You are on page 1of 11

Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Vol 10 No.

2, Juni 2022: 260-270

Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 Menuju


Pencegahan Big Cluster di Pondok Pesantren Madania Yogyakarta
1
Fella Sufah Baedowi, 2Ahmad Nur Rohim, 3Anik Suhartanti,
4
Rinta Sofia Nurrahmah, 5Vina Nur Hidayah
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
1,2,3,4
5
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: fsufah48@gmail.com; 2ahmad.nur.rohim.41@gmail.com; 3anik.suhartanti30@gmail.com;
1
4
rinta.rinson@gmail.com; 5vina.hida1407@gmail.com

Abstract. The corona virus has increased and spread massively throughout the world,
so it is called a pandemic. Indonesia is one of the areas that has been affected by this
pandemic with the first case found on March 2, 2020. During the COVID-19 Pandemic,
the Modern Islamic Boarding School, Madania as an orphanage that accommodates
assisted occupants took step not to repatriate all occupants. Therefore, further steps
need to be taken to overcome and prevent the spread of the corona virus pandemic in
this Islamic boarding school. This study aims to determine the effect of empowerment
and training on liquid soap education in the effort to fight against COVID-19. The
research uses direct practice methods with five steps, that is location survey, education
content, pre-test, briefing and preparation to make liquid soap, practice to wash hand
correctly, and the last is evaluation and post-test. This training is done directly with
keep obeying the health protocols. The result of this research is that with this training,
there is enhancement on students’ knowledge and obedience COVID-19, practice
to make liquid soap, and practice to wash their hands correctly especially in the
boarding school environment.
Keywords:COVID-19, Liquid soap, Santri, Liquid Soap Education

Abstrak. Virus corona meningkat dengan penyebaran masif sebagai pandemi. Indonesia
termasuk wilayah yang terjangkit dengan kasus pertama yang ditemukan pada 2 Maret
2020. Penyakit ini pada awalnya dinamai dengan 2019 novel coronavirus (2019-
nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru untuk penyakit ini pada tanggal
11 Februari 2020 dengan nama Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan
oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Masa
Pandemi COVID-19 Pondok Pesantren Modern Yatim Piatu Dhuafa Madania sebagai
panti asuhan yang menampung warga binaan mengambil langkah tidak memulangkan
seluruh warga binaan. Pemberdayaan dan pelatihan perlu dilakukan langkah untuk
menanggulangi penyebaran pandemi corona di dalam internal pondok pesantren.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberdayaan dan pelatihan soap
liquid education dalam upaya memerangi COVID-19.Metode Pelaksanaan dilakukan
secara langsung dengan lima tahap yaitu tahap survey, tahap pemberian materi dan
pre-test, tahap persiapan alat dan bahan praktik sabun cair, tahap praktik mencuci
tangan dengan baik dan benar dan tahap evaluasi dan pemberian post test.Pelatihan
ini dilakukan secara praktek langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mengenai
pengetahuan dan kepatuhan para santri dalam penerapan protokol kesehatan
COVID-19, praktik membuat sabun cair dan penerapan cuci tangan dengan baik di
lingkungan pondok pesantren.
Kata Kunci: COVID-19, Sabun cair, Liquid soap education

1. Pendahuluan ringan, sedang, hingga berat yang


ditandai dengan gejala awal berupa
Coronavirus Disease (COVID-19) demam, batuk, flu hingga kesulitan
diklasifikasikan sebagai virus yang bernapas. Wabah COVID-19 pertama
menimbulkan dampak berupa infeksi kali ditemukan di Ibu Kota Provinsi
yang terjadi pada saluran pernapasan Hubei, Wuhan, Tiongkok dan kini telah
atas yang ditandai dengan gejala dari menyebar hingga ke berbagai penjuru
260
Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 ... | 261

