You are on page 1of 7

COUNSELOR’S COMPETENCE ON CREATE

RAPPORT TO REALIZE INDIVIDUAL COUNSELLING


AT SMPN 26 PADANG

Pembimbing : 1. Dr. Helma, M.Pd


2. Rahma Wira Nita,M.Pd,Kons

By:

Maqamam Mahmuda

Student Guidance and Counselling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research background by the problem of guidance and counselling teachers who not
yet create rapport on realize individual counselling. The purpose of the research are (1) guidance
and counselling teachers competence on create rapport to realize individual counselling from
teachers warmness, (2) guidance and counselling teachers to create rapport on realizing
individual counselling seen from teachers emphaty. This research used descriptive quantitative.
The population are teachers SMPN 26 Padang that did individual counselling, there are 22
people, the research used purposive sampling technique. Instrument of this research is
questionaire. Technique analysis data used presentation technique. The result of the research in
general the guidance and counselling teachers competence to create rapport on realization
individual counselling stayed on quite criteria and the result of the research based on sub variabel
are: (1) guidance and counselling teachers competence on create rapport to realize individual
counselling from teachers warmness on quite competent criteria, (2) guidance and counselling
teachers to create the rapport on realizing individual counselling seen from teachers empathy on
quite competent criteria. Based on the result of research recomended to guidance and counselling
teachers to improve competent in create rapport to realization of individual counselling, then
individual counselling would be efective.

Keywords : Rapport, individual counselling

Pendahuluan

Setiap individu akan selalu kelegaan diri. Akan tetapi memberikan


dihadapkan dengan berbagai macam informasi tentang masalah yang sedang
persoalan dan masalah, penumpukan masalah dihadapi peserta didik, dan memberikan
menjadi suatu beban hingga tidak terasa kepercayaan kepada peserta didik untuk
masalah hilang begitu saja, masalah itu tidak melakukan apa yang dapat dilakukan untuk
hilang tetapi tersembunyi dipikiran, perasaan menyelesaikan semua masalah yang
dan mentalnya, pada saat menghadapi dihadapinya.
masalah baru, akan terasa berat meskipun Pada proses konseling perorangan
masalah itu ringan. Karena masalah yang guru BK harus mampu melibatkan klien
baru diikuti masalah yang sebelumnya. secara penuh, supaya klien bisa terbuka.
Guru BK dalam proses konseling Dalam hal ini guru BK dituntut untuk mampu
dalam membantu suatu permasalahan yang berkomunikasi secara efektif. Karena
sedang dihadapi oleh peserta didik, bukan keberhasilan konseling sangat ditentukan
sekedar mendengarkan atau mencari solusi oleh keefektifan komunikasi di antara
masalahnya, dengan nasehat-nasehat, atau partisipan konseling yaitu konselor dengan
membiarkan luapan emosi untuk mencapai klien.

