You are on page 1of 14

PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI

PONDOK PESANTREN TARBIYAH ISLAMIYAH MALALO

Rosma Eka Putri


Operator SD Negeri 39 Batipuh
Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar
e-mail: rosmaekaputri2016@gmail.com

Abstract: The purpose of this research was see the Implementation of Learning Methods
Kitab Kuning at Islamic Boarding School Tarbiyah Islamiyah Malalo. This research was
was qualitative research and with the type of research is field research that is descriptive
qualitative. Data sources are principals, some ustadz / ustadzah, and some students of
VIII grade. Techniques of collection of data such as observation, interview, and
documentation. Analysis of data this is used to select data, classify data the content of the
analysis, and withdrawal conclusion. The results found that, the methods was used in the
implementation of Kitab Kuning learning with classical methods (combination of
conventional methods) which learning has done in tiered and classy. The material is
taught at Islamic boarding school Tarbiyah Islamiyah Malalo using kitab kuning with a
combination of bandongan methods (santri listening or following what has delivered by
ustadz), sorogan (ustadz listening / following what have santri), done to memorize
(method to remember their lessons), discussion (to solve the problem of the material has
being studied), qawa'id tarjamah (language proficiency ie writing, reading and
translation), qiyasiyah (in qiyaskan first then bringing in examples), and istiqra'iyah
(bringing the examples first followed by qawaid in general). The reason of the method is
applied in learning kitab kuning Islamic Boarding School Tarbiyah Islamiyah Malalo is
because it can make santri easy to understand the meaning learning kitab kuning.

Keywords: Method, Learning, Kitab Kuning, and Islamic Boarding School.

PENDAHULUAN tujuan utamanya. Sebagai lembaga


Penelitian ini berawal dari suatu pendidikan Islam, pesantren memiliki
realitas bahwa pesantren merupakan lima elemen penting yaitu pondok
suatu lembaga pendidikan non-formal tempat menginap santri, masjid, santri,
yang telah menjadi pusat pengajaran pengajaran kitab-kitab klasik (kitab
Islam. Pesantren merupakan lembaga kuning), dan Kyai (Abd. Muin M dkk,
pendidikan dengan bentuk khas 2007:17). Pendidikan di pondok
sebagai tempat dimana proses pesantren sangat identik dengan yang
pengembangan keilmuan, moral dan namanya pengajaran kitab kuning.
ketrampilan para santri menjadi Pengajaran kitab kuning adalah

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 189


pelajaran pokok pesantren yang dan ustadzah nya menguasai metode
tujuannya untuk mengembangkan dan materi pembelajarannya dengan
pengajaran agama Islam, karena kitab baik.
kuning pada umumnya dipahami Melihat kenyataan itulah peneliti
sebagai kitab keagamaan berbahasa tertarik meneliti di pondok pesantren
Arab, menggunakan aksara Arab yang Tarbiyah Islamiyah Malalo, yang
dihasilkan oleh para ulama dan dilakukan pada tingkat Madrasah
pemikir muslim di masa lampau Tsanawiyah Swasta (MtsS). Pada
khususnya yang berasal dari Timur tingkat MtsS ini kurikulum yang
Tengah, yang tujuannya untuk digunakan adalah kurikulum pondok
menambah dan memperdalam pesantren, dengan menerapkan
pemikiran bagi generasi yang akan kurikulum pondok pesantren ini
datang (Azyumardi Azra, 2002:111). diharapkan santri untuk bisa
Pelaksanaan metode pembelajaran di menguasai pembelajaran kitab
pondok pesantren merupakan hal kuningnya dengan maksimal, karena
yang selalu mengalami pada tingkat MtsS ini santri dan
perkembangan dan perubahan sesuai satriwati baru memasuki dan
dengan penemuan metode yang lebih mendalami pembelajaran kitab
efektif dan efisien untuk mengajarkan kuning tersebut. Oleh karena itu
masing-masing ilmu pengetahuan. ditetapkan kurikulumnya dengan
Dengan demikian, pembelajaran kurikulum pondok tersebut, agar
di pondok pesantren akan mereka bisa dengan mudah
berlangsung dengan baik apabila memahami pembelajaran kitab
ustadz dan ustadzah memahami kuningnya. Implikasi dari penerapan
berbagai metode atau cara bagaimana kurikulum pondok pesantren ini
materi kitab kuning itu harus adalah santri dan santriwati bisa
disampaikan pada santrinya, karena dengan fasiqh dan lancar dalam
metode pembelajaran jauh lebih pemahaman dasar tentang
penting dari pada materi pembelajaran kitab kuning tersebut.
pembelajarannya. Begitu pentingnya Pada saat ustadz/ustadzah
metode pembelajaran dalam proses mengajarkan kitab kepada santrinya,
belajar mengajar, maka proses ustadz/ustadzah memulai
pembelajaran tidak akan berhasil pembelajarannya dengan
dengan baik apabila ustadz dan membacakan tulisan yang ada di kitab
ustadzah tidak menguasai metode tersebut dan menjelaskan cara
pembelajarannya dengan baik, tetapi membaca kitabnya, setelah dibacakan
sebaliknya proses pembelajaran akan lalu dijelaskan maksud dari materi
berhasil dengan baik apabila ustadz kitab tersebut, setelah itu

