tenaga Gosyen Publishing.
Aziz, Linda, Selviana & mawardi.(2020).
kesehatan, serta tambahan tunjangan
Dampak Psikologis Pandemi Covid-19
kesehatan baik diri sendiri maupun keluarga. pada Tenaga Kesehatan; A Studi
Cross-Sectional di Kota Pontianak.
UMP. JKMI.
Kesimpulan dan saran Dinkes Bondowoso, 2021 di akses dari
https://dinkes.bondowosokab.go.id/co
Tingkat pengetahuan petugas tentang covid
vid-19-center/ pada tanggal 23
19 di Rumah Sakit dr H Koesnadi september 2021
Fadli, F., Safruddin, S., Ahmad, A. S.,
Bondowoso diketahui bahwa mayoritas
Sumbara, S., & Baharuddin, R.
pengetahuan responden baik dan tingkat (2020a). Faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan pada Tenaga Kesehatan
Kecemasan mayoritas responden mengalami
Dalam Upaya Pencegahan Covid-19.
kecemasan ringan. Ada hubungan tingkat Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia, 6(covid19), 61.
sedang antara tingkat pengetahuan petugas
https://doi.org/10.17509/jpki.v6i1.245
tentang covid-19 dengan kecemasan pegawai 46.
Guo, J. Liao, Wang, Li, Guo, Tong, Guan,
yang bertugas di ruang isolasi covid-19 di
Zhou, Wu, Zhang, Gu, (2020)
RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso. yaitu Psychological Effects of COVID-19
on Hospital Staff: A National
dengan nilai kemaknaan p value 0.006 dan
CrossSectional Survey of China
nilai r 0,297. Mainland‟, SSRN Electronic Journal.
doi: 10.2139/ssrn.3550050.
Rumah Sakit dapat memfasilitasi perencanaan
Hawari. D. 2016. Pendekatan Holistik pada
dan intervensi untuk meningkatkan Gangguan Jiwa, Skizofrenia. FKUI.
Jakarta.
pengetahuan dan keterampilan petugas
Hamilton, M. 1959. The Assesment of
kesehatan melalui pelatihan dan In House Anxiety States by Rating. Br J Med
Psychol. 50-55.
Training dalam memberikan penanganan
Hawari, D. 2006. Manajement Stres, Cemas
terhadap pandemi Coronavirus Desease 19 dan Depresi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
dengan membuat Standar Prosedur
IASC. (2020). Catatan Tentang Aspek
Operasional sehingga petugas merasa safety Kesehatan Jiwa dan Psikososial
Wabah COVID-19 Versi 1.0. Diaskes
dalam melakukan pelayanan terhadap pasien
dalam
covid 19. https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/catata
Referensi n-tentang-aspek-kesehatan-jiwa-dan-
psikososial-wabah-covid-19-feb-2020-
Anwar Daud, Aminuddin Syam, .A.Arsunan indonesian.pdf?sfvrsn=ebae5645_2.
Arsin, S. S. H. (2020). penanganan
Jatim tanggap covid-19 di akses dari Muyasaroh, H. (2020). Kajian Jenis
https://infocovid19.jatimprov.go.id/ Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam
pada tanggal 23 september 2021 menghadapi Pandemi Covid 19.
LP2M UNUGHA Cilacap.
Kang, L. Yi, Shaohua, Min, Can, Xiang, Neto MLR et all (2020) When health
Ying, Jianbo, Xiancang, Jun, Lili, professionals look death in the eye: the
Gaohua, Hong, Zhongchun. (2020) mental health of professionals who
„The mental health of medical deal daily with the 2019 coronavirus
workers in Wuhan, China dealing with outbreak. Psychiatry Research.
the 2019 novel coronavirus‟, The 2020:112972.
