You are on page 1of 12

Uniqbu Journal of Social Sciences (UJSS)

Volume 2 Nomor 2, Agustus 2021 Halaman 64—75

ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA ARAB


DI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH PUTRA DARUL ULUM PUJON,
MALANG
(Managerial Analysis of Arabic Grammatical Learning at the Salafiyyah Putra Darul
Ulum Islamic Boarding School Pujon, Malang)
Hasan Basri a,*, Nuril Mufidah b,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Pos-el: Hasanmasykur9@gmail.com, Nurilmufidah86@uin-malang.ac.id

(Diterima: 10 August; Direvisi 17 August; Disetujui: 27 August 2021)

Abstract
This study aims to describe managerial learning form. Arabic grammatical language in Salafiyyah
Putra Darul Ulum Islamic boarding school, explains problem indicators of its success. This study used
qualitative descriptive method with data collection using observation, interview and documentation techniques.
Data validition of this study are used triangulation method. Meanwhile, data analysis are used Miles and
Huberman model which includes data reduction, display data, conclusion and verification. Subjects in this
study are 53 students that divided into IV, V, VI MI, and I, II, and III Mts. Result of this study showed that
managerial process of Arabic grammatical learning at Darul Ulum Islamic boarding school. There is planning
process including daily formulation, weekly, and annual agenda. Implementation of daily agenda is sorogan
form, weekly agenda in lalaran form, and annual agenda in memorization form and book of reading
competition. Meanwhile, evaluation is carried out into three stages, namely weekly, monthly and annual stages.
However, managerial learning found problem in difficulty form of using sterile meaning method to new santri
who had ethnic backgrounds other than Javanese. Indicator of success is activeness of students in participating
in various Bahtsul Masa'il forums.
Keywords: Managerial, grammatical Arabic, Darul Ulum Islamic boarding school

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pembelajaran manajerial. Tata bahasa Arab di
Pondok Pesantren Salafiyyah Putra Darul Ulum, menjelaskan masalah indikator keberhasilannya. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Validasi data penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Sedangkan
analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, display data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Subjek dalam penelitian ini adalah 53 siswa yang terbagi menjadi IV, V, VI MI, dan
I, II, dan III Mts. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses manajerial pembelajaran gramatika bahasa
Arab di Pondok Pesantren Darul Ulum. Ada proses perencanaan termasuk perumusan harian, mingguan, dan
agenda tahunan. Pelaksanaan agenda harian berupa sorogan, agenda mingguan dalam bentuk lalaran, dan
agenda tahunan dalam bentuk hafalan dan lomba membaca buku. Sementara itu, evaluasi dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu tahap mingguan, bulanan, dan tahunan. Namun dalam pembelajaran manajerial ditemukan
kendala berupa kesulitan dalam menggunakan metode pemaknaan steril bagi santri baru yang berlatar
belakang etnis selain Jawa. Indikator keberhasilannya adalah keaktifan mahasiswa dalam mengikuti berbagai
forum Bahtsul Masa'il.

Kata Kunci : Quantile Regression, Kernel Smoothing, Malaria.

64
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)

PENDAHULUAN Berdasarkan laman portal Garuda,


Dalam pembelajaran bahasa Arab, Ristekdikti dan beberapa portal yang menjadi
gramatikal merupakan unsur pertama yang acuan para peneliti Indonesia, terdapat
harus dikuasai oleh seorang pembelajar penelitian tentang manajemen pembelajaran
bahasa. Oleh para pakar bahasa Arab, ilmu gramatikal ini, diantaranya adalah penelitian
gramatikal diposisikan sebagai pusat dari yang dilakukan oleh Muahmmad Zuhd
semua disiplin ilmu, dimana ilmu nahwu Amirudin. Penelitian ini bertujuan untuk
berlaku sebagai bapaknya dan ilmu sharaf mendeskripsikan bagaimana manajemen
berlaku sebagai ibunya. Hal ini dikarenakan pembelajaran bahasa Arab di pondok
ilmu nahwu sebagai pembenar dalam pesantren Ushuluddin Kalianda, bagaimana
kedudukan bentuk dan i‟rob dari sebuah kata. manajemen pembelajaran bahasa Arab di
Sedangkan ilmu sharaf yang melahirkan pondok pesantren Al Hikmah Bandar
bentuk kata terebut. Lampung, dan bagaimana manajemen
Hingga dewasa ini, lembaga yang pembelajaran bahasa Arab di pondok
secara intens mengajarkan gramatikal Arab pesantren Nurul Huda Pringsewu. Metodologi
adalah pesantren, salah satunya adalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pesantren salafiyyah putra Darul Ulum, Pujon, kualitatif dengan hasil kajian adalah terdapat
Kabupaten Malang. Pesantren tersebut selalu perbedaan penekanan tujuan manajemen
menekankan penguatan rasa (feel) dan pembelajaran bahasa Arab di tiga pesantren
kepekaan para santri terhadap empat tersebut. Dimana pesantren Ushuluddin lebih
keterampilan berbahasa (Keterampilan fokus pada kemahiran mendengar dan
mendengar, berbicara, membaca, dan berbicara. Sedangkan pesantren Al Hikmah
menulis), khususnya kemahiran membaca dan Nurul Huda lebih menekankan pada aspek
kitab kuning. kecakapan membaca, menulis, dan
Melalui manajerial yang tepat dalam menerjemah kitab-kitab turats.
bidang gramatikal Arab, pesantren salafiyyah Hakim Zamroni juga mengkaji tema
Putra Darul Ulum mampu menciptakan santri yang senada dengan judul kajian “Manajemen
yang memiliki kemampuan membaca yang Pembelajaran Kaidah-kaidah Bahasa Arab
baik dan benar. Hal demikian ini dapat dilihat Dengan Metode Amtsilati”. Penelitin ini
dari keaktifan santri dalam mengikuti berbagai mengkaji tentang bagaimana perencanaan,
kegiatan Bahtsul-Masa‟il, baik dalam lingkup pelaksanaan, sistem evaluasi dan bagaimana
kecamatan Pujon, lingkup kabupaten, maupun mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
antar Pulau Jawa dan Bali. Sudah mafhum dalam pembelajaran kaidah-kaidah bahasa
manakala kegiatan tersebut menuntut para Arab berbasis Amtsilati di pondok pesantren
santri untuk bisa membaca, memahami dan Darul Falah. Pendekatan yang digunakan
menjelaskan kandungan isi dari kitab turats dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
yang menjadi pijakan mereka untuk bersikap metode studi kasus. Adapun hasil dari kajian
dan menjawab setiap problematika yang terus ini adalah metode Amtsilati pada hakikatnya
muncul dan berkembang. adalah pengajaran tata bahasa Arab yang
Maka dari itu, sangat penting diambil dari kitab Alfiyyah Ibnu Malik.
dilakukan kajian untuk melihat bagaiaman Output lulusan metode Amtsilati baru mampu
pesantren tersebut mengelola sistem dan membaca teks Arab secara pasif dan belum
bagaimana metode pembelajarannya untuk memiliki kemahiran berkomunikasi dengan
kemudian bisa dituliskan dalam sebuah hasil bahasa Arab. Hakim Zamroni juga
kajian yang tentunya akan lebih bermanfaat menyimpulkan bahwa metode tersebut tepat
bagi para pembelajar bahasa Arab di diimplementasikan di lembaga pesantren
Indonesia. Di sinilah letak posisi peneliti saat dimana para santri bermukim di sana,
ini. sehingga Hhl demikian ini bisa menjadikan
65
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67

