You are on page 1of 74

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU


DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS X TAHUN 2022

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Skripsi pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Oleh :
JUMAROH
NIM R.18.01.039

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN INDRAMAYU
2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

“Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber pustaka

yang menjadi rujukan dalam penyusunan skripsi ini telah saya nyatakan dengan

benar. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil

plagiat/pemalsuan/penyuapan/pertukangan maka saya siap menerima sanksi yang

berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dengan resiko

yang harus saya tanggung’’

Nama : Jumaroh
NIM : R.18.01.039
Tanggal :

Materai
Tanda Tangan :
Rp. 10.000

STIkes Indramayu
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Jumaroh

Tempat / tanggal lahir : Indramayu, 26 Juni 2000

Agama : Islam

Alamat : Desa Ujunggebang Blok Janggar RT/RW 08/05


Kec. Sukra Kab. Indramayu Jawa Barat
Indonesia

Pendidikan :

STIKes Indramayu : Tahun 2018-Sekarang

SMK Kesehatan 1 Sukra : Lulus Tahun 2018

SMPN 1 Sukra : Lulus Tahun 2015

MI-Alfatah : Lulus Tahun 2012

Pekerjaan : Mahasiswa

Profesi Lainnya :-

STIKes Indramayu
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Jumaroh


NIM : R18.01.039
Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan
Dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas X

Proposal ini telah disetujui dan siap untuk diseinarkan

Indramayu, Mei 2022

Oleh

Pembimbing I

Eleni Kenanga P., M.Kep., Sp.Kep.An.


NIK.

Pembimbing II

Kitri Hikmawati, M.Kep


NIK

STIKes Indramayu
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Jumaroh


NIM : R.18.01.039
Judul : Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
Dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan

Skripsi ini telah disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Sidang Skripsi
Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu

Indramayu, Mei 2022

Oleh

Pembimbing I

Eleni Kenanga P., M.Kep., Sp.Kep.An


NIK

Pembimbing II

Kitri Hikmawati, M.Kep


NIK

STIKes Indramayu
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Jumaroh


NIM : R.18.01.039
Judul :Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
Dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Sidang Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Indramayu guna melengkapi syarat-syarat untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan

Indramayu, mei 2022

Ketua,

STIKes Indramayu
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia dan nikmat kesehatan yang tiada hentinya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan

Pengetahuan Dengan Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu

penelitian ini sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik, ucapan

terimakasih peneliti ucapkan kepada :

1. Drs. H. Turmin, B.S.c. Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada

Indramayu, yang telah menjadi inspiratory bagi kami.

2. M. Saefulloh, S. Kp., Ns., M.Kep, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) Indramayu yang telah memberikan motivasi kepada kami.

3. Wayunah, S. Kp., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Indramayu yang senantiasa selalu mendidik dan mengarahkan

mahasiswa-mahasiswi Program Studi Sarjana Keperawatan.

4. Eleni Kenanga P., M.Kep., Sp.Kep.An. selaku pembimbing I yang telah

berkenan menyediakan waktu, tenaga, dan ilmunya untuk memberikan pengarahan,

bimbingan ilmu pengetahuan, nasehat, dan masukan yang bermanfaat selama penyusunan

skripsi.

5. Kitri Hikmawati, M.Kep, selaku pembimbing II dan Wali Kelas Prodi

Sarjana Keperawatan angkatan 2018 yang telah berkenan menyediakan waktu,

STIKes Indramayu
tenaga, dan ilmunya untuk memberikan pengarahan bimbingan ilmu pengetahuan,

nasehat, dan masukan yang bermanfaat selama penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosean beserta staf karyawan Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Indramayu.

7. Kedua orangtua peneliti, Bapak Jono dan Ibu Warsinah, sebagai motivasi

utama penulis yang tanpa henti memberikan dukungan dan senantiasa

mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Indramayu angkatan 2018, yang senantiasa saling memberikan motivasi dan

dukungan kepada penuis.

9. Seluruh pihak yang tidak adapt disebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

Akhir kata. Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah memberikan segala dukungan dan bantuan kepada

penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Indramayu, Mei 2022

Penulis

STIKes Indramayu
DAFTAR ISI

STIKes Indramayu
DAFTAR TABEL

STIKes Indramayu
DAFTAR GAMBAR

STIKes Indramayu
DAFTAR SINGKATAN

STIKes Indramayu
DAFTAR LAMPIRAN

STIKes Indramayu
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga juga

mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal, sehat fisik,

mental/kognitif, dan sosial, dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa dan

bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka masih di dalam kandungan

sampai mereka menjadi manusia dewasa (Soetjiningsih & Ranuh, 2016).

Bayi merupakan anak yang memiliki usia 0-12 bulan (Kemenkes RI,

2022). Masa bayi yaitu periode sejak kelahiran sampai usia 11 bulan. Masa bayi

ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa neonatal (sejak kelahiran sampai 28

hari) dan masa sesudah lahir usia 29 hari sampai 11 bulan (Ratnaningsih, dkk,

2019). Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan, pada masa ini

terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus

menerus terutama meningkatnya fungsi system saraf (Kemenkes RI, 2016).

Dengan demikian periode 0-5 tahun merupakan masa kritis (golden age). Pada

masa anak usia 0-5 tahun merupakan masa perkembangan otak. Golden age pada

anak adalah masa emas anak yang merupakan masa penting untuk

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya serta pembentukan system

saraf secara mendasar sudah terjadi (Setiowati 2020).

Perkembangan bayi meliputi empat aspek, yaitu motorik kasar, motorik

halus, kemampuan bahasa dan kemampuan sosial. (Ratnaningsih, dkk, 2019).

Aspek tumbuh kembang merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses

STIKes Indramayu
pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun sebagian

orang tua belum memenuhi hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat

pendidikan dan sosial ekonomi yang sangat rendah. Mereka menganggap bahwa

selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan

termasuk pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Sering juga bahwa para

orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan

mempunyai pengertian yang sama (Mansur, 2019).

Faktot-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah genetik

(misalnya, penyakit infeksi, kurang gizi, penelantaran anak dan sebagainya) serta

faktor lingkungan pascanatal yang meliputi keluarga dan adat istiadat (misalnya

pendidikan ayah/ibu). Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang

penting untuk tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang

tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anak, mendidiknya, dan

sebagainya (Soetjiningsih & Ranuh, 2016).