i
Salah satu keterampilan yang kesempatan kepada klien untuk lebih banyak
diperlukan oleh guru BK adalah keterampilan merefleksikan perasannya.
menciptakan rapport, di dalam konseling Berdasarkan pendapat di atas dapat
perorangan untuk mencapai tujuan yang baik dilihat bahwa seorang guru BK harus mampu
maka dalam hubungan konseling harus menciptakan rapport dengan cara pribadi
terjadinya rapport antara klien dan konselor. guru BK harus empati, merasakan apa yang
Menurut Willis (2010:46) rapport adalah dirasakan kliennya, dia juga harus terbuka,
suatu hubungan (relationship) yang ditandai menerima tanpa syarat, dan mempunyai rasa
dengan keharmonisan, kesesuaian, hormat dan menghargai, guru BK harus
kecocokan, dan saling tarik menarik. Rapport mampu membaca prilaku nonverbal klien,
dimulai dengan persetujuan, kesejajaran, terutama yang berhubungan dengan bahasa
kesukaan, dan persamaan. Jika sudah terjadi lisannya, dan adanya rasa kebersamaan,
persetujuan dan rasa persamaan, timbullah intim, akrab, dan minat membantu tanpa
kesukaan terhadap satu sama lain. pamrih. Artinya ada keikhlasan, kerelaan, dan
Menurut Willis (2010:46) rapport kejujuran pada diri guru BK.
adalah upaya dalam menciptakan suasana Berdasarkan hasil observasi peneliti
yang nyaman dan hangat dalam suatu menemukan belum adanya guru BK yang
konseling membina rapport sangatlah mampu membaca perilaku nonverbal klien,
penting. Biasanya membina rapport guru BK belum bisa menciptakan
dilakukan di awal pertemuan dengan klien, kehangatan dalam proses konseling, guru BK
membina rapport akan menjadi penentu belum bisa menciptakan rasa kebersamaan,
untuk kedepannya, karena jika seorang konselor belum mampu menciptakan
konselor dapat membina rapport dengan keakraban, guru BK belum memberikan
baik, klien pun akan terbuka dengan masalah- salam yang menyenangkan, dan adanya klien
masalahnya ketika proses konseling berjalan. yang belum terbuka dalam menyampaikan
Hal itu juga akan mempermudah konselor permasalahannya kepada guru BK, guru BK
dalam proses konseling tersebut. belum memberikan kehangatan dalam proses
Menurut Willis (2010:46) cara konseling, guru BK belum menciptakan rasa
membina rapport yang baik adalah dengan humor dalam proses konseling, adanya guru
senyum yang hangat, sambutan yang BK yang belum berempati dengan
bersahabat, jabat tangan, dan percakapan permasalahan klien dan adanya klien yang
kecil seperti memberikan salam pembuka menceritakan permasalahannya dengan tidak
kepada klien, selain itu sebagai konselor juga jujur.
harus memperhatikan budaya atau paham Berdasarkan latar belakang masalah
tentang berbagai macam budaya. Terkadang tersebut, maka peneliti dapat
rapport berjalan berangsur-angsur, sebab mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
tergantung pada klien juga, klien yang mudah 1. Adanya guru BK yang tidak mampu
akrab akan lebih mudah dalam membina membaca perilaku nonverbal klien.
rapport. Dalam proses konseling hindarkan 2. Adanya guru BK belum bisa menciptakan
rawut muka yang datar, ekspresikan kehangatan dalam proses konseling.
kepedulian serta ketertarikan akan membuat 3. Adanya guru BK belum bisa menciptakan
klien menjadi lebih nyaman. Dan dalam rasa kebersamaan
berbahasa usahakan perhatikan tingkat 4. Adanya guru BK belum mampu
pendidikan klien jangan sampai klien tidak menciptakan keakraban
mengerti dengan percakapan konselor dengan 5. Adanya guru BK belum memberikan
bahasa yang tinggi. salam yang menyenangkan
Selain membina rapport keterampilan 6. Adanya guru BK belum berempati dengan
dasar dalam konseling juga dibutuhkan rasa permasalahan klien
empati yaitu kemampuan menghayati fikiran 7. Adanya klien yang belum terbuka dalam
klien, dalam proses empati konselor tidak menyampaikan permasalahannya kepada
harus membenarkan semua cerita klien yang guru BK.
salah. Akan tetapi lebih mencoba untuk 8. Adanya klien yang menceritakan
memahami dunia klien tanpa harus permasalahannya dengan tidak jujur.
menghakiminya. Kurangi berbicara atau
merefleksikan perasaan konselor tapi beri

