You are on page 1of 13

Volume 3 Issue 1 (2019) Pages 241 – 253

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v3i1.179

Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak


(Penelitian Studi Kasus di Kota Bekasi)
Vienna Aniella Nauli1, Karnadi2, Sri Martini Meilani3
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FIP, Universitas Negeri Jakarta

Abstract
This study aims to examine the role of 24-hour market traders mothers on children's moral
development. As for the things observed: (1) a description of the role of the mother in giving forms of
rules, punishments, and awards, as well as disciplinary techniques for the achievement of children's
moral development. (2) factors that influence mother's role. (3) description of parenting local culture.
(4) an overview of the role of the community in educating children morally. The research subjects
were 24-hour market traders mothers who had 7-year-old children. This research is a qualitative study
with a type of case study research. Analysis of the data used is the Campbell model. The data of this
study were obtained from the results of observations, documentation, interviews and field notes. The
findings of this study indicate that mothers have not been firm in providing rules, punishments, and
rewards, as well as discipline. Factors of economic, being a single-mother, physical & emotional
condition also affect the involvement of mothers in developing children's morals. The upbringing of
local culture also influences the parenting style of the mother as a parent to achieve the child's moral
development. The community must have a good influence for the child and also the community must
work hand in hand to pay attention of the child behavior with working mothers. At school, teacher
must be able to work with parents so that the teacher also knows the problems betweem mother and
child, and knows the behavior of the child at home.

Keywords: mothers role, parenting, culture, society role, moral

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mencermati peran ibu pedagang pasar 24 jam terhadap perkembangan
moral anak. Adapun hal yang teramati : (1) gambaran peran ibu dalam memberikan bentuk-bentuk
peraturan, hukuman, maupun penghargaan, serta teknik disiplin demi tercapainya perkembangan moral
anak. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi peran ibu. (3) gambaran pola asuh budaya setempat. (4)
gambaran peran masyarakat dalam mendidik moral anak. Subjek berjumlah 1 orang. Subyek
merupakan ibu pedagang pasar 24 jam yang memiliki anak usia 7 tahun. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Analisis data yang digunakan yaitu dengan
model campbell. Data penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, wawancara dan
catatan lapangan. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ibu belum tepat dalam memberikan
peraturan, hukuman, maupun penghargaan, serta disiplin. Faktor ekonomi, peran ibu tunggal, dan
kondisi fisik dan emosional juga mempegaruhi keterlibatan ibu dalam mengembangkan moral anak.
Pola asuh budaya setempat juga berpengaruh terhadap pola asuh yang ibu selaku orangtua berikan
demi tercapainya perkembangan moral anak. Masyarakat harus memberikan pengaruh yang baik bagi
anak dan juga masyarakat harus saling bahu-membahu untuk memperhatikan perilaku anak yang
memiliki orang tua bekerja. Di sekolah, guru harus mampu untuk bekerja sama dengan para orang tua
agar guru juga mengetahui permasalahan ibu dan anak, serta mengetahui perilaku anak di rumah.

Kata Kunci: peran ibu, pola asuh, budaya, peran masyarakat, moral

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2019


 Corresponding author :
Address : Jl. Penegak 1, Rawalumbu, Kota Bekasi ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : iamaniella@gmail.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
242 | Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak

PENDAHULUAN bahkan mengamuk kepada ibu ketika


Kondisi perkotaan yang semakin diminta berhenti bermain.
tidak terkendali akibat adanya urbanisasi Berbeda dengan ibu lainnya yang
telah menimbulkan masalah baru akibat berdagang di pasar 24 jam dan menjadi
kemiskinan, seperti kriminalitas dan jarang bahkan tidak pernah mengasuh dan
meningkatnya pengangguran (Harahap, mendidik langsung anak mereka tetapi
2013). Salah satu implikasi dari urbanisasi sikap anak ibu tersebut justru lebih sering
ialah bertambahnya jumlah orang yang patuh kepada ibu, tidak berteriak atau
melakukan kegiatan ekonomi informal. mengamuk, mengetahui batas waktu
Sejak akumulasi penduduk di kota-kota, bermain, memahami tugas-tugas sebagai
baik besar maupun kecil, tidak dapat anak sekolah.
tercakup dalam peluang kerja formal yang Hasil observasi tersebut membuat
ada, penduduk dengan tingkat pendidikan peneliti merasa heran mengapa dengan
dan keterampilan yang rendah, korban kondisi anak yang lebih banyak memiliki
penggusuran, kaum perempuan masuk ke waktu bertemu dengan ibu, dapat
dalam sektor informal (Pitoyo, 2007). berinteraksi dengan ibu, justru memiliki
Tuntutan sosial dan ekonomi rumah sikap yang tidak baik dibandingkan dengan
tangga yang cukup berat mendorong anak yang jarang bahkan tidak bisa bersama
perempuan mencari nafkah untuk ibu karena ibu sibuk berdagang 24 jam di
menambah penghasilan keluarga (Dewi, pasar. Padahal saat peneliti membaca
2012). Sektor Informal inilah yang menjadi beberapa literatur, ibu yang responsif,
penyelamat dimasa krisis, dan menjadi interaktif, memberikan aturan yang jelas,
penyelamat bagi rumah tangga di seharusnya akan membuat anak memahami
masyarakat (Farida, 2011) sehingga kaum moral, yang menjelaskan tentang konsep-
wanita saat ini berperan ganda yang mana konsep berperilaku budi pekerti, memahami
wanita tidak hanya sebagai ibu rumah perilaku benar dan salah serta baik dan
tangga tetapi juga turut bekerja untuk buruk. Dalam hal ini, perkembangan moral
menopang ekonomi keluarga (Salaa, 2015). dapat dijelaskan sebagai pembentukan
Hal ini dialami oleh para ibu sistem nilai, konseptualisasi benar dan
pedagang pasar tradisional yang terletak di salah, dan proses mengembangkan perilaku
Kota Bekasi yang mana peran ibu sebagai yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut
ibu rumah tangga menjadi tidak maksimal. (Didin, dkk, 2018).
Dari hasil wawancara dan observasi, Dalam temuan observasi awal di
peneliti memilih satu ibu pedagang pasar lapangan, peneliti menemukan beberapa
yang memiliki karakteristik berbeda dengan perilaku anak dimana anak belum memiliki
para ibu pedagang pasar lainnya. Ibu sikap hormat dan tanggung jawab.
berdagang dari jam 7 pagi sampai di rumah Observasi yang dilakukan pada seorang
jam 7 malam sehingga ibu memiliki waktu anak berinisial HA yang berusia 7 tahun,
berinteraksi, memantau, mendidik anak saat yakni mengerjakan tugas sekolah jam 9 atau
pagi sebelum berangkat ke pasar dan saat 10 malam dikarenakan baru pulang
malam setelah pulang dari pasar. Meskipun bermain. Akitbatnya, HA tidur sangat
ibu sudah memiliki waktu berinteraksi, malam sehingga terlambat untuk ke sekolah
memantau, mendidik anak di rumah, sikap keesokan paginya. Hal ini menunjukkan
anak justru tidak patuh, melawan, berteriak bahwa anak belum memiliki rasa tanggung
jawab terhadap kewajiban bersekolah yang
dijalani. HA juga belum memiliki rasa
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 243

