You are on page 1of 7

PENGGUNAAN APLIKASI GEO-SLOPE PADA ANALISIS

STABILITAS LERENG DI RUAS JALAN ABEPURA-SKYLAND


Reny Rochmawati1, Ardi Azis Sila2, irianto3
1,2,3
Dosen Program Studi Teknik Sipil , Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua
Jl. DR. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas, Tlp (0967) 534012, 550355, Jayapura-Papua
1
renyrochmawati@gmail.com , 2ardi.azis.@gmail.com,3irian.anto@gmail.com

ABSTRACT
Jayapura City is an area with hilly and mountainous topography, because various topographical conditions
indicate Jayapura City is prone to landslides. The landslide that occurred on the abepura-skyland km 7 road
segment resulted in the disruption of traffic flow on the road, with the landslide natural disaster on this road it
was necessary to analyze the stability of the slopes at the landslide location. Slope stability analysis was carried
out by measuring slopes and taking soil samples at the research site, where soil samples were tested to
determine the index of soil properties including testing water content, sieve analysis, specific gravity, bulk
density, and atterberg limits. Analysis of slope stability at the research site using the geo-Slope/w 2012
program. The analysis aims to find the value of Factor Of Safety (FoS) on the slopes of the landslide location.
The results of the slope measurements obtained a slope value of 23º with a height of 30 meters, as well as the
results of testing the soil properties index it was found that the type of soil at the research site was gravel clay
and slope stability analysis using Slope/w obtained a FoS value of 0.904 and it can be said that the slope in the
study area unsafe because the FoS value is less than 1.

Keywords : Slope stability, Soil properties index, Factor Of Safety (FoS).

ABSTRAK
Kota Jayapura merupakan daerah dengan topografi yang berbukit dan bergunung, karena kondisi topografi yang
beragam mengindikasikan Kota Jayapura rawan terhadap longsor. Longsor yang terjadi di ruas jalan abepura-
skyland km 7 mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas di jalan tersebut, dengan adanya bencana alam
longsor diruas jalan tersebut perlu dilakukan analisis kestabilan lereng di lokasi longsor. Analisis kestabilan
lereng dilakukan dengan pengukuran lereng dan pengambilan sampel tanah pada lokasi penelitian, dimana
sampel tanah diuji untuk mengetahui indeks properties tanah meliputi pengujian kadar air, analisis saringan,
berat jenis, berat isi, dan batas-batas atterberg. Analisis stabilitas lereng pada lokasi penelitian menggunakan
program geo-Slope/w 2012 analisis tersebut bertujuan mencari nilai Factor Of Safety (FoS) pada lereng lokasi
longsor. Hasil pengukuran lereng diperoleh nilai kemiringan sebesar 23º dengan tinggi 30 meter, serta hasil
pengujian indeks properties tanah di ketahui jenis tanah di lokasi penelitian adalah lempung berkerikil dan
analisis stabilitas lereng menggunakan Slope/ w diperoleh nilai FoS sebesar 0,904 dan dapat dikatakan bahwa
lereng pada daerah penelitian tidak aman karena nilai FoS kurang dari 1.

Kata Kunci : Stabilitas lereng, Indeks properties tanah, FactoriOf Safety ( FoSi).

1. PENDAHULUAN Kota Jayapura memiliki kondisi lereng yang


memiliki jenis tanah beragam yaitu tanah podsolik
1.1. Latar Belakang coklat kelabu, podsolik merah kuning, mediteran,
Kota Jayapura merupakan ibu kota Papua yang alluvial, grumusol, dan orgasonol. Pada tanggal 19
memiliki kondisi topografi yang beragam mulai Februari 2021 pada pukul 8 pagi terjadi bencana
dari dataran tinggi, dataran rendah, perbukitan dan alam longsor di ruas jalan Abepura-skyland km 7,
pegunungan. Daerah yang memiliki topografi longsor terjadi akibat curah hujan yang terjadi di
perbukitan dan pegunungan rawan terhadap jalan Abepura-Skyland. Jalan abepura merupakan
bencana alam longsor. karena kondisi topografi sarana transportasi yang penting di Kota Jayapura,
Kota jayapura yang berbukit dan bergunung dampak dari longsor yang terjadi di ruas jalan
mengindikasikan wilayah Kota Jayapura rawan abepura mengakibatkan terganggunya arus lalu
terhadap bencana alam longsor. lintas di jalan tersebut.