Lancet Psychiatry. doi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti
10.1016/S2215-0366(20)30047-X. cles/PMC7152886/pdf/main.pdf.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Tata Laksana Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Pendidikan
COVID-19 di Indonesia. dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: PT
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pencegahan Rineka Cipta
dan Pengendalian COVID-19 Revisi Nursalam. 2015. Asuhan Keperawatan.
5. Salemba Medika. Jakarta
https://covid19.kemkes.go.id/protokol- Olum R, Chekwech G, Wekha G, Nassozi
covid-19/kmk-no-hk-01-07-menkes- DR, Bongomin F. Coronavirus
413-2020-ttg-pedoman-pencegahan- Disease-2019: Knowledge, Attitude,
dan-pengendalian-covid-19 and Practices of Health Care Workers
Kemenkes RI. (2020). Pedoman at Makerere University Teaching
Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Hospitals, Uganda. Front Public
Novel Coronavirus (2019- nCoV). Health. 2020;8:181
Kementerian Kesehatan RI Direktorat tps://doi.org/10.3389/fpubh.2020.0018
Jenderal Pencegahan dan 1
Pengendalian Penyakit (P2P). PDPI (2020) Pnemonia Covid-19. Diagnosis
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/ & Penatalaksanaan di Indonesia,
download/DOKUMEN_RESMI_Pedo perhimpunan dokter paru indonesia,
man_Kesiapsiagaan_nCoV_Indonesia Jakarta
_28_Jan_2020.pdf Priyantono, dkk (2020). Sistem Prediksi
Lai, J. Ma, Wang, Cai, Hu, Wei, Wu, Du, Gejala Virus Korona dengan Metode
Chen,Li, Tan, Kang, Yao, Huang, Forward Chaining. JTERA (Jurnal
Wang, Wang, Liu, Hu. (2020) Teknologi Rekayasa), Vol. 5, No. 1,
„Factors Associated With Mental Juni 2020, Hal. 111-118
Health Outcomes Among Health Care
Workers Exposed to Coronavirus
Disease 2019‟, JAMA network open. Pappa, S., Ntella, V., Giannakas, T.,
doi: Giannakoulis, V. G., Papoutsi, E., &
10.1001/jamanetworkopen.2020.397 Katsaounou, P. 2020. Prevalence of
Masturoh, imas, Nauri Anggita. (2018). depression, anxiety, and insomnia
Metodologi Penelitian Kesehatan. among healthcare workers during the
Kemenkes. Jakarta. COVID-19 pandemic: A systematic
Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam review and meta-analysis. Brain,
Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi behavior, and immunity,
Efek Contagious (Kasus Penyebaran DOI: 10.1016/j.bbi.2020.05.026
Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Rusnawati, 2020. Pengaruh Kecemasan
Sosial Humaniora Terapan Pandemi Covid-19 Terhadap
Pengeluaran ASI Ibu Post Partum di World health organization (WHO). (2020).
Bidan Praktek Mandiri Hj. Rusmawati Coronavirus disease (COVID-19)
Muara Badak, jurnal politeknik pandemic.
kesehatan kalimantan timur. Who.(2021) situation report coronaviruse,
Sonya, Odisa Amri,(2021) Hubungan diakses dari https://covid19.who.int/
pengetahuan tentang Covid-19 dengan pada tanggal 23 september 2021
tingkat kecemasan perawat di instalasi
rawat jalan RSUP DR.M.Djamil Zhang M, Zhou M, Tang F, Wang Y, Nie H,
Padang tahun 2020. Diploma thesis, Zhang L, et al. Knowledge, attitude,
Universitas Andalas. and practice regarding COVID-19
http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/753 among healthcare workers in Henan,
43 China. J Hosp Infect. 2020;105:183–7.
Stuart, W.G. 2017. Buku Saku Keperawatan DOI: 10.1016/j.jhin.2020.04.012
Jiwa. Penerbit EGC. Jakarta
Sunaryo (2015).Psikologi untuk
Keperawatan. PT Gamedia Pustaka
Utama

You might also like