190 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020


ustadz/ustadzah meminta santri untuk dikutip oleh Mujamil Qamar,
membacanya secara bersama-sama mendefenisikan pesantren sebagai
dan terkadang ada yang “suatu tempat yang tersedia untuk
diperintahkan untuk membacanya para santri dalam menerima pelajaran-
secara perorangan, dan terkadang pelajaran agama Islam sekaligus
ustadz/ustadzah adanya menuntut tempat berkumpul dan tempat
hafalan terhadap materi yang tinggalnya”. Dalam penelitian ini,
dipelajarinya. Berdasarkan realita Mujamil Qamar memberikan defenisi
tersebut maka penelitian ini dilakukan pesantren yang lebih singkat, yaitu
untuk melihat pelaksanaan metode “suatu tempat pendidikan dan
pembelajaran kitab kuning di pondok pengajaran yang menekankan
pesantren Tarbiyah Islamiyah Malalo. pelajaran agama Islam dan didukung
asrama sebagai tempat tinggal santri
KAJIAN TEORITIS yang bersifat permanent (Mujamil
Qamar, 2005:2). Nurcholish Madjid
Pondok Pesantren mengatakan tujuan pembinaan santri
Kata pondok pesantren terdiri pada pondok pesantren adalah
dari dua kata, “pondok” dan membentuk manusia yang memiliki
“pesantren”. Disinyalir akar kata kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam
pondok terambil dari bahasa Arab, merupakan nilai-nilai yang bersifat
“funduk” yang berarti hotel atau menyeluruh. Selain itu produk
asrama (Hasbullah, 1999:40). M. Arifin pesantren diharapkan memiliki
memberikan defenisi pondok kemampuan tinggi untuk
pesantren sebagai suatu lembaga mengadakan respons terhadap
pendidikan agama Islam yang tantangan-tantangan dan tuntutan-
tumbuh serta diakui masyarakat tuntutan hidup dalam konteks ruang
sekitar, dengan sistem asrama dan waktu (Nurcholish Madjid,
(komplek) di mana santri-santri 1997:6).
menerima pendidikan agama melalui Dengan demikian, pondok
sistem pengajian atau madrasah yang pesantren adalah suatu lembaga
sepenuhnya berada di bawah pendidikan Islam dengan menetap
kedaulatan dari Leadership seorang dalam asrama (pondok) dengan
atau beberapa orang kyai dengan ciri- seorang kyai sebagai tokoh utama dan
ciri khas yang bersifat kharismatik serta masjid sebagai pusat lembaga dan
independent dalam segala hal (Mujamil menampung peserta didik (santri),
Qamar, 2005:2). yang belajar untuk memperdalami
Lembaga Research Islam suatu ilmu agama Islam. Pondok
(pesantren luhur), sebagaimana pesantren tidak membedakan tingkat