184
Dengan adanya bencana alam longsor di ruas jalan 2.2. Longsor
Abepura-skyland tentu perlu dilakukan analisis Tanah longsor (landslides) merupakan
kestabilan lereng di lokasi longsor tersebut karena perpindahan beberapa massa berbentuk tanah,
jalan raya Abepura-skyland merupakan sarana batuan ataupun bahan rombakan, material
transportasi yang penting di kota Jayapura. Analisa penyusun lereng, yang merupakan kombinasi tanah
stabilitas lereng dilakukan dengan cara pengukuran serta batuan, secara gravitasional mengarah bagian
geometri lereng, pengambilan sampel tanah pada dasar suatu lereng (Cruden, 1991). Faktor
lokasi longsor dan selanjutnya dilakukan pengujian penyebab longsor :
propertis tanah setelah itu pengolahan data • Peningkatan kandungan air.
menggunakan program Geo Slope/W 2012. • Getaran yang terjadi umumnya disebabkan
oleh gempa bumi, ledakan, penggalian,
1.2. Rumusan Masalah getaran mesin, serta getaran lalu lintas
Adapun rumusan masalah sebagai berikut kendaraan.
• Berapa nilai Factor Of Safety (FoS) lereng • Peningkatan beban yang melampaui daya
pada lokasi longsor ? dukung tanah atau kuat geser tanah.
Klasifikasi tanah longsor dapat dibedakan menjadi
1.3. Batasan Masalah enam jenis, yaitu runtuhan (fall), robohan (topple),
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam pencaran lateral (lateralispread), longsoran
penyusunan tugas akhir ini antara lain: (slides), aliran (flow) dan gabungan, (Varnes
• Kawasan yang diteliti lereng di Ruas Jalan 1978).
Abepura-Skyland Kota Jayapura.
• Menganalisis stabilitas lereng dengan
menggunakan program Geo-slope/w.

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
• Mengetahui nilai angka keamanan ( Factor
Of Safety ) dari lereng lokasi penelitian
dengan menggunakan program Geo - Slope/W
2012.

1.5. Manfaat Penelitian


Denganiadanya penelitin ini dapat diperoleh
manfaat antara lain :
• Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor
apa saja yang dapat mendukung dan
Gambar 1. Klasifikasi Jenis Tanah
mengurangi stabilitas lereng.
• Menambah informasi untuk akedemisi dalam 2.3. Stabilitas Lereng
mempelajari stabilitas lereng. Stabilitas lereng adalah salah satu
• Menambah informasi bagi instansi pemerintah permasalahan yang sering terjadi dalam pekerjaan
Kota Jayapura dalam mengembangkan konstruksi penambangan, pembuatan jalan dan
pengendalian longsor di Kota Jayapura. lain-lain. Kestabilan lereng yang terganggu dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerusakan
2. LANDASAN TEORI alat konstruksi ,mengancam keselamatan pekerja
2.1. Lereng mengurangi intensitas produksi dan menggangu
Lereng (slope) adalah permukaan tanah yang kelancaran pelaksanaan penambangan (Almenara,
miring dan membentuk sudut tertentu terhadap 2007). Maka dari itu perlu dilakukanan analisis
suatu bidang horizontal dan tidak terlindungi ( Das kestabilan lereng agar mencegah terjadinya
1985 ). Secara umum lereng terbagi menjadi dua keruntuhan lereng.
,yaitu lereng alami dan lereng buatan, lereng dapat Kestabilan lereng dinilai dengan cara mencari
terbentuk secara alamiah karena proses geologi, nilai parameter faktor angka keamanannya yaitu
lereng juga bisa terbentuk karena buatan manusia merupakan rasio antara gaya penahan dengan gaya
contohnya yaitu lereng galian serta lereng timbunan pendorongnya. Gaya penahan merupakan
yang dibutuhkan buat membangun suatu kekuatan pada material yang menghambat
konstruksi jalan raya, jalan kereta api, tanggul terjadinya bencana alam longsor. Gaya
sungai, bendungan dan kanal dan tambang terbuka. penahan ini terkait dengan karakteristik fisis dari
batuan serta tanah ialah kohesi dan koefisien
gesek . Sebaliknya pada gaya pendorong yang
paling besar mempengaruhi merupakan gaya

