You are on page 1of 38

Costy Pandjaitan, PhD

BAGAIMANA PROSES PENANGANAN


JENAZAH COVID 19 DARI SUDUT PANDANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI ?

Disampaikan pada acara Zoominar


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Yayasan Cinta Kasih Sejati (YCKS)
Tanggal 31 Juli 2021
CURICULUM VITAE
My name : Costy Pandjaitan, CVRN,SKM,MARS.,PhD
My DOB : 15 Agustus 1957
My status : Married
Organisasi: Perdalin, HIPPII, ICAs, Pokja PPI Kemenkes, PERSI
Contact : 081296327022, Email: costypandjaitan@gmailcom

Work Experiences:
Cardiac Emergency Unit RSCM , sebagai pelaksana keperawatan (1979 – 1984)
Cardiac Emergency Unit NCCH Harapan Kita ,sebagai Ka.ruangan (1984 – 1999)
Infection Prevention Control Practitioner (1999- 2006)
Head of Infection Prevention Control Practitioner (2006- 2012)
Kasub.Komite Keperawatan bidang mutu (2012-2013)
Education/Course : Tim Penyusun buku:
Basic Course Infection Control APSIC, Singapore (2001) 1.Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes
Advanced Course Infection Control APSIC , Singapore (2001) 2.Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
Advanced Course Infection Control Hong Kong, (2004) 3.Pedoman PPI di GILUT
MOT Course Infection Control , MOH (2006) 4.Pedoman PI HIV P2PL
MOT Course Infection Control WHO/CDC, Thailand (2008) 5.Environment ASEAN OF APSIC
Congress APSIC, Hong Kong ( 2003),Singapore (2005) NARA SUMBER PPI:
MALAYSYA (2007),MACAU (2009),Melbourne ( 2011), Shanghai (2013) 1. BUKR Kemenkes 7. Pelkesi
Congress Infection Prevention Control, Tokyo(2009) 2. Kopartemen PPI PERSI 8. Speaker APSIC Viet nam
Course Infection Prevention Control APSIC, Singapore (2010) 3. Perdalin 9. Project Hope
Course Infection Prevention Control CDC/WHO, Hong Kong (2010) 4.HIPPII 10.YCKS
Course Infection Prevention Control TB (2010) Vietnam Nov 2016 5.IHT di RS
Congress APSIC Thailand (2017),Congress Apsic 2019 di Vietnam. 6.Pelkesi

Experiences in abroad : Inisiator pelatihan


Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985) PPI dasar di Perdalian 2005
Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
Inisisator pelatihan PPI lanjut 2007
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011) Inisiator pelatihan IPCN 2008
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine ( 2011) Inisiator pelatihan IPCN lanjut 2009
Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012) Inisiator pelatihan IPCD 2016
Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012). Speaker di Apsic Vietnam 2019 Pendiri HIPPII 2006
Pencegahan lebih utama dari Pengobatan
PENDAHULUAN
Healthcare Associated Pencegahan dan Jenazah
Pengendalian
Infections COVID 19
Infeksi (PPI)

▪ Kewaspadaan Isolasi
▪ CAUTI
▪ CLABSI dan Terjadi ▪ Kewaspadaan Standar Tidak dapat
▪ Kewaspadaan Transmisi
PLABSI RS ▪ Diklat
menularkan
▪ VAP
▪ SSI ▪ Surveilans
▪ TB Terajadi di luar RS ▪ Pencegahan Infeksi pada
▪ DIARE (masyarakat) pemakaian peralatan dan Sumber
▪ COVID 19 atau di RS Tindakan operasi Infeksi
✓ Memakai masker ▪ PPRA
✓ Memakai pelindung mata
✓ Membersihkan tangan Protokol Memutus mata Kewaspadaan
✓ Menjaga jarak
✓ Menghindari kerumunan
kesehatan rantai infeksi Standar
✓ Menghindari usap2 wajah
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi (PPI) melalui
Perubahan Perilaku Individu
(Costy)

Perubahan dari diri sendiri


mulai tingkat bawah sampai
tingkat atas

Nakes harus menyadari


pentingnya pro-kes

Pencegahan Covid 19
menerapkan Kewaspadaan
Isolasi
KEWASPADAAN ISOLASI
Tujuan Kewaspadaan Isolasi adalah memutus mata rantai infeksi

Lapis I : Kewaspadaan Standar Lapis II : Kewaspadaan Transmisi

Diterapkan kepada Semua pasien Diterapkan kepada pasien yang


tanpa melihat Infeksi atau tidak infeksi sudah Infeksi atau diduga infeksi

▪ Kebersihan tangan ▪ Kontak


▪ Penggunaan alat pelindung diri ▪ Droplet
▪ Pemrosesan alat kesehatan
▪ Airborne
▪ Penanganan linen
▪ Pengendalian lingkunaan
▪ Penanganan limbah
▪ Perllindungan kesehatan karyawan
▪ Penempatan Pasien
▪ Etika batuk/bersin
▪ Penyuntikan yang aman
▪ Praktik lumbal punksi
Pemakaian APD sesuai Paparan dan dinamika transmisi
Kalau begitu, perlukah pakai Hazmat pada
Jawabnya: tidak !!!
petugas pemakaman ?
Mengapa mereka
pakai Hazmat ?

Jawabnya: ketakutan !!!

Mengapa mereka ketakutan ?


No fear
Nopanic
No stress
No worry
Mengapa mereka
tidak paham rantai
infeksi

PELATIHAN PPI !!!


Petugas Pemakaman Pakai
Coverall Kelelahan

Pintu masuk
SARSCoV2
Tidak perlu Mulut
Hidung
Mata

APD : Sarung tangan tebal


dan masker , pelindung mata

Jauh dari pemakaman tapi


tidak jaga jarak

No Pro-kes
x
Tertular dari sesame petugas/pelayat
Pencegahan lebih utama dari Pengobatan
LATAR BELAKANG
Proses
Tidak ada bukti seseorang terinfeksi dari
Jenazah Covid 19 paparan jenazah yang meninggal karena Penanganan
corona virus (WHO 2020) jenazah Covid 19
Tidak bicara
Tidak batuk dari sudut
Tidak bersin pandang PPI
Martabat tubuh jenazah harus
Sumber Infeksi dihormati sesuai dengan tradisi
budaya dan agamanya (WHO 2020)
Kewaspadaan
Standar
Petugas menerapkan
Kewaspadaan Standar Keluarga / Kerabat dekat boleh Individu
diizinkan untuk menyelesaikan terkonfirmasi atau
ritual pemakaman dengan bergejala tidak
Kebersihan tangan tindakan perlindungan yang tepat boleh melayat
APD yang tepat dan benar
Jaga jarak
Protokol kesehatan
x
Bolehkah jenazah CoViD 19
dimakamkan di Tempat Dari sudut pandang PPI
Pemakaman Uumum (TPU)?

Dari WHO 2020


Boleh PPI Kemenkes

Jenazah tidak menularkan


Tanah merupakan reservoir mikroorganisme
CORONA VIRUS DISEASES (COVID 19)
Coronavirus disease 2019 (COVID-19)
adalah Penyakit menular disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome CoronaVirus 2 Wajib dipahami
(SARS-CoV-2) Pintu keluar dan masuk SARS CoV 2
▪ Mulut Masker
.
▪ Hidung Pelindung
▪ Mata mata
Gangguan sistem pernapasan

Pneumonia

Gagal napas

Jenazah Tidak menularkan (WHO 2020)


Covid 19 Tidak ada bukti Menularkan SARS CoV2 saat batuk, bersin, berbicara
Lingkungan Kamar Jenazah
Kamar Jenazah

▪ Kamar mayat harus tetap bersih dan berventilasi benar


setiap saat
▪ Pencahayaan harus memadai
▪ Tempat tubuh jenazah berada , harus dibersihkan
dengan sabun dan air, atau deterjen, disinfeksi
dibersihkan lagi dengan air
Personil harus menggunakan APD yang sesuai ▪ Instrumen harus terbuat dari bahan yang dapat mudah
dengan Paparan dan dinamika transmisi didesinfeksi dan dipelihara
▪ Instrumen yang digunakan selama otopsi harus
dibersihkan dan didesinfeksi segera setelah otopsi
▪ Barang-barang dan limbah klinis harus ditangani dan
dibuang dengan benar dan tepat (Kantong kuning)
KRITERIA JENAZAH COVID 19
Jenazah suspek dari dalam rumah sakit
sebelum keluar hasil swab

Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang telah


Jenazah Covid 19 ditetapkan sebagai kasus probable/konfirmasi
COVID-19.

Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat yang


memenuhi kriteria probable/konfirmasi COVID-19,
termasuk pasien DOA (Death on Arrival) rujukan
dari rumah sakit lain.
PROSES PENANGANAN JENAZAH COVID 19 DI RUANG ISOLASI

• Lakukan Kebersihan tangan sebelum kontak dan setelah kontak


jenazah
• Gunakan APD sesuai paparan dan dinamika transmisi Covid 19 :
Masker bedah, pelindung mata / goggle, face shiled, topi, gaun, sarung
tangan, sepatu sampai mata kaki
• Peralatan perawatan pasien: Lepaskan semua peralatan perawatan
pasien dengan cara seksama, kemudian tutup semua membrane
mukosa tubuh yang mengeluarkan darah, cairan dan kulit yang tidak
utuh akibat tindakan medis, hingga darah dan cairan tidak keluar lagi
dengan kapas atau tampon. Jika ada asesoris jenazah lepaskan dan
dekontaminasi dengan air sabun berikan kepada keluarga
PROSES PENANGANAN JENAZAH COVID 19 DI RUANG ISOLASI

• Minimalkan memanipulasi gerakan dan penanganan tubuh.


• Tidak perlu mendisinfeksi tubuh sebelum ditransfer ke area kamar mayat
• Kantong mayat tidak diperlukan
• Jenazah tidak perlu dimasukkan dalam kantong plastic, bungkus tubuh
jenazah dengan kain dan pindahkan sesegera mungkin ke kamar mayat
(WHO Sep 2020)
• Jenazah segera dipindahkan ke brankat jenazah dan segera ditransfer ke
kamar jenazah, Pastikan tidak ada rembesan darah dan cairan tubuh saat
mengangkat, dan petugas menggunakan APD masker, pelindung mata ,
face shiled, topi, gaun, sarung tangan, sepatu sampai mata kaki
Pastikan bahwa tidak ada rembesan darah, cairan tubuh dari lobang
membrane mukosa tubuh
Tidak menggunakan kantong mayat, kecuali jika direkomendasikan oleh
standar praktik kamar mayat

❑ bila terjadi kebocoran cairan yang berlebihan


▪ untuk prosedur pasca-otopsi
▪ untuk memfasilitasi transportasi dan penyimpanan
❑ jenazah di luar area kamar mayat dan -untuk menangani jenazah
dalam jumlah besar, Jika diindikasikan, gunakan kantong padat,
anti bocor, tidak dapat terurai secara hayati, atau kantong ganda
untuk badan jika kantong yang tersedia tipis dan mungkin bocor
ketika kantong tubuh jenazah diangkat
❑ tidak menggunakan alat transportasi atau kendaraan khusus
untuk pemindahan jenazah.
PROSES PENANGANAN JENAZAH COVID 19 DI RUANG ISOLASI

• Penanganan Limbah: semua limbah padat peralatan


perawatan pasien dimasukan dalam kantong kuning
plastic, dan limbah benda tajam dimasukkan dalam
sharp box. Limbah cair dibuang ke spulhok/toilet
• Permukaan Lingkungan ruang Isolasi, bersihkan dengan
detergen –air- disinfectan klorin 0.5 % kemudian air
bersih
• Linen bekas pakai masukkan dalam kantong plastik
kuning
Jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik pembungkus.
Kantong jenazah harus tertutup sempurna (PPIRevisi ke 5 Kemenkes)
PROSES TRANSPORTASI JENAZAH COVID 19 KE KAMAR JENAZAH

• Kebersihan tangan sebelum menyentuh dan setelah menyentuh jenazah


• APD sarung tangan dan gaun yang digunakan selama proses
pemindahan jenazah dari ruang Isolasi ke brankart dibuka dan dibuang
di ruang perawatan
• Jenazah ditransfer ke kamar jenazah.
• Selama perjalanan, petugas tetap menggunakan masker bedah,
pelindung mata atau dengan faceshield
• Tiba di kamar Jenazah, jenazah dipindahkan dari brankar jenazah ke
meja pemulasaraan jenazah di kamar jenazah oleh petugas yang
menggunakan APD masker, pelindung mata , face shiled, topi,
gaun, sarung tangan, sepatu sampai mata kaki
PROSES PEMULASARAAN JENAZAH COVID 19 DI KAMAR JENAZAH

• Lakukan Kebersihan tangan sebelum kontak dan setelah kontak


jenazah
• Gunakan APD sesuai paparan dan dinamika transmisi Covid 19 :
Masker, pelindung mata , face shiled, topi, gaun, sarung tangan,
sepatu sampai mata kaki
• Tindakan pemandian jenazah hanya dilakukan setelah tindakan desinfeksi,
menggunakan klorin 0.5 %. saat melakukan perawatan jenazah: memandikan
/mencucui tubuh, merapikan rambut, memotong kuku, mencukur.
• Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang. Jika Keluarga
yang hendak membantu memandikan jenazah hendaknya juga dibatasi serta
menggunakan APD sebagaimana petugas pemandi jenazah
• Jenazah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
PROSES PEMULASARAAN JENAZAH COVID 19 DI KAMAR JENAZAH

▪ Pastikan tempat pemandian jenazah yang digunakan


dilengkapi dengan pipa atau selang ke saluran air limbah
yang terhubung ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
▪ Pastikan IPAL harus dilengkapi dengan sistem disinfeksi
pada akhir proses pengolahannya.
▪ Untuk kegiatan pemandian jenazah pada tempat yang
disediakan oleh pemerintah daerah di luar fasilitas
pelayanan kesehatan, maka air limbah ditampung pada
bak khusus dan lakukan disinfeksi dengan membubuhkan
larutan disinfektan, selanjutnya air limbah dapat
diresapkan ke tanah atau dibuang ke badan air, secara
teknis dapat berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten/Kota.
PROSES PEMULASARAAN JENAZAH COVID 19 DI KAMAR JENAZAH

• Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian,


• Pembalseman tidak dianjurkan
• Bila diperlukan peti jenazah, maka dilakukan cara berikut: jenazah
dimasukkan ke dalam peti jenazah dan ditutup rapat; pinggiran peti
disegel dengan sealant/silikon; dan dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik
dengan jarak masing-masing 20 cm. Peti jenazah yang terbuat dari kayu
harus kuat, rapat, dan ketebalan peti minimal 3 cm.
• Sebelum peti ditutup Jika keluarga/kerabat ingin melihat untuk terakhir
kali boleh diijinkan dengan syarat tidak boleh menyentuh atau mencium,
seandainya ingin hanya menyentuh harus pakai sarung tangan dan
Kebersihan tangan
• Keluarga dengan usia > 60 tahun atau dengan adanya immune rendah ,
tidak boleh berinteraksi dengan jenazah
Jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dan diikat rapat (revisi ke 5 PPI
Kemenkes)
PROSES OTOPSI JENAZAH COVID 19 DI KAMAR JENAZAH JIKA PERLU

• Lakukan Kebersihan tangan sebelum kontak dan setelah kontak


jenazah
• APD masker N95 (menimbulkan aerosol), pelindung mata/ goggle ,
face shiled, topi, gaun, sarung tangan, sepatu sampai mata kaki
• Lingkungan udara. Otopsi jenazah dengan suspek atau konfirmasi COVID-19
harus dilakukan di ruang isolasi infeksi airborne yaitu dengan tekanan negatif di
sekitar areanya, Ventilasi cukup, minimal ventilasi alamiah, setidaknya160L / s /
aliran udara
dan mempunyai pertukaran udara minimal 12 ACH.
• Pengambilan spesimen berupa nasopharingeal swab pada pasien yang telah
meninggal dengan curiga atau konfirmasi COVID-19 tetap memerlukan
penggunaan APD masker N95, pelindung mata/ goggle , face shiled,
topi, gaun kedap air, sarung tangan, sepatu sampai mata kaki
• Hanya staf yang bertugas di ruang otopsi
LAYANAN ROHANI KEDUKAAN
• Setiap individu diharapkan dapat melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
• Persemayaman jenazah dalam waktu lama sangat tidak dianjurkan untuk mencegah penularan
penyakit maupun penyebaran penyakit antar pelayat.
• Jenazah yang disemayamkan di ruang duka, harus telah dilakukan tindakan disinfeksi dan dimasukkan
ke dalam peti jenazah serta tidak dibuka kembali.
• Untuk menghindari kerumunan yang berpotensi sulitnya melakukan physical distancing, disarankan
agar keluarga yang hendak melayat tidak lebih dari 30 orang. Pertimbangan untuk hal ini adalah
mencegah penyebaran antar pelayat.
• Jenazah hendaknya disegerakan untuk dikubur atau dikremasi sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
• Setelah diberangkatkan dari rumah duka, jenazah hendaknya langsung menuju lokasi penguburan/
krematorium untuk dimakamkan atau dikremasi. Sangat tidak dianjurkan untuk disemayamkan lagi di
rumah atau tempat ibadah lainnya.
PROSES OTOPSI JENAZAH COVID 19 DI KAMAR JENAZAH JIKA PERLU

• Peralatan perawatan pasien: Setelah selesai Tindakan otopsi, Seluruh


Peralatan dibersihkan dan didisfeksi
• Penanganan Limbah: semua limbah padat paska otopsi dimasukan
dalam kantong kuning plastic, dan limbah benda tajam dimasukkan
dalam sharp box. Limbah cair dibuang ke spulhok/toilet
• Permukaan Lingkungan ruang Isolasi, bersihkan dengan detergen –
air- disinfectan klorin0.5 % kemudian air bersih;meja pemeriksaan, meja
tulis,punggung kursi, keyboard computer, Gagang pintu,Lantai dan dinding
ruangan , Brankar jenazah,Tombol lift, Permukaan dalam mobil jenazah
PROSES PEMAKAMAN JENAZAH

• Pemakaman jenazah dilakukan segera mungkin dengan


melibatkan pihak RS dan dinas pertamanan.
• Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum
• Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur
dibolehkan pada kondisi darurat
• Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat, jika
immunitas menurun atau konfirmasi CoViD 19 tidak
melayat
• Pelayat melakukan kebersihan tangan setelah menyentuh
Permukaan Lingkungan
PROSES PEMAKAMAN JENAZAH

• Petugas pemakaman harus menggunakan APD standar terdiri dari masker bedah
dan sarung tangan tebal
• Pelayat menggunakan APD, masker, pelindung mata, face shiled
• Lingkungan jaga jarak minimal 1-2 m
• Penanganan Limbah .APD yang telah digunakan merupakan limbah medis yang
harus dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Melakukan Kebersihan tangan mencuci dengan Sabun di air mengalir bagi Semua
petugas dan Pelayat
• Menjaga jarak minimal 1 m
PEMAKAMAN OLEH KELUARGA
Pemakaman oleh anggota keluarga atau kematian di rumah dalam konteks di
mana layanan kamar mayat tidak standar atau tidak tersedia dengan andal, atau
di mana biasanya orang sakit meninggal di rumah, keluarga dan dukun adat dapat
diperlengkapi dan dididik untuk mengubur orang di bawah pengawasan.

▪ Orang yang mempersiapkan tubuh tidak boleh mencium almarhum.


Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tubuh harus
benar-benar mencuci tangan dengan sabun dan air setelah selesai;
▪ Terapkan prinsip kepekaan budaya dan pastikan bahwa anggota
keluarga mengurangi paparan mereka sebanyak mungkin.
▪ Anak-anak, orang tua (>60 tahun),dan siapa pun dengan penyakit yang
mendasarinya (seperti penyakit pernapasan, penyakit jantung, diabetes,
atau sistem kekebalan yang dikompromikan) tidak boleh terlibat dalam
mempersiapkan tubuh.
PEMAKAMAN OLEH KELUARGA

▪ Setiap orang (misalnya anggota keluarga, pemuka agama)


mempersiapkan almarhum (misalnya mencuci, membersihkan atau
berpakaian tubuh, merapikan rambut, memotong kuku atau
bercukur) harus memakai sarung tangan setiap kontak dengan tubuh
jenazah.
▪ Untuk aktivitas apa pun yang mungkin menimbulkan percikan cairan
tubuh, mata dan pelindung mulut (pelindung wajah atau kacamata
dan masker medis) harus dipakai. Pakaian yang dikenakan untuk
siapkan tubuh harus segera diangkat dan dicuci setelah prosedur, atau
celemek atau gaun harus dipakai
▪ Minimal jumlah orang yang harus terlibat dalam persiapan.
▪ Orang lain mungkin mengamati tanpa menyentuh tubuh pada jarak
minimal 1 m
▪ Pro-Kes
PEMAKAMAN OLEH KELUARGA

▪ Keluarga dan kerabat boleh melihat jenazah setelah


disiapkan untuk penguburan, sesuai dengan adat.
▪ Anak-anak, orang dewasa > 60 tahun, dan orang yang
mengalami imunosupresi sebaiknya tidak boleh.
▪ Pelayat memperhatikan
✓ tidak boleh menyentuh atau mencium tubuh
✓ harus mencuci tangan dengan sabun dan air setelah
melihat,
✓ jarak fisik harus diterapkan secara ketat (setidaknya 1
m di antara orang-orang),
✓ masker tidak pernah dilepas


PENANGANAN BARANG-BARANG MILIK JENAZAH

▪ Barang-barang milik orang yang meninggal tidak perlu dibakar atau dibuang.
Namun, harus ditangani dengan sarung tangan dan dibersihkan dengan deterjen
diikuti dengan desinfeksi dengan larutan setidaknya 70% etanol atau 0,1% (1000
ppm) pemutih, dan
▪ Pakaian dan kain lain milik almarhum harus dicuci dengan mesin dengan air
hangat. air pada 60−90°C (140−194°F) dan deterjen cucian.
▪ Jika mesin cuci tidak memungkinkan, linen dapat direndam dalam air panas dan
sabun dalam drum besar menggunakan tongkat untuk mengaduk dan berhati-
hati untuk menghindari percikan. Drum kemudian harus dikosongkan, dan linen
direndam dalam klorin 0,05% selama kurang lebih 30 menit.
▪ Akhirnya, cucian harus dibilas dengan air bersih dan linen dibiarkan kering
sepenuhnya di bawah sinar matahari
Pencegahan lebih utama dari Pengobatan

15 M CARA MENCEGAH COVID 19

M16. Vaccinasi
KESIMPULAN

• Proses penanganan jenazah covid 19 harus didakukan sebagai,mana


mestinya, meghargai martabat, dan keyakinannya
• Proses Penanganan jenazah dari sudut pandang PPI dengan menerapkan
Kewaspadaan standar
• Petugas Penanganan jenazah dan petugas pemakaman menggunakan
APD sesuai paparan dan dinamika transmisi
• Keluarga dan teman/kerabat boleh melihat jenazah dengan menerapkan
protokol Kesehatan
• Petugas jenazah dan petugas Pemakaman harus mengikuti pelatihan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
SALAM SEHAT SELALU
References
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19) KeWorld Health Organization (WHO).2020.
Rational use of personal protective equipment kemskes RI Juli 2020
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4834/2021
World Health Organization. (2020). Infection prevention and control during health care when COVID-19 is suspected:
interim guidance, 25 January 2020. https://www.who.int/publications-detail/infectionprevention-and-control-during-
health-care-whennovel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected20200125. (accessed March 22, 2020).
World Health Organization. (2009).Natural ventilation for infection control in health care settings. World Health
Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/44167 (accessed March 22, 2020).
Infection prevention and control for the safe management of a dead body in the context of COVID-19. Interim guidance
4 September 2020
World Health Organization. (2007). Standard precautions in healthcare.
https://www.who.int/publications-detail/standardprecautions-in-health-care (accessed March 22, 2020).
WHO Infection Prevention and Control for the safe management of a dead body in the context of
COVID-19 Interim guidance 24 March 2020
Infection prevention and control during health care when coronavirus disease (COVID-19) is suspected or
confirmed Interim guidance 12 July 2021

You might also like