You are on page 1of 9

STUDI FIKIH DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI

Fitria sabicha
Hukum keluarga islam, IAIN Kudus
e-mail: fitriasabicha200@gmail.com

ABSTRAK

Is strongly influenced by the conduct of a sentient human being, and psychological get
portions are more in number and almost all aspect of human life. Having the capacity of
being complex psychology to the community in solving the problem of the human race.The
influence of psychology in the life of, as a discipline of sciences, psychology many is
expected to explaining an absence or prepared for them the problems of the human race,
especially muslims. For that, there must be an immediate integration between psychology and
islam. The purpose of this research is to find how understanding, psychology
and islamic studies and how an approach to psychology in islamic studies.The research is
qualitative research data made in research library ( library research ). Islam with an approach
to psychology. The finding in this study first psychology is the science of the study of the lost
souls, in regard to types of this shows a tendency to, the process and his background, with
short called the science of soul , while their islamic study is a discipline of sciences which
discuss islam, either as the teachings of institutional, history and the life of him. Second,
humanistic with psychological, men the potential to do good will, freedom, feeling, and mind
to uncover the meaning of life based on truth values so that they able to
develop the potential life quality and islamic by integrating relations between the pyramidal
desires, sense, and psychological sense in to the context of people based on what will become
teachings from life as an al-qur'an reserved him.

Keywords: psychology , approach , islamic study .

Manusia hidup sangat dipengaruhi oleh perilaku, dan psikologi mendapatkan porsi lebih
banyak dan hampir semua aspek kehidupan manusia. Psikologi memiliki kapasitas yang
kompleks pada masyarakat dalam memecahkan masalah umat manusia. Pengaruh psikologi
dalam kehidupan, Sebagai sebuah disiplin ilmu, psikologi banyak diharapkan dapat
menjelaskan adanya fenomena-fenomena atau problem- problem umat manusia, khususnya
umat Islam. Untuk itu, perlu ada integrasi antara Psikologi dan Islam.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana pengertian psikologi dan studi islam, dan bagaimana
pendekatan psikologi dalam studi islam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
datanya didapat dengan melakukan penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan
psikologi islam. Temuan dalam penelitian ini pertama psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya, dengan singkat disebut ilmu jiwa, sedangkan studi Islam adalah suatu disiplin
ilmu yang membahas Islam, baik sebagai ajaran, kelembagaan, sejarah maupun kehidupan
umatnya. Kedua, dengan psikologis humanistik, manusia mempunyai potensi untuk berbuat
baik dari aspek kemauan, kebebasan, perasaan, dan pikiran untuk mengungkap makna hidup
dengan berdasarkan nilai-nilai ketauhidan sehingga manusia mampu mengembangkan potensi
dan kualitas hidup yang Islami, yaitu dengan mengintegrasikan hubungan piramida antara
nafsu, akal, dan hati ke dalam konteks psikologis manusia dengan berdasarkan pada ajaran-
ajaran wahyu yang akan melahirkan kreatifitas hidup sebagaimana yang telah dipesankan
Tuhan dalam al-Qur'an.Kata kunci: Psikologi, pendekatan, studi Islam

PENDAHULUAN
Manusia diciptakan Allah Swt dari tanah dan telah melalui proses yang
disempurnakan, kemudian ditiupkan ruhnya. Tanah dan ruh merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam pandangan al-Qur'an sebagaimana yang dipahami oleh Imam
Ghazali bahwa manusia memiliki aspek yang secara tegas dapat dibedakan menjadi tiga,
namun secara pasti tidak dapat dipisahkan (Fuad Nashori, 2005: 111).
Ketiga aspek tersebut adalah, pertama; aspek jasad yang merupakan keseluruhan
fisik-biologis, sistem sel, kelenjar, dan sistem syaraf (psikologi fisiologi). Kedua, aspek
Jiwa/psikis-psikologis yang merupakan keseluruhan kualitas insaniah yang khas milik
manusia, berupa: pikiran, perasaan, dan kemauan (psikologi humanistik). Ketiga, aspek
ruh/spiritual-transendental yang merupakan keseluruhan potensi luhur psikis manusia
(psikologi transpersonal). Senada dengan al-Ghazali, Baharuddin membedakan aspek
manusia terdiri dari Jismiah, Nafsiah, dan Ruhaniah (Baharuddin, 2004: 160). Ketiga aspek
inilah merupakan pembentuk totalitas manusia.
Dengan demikian, tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengabdi kepada
sang Khaliq, dan sebagai khalifah di muka bumi. Tugas yang dibebankan kepada
manusia ini tidaklah berlebihan karena ketiga aspek di atas tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Sebenarnya tugas ini merupakan relasi integral antara alam, manusia, dan Tuhan. Oleh karena
itu, relasi ketiga aspek psikologis manusia di atas harus dapat terintegrasikan demi mencapai
tujuan penciptaan dan sekaligus sebagai insan al-kamil. Karena banyaknya bahasan dalam hal
psikologi manusia, maka dalam studi Islam ini, penulis menfokuskan bahasan pada aspek
psikis-psikologis atau dalam hal psikologi humanistik, yaitu mencakup dimensi al-Nafs,
al-'Al-’Aql, dan al-Al- Qalb. Psikologi humanistik memusatkan perhatian pada sisi kualitas
kemanusiaan, berupa: pikiran, perasaan, dan kemauan. Paradigma ini adalah menjunjung
tinggi nilai-nilai kebebasan dan kualitas kemanusiaan.

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pendekatan Psikologi Studi Fikih

Pendekatan Psikologis terdiri dari dua suku kata, yaitu pendekatan dan psikologis.
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu.
1
Pengertian pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati, usaha dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk
mencapai pengertian masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris disebut “approach” dan
dalam bahasa Arab disebut “madkhal”.2
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis
(jiwani) manusia dengan lingkungannya. Psikologi secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu
psyche dan logos yang  memiliki arti “Ilmu tentang jiwa”. Adapun secara umum psikologi
mempelajari gejala-gejala manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi),
perasaan(emotion), dan kehendak(conasi). Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut
dapat diamati melalui sikap perilaku manusia. 3 Banyak para ahli mendefinisikan pengertian
tentang psikologi, namun penulis hanya mengemukakan tiga pakar saja untuk mewakili
pemikiran para ahli sebagaimana yang dikutip oleh Addul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul
Wahab yaitu menurut Plato, Aristoteles, dan Morgan C.T. King. Menurut Plato dan
Aristoteles psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta
prosessnya sampai alhir. Sedangkan menurut Morgan C.T. King bahwa psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.4

1 M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Amzah, Bandung, 2006, hlm.58


2 Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm.44
3 Jalaludin, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada , Jakarta, , 2010, hlm. 7
4 Abdul Rahman Saleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, dalam Perspektif Islam,
Prenada Media , Jakarta, t.t, Cet. 2,  hlm.5-6
Pendekatan psikologi adalah usaha sisi ilmiah dari aspek-aspek batini pengalaman
keagamaan. Suatu esensi pengalaman keagamaan itu benar-benar ada, dan bahwa dengan
suatu esensi pengalaman tersebut dapat diketahui. Menurut Zakiayah Darajat perilaku
seseorang yang nampak (lahirnya) tidak karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya.
Dalam ajaran agama banyak kita jumpai istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin
seseorang, misalnya sikap beriman dan taqwa, berbuat jujur, dzikir untuk menenangkan jiwa.5
Pendekatan psikologis merupakan pendekatan yang bertujuan untuk melihat keadaan
jiwa pribadi-pribadi yang beragama. Dalam pendekatan ini keadaan jiwa manusia dalam
hubungannya dengan agama baik pengaruh maupun akibat. Pendekatan psikologis bertujuan
untuk menjelaskan fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai
keadaan jiwa manusia.6 Obyek kajian dalam hal ini adalah manusia, dalam pengertian tingkah
laku manusia yang beragama, yakni gejala-gejala empiriris dari keagamaannya. Karenanya
dalam pendekatan psikologis ini tidak mempelajari betul tidaknya suatu agama, tidak untuk
menilai apakah agama itu diwahyukan Tuhan atau tidak.

B. Objek Kajian Psikologi


Pembagian Psikologi Secara objek yang dikaji dalam psikologi terdapat
pembagiannya yakni:7
1. Psikologi Umum: ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia dewasa yang
normal. Di sini psikologi umum lebih fokus mempelajari sifat-sifat manusia pada
umumnya yang normal dan beradab.
2. Psikologi Khusus: ilmu yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala
kejiwaan manusia. Psikologi khusus ini memiliki beberapa cabang di
antaranya:1.Psikologi perkembangan: ilmu yang mempelajari bagaimana
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak
lahir sampai lanjut usia. 2. Psikologi kepribadian: bidang studi psikologi yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Psikologi sosial: ilmu yang mempelajari tentang pengaruh sosial terhadap proses
individu, tentang interaksi kelompok yang terjadi di lingkungan masyarakat.

5 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2005, hlm.18
6 Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea
Press, Yogyakarta, 2015, hlm.81
7 Abu Ahmadi dan M. Umar, Psikologi Umum..., hal. 3. Lihat juga Rita L. Atkinson dan Richard C.
Atkinson, Pengantar Psikologi I..., hal. 21-24.Dan dilengkapi Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Grasindo, 2008), hal. 2.
4. Psikologi klinis: Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam
memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang
normal.
5. Psikologi pendidikan: mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan
individu, serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang
nantinya mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
6. Psikologi industri: memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan
memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu. Para ahli
psikologi industri cenderung sebagai konsultan, memikirkan pemilihan orang yang
paling tepat untuk memegang pekerjaan tertentu.
7. Psikologi kerekayasaan: mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan mesin
sebaik mungkin, sehingga untuk meminimalisasikan kesalahan yang diperbuat
manusia (human error).
Ditinjau dari cara kerjanya psikologi dibagi menjadi dua:8
1.Psikologi Dasar atau Murni: studi mengenai masalah-masalah psikologi dalam rangka
mencari pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri, bukan untuk aplikasi praktisnya.
2.Psikologi Terapan: studi mengenai berbagai masalah psikologi yang memiliki kaitan
langsung dengan penerapan atau aplikasi praktis dan aplikasi dari temuan para
psikolog.

C. Macam - Macam Pendekatan Psikologi

1. Pendekatan struktural
Pendekatan ini dipakai oleh Wilhelm Wundt. Struktur artinya sebuah bangunan yang
terdiri atas berbagain unsur yang satu sama lainnya berkaitan. Setiap perubahan yang terjadi
pada sebuah unsure struktur akan mengakibatkan perubahan hubungan antar unsure tersebut.
Jadi, hubungan antar unsure akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang.
Teori ini menyatakan bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah
“struktur” yang terdiri atas keadaan mental -mental yang sederhana. Mereka bekerja atas
dasar premis bahwa bidang usaha psikologi itu terutama adalah menyelidiki “struktur”
kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. Pendekatan mereka yang
utama adalah dengan analisis instropektif. Aliran ini berpendapat bahwa untuk mempelajari
kejiwaan, kita harus mempejari isi dan struktur kejiwaan dengan menggunakan metode

8 Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi..., hal. 25.


instropeksi atau mawas diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk
menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu
eksperimen.
Pendekan struktural dalam studi Islam ini khususnya dalam pendekatan psikologi adalah
sebuah upaya untuk memahami Islam sebagai sebuah agama yang merupakan akumulasi dari
sekian banyak unsur dan dimensi yang terjalin menjadi satu membentuk konstruksi atau
bangunan Islam itu sendiri yang mencerminkan sisi psikologis dalam Islam. Ini karena
bagaimanapun Islam dalam dirinya merupakan sebuah bangunan yang masing-masing
bagiannya mempunyai peran serta posisi tertentu clan menemukan maknanya ketika tidak
terlepas dari unsur atau bagiannya yang lain.
2. Pendekatan Funsional
Pendekatan ini pertama digunakan oleh William James (1910 M) ia adalah penemu
laboratorium psikologi pertama di Amerika pada Universitas Harward. Pendekatan
Fungsional adalah pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat
berfungsi atau berpengaruh terhadap tingkah laku hidup individual dalam kehidupannya.
Pendekatan fungsional ini lebih menekankan pada apa tujuan dan fungsi dari pengalaman
mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Fungsionalisme adalah suatu
tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses, mental, persepsi indrawi
dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Sebagai suatu jenis psikologi yang
menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental.
Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berpengaruh
pada tingkah laku individu di dalam kehidupannya. Norma-norma yang sudah diatur dalam
agama, akan menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga akan tercermin dari
perilakunya.
3. Pendekatan Psikonalisis
Pendekatan Psikoanalisis adalah sebuah usaha atau cara mendekati melalui model
perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara
historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua
adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga atau disebut juga kekuatan ketiga adalah
psikologi eksistensial-humanistik. Pendekatan ini pertama kali dilakukan oleh Sigmung Freud
(1856-1939). Penting untuk diingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan psikodinamika
terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan menemukan
cakrawala-cakrawala baru. Misalnya, membangkitkan minat terhadap motivasi tingkah laku.
Freud juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian, dan menyajikan landasan
tempat bertumpu sistem-sistem yang muncul kemudian.
Psikologi Islam memandang teori psikoanalisis terlalu menyederhanakan kompleksitas
manusia. Teori ini hanya berdasarkan fisiologis tanpa menyelaraskan dengan kebutuhan
spiritual. Dalam struktur kepribadian yang dikembangkan Freud jika dikomparasi secara
psikologi Islam seperti yang diungkapkan Imam Ghazali, yaitu nafsu, akal, dan qalbu. Nafsu
diakumulasikan dorongan untuk bertindak yang sudah di intregasikan melalui olah akal,
sentuhan rohani dengan berlandaskan agama dan moral. Tidak semua konsepsi pendekatan
psikoanalisis dipahami tidak cocok dari sudut pandang psikologi Islam. Setidaknya psikilogi
Islam sepakat dengan pemahaman psikoanalisis bahwa manusia mempunyai potensi dalam
dirinya untuk diaktualisasikan.
Penggunaan pendekatan ini sangat penting dalam pendekatan psikogis Islam
dikarenakan pendekatan psikoanalisis ini dilakukan untuk menjelaskan tentang pengaruh
agama dalam kepribadian seseorang dan hubungannya dengan penyakit-penyakit jiwa.

D. Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam

Studi agama dari perspektif psikologis hampir sama tuanya dengan Psikologi itu
sendiri. Beberapa tokoh penggagas sekaligus peletak pertama yang sangat berkontribusi
terhadap Psikologi Agama diantaranya Edwin Diller Starbuck dengan karyanya The
Psychology of Religion, An Empirical Study of Growth of Religions Counsciousness pada
tahun 1899. Juga William James berkebangsaan Amerika dengan karyanya The Varieties of
Religious Experience.9
Agama dan psikologi memiliki integrasi yang kuat, keduanya melestarikan
kejiwaan yang utuh dalam dimensi kerohanian. Persoalan yang dihadapi psikologis manusia,
agama kemudian menjadi terapi, sehingga problem-problem terselesaikan. Orang yang
beragama atau yang meyakini ajaran agamanya mutlak benar maka prilakunya secara
psikologis terdeskripsi bahwa ia adalah pengamal agama yang baik.
Sekalipun fenomenanya masih ada sebagian kecil personal yang bertentangan antara
amalan agama dengan perilaku sosialnya. Seperti orang yang rajin beribadah akan tetapi
masih terkadang membuat masyarakat resah.10
9 Peter Connolly (ed.), Aneka Pendekatan Studi Agama, (Yogyakarta: Lkis, 2002), hlm. 195.
10 Khairunnas Rajab, Agama Kebahagiaan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2012), hlm.
Sampul belakang
Dari itu, secara garis besar psikologi juga banyak kaitannya dengan agama. Menurut
Jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama,Psikologi Agama merupakan cabang psikologi
yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh
keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta kaitannya dengan perkembangan usia
masing-masing. Menurut Prof Dr. Zakiyah Drajat, menyatakan bahwa lapangan penelitian
Psikologi Agama mencakup proses beragama, perasaan, dan kesadaran beragama dengan
pengaruh serta akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan (terhadap suatu
agama yang di anut).11 Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan teori humanistik bahwasanya
manusia adalah makhluk yang positif, manusia bisa memilih ingin menjadi seperti apa, dan
tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Dalam hal ini manusia bisa memilih akan menjalankan
agama yang dianut seperti apa, mengikuti perasaan hati dan kesadaran atas apa yang dia
kerjakan.
Hasil kajian psikologi juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan
seperti kehidupan, bidang pendidikan, interaksi sosial, perkembangan manusia dan lain
sebagainya. Dalam bidang pendidikan di sini diartikan sebagai upaya sadar yang dilakukan
oleh mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan,
pengembanganserta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan
berperan sebagai hakikat kejadiannya. Oleh sebab itu diharapkan orang tua sebagai pendidik
sekaligus modelling bagi anak, dapat memberikan contoh yang baik, karena pada dasarnya
anak belajar dari apa

PENUTUP
Potensi manusia yang berupa pikiran, perasaan, dan kemauan yang diaktualkan
kepada pengakuan tentang ke Esaan Allah Swt bukanlah sebagai argumentasi filosofis
melaikan penegasan bahwa manusia memang mengakuinya. Demikianlahmereka mengikuti
seruan Allah Swt. Tauhid berarti pengetahuan bahwa Allah Swt sebagai satu-satunya
penguasa yang berkuasa atas alam semesta. Pengetahuan ini bukanlah hasil dari kepercayaan
tetapi ia adalah dasar kepercayaan. Kesadaran akan tauhid adalah bagian dari pengetahuan
yang Allah Swt ciptakan dalam diri setiap manusia pada sifat fitrahnya. Islam adalah
kepastian mutlak atas ke-Esa-an Allah Swt.
Keimanan dan ke- Esa-an Allah Swt menunjukkan persatuan makhluk, kemanusiaan
dan umat Islam. Ini adalah kerangka dimana agama dan moralitas harus ditetapkan. Iman
dalam analisa akhir merupakan suatu analisa sikap. Seorang dapat menjadi muslim dan
11 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 15-16
akan hidup dalam kedamaian ditengah masyarakat, tetapi jika seseorang tidak
memiliki keimanan ia adalah seorang munafik.

You might also like