pembelajaran mereka lebih fokus dan dan perilaku yang bisa diamati dari sudut
terkonsentrasi. subyek itu sendiri.
Sedangkan Mohammad Ridwan juga Pada dasarnya, metode kajian ini
melakukan penelitian yang berjudul digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
“Manajemen Pembelajaran Kitab Kuning di yang alamiah, dimana peneliti berlaku sebagai
Pondok Pesantren Mahasiswa: Studi Multi instrumen kunci. Dalam penelitian ini, subjek
Situs di Pondok Pesantren Miftahul Huda penelitiannya adalah para santri pondok
Gading Lembaga Tinggi Pesantren Luhur pesantren Darul Ulum berjumlah 53 orang
(LTPL) dan Pondok Pesantren Sabilurrosyad yang terbagi ke dalam 6 kelas. Yaitu kelas IV
Gasek Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan MI, V MI, VI MI, I Mts, II Mts, dan III Mts.
untuk mengungkapkan manajemen Adapun dalam pengambilan sampel sumber
pembelajaran kitab kuning di pondok data dilakukan secara purposive. Dalam teknik
pesantren Miftahul Huda Gading. pengumpulan data, peneliti menggunakan
Dari penelitian terdahulu di atas, beberapa teknik yaitu; observasi di pesantren,
terdapat perbedaan antara kajian-kajian wawancara dengan para santri, dewan
tersebut dengan kajian yang telah peneliti pengurus, dan juga dewan guru. Peneliti juga
lakukan. Perbedaan itu diantaranya; dalam menggunakan teknik dokumentasi berupa
penelitian yang dilakukan oleh Muahmmad foto, merekam gambar dan audio kegiatan
Zuhd Amirudin, peneliti berusaha untuk lalaran, sorogan, dan juga perlombaan.
mengkaji manajemen pembelajaran bahasa Untuk menguji keabsahan data,
Arab di beberapa pesantren yang fokus peneliti menggunakan metode trianggulasi,
kajiannya mencakup empat keterampilan yaitu pengecekan data dari berbagai sumber
berbahasa. Sedangkan penelitian yang dengan berbagai cara dan waktu. Adapun
dilakukan oleh Hakim Zamroni, ia mengkaji teknik tringgulasi yang dipakai peneliti adalah
tentang manajemen pembelajaran kaidah sumber dan data.
bahasa Arab dengan metode Amtsilati. Akan Data-data yang terkumpul dalam
halnya penelitian yang dilakukan oleh penelitian kemudian dianalisis menggunakan
Mohammad Ridwan, ia mengkaji bagaimana analisis deskriptif model analisis data.
manajemen pembelajaran kitab kuning di Sebagaimana menurut Miles dan Huberman
pesantren mahasiswa. Adapun kajian yang yang mengatakan bahwa aktifitas dalam
dilakukan peneliti saat ini adalah untuk analisis data penelitian kualitatif dilakukan
melihat bagaimana manajerial pembelajaran secara interaktif, berlangsung secara terus
gramatikal bahasa Arab di pondok pesantren menerus hingga datanya jenuh. Aktivitas
putra Darul Ulum, Pujon. dalam analisis data ini meliputi reduski data,
data display, conclusion darwing/ verification.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHSAN
Pada penelitian ini, perumusan 1. Bentuk Manajerial Pembelajaran
masalah didapatkan dengan cara studi literatur Gramatikal Bahasa Arab di Pondok
dan sebagaimana apa yang dikatakan oleh Pesantren Darul Ulum
Djajasudarma bahwa para peneliti bahasa Adanya manajemen dalam aktivitas
dapat melihat berbagai metode di dalam organisasi merupakan suatu hal yang tidak
penelitiannya. Maka dalam kajian ini peneliti bisa ditinggalkan. Sebab kehadirannya
menggunakan penelitian kualitatif dengan merupakan peta arah guna mencapai tujuan
metode studi kasus yang berlandaskan pada dan maksud dari organisasi tersebut.
filsafat postpositivisme. Secara umum manajemen merupakan
Dikarenakan mengunakan pendekatan sebuah seni keilmuan dalam mengatur proses
kualitatif, maka prosedur penelitian ini penggunaan sumber daya, baik manusia
menghasilkan data deskriptif berupa tulisan
66
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)

