You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

MASSA JENIS DAN SPECIFIC GRAVITY ZAT

Nama : Aquila Barbie Aldebaran


Nim 211810201043
Fakultas/Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/
Fisika Hari/Tanggal : Rabu, 10 November 2021
Asisten : Yulia Ayu Setyawati

KEMENTERIANPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM JURUSAN FISIKA
TAHUN 2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum kali ini akan membahas tentang praktikum massa jenis dan
specific gravity zat. Zat memiliki bentuk atau wujud yang berbeda-beda yaitu zat
padat, zat cair, dan zat gas. Kita dapat mengetahui jenis zat dengan cara
menghitung massa jenis zat karena zat yang berbentuk cair, padat maupun gas
memiliki perbedaan massa jenis. Massa jenis merupakan sifat yang dimiliki suatu
zat dan sifat tersebut memiliki perbedaan antara zat satu dengan yang lain. Massa
jenis sangat erat kaitannya dengan Hukum Archimedes. Dalam kehidupan sehari-
hari banyak alat-alat yang menggunakan prinsip Hukum Archimedes. Saat kita
berenang dan bermain gendong-gendongan didalam air maka orang yang
digendong akan terasa lebih ringan jika dibandingkan dengan berat orang ketika di
luar air atau udara. Hal tersebut bukan berarti berat orang berkurang saat berada di
dalam air. Berat orang yang digendong tersebut mengalami gaya tarik bumi yang
besarnya tetap, tetapi zat cair memberikan gaya yang arahnya ke atas pada benda
yang berada di dalam air sehingga seolah-olah berat benda berkurang, hal ini
merupakan pengaruh hukum Archimedes. Penerapan Hukum Archimedes yang
lain yaitu pada kapal laut, galangan kapal, hidrometer, kapal selam, dan balon
udara.
Dari pernyataan diatas kita mengetahui bahwa mempelajari massa jenis
dan specific gravity zat sangat penting maka perlu dilakukan praktikum supaya
menambah pengetahuan praktikan dan pembaca. Praktikum menentukan massa
jenis zat cair dilakukan dengan menimbang suatu zat padat. Penimbangan
dilakukan di udara, di dalam air, dan di dalam zat cair lain seperti minyak,
gliserin, dan oli. Penimbangan tersebut dilakukan hingga tiga kali. Praktikum
menentukan berat jenis zat padat dilakukan dengan dua perlakuan. Perlakuan
pertama dilakukan apabila berat jenis zat padat lebih besar dari pada berat jenis air.
Zat padat ditimbang di udara dan di dalam air diulangi hingga tiga kali. Perlakuan
tersebut dilakukan pada logam dan kuningan. Perlakuan kedua dilakukan apabila
berat jenis zat padat lebih kecil dari pada berat jenis air. Perlakuan kedua
dilakukan dengan penimbangan pada pembenam juga. Pembenan yang
digunakan adalah logam,
sedangkan bendanya adalah kayu(balok). Prinsip massa jenis dapat diterapkan di
bidang transportasi seperti pada kapal selam. Massa jenis kapal selam ketika
terapung lebih kecil dari air laut dan sewaktu tenggelam massa jenis kapal selam
lebih besar dari pada air laut. Lambung kapal sebelah dalam dan luar terdapat
tangki pemberat yang berisi air dan udara. Air laut yang dipompa masuk ke dalam
tangki pemberat akan menyebabkan massa jenis kapal selam lebih besar dan
begitupula sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan pada praktikum massa jenis dan
specific gravity zat kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menentukan massa jenis zat cair (𝜌zc) dengan
menggunakan hukum Archimedes?
2. Bagaimana cara menentukan specific gravity (SG) zat padat dengan
menggunakan hukum Archimedes?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum massa jenis dan specific gravity zat kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Praktikan mampu mengetahui cara menentukan massa jenis zat cair (𝜌zc)
dengan menggunakan hukum Archimedes.
2. Praktikan mampu mengetahui cara menentukan specific gravity (SG) zat
padat dengan menggunakan hukum Archimedes.
1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan hasil praktikum massa jenis dan specific gravity zat
ini adalah dapat membantu praktikan dan pembaca dalam menyelesaikan masalah
didalam kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan prinsip massa jenis dan
specific gravity zat. Pembaca mengetahui cara menentukan menentukan massa
jenis zat cair (𝜌zc) dengan menggunakan hukum Archimedes. Pembaca
mengetahui cara menentukan specific gravity (SG) zat padat dengan
menggunakan hukum Archimedes. Pembaca mampu menguasai materi massa
jenis dan specific gravity zat. Serta diharapkan laporan ini bisa menyumbang bagi
kemajuan ilmu pengetahuan.
BAB 2. TINJAUAN PUATAKA

2.1 Sejarah
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani kuno adalah sosok
penemu cara menghitung volume benda yang tidak memiliki bentuk baku.
Penemuannya terjadi ketika mandi di dalam bak yang kemudian airnya tumpah.
Archimedes menyimpulkan bahwa tumpahan air terjadi karena adanya gaya apung
dari zat cair. Tumpahan air tersebut ternyata sebanding dengan besar tubuhnya,
sehingga disimpulkan bahwa gaya apung yang terjadi karena adanya tekanan pada
tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida (Halliday &
Resnick,1978).
Archimedes diperintahkan oleh Raja Hieron untuk membuktikan
kemurnian mahkota emas miliknya. Pada saat itu belum ada teknologi untuk
membuktikan kemurnian emas. Ketika ia mandi dan menumpahkan air bak itulah
ia kemudian menemukan cara memecahkan masalah mahkota emas tersebut.
Archimedes menemukan bahwa setiap benda memiliki massa jenis yang berbeda.
Archimedes membandingkan berat emas murni yang sama dengan mahkota raja
tersebut dan memassukkannya ke dalam air. Dari situ ditemukan bahwa mahkota
raja tidak sepenuhnya terbuat dari emas murni. Hukum Archimedes yaitu jika
suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair maka benda tersebut akan mendapat
tekanan ke atas yang sama besarnya dengan berat zat cair yang terdesak oleh
benda tersebut (Edison, 2021).
2.2 Definisi
Pada teori Archimedes dijelaskan bahwa benda-benda yang dimassukkan
ke dalam fluida mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar
fluida. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gaya lain yang bekerja terhadap
benda yang melawan gaya berat benda, yaitu gaya apung. Gaya apung adalah
keadaan dimana ketika suatu benda dicelupkan sebagian maupun seluruhnya ke
dalam fluida (cair atau gas), makak fluida akan memberikan gaya ke atas pada
benda itu yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Gaya ke atas
inilah yang disebut gaya apung (Edison, 2021).
Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume. Cara
mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbag berat zat cair tersebut
dan membaginya dengan volume zat cair yang terukur. Pengukuran massa jenis
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara langsung maupun tidak
langsung. Biasanya cara yang digunakan adalah dengan mengukur berat benda
terlebih dahulu dan mencari tahu volume bendanya, kemudian ditentukan massa
jenisnya (Prawira & Rouf, 2018).
Massa jenis merupakan hasil pengukuran dari massa setiap satuan volume
suatu benda. Massa jenis suatu benda berbanding lurus dengan massanya dan
berbanding terbalik dengan volume, sehingga semakin besar massa benda, massa
jenisnya juga akan semakin besar dan semakin besar massa jenis benda
volumenya akan semakin kecil. Suatu benda akan terassa lebih ringan ketika di
dalam air daripada ketika di udara dikarenakan benda tersebut mengalami gaya
tarik bumi/gravitasi yang besarnya tetap, sedangkan zat cair memberikan gaya
apung yang membuat benda terasa lebih ringan. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-
menarik yang terjadi antara semua partikel yang memiliki massa. Contohnya,
bumi yang memiliki massa sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat
besar untuk menarik benda-benda di seitarnya. Gravitasi merupakan sifat
percepatan pada bumi yang menghassilkan benda jatuh secara bebas. Gravitasi di
setiap tempat tentu berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya kepadatan atau
kerapatan massa bumi di setiap tempat yang juga berbeda-beda. Daratan memiliki
kerapatan massa yang lebih tinggi dibandingkan daerah lautan, sehingga
percepatan gravitasi di daerah daratan lebih kecil daripada di daerah lautan
(Artawan, 2013).
Konsep gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua buah massa, dua
buah objek atau dua buah partikel. Gaya gravitasi terjadi antar obyek sehingga
merupakan kekuatan tarik antara semua benda yang ada. Metode gravitasi adalah
metode geofisika berdasar pada hukum gravitasi Newton atau hukum gaya tarik
antar partikel (Telford, 1999 ; Blakely, 1995).
2.3 Formula
Massa jenis zat dapat dihitung dengan cara membandingkan massa zat
dengan volume zat

Keterangan:
ρ = massa jenis
m = massa zat/benda
v = volume
Wu = menimbang benda di udara
Wze = berat suatu benda dalam zat
cair Wair = benda berat di dalam air
g = percepatan gravitasi bumi
SGzp = Specific Gravity
W = berat zat padat di udara
Ws = berat zat padat dalam
air
W₁ = berat padatan di udara dan pembenam
W₂ = berat padatan dalam air dan
pembenam
2.4 Literatur
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
daripada di udara. Hal itu disebabkan karena di dalam air, benda mendapat gaya
ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya
(Kondo, 1982).
Konsep massa jenis sering digunakan untuk menentukan jenis suatu zat.
Massa jenis zat dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda)
dengan volumenya. Adapun rumus menentukan massa jenis zat adalah sebagai
berikut :
𝑚
𝜌=
𝑣 …….. (2.1)
Dengan, 𝜌 = Massa jenis
m = Massa benda
v = Voulme benda (Halliday, 1991)
Keadaan benda dalam air berdasarkan massa jenisnya yaitu
1. Terapung yaitu suatu benda yang ada di dalam air harus mempunyai massa
jenis yang lebih kecil dari massa jenis air. Pada saat benda diletakkan
didalam suatu cairan, benda akan bergerak keatas, sehingga gaya keatas
lebih besar daripada gaya berat (Fa> W) (Kanginan, 2002).
2. Melayang yaitu suatu benda yang ada didalam air harus mempunyai massa
jenis yang sama dengan massa jenis air. Pada saat benda diletakkan didalam
suatu cairan, benda tidak akan bergerak keatas ataupun kebawah, sehingga
gaya keatas sama dengan gaya ke bawah (Fa = W) (Soedojo,1999).
3. Tenggelam yaitu suatu benda yang ada di dalam air mempunyai massa jenis
yang lebih besar daripada massa jenis air. Pada saat benda di letakkan dalam
suatu cairan, benda akan bergerak kebawah sampai menyentuh dasar wadah.
Sehingga gaya keatas lebih besar dari gaya berat (Fa < W) (Sears, 1985).
Berat jenis pada sebuah benda dapat dirtikan sebagai gaya yang bekerja
pada benda tersebut karena pengaruh faktor gravitasi bumi dan gaya massa
benda (Bredthaur, 1993).
Berat jenis didefinisikan sebagai massa benda persatuan volume benda
tersebut. Persamaan dari berat jenis dapat ditulis sebagai berikut :
𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 = (Kondo, 1982).
𝑣

Satuan berat jenis adalah Kg/dm3 atau g/mL.berat jenis mempunyai harga
konstan pada temperatur tertentu dan tidak bergantung pada jumlah bahan.
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat
jenis.Diantaranya yaitu aerometer, piknometer, dan neraca whestpel
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan dihunakan pada percobaan ini yaitu:
1. Timbangan/Triple Balance 1 buah
Timbanga atau Triple Balance berfungsi untuk mengukur massa benda
yang akan digunakan.
2. Zat padat 1 buah
Zat padat berfungsi sebagai bahan percobaan.
3. Zat cair (aquadest, minyak goreng, gliserin) 1 buah
Zat cair berfungsi sebagai bahan percobaan.
4. Tabung gelas ukur 1 buah
Tabung gelas ukur berfungsi meletakkan bahan-bahan percobaan.
5. Jangka sorong 1 buah
Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter/ketebalan benda yang
akan digunakan.
3.2 Desain Eksperimen

Gambar 3.1 Pengukuran massa benda M di udara, di dalam aquades


dan di dalam zat cair
(Sumber : Tim Praktikum Fisika Dasar, 2021)
Gambar 3.2 Pengukuran massa benda di udara, massa pembenam di
aquades dan massa pembenam+benda di dalam aquades
(Sumber : Tim Praktikum Fisika Dasar, 2021)

3.2.1 Variabel Eksperimen


Terdapat 3 variabel yang digunakan pada praktikum ini, yaitu variabel
bebas, variable terikat, dan yariabel kontrol Variabel bebas dalam percobaan
kali ini yaitu minyak goreng, gliserin, aquades, kayu, tembaga, kuningan dan
lmunium. variabel terikatnya yaitu timbangan/ neraca, jangka sorong dan gelas
ukur, variabel kontrolnya yaitu data yang dihasilkan.
3.2.2 Prosedur Eksperimen
3.2.2.1
Menentukan Massa Jenis Zat Cair (zc)
1) Disetting percobaan seperti pada gambar 3.1.
2) Ditimbang benda M di udara pada gambar 3.1a.
3) Ditimbang benda M di dalam air (aquadest) pada gambar 3.1b.
4) Ditimbang benda M di dalam minyak goreng pada gambar 3.1c.
5) Diulangi langkah 2-4 selama 3 kali.
6) Diulangi langkah 2-4 untuk zat padat yang berbeda.
3.2.2.2
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air
1) Disetting percobaan seperti pada gambar 3.1.
2) Ditimbang zat padat di udara (w) seperti pada gambar 3.1a.
3) Ditimbang zat padat di dalam air (wzp) seperti pada gambar 3.1b.
4) Diulangi lagkah 2-3 selama 3 kali.
5) Diulangi langkah 2-4 untuk zat padat yang berbeda.
3.2.2.3
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
1) Disetiing percobaan seperti pada gambar 3.2.
2) Ditimbang zat padat di udara (w) seperti pada gambar 3.2a.
3) Ditimbang ‘pembenam’ di dalam air (wp) seperti pada gambar 3.2b.
4) Ditimbang zat padat dan ‘pembenam’ di dalam air (w2) seperti pada
gambar 3.2c.
5) Dilakukan langkah 2-5 selama 3 kali.
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Ralat
3.3.2 Tabel Analisis Data
3.3.2.1
Menentukan Massa Jenis Zat Cair (zc)

Nama zat Wu Wair Wzc Vbalok =


𝑊𝑢−𝑊𝑎𝑖𝑟
Pzc =
𝑊𝑢−𝑊𝑧𝑐
𝑃𝑎𝑖𝑟.𝑔 𝑉𝑔 (Pzc-Pzc)2 ∆𝜌zc
cair (N) (N) (N) (m )
3
(kg/m ) 3

21,80 13,70 14,50 0,000826 0,901 0,0018264


Minyak 21,85 13,80 14,46 0,000821 0,91 0,1122248 0,33
goreng 21,80 13,80 14,40 0,000816 0,925 0,1133470 59
∑=
Pzc = 0,91474
0,2257545
22,00 13,70 11,60 0,000846 1,253 1,8673E-05
21,84 13,70 11,57 0,000830 1,261 1,5918131 1,25
Gliserin
21,86 13,66 11,55 0,000836 1,257 1,580846 94
∑=
Pzc =1,2573
3,1726780

3.3.2.2
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air

W (di 𝑊
Nama zat SGzp =
Ws
𝑊−𝑊𝑠
udara) (SGzp – SGzp) 2 ∆𝑆𝐺zp
cair (g) (m )
3
(N)

21,8 13,65 2,674 0,000001


Alumunium 21,85 13,66 2,667 0,000036 0,0055
21,8 13,66 2,678 0,000025

SGzp = 2,673 ∑ =0,00062

67 59,1 8,481 0,002704


Kuningan 67,05 59,13 8,465 0,056376 0,2566
67,08 59,04 8,343 0,007396
SGzp = ∑ =0,066476
8,429

3.3.2.3
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
W W2=(mk SGzp
Bahan W
(di +mp W1=W+ = (SGzp – ∆𝑆𝐺zp
Pemben p
Wp SGzp) 2
udar 𝑊
(g )g
am 𝑊1−
a) ) (g) 𝑊2

(g)
4,55 13,61 0,10 18,16 0,251 5,29 x 10-7
Alumunium 4,47 13,63 0,10 18,1 0,248 1,6 x 10-7 0,0023
3 6
4,45 13,63 0,10 18,08 0,247 28,9 x 10-7
SGzp=0,
∑ = 83,4 x
24 10-7
87
4,40 59,10 55,1 63,5 0,541 25,6 x 10-5
0
Kuningan 0,0034
4,39 59,15 55,0 63,54 0,517 6,4 x 10-5
5 7
4,38 59,15 55,0 63,53 0,518 4,9 x 10-5
9
SGzp=0,
∑ = 12,3 x
525 10-5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum massa jenis dan specific gravity zat
kali ini adalah sebagai berikut:
4.1.1
Tabel Hasil Menentukan Massa Jenis Zat Cair (zc)
Bahan zc ±Δzc
Minyak goreng 0,91474±0,3359
Gliserin 1,2573±1,2594

4.1.2
Tabel Hasil Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam
dalam air
Bahan SGzp ±Δ SGzp
Alumunium 2,673±0,0055
Kuningan 8,429±0,2566

4.1.3
Tabel Hasil Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
Bahan SGzp ±Δ SGzp
Alumunium 0,2487±0,00236
Kuningan 0,525±0,00347

4.2 Pembahasan
Pada praktikum massa jenis dan specific gravity zat kali ini, dilakukan
percobaan yang menunjukkan bahwa massa benda di udara akan menjadi lebih
berat daripada di dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya gravitasi bumi yang
mengakibatkan tidak ada gaya apapun di udara, sehingga benda dapat naik dan
turun. Zat cair merupakan salah satu jenis fluida. Pengukuran massa jenis fluida
dapat dilakukan dengan mengukur massa dan volume fluida kemudian
membandingkan keduanya. Pada percobaan kedua aquadest berperan sebagai
fluida tetap yang massa jenisnya telah diketahui. Berdasarkan hasil percobaan
massa jenis
zat cair yang dilakukan, diperoleh bahwa massa jenis minyak goreng lebih kecil
daripada massa jenis gliserin. Hal ini disebabkan oleh perbedaan massa dan
volume dari semua bahan yang digunakan, sehingga massa jenis bahan-bahan
tersebut juga berbedabeda. Perbedaan juga dapat terjadi karena berat benda pada
fluida mengalami dua gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya apung, sedangkan berat
benda pada udara hanya mengalami gaya gravitasi saja. Pada percobaan ini juga
digunakan logam sebagai pembenam. Pembenam berfungsi untuk membantu
benda lain yang berat jenisnya lebih kecil agar dapat terbenam dengan sempurna
di dalam air. Untuk itu, cara menentukan massa jenisnya dapat dilakukan dengan
menimbang massa benda dan pembenam, kemudian dikurangkan dengan massa
pembenamnya. Pada percobaan spesific gravity zat diperoleh bahwa gravitasi
tetap yang dimiliki oleh kuningan lebih besar daripada alumunium. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbadaan berat jenis pada masing-masing benda,
sehingga gravitasi yang dimiliki benda-benda tersebut juga berbeda-beda. Specific
gravity merupakan kepadatan relatif terhadap kepadatan dari bahan referensi,
sehingga apabila suatu benda memiliki berat jenis lebih dari 1, benda tersebut
akan tenggelam, begitu juga jika berat jenis yang dimiliki suatu benda kurang dari
1, maka benda tersebut akan terapung. Ketika massa jenis suatu benda padat lebih
besar dari massa jenis cairan, maka benda tersebut akan tenggelam, begitu juga
sebaliknya.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum massa jenis dan specific
gravity zat kali ini adalah sebagai berikut.
1. Cara menentukan massa jenis zat cair (𝜌zc) dengan menggunakan
hukum Archimedes yaitu dengan menggunakan rumus Pzc = Wu - Wzc Vg .
2. Cara menentukan specific gravity (SG) zat padat dengan menggunakan
hukum Archimedes yaitu dengan menggunakan rumus SGzp = W W1-W2 .
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus memahami seluruh
langkah kerja dan teori pada modul Massa jenis dan spesific gravity zat agar hasil
dari praktikum dapat lebih valid atau mendekati kebenaran dan harus dilakukan
dengan serius agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan. Praktikan
juga sebaiknya menguasai cara menentukan hasil akhir pada percobaan tersebut.
Jika terjadi hal yang tidak diketahui oleh pratikan atau praktikan mengalami
kesulitan sebaiknya bertanya kepada asisten.
DAFTAR PUSTAKA

Artawan, P. 2013. Analisis Variatif Gravitasi Bumi di Berbagai Koordinat dengan


Ayunan Sederhana. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III. 396-399.
Blakely, R. J. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.
Cambridge University Press. USA.
Edison. 2021. Perancangan Sepeda Air Untuk Kendaraan Wisata Alam Lembah
Harau. Rang Teknik Jounal. 4(2):339-347.
Halliday, R. 1991. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kanginan,M.20020Fisika.Jakarta:Grafinda.
Kondo.1982. The New Book of Popular Science. New York: Groiler Int. Inc.
Prawira, N. B. & Rouf, A. 2018. Perancangan Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair
Menggunakan Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik. IJEIS. 8(2):143-
154. Searss,F.W dan
M.W.Zeamansky.1981.Fisika Untuk Universitas Jilid
1. Bandung:Bina Cipta.
Soedojopeter.1999.Fisika Dasar.Yogyakarta:Penerbit Andi.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press
Cambridge.
Tim Penyusun. 2021. Modul Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA
Universitas Jember.
LAMPIRAN

A.
Menentukan Massa Jenis Zat Cair (zc)
Nama zat Wu (N) Wair Wzc (N)Vbalok = Pzc =
𝑊𝑢−𝑊𝑧𝑐
cair (N) 𝑊𝑢−𝑊𝑎𝑖𝑟 (Pzc-Pzc)2 ∆𝜌zc
𝑉𝑔
𝑃𝑎𝑖𝑟.𝑔
(kg/m3)
(m3)
Minyak 21,80 13,70 14,50 0,000826 0,901 0,0018264 0,33
goreng 21,85 13,80 14,46 0,000821 0,91 0,1122248 59
21,80 13,80 14,40 0,000816 0,925 0,1133470
∑=
0,2257545
Pzc = 0,91474
22,00 13,70 11,60 0,000846 1,253 1,8673E-05 1,25
Gliserin 21,84 13,70 11,57 0,000830 1,261 1,5918131 94
21,86 13,66 11,55 0,000836 1,257 1,580846
∑=
3,1726780
Pzc =1,2573

B.
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air
W (di SGzp = 𝑊
Nama zat cair udara) Ws (g) 𝑊−𝑊𝑠 (SGzp – SGzp) 2 ∆𝑆𝐺zp
(N) (m3)

21,8 13,65 2,674 0,000001


Alumunium 21,85 13,66 2,667 0,000036 0,0055
21,8 13,66 2,678 0,000025

∑ =0,00062
SGzp = 2,673
67 59,1 8,481 0,002704
Kuningan 67,05 59,13 8,465 0,056376 0,2566
67,08 59,04 8,343 0,007396
SGzp = 8,429 ∑ =0,066476

C.
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
W (di W2=(mk SGzp =
Bahan udara) (g) Wp +mp)g (g)W1=W+Wp 𝑊 (SGzp – SGzp)∆𝑆𝐺zp
(g)
Pembenam 2
𝑊1−𝑊2
4,55 13,61 0,10 18,16 0,251 5,29 x 10-7
Alumunium 4,47 13,63 0,10 18,1 0,2483 1,6 x 10-7 0,00236
4,45 13,63 0,10 18,08 0,247 28,9 x 10-7

∑ = 83,4 x 10-7
SGzp=0,24
87
4,40 59,10 55,10 63,5 0,541 25,6 x 10-5
Kuningan 4,39 59,15 55,05 63,54 0,517 6,4 x 10-5 0,00347
4,38 59,15 55,09 63,53 0,518 4,9 x 10-5

∑ = 12,3 x 10-5
SGzp=0,52
5

You might also like