You are on page 1of 15

Volume /Nomor 01, Agustus 2020, P.

32-46

CAPACITY BUILDING STRATEGY OF PUBLIC TRAINING INSTITUTE


IN IMPROVING CIVIL SERVANT’S COMPETENCIES
TO REALIZED LEARNING ORGANIZATION

Sri Wahyuni
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
unik.wahyuni06@gmail.com

Abstract

This study was conducted to investigate the efforts to empower the capacity of training organizatio. It have
recently become the priority for public training organization especially when the public demand for the
training accountability is very strong. The significant of these efforts, however, cannot be realized since
each aspects of the training organization runs its own improvement policies. In other words, public training
organization need to work together to harmonize the policies, strategies, and techniques to improve the
quality and capacity of training organization. This article attempts to explain the ways of efforts from the
public training organizations in West Nusa Tenggara Province, in order to make the improvement effort
more significant, powerful, and result-oriented, especially in enhancing the effectiveness of training. The
discussion is started with the background of quality need, and followed by the explanation on the strategies
to improve the capacity of training organization: institution, programs, trainers, and evaluation and
development in conducting trainings to improve BPSDMD West Nusa Tenggara Province as Learning
Organization.

Keywords: Public Training Organization, Civil Servant HRD’s competencies,


Capacity Empowerment Strategies and Learning Organization

Strategi Penguatan Kapasitas Lembaga Pelatihan


dalam Meningkatkan Kompetensi SDM Aparatur
untuk Mewujudkan Learning Organization

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan upaya-upaya memperkuat kapasitas lembaga pelatihan dalam
meningkatkankompetensi SDM Aparatur. Hal ini menjadi prioritas bagi lembaga pelatihan,
terutamaketika tuntutan publik terhadap akuntabilitas pelatihan menjadi semakin kuat.Pentingnya upaya
upaya tersebut tidak dapat terwujud manakala setiap aspek darilembaga pelatihan ini berjalan sendiri.
Dengan kata lain, Lembaga Pelatihan pemerintahdalam hal ini BPSDMD Provinsi NTB hendaklah
membangun Institusinya sebagai Organisasi Pembelajaran dalam bentuk kerjasama yang solid dan
harmonis berkaitan dengan : aturan atau kebijakan, strategi dan teknik untuk menguatkan kapasitas
Lembaga Pelatihan secara lebih signifikandengan berorientasi pada hasil pelatihan yang lebih efektif.
Dimulai dengan latar belakangkebutuhan kualitas kompetensi ASN, dan dilanjutkan dengan penjelasan
tentangstrategi pengutan kapasitas lembaga: melalui regulasi, program pelatihan, Pengembangan
Kompetensi Widyaiswara,Evaluasi dan Pengembangan dalam mewujudkan BPSDMDProvinsi Nusa
Tenggara Barat sebagai Organisasi Pembelajaran.

Kata kunci:Lembaga Pelatihan, Kompetensi ASN, Strategi Penguatan Lembaga


dan Institusi Pembelajaran

32
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

PENDAHULUAN dalam pengembangan Sumber Daya


Pada Era Reformasi Birokrasi, Manusia Aparatur akan menjadi
salah satu agenda terpenting langkah yang sangat strategis untuk
pembangunan adalah menciptakan tata membentuk SDM Aparatur sesuai
pemerintahan yang baik, bersih, dengan tuntutan kompetensi individu
berwibawa, dan profesional yang dan kebutuhan organisasinya.
mampu melaksanakan pembangunan Terlebih lagi dengan telah
secara efektif dan efisien serta diberlakukannya Undang-undang
memberikan pelayanan prima kepada Nomor 5 tahun 2014 Aparat Sipil
publik. Demikian juga halnya dengan Negara (ASN), maka setiap aparatur
pembangunan di Provinsi Nusa yang ada memiliki hak yang sama
Tenggara Barat. Tujuan pelaksanaan dengan waktu yang lebih banyak untuk
pembangunannya tidak akan terlepas mendapatkan pengembangan karir
dari tujuan pembangunan nasional dalam jabatan mereka, yaitu melalui
dengan lebih menguatkan potensi- jalur melalui pelatihan dan non
potensi lokal yang disesuaikan dengan pelatihan, baik pelatihan manajerial,
karakteristik masyarakatnya. Agenda kemimpinan, teknis inti, fungsional dan
ini merupakan cerminan kesadaran sosio kultural. Saat ini pelatihan teknis,
pemerintah baik pusat maupun daerah fungsional dan sosio kultural akan
akan pentingnya kualitas birokrasi, menjadi sesuatu yang harus diikuti
sebagai unsur dan aktor penting sesuai dengan standar kompetensi
pelaksana pembangunan, disamping jabatan yang dimiliki oleh masing-
upaya peningkatan peran serta masing aparatur.
masyarakat dan dunia usaha dalam Sebagai salah satu komponen
konsep kepemerintahan yang baik dalam birokrasi, Badan Pengembangan
menurut UNDP (1997) memberikan Sumber Daya Manusia Daerah atau
batasan kepemerintahan yang baik BPSDMD Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai hubungan yang saling tentu berkewajiban untuk mendukung
membantu dan membangun diantara agenda pembangunan nasional
negara, swasta dan masyarakat. Untuk tersebut, sesuai dengan peran dan
itu, pembangunan kualitas birokrasi tanggung jawabnya. Salah satunya
harus mendapatkan dukungan dari adalah dengan memfokuskan pada
semua pihak, dan dilakukan secara upaya peningkatan kualitas dan
konsisten, sehingga cita-cita kapasitas penyelenggaraan pelatihan
mewujudkan good governance yang terintegrasi, mandiri dan menjadi
(kepemerintahan yang baik) akan dapat pusat pengembangan pengetahuan
dicapai dengan baik. yang luar biasa atau center excellent of
Sumber Daya Manusia Aparatur Knowledge dalam pengembangan
sebagai ujung tombak dalam kompetensi SDM Aparatur di Nusa
menggerakkan roda pembangunan Tenggara Barat, dalam mewujudkan
memiliki posisi yang sangat strategis BPSDMD Provisi Nusa Tenggara Barat
sebagai permanent agent of change (agen sebagai Organisasi Pembelajaran.
perubahan yang permanen) dalam Dengan demikian BPSDMD Provinsi
masyarakat. Sehingga seiring dengan NTB akan mampu menjadi daya ungkit
perkembangan waktu yang kian (laverage) yang paling kuat dalam
terbuka, mengglobal, dan kompetitif, rangka mewujudkan sosok aparatur
maka dibutuhkan aparatur dengan Pegawai Negeri Sipil Provinsi Nusa
kompetensi dan profeisonalisme yang Tenggara Barat yang kompeten dan
jauh lebih tinggi dibandingkan masa- profesional menuju birokrasi yang
masa sebelumnya. Sehingga lembaga berkualitas dan berkelas dunia.
pelatihan sebagai salah satu katalisator