Keluarga secara realitas merupakan lembaga pendidikan pertama bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak (Safrudin, 2015). Pada lingkungan

pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat memengaruhi tumbuh kembang anak

(Kemenkes RI, 2016). Tingkat pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal

yang ditempuh oleh ibu sebagai bekal agar dapat mendidik anak-anaknya dengan

baik dan benar (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan mengenai dasar-dasar tumbuh kembang anak sangat penting

dan harus dikuasai oleh orang tua. Bila dasar ilmu ini kuat, maka akan sangat

STIKes Indramayu
mudah mengetahui setiap kali ada penyimpangan dan segera dapat

menindaklanjuti (Soetjiningsih & Ranuh, 2013).Pengetahuan akan mempengaruhi

seseorang untuk memahami sesuatu. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan

semakin tinggi pula kemampuan untuk menyerap dan menerima informasi

sehingga pengetahuan dan wawasan lebih luas dan akan mempengaruhi pula

perilaku seseorang yang dapat dilihat dari sikapnya (Notoatmodjo, 2010).

World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa lebih

dari 200 juta anak usia dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi potensi

perkembangan mereka dan sebagian besar diantaranya adalah anak-anak yang

tinggal di Benua Asia dan Afrika. Berbagai masalah perkembangan anak seperti

keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif yang semakin

meningkat. Di Indonesia termasuk kedalam Negara ketiga dengan prevalensi

tertinggi di regional Asia Tenggara.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 dalam

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) 2020

tentang Upaya Kesehatan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara

terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan

sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 18 (delapan belas) tahun.\

Berdasarkan Riskesdas (2018) pemantauan pertumbuhan bayi dan balita

yang tidak pernah ditimbang meningkat dari 21,2% menjadi 40% sehingga dapat

STIKes Indramayu
untuk melakukan observasi atau skrining pertumbuhan dan perkembangan pada

setiap anak.

Menurut penelitian (Waqidil. K & Andini. CK., 2016) di kelurahan

kadipaten kecamatan bojonegoro didapatkan hasil penelitian bahwa tinggat

pendidikan ibu yang tinggi akan menjamin diberikan stimuli yang mendukung

bagi perkembangan anak-anaknya dibandingkan ibu dengan pendidikan rendah.

Hal serupa dikemukakan oleh (Sitaresmi, dkk, 2016) yang menunjukan dari

analisis faktor resiko dalam penelitiannya didapatkan salah satu yang berperan

adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah dengan presentase sebanyak 19%

memengaruhi keterlambatan perkembangan pada anak usia 3-60 bulan. Berbeda

halnya dengan penelitian (Fauzia, dkk, 2018) diikota bandung mengemukakan

hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

perkembangan bayi (p ≥ 0,05) sedangkan terdapat adanya hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan perkembangan bayi dengan nilai kemaknaan (p ≤ 0,05).

Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan

tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di

wilayah kerja Puskesmas X. Solusi dalam masalah ini dengan memberikan

penjelasan kepada orang tua tentang pentingnya pemantauan perkembangan bayi

sejak dini.

B. Rumusan Masalah

Mengingat prevalensi perkembangan anak menurut World Health

Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa lebih dari 200 juta anak usia

dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi potensi perkembangan anak seperti

STIKes Indramayu
keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif yang semakin

meningkat. Pada bayi usia 0-5 tahun merupakan masa kritis. Pada masa anak usia

0-5 tahun disebut dengan masa keemasan (golden age) yang merupakan masa

penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak serta

pembentukan system saraf secara mendasar sudah terjadi. Ada bebrapa faktor

yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya

peran orang tua terutama seorang ibu yang meliputi pengetahuan dan

pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan ibu semakin baik juga pengetahuan

akan perkembangan yang normal untuk anak, dan sebaliknya jika semakin rendah

tingkat pendidikan semakin rendah pula pengetahuan ibu tentang perkembangan

anak. Perkembangan pada anak sangat penting dilakukan agar bila ditemukan

kecurigaan penyimpangan dapat segera dilakukan stimulasi dan intervensi dini

sebelum kelainan terjadi.

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Hubungan tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja

puskesmas X?

STIKes Indramayu
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan

Perkembangan Bayi Usia (3-6) Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas X Tahun

2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan bayi usia 3-6

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas X.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan bayi usia 3-6

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas X.

c. Mengetahui tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan

perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas X.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini semoga dapat membantu pelayanan kesehatan di

Indonesia khususnya disuatu wilayah kerja puskesmas untuk dapat melakukan

pemantauan (SDIDTK) stimulasi deketksi dan intervensi dini tumbuh kembang

pada anak.

2. Bagi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dan bahan

pembelajaran bagi pendidikan kesehatan mengenai hubungan tingkat pendidikan

dan pengetahuan ibu dengan perkembangan anak diharapkan bagi tim kesehatan

STIKes Indramayu
mampu menjabarkan aspek-aspek perkembangan anak meliputi, motorik kasar,

motorik halus, kemampuan bahasa dan kemampuan sosial ke orang tua.

3. Bagi Bidang Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi perawat dalam

bidang keperawatan khususnya keperawatan anak terkait tentang hubungan

tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan perkembangan bayi usia 3-6

bulan sehingga dapat melakukan penyuluhan ataupun konseling kepada masyaraat

terutama ibu terkait dengan waktu yang tepat dalam melakukan pemantauan

(SDIDTK) stimulasi deketksi dan intervensi dini tumbuh kembang pada anak.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Hubungan tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu dengan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja

puskesmas x, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan

dengan menggunakan metode analitik korelasi yang dilakukan dengan rancangan

cross sectional. Subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 3-6

bulan disuatu wilayah kerja puskesmas x, teknik pengumpulan sampel

menggunakan proporsive sampling dengan sampel berjumlah minimal 30

responden yang memnuhi kriteria inklusi dan eksklusi, pengumpulan data untuk

pendidikan dan pengetahuan diambil dengan kuesioner, tes perkembangan

dilakukan menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP). Aspek

perkembangan yang dinilai meliputi yaitu motorik kasar, motorik halus,

kemampuan bahasa, dan kemampuan sosial. Penelitian ini telah dilaksanakan pada

tanggal 14 maret 2022 yang bertempat di Wilyah Kerja Puskesmas

STIKes Indramayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tingkat Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu

menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu

mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa

dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang

setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau

mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti

panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan

perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Sedangkan

menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang

diinginkan pendidik yang diistilahkan dengan educare (Kurniadi, 2012).

2. Pengertian Tingkat Pendidikan

Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang

berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran (Ihsan,

2010) Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan

merupakan jenjang atau tahap-tahap pendidikan yang dilalui atau bahkan sudah

dilalui seseorang dalam menuntun ilmu seperti jenjang SD, SMP, SMA dan

sampai ke Perguruan Tinggi.

STIKes Indramayu
3. Macam-Macam Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi (Ihsan, 2010).

a. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat dan

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan

dasar dapat berupa Sekolah Dasar (SD) sederajat dengan Madrasah Ibtidaiyah

(MI), luar sekolah (sekolah luar biasa).

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, alam

sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja

atau pendidikan tinggi. Pendidikan menengah umum diselanggarakan untuk

mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi atau mengikuti

pendidikan keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi.