dunia. Wabah ini pertama ditemukan 80% dari keseluruhan kasus. Kegiatan
pada penghujung tahun 2019, yaitu berkumpul warga tanpa menerapkan
pada bulan Desember. Penyakit ini pada protokol kesehatan merupakan salah
awalnya dinamai dengan 2019 novel satu penyebab penyebaran COVID-19 di
coronavirus (2019-nCoV), kemudian lingkungan keluarga (Sendra, Hariyanto,
WHO mengumumkan nama baru untuk & Setyarini, 2021).
penyakit ini pada tanggal 11 Februari Menurut Badan Litbang dan Diklat
2020 dengan nama Coronavirus Disease Kementerian Agama RI (2020), pesantren
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus sebagai lembaga penyelenggara
Severe Acute Respiratory Syndrome pendidikan yang secara langung
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2)(Sadityo terdampak corona, menyikapi pandemi
Susilo et al., 2020). Hingga saat itu, tersebut terdapat kebijakan pemerintah
banyak negara yang telah melaporkan melalui tiga bentuk yaitu memulangkan
tentang kasus COVID-19 di negaranya seluruh santri, memulangkan sebagian
tersebut. Berbagai kebijakan dibuat santri, dan tidak memulangkan seluruh
oleh negara-negara yang warganya santri. Pondok Pesantren Modern Yatim
mulai terjangkit COVID, namun pada Piatu Dhuafa Madania merupakan
kenyataannya wabah ini begitu sulit pondok modern yang mendidik santri dari
dikendalikan sehingga wabah ini terus keluarga yang berkebutuhan khusus dari
menyebar ke berbagai negara. Di berbagai wilayah di Indonesia terutama
Indonesia, wabah COVID mulai muncul Kota Yogyakarta. Pondok pesantren ini
sejak ditemukannya kasus COVID memiliki panti yang memuat masyarakat
pertama di Indonesia yang menyerang 2 mulai dari balita, anak-anak, remaja,
warga Indonesia pada awal bulan Maret difabel, dan lansia. Pada masa pandemi
2020, tepatnya hari senin, 2 Maret 2020 COVID-19 Pondok Pesantren Modern
berlokasi di kota Depok, Jawa Barat Yatim Piatu Dhuafa Madania sebagai
(Wiranti, Sriatmi, & Kusumastuti, 2020) panti asuhan yang menampung warga
Kasus terkonfirmasi COVID-19 di binaan mengambil langkah tidak
Indonesia terus mengalami peningkatan memulangkan seluruh warga binaan
sejak ditemukannya kasus COVID-19 dan tetap melakukan pembinaan serta
pertama di Indonesia. Pada 29 Desember pendidikan karena masing-masing
2020 kasus terkonfirmasi COVID di kondisi individu warga binaan yang
Indonesia berjumlah 727.122 orang berbeda dari sudut pandang wilayah
dengan kematian sebanyak 21.703 orang tempat tinggal, sosial, dan ekonomi
(Kemenkes, 2020). Hal ini menunjukkan keluarga masing-masing. Dengan
bahwa kasus COVID-19 mengalami kondisi tersebut maka dapat dipastikan
peningkatan yang pesat sejak kasus bahwa masyarakat binaan terkumpul di
pertama ditemukan. pondok pesantren dan menjadi potensi
Virus SARS-CoV-2 seringkali menjadi klaster penyebaran virus yang
menular lewat cluster tertentu. Cluster besar. Maka perlu dilakukan langkah
yang paling sering terbentuk adalah untuk menanggulangi dan mencegah
cluster anggota keluarga dan cluster rekan penyebaran pandemi virus corona di
kerja. Cluster tersebut memang sulit untuk dalam internal pondok pesantren.
dihindari karena hampir setiap hari kita Bagian tubuh yang paling berpotensi
tidak bisa dipisahkan dari keluarga atau untuk menjadi sarana penularan virus
rekan kerja. Virus COVID-19 merupakan adalah tangan. Salah satu anggota badan
jenis virus yang mudah menular, yang paling banyak bersentuhan dengan
sehingga penularannya cenderung benda maupun dengan orang lain adalah
sulit dikendalikan. Penularan melalui tangan, sehingga memungkinkan untuk
cluster mengambil peran 50% hingga menjadi sarana perpindahan virus,
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
262 | Baedowi, et al.