ii
Berdasarkan identifikasi masalah 6. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan
tersebut maka yang menjadi batasan masalah pengembangan dan pelaksanaan
dalam penelitian ini adalah: penelitian yang lebih luas khususnya yang
1. Keterampilan guru BK menciptakan berkaitan dengan keterampilan
rapport dalam pelaksanaan konseling komunikasi seperti: keterampilan
perorangan dilihat dari kehangatan guru komunikasi verbal dan keterampilan
BK. komunikasi nonverbal.
2. Keterampilan guru BK menciptakan
rapport dalam pelaksanaan konseling Metode Penelitian
perorangan dilihat dari empati guru BK.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Berdasarkan batasan masalah di atas Negeri 26 Pandang. Penelitian ini dilakukan
maka yang menjadi rumusan masalah dalam pada bulan September.. Penelitian ini
penelitian ini yaitu “Bagaimana keterampilan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
guru BK menciptakan rapport dalam deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto
pelaksanaan konseling perorangan di SMP (2010:27) sebaliknya dengan penelitian
Negeri 26 Padang?” kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak
dituntut menggunakan angka, mulai dari
Tujuan penelitian ini adalah untuk pengumpulan data, penafsiran terhadap data
memperoleh gambaran tentang : tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
1. Keterampilan guru BK menciptakan Selanjutnya Arikunto (2010:54)
rapport dalam pelaksanaan konseling penelitian deskriptif kuantitatif adalah
perorangan dilihat dari kehangatan guru merupakan penelitian non hipotesis dan tidak
BK. dimaksudkan untuk menguji hipotesis
2. Keterampilan guru BK menciptakan tertentu. Sedangkan menurut Yusuf (2005:83)
rapport dalam pelaksanaan konseling penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah
perorangan dilihat dari empati guru BK. satu jenis penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual,
Sesuai dengan masalah dan tujuan dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
penelitian yang diuraikan, maka diharapkan sifat populasi tertentu atau mencoba
penelitian ini dapat bermanfaat bagi: menggambarkan fenomena secara detail.
1. Peserta didik, dapat memahami Berdasarkan pendapat di atas dapat
pentingnya keterampilan guru BK disimpulkan bahwa penelitian deskriptif
menciptakan rapport dalam pelaksanaan kuantitatif tidak hanya terbatas pada
konseling perorangan. pengumpulan data saja, namun dapat melihat,
2. Kepala sekolah, memperoleh informasi meninjau, dan menggambarkan objek yang
pentingnya keterampilan guru BK diteliti sebagaimana adanya dan menarik
menciptakan rapport dalam pelaksanaan kesimpulan setelah menemukan analisis
konseling perorangan. terhadap data yang telah ditetapkan.
3. Guru BK, sebagai acuan agar guru BK Kemudian peneliti ini, mendeskripsikan
dapat memberi keterampilan menciptakan keterampilan guru BK menciptakan rapport
rapport dalam pelaksanaan konseling dalam pelaksanaan konseling perorangan.
perorangan. Jenis data yang digunakan dalam
4. Pengelola program studi bimbingan dan penelitian ini adalah data interval. Data
konseling, sebagai masukan dalam upaya interval menurut Riduwan (2010:85) adalah
mempersiapkan calon guru BK yang skala yang menunjukan jarak antara satu data
profesional serta terampil berkomunikasi yang lain mempunyai bobot yang sama. Data
menciptakan rapport dalam pelaksanaan yang akan diintervalkan adalah data
konseling perorangan. mengenai keterampilan guru BK
5. Peneliti, dapat menambah pengetahuan menciptakan rapport dalam pelaksanaan
melalui penelitian yang dilakukan di SMP konseling .
Negeri 26 Padang tentang keterampilan Pelaksanaan penelitian ini, peneliti
guru BK menciptakan rapport dalam menggunakan sumber data yang
pelaksanaan konseling perorangan dikumpulkan dalam bentuk data primer dan
data skunder. Data primer diperoleh dari

iii
peserta didik, seperti siswa yang mengikuti sedang, artinya kurang terampil atau
konseling perorangan. Sedangkan data tidak sangat terampil, maka guru BK
sekunder diperoleh dari guru di SMP Negeri perlu menciptakan rapport agar
26 Padang. pelaksanaan konseling perorangan
Selanjutnya pengolahan data, data terlaksana dengan maksimal.
yang telah diperoleh kemudian diolah dengan
persentase, dengan menggunakan rumus
persentase yang dikemukakan oleh Yusuf 1) Saling Memahami
(2005:365) yaitu : Berdasarkan data yang
dikumpulkan mengenai keterampilan
P = × 100 guru BK menciptakan rapport dalam
pelaksanaan konseling perorangan
Keterangan: dilihat dari saling memahami yang
tergolong pada kriteria sangat terampil
P= Tingkat persentase jawaban sebanyak 4,55%, terampil 68,18%,
F= Frekuensi jawaban dan cukup terampil 27,27%.
N= Jumlah keseluruhan responden Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa keterampilan guru
BK menciptakan rapport dalam
Hasil dan Pembahasan pelaksanan konseling perorangan
1. Keterampilan Guru BK Menciptakan dilihat dari saling memahami di SMP
Rapport dalam Pelaksanaan Konseling Negeri 26 Padang berada pada kriteria
Perorangan terampil. Johnson, 1981 (Supratiknya,
1995:10) mengungkapkan bahwa
a. Kehangatan Guru BK saling memahami yaitu saling percaya,
Berdasarkan data yang sesudah saling percaya, kita harus
dikumpulkan mengenai keterampilan saling membuka diri, yakni saling
guru BK menciptakan rapport dalam mengungkapkan tanggapan kita
pelaksanaan konseling perorangan terhadap situasi yang kita hadapi.
dilihat dari kehangatan guru BK yang Berdasarkan pendapat di atas
tergolong pada kriteria sangat terampil dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 4,55%, terampil 31,82%, keterampilan guru BK menciptakan
dan cukup terampil 63,64%. rapport dalam pelaksanan konseling
Berdasarkan hasil tersebut dapat perorangan dilihat dari saling
disimpulkan bahwa keterampilan guru memahami di SMP Negeri 26 Padang
BK menciptakan rapport dalam berada pada kriteria terampil. terampil
pelaksanan konseling perorangan disini berarti baik, artinya terampil
dilihat dari kehangatan guru BK di atau sangat terampil dan guru BK
SMP Negeri 26 Padang berada pada perlu menciptakan rapport agar
kriteria cukup terampil. Johnson, 1981 pelaksanaan konseling perorangan
(Supratiknya, 1995:10) terlaksana dengan maksimal.
mengungkapkan bahwa ada beberapa 2) Menerima Klien dengan Ikhlas
keterampilan menciptakan suasana Berdasarkan data yang
hangat dalam pelaksanaan konseling dikumpulkan mengenai keterampilan
perorangan adalah saling memahami, guru BK menciptakan rapport dalam
menerima klien dengan ikhlas, pelaksanaan konseling perorangan
menumbuhkan kepercayaan klien dan dilihat dari menerima klien dengan
menciptakan rasa humor. ikhlas yang tergolong pada kriteria
Berdasarkan pendapat di atas terampil 40,91%, cukup terampil
dapat disimpulkan bahwa 54,55%, dan kurang terampil 4,55%.
keterampilan guru BK menciptakan Berdasarkan hasil tersebut dapat
rapport dalam pelaksanan konseling disimpulkan bahwa keterampilan guru
perorangan dilihat dari kehangatan BK menciptakan rapport dalam
guru BK di SMP Negeri 26 Padang pelaksanan konseling perorangan
berada pada kriteria cukup terampil. dilihat dari menerima klien dengan
Cukup terampil disini belum berarti