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi yang bersifat akademik

atau professional sehingga dapat menerapkan mengembangkan atau menciptakan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka pembangunan Nasional dan

meningkatkan kesejahteraan manusia

STIKes Indramayu
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang tingkat

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi.

a. Pendidikan Dasar terdiri dari:

1) Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah

2) SMP atau MTs

b. Pendidikan Menengah

1) SMA dan MA

2) SMK dan MAK

c. Pendidikan Tinggi

1) Akademik

2) Institut

3) Sekolah Tinggi

4) Universitas

Berdasarkan undang-undang diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan merupakan pendidikan yang dilalui oleh seseorang secara mulai dari

sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjut tingkat atas,

bahkan sampai perguruan tinggi.

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil "tahu" dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap

objek menjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,

STIKes Indramayu
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003) dalam (Wawan & Dewi, 2018).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini meningat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non

formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan

sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health

Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek

kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman

sendiri (Wawan & Dewi, 2018).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari pada yang cukup didalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

STIKes Indramayu
(Notoatmodjo, 2003) dalam (Wawan & Dewi, 2018).

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai meningat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah meningkat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu "tahu" ini adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

STIKes Indramayu
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo, 2003: 11

adalah sebagai berikut:

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik

STIKes Indramayu
formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip

orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik bedasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masalalu.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon

(1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deoblod Van Daven. Akhirnya lahir

suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kit kenal dengan

penelitian ilmiah.

4. Proses Perilaku "TAHU"

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) dalam

(Wawan & Dewi, 2018), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas mausia

baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak diamati oleh pihak luar.

Sedangkan sevelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yaikni :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetaahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

b. Intersest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian

STIKes Indramayu
dan tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan

baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi mislanya hal-hal

yang menunjag kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, Menurut

YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2003) dalam (Wawan & Dewi, 2018)

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) dalam (Wawan

& Dewi, 2018) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

2) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003) dalam (Wawan 7

Dewi, 2018), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

STIKes Indramayu
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip (Nursalam, 2003) dalam (Wawan &

Dewi, 2018), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai beulang tahun. Sedangkan menurut (Huclok, 1998) dalam (Wawan &

Dewi, 2018) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang lebih dewasa dipercaya daari orang yang belum tinggi kedewasaanya.

Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari (Nursalam, 2003) lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang

dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

6. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

STIKes Indramayu
a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

c. Kurang: Hasil presentase ≥56%

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.

Anak tidak hnanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan

struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil daari pertumbuhan

otak adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan

mempergunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.

Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),

ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan tanda-tanda seks sekunder

(Soetjiningsih & Ranuh, 2016).

Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif

dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses diferensi sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan

sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik,

emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil dan interaksi dengan

lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif,

terarah, dan terpadu/koheren. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang

STIKes Indramayu
terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur ke

belakang. Terarah dan terpadu menunjukan bahwa terdapat hubungan yang pasti

antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya

(Soetjiningsih & Ranuh, 2016).

2. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Menurut (Soetjiningsih & Ranuh, 2016), secara umum terdapat dua faktor

utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:

a. Faktor genentik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama

dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi

genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan

kualitas dan kuantitas pertumbuhan Pertumbuhan ditandai oleh intensitas dan

kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur

pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang Yang termasuk faktor genetik

antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologilt, jenis

kelamin, suku bangsa atau bangsa Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi

dengan lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil akhir yang optimal

Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering disebabkan oleh faktor

genetik ini, misalnya kelainan bawaan yang disebabkan oleh kelainan kromosom

seperti sindrom Down, sindrom Turner, dan sebagainya. Sementara itu, di negara

yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh faktor

genetik, juga disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang kondusif untuk

tumbuh kembang anak, seperti penyakit infeksi, kurang gizi, pe nelantaran anak

STIKes Indramayu
dan sebagainya, yang juga berdampak terhadap tingginya angka kes marian bayi

dan anak.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya

potensi genetik Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi

genetik. sedangkan yang tidak baik akan menghambarnya. Lingkungan ini

merupakan lingkungan biofisikopsikososial yang memengaruhi individu setiap

hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara

garis besar dibagi menjadi: Faktor lingkungan pranatal, faktor lingkungan prenatal

dan faktor ligkungan pascanatal.

1) Faktor lingkungan perinatal

2) Faktor lingkungan pascanatal

3) Faktor lingkungan pascanatal

Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang memengaruhi

tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:

a) Faktor biologis

 Ras/suku bangsa

Pertumbuhan somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit

putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa

Asia.

 Jenis kelamin

Dikatakan anak laki laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan,

tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian; mungkin sebabnya adalah

STIKes Indramayu
perbedaan kromosom antara anak laki-laki (xy) dan perempuan (xx).

Pertumbuhan fisik dan motorik berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.

Anak laki-laki lebih aktif bila dibandingkan dengan anak perempuan.

 Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, terutama pada umur satu

tahun pertama, karena pada masa itu anak sangat rentan terhadap penyakit dan

sering terjadi kurang gizi. Di samping itu, masa balita merupakan dasar

pembentukan kepribadian anak. Karena itu, pada masa ini, diperlukan perhatian

khusus.

 Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.

Kebutuhan anak berbeda dari orang dewasa, karena makanan bagi anak, selain

untuk aktivitas sehari-hari, juga untuk pertumbuhan. Ketahanan makanan (food

security) keluarga memengaruhi status gizi anak. Ketahanan makanan keluarga

mencakup keter sediaan makanan dan pembagian makanan yang adil dalam

keluarga, walaupun bisa terjadi kepentingan budaya bertabrakan dengan

kepentingan biologis anggota keluarga. Misalnya, pada masyarakat tertentu,

makanan lebih didahulukan untuk ayah daripada untuk anak. Satu aspek penting

yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup

pembebasan makanan dari ber bagai "racun" fisika, kimia, dan biologis, yang kian

mengancam kesehatan manusia. Pada saat ini, banyak sekali beredar makanan

yang mengandung zat tambahan (food additive) yang berbahaya.

STIKes Indramayu
 Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilaksanakan kalau anak sakit,

me lainkan juga mencakup pemeriksaan kesehatan, imunisasi, skrining dan

deteksi dini gangguan tumbuh kembang, stimulasi dini, termasuk pemantauan

pertum buhan dengan menimbang anak secara rutin setiap bulan. Pemanfaatan

fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan secara komprehensif, yang mencakup

aspek aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Demikian pula, petugas

ke schatan harus menangani anak dengan komprehensif; semua aspek tumbuh

kembang harus diperhatikan dan tidak hanya terhadap penyakitnya saja.

 Kerentanaan terhdap penyakit

Balita sangat rentan terhadap penyakit, sehingga angka kematian balita

juga tinggi, terutama kematian bayi. Kerentanan terhadap penyakit dapat

dikurangi antara lain dengan memberikan gizi yang baik termasuk ASI (air susu

ibu). meningkatkan sanitasi, dan memberikan imunisasi. Dengan demikian,

diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau

kematian. Setiap anak sebaiknya mendapatkan imunisasi terhadap berbagai

penyakit yaitu TB, Polio, DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus), hepatitis B, campak,

MMR (measles, mumps, rubella), HIB (hemophilus influenza B), hepatitis A,

demam tifoid, Varisela, IPD (invasive pneumococcal disease), virus influenza.

HPV (human papilloma virus), rotavirus, dan sebagainya.

 Kondisi kesehatan kronis

Kondisi kesehatan kronis adalah keadaan yang perlu perawatan terus

menerus; tidak hanya penyakit, melainkan juga kelainan perkembangan seperti

STIKes Indramayu
autisme, serebral palsi, dan sebagainya. Anak dengan kondisi kesehatan kronis ini

sering mengalami gangguan tumbuh kembang dan gangguan pendidikannya. Di

samping itu, anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat penyakitnya.

Stres ini juga dialami oleh orangtua si anak yang menderita kondisi kesehatan

kronis.

 Fungsi metabolisme

Pada anak, terdapat perbedaan proses metabolisme yang mendasar di

antara berbagai jenjang umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus

didasarkan atas perhitungan yang tepat atau memadai sesuai dengan tahapan

umur. Penyakit metabolik yang banyak ditemukan pada anak adalah diabetes

melitus dan hipotiroid. Selain itu, masih banyak penyakit metabolik yang belum

terdiagnosis dengan baik, karena penyakit tersebut langka. Diagnosis serta

tatalaksananya juga memerlukan biaya yang besar.

 Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain

adalah: growth hormon, tiroid, hormon seks, insulin. IGFs (Insulin-like growth

factors), dan hormon yang dihasilkan kelenjar adernal.

b) Faktor lingkungan fisik

 Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah

Musim kemarau yang panjang, banjir, gempa bumi, atau bencana alam

lainnya dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, sebagai akibat dari

kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit, sehingga

banyak anak yang terganggu tumbuh kembangnya. Gondok endemik banyak

STIKes Indramayu
ditemukan di daerah pegunungan, karena sumber airnya kurang mengandung

yodium.

 Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan terhadap

kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan perorangan

maupun lingkungan, memegang peranan yang penting dalam menimbulkan

penyakit. Kebersihan yang kurang dapat menyebabkan anak sering sakit, misalnya

diare, kecacingan, demam tifoid, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan

sebagainya. Demikian pula, polusi udara yang berasal dari pabrik, asap kendaraan,

atau asap. rokok dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Tumbuh kembang anak yang sering menderita

sakit pasti terganggu.

 Keadaan rumah: struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan


hunian Keadaan perumahan yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak

mem bahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak, akan menjamin kesehatan

penghuninya.

 Radiasi

Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.

c) Faktor psikososial

 Stimulasi

Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk tumbuh

kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih

cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat

STIKes Indramayu
stimulasi. Stimulasi juga akan mengoptimalkan potensi genetik yang dipunyai

anak. Lingkungan yang kondusif akan mendorong perkembangan fisik dan mental

yang baik, sedangkan lingkungan yang kurang mendukung akan mengakibatkan

perkembangan anak di bawah potensi genetiknya.

 Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan

lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya perpustakaan, buku-buku yang

menarik minat baca anak dan bermutu, suasana tempat belajar yang tenang,

sekolah yang tidak terlalu jauh, serta sarana lainnya.

 Ganjaran ataupun hukuman yang wajar (reinforcement/reward and


punishment) Kalau anak berbuat benar, kita wajib memberi ganjaran, misalnya

pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan

menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah laku yang

baik tersebut. Sementara itu, menghukum dengan cara yang wajar, kalau anak

berbuat salah, masih dibenarkan. Hukuman harus diberikan secara obyektif

dengan disertai penjelasan pengertian dan maksud hukuman tersebut; bukan

hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan kepada anak, atau

penganiayaan pada anak (abuse). Anak diharapkan tahu mana yang baik dan yang

tidak baik, sehingga dapat timbul rasa percaya diri pada anak, yang penting untuk

perkembangan kepribadiannya kelak.

 Kelompok sebaya

Anak memerlukan teman sebaya untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya. Perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan

STIKes Indramayu
siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, harus diperhatikan teman

sebayanys, karena teman sebaya dapat memengaruhi untuk hal-hal yang tidak

baik, seperti penyalahgunaan obat-obat terlarang, alkohol, merokok, "geng

motor", dan sebagainya.

 Stress

Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya;

misalnya, anak akan menarik diri, rendah diri, gagap, nafsu makan menurun. dan

bahkan bunuh diri.

 Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, diharapkan setiap anak mendapat

kesempatan duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun. Pendidikan yang baik

dapat meningkatkan taraf hidup anak kelak. Saat ini, yang masih menjadi masalah

sosial adalah masih banyaknya anak yang terpaksa tidak sekolah karena harus

membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Selain itu, perhatian pemerintah

terhadap sarana, prasarana, dan mutu pendidikan dirasakan masih kurang.

 Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak

memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orangtuanya, agar kelak ia

menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula.

Sebaliknya, kasih sayang yang diberikan secara berlebihan, yang menjurus ke

arah memanjakan, akan menghambat bahkan mematikan perkembangan

kepribadian anak. Akibar nya, anak akan menjadi manja, kurang mandiri,

pemboros, kurang bertanggung jawab, dan kurang bisa menerima kenyataan.

STIKes Indramayu
 Kualitas interaksi anak-orangtua

Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua akan menimbulkan

keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orangtuanya, sehingga

komunikasi bisa timbal balik dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama.

Kedekatan dan kepercayaan antara orangtua dan anak sangat penting. Interaksi

tidak di tentukan oleh lama waktu bersama anak, tetapi lebih ditentukan oleh

kualitas interaksi tersebut. Kualitas interaksi adalah pemahaman terhadap

kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut

yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. Hubungan yang menyenangkan

dengan orang lain, terutama dengan anggota keluarga, akan mendorong anak

untuk mengembangkan kepribadian dan interaksi sosial dengan orang lain.

d) Faktor keluarga dan adat istiadat

 Pekerjaan atau pendapaan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang

anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar anak

 Pendidikan ayah/ibu

Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting untuk

tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orangtua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang

baik. bagaimana menjaga kesehatan anak, mendidiknya, dan sebagainya.

 Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu, dapat

menyebabkan ber kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak,

STIKes Indramayu
lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga yang sosial ekonomi

kurang, jumlah anak yang banyak dapat menyebabkan kurangnya kasih sayang

dan perhatian pada anak, selain kebutuhan dasar anak juga tidak terpenuhi.

Keluarga Berencana tetap di perlukan bagi semua golongan, baik kaya maupun

miskin.

 Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional, perempuan mempunyai status yang lebih

rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian dan malnutrisi lebih

tinggi pada perempuan. Tingkat pendidikan pada umumnya juga lebih rendah.

 Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga memengaruhi tumbuh kembang

anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis

dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

 Kepribadian ayah/ibu

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka mempunyai pengaruh yang

berbeda ter hadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan bila mereka yang

mempunyai kepribadian tertutup. Ketiadaan hubungan emosional, akibat

penolakan dari anggota keluarga atau perpisahan dengan orangtua, seringkali

menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya, pemuasan emosional akan

meningkatkan per kembangan kepribadian. Apabila orangtua dapat memahami

emosi anak serta dapat mengajarkan pada anak tentang cara mengenal dan

mengendalikan emosi nya, kelak anaknya akan mempunyai EQ (Emotional

Quotient) yang tinggi. EQ sangat penting dalam pergaulan dan untuk membina

STIKes Indramayu
karier mereka kelak. Demikian pula, moral etika (SQ=Spiritual Quotient) sangat

penting; jika orangtua mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini dan memberi

contoh nyata perbuatan mulia, akan timbul dampak positif pada perilaku dan

moral anak.

 Pola pengasuhan

Pola pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga bermacam-macam,

seperti pola pengasuhan permisif, otoriter, atau demokratis; pola ini akan

memengaruhi perkembangan anak. Anak yang dibesarkan dengan pola

pengasuhan permisif, kalau sudah besar, anak nanti cenderung kurang

bertanggung jawab, mempunyai kendali emosional yang buruk, dan sering

berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Sementara itu, anak yang dibesarkan

dengan pola pengasuhan yang demokratis mempunyai penyesuaian pribadi dan

sosial yang lebih baik, anak lebih mandiri serta bertanggung jawab.

 Adat istiadat, norma, tabu

Adat istiadat yang berlaku di setiap daerah akan berpengaruh pada tumbuh

kembang anak. Misal di Bali, upacara agama sering diadakan dan keluarga harus

menyediakan berbagai sajian makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang

terdapat anak yang gizi buruk, karena makanan maupun buah-buahan tersebut

akan dimakan bersama setelah selesai upacara. Demikian pula, norma-norma

maupun tabu-tabu yang berlaku di masyarakat-misalnya, tidak boleh makan

daging nanti bisa kecacingan-dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

STIKes Indramayu
 Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini

mungkin, karena agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan

kebajikan. Sejak dini anak perlu dilatih agar kelak menjadi anak yang bermoral

tinggi. Untuk menjadi manusia yang berkualitas, tidak hanya diperlukan IQ, dan

EQ yang tinggi, melainkan moral etika (SQ) juga harus tinggi.

 Urbanisasi

Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala

permasalahnya.

 Kehidupan politik

Anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak ditentukan oleh kebijakan

pemerintah. Anak, sebagai generasi penerus bangsa, selayaknya mendapat

perhatian yang sungguh-sungguh.

3. Aspek-Aspek Pertumbuhan Dan Perekmbangan Anak

Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan

perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa,

bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok

pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut (Ratnaningsih, dkk, 2019).

a. Pertunbuhan fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan

lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.

STIKes Indramayu
1) Pertumbuhan sebelum lahir

Manusia itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan set telur

dan sperma) yang membentuk suatu set kehidupan, yang disebut embrio. Embrio

manusia yang telah berumur satu bulan, berukuran sekitar setengah sentimeter.

Pada umur dua bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah

sentimeter dan disebut janin atau "fetus". Baru setelah satu bulan kemudian (jadi

kandungan telah berumur tiga bulan), janin atau fetus tersebut telah berbentuk

menyerupai bayi dalam ukuran kecil.

Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia

yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-

organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap.

Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada

dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-

masing komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.

2) Pertumbuhan setelah lahir

Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan

pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung

sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran

panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula

dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir

sampai dengan umur, 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari

pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia

(kehidupan sebelum lahir atau pranatal) sampai dengan proporsi yang ideal di

STIKes Indramayu
masa dewasa, dapat dilihat pada gambar berikut.

3) Intelek

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf

otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan

intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir dipengaruhi

oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.

4) Emosi

Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku

fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan, atau sedih yang

ditunjukkan dengan menangis.

5) Sosial

Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap

orang memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memeerlukan manusia lain.

6) Bahasa

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dengan demikian dalam

berbahasa ada dua fikah yang terlibat, yaitu penyampaian isi pikiran dan penerima

pikiran. Dalam berialog keduanya sering berganti fungsi.

7) Bakat khusus

Pada mulanya bakat merupakan hal yang penting dalam penyelesaian

tugas ataupun pekerjaan. Bakat merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki

oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan

kemampuan itu dapat berkembang dengan baik.

STIKes Indramayu
8) Sikap, nilai dan moral

Bloom mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar

dikelompokkan menjadi tiga sasaran yaitu penguasaan pengetahuan (Kognitif),

penguasaan nilai dan sikap (Afektif) dan penguasaan Psikomotor. (Daruma,

Razak, A. Dkk. 2004).

4. Jenis-Jenis Perubahan Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan

Menurut (Ratnaningsih, dkk, 2019) Perubahan-perubahan meliputi beberapa

aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan itu bias dibagi dalam empat kategori

utama, yaitu:

a. Perubahan dalam ukuran

Perubahan dapat berupa pertambahan ukuran panjang atau tinggi berat

badan, diikuti perubahan organ-organ lain yang mengalami perubahan ukuran,

antara lain perubahan volume otak yang membawa akibat terjadinya perubahan

kemampuan.

b. Perubahan dalam perbandingan

Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasioanl antara kepala,

anggota badan, dan anggota gerak, Perubahan proposional juga terjadi pada

perkembanagn mental. Perbandingan antra yang rill, yang khayal dengan hal-hal

yang rasional semakin lama semakin besar.

c. Berubah unruk mengganti hal-hal yang lama

Misalnya, pada bayi terdapat kalenjer buntu yang disebut tymus pada

daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami penyusutan dan akan hilang

setelah dewasa.

STIKes Indramayu
d. Berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru

Misalnya dilihat dari segi mental, seseorang akan bertambah

perbendaharaan kata dan bahasanya ketika mengalami pertambahan usia. Nilai

dan norma juga semakin meningkat.

5. Hukum-Hukum Pertumbuhan Dan Perkembangan

Menurut (Ratnaningsih, dkk, 2019), Bagi setiap makhluk hidup, sejak

kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan

pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya. Di samping itu

terdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifatsifat

individualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang bisa berlaku di

mana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai

patokan untuk mengenal ciri perkembangan anakanak, misalnya anak-anak di

Amerika, anak anak di' Asia, dan juga bagi anak-anak di Indonesia. Itu semua

karena ciri dan sifatnya yang universal. Lingkungan dan latar belakang

kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan

perkembangan bangsa itu, dan dengan demikian, akan terjadi atau terbentuk

karakteristik yang menjadl pola khusus bangsa yang bersangkutan. Di antara pola-

pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat

perbedaan-perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih jelas apabila

dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsabangsa itu. Berdasar persamaan

dan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh kecenderungan - kecenderungan umum

dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-

hukum perkumbuhan dan perkembangan. Hukum-hukum perkembangan itu

STIKes Indramayu
antara lain:

a. Hukum Cephalocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa

pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagianbagian pada kepala

tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada

pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan

mempunyai bagian bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada

bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih

cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal,

neonatal, rnaupun anak anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang

tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perband'rngan ini makin besar.

b. Hukum Proximodistal

Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan

fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan

mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan

alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di

tepi. Hal ini tentu saja karena alatalat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu

lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih

bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota

gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa

berakibat fatal. Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal

masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan

fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota-

STIKes Indramayu
anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara

satu dengan lainnya, Contohnya terlihat pada kelenjar-kelenjar kelamin, yang baru

mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja. Pada saat ini

terjadi.

c. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus

Pada setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang

umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi

seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak akan lebih dulu mampu

menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian

menggerakkan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya

umum ke khusus.

d. Perkembangan berlangsung dalam tahap-tahapan perkembangan

Pada setiap masa perkembangan terdapat cirri-ciri perkembangan yang

berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya cirri-ciri perkembangan

sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada

cirri-ciri yang baru. Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak

berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.

e. Hukum tempo dan ritme perkembangan

Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat.

Akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula.

Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak.

STIKes Indramayu
D. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Definisi

Menurut Depkes (2006) dalam (Ratnaningsih, dkk, 2019), deteksi dini

tumbuh kembang anak merupakan kegiatan pemeriksaan untuk menemukan

secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak

prasekolah, sehingga intervensi akan mudah dilakukan.

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin

sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang

dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh

kembang danmengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut

juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh

kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhari

serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis

proses tumbuh kembang.

Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak,

dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal (Tim

Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997). Penilaian pertumbuhandan perkembangan

meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian

perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat

ukur tersendiri.

STIKes Indramayu
2. Deteksi Dini Perkembangan Anak

Tahap tahap penilaian perkembangan anak menurut (Ratnaningsih, dkk, 2019).

a. Anamnesis

Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena

kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis

yang teliti maka salah satu penyebabnya dapat diketahui.

b. Skrining gangguan perkembangan

Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining

guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan

Denver Development Skrining Test (DDST), Neonatal Behavioral Assesment

Scale (NBAS). Early Language Miletone (ELM), Clinical Adaptive Test (CAT)

and Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), Infant

Monitoring System, Early Screening Inventory, Peabody Picture Vocabulary Test.

(Nugroho, 2009) dalam (Ratnaningsih, dkk, 2019) Untuk melakukan skrening

perkembangan Beberapa hal yang harus di perhatikan adalah:

1) Evaluasi lingkungan anak

Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan

lingkungan biofisikopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga

melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut.

2) Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes

fiksasi. umur 2½ tahun-3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3

tahun dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada tanda strabismus dan selanjutnya

STIKes Indramayu
periksa kornea dan retinanya. Sedangkan skrining perkembangan anak, melalui

anamnesis atau menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu

dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk

mengetahui adanya kelainan bawaan.

3) Evaluasi bicara dan bahasa anak

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan

anak berbicara masih dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan

berbicara menggambarkan kemampuan Susunan Saraf Pusat, endokrin, ada atau

tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang

diberikan, emosi anak dan sebagainya.

c. Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, untuk

mengetahui apakah terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak, misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda

tanda penyakit defisiensi dan lainnya. Pemeriksaan yang perlu diperhatikan

adalah:

1) Pemeriksaan Neurologi

Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang

diduga dapat mengakibatkan kelainan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan

yang lama, asfiksia berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes neurologi yang

teliti, maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada

lesi intrakranial, serebral palsi, neuropati perifer, dan penyakit degeneratif lainnya.

Untuk mengetahui secara dini adanya cerebral palsy, dianjurkan menggunakan

STIKes Indramayu
pemeriksaan neurologi menurut milani comparetti, yang merupakan cara untuk

evaluasi perkembangan motorik dari lahir sampai umur 2 tahun.

2) Evaluasi penyakit metabolik

Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah

disebabkan oleh penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya

penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit

yang sama. Adanya tanda tanda klinis seperti rambut yang pirang dicurigai adanya

PKU (phenylketouria), ataksia yang intermitten dicurigai adanya hiperamonemia

dan sebagainya. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai

dengan kecurigaan kita.

3) Integrasi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat

suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian

ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.

STIKes Indramayu
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep

konsep yang diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan Kerangka

konsep adalah formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori teori yang

mendukung penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep pada

penelitian ini terdapat dua komponen, yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Menurut Nursalam (2017), variabel independen adalah variabel yang

memengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain, sedangkan variabel

dependen adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya ditentukan oleh variabel

lain.

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pendidikan Perkembangan Bayi


2. Pengetahuan

Gambar 3.1

B. Defisi Operasional

Defisi operasional adalah penjelasan semua variable dan istilah yang akan

digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah

pembaca dalam mengartikan makna penelitian. Pada defisi operasional akan

dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang meliputi bagaimana

menentukan variable dan mengukur suatu variable (Setiadi, 2013).

STIKes Indramayu
Variabel Defisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Ska
operasional
Independen

Pendidikan Mengetahui Kuesioner Dengan Dikategorikan Ordi


Ibu pendidikan melihat hasil berdasarkan:
formal dari jawaban 0 : Tidak tamat SD
terakhir ibu kuesioner. 1 : SD
2 : SMP
3 : SMA
4 : Perguruan Tinggi
Pengetahua Mengetahui Kuesioner Dengan Dikategorikan Ordi
n ibu pengetahuan melihat hasil bedasarkan nilai
tentang ibu tentang dari jawaban presentase:
perkembang perkembanga kuesionerMe 1. Baik jika hasil
an bayi n bayi mberi pilihan presentase 75-
alternative 100%
jawaban. 2. Cukup jika hasil
- Positif presentase 56-74%
Benar = 1 3. Kurang jika hasil
Salah = 0 presentase ≤ 55%
- Negative (Budiman, 2014)
Benar = 0
Salah = 1
Dependen

Perkembang Mengetahui KPSP Dengan - Penyimpangan jika Ordinal


an bayi usia perkembanga melihat hasil jumlah jawaban Ya
3-6 bulan n bayi dari jawaban <6
1. Motorik ibu dan - Meragukan jika
kasar kemampuan jumlah jawaban Ya
2. Motorik perkembanga 7 atau
halus n anak dengan - Normal jika Jumlah
3. Bahasa pilihan jawaban Ya 9 atau
4. Sosial alternative 10
jawaban.
- Ya (bila ibu
menjawab
bisa, pernah,
sering atau
kadang-
kadang
melakukanny
a.
- Tidak (bila
ibu anak

STIKes Indramayu
menjawab
anak belum
pernah, tidak
melakukan,
atau ibu tidak
tahu.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan

kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empris. Setelah melalui

pembuktian dan hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat

diterima atau ditolak (Setiadi, 2013). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah hipotesis Alternatif Ho diterima yang berarti “Tidak ada Hubungan

Tingkat pendidikan dan Pengetahuan ibu tentang perkembangan bayi dengan

perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas X Tahun 2022”.

STIKes Indramayu
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian Analitik

korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu dengan perkembangan

bayi usia 3-6 bulan I wilayah kerja puskesmas x dan dengan rancangan penelitian

cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari suatu dinamika korelasi

antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu sant (point time approach). Artinya, setiap

subjek penelitian hanya dilakukan observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat dilakukan pemeriksaan

(Notoatmodjo, 2012).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kkeseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2012) populasi dalam penelitian ini adalah ibu

yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan yang berada di wilayah kerja puskesmas x

2. .Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi. Maka dari itu

sampel yang diambil harus betul-betul dapat mewakili (Setiadi, 2013). Sampel

STIKes Indramayu
dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan berjumlah ?

responden. Selama proses penelitian diperoleh ? responden sesuai dengan hasil

perhitungan besar sampel. Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Adapun perhitungan besar sampel dilakukan dengan rumus slovin yaitu:

Responden dalam penelitian sejumlah ? responden dan yang dihapus sejumlah ?

responden dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria inklusi sehingga menjadi ?

responden.

Keterangan :

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

= Perisi yang ditetapkan

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi ?

responden ibu yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan di Desa X

Kriteria inklusi (Kriteria yang layak diteliti)

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi

target dan terjangkan yang akan diteliti (Setiadi, 2013), Kriteria inklusi sampel

yang akan diteliti adalah:

1) Ibu yang mempunyai bayi usia 3-6 bulan

STIKes Indramayu
2) Ibu yang bisa membaca dan menulis

3) Ibu yang bersedia menjadi responden

4) Ibu yang kooperatif

a. Karakteristik eklust (Kriteria yang tidak layak diteliti)

Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria

inklusi dan studi karena berbagai sebab (Setiadi, 2013). Kriteria eklusi yang

diteliti adalah:

1) Ibu yang tidak berada di tempat ketika dilakukan penelitian

2) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Puskesmas X Kabupaten Indramayu.

Adapun waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret-Mei 2022.

D. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: Prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak

subjek dan prinsip keadilan (Nursalam, 2013). Dalam penelitian yang akan

dilakukan ini etika yang harus diperhatikan adalah:

1. Right to selft determination

Peneliti meminta kepada responden untuk mengisi lembar persetujuan

lebuh dahulu (informed consent), yaitu: persetujuan untuk berpartisipasi untuk

dijadikan subjek penelitian, setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan

STIKes Indramayu
tujuan dari peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian. Responden

bersedia untuk diteliti dan menandatangani lembar persetujuan.

2. Right to full disclosure

Kerahasiaan informasi yang diberikan kepada responden dijamin oleh

peneliti, karena identitas responden tidak ditampilkan dan tidak terekspos secara

luas.

3. Right to anonymity and confidentiality

Peneliti menjaga privasi dan kerahasiaan responden, dengan tidak

mencantumkan identitas responden dan diganti dengan nomor urut atau kode.

4. Right in fair treatment

Responden yang bersedia diperlakukan secara adil tanpa ada diskriminasi

dari peneliti.

5. Right to protection from discomfort and harm

Responden memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari

ketidaknyamanan selama penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner

Kuesioner adalah bentuk penjabaran variabel-variabel yang terlibat dalam tujuan

penelitian dan hipotesis atau bisa diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah

tersusun dengan baik, sudah matang di mana responden dalam hal angket dan

wawancara tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu (Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan bentuk

pernyataan tertutup (closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah

STIKes Indramayu
mengarahkan jawababan responden dan juga mudah diolah atau ditabulasi

(Arikunto, 2013).

Kuesioner pengukuran pengetahuan ibu dengan perkembangan bayi usia 3-

6 bulan ini berisi pernyataan tentang pengetahuan yang berjumlah 10 pernyataan

menggunakan skala Guttman yang terdiri dari dua alternative dengan pernyataan

positif jawaban jika benar di beri skor 1 jika salah di beri skor 0 dan jika

pernyataan negatif benar 0 salah I. Dan penilaian perkembangan menggunakan

KPSP, Penilaian skor jawaban dilakukan dengan cara dipresentasikan dengan

menggunakan rumus.

F. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilaksanakan di

Puskesmas X tempat ini dipilih karena memiliki kesamaan karakteristik dengan

tempat pelaksanaan penelitian. Pengujian instrumen penelitian ini sudah dilakukan

terhadap ? responden.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

kendalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur

apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013)

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauuh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Reliabilitas

merupakan kesamaan hasil ukur atau pengamatan apabila fakta atau kenyataan

STIKes Indramayu
hidup di ukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam,

2013).

G. Prosedur Pengumpulan Data

H. Rencana Analisis Data

Menurut (Notoatmodjo, 2012) pengolahan data dilakukan dengan 4 tahap,

yaitu:

1. Editing

Hasil wawancaram angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum, editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

2. Coding

Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau koding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

3. Memasukkan data (data entry)

Data entry yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk kode angka atau huruf ke dalam program atau

software komputer.

4. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data dilakukan apabila semua data dari setiap sumber data

atau responden selesai dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat

STIKes Indramayu
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

STIKes Indramayu
Lampiran 1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


(2018). Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan. Retrieved from https;//www.litbang.kemkes.goid/laporan-riset-
kesehatan-dasar-riskesdas/
(diakses hari Selasa, 1 Februari 2022, jam 10.00).

Fauziah, N., Tanuwidjaja, S., & Yunus, A. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan
dan Pengetahuan Ibu Terhadap Perkembangan Bayi ( 0 ‒ 12 Bulan ) di
Kota Bandung. Prosiding pendidikan dokter, 01, 178–186. Retrieved from
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Terhadap
Perkembangan Bayi (0‒12 Bulan) di Kota Bandung | Fauziah | Prosiding
Pendidikan Dokter (unisba.ac.id).

Ihsan, F. (2010). Filsafat ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25


Tahun 2014 Tentang upaya kesehatan anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. Retrieved from Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang
Upaya Kesehatan Anak [JDIH BPK RI]
(diakses hari Rabu, 2 Februari 2022, jam 14.00).

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Gavi The Vaccine Alliance.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2020). Profil


Anak Indonesia. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(PPPA). Retrieved from kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak (kemenpppa.go.id)
(diakses hari Rabu, 2 Februari 2022, jam 14.00)

Kurniadi. (2012). Evaluasi dasar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mansur, A, R. (2019). Tumbuh kembang anak usia prasekolahi. Padang: Andalas


University Press.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

STIKes Indramayu
Lampiran 1

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian ilmu kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan (Ed 4). Jakarta:


Salemba Medika.

Ratnaningsih, T., Siti, I., & Tri, P. (2019). Tumbuh kembang dan stimulasi.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Safrudin, A. (2015). Pendidikan keluarga konsep dan strategi. Yogyakarta Gava


Media.

Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Yogyakarta:


Graha ilmu.

Setiowati. P, S. (2020). Golden age parenting: Periode emas tumbuh kembang


anak. Malang: Media Nusa Creative.

Sitaresmi, T. N., Ismail, D., & Wahab, A. (2016). Risk factors of developmental
delay: a community-based study. Paediatrica Indoseiana, 48(3), pp. 161-
5. doi: 10.14238/PI48.3.2008.525.

Soetjiningsih, & IG.N. Gde Ranuh. (2013). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih & IG.N. Gde Ranuh. (2016). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC
(2013).

Wawan, A., & Dewi, M. (2018). Pengetahuan, sikap dan perilak. Yogyakarta:
Nuha Medika

Waqidil, H., & Andini, C. K. (2016). Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu
dengan Perkembangan Balita Usia 3-5 Tahun (Suatu Studi di Kelurahan
Kadipaten Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014).
Asuhan Kesehatan, 7(2), 27–31. Retrieved from hubungan Antara Tingkat
Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Balita Usia 3-5 Tahun (Suatu Studi
Dikelurahan Kadipaten Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2014) Relationship Between Education Level Mother With Toddler
Development Age 3-5 Years ( | Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kebidanan dan Keperawatan (rajekwesi.ac.id)

WHO. (2018). World Health Organization. Retrived from WHO | World Health
Organization
(diakses hari Rabu, 2 Februari 2022, jam 11.00
STIKes Indramayu
LAMPIRAN

STIKes Indramayu
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU
DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 3 -6 BULAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS X
2022

Peyunjuk Pengisian :

1. Jawablah semua pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pemahamn anda!

2. Jawablah semua pernyataan dan jangan sampai ada yang kosong!

3. Berilah tanda cek list ( √) pada jawaban yang menurut anda tepat!

A. Identitas Responden Kode Responden :

Umur:

Pendidikan :

Tidak Tamat SD SD SMP SMA PT

Pekerjaan

Petani Pedagang/Wiraswasta PegawaiNegri Sipi


STIKes Indramayu
Ibu Rumah Tangga DLL

B. Kuesioner Pengetahuan

Berilah pendapat anda terhadap pernyataan dibawah dengan memberikan

tanda cek list (√) pada kolom jawaban tyang anda pilih. Keterangan :

1) Benar

2) Salah

No Pernyataan Benar Salah

1 Perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur

dan dapat diramalkan, sebagai hasil da ri proses

pematangan/maturitas

Pendidikan orangtua termasuk faktor -faktor

2 yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan bayi

Aspek perkembangan anak meliputi motoric


3
kasar, motoric halus, bahasa, dan sosial

Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari

sampai 11 bulan, pada masa ini terjadi


4
perubahan yang sangat pesat dan proses

pematangan berlangsung secara terus menerus

STIKes Indramayu
terutama meningkatnya fungsi system saraf

Deteksi dini penyimpangan, yaitu untuk

mengetahui gangguan perkembangan a nak


5
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan

gaya dengar

Tujuan skrining/ pemeriksaan perkembangan

alat menggunakan KPSP adalah untuk


6
mengetahui perkembangan anak normal atau

penyimpangan

Tahap tumbuh kembang bayi usia 2 bulan sudah

7 bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan

muka dengan suara

Tumbuh kembang merupakan proses yang

8 berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi

dan terus berlangsung sampai dewasa

Tahp tumbuh kembang usia 3 bulan bayi mulai


9
bisa tertawanya sudah mulai keras

Selain KPSP, alat untuk mendeteksi tumbuh

10 kembang anak menggunakan (Denver

development screening test) DDST

STIKes Indramayu
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

Nama bayi :
Usia :
Jenis kelamin :

Kpsp Pada Bayi Usia 3 Bulan

1 Pada waktu bayi terentang, apakah masing - Gerak kasar Ya Tidak


masing lengan dan tungkai bergerak dengan
mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau
kedua tungkai atau lengan bayi bergerak
tak terarah/ tak terkendali.
2 Pada waktu bayi terlentang, apakah ia Sosialisasi Ya Tidak
melihat atau menatap wajah Anda? dan
kemandirian
3 Apakah bayi dapat mengeluarkan suara - Bicara dan Ya Tidak
suara lain (mengoceh) di samping bahasa
menangis?
4 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus Ya Tidak
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5 Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat Gerak halus Ya Tidak


mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir
sampai pada sisi yang lain?

STIKes Indramayu
6 Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan Sosialisasi Ya Tidak
tersenyum,apakah ia tersenyum kembali kepada dan
anda? kemandirian
7 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, Gerak kasar Ya Tidak
apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti
gambar ini?

8 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, Gerak kasar Ya Tidak
apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga
membentuk sudut 45° seperti pada gambar ?

9 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, Gerak kasar Ya Tidak
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
sepertipada gambar?

10 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak Bicara danYa Tidak

STIKes Indramayu
digelitiki atau diraba-raba? bahasa

STIKes Indramayu
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

Nama bayi :
Usia :
Jenis kelamin

Kpsp Pada Bayi Usia 6 Bulan

1 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus Ya Tidak


mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang
lain?

2 Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala Gerak kasar Ya Tidak


dalam keadaan tegak clan stabil? Jawab TIDAK
bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri
atau ke dadanya
3 Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung Gerak halus Ya Tidak
jari bayi. (jangan meletakkan di atas telapak
tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam
pensil itu selama beberapa detik?

4 Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah Ia Gerak kasar Ya Tidak


dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya
sebagai penyangga seperti pada gambar ?

STIKes Indramayu
5 Bicara dan Ya Tidak
Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira
bahasa
bernada tinggi atau memekik tetapi bukan
menangis?

6 Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, Gerak kasar Ya Tidak
dari telentang ke telungkup atau sebaliknya?

7 Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika Sosialisasi Ya Tidak


melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang dan
peliharaan pada saat ia bermain sendiri? kemandirian

8 Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada Gerak halus Ya Tidak


benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang
logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat
mengarahkan matanya.

9 Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan Gerak halus Ya Tidak


agak jauh namun masih berada dalam jangkauan
tangannya?

10 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak halus Ya Tidak


tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah
kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh
kembali seperti gambar sebelah kanan.
STIKes Indramayu

You might also like