baik itu virus yang menempel di benda lewat tangan. Susunan virus COVID-19
maupun virus yang menempel pada orang memiliki lapisan berupa struktur kimia
lain. Oleh karena itu, menjaga kesehatan yang lemah sehingga mudah hancur
dan kehigienisan tangan sangat penting dengan sabun. Oleh karena itu, mencuci
karena virus COVID-19 menyebar tangan dengan sabun dan air mengalir
sangat mudah dan cepat (Kusumayanti et adalah salah satucara yang efektif untuk
al., 2018) membasmi virus COVID-19 (Kemenkes
Menurut WHO, COVID-19 RI, 2020). Mencuci tangan sangat
dapat menyebar secara langsung, penting untuk mencegah penularan virus
tidak langsung (melewati benda atau COVID-19 dkiarenakan tanpa disengaja,
permukaan yang terkontaminasi), dan masyarakat sering menyentuh mata,
melewati kontak erat dengan orang mulut, dan hidung yang dapat menjadi
yang terinfeksi melalui sekresi hidung sarana masuknya virus COVID-19.
dan mulut. Sekresi ini antara lain air Selain itu, tangan yang tidak dicuci
liur, sekresi pernapasan, atau droplet dapat menjadi sarana perpindahan virus
(percikan) sekresi. Sekresi ini berasal COVID-19 sehingga akan memperluas
dari mulut atau hidung sebagai contoh sebaran virus (Kemenkes RI, 2020).
ketika orang yang terinfeksi mengalami Berdasarkan penelitian terdahulu
batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. yang pernah diadakan, para ahli
Dikarenakan tangan merupakan salah merekomendasikan untuk membiarkan
satu anggota tubuh yang kerap berkontak sabun berada di tangan hingga kurang
langsung dengan benda asing, maka lebih 20 detik (Larasati & Haribowo,
penting untuk menghindarkan tangan 2020). Hal ini disebabkan karena molekul
dari menyengtuh hidung, mulut, ataupun sabun memerlukan waktu agar bisa
mata apabila tangan tidak dalam keadaan mengikat molekul minyak dan air secara
steril (Wijayanto, 2020). Virus COVID bersamaan, untuk selanjutnya dialirkan
yang berhasil masuk ke tubuh kemudian bersama dengan air. Oleh karena itu perlu
akan mulai menginfeksi organ paru adanya penyuluhan tentang cara mencuci
dan lama-kelamaan akan merusak paru tangan yang baik dan benar karena
sehingga sistem pernafasan menjadi mencuci tangan tidak bisa dilakukan
terganggu (Sekarwati, 2014). secara sembarangan, maka (SNI, 2017).
Menjaga sterilitas tangan Terdapat tiga pilar pembangunan
merupakan hal yang penting (Dewi di bidang kesehatan di Indonesia
dkk, 2016). Hal ini disebabkan karena menurut Peraturan Menteri Kesehatan
virus dan kuman dapat menempel pada Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014
berbagai benda di sekitar kita, seperti (2014: 4). Salah satu pilar tersebut
uang, gagang pintu, dan alat makan adalah melakukan pola hidup sehat yang
yang tidak dibersihkan. Uang adalah salah satunya adaah dengan mencuci
media yang rentan menjadi vektor tangan menggunakan sabun. Sementara
pembawa virus karena uang cenderung itu komponen pilar yang lainnya adalah
tersentuh oleh banyak orang dalam mengkondisikan lingkungan tinggal
waktu yang singkat. Menjaga sterilitas yang sehat serta adanya penyediaan
tangan dapat dilakukan dengan mencuci layanan kesehatan yang dapat dijangkau
tangan menggunakan sabun maupun oleh semua masyarakat. Menurut
membersihkannya menggunakan WHO, mencuci tangan dengan benar
(Murwanto, Usman, & Yushanant, 2021) menggunakan sabun merupakan cara
Mencuci tangan secara rutin yang paling tepat untuk menjaga
menggunakan sabun merupakan salah kesehatan karena sabun memiliki
satu cara yang paling efektif untuk kemampuan untuk menghilangkan
mencegah penularan virus COVID-19 kuman serta virus yang berada pada
ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X
Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 ... | 263

