You are on page 1of 24

Merubah Konsep Diri (self concept) Menggunakan Pendekatan Rational Emotional Behavior

(REB) dengan Teknik Dispute Cognitive Pada Layanan Konseling Individu (PPL 2)
Semester Genap / 2022-2023
SMA Negeri 1 Situbondo

Disusun Guna Memenuhi


Tugas LK 3.1 Menyusun Best Practices PPG Dalam Jabatan

Dosen Pembimbing : I Putu Agus Apriliana, S.Pd. Gr, M.Pd


Guru Pamong : Anita Rahmi Hosain Sjaharia, S.Sos.I.Gr

disusun oleh :
EKA SARI LIESANURI, S.Psi
NO. UKG : 201699537652

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI 1 GELOMBANG 2
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2022
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik dalam Merubah Konsep diri
Peserta didik Menggunakan Pendekatan Rational Emotional Behavior (REB) dengan Teknik
Dispute Cognitive Pada Layanan Konseling Individu
Siswa FA kelas XII IPS 3
Semester Genap / 2022-2022
SMA Negeri 1 Situbondo

Lokasi SMA Negeri 1 Situbondo


Lingkup Pendidikan Cabang Dinas Provinsi Wilayah Bondowoso - Situbondo
Tujuan yang ingin dicapai Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam layanan ini adalah
Konseli mampu merasionalkan pikirannya tentang konsep diri (self
concept) ,Konseli dapat menyimpulkan konsep diri yang positif
Dan Konseli dapat membangun hubungan baik dengan keluarganya
sehingga fokus kembali dengan masa depannya
Penulis Eka Sari Liesanuri, S.Psi.
Tanggal Jumat, 13 Januari 2023
Pagi dan Siang
Situasi: A. Latar belakang dari masalah ini adalah
Kondisi yang menjadi latar belakang 1. Konseli sering tidak mengikuti pembelajaran di sekolah,
masalah, mengapa praktik ini penting 2. Konseli sering tertidur di kelas
untuk dibagikan, apa yang menjadi 3. Banyak tugas yang terbengkalai
peran dan tanggung jawab anda dalam 4. Sering berada dikamar mandi untuk merokok
praktik ini. 5. Laporan guru mata pelajaran bahwa F.A sering tidak dikelas
6. Konseli sering menyendiri
7. Konseli menganggap tidak ada gunanya belajar
8. Konseli sering berasumsi negative terhadap keluarganya
9. Konseli tidak lagi mempunyai semangat untuk memikirkan
masa depan

B. Layanan Konseling Individual dengan pendekatan REB teknik


Dispute Kognitif di rasa lebih efektif.
Teknik Dispute Kognitif Yaitu teknik mengubah perilaku
konseli dengan cara menyadari, memahami dan
mengembangkan agar tindakan dan perilaku sesuai dengan
sistem nilai yang diharapkan baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap lingkungannya. Salah satu bentuk keyakinan
irasional yang diidentifikasi oleh Albert Ellis adalah lari dari
kesulitan dan tanggung jawab Disini guru BK memberikan
pandangan-pandangan positif agar konseli mulai bisa
membuka pikirannya untuk terus berfikir positif.

