You are on page 1of 11

JURNAL HUKUM PELITA, Vol. xx No.

xx (xxxx) : xxx-xxx
ISSN 2809-2082 (online)
Available online at: https://jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/JH

Hak dan Tanggung Jawab Sekutu Komanditer dalam


Perseroan Komanditer (CV) : STUDI KASUS
PUTUSAN PENGADILAN TINGGI SURABAYA
NOMOR 783/PDT/2020/PT SBY
Yeni Eriana Rizky
Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa
*Korespondensi: yenieriana24@gmail.com

Info Artikel
Diterima : xxxx Direvisi : xxxx Disetujui : xxxx Diterbitkan : xxxx

Keywords : Commanditaire Vennootschap, Rights and responsibilities, Allied Partner

Abstract : Limited partnership (Commanditaire Vennootschap), hereinafter abbreviated as CV, is a


partnership established by one or more persons who are responsible for the entirety (solider) of the
first party (complementary partner), and one or more people as moneylenders (commandary
partner) on other parties. In this journal the author will discuss one of the decisions of the Supreme
Court which was tried at the Surabaya District Court No. 783/PDT/2020/PT SBY
regarding the Rights and Responsibilities of Limited Allies in Limited Liability Companies.
The type of research used by the author in this study is a normative juridical research method
and uses a law approach and an analytical approach. The results of this study are Limited Allies
are prohibited from participating in carrying out management actions even if they are based on
power of attorney. Limited partnerships are partners who are prohibited / may not carry out
management actions or work on a CV even if they are based on power of attorney. The rights of
limited partners in the CV are basically to receive benefits in accordance with the proportions
they have in the CV or as specified in the articles of association. The limited partner has the
right not to be responsible for the losses suffered by CV more than the amount of its contribution
in the CV, whether it has been given or has been promised to be given as long as he does not
take management action.

Kata kunci : Persekutuan Komanditer, Hak dan Tanggung Jawab, Pesero Sekutu
Abstrak : Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) selanjutnya disingkat CV
adalah persekutuan yang didirikan oleh satu orang/lebih yang secara tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (solider) pada pihak pertama (sekutu
komplementer), dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (sekutu komanditer)
pada pihak lain. Dalam jurnal ini Penulis akan membahas salah satu Putusan
Mahkamah Agung yang di adili pada Pengadilan Negeri Surabaya No.
783/PDT/2020/PT SBY mengenai Hak dan Tanggungjawab Sekutu Komanditer
dalam Perseroan Komanditer. Jenis Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah metode penelitian yuridis normative dan dengan menggunakan pendekatan
undang-undang dan pendekatan Analisis. Hasil dari penelitian ini adalah Sekutu
Komanditer dilarang turut serta dalam melakukan Tindakan kepengurusan walaupun
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX

berdasarkan kuasa sekalipun.1 Sekutu komanditer adalah sekutu yang dilarang /


tidak boleh melakukan perbuatan pengurusan atau bekerja dalam CV walaupun
berdasarkan kuasa sekalipun.2 Hak dari sekutu komanditer dalam CV pada
dasarnya adalah menerima keuntungan sesuai dengan proporsi yang dimilikinya dalam
CV atau sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar.3 Sekutu komanditer
memiliki hak untuk tidak turut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
CV lebih daripada besar kontribusinya dalam CV baik yang telah diberikan atau
yang telah diperjanjikan akan diberikan sepanjang ia tidak melakukan tindakan
kepengurusan.

I. PENDAHULUAN

Adanya kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial di masa pandemi covid-


19, memaksa para pekerja di sekor formal harus kehilangan pekerjaan, di PHK sementara,
di rumahkan dan sebagainya. Ditengah perekonomian global yang sedang melemah,
perekonomian Indonesia pun ikut terpengaruh. Banyak karyawan yang memanfaatkan
peluang di tengah sulitnya pandemi covid-19 ini menjadi seorang wirausaha demi
menyambung hidupnya. Perkembangan usaha yang mereka dirikan juga memiliki
keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi negara. Semakin banyak bisnis yang terbuka,
semakin banyak pula terbukanya lapangan pekerjaan.
Pemerintah melalui Kementrian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman modal
(BKPM) mempercepat dan mempermudah system perizinan berusaha di Indonesia untuk
pertumbuhan ekonomi. Banyak keuntungan menjalankan usaha dengan menggunakan
bentuk badan usaha. Salah satu bentuk badan usaha yang dapat dilipih adalah
Comanditaire Venootschap (Selanjutnya disebut CV).4 Persekutuan Komanditer
(Commanditaire Vennootschap) selanjutnya disingkat CV adalah persekutuan yang
didirikan oleh satu orang/lebih yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab
untuk seluruhnya (solider) pada pihak pertama (sekutu komplementer), dan satu orang
atau lebih sebagai pelepas uang (sekutu komanditer) pada pihak lain.5 Pembuatan CV
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 16-35, yang mana menurutnya
siapapun yang ingin mendirikan CV hanya perlu membuat akta notaris, yang kemudian di
daftarkan di Pengadilan Negeri. Seperti yang kita ketahui, setiap badan usaha memiliki hak

1 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 9 ayat (3)


2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 20 ayat (2)
3 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1633
4 Krisnandi Nasution&Alvin Kurniawan, “Pendaftaran Commanditaire Vennotschap (CV) setelah terbitnya

PERMENKUMHAM No 17 TAHUN 2018”, Vol, No,


5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 19

2
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx

dan tanggung jawab di dalamnya. Sebagai salah satu bentuk badan usaha, keberadaan CV
telah dikenal masyarakat dalam lalu lintas bisnis. Bentuk CV ada 3 (tiga) macam yaitu:
1. Persekutuan Komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang belum
meyatakan dirinya dengan terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai
persekutuan komanditer. Bertindak keluar perusahaan, persekutuan itu masih
menyatakan dirinya sebagai persekutuan firma, tetapi bertindak ke dalam
perusahaan, persekutuan itu sudah menjadi persekutuan komanditer.
2. Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan komanditer yang
dengan terang-terangan menyatakan dirinya sebagai persekutuan komanditer
kepada pihak ketiga.
3. Persekutuan komanditer dengan saham, yaitu persekutuan komanditer terang-
terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham. Persekutuan bentuk ini sama
sekali tidak diatur dalam KUHD.
Ketentuan Pasal 19 sampai dengan Pasal 21 KUHD yang mengatur tentang Firma
jika dikaji lebih jauh, jelaslah bahwa CV adalah Firma dengan bentuk khusus.
Kekhususannya itu terletak pada eksistensi sekutu komanditer yang tidak ada pada Firma.
Firma hanya mempunyai sekutu aktif yang disebut firmant, sedangkan pada CV selain ada
sekutu aktif juga ada sekutu komanditer atau sekutu pasif (sleeping partner).
Sekutu komanditer disebut juga sebagai sekutu pelepas uang karena
kedudukannya di dalam CV yang hanya memberikan kontribusi (inbreng) atau kontribusi
ke dalam CV.6 Setelah memberikan inbreng, maka sekutu komanditer hanya menunggu
sampai ia mendapatkan keuntungan saja karena pada dasarnya terdapat larangan bagi
sekutu komanditer untuk melakukan Tindakan kepengurusan atau bekerja dalam CV
walau berdasarkan kuasa sekalipun.
Penulis akan membahas salah satu Putusan Mahkamah Agung yang di adili pada
Pengadilan Negeri Surabaya No. 783/PDT/2020/PT SBY mengenai Hak dan
Tanggungjawab Sekutu Komanditer dalam Perseroan Komanditer. Pada putusan ini
menjelaskan Ibu Sulastri menggantikan posisi ibunya pada tahun 2000 yang disebut
sebagai Penggugat mengadakan Kerjasama adik kandungnya yang Bernama P. Budiono
Alm (Paman Penggugat / Suami Tergugat) untuk merintis usaha keluarga yaitu jasa
penitipan paket barang yang kemudian dikenal dengan nama TIKI. P. Budiono menikah
dengan Siti Basuki Lestari (Tergugat) setelah istri pertamanya mennggal dunia. Pada tahun
2002 P.Budiono meninggal dunia, dan setelah itu usaha TIKI tersebut tetap berjalan di

6 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1618

3
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX

bawah pengelolaan Ibu Sulastri (Penggugat) sementara tergugat hanya memantau dan
hanya menerima laporan saja pada saat itu. Kemudian Penggugat dan Tergugat
mengikatkan diri dalam sebuah Perseroan Komanditer (CV. ERVINNA BUDI
LESTARI). Tetapi pada saar itu tergugat menjadikan penggugat sebagai karyawan dan
menerima gaji. Kemudian penggugat menonaktifkan diri sebagai karyawan dari CV
tersebut per 18 Desember 2019 karena penggugat merasa tidak pernah dilibatkan dalam
segala pengambilan keputusan terkait TIKI. Selain itu penggugat tidak mendapatkan
haknya sebagai Persero Sekutu dan gaji sebagai karyawan. Sehingga Tatik Indah
Lestari/Sulastri menuntut tergugat dan menuntut haknya.
Seperti yang kita ketahui di dalam KUHPerdata bahwa Kewajiban utama dan satu-
satunya dari seorang sekutu komanditer adalah memberikan inbreng atau kontribusi.7
Sekutu komanditer adalah sekutu yang dilarang / tidak boleh melakukan perbuatan
pengurusan atau bekerja dalam CV walaupun berdasarkan kuasa sekalipun.8 Dalam kasus
tersebut diketahui bahwa Tatik Indah Lestari/Sulastri selaku penggugat menjadi karyawan
di CV. ERVINNA BUDI LESTARI padahal penggugat adalag seorang sekutu
komanditer CV tersebut sehingga penggugat jelas melanggar ketentuan KUHD mengenai
tugas dan tanggungjawab sekutu komanditer dalam CV.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji dan membahas kasus tersebut
menjadi karya ilmiah yang berjudul Hak dan Tanggung Jawab Sekutu Komanditer dalam
Perseroan Komanditer (CV) : Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No.
783/PDT/2020/PT SBY

II. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian yuridis normatif, yaitu sebuah metode penelitian hukum dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder, penelitian hukum normatif ini merupakan
proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum ataupun doktrin-
doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.9

Penulis melakukan riset penelitian ini menggunakan pendekatan undang-undang


(statue approach) yaitu pendekatan yang menelaah semua peraturan perundang-undangan
terkait Hak dan Tanggung Jawab Sekutu Komanditer dalam Perseroan Komanditer dan

x Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Ps. 1618


8 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Ps. 20 ayat (2)
9 http://repository.uib.ac, di akses 5 Juni 2022

4
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx

pendekatan Analisis (analytical approach) merupakan bentuk pendekatan dengan


menganalisa bahan hukum untuk mengetahui makna yang terkandung dalam istilah-
istilah yang digunakan dalam peraturan perundang-undangan secara konsepsional.

III. PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Sekutu Komanditer Menurut Kitab Undang-


Undang Hukum Dagang.
Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Commanditaire Vennootschap)
adalah suatu bentuk badan usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha Kecil
dan Menengah (UKM) sebagai bentuk identittas organisasi badan usaha di Indonesia.10

Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang


(KUHD) dan dijelaskan bahwa CV adalah perseroan yang berbentuk dengan cara
meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang persero atau lebih yang
bertindak sebagai pemberi pinjaman uang.11

Persekutuan Komanditer (CV) tidak diatur secara khusus oleh undang-undang,


baik dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maupujn Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, akan tetapi pengaturannya mengacu dan tunduk pada ketentuan-
ketentuan maatschap dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Persekutuan
Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Pasal 19, 20, 21, 30 ayat (2) dan
32).12

Dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang disebutkan bahwa


Persekutuan Komanditer (persekutuan Pelepas uang) sebagai bentuk lain dari Firma, yakni
Firma yang lebih sempurna dan memiliki satu atau beberapa orang sekutu pelepas
uang/komanditer. Didalam Persekutuan Komanditer terdapat dua jenis sekutu yang
berlainan sifat dan tugasnya ialah13 :

- Sekutu-sekutu Komanditer

10 Zainal Asikin&Wira Pria Suharta, Pengantar Hukum Perusahaan, (Jakarta, Prenadamedia Group, 2016),
hlm. 41
11
Ibid
12 Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Jakarta, Rajagrafindo Persada,

2017), hlm. 79
13 Paramita Praningtyas, Buku Ajar Hukum Perusahaan, (Semarang, Penerbit Yoga Pratama, 2016), hlm.

59

5
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX

- Sekutu-sekutu Komplementer

Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan,
yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero
komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero
komanditer/sekutu komaditer), pesero aktif adalah orang yang mempunyai tanggung jawab
penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai direktur. Adapun pesero pasif
adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam
perusahaan, yaitu sebagai sekutu komanditer.

Sekutu komanditer atau sekutu diam atau sekutu pasif (sleeping partners) adalah sekutu
yang hanya memasukkan uang atau benda ke kas persekutuan sebagai pemasukan
(inbreng) dan berhak atas keuntungan dari persekutuan tersebut. Menurut Pasal 20 ayat
(3) KUHD, tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang
ia setor. Kemudian oleh Pasal 20 ayat (2) KUHD ditentukan pula bahwa sekutu
komanditer tidak boleh ikut serta dalam pengurusan persekutuan atau mencampuri sekutu
kerja. Apabila larangan tersebut dilanggar oleh sekutu komanditer, maka Pasal 21 KUHD
memberikan sanksi kepada sekutu komaditer. Sanksi yang diberikan dalam bentuk sekutu
komanditer tersebut harus bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan terhadap
semua utang atau perikatan yang dibuat persekutuan.

B. Pokok Bahasan dari Putusan

Tentang Duduk Perkara Pada putusan ini menjelaskan Ibu Tatik Indah Lestari
menggantikan posisi ibunya pada tahun 2000 yang disebut sebagai Penggugat mengadakan
Kerjasama adik kandungnya yang Bernama P. Budiono Alm (Paman Penggugat / Suami
Tergugat) untuk merintis usaha keluarga yaitu jasa penitipan paket barang yang kemudian
dikenal dengan nama TIKI. P. Budiono menikah dengan Siti Basuki Lestari (Tergugat)
setelah istri pertamanya meninggal dunia. Pada tahun 2002 P.Budiono meninggal dunia,
dan setelah itu usaha TIKI tersebut tetap berjalan di bawah pengelolaan Ibu Tatik Indah
Lestari (Penggugat) sementara tergugat hanya memantau dan hanya menerima laporan
saja pada saat itu. Kemudian Penggugat dan Tergugat mengikatkan diri dalam sebuah
Perseroan Komanditer (CV. ERVINNA BUDI LESTARI). Tetapi pada saar itu tergugat
memeggang seluruh keuangan TIKI dan tidak pernah memberikan laporan keuangannya
kepada penggugat. Selain itu tergugat menjadikan penggugat sebagai karyawan dan
menerima gaji. Kemudian penggugat menonaktifkan diri sebagai karyawan dari CV

6
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx

tersebut per 18 Desember 2019 karena penggugat merasa tidak pernah dilibatkan dalam
segala pengambilan keputusan terkait TIKI. Selain itu penggugat tidak mendapatkan
haknya sebagai Persero Sekutu dan gaji sebagai karyawan. Sehingga Tatik Indah
Lestari/Sulastri menuntut tergugat dan menuntut haknya.

Seperti yang kita ketahui bahwa perbuatan Tergugat dikatakan Melawan Hukum
karena Tergugat tidak pernah memberikan laporan keuangan secara berkala dan tiap-tiap
tahunnya kepada penggugat, bahkan tidak memberikan hak penggugat sebagai Persero
Komanditer yaitu gaji perbulan Persero Komanditer beserta pembagian laba tiap
tahunnya.

Tetapi dijelaskan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Sekutu


Komanditer dilarang turut serta dalam melakukan Tindakan kepengurusan walaupun
berdasarkan kuasa sekalipun.14 Sekutu komanditer adalah sekutu yang dilarang / tidak
boleh melakukan perbuatan pengurusan atau bekerja dalam CV walaupun berdasarkan
kuasa sekalipun.15 Hak dari sekutu komanditer dala CV pada dasarnya adalah menerima
keuntungan sesuai dengan proporsi yang dimilikinya dalam CV atau sebagaimana
ditentukan dalam anggaran dasar.16 Sekutu komanditer memiliki hak untuk tidak turut
bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh CV lebih daripada besar kontribusinya
dalam CV baik yang telah diberikan atau yang telah diperjanjikan akan diberikan sepanjang
ia tidak melakukan tindakan kepengurusan.17

Kedudukan sekutu komanditer di dalam badan usaha CV ini hanyalah sebagai


seorang yang memberikan modal tanpa ikut mengurus perusahaan secara internanya
dengan kata lain sebagai Pelepas uang saja dan ia bukanlah wakil dari CV tersebut di muka
pengadilan jika ada pihak lain yang menggugat atau menuntuk suatu hak kepada CV
tersebut. Dengan kedudukannya ini maka secara tidak langsung sekutu komanditer akan
memiliki tanggung jawab yang berbeda pula dari sekutu pengurus terhadap kerugian yang
dialami CV.18

Sebab di dalam CV ada dua jenis sekutu yaitu sekutu pengurus dan sekutu
komanditer mengakibatkan terdapat dua jenis tanggung jawab pula, yaitu tanggung jawab

14 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 9 ayat (3)


15 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 20 ayat (2)
16 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1633
17 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 19 ayat (3)
18 Tengku Ridha Andina, Skripsi. “Kajian Hukum Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komanditer Dalam Pelunasan

Hutang Perusahaan yang Dinyatakan Pailit” (Medan : UMSU, 2019). hlm. 26.

7
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX

tidak terbatas (unlimited liability) dan tanggung jawab terbatas (limited liability). Tanggung
jawab tidak terbatas atau pribadi (personalliability) artinya bahwa kreditor dapat menuntut
kewajiban persekutuan tidak saja dari asset persekutuan tetapi juga asset pribadi para
sekutu. Dengan kata lain, kontribusi sekutu pengurus termasuk pula memberikan jaminan
atas kewajiban perusahaan, sedangkan tanggung jawab terbatas bermakna bahwa
tanggung jawab pemilik atas utang perusahaan hanya sebesar modal yang ditanamkan
dalam perusahaan. 19

Kewajiban utama dan satu-satunya dari sorang sekutu komanditer adalah


memberikan inbreng atau kontribusi.20 Pelanggaran atas larangan kepengurusan oleh
sekutu komanditer mengakibatkan sekutu komanditer harus turut bertanggung jawab
secara tanggung menanggung atas utang dan perikatan yang dilakukan oleh CV.21
Tindakan CV yang dilakukan oleh sekutu komanditer merupakan tindakan pengendalian
yang dianggap melakukan keikutsertaan dalam pengurusan CV yang merupakan
pelanggaran atas Pasal 20 ayat (2) KUHD. Akibatnya, sifat keistimewaan dari sekutu
komanditer yang bertanggung jawab hanya sebatas kontribusinya di dalam CV menjadi
tidak berlaku.22

Dengan melihat hak dan kewajiban sekutu komanditer, didapatkan kesimpulan jika
sekutu komanditer merupakan sekutu yang pada dasarnya tidak dapat berbuat atau terlibat
dalam kepengurusan. Setidaknya terdapat 2 (dua) hal penting yang mendasari pembatasan
tindakan dari sekutu komanditer yaitu23 :

(i) menghindari seseorang untuk melakukan perjanjian dengan CV yang menarik


sekutu komanditer menjadi sekutu bertanggung jawab yang harus bertanggung
jawab secara tanggung renteng atau dapat dikatakan untuk melindungi sekutu
komanditer dari pertanggung jawaban secara tidak terbatas sehingga dan

(ii) menghindari sekutu komanditer untuk bertindak sembrono untuk dan atas nama
CV yang mana akan menjaga tanggung jawab sekutu komanditer tetap terbatas
dalam CV.

19 Ibid
20 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1618
21
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 20
22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 21
23
Nike Destia Nuralim&Yetty Komalasari Dewi, “Akibat Hukum Terhadap Sekutu Komanditer Yang
Menyetujui Tindakan CV Berdasarkan Anggaran Dasar CV dan KUHD” Vol, No,

8
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx

Maksimum ia boleh mengadakan pengawasan, karena ia sama sekali tidak dikenal


oleh pihak ketiga. Sedangkan sekutu komplementerlah yang berhak untuk melakukan
pemeliharaan dan pengurusan bagi persekutuan. Apabila terdapat keuntungan, tentu saja
sekutu komanditer mengharapkannya, sedangkan sebaliknya ia akan dibebani kerugian
apabila ternyata perusahaan menderita rugi. Hanya saja besarnya beban kerugian yang
dipikul sekutu komanditer berlainan dengan beban kerugian yang harus dipikul oleh
sekutu komplementer. Sekutu komanditer tidak boleh dibebani kerugian lebih dari jumlah
atau nilai pemasukkannya. Sedangkan sekutu komplementer pada prinsipnya jumlah
beban kerugian tidak dibatasi, kecuali apabila ditetapkan lain dalam perjanjian.24

IV. KESIMPULAN

Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang


(KUHD) dan dijelaskan bahwa CV adalah perseroan yang berbentuk dengan cara
meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang persero atau lebih yang
bertindak sebagai pemberi pinjaman uang.

Sekutu Komanditer dilarang turut serta dalam melakukan Tindakan kepengurusan


walaupun berdasarkan kuasa sekalipun.25 Sekutu komanditer adalah sekutu yang dilarang
/ tidak boleh melakukan perbuatan pengurusan atau bekerja dalam CV walaupun
berdasarkan kuasa sekalipun.26 Hak dari sekutu komanditer dalam CV pada dasarnya
adalah menerima keuntungan sesuai dengan proporsi yang dimilikinya dalam CV atau
sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar.27 Sekutu komanditer memiliki hak untuk
tidak turut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh CV lebih daripada besar
kontribusinya dalam CV baik yang telah diberikan atau yang telah diperjanjikan akan
diberikan sepanjang ia tidak melakukan tindakan kepengurusan

Dengan melihat hak dan kewajiban sekutu komanditer, didapatkan kesimpulan


jika sekutu komanditer merupakan sekutu yang pada dasarnya tidak dapat berbuat atau
terlibat dalam kepengurusan. Setidaknya terdapat 2 (dua) hal penting yang mendasari
pembatasan tindakan dari sekutu komanditer yaitu :

24 Paramita Praningtyas, Buku Ajar Hukum Perusahaan, (Semarang, Penerbit Yoga Pratama, 2016), hlm.
70
25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 9 ayat (3)
26 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 20 ayat (2)
27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1633

9
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX

(i) menghindari seseorang untuk melakukan perjanjian dengan CV yang menarik sekutu
komanditer menjadi sekutu bertanggung jawab yang harus bertanggung jawab secara
tanggung renteng atau dapat dikatakan untuk melindungi sekutu komanditer dari
pertanggung jawaban secara tidak terbatas sehingga dan
(ii) menghindari sekutu komanditer untuk bertindak sembrono untuk dan atas nama CV
yang mana akan menjaga tanggung jawab sekutu komanditer tetap terbatas dalam
CV.

V. SARAN
1. Untuk pelaku usaha lebih berhati-hati dan ketika mendirian sebuah badan usaha
harus lebih memperhatikan Undang-Undang yang menjadi dasar hukum yang
menjadi dasar dibentuknya sebuah badan usaha.
2. Untuk pemerintah perlu membuat aturan terbaru mengenai badan usaha, karena
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang perlu diperbaharui agar mengikuti
perkembangan zaman khsususnya di bidang usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Muhaldi, Hukum Perusahaan : Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2017).
Zainal Azikin, Wira Pria Suharta, Hukum Perusahaan, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2016).
Paramita Praningtyas, Buku Ajar Hukum Perusahaan, (Semarang : Penerbit Yoga
Pratama, 2016).

Jurnal
Krisnandi Nasution, Alvin Kurniawan, “Pendaftaran Commanditaire Vennotschap (CV) setelah
terbitnya PERMENKUMHAM No 17 TAHUN 2018”, Vol, No,
Nike Destia Nuralim, Yetty Komalasari Dewi, “Akibat Hukum Terhadap Sekutu Komanditer
Yang Menyetujui Tindakan CV Berdasarkan Anggaran Dasar CV dan KUHD” Vol, No,

Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

10
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Skripsi
Tengku Ridha Andina, 2019. “Kajian Hukum Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komanditer
Dalam Pelunasan Hutang Perusahaan yang Dinyatakan Pailit” Skripsi. Medan : Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Internet
http://repository.uib.ac Diakses pada 5 Juni 2022 Pukul 21.17 WIB

11

You might also like