33
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

METODE pendidikan yang tertuang dalam


Penelitian ini menggunakan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
pendekatan kualitatif dengan penelitian tentang Sistem Pendidikan Nasional
survei, yang berorientasi pada gejala- Bab I pasal 1, yaitu pendidikan adalah
gejala yang bersifat wajar dan alamiah. usaha sadar dan terencana untuk
Sifatnya naturalistik dan mendasar atau mewujudkan suasana belajar dan
bersifat kealamiahan (Riyanto, 1998). proses pembelajaran agar peserta didik
Dengan memperhatikan karakteristik secara aktif mengembangkan potensi
dari pendekatan kualitatif, maka ia dirinya untuk memiliki kekuatan
memeili sifat sifat sebagai berikut: spiritual keagamaan, pengendalian diri,
memiliki latar alami, peneliti sebagai kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
sumber data langsung dan peneliti serta keterampilan yang diperlukan
menjadi instrumen kunci, bersifat dirinya dan masyarakat. Jika ditinjau
deskriptif, lebih mementingkan proses dari tujuannya, menurut Manpower
daripada hasil, cenderung menganalisis Services Commissions dalam Suparman
data secara induktif, dan makna (2010), pendidikan adalah kegiatan
merupakan hal yang esensial (Bogdan & yang bertujuan untuk mengembangkan
Biklen, 1998). Data utama dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan,
penelitian kualitatif adalah kata-kata pemahaman dan penyerapan, nilai-nilai
dan tindakan. Selebihnya adalah data- yang diperlukan dalam semua aspek
data tambahan dan dokumen. kehidupan, bukan hanya pengetahuan
Subjek penelitian terdiri dari 14 dan keterampilan yang berhubungan
Tim Pengelola Lembaga Pelatihan, dengan kegiatan atau pekerjaan
Fungsional Widyaiswara yang ada di tertentu. Dari dua konsep tersebut
Badan Pengembangan Sumber Daya masing-masing menekankan kepada
Manusia Daerah Provinsi Nusa perubahan individu yang terkait
Tenggara Barat, terdiri dari Kepala dengan nilai-nilai, kemampuan kognitif
BPSDMD, Sekretaris BPSDMD, Kabag dan psikomotor melalui pengembangan
Program BPSDMD Provinsi NTB, 4 potensi diri secara terencana. Lebih
orang kepala Bidang, 4 orang kepala sub lanjut dapat dijelaskan bahwa
bidang, dan 3 orang Widyaiswara. pendidikan dilakukan untuk
Teknik-teknik pengumpulan data yang menyiapkan individu mengarungi
digunakan dalam penelitian ini adalah kehidupan, yang tidak dibatasi oleh
wawancara mendalam, pengamatan pekerjaan saat ini atau masa yang akan
berperan serta, serta studi dokumen. datang.
Ketiga teknik tersebut merupakan Sedangkan pelatihan adalah
teknik-teknik dasar yang digunakan pengalaman pembelajaran yang
dalam penelitian dengan pendekatan disiapkan oleh organisasi untuk
kualitatif (Riyanto, 1998). Penelitian ini meningkatkan kinerja pegawai (Nadler
juga menggunakan tiga teknik dalam Suparman, 2010).Secara
pengecekan, yaitu triangulasi, operasional, pelatihan merupakan
pengecekan anggota dan diskusi teman kegiatan yang didesain untuk
sejawat. membantu pegawai memperoleh
pengetahuan keterampilan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN perilaku untuk melaksanakan tugas-
tugasnya, sehingga tujuan organisasi
Pendidikan dan Pelatihan Sumber dapat tercapai. Pelatihan berorientasi
Daya Manusia Aparatur pada pekerjaan saat ini atau masa
Pendidikan dan pelatihan datang.
merupakan terminologi yang memiliki Pendidikan dan pelatihan
perbedaan jika ditinjau dari waktu dan (pelatihan) bagi aparatur dapat jadikan
tujuan pelaksanaannya. Definisi
34
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