maupun sumber-sumber yang lain secara


efektif dan efisien guna mencapai maksud dan b) Implementasi Pembelajaran
tujuan yang dikehendaki. Sedangkan dalam implementasi
Terdapat banyak macam pendekatan pembelajaran di pondok pesantren salafiyyah
manajemen di dalam dunia pendidikan, salah putra Darul Ulum, ada beberapa agenda yang
satunya adalah pendekatan manajerial. dilakukan yaitu dengan mengadakan beberapa
Menurut Afriza, pendekatan manajerial ini agenda harian, mingguan, dan tahunan yang
adalah pendekatan yang memiliki sifat kesemuanya berhubunganan dengan usaha
sistematis, sebab metode pengelolaanya yang peningkatan kualitas santri dalam pembelajaran
tersistem dalam melibatkan unsur-unsur yang gramatikal bahasa Arab. Adapun penjelasannya
terkandung dalam kegiatan belajar dan adalah sebagai berikut;
mengajar. 1) Agenda Harian
Dalam proses manajerial pembelajaran Agenda harian ini meliputi program sorogan
gramatikal bahasa Arab di pondok pesantren yang dilakukan setiap hari senin-kamis pukul
Darul Ulum, ada beberapa proses yang 05:30-06:30 WIB. Mengutip pengertian dari
dilakukan yaitu proses perencanaan, Yudi Latif, sorogan merupakan metode
implementasi pembelajaran, dan juga evaluasi. pembelajaran dimana santri maju secara satu
a) Perencanaan persatu kehadapan gurunya untuk
Prencanaan di dalam sebuah pembelajaran mendengarkan sang guru membacakan objek
adalah hal yang paling prinsip untuk bacaan yang ada di depannya, untuk kemudian
dilakukan, sebab ia merupakan peta petunjuk diulangi lagi oleh sang santri. Setelah itu, sang
dimana nantinya pembelajaran akan santri diminta untuk menjalaskan kedudukan
diarahkan. Hal ini senada dengan pengertian nahwu dan sharaf dari setiap kalimat yang
menurut Majid (dalam Suryapermana) yang dibacanya. Kegiatan ini memiliki andil yang
mengatakan bahwa perencanaan adalah usaha sangat besar dalam pemahaman santri terhadap
menyusun tahapan-tahapan yang hendak maharah qiro‟ah mereka. Sebab mereka akan
dilaksankan guna mencapai maksud yang dididik secara intens tentang bagaimana
telah ditentukan. Sedangkan menurut kedudukan suatu i‟rob, bagaimana asal muasal
Anderson (dalam Syafaruddin dan Irwan) sebuah kalimat, dan apa dalil nazom yang
perencanaan merupakan arah masa depan mereka ajukan untuk menguatkan pendapat
yang digunakan sebagai bahan pijakan dalam mereka. Sehingga hanya dalam satu program
mengambil sebuah keputusan. Adapun saja, para santri akan akan dirangsang untuk
langkah-langkah perencaan pembelajaran bisa menghafal berbagai macam nazom dan
gramatikal di pondok pesantren salafiyyah memahami berbagai disiplin keilmuan. Sebab,
putra Darul Ulum adalah sebagai berikut; dalam program ini, sang guru tidak hanya
1) Merumuskan agenda pembelajaran menanyakan tentang keilmuan nahwu dan
gramatikal bahasa Arab yang dilakukan sharaf, melainkan juga fiqih, tasawwuf, tajwid,
setiap bulan Syawal dalam penanggalan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Hijriyyah. 2) Agenda Mingguan
2) Mengkaji masalah yang dihadapi pada Sementara agenda mingguan yang diadakan
tahun pembelajaran sebelumnya. adalah program muhafadzoh/ lalaran. Jamilatul
3) Menemukan solusi atas masalah-masalah Fadliyah dan Hernisawati mengatakan bahwa
yang telah dikaji. lalaran merupakan teknik pengulangan materi
4) Merumuskan agenda pembelajaran harian, yang dilakukan oleh para santri secara mandiri
mingguan, dan tahunan. maupun komunal. Proses lalaran bisa dilakukan
5) Menentukan siapa saja pengajar yang akan dengan mengeluarkan suara yang berirama
mengajar di kelas dan di kelas mana ia dengan alunan musik yang diatur dengan
ditempatkan. sedemikian rupa.
67
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67