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 191


sosial ekonomi orang tua peserta pengetahuan agama Islam seperti fiqih,
didik (santri), pendidikan orang tua ushul fiqih, tauhid, akhlak, tasawwuf,
peserta didik (santri), tetapi dengan tafsiral-Qur’an dan ulumul Qur’an, hadis
menekankan pentingnya moral agama dan ulumul hadis, dan sebagainya
sebagai pedoman perilaku peserta yang ditulis oleh ulama-ulama salaf
didik (santri) sehari-hari, serta dan digunakan sebagai bahan
menekankan pentingnya moral pengajaran utama di pondok
keagamaan tersebut dalam menjalani pesantren (Dawan Rahardjo, 1985:55-
kehidupan bermasyarakat. 56).
Dengan demikian, pengajaran
Pembelajaran Kitab Kuning kitab kuning merupakan bagian dari
Pemahaman tentang kitab pengajaran agama Islam, yang bahan
kuning menurut bebebrapa tokoh pengajarannya bersumber dari materi-
yang selalu aktif melakukan materi kitab yang disesuaikan dengan
penelitian untuk memberikan tingkat kemampuan kognitif seorang
kontribusi terhadap perkembangan siswa, dan berisikan penjelasan
Islam, khususnya dalam dunia tentang hubungan manusia dengan
pesantren, menjelaskan bahwa: (1) Allah SWT maupun hubungan
Menurut Masdar F. Mas’udi, kitab manusia dengan sesamanya dan
kuning adalah karya tulis Arab yang dengan alam sekitarnya. Dalam
ditulis oleh para sarjana Islam sekitar pembelajaran kitab kuning yang perlu
abad pertengahan, dan sering di sebut ditanamkan terlebih dahulu pada
juga dengan kitab kuno. (2) Menurut siswa adalah keimanan yang teguh,
Ali Yafie, kitab kuning adalah kitab- sebab dengan adanya keimanan yang
kitab yang dipergunakan oleh dunia teguh akan menghasilkan ketaatan
pesantren yang ditulis dengan huruf menjalankan kewajiban beragama.
Arab dengan bahasa Arab atau
Melayu, Jawa, Sunda, dan hurufnya Metode Pembelajaran Kitab Kuning
tidak diberi tanda baca (harakat, syakal) Metode secara etimologi berasal
(Ali Yafie, 1994:51). (3) Menurut dari kata bahasa Yunani yaitu
Martin Van Bruinessen, kitab kuning Methodos yang berasal dari kata meta
adalah kitab-kitab klasik yang ditulis dan hodos, kata meta berarti cara atau
berabad-abad yang lalu. Kitab ini melalui, sedangkan hodhos berarti
disebut di Indonesia sebagai kitab jalan. Sehingga metode berarti jalan
kuning. Sedangkan menurut yang harus dilalui, cara melakukan
pengertian istilah, kitab kuning sesuatu atau prosedur (Sunhaji:
adalah kitab atau buku berbahasa 2009:38). Metode pembelajaran
Arab yang membahas ilmu merupakan bagian dari strategi

192 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020


instruksional, metode pembelajran kesabaran, kajian, ketaatan dan
berfungsi sebagai cara untuk disiplin pribadi dari murid
menyajikan menguraikan, memberi (Zamakhsyari Dhofier, 2011:54)
contoh, dan memberi latihan kepada b. Metode Bandongan (Wetonan)
siswa untuk mencapai tujuan tertentu, Dalam sistem bandongan,
tetapi tidak setiap metode seorang santri tidak harus
pembelajaran sesuai digunakan untuk menunjukkan bahwa ia mengerti
mencapai tujuan pembelajaran pelajaran yang sedang dihadapi.
tertentu. (Martinis Yamin, 2007:145). para kyai biasanya membaca dan
Berdasarkan penjelasan di atas, menerjemahkan kalimat-kalimat
agar tercapainya tujuan pembelajaran secara cepat dan tidak
kitab kuning tersebut, maka ada menerjemahkan kata-kata yang
beberapa metode dari beberapa pakar mudah. Dengan cara ini, kyai dapat
yang bisa digunakan dalam menyelesaikan kitab-kitab pendek
pengajaran kitab kuning, yaitu: dalam beberapa minggu saja.
a. Metode Sorogan Sistem bandongan karena di
Sorogan berasal dari kata sorog maksudkan untuk santri-santri
(bahasa Jawa) yang berarti tingkat menengah dan tingkat
menyodorkan, sebab setiap santri tinggi, hanya efektif bagi santri-
menyodorkan kitabnya di hadapan santri yang telah mengikuti sistem
kyai, atau pembantunya (badal, sorogan secara intensif (Zamakhsyari
asisten kyai) (Departemen Agama RI, Dhofier, 2011:54).
2003:38). Sistem sorogan ini c. Metode Musyawarah / diskusi
termasuk belajar secara individual, Metode musyawarah atau
dimana seorang santri berhadapan dalam istilah lain Bahtsul Masail
dengan seorang guru, dan terjadi merupakan metode pembelajaran
interaksi saling mengenal di antara yang lebih mirip dengan metode
keduanya. Menurut Zamakhsyari diskusi atau seminar (Departemen
Dhofier, semua pesantren tentu Agama RI, 2003:43). Beberapa
memberikan sistem metode sorogan orang santri dengan jumlah tertentu
tetapi hanya diberikan kepada membentuk halaqah yang dipimpin
santri-santri yang baru yang masih langsung oleh kyai atau ustadz, atau
memerlukan bimbingan individual. mungkin juga santri senior, untuk
Metode sorogan dalam pengajian ini membahas atau mengkaji suatu
merupakan bagian yang paling persoalan yang telah ditentukan
sulit dari semua metode sebelumnya. Dalam pelaksanaanya,
pendidikan tradisional, sebab para santri dengan bebas
metode tersebut menuntut mengajukan pertanyaan-

