Professional Documents
Culture Documents
Ervina Fahnul Maharani1), Nurul Hidayah, S.Kep, Ns, M.Kep 2), Ririn Anantasari,
S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Mat 2)
1)
Mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
2)
Dosen Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
E-mail : ervinafahnulm@gmail.com
Fever seizure is a seizure generation that occurs when the body temperature increases more
than 38ºC due to extracranial process. Fever seizures are often the cause of hospitalization
and the child does not immediately get proper help and will quickly have an impact, namely
lack of oxygen, which causes apnue. One of the supporting interventions is tepid sponge
and shallot compress. Currently it hasnot been used as a complementary action in the room,
only as a recommendation to the family. So this study aims to determine the effectiveness
of tepide sponge and shallot compresses on the axilla to reduce body temperature in
children with febrile seizures, carried out on 25 November 20119 to 23 January 2020 in the
Children Room of dr. R Soedarsono, Pasuruan City.Design Quasi Experimental withdesign
time series. The population in this study were all pediatric patients with febrile convulsions
according to the inclusion criteria, totaling 30 respondents. The sample in this study were
15 children with theintervention tepid sponge and 15 children with the axillary compress
onion intervention. The sampling technique used consecutive sampling. Based on the
results of thestatistical Independent Sample T-testtest results obtained Pvalue 0.001 (p
<0.05). The results showed that the average decrease in body temperature in the
administration of tepid sponge was 0.68 ° C (SD = 0.20), while the mean decrease in body
temperature was given an onion compress to the axilla, namely 0.43 ° C (SD = 0.14). The
p value for decreasing body temperature between thegroups Tepid Sponge and Compress
shalloton the axilla has a significant p value of 0.001. So it is hoped that health workers
will give educators to children's mothers to use a tepid sponge and compress the onion on
the axilla to support febrile seizures
Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh lebih
dari 38ºC disebabkan proses ekstrakranium. Kejang demam sering menjadi penyebab rawat
inap dan anak tidak segera mendapat pertolongan yang tepat dan cepat akan berdampak
yaitu kekurangan oksigen pada yang mengakibatkan apnue. Salah satu intervensi
penunjang adalah tepid sponge dan kompres bawang merah, Saat ini belum dijadikan
sebagai tindakan komplementer di ruangan, hanya sebatas saran kepada keluarga. Maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tepide sponge dan kompres bawang
merah pada aksila terhadap penurunan suhu tubuh pada anak kejang demam, dilaksanakan
pada tanggal 25 november 20119 sampai 23 Januari 2020 di Ruang Anak RSUD dr. R
Soedarsono Kota Pasuruan. Desain Quasi Eksperimental dengan rancangan time series.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak dengan kejang demam yang sesuai
kriteria inklusi berjumlah 30 responden. Sampel dalam penelitian ini yaitu 15 anak dengan
intervensi tepid sponge dan 15 anak dengan intervensi kompres bawang merah pada aksila.
Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Berdasarkan hasil uji
statistik Independent Sample T-test didapatkan hasil Pvalue 0,001 (p < 0,05). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari rerata penurunan suhu tubuh pada pemberian tepid
sponge yaitu 0.68°C (SD = 0,20), sedangkan rerata penurunan suhu tubuh pemberian
kompres bawang merah pada aksila yaitu 0.43°C (SD = 0,14). Nilai p value pada penurunan
suhu tubuh antara kelompok Tepid Sponge dan Kompres bawang merah pada aksila
memiliki signifikasi p value 0,001. Maka diharapkan petugas kesehatan memberikan
educator kepada ibu anak untuk menggunakan tepid sponge dan kompres bawang merah
pada aksila sebagai penunjang mengatasi kejang demam
Kata Kunci : Kejang Demam, Tepid sponge, Kompres Bawang Merah, Suhu Tubuh
Tabel 4.7 Perubahan Suhu tubuh sebelum dan 4. Menganalisis Rerata Pre-Post Tepid
sesudah dilakukan pemberian selimut elektrik Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada
terhadap penurunan suhu tubuh pasien anak Anak Kejang Demam
kejang demam di ruang RSUD dr Soedarsono
Pasuruan. Nilai normalitas menggunakan uji Tabel 4.8 analisis rerata suhu tubuh pre-post
normalitas Shapiro Wilk. pemberian intervensi tepid sponge terhadap
penurunan suhu tubuh anak kejang demam di
Signifikasi ruang anak RSUD dr Soedarsono Pasuruan 25
NO. Data Kelompok Saphiro November 2019 – 23 Desember 2020
Wilk
Kelompok No. Variabel N Mean Sig ∆
Pre-test Perlakuan 0.589 (2-
Suhu Tepid Sponge tiled)
1 Tubuh Kelompok 1. Pre-test 15 38.69 0.001 0.45
Hari ke- Kompres Post-test 38.24
0.108
1 Bawang Suhu Tubuh
Merah Sesi Hari
Kelompok ke-1
Post-
Perlakuan 0.316 2. Pre-test 15 38.32 0.000 0.68
test
Tepid Sponge Post-test 37.63
Suhu
2 Kelompok
Tubuh Suhu Tubuh
Kompres
Hari ke- 0.580 Sesi Hari
Bawang
1 ke-2
Merah
Kelompok 3. Pre-test 15 37.73 0.000 0.90
Pre- test Perlakuan 0.612 Post-test 36.83
Suhu Tepid Sponge Suhu Tubuh
3 Tubuh Kelompok Sesi Hari
Hari ke- Kompres ke-3
0.071
2 Bawang
Merah
Post- Kelompok 5. Menganalisis Rerata Pre-Post kompres
4 test Perlakuan 0.120 bawang merah pada aksila Terhadap
Suhu Tepid Sponge
Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak C. Pembahasan
Kejang Demam
1. Mengidentifikasi Suhu Tubuh Sebelum dan
Tabel 4.9 analisis rerata suhu tubuh pre-post Sesudah Pemberian tepid sponge Terhadap
pemberian intervensi kompres bawang merah
penurunan suhu tubuh anak kejang demam di
pada aksila terhadap penurunan suhu tubuh
anak kejang demam di ruang anak RSUD dr ruang anak RSUD dr Soedarsono Pasuruan
Soedarsono Pasuruan 25 November 2019 – 23
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hasil rerata
Desember 2020
No. Variabel N Mean Sig ∆ suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
(2-
tiled) pemberian tepid sponge terhadap penurunan suhu
1. Pre-test 15 38.74 0.001 0.30
Post-test 38.43 tubuh pada anak kejang demam yaitu teridentifikasi
Suhu
Tubuh adanya rata-rata suhu tubuh sebelum tindakan pada hari
Sesi Hari
ke-1 ke-1 38.6⁰C dan sesudah tindakan 38.2⁰C, Pada hari
2. Pre-test 15 38.29 0.000 0.38
ke-2 38.3⁰C dan sesudah tindakan 37.6⁰C, Pada hari
Post-test 37.91
Suhu ke-3 37.7⁰C dan sesudah tindakan 36.8⁰C, Menurut
Tubuh
Sesi Hari peneliti suhu tubuh sebelum dan sesudah
ke-2
3. Pre-test 15 37.88 0.000 0.54 mendapat interevensi Tepid Sponge dapat
Post-test 37.34
Suhu menurunkan suhu tubuh pada anak yang
Tubuh
Sesi Hari mengalami hipertermi dimana suhu tubuh yang
ke-3
tinggi (>38ºC) dapat melepaskan muatan listrik di
6. Menganalisis Efektivitas Antara Tepid
sponge dan komprs bawang merah otak sehingga timbul kejang, dimana hal ini
terhadap penurunan suhu tubuh anak
kejang demam disebut dengan kejang demam, pada intervensi
Tabel 4.10 Perbandingan derajat suhu tubuh tepid sponge kompres dilakukan di bagian
pre-test dan post-test antara tepid sponge dan
kompres bawang merah terhadap ppenurunan pembuluh besar pada tubuh yaitu ketiak, leher, dan
suhu tubuh anak kejang demam di ruang anak
RSUD dr Soedarsono Pasuruan November 2019 lipatan paha dengan cara teknik seka sehingga
– 23 Januari 2020 penelitian pada 25 November
2019 – 23 Desember 2019
permukaaan kulit mengalami vasodilatasi
Mean Rank Sig (2
sehingga terjadi evaporasi sehinga panas dalam
tailed)
Selisi Tepid 0.68 0.001
tubuh keluar. Sesuai dengan hasil penelitian
h Sponge
Rerat Kompre 0.43
sebelumnya yang telah dilakukan oleh (Aryanti
a Pre- s
post Bawang
Wardiyah, Setiawati, 2014) pemberian tepid
Merah
sponge dapat menurunkan suhu tubuh melalui Menurut peneliti dengan memberikan
proses penguapan dan dapat memperlancar interevensi Kompres Bawang Merah Pada Aksila
sirkulasi darah, sehingga darah akan mengalir dari dapat menurunkan suhu tubuh ada anak yang
organ dalam kepermukaan tubuh dengan mengalami kejang demam dimana pada gerusan
membawa panas. Menurut (Wardiyah, Setiawati bawang merah pada permukaan kulit membuat
and Romayati, 2016) Tepid sponge merupakan pelebaran pada pembuluh darah sehingga terjadi
suatu prosedur untuk meningkatkan kontrol proses evarporasi dan terjadi pengeluaran panas
kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan terlebih kompres bawang merah ini dilakukan di
konduksi, yang biasanya dilakukan pada pasien daerah askila dimana terdapat pembuluh darah
yang mengalami demam tinggi. Tujuan dilakukan besar sehingga penurunan suhu tubuh dapat terjadi
tindakan tepid sponge yaitu untuk menurunkan secara maksimal. Sesuai dengan hasil penelitian
suhu tubuh pada pasien yang mengalami sebelumnya yang telah dilakukan oleh (Putri and
2. Mengidentifikasi Suhu Tubuh Sebelum dan tubuh yang bermakna antara sebelum dan setelah
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui rerata suhu yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk
tubuh sebelum dilakukan intervensi pada mengontrol pengeluaran panas, sehingga terjadi
kelompok Kompres Bawang Merah Pada Aksila vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan
pada hari ke-1 adalah 38.7ºC setelah, hari ke-2 hambatan produksi panas. Darah didistribusi
adalah 38.2ºC, hari ke-3 adalah 37.8ºC setelah kembali ke pembuluh darah permukaan untuk
dilakukan intervensi rerata suhu tubuh hari ke-1 meningkatkan pengeluaran panas. Terjadinya
adalah 38.4ºC, hari ke-2 adalah 37.9ºC, hari ke-3 vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan panas
yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu penelitian ini didukung oleh penelitian yang
tubuh mencapai keadaan normal kembali. dilakukan oleh (Muthahharah and Andi Nia, 2017)
serta memfasilitasi perpindahan panas di tubuh ke demam setelah mendapat kompres bawang merah
lingkungan sekitar sehingga terjadi penurunan 1 kali dalam sehari selama 3 hari berturut-turut
7. Menganalisis Efektivitas Antara Tepid sponge yang diterapkan akan lebih kompleks. Penelitian
dan komprs bawang merah terhadap penurunan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
suhu tubuh anak kejang demam
(Rana Ashshafa Nur Afrah, Faisal Kholid Fahdi,
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji 2017) yang menyatakan Berdasarkan hasil
Indipendent Sample T-Test, terbukti ada perbedaan penelitian rerata pasien yang telah diberi intervensi
suhu tubuh yang signifikan antara pemberian tepid tepid sponge maupun kompres bawang merah
sponge dan kompres bawang merah pada aksila, p pada aksila mengalami penurunan suhu tubuh.
value 0.001 < 0.05), sehingga dapat disimpulkan Peneliti berasumsi penurunan suhu tubuh pasien
anak setelah mendapat interevensi tepid sponge 1 menjadi gas. Sesuai dengan hasil penelitian pada
kali dalam sehari selama 3 hari bertut-turut table 4.1 usia responden terdapat pada rentang 1
dikarenakan pada interevensi menggunkan prinsip tahun – 5 tahun hal ini sesuai dengan pernyataan
kehilangan panas secara evaporasi. Pada yang disampaikan oleh (HK, Susilawati and
kelompok kompres bawang merah pada aksila Amatiria, 2017) kejang demam merupakan
mengalami penurunan suhu tubuh namun tidak kelainan neurologis yang paling sering dijumpai
sebanyak dibandingkan dengan tepid sponge. pada bayi dan anak, terutama golongan umur 6
Menurut peneliti hal ini dikarenakan kompres bulan sampai 4 tahun, dan hampir 3 % dari pada
bawang merah hanya dilakukan di satu tempat anak yang berumur 5 tahun pernah menderitanya.
yang terdapat pembuluh dasar yaitu aksila Kejang ini disebabkan oleh demam yang semakin
meskipun begitu kompres bawang merah pada tinggi (suhu diatas > 38.0ºC) hal ini juga sesuai
aksila dapat menurunkan suhu tubuh dikarenakan dengan penlitian yang dilakukan oleh (Gunawan
kandungan dalam bawang merah yang dapat and Saharso, 2012) faktor usia cukup berperan
menurunkan suhu tubuh pada anak kejang demam terhadap kejadian KD. Risiko terjadinya KD
yang mengalami hipertermi. Penelitian ini sejalan berulang menurun seiring per- tambahan usia.
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri and Peningkatan ambang batas kejang seiring
Cahyaningrum, 2017) Bawang merah yang bertambahnya usia anak akan menurunkan risiko
digerus akan melepaskan enzim alliinase yang KD berulang.
berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang KESIMPULAN
akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit Perubahan suhu tubuh antara pretest dan
yang berfungsi menghancurkan bekuan darah. posttest pada masing-masing kelompok
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah mendapatkan hasil perbedaan yang signifikan
juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga namun perbedaan yang lebih tinggi dapat dilihat
peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain pada kelompok tepid sponge. Hasil uji perbedaan
dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu eketivitas antara kelompok tepid sponge dan
tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kompres bawang merah mendapatkan hasil yang
kaemferol. signifikan menunjukkan bahwa pemberian tepid
Menurut (Cahyaningrum, 2015), Selain sponge lebih efektif daripada kelompok kompres
penggunaan obat antipiretik, penurunan suhu bawang merah pada aksila untuk menurunkan
tubuh dapat dilakukan secara fisik (non suhu tubuh pada anak yang mengalami kejang
farmakologik) yaitu dengan penggunaan energi demam.
panas melalui metoda konduksi dan evaporasi.
Ketika kulit hangat menyentuh yang hangat maka DAFTAR PUSTAKA
akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi,
sehingga perpindahan energi panas berubah Almeida, M. De (2008) ‘Tepid sponging plus
dipyrone versus dipyrone alone for Anak’, Media Medika Indonesiana,
reducing body temperature in febrile 46(2), pp. 75–80.
children’, Instituto Materno Infantil
Professor Fernando Figueira (IMIP, Hartanti, L. I. S. 2017, program studi sarjana
126(2), pp. 107–111 keperawatan, Respiratory Stikes
Surakarta
Anisa, K. D. (2019) ‘Efektifitas kompres hangat
untuk menurunkan suhu tubuh pada an.d Hidayat, AAA, Pengantar Ilmu Keperawatan anak,
dengan hipertermia’, 5, pp. 122–127. edisi 1, Jakarta, Selemba Medika
Doi: 10.33485/jiik-wk.v5i2.112.
Hidayat, AAA, Pengantar Ilmu Keperawatan anak,
edisi 2, Jakarta, Selemba Medika
Aryanti Wardiyah, Setiawati, D. S. (2014)
‘Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres
Ismet, I. (2017) ‘Kejang Demam’, Jurnal
Hangat DAN TEPID SPONGE Terhadap Kesehatan Melayu, 1(1), p. 41. Doi:
10.26891/jkm.v1i1.13.
penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami
Demam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Ismoedijanto (2015) ‘Demam pada Anak’, Sari
Lampung’, 4(1), Pp. 44–56
Pediatri, 2(2), pp. 103–108.
Lintong, F., Supit, W. And Kukus, Y. (2015)
‘Suhu tubuh: homeostasis dan efek
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan
terhadap kinerja tubuh manusia’,
Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Respiratory universitassam Ratulagi
Klien, Jakarta,
Manado.