Dari penelitian yang telah dilakukan, 3 VI Al „Imrithy 12:30-13:30


kegiatan lalaran di pondok pesantren salafiyyah
MI WIB
putra Darul Ulum, Pujon diadakan pada setiap
hari Jumat pukul 05:30-06:30 WIB dan juga
pukul 12:30-13:30 WIB (setelah salat Jumat). 4 I Jauharul 12:30-13:30
Perbedaan jenjang sekolah yang ditempuh oleh MTS Maknun WIB
para santri juga mempengaruhi kitab apa yang
mereka lalar. Untuk perinciannya adalah 5 II Jauharul 12:30-13:30
sebagai berikut;
Program Muhafazoh Jumat Pagi MTS Maknun WIB
No Kelas Nama Nazom Pukul
6 III Jauharul 12:30-13:30
Kitab
MTS Maknun WIB
1 IV Amtsilah At- 05:30-06:30
MI Tashrifiyyah WIB
Dalam prakteknya, program lalaran ini
2 V MI Amtsilah At- 05:30-06:30 sangat berpengaruh terhadap penguasaan
Tashrifiyyah WIB gramatikal para santri. Hal demikian ini
disebabkan oleh kandungan isi nazom yang
3 VI Amtsilah At- 05:30-06:30 mereka lalar adalah materi ilmu nahwu dan
sharaf, kecuali nazom Jauharul Maknun yang
MI Tashrifiyyah WIB merupakan disiplin ilmu balagah.
Sebagaimana yang telah dijelaskan
4 I Al Fiyyah Ibn 05:30-06:30 sebelumnya, bahwa ilmu nahwu dan sharaf
MTS Malik WIB merupakan pondasi utama dalam penguasaan
bahasa Arab.
Kegiatan lalaran ini juga menjadi
5 II Al Fiyyah Ibn 05:30-06:30
bahan para santri untuk mengasah setiap
MTS Malik WIB hafalan mereka yang mana ketika di sekolah
dan juga ketika sedang mengikuti program
6 III Al Fiyyah Ibn 05:30-06:30 sorogan, hafalan tersebut menjadi dalil dalam
menguatkan pendapat mereka kala melihat
MTS Malik WIB sebuah kedudukan i‟rob dalam suatu kalimat.
Bagi para santri yang memiliki kesan
malas untuk menghafal sebuah bait nazom,
Program Muhafazoh Jumat Siang program lalaran bisa menjadi ajang untuk
menghafal nazom, sebab mereka akan
No Kelas Nama Nazom Pukul bersenandung bersama dengan santri yang lain
Kitab dengan iringan musik dan nada yang nyaman
untuk didengar. Bahkan di luar program
1 IV Al „Imrithy 12:30-13:30 lalaran bersama, bait nazom yang berirama
MI WIB tersebut seringkali menjadikan para santri
untuk terus bersenandung di setiap tempat dan
waktu. Entah ketika mereka sedang memasak,
2 V MI Al „Imrithy 12:30-13:30
mencuci pakaian, atau bahkan ketika sedang
WIB berkumpul bersama di kamar asrama.
Sehingga, tanpa ada tujuan menghafal, dengan

68
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)

sendirinya mereka akan menghafal bait-bait Disamping sebagai media kompetisi antara
tersebut. Hal ini sebagaimana yang dikatakan santri satu dengan santri yang lain untuk
oleh Fitriyah dkk (dalam Fadliyah dan sama-sama bersaing dalam hal keilmuan, juga
Hernisawati) bahwa melalui kegiatan lalaran, sebagai sarana evaluasi bagi para pendidik
para santri dengan sendirinya akan lebih untuk meningkatkan proses pembelajaran
gampang dalam menghafal suatu bait nazom mereka di tahun ajaran berikutnya. Dengan
tertentu, sebab pengulang-ulangan bait nazom diadakannya perlombaan yang selalu digelar
yang dilakukan. setiap tahunnya itu, secara eksplisit juga
Ulfa (dalam Hasyim dan Amang) menuntut para santri untuk menghafal bait-
dalam sebuah kajiannya mengatakan bait nazom yang mengandung materi
bahwasanya kitab yang berbentuk nazom terpenting dalam pembelajaran bahasa Arab
memiliki beberapa fungsi yaitu; 1) fungsi tersebut. Tanpa adanya himbauan atau
hiburan, 2) fungsi pendidikan dan pengajaran, kewajiban untuk menghafal, secara sadar
dan 3) fungsi spiritual. mereka akan menghafalkannya. Sebab para
Bait nazom difungsikan sebagai juri perlombaan tersebut adalah para pengasuh
hiburan sebab dalam prakteknya, para santri di yang akan membuat mental para santri down
pondok pesantren akan melantunkan bait-bait manakala mereka tidak bisa menghafalnya.
yang berirama tersebut untuk menghibur diri Selain mengadakan program agenda-
di tengah kesibukan kegiatan pesantren. agenda di atas, manajemen madrasah juga
Aturan pesantren yang melarang santrinya turut andil dalam penguatan pembelajarn
untuk menggunakan media hiburan yang gramatikal bahasa Arab. Manajemen tersebut
umumnya digunakan oleh kaum muda di luar berupa pemberian muatan materi gramatikal
pesantren, menjadikan nazom sebagai media secara berjenjang dan berkala mulai dari
bernyanyi dan bermusik bersama dengan pendidikan madrasah ibtidaiyyah hingga
santri yang lain. Alat musik yang madrasah tsnawiyah. Mulai dari madrasah
digunakanpun sangat sederahana, seperti ibtidaiyyah kelas IV (di pondok pesantren ini,
gayung, meja, gelas, sendok dan berbagai alat- pendidikan paling dasar adalah kelas IV MI)
alat kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga akan diajarkan pelajaran kitab „Awamil Al
sebagaimana yang dilakukan oleh para santri Jurjani karya Syekh Abdul Qodir Al Jurjani.
pondok pesantren salafiyyah putra Darul Sedangkan pada kelas V MI, materi
Ulum di atas. gramatikal yang diajarkan adalah kitab
Bait nazom juga difungsikan sebagai Jurumiyah karya Syekh Muhammad bin
pendidikan dan pengajaran sebab ia Muhammad bin Muhammad Al Sonhaji. Kitab
mengandung nilai-nilai dedaktis yang memuat ini adalah adalah materi paling dasar ilmu
materi pendidikan tertentu. Bait nazom juga nahwu yang wajib dipahami oleh para santri.
difungsikan sebagai penguatan spiritual sebab Sementara pada kelas VI MI diajarkan kitab
kandungan dalam beberapa nazom tertentu Al „Imrithi karya Syekh Syarfuddin Yahya Al
juga memuat nilai-nilai spiritual yang mampu „Imrity. Adapun dalam jenjang madrasah
menjadi media pendekatan seorang hamba tsanawiyyah, kitab yang diajarkan adalah Al
kepada tuhannya. Fiyyah karya Syekh Muhammad Jamaluddin
3) Agenda Tahunan bin Abdullah bin Malik Al Thay.
Agenda tahunan yang digelar oleh c) Evaluasi
pesantren adalah perlombaan membaca kita Dalam sebuah manajemen pembelajaran,
fiqih dan juga hafalan nazom kitab Al Fiyyah evaluasi merupakan komponen yang tidak
Ibnu Malik, nazom Al „Imrithy, dan juga bisa terpisahkan dengan seluruh proses yang
Qoawa‟id Al Sharfiyyah. Ketiga nazom dilakukan. Evaluasi tidak hanya berperan
tersebut merupakan bait-bait yang penting dalam hasil belajar peserta didik,
mengandung materi ilmu sharaf dan nahwu.
69
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67

