You are on page 1of 10

Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021

ISSN 2721-5075

DISKURSUS KEADILAN GENDER TERHADAP


TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI

Eky Prasetya Pertiwi1, Hendrik Siswono2


1,2
Universitas PGRI Argopuro Jember
Email: eky.prasetya.pertiwi@gmail.com

Abstract

This study describes the gender relationship in the family environment related to the
role of women's parents in this case called the mother and the role of male parents in
this case is called the father (gender partnership). Differences in gender roles between
parents in a family. This study was conducted using a literature study approach, namely
conducting searches to obtain data and information related to the topic of study sourced
from: scientific journals, proccedings and published research results. Qualitative
descriptive method. This method is used because it wants to reveal facts, phenomena,
variables and circumstances that occur and present events as they are. The data was then
analyzed descriptively qualitatively according to the Miles and Huberman model. Based
on the results of data analysis regarding the discourse of Gender Justice on Early
Childhood Development, it can be concluded that: (1) the importance of the
involvement of both parents in this case is the father and mother in an effort to educate
children. This involvement involves all activities carried out by fathers and mothers to
children, including: having opportunities with children to play together, accompanying
children together during egocentric times, accompanying children during imitation,
learning to work together and when communicating together and taking turns when
children do disobedience. (2) The role of both parents in accompanying children is very
important when eliminating stereotypes regarding cultural assumptions: "women are the
main responsibility for the growth and development of children". Should be changed to:
"children need the roles and responsibilities of fathers and mothers". With partnerships
and good gender relations in a family, gender justice will be realized and the creation of
welfare in the family.

Keywords: early childhood, gender, parents

Abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan mengenai hubungan gender dalam lingkungan keluarga
terkait peran orang tua perempuan dalam hal ini disebut ibu dan peran orang tua laki –
laki dalam hal ini disebut ayah (gender partnership). Perbedaan peran Gender antar
kedua orangtua dalam sebuah keluarga. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan studi pustaka, yakni melakukan penelusuran untuk mendapatkan data dan
informasi terkait topik studi yang bersumber dari: jurnal ilmiah, proccedings dan hasil
penelitian yang dipublikasikan. Metode deskriptif kualitatif. Metode tersebut digunakan
karena ingin mengungkap fakta, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi dan
menyuguhkan kejadian apa adanya. Data selanjutnya dianalisis secara diskriptif
kualitatif sesuai dengan model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil analisa data
mengenai diskursus Keadilan Gender Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 199
Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

dapat disimpulkan bahwa: (1) pentingnya keterlibatan kedua orang tua dalam hal ini
adalah ayah dan ibu dalam upaya mendidik anak. Keterlibatan tersebut menyangkut
segala aktifitas yang dilakukan ayah dan ibu terhadap anak, diantaranya : memiliki
kesempatan bersama anak bermain bersama, mendampingi anak secara bersama pada
masa egosentris, mendampingi anak pada masa meniru, pada masa belajar bekerja sama
serta ketika melakukan komunikasi bersama dan bergantian saat anak melakukan
pembangkangan. (2) Peran kedua orang tua dalam mendampingi anak sangatlah penting
ketika menghilangkan stereotip mengenai anggapan budaya: “perempuan adalah
menjadi tanggung jawab utama dalam tumbuh kembang anak” . Sebaiknya dirubah
menjadi : “anak membutuhan peran dan tanggung jawab ayah dan ibu”. Dengan
kemitraan dan relasi gender yang baik dalam suatu keluarga, maka akan terwujud
keadilan gender dan terciptanya kesejahteraan dalam keluarga.

Kata kunci: anak usia dini, gender, orangtua

PENDAHULUAN Bintang, hal ini menunjukkan realita


Isu mengenai gender merupakan dilapangan bahwa saat ini perempuan
isu yang tidak akan pernah surut karena tertinggal di belakang laki -laki baik
permasalahan yang diangkat dalam topik dibidang pendidikan, pendidikan, ekonomi
gender masih belum menemukan solusi hingga keterwakilan dalam politik
bagi keadilan perempuan. Data Menurutnya, kesetaraan gender
menunjukkan masih adanya kesenjangan berdampak langsung pada target
antara perempuan dan laki – laki. kesetaraan pembangunan. Ketimpangan
Kesenjangan tersebut dicontohkan gender pun semakin terlihat di masa
misalnya adanya pembatasan peran, pandemi covid-19. Perempuan sebagai
pemikiran, dan perbedaan perlakuan, yang kelompok rentan yang seharusnya
berakibat pada terjadinya pelanggaran atas mendapatkan perlindungan, harus
pengakuan hak asasi, persamaan hak menghadapi berbagai tantangan. Seperti,
antara perempuan dan laki-laki. Menurut beban sebagai pendidik, pencari nafkah,
menteri Pemberdayaan Perempuan dan hingga ancaman kekerasan rumah tangga
Perlindungan Anak ( PPPA) I Gusti Ayu Kenyataannya ada banyak kasus
Bintang Puspayoga, menyebut tingkat ketidak adilan yang dapat kita temui
kesetaraan Gender Di Indonesia masih mengenai pembagian tugas antara peran
rendah. Hal ini tercermin dari indeks orang tua perempuan dalam hal ini disebut
kesetaraan Gender yang dirilis Badan sebagai ibu dan peran orang tua laki -laki
Program Pembangaunan PBB. Indonesia dalam hal ini disebut sebagai bapak/ayah.
berada pada tingkat 103 dari 162 negara, Ketidakadilan dialami terutama oleh peran
terendah ke tiga se ASIA. Menurut ibu yang memiliki peran ganda. Ibu yang

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 200


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

bekerja dirumah tetapi juga melakukan kapasitas menjadi fenomena serta menjadi
pekerjaan diluar rumah, memiliki frekuensi pertanyaan menarik. Ada pertanyaan
kegiatan yang lebih tinggi. Seoang ibu terlintas ketika fenomena tersebut ada
bekerja tidak hanya disibukkan oleh urusan dihadapan kita. Diantaranya pertanyaan
rumah tangga saja, tetapi juga urusan mengenai bagaimana suaminya?, apa yang
pekerjaan. Ketidak seimbangan peran yang dilakukan suami saat istriya melakukan hal
diperan kan oleh orang tua perempuan dan demikian?, dan berbagai pertanyaan lain
orang tua laki -laki menyebabkan yang terlintas mengenai pembagian peran
munculnya beban ganda. Beban pekerjaan antara ibu dan ayah,
yang diterima oleh salah satu jenis kelamin Beberapa contoh kasus lain
lebih banyak dibandingkan jenis kelamin mengenai ketidakadilan gender terjadi di
tertentu. Contohnya : perempuan yang lingkungan keluarga adalah mengenai
memiliki peran dalam mengurus rumah peran antara ibu dan ayah dalam hal
tangga, memastikan suami dan anak dalam pembagian waktu ketika menemani anak –
keadaan baik, melahirkan, menyusui, atau anak mereka. Ibu cenderung memiliki
dapat dikatakan bahwa perempuan waktu lebih banyak ketika bersama anak
memiliki beban kerja majemuk tetapi dibandingkan ayah. Kepemilikan waktu
sering kali tidak dihargai dan tidak yang dimiliki oleh orang tua perempuan
dianggap. dianggap merupakan tugas utama seorang
Pada kenyataannya kejadian ibu dibandingkan sebagai klaim tugas
kejadian mengenai ketidak adilan gender seorang ayah. Dan disamping itu aktifitas
di lingkungan sekitar kita masih sering yang dimiliki seorang ibu lebih banyak
dapat kita lihat. Seperti observasi yang dibandingkan seorang ayah, terutama
terlihat pada bulan september 2021 ( ketika seorang ibu memiliki peran ganda.
tepatnya di sebuah jalan raya besar di kota Ibu harus berupaya membagi waktunya
Jember) ada seorang ibu yang berkendara secara maksimal agar seluruh aktifitas
menggunakan sepeda motor sendirian yang dimiliki baik ayah (suami), anak
dengan membawa kedua anaknya, bahkan aktifitas ibu sendiri harus dapat
menggendong anaknya serta mengantar berjalan lancar dan sesuai harapan.
anaknya pergi kesekolah dengan Disamping itu masalah mengenai
membawa motor dijalan besar. Fenomena tumbuh kembang anak menurut Sujiono:
ibu ibu membonceng anak – anak mereka 2009: bahwa orang tua baik ibu dan ayah
dijalan dengan penumpang melebihi sebaiknya memberikan perannya terhadap

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 201


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

waktu atau kesempatan, memahami masa fenomena, variabel dan keadaan yang
perkembangan anak baik masa egosentris terjadi dan menyuguhkan kejadian apa
maupun masa meniru, masa berkelompok adanya.
serta pentingnya bereksplorasi . Studi ini menafsirkan dan
Adanya beberapa fenomena – menuturkan data dengan situasi yang
fenomena tersebut maka hal tersebut sedang terjadi, sikap serta pandangan yang
menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi
dalam mengenai peran gender terhadap di dalam masyarakat, pertentangan dua
tumbuh kembang anak usia dini. keadaan dalam hal ini yang dimaksud
Mengingat tugas dalam hal mendidik anak adalah ketidak adilan gender antara orang
adalah menjadi tanggung jawab antara ibu tua laki laki dengan peran orang tua
dan ayah, maka penting membahas perempuan. Banyaknya kasus mengenai
keadilan gender dalam keluarga terhadap ketidak adilan gender. Data selanjutnya
tumbuh kembang anak usia dini. dianalisis secara diskriptif kualitatif sesuai
Berdasarkan hal tersebut, maka dengan model Miles dan Huberman (5).
tujuan penulisan penelitian ini adalah: (1) Ada tiga kegiatan analisis data yang
untuk mengetahui bagaimana fenomena digunakan disini, diantaranya:
peran kedua orang tua dalam upaya 1) Mereduksi data, data yang didapat
mendidik tumbuh kembang anak usia dini dari berbagai sumber/ referensi
saat ini, dan (2) untuk mengetahui dipilih, dirangkum, dicari hal pokok
bagaimana fenomena peran kedua orang yang berhubungan dengan ketidak
tua dalam mendampingi anak usia dini saat adilan gender. Dari sini akan
ini. memeberikan gambaran yang jelas
dan mempermudah saya sebagai
METODE peneliti untuk mengumpulkan data
Kajian ini dilakukan dengan selanjutnya, dan mencarinya bila
menggunakan pendekatan studi pustaka, diperlukan.
yakni melakukan penelusuran untuk 2) Setelah direduksi maka, langkah
mendapatkan data dan informasi terkait selanjutnya adalah mendisplay data
topik studi yang bersumber dari: jurnal dalam bentuk uraian
ilmiah, prosiding seminar, dan hasil 3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi,
penelitian yang dipublikasikan. Metode diharapkan ada temuan baru yang
deskriptif – kualitatif. Metode tersebut sebelumnya belum pernah ada.
digunakan karena ingin mengungkap fakta,

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 202


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

Temuan ini dalam bentuk deskripsi manusia yang bisa dijadikan sebagai
atau gambaran obyek yang rujukan untuk membantu menjaleaskan
sebelumnya belum jelas, sehingga bahwa peran mengenai pengasuhan
setelah diteliti menjadi jelas. tumbuh kembang anak merupakan
tanggung jawab semua orangtua, baik itu
PEMBAHASAN orangtua perempuan maupun laki – laki.
1. Pemahaman mengenai Gender dan Adapun hak- hak anak menurut UU
Kesetaraan Gender dalam
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Pengasuhan Anak
Manusia. Dalam undang-undang tersebut
Gender adalah konsep kultural
secara eksplisit menyebutkan bahwa setiap
yang digunakan untuk memberi
anak Indonesia memiliki hak sebagai
identifikasi perbedaan dalam hal peran,
berikut; hak untuk hidup; hak anak untuk
perilaku dan lain -lain antara laki -laki dan
dilindungi orangtua, keluarga, masyarakat,
perempuan yang berkembang di dalam
dan negara; hak anak untuk beribadah; hak
masyarakat yang didasarkan pada rekayasa
anak untuk dilindungi secara hukum dari
sosial.
tindak kekerasan fisik, mental, dan
Ketika mengidentifikasi perbedaan
penelantaran; hak pendidikan; hak untuk
peran dan perilaku antara orang tua laki –
beristirahat dan berekspresi; hak
laki dan orang tua perempuan pada posisi
memperoleh kesehatan; hak untuk
kepengurusan anak, maka akan terlihat
dilindungi dari eksploitasi sosial.
perbedaan dalam berbagai hal, baik itu
Jadi jika disimpulkan hak-hak
waktu pengasuhan anak, termasuk segala
setiap anak meliputi hak untuk; dilahirkan,
peran yang dilakukan oleh orang tua. Pada
memiliki nama dan kewarganegaraan;
kenyataannya Orang tua perempuan lebih
memiliki keluarga yang menyayangi dan
mendominasi waktu dalam hal pengasuhan
mengasihi anak; hidup dalam komunitas
anak dibandingkan dengan orang tua laki –
yang aman, damai, dan lingkungan yang
laki.
sehat; mendapatkan makanan yang cukup
Hal tersebut bisa saja disebabkan
dan tubuh yang sehat dan aktif;
kondisi yang terpaksa yang dialami
mendapatkan pendidikan yang baik dan
seorang ibu. Karena ada anggapan atau
mengembangkan potensinya; diberikan
steoreotip bahwa seluruh tugas yang
kesempatan bermain dan waktu santai;
berhubungan dengan anak adalah tugas
dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi,
seorang ibu. Terkait hal tersebut, ada
penyia-nyiaan, kekerasan dan dari mara
Undang – Undang mengenai hak asasi

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 203


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

bahaya; dipertahankan dan diberikan dapat meningkatkan rasa kebersamaan,


bantuan oleh pemerintah; mengekspresikan terutama pada keluarga yang memiliki
pendapat sendiri. karier ganda. Kehidupan keluarga karier
Peran melahirkan berhubungan ganda menimbulkan suatu pola hidup yang
dengan peran gender dalam hal reproduksi lebih kompleks dan membutuhkan
dalam hubungannya dengan proses keseimbangan, penyesuaian dan pengertian
biologis, sedangkan selebihnya merupakan dari seluruh anggota keluarga agar tercapai
peran reproduksi dalam jenis sosial. Dalam suatu kehidupan keluarga yang harmonis.
hal melakukan aktifitas reproduksi sosial Dalam upaya memberikan didikan
ini banyak perempuan yang didak pada anak ada beberapa halyang perlu
dianggap atau tidak dihargai oleh dilakukan ( Sujiono ; 2009). Jika dianalisa
pasanagnnya. Pandangan mengenai berdasarkan data dilapangan bahwa : (1)
reproduksi sosial dianggap sepenuhnya memberi kesempatan dan menunjukkan
bagian dari peran perempuan. alat permainan pada anak dilakukan oleh
orang tua laki – laki dan orang tua
2. Peran Kedua Orang Tua Dalam
perempuan dalam hal ini adalah ibu dan
Upaya Mendidik Tumbuh Kembang
Anak Usia ini ayah. Tidak berhenti pada hal pemberian
Menurut Sarwono (dalam mainan saja, peran ibu dan ayah juga
Supriyantinio 2001:2) menjelaskan bahwa membantu memberikan pendidikan budi
ketiadaan tokoh ayah dimata anak lebih pekerti. Mengajarkan anak untuk
dahsyat dampak buruknya. Anak yang mempelajari mainan yang dia miliki atau
setiap hari melihat ayahnya menyediakan mainan yang dia mainkan. Memberikan
waktu dirumah, bercengkrama, bercanda didikan mengenai kerjasama dalam
ria dan berkomunikasi dengan ibunya akan bermain, belajar mengontrol ego, mendidik
langsung mengidentifikasi sikap dan anak dalam menyelesaikan maslahanya
tingkah laku sang ayah. Berbeda dengan sendiri. Dalam hal ini peran yang banyak
ayah yang tidak dapat memerankan terlibat adalah peran seorang ibu.
fungsinya sebagai “ tokoh ayah” maka Pandangan seorang ibu memiliki
akan membias pada masalah psikis waktu lebih lama bersama anak melekat
perkembangan anak. Anak akan menjadi dan menjadi sebuah pandangan yang sudah
mudah terjerumus dalam banyak konflik biasa ada dalam pikiran setiap orang.
disertai gangguan emosional. Keterlibatan Padahal kenyataannya waktu yang dimiliki
suami dalam kegiatan rumah tangga juga antara seorang ayah dan ibu dalam hal

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 204


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

menemani anak itu sama. Hanya saja berbusana serta dalam usia dini anak akan
seorang ayah cenderung untuk tidak mencoba menyamakan dirinya dengan
melakukan hal demikian. Adanya tokoh yang sudan menjadi panutan, yaitu
kebiasaan cara pandang bahwa ayah dan ibu.
perempuanlah yang memiliki kewajiban Ketika anak belajar untuk
dalam hal mendidik dan menemani anak berkelmpok dan bersosialisai , maka peran
menjadi munculnya ketidak adilan gender orang tua dalam hal mendidik adalah
dalam keluarga. memberikan kontrol yang baik pada anak.
Disamping itu (2) ketika anak Belajar sosial membantu anak dalam
berada dalam masa egosentris, maka peran mengenal dan memahami lingkungannya.
ayah dan ibu menjadi sangat penting. Sifat (6) ekspresi anak dalam memanfaatkan
dimana anak selalu merasa benar dan benda – benda yang ada disekitarnya
selalu ingin dimengerti. Pendampingan menjadi kesenangan tersendiri bagi anak.
ayah dan ibu dalam hal mendidik anak Untuk itu peran orangtua dalam hal ini
menjadi lebih memahami masalah adalah berusaha memberi fasilitas yang
yangdihadapi, mampu memberikan baik. (5) Berupaya tidak memarahi anak
pengertian yang baik pada anak akan saat terjadi pembangkangan. Pada saat
membuat anak menjadi makhluk sosial anak dianggap mulai membangkang, maka
yang baik. Peran ayah dan ibu disini akan peran kedua orang tua menjadi sangat
tampak ketika ayah dan ibu memberikan dominan. Anak harus diupayakan untuk
waktu yang baik untuk berkomunikasi. lebih mengeksplor. Peran orang tua disini
Buka dilihat dari lamanya dan seringnya adalah saling berkomunikasi dan
mereka berkomunikasi, tetapi esensi dari memberikan fasilitas yang baik bagi anak.
percakapan antara anak dan orangtua akan
lebih baik bagi anak untuk membentuk 3. Peran Kedua Orang Tua Dalam
Mendampingi Anak Usia Dini
karakter yang baik pula. (3) Pada masa
meniru, peran ayah dan ibu harus bisa Peran kedua orang tua dalam
menjadi panutan yang patut untuk ditiru. mendampingi anak usia dini meliputi
Apa yang telah dilakukan ayah dan ibu pengasuhan. Pengasuhan atau parenting
dilihat anak secara langsung. Dan secara merupakan suatu proses menumbuhkan
tidak langsung pula anak anak meniru apa dan mendidik anak dari kelahiran hingga
yang kedua orang tua mereka lakukan, anak memasuki usia dewasa yang
termasuk cara makan, cara berjalan, cara berbentuk interaksi dan pemberian

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 205


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

stimulus dari orang dewasa (orang tua) di orang tua terhadap anak merupakan bentuk
sekitar kehidupan anak. Myres interaksi antara anak dan orang tua.
mengungkapkan beberapa aktivitas dalam Selama mengadakan pengasuhan berarti
pengasuhan yaitu melindungi anak, orang tua mendidik, membimbing dan
memberikan perumahan, atau tempat melindungi anak. Pola asuh sebagai suatu
perlindungan, pakaian, makanan, merawat perlakuan oran tua dalam rangka
anak, memberikan kasih sayang dan memenuhi kebutuhan memberi
perhatian pada anak, berinteraksi dengan perlindungan dan mendidik anak dalam
anak dan memberikan stimulasi keseharian.
kepadanya, serta memberikan kemampuan Beberapa Bentuk Ketidak Adilan
sosualisasi dengan budayanya. Gender Dalam Upaya Pengasuhan
Pengasuhan anak merupakan diantaranya yang terjadi pada pola
proses pemeliharaan dan penyediaan pengasuhan anak, terlihat ketika orang tua
kebutuhan bagi perkembangan fisik, laki – laki cenderung memasrahkan
emosional, sosial dan intelektual anak dari pengasuhan anak pada orangtua
bayi sampai dewasa. Pengasuhan mengacu perempuan. Orang tua perempuan
pada aktivitas membesarkan anak dan cenderung mendominasi pengasuhan anak
bukan sekedar hubungan biologis orang – karena mendapat tekanan oleh orang tua
tua semata. Namun bila orang tua tidak laki – laki atau pihak ayah dan adanya
mampu atau tidak bersedia mengasuh kondisi yang menyebabkan hal tersebut
anak, maka biasanya hal ini dilakukan oleh adalah adanya pandangan yang masih
keluarga terdekat (termasuk saudara melekat pada masyarakat bahwa hanya
kandung yang lebih tua) kakek dan nenek, perempuanlah yang memiliki kewajiban
orang tua adopsi, orang tua angkat atau mendampingi anak. Mememaksakan
institusi seperti panti asuhan. Pengasuhan pengasuhan anak kepada orangtua
anak pasca kelahiran berbeda dengan perempuan, yakni faktor pekerjaan atau
binatang yang masa kecilnya cenderung kegiatan, kabudayaan, serta faktor lain
singkat. yang memberikan pengaruh kepada sang
Pola asuh merupakan sikap orang ayah (orang tua laki -laki) sehingga
tua dalamberinteraksi dengan anak – anak membuat kondisi orangtua untuk
nya. Sikap tersebut meliputi cara orang tua memasrahkan pengasuhannya kepada
membereikan aturan- aturan, memberikan orangtua perempuan.
perhatian. Sedangkan pengertian pola asuh

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 206


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

Seharusnya pergeseran nilai – nilai memiliki kesempatan bersama anak


individu tercermin dari kesadaran bahwa bermain bersama, mendampingi anak
peran dan tanggung jawab laki -laki dan secara bersama pada masa egosentris,
perempuan adalah sama (equal) meskipun mendampingi anak pada masa meniru,
secara biologis memiliki perbedaan. pada masa belajar bekerja sama serta
Pergeseran nilai -nilai individu juga ketika melakukan komunikasi bersama
tercermin dari persamaan tingkat nilai dan bergantian saat anak melakukan
antara anak laki -laki dengan anak pembangkangan.
perempuan . Pergeseran nilai -nilai atau 2. Peran kedua orang tua dalam
norma masyarakt tercermin dari adanya mendampingi anak sangatlah penting
kemitraan laki -laki (suami) bukan ketika menghilangkan stereotip
merupakan satu satunya aktor yang mengenai anggapan budaya:
bertanggung jawab pada pekerjaan publik “perempuan adalah menjadi tanggung
namun sudah menjadi tanggung jawab jawab utama dalam tumbuh kembang
bersama dengan perempuan (istri). anak” .Sebaiknya dirubah menjadi :
Pergeseran nilai keluarga tercermin dari “anak membutuhkan peran dan
meningkatnya kemitraan gender (gender tanggung jawab ayah dan ibu”.
partnership) dalam menjalankan fungsi Dengan kemitraan dan relasi gender
ekonomi keluarga yang ditunjukkan yang baik dalam suatu keluarga, maka
dengan saling dukungan dalam generating akan terwujud keadilan gender dan
income keluaraga (Puspitawati, 2014:5) terciptanya kesejahteraan dalam
keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa data DAFTAR PUSTAKA
mengenai diskursus Keadilan Gender
Dalimonthe, Ikhlasiah. (2021). Sosiologi
Terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia Gender. Jakarta : Bumi Aksara.
Dini dapat disimpulkan bahwa:
Fakih, M. (1999). Analisis Gender dan
1. Pentingnya keterlibatan kedua orang Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
tua dalam hal ini adalah ayah dan ibu
dalam upaya mendidik anak. Ghufron, M. N., (2013). Makna Karier
Bagi wanita Karier. Dalam Procedings
Keterlibatan tersebut menyangkut
Seminar Nasional Gender dan Islam,
segala aktifitas yang dilakukan ayah Menggagas Pendidikan Islam Sensitif
Gender di Indonesia Desember 2013,
dan ibu terhadap anak, diantaranya :

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 207


Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 2 Nomor 2 2021
ISSN 2721-5075

hlm 111-124, Kudus:PSG STAIN


Kudus

Mendiknas. (2011). Pedoman Pelaksana


Pendidikan Karakter. Jakarta:
Puskurbuk

Moosse. J. (1996). Half The World. Half a


Change: An Introduction to Gender
and Development, terj. Hartian
Silawati, cet. I, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Puspitawati, H. (2014). Fungsi Keluarga.


Pembagian Peran dan Kemitraan
Gender. Dalam Keluarga. [ On Line].
Tersedia:
https://docplayer.info/36798992-
Fungsi-keluarga-pembagian-peran-
dan-kemitraan-gender-dalam-
keluarga.html. Diakses Oktober 2021

Miles M. (1992). Analisis Data Kualitatif.


1. Huberman. Penerjemah: Tjetjep. UI

Sujiono, Y,N. (2009). Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
PT. Indeks

Supriyantini. S.,. (2002). Hubungan


Antara Pandangan Peran Gender
Dengan Keterlibatan Suami Dalam
Kegiatan Rumah Tangga. Skripsi.
Sumatra Utara:USU

https://mediaindonesia.com/humaniora/351
154/kesetaraan-gender-di-indonesia-
masih-rendah

http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/
0205/11/1104.htm)

Eka Prasetya Pertiwi, Diskursus Keadilan Gender Halaman 208

You might also like