Professional Documents
Culture Documents
SEMESTER GANJIL
2.1 Sejarah
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani kuno adalah sosok
penemu cara menghitung volume benda yang tidak memiliki bentuk baku.
Penemuannya terjadi ketika mandi di dalam bak yang kemudian airnya tumpah.
Archimedes menyimpulkan bahwa tumpahan air terjadi karena adanya gaya apung
dari zat cair. Tumpahan air tersebut ternyata sebanding dengan besar tubuhnya,
sehingga disimpulkan bahwa gaya apung yang terjadi karena adanya tekanan pada
tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida (Halliday &
Resnick,1978).
Archimedes diperintahkan oleh Raja Hieron untuk membuktikan
kemurnian mahkota emas miliknya. Pada saat itu belum ada teknologi untuk
membuktikan kemurnian emas. Ketika ia mandi dan menumpahkan air bak itulah
ia kemudian menemukan cara memecahkan masalah mahkota emas tersebut.
Archimedes menemukan bahwa setiap benda memiliki massa jenis yang berbeda.
Archimedes membandingkan berat emas murni yang sama dengan mahkota raja
tersebut dan memassukkannya ke dalam air. Dari situ ditemukan bahwa mahkota
raja tidak sepenuhnya terbuat dari emas murni. Hukum Archimedes yaitu jika
suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair maka benda tersebut akan mendapat
tekanan ke atas yang sama besarnya dengan berat zat cair yang terdesak oleh
benda tersebut (Edison, 2021).
2.2 Definisi
Pada teori Archimedes dijelaskan bahwa benda-benda yang dimassukkan
ke dalam fluida mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar
fluida. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gaya lain yang bekerja terhadap
benda yang melawan gaya berat benda, yaitu gaya apung. Gaya apung adalah
keadaan dimana ketika suatu benda dicelupkan sebagian maupun seluruhnya ke
dalam fluida (cair atau gas), makak fluida akan memberikan gaya ke atas pada
benda itu yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Gaya ke atas
inilah yang disebut gaya apung (Edison, 2021).
Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume. Cara
mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbag berat zat cair tersebut
dan membaginya dengan volume zat cair yang terukur. Pengukuran massa jenis
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara langsung maupun tidak
langsung. Biasanya cara yang digunakan adalah dengan mengukur berat benda
terlebih dahulu dan mencari tahu volume bendanya, kemudian ditentukan massa
jenisnya (Prawira & Rouf, 2018).
Massa jenis merupakan hasil pengukuran dari massa setiap satuan volume
suatu benda. Massa jenis suatu benda berbanding lurus dengan massanya dan
berbanding terbalik dengan volume, sehingga semakin besar massa benda, massa
jenisnya juga akan semakin besar dan semakin besar massa jenis benda
volumenya akan semakin kecil. Suatu benda akan terassa lebih ringan ketika di
dalam air daripada ketika di udara dikarenakan benda tersebut mengalami gaya
tarik bumi/gravitasi yang besarnya tetap, sedangkan zat cair memberikan gaya
apung yang membuat benda terasa lebih ringan. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-
menarik yang terjadi antara semua partikel yang memiliki massa. Contohnya,
bumi yang memiliki massa sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat
besar untuk menarik benda-benda di seitarnya. Gravitasi merupakan sifat
percepatan pada bumi yang menghassilkan benda jatuh secara bebas. Gravitasi di
setiap tempat tentu berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya kepadatan atau
kerapatan massa bumi di setiap tempat yang juga berbeda-beda. Daratan memiliki
kerapatan massa yang lebih tinggi dibandingkan daerah lautan, sehingga
percepatan gravitasi di daerah daratan lebih kecil daripada di daerah lautan
(Artawan, 2013).
Konsep gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua buah massa, dua
buah objek atau dua buah partikel. Gaya gravitasi terjadi antar obyek sehingga
merupakan kekuatan tarik antara semua benda yang ada. Metode gravitasi adalah
metode geofisika berdasar pada hukum gravitasi Newton atau hukum gaya tarik
antar partikel (Telford, 1999 ; Blakely, 1995).
2.3 Formula
Massa jenis zat dapat dihitung dengan cara membandingkan massa zat
dengan volume zat
Keterangan:
ρ = massa jenis
m = massa zat/benda
v = volume
Wu = menimbang benda di udara
Wze = berat suatu benda dalam zat
cair Wair = benda berat di dalam air
g = percepatan gravitasi bumi
SGzp = Specific Gravity
W = berat zat padat di udara
Ws = berat zat padat dalam
air
W₁ = berat padatan di udara dan pembenam
W₂ = berat padatan dalam air dan
pembenam
2.4 Literatur
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air
daripada di udara. Hal itu disebabkan karena di dalam air, benda mendapat gaya
ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya
(Kondo, 1982).
Konsep massa jenis sering digunakan untuk menentukan jenis suatu zat.
Massa jenis zat dapat dihitung dengan membandingkan massa zat (benda)
dengan volumenya. Adapun rumus menentukan massa jenis zat adalah sebagai
berikut :
𝑚
𝜌=
𝑣 …….. (2.1)
Dengan, 𝜌 = Massa jenis
m = Massa benda
v = Voulme benda (Halliday, 1991)
Keadaan benda dalam air berdasarkan massa jenisnya yaitu
1. Terapung yaitu suatu benda yang ada di dalam air harus mempunyai massa
jenis yang lebih kecil dari massa jenis air. Pada saat benda diletakkan
didalam suatu cairan, benda akan bergerak keatas, sehingga gaya keatas
lebih besar daripada gaya berat (Fa> W) (Kanginan, 2002).
2. Melayang yaitu suatu benda yang ada didalam air harus mempunyai massa
jenis yang sama dengan massa jenis air. Pada saat benda diletakkan didalam
suatu cairan, benda tidak akan bergerak keatas ataupun kebawah, sehingga
gaya keatas sama dengan gaya ke bawah (Fa = W) (Soedojo,1999).
3. Tenggelam yaitu suatu benda yang ada di dalam air mempunyai massa jenis
yang lebih besar daripada massa jenis air. Pada saat benda di letakkan dalam
suatu cairan, benda akan bergerak kebawah sampai menyentuh dasar wadah.
Sehingga gaya keatas lebih besar dari gaya berat (Fa < W) (Sears, 1985).
Berat jenis pada sebuah benda dapat dirtikan sebagai gaya yang bekerja
pada benda tersebut karena pengaruh faktor gravitasi bumi dan gaya massa
benda (Bredthaur, 1993).
Berat jenis didefinisikan sebagai massa benda persatuan volume benda
tersebut. Persamaan dari berat jenis dapat ditulis sebagai berikut :
𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 = (Kondo, 1982).
𝑣
Satuan berat jenis adalah Kg/dm3 atau g/mL.berat jenis mempunyai harga
konstan pada temperatur tertentu dan tidak bergantung pada jumlah bahan.
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat
jenis.Diantaranya yaitu aerometer, piknometer, dan neraca whestpel
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.3.2.2
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air
W (di 𝑊
Nama zat SGzp =
Ws
𝑊−𝑊𝑠
udara) (SGzp – SGzp) 2 ∆𝑆𝐺zp
cair (g) (m )
3
(N)
3.3.2.3
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
W W2=(mk SGzp
Bahan W
(di +mp W1=W+ = (SGzp – ∆𝑆𝐺zp
Pemben p
Wp SGzp) 2
udar 𝑊
(g )g
am 𝑊1−
a) ) (g) 𝑊2
(g)
4,55 13,61 0,10 18,16 0,251 5,29 x 10-7
Alumunium 4,47 13,63 0,10 18,1 0,248 1,6 x 10-7 0,0023
3 6
4,45 13,63 0,10 18,08 0,247 28,9 x 10-7
SGzp=0,
∑ = 83,4 x
24 10-7
87
4,40 59,10 55,1 63,5 0,541 25,6 x 10-5
0
Kuningan 0,0034
4,39 59,15 55,0 63,54 0,517 6,4 x 10-5
5 7
4,38 59,15 55,0 63,53 0,518 4,9 x 10-5
9
SGzp=0,
∑ = 12,3 x
525 10-5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum massa jenis dan specific gravity zat
kali ini adalah sebagai berikut:
4.1.1
Tabel Hasil Menentukan Massa Jenis Zat Cair (zc)
Bahan zc ±Δzc
Minyak goreng 0,91474±0,3359
Gliserin 1,2573±1,2594
4.1.2
Tabel Hasil Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam
dalam air
Bahan SGzp ±Δ SGzp
Alumunium 2,673±0,0055
Kuningan 8,429±0,2566
4.1.3
Tabel Hasil Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
Bahan SGzp ±Δ SGzp
Alumunium 0,2487±0,00236
Kuningan 0,525±0,00347
4.2 Pembahasan
Pada praktikum massa jenis dan specific gravity zat kali ini, dilakukan
percobaan yang menunjukkan bahwa massa benda di udara akan menjadi lebih
berat daripada di dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya gravitasi bumi yang
mengakibatkan tidak ada gaya apapun di udara, sehingga benda dapat naik dan
turun. Zat cair merupakan salah satu jenis fluida. Pengukuran massa jenis fluida
dapat dilakukan dengan mengukur massa dan volume fluida kemudian
membandingkan keduanya. Pada percobaan kedua aquadest berperan sebagai
fluida tetap yang massa jenisnya telah diketahui. Berdasarkan hasil percobaan
massa jenis
zat cair yang dilakukan, diperoleh bahwa massa jenis minyak goreng lebih kecil
daripada massa jenis gliserin. Hal ini disebabkan oleh perbedaan massa dan
volume dari semua bahan yang digunakan, sehingga massa jenis bahan-bahan
tersebut juga berbedabeda. Perbedaan juga dapat terjadi karena berat benda pada
fluida mengalami dua gaya yaitu gaya gravitasi dan gaya apung, sedangkan berat
benda pada udara hanya mengalami gaya gravitasi saja. Pada percobaan ini juga
digunakan logam sebagai pembenam. Pembenam berfungsi untuk membantu
benda lain yang berat jenisnya lebih kecil agar dapat terbenam dengan sempurna
di dalam air. Untuk itu, cara menentukan massa jenisnya dapat dilakukan dengan
menimbang massa benda dan pembenam, kemudian dikurangkan dengan massa
pembenamnya. Pada percobaan spesific gravity zat diperoleh bahwa gravitasi
tetap yang dimiliki oleh kuningan lebih besar daripada alumunium. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbadaan berat jenis pada masing-masing benda,
sehingga gravitasi yang dimiliki benda-benda tersebut juga berbeda-beda. Specific
gravity merupakan kepadatan relatif terhadap kepadatan dari bahan referensi,
sehingga apabila suatu benda memiliki berat jenis lebih dari 1, benda tersebut
akan tenggelam, begitu juga jika berat jenis yang dimiliki suatu benda kurang dari
1, maka benda tersebut akan terapung. Ketika massa jenis suatu benda padat lebih
besar dari massa jenis cairan, maka benda tersebut akan tenggelam, begitu juga
sebaliknya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum massa jenis dan specific
gravity zat kali ini adalah sebagai berikut.
1. Cara menentukan massa jenis zat cair (𝜌zc) dengan menggunakan
hukum Archimedes yaitu dengan menggunakan rumus Pzc = Wu - Wzc Vg .
2. Cara menentukan specific gravity (SG) zat padat dengan menggunakan
hukum Archimedes yaitu dengan menggunakan rumus SGzp = W W1-W2 .
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum, praktikan harus memahami seluruh
langkah kerja dan teori pada modul Massa jenis dan spesific gravity zat agar hasil
dari praktikum dapat lebih valid atau mendekati kebenaran dan harus dilakukan
dengan serius agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan. Praktikan
juga sebaiknya menguasai cara menentukan hasil akhir pada percobaan tersebut.
Jika terjadi hal yang tidak diketahui oleh pratikan atau praktikan mengalami
kesulitan sebaiknya bertanya kepada asisten.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Menentukan Massa Jenis Zat Cair (zc)
Nama zat Wu (N) Wair Wzc (N)Vbalok = Pzc =
𝑊𝑢−𝑊𝑧𝑐
cair (N) 𝑊𝑢−𝑊𝑎𝑖𝑟 (Pzc-Pzc)2 ∆𝜌zc
𝑉𝑔
𝑃𝑎𝑖𝑟.𝑔
(kg/m3)
(m3)
Minyak 21,80 13,70 14,50 0,000826 0,901 0,0018264 0,33
goreng 21,85 13,80 14,46 0,000821 0,91 0,1122248 59
21,80 13,80 14,40 0,000816 0,925 0,1133470
∑=
0,2257545
Pzc = 0,91474
22,00 13,70 11,60 0,000846 1,253 1,8673E-05 1,25
Gliserin 21,84 13,70 11,57 0,000830 1,261 1,5918131 94
21,86 13,66 11,55 0,000836 1,257 1,580846
∑=
3,1726780
Pzc =1,2573
B.
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air
W (di SGzp = 𝑊
Nama zat cair udara) Ws (g) 𝑊−𝑊𝑠 (SGzp – SGzp) 2 ∆𝑆𝐺zp
(N) (m3)
∑ =0,00062
SGzp = 2,673
67 59,1 8,481 0,002704
Kuningan 67,05 59,13 8,465 0,056376 0,2566
67,08 59,04 8,343 0,007396
SGzp = 8,429 ∑ =0,066476
C.
Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air
W (di W2=(mk SGzp =
Bahan udara) (g) Wp +mp)g (g)W1=W+Wp 𝑊 (SGzp – SGzp)∆𝑆𝐺zp
(g)
Pembenam 2
𝑊1−𝑊2
4,55 13,61 0,10 18,16 0,251 5,29 x 10-7
Alumunium 4,47 13,63 0,10 18,1 0,2483 1,6 x 10-7 0,00236
4,45 13,63 0,10 18,08 0,247 28,9 x 10-7
∑ = 83,4 x 10-7
SGzp=0,24
87
4,40 59,10 55,10 63,5 0,541 25,6 x 10-5
Kuningan 4,39 59,15 55,05 63,54 0,517 6,4 x 10-5 0,00347
4,38 59,15 55,09 63,53 0,518 4,9 x 10-5
∑ = 12,3 x 10-5
SGzp=0,52
5