185
gravitasi, yaitu gravitasi yang searah dengan • Sistem klasifikasi AASHTO ( American
lereng dan mengarah keluar dari lereng. Dimana : Association Of State Highway and
Transporting Official )
Gaya penahan
FoS =
Gaya pendorong
𝑠 2.5. Pengujian Tanah
FoS =
𝑑 Pengujian karakteristik tanah dilakukan pada
s = Gaya tegangan geser maksimum tanah ( N/m ) sampel tanah yang akan digunakan untuk
d = Gaya tegangan geser akibat beban tanah yang pengujian pada laboratorium. Adapun pengujian
akan longsor ( N/m ). ini terdiri dari :
Berdasarkan klasifikasi tabel (Bowles,1984), • Pengujian berat spesifik
apabila FoS > 1 menunjukkan kestabilan lereng, • Pengujian kadar air
sedangkan FoS < 1 ketidakstabilan lereng. Maka • Analisa saringa
itu, kestabilan lereng ke keruntuhan lereng dapat • Pengujian batas-batas atterberg
dipertimbangkan secara matematis. Adapun pengujia kuat geser langsung yang
bertujuan mencari nilai sudut geser dalam dan nilai
2.4. Tanah kohesi tanah. Pengujian ini terdiri dari :
Tanah merupakan material yang terdiri dari • Pengujian geser langsung (Direct Shear Test).
agregat (partikel) mineral padat yang tidak • Pengujian tekan bebas ( Unconsolidated-
tersementasi (terikat secara kimia) dan dari bahan Undrained Compression ).
organik yang melapuk yang berpartikel padat • Pengujian triaksial ( Confined Compression ).
disertai dengan zat gas dan cair yang mengisi • Pengujian geser kipas ( Vane Shear Test ).
rongga di antara partikel-partikel padat tersebut
(Das 1995).
2.6. Metode Bishop
Menurut Bowles (1989) dalam Fauizek,dkk
Metode bishop merupakan metode yang
(2018), tanah merupakan campuran butiran-butiran
diperkenalkan oleh A.W.Bishop, metode bishop
yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis
menggunakan cara potongan. Metode ini
berikut :
digunakan untuk menganalisa permukaan gelincir
• Berangkal (boulders), yaitu potongan batu (Slip Surface) yang berbentuk lingkaran. Gaya
besar, dengan ukuran 250 mm sampai 300 normal total bekerja pada pusat atas potongan
mm. Dengan kisaran antara 150 mm sampai diasumsikan pada metode ini, dan bisa ditentukan
250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal
dengan mengurangi gaya pada potongan secara
(cobbles). normal atau vertikal. Syarat keseimbangan
• Kerikil (gravel), yaitu partikel batuan yang digunakan pada bagian-bagian yang membentuk
berukuran 5 mm sampai 150 mm lereng. Metode bishop mengasumsikan bahwa pada
• Pasir (sand), Partikel batuan yang memiliki arah vertikal gaya yang bekerja pada irisan
ukuran 0,074 mm sampai dengan 5 mm, mempunyai nilai resultan nol.
berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (<
1 mm).
• Lanau (silt), yaitu partikel batuan yang
berukuran dari 0,002 mm sampai dengan
0,074 mm.
• Lempung (clay), merupakan partikel mineral
yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
Partikel ini adalah sumber utama dari kohesi
pada tanah yang kohesif.
• Koloid (colloids), merupakan partikel
mineral yang ‘diam’ yang berukuran lebih
kecil dari 0,001 mm. Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu potongan