tangan. Oleh karena itu, cara paling Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
sederhana penerapan pola hidup sehat dan flu burung serta COVID-19 (Pradana,
adalah mencuci tangan. Mencuci tangan Casman, & Nur’aini, 2020). Namun
sering kali dianggap tidak penting oleh demikian, sebagian masyarakat masih
sebagian orang, namun kenyataannya belum mengerti pentingnya kebiasaan
mencuci tangan menggunakan sabun cuci tangan pakai sabun (CTPS) untuk
dapat memberikan dampak yang besar mencegah dan mengurangi penyakit
bagi pencegahan penularan COVID-19 – penyakit menular termasuk santri di
ini (Kemenkes RI, 2020). Pondok Pesantren Madania. Hal ini
Atas dasar permasalahan yang sangat disayangkan, karena penyebaran
dijabarkan di atas penulis ingin COVID-19 yang begitu cepat sebagian
mengadakan sebuah bentuk kontribusi besar ditularkan melalui tangan. Selain
dan kepedulian kepada masyarakat tujuan diatas, diharapkan peserta
binaan di Pondok Pesantren Modern memiliki bekal dalam pengembangan
Yatim Piatu Dhuafa Madania dalam potensi kreatif khususnya para santri
program pengabdian kepada masyarakat menjadi seorang wirausaha sabun cair
sebagai upaya mencegah penyebaran tanpa kehilangan figur keagamaan.
COVID-19 melalui pendidikan Adapun manfaat pengabdian masyarakat
keterampilan pembuatan sabun cair dan ini adalah sebagai langkah pencegahan
bidang sanitasi kebersihan. Upaya yang COVID-19, memberikan pemahaman
akan ditempuh dalam mewujudkan dan pengetahuan tentang cara pembuatan
program pemberdayaan santri ini melalui sabun cair, praktik pembuatan sabun
pemahaman pembuatan sabun cair untuk cuci tangan cair yang dapat memberikan
memberikan bekal pengetahuan prosedur manfaat dan mempunyai nilai lebih serta
dan praktik pembuatan sabun cair kepada dapat mewujudkan Pondok Pesantren
masyarakat binaan. Program kegiatan Modern Yatim Piatu Dhuafa Madania
yang akan dilakukan yaitu dengan siap menghadapi sistem kenormalan
memberikan kegiatan pelatihan serta baru dan langkah yang tepat dalam
pendampingan pembuatan sabun cuci pencegahan penyebaran COVID-19.
tangan cair dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan dan jumlah santri 2. Metode Ilmiah
yang dibatasi dalam mengikuti pelatihan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini dilaksanakan di
kegiatan penyuluhan cuci tangan Pondok Pesantren Madania Yogyakarta
yang baik dan benar ini adalah Santri Pada Selasa, 05 Januari 2021. Kegiatan
Pondok Pesantren Madania Yogayakarta pengabdian ini dilakukan dengan lima
diharapkan dapat memahami tata cara tahap.Tahap kedua hingga kelima
mencuci tangan dengan baik dan benar, dilakukan pada waktu yang sama.
serta mampu mempraktikkan bagaimana Kegiatan pelatihan ini dilakukan praktik
mencuci tangan yang baik dan benar. secara langsung dengan mematuhi
Selanjutnya, para santri dan masyarakat protokol kesehatan dengan jumlah
sekitar diharapkan mampu memiliki peserta yang dibatasi. Kegiatan ini diikuti
kebiasaan baru, yaitu gemar mencuci oleh 16 santri yaitu santri putri berjumlah
tangan dengan benar sesering mungkin. 10 dan santri putra berjumlah 6.10 santri
Mencuci tangan memiliki manfaat untuk putri dan 6 santri putra diambil sebagai
menghilangkan mikroorganisme pada perwakilan pelatihan dikarenakan
tangan, dan telah banyak dibuktikan dari kondisi masih dalam keadaan Pandemi
studi terdahulu bahwa mencuci tangan COVID-19.Lima tahap kegiatan
mampu mencegah beberapa penyakit pengabdian ini, yaitu :
infeksi di masyarakat seperti diare,
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
264 | Baedowi, et al.

praktik pembuatan sabun cair.


Semua peserta mempraktikkan
dengan benar dalam pendampingan
tim. Prosedur yang akan
dilaksanakan selama program
pembuatan sabun cair meliputi
persiapan alat, kemudian persiapan
bahan dan yang ketiga adalah
proses pembuatan sabun cair.
Setelah melakukan koordinasi,
alat yang digunakan yaitu masker
dan botol bekas yang dibawa
oleh masing-masing peserta,
sarung tangan, batang pengaduk,
sendok, ember, neraca teknis,
gelas ukur plastik, dan kemasan.
Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air, NaCl teknis, teksapon,
Na2SO4 teknis, pewarna makanan
merah dan hijau, lemon aroma.
Adapun cara membuat sabun cair
yaitu yang pertama mencampur
teksapon 50 gram dengan air
125 ml dan mengaduk hingga
homogen, kemudian memasukan
Na2SO4 teknis 5 gram yang
telah dilarutkan dalam 10 ml air
dan menambah NaCl teknis (10
Gambar 1. Metode Pelaksanaan gram per 10 ml air), kemudian
mengaduk hingga mengental dan
a. Tahap pertama yakni melakukan memasukan pewarna serta pewangi
survey. Tahap yang dilakukan secukupnya. Tahap terakhir adalah
dengan cara menganalisis situasi memasukkan sabun ke dalam botol
oleh tim dengan terjun langsung dan ditunggu semalam, selanjutnya
ke Pondok Pesantren Madania sabun siap digunakan (SNI, 2017).
Yogyakarta dan mencari berbagai d. Tahap keempat adalah praktik
informasi serta permasalahan yang mencuci tangan dengan baik dan
ada di lokasi. Tahap ini dilakukan benar. Dalam tahap ini mengajarkan
pada tanggal 20 Desember 2020. peserta dalam menjaga kebersihan
b. Tahap kedua adalah memberikan dan 6 langkah prosedur mencuci
materi tentang COVID-19, tangan yang baik dan benar dengan
pentingnya 3 M dan cara pembuatan menggunakan sabun yang telah di
sabun cair. Setelah pemberian buat. 6 tahapan mencuci tangan
materi diberikan pre-test untuk yang benar menurutWHOyaitu:
menguji kemampuan awal santri. (1) menuang sabun cuci tangan
Pre-test dilakukan dengan peserta ke telapak tangan secukupnya
mengisi beberapa jawaban soal kemudian menggosok kedua
dari google form sebelum praktik telapak tangan secara memutar
pelatihan dimulai. dengan lembut, (2) kedua
c. Tahap ketiga adalah melakukan punggung tangan digosok-gosok
ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X
Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 ... | 265

