Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Indonesia is currently one of the countries exposed to the virus COVID-19. Physical distancing
is a policy imposed by the Government to the public so that the virus COVID-19 does not spread
more broadly. The purpose of this research is to know how to change the communication
behavior of employees while conducting physical distancing during the COVID-19 pandemic in
Bandung. With the existence of a policy, means that community is doing the different things than
usual. We know that the people of Bandung City has a habit of shaking hands and gathering. The
research method used in this study is the ethnographic study of communication with a qualitative
approach. In determining the informant, the researcher uses purposive sampling technique with
the criteria already determined by the researcher. The results of the study found that there was
a change in communication behavior when doing physical distancing. For instance, before the
policy exist employees always do the hand shake with the other employees, but when the policy
exist employee is no longer doing a hand shake but only a kind of greetings through verbal. The
results of the study also found a change, typically young employees always gathered after work,
but after the policy exist employees can no longer gather as usual with the collegue.
60
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
Indonesia memiliki lingkungan dan anak-anak muda baik yang sudah bekerja
kebudayaan yang baik dan berbeda-beda maupun yang masih sekolah di sebuah
disetiap daerahnya, salah satunya yaitu cafe-cafe yang ada di Bandung.
masyarakat Kota Bandung yang memiliki Berkumpul dan bersalam-salaman juga
kebiasaan yang tidak pernah punah hingga seringkali kita temukan di saat lebaran
saat ini adalah ngariung yang dalam Bahasa ataupun hari raya lainnya. Budaya
Indonesia berarti berkumpul (Ansarullah et bersalaman juga ada pada tiap-tiap
al., 2019). Selain itu, ada juga perilaku sekolahan, seperti pada sekolahan SMK
komunikasi masyarakat Kota Bandung Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali
seperti bersalaman atau berjabat tangan yang menerapkan budaya bersalaman
merupakan kebiasaan yang menandakan sebagai penerapan bersahabat dan
suasana keakraban dan telah menjadi dilakukan setiap pagi saat masuk kelas
kebiasaan dari zaman dulu hingga zaman (Haryati, 2015).
sekarang. Bersalaman juga tidak hanya ada Perilaku komunikasi yang dimaksud dari
pada budaya di Indonesia namun sudah uraian diatas adalah perilaku komunikasi
menyebar ke seluruh dunia. Bersalaman masyarakat Kota Bandung khususnya
merupakan tradisi penyambutan dimana dua karyawan yang menjalankan physical
orang saling memegang tangan satu sama lain distancing di saat bekerja selama pandemi
dan disertai gerakan ke atas ke bawah pada COVID-19. Kebijakan pemerintah dengan
tangan yang dipegang. Bersalaman di anggap diadakan nya physical distancing atau
sebagai sebuah bentuk perkenalan, menjaga jarak fisik ini menjadi suatu
penyambutan, maupun persahabatan kebiasaan yang baru untuk masyarakat
(Advetorial, 2020). Kota Bandung di tahun 2020, karena
Berkumpul bagaikan wadah untuk masyarakat Kota Bandung diwajibkan
melakukan sebuah proses komunikasi. untuk melakukan physical distancing
Begitupun dengan bersalam-salaman, di saat selama virus COVID-19 masih ada di
berkumpul biasanya masyarakat kota Indonesia. Tahun 2020 ini adalah tahun
bandung selalu bertemu dan memberikan yang berat untuk masyarakat Indonesia
salam dengan bersalam-salaman kepada khususnya masyarkat Kota Bandung,
teman sebaya atau pun orang yang lebih tua. karena pemerintah Indonesia sudah
Adapun makna dalam berkumpul seperti mengeluarkan status darurat bencana
merasakan kehangatan, menimbulkan rasa kepada masyarakat. Banyak langkah-
bahagia, lebih akrab dengan satu sama lain langkah yang dilakukan oleh pemerintah
karena disaat berkumpul orang-orang akan untuk menyelesaikan penyebaran virus
melakukan percakapan satu sama lain guna COVID-19, salah satunya adalah
mendekatkan diri dan saling melakukan physical distancing. Konsep
memperkenalkan diri masing-masing. ini menjelaskan bahwa cara untuk
Berkumpul dan bersalam-salaman sudah memutus mata rantai infeksi COVID-19
menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh yaitu menjaga jarak minimal 1 (satu) meter
masyarakat Kota Bandung, apalagi banyak dan tidak melakukan kontak fisik dengan
sekali kegiatan berkumpul atau chill oleh orang lain. Hal ini dilakukan oleh
61
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
pemerintah guna mencegah penularan virus bisa saling menguatkan dan berhubungan
COVID-19 semakin meluas. satu sama lain tanpa harus bersentuhan.
