Professional Documents
Culture Documents
32-46
Sri Wahyuni
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
unik.wahyuni06@gmail.com
Abstract
This study was conducted to investigate the efforts to empower the capacity of training organizatio. It have
recently become the priority for public training organization especially when the public demand for the
training accountability is very strong. The significant of these efforts, however, cannot be realized since
each aspects of the training organization runs its own improvement policies. In other words, public training
organization need to work together to harmonize the policies, strategies, and techniques to improve the
quality and capacity of training organization. This article attempts to explain the ways of efforts from the
public training organizations in West Nusa Tenggara Province, in order to make the improvement effort
more significant, powerful, and result-oriented, especially in enhancing the effectiveness of training. The
discussion is started with the background of quality need, and followed by the explanation on the strategies
to improve the capacity of training organization: institution, programs, trainers, and evaluation and
development in conducting trainings to improve BPSDMD West Nusa Tenggara Province as Learning
Organization.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan upaya-upaya memperkuat kapasitas lembaga pelatihan dalam
meningkatkankompetensi SDM Aparatur. Hal ini menjadi prioritas bagi lembaga pelatihan,
terutamaketika tuntutan publik terhadap akuntabilitas pelatihan menjadi semakin kuat.Pentingnya upaya
upaya tersebut tidak dapat terwujud manakala setiap aspek darilembaga pelatihan ini berjalan sendiri.
Dengan kata lain, Lembaga Pelatihan pemerintahdalam hal ini BPSDMD Provinsi NTB hendaklah
membangun Institusinya sebagai Organisasi Pembelajaran dalam bentuk kerjasama yang solid dan
harmonis berkaitan dengan : aturan atau kebijakan, strategi dan teknik untuk menguatkan kapasitas
Lembaga Pelatihan secara lebih signifikandengan berorientasi pada hasil pelatihan yang lebih efektif.
Dimulai dengan latar belakangkebutuhan kualitas kompetensi ASN, dan dilanjutkan dengan penjelasan
tentangstrategi pengutan kapasitas lembaga: melalui regulasi, program pelatihan, Pengembangan
Kompetensi Widyaiswara,Evaluasi dan Pengembangan dalam mewujudkan BPSDMDProvinsi Nusa
Tenggara Barat sebagai Organisasi Pembelajaran.
32
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
33
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
37
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
38
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
39
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
41
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
42
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
akan tetapi bisa berperan sebagai memilki kata dasar nilai yang
konsultan internal lembaga, OPD OPD merupakan ukuran baik dan buruknya
dan bahkan bisa menjadi konsultan dan sesuatu.Ada beberapa definisi tentang
mediator dalam mebantu memecahkan evaluasi. Diantaranya menurut
masalah yang terjadi pada masyarakat Purwanto dan Atwi Suparman (1999)
yang lebih luas. mengutip beberapa definisi
Dalam rangka meningkatkan menyebutkan bahwa evaluasi adalah
kompetensi dan kapasitas widyaiswara, suatu pemeriksaan (penyelididkan
ada beberapa hal yang dapat dilakukan yang sistemis tentang manfaat atau
oleh lembaga pelatihan daerah kegunanaan sesuatu berdasarkan
bekerjasama dengan Lembaga standar tertentu (A joint Commintee on
Administrasi Negara sebagai instansi Standard for Evaluation)
Pembina, antara lain: Sehingga evaluasi diartikan
1. Pendidikan jenjang S3; sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
2. Pelatihan Kewidyaiswaraan pihak luar maupun dalam untuk
Berjenjang; mengetahui apakah tujuan dari suatu
3. TOT dan TOF; kegiatan atau program telah tercapai
4. Penyusunan Jurnal, Modul dan atau tidak. Fokus evaluasi adalah untuk
Buku; menentukan apakah program itu harus
5. Fungsi Evaluasi dan dilanjutkan atau dihentikan, atau harus
pengembangan pelatihan dilakukan perbaikan-perbaikan dimasa
sebagai Coach, Mentor, yang akan datang. Dengan diperkuat
NaraSumber, Asesor, Master lagi oleh pendapat Chelimsy dan Sadish
Antikorupsi, Mediator dan (1997) berdasarkan hasil International
Konsultan; Evaluation Conference DI Vancouver
6. Orasi, Seminar, Workshop dan Canada menyimpulkan ada tiga
FGD perspektif dalam evaluasi, yaitu: 1).
Evaluation for accountability; 2).
5. Peningkatan Kualitas dan Evaluation for Development, dan 3).
Efektifitas Pelatihan Evaluation for knowledge.
Melalui Monitoring, Unsur-unsur yang akan
Evaluasi dan dimonitor dan evaluasi mencakup
Pengembangan Pelatihan seluruh aspek-aspek pengeloaan
Monitoring dan evaluasi atau kepelatihanan, yaitu:
yang lebih sering dikenal sebagai 1. Analisis Kebutuhan
monev merupakan dua istilah yang Pelatihan
secara harfiah berbeda namun secara 2. Tujuan Pelatihan dan
asumsi sering diasumsikan sama dan pencapaian standar
saling terkait. Untuk mencegah kompetensi
tumpang tindih pengertian, kedua 3. Materi pelatihan
istilah ini perlu didefinisikan secara 4. Metode dan teknik
jelas. Monitoring adalah kegiatan yang penyampaian
dilakukan secara periodik oleh pihak 5. Peserta Pelatihan
luar maupun dalam untuk menjamin 6. Widyaiswara
bahwa pelaksanaan suatu kegiatan itu 7. Proses pembelajaran
sesui dengan apa yang telah ditetapkan, 8. Sarana dan prasarana
sesuai prosedur, aturan hukum, serta Dalam pelaksanaan monitoring
peran dan fungsi masing-masing. Dan dan evaluasi pelatihan, pimpinan
fokus monitoring lebih ditekankan pada lembaga pelatihan harus memiliki
proses pelaksanaan tugas. komitmen yang kuat untuk
Sedangkan evaluasi berasal dari peningkatan kualitas penyelenggaraan
kata dasar value (nilai). Penilaian
43
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
44
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
45
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46
46