hormat terhadap orang yang lebih tua konsisten juga dapat meningkatkan
terlihat dari perilaku berteriak ketika ia kepatuhan dari anak (Olson; Bates, 1990).
diminta untuk berhenti bermain karena Anak akan beresiko memiliki masalah pada
harus mandi, atau istirahat siang maupun perilaku moralnya ketika orangtua tidak
tidur malam. konsisten dalam disiplin mereka dan
Nilai-nilai seperti menghargai dan mengalami kesulitan dalam memantau
menghormati, disiplin diri, kebaikan, kegiatan mereka (Webster-Stratton &
tanggung jawab harus dimiliki anak sebagai Taylor, 2001).
bentuk perilaku moral yang akan
berkembang dan diwariskan ke generasi Efek pengasuhan yang diberikan oleh
selanjutnya di masa depan. Nilai rasa ibu selaku orangtua berpengaruh terhadap
hormat dan tanggung jawab berguna agar aspek-aspek moralitas dalam diri anak.
anak dapat memahami perilakunya. Untuk Berbagai macam karakteristik moralitas
memahami perilakunya benar atau salah, yang akan diinternalisasi dalam diri anak,
diperlukan hati nurani sebagai kendali seperti orientasi sosial, pengendalian diri,
internal bagi perilaku anak (Hapsari, 2016). kepatuhan, harga diri, empati, hati nurani,
Dari hasil observasi pada ibu dan penalaran moral, dan altruisme tidak
pada anak, tampak bahwa kesibukan ibu terlepas dari peran ibu di dalamnya
membuat interaksi, didikan, pantauan atau (Berkowitz & Grych, 1998).
kontrol dari ibu tidak maksimal. Hal ini Anak belajar tentang salah dan benar
berdampak pada perilaku anak yang mana dimulai dari hal-hal sederhana dalam
anak menjadi kurang bertanggung jawab kehidupan sehari-sehari. Bila ia melakukan
atas tugas sekolah, jam bermain, dan jam kesalahan, sebaiknya segera diberi
belajar. Ibu beberapa kali membiarkan penjelasan kenapa hal yang dilakukannya
perilaku anak dan berdampak pada perilaku salah atau sebaliknya bila ia melakukan hal
anak menjadi kurang kontrol. Anak juga yang benar, segera beritahu alasan kenapa
sering mengabaikan aturan dari ibu. ia benar melakukannya. Hal ini akan
Meskipun interaksi dan komunikasi terjadi membantu mengembangkan konsep
antara ibu dan anak, ibu tetap selalu moralnya (Hapsari, 2016).
memiliki konflik dengan anak. Ibu menjadi Orang tua dapat memfasilitasi
tidak sabar kepada anak, sering berteriak perkembangan moral anak dengan
kepada anak begitu juga sebaliknya, ibu menstimulasi anak untuk merefleksikan
beberapa kali memukul anak, bahkan ibu perilaku salah. Stimulasi yang diberikan
membiarkan perilaku anak saat sudah lelah. menurut Bandura, dapat berupa hukuman
Hal tersebut bertentangan dengan yang berfungsi mengurangi perilaku salah
beberapa penelitian yang mengatakan dan penghargaan yang bertujuan
bahwa pengembangan hubungan yang mempertahan perilaku benar.
hangat dan responsif dengan ibu diyakini Selain itu, komunikasi antara orang
dapat memprediksi peningkatan hati nurani tua dan anak mengenai alasan sebuah aturan
anak usia sekolah. Selain itu, kelekatan dibuat dan merespon perilaku buruk anak,
dengan ibu dianggap sangat penting untuk merupakan hal yang dapat membantu anak
pengembangan sosialisasi awal (orientasi memahami moral (Smetana, 1999).
sosial) dan pengembangan kepekaan Peraturan menentukan apa yang boleh
terhadap perasaan orang lain atau empati dilakukan dan tidak boleh dilakukan, yang
(Thompson, 2012). Perilaku ibu yang merepresentasikan standar perilaku dari
responsif, peka dan memiliki kontrol yang dunia sosial anak. Anak harus
244 | Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak

menginterpretasikan dan bernegosiasi mengajarkan nilai-nilai moral terhadap


dalam kehidupan sehari-hari dengan anak, tentunya tidak terlepas dari nilai-nilai
anggota keluarga dimana peraturan tersebut yang berada pada lingkungan tempat
diterapkan. Peraturan dibuat agar anak tinggal anak, yakni di kota Bekasi. Wilayah
dapat mengembangkan perilaku moral Bekasi masuk dalam wilayah provinsi Jawa
(Piotrowski, 1997). Barat. Etnik dominan di Jawa Barat ialah
Kejelasan dalam berkomunikasi, suku Sunda (Sarbini, 2011). Meskipun
karakteristik dominan dari pola asuh begitu, kota Bekasi adalah area industri
otoritatif, termasuk perilaku orangtua yang yang mendorong banyak pendatang dari
menggunakan cara induksi, yaitu “Jawa” untuk mencari nafkah sebagai
menjelaskan konsekuensi tindakan buruh/karyawan di Bekasi.
seseorang untuk orang lain. Tehnik disiplin Selain area industri, Bekasi juga
induksi secara signifikan berhubungan merupakan tempat penyangga perumahan
positif dengan perkembangan penalaran (buffer zone) bagi warga masyarakat yang
moral (Berkowitz & Grych, 1998). bekerja di Jakarta. Kondisi di atas
Penggunaan tehnik disiplin yang hangat dan menciptakan masyarakat Bekasi yang
responsif dari ibu selaku orang tua atas beragam dari sisi etnik. Kita dapat
perilaku anak dapat meningkatkan menjumpai orang-orang dari berbagai suku
sosialisasi moral pada anak (Augustine & seperti suku Betawi, Sunda, Jawa, Batak,
Stifter, 2015). Ambon, Aceh, Manado, Bali, Timor,
Orangtua yang otoritatif bersifat Dayak, Toraja, Sangir, Madura, dan lainnya
mencintai, mengendalikan, komunikatif, (Heri & Nugroho, 2014).
dan menetapkan tuntutan kedewasaan yang Pada akhirnya, kota Bekasi
tinggi untuk anak-anak mereka. Ini adalah mengalami proses asimilasi dan akulturasi
pengasuhan orang tua terakhir yang kebudayaan (Adeng, 2014). Nilai-nilai
menghasilkan karakteristik anak yang kearifan lokal sudah tidak dimaknai lagi
paling positif, termasuk fungsi moral yang oleh sebagian masyarakat, terutama kaum
lebih tinggi. (Berkowitz & Grych, 1998). muda dikarenakan masuknya budaya lain
Pola asuh yang diterapkan oleh ke dalam suatu daerah tanpa filterisasi. Hal
orangtua juga tidak lepas dari pengaruh ini tentunya dapat kita lihat dalam
nilai dalam budaya tertentu terutama kehidupan sehari-hari, yang kian hari kian
budaya lokal tempat menetapnya sebuah tampak, seperti perubahan sifat, dari yang
keluarga. Bagi beberapa budaya, pola asuh dahulunya dikatakan ramah dan penuh
otoriter juga membawa dampak positif bagi dengan budaya santun, sekarang menjadi
anak namun bagi beberapa budaya lain pola cenderung tidak ramah dan tidak santun
otoritatif yang paling baik, bahkan bagi (Sukmayadi, 2017).
budaya tertentu kedua pola asuh tersebut Oleh karena itu, aspek moral yang
membawa dampak yang sama untuk anak harus diajarkan oleh orang tua kepada anak
(Kotchick & Forehand, 2002). salah satunya ialah membantu anak-anak
Santrock juga mengatakan hal yang belajar bagaimana anak harus berhubungan
sama bahwa pengasuhan dapat dipengaruhi dengan orang lain. Orang tua harus
budaya, etnisitas, dan status sosial ekonomi. membantu anak mempertahankan perilaku
Budaya memiliki nilai-nilai yang digunakan sosial yang sesuai dan memfasilitasi anak
sebagai tolok ukur yang menentukan baik- agar interaksi sosial yang anak lakukan
buruk, boleh-tidak boleh, benar-salah dalam menjadi efisien (Smetana, 1999).
ekspresi perilaku anak (Fitria, 2016). Dalam
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 245

Hal ini terbukti dari peningkatan Berdasarkan observasi dan


beberapa kasus kriminalitas yang di kota wawancara awal, peneliti menemukan
Bekasi yang dicatat pada harian online bahwa ibu harus berdagang di pasar dari
Tempo. Kasus tersebut merupakan kasus pagi hingga malam untuk memenuhi
pembunuhan dan pencurian yang dilakukan kebutuhan hidup sehingga interaksi serta
oleh remaja berusia 15 – 17 tahun (Harian kontrol ibu kepada perilaku anak belum
Tempo, 2018). Harian online Tribun pun optimal. Hal ini akan berpengaruh pada
mencatat terdapat 414 kasus tindak perkembangan moral anak.
kejahatan keamanan dan ketertiban yang Beberapa perilaku anak dari ibu
melibatkan orang dewasa di wilayah kota pedagang pasar dari studi pendahuluan awal
Bekasi (Harian Tribun, 2019). Harian ialah belum tertanam sikap keberanian
online Liputan6 juga mencatat bahwa dalam menyelesaikan konflik dengan
Bekasi merupakan kota dengan tingkat temannya, belum bisa bertanggung jawab
kriminalitas tertinggi di Jawa Barat (Harian atas diri sendiri dan tugas-tugasnya, belum
Liputan6, 2017). mampu membagi waktu secara bijaksana
Menurut teori belajar sosial, interaksi terkait waktu bermain, waktu istirahat, dan
yang muncul antara anak dengan kelompok waktu belajar, serta belum menghormati
sebaya juga merupakan proses yang secara orang-orang sekitarnya.
perlahan mempengaruhi diri anak dalam Oleh karena itu, penelitian ini
menginternalisasi standar nilai dan perilaku bertujuan untuk melihat bagaimana peran
yang diamati dari orang lain (Cowan, dkk, ibu pedagang pasar 24 jam terhadap
1969). Saat berinteraksi, anak mendapatkan perkembangan moral anak, faktor-faktor
banyak informasi yang diproses dan diolah apa saja yang mempengaruhi peran ibu,
dalam diri anak. Informasi yang anak bagaimana karakteristik pola asuh budaya
dapatkan melalui interaksi dengan orang setempat, dan bagaimana peran masyarakat
lain membantu anak untuk melihat banyak dalam mendidik moral anak.
perspektif yang ia jadikan pembelajaran
moral (Dodge & Rabiner, 2009) METODOLOGI
Hal ini yang membuat masyarakat Penelitian ini dilaksanakan di rumah
yang tinggal di sekitar keluarga baik teman ibu pedagang pasar. Rumah ibu pedagang
sebaya maupun orang dewasa lainnya juga pasar berada di kota Bekasi. Akses jalan ke
ikut berperan dalam pembentukan nilai- rumah ibu pedagang pasar sangat baik
nilai moral dalam budaya setempat karena sehingga memudahkan peneliti untuk
nilai-nilai yang terbentuk merupakan menjangkau tempat penelitian
gabungan dari pola keyakinan dan pola menggunakan mobil. Meskipun begitu,
perilaku dari sekolompok orang yang peneliti tetap harus berhati-hati saat ke
berfungsi mengatur kehidupan sehari-hari. tempat tersebut saat malam hari karena
Hal tersebut yang membentuk para tidak adanya lampu jalan yang
orangtua dalam mendidik anak mereka menyebabkan jalan sangat gelap, banyak
sebagai generasi muda (Bornstein, 2012). truk-truk yang parkir di lingkungan tersebut
Oleh karena adanya proses masuknya yang membuat ruang gerak menjadi
beberapa budaya ke dalam satu daerah, para berkurang saat jalan kaki ataupun
keluarga mengkombinasi budaya tersebut memarkirkan mobil.
ke dalam nilai-nilai dalam mendidik anak
(Coll & Pachter, 2002).
246 | Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak

Metode penelitian yang digunakan pemetaan konsep hasil lapangan. Pertama,


dalam penelitian ini adalah studi kasus. data dan informan menghasilkan
Tujuan utama untuk mendapatkan serangkaian pernyataan, informasi yang
gambaran peran ibu dalam memberikan diperoleh dari informan menggambarkan
peraturan, menerapkan hukuman yang konsep. Kedua, informasi yang didapatkan
mendidik, dan penghargaan, serta dihubungkan dengan pernyataan yang
menerapkan disiplin guna tercapainya serupa sehingga pengelompokkan
perkembangan moral anak. Penelitian pernyataan memiliki keterkaitan dengan
dilaksanakan di kediaman ibu pedagang fokus penelitian yang digambarkan melalui
pasar di kota Bekasi. Fokus penelitian ini peta konsep. Peta konsep ini membantu
adalah peran ibu pedagang pasar 24 jam peneliti untuk menggabungkan dan
terhadap perkembangan moral anak. membangun konseptual materi.
Peneliti mengamati perilaku anak di
rumah. Selain itu, peneliti mengamati peran HASIL DAN PEMBAHASAN
ibu dalam menerapkan peraturan, Aturan sosial dalam keluarga sangat
memberikan hukuman untuk mengurangi penting untuk dipelajari karena merupakan
perilaku salah dan memberikan reward/ salah satu konteks pertama dan utama dari
penghargaan untuk mempertahankan sosialisasi moral untuk anak. Peraturan
perilaku benar, serta peran ibu dalam dapat menciptakan pemahaman individu
menggunakan teknik disiplin demi tentang perilaku yang sesuai dan tidak
tercapainya perkembangan moral anak yang sesuai (Piotrowski, 1997). Peraturan
diharapkan. Selain itu, peneliti mengamati memiliki dua fungsi yang sangat penting,
interaksi antara ibu dan anak saat pagi hari pertama, peraturan mempunyai nilai
dan malam hari di rumah, perilaku anak pendidikan sebab peraturan
saat siang/sore hari di rumah ketika ibu memperkenalkan pada anak perilaku yang
bekerja, mendengarkan apa yang dikatakan. disetujui anggota kelompok; kedua
Peneliti juga mengamati faktor-faktor yang peraturan membantu mengekang perilaku
mempengaruhi peran ibu terhadap yang tidak diinginkan. Agar peraturan dapat
perkembangan moral anak, karakteristik memenuhi kedua fungsi di atas, peraturan
pola asuh budaya setempat, serta peran itu harus dimengerti, diingat, dan diterima
masyarakat dalam mendidik moral anak. oleh anak (Hurlock, 1991). Aturan yang
Observasi dilakukan langsung oleh digunakan oleh ibu dilihat sebagai bagian
peneliti serta juga terlibat langsung dalam dari proses pembelajaran anak terkait
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perilaku yang dimiliki. Cara ibu
sumber data dengan menggunakan mengutarakan peraturan, baik dengan cara
pedoman observasi. otoriter berupa larangan, kritik, tuduhan,
Wawancara yang dilakukan dalam atau dengan cara demokratis ber upa
penelitian ini adalah wawancara tak mengingatkan dan menjelaskan, merupakan
terstruktur. Wawancara dilakukan kepada dimensi yang penting agar anak memahami
pihak-pihak yang mampu memberikan data cara berelasi secara keseluruhan
sesuai dengan masalah yang diteliti. (Piotrowski, 1997).
Tahap penelitian kualitatif dengan Anak-anak akan mendapatkan
pendekatan studi kasus mengikuti model konsekuensi positif karena memilih
dan proses penelitian menurut Campbell. mengikuti peraturan. Mereka mendapatkan
Cara analisis penjodohan Campbell konsekuensi negatif karena tidak mengikuti
ditujukan untuk mencapai konseptual dalam
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 247