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 193


pertanyaan atau pendapatnya. dengan model berjenjang seperti
Dengan demikian metode ini lebih Sekolah Dasar (Madrasah Diniyah
menitik beratkan pada kemampuan Ibtidaiyah), Sekolah Menengah
perseorangan di dalam Pertama (Madrasah Diniyah
menganalisis dan memecahkan Tsanawiyah), Sekolah Menengah
suatu persoalan dengan argumen Atas (Madrasah Diniyah Aliyah),
logika yang mengacu pada kitab- dan Perguruan Tinggi (Ma‟had
kitab tertentu. Musyawarah Ali).Akan tetapi materi yang
dilakukan juga untuk membahas diajarkan pada pesantren tetap
materi- materi tertentu dari sebuah menggunakan kitab kuning dengan
kitab yang dianggap rumit untuk perpaduan metode bandongan,
memahaminya (Zamakhsyari sorogan, hafalan, musyawarah dan
Dhofier, 2011:57). sebagainya (Departemen Agama RI,
d. Metode Qawā’id Tarjamah 2003:45).
Jenjang pengajaran Qawā’id f. Metode Hafalan (Tahfizh)
Tarjamah (tata bahasa) dalam Metode hafalan ialah kegiatan
pembelajaran ilmu nahwu belajar santri dengan cara
sebaiknya harus menghafal suatu teks tertentu di
mempertimbangkan kegunaannya bawah bimbingan dan pengawasan
dalam memahami kitab-kitab kyai/ ustadz (Departemen Agama RI,
berbahasa Arab. Pengajaran 2003:46). Para santri diberi tugas
Qawā’id Nahw misalnya harus untuk menghafal bacaan-bacaan
diawali dengan materi tentang dalam jangka waktu tertentu.
kalimat sempurna (jumlah mufidab), Hafalan yang dimiliki santri ini
namun rincian materi penyajian kemudian dihafalkan dihadapan
harus dengan cara mengajarkan kyai/ustadz secara periodik atau
tentang ism, fi’il, dan hurf. Demikian insidental tergantung kepada
pula dalam pola ajarnya juga harus petunjuk kyai / ustadz yang
mengkaitkannya dengan kebutuhan bersangkutan.
untuk memahami kitab-kitab g. Metode Qiyasiyah
berbahasa Arab (Abd.Mu’in dkk, Thariqah qiyasy adalah thariqoh
2011:162 (Jurnal Online). yang diadopsi dari thoriqoh
e. Metode Klasikal terdahulu yang meliputi tiga
Metode klasikal di pondok langkah pengaplikasiannya yaitu
pesantren merupakan penyesuaian guru mempermudah pembelajaran
dari perkembangan sekolah formal qawaid dengan menyebutkan
modern. Metode ini hanya qaidah-qaidah atau ta’rif dari unsur
mengambil sistem sekolah umum yang umum lalu ke yang khusus

194 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020


dengan mendatangkan sebagian kualitatif adalah suatu prosedur
contoh-contoh yang kemudian penelitian yang menghasilkan data-
dengan contoh itu siswa disuruh data yang bersifat deskriptif dalam
berlatih, untuk mengetahui sejauh bentuk kata-kata tertulis atau lisan
mana pemahaman siswa terhadap dari orang-orang dan perilaku yang
apa yang sudah dijelaskan dapat diamati (Lexi J. Moleong,
mengenai qawaid tersebut. Namun 2006:3). Jenis penelitian yang penulis
stressing dari metode ini adalah gunakan adalah penelitian lapangan
mendatangkan hal-hal (qaidah) atau field research yang bersifat
yang umum lalu kemudian dibawa deskriptif kualitatif. Sumber data
ke hal-hal yang sifatnya juz’iah yang di gunakan adalah sumber data
dengan memberi contoh langsung primer dan sumber data sekunder
dari qawaid yang dimaksudkan. (Sugiyono, 2008:225). Teknik
h. Metode Istiqra’iyah pengumpulan data dilakukan secara
Model istiqraiy ini kebalikan observasi, wawancara, dan
dari metode qiyasi. Metode ini dokumentasi. Analisis data penelitian
mengajarkan dari hal-hal yang menurut Miles dan Huberman
berbentuk juz’iyah ke bentuk yang (1992:16), yakni: (1)Reduksi data
lebih umum, maksudnya adalah (menyeleksi data yang akan di
pembelajaran tarakib analisis), (2) Mengelompokkan data
mendatangkan contoh-contohnya atas data observasi, wawancara, dan
terlebih dahulu kemudian diikuti dokumentasi, (3) Melakukan analisis
dengan qawaid pada umumnya isi (content) untuk data observasi,
seperti yang ada dalam kitab al- wawancara, dan dokumentasi, (4)
nahwu al-wadlifi, karena menurut Dilakukan pembahasan data dan
metode ini pembelajaran qawaid menginterpretasikan serta analisis
kurang mendapatkan hasil yang data. (5) Penarikan
maksimal kecuali dengan banyak kesimpulan/verifikasi terhadap
memberikan latihan kepada siswa semua data yang diperoleh selama
dari bab yang telah diberikan oleh penelitian. Sedangkan teknik menguji
guru. keabsahan datanya adalah triangulasi.
Triangulasi yang digunakan peneliti
METODE PENELITIAN adalah triangulasi Sumber, metode,
dan waktu (Lexi J. Moleong, 2006:330-
Penelitian ini dilaksanakan di
374).
Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah
Malalo. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Menurut
Sanafiah Faisal bahwa penelitian

