Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terminal
DI SUSUN
KELOMPOK 3
2. RIKA RAHIM
3. SAHRUL ARISANDI
i
DAFTAR ISI
..ii
BAB I pendahuluan
B. Tujuan… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..… .2
BAB II
TINJAUAN TEORI
J. Kematian… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .8
ii
BAB III ASKEP PASIEN TERMINAL
A. Kesimpulan .............................................................................................................18
B. Saran .......................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebuah fenomena yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai manusia dalam
benar untuk menjalani proses menuju kematian yang lebih baik. Ketika
seseorang didiagnosa sakit dengan sebuah sakit yang tergolong berat dan
goncangan yang hebat. Kematian adalah salah satu jawaban pasti bagi para
pasien penyakit teminal. Berjalannya waktu baik itu pendek atau panjang, bagi
para pasien terminal penyakit adalah hari-hari yang sangat menyiksa karena
rasa nyeri yang sangat hebat. Berbagai macam peran hidup yang dijalani
selama ini pasti akan menghadapi kendala baik itu disebabkan karena kendala
maupun spiritual yang sangat unik. Sangat penting kita mempelajari konsep
kesehatan yang tepat, seperti memberikan perhatian yang lebih kepada pasien
1
sehingga pasien merasa lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi
sakaratul maut.
B. TUJUAN
a. Tujuan khusus
b. Tujuan umum
C. MANFAAT PENELITAN
2
3. Dapat mengetahui kriteria penyakit terminal
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam
waktu bervariasi
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat
3
Terminal adalah Pasien – psien yang dirawat , yang sudah jelas bahwa
mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk.
(P.J.M. Stevens, dkk. hal 282, 1999 ). Pendampingan dalam proses kematian
adalah suatu pendamping dalam kehidupan karena mati itu termasuk bagian
dari kehidupan . Manusia dilahirkan , hidup beberapa tahun , dan akhirnya mati.
menuju kearah kematian contohnya seperti penyakit jantung , dan kanker atau
penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis ,tidak ada lagi
obat-obatan ,tim medis sudah give up (menyerah) dan seperti yang dikatakan
Pasien penyakit terminal adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana
sudah tidak mungkin dapat menyembuhkan lagi. Oleh karena itu, pasien
akal sehat tidak ada harapan lagi bagi yang sakit untuk sembuh. Keadaan
sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.
B. Klasifikasi
1. Penyakit-penyakit kanker.
2. Penyakit-penyakit infeksi.
6. AIDS
4
C. Manifestasi Klinik
4. Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama
D. Etiologi
4. Problem spiritual.
5
3. Membantu klien menerima rasa kehilangan
kondisi seperti itu bisa jadi akan timbul penolakan dari klien. Dalam
intervensi pelayanan paliatif (Mok dan Chiu, 2004 dikutip dari Potter dan
1. Closed Awareness
Dalam hal ini klien dan keluarga tidak menyadari datangnya kematian,
2. Mutual Pretense
Dalam hal ini klien, keluarag, team kesehatan tahu bahwa kondisinya
membicarakan kondis yang dihadapi klien. Ini berat bagi klien karena
6
3. Open Awareness
Pada kondisi ini klien dan orang disekitarnya tahu bahwa dia berada
intervensi keperawatan.
1. Kehilangan kesehatan
terbatas.
2. Kehilangan kemandirian
ketergantungan
7
6. Kehilangan fungsi mental
bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional
1. Anak
Kematian adalah topik yang tidak mudah bagi orang dewasa untuk
8
tetapi akan sembuh. Kemudian mereka menyadari penyakitnya tidak
penyakit terminal.
J. Kematian (Dying)
a. Definisi
Secara etimologi death berasal dari kata death atau deth yang berarti
9
adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara menetap,
1. Denial (penyangkalan)
apa yang dihadapi atau yang sedang terjadi. Dan tidak siap
2. Marah
Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa
marah ini sering terjadi karena rasa tidak berdaya, bisa terjadi
10
penyakit dan akan meninggal. Pasien yang marah akan
3. Bargaining (menawar)
tuhan agar terhindar dari kehilangan yang akan terjadi, ini bisa
kesalahan atau dosa masa lalu. Pada tahap ini pasien sudah
4. Depresi
11
aktivitas yang dinilainya berharga, teman dan kemudian mulai
5. Penerimaan (acceptance)
BAB III
A. Pengkajian
(Muttaqin, 2008).
saat ini.
12
b.Riwayat kesehatan dahulu.
menderita penyakit yang sama dengan yang klien alami saat ini.
kematian
rangsangan cahaya
13
lantaran perawat berkontak dengan pasien lebih dekat daripada
a) Kebersihan Diri
b) Rasa nyeri
c) Jalan Nafas
14
Perlu diperhatikan pola nafas, frekuensi nafas, bunyi nafas.
pasien yang sadar secara penuh mungkin akan lebih baik untuk
pasien yang tidak sadar, posisi sim bisa menjadi posisi yang baik
oksigen.
d) Aktifitas
menurun.
e) Nutrisi
hal ini, pasien bisa diberikan obat anti ametik untuk mengurangi
15
f) Eliminasi
juga memasangkan duk yang diganti tiap saat atau bisa juga
dilakukan kateterisasi.
g) Perubahan Sensori
h) Kebutuhan Sosial
perawaat yaitu:
diisolasi.
16
c) Menyarankan saudara dan teman klien untuk lebih sering
B. Diagnosis Keperawatan
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
No
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
17
1. Berduka berhubungan Tujuan: setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka
dengan kematian tindakan keperawatan
keluarga atau orang diharapkan tingkat Observasi
yang berarti berduka membaik
Identifikasi kehilangan yang
dihadapi.
Kriteria hasil:
Identifikasi proses berduka
1. Verbalisasi menerima
yang dialami
kehilangan meningkat.
Identifikasi sifat keterikatan
2. Verbalisasi harapan
pada benda yang hilang
meningkat.
atau orang yang meninggal.
3. Verbalisai perasaan
Identifikasi reaksi awal
sedih menurun
terhadap kehilangan.
4. Verbalisai perasaan
bersalah atau Terapeutik
menyalahkan orang Tunjukkan sikap menerima
lain menurun.
dan empati.
5. Marah menurun. Motivasi untuk
6. Panik menurun. menguatkan dukungan
keluarga atau orang
terdekat.
Fasilitasi melakukan
kebiasaan sesuai dengan
budaya, agama dan norma
sosial.
18
Fasilitasi mengekspresikan
perasaan dengan cara yang
nyaman (mis. Membaca
buku, menulis,
menggambar atau bermain)
Edukasi
Anjurkan mengidentifikasi
ketakutan terbesar pada
kehilangan.
Anjurkan mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan.
19
berduka secara bertahap.
Edukasi
Anjurkan
mengungkapkan perasaan
20
terhadap kondisi dengan
realistis
Anjurkan
mempertahankan hubungan.
Anjurkan
mempertahankan hubungan
terapeutik dengan orang lain.
Latih cara mengenang
dan menikmati masalalu
(mis. prestasi, pengalaman).
D. Implementasi
E. Evaluasi
keperawatan telah teratasi atau tidak teratasi dengan mengacu pada kriteria
evaluasi.
21
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi. Contohnya seperti penyakit jantung
gagal ginjal ,dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk
hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up (menyerah) dan
seperti yang di katakan di atas tadi penyakit terminal ini mengarah kearah
menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.Perawatan pasien yang
orang yang menjelang ajal sangat jarang menuntut lebih dari manajemen symptom
yang hati-hati dan perhatian terhadap kebutuhan dasar fisik pasien secara
B.Saran
22
1) Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
2) Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung jawab perawat
3) Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan
DAFTAR PUSTAKA
ed.New York.NY:OxfordUniversity
Indonesia
23
24