secara bergantian hingga merata, melakukan praktik pembuatan sabun cair


(3) sela-sela kedua tangan digosok dengan baik dan tertib serta dengan tetap
perlahan hingga merata, (4) bagain mematuhi protokol kesehatan. Selama
ujung-ujung jari dibersihkan pelaksanaan pengabdian, peserta dan
dengan posisi saling mengunci pelaksana tetap memperhatikan protokol
secara bergantian, (5) ibu jari kesehatan demi menjaga keamanan
digosok-gosok secara memutar dan terhindar dari virus COVID-19.
dan bergantian, (6) menggosok upaya yang dilakukan adalam dengan
telapak tangan dengan cara pengukuran suhu tubuh, wajib memakai
meletakkan ujung jari yang satu masker selama kegiatan berlangsung,
ke telapak tangan yang lain dan serta menjaga jarak. Kegiatan yang
menggosoknya secara perlahan dilakukan selama pengabdian meliputi
dan merata.(Lestari, Pamungkas, lima tahapan. Hasil (output) yang
WD, & Masdariah, 2020). didapatkan dari kegiatan yang telah
e. Tahap kelima adalah tanya dilaksanakan adalah:
jawab dengan para peserta yang
mengikuti program pengabdian Tahap Survey
dan pemberian soal post test. Post- Tahapan survey dilakukan untuk
test dilakukan dengan peserta mengetahui kondisi masyarakat yang
mengisi jawaban soal dari google meliputi kesadaran masyarakat tentang
form yang telah diberikan setelah langkah mencegah penularan COVID-19.
praktik dilakukan. Selain itu, tahap survey dilaksanakan
Metode penelitian pada pengabdian untuk mengetahui permasalahan apa
ini dilakukan dengan metode kualitatif terjaid di masyarakat sasaran selama
yaitu penelitian yang didasarkan pada pandemi COVID-19. hasil survey
fakta yang diperoleh di lapangan. memperlihatkanbahwa Analisis situasi
Metode pencarian fakta dilakukan dilaksanakan pada tahap ini dengan
dengan interpretasi mengumpulkan mempertimbangkan kondisi masyarakat
data, kemudian mengolah data dan terkait pemahaman dan kesadaran
menganalisis data tersebut. Teknik masyarakat terhadap upaya mencegah
pengumpulan data dilakukan denga penularan COVID-19. Hasil dari tahap
metode sampling menggunakan google ini menunjukkan bahwa masyarakat di
form pada santriwan dan santriwati lingkungan Pondok Pesantren Madania
Pondok Pesantren Madania Yogyakarta. Yogyakarta belum mengetahui tata
Pengambilan data dilakukan pada tanggal cara pembuatan sabun cair, sehingga
05 Januari 2021 ketika pengabdian memerlukan panduan dan arahan untuk
dilaksanakan dengan tetap mematuhi membuat sabun cair. Tahap survey ini
protokol kesehatan. Hasil penelitian dilakukanpada tang- gal 20 Desember
didapatkan dari data sampling yaitu hasil 2020.
dari tanggapan santri putradan santri
putri yang telah mengerjakan post-test Tahap Pemberian Materi dan PreTest
dan pre-test dengan media google form Dalam tahap ini, hasil pre test
yang telah disediakan. menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
Santri Pondok Pesantren Madania
3. Hasil dan Pembahasan Yogyakarta adalah sebesar 75% dari
16 peserta yang paham. Nilai tersebut
Dari data penelitian yang telah membuktikan bahwa Santri Pondok
dilaksanakan pada Selasa, 05 Januari Pesantren Madania Yogyakarta belum
2021 memperoleh hasil bahwa Santri sepenuhnya mengerti dan paham
Pondok Pesantren Madania Yogyakarta mengenai cara pembuatan sabun cair.
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
266 | Baedowi, et al.