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 195


HASIL PENELITIAN DAN gitu, intinya itu adalah metode
PEMBAHASAN qawaid tarjamah. Karena tidak ada
tuntutan dari sekolah untuk
1. Metode pembelajaran kitab kuning pembuatan silabus dan RPP maka
di Pondok Pesantren Tarbiyah
kami tidak ada membuatnya.”
Islamiyah Malalo
Berdasarkan temuan penelitian
Hasil wawancara dengan di atas, bahwa dalam pembelajaran
ustadzah R.S.W, Selasa tanggal 16 Mei kitab kuningnya ustadz dan
2017 di rumahnya, menyatakan ustadzahnya hanya sekedar saja
bahwa: “Mengenai metode mengetahui tentang metode
pembelajaran kitab kuning tahu pembelajaran kitab kuning. Ustadz /
sedikit, mungkin bisa dikatakan tidak ustadzah tidak ada membuat
banyak, akan tetapi untuk perencanaan pembelajaran secara
pembelajaran kitab kuning seperti tertulis (silabus dan RPP) untuk
nahwu sharaf ada beberapa metode panduan mengajarkan pembelajaran
yang insya Allah saya tahu. Tentang kitab kuning kepada santrinya, tapi
berbagai macam metode dalam walaupun demikian rancangan
pembelajaran kitab kuning saya baru metode untuk mengajarkan
mendengar adanya metode sorogan, pembelajaran kitab kuning kepada
bondongan, dan lainnya. Ada santri itu pasti ada walaupun hanya
menggunakan metode tapi tergantung rancangan tidak secara tertulis atau
kembali kepada apa materi rancangan yang ada dalam fikirannya
pembelajaran yang akan diajarkan. saja. Alasan ustadz dan ustadzah
Contohnya hari ini kita belajar tidak ada membuat rancangan
misalnya belajar ilmu sarfi misalnya pembelajaran secara tertulis adalah
itu tergantung kepada judulnya karena tidak adanya tuntutan untuk
seperti kalau pelajaran meng ilat atau pembuatan RPP tersebut dari pihak
yang lainnya, ya tergantung kembali Pondok Pesantren. Sedangkan metode
kepada materinya. Setelah kita yang biasa digunakan dalam
melihat materinya baru kita pelaksanaan pembelajaran kitab
memutuskan apa yang cocok metode kuning di pondok pesantren Tarbiyah
yang akan kita gunakan itupun kalau Islamiyah Malalo adalah metode
metodenya cocok untuk digunakan klasikal.
untuk materi tersebut, akan tetapi Dalam kapasitasnya sebagai
kalau tidak biasanya saya kembali pesantren salaf, pondok pesantren
kepada metode dasar yaitunya hendaknya tetap menyelenggarakan
membacakan, menterjemahkan pendidikan sebagai ciri khasnya yang
kemudian menjelaskan qawaidnya berorientasi pada materi keagamaan

