Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study aims to describe managerial learning form. Arabic grammatical language in Salafiyyah
Putra Darul Ulum Islamic boarding school, explains problem indicators of its success. This study used
qualitative descriptive method with data collection using observation, interview and documentation techniques.
Data validition of this study are used triangulation method. Meanwhile, data analysis are used Miles and
Huberman model which includes data reduction, display data, conclusion and verification. Subjects in this
study are 53 students that divided into IV, V, VI MI, and I, II, and III Mts. Result of this study showed that
managerial process of Arabic grammatical learning at Darul Ulum Islamic boarding school. There is planning
process including daily formulation, weekly, and annual agenda. Implementation of daily agenda is sorogan
form, weekly agenda in lalaran form, and annual agenda in memorization form and book of reading
competition. Meanwhile, evaluation is carried out into three stages, namely weekly, monthly and annual stages.
However, managerial learning found problem in difficulty form of using sterile meaning method to new santri
who had ethnic backgrounds other than Javanese. Indicator of success is activeness of students in participating
in various Bahtsul Masa'il forums.
Keywords: Managerial, grammatical Arabic, Darul Ulum Islamic boarding school
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pembelajaran manajerial. Tata bahasa Arab di
Pondok Pesantren Salafiyyah Putra Darul Ulum, menjelaskan masalah indikator keberhasilannya. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Validasi data penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Sedangkan
analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, display data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Subjek dalam penelitian ini adalah 53 siswa yang terbagi menjadi IV, V, VI MI, dan
I, II, dan III Mts. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses manajerial pembelajaran gramatika bahasa
Arab di Pondok Pesantren Darul Ulum. Ada proses perencanaan termasuk perumusan harian, mingguan, dan
agenda tahunan. Pelaksanaan agenda harian berupa sorogan, agenda mingguan dalam bentuk lalaran, dan
agenda tahunan dalam bentuk hafalan dan lomba membaca buku. Sementara itu, evaluasi dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu tahap mingguan, bulanan, dan tahunan. Namun dalam pembelajaran manajerial ditemukan
kendala berupa kesulitan dalam menggunakan metode pemaknaan steril bagi santri baru yang berlatar
belakang etnis selain Jawa. Indikator keberhasilannya adalah keaktifan mahasiswa dalam mengikuti berbagai
forum Bahtsul Masa'il.
64
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)
pembelajaran mereka lebih fokus dan dan perilaku yang bisa diamati dari sudut
terkonsentrasi. subyek itu sendiri.
Sedangkan Mohammad Ridwan juga Pada dasarnya, metode kajian ini
melakukan penelitian yang berjudul digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
“Manajemen Pembelajaran Kitab Kuning di yang alamiah, dimana peneliti berlaku sebagai
Pondok Pesantren Mahasiswa: Studi Multi instrumen kunci. Dalam penelitian ini, subjek
Situs di Pondok Pesantren Miftahul Huda penelitiannya adalah para santri pondok
Gading Lembaga Tinggi Pesantren Luhur pesantren Darul Ulum berjumlah 53 orang
(LTPL) dan Pondok Pesantren Sabilurrosyad yang terbagi ke dalam 6 kelas. Yaitu kelas IV
Gasek Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan MI, V MI, VI MI, I Mts, II Mts, dan III Mts.
untuk mengungkapkan manajemen Adapun dalam pengambilan sampel sumber
pembelajaran kitab kuning di pondok data dilakukan secara purposive. Dalam teknik
pesantren Miftahul Huda Gading. pengumpulan data, peneliti menggunakan
Dari penelitian terdahulu di atas, beberapa teknik yaitu; observasi di pesantren,
terdapat perbedaan antara kajian-kajian wawancara dengan para santri, dewan
tersebut dengan kajian yang telah peneliti pengurus, dan juga dewan guru. Peneliti juga
lakukan. Perbedaan itu diantaranya; dalam menggunakan teknik dokumentasi berupa
penelitian yang dilakukan oleh Muahmmad foto, merekam gambar dan audio kegiatan
Zuhd Amirudin, peneliti berusaha untuk lalaran, sorogan, dan juga perlombaan.
mengkaji manajemen pembelajaran bahasa Untuk menguji keabsahan data,
Arab di beberapa pesantren yang fokus peneliti menggunakan metode trianggulasi,
kajiannya mencakup empat keterampilan yaitu pengecekan data dari berbagai sumber
berbahasa. Sedangkan penelitian yang dengan berbagai cara dan waktu. Adapun
dilakukan oleh Hakim Zamroni, ia mengkaji teknik tringgulasi yang dipakai peneliti adalah
tentang manajemen pembelajaran kaidah sumber dan data.
bahasa Arab dengan metode Amtsilati. Akan Data-data yang terkumpul dalam
halnya penelitian yang dilakukan oleh penelitian kemudian dianalisis menggunakan
Mohammad Ridwan, ia mengkaji bagaimana analisis deskriptif model analisis data.
manajemen pembelajaran kitab kuning di Sebagaimana menurut Miles dan Huberman
pesantren mahasiswa. Adapun kajian yang yang mengatakan bahwa aktifitas dalam
dilakukan peneliti saat ini adalah untuk analisis data penelitian kualitatif dilakukan
melihat bagaimana manajerial pembelajaran secara interaktif, berlangsung secara terus
gramatikal bahasa Arab di pondok pesantren menerus hingga datanya jenuh. Aktivitas
putra Darul Ulum, Pujon. dalam analisis data ini meliputi reduski data,
data display, conclusion darwing/ verification.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHSAN
Pada penelitian ini, perumusan 1. Bentuk Manajerial Pembelajaran
masalah didapatkan dengan cara studi literatur Gramatikal Bahasa Arab di Pondok
dan sebagaimana apa yang dikatakan oleh Pesantren Darul Ulum
Djajasudarma bahwa para peneliti bahasa Adanya manajemen dalam aktivitas
dapat melihat berbagai metode di dalam organisasi merupakan suatu hal yang tidak
penelitiannya. Maka dalam kajian ini peneliti bisa ditinggalkan. Sebab kehadirannya
menggunakan penelitian kualitatif dengan merupakan peta arah guna mencapai tujuan
metode studi kasus yang berlandaskan pada dan maksud dari organisasi tersebut.
filsafat postpositivisme. Secara umum manajemen merupakan
Dikarenakan mengunakan pendekatan sebuah seni keilmuan dalam mengatur proses
kualitatif, maka prosedur penelitian ini penggunaan sumber daya, baik manusia
menghasilkan data deskriptif berupa tulisan
66
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)
68
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)
sendirinya mereka akan menghafal bait-bait Disamping sebagai media kompetisi antara
tersebut. Hal ini sebagaimana yang dikatakan santri satu dengan santri yang lain untuk
oleh Fitriyah dkk (dalam Fadliyah dan sama-sama bersaing dalam hal keilmuan, juga
Hernisawati) bahwa melalui kegiatan lalaran, sebagai sarana evaluasi bagi para pendidik
para santri dengan sendirinya akan lebih untuk meningkatkan proses pembelajaran
gampang dalam menghafal suatu bait nazom mereka di tahun ajaran berikutnya. Dengan
tertentu, sebab pengulang-ulangan bait nazom diadakannya perlombaan yang selalu digelar
yang dilakukan. setiap tahunnya itu, secara eksplisit juga
Ulfa (dalam Hasyim dan Amang) menuntut para santri untuk menghafal bait-
dalam sebuah kajiannya mengatakan bait nazom yang mengandung materi
bahwasanya kitab yang berbentuk nazom terpenting dalam pembelajaran bahasa Arab
memiliki beberapa fungsi yaitu; 1) fungsi tersebut. Tanpa adanya himbauan atau
hiburan, 2) fungsi pendidikan dan pengajaran, kewajiban untuk menghafal, secara sadar
dan 3) fungsi spiritual. mereka akan menghafalkannya. Sebab para
Bait nazom difungsikan sebagai juri perlombaan tersebut adalah para pengasuh
hiburan sebab dalam prakteknya, para santri di yang akan membuat mental para santri down
pondok pesantren akan melantunkan bait-bait manakala mereka tidak bisa menghafalnya.
yang berirama tersebut untuk menghibur diri Selain mengadakan program agenda-
di tengah kesibukan kegiatan pesantren. agenda di atas, manajemen madrasah juga
Aturan pesantren yang melarang santrinya turut andil dalam penguatan pembelajarn
untuk menggunakan media hiburan yang gramatikal bahasa Arab. Manajemen tersebut
umumnya digunakan oleh kaum muda di luar berupa pemberian muatan materi gramatikal
pesantren, menjadikan nazom sebagai media secara berjenjang dan berkala mulai dari
bernyanyi dan bermusik bersama dengan pendidikan madrasah ibtidaiyyah hingga
santri yang lain. Alat musik yang madrasah tsnawiyah. Mulai dari madrasah
digunakanpun sangat sederahana, seperti ibtidaiyyah kelas IV (di pondok pesantren ini,
gayung, meja, gelas, sendok dan berbagai alat- pendidikan paling dasar adalah kelas IV MI)
alat kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga akan diajarkan pelajaran kitab „Awamil Al
sebagaimana yang dilakukan oleh para santri Jurjani karya Syekh Abdul Qodir Al Jurjani.
pondok pesantren salafiyyah putra Darul Sedangkan pada kelas V MI, materi
Ulum di atas. gramatikal yang diajarkan adalah kitab
Bait nazom juga difungsikan sebagai Jurumiyah karya Syekh Muhammad bin
pendidikan dan pengajaran sebab ia Muhammad bin Muhammad Al Sonhaji. Kitab
mengandung nilai-nilai dedaktis yang memuat ini adalah adalah materi paling dasar ilmu
materi pendidikan tertentu. Bait nazom juga nahwu yang wajib dipahami oleh para santri.
difungsikan sebagai penguatan spiritual sebab Sementara pada kelas VI MI diajarkan kitab
kandungan dalam beberapa nazom tertentu Al „Imrithi karya Syekh Syarfuddin Yahya Al
juga memuat nilai-nilai spiritual yang mampu „Imrity. Adapun dalam jenjang madrasah
menjadi media pendekatan seorang hamba tsanawiyyah, kitab yang diajarkan adalah Al
kepada tuhannya. Fiyyah karya Syekh Muhammad Jamaluddin
3) Agenda Tahunan bin Abdullah bin Malik Al Thay.
Agenda tahunan yang digelar oleh c) Evaluasi
pesantren adalah perlombaan membaca kita Dalam sebuah manajemen pembelajaran,
fiqih dan juga hafalan nazom kitab Al Fiyyah evaluasi merupakan komponen yang tidak
Ibnu Malik, nazom Al „Imrithy, dan juga bisa terpisahkan dengan seluruh proses yang
Qoawa‟id Al Sharfiyyah. Ketiga nazom dilakukan. Evaluasi tidak hanya berperan
tersebut merupakan bait-bait yang penting dalam hasil belajar peserta didik,
mengandung materi ilmu sharaf dan nahwu.
69
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67
tetapi juga dalam pemberian umpan palik Adapun evaluasi tahunan, dilakukan pada
terhadap sebuah program pembelajaran. setiap awal bulan Sya‟ban dalam penanggalan
Wirawan (dalam Ashiong) mengatakan hijriah. Evaluasi itu berupa ujian tulis atau
bahwa: “Evaluasi merupakan riset yang biasa disebut dengan istilah imtihan.
berguna untuk mengumpulkan, menganalisis, Imtihan yang diadakan oleh pondok
dan menyertakan informasi yang berguna pesantren salafiyyah putra Darul Ulum ini
terhadap objek evaluasi, menilainya dan terbagi menjadi dua sesi. Sesi yang pertama
membandingkannya dengan indikator evaluasi berupa ujian tertulis dan kemudian dilanjutkan
dan hasil dari itu semua kemudian digunakan sesi kedua berupa munaqosyah yang dibalut
sebagai bahan pijakan pengambilan keputusan dalam bentuk perlombaan hafalan dan baca
kedepannya”. kitab kuning. Evaluasi yang dikemas dalam
Adapun evaluasi yang dilakukan dalam bentuk ajang kompetisi ini, selain bertujuan
proses pembelajaran gramatikal bahasa Arab untuk mengasah kemampuan para santri
di pondok pesantren salafiyyah putra Darul dalam berkompetisi, juga sebagai bahan
Ulum dilakukan pada beberapa tahap, yaitu penilaian oleh para dewan guru dan pengasuh
tahap mingguan, bulanan, dan tahunan. terhadap kemampuan para santri, khususnya
Untuk tahap mingguan, evaluasi dilakukan dalam bidang gramatikal bahasa Arab. Dari
pada hari Kamis. Evaluasi mingguan ini penilaian tersebut, apabila ditemukan
dikhususkan pada kegiatan sorogan dan beberapa santri yang dirasa lemah dalam satu
lalaran nazom. Adapun bentuk evaluasinya disiplin keilmuan, maka mereka akan
berupa setoran hafalan dan bacaan kitab diberikan pembimbing khusus untuk
kuning kepada pengurus pendamping santri mendalami keilmuan tersebut, pada periode
yang bersangkutan. Dengan proses seperti ini, pembelajaran tahun berikutnya.
para pengurus akan mengetahui bagaimana
perkembangan pembelajaran mereka. Dengan 2. Problematika Manajerial Pembelajaran
adanya evaluasi mingguan ini, para santri Gramatikal Bahasa Arab Terhadap
diharapkan bisa mengoreksi apa yang masih Penguasaan Bahasa Arab Santri
kurang dalam pembelajaran mereka dan Pondok Pesantren Darul Ulum
bagaimana solusi untuk mengatasinya. Dalam setiap pembelajaran yang
Sementara untuk evaluasi bulanan, dilakukan di pondok pesantren salafiyyah
dilakukan pada setiap akhir bulan putra Darul Ulum, Pujon, sistem yang
penanggalan Hijriyah. Dalam tahap ini, para digunakan dalam pembelajaran adalah metode
santri diminta untuk menyetorkan hafalan dan bandongan ala makna gandul. Mengutip
bacaan kitab kuning mereka kepada para definisi dari kajian yang dilakukan oleh
dewan guru. Teruntuk bacaan kitab kuning, Effendi Chairi, bandongan merupakan metode
para santri akan dites bacaan mereka mulai pengajaran tradisional yang digunakan dalam
dari kaedah nahwu, sharaf, dan bagaiamana pengajaran ilmu agama dan berbagai ilmu
mereka menguatkan argumen mereka dengan pengetahuan lainnya.
dalil nazom yang telah mereka hafalkan. Sedangkan makna gandul adalah metode
Dalam tahapan evaluasi bulanan ini, penerjemahan kitab kuning dengan bahasa
diharapkan kemampuan pemahaman Jawa (bahasa lain) secara perkata dengan
gramatikal para santri dan juga argumentasi menulis maknanya di bawah kalimat yang
dalil mereka bisa semakin terasah. Hal ini berbahasa Arab. Dalam pemaknaan tersebut,
akan sangat bermanfaat ketika “khususnya” terdapat simbol gramatikal bahasa Arab yang
mereka mengikuti kegiatan Bahtsul Masail mengisyaratkan posisi kata tersebut.
baik dalam wilayah pesantren, kecamatan, Pada proses pengaplikasian di pesantren,
maupun tingkat kabupaten. metode ini sangat membantu para santri dalam
mengetahui posisi i‟rab, juga mengetahui
70
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)
kalimat aktif maupun pasif. Hal demikian ini 4 ف Di Fa‟il Opo طار
dikarenakan dalam metode makna gandul
Atas Ghoiru (Apa)
terdapat istilah yang sudah pasti diketahui apa
posisi kalimat tersebut dalam hal i‟robnya, „Aqil الطير
dalam hal shorrofnya, i‟lalnya, dan lain
sebagainya. Seperti contoh kalimat yang 5 هط Di Maf‟ul Kela ًصر
memiliki arti ‘utawi’, maka kalimat tersebut
sudah bisa dipastikan bahwa ia berlaku Atas Mutlak wan
sebagai mubtada‟ dalam tatanan i‟robnya. (Deng خالد
Atau makna ‘iku’ yang sudah dipastikan
bahwa kalimat tersebut posisinya sebagai an) بكرا
khobar, atau makna ‘den’ yang sudah
dipastikan bahwa posisi kalimat itu sebagai ًصر
fi‟il mabni majhul, dalam segi shorofnya.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut
contoh tabel makna gandul yang sangat
ا
membantu santri dalam mengetahui
gramatikal bahasa Arab.
N Sim Leta Arti Arti Conto
6 ًف Di Nafi Ora هاجا
Baw (Tida
o bol k Simbol Dala
Sim Dalam m
h
ah k) ء
bol Gramat Baha
ikal/ sa أحود
Kedudu Jawa
kan 7 ب Di Ghoiru Baran ها...
I’rob Baw „Aqil g
Dalam
Kalimat ah (Sesu بيي
1 مDi Mubtad Utawi زيد atu) السوا
Atas a‟ (Adap
un) قائن ء
2 خ Di Khobar Iku بكر 8 ي Di Lam Yekti ٌٌظ
Atas (Adal Baw Ibtida‟ (Tent
ah) هدر ah u) ت
ش لسيد
3 فا Di Fa‟il Sopo قال قائن
Atas „Aqil (Siapa
) أحود 9 سف Di La‟alla Supoy لعلهن
Baw Ta‟kid o
ah (Supa يرجع
71
(UJSS) Vol. 2, No. 2, Agustus 2021: 64—67
74
ANALISIS MANAJERIAL PEMBELAJARAN GRAMATIKAL BAHASA
(Hasan Basri & Nuril Mufidah)
75