Masyarakat Kota Bandung tidak Masyarakat khususnya karyawan di Kota
diperbolehkan keluar rumah jika tidak ada Bandung masih ada yang melakukan
urusan yang penting seperti bekerja maupun kegiatan bekerja, namun tetap diwajibkan
berbelanja untuk kebutuhan dirumah. Akan melakukan jaga jarak yang biasanya tidak
tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi pernah dilakukan sebelumnya. Disaat
hal ini dengan baik bahkan menghiraukan physical distancing karyawan diwajibkan
kebijakan-kebijakan dari pemerintah, seperti untuk tidak bersentuhan dengan teman
contohnya pemerintah sudah memberlakukan sekantor ataupun konsumen. Physical
bekerja dalam rumah, namun kondisi ini distancing menjadi hal yang baru untuk
dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk para karyawan di Kota Bandung.
berlibur dan masih banyak masyarakat Karyawan biasanya melakukan
menganggap enteng virus (Buana, 2020). komunikasi bersalam-salaman dengan
Pemerintah memberikan kelonggaran bagi teman sekantornya dan beberapa
masyarakat yang memiliki urusan penting karyawan berkumpul setelah pulang untuk
seperti bekerja, berbelanja untuk kebutuhan melepas jenuh selama dikantor, namun
dirumah dan lainnya dengan syarat salah satunya dengan adanya virus COVID-19 membuat
yaitu dengan melakukan physical distancing. kebiasaan ini tidak dapat dilakukan
Physical distancing menjadi langkah yang kembali sebelum virus COVID-19
penting untuk menangani virus COVID-19, menghilang dari Indonesia.
karena dengan melakukan physical distancing Negara Indonesia adalah salah satu
dapat memutus rantai virus COVID-19. Negara yang terpapar virus COVID-19
Physical distancing atau pembatasan yang sudah memiliki angka positif hingga
jarak fisik merupakan upaya yang dilakukan 5.923 dan memakan 520 jiwa pada tanggal
untuk mengendalikan penyebaran infeksi 17 April 2020 (CNNIndonesia, 2020).
virus COVID-19 (Kevin, 2020). Physical Pada tahun 2020 ini virus COVID-19
distancing adalah jalan untuk memperlambat menyebar dengan sangat cepat di
penyebaran virus ini. Physical distancing Indonesia, salah satu nya di Kota
juga berlaku tidak hanya untuk diluar rumah, Bandung. Kota Bandung adalah Kota yang
namun didalam rumahpun tetap harus ada sudah termasuk pada red zone atau zona
jarak antara anggota keluaurga, karena bisa merah, di karena kan sudah memiliki
saja anggota keluarga kita ada yang positif Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota
COVID-19. Physical distancing semakin Bandung terdapat sebanyak 719 orang.
banyak digunakan untuk membantu orang- Dimana, 340 masih menjalani perawatan
orang memahami apa yang perlu mereka dan 379 sisanya telah dinyatakan sehat
lakukan untuk mencegah penularan virus (Elvira, 2020).
COVID-19 (Putsanra, 2020). WHO memiliki COVID-19 atau disebut coronavirus
alasan atas penerapan dari physical merupakan virus yang dapat menyebabkan
distancing, salah satunya agar setiap orang penyakit pada burung, mamalia bahkan
manusia. Pada manusia, coronavirus
62
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
63
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
digunakan bersama. Kedua adalah para berumur 20 tahun hingga 30 tahun, bekerja
komunikator di dalam komunitas budaya di salah satu perusahaan di Kota Bandung,
yang mengordinasikan semua tindakannya, dan melakukan kebiasaan berkumpul.
yang artinya di dalam komunitas itu akan Teknik pengumpulan data juga melalui
terdapat aturan-aturan dalam berkomunikasi. telaah dari berbagai sumber, seperti situs
Ketiga adalah makna dan tindakan tersebut. online, dan artikel dari penelitian
Keempat adalah setiap komunitas juga harus sebelumnya yang berkaitan dengan
memiliki sebuah kekhususan dalam cara COVID-19 dan perilaku
memahami kode-kode makna dan tindakan komunikasision/Hasil dan Pembahasan.