Klasifikasi tanah merupakan suatu sistem 2.7. Metode Fellenius


penggolongan yang sistematis dari jenis-jenis Metode Fellenius ( Ordinary Method of
tanah yang mempunyai sifat yang sama ke dalam Slice ) pertama kali diperkenalkan oleh Fellenius
kelompok-kelompok dan sub kelompok (1927,1936) dijelaskan bahwa gaya memiliki sudut
berdasarkan pemakaiannya (Braja M. Das, 1995). kemiringan pararel dengan dasar irisan faktor
Sistem klasifikasi tanah yang biasanya digunakan keamanan dihitung dengan keseimbangan momen.
antara lain : Fellenius menganggap pada arah tegak lurus
• Sistem Klasifikasi Kesatuan Tanah USCS bidang keruntuhan gaya yang bekerja pada sisi
(Unified soil classification system). kanan dan kiri dari sembarang irisan mempunyai
nilai resultan nol.

186
2.8. Keruntuhan Mohr Coulomb lereng dari analisa batas stabilitas elemen
Keruntuhan Mohr Coulomb ada enam sigma/ w ke slope/w bertujuan mempermudah
parameter tanah yang dibutuhkan yaitu nilai sudut menghitung nilai angka keamanan pada tiap
geser dalam (υ), kohesi (C), berat volume tanah (γ), potongan, sebaik perhitungan nilai angka
modulus Young (E), sudut dilatasi (ψ), dan keamanan seluruh keruntuhan.
poisson rasio (ν). Pada metode ini parameter kuat
geser tanah yang tersedia berturut-turut direduksi 3. METODOLOGI PENELITIAN
secara otomatis hingga terjadinya keruntuhan.
Cara keruntuhan lereng, lokasi bidang gelincir 3.1. Diagram Penelitian
dan titik ujung bidang gelincir (out slip point)
berhubungan dengan besarnya nilai kohesi (C),
sudut geser dalam (ϕ) dan kemiringan
lereng. Keruntuhan Mohr Coulomb
dianggap sebagai garis lurus agar mempermudah
perhitungan.

Gambar 3. Kohesi dan sudut geser dalam

2.9. Geostudio Slope/w


Menganalisis kestabilan lereng selain dengan
perhitungan manual, stabilitas lereng dapat
dianalisis menggunakan program software
komputer. Geostudio Slope/w merupakan software
yang berguna dan membantu untuk menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan tanah.
Slope/W adalah program yang menggunakan
batas keseimbangan sebagai cara untuk menghitung
nilai angka keamanani tanah dan lereng.
Menganalisis kestabilan lereng dengan
menggunakan batas keseimbangan, dan memiliki
kemampuan menganalisa sampel tanah yang
berbeda tipe dan jenis, keruntuhan serta kondisi
tekanan air pori dalam tanah yang berubah
menggunakan bagian besar dari contoh tanah. Geo-
slope/w adalah sub program dari Geostudio yang
bisa digunakan menganalisis dengan sub program Gambar 4. Diagram Penelitian
lainnya, yaitu vadose/ w, quake/w, seep/w dan
sigma/w. Permasalahan yang bisa diselesaikan 3.2. Pengumpulan Data
menggunakan program geo-slope/w antara lain : Pada penelitian proses pengumpulan data
• Menghitung nilai faktor keamanan suatu merupakan hal yang penting . Pada penelitian ini
lereng. data yang dibutuhkanantara lain:
• Slope/ w bisa digunakan untuk menghitung • Data Primer, data primer merupakan data yang
nilai faktor angka keamanan sebuah lereng didapatkan langsung di lapangan data primer
dengan beban luar dan perkuatan geo-textile yang diperoleh di lapangan berupa data letak
atau perkuatan lereng dengan angker. lokasi penelitian, data pengukuran pada lereng
• Kondisi tekanan air pori pada dalam tanah lokasi longsor dan data pengujian laboratorium
yang kompleks dibedakan dengan beberapa uji properties tanah.
cara semudah analisa elemen batas dari
tekanan pori atau seperti garis piezometrik.
Tekanan air pori dalam ditemukan pada tiap
dasar potongan lereng dari data titik cara
interpolasi spline.
• Menganalisa kestabilan lereng dengan tekanan
batas elemen. Dengan menginput dataitekanan

187
• Data sekunder, data sekunder merupakan data
yang diperoleh berdasarkan literature yang
berhubungan dengan materi berupa karya tulis
ilmiah, dan data yang diperoleh dari instansi-
instansi terkait.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian antara lain:
• Observasi, adalah peninjauan lapangan
bertujuan untuk mendapatkan data dan
informasi aktual dengan melakukan
pengamatan langsung pada lokasi
• Dokumentasi, adalah metode yang digunakan
untuk mengambil dan mendapatkan data-data di Gambar 5. Potongan Geometri Lereng
lokasi penelitian. Data-data berupa gambar
ataupun foto-foto yang diperoleh dari kegiatan 4.3. Hasil Pengujian Laboratorium Propertis Tanah
observasi. Uji propertis tanah dilakukan pada sampel
• Uji laboratorium, merupakan metode yang tanah yang diambil di lokasi lereng, pengambilan
dilakukan untuk menguji sampel tanah yang sampel tanah pada daerah lereng dilakukan pada 3
titik. Sampel tanah yang diambil adalah tanah tak
diambil dari lokasi penelitian. Data yang
diperoleh dari hasil uji laboratorium berupa data terganggu ( undisturbed soili) dan tanahiterganggu
indeks propertis tanah. ( disturbed soil ).
Pengukuran topografi lereng lokasi penelitian Uji propertis sampel tanah dilakukan di
menggunakan alat ukur total station, pengukuran Laboratorium Kementerian Pekerjaan Umum Dan
bertujuan untuk mengetahui elevasi lereng lokasi Perumahan Rakyat Balai Binamarga Balai
penelitian. Dan adapun pengambilan sampel tanah Pelaksanaan Jalan Jayapura dan Laboratorium
yang dilakukan untuk pengujian properties tanah Teknik Sipil Universitas Yapis Papua. Tahapan uji
yaitu berupa tanah tak terganggu dan tanah properties tanah sebagai berikut :
terganggu. • Pengujian kadar air
• Pengujian analisis saringan
3.3. Metode Analisa stabilitas lereng • Pengujian berat jenis tanah
Proses analisis kestabilan lereng antara lain : • Pengujian batas-batas atterberg
• Mencari indeks propertis tanah berupa berat • Pengujian berat isi
volume, kadar air, ukuran butir dan jenis tanah. Berikut tabel hasil dari pengujian-pengujian
• Pengolahan data menggunakan program propertis tanah :
geostudio slope/w 2012. Tabel 4.1 Kadar Air
• Mencari parameter faktor aman (FoS) lereng Sampel Kadar Air (%)
menggunakan geostudio slope/w 2012.
1 22,46
2 23,50
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 3 22,49
Rata-rata 22,82
4.1. Tinjauan Umum Sumber : hasil perhitungan
Berdasarkan hasil uji laboratorium propertis
tanah yang bertujuan untuk mengetahui jenis tanah Tabel 4.2 Analisis Saringan
dan pemodelan lereng yang dibuat peneliti untuk
% Tanah
mengetahui angka keamanan (Safety factor) pada Diamete Berat %Berat
No. % Yang
lereng lokasi penelitian . Analisis stabilitas lereng r Tanah Tanah
No Sari kumulati Lolos
Saringa Tertaha Tertaha
pada daerah longsor menggunakan program Geo- ngan
n n (gr) n (%)
f (%) Saringan
Slope/w 2012. (%)
1 4 4,75 3,15 0,63 0,63 99,37
4.2. Hasil Pengukuran Geometri Lereng 2 8 2,36 35,04 7,01 7,64 92,36
Hasil pengukuran geometri lereng 3 16 1,18 119,86 23,97 31,61 68,39
menggunakan alat ukur total station diperoleh nilai 4 30 0,16 106,86 21,37 52,98 47,02
kemiringan lereng sebesar 23º dengan tinggi lereng 5 50 0,3 60,42 12,08 65,07 34,93
30 meter. 6 180 0,15 75,92 15,18 80,25 19,75
7 200 0,075 45,15 9,03 89,28 10,72
8 pan 0 53,60 10,72 100,00 0,00
Total 500,00 100,00
Rata - Rata 53,43
Sumber :hasil perhitungan

188
Tabel 4.3 Berat Jenis
Sampel Berat Jenis
1 2,612
2 2,703
3 2,688
Rata-rata 2,668
Sumber : hasil perhitungan

Tabel 4.4 Batas-batas atterberg


Gambar 6. Hasil Angka Faktor Keamanan
Sampel LL (%) PL (%) PI (%)
1 36,70 23,20 13,50
Analisis stabilitas menggunakan program
2 34,00 24,21 9,79
Geo-Slope/W 2012 bertujuan untuk memperoleh
3 32,00 9,61 22,39 nilai faktor angka keamanan (Factor of Safety ).
Rata-rata 34,23 19,01 15,23 Gambar diatas adalah gambar bidang gelincir dari
Sumber : hasil perhitungan lereng lokasi penelitian dengan nilai faktor
keamanan sebesar 0,904. Dari hasil analisis
stabilitas lereng yang diperoleh, bahwa lereng
Tabel 4.5 Berat Isi
pada daerah penelitian tidak aman karena nilai
Berat Isi faktor keamanannya kurang dari satu.
Sampel Berikut gambar simulasi semua slip surface
(g/cm³)
1 1,20
2 1,22
3 1,14
Rata-rata 1,19
Sumber : hasil perhitungan

4.4. Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan


Geo-slope/iw 2012.
Analisis stabilitas dilakukan dengan awal
membuat pemodelan lereng pada program geo-
slope yang bertujuan memvisualisasikan kondisi
sebenarnya pada program dengan memasukkan
data pengukuran geometri lereng, parameter tanah,
nilai kohesi dan sudut geser.
Pengujian laboratorium untuk mencari nilai
kohesi dan sudut geser pada sampel tanah yang Gambar 7. Simulasi Semua Slip Surface
diambil pada lokasi penelitian tidak dapat
dilakukan, karena alat yang diperlukan untuk
pengujian tidak dapat digunakan karena alat 5. PENUTUP
tersebut rusak. Maka karena itu, nilai kohesi dan
sudut geser tanah diambil berdasarkan data 5.1. Kesimpulan
sekunder dengan nilai kohesi tanah 0,10-0,15 Kesimpulan dari hasil penelitian pada lereng
kN/m2 dan sudut geser 20°-22.1º. jalan Abepura-Skyland, hasil analisis stabilitas
Sedangkan untuk parameter tetap tanah lereng menggunakan program Geostudio Slope/w
diambil berdasarkan pengujian laboratorium, pada 2012 diperoleh nilai factor of safety ( angka aman )
pengujian properties tanah diperoleh jenis tanah sebesar 0,904 dari hasil tersebut dikatakan lereng
kerikil lempung dan memiliki nilai γ 11,67 kN/m³. daerah penelitian tidak aman karena nilai Factor of
Safety ( angka aman ) kurang dari satu.
4.5. Hasil Analisis Menggunakan Geo-slope/w 2012.
Berikut gambar hasil running programigeo-
slope/ w 2012 untuk mencari nilai faktor angka
keamanan.

189
5.2. Saran 10. Manual, Help Topics, Menu, 2012,
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berikut Slope/w, Geo Slope International .
beberapa saran antara lain sebagai berikut : 11. O. C. P. Rajagukguk, “Analisis Kestabilan
• Perlu dilakukan analisis stabilitas lereng dengan Lereng dengan Metode Bishop,” Fak. Tek.
menggunakan data primer yang diperoleh Jur. Tek. Sipil Univ. Sam Ratulangi
langsung dari hasil uji kuat geser pada sampel Manad., 2014.
tanah lokasi penelitian. 12. Oktopianto, Yogi. “Stabilitas Lereng
• Hasil analisis stabilitas menggunakan program Menggunakan Metode Fellenius dan Geo
Geo studio-slope/w diperoleh bahwa lereng Slope/ W 2007”. Tugas Akhir.Jakarta,
lokasi penelitian tidak aman atau tidak stabil Universitas Gundarma, 2012.
karena nilai factor of safety ( angka aman ) 13. Sugono Kh, Ir. Mekanika Tanah.
kurang dari satu. Oleh karena itu, perlu Bandung: Nova 1984.
dilakukan perkuatan lereng pada lokasi 14. Susi Hidayah, “Program Ananlisis
penelitian agar tidak terjadi lagi longsor pada Stabilitas Lereng” Tugas akhir,
lokasi lereng penelitian mengingat ruas jalan di Universitas Diponegoro Semarang, 2007.
daerah penelitian merupakan sarana transportasi 15. Rochmawati, R., & Yunianta, A. (2021,
yang penting di Kota Jayapura. August). Soil Characteristics in the Yetni
Yahukimo River Area. In IOP Conference
Series: Earth and Environmental
6. DAFTAR PUSTAKA Science (Vol. 841, No. 1, p. 012007). IOP
1. Arif I.N Arifin, “Analisi Faktor Publishing.
keamanan (Safety Factor) Stabilitas Lereng 16. Saing, Z., & Ibrahim, M. H. (2020).
Menggunakan Geo Slope/W 2012” Tugasakhir, Experimental investigation on strength
Universitas Majalengka,2015. improvement of lateritic Halmahera soil
2. Braja M. Das, 1985, Prinsip-prinsip Mekanika using quicklime stabilization. In IOP
Tanah., PWS Publishing Company. Conference Series: Earth and
3. Bhenon Jhon O, Virman dan Patric M Fandy, Environmental Science (Vol. 419, No. 1,
“Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis p. 012013). IOP Publishing.
untuk Menentukan Bidang Gelincir Daerah
Distrik Abepura, Jayapura-Papua”. Seminar
Nasional geofisika FMIPA Universitas
Hasanudin, 2014
4. Das Bradja M., Endah Noor. 1985. Mekanika
Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis),
Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
5. Dini Elviani, “Analisis Kestabilan Lereng
Menggunakan Geostudio Slope/w 2012 Studi
Kasus Daerah Wisata Kabupaten Pesawaran
Lampung” Tugas Akhir, Lampung selatan :
ITERA, 2020.
6. Erlangga. 1987. Mekanika Tanah dalam
PraktekRekayasa Jilid II, Jakarta
7. Gadjah Mada University Press 2003. Mekanika
Tanah 2, Yogyakarta.
8. Hardiyatmo, Hary.C 1994, Mekanika Tanah 2,
PT Gramedia, Jakarta.
9. Hidayah, Susi, 2007, Program Analisis
Stabilitas Lereng, Undip, Semarang

190

You might also like