tetapi juga dalam pemberian umpan palik Adapun evaluasi tahunan, dilakukan pada
terhadap sebuah program pembelajaran. setiap awal bulan Sya‟ban dalam penanggalan
Wirawan (dalam Ashiong) mengatakan hijriah. Evaluasi itu berupa ujian tulis atau
bahwa: “Evaluasi merupakan riset yang biasa disebut dengan istilah imtihan.
berguna untuk mengumpulkan, menganalisis, Imtihan yang diadakan oleh pondok
dan menyertakan informasi yang berguna pesantren salafiyyah putra Darul Ulum ini
terhadap objek evaluasi, menilainya dan terbagi menjadi dua sesi. Sesi yang pertama
membandingkannya dengan indikator evaluasi berupa ujian tertulis dan kemudian dilanjutkan
dan hasil dari itu semua kemudian digunakan sesi kedua berupa munaqosyah yang dibalut
sebagai bahan pijakan pengambilan keputusan dalam bentuk perlombaan hafalan dan baca
kedepannya”. kitab kuning. Evaluasi yang dikemas dalam
Adapun evaluasi yang dilakukan dalam bentuk ajang kompetisi ini, selain bertujuan
proses pembelajaran gramatikal bahasa Arab untuk mengasah kemampuan para santri
di pondok pesantren salafiyyah putra Darul dalam berkompetisi, juga sebagai bahan
Ulum dilakukan pada beberapa tahap, yaitu penilaian oleh para dewan guru dan pengasuh
tahap mingguan, bulanan, dan tahunan. terhadap kemampuan para santri, khususnya
Untuk tahap mingguan, evaluasi dilakukan dalam bidang gramatikal bahasa Arab. Dari
pada hari Kamis. Evaluasi mingguan ini penilaian tersebut, apabila ditemukan
dikhususkan pada kegiatan sorogan dan beberapa santri yang dirasa lemah dalam satu
lalaran nazom. Adapun bentuk evaluasinya disiplin keilmuan, maka mereka akan
berupa setoran hafalan dan bacaan kitab diberikan pembimbing khusus untuk
kuning kepada pengurus pendamping santri mendalami keilmuan tersebut, pada periode
yang bersangkutan. Dengan proses seperti ini, pembelajaran tahun berikutnya.
para pengurus akan mengetahui bagaimana
perkembangan pembelajaran mereka. Dengan 2. Problematika Manajerial Pembelajaran
adanya evaluasi mingguan ini, para santri Gramatikal Bahasa Arab Terhadap
diharapkan bisa mengoreksi apa yang masih Penguasaan Bahasa Arab Santri
kurang dalam pembelajaran mereka dan Pondok Pesantren Darul Ulum
bagaimana solusi untuk mengatasinya. Dalam setiap pembelajaran yang
Sementara untuk evaluasi bulanan, dilakukan di pondok pesantren salafiyyah
dilakukan pada setiap akhir bulan putra Darul Ulum, Pujon, sistem yang
penanggalan Hijriyah. Dalam tahap ini, para digunakan dalam pembelajaran adalah metode
santri diminta untuk menyetorkan hafalan dan bandongan ala makna gandul. Mengutip
bacaan kitab kuning mereka kepada para definisi dari kajian yang dilakukan oleh
dewan guru. Teruntuk bacaan kitab kuning, Effendi Chairi, bandongan merupakan metode
para santri akan dites bacaan mereka mulai pengajaran tradisional yang digunakan dalam
dari kaedah nahwu, sharaf, dan bagaiamana pengajaran ilmu agama dan berbagai ilmu
mereka menguatkan argumen mereka dengan pengetahuan lainnya.
dalil nazom yang telah mereka hafalkan. Sedangkan makna gandul adalah metode
Dalam tahapan evaluasi bulanan ini, penerjemahan kitab kuning dengan bahasa
diharapkan kemampuan pemahaman Jawa (bahasa lain) secara perkata dengan
gramatikal para santri dan juga argumentasi menulis maknanya di bawah kalimat yang
dalil mereka bisa semakin terasah. Hal ini berbahasa Arab. Dalam pemaknaan tersebut,
akan sangat bermanfaat ketika “khususnya” terdapat simbol gramatikal bahasa Arab yang
mereka mengikuti kegiatan Bahtsul Masail mengisyaratkan posisi kata tersebut.
baik dalam wilayah pesantren, kecamatan, Pada proses pengaplikasian di pesantren,
maupun tingkat kabupaten. metode ini sangat membantu para santri dalam
mengetahui posisi i‟rab, juga mengetahui

70
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)

