GAMBARAN PERILAKU HIDUP terkait cuci tangan pakai sabun dimasa
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA
TANGERANG SELATAN TAHUN 2021
Ghina Syania Zahirah1, Hilda Mutiah1,
Klarysa1, Mutiara Ramadhani Putri1
Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: ghinasyania@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Dinas Kesehatan
Tangerang selatan mencatat, terdapat 285
kasus baru Covid-19 pada bulan April.
Penambahan kasus positif di Tangsel
merupakan yang tertinggi kedua sejak
pandemi Covid-19 melanda pada Maret
2020. Bedasarkan beberapa penelitian di
wilayah kota tangerng selatan masih
kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku
cuci tangan pakai sabun. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui gambaran perilaku
hidup dan sehat (PHBS) dengan cuci tangan
pakai sabun pada masa pandemic covid-19
di kota Tangerang Selatan. Metode
Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Hasil dan
Pembahasan : pernyataan keempat
informan mengenai pengetahuan, sikap dan
perilaku mereka mengenai cuci tangan pakai
sabun dimasa pandemic ini sudah cukup
baik. Cuci tangan pakai sabun dimasa
pandemic ini menjadi hal yang sangat
penting. Kesimpulan: Menurut hasil dari
penelitian terhadap anggota dari masing-
masing peneliti di Kota Tangerang Selatan
pandemi sudah menganggap sangat penting.
Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Cuci Tangan Pakai Sabun,
Covid-19
ABSTRACT
Background: The South Tangerang Health
Office noted that there were 285 new cases
of Covid-19 in April. The addition of
positive cases in South Tangerang is the
second highest since the Covid-19 pandemic
hit in March 2020. Based on several studies
in the southern Tangerang city area, there is
still a lack of knowledge, attitudes and
behavior in washing hands with soap. The
purpose of this study was to determine the
description of healthy and healthy behavior
(PHBS) by washing hands with soap during
the covid-19 pandemic in the city of South
Tangerang. Research Methods: The type of
research used is qualitative research.
Results and Discussion: the statements of
the four informants regarding their
knowledge, attitudes and behavior
regarding hand washing with soap during
this pandemic are quite good. Washing
hands with soap during this pandemic is
very important. Conclusion: According to
the results of research on members of each
researcher in South Tangerang City,
washing hands with soap during the
pandemic has considered very important.
Keywords: Clean and Healthy Behavior
(PHBS), Washing Hands with Soap, Covid-
19
PENDAHULUAN
Wabah pandemi Covid-19 sudah
berlangsung kurang lebih satu tahun
belakangan ini. Virus ini dapat menyebar
melalui udara. Viralnya Covid-19 yang
disebabkan oleh severe acute respiratory
syndrome-corona virus-2 (SARS-CoV2)
telah menimbulkan kepanikan diseluruh
dunia termasuk di Indonesia. Meskipun
WHO, Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) maupun Kementrian
Kesehatan RI telah mengeluarkan banyak
informasi-informasi aktual dan panduan-
panduan terkait Covid19, tetapi berita-berita
tidak sahih masih simpang siur yang tersebar
di antara masyarakat. Padahal penularan
virus ini dapat dicegah dengan menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
salah satunya yatu dengan Cuci Tangan
Pakai Sabun (Tabi’in, 2020 dalam
Hardiningrum, Hakim, 2021).
Cuci tangan pakai sabun adalah suatu
proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
nmenggunakan sabun (baik yang
mengandung antimikroba atau yang tidak
mengandung antimikroba) dan air. Cuci
tangan pakai sabun merupakan perilaku
sehat yang mudah, murah dan sederhana
yang secara ilmiah dapat mencegah
penyebaran penyakit-penyakit menular
[ CITATION Yan13 \l 1033 ]. Mencuci tangan
sesering mungkin dan dengan cara yang
tepat (setidaknya selama 40 detik) adalah
salah satu langkah paling penting untuk
mencegah infeksi COVID-19. CTPS jauh
lebih efektif membunuh kuman, bakteri, dan
virus dibandingkan dengan mencuci tangan
dengan air saja. Sabun dapat dengan mudah
menghancurkan membran lipid COVID-19,
membuat virus COVID-19 tidak aktif
[ CITATION Kem202 \l 1033 ]
Hasil survey demografi dan
Kesehatan Indonesia (2017) menunjukkan
bahwa 93% masyarakat Indonesia sudah
terbiasa melakukan cuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir.
Sisanya masyarakat Indonesia mencuci
tangan hanya menggunakan air dan deterjen
pembersih, serta mencuci tangan dengan
sabun tanpa menggunakan air. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
sudah memiliki kebiasaan yang baik untuk
mencuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir. Hanya saja saat situasi
pandemi ini terjadi intensitasnya di
tingkatkan (Kompas:10 April 2020 dalam
Hardiningrum, Hakim, 2021).
Berdasarkan data yang dilansir dari
infocorona.bantenprov.go.id dengan adanya
tambahan kasus tersebut temuan kasus
kumulatif mencapai 55.384 kasus, dengan
rincian, 4.101 pasien masih dirawat, 50.763
pasien sembuh dan 1.430 orang meninggal.
Sedangkan rincian penambahan dari dari proses sensoris utamanya mata dan
kabupaten/kota yaitu, Kabupaten telinga terhadap suatu objek tertentu. Sikap
Pandeglang 55 kasus, Kabupaten Tangerang merupakan respons tertutup seseorang
107 kasus, Kota Tangerang 183 kasus, Kota terhadap objek atau stimulus yang berasal
Tangerang Selatan (Tangsel) 77 kasus, Kota dari dalam maupun dari luar dan
Serang 26 kasus, Kota Cilegon 134 kasus, manifestasinya tidak dapat dilihat langsung,
Kabupaten Lebak 231 kasus. Dari delapan namun hanya bisa ditafsirkan oleh perilaku
kabupaten/kota hanya Kabupaten Serang yang tertutup tersebut (Sunaryo, 2014 dalam
yang tak menyumbang kenaikan kasus W Wahyuni, 2020). Pengetahuan dan sikap
Covid-19 alias nol kasus. terhadap cuci tangan dapat mempengaruhi
seseorang untuk mau dan mampu melakukan
Dinas Kesehatan Tangerang selatan
perilaku cuci tangan tersebut.
mencatat, terdapat 285 kasus baru Covid-19
pada bulan April. Penambahan kasus positif Penelitian tentang pengetahuan,
di Tangsel merupakan yang tertinggi kedua sikap, dan perilaku Cuci Tangan Pakai
sejak pandemi Covid-19 melanda pada Sabun pada mahasiswa FKIK UIN Syarif
Maret 2020. Pada 25 Januari 2021, Tangsel Hidayatullah Jakarta 2015 yang dilakukan
mencatat penambahan kasus positif harian oleh Irma Sari Muliadi melaporkan dari 100
Covid-19 tertinggi, yakni 291 kasus. Dengan responden sebanyak 58% responden
penambahan kemarin, total kasus Covid-19 memiliki pengetahuan baik tentang Cuci
yang dicatat Dinas Kesehatan Tangsel sudah Tangan Pakai Sabun, 99% responden
sebanyak 12.854 kasus. Dari jumlah memiliki sikap baik tentang Cuci Tangan
tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 Pakai Sabun, dan 67% responden memiliki
mengonfirmasi 11.282 orang di antaranya perilaku baik tentang Cuci Tangan Pakai
sudah sembuh atau bertambah 30 orang dari Sabun [ CITATION Mul15 \l 1033 ]. Selanjutnya
data terakhir pada sabtu (Kompas.com). penelitian yang dilakukan oleh Haryani, dkk
(2021) tentang pengetahuan dan perilaku
Cuci tangan dapat dipengaruhi oleh
mencuci tangan pasa siswa SMK sebagai
beberapa faktor diantaranya yaitu
upaya pencegahan COVID-19 menunjukkan
pengetahuan dan sikap (Perilaku
bahwa 75% atau 90 siswa SMK
Notoatmodjo, 2010 dalam W Wahyuni,
berpengetahuan baik, 85,8% atau 103 siswa
2020). Pengetahuan merupakan keluaran
SMK berperilaku baik. Secara statistik, hasil
analisis menggambarkan ada hubungan
dengan CTPS dan disarankan untuk
meningkatkan upaya pencegahan terhadap
COVID-19 dengan 3M yaitu mencuci
tangan menggunakan sabun, memakai
masker, dan menjaga jarak [ CITATION
Har21 \l 1033 ].

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode observatif
participatory, dimana penelitian ini
dilakukan dengan cara mewawancarai
responden secara mendalam (in-depth
interview) yang secara umum merupakan
proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka atau lewat media komunikasi
antara pewawancara dengan informan,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara.wawancara yang dilakukan oleh
peneliti berlangsung sekitar kurang lebih 20-
30 menit