iv
ikhlas di SMP Negeri 26 Padang Berdasarkan data yang
berada pada kriteria cukup terampil. dikumpulkan mengenai keterampilan
Saam (2013:12) mengungkapkan guru BK menciptakan rapport dalam
bahwa guru BK harus menerima klien pelaksanaan konseling perorangan
secara ikhlas dan menerima apa dilihat dari menciptakan rasa humor
adanya tentang klien. yang tergolong pada kriteria sangat
Berdasarkan pendapat di atas terampil 4,55%, terampil 27,27%,
dapat disimpulkan bahwa cukup terampil 63,64%, dan kurang
keterampilan guru BK menciptakan terampil 4,55%. Berdasarkan hasil
rapport dalam pelaksanan konseling tersebut dapat disimpulkan bahwa
perorangan dilihat dari menerima keterampilan guru BK menciptakan
klien dengan ikhlas di SMP Negeri 26 rapport dalam pelaksanan konseling
Padang berada pada kriteria cukup perorangan dilihat dari menciptakan
terampil. Cukup terampil disini belum rasa humor di SMP Negeri 26 Padang
berarti sedang, artinya kurang terampil berada pada kriteria cukup terampil.
atau tidak sangat terampil, maka guru Willis (2010:84) mengungkapkan
BK perlu menciptakan rapport agar bahwa menciptakan kehangatan dalam
pelaksanaan konseling perorangan konseling konselor juga harus
terlaksana dengan maksimal. memiliki rasa humor, rasa humor
3) Menumbuhkan Kepercayaan Klien dianggap oleh umum mempunyai
Berdasarkan data yang kekuatan efektif untuk membantu
dikumpulkan mengenai keterampilan klien jika digunakan konselor.
guru BK menciptakan rapport dalam Berdasarkan pendapat di atas
pelaksanaan konseling perorangan dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari menumbuhkan keterampilan guru BK menciptakan
kepercayaan klien yang tergolong rapport dalam pelaksanan konseling
pada kriteria terampil 40,91%, cukup perorangan dilihat dari menciptakan
terampil 54,55%, dan kurang terampil rasa humor di SMP Negeri 26 Padang
4,55%. Berdasarkan hasil tersebut berada pada kriteria cukup terampil.
dapat disimpulkan bahwa Cukup terampil disini belum berarti
keterampilan guru BK menciptakan sedang, artinya kurang terampil atau
rapport dalam pelaksanan konseling tidak sangat terampil, maka guru BK
perorangan dilihat dari menumbuhkan perlu menciptakan rapport agar
kepercayaan klien di SMP Negeri 26 pelaksanaan konseling perorangan
Padang berada pada kriteria cukup terlaksana dengan maksimal.
terampil. Saam (2003:12) b. Empati Guru BK
mengungkapkan bahwa Berdasarkan data yang
menumbuhkan kepercayaan klien dikumpulkan mengenai keterampilan
kepada guru BK merupakan bagian guru BK menciptakan rapport dalam
penting dalam menciptakan hubungan pelaksanaan konseling perorangan
yang baik dengan klien. dilihat dari empati guru BK yang
Berdasarkan pendapat di atas tergolong pada kriteria terampil
dapat disimpulkan bahwa 27,27%, cukup terampil 68,18%, dan
keterampilan guru BK menciptakan kurang terampil 4,55%. Berdasarkan
rapport dalam pelaksanan konseling hasil tersebut dapat disimpulkan
perorangan dilihat dari menumbuhkan bahwa keterampilan guru BK
kepercayaan klien di SMP Negeri 26 menciptakan rapport dalam
Padang berada pada kriteria cukup pelaksanan konseling perorangan
terampil. Cukup terampil disini belum dilihat dari empati guru BK di SMP
berarti sedang, artinya kurang terampil Negeri 26 Padang berada pada kriteria
atau tidak sangat terampil, maka guru cukup terampil. Willis (2010:87) di
BK perlu menciptakan rapport agar dalam konseling perorangan seorang
pelaksanaan konseling perorangan guru BK harus dapat merasakan apa
terlaksana dengan maksimal. yang dirasakan oleh klien, untuk
3) Menciptakan Rasa Humor mencapai tujuan tersebut, latihan