Gambar 2. Grafik Hasil Pre-test dan Post-test Kegiatan Praktik Membuat Sabun Cair

Tahap Persiapan Alat dan Bahan


Serta Proses Pembuatan Sabun Cair
Kegiatan ini dilakukan dengan
prosedur yang sesuai dan peserta
mengikuti dengan baik dan tertib.
Seluruh peserta membuat sabun cair
secara mandiri sesuai dengan yang
telah dicontohkan oleh tim dan tetap
didampingi oleh tim. Kegiatan dilakukan
dengan tetap menerapkan protokol Gambar 5. Praktik Pembuatan Sabun Cair oleh
kesehatan yang dianjurkan. Tahapan Santri
persiapan alat dan bahan dapat dilihat
pada gambar berikut ini :

Gambar 3. Persiapan Alat dan Bahan Gambar 6. Sabun Cair yang Siap Digunakan

Gambar 4. Proses pemberian larutan NaCl Gambar 7. Logo Produk Sabun Cair dan
pada larutan sabun cair Produk

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X


Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 ... | 267

Tahap Praktik Mencuci Tangan menunjukkan, dengan peningkatan


dengan Baik dan Benar pemahaman ini dapat membuat santri
Seluruh peserta melakukan menjadi lebih mandiri dalam pembuatan
langkah cuci tangan sesuai dengan yang sabun cair dan dapat mengetahui tata
telah dicontohkan oleh tim. Semua cara cuci tangan dengan baik dan
peserta mempraktikkan dengan benar benar sehingga mampu mencegah
dalam pendampingan tim. menyebarnya Virus Corona di
lingkungan Pondok Pesantren. Dalam hal
tersebut, hasil menunjukkan bahwa nilai
optimal diperoleh dari metode pelatihan
dalampeningkatan pengetahuan dan
keterampilan para santri. Sikap antusias
juga ditunjukkan saat penyampaian
materi dan tahap pelatihan.
Meminimalisir kejadian berulang
dari COVID-19 dapat dilakukan dengan
memperbaiki pengetahuan individu
mengenai penggunaan masker. Menurut
Gambar 8. Praktik Mencuci Tangan oleh Santri penelitian lain di Ngronggah tentang
korelasi pengetahuan dan kepatuhan
Tahap Memberikan Pertanyaan dan penggunaan masker sebagai upaya
Post-Test pencegahan COVID-19 menyatakan
Pada tahap ini dilakukan tanya jawab bahwasanya terdapat korelasi antara
mengenai materi yang telah diberikan pengetahuan masyarakat dengan
dan mengenai praktik pembuatan sabun kepatuhan penggunaan masker dalam
cair yang telah dilaksanakan. Para santri pengupayaan mencegah COVID-19
sangat antusias dengan pertanyaan (Sari dan Sholihah‘Atiqoh, 2020).
tersebut. Setelah itu, diberikan post-test Pengetahuan merupakan aspek
untuk menilai pemahaman santri setelah yang sangat penting karena akan
diberikan pelatihan. Post-test diberikan menentukan perilaku masyarakat,
melalui link google form. Hasil post- serta pembentukkepercayaan dalam
test menunjukkan peningkatan 20% pemahaman kenyataan serta berperan
dibandingkan pada saat pre-test, dari sebagailandasan dalam mengambil
75% menjadi 95% (16 peserta). Hal keputusan. Selain itu, pengetahuan
ini membuktikan bahwa peningkatan akan menentukan terhadap perilaku
pemahaman santri dan melalui hasil individu terhadap suatu objek. Kondisi
dari sabun cair yang telah dibuat, santri yang demikian akan sangat berpengaruh
dapat melakukan pembuatan sabun cair terhadap perilaku individu dan mengambil
secara mandiri. Dalam hal tersebut, keputusan. Individu dan masyarakat
pengetahuan dan keterampilan santri harus paham dan mengetahui, serta mau
meningkat. mempelajari semua berkaitan dengan
Berdasarkan grafik dari hasil uji COVID-19, diantaranya pengertian,
pre-test dan post-test, dapat disimpulkan penyebab, faktor risiko, tanda gejala,
bahwa tingkat pemahaman santri di dan komplikasinya. Pemahaman tentang
Pondok Pesantren Madania Yogyakarta COVID-19 mampu membantu seseorang
mengalami kenaikan yang pada dalam menentukan pilihan yang paling
awalnya 75% menjadi 95% berdasarkan baik ketika mereka mengalami masalah
perbandingan nilai pre-test dan post- kesehatan (Padyanoor, 2020).
test yang dicantumkan di grafik yang Dengan bertambahnya
dapat dilihat pada Gambar 2.Hal ini pengetahuan santri Pondok Pesantren
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
268 | Baedowi, et al.