196 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020


dengan kajian kitab-kitab kuning. kadang kan cuma paham bacaan tapi
Sistem pembelajaran yang digunakan surahnya atau keterangannya tidak
adalah bandongan, sorogan, diskusi, mengerti, jadi ditanya seperti itu,
klasikal, dan yang lainnya. Sistem karena pembelajaran kitab itu bukan
klasikal yang dimaksud adalah sistem cuman dibaca saja tapi paham dengan
yang mengacu pada sekelompok surahnya juga. Dalam menerangkan
kitab-kitab kajian tertentu, yang materi mendekatkannya dengan
kemudian dikenal dengan istilah contoh, kalau hanya dibacakan saja
muhadhoroh (Rodliyah Zaenuddin, terkadang siswa itu cuma mengerti
Jurnal Holistik: Vol.13 Nomor 01). yang dibacakan tapi kalau
dicontohkan lebih paham kalau
2. Penerapan metode pembelajaran diberikan dengan contoh.”
kitab kuning di Pondok Pesantren Berdasarkan temuan penelitian
Tarbiyah Islamiyah Malalo di atas, metode yang diterapkan yaitu
Hasil wawancara dengan melalui metode klasikal (perpaduan
ustadzah A.H, Rabu 10 Mei 2017 di metode konvensional) yang
ruangan asrama santri, menyatakan pembelajarannya berjenjang dan
bahwa: “Menggunakan metode berkelas-kelas. Yang mana materi
Qawa’id Tarjamah, terkadang yang diajarkan pada pondok
campuran Istiqraiyah. Setiap kali pesantren Tarbiyah Islamiyah Malalo
pertemuan metodenya sama, tetapi tersebut tetap menggunakan kitab
sesuai dengan kebutuhan, kalau kuning dengan perpaduan metode
seandainya butuh praktek berarti bandongan (santri menyimak atau
beda metodenya, beda atau tidaknya mengikuti apa yang disampaikan
metode itu tergantung materi. Qawa’it ustadz), sorogan (ustadz
Tarjamah itu dibacakan, menyimak/mengikuti apa yang
ditarjamahkan, dan disuruh anak- disampakan santri), hafalan (metode
anak membaca. Media yang untuk mengingat materi ajar), diskusi
digunakan cuma buku, kitab, papan (sebagai pemecahan masalah dari
tulis, kadang-kadang laptop juga ada. materi yang dipelajari), Qawa’id
Evaluasinya kadang-kadang disuruh Tarjamah (kemahiran berbahasa yakni
misalnya guru membacakan setelah kemahiran menulis, membaca dan
itu menguji anak-anak itu mengerti menerjemahkan), Qiyasiyah (di
tidak mengertinya disuruh guru qiyaskan terlebh dahulu baru setelah
membacakan pengertian, pemahaman, itu mendatangkan contoh-contoh),
surahnya, atau keterangannya dan istiqra’iyah (mendatangkan
ditanyakan sama murid mengerti contoh-contohnya terlebih dahulu
ngak sama yang di baca, kadang- kemudian diikuti dengan qawaid

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 197


pada umumnya). Tujuan metode yang menggunakan metode klasikal
diterapkan tersebut bisa membuat (perpaduan metode konvensional)
santrinya lebih mudah paham yang pembelajarannya dilakukan
terhadap materi pembelajaran kitab secara berjenjang dan berkelas-kelas.
kuning yang diajarkan. Ini didapatkan dari hasil observasi
Langkah-langkah tertentu yang dan wawancara yang penulis lakukan
digunakan ustadz/ustadzah dalam kepada ustadz dan ustadzah yang
penerapan pembelajaran kitab mengajarkan kitab kuning tersebut.
kuningnya adalah pertama-tama Metode klasikal di pondok pesantren
ustadz/ustadzah dan santri sama-sama merupakan penyesuaian dari
membuka kitab pada materi yang perkembangan sekolah formal
akan dipelajarinya, setelah itu modern, metode ini hanya mengambil
ustadz/ustadzah membacakan bahasa sistem sekolah umum dengan model
Arab dan mengartikannya beberapa berjenjang. Akan tetapi materi yang
kali. Setelah itu, ustadz/ustadzah diajarkan pada pesantren tetap
memerintahkan santri untuk menggunakan kitab kuning dengan
membacanya baik itu secara bersama perpaduan dari beberapa metode
ataupun perorangan, setelah itu dibawah ini:
ustadz/ustadzah menjelaskan maksud a. Perpaduan dari metode bandongan
dari materi yang telah dipelajari (santri menyimak atau mengikuti
tersebut, dalam penjelasan materi apa yang disampaikan ustadz),
tersebut juga terdapat tanya jawab metode sorogan (ustadz
antara ustadz/ustadzah dengan para menyimak/mengikuti apa yang
santri, setelah itu terkadang juga disampakan santri), dan metode
terdapat tuntutan hafalan terhadap diskusi (sebagai pemecahan
materi yang bisa di tuntut untuk masalah dari materi yang
hafalan. dipelajari).
Metode yang akan digunakan b. Perpaduan dari metode bandongan
dalam pembelajaran kitab kuning itu (santri menyimak atau mengikuti
disesuaikan dengan materi yang akan apa yang disampaikan ustadz),
diajarkan serta sesuai dengan metode diskusi (sebagai
kemampuan ustadz dan ustadzah pemecahan masalah dari materi
dalam menggunakan setiap metode yang dipelajari) dan metode
dalam pembelajaran. Karena itulah hafalan (metode untuk mengingat
peneliti beranggapan bahwa metode materi ajar).
yang digunakan ustadz dan ustadzah c. Perpaduan dari metode Qawa’id
dalam mengajarkan pembelajaran Tarjamah (kemahiran berbahasa
kitab kuning yaitu dengan yakni kemahiran menulis membaca