peraturan. Konsekuensi mengajar anak- tingkat stres yang tinggi dalam keluarga
anak membuat keputusan. Keputusan- (Hyoscyamina, 2011). Faktor lain selain
keputusan baik mengasilkan konsekuensi situasi ekonomi yang sulit, hasil penelitian
positif, begitupun sebaliknya. Konsekuensi juga didukung oleh faktor subjek yang
mengajarkan anak-anak bahwa di dunia berasal suku Madura dan merupakan kaum
tedapat sebab dan akibat (Severe, 2000). migran yang merantau ke kota besar. Suku
Menurut Bandura, konsekuensi positif bisa Madura terkenal dengan masyarakatnya
berupa pujian, hadiah, atau penghargaan. yang bekerja keras. Kebanyakan kaum
Sedangkan konsekuensi negatif dapat migran yang berasal dari suku Madura
berupa sebuah hukuman, baik fisik maupun bekerja di sektor informal seperti berdagang
verbal. Penghargaan dan hukuman adalah (Syamsuddin, 2007). Figur suami
proses utama di mana anak-anak memegang peran sangat penting tidak
memperoleh perilaku moral (Vasta, Ross, hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga
dkk, 2004). Bila anak-anak diberi hadiah berkaitan dengan pola asuh dan
atas perilaku yang sesuai dengan aturan dan perkembangan anak. Komitmen dan
perjanjian sosial, mereka akan mengulangi pembagian tugas yang terarah dan
perilaku tersebut. Dan bila anak-anak terencana dengan baik menjadi kunci
dihukum atas perilaku yang tidak bermoral, keberhasilan pasangan suami-isteri dalam
perilaku tersebut akan berkurang tetapi melakukan pola asuh dan bimbingan
karena hukuman memiliki akibat kepada anak-anaknya. Ayah yang terlibat
sampingan yang berbeda, hukuman perlu dan sensitif dalam pengasuhan anak
digunakan secara bijaksana dan hati-hati diyakini akan memberikan efek positif
(Santrock, 2008). dalam pertumbuhan dan perkembangan
Dalam mengembangkan moral anak, anak (Nurhidayah, 2008).
hukuman yang diberikan kepada anak Tabel 3. Bentuk Peran Ibu Pedagang Pasar
berguna untuk melatih kedisiplinan anak 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral
Anak
dalam bertindak dan bertutur kata. Disiplin Hasil
yang lembut bermanfaat bagi anak-anak Bentuk
Deskripsi Peran Ibu
memiliki perilaku yang tidak diinginkan. Peran Ibu
1. Ibu membuat berbagai aturan
Intervensi yang lembut oleh ibu dapat atau larangan di rumah namun
mengarahkan kembali anak dan menarik ibu tidak dapat langsung
perhatian positif dari anak. Hal tersebut Peran ibu memantau perilaku anak,
dalam menegur langsung anak saat anak
dapat mengingatkan anak akan harapan dari memberikan melanggar peraturan.
perilaku yang diinginkan dan dapat peraturan 2. Ibu membiarkan anak melanggar
peraturan tanpa diberikan arahan
menghilangkan perilaku yang tidak dan nasehat dikarenakan
diinginkan (Augustine & Stifter, 2015). kelelahan berdagang
Adapun faktor yang mempengaruhi 1. Ibu beberapa kali mengancam
anak agar anak tidak keluar
peran ibu pedagang pasar 24 jam tentang rumah dengan alasan banyak isu
keterlibatan di dalam mendidik anak, yakni penculikan.
situasi/kondisi ekonomi keluarga, figur 2. Ibu juga mengancam anak untuk
Peran ibu
tidak perlu ke sekolah saat anak
suami, serta kondisi fisik dan keadaan dalam
sulit dan ibu akan menjual meja
memberikan
emosional ibu. Faktor sosial ekonomi juga belajar anak ketika anak sulit
hukuman
untuk diminta belajar dan tidur
berperan dalam keluarga, karena terlalu malam.
kemiskinan dan kesulitan hidup sering 3. Ibu juga beberapa kali memukul
melingkupi kehidupan keluarga dimana anak saat anak pulang malam dari
bermain di luar rumah.
kemiskinan juga berhubungan erat dengan
248 | Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak

Hasil Pola asuh yang diterapkan oleh


Bentuk orangtua juga tidak lepas dari pengaruh
Deskripsi Peran Ibu
Peran Ibu
Peran ibu 1. memberikan upah kepada anak nilai dalam budaya tertentu terutama
dalam berupa uang agar anak patuh budaya lokal tempat menetapnya sebuah
memberikan bukan saat anak telah
reward / mempertahankan perilaku baik
keluarga (Kotchick & Forehand, 2002).
penghargaan yang diharapkan. Beragam budaya, yakni suku batak, jawa,
1. Ibu tidak pernah mengajak anak dan Madura yang terdapat pada satu
Peran ibu diskusi, menjelaskan alasan
dalam perilaku anak salah, memberitahu lingkungan menunjukkan beragamnya
memberikan konsekuensi dari perilaku anak. karakteristik pola asuh di budaya
tehnik 2. Ibu hanya menggunakan
lingkungan tersebut. Pada penelitian ini,
disiplin kekerasan atau pengabaian
kepada anak. suku batak dan jawa menerapkan pola asuh
otoritatif yang mana orang tua memiliki
Tabel 4. Faktor yang Mempengaruhi Peran keterbukaan dengan anak, membebaskan
Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap anak untuk berpendapat atau mengutarakan
Perkembangan Moral Anak
Hasil perasaannya. Berdasarkan hasil penelitian
Faktor Deksripsi Faktor yang dilakukan sebelumnya yang dlakukan
Situasi/kond 1. ibu harus bekerja keras untuk pada mahasiswa Universitas Sumatra Utara
isi ekonomi memenuhi kebutuhan hidup dan
keluarga menyekolahkan anak (USU), mengatakan bahwa orang tua suku
2. respon ibu yang selalu mudah batak dan suku jawa menerapkan pola asuh
marah, membentak, bahkan otoritatif pada anak-anaknya (Anggaraeni,
memukul, ataupun membiarkan
ketika ibu sudah lelah bekerja 2018), baik pada anak perempuan maupun
akibat mencari uang. kepada anak laki-laki (Paramitha & Basaria,
Figur suami 1. Figur suami dapat berbagi tugas
2018).
dengan ibu dalam menjaga anak,
membantu ibu menyiapkan Pada penelitian lainnya dikatakan hal
dagang, membantu ibu berdagang ini disebabkan oleh banyaknya suku batak
di pasar.
2. ibu yang sudah ditinggal suami yang terkenal dengan masyarakatnya yang
pergi merasa begitu berat dan keras dan tegas, merantau ke pulau Jawa
kesulitan menjalani peran ganda yang terkenal dengan masyarakatnya yang
sebagai ibu dan bapak bagi anak-
anak. memiliki budaya lembut. Perantauan yang
Kondisi 1. Ibu sering mengalami sakit pada menuntut penyesuaian budaya tersebut yang
fisik dan bagian kaki sehingga beberapa
keadaan hari tidak bisa pergi berdagang.
menyebabkan orang dari suku batak perlu
emosional 2. Peran ganda sebagai orang tua memahami nilai-nilai dan kebudayaan yang
ibu membuat keadaan emosional ibu berbeda dari mereka. Keberagaman budaya
tidak stabil yang membuat ibu
mudah marah kepada anak bila membawa manusia untuk dapat beradaptasi.
anak melakukan kesalahan Pada budaya Batak, orang Batak
ketika perantauan jauh mampu
Keadaan stres dan tekanan akan menempatkan diri dalam masyarakat.
berpengaruh negatif terhadap kualitas Keadaan ini membuat orang Batak belajar
pengasuhan anak (Hyoscyamina, 2011). dari pengalaman ketika bersosialisasi.
Keadaan psikis mental seorang ibu sangat Dalam hal ini orang Jawa dan orang Batak
berhubungan dengan anaknya (Robiyah, dikatakan mampu seleksi situasi dengan
dkk, 2018). Hasil ini didukung oleh baik (Yolanda & Wismanto, 2017).
penelitian sebelumnya yang mengatakan Sedangkan pada suku Madura menerapkan
tingkat stress ibu berpengaruh pada gaya pola asuh otoriter dan permisif yang mana
pengasuhan ibu (Iswara, 2016). orang tua sangat keras kepada anak, tidak
memberikan alasan yang jelas ketika marah,
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 249