Etnografi komunikasi juga memiliki
beberapa kelebihan seperti mengungkapkan Metode Analisis Data
jenis identitas yang dapat digunakan bersama Penelitian ini menggunakan analisis
oleh anggota komunitas budaya, data dengan tiga tahap, tahap pertama
mengungkapkan makna kinerja publik yang peneliti mereduksi data atau merangkum
digunakan bersama oleh anggota komunitas, data-data yang sudah dikumpulkan dari
mengungkapkan kontradiksi yang terdapat hasil wawancara dan dokumentasi yang
pada sebuah komunitas budaya (Zakiah, bertujuan untuk memilih data pokok yang
2008). memfokuskan pada hal-hal yang penting.
Pada tahap pertama peneliti
mengumpulkan hasil wawancara yang
Teknik Pengumpulan dan Sumber Data sudah dilakukan oleh peneliti dengan
Result and DiscusData yang digunakan informan-informan yag menjadi sumber
menggunakan data primer dan data sekunder informasi tentang perubahan perilaku
melalui wawancara mendalam, dokumentasi, komunikasi disaat menjalankan physical
serta beberapa artikel yang diperoleh dari distancing selama pandemi COVID-19,
internet. Teknik pengumpulan data kemudian mengumpulkan dokumentasi
menggunakan wawancara online, karena sebagai bukti wawancara dan untuk
teknik ini dilakukan menyusul masih kebutuhan penelitian. Tahap kedua yaitu,
diberlakukannya kebijakan physical setelah data-data direduksi, langkah
distancing. Penelitian ini mengambil lokasi di berikutnya adalah menyajikan data.
Kota Bandung. Wawancara melibatkan 5 Penyajian data dilakukan dengan cara
(lima) karyawan muda di Kota Bandung. menyusun data-data yang diperoleh agar
Dalam penentuan informan digunakan teknik data yang didapatkan oleh peneliti dapat
purposive sampling dimana informan dipilih dimengerti yang berupa display data.
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan Display artinya menyajikan data hasil
oleh peneliti. Adapun kriteria yang sudah penelitian terkait perubahan perilaku
ditentukan dalam penelitian ini yaitu komunikasi karyawan disaat melakukan
beberapa karyawan muda yang masih tetap physical distancing selama pandemi
bekerja selama pandemi COVID-19, COVID-19. Tahap ketiga yaitu penarikan
melakukan physical distancing selama kesimpulan, peneliti menarik kesimpulan
bekerja maupun setelah pulang bekerja, dari hasil yang ditemukan oleh peneliti
64
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
dengan cara melihat dan mempertanyakan saja yang ada dalam perilaku komunikasi
kembali mengenai perubahan perilaku karyawan disaat menjalankan physical
komunikasi karyawan disaat menjalankan distancing selama pandemi COVID-19.
physical distancing selama pandemi COVID- Untuk menjawab fokus dan tujuan
19 dengan melalui peninjauan kembali secara penelitian, peneliti mewawancarai
sepintas pada catatan data wawancara online informan secara online yang dilaksanakan
dari seluruh informan. dengan menggunakan teknik purposive
sampling terhadap 5 (lima) orang
III. Hasil dan Diskusi informan yang dilakukan melalui aplikasi
Perubahan Perilaku Komunikasi Karyawan chat whatsapp karena menyusul masih
Kota Bandung diberlakukannya kebijakan physical
Kota Bandung memiliki budaya atau distancing. Informan pertama Devina
kebiasaan ngariung yang artinya berkumpul. Putri Widianty, usia 22 tahun, pekerjaan
Berkumpul merupakan wadah untuk karyawan PT Delapan Empat Sakti.