198 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020


dan menerjemahkan), metode kemahiran menulis, membaca dan
diskusi (sebagai pemecahan menerjemahkan), dan metode
masalah dari materi yang diskusi (sebagai pemecahan
dipelajari), dan metode hafalan masalah dari materi yang
(metode untuk mengingat materi dipelajari).
ajar). 3. Alasan metode klasikal yang
d. Perpaduan dari metode Qiyasiyah diterapkan dalam pembelajaran
(di qiyaskan terlebih dahulu baru kitab kuning di Pondok Pesantren
setelah itu mendatangkan contoh- Tarbiyah Islamiyah Malalo
contoh), dan metode Qawa’id
Tarjamah (kemahiran berbahasa Hasil wawancara dengan ustadz
yakni kemahiran menulis, N.Y, Minggu 4 Mei 2017 di ruangan
membaca dan menerjemahkan). kantor guru, menyatakan bahwa:
e. Perpaduan dai metode Istiqra’iyah “Karena metode tersebut yang saya
(mendatangkan contoh-contohnya anggap cocok untuk penunjang
terlebih dahulu kemudian diikuti pembelajaran, karena metode tersebut
dengan Qawaid pada umumnya), bisa membuat siswa lebih mudah
dan metode Qawa’id Tarjamah untuk memahami pembelajaran.
(kemahiran berbahasa yakni Kelebihannya bisa membuat siswa
kemahiran menulis, membaca dan menguasai pembelajaran dan paham
menerjemahkan). terhadap materi pembelajaran.
f. Perpaduan dari metode Qiyasiyah Kelemahannya membuat anak malas
(di qiyaskan terlebih dahulu baru karena metode itu-itu saja. Langkah
setelah itu mendatangkan contoh- selanjutnya yang diambil untuk
contoh), metode Qawa’id Tarjamah menutupi kekurangannya dengan
(kemahiran berbahasa yakni cara melakukan pengulangan
kemahiran menulis, membaca dan terhadap materi sebelum
menerjemahkan), metode diskusi pembelajaran dilanjutkan. Tetapi dari
(sebagai pemecahan masalah dari metode yang diterapkan tersebut
materi yang dipelajari), dan Alhamdulillah kebanyakan siswa bisa
metode hafalan (metode untuk memahami pembelajaran dan nilainya
mengingat materi ajar). bagus-bagus semua.”
g. Perpaduan dai metode Istiqra’iyah Berdasarkan temuan penelitian
(mendatangkan contoh-contohnya di atas, bahwa penyebabnya adalah
terlebih dahulu kemudian diikuti karena metode tersebut bisa membuat
dengan Qawaid pada umumnya), santri lebih mudah untuk memahami
metode Qawa’id Tarjamah materi pembelajaran kitab kuningnya,
(kemahiran berbahasa yakni karena metodenya tidak berbelit-belit

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 199


dan juga karena keterbatasan berjenjang dan berkelas-kelas. Materi
pengetahuan dan pemahaman ustadz yang diajarkan tetap menggunakan
dan ustadzah tentang berbagai kitab kuning dengan perpaduan
metode yang bisa digunakan dalam metode bandongan, sorogan, hafalan,
pembelajaran kitab kuning tersebut. diskusi, qawa’id tarjamah, qiyasiyah,
Pada Pondok Pesantren Tarbiyah dan istiqra’iyah. Dengan
Islamiyah Malalo menggunakan menggunakan beberapa langkah,
berbagai metode dalam pembelajaran yaitu pertama ustadz/ustadzah dan
kitabnya untuk membuat santrinya santri sama-sama membuka kitab
mudah memahami materi pada materi yang akan dipelajarinya,
pembelajaran kitab kuning yang setelah itu ustadz/ustadzah
merupakan tulisan Arab gundul, yang membacakan bahasa Arab dan
jika tidak serius mempelajarinya akan mengartikannya beberapa kali, lalu
susah untuk dipahami dan di memerintahkan santri untuk
mengerti, karena tulisannya dalam membacanya baik itu secara bersama
bentuk bahasa arab yang tidak ataupun perorangan, setelah itu
memiliki baris dan tidak memiliki ustadz/ustadzah menjelaskan maksud
maknanya. Metode yang digunakan dari materi yang telah dipelajari
tersebut bisa membuat anak mengerti tersebut, dalam penjelasan materi
apa artinya, yaitunya lebih kepada tersebut juga terdapat tanya jawab
pemahaman santri dari segi makna antara ustadz/ustadzah dengan para
atau artinya dalam pembelajaran kitab santri, setelah itu terkadang juga
kuning tersebut. Metode ini terdapat tuntutan hafalan. Alasan
merupakan metode yang metode klasikal diterapkan karena
mempermudah santri untuk bisa membuat santri mudah mengerti
memahami pembelajaran kitab atau paham apa artinya, yaitunya
kuningnya. lebih kepada pemahaman santri dari
segi makna dalam pembelajaran kitab
PENUTUP kuning.