dan membiarkan perilaku anak. Hal ini Hasil


dikarenakan orang pada suku Madura yang Pola Asuh
Deskripsi Pola Asuh
Budaya
sibuk bekerja sehingga tidak memahami
1. Orang tua dari suku Madura
cara mendidik anak secara tepat. mengaku mendidik anak dengan
Pada penelitian ini, suku Madura juga keras. Hal ini dikarenakan faktor
terlalu banyak bekerja dan
sudah sangat lama merantau dari tanah menjadi lelah. Hal ini yang
kelahiran ke kota besar. Tujuan awal suku Suku
menyebabkan interaksi dan
Madura
Madura tersebut disebabkan oleh keinginan komunikasi dengan anak tidak
Menerapkan
efektif, selalu timbul kemarahan,
untuk mencari peruntungan di kota besar. Pola Asuh
tidak sabar dalam menasehati
Otoriter &
Kesibukan kedua orang tua menyebabkan anak.
Permisif
anak-anak menjadi kurang diperhatikan, 2. Orang tua dari suku Madura
mengaku beberapa kali
anak menjadi jarang belajar, bermain dari membiarkan perilaku anak juga
pagi hingga malam. Salah satu orang ibu karena sibuk bekerja.
dari suku Madura yang juga merupakan
subjek penelitian yang telah menjadi janda
Peran masyarakat dalam mendidik
selama 3 tahun. Suami ibu meninggal
moral anak ditunjukan dalam beberapa
karena sakit. Ibu harus berjuang sendiri
kegiatan positif yang dapat dijadikan
memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai
panutan bagi anak-anak di lingkungan
anak-anak sekolah. Hal ini yang membuat
tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat
ibu menerapkan pola asuh permisif yang
Piaget dalam Crain yang mengungkapkan
mana ibu tetap terlibat namun kontrol
bahwa lingkungan memang penting namun
sangat kurang kepada anak-anak.
hanya sebagian, ingkungan memelihara,
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
menstimulasi dan menantang anak-anak,
sebelumnya yang mengatakan pola asuh ibu
namun anak-anak itu sendiri yang
dari suku Madura yang permisif yang mana
membangun struktur kognitif mereka
ibu tetap ada kontribusi pada hidup anak
(Crain, 2007). Anak akan mempelajari
namun ibu sangat kurang kontrol pada
moral berdasarkan pada cara anak
anak. Hal ini dikarenakan ibu harus hidup
memandang dunia dan pesan-pesan yang
sendiri setelah ditinggalkan suami.
dikirimkan setiap hari oleh orang-orang
Tabel 5. Karakteristik Pola Asuh Budaya
yang berinteraksi dengan anak secara
Masyarakat Setempat
Hasil konsisten (Oladipo, 2009). Kohlberg pun
Pola Asuh menunjukkan bahwa meskipun keluarga itu
Deskripsi Pola Asuh
Budaya memegang peranan penting dalam
1. Orang tua memberikan hukuman perkembangan moral, namun akibat-akibat
tegas kepada anak apabila anak
berbuat salah namun kemudian positif terhadap proses perkembangan
tidak lupa diberikan arahan dan moral itu sendiri juga disebabkan karena
nasehat. adanya kesempatan bagi anak untuk
2. Orang tua tidak pernah
Suku Batak mengambil peran yang juga diberikan oleh
memberikan hukuman kepada
& Jawa
anak, namun mengajak anak kelompok atau teman sebaya, sekolah, dan
Menerapkan
diskusi di beberapa kesempatan
Pola Asuh masyarakat yang lebih luas (Gusniarti &
untuk merefleksikan perilaku
Otoritatif Qudsyi, 2007).
anak mapun perilaku orang tua.
3. Orang tua tidak memberi Keberhasilan dalam mendidik dan
hukuman, namun memberikan
arahan dan nasehat, serta tidak membentuk akhlak, moral, budipekerti atau
pernah mengungkit kesalahan karakter peserta-peserta didik pada tingkat
anak agar anak tidak memiliki dasar dan menengah merupakan langkah
dendam
250 | Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak

paling fundamental dan dasariah dalam Tabel 6. Peran Masyarakat Dalam Mendidik
membentuk karakter bangsa nantinya Moral Anak
(Azra, 2000). Anak dari ibu yang Hasil
Faktor Deksripsi Faktor
merupakan subjek penelitian ini hidup di
Kegiatan 1. Pertolongan berupa materi
lingkungan masyarakat yang mengajarkan kepedulian maupun berupa tenaga yang
norma yang baik, cara berinteraksi yang terhadap warga diberikan sesama warga kepada
yang orang yang mengalami sakit,
baik, dan bersikap sopan. Hal ini tidak mengalami musibah/kemalangan,
sesuai dengan perilaku anak dari subjek musibah kehilangan orang yang
ketika sudah di rumah. Anak sering disayangi
Kegiatan 1. Semua warga yang memerlukan
berteriak kepada subjek, beberapa kali posyandu pelayanan posyandu berkumpul,
mengamuk dan menangis ketika subjek dalam tidak memandang berasal dari
ingin anak berhenti keluar sampai malam melayani anak- suku tertentu atau pun agama
anak dan orang tertentu
dan diminta untuk belajar. Dari hasil tua lanjut usia
wawancara dan observasi, subjek juga Kegiatan 1. Semua warga mengikuti
gotong-royong kegiatan gotong royong
sering mengungkapkan apa yang membersihkan membersihkan lingkungan.
diharapkan kepada anak dengan cara lingkungan
berteriak. Subjek tidak pernah lembut saat Tokoh 1. menasehati serta menegur
masyarakat dan langsung apabila terdapat
subjek memberikan arahan kepada anak. tokoh agama perilaku anak yang tidak baik
Bandura berkata bahwa anak belajar memantau 2. tokoh agama menasehati dan
melalui observasi dari lingkungan sekitar. perilaku anak- mengajarkan akhlak
anak
Orang tua tetaplah menjadi model yang
akan ditiru oleh anak-anaknya, jika orang
tua melakukan kebaikan maka anaknya juga KESIMPULAN
Perkembangan moral anak sangat
akan mengikuti jejak kebaikannya,
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya, tepat
sebaliknya jika orang tua melakukan
atau tidaknya suatu aturan, hukuman yang
keburukan maka anak juga akan mengikuti
mendidik, penghargaan/reward, dan
jejak keburukannya (Iswara, 2016).
penggunaan tehnik disiplin yang diberikan
Individu mengembangkan moral melalui
oleh ibu. Intervensi yang lembut oleh ibu
partisipasi mereka dan juga keterlibatan
dapat mengarahkan kembali anak dan
mereka dalam berbagai macam interaksi
menarik perhatian positif dari anak. Ibu
sosial di tempat individu tersebut
perlu diberikan arahan dan pengetahuan
bertumbuh. Tempat individu bertumbuh
mengenai pentingnya peran ibu bagi
itulah yang menanamkan nilai-nilai moral
perkembangan moral anak saat ibu terlibat
yang juga berkaitan dengan budaya
dalam kehidupan anak, tegas dan disiplin
lingkungan tersebut (Wainryb, 2005).
kepada anak, menyempatkan waktu untuk
berinteraksi bersama anak, meskipun ibu
sibuk bekerja di pasar. Peran lingkungan
masyarakat harus memberikan pengaruh
yang baik bagi anak dan juga masyarakat
harus saling bahu-membahu untuk
memperhatikan perilaku anak yang
memiliki orang tua bekerja, agar perilaku
moral anak tetap terbentuk baik di
masyarakat meskipun orang tua sibuk
bekerja.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 251

Di sekolah, guru harus mampu Akhlak_dan_Budi_Pekerti__�Memb


untuk bekerja sama dengan para orang tua angun_kembali_anak_Bangsa�.pdf
agar guru juga mengetahui permasalahan Berkowitz, M. W., & Grych, J. H. (1998).
ibu dan anak, serta mengetahui perilaku Fostering goodness: Teaching parents
anak di rumah. Melalui hal tersebut, guru to facilitate children’s moral
dan orang tua dapat mendiskusikan development. Journal of Moral
langkah-langkah bantuan atau dukungan Education, 27(3), 371–391.
https://doi.org/10.1080/03057249802
yang perlu diberikan untuk anak agar anak
70307
dapat diarahkan untuk memiliki perilaku
moral yang diharapkan oleh orang tua dan Bornstein, M. H. (2012). Cultural
Approaches to Parenting. Journal of
lingkungan. Guru selaku tokoh yang
Developmental Psychology, 12(2–3),
memberi pengaruh paling besar untuk 212–221.
perkembangan anak di sekolah, juga dapat https://doi.org/10.1080/15295192.201
memberikan arahan kepada orang tua 2.683359.Cultural
mengenai cara menghadapi anak, Coll, C. G., & Pachter, L. M. (2002). Ethnic
memberikan disiplin dan peraturan kepada and Minority Parenting. Handbook of
anak secara tepat. parenting. Social conditions and
applied parenting (Vol. 4).
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.2307/353999
Cowan, P. A., Longer, J., Heavenrich, J., &
Adeng. (2014). Sejarah sosial kota bekasi. Nathanson, M. (1969). Social learning
Jurnal Penelitian Sejarah Dan and Piaget’s cognitive theory of moral
Budaya, 6(3), 397–412. Retrieved development. Journal of Personality
from and Social Psychology, 11(3), 261–
http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.i 274.
d/patanjala/index.php/patanjala/article https://doi.org/10.1037/h0027000
/viewFile/171/122
Crain, W. (2007). Teori Perkembangan
Anggaraeni, F. D. (2018). Pengaruh Pola Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Pustaka Belajar.
Pengguna Sistem e-learning pada
Mahasiswa Universitas Sumatera Dewi, P. M. (2012). Pastisipasi Tenaga
Utara, 1(1). Kerja Perempuan dalam
https://doi.org/10.32734/lwsa.v1i1.15 Meningkatkan Pendapatan Keluarga.
8 Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan,
5(2), 119–124.
Augustine, M. E., & Stifter, C. A. (2015).
Temperament, parenting, and moral Didin, Elifcan; Yarali, K. T. (2018).
development: Specificity of behavior Examination Of Preschool Education
and context. Social Development, Program In Term Of Moral
24(2), 285–303. Component, 9(31), 174–193.
https://doi.org/10.1111/sode.12092 Retrieved from
https://www.researchgate.net/publicat
Azra, A. (2000). Pendidikan Akhlak dan ion/324573933_Examination_of_Pres
Budi Pekerti: Membangun Kembali chool_Education_Program_in_Terms
Anak Bangsa. Makalah Dalam _of_Moral_Components_Okul_onces
Konvensi Nasional Pendidikan Tahun i_egitim_programinin_ahlakin_bilese
2001, (1). Retrieved from nleri_acisindan_incelenmesi
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/
JURNAL_MIMBAR_PENDIDIKAN Dodge, K. A., & Rabiner, D. L. (2009).
/MIMBAR_NO_1_2001/Pendidikan_ NIH Public Access. Child
Development, 75(4), 1003–1008.
252 | Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak

https://doi.org/10.1111/j.1467- Jurnal Psikologi Universitas


8624.2004.00721.x.Returning Diponegoro, 10(2), 144–152.
https://doi.org/10.14710/JPU.10.2.14
Farida, L. (2011). Kontribusi Pendapatan
4-152
Perempuan Bekerja Sektor Informal
Pada Ekonomi Keluarga Di Kota Iswara, M. R. (2016). Pengasuhan Orang
Pekanbaru. Jurnal Aplikasi Bisnis, Tua Ketukunan Suku Madura Pada
1(2), 103–112. Anak Usia Sekolah Dasar Dengan
Gangguan Perilaku ( Conduct
Fitria, N. (2016). Pola Asuh Orang Tua
Disorder ), 508–523.
Dalam Mendidik Anak Usia
Prasekolah Ditinjau Dari Aspek Kotchick, B. A., & Forehand, R. (2002).
Budaya Lampung. Jurnal Fokus Putting Parenting in Perspective: A
Konseling, 2(2), 99–115. Discussion of The Contextual Factors
https://doi.org/32536457784 That Shape Parenting Practices.
Journal of Child and Family Studies,
Gusniarti, U., & Qudsyi, H. (2007).
11(3), 255–269.
Hubungan Antara Keberfungsian
https://doi.org/10.1023/A
Keluarga Dengan Penalaran Moral
Pada Anak Usia Akhir. Jurnal Ilmiah Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh Ibu
Berskala Psikologi, 9(1), 44–61. Bekerja Dan Peran Ayah Dalam
Coparenting Terhadap Prestasi
Hapsari, I. I. (2016). Psikologi
Belajar Anak. Jurnal Soul, 1(2).
Perkembangan.
Paramitha, K., & Basaria, D. (2018). Pola
Harahap, F. R. (2013). Dampak Urbanisasi
Asuh Ayah Terhadap Anak
Bagi Perkembangan Kota Di
Perempuan dan Laki-Laki Keluarga
Indonesia. Jurnal Society, I(1), 35–
Patrilineal, 2(1), 127–134.
45.
Piotrowski, C. (1997). Rules of Everyday
Harian Liputan6. (2017). Tingkat
Family Life: The Development of
Kriminalitas di Bekasi Tertinggi Se-
Social Rules in Mother-Child and
Jawa Barat. Liputan6.
Sibling Relationships. International
Harian Tempo. (2018). Kriminalitas Anak Journal of Behavioral Development,
di Bekasi Meningkat, Simak 5 Kasus 21(3), 571–598.
Ini. Tempo. https://doi.org/10.1080/01650259738
Harian Tribun. (2019). Tiga Kasus 4794
Kriminal di Kota Bekasi yang Paling Pitoyo, A. J. (2007). Dinamika Sektor
Menonjol Sepanjang 2018. Tribun Informal di Indonesia: Prospek ,
Jakarta. Perkembangan , dan Kedudukannya.
Heri, O., & Nugroho, P. (2014). Jurnal Populasi, 18(2), 129–146.
MERETAS DAMAI DI TENGAH https://doi.org/10.1534/genetics.113.1
KEBERAGAMAN Mengembangkan 54740
Pendidikan Kristiani untuk Robiyah, R., Ekasari, D., & Witarsa, R.
Perdamaian dalam Perspektif (2018). Pengaruh Pola Asuh Ibu
Multikulturalisme. Gema Teologi, terhadap Kecerdasan Sosial Anak
38(2), 143–170. Retrieved from Usia Dini di TK Kenanga Kabupaten
http://journal- Bandung Barat. Jurnal Obsesi :
theo.ukdw.ac.id/index.php/gema/artic Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
le/download/185/174 2(1), 74–81.
Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Salaa, J. (2015). Peran Ganda Ibu Rumah
Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Tangga Dalam Meningkatkan
Hyoscyamina, D. E. (2011). Peran Keluarga Ekonomi Keluarga Di Desa Tarohan
Dalam Membangun Karakter Anak. Kecamatan Beo Kabupaten
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 2019| 253

Kepulauan Talaud. Jurnal Holistik, Webster-Stratton, C., & Taylor, T. (2001).


VIII(15), 1–16. Retrieved from Nipping early risk factors in the bud:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php preventing substance abuse,
/holistik/article/view/7820 delinquency, and violence in
adolescence through interventions
Santrock, J. W. (2008). Psikologi
targeted at young children (0-8 years).
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Prevention Science, 2(3), 165–192.
Sarbini, A. (2011). Model Dakwah Berbasis https://doi.org/10.1023/A:101151092
Budaya Lokal di Jawa Barat. Jurnal 3900
Ilmu Dakwah, 5(17), 291–322.
Yin, R. K. (2014). Case Study Research:
Severe, S. (2000). Bagaimana Bersikap Design and Methods (5th ed.). USA:
Pada Anak Agar Anak Bersikap Baik. SAGE.
Jakarta: Gramedia.
Yolanda, W. G., & Wismanto, Y. B.
Sheryl L. Olson, John E. Bates, and K. B. (2017). Perbedaan Regulasi Emosi
(1990). Early antecedents of dan Jenis Kelamin pada Mahasiswa
childhood impulsivity: The role of yang Bersuku Batak dan Jawa.
parent-child interaction, cognitive Psikodimensia, 16(1), 72–80.
competence, and temperament. https://doi.org/10.24167/psiko.v16i1.
Journal of Abnormal Child 948
Psychology, 18(3), 317–334.
Smetana, J. G. (1999). The Role of Parents
in Moral Development. Journal of
Moral Education, 28(3).
https://doi.org/10.1080/03057249910
3106
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmayadi, T. (2017). Meneropong Nilai-
Nilai Karakter Berbasis Kearifan
Lokal pada Masyarakat Adat
Kampung Mahmud dalam Rangka
Penguatan Pendidikan Karakter
Bangsa. Prosiding Seminar Nasional
PKn-Unnes, 90–97. Retrieved from
http://proceedings.id/index.php/pkn/ar
ticle/viewFile/599/597
Syamsuddin, M. (2007). Agama, Migrasi
Dan Orang Madura. Desember,
VIII(2), 150–182.
Thompson, R. A. (2012). Whither the
Preconventional Child? Toward a
Life-Span Moral Development
Theory. Child Development
Perspectives, 6(4), 423–429.
https://doi.org/10.1111/j.1750-
8606.2012.00245.x
Vasta, Ross; Miller, Scott A; Ellis, S.
(2004). Child Psychology. USA: John
Wiley & Sons.

You might also like