sebagai treatment atau pemulihan bagi pelayanan, pengayoman dan


optimalisasi kinerja organisasi. pemberdayaan masyarakat. Hal ini
Sebagaimana tertuang dalam Undang berimplikasi terhadap lembaga
undang Aparatur Sipil Negara no 5 pelatihan yaitu adanya kewajiban untuk
tahun 2014 dan juga dijelaskan pada turut serta membangun karakter
Pasal 2 PP No. 101 Tahun 2000, tentang (character building) aparatur Sipil Negara
Pelatihan PNS, tujuan dan sasaran di Nusa Tenggara Barat yang jumlahnya
penyelenggaraan Pelatihan Aparatur telah mencapai 14.239 orang (data
adalah untuk: informasi webside BK Provinsi. NTB,
1. Meningkatkan pengetahuan, 2019). Selain itu, pelatihan juga harus
keahlian, keterampilan dan sikap merupakan bagian yang tak
untuk dapat melaksanakan tugas terpisahkan dari sistem pembinaan dan
jabatan secara professional dengan pengembangan manajemen pegawai
dilandasi kepribadian dan etika negeri sipil yang terarah, integral,
PNS sesuai dengan kebutuhan transparan dan Mandiri.
instansi;
2. Menciptakan aparatur yang mampu KOMPETENSI SUMBER DAYA
berperan sebagai pembaharu dan MANUSIA APARATUR
perekat persatuan dan kesatuan Berbicara kualitas birokrasi
bangsa; tidak akan terlepas dari kompetensi
3. Memantapkan sikap dan semangat aparatur yang ada. Bahkan hampir
pengabdian yang berorientasi pada dalam setiap kegiatan khususnya
pelayanan, pengayoman dan berkaitan dengan pelatihan kata-kata
pemberdayaan masyarakat; kompenten atau kompetensi ini akan
4. Menciptakan kesamaan visi dan selalu menjadi bagian yang ada di
dinamika pola pikir dalam dalamnya. Untuk itu, maka dipandang
melaksanakan tugas pemerintahan perlu untuk menyamakan persepsi
umum dan pembangunan demi tentang hal tersebut. Menurut kamus
terwujudnya kepemerintahan yang Oxford kompetensi berasal dari kata
baik. competence (n) yang berarti being
Hal tersebut diperkuat dalam PP competent, ability, legal
No 17 Tahun 2020 tentang perubahan capacity.Sedangkan Competent
atas PP no 11 Tahun 2017 tentang (adj)diartikan sebagai :a person having
manajemen ASN pada Pasal 210 (1) ability, power, authority, skills, knowledge
Pelaksanaan pengembangan , etc, to do what is needed. Sehingga bisa
kompetensi sebagaimana dimaksud diartikan bahwa Kompetensi Aparatur
dalam Pasal 203 ayat (5) huruf b harus adalah kemampuan baik pengetahuan,
sesuai dengan rencana yang telah keterampilan dan sikap yang secara
ditetapkan sebagaimana dimaksud umum harus dimiliki oleh aparatur
dalam Pasal 207 ayat (2). Diamana dalam melaksanakan tugas, tanggung
Pengembangan kompetensi dapat jawab dan wewenangnya sesuai
dilaksanakan dalam bentuk: dengan Standar Kompetensi Jabatan
pendidikan; dan/atau pelatihan. yang dimilikinya.
Berdasarkan tujuan dan sasaran Agar PNS dapat mempunyai
Pelatihan tersebut, jelaslah bahwa arah kompetensi yang diharapkan maka
kebijkan dalam pengembangan diperlukan adanya pelatihan berbasis
aparatur sipil negara tidak hanya kompetensiyang sesuai dan
diarahakan pada upaya peningkatan berkelanjutan yakni dari
kapabilitas intelektualnya saja, namun pertamadiangkat sebagai calon PNS
juga peningkatan sikap dan semangat sampai menjelang pensiun. Tahapan
pengabdian yang berorientasi pada perkembangan kompetensi dan masa
kerja PNS antara lain tahap pengenalan
35
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