Kesimpulan Saran
Metode yang digunakan dalam Sebelum mengajarkan kitab
pelaksanaan pembelajaran kitab kuning kepada santri hendaknya
kuning di Pondok Pesantren Tarbiyah ustadz/ustadzah membuatkan suatu
Islamiyah Malalo menggunakan rancangan (perangkat pembelajaran)
metode klasikal dengan perpaduan agar bisa menunjang tercapainya
metode konvensional yang tujuan dari pembelajaran kitab kuning
pembelajarannya dilakukan secara tersebut. Hendaknya

200 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020


ustadz/ustazdah selalu Pandangan Hidup Kyai, Edisi
memperhatikan metode pembelajaran Revisi. Jakarta: LP3ES.
yang tepat, berfariasi, dan bisa Hasbullah. 1999. Kapita Selekta
memberikan motivasi belajar santri Pendidikan Islam. Jakarta:
untuk meningkatkan prestasi belajar Rajawali Pers.
kitab kuningnya. Agar tercapainya
tujuan pembelajaran dengan baik Madjid, Nurcholish. 1997. Bilik-Bilik
Pesantren “Sebuah Potret
hendaknya ustadz/ustadzah selalu
Perjalanan”. Jakarta: Paramadina.
memperhatikan para santri dengan
memperbaiki dan lebih meningkatkan Mathey, Miles.B and Huberman. 1992.
kualitas pengajaran kitab kuning Qualitativ Data Analisys. etjep:
kedepannya. Penterjemah: Rohendi Rohid,
Jakarta : UI Press.
KEPUSTAKAAN ACUAN Moleong, Lexi J. 2006. Metode
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Penelitian Kualitatif. Bandung:
Islam. Ciputat: PT. Logos Remaja Rosdakarya.
Wacana Ilmu. Mu’in, Abd. dkk, 2011, Efektivitas
Azra, Azyumardi. 2002. Pendidikan Ilmu Nahw Dalam Pembelajaran
Islam Tradisi dan Modernisasi Bahasa Arab, Vol.8, No.1 (Jurnal
Menuju Melinium Baru. Jakarta: Online), diakses pada tanggal 20
Logos Wacana Ilmu. Juli 2017.
Departemen Agama RI. Direktorat Muin, Abd. dkk. 2007. Pesantren dan
Jenderal Kelembagaan Agama Pengembangan Ekonomi Umat.
Islam. Direktorat Pendidikan Jakarta: CV. Prasasti.
Keagamaan dan Pondok Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-
Pesantren Proyek Peningkatan Prinsip Evaluasi Pengajaran.
Pendidikan Luar Sekolah pada Bandung: Bumi Aksara.
Pondok Pesantren, 2003,Pola
Pengembangan Pondok Pesantren. Qamar, Mujamil. 2005. Pesantren dari
Jakarta: Depag RI. Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi. Jakarta:
Departemen Agama RI. 2003. Pondok Erlangga.
Pesantren dan Madrasah Diniyah.
Rahardjo, Dawam. 1985. Pergulatan
Jakarta: Direktorat Jenderal
Dunia Pesantren. Jakarta: P3M.
Kelembagaan Agama Islam.
Rodliyah Zaenuddin, 2012/1434 H,
Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi
Pesantren: Studi Tentang Pembelajaran Nahwu dan Sharaf
dan Implikasinya Terhadap

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren… | 201


Membaca dan Memahami Sunhaji. 2009. Strategi Pembelajaran,
Literatur Bahasa Arab Konsep, dasar, Metode, dan Aplikasi
Kontemporer Pada Santri Dalam Proses Belajar Mengajar.
Pesantren Majlis Tarbiyatul Yokyakarta: Grafindo Lintera
Mubtadi-Ien (MTM) Desa Media.
Kempek Kecamatan Gempol Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan
Kabupaten Cirebon, Holistik Agama Islam. 2003. Pola
Vol.13 nomor 01, (Jurnal Online), Pembelajaran di Pesantren. Jakarta:
diakses pada tanggal 20 Juli Direktorat Jenderal
2017. Kelembagaan Agama Islam.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Yafie , Ali. 1994. Menggagas Fiqih
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Sosial. Bandung: Mizan.
Bandung:Alfabeta.
Yamin, Martinis. 2007. Desain
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Pembelajaran Berbasis Tingkat
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Satuan Pendidikan. Jakarta: Putara
Sinar BaruAlgensindo, Grafika.
Cet.Kelima.

202 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 2, Juli-Desember 2020

You might also like