v
empati merupakan latihan terpenting 2) Merasakan Apa yang Dirasakan
untuk membina kepribadian guru BK Klien
agar mampu berkomunikasi dengan Berdasarkan data yang
klien dan dapat merasakan apa yang dikumpulkan mengenai keterampilan
dirasakan klien. guru BK menciptakan rapport dalam
Berdasarkan pendapat di atas pelaksanaan konseling perorangan
dapat disimpulkan bahwa dilihat dari merasakan apa yang
keterampilan guru BK menciptakan dirasakan klien yang tergolong pada
rapport dalam pelaksanan konseling kriteria terampil 27,27%, cukup
perorangan dilihat dari empati guru terampil 59,09%, dan kurang terampil
BK di SMP Negeri 26 Padang berada 13,64%. Berdasarkan hasil tersebut
pada kriteria cukup terampil. Cukup dapat disimpulkan bahwa
terampil disini belum berarti sedang, keterampilan guru BK menciptakan
artinya kurang terampil atau tidak rapport dalam pelaksanan konseling
sangat terampil, maka guru BK perlu perorangan dilihat dari merasakan apa
menciptakan rapport agar pelaksanaan yang dirasakan klien di SMP Negeri
konseling perorangan terlaksana 26 Padang berada pada kriteria cukup
dengan maksimal. terampil. Willis (2007:87) untuk dapat
1) Kemampuan Menyesuaikan atau merasakan apa yang dirasakan,
Menempatkan Diri dipikirkan, dan dialami klien, seorang
Berdasarkan data yang guru BK harus berusaha berpikir
dikumpulkan mengenai keterampilan bersama klien, bukan berpikir tentang
guru BK menciptakan rapport dalam klien.
pelaksanaan konseling perorangan Berdasarkan pendapat di atas
dilihat dari kemampuan menyesuaikan dapat disimpulkan bahwa
atau menempatkan diri yang tergolong keterampilan guru BK menciptakan
pada kriteria terampil 50,00%, cukup rapport dalam pelaksanan konseling
terampil 27,27%, dan kurang terampil perorangan dilihat dari merasakan apa
22,73%. Berdasarkan hasil tersebut yang dirasakan klien di SMP Negeri
dapat disimpulkan bahwa 26 Padang berada pada kriteria cukup
keterampilan guru BK menciptakan terampil. Cukup terampil disini belum
rapport dalam pelaksanan konseling berarti sedang, artinya kurang terampil
perorangan dilihat dari kemampuan atau tidak sangat terampil, maka guru
menyesuaikan atau menempatkan diri BK perlu menciptakan rapport agar
di SMP Negeri 26 Padang berada pada pelaksanaan konseling perorangan
kriteria terampil. Saam (2010:46) terlaksana dengan maksimal.
kemampuan menyesuaikan atau 3) Perhatian
menempatkan diri dengan keadaan diri Berdasarkan data yang
dan orang lain, hal tersebut dikumpulkan mengenai keterampilan
mencerminkan kepribadian yang guru BK menciptakan rapport dalam
pandai berempati. pelaksanaan konseling perorangan
Berdasarkan pendapat di atas dilihat dari perhatian yang tergolong
dapat disimpulkan bahwa pada kriteria terampil 27,27%, cukup
keterampilan guru BK menciptakan terampil 63,64%, dan kurang terampil
rapport dalam pelaksanan konseling 9,09%. Berdasarkan hasil tersebut
perorangan dilihat dari kemampuan dapat disimpulkan bahwa
menyesuaikan atau menempatkan diri keterampilan guru BK menciptakan
di SMP Negeri 26 Padang berada pada rapport dalam pelaksanan konseling
kriteria terampil. Terampil disini perorangan dilihat dari perhatian di
berarti baik, artinya sangat terampil SMP Negeri 26 Padang berada pada
atau terampil, maka guru BK perlu kriteria cukup terampil. Saam
menciptakan rapport agar pelaksanaan (2010:46) orang yang berempati
konseling perorangan terlaksana biasanya adalah orang-orang yang
dengan maksimal. memiliki kepedulian dan perhatian
terhadap banyak hal yang yang terjadi