melakukan sebuah proses komunikasi, di saat Informan kedua Merri Indriana, usia 23
berkumpul biasanya akan terjalin saling tahun, pekerjaan asisten fotografer
berkomunikasi. Selain berkumpul, FotoProduk.Bandung. Informan ketiga
masyarakat Kota Bandung juga memiliki Rian Agung Gumelar, usia 23 tahun,
kebiasaan bersalam-salaman atau berjabat pekerjaan karyawan SPBU 31 402 02.
tangan. Di saat pemerintah mengeluarkan Informan keempat Resa Maulani, usia 23
kebijakan untuk melakukan physical tahun, pekerjaan bidan klinik Clara
distancing atau pembatasan jarak fisik Santosa. Informan kelima Niken Imelda
banyak perubahan-perubahan yang terjadi RD, usia 20 tahun, pekerjaan karyawan
dalam kebiasaan karyawan saat bekerja Lotte Grosir Bandung.
maupun setelah pulang bekerja. Physical Pada awal di informasikannya COVID-
distancing dilakukan agar mengurangi 19 sudah mulai masuk ke Indonesia,
bahkan mencegah penyebaran dan penularan pemerintah menghimbau agar masyarakat
virus COVID-19 lebih luas lagi. Setelah tetap waspada dengan virus COVID-19
adanya kebijakan physical distancing dengan melakukan kebijakan salah
menjadi sebuah kebiasaan baru untuk satunya yaitu wajib physical distancing.
karyawan Kota Bandung. Biasanya Pada saat itu mulailah masyarakat
karyawan-karyawan muda selalu melakukan Indonesia melakukan kebijakan physical
tegur sapa dengan bersalaman, namun pada distancing disetiap aktifitasnya, salah
saat ini dengan adanya kebijakan dari satunya masyarakat di Kota Bandung.
pemerintah untuk melakukan pembatasan Dengan adanya kebijakan physical
jarak fisik atau physical distancing timbul distancing masyarakat Kota Bandung
kebiasan-kebiasan baru yang bisa merubah khususnya karyawan muda yang bekerja
kebiasaan-kebiasaan sebelum adanya ke kantor mulai melakukan kebiasaan
kebijakan physical distancing. Untuk itu, yang belum pernah dilakukan oleh
fokus perhatian dalam penelitian ini adalah karyawan di Kota Bandung, artinya
mengamati dan mencari tahu perubahan apa adanya perubahan perilaku komunikasi
65
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
yang terjadi kepada karyawan. Selaras ditempat makan. Karyawan juga tidak
dengan yang dinyatakan oleh informan kedua dapat lagi bertegur sapa dengan leluasa
bahwa “iya, banyak sekali perubahan yang dikarenakan adanya kebijakan physical
terjadi seperti adanya pengingat untuk distancing, biasanya mereka melakukan
melakukan physical distancing dan susah tegur sapa dengan verbal dan nonverbal
juga ngehindarin untuk jaga jarak saat seperti jika karyawan wanita berpelukan
mengantri”. Perilaku komunikasi terjadi dengan sesama karyawan wanita sebagai
karena adanya tindakan atau respons bentuk sapaan ataupun berjabat tangan
seseorang dalam lingkungan dan situasi tanpa adanya jaga jarak. Seperti yang
komunikasinya (Mulyana, 2010). Dapat dikatakan oleh informan ketiga yang
disimpulkan bahwa perubahan perilaku menyatakan bahwa “untuk perubahan
komunikasi terjadi apabila adanya sebuah yang saya rasakan, jika sebelum adanya
tindakan dalam lingkungan dan situasinya. pandemi COVID-19 ini, setelah selesai
Dengan adanya physical distancing karyawan bekerja saya dan rekan-rekan sering
merasakan adanya perubahan dari perilaku melakukan kegiatan seperti makan dan
komunikasinya disaat masa pandemi bermain disalah satu tempat”.