tugas (0-2 tahun), pembentukan 3. Kompetensi Sosial Kultural,


kompetensi teknis dan manajerial (3-16 diukur dari pengalaman kerja
tahun), pengembangan kompetensi ( 8- berkaitan dengan masyarakat
24 tahun) serta pengabdian ( 16 tahun majemuk dalam hal agama,
keatas). Dan sebagai salah salah satu suku dan budaya sehingga
bentuk pembinaan PNS maka pelatihan memiliki wawasan Kebangsaan.
PNS memegang peranan yang sangat 4. Kompetensi Pemerintahan,
penting dalam peningkatan kompetensi mencakup pengetahuan, sikap
yang meliputi integritas, tanggung dan keterampilanyang terkait
jawab, kepemimpinan, kerja sama dan dengan kebijakan desentralisasi,
fleksibilitas dalam pelaksanaan tugas- hubungan penerintahan pusat
tugas. dan daerah, pemerintahan
Harapannya dalam rangka umum, pengelolaan keuangan
peningkatan efektifitas pelatihan daerah, urusanpemerintahan
sebagai instrumen pembinaan yang menjadi kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. daerah, hubungan pemerintah
Maka perlu diupayakan dilakukan daerah dengan DPRD dan etika
pembenahan terhadap manajemen pemerintahan.
pembinaan aparatur penyelenggara
pemerinatahan daerah berdasarkan STRATEGI PENGUATAN
kompetensi dan kinerja sehingga KAPASITAS LEMBAGA
pelatihan aparatur pemerintah daerah PELATIHAN
difokuskan pada upaya peningkatan 1. Penataan Kelembagaan
kompetensi penyelenggara Pada tahun 2013 tercatat sekitar
pemerintahan daerah. Dalam 450-an lembaga pelatihan baik yang
memperbaiki sistem dan prosedur dimiliki oleh Instansi Pemerintah Pusat
antara lain dengan pemetaan dan maupun Pemerintah Daerah (SIDA
perumusan standar kompetensi, LAN RI, 2013). Dari jumlah tersebut
memfokuskan penyelenggaraan lembaga pelatihan yang sudah
pelatihan untuk peningkatan mendapatkan sertifikasi dan akreditasi
kompetensi, merumuskan sistem dan dari LAN untuk menyelenggarakan
prosedur penyelenggaraan pelatihan Pelatihan Kepemimpinan (PKA dan
satu pintu serta pendayagunaan alumni PKP) dan Pelatihan Prajabatan atau
pelatihan dengan penempatan sesuai Latsar sejumlah 30 Lembaga Pelatihan
kompetensinya. Propinsi, 24 lembaga pelatihan milik
Adapun jenis jenis kompetensi Departemen, dan 9 lembaga milik non
ASN yang dapat dikembangkan dalam departemen. Salah satunya adalah
bentuk pelatihan dan non-pelatihan BPSDMD Provinsi NTB, berdasarkan
meliputi: Keputusan Kepala LAN tentang
1. Kompetensi Teknis, diukur dari Akreditasi Kelembagaan tahun 2019
tingkat Dasar, Inti, Umum dan mendapatkan nilai B untuk
Pilihan penyelenggaraan pelatihan baik
serta spesialisasi pendidikan, pelatihan Kepemimpinan maupun
pelatihan teknis, fungsional dan pelatihan Prajabatan. Dengan begitu
pengalaman kerja secara teknis, banyaknya lembaga pelatihan aparatur,
2. Kompetensi Manajerial, diukur salah satu agenda penting alam rangka
dari tingkat pendidikan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan
pelatihan struktural atau pelatihan adalah penataan
manajemen dan pengalaman kelembagaan pelatihan daerah yang
kepemimpinan. diarahkan pada pengembangan
kapasitas kelembagaan (capacity
building) lembaga pelatihan.
36
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

