Professional Documents
Culture Documents
Jurnal HK. Perusahaan Yeni Eriana Rizky
Jurnal HK. Perusahaan Yeni Eriana Rizky
xx (xxxx) : xxx-xxx
ISSN 2809-2082 (online)
Available online at: https://jurnal.pelitabangsa.ac.id/index.php/JH
Info Artikel
Diterima : xxxx Direvisi : xxxx Disetujui : xxxx Diterbitkan : xxxx
Kata kunci : Persekutuan Komanditer, Hak dan Tanggung Jawab, Pesero Sekutu
Abstrak : Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) selanjutnya disingkat CV
adalah persekutuan yang didirikan oleh satu orang/lebih yang secara tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (solider) pada pihak pertama (sekutu
komplementer), dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (sekutu komanditer)
pada pihak lain. Dalam jurnal ini Penulis akan membahas salah satu Putusan
Mahkamah Agung yang di adili pada Pengadilan Negeri Surabaya No.
783/PDT/2020/PT SBY mengenai Hak dan Tanggungjawab Sekutu Komanditer
dalam Perseroan Komanditer. Jenis Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah metode penelitian yuridis normative dan dengan menggunakan pendekatan
undang-undang dan pendekatan Analisis. Hasil dari penelitian ini adalah Sekutu
Komanditer dilarang turut serta dalam melakukan Tindakan kepengurusan walaupun
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX
I. PENDAHULUAN
2
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx
dan tanggung jawab di dalamnya. Sebagai salah satu bentuk badan usaha, keberadaan CV
telah dikenal masyarakat dalam lalu lintas bisnis. Bentuk CV ada 3 (tiga) macam yaitu:
1. Persekutuan Komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang belum
meyatakan dirinya dengan terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai
persekutuan komanditer. Bertindak keluar perusahaan, persekutuan itu masih
menyatakan dirinya sebagai persekutuan firma, tetapi bertindak ke dalam
perusahaan, persekutuan itu sudah menjadi persekutuan komanditer.
2. Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan komanditer yang
dengan terang-terangan menyatakan dirinya sebagai persekutuan komanditer
kepada pihak ketiga.
3. Persekutuan komanditer dengan saham, yaitu persekutuan komanditer terang-
terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham. Persekutuan bentuk ini sama
sekali tidak diatur dalam KUHD.
Ketentuan Pasal 19 sampai dengan Pasal 21 KUHD yang mengatur tentang Firma
jika dikaji lebih jauh, jelaslah bahwa CV adalah Firma dengan bentuk khusus.
Kekhususannya itu terletak pada eksistensi sekutu komanditer yang tidak ada pada Firma.
Firma hanya mempunyai sekutu aktif yang disebut firmant, sedangkan pada CV selain ada
sekutu aktif juga ada sekutu komanditer atau sekutu pasif (sleeping partner).
Sekutu komanditer disebut juga sebagai sekutu pelepas uang karena
kedudukannya di dalam CV yang hanya memberikan kontribusi (inbreng) atau kontribusi
ke dalam CV.6 Setelah memberikan inbreng, maka sekutu komanditer hanya menunggu
sampai ia mendapatkan keuntungan saja karena pada dasarnya terdapat larangan bagi
sekutu komanditer untuk melakukan Tindakan kepengurusan atau bekerja dalam CV
walau berdasarkan kuasa sekalipun.
Penulis akan membahas salah satu Putusan Mahkamah Agung yang di adili pada
Pengadilan Negeri Surabaya No. 783/PDT/2020/PT SBY mengenai Hak dan
Tanggungjawab Sekutu Komanditer dalam Perseroan Komanditer. Pada putusan ini
menjelaskan Ibu Sulastri menggantikan posisi ibunya pada tahun 2000 yang disebut
sebagai Penggugat mengadakan Kerjasama adik kandungnya yang Bernama P. Budiono
Alm (Paman Penggugat / Suami Tergugat) untuk merintis usaha keluarga yaitu jasa
penitipan paket barang yang kemudian dikenal dengan nama TIKI. P. Budiono menikah
dengan Siti Basuki Lestari (Tergugat) setelah istri pertamanya mennggal dunia. Pada tahun
2002 P.Budiono meninggal dunia, dan setelah itu usaha TIKI tersebut tetap berjalan di
3
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX
bawah pengelolaan Ibu Sulastri (Penggugat) sementara tergugat hanya memantau dan
hanya menerima laporan saja pada saat itu. Kemudian Penggugat dan Tergugat
mengikatkan diri dalam sebuah Perseroan Komanditer (CV. ERVINNA BUDI
LESTARI). Tetapi pada saar itu tergugat menjadikan penggugat sebagai karyawan dan
menerima gaji. Kemudian penggugat menonaktifkan diri sebagai karyawan dari CV
tersebut per 18 Desember 2019 karena penggugat merasa tidak pernah dilibatkan dalam
segala pengambilan keputusan terkait TIKI. Selain itu penggugat tidak mendapatkan
haknya sebagai Persero Sekutu dan gaji sebagai karyawan. Sehingga Tatik Indah
Lestari/Sulastri menuntut tergugat dan menuntut haknya.
Seperti yang kita ketahui di dalam KUHPerdata bahwa Kewajiban utama dan satu-
satunya dari seorang sekutu komanditer adalah memberikan inbreng atau kontribusi.7
Sekutu komanditer adalah sekutu yang dilarang / tidak boleh melakukan perbuatan
pengurusan atau bekerja dalam CV walaupun berdasarkan kuasa sekalipun.8 Dalam kasus
tersebut diketahui bahwa Tatik Indah Lestari/Sulastri selaku penggugat menjadi karyawan
di CV. ERVINNA BUDI LESTARI padahal penggugat adalag seorang sekutu
komanditer CV tersebut sehingga penggugat jelas melanggar ketentuan KUHD mengenai
tugas dan tanggungjawab sekutu komanditer dalam CV.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji dan membahas kasus tersebut
menjadi karya ilmiah yang berjudul Hak dan Tanggung Jawab Sekutu Komanditer dalam
Perseroan Komanditer (CV) : Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No.
783/PDT/2020/PT SBY
Jenis Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian yuridis normatif, yaitu sebuah metode penelitian hukum dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder, penelitian hukum normatif ini merupakan
proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum ataupun doktrin-
doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.9
4
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx
III. PEMBAHASAN
- Sekutu-sekutu Komanditer
10 Zainal Asikin&Wira Pria Suharta, Pengantar Hukum Perusahaan, (Jakarta, Prenadamedia Group, 2016),
hlm. 41
11
Ibid
12 Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Jakarta, Rajagrafindo Persada,
2017), hlm. 79
13 Paramita Praningtyas, Buku Ajar Hukum Perusahaan, (Semarang, Penerbit Yoga Pratama, 2016), hlm.
59
5
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX
- Sekutu-sekutu Komplementer
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan,
yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero
komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero
komanditer/sekutu komaditer), pesero aktif adalah orang yang mempunyai tanggung jawab
penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai direktur. Adapun pesero pasif
adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam
perusahaan, yaitu sebagai sekutu komanditer.
Sekutu komanditer atau sekutu diam atau sekutu pasif (sleeping partners) adalah sekutu
yang hanya memasukkan uang atau benda ke kas persekutuan sebagai pemasukan
(inbreng) dan berhak atas keuntungan dari persekutuan tersebut. Menurut Pasal 20 ayat
(3) KUHD, tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang
ia setor. Kemudian oleh Pasal 20 ayat (2) KUHD ditentukan pula bahwa sekutu
komanditer tidak boleh ikut serta dalam pengurusan persekutuan atau mencampuri sekutu
kerja. Apabila larangan tersebut dilanggar oleh sekutu komanditer, maka Pasal 21 KUHD
memberikan sanksi kepada sekutu komaditer. Sanksi yang diberikan dalam bentuk sekutu
komanditer tersebut harus bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan terhadap
semua utang atau perikatan yang dibuat persekutuan.
Tentang Duduk Perkara Pada putusan ini menjelaskan Ibu Tatik Indah Lestari
menggantikan posisi ibunya pada tahun 2000 yang disebut sebagai Penggugat mengadakan
Kerjasama adik kandungnya yang Bernama P. Budiono Alm (Paman Penggugat / Suami
Tergugat) untuk merintis usaha keluarga yaitu jasa penitipan paket barang yang kemudian
dikenal dengan nama TIKI. P. Budiono menikah dengan Siti Basuki Lestari (Tergugat)
setelah istri pertamanya meninggal dunia. Pada tahun 2002 P.Budiono meninggal dunia,
dan setelah itu usaha TIKI tersebut tetap berjalan di bawah pengelolaan Ibu Tatik Indah
Lestari (Penggugat) sementara tergugat hanya memantau dan hanya menerima laporan
saja pada saat itu. Kemudian Penggugat dan Tergugat mengikatkan diri dalam sebuah
Perseroan Komanditer (CV. ERVINNA BUDI LESTARI). Tetapi pada saar itu tergugat
memeggang seluruh keuangan TIKI dan tidak pernah memberikan laporan keuangannya
kepada penggugat. Selain itu tergugat menjadikan penggugat sebagai karyawan dan
menerima gaji. Kemudian penggugat menonaktifkan diri sebagai karyawan dari CV
6
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx
tersebut per 18 Desember 2019 karena penggugat merasa tidak pernah dilibatkan dalam
segala pengambilan keputusan terkait TIKI. Selain itu penggugat tidak mendapatkan
haknya sebagai Persero Sekutu dan gaji sebagai karyawan. Sehingga Tatik Indah
Lestari/Sulastri menuntut tergugat dan menuntut haknya.
Seperti yang kita ketahui bahwa perbuatan Tergugat dikatakan Melawan Hukum
karena Tergugat tidak pernah memberikan laporan keuangan secara berkala dan tiap-tiap
tahunnya kepada penggugat, bahkan tidak memberikan hak penggugat sebagai Persero
Komanditer yaitu gaji perbulan Persero Komanditer beserta pembagian laba tiap
tahunnya.
Sebab di dalam CV ada dua jenis sekutu yaitu sekutu pengurus dan sekutu
komanditer mengakibatkan terdapat dua jenis tanggung jawab pula, yaitu tanggung jawab
Hutang Perusahaan yang Dinyatakan Pailit” (Medan : UMSU, 2019). hlm. 26.
7
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX
tidak terbatas (unlimited liability) dan tanggung jawab terbatas (limited liability). Tanggung
jawab tidak terbatas atau pribadi (personalliability) artinya bahwa kreditor dapat menuntut
kewajiban persekutuan tidak saja dari asset persekutuan tetapi juga asset pribadi para
sekutu. Dengan kata lain, kontribusi sekutu pengurus termasuk pula memberikan jaminan
atas kewajiban perusahaan, sedangkan tanggung jawab terbatas bermakna bahwa
tanggung jawab pemilik atas utang perusahaan hanya sebesar modal yang ditanamkan
dalam perusahaan. 19
Dengan melihat hak dan kewajiban sekutu komanditer, didapatkan kesimpulan jika
sekutu komanditer merupakan sekutu yang pada dasarnya tidak dapat berbuat atau terlibat
dalam kepengurusan. Setidaknya terdapat 2 (dua) hal penting yang mendasari pembatasan
tindakan dari sekutu komanditer yaitu23 :
(ii) menghindari sekutu komanditer untuk bertindak sembrono untuk dan atas nama
CV yang mana akan menjaga tanggung jawab sekutu komanditer tetap terbatas
dalam CV.
19 Ibid
20 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1618
21
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 20
22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 21
23
Nike Destia Nuralim&Yetty Komalasari Dewi, “Akibat Hukum Terhadap Sekutu Komanditer Yang
Menyetujui Tindakan CV Berdasarkan Anggaran Dasar CV dan KUHD” Vol, No,
8
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx
IV. KESIMPULAN
24 Paramita Praningtyas, Buku Ajar Hukum Perusahaan, (Semarang, Penerbit Yoga Pratama, 2016), hlm.
70
25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 9 ayat (3)
26 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 20 ayat (2)
27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1633
9
JURNAL HUKUM PELITA | VOLUME XX NOMOR XX, XXXX
(i) menghindari seseorang untuk melakukan perjanjian dengan CV yang menarik sekutu
komanditer menjadi sekutu bertanggung jawab yang harus bertanggung jawab secara
tanggung renteng atau dapat dikatakan untuk melindungi sekutu komanditer dari
pertanggung jawaban secara tidak terbatas sehingga dan
(ii) menghindari sekutu komanditer untuk bertindak sembrono untuk dan atas nama CV
yang mana akan menjaga tanggung jawab sekutu komanditer tetap terbatas dalam
CV.
V. SARAN
1. Untuk pelaku usaha lebih berhati-hati dan ketika mendirian sebuah badan usaha
harus lebih memperhatikan Undang-Undang yang menjadi dasar hukum yang
menjadi dasar dibentuknya sebuah badan usaha.
2. Untuk pemerintah perlu membuat aturan terbaru mengenai badan usaha, karena
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang perlu diperbaharui agar mengikuti
perkembangan zaman khsususnya di bidang usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Muhaldi, Hukum Perusahaan : Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2017).
Zainal Azikin, Wira Pria Suharta, Hukum Perusahaan, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2016).
Paramita Praningtyas, Buku Ajar Hukum Perusahaan, (Semarang : Penerbit Yoga
Pratama, 2016).
Jurnal
Krisnandi Nasution, Alvin Kurniawan, “Pendaftaran Commanditaire Vennotschap (CV) setelah
terbitnya PERMENKUMHAM No 17 TAHUN 2018”, Vol, No,
Nike Destia Nuralim, Yetty Komalasari Dewi, “Akibat Hukum Terhadap Sekutu Komanditer
Yang Menyetujui Tindakan CV Berdasarkan Anggaran Dasar CV dan KUHD” Vol, No,
Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
10
JURNAL HUKUM PELITA | Volume xx Nomor xx, xxxx
Skripsi
Tengku Ridha Andina, 2019. “Kajian Hukum Terhadap Tanggung Jawab Sekutu Komanditer
Dalam Pelunasan Hutang Perusahaan yang Dinyatakan Pailit” Skripsi. Medan : Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Internet
http://repository.uib.ac Diakses pada 5 Juni 2022 Pukul 21.17 WIB
11