Professional Documents
Culture Documents
Abstract. The corona virus has increased and spread massively throughout the world,
so it is called a pandemic. Indonesia is one of the areas that has been affected by this
pandemic with the first case found on March 2, 2020. During the COVID-19 Pandemic,
the Modern Islamic Boarding School, Madania as an orphanage that accommodates
assisted occupants took step not to repatriate all occupants. Therefore, further steps
need to be taken to overcome and prevent the spread of the corona virus pandemic in
this Islamic boarding school. This study aims to determine the effect of empowerment
and training on liquid soap education in the effort to fight against COVID-19. The
research uses direct practice methods with five steps, that is location survey, education
content, pre-test, briefing and preparation to make liquid soap, practice to wash hand
correctly, and the last is evaluation and post-test. This training is done directly with
keep obeying the health protocols. The result of this research is that with this training,
there is enhancement on students’ knowledge and obedience COVID-19, practice
to make liquid soap, and practice to wash their hands correctly especially in the
boarding school environment.
Keywords:COVID-19, Liquid soap, Santri, Liquid Soap Education
Abstrak. Virus corona meningkat dengan penyebaran masif sebagai pandemi. Indonesia
termasuk wilayah yang terjangkit dengan kasus pertama yang ditemukan pada 2 Maret
2020. Penyakit ini pada awalnya dinamai dengan 2019 novel coronavirus (2019-
nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru untuk penyakit ini pada tanggal
11 Februari 2020 dengan nama Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan
oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Masa
Pandemi COVID-19 Pondok Pesantren Modern Yatim Piatu Dhuafa Madania sebagai
panti asuhan yang menampung warga binaan mengambil langkah tidak memulangkan
seluruh warga binaan. Pemberdayaan dan pelatihan perlu dilakukan langkah untuk
menanggulangi penyebaran pandemi corona di dalam internal pondok pesantren.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberdayaan dan pelatihan soap
liquid education dalam upaya memerangi COVID-19.Metode Pelaksanaan dilakukan
secara langsung dengan lima tahap yaitu tahap survey, tahap pemberian materi dan
pre-test, tahap persiapan alat dan bahan praktik sabun cair, tahap praktik mencuci
tangan dengan baik dan benar dan tahap evaluasi dan pemberian post test.Pelatihan
ini dilakukan secara praktek langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mengenai
pengetahuan dan kepatuhan para santri dalam penerapan protokol kesehatan
COVID-19, praktik membuat sabun cair dan penerapan cuci tangan dengan baik di
lingkungan pondok pesantren.
Kata Kunci: COVID-19, Sabun cair, Liquid soap education
dunia. Wabah ini pertama ditemukan 80% dari keseluruhan kasus. Kegiatan
pada penghujung tahun 2019, yaitu berkumpul warga tanpa menerapkan
pada bulan Desember. Penyakit ini pada protokol kesehatan merupakan salah
awalnya dinamai dengan 2019 novel satu penyebab penyebaran COVID-19 di
coronavirus (2019-nCoV), kemudian lingkungan keluarga (Sendra, Hariyanto,
WHO mengumumkan nama baru untuk & Setyarini, 2021).
penyakit ini pada tanggal 11 Februari Menurut Badan Litbang dan Diklat
2020 dengan nama Coronavirus Disease Kementerian Agama RI (2020), pesantren
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus sebagai lembaga penyelenggara
Severe Acute Respiratory Syndrome pendidikan yang secara langung
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2)(Sadityo terdampak corona, menyikapi pandemi
Susilo et al., 2020). Hingga saat itu, tersebut terdapat kebijakan pemerintah
banyak negara yang telah melaporkan melalui tiga bentuk yaitu memulangkan
tentang kasus COVID-19 di negaranya seluruh santri, memulangkan sebagian
tersebut. Berbagai kebijakan dibuat santri, dan tidak memulangkan seluruh
oleh negara-negara yang warganya santri. Pondok Pesantren Modern Yatim
mulai terjangkit COVID, namun pada Piatu Dhuafa Madania merupakan
kenyataannya wabah ini begitu sulit pondok modern yang mendidik santri dari
dikendalikan sehingga wabah ini terus keluarga yang berkebutuhan khusus dari
menyebar ke berbagai negara. Di berbagai wilayah di Indonesia terutama
Indonesia, wabah COVID mulai muncul Kota Yogyakarta. Pondok pesantren ini
sejak ditemukannya kasus COVID memiliki panti yang memuat masyarakat
pertama di Indonesia yang menyerang 2 mulai dari balita, anak-anak, remaja,
warga Indonesia pada awal bulan Maret difabel, dan lansia. Pada masa pandemi
2020, tepatnya hari senin, 2 Maret 2020 COVID-19 Pondok Pesantren Modern
berlokasi di kota Depok, Jawa Barat Yatim Piatu Dhuafa Madania sebagai
(Wiranti, Sriatmi, & Kusumastuti, 2020) panti asuhan yang menampung warga
Kasus terkonfirmasi COVID-19 di binaan mengambil langkah tidak
Indonesia terus mengalami peningkatan memulangkan seluruh warga binaan
sejak ditemukannya kasus COVID-19 dan tetap melakukan pembinaan serta
pertama di Indonesia. Pada 29 Desember pendidikan karena masing-masing
2020 kasus terkonfirmasi COVID di kondisi individu warga binaan yang
Indonesia berjumlah 727.122 orang berbeda dari sudut pandang wilayah
dengan kematian sebanyak 21.703 orang tempat tinggal, sosial, dan ekonomi
(Kemenkes, 2020). Hal ini menunjukkan keluarga masing-masing. Dengan
bahwa kasus COVID-19 mengalami kondisi tersebut maka dapat dipastikan
peningkatan yang pesat sejak kasus bahwa masyarakat binaan terkumpul di
pertama ditemukan. pondok pesantren dan menjadi potensi
Virus SARS-CoV-2 seringkali menjadi klaster penyebaran virus yang
menular lewat cluster tertentu. Cluster besar. Maka perlu dilakukan langkah
yang paling sering terbentuk adalah untuk menanggulangi dan mencegah
cluster anggota keluarga dan cluster rekan penyebaran pandemi virus corona di
kerja. Cluster tersebut memang sulit untuk dalam internal pondok pesantren.
dihindari karena hampir setiap hari kita Bagian tubuh yang paling berpotensi
tidak bisa dipisahkan dari keluarga atau untuk menjadi sarana penularan virus
rekan kerja. Virus COVID-19 merupakan adalah tangan. Salah satu anggota badan
jenis virus yang mudah menular, yang paling banyak bersentuhan dengan
sehingga penularannya cenderung benda maupun dengan orang lain adalah
sulit dikendalikan. Penularan melalui tangan, sehingga memungkinkan untuk
cluster mengambil peran 50% hingga menjadi sarana perpindahan virus,
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
262 | Baedowi, et al.
baik itu virus yang menempel di benda lewat tangan. Susunan virus COVID-19
maupun virus yang menempel pada orang memiliki lapisan berupa struktur kimia
lain. Oleh karena itu, menjaga kesehatan yang lemah sehingga mudah hancur
dan kehigienisan tangan sangat penting dengan sabun. Oleh karena itu, mencuci
karena virus COVID-19 menyebar tangan dengan sabun dan air mengalir
sangat mudah dan cepat (Kusumayanti et adalah salah satucara yang efektif untuk
al., 2018) membasmi virus COVID-19 (Kemenkes
Menurut WHO, COVID-19 RI, 2020). Mencuci tangan sangat
dapat menyebar secara langsung, penting untuk mencegah penularan virus
tidak langsung (melewati benda atau COVID-19 dkiarenakan tanpa disengaja,
permukaan yang terkontaminasi), dan masyarakat sering menyentuh mata,
melewati kontak erat dengan orang mulut, dan hidung yang dapat menjadi
yang terinfeksi melalui sekresi hidung sarana masuknya virus COVID-19.
dan mulut. Sekresi ini antara lain air Selain itu, tangan yang tidak dicuci
liur, sekresi pernapasan, atau droplet dapat menjadi sarana perpindahan virus
(percikan) sekresi. Sekresi ini berasal COVID-19 sehingga akan memperluas
dari mulut atau hidung sebagai contoh sebaran virus (Kemenkes RI, 2020).
ketika orang yang terinfeksi mengalami Berdasarkan penelitian terdahulu
batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. yang pernah diadakan, para ahli
Dikarenakan tangan merupakan salah merekomendasikan untuk membiarkan
satu anggota tubuh yang kerap berkontak sabun berada di tangan hingga kurang
langsung dengan benda asing, maka lebih 20 detik (Larasati & Haribowo,
penting untuk menghindarkan tangan 2020). Hal ini disebabkan karena molekul
dari menyengtuh hidung, mulut, ataupun sabun memerlukan waktu agar bisa
mata apabila tangan tidak dalam keadaan mengikat molekul minyak dan air secara
steril (Wijayanto, 2020). Virus COVID bersamaan, untuk selanjutnya dialirkan
yang berhasil masuk ke tubuh kemudian bersama dengan air. Oleh karena itu perlu
akan mulai menginfeksi organ paru adanya penyuluhan tentang cara mencuci
dan lama-kelamaan akan merusak paru tangan yang baik dan benar karena
sehingga sistem pernafasan menjadi mencuci tangan tidak bisa dilakukan
terganggu (Sekarwati, 2014). secara sembarangan, maka (SNI, 2017).
Menjaga sterilitas tangan Terdapat tiga pilar pembangunan
merupakan hal yang penting (Dewi di bidang kesehatan di Indonesia
dkk, 2016). Hal ini disebabkan karena menurut Peraturan Menteri Kesehatan
virus dan kuman dapat menempel pada Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014
berbagai benda di sekitar kita, seperti (2014: 4). Salah satu pilar tersebut
uang, gagang pintu, dan alat makan adalah melakukan pola hidup sehat yang
yang tidak dibersihkan. Uang adalah salah satunya adaah dengan mencuci
media yang rentan menjadi vektor tangan menggunakan sabun. Sementara
pembawa virus karena uang cenderung itu komponen pilar yang lainnya adalah
tersentuh oleh banyak orang dalam mengkondisikan lingkungan tinggal
waktu yang singkat. Menjaga sterilitas yang sehat serta adanya penyediaan
tangan dapat dilakukan dengan mencuci layanan kesehatan yang dapat dijangkau
tangan menggunakan sabun maupun oleh semua masyarakat. Menurut
membersihkannya menggunakan WHO, mencuci tangan dengan benar
(Murwanto, Usman, & Yushanant, 2021) menggunakan sabun merupakan cara
Mencuci tangan secara rutin yang paling tepat untuk menjaga
menggunakan sabun merupakan salah kesehatan karena sabun memiliki
satu cara yang paling efektif untuk kemampuan untuk menghilangkan
mencegah penularan virus COVID-19 kuman serta virus yang berada pada
ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X
Pelatihan Liquid Soap Education dalam Upaya Memerangi COVID-19 ... | 263
tangan. Oleh karena itu, cara paling Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
sederhana penerapan pola hidup sehat dan flu burung serta COVID-19 (Pradana,
adalah mencuci tangan. Mencuci tangan Casman, & Nur’aini, 2020). Namun
sering kali dianggap tidak penting oleh demikian, sebagian masyarakat masih
sebagian orang, namun kenyataannya belum mengerti pentingnya kebiasaan
mencuci tangan menggunakan sabun cuci tangan pakai sabun (CTPS) untuk
dapat memberikan dampak yang besar mencegah dan mengurangi penyakit
bagi pencegahan penularan COVID-19 – penyakit menular termasuk santri di
ini (Kemenkes RI, 2020). Pondok Pesantren Madania. Hal ini
Atas dasar permasalahan yang sangat disayangkan, karena penyebaran
dijabarkan di atas penulis ingin COVID-19 yang begitu cepat sebagian
mengadakan sebuah bentuk kontribusi besar ditularkan melalui tangan. Selain
dan kepedulian kepada masyarakat tujuan diatas, diharapkan peserta
binaan di Pondok Pesantren Modern memiliki bekal dalam pengembangan
Yatim Piatu Dhuafa Madania dalam potensi kreatif khususnya para santri
program pengabdian kepada masyarakat menjadi seorang wirausaha sabun cair
sebagai upaya mencegah penyebaran tanpa kehilangan figur keagamaan.
COVID-19 melalui pendidikan Adapun manfaat pengabdian masyarakat
keterampilan pembuatan sabun cair dan ini adalah sebagai langkah pencegahan
bidang sanitasi kebersihan. Upaya yang COVID-19, memberikan pemahaman
akan ditempuh dalam mewujudkan dan pengetahuan tentang cara pembuatan
program pemberdayaan santri ini melalui sabun cair, praktik pembuatan sabun
pemahaman pembuatan sabun cair untuk cuci tangan cair yang dapat memberikan
memberikan bekal pengetahuan prosedur manfaat dan mempunyai nilai lebih serta
dan praktik pembuatan sabun cair kepada dapat mewujudkan Pondok Pesantren
masyarakat binaan. Program kegiatan Modern Yatim Piatu Dhuafa Madania
yang akan dilakukan yaitu dengan siap menghadapi sistem kenormalan
memberikan kegiatan pelatihan serta baru dan langkah yang tepat dalam
pendampingan pembuatan sabun cuci pencegahan penyebaran COVID-19.
tangan cair dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan dan jumlah santri 2. Metode Ilmiah
yang dibatasi dalam mengikuti pelatihan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini dilaksanakan di
kegiatan penyuluhan cuci tangan Pondok Pesantren Madania Yogyakarta
yang baik dan benar ini adalah Santri Pada Selasa, 05 Januari 2021. Kegiatan
Pondok Pesantren Madania Yogayakarta pengabdian ini dilakukan dengan lima
diharapkan dapat memahami tata cara tahap.Tahap kedua hingga kelima
mencuci tangan dengan baik dan benar, dilakukan pada waktu yang sama.
serta mampu mempraktikkan bagaimana Kegiatan pelatihan ini dilakukan praktik
mencuci tangan yang baik dan benar. secara langsung dengan mematuhi
Selanjutnya, para santri dan masyarakat protokol kesehatan dengan jumlah
sekitar diharapkan mampu memiliki peserta yang dibatasi. Kegiatan ini diikuti
kebiasaan baru, yaitu gemar mencuci oleh 16 santri yaitu santri putri berjumlah
tangan dengan benar sesering mungkin. 10 dan santri putra berjumlah 6.10 santri
Mencuci tangan memiliki manfaat untuk putri dan 6 santri putra diambil sebagai
menghilangkan mikroorganisme pada perwakilan pelatihan dikarenakan
tangan, dan telah banyak dibuktikan dari kondisi masih dalam keadaan Pandemi
studi terdahulu bahwa mencuci tangan COVID-19.Lima tahap kegiatan
mampu mencegah beberapa penyakit pengabdian ini, yaitu :
infeksi di masyarakat seperti diare,
https://doi.org/10.29313/ethos.v10i2.8385
264 | Baedowi, et al.
Gambar 2. Grafik Hasil Pre-test dan Post-test Kegiatan Praktik Membuat Sabun Cair
Gambar 3. Persiapan Alat dan Bahan Gambar 6. Sabun Cair yang Siap Digunakan
Gambar 4. Proses pemberian larutan NaCl Gambar 7. Logo Produk Sabun Cair dan
pada larutan sabun cair Produk