COVID-19. Selaras dengan yang dinyatakan oleh
Masyarakat sunda di Kota Bandung informan kelima bahwa “sebelum adanya
memiliki kebiasaan dalam pola komunikasi kebijakan physical distancing saya lebih
yaitu berkumpul dan bersalam-salaman. Pola leluasa untuk berbincang dan bertegur
komunikasi yang dimaksud bagaimana sapa dengan anggota karyawan yang lain,
karyawan dapat berkomunikasi dengan sesama namun setelah adanya physical distancing
karyawan, konsumen, teman dan lainnya yang saya lebih terjaga dan berjarak. Harus ada
berlangsung dengan baik tanpa harus protokoler yang diikuti oleh saya agar diri
bersentuhan baik secara verbal maupun saya tetap terjaga”. Bagi sebagian
nonverbal. Namun dapat kita lihat bahwa karyawan merasa pentingnya untuk
masyarakat tidak dapat lagi melakukan melakukan physical distancing agar
kebiasaan berkumpul dan bersalam-salaman. terhindar dari virus COVID-19. Karyawan
Budaya bersalaman sebagai cara untuk juga sadar betul akan pentingnya
berkomunikasi, menyatakan kesadaran akan melakukan kebijakan-kebijakan yang di
kehadiran orang lain, menunjukkan sebuah keluarkan oleh pemerintah selain
perhatian antar individu atau kelompok yang melakukan physical distancing, seperti
berhubungan satu sama lain (Mufarrokhah, memakai masker dan handsanitizer untuk
2017). mencegah penularan virus COVID-19.
Karyawan Kota Bandung merasakan Dalam hasil penelitian ini juga terdapat
perubahan yang terjadi pada pola perubahan yang terjadi saat karyawan
komunikasinya, seperti yang dikatakan oleh sedang bekerja yaitu adanya peringatan
informan-informan yaitu karyawan tidak setiap hari yang dilakukan pihak
dapat lagi berkumpul, biasanya karyawan perusahaan agar karyawan tetap waspada
setelah pulang dari kantor mereka berkumpul dengan adanya virus COVID-19.
dengan teman-temannya di cafe maupun Peringatan yang di informasikan oleh
66
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
pihak perusahaan melalui pagging (pengeras - Di saat pulang kerja tidak teman-teman
suara) setiap 2 (dua) kali sehari yang kerja dapat karyawan untuk
- Di saat makan ngariung saling
berisikan tentang wajib physical distancing
siang atau berinteraksi.
dan tetap menerapkan protokol kesehatan nongkrong - Jika ingin
yang sudah di tetapkan oleh pemerintah di di sebuah berkumpul tetap
Indonesia, selaras dengan yang dinyatakan tempat melakukan jarak
informan pertama bahwa “iya banyak dengan aman minimal 1
leluasa (satu) meter – 2
perubahannya, tiap hari ada informasi untuk
- Di saat (dua) meter.
kita para karyawan wajib physical distancing, makan - Makan siang
cuci tangan, dan protokol kesehatan lainnya.” siang juga dilakukan
Karyawan merasakan hal yang baru dengan tidak dapat dengan waktu 30
peringatan-peringatan yang di lakukan makan menit untuk
bersama bergantian
melalui pagging, karena menjadi kebiasaan
dengan dengan karyawan
yang baru untuk para karyawan yang bekerja. semua lain dan kapasitas
Penerapan Physical Distancing merupakan karyawan hanya 50%
salah satu upaya untuk memutus rantai dan dibatasi karyawan.
penularan virus COVID-19. Berbagai upaya dengan
waktu
dapat dilakukan untuk mensosialisasikan atau
makan
menginfor-masikan tentang apa itu physical siang di
distancing agar mudah dimengerti untuk kantin.
diterapkan oleh masyarakat. Sosialisasi tidak 2. Berjabat 2. Tidak - Menggantikan
harus dengan cara yang formal atau resmi tangan dengan berjabat berjabat tangan
leluasa tangan dengan menggunakan
melalui konferensi pers, media sosial juga
siapapun sikut, salam hati,
bisa dimanfaatkan untuk melakukan namaste,
sosialisasi. Sosialisasi atau edukasi tentang lambaian tangan
physical distancing di media sosial bisa dan senyum atau
dilakukan dengan berbagai cara yang unik digantikan
dengan ucapan
(Kangsaputra, 2020).
menyapa (hai,
damang?
Tabel 1. (sehat?)