C. Peran dan Tanggung jawab guru BK dalam praktik ini adalah :


1. Konselor membantu konseli dalam mengeksplorasi masalah
yang dialaminya dengan membantu memperjelas dan
mendefinisikan masalah.
2. Konselor membantu konseli dalam mengidentifikasi pikiran –
pikiran konseli ( negatif dan positif ) dalam situasi yang tertekan
dan menimbulkan kecemasan.
3. Konselor membantu konseli dalam melatih perpindahan fokus
dari pikiran irasional ke pikiran rasional dengan memberikan
gambaran-gambaran pemikiran positif sehingga konseli bisa
mulai belajar merubah tentang penilaian diri konseli.
4. Konselor membantu konseli dalam memberikan pemahaman
tentang konsep diri konseli yang selama ini cukup negatif untuk
merubah pandangan irasional menjadi rasional sehingga
terbentuk penilaian diri yang negatif
Tantangan : A. Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut:
Apa saja yang menjadi tantangan untuk 1. Ruang konseling di BK tidak ada yang tertutup sehingga
mencapai tujuan tersebut? Siapa saja memakai ruang sekretariat DWP di sekolah.
yang terlibat, 2. Menjadwalkan konseling dengan konseli yang cukup lama
tertunda karena konseli hampir sering tidak masuk sehingga
janji yang dibuat selalu meleset.
3. Mengeksplorasi masalah konseli tanpa ada paksaan.
4. Sulit membuat konseli untuk bisa mengungkapkan perasaan
yang dialami konseli sebagai penyebab masalah yang
ditimbulkan.
5. Adanya kesulitan untuk bisa membuka percakapan dalam
menggali masalah yang dialami konseli.
6. Kesulitan penguatan dalam mengcoping pikiran irasional
konseli menjadi pemikiran rasional.
7. Membutuhkan waktu cukup lama untuk membuat konseli
membuka diri menceritakan sebab atas permasalahan konseli,
dan untuk membuat konseli nyaman menceritakan yang
sebenarnya terjadi pada diri konseli.
8. Butuh banyak pematik untuk konseli mau menjawab
pertanyaan dengan penjelasan panjang. (jawabanya banyak
singkat)

B. Orang yang Terlibat dalam Kegiatan ini :


1. Konseli sebagai sentral dalam proses pemberian layanan
konseling individu.
2. Guru BK/konselor sebagai fasilitator dalam proses pemberian
layanan.
Aksi : A. Langkah-Langkah yang Dilakukan untuk Menghadapi Tantangan
Langkah-langkah apa yang dilakukan tersebut adalah :
untuk menghadapi tantangan 1. Melakukan konseling di ruang sekretariat DWP karena memang
tersebut/ strategi apa yang digunakan/ ruang lebih privasi dalam melakukan proses konseling.
bagaimana prosesnya, siapa saja yang 2. Menunggu luang waktu konseli masuk sekolah karena lebih
terlibat / Apa saja sumber daya atau sering membolos dan mencari tempat yang nyaman untuk
materi yang diperlukan untuk konseli.
melaksanakan strategi ini 3. Konselor memberikan pertanyaan pemantik sehingga konseli
dapat menceritakan semua permasalahannya tanpa ada
paksaan dan tidak mengarahkan kamera ke konseli.
4. Konselor hanya mendengarkan tanpa menyela apa yang
diceritakan konseli mengenai apa yang dialami.
5. Konselor menerjemahkan ungkapan – ungkapan perasaan
konseli yang selama ini di rasakan oleh konseli.
6. Konselor memberikan gambaran atau contoh mengenai pikiran
irasional dan rasional yang membuat penilaian diri pada
seseorang.
7. Konselor memberikan kesimpulan singkat dari apa yang telah
diceritakan konseli, dan meanyakan kembali apakah yang
konselor simpulkan adalah benar seperti yang konseli rasakan.
8. Konselor mendengarkan dulu pemikiran irasional konseli yang
menimbulkan penilaian negatif konseli itu , tetapi tetap
menyadarkan dengan menanyakan kembali apakah yang sudah
dilakukan itu sudah benar atau tidak?
9. Konselor menanyakan kepada konseli dengan kesiapan dan
kesanggupan konseli untuk melakukan konseling individu
10. Microfon menggunakan microfon portabel yang dibagi dengan
dua orang antara konselor dan konseli.
B. Strategi yang Digunakan :
1. Layanan Konseling Individual dengan pendekatan REB teknik
Dispute Kognitif di rasa lebih efektif.
Teknik Dispute Kognitif Yaitu teknik mengubah perilaku konseli
dengan cara menyadari, memahami dan mengembangkan agar
tindakan dan perilaku sesuai dengan sistem nilai yang
diharapkan baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
lingkungannya. Salah satu bentuk keyakinan irasional yang
diidentifikasi oleh Albert Ellis adalah lari dari kesulitan dan
tanggung jawab Disini guru BK memberikan pandangan-
pandangan positif agar konseli mulai bisa membuka pikirannya
untuk terus berfikir positif.
2. Strategi yang dilakukan dalam teknik ini tidak hanya
memberikan gambaran penilaian diri negatif dan positif, tetapi
juga memberikan motivasi dan penguatan terhadap konseli
agar konseli bisa menghilakan pikiran-pikiran irasioanal konseli
selama ini.
3. Konseli juga harus memahami dirinya, dan berusaha merubah
konsep diri yang negatif menjadi positif dan mau untuk
menyelesaikan masalahnya secara sadar.

C. Proses Aksi
1. Membina hubungan baik dengan konseli, yaitu menanyakan
kesediaan konseli dalam melakukan konseling individu.
2. Konseli menyampaikan kesediaan dengan membantu konseli
meperjelas dan mendefinisikan masalah yang dialaminya yaitu
penyebab sering membolos dan tidak ada semangat belajar
dari konseli
3. Konselor membantu konseli mengidentifikasi pikiran-pikiran
konseli dalam situasi yang rumit dari konseli semejak ayah nya
meninggal.
4. Konselor membantu konseli dalam menyadari adanya
pemikiran irasioanal yang menyebabkan konseli memiliki
penilaian diri yang negatif dan memberitahukan secara
langsung kepada konseli.
5. Konselor mendampingi konseli untuk melakukan perpindahan
pikiran ( coping pikiran ) dari irasional ke rational dengan
memberikan gambaran,pandangan tentang dampak yang
ditimbulkan dari pemikiran tersebut.
6. Kemudian konseli menjelaskan hasil dari pemikiran irational
konseli yang menyebabkan konseli memiliki penilaian diri yang
negatif yang menyebabkan konseli tidak lagi mempunyai
semangat dalam belajar maupun untuk fokus memikirkan masa
depan konseli.
7. Konselor mengajak konseli melakukan relaksasi yaitu RPD, ROP
dan RIT untuk membangun pikiran-pikiran posistif ( hal yang
membahagiakan selama bersama orang tua dan teman )
sehingga dengan mudah untuk mengcoping pikiran ke rational,
sehingga konseli bisa merubah penilaian negatifnya tentang
diri konseli menjadi penilaian yang positif.
8. Konselor memberikan kepada konseli tentang cara-cara
melakukan penguatan kepada dirinya sendiri, menyadarkan
konseli bahwa konseli memiliki potensi diri, dan bahwa
pemikiran irational yang selama ini konseli pikirkan adalah
benar.
9. Konseli diberi tugas untuk mengungkapkan perasaan yang
sebenarnya dia rasakan,mengungkapkan harapan yang ada
pada konseli yang selama ini terpendam dan sulit diungkapkam
ketika pada situasi yang sebenarnya serta memberikan
penguatan ketika berhasil mencapai target dengan
memberikan reward pernyataan-pernyataan positif pada
dirinya sendiri.
10. Konselor meminta persetujuan konseli untuk mengakhiri
konseling dan konseli membuat kesimpulan mengenai hasil
konseling.

C. Orang yang terlibat dalam proses aksi :


1. Guru BK / Konselor dalam membantu dan memfasilitasi dalam
proses konseling.
2. Konseli sebagai individu yang ingin mengentaskan
permasalahannya.
3. Orang Tua , membantu dalam penguatan postif pada konseli.

D. Sumber Daya atau Materi yang Diperlukan :


1. Ruang Konseling yang nyaman.
2. Sumber daya listrik sebagai penunjang dalam perekaman.
Refleksi Hasil dan dampak A. Dampak Aksi dari Langkah-Langkah yang Sudah Dilakukan
Bagaimana dampak dari aksi dari 1. Konseli cukup tenang ketika dilakukan coping pikiran irational ke
Langkah-langkah yang dilakukan? rational dengan melakukan relaksasi. Konseli sudah mulai
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak menyadari disfungsi mengenai pikiran-pikiran yang muncul
efektif? Mengapa? Bagaimana respon sebelum dicoping ataupun relaksasi.
orang lain terkait dengan strategi yang
dilakukan, Apa yang menjadi faktor 2. Konseli juga sudah menyampaikan pada hasil konseling di tahap
keberhasilan atau ketidakberhasilan kesimpulan, menurut konseli dia tidak seharusnya merasa
dari strategi yang dilakukan? Apa rendah diri tentang dirinya, konseli mulai menghilangkan pikiran
pembelajaran dari keseluruhan proses irasional yang selama ini menjadi keyakinan konseli, dan yang
tersebut menjadi penghambat dari pemikiran masa depan konseli, dan
yang membuat konseli merasa sudah putus asa dan tidak lagi
memiliki masa depan
3. Konseli bisa mengubah pikiran irational ke rational dengan
memberikan penguatan pernyataan positif jika pikiran itu
muncul pada suasana yang menimbulkan penilaian diri negatif
pada dirinya.

B. Hasil dari Proses Aksi


1. Konseli antusias dan aktif dalam melakukan kegiatan konseling
individu dilihat dari hasil evaluasi porses dan kepuasan konseli
sendiri. Tidak itu juga antusias dan keaktifan konseli melakukan
konseling individu ditandai dengan konseli secara sukarela dan
terbuka dalam mengidentifikasi permasalahannya yang mana
selama ini konseli merasa memiliki konsep diri negatif sebagai
akibat pemikiran irational yang konseli yakini setelah ayahnya
meninggal.
2. Dari hasil wawancara konseli dan hasil analisis evaluasi proses
dan hasil menunjukkan bahwa konseli mengalami
perkembangan atau kemajuan dalam menilai diri sendiri dan
mencoba merubah pemikiran irational konseli yang terus ada
pada diri konseli.skala penilaian diri yang nampak dalam situasi
tertekan tersebut sebanyak 62.5%, setelah diberi layanan
konseling individu, terlihat mulai lebih positif konsep diri yang
ada pada diri konseli.
3. Konseli sudah bisa memberi penguatan pada dirinya sendiri
ketika berhasil melakukan coping pikiran ketika situasi tertekan
itu datang dan bisa mengurangi marah , kecewa, sedih ketika
merasa temannya menjauh atau penerimaan diri atas ibunya
setelah ayahnya meninggal.
4. Konseli juga sudah berani berbicara dengan bapak ibu guru saat
konseli menyelesaian tugas-tugas yang sempat tertunda.
5. Konseli sudah tidak lagi malas ke sekolah, atau membolos
6. Dari hasil wawancara dengan konseli, konseli sudah bisa
mengontrol diri untuk tidak lagi meyakini pikiran irational yang
dan memunculkan penilaian diri negatif, yang menyebabkan
konseli tidak mempunyai semangat untuk belajar selama ini.
C. Respon orang Lain yang Terkait dengan Strategi yang Dilakukan :
1. Menurut Rekan guru BK, cara merubah konsep diri negatif
dengan teknik dispute cognitif dirasa cukup efektif dikarenakan
bisa menanamkan pemikiran rational yang mana pemikiran
tersebut mampu menjadi motivasi terhadap peserta didik yang
kurang semangat dalam belajar atau sekolah.
2. Menurut orang tua, konseli sudah ada perubahan yang mana
lebih banyak perhatian, tiba-tiba meminta maaf dan lebih sering
mengobrol terutama dengan ibu.

D. Faktor Keberhasilan :
Faktor keberhasilan layanan konseling individu ini 96% dilihat dari
hasil analisis evalusi hasil dan proses. Adapun faktor
keberhasilannya adalah kemauan secara sadar konseli dalam
mengidentifiksai masalahnya tanpa ada paksaan dan mau merubah
penilaian diri konseli yang awalnya negatif menjadi positif . Hal
tersebut juga dilakukan konseli di rumah. Konseli juga melakukan
perubahan pemikiran irational menjadi rational.

E. Pembelajaran yang Bisa Diambil :


Dalam layanan konseling individu dengan teknik dispute cognitif
teknik mengubah perilaku konseli dengan cara menyadari,
memahami dan mengembangkan agar tindakan dan perilaku sesuai
dengan sistem nilai yang diharapkan baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap lingkungannya. Salah satu bentuk keyakinan
irasional yang diidentifikasi oleh Albert Ellis adalah lari dari kesulitan
dan tanggung jawab lebih mudah daripada menghadapinya
ini,bahwa penguawatan pernyataan-pernyataan positif akan
melahirkan pikiran-pikiran positif yang mempengaruhi diri kita baik
secara emosi, sikap dan tingkah laku.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. DOKUMENTASI KEGIATAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU


2. DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan Peserta didik

Wawancara dengan Koordinator BK


3. HASIL ANALISIS EVALUASI PROSES
Hasil Analisis Evaluasi Proses
Dari hasil analisis evaluasi proses konseling individu ini terhitung 62.5 % konseli sudah mengikuti
proses konseling dengan cukup baik. Dilihat dari keaktifan konseli dalam mengikuti setiap tahap
konseling individu dengan menggunakan teknik Dispute Cognitive . Kesukarelaan konseli dalam
melakukan konseling individu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi yaitu konseli secara
cukup terbuka menceritakan permasalahannya, mau mengidentifikasi penyebab masalah yang
dihadapi dan mau untuk merubah pikiran irasional ke rational agar apa yang dirasakan atau
permasalahannya terselesaikan. Konseli juga merespon baik selama konseling dalam menjawab
pertanyaan konselor ataupun menjelaskan pengalaman-pengalamnnya dalam tindakan yang sudah
dilakukan meskipun dengan waktu yang cukup lama

4. HASIL ANALISIS EVALUASI HASIL


Hasil Analisis Evaluasi Hasil
Dari hasil analisis hasil evalusi layanan konseling indivdu adalah baik dengan hasil 78%. Konseli
mampu mengidentifikasi pikiran-pikiran irasional yang muncul terkait permasalahan yang sedang
dihadapinya. Konseli juga mampu merumuskan penilaian diri lebih positif dan mempraktikan
sehingga tidak baperan dan mampu merumuskan rencana tindakan yang berguna agar pikrian –
pikiran irasional tidak lagi diyakini sehingga konsep diri menjadi positif

5. LEMBAR KEPUASAN
6. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK / REFLEKSI
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam
Layanan
Layanan Bimbingan Klasikal : Perencanaan Karir Setelah Lulus SMA
Kelas XII IPS 3
Semester Ganjil / 2022-2022
SMAN 1 SITUBONDO

disusun oleh :

EKA SARI LIESANURI, S.Psi


NO. UKG : 201699537652

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI 1 GELOMBANG 2
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2022
LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi Ruang Kelas XII IPS 3 SMAN 1 SITUBONDO


Lingkup Pendidikan SMAN 1 SITUBONDO
Tujuan yang ingin dicapai Diharapkan Peserta Didik dapat menentukan pilihan
karir setelah lulus SMA baik study lanjut maupun
pilihan karir lainnya melalui metode Brainstorming
Penulis Eka Sari Liesanuri, S.Psi
Tanggal 12 Desember 2022
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa Berdasarkan hasil wawancara dengan
praktik ini penting untuk Koordinator BK, Kepala sekolah dan dewan guru
dibagikan, apa yang menjadi menyatakan
peran dan tanggung jawab Peserta didik Belum bisa menentukan bakat minat
anda dalam praktik ini. dan keterampilan, Kurangnya dukungan orang tua
khususnya dalam hal finansial,Cuma ikut -ikutan
teman,Belum adanya kesiapan diri, Kurangnya
informasi tentang perguruan tinggi , Pandangan
tentang masa depan masih terbatas,Peraturan
pemerintah yang berubah rubah / membingungkan
, Kurangnya informasi yang diperoleh siswa,
Masih tergantung pada teman dekat.

Selain itu dari beberapa wawancara dengan


peserta didik hampir sebagian besar peserta didik
yang sudah kelas XII belum memiliki gambaran atau
pandangan tentang perencanaan karir setelah lulus,
baik dalam hal study lanjut maupun pilihan karir
lainnya.
Oleh karena hal-hal tersebut yang melatar
belakangi layanan ini perlu untuk diberikan kepada
peserta didik.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena


dapat menimbulkan dampak yang sangat besar
dalam pembimbingan
 Layanan Bimbingan klasikal lebih efektif
karena menggunakan layanan Informasi
dengan teknik Brainstorming (curah
pendapat)peserta didik diajak untuk
berdiskusi melalui diskusi kelompok untuk
memecahkan masalam terkait topik layanan.
Selain itu peserta didik dapat lebih aktif
terlibat dalam pembelajaran dan melatih
kemampuan dalam berpikir, berkomunikasi,
bekerjasama dan berkreasi 
 Proses layanan lebih tersetruktur  Media
dan alat/bahan yang digunakan dalam
layanan lebih inovatif dan tidak monoton.
Disini guru BK menayangkan vidio yang
perkaitan dengan topik layanan, lalu
menayangkan materi melalui media PPT
 Sebagai motivasi bagi saya selaku guru BK,
untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam melakukan layanan secara
inovatif dan menarik bagi peserta didik
 Diberikan kesempatan yang luas untuk
berpendapat dan membicarakan berbagai hal
yang terjadi di sekitarnya.
 Memiliki pemahaman yang objektif, tagas juga
luas tentang berbagai hal yang mereka
bicarakan
 Menimbulkan sikap positif terhadap keadaan
diri dan lingkungan mereka yang
berhubungan dengan hal-hal yang mereka
bicarakan dalam kelompok
 Menyusun program- program kegiatanuntuk
mewujudkan penolakan terhadap yang buruk
dan dukungan terhadap yang baik

Yang menjadi peran tanggung jawab saya dalam


praktik ini yaitu:  Guru BK sebagai fasilitator dalam
memberikan pemahaman tentang perencanaan karir
peserta didik setelah lulus SMA
Sebagai guru BK saya merasa memiliki tanggung
jawab untuk memberikan informasi sebagai
gambaran untuk mereka, juga memberikan
pembimbingan atas perencanaan karir mereka
setelah lulus nantinya.

Tantangan : Yang menjadi tantangan dalam pelaksanan


Apa saja yang menjadi layanan ini adalah:
tantangan untuk mencapai  Masih ada peserta didik dalam kelompok yang
tujuan tersebut? Siapa saja kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena kurang
yang terlibat, kerjasama dan kurang peduli.
 Ketika melaksanakan presentasi dan penyajian
hasil diskusi kelompok, siswa masih kurang percaya
diri
 Ketika layanan berlangsung, guru BK masih belum
melibatkan semua siswa dalam kegiatan layanan 
Guru BK dituntut mampu memvariasikan kegiatan
agar semua siswa belajara dengan baik/ memahami
materi yang disampaikan
 Guru BK tidak mendapatkan jam masuk kelas.
 Persiapan kelas harus agak ekstra tenaga karena
siswa kelas XII sudah mulai selesai SAS sehingga
banyak tidak masuk sehingga harus membuat
pengelolaan kelas secara khusus (membuat janji)

Orang Yang terlibat dalam kegiatan yaitu:


 Peserta didik kelas XII IPS 3 sebagai sentral dalam
proses pemberian layanan
 Guru BK sebagai fasilitator dalam pemberian
layanan
 Waka kurikulum yang membantu mengatur
dalam jam masuk kelas
 Waka sarpras yang membantu dalam peminjaman
ruang kelas dan penyediaan alat untuk pelaksanaan
layanan.
 Rekan sejawat yang membantu terlaksananya
kegiatan ini
 Kepala sekolah sebagai pembimbing dalam
kelancaran kegiatan ini

Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk


Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan tersebut adalah:
dilakukan untuk  Membiasakan peserta didik saat melaksanakan
menghadapi tantangan layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan
tersebut/ strategi apa yang teknik Brainstorming dan diskusi . Guru BK
digunakan/ bagaimana menjelaskan lebih detail untuk sesama peserta didik
prosesnya, siapa saja yang bisa saling berpendapat dalam membahas
terlibat / Apa saja sumber permasalahan dan melakukan diskusi untuk
daya atau materi yang menentukan alternatif solusi.
diperlukan untuk  Guru BK memastikan supaya seluruh peserta
melaksanakan strategi ini didik dapat terlibat aktif dalam diskusi kempok 
Guru BK memberika stimulus kepada peserta didik
agar aktif dalam pelaksanaan diskusi kempok dan
membimbing peserta didik secara menyeluruh dalam
kegiatan diskusi kelompok
 Guru BK menyemangati, mendampingi dan
mengarahkan peserta didik
 Memberikan penguatan serta motivasi dalam
kegiatan pembimbingan yang berlangsung, agar
peserta didik terlibat lebih aktif
 Guru BK melakukan inovasi dalam pemberian
layanan Prosesnya,

siapa saja yang terlibat:


 Dalam pelaksanaanya melibatkan Kepala Sekolah
selaku pimpinan yang selalu memberika bimbingan,
masukan, motivasi dan kemudahan dalam
menjalankan kegiatan tersebut
 Dewan guru dan rekan sejawat yang memberikan
motivasi dan membantu dalam prosesnya untuk
saling berkolaborasi
 Waka kurikulum yang memberikan jam masuk
kelas untuk keterlaksanaan kegiatan
 Waka sarpras yang memberikan peminjaman
ruang kelas dan LCD proyektor untuk pelaksanaan
layanan.

Sumber daya atau Materi yang diperlukan:


 Ruang Kelas XII IPS 3 di SMAN 1 Situbondo
 Sumber daya listrik sebagai penunjang
berjalannya media yang digunakan
 Materi yang telah dirangkum dalam PPT
 Kertas HVS
 Jaringan Internet
 Peralatan yang dibutuhkan seperti laptop, kamera,
LCD proyektor,dsb
Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
Bagaimana dampak dari aksi dilakukan yaitu:
dari Langkah-langkah yang  Semua dapat dilaksanakan sesuai dengan apa
dilakukan? Apakah hasilnya yang telah direncanakan sehingga tujuan layanan
efektif? Atau tidak efektif? dapat tercapai
Mengapa? Bagaimana respon  Peserta didik sudah curah pendapat dalam
orang lain terkait dengan kelompok dan berdiskusi dalam membahas
strategi yang dilakukan, Apa permasalahan tentang pilihan kerir setelah lulus
yang menjadi faktor SMA
keberhasilan atau  Peserta didik aktif dalam kegiatan layanan
ketidakberhasilan dari bimbingan klasikal
strategi yang dilakukan? Apa  Keprofesionalan guru dalam memberikan layanan
pembelajaran dari Bimbingan dan Konseling strategi yang dilakukan?
keseluruhan proses tersebut Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
 Peserta didik sudah mulai memiliki gambaran
perencanaan karir, dan sudah bisa menentukan
alternatif pilihan karir setelah lulus SMA, terlihat
dari hasil wawancara dengen salah satu peserta
didik dan walikelas.

Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?


Mengapa? Hasilnya efektif, hal tersebut dapat dilihat
dari hasil analisis evaluasi proses yang
menunjukkan bahwa layanan yang diberikan
berjalan sesuai dengan rencana. Hal tersebut
terbukti dengan hasil observasi saat proses layanan
berlangsung yang menunjukkan keterlaksanaan
layanan dan kesesuaian program berjalan dengan
baik. Selain itu, hasil perolehan siswa pasca layanan
menunjukkan peserta didik sangat antusias dan
aktif saat proses layanan berlangsung, mulai dari
kegiatan awal, inti dan penutup. Dan dari hasil
analisis evaluasi hasil didapati sebagian besar
peserta didik memahami tujuan dari materi yang di
sampaikan, peserta didik memperoleh banyak
pengetahuan dari materi yang disampaikan,dan juga
peserta didik menyatakan mulai mendapatkan
dampak positif dari layanan yang diberikan,lalu
peserta didik sudah memiliki sikap dan keyakinan
dalam merencanakan pilihan karir mereka setelah
lulus SMA setelah layanan yang diberikan. Dari hasil
analisis evaluasi hasil membuktikan bahwa
pemberian layanan klasikal teknik Brainstorming dan
diskusi cukup efektif dilakukan karena banyak
dampak positif yang diberikan selain peserta didik
mulai mampu menetukan pilihan karir dan
menentukan alternatif pilihan juga peserta didik
mendapat banyak informasi dari saling bertukar
pendapat antar teman, dan membuat interaksi antar
peserta didik menjadi lebih baik.Selain itu juga
dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara
dari walikelas, bapak/ibu guru pengajar dan rekan
sebaya didapati bahwa materi ini berdampak positif
pada perubahan peserta didik, yaitu peserta didik .
Dari hasil observasi tersebut peserta didik sudah
bisa memiliki gambaran dan mulai menentukan
pilihan karir mereka setelah lulus SMA, dan dampak
yang lebih besar adalah permintaan peserta didik
lain untuk diberikan layanan tersebut, dan tercipta
layanan kelas besar setelah layanan klasikal
tersebut di berikan.Dapat dikatakan tujuan dari
layanan BK dapat tercapai.

Bagaimana respon orang lain terkait dengan


strategi yang dilakukan:
 Respon kepala sekolah sangat baik, positif dan
selalu mendukung penuh atas kegiatan
layanan/pembelajaran yang telah dilaksanakan
untuk kebaikan layanan BK
 Guru dan rekan sejawat sangat positif dan
antusias, sehingga mereka juga ingin melaksanakan
model layanan/ pembelajaran yang telah saya
laksanakan. Karena berdampak besar terhadap
proses layanan dalam BK
 Respon peserta didik positif, mereka merasa
terbantu dan senang melaksanakan layanan
bimbingan klasikal

Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu:


 Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang
turut membantu mempersiapkan alat dalam proses
kegiatan layanan Bimbingan klasikal
 Berusaha melaksanakan dengan semaksimal
mungkin dengan apa yang sudah direncanakan
 Kerjasama yang baik dari peserta didik dan dewan
guru, waka kurikulum yang memberikan jam masuk
kelas, sarana dan prasarana yang memadai untuk
menjalankan kegiatan tersebut
 Kemampuan guru dalam mengembangkan inovasi
dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling
 Kompetensi guru dalam pemahaman peserta didik
untuk mampu mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses
tersebut:
 Untuk pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
teknik Brainstorming dan diskusi lebih terstruktur
 Peserta didik lebih tertarik dan fokus
 Layanan/pembelajaran lebih berfariasi, menarik
dan menyenangkan
 Media dan alat/bahan yang digunakan dalam
layanan lebih inovatif
 Sebagai seorang pendidik, guru harus selalu
mengembangkan dan menyesuaikan dirinya dengan
perkembangan zaman (update) dan selalu membuat
inovasi-inovasi dalam layanan Bibingan dan
Konseling
FOTO PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

FOTO WAWANCARA
LKPD

EVALUASI PROSES EVALUASI HASIL

You might also like