Madania tentang protokol kesehatan wawasan maupun menciptakan peluang


serta pentingnya menjaga kebersihan usaha bagi santri maupun masyarakat
tangan, santri Pondok Pesantren Madania di lingkungan pondok pesantren. Selain
menjadi lebih patuh terhadap penerapan itu, Santri Pondok Pesantren Madania
protokol kesehatan, sebagai contoh Yogyakarta haruslah lebih menyadari
mengenakan masker saat bepergian, bahaya COVID-19, sehingga dapat
tetap menjaga jarak, serta mencuci menjadi contoh yang baik untuk seluruh
tangan menggunakan sabun sesering masyarakat di lingkungan sekitar pondok
mungkin. Keterampilan membuat sabun pesantren dalam langkah mencegah
yang telah dikuasai oleh santri Pondok menyebarnya COVID-19. Diharapkan
Pesantren Madania memudahkan mereka juga peran dari setiap santri maupun
untuk menjaga ketersediaan sabun pengurus pondok pesantren untuk selalu
cuci tangan di area Pondok pesantren mengingatkan untuk cuci tangan secara
Madania sehingga mereka bisa dengan baik dan benar dan patuh terhadap
mudah mencuci tangan dimana saja. Hal protokol kesehatan.
ini diharapkan dapat mengurangi potensi
santri Pondok Pesantren Madania untuk DAFTAR PUSTAKA
tertular virus COVID-19.
Akim, M. 2013. Efektivitas Hand
4. Kesimpulan dan Saran Sanitizer Dibanding Mencuci
Tangan Memakai Sabun dalam
Kegiatan Pelatihan pada Santri Menjaga Kebersihan Tangan pada
Pondok Pesantren Madania Yogyakarta Mahasiswa Fakultas Kedokteran
mampu menambah pemahaman Universitas Sumatera Utara
masyarakat mengenai COVID-19 serta Angkatan 2012. Skripsi. Medan:
cara mencuci tangan menggunakan Universitas Sumatra Utara.
sabun dengan benar sebagai upaya Badan Litbang dan Diklat Kementerian
dalam dalam pencegahan penularan Agama RI. 2021. Survei Pesantren
COVID-19. Selain itu, pelatihan dan Ancaman COVID-19: Respon
pembuatan sabun cuci tangan ini telah dan Kesiapan Masa New Normal,
menambah keterampilan Santri Pondok diakses di http://blajakarta.
Pesantren Madania Yogyakarta dalam kemenag.go.id/ Pada Tanggal 14
kegiatan di tengah Pandemi COVID-19. April 2021.
Hal tersebut ditunjukkan dari hasil Dewi, D. W, S Khotimah, dan D. F Liana.
praktik pembuatan sabun cair dan hasil 2016. Pemanfaatan Infusa Lidah
pre test serta post test yang dilakukan Buaya (Aloe vera L.) sebagai
oleh santri. Hasil kegiatan pengabdian ini Antiseptik Pembersih Tangan
menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap Jumlah Koloni Kuman.
tentang pengetahuan dan kepatuhan Jurnal Cerebellum 2 (3) : 577–89.
para santri dalam penerapanprotokol Ibrahim, I, K. Kamaluddin, M.
kesehatan COVID-19 dan penerapan Mintasrihardi, A. M. Junaidi, dan
cuci tangan dengan baik di lingkungan Abd. Gani. A. 2020. Bencana
pondok pesantren. Virus Corona Melalui Sosialisasi
TIM pengabdian berasumsi bahwa Pada Anak Usia Dini Pada Desa
pemberian pelatihan tentang pembuatan Rempe Kecamatan Seteluk
sabun cair dengan sasaran kelompok santri Sumbawa Barat. Selaparang :
di pondok pesantren efektif dilakukan. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Dalam penelitian ini, masih diperlukan Berkemajuan 3 (2) : 191–95.
adanya pelatihan-pelatihan keterampilan Kemenkes RI. 2020. Cuci Tangan
yang ditujukan untuk menambah Pakai Sabun Efektif Bunuh Virus
ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X
Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 ... | 269

COVID-19. (https://www.kemkes. Masyarakat, 5 (1).