kalimat aktif maupun pasif. Hal demikian ini 4 ‫ف‬ Di Fa‟il Opo ‫طار‬
dikarenakan dalam metode makna gandul
Atas Ghoiru (Apa)
terdapat istilah yang sudah pasti diketahui apa
posisi kalimat tersebut dalam hal i‟robnya, „Aqil ‫الطير‬
dalam hal shorrofnya, i‟lalnya, dan lain
sebagainya. Seperti contoh kalimat yang 5 ‫هط‬ Di Maf‟ul Kela ‫ًصر‬
memiliki arti ‘utawi’, maka kalimat tersebut
sudah bisa dipastikan bahwa ia berlaku Atas Mutlak wan
sebagai mubtada‟ dalam tatanan i‟robnya. (Deng ‫خالد‬
Atau makna ‘iku’ yang sudah dipastikan
bahwa kalimat tersebut posisinya sebagai an) ‫بكرا‬
khobar, atau makna ‘den’ yang sudah
dipastikan bahwa posisi kalimat itu sebagai ‫ًصر‬
fi‟il mabni majhul, dalam segi shorofnya.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut
contoh tabel makna gandul yang sangat
‫ا‬
membantu santri dalam mengetahui
gramatikal bahasa Arab.
N Sim Leta Arti Arti Conto
6 ‫ًف‬ Di Nafi Ora ‫هاجا‬
Baw (Tida
o bol k Simbol Dala
Sim Dalam m
h
ah k) ‫ء‬
bol Gramat Baha
ikal/ sa ‫أحود‬
Kedudu Jawa
kan 7 ‫ب‬ Di Ghoiru Baran ‫ ها‬...
I’rob Baw „Aqil g
Dalam
Kalimat ah (Sesu ‫بيي‬
1 ‫ م‬Di Mubtad Utawi ‫زيد‬ atu) ‫السوا‬
Atas a‟ (Adap
un) ‫قائن‬ ‫ء‬
2 ‫خ‬ Di Khobar Iku ‫بكر‬ 8 ‫ي‬ Di Lam Yekti ٌٌ‫ظ‬
Atas (Adal Baw Ibtida‟ (Tent
ah) ‫هدر‬ ah u) ‫ت‬
‫ش‬ ‫لسيد‬
3 ‫فا‬ Di Fa‟il Sopo ‫قال‬ ‫قائن‬
Atas „Aqil (Siapa
) ‫أحود‬ 9 ‫سف‬ Di La‟alla Supoy ‫لعلهن‬
Baw Ta‟kid o
ah (Supa ‫يرجع‬
71
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67

ya) ‫وى‬ kehalalan vaksin Covid-19 yang ramai


diperbincangkan beberapa waktu yang lalu.
Hal ini disebabkan oleh keputusan yang
1 ‫ه‬ Di Masdar Ulehe ‫وأى‬ diambil dari hasil Bahtsul Masil ini akan
0 Baw menjadi bijakan dan pedoman kehidupan
‫ص‬ ah ‫تصى‬ masyarakat Indonesia, khsususnya dari
kalangan Nahdliyyin.
Dalam program musyawarah yang terlahir
‫هىا‬ dari kalangan pesantren ini, para santri Darul
Ulum seringkali menghadiri undangan Bahtsul
Masail yang digelar oleh Forum Bahtsul
Masa‟il Pondok Pesantren (FBMPP) se-
Walaupun metode bandongan ala makna kawedanan Kediri dan juga forum Bahtsul
gandul di satu sisi sangat efektif terhadap Masa‟il pondok pesantren se-pulau Jawa dan
pembelajaran gramatikal bahasa Arab, namun Bali. Forum tersebut biasa digelar di pondok
di sisi lain juga memiliki kelamahannya. pesantren Mahir Ar Riyadl Ringinagung
Kelemahan itu adalah sulitnya digunakan bagi Kediri, Pon-pes Raoudlatul Ulum Kencong
para santri baru yang berasal dari suku selain Kediri, Pon-pes Fathul Ulum Kwagean,
Jawa. Namun, pihak pesantren menyikapinya Kediri, Pon-pes Mamba‟ul Huda Slatri
dengan biasa saja. Sebab menurut mereka, Kasembon Malang, dan beberapa pondok
para santri baru yang tidak bisa berbahasa pesantren yang ada di Kabupaten Kediri dan
Jawa hanya butuh waktu untuk beradaptasi Malang.
saja. Lingkungan berbahasa Jawa yang sangat
aktif selama 24 jam menjadi kunci utama KESIMPULAN
dalam keberhasilan adaptasi mereka.
Dalam proses manajerial pembelajaran
3. Penguasaan Gramatikal Bahasa Arab gramatikal bahasa Arab di pondok pesantren
Sebagai indikator dalam keberhasilan Darul Ulum, ada beberapa proses yang
pembelajaran gramatikal Bahasa Arab di dilakukan yaitu proses perencanaan,
pondok pesantren Darul Ulum adalah implementasi pembelajaran, dan juga evaluasi.
keaktifan para santri dalam mengikuti kegitan Adapun langkah perencanaan yang dilakukan
Bahtsul Masail baik dalam lingkungan adalah, 1) Merumuskan agenda pembelajaran
pesantren, dalam tingkat kecamatan, maupun gramatikal bahasa Arab yang dilakukan setiap
dalam tingkat Pulau Jawa dan Bali. bulan Syawal dalam hitungan tahun Hijriyyah.
Sebagaimana pengertian dari para ahli bahwa 2) Mengkaji masalah yang dihadapi pada
Bahtsul Masa‟il merupakan ajang pertemuan tahun pembelajaran sebelumnya. 3)
ilmiah yang membahas seputar problematika Menemukan solusi atas masalah-masalah yang
ibadah aqidah, muamalah, tasawuf, dan telah dikaji. 4) Merumuskan agenda
berbagai masalah keagamaan lainnya.(2018, pembelajaran harian, mingguan, dan tahunan.
Hal. 131), 5) Menentukan siapa saja pengajar yang akan
Setiap keputusan yang akan dihasilkan mengajar di kelas dan di kelas mana ia
dalam forum Bahtsul Masail, selalu ditunggu ditempatkan.
oleh berbagai kelompok yang memiliki
kepentinga tertentu, termasuk salah satunya Sedangkan dalam implementasi
oleh pemerintah. Apalagi keputusan dari pembelajaran, ada beberapa langkah yang
problem yang berhubungan dengan persoalan dilakukan yaitu dengan mengadakan berbagai
politik atau kepentingan negara. Salah satunya program harian berupa kegiatan sorogan,
seperti kepentingan yang menyangkut tentang program mingguan berupa lalaran bait nazom
bermuatan materi gramatikal, dan program
72
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)