Perilaku Komunikasi assalamualaikum
Perilaku Perilaku Tindakan waallaikumsalam
Komunikasi Komunikasi 3.Informasi 3.Tambahan 3. Dilakukan 2
Sebelum Semasa melalui pagging informasi (dua) kali setiap
COVID-19 COVID-19 (pengeras suara) melalui harinya untuk
1. Dapat 1. Dapat 1. Karena adanya untuk jadwal pagging mengingatkan
ngariung ngariung jarak dan tidak karyawan dan tentang wajib karyawan
(berkumpul) dengan leluasa saat memanggil physical melakukan
dengan tidak ngariung maka karyawan distancing dan physical
leluasa leluasa dan dapat digantikan protokol distancing dan
tanpa berjarak dengan kesehatan protokol
berjarak - Di saat melakukan video kesahatan
pulang call dengan lainnya dengan
67
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
68
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
Hal negatif yang dirasakan dari perubahan kebijakan physical distancing, karyawan
perilaku komunikasinya seperti tidak dapat Kota Bandung selalu melakukan tegur
bertegur sapa dengan leluasa, tidak dapat sapa dengan anggota karyawan lainnya
berpergian ke luar kota, tidak dapat bekerja dengan berjabat tangan dan tidak
outdoor, kesulitan saat menempuh perjalanan ke ditentukan adanya jarak, namun setelah
kantor karena adanya PSBB (Pembatasan Sosial adanya physical distancing karyawan
Berskala Besar), adanya rasa cemas dan tidak dapat lagi bersentuhan dengan
khawatir karena ketakutan akan terpapar virus anggota karyawan lainnya dan karyawan
COVID-19. Seperti yang dinyatakan oleh tidak dapat bertegur sapa dengan leluasa
informan pertama bahwa “Karena saya bekerja kemudian harus melakukan jaga jarak
di tempat jasa foto produk dan wedding, hal dengan anggota karyawan lainnya.
negatif yang dirasakan yaitu foto-foto outdoor Karyawan tidak dapat berjabat tangan atau
seperti wedding, prewedding, dan lainnya yang melakukan hal-hal yang bersentuhan
bersifat outdoor ditiadakan kemudian kesulitan dengan fisik.
menempuh tempat kerja karena banyak jalan yg Sebelum kebijakan physical distancing
di lockdown saat PSBB dan ada banyak rasa diberlakukan, karyawan juga dapat
waspada karena ketakutan terserang wabah berkumpul atau chill setelah pulang
COVID-19”. bekerja dengan teman-temanya dengan
Cemas dan khawatir juga menjadi salah satu leluasa tanpa adanya jarak satu sama lain.
perubahan dalam perilaku, karena yang biasanya Namun, setelah adanya physical
pergi bekerja dengan rasa tenang dan bahagia distancing karyawan tidak dapat
namun sekarang yang dirasakan adalah rasa berkumpul di tempat-tempat umum
cemas dan khawatir. Kecemasan adalah sebuah dengan leluasa seperti biasanya karena
perasaan takut yang tidak jelas terhadap sesuatu adanya jarak aman yang sudah ditentukan
yang mempengaruhi perilaku seseorang (Vivin oleh pemerintah yaitu jaga jarak
et al., 2019). Kecemasan juga merupakan sebuah setidaknya 1 (satu) meter dengan orang-
pengalaman perasaan yang menyakitkan dan orang. Karyawan juga tidak dapat
tidak menyenangkan. Kecemasan timbul dari berkumpul dengan saudara-saudara jauh.
reaksi ketegangan-ketegangan dalam atau intern Sebelum kebijakan physical distancing
dari tubuh seseorang, ketegangan ini diakibatkan juga diberlakukan, karyawan
oleh suatu dorongan dari dalam maupun dari luar mendengarkan informasi dari pagging
dan dikuasai oleh susunan urat saraf yang hanya sekedar informasi jadwal karyawan
otonom. Dengan adanya virus COVID-19 dan memanggil karyawan. Namun, setelah
membuat para karyawan merasa ketakutan jika diberlakukannya physical distancing
sedang berada di luar rumah. karyawan merasakan sebuah perubahan
IV. Kesimpulan yaitu informasi yang didengarkan tentang
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini wajib physical distancing dan
adalah adanya perubahan perilaku mengingatkan protokol kesehatan yang
komunikasi pada karyawan disaat sudah di tetapkan oleh pemerintah
menjalankan physical distancing selama terhadap perusahaan melalui pagging
pandemi COVID-19. Sebelum adanya kepada karyawan.
69
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
70
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 1, JANUARI, 2021
71