go.id/article/view/20052600003/ Novita Sekarwati. 2014. Tingkat
cuci-tangan-pakai-sabun-efektif- Pengetahuan Tentang TB Paru
bunuh-virus-covid-19.html) Mempengaruhi Penggunaan
diakses pada 22 Oktober 2021. Masker di Ruang Paru Rumkital
Kemenkes RI. 2020. Dokumen resmi. Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal
Pedoman Kesiapan Menghadapi Ilmiah Kesehatan 7 (12) : 46-61.
COVID-19 (hal. 0–115). hal. Padyanoor, A. 2020. Kebijakan Pajak
0–115. Indonesia Menanggapi Krisis
Kementerian Kesehatan RI. 2020. COVID-19 : Manfaat Bagi Wajib
Pedoman COVID REV-4. Pajak. E-Jurnal Akuntansi, 30(9),
Pedoman Pencegahan dan 2216–2230.
Pengendalian Corona Virus Pradana, A. A., Casman, C., dan Nur’aini,
Disease (COVID-19), Revisi ke-4. N. 2020. Pengaruh Kebijakan
Kusumayanti, H., Paramita, V., Social Distancing pada Wabah
Wahyunimgsih,Amalia, R., Siregar, COVID-19 terhadap Kelompok
V. D., dan Pudiastuningtyas, Rentan di Indonesia. Jurnal
N. 2018. Pelatihan dan Praktik Kebijakan Kesehatan Indonesia :
Pembuatan Sabun Cuci Tangan JKKI, 9 (2), 61–67. Diambil dari
Cair di PKK Tembalang Pesona https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/
Asri. Jurnal Gema Teknologi, 20 article/view/55575
(1). Sadityo Susilo, Rumende, C. M., Pitoyo,
Larasati, A. L., dan Haribowo, C. C. W., Santoso, W. D., Yulianti,
2020. Penggunaan Desinfektan M., Herikurniawan, H., dan
dan Antiseptik Pada Pencegahan Yunihastut, E. 2020. Coronavirus
Penularan Covid-19 di Masyarakat. Disease 2019 : Tinjauan Literatur
Majalah Farmasetika, 5 (3). Terkini. Jurnal Penyakit dalam
Lestari, C. I., Pamungkas, C. E., WD, Indonesia, 7 (1). Diambil dari
S. M., dan Masdariah, B. 2020. http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.
Penyuluhan Tentang Cuci Tangan id/index.php/jpdi/article/view/415
Pakai Sabun (CPTS) untuk Sari, D. P., dan Sholihah‘Atiqoh, N. 2020.
Mencegah Penyebaran Coronavirus Hubungan Antara Pengetahuan
(Cov) di Wilayah Kerja Puskesmas Masyarakat dengan Kepatuhan
Karang Pule. SELAPARANG : Penggunaan Masker Sebagai
Jurnal Pengabdian Masyarakat Upaya Pencegahan Penyakit
Berkemajuan, 4 (1), 370 –373. COVID-19 di Ngronggah.
Makhroji, M., Hasby, H., dan Nursamsu, INFOKES Journal, 10 (1), 52–55.
N. 2020. Pelatihan Pembuatan Sari, N. N, D Yuliana, R Hervidea, dan A
Sabun56 Cuci Tangan Cair Agata. 2020. Protokol Kesehatan
untuk Pencegahan Penularan COVID-19 : Sebagai Upaya
COVID-19 di Desa Matang Pencegahan COVID-19 di Area
Teupah. J-ABDIPAMAS (Jurnal Kerja Pada Karyawan Perkantoran
Pengabdian Kepada Masyarakat), di Bandar Lampung. Jurnal Peduli
4 (2): 29-38. Masyarakat 2, No. 4 : 173–80.
Murwanto, B., Usman, S., dan Sendra, E., Hariyanto, T., dan Setyarini,
Yushanant, P. 2021. Meningkatkan A. I. 2021. Structured Education
Pengetahuan Masyarakat Dalam As An Effort to Strengthen The
Upaya Pencegahan Penularan Attitude Of Village People to
dan Penyebaran COVID-19. Prevent COVID-19 Through
Jurnal Pusat Pengabdian Pada Family Clusters. Jurnal IDAMAN
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
270 | Baedowi, et al.

(Induk Pemberdayaan Masyarakat


Pedesaan), 5 (1).
SNI, 2017. SNI 2588-2017. Standar Mutu
Sabun Cair Pembersih Tangan.
Jakarta : Badan Standarisasi
Nasional.
Suprapto, R, M Hayati, S Nurbaity,
F Anggraeni, S Haritsatama,
T. Q Sadida, A Firoh, dan F. A
Pratama. 2020. Pembiasaan Cuci
Tangan yang Baik dan Benar
pada Siswa Taman Kanak-Kanak
(TK) di Semarang. Jurnal Surya
Masyarakat 2, no. 2 : 139–45.
Susilo, A, C. Rumende, C Pitoyo, W
Santoso, dkk. 2020. Coronavirus
Disease 2019: Tinjauan Literatur
Terkini Coronavirus Disease 2019
: Review of Current Literatures.
Jurnal Penyakit dalam Indonesia
Vol. 7, No. 1 : 45-67.
Wahyuni, W, S fatmawati. 2020.
Peningkatan Pengetahuan PBHS
dan Penerapan Cuci Tangan dalam
Upaya Pencegahan Covid-19 Pada
Santri di Lingkungan Pondok
Pesantren. GEMASSIKA: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 4 No. 2 : 197-205.
Wijayanto, H. 2020. Menakar Efektivitas
Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Penanggulangan
COVID-19. GEMA PUBLICA :
Jurnal Manajemen dan Kebijakan
Publik, 5 (2).
Wiranti, W., Sriatmi, A., dan Kusumastuti,
W. 2020. Determinan Kepatuhan
Masyarakat Kota Depok terhadap
Kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam Pencegahan
COVID-19. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, 9 (3).

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X

You might also like