vi
disekitarnya, kemudian merasakan dan Berdasarkan kesimpulan di atas maka
berempati. dalam penelitian ini, peneliti ingin
Berdasarkan pendapat di atas mengajukan beberapa saran:
dapat disimpulkan bahwa
keterampilan guru BK menciptakan 1. Guru BK dapat meningkatkan
rapport dalam pelaksanan konseling keterampilan menciptakan rapport dilihat
perorangan dilihat dari perhatian di dari kehangatan yang meliputi saling
SMP Negeri 26 Padang berada pada memahami, menerima klien dengan
kriteria cukup terampil. Cukup ikhlas, menumbuhkan kepercayaan klien,
terampil disini belum berarti sedang, menciptakan rasa humor dan yang lainnya
artinya kurang terampil atau tidak harus ditingkatkan lagi sehingga
sangat terampil, maka guru BK perlu keterampilan lainnya menjadi lebih baik.
menciptakan rapport agar pelaksanaan 2. Kepala Sekolah agar mampu
konseling perorangan terlaksana mengembangkan keterampilan
dengan maksimal. komunikasi peserta didik dan guru BK
dilihat dari kehangatan dan empati.
Simpulan 3. Peneliti selanjutnya hasil penelitian yang
telah dilakukan, peneliti
Berdasarkan hasil analisis data dan merekomendasikan kepada peneliti
pembahasan temuan hasil penelitian selanjutnya untuk dapat meneliti lebih
mengenai keterampilan guru BK lanjut mengenai sejauh mana keterampil
menciptakan rapport dalam pelaksanaan guru BK menciptakan rapport dalam
konseling perorangan di SMP Negeri 26 pelaksanaan konseling perorangan.
Padang dapat disimpulkan secara umum
berada pada kategori cukup terampil. Kepustakaan
Sedangkan hasil penelitian berdasarkan sub
variabel atau batasan masalah yang terkait Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
dengan yaitu : Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
1. Keterampilan guru BK menciptakan Jakarta: Rineka Cipta.
rapport dalam pelaksanaan konseling
perorangan dilihat dari kehangatan guru Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian
BK berada pada kategori cukup terampil. untuk Guru. Jakarta: Alfabeta.
Artinya keterampilan guru BK
menciptakan rapport dalam pelaksanaan Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-
konseling perorangan masih perlu variabel Penelitian. Bandung :
ditingkatkan lagi sehingga lebih baik lagi. Alfabeta.
2. Keterampilan guru BK menciptakan
rapport dalam pelaksanaan konseling Saam, Zulfan. 2013. Psikologi Konseling.
perorangan dilihat dari empati guru BK Jakarta : Rajawali Pers.
berada pada kategori cukup terampil.
Artinya keterampilan guru BK Willis, Sofyan. 2010. Konseling Individual
menciptakan rapport dalam pelaksanaan Teori dan Praktek. Bandung : Alfa
konseling perorangan masih perlu Beta.
ditingkatkan lagi agar lebih baik lagi.
Yusuf, A. Muri . 2005. Metode Penelitian.
Saran Padang : FIP Press.

Yusuf, A. Muri . 2007. Metode Penelitian.


Padang : UNP Press

vii

You might also like