Penataan kelembagaan menggabungkan diri dengan BKD,


merupakan rangkaian kegiatan untuk salah satunya adalah BKD dan
memperbaiki totalitas system Pelatihan Provinsi NTB. Dan sejak
organisasi pelatihan yang terdiri dari tahun 2017 BKD dan Diklat Provinsi
aspek-aspek kelembagaan pelatihan NTB sudah diubah menjadi BPSDMD
yang statis (struktur organisasi, uraian Provinsi NTB Sebagai OPD baru yang
jabatan, syarat jabatan), dan aspek dibentuk berdasarkan Peraturan
ketatalaksanaan dan proses yang Daerah Provinsi NTB Nomor 11 tahun
dinamis seperti pedoman kerja, tata 2016 tentang Pembentukan dan
hubungan kerja, dan koordinasi di Susunan Perangkat Daerah Provinsi
dalam dan dengan organisasi luar. NTB.
Penataan kelembagaan pelatihan ini Belum ditaatinya kebijakan
perlu dilakukan mengingat fungsi tentang akreditasi dan sertifikasi
penyelenggaraan pelatihan itu sangat lembaga pelatihan, Masih banyak SKPD
terkait erat dengan berbagai di daerah yang bukan lembaga
stakeholders seperti Badan pelatihan, namun masih
Kepegawaian Daerah Provinsi menyelenggarakan pelatihan atau yang
maupun Kabupaten/Kota, instansi diakali dengan bentuk bimbingan
pengirim/dinas dan badan terkait. teknis, tanpa bekerjasama dengan
Disamping itu penataan kelembagaan lembaga pelatihan terakreditasi.
juga diperlukan untuk mendorong Diperlukan penataan koordinasi
lembaga pelatihan agar lebih berfokus yang lebih erat antara BPSDMD dengan
pada upaya inovasi program dan Badan Kepegawaian terutama
metode pelaksanaan pelatihan yang menyangkut rekrutmen dan seleksi
efektif, efisien dan mandiri dalam calon peserta pelatihan, dan
mewujudkan BPSDMD sebagai Center penempatan serta pemberdayaan
Excellent of Knowledge dalam alumni atau lulusan pelatihan dalam
peningkatan kompetensi aparatur. rangka meningkatkan kinerja
Dalam praktek pelatihan, kita organisasi.
masih menjumpai beberapa masalah Dari beberapa fenomena
yang sering muncul terkait dengan tersebut, maka diperlukan rumusan
kelembagaan pelatihan diantaranya: strategi penataan
• Mekanisme koordinasi yang belum kelembagaanpelatihan daerah agar
jelas antara lembaga pelatihan di benar-benar mampu menjadi
Kabupaten/Kota dengan lembaga pendukung peningkatan kompetensi
Pembina pelatihan di Propinsi, aparatur di daerah. Beberapa strategi
terutama pada Kabupaten/Kota tersebut adalah:
yang sudah memiliki badan/kantor • Memperkuat kapasitas BPSDMD
pelatihan sendiri. Provinsi NTB menjadi organisasi
• Lembaga pelatihan apakah pembelajaran (Center Excellent of
harus berdiri sendiri (terpisah dari Knowledge) dengan model pelatihan
Badan Kepegawaian Daerah/BKD) atau satupintu, yang memiliki
harus menyatu dengan nomenklatur keleluasaan dan lebih fokus dalam
bidang setingkat eselon III. Pertanyaan- menjalankan tugas dan fungsi
pertanyaan ini merupakan masalah utamanya dalam pengembangan
klasik yang terus berulang terutama dan peningkaytan kualitas sumber
setelah kebijakan otonomi daerah daya aparatur di Provinsi Nusa
digulirkan. Dan dari data terakhir dapat Tenggara Barat. Terlebih dengan
dilihat hanya ada 6 lembaga telah diberlakukannya Undang
kepelatihanan dari seluruh lembaga Undang ASN, dimana setiap PNS
yang ada di Indonesia yang masih yang ada memiliki hak yang

37
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

samauntuk mendapatkan • Koordinasi, kolaborasi kerjasama


kesempatan mengembangkan diri antar lembaga pelatihan, antar
melalui pelatihan dan non pelatihan instansi vertikal yang ada di
yang berbasis kompetensi. Dengan provinsi NTB, internal OPD
pemisahan ini nantinya memiliki provinsi NTB, serta dengan
implikasi yang sangat besar BKPSDM di kabupaten kota harus
terhadap pengembangan kurikulum lebih ditingkatkan dan dibangun
dan inovasi lembaga pelatihanan kerjasama yang intens melalui
yang bisa dikembangkan sesuai proses benchmarking
dengan tuntutan zaman. penyelenggaraan pelatihan dan
• Penegakkan aturan akreditasi dan widyaiswara.
sertifikasi lembaga pelatihan. Dalam menata kelembagaan ini,
Akreditasi dan sertifikasi lembaga BPSDMD Provinsi NTB tentunya tidak
pelatihan dilakukan secara dapat dilaksanakan secara internal saja
terintegrasi dengan akreditasi dan dalam artian oleh orang-orang yang
sertifikasi program pelatihan serta bekerja di dalamanya saja. Penataan
akreditasi dan sertifikasi widyaiswara. kelembagaan ini perlu dan harus
Lembaga pelatihan terakreditasi melibatkan pembuat kebijakan (policy
(Registered Training maker) dan Pembina kepegawaian
Organization/RTO) nantinya sehingga kebijakan-kebijakan yang
hanya akan memiliki kewenangan dibuat akan lebih kuat mendukung dan
untuk melaksanakan pelatihan- mengembangkan kuliatas
pelatihan tertentu saja, dimana kepelatihanan sekaligus peningkatan
persyaratannya meliputi kapasitas lembaga pelatihan di Provinsi
pemenuhan akreditasi program dan Nusa Tenggara Barat.
akreditasi widyaiswara. Ini berarti
bahwa suatu lembaga pelatihan 2. Regulasi
hanya boleh melaksanakan suatu Pengembangan sumberdaya
program pelatihan tertentu apabila manusia Aparatur Sipil Negara di
telah memilki program pelatihan Indonesia telah dicanangkan akan
terakreditasi, dengan widyaiswara menjadi birokrasi yang berada pada
terakreditasi untuk pelatihan level world class government pada tahun
tersebut. 2025 sebagai makna pengejawantahan
• Akreditasi lembaga pelatihan harus nawacita yang selama ini dilaksanakan
lebih diarahkan pada pembentukan pada Badan Pengembangan
spesialisasi. Kekhususan, dan Sumberdaya Manusia Daerah
keahlian suatu lembaga pelatihan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
dalam menyelenggarakan Barat, belum dilakukan secara optimal.
pelatihan-pelatihan tertentu (RTO Hal ini disebabkan oleh masih belum
for specialized training program). optimalnya pengelolaan
Konsentrasi lembaga pelatihan yang pengembangan kompetensi Aparatur
bertumpu pada pelatihan Sipil Negara dengan masih terpisahnya
kepemimpinan harus sebisa fungsi pengembangan kompetensi SDM
mungkin dihindari. Oleh karena itu, di masing-masing unit kerja,
lembaga pelatihan harus terbatasnya jenis program
mengembangkan inovasi program pengembangan kopensi yang
pelatihan yang akan dijadikan dilaksanakan, dan belum terciptanya
kekhasan dan “trade mark” lembaga pola kerjasama yang baik dalam
pelatihan tersebut di mata pengelolaan pengembangan
kostumernya. kompetensi antar Organisasi Perangkat
Daerah, antar Kabupaten/Kota dan

38
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

lembaga lembaga vertikal yang ada di Pengembangan SDM Aparatur Sipil


Provinsi Nusa tenggara Barat. Sehingga Negara dan sebagai Center Excellent of
dalam rangka mengoptimalkan Knowledge dalam pengelolaan
pengembangan kompetensi SDM Pengembangan SDM menuju Lembaga
Aparatur Sipil Negara di Provinsi Nusa Pelatihan Satu Pintu yang terintegrasi
Tenggara Barat, maka diperlukan dan Mandiri.
adanya integrasi dalam pengelolaan DariuraiantersebutdiatasmakaB
pengembangan Kompetensi SDM ASN adan Pengembangan Siumber Daya
baik internal Manusia Daerah Provinsi Nusa Tengara
maupuneksternal.Kompetensikerjasaati Barat sebagai salah satu lembaga pelatihan
nimenjadisuatutolakukurdariprofesion terakreditasi perlu melakukan penataan
alitas individu dalam ranah sumber dan mengoptimalkan perannnya agar
daya manusia, baik dari unsur ASN mampu menjawab tantangan dan
maupun masyarakat. Sehubungan ekspektasi yang dituntut saatini melalui
dengan hal tersebut maka Badan penguatan kapasitasnya sebagai
Pengembangan Sumber Daya Manusia Lembaga Pelatihan terakreditasi
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan membangun kerjasama,
juga mempunyai kewajiban berupa koodinasi dan kolaborasi antar OPD,
tugas dan fungsi untuk memfasilitasi pemerintah Kabupaten/Kota, dan
ekosistem profesionalitas dalam Lembaga Vertikal yang ada di Provinsi
mewujudkan Sumber Daya Aparatur NTB melalui pengelolaan
Sipil Negara yang kompeten, pengembangan kompetensi ASN yang
berintegritas, berkinerja dan terintegrasi sebagai Center Excellent of
berdedikasi tinggi, bersih dari Korupsi, Knowlede menuju sistem Pelatihan Satu
Kolusi dan Nepotisme (KKN menuju Pintu yang terintegrasi dan Mandiri.
Nusa Tenggara BaratGemilang (NTB Dalam mewujudkan hal tersebut
Gemilang). di atas, berdasarkan Undang-undang
Badan Pengembangan Sumber Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Pemerintahan Daerah, dimana daerah
Tengara Barat sesuai dengan Peraturan diberikan keleluasaan dalam mengelola
Daerah Nomor 13 Tahun 2019 sebagai potensi yang dimiliki bersadarkan
perubahan Peraturan Daerah No 11 karakter dan potensi masing-masing.
Tahun 2016, merupakan Badan Daerah Diperkuat dengan Peraturan
yang memiliki Tugas dan Fungsi Pemerintah Nomor 33 tahun 2018
sebagai Penyelenggara Kegiatan tentang Pelaksanaan Tugas dan
Pelatihan, Pengembangan dan Wewenang Gubernur sebagai wakil
Sertifikasi kompetensi ASN. Kinerja Pemerintahan, maka diperlukan
BPSDMD Provinsi NTB saat ini ketersediaan regulasi berkaitan dengan
dipandang belum optimal dalam penguatan kapasitas Lembaga
menjawab tantangan dan ekspektasi Pelatihan dalam pengelolaan
sebagai Badan Pengembangan SDM pengembangan kompetensi dan
Daerah yang terdepan dalam bidang sertifikasi kompetensi di Nusa Tengara
pelatihan Pengamebangan Kompetensi Barat, dengan pertimbangan secara
ASN, sebagai think-tank Pemerintah lebih khusus sebagai berikut:
Provinsi Nusa Tenggara Barat berkaitan 1. Untuk dapat memenuhi
dengan pengembangan SDM Aparatur ekspektasi dari pemangku
Sipil Negara, terdepan dalam Human kepentingan dan meningkatkan
Capital Development, sebagai lembaga kinerja dan penguatan kapasitas
Pelatihan yang forward looking, sebagai organisasi Badan
ujung tombak dalam studi/kajian Pengembangan Sumber Daya
penyusunan regulasi di bidang Manusia Daerah, perlu segera

39
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

dilakukan penataan berkaitan dengan namanya (seperti Pelatihan


denganregulasi pengelolaan Dasar Polisi Pamong Praja, Pelatihan
lembaga, koordinasi organisasi Analisis Jabatan dsb). Jadi inti dari
beserta tugas dan fungsinya suatu program pelatihan adalah rincian
dalam mengoptimalkan dari kurikulum yang berisi mata
pengemmbangan kompetesni pelatihan yang akan dipelajari oleh
Aparatur yang ada di Provinsi peserta pelatihan. Kurikulum dirancang
Nusa Tenggara Barat khususnya secara tepat agar tujuan pelatihan
dan ASN yang ada di lembaga tersebut dapat tercapai dan meliputi
vertikal dan daerah lainnya. jenis mata pelatihan, Metode, waktu,
2. Perkembangan dunia birokrasi dan sarana pembelajaran yang
yang konvergen menuntut diperlukan.
kompetensi ASN yang lebih Dalam penyelenggaraan
optimal sehingga membutuhkan pelatihan aparatur selama ini seringkali
pengelolaan lembaga pelatihan terkesan sebagai penghamburan dana
yang lebih inovatif daerah atau hanya sekedar untuk
3. Strategi pengembangan Sumber mendapatkan sertifikat saja. Bahkan
Daya Manusia Aparatur di ada juga yang beranggapan pelatihan
Provinsi NTB tidak akan sebagai saat-saat refreshing yang
maksimal bila masih dilakukan menyenangkan bagi beberapa PNS,
secara parsial dan tidak tercipta dimana mereka bisa terlepas sejenak
suatu ekosistem pengembangan dari kepenatan dan rutinitas tugas
SDM yang terintegrasi. keseharian yang monoton.
4. Masih rendahnya Namun demikian, ternyata
pengembangan pelatihan yang program-program pelatihan yang
bersifat teknis dan fungsional dilakukan selama ini dinilai masih
sehingga cenderung jabatan belum mampu mewujudkan tujuan
fungsional tersebut kurang yang diharapkan, yaitu peningkatan
berkembang. kompetensi aparatur. Ada berbagai
5. Untuk percepatan dan menjaga faktor yang menyebabkan hal tersebut,
kualitas pengelolaan salah satunya adalah bahwa
pengembangan kompetensi pengembangan kompetensi PNS
SDM Aparatur di NTB, melalui program kepelatihanan tidak
diperlukan penguatan kapasitas didasarkan pada kebutuhan baik
lembaga pelatihan yang kebutuhan individual maupun
tertuang dalam Peraturan organisasional (Zulpikar, 2008).
Gubernur tentang Pengelolaan Sehingga menyebabkan munculnya
Pengembangan Kompetensi dan beberapa fenomena menarik yang
Serrtifikasi Kompetensi SDM di berkaitan dengan dengan jenis-jenis
Nusa Tenggara Barat. program yang ditawarkan, antara lain:
• Pengembangan program pelatihan
3. Peningkatan Kualitas selama ini dilakukan tidak sesuai
Program dan Kurikulum dengan kebutuhan baik yang
Pelatihan Teknis dan dibutuhkan oleh pegawai maupun
Fungsional organisasi itu sendiri. Bahkan
Program pelatihan adalah sebagian besar kegiatan pelatihan
rencana kegiatan pembelajaran yang yang dilaksanakan tidak
berisi seperangkat mata pelatihan, dan berdasarkan analisis. Sehingga wajar
atau unit kompetensi yang harus diikuti saja ketika aparatur seringkali
peserta pelatihan agar mencapai tujuan dianggap tidak kompeten, karena
pelatihan yang ingin dicapai.Program mereka mendapatkan pendidikan
pelatihan umumnya lebih dikenal
40
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

dan pelatihan yang tidak mereka berkaitan dengan danberdampak pada


butuhkan atau tidak sesuai dengan syarat kompetensi jabatan sebagai PNS.
pekerjaan yang digelutinya. Dengan kata lain, akreditasi dan
Misalnya staf yang menggeluti sertifikasi program pelatihan ini
masalah pensiun pegawai diberikan bertujuan agar lembaga pelatihan
tugas untukmengikuti pelatihan menyelenggarakan jenis dan jenjang
AKD atau pejabat structural program pelatihan yang benar-benar
dilibatkan dalam TOT substatif dsb. bisa dipertanggungjawabkan baik dari
• Kurang berkembangnya inovasi jenis- kurikulum, materi, serta kompetensi
jenis pelatihan teknis, karena yang ingin dicapai.
lembaga/bagian pelatihan hanya Dalam rangka menertibkan dan
fokus menyelenggarakan jenis-jenis mengelola jenis dan jenjang program
pelatihan yang sama dari tahun ke pelatihan bagai aparatur, LAN sebagai
tahun. Padahal, inovasi jenis pelatihan instansi Pembina pelatihan perlu
teknis sangat diperlukan dalam melaksnakan akreditasi dan sertifikasi
rangka pelaksanaan tugas pokok program pelatihan. Tentunya tugas ini
aparatur pemerintah di lapangan. dapat dilakukan oleh suatu task force,
• Adanya fenomena bahwa lembaga atau badan independen tertentu yang
pelatihan hanyalah “event organizer” dikoordinasikan oleh LAN Sistem
saja. pengaturan akreditasi dan sertifikasi ini
Dari beberapa fenomena akan sangat bermanfaat karena:
tersebut di atas, kita melihat bahwa • Kurikulum, materi, jenis dan
diperlukan system pengaturan tentang jenjang pelatihan yang
jenis dan jenjang program pelatihan ditawarkan oleh lembaga
yang dapat diselenggarakan dan pelatihan akan lebih jelas,
ditawarkan oleh BPSDMD Provinsi sistematis dan dapat
NTB. Pengaturan ini dilakukan dengan dipertanggungjawabkan.
tujuan agar pelatihan-pelatihan yang • Adanya keterkaitan yang erat
dilaksanakan benar-benar terkait antara program pelatihan
dengan peningkatan kompetensi dengan kompetensi yang
aparatur pemerintah yang dibutuhkan dipersayaratkan dalam suatu
di lapangan. Sistem pengaturan ini jabatan.
harus disusun secara bersama-sama • Akreditasi program akan
antara instasi Pembina pelatihan (LAN), menjadi dasar yang kuat untuk
instansi pengendali pelatihan (BKN) akreditasi dan sertifikasi
dengan berbagai lembaga pelatihan. kelembagaan pelatihan serta
Sistem pengaturan ini dapat dilakukan widyaiswara yang mengajar
dengan melakukan kegiatan akreditasi pada pelatihan tersebut.
dan sertifikasi program pelatihan
(accrediting & certifying training program) 4. Peningkatan Kompetensi
terhadap seluruh program pelatihan Widyaiswara
kepemimpinan, teknis dan fungsional. Sebagaimana diketahui
Menurut AQF (2005), Akreditasi bahwa kapasitas yang harus dimiliki
dan sertifikasi program adalah seorang widyaiswara menurut
pengakuan tertulis dari instasi yang Peraturan Menteri Pendayagunaan
berwenang bahwa program tersebut Aparatur Negara Nomor
layak diselengarakan dan terkait per/22/M.PAN/2014 tentang Jabatan
dengan syarat kompetensi jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya, pasal
tertentu. Dalam konteks PNS, program- I ayat 2,menjelaskan bahwa Jabatan
program pelatihan yang Fungsional Widyaiswara adalah jabatan
diselenggarakan tentunya harus yang memiliki ruang lingkup tugas,

41
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

tanggung jawab, wewenang, dan hak ada 3 orang telah menyelesaikan


untuk melakukan kegiatan mendidik, pendidikan S-3 dan 26 orang telah
mengajar dan melatih PNS yang menyelesaikan S-2. Harapannya tahun
selanjutnya disingkat Dikjartih PNS, ini para widyaiswara yang ada pada
Evaluasi dan Pengembangan BPSDMD Provinsi NTB, sesuai izin
Pendidikan dan Pelatihan pada yang disampaikan Gubernur, akan bisa
Lembaga Pemerintah. dikembangkan melanjutkan pendidikan S-3.
menjadi 4 kemampuan dasar. Dimana Begitu pula dalam pendidikan
dalam Pasal 1 ayat 9 penjelasannya fungsional, hampir semua
disebutkan bahwa Standar kompetensi widyaiswarayang ada telah mengikuti
adalah kemampuan minimal yang pendidikan kewidyaiswaraan seperti
secara umum dimiliki oleh widyaiswara Pelatihan Kewidyaiswraan Berjenjang,
dalam menjalankan tugas, tanggung TOT Substantif, dan TOF baik yang
jawab dan wewenangnya untuk diselenggarakan oleh LAN maupun
mendidik, mengajar dan/atau melatih lembaga pelatihan lainnya, yang
PNS, yang terdiri atas: 1). Kompetensi diselenggaranakan secara klasikal,
pengelolaan pembelajaran; 2). blanded Learning maupun E-Learning.
Kompetensi kepribadian; 3). Kapasitas dan kompetensi
Kompetensi social kultural; dan 4). widyaiswara dalam aspek aktifitas
Kompetensi substantif. pengembangan dan pelaksanaan
Berdasarkan masukan masukan pelatihan sudah memadai tetapi masih
dari penyelenggara pelatihan maupun bisa ditingkatkan baik berdasarkan
para alumni pelatihan, kita masih pengamatan sementara maupun
mendengar keluhan tentang kurangnya berdasarkan masukan-masukan dari
widyaiswara baik dalam salah satu atau para widyaiswara sendiri. Hal-hal yang
bahkan semua kemampuan dasar masih bisa ditingkatkan tersebut
widyaiswara tersebut. Kapasitas dan terutama dalam kemampuan mengajar
kompetensi widyaiswara dinilai dan melatih serta menyusun kurikulum
berdasarkan aspek-aspek pendidikan dan penyusunan bahan pelatihan.
secara formal, aktivitasnya dalam Kemampuan mengajar dan dan melatih
kegiatan pengembangan dan (transfer expert/ kompetensi pengelolaan
pelaksanaan pelatihan, aktivitas dalam pembelajaran) ini sesungguhnya
pengembangan profesi serta aktivitas berkaitan erat dengan penguasaan
penunjang lainnya. widyaiswara terhadap teknik dan
Aspek pendidikan berkaitan metode pembelajaran bagi orang
dengan pendidikan formal dan dewasa.
pendidikan yang berkaitan langsung Demikian juga halnya dengan
dengan jabