You are on page 1of 6

ARTIKEL PENELITIAN

Refleksi Mahasiswa Selama Menjalani Pembelajaran


Ketrampilan Anamnesis Pada Blok Mental Health
Disorders

Ristarin Paskarina Zaluchu

ABSTRACT

Background: Reflective writing is now increasingly used to turn


students’ experience into learning. At Nommensen, undergraduate
students learn history-taking skills in psychiatry by encountering
simulated and real patients.The purpose of this study was to
explore students’ reflections during history taking skills training
sessions.
Methods: This was qualitative study. Data were gathered using
students’ guided written reflections. There were four history taking
skills training sessions in Mental Health Disorders block. All third
year students that underwent the block were instructed to write
their reflections, immediately after completed each session. Data
were collected and analyzed by using content analysis.
Results and conclusion: There were four categories emerged from
172 written reflections collected. They were psychiatry history-
taking skills, attitudes toward psychiatry patient, knowledge of
Medical Education Unit mental health, and feelings regarding implementation of training
Fakultas Kedokteran Universitas
HKBP Nommensen
sessions. In the future, reflective writing and authentic experiences
are important to enhance students’ learning process. Both are also
valuable to encourage students expressions of their feelings and
values.

Korespondensi: Ristarin Paskarina Keywords: written reflection; psychiatry patients; history-taking


Zaluchu, email: ristarin@uhn.ac.id skills

ABSTRAK
Diterima: Juli 2017
Direvisi: Agustus 2017 Latar belakang: Penggunaan refleksi sebagai metode pembelajaran
Disetujui: Oktober 2017 semakin banyak digunakan. Penulisan refleksi dapat
mentransformasi pengalaman yang diperoleh mahasiswa menjadi
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
refleksi tertulis mahasiswa selama menjalani skills lab anamnesis
pada blok Gangguan Kesehatan Jiwa.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
Data dikumpulkan dari refleksi tertulis mahasiswa yang ditulis
menggunakan refleksi yang dipandu. Terdapat empat sesi skills lab
anamnesis pada blok Gangguan Kesehatan Jiwa. Seluruh mahasiswa
tahun ketiga yang menjalani blok tersebut diminta menulis refleksi
segera setelah pelaksanaan setiap sesi skills lab. Data dikumpulkan
dan dianalisis dengan menggunakan content analysis.

69
Zaluchu, Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-74

Hasil dan kesimpulan: Terdapat empat kategori yang muncul dari


172 refleksi tertulis yang dikumpulkan. Keempat kategori tersebut
adalah ketrampilan anamnesis, sikap terhadap pasien psikiatri,
pengetahuan mengenai kesehatan jiwa, dan perasaan terkait
implementasi sesi sesi skills lab. Penulisan refleksi yang
dipasangkan dengan pengalaman belajar yang autentik terbukti
berguna tidak hanya untuk meningkatkan proses belajar
mahasiswa, namun dapat memfasilitasi mahasiswa
mengekspresikan nilai-nilai dan perasaan yang dimilikinya.

Kata kunci: refleksi tertulis, pasien psikiatri, ketrampilan anamnesis

PENDAHULUAN mahasiswa akan mampu untuk melakukan


refleksi. Diharapkan juga bahwa refleksi yang
Mahasiswa fakultas kedokteran, terutama pada ada tidak sekedar mengenai ketrampilan
fase preklinis, mempersepsikan psikiatri sebagai maupun pengetahuan tentang anamnesis pada
ilmu yang sulit, abstrak, dan kurang pasien psikiatri, namun juga eksplorasi nilai-nilai
ilmiah1,2.Selain itu, mahasiswa juga memiliki yang dimiliki mahasiswa saat menghadapi
stigma negatif terhadap pasien psikiatri dan pasien.
tidak nyaman saat menghadapi pasien dengan
gangguan jiwa2–4. METODE
Penulisan refleksi merupakan salah satu
metode yang saat ini banyak digunakan di Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
fakultas kedokteran di seluruh dunia 5–8.Refleksi deskriptif dengan data berupa tulisan reflektif
merupakan proses metakognitif dimana mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa kembali kepada pengalamannya seluruh mahasiswa tahun ketiga yang sedang
untuk dapat memahami secara kritis situasi yang menjalani blok Mental Health Disorders tahun
mereka alami dan memungkinkan mereka ajaran 2015/2016 di Fakultas Kedokteran
belajar dari situasi tersebut5. Penulisan refleksi Universitas HKBP Nommensen (FK UHN) Medan.
bermanfaat dalam pembentukan dan Keikutsertaan dalam penulisan refleksi ini
perkembangan profesionalisme mahasiswa6,8. bersifat sukarela. Mahasiswa yang tidak datang
Dengan menuliskan refleksi berdasarkan pada saat pembelajaran anamnesis maupun pada
pengalaman, mahasiswa diharapkan dapat sesi penulisan refleksi dikeluarkan dari
menilai dirinya dan situasi yang dialaminya dan penelitian.
kemudian belajar untuk memperbaiki respons Terdapat empat sesi pembelajaran
dirinya maupun situasi yang tersebut di masa ketrampilan anamnesis pada blok Mental Health
yang akan datang. Salah satu model refleksi yang Disorders di FK UHN, yaitu dua sesi dengan
banyak digunakan adalah seperti pada gambar 1 pasien simulasi yang dilaksanakan di
yang dikembangkan oleh Boud et al9. Dalam laboratorium ketrampilan medik, dan dua sesi
model refleksi ini, terdapat tiga tahapan dalam dengan pasien sebenarnya yang dilaksanakan di
melakukan refleksi, yaitu kembali kepada klinik jiwa. Ada dua topik yang dipelajari dalam
pengalaman, melakukan evaluasi ulang terhadap keseluruhan sesi, yaitu eksplorasi riwayat
pengalaman tersebut, dan kemudian membentuk psikososial pasien serta pemeriksaan status
perencanaan bila situasi tersebut terjadi di masa mental. Mahasiswa belajar dalam kelompok
yang akan datang. beranggotakan 10 orang dalam laboratorium
Walaupun penulisan refleksi sudah banyak ketrampilan medik dan dalam kelompok yang
diterapkan sebagai metode pembelajaran di terdiri dari 2-3 orang pada saat di klinik jiwa.
fakultas kedokteran, namun hanya sedikit Pasien simulasi dilatih dengan menggunakan dua
penelitian yang mengeksplorasi penggunaan topik di atas.
metode ini pada bidang ilmu psikiatri pada tahap
sarjana kedokteran. Penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi refleksi mahasiswa lewat
tulisan selama belajar melakukan anamnesis
pada pasien jiwa. Diharapkan dengan
memberikan pengalaman yang kaya akan
konteks, seperti langsung berhadapan dengan
pasien simulasi maupun pasien sebenarnya,

70
Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-74

Gambar 1. Model refleksi yang dikembangkan oleh Boud et al 9.

Pasien sebenarnya di klinik jiwa terdiri dari pada seluruh proses analisis data didiskusikan
pasien yang mengalami gangguan jiwa mayor sampai dengan terjadi kesepakatan antar koder.
dan minor, yang sudah dalam pengobatan. Setelah hasil analisis didapatkan, mahasiswa
Penulisan refleksi dilakukan segera sesudah akan dimintai pendapat secara tertulis mengenai
sesi pembelajaran ketrampilan anamnesis. akurasi dari hasil tersebut.
Mahasiswa diharuskan menuliskan refleksi
dengan panduan berdasarkan model refleksi HASIL
Boud et al9 dengan pertanyaan-pertanyaan Terdapat 172 set tulisan refleksi dari total 43
sebagai berikut: mahasiswa yang bersedia menjadi partisipan
1. Gambarkan apa saja yang Anda lakukan dalam penelitian ini dan mengikuti keseluruhan
saat pembelajaran ketrampilan sesi pembelajaran ketrampilan anamnesis di
anamnesis tadi? skills lab maupun di klinik jiwa. Dari 43
2. Apa yang Anda rasakan /lihat/alami tadi mahasiswa tersebut, 26 % (11 orang)
pada saat saat melakukan pembelajaran merupakan mahasiswa laki-laki dan 74% (32
ketrampilan anamnesis?Apakah hal orang) merupakan mahasiswa perempuan.
tersebut sudah baik atau masih kurang Dari hasil analisis, didapatkan empat tema
baik menurut Anda? utama yang muncul yaitu ketrampilan anmnesis,
3. Menurut pengalaman atau menurut pengetahuan mengenai penyakit jiwa, sikap
teori yang Anda baca, bagaimana terhadap pasien dengan gangguan jiwa, dan
seharusnya hal yang kamu perasaan mahasiswa terkait pelaksanaan
rasakan/lihat/alami tadi? pembelajaran ketrampilan anamnesis.
4. Apakah rencana Anda ke depan untuk
memperbaiki atau mempertahankan hal
Ketrampilan Anamnesis
tersebut?
Hampir seluruhmahasiswa menuliskan bahwa
Satu sesi refleksi berdurasi 40-60 menit dan
mereka mengalami kesulitan dalam melakukan
mahasiswa diminta untuk mengumpulkan
anamnesis. Kesulitan ini dialami mahasiswa
refleksi segera setelah sesi berakhir. Penulisan
karena baru pertama kali melakukan anamnesis
refleksi dipandu oleh peneliti dan umpan balik
di bagian psikiatri.
lisan diberikan apabila ada mahasiswa yang
“Saya merasakan bingung, serta nervous,
bertanya. Dengan alasan mahasiswa baru
karena belum mahir dalam melakukan
pertama kali mengerjakan penulisan refleksi,
anamnesis psikiatrik.”
maka peneliti melakukan satu sesi khusus
Mahasiswa kesulitan dalam melakukan
berdurasi 2x50 menit untuk mengajarkan
anamnesis karena kesulitan menjalin rapport
pengertian refleksi, komponennya, dan pelatihan
“Saat bertanya, saya merasa kesulitan untuk
penulisan refleksi. Tulisan refleksi mahasiswa
tetap menjalin rapport, karena sibuk dengan
akan dibandingkan dengan observasi yang
daftar pertanyaan.”
dilakukan oleh peneliti pada saat pelaksanaan di
dan atau karena tidak bisa melakukan
laboratorium ketrampilan medik dan dengan
improvisasi dari respons pasien, baik pasien
dokumen hasil pemeriksaan pasien di klinik jiwa.
simulasi maupun pasien jiwa
Tulisan refleksi mahasiswa dibaca secara
“Saya memiliki banyak ide cara bertanya
keseluruhan oleh dua orang koder secara
dan mengarahkan alur pembicaraan untuk
independen. Analisis dilakukan dengan teknik
lebih baik, namun saat saya melakukan
thematic analysis, dimulai dari pembentukan
sendiri, pikiran saya seakan blank atau
koding dari seluruh tulisan yang ada dalam
kosong karena cara pasien menjawab
refleksi, dilanjutkan sampai dengan
pertanyaan saya, tidak terduga.”
terbentuknya tema-tema. Perbedaan yang terjadi

71
Zaluchu, Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-74

Kurangnya persiapan belajar sebelum datang ke “Saya harus belajar menunjukkan rasa
sesi skills lab juga dijadikan mahasiswa sebagai empati dan kepedualian saya terhadap
alasan. orang-orang seperti mereka, dan saya
“Pada saat melihat teman saya melakukan menyadari bahwa tidak semua keluarga
anamnesis, memang agak susah, begitu juga yang dimiliki saya dengan orang lain sama.”
dengan saya, mungkin dikarenakan Pada observasi, didapatkan bahwa memang
persiapan yang kurang.” mahasiswa, terutama pada sesi pertama, masih
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh tampak kesulitan dalam memulai proses
peneliti pada saat berlangsungnya skills lab, anamnesis, yang ditandai dengan jeda yang lama
sebagian besar mahasiswa memang tampak saat melakukan anamnesis. Beberapa mahasiswa
seperti masih kesulitan dalam melakukan juga tampak kebingungan ketika pasien simulasi
anamnesis. Sama seperti yang dituliskan menunjukkan berbagai respons.
mahasiswa dalam refleksinya, terlihat adanya
kesulitan dalam menjalin rapport dan
Pengetahuan mengenai penyakit jiwa
membangkitkan respons dari pasien. Tidak
Tema ini terutama muncul pada saat melakukan
jarang dijumpai mahasiswa tampak tidak tahu
anamnesis dengan pasien jiwa sebenarnya dan
harus bersikap seperti apadan kebingungan.
baru muncul pada refleksi ke empat.
Hanya sebagian kecil mahasiswa yang tampak
Pengetahuan baru yang didapatkan terutama
terampil dalam menjalankan perannya sebagai
mengenai stressor psikososial dan gejala awal
seorang dokter serta mampu menunjukkan sikap
gangguan jiwa. Namun ada juga mahasiswa yang
profesionalisme saat berhadapan dengan pasien
melakukan refleksi mengenai pentingnya
simulasi.
petugas kesehatan untuk memberikan
pemahaman mengenali tanda-tanda gangguan
Sikap terhadap pasien jiwa jiwa.
Tema ini muncul pada seluruh sesi, baik saat “Saya pikir ada pasien yang sebenarnya
melakukan anmnesis dengan pasien simulasi, harus dirawat dari awal karena udah
maupun dengan pasien sebenarnya. Respons menunjukkan gejala. Mungkin pemahaman
yang paling sering timbul adalah persepsi negatif masyarakat, termasuk saya sendiri, yang
terhadap pasien jiwa sehingga timbul respons masih kurang paham apa saja tanda-tanda
berupa rasa cemas, takut, dan perasaan tidak penyakit jiwa, kayak tidak bisa tidur, malas
yakin akan respons atau jawaban pasien. bersosialisasi dsb. Mungkin lain kali petugas
“Awalnya saya merasa bingung dan takut- kesehatan harusnya lebih aktif
takut, karena takut kalau pasien tersinggung mensosialisasikan tentang penyakit jiwa
dan marah. Saya juga bingung, apakah pada masyarakat.”
harus percaya dengan apa yang dikatakan
pasien atau tidak.”
Sikap terhadap pelaksanaan pembelajaran
Namun ada juga persepsi negatif yang disertai
ketrampilan anamnesis
dengan antusiasme
Selain masalah yang berkaitan dengan pasien,
“Saya merasa bingung dan takut, namun
mahasiswa juga melakukan refleksi atas
senang, karena lucu. Saya seperti
pelaksanaan skills lab. Tema ini menariknya
mewawancarai pasien gangguan jiwa
muncul pada seluruh sesi skills lab, terutama
aslinya.”
sebagai respons atas pasien simulasi yang
Persepsi negatif ini terutama dijumpai pada saat
dirasakan tidak kooperatif.
berinteraksi dengan pasien simulasi dan pada
“Ternyata, pasien asli justru lebih mudah
awal wawancara dengan pasien sebenarnya.
diajak berkomunikasi dibanding dengan
Tetapi selain persepsi negatif, sebagian besar
pasien simulasi saya yang kemarin. Pasien
mahasiswa juga menunjukkan sikap empati
simulasinya berlebihan dalam memerankan
terhadap kondisi pasien. Hal ini timbul terutama
perannya. Mungkin bisa dijadikan perbaikan
pada saat berjumpa dengan pasien sebenarnya.
untuk pelaksanaan skills lab berikutnya.”
Empati muncul dari dampak penyakit jiwa
Hal ini juga diamati oleh peneliti pada saat
terhadap pasien,
melakukan observasi. Ada pasien yang berakting
“Pelajaran yang paling berkesan ialah
tidak sesuai dengan skenario dan tidak
bagaimana saya mulai dapat merasakan
memberikan respons atas pertanyaan
kesedihan yang dialami oleh pasien sehingga
mahasiswa.
memacu saya untuk berfikir apa masalah
yang dialami oleh pasien agar dapat
membantu proses penyembuhan.”
Empati juga muncul dari dampak penyakit jiwa
karena stressor psikososial dari keluarga.

72
Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-74

PEMBAHASAN Refleksi juga akan semakin kaya ketika


pengalaman yang diberikan semakin otentik. Hal
Penulisan refleksi pada blok psikiatri pada tahap ini tampak dari adanya perbedaan refleksi
sarjana kedokteran bertujuan mentransformasi mahasiswa saat pertemuan dengan pasien
pengalaman mahasiswa selama menjalani simulasi dan dengan pasien sebenarnya.
laboratorium ketrampilan medik dengan pasien Walaupun sebagian besar mahasiswa dalam
simulasi dan pasien sebenarnya menjadi penelitian ini ikut serta sukarela dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang didapatkan penulisan refleksi, namun peneliti juga
tidak hanya secara kognitif, namun juga menemukan banyak tulisan refleksi yang sangat
pembelajaran ketrampilan dan sikap. Selain itu, singkat. Hal ini mungkin disebabkan oleh kultur
penulisan refleksi dapat memfasilitasi mahasiswa yang tidak biasa menulis, tidak biasa
mahasiswa dalam mengekspresikan emosinya. menyampaikan pemikiran secara kritis, dan
Dari tema-tema yang terbentuk dapat enggan untuk membuka diri5,9. Ini bisa menjadi
dilihat bahwa mahasiswa mampu melakukan saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu
refleksi atas pengalamannya. Hal yang menjadi mengeksplorasi faktor-faktor yang
refleksi mahasiswa terutama adalah mengenai mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam
ketrampilan anamnesis. Urutan dan teknik menulis refleksi. Namun demikian, penulisan
improvisasi merupakan kesulitan mahasiswa refleksi ternyata dapat membantu mahasiswa
dalam melakukan anamnesis pada blok Mental untuk mengubah pengalaman menjadi
Health Disorder. Fakta-fakta ini juga dialami oleh pembelajaran dan menjadi media untuk
mahasiswa kedokteran di tempat lain3,10,11. mengekspresikan emosi.
Sebagai akibat dari kesulitan melakukan
anamnesis terhadap pasien menyebabkan rasa KESIMPULAN
frustasi dan ketidaksukaan terhadap bidang ilmu Refleksi dapat menjelaskan apa yang
psikiatri2,4. Dalam penelitian ini, mahasiswa juga selama ini belum terungkap saat mahasiswa
mendapati kesulitan dalam menjalin rapport menjalani blok psikiatri.Dari penelitian ini
dengan pasien. Ini bisa disebabkan karena didapatkan bahwa penulisan refleksi tidak hanya
prioritas mahasiswa adalah menemukan membantu mahasiwa untuk mengevaluasi dan
diagnosis pasien. Namun, adanya refleksi merencanakan peningkatan ketrampilan dan
mengenai perlunya menjalin rapport pengetahuannya, namun juga mampu
menegaskan bahwa mahasiswa sadar bahwa menstimulasi mahasiswa untuk mengevaluasi
dalam hubungan dokter-pasien, bagian ini tidak sampai sejauh mana nilai-nilai kemanusiaannya
boleh dilupakan. muncul saat berhadapan dengan pasien.
Adanya stigma negatif terhadap pasien jiwa
juga dimiliki oleh tenaga kesehatan termasuk DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa kedokteran4,12 Stigma ini akan
1. Andriyanti L. Pengetahuan dan sikap mahasiswa
berkurang seiring dengan tahap pendidikan yang
Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia terhadap
semakin tinggi1,4. Adanya refleksi mengenai pasikiatri. Universitas Indonesia; 2004.
empati yang muncul dalam penelitian ini, sesuai 2. Lyons Z. Attitudes of medical students toward psychiatry
dengan literatur terdahulu yang menemukan and psychiatry as a career: a systematic review. Acad
Psychiatry. 2013;37(3):150–7.
efek refleksi terhadap pembelajaran nilai-nilai
3. Garrison D, Lyness J, Frank J, Epstein R. Qualitative
kemanusiaan6. Empati ini muncul terutama pada analysis of medical student impressions of a narrative
pertemuan dengan pasien sebenarnya. Pasien exercise in the third-year psychiatry clerkship. Acad Med.
simulasi, walaupun sudah dilatih, tetap saja 2011;86(1):85–9.
4. Aruna G, Mittal S, Yadiyal M, Acharya C, Acharya S,
terbatas dalam memberikan kesan mengenai
Uppulari C. Perception, knowledge, and attitude toward
dampak penyakit pada dirinya. mental disorders and psychiatry among medical
Penelitian ini memperlihatkan bahwa undergraduates in Karnataka: a cross-sectional study.
refleksi dapat meningkatkan tanggung jawab Indian J Psychiatry. 2016;58(1):70–6.
5. Sandars J. The use of reflection in medical education:
mahasiswa atas pembelajarannya sendiri. Hal ini
AMEE Guide No. 44. Med Teach. 2009;31(8):685–95.
dapat terlihat dari refleksi mahasiswa atas 6. Chen I, Forbes C. Reflective writing and its impact on
pelaksanaan pembelajaran ketrampilan empathy in medical education: systematic review. J Educ
anamnesis. Adanya kesadaran akan kesenjangan Eval Health Prof [Internet]. 16 Agustus 2014 [dikutip 16
Mei 2016];11:20. Tersedia pada:
antara ekspektasi dengan situasi yang terjadi di
http://www.jeehp.org/DOIx.php?id=10.3352/jeehp.201
lapangan, menstimulasi mahasiswa untuk 4.11.20
menilai faktor-faktor yang menghambat
potensinya9. Hal ini merupakan bagian dari
proses metakognitif yang diperantarai oleh
penulisan refleksi.

73
Zaluchu, Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-74

7. Birden H, Glass N, Wilson I, Harrison M, Usherwood T,


Nass D. Teaching professionalism in medical education:
A Best Evidence Medical Education (BEME) systematic
review. BEME Guide No. 25. Med Teach [Internet]. 5 Juli
2013 [dikutip 16 Mei 2016];35(7):e1252–66. Tersedia
pada:
http://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/014215
9X.2013.789132
8. Wald HS, Reis SP. Beyond the margins: reflective writing
and development of reflective capacity in medical
education. J Gen Intern Med. 2010;25(7):746–9.
9. Boud D, Keogh R, Walker D. Reflection: turning
experience into learning. London: Routledge; 1985.
10. Economou M, Peppou L, Louki E, Stefanis C. Medical
students’ beliefs and attitudes towards schizophrenia
before and after undergraduate psychiatric training in
Greece. Psychiatry Clin Neurosci. 2012;66(1).
11. Brenner AM. What Medical Students Say About
Psychiatry: Results of a Reflection Exercise. Acad
Psychiatry. 2011;35(3):196–8.
Amini H, How mental illness is perceived by Iranian
medical students: a preliminary study. Clin Pract
Epidemiol Ment Health. 2013; 9: 62-68.

74

You might also like