tahunan berupa perlombaan hafalan dan Manajemen Pendidikan Islam


membaca kitab. Selain pengadaan program- Pascasarjana IAIN Jember. (2020).
program di atas, bentuk manajerial tersebut Afriza. Manajemen Kelas. (Pekanbaru: Kreasi
juga berupa kerjasama pesantren dengan Edukasi Publishing and Consulting
madrasah dengan diberikannya kurikulum Company, 2014).
mata pelajaran khusus gramatikal mulai dari Ahyar, Haerul. “Penguasaan Mufradat dan
pendidikan dasar hingga madrasah Qawa‟id Upaya Meningkatkan
tsanawiyah. Sementara dalam tahap evaluasi, Keterampilan Menulis Bahasa Arab
tahap tersebut dilakukan pada awal Siswa Kelas X IIK MAN 1 Sleman
pembukaan pembelajaran baru, tepatnya Yogyakarta”. Al Mahara: Jurnal
ketika sedang melakukan proses perencanaan. Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas
Namun, manajerial pembelajaran Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
gramatikal bahasa Arab di pondok pesantren Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 4,
Darul Ulum menemukan problematikanya No. 2, (2018).
berupa sulitnya penggunaan metode makna Al Maduri, Ahmad Hifni Rozzak. Kaifiyyah
gandul kepada para santri baru yang memiliki Al Ma’ani Bil Ikhtisor Li Tullabah Al
latar belakang suku selain Jawa. Namun pihak Madarisi Wa Al Ma’ahidi Ad
pesantren menganggap hal tersebut sebagai Diniyyah. (Tulungagung: Al Hidayah,
sesuatu yang lumrah, yang mana dengan Tanpa Tahun).
seiring berjalannya waktu, mereka akan segera Amirudin, Muhammad Zuhd. “Manajemen
memahaminya. Hal tersebut dikarenakan Pembelajaran Bahasa Arab Pada Pondok
adanya lingkungan bahasa Jawa yang akan Pesantren di Lampung”. (Repository
mendukung kelancaran proses adaptasi UIN Raden Intan Lampung, 2021).
mereka. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian.
Adapun indikator keberhasilan para (Jakarta: Rhenika Cipta, 1993).
santri dalam menguasai ilmu gramatikal Arab Aris dan Syukron. “Perbandingan Metode
adalah dengan keaktifan mereka menjadi Bandongan dan Sorogan Dalam
delegasi pesantren dalam mengikuti berbagai Memahami Kitab Safinatunnajah”.
program Bahtsul Masa‟il yang digelar dalam Tdaqofatuna: Jurnal Ilmu Pendidikan
lingkup kecamatan, kabupaten, maupun Islam, STIT Buntet Pesantren Cirebon,
lingkup pulau Jawa dan Bali. Vol. 03, No. 01, Edisi Juni, (2020).
Chairi, Effendi. “Pengembangan Metode
DAFTAR PUSTAKA Bandongan dalam Kajian Kitab
Kuning di Pesantren Attarbiyah
Abdurrahman. “Pengembangan Desain dan Guluk-guluk Dalam Perspektif
Pendekatan Perencanaan (Planning) Muhammad Abid Al Jabiri”.
Dalam Manajemen Pendidikan Islam”. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen
Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Jurusan Pendidikan
Pendidikan Islam, Univesitas Nurul Manajemen Pendidikan Islam, Institut
Jadid, Probolinggo, Vol. 1, No. 2, Pesantren KH Chalim, Pacet,
(2017). Mojokerto, Vol. 4, No. 1, (2019).
Abidin, Muhammad Zainal. “Manajemen Dilla, Somi Fami. “Kreativitas Manajerial
Pembelajaran Kitab Kuning di Kepala Sekolah Dalam Peningkatan
Pesantren Salafiyah (Studi Multi Situs Mutu Pembelajaran di SMAN 1 Kuala
di Pesantren Al Ustmani dan Al Nagan Raya”. Skripsi Jurusan
Hasani Al Lathifi Kabupaten Manjemen Pendidikan Islam, Fakultas
Bondowoso)”. Tesis Program Studi Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-
Raniry Banda Aceh, (2019).
73
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik Meningkatkan Daya Kritis dan


Ancangan Metode Penelitian dan Pastisipasi Siswa Pada Pembelajaran
Kajian. Cetakan Kedua. (Bandung: PT Fikih di Madrasah Aliyah”. Edukasi:
Refika Aditama, 2006). Jurnal Penelitian Pendidikan Agama
Fadliyah, Jamilatul dan Hernisawati. dan Keagamaan, Kementrian Agama
“Penerapan Bimbingan Kelompok Republik Indonesia, Vol. 18, No. 03,
Berbasis Lalaran Untuk Mengatasi (2020).
Kecemasan Terhadap Hafalan Santri di Hidayah, Erlin Nurul dan Suko Susilo.
Pondok Pesantren”. Buletin of “Tradisi Lalaran Sebagai Upaya
Counseling and Psycgotherapy, Institut Memotivasi Hafalan Santri di Pondok
Agama Islam Ma‟arif NU Metro Pesantren Putri Al-Mahrusiyah III
Lampung, Vol. 02, No. 01, Edisi Mojoroto Kediri Jawa Timur”.
Maret, (2020). Intelektual: Jurnal Pendidikan dan
Fakhrurrozy, M. Imam. “Nahwu dan Shorof Studi Keislaman, Pascasarjana Institut
Perspektif Pembelajar Bahasa Kedua”. Agama Islam Tribakti Kediri, Vol. 10.
Prosiding Seminar Nasional Bahasa No. 01, Edisi April, (2020).
Arab Mahasiswa II, HMJ Jurusan Irsyady, Kamran Asat. “Aspek Gramatikal
Sastra Arab, Fakultas Sastra Syaikh Nawawi Al-Bantani (Perspektif
Universitas Negeri Malang, (2018). Linguistik Arab)”. Al Bayan: Jurnal
Fitrianur, Sofia Hasanah. “Implementasi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab,
Metode Sorogan Modified Dalam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Meningkatkan Kemampuan Membaca Raden Intan Lampung, Vol. 09, No.
Kitab Kuning di Pesantren Luhur 02, Edisi Desember, (2017).
Sabilussalam Ciputat”. Skripsi Jurusan Latif, Yudi. Intelegensia Muslim dan Kuasa:
Pendidikan Agama Islam Fakultas Genealogi Intelegensia Muslim
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Indonesia Abad ke-20. (Bandung:
Syarif Hidayatullah Jakarta, (2014). Mizan, 2005).
Habibi, Achmad, Amirul Mukminin, Johni Muhammad, Husein. “Bahtsul Masail NU dan
Najwan, Muhammad Sofwan, Septu Implementasi Demokrasi”. Edukasi:
Haswindy, Lenny Marzulina, Jurnal Penelitian dan Pendidikan
Muhammad Sirozi, Kasinyo Harto. Agama dan Keagamaan, Kementrian
“Investigating EFL Classroom Agama Republik Indonesia, Vol. 03,
Management in Pesantren: A Case No, 02, Edisi April-Juni, (2005).
Study”. The Qualitative Report, TQR, Munthe, Ashiong P. “Pentingnya Evaluasi
Vol. 23, No, 09, (2018). Program di Institusi Pendidikan:
Hasyim, Mochamad, Amang Fathurrohman. Sebuah Pengantar, Penegrtian, Tujuan,
“Pengembangan Desain Permainan dan Manfaat”. Scholaria: Jurnal
Stik Lalaran Untuk Peningkatan Pendidikan dan Kebudayaan, Fakultas
Kemampuan Mufrodat dalam Kitab Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bahasa Arab Ro‟sun Sirah Bagi Santri Universitas Kristen Satya Wacana,
Madrasah Diniyah Tingkat Ula”. Studi Salatiga, Vol. 5, No. 2, Edisi Mei,
Arab: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, (2015).
Program Studi Pendidikan Bahasa Novitasari, Apriani. “Analisis Pengaruh
Arab Universitas Yudharta Pasuruan, Pembelajaran Teks Arab Berbasis
Vol. 09, No. 02, Edisi Desember, Terjemah Arab Pegon Pada Penguasaan
(2018). Mufrodat dan Gramatikal Bahasa Arab
Hayati, Cucu dan Sukiman. “Efektivitas Siswi MTs Kelas Mumtaz Awal di MTs
Metode Bahtsul Masa‟il Dalam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur”.

74
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)

Tesis Program Studi Pendidikan Islam, Pendidikan islam, Fakultas Tarbiyah


Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab, dan Keguruan, Universitas Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN negeri Sultan Maulana Hasanuddin
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, (2017). Banten, Vol. 3, No. 2, Edisi Desember,
Ridwan, Mohammad. “Manajemen (2017).
Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Syafaruddin dan Irwan Nasution. Manajemen
Pesantren Mahasiswa (Studi Multi Situs Pembelajaran. (Jakarta: Quantum
di Pondok Pesantren Miftahul Huda Teaching, 2005).
Gading, Lembaga Tinggi Pesantren Syafi‟i, Imam. “Transformasi Madzhab Qouli
Luhur (LTPL) dan Pondok Pesantren Menuju Madzhab Manhaji Jama‟iy
Sabilurrosyad Gasek Kota Malang”, Dalam Bahtsul Masa‟il”. Asy-
Tesis Program Magister Manajemen Syari‟ah: Jurnal Hukum Islam,
Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Fakultas Syariah Institut Ilmu
Maulana Malik Ibrahim Malang (2018). Keislaman Zainul Hasan Probolinggo,
Suardipa, I Putu dan Kadek Hengki Vol. 04, No. 01, Edisi Januari, (2018).
Primayana. “Peran Desain Evaluasi Syuhud, A. Fatih. Cara Mudah Membaca
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kitab Kuning. Cetakan kedua.
Kualitas Pembelajaran”. Widyacarya: (Malang: Al Khoirot, 2021).
Jurnal Pendidikan, Agama, dan Budaya Ulum, Mokhamad Miptakhul. “Metode
STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Vol. 4, Membaca Kitab Kuning Antara Santri
No. 2, Edisi September, (2020). dan Mahasiswa”. Islamic Review:
Sufa, Azuma Fela. “Efektifitas Metode Jurnal Riset dan Kajian Keislaman,
Pembelajaran Kitab Kuning di Institut Pesantren Mathaliul Falah,
Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al Pati, Vol. VII, No. 2, (2018).
Mahalli Brajan Wonokromo Pleret Wahyuni, Sri dan Rustam Ibrahim.
Bantul Tahun Ajaran 2013/ 2014”. “Pemaknaan Jawa Pegon Dalam
Literasi: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. Memahami Kitab Kuning di
V, No. 2, Edisi Desember, (2014). Pesantren”. Manarul Qur‟an: Jurnal
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Ilmiah Studi Islam, Lembaga
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian
R&D. (Bandung: Alfabeta, 2008). Masyarakat Univesitas Sains Al
Sumarto. “Evaluasi dan Manajemen Qur‟an, Wonosobo, Vol. 17, No. 01,
Pendidikan Berbasis Al Qur‟an dan Edisi Desember, (2017).
Hadith”. Universum: Jurnal Keislaman Zamroni, Hakim. “Manajemen Pembelajaran
dan Kebudayaan IAIN Kediri, Vol. 10, Kaidah-kaidah Bahasa Arab Dengan
No. 02, Edisi Juli, (2016). Metode Amtsilati”. Tesis Program
Suryapermana, Nana. “Manajemen Magister Manajemen Pendidikan Islam
Perencanaan Pembelajaran”. Tarbawi: Program Pascasarjana Universitas Islam
Jurnal Keilmuan Manajemen Nahdlatul Ulama, Jepara, (2016).
Pendidikan, Jurusan Manajemen

75

You might also like