You are on page 1of 9

TATA KELOLA KONFLIK SOSIAL ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

DI KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA


Ibink Suhfien¹, Abdul Kadir Adys², Hamrun³

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar
E-mail: ibingksoehfienk@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to look at the Governance of Social Conflict between
Communities in Baubau City, to be precise between Bone-Bone and Tarafu Villages,
Batupoaro District. The research method used is a qualitative descriptive study, namely an
objective description of the environment related to conflict, and the type of research used is a
case study, which examines a case in one unit of a program. The data sources used are
primary data sources and secondary data with 9 main informants. The data technique used
interview and documentation methods. The data analysis techniques used were data
reduction, data presentation and data collection. The results of the research conducted show
that there are 5 indicators in the form of an organization, namely conciliation is a conflict
resolution decision by bringing two parties together to find a peaceful way, Mediation is a
form of settlement where both parties meet through a mediator to resolve conflicts,
Arbitration is a meeting of two parties through an arbitrator. (judge) who binds the two
parties to the conflict in an agreement for a peaceful way, then coercion is a form of conflict
resolution by bringing together the two parties using psychological pressure and even
physical violence, and the final step is Detente, which is a form of conflict resolution with
relaxation. or communication communication and approaches to the community in the
conflict that occurred between the two sub-districts which were tarafu and Bone-Bone sub-
districts. Conflict management between the two sub-districts is running well, seen from the
presentation of conflict between the two urban villages in 2017 there were 1 cases, 2018
there were 6 cases and 2019 1 case then for 2020 there were no cases.

Keywords: Governance, Conflict, Social, Community groups.


TATA KELOLA KONFLIK SOSIAL ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT
DI KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Ibink Suhfien¹, Abdul Kadir Adys², Hamrun³

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar
E-mail: ibingksoehfienk@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tata Kelola Konflik Sosial Antar
Masyarakat di Kota Baubau, tepatnya di antara Kelurahan Bone-Bone dan Kelurahan Tarafu,
Kecamatan Batupoaro. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu
gambaran secara objektif terkait lingkungan antar Kelurahan terkait Konflik, dan tipe
penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu meneliti suatu kasus pada satu kesatuan
sebuah program. Adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data
sekunder dengan informan pokok 9 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan menujukkan
ada 5 indikator dalam mengelola konflik yaitu konsiliasi merupakan suatu bentuk
penyelesaian konflik dengan mempertemukan dua belah pihak untuk menemukan jalan
damai, Mediasi adalah bentuk penyelesaian dengan dipertemukan kedua belak pihak melalui
mediator untuk menyelesaikan konflik, Arbitrasi adalah pertemuan dua belah pihak melalui
arbiter (hakim) yang mengikat kedua belah pihak yang terlibat konflik dalam suatu perjanjian
untuk jalan damai, kemudian selanjutnya Koersi adalah bentuk penyelesaian konflik dengan
mempertemukan kedua belah pihak dengan menggunakan tekanan psikologis dan bahkan
kekerasan fisik, dan langkah terakhir adalah Detente yaitu bentuk penyelesaian konflik
dengan pengendoran atau meningkatkan komunikasi dan pendekatan kepada masyarakat
dalam menangani konflik yang terjadi antar dua kelurahan yaitu Kelurahan tarafu dan
Kelurahan Bone-Bone. Tata kelola konflik antar dua kelurahan tersebut berjalan baik, dilihat
dari presentasi konflik antar dua kelurahan pada tahun 2017 ada 1 kasus, 2018 ada 6 kasus
dan 2019 1 kasus kemudian untuk 2020 belum ada kasus.
Kata Kunci : Tata Kelola, Konflik, Sosial , Kelompok Masyarakat.
PENDAHULUAN masih banyak yang salah paham akan
suatu keragaman, sehingga berujung
Indonesia merupakan negara yang terjadinya suatu konflik sosial.
memiliki jumlah penduduk terbilang besar Konflik adalah proses sosial yang
di dunia yang tersebar dari pulau Sumatera yang terjadi ditengah-tengah masayarakat
sampai ke pulau Irian atau Tanah Papua yang disebabkan oleh perbedaan dan
yang dikenal sekarang ini, dengan begini kesalapahaman antara individu maupun
Indonesia memiliki masyarakat yang kelompok masyarakat satu dengan
pluralis karena terdiri dari berbagai macam individu atau kelompok masyarakat yang
suku bangsa dan multikultur dari aspek lainnya. Menurut undang-undang nomor 7
sosial dan budaya. Kekayaan budaya yang tahun 2012 tetang penanganan konflik
begitu banyak akan menjadi suatu sosial, memberi pengertian bahwa konflik
perbedaan-perbedaan sehingga sosial adalah perseteruan atau benturan
menghasilkan kelemahan yang akan fisik dengan kekerasan antara dua
menjadi potensi konflik dan akan kelompok masyarakat atau lebih yang
mengancam keamanan masyarakat yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu
merupakan kebutuhan dasar untuk dan berdampak luas yang mengakibatkan
melaksanakan aktivitas sehari-hari, ketidakamanan dan disintegrasi sosial
sehingga pemerintah harus lebih berupaya sehingga mengganggu stabilitas nasional.
semaksimal mungkin dalam memberikan Salah satu fenomena sosial (konflik
rasa aman. sosial) akhir-akhir ini memang marak
Menurut Undang-Undang Nomor 23 terjadi yang melibatkan tindak kekerasan
Tahun 2014, tentang Pemerintah Daerah massa. Bahkan di daerah-daerah hampir
ditegaskan bahwa Kepala daerah sebagai selalu terjadi suatu kerusuhan massa yang
Kepala pemerintahan daerah mempunyai terkadang dipicu oleh persoalan-persoalan
kewajiban dimana salah satunya yang sepele. Kondisi Indonesia yang
memelihara ketentraman dan ketertiban penuh keberagaman yang menjadikannya
masyarakat. Urusan ketertiban umum dan rawan konflik. Karenanya tidak
ketentraman masyarakat merupakan mengeherankan jika di Indonesia sering
urusan wajib sehingga pemerintah daerah terjadi konflik sosial baik personal maupun
berkewajiban menyelenggarakan inpersonal khususnya di Kota Baubau.
ketertiban umum dan ketentraman Salah satu konflik yang telah terjadi di
masyarakat tersebut sebaik-baiknya, Kota Baubau ini telah melibatkan antar
termasuk juga dalam menyelesaikan dan masyarakat dua kelurahan yang
mencegah timbulnya konflik. Hal ini berdampingan yaitu Kelurahan Tarafu dan
merupakan salah satu kebijakan Kelurahan Bone-Bone. Konflik tersebut
pemerintah pusat memberikan konsep telah menyita perhatian masyarakat lain di
kewenangan kepada pemerintah daerah Kota Baubau dikarenakan skala terjadinya
untuk mengurus daerah secara mandiri konflik cukup besar dan berdampak
agar efektif dan efisien atau di kenal kepada terhambatnya aktivitas masyarakat
dengan desentralisasi. Dengan kondisi lainnya yang berada di sekitar Konflik
masyarakat indonesia yang pluralis ini Tersebut. terlihat adanya tawuran antara
pada umumnya akan berinteraksi untuk warga Kelurahan Bone-Bone, Tarafu
menjalin hubungan yang harmonis, tetapi memuncak saat salah seorang warga
Kelurahan Tarafu yang meninggal dunia di 294,99 km2 dengan jumlah penduduk
bagian jalan Kelurahan Bone-Bone sekitar 179.802 jiwa yang saat ini memiliki angka
pukul 05.00 Wita, menurut informasi dari kemiskinan yang mencapai hingga angka
warga setempat bahwa korban tersebut 42 ribu rumah tangga atau kurang lebih
meninggal karena menabrak tiang warung, 124 ribu jiwa. Kota Baubau mengalami
tetapi informasi yang beredar di warga pertumbuhan sebesar 0,22 persen.
Kelurahan Tarafu disebabkan oleh
pembunuhan berencana oleh warga Tabel 1.1
Kelurahan Bone-Bone, hasil penyelidikan Jumlah Penduduk Kota Baubau
dari pihak kepolisian selama beberapa hari Berdasarkan Kecamatan
menyimpulkan bahwa korban murni
meninggal karena kecelakaan lalu lintas Kecamatan Warga Negara Indonesia
dalam kondisi mabuk, mendengarkan Laki- Perem Jumlah
informasi dari pihak kepolisian tersebut laki puan
sebagian kalangan muda tidak Betoambari 9.091 9.342 18.433
menerimanya sehingga konflik kembali Murhum 10.613 11.180 21.793
terjadi lagi yang memanenggarai masih Batupoaro 14.217 15.074 29.291
masalah lama. Pecahnya konflik kembali Wolio 21.502 21.360 42.862
terjadi di perbatasan Kelurahan Bone-Bone
dan Kelurhaan Tarafu. Kokalukuna 9.367 9.562 18.929
Konflik antar kelompok pemuda dua Sorawolio 3.994 4.031 8.025
kelurahan yang berdampingan berujung Bungi 3.971 4.059 8.030
saling menyerang, dimana terlihat puluhan Lea-Lea 3.640 3.874 7.414
orang dari kelompok pemuda kelurahan
Jumlah 76.046 78.944 179.802
Bonebone melakukan penyerangan kepada
kelompok pemuda dari Kelurahan Tarafu
yang terjadi diperbatasan Bone-Bone dan Dengan data ini, Meningkatnya
Tarafu. Akibat kejadian tersebut , 2 Unit populasi penduduk di Kota Baubau dapat
motor rusak dibakar dan 1 orang pemuda menjadi suatu pemicu konflik Untuk itu
tarafu mengalami luka pada bagian kepala peran pemerintah sangat diperlukan dalam
akibat kena lemparan, 1 Orang warga hal ini. Pemerintah daerah bersama dengan
Kelurahan Tarafu terkena busur dibagian instansi lain harus terus bekerja dan saling
kaki dan masih mendapatkan perawatan di berkoordinasi agar masalah yang ada
Rumah Sakit, 7 rumah penduduk (konflik sosial) dapat segera terselesaikan.
mengalami kerusakan pada kaca jendela Penelitian ini menggunakan teori
(pecah). Dimana insiden ini sebelumnya, yang dikemukakan oleh Ismail (2011)
terjadi perkelahian antar pemuda konflik sosial adalah pertentanan antar
Kelurahan Bonebone dan Kelurahan satuan atau kelompok sosial atau lebih,
Tarafu, berujung pada timbulnya satu buah atau potensialitas yang menyebabkan
rumah milik salah satu warga yang berada pertentangan. Konflik merupakan
diperbatasan 2 kelurahan tersebut terbakar perseteruan atau benturan antar dua
habis. kelompok masyarakat atau lebih yang
Kota Baubau terdiri dari 8 berdampak pada kehidupan sosial
Kecamatan dan memiliki luas wilayah ± masyarakat sehingga mengganggu
ketentraman dan kenyaman lingkungan kemungkinan terjadinya ekskalasi
masyarakat. kekerasan, pada dasarnya strategi konflik
Pada dasarnya konflik dalam dapat dipengaruhi oleh bagaimana suatu
kehidupan masyarakat ada dua macam kekuasaan dapat di manfaatkan oleh pihak
bentuknya, yaitu : yang berkonflik untuk meredam kekerasan
a. Konflik horizontal, adalah konflik yang yang dimungkinkan muncul selama proses
terjadi antara satu kelompok konflik. Hugh Miall menyatakan bahwa
masyarakat dengan kelompok pengelolaan konflik adalah bagan dari seni
masyarakat lain, dalam satu komunitas menciptakaan intervensi yang tepat untuk
di wilayah suatu Negara. Unsur utama mencapai kestabilan politik, terutamaooleh
yang mendorong terjadinya konflik pihak-pihak dengan kekuasaan yang besar
horizontal adalah kepentingan (powerful actors) yang mengoptimalkan
primordinal yang meliputi unsur agama, kekuasaan dan sumber daya yang ada
etnis, kebudayaan dan kelompok untuk memberi tekanan pada pihak-pihak
kepentingan lainnya. berkonflik agar mendorong pihak
b. Konflik vertikal, merupakan berkonflik untuk stabil (Miall 2004, 3).
perselisihan atau pertentangan antara Sedangkan Menurut Wirawan (2015:131)
kelompok yang berkuasa terhadap pengelolaan konflik adalah sebagai proses
kelompok yang di kuasai, kelompok pihak yang terlibat konflik atau pihak
yang memerintah dengan kelompok ketiga menyusun strategi konflik dan
yang di perintah, serta pertentangan menerapkannya untuk mengendalikan
antara kelas yang ada di masyarakat konflik agar menghasilkan resolusi yang
sistem stratifikasi sosial dalam diinginkan.
masyarakat sengaja di susun atau di Menurut Ismail (2011) konflik sosial
bentuk untuk mencapai tujuan tertentu adalah pertentanan antar satuan atu lebih
biasanya berkaitan dengan pembagian kelompok sosial, atau potensialits yang
kekuasaan dan wewenang yang resmi menyebabkan pertentangan. Konfli sosial
dalam organisasi formal seperti banyak meresahkan masyarakat karena
pemerintahan, partai politik, organisasi dampak yang ditimbulkan akibat konflik
dan sebagainya. yang terjadi. Oleh karena itu, perlu
Pengelolaan konflik pada dasarnya dilakukan beberapa cara untuk
setiap upaya intervensi (untuk mencegah menyelesaikan suatu konflik. Menurut
aktualisasi, mendeeskalasi, menghentikan Wansa (2013) yang telah mengemukakan
dan menyelesaikan konflik) dalam salah bahwa terdapat beberapa cara dalam
satu (atau lebih) tahap konflik. Dalam penyelesaiaan konflik sosial diantaranya
studi konflik dan perdamaian, pengelolaan yaitu Konsiliasi, Mediasi, Arbitrasi, Koersi
konflik memiliki tujuan untuk mencegah dan Detente.
terjadinya bentuk kekerasan selama proses Berdasarkan uraian latar belakang
konflik berjalan. Teori pengelolaan konflik pendahuluan diatas maka penulis tertarik
menegaskan bahwa semua jenis konflik untuk melakukan penelitian mengenai Tata
tidak harus selesai dengan pemecahaan Kelola Konflik Sosial di Kota Baubau
masalah, namun merupakan proses Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun
pembelajaran mengenai cara mengelolah tujuan penelitian ini adalah untuk
konflik untuk mengurangi kemungkinan- mengetahui bagaimana Tata Kelola
Konflik sosial antar Masyarakat di Kota dan ketiga melakukan upaya pendekatan
Baubau. dari kedua belah pihak yang mana
melibatkan orang ketiga sebagai fasiliator
Yaitu Tim Terpadau yang dibentuk oleh
METODE PENELITIAN
walikota dan melibatkan beberapa
Organisasi Pemerintah daerah yang
Penelitian ini menggunakan metode
bekerja sesuai dengan bidang teknisinya
deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan
masing-masing dalam mempertemukan
data dilakukan melalui wawancara
kedua belah pihak yang terlibat konflik
mendalam kepada 10 orang informan.
dalam menemukan jalan damai. Setelah
Metode ini digunakan karena informan
jalan konsiliasi dilakukan dan melalui
dianggap mampu memberikan informasi
beberapa tahap dalam menyelesaiakan
yag dibutuhkan dalam penelitian ini.
Konflik akan jalan keluar belum juga
Adapun waktu yang digunakan
ditemukan atau belum ada titik terang
dalam penelitian ini yaitu selama dua
maka jalan selajutnya yang ditempuh
bulan. Lokasi penelitian dilakukan pada
adalah Mediasi
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(KESBANGPOL). Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, b. Mediasi
wawancara mendalam dan dokumentasi. Proses Mediasi merupakan salah satu
Adapun teknik analisis data yang langkah penyelsaian konflik yang terjadi
digunakan dalam penelitian ini yaitu, setelah langkah Konsiliasi tidak berhasil,
Reduksi, Penyajian Data, Penarikan dengan bentuk penyelesaian
Kesimpulan. mempertemukan dua belah pihak yang
berkonflik oleh mediator yang harus
HASIL DAN PEMBAHASAN bersifat netral. Langkah mediasi adalah
mempertemukan tokoh masyarakat
Pada bagian ini akan diuraikan terlebih dahulu untuk mendiskusikan
mengenai hasil temuan dilapangan yang masalah dan mencari penyelesaian.
berkaitan dengan Tata kelola konflik sosial Apabila bentrokan masih terjadi maka
antara Kesbanpol, dan pihak-pihak terkait langkah selanjutnya adalah
di Kota Baubau. Berdasarkan hasil mempertemukan tokoh pemuda dari dua
obeservasi dan wawancara yang telah kelurahan, karena para pemuda adalah
dilakukan, ada indikator yang telah kebanyakn yang menjadi pelaku
diterapkan dalam melakukan tata kelola bentrokan. Pertemuan tokoh pemuda
konflik sosialantar masyarakat agar dapat membahas terkait konflik dan membuat
berjalan dengan semestinya seperti yang beberapa keputusan perihal keamanan
dikemukakan oleh Wansa (2013) 1) dalam menghindari konflik.
Konsiliasi, 2) Mediasi, 3) Arbitrasi,
4)Koersi, 5) Detente. c. Arbitrasi
Sedangkan dalam bentuk penyelesaian
Tata Kelola Konflik Sosial Antar konflik dalam arbitrasi adalah
menghadirkan seorang arbiter (hakim)
Kelompok Masyarakat di Kota Baubau
yang keputusannya mutlak dengan
menhgadirkan dua belah pihak yang
terlibat konflik ditambah dengan kehadiran
a. Konsiliasi
saksi mata dan pendengar. Kemudian akan
Langkah yang dilakukan dalam
dibuat suatu perjanjian yang mengikat
menempuh jalan Konsiliasi adalah harus
kedua belah pihak dan harus dipatuhi,
memastikan sumber informasi atau
apabila dilanggar maka akan ada sanksi
masalah akurat (jelas), manajemen konflik,
yang diperoleh, keputusan atau ikrar yang
dibuat untuk jalan damai telah disepakati e. Detente
bersama sebelum diputuskan. Detente adalah suatu proses
Berikut adalah keputusan atau ikrar pengurangan gantara dua kelompok
yang telah di buat : kelurahan dengan menggunkan pendeketan
1. Kami bersedia melakukan persuasif. Selain pendekatan persuasif juga
dibutuhkan kerjasama antara Pemerintah
perdamaian dan saling memaafkan.
daerah tingkat Kecamatan dan Kelurahan
2. Kami tidak akan memprovokasi dalam mengkoordinir warganya. Juga
atau terprovokasi terhadap hal-hal dibutuhkan peran dinas lainnya, seperti
yang dapat menyebabkan Dinas Kominfo yang bertugas untuk
terjadinya konflik atau pertikian tetatap menjaga informasi agar tidak
serta senantiasa menjaga keamanan terendus media, jikapun terendus maka hal
yang perlu dilakukan adalah menyaring
dan ketertiban masyarakat.
berita tersebut agar tidak provokatif. Selain
3. Kami tidak akan melindungi dan itu ada beberapa strategi dalam
menymbunyikan oknum yang penanganan konflik.
diduga terindikasi sebagai pemicu
konflik atau pertikaian. Tabel 1.2
4. Kami siap menerima sanksi hukum Strategi Penanganan Konflik
apabila dikemudian hari terbukti
memulai melakukan tindakan yang N Strategi Keterangan
dapat menimbulkan konflik dan o
pertikaian baik dengan Kecamatan 1. Pencegah a. Melakukan
Batupoaro maupun dengan pemuda an pemetaan wilayah
kelurahan lain dalam wilayah kota Konflik yang rawan
Baubau. konflik.
5. Kami siap bekerja sama secara b. Melakukan
aktif dengan pihak penegak hukum sosialisasi hukum
agar segera menemukan dalan atau tentang akibat
provokator yang menyebabkan yang ditimbulkan
terjadinya konflik dan pertikaian. dalam konflik dan
akan terkena
d. Koersi sanksi pidana
Koersi adalah bentuk penyelesaian yang keras
konflik yang terakhir ditempuh apabila c. Melakukan
Konsliasi, Mediasi dan Arbitrasi tidak pencerahan
mampu mencegah konflik atau
dengan tausiyah
mengurangi konflik yang terjadi. Maka
penyelesaian konflik yang dilakukan keagamaan.
adalah Koersi yaitu dengan tekanan d. Melakukanpendek
psikologis berupa mengintimidasi, atan dalam
mengancam dan boikot. Apabila belum kegiatan seni dan
berhasil maka dilakukanlah jalan olahraga.
kekerasan atau paksaan fisik seperti
2. Penghenti a. Pengawasan
penjara selama sebulan masa percobaan
agar mnimbulkan efek jera dan kesadaran an keamanan di
bagi pelaku yang terlibat konflik Konflik setiap RT dan
RW.
b. Sosialisasi dan telah berjalan dengan baik dibuktikan
himbauan tentang dengan 0 kasus pada tahun 2020.
keamanan dan
ketertiban Saran
bersama.
c. Penyelesaian Setelah melihat langsung di
lapangan, konflik sosial adalah hal yang
konflik dalam
penanganannya harus secara serius. Selain
kesepakatan itu. Adapun beberapa saran dari peneliti
bersama yaitu:
stakeholder.
3. Pemuliha a. Melaksanakan 1. Diharapkan ketegasan lebih oleh para
n rekonsiliasi dalam Tim Penaganan Konflik Sosial agar
PascaKon kerja nyata proses penyelesaian tidak terlalu
flik lapangan. panjang dalam artian menggunakan
b. Pendirian posko semua tahap penyelesaian yang
keamanan memakan waktu relatif lama.
bersama. 2. Para pelaku yang terlibat konflik
c. Melaksanakan umunya disebabkan karena minuman
gotong royong keras. Jadi ini menjadi catatan untuk
dalam kerja bakti lebih tegas dalam pelarangan minuman
bersama dan keras untuk anak di bawah umur. Dan
nonton bareng. akses minuman keras yang lebih
dibatasi penggunaannya.
Konflik antara dua Kelurahan yang 3. Pelaku konflik adalah kebanyakan
terjadi yaitu Kelurahan Tarafu dan remaja dibawah umur 17 tahun yang
Kelurahan Bone-Bone yang telah masih tergolong anak di bawah umur,
memakan banyak korban dan sangat sehingga tidak di proses oleh
meresahkan masyarakat. Dari contoh kepolisisan. Hal ini menjadi catatan
kasus yang ditangani oleh untuk lebih tegas terhadap remaja ini,
Bakesbangpol dan Tim Terpadu untuk menimbulkan efek jera. Apabila
Penanganan Konflik tercatat sejak anak dibawah umur tak dapat diproses
tahun 2017 ada satu kasus yang terjadi, secara hukum maka sebaiknya
kemudian konflik meningkat pada diberikan sanksi sosial berupa
tahun 2018 yang mana tercatat 5 kasus pengabdian di masyarakat atau lainnya
yang melibatkan dua kelurahan
tersebut, kemudian pada tahun 2019 DAFTAR PUSTAKA
presentasi kasus turun menjadi satu
Arfani, R. N. (2005). 'Governance'sebagai
kasus dan tahun 2020 belum ada kasus
Pengelolaan Konflik. Jurnal Ilmu Sosial
yang terjadi di dua Kelurahan tersebut.
dan Ilmu Politik, 8(3), 309-330.
Dari presentasi kasus yang telah
disebutkan sebelumnya maka dapat Haryanto, S. (2012). Konflik Sosial di Era
disimpulkan bahwa tata kelola konflik Reformasi. Masyarakat, Kebudayaan,
menggunakan Indikator Konsiliasi, Politik, 25(4), 299-308.
Mediasi, Arbitrasi, Koersi dan Detente
Hidayat, T. Peran Pemerintahan Daerah https://baubaukota.bps.go.id/publication/
Dalam Penanganan Konflik Antar Warga 2020/04/27/8526584e7896fa00f654b88d/
Di Kabupaten Kolaka Utara. Journal Of kota-baubau-dalam-angka-2020.html./
Government, 3(1)

Janu, L. (2016). Identifikasi Dan Analisis


Konflik Sosial Di Kota Bau-Bau.
Etnoreflika: Jurnal Sosial dan Budaya,
5(2), 101-114.

Lumi, H, (Peranan Pemerintah Dalam


Pencegahan dan Penanggulangan Konflik
antar Kelompok (Suatu Study Di
Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea
Kota Manado). Jurnal Politico,4(1)

Oktavia, R., KY, I. G. S., & Hidayat, E.


(2019). Peran Pemerintah Daerah Dalam
Penyelesaian Konflik Antarwarga Di
Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Damai dan Resolusi Konflik, 5(3).

Puspita, W. (2018). Manajemen Konflik:


Suatu Pendekatan Psikologi, Komunikasi,
dan Pendidikan. Deepublish.

Suparlan, P. (2014). Konflik Sosial dan


Alternatif Pemecahannya. Antropologi
Indonesia.

Susan, N. Tata Kelola Konflik


Demokratis: Kasus Tata Kelola Konflik di
Aceh.

DAN, K. P., & RI, K. (2004). Resolusi


Konflik. Bandung: Bip Gramedia.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/Analisis-
isi-tata-kelola-pencegahan-konflik-di
Indonesia./

https://
tribratanews.baubau.sultra.polri.go.id/.Ceg
ah-aksi-tawuran-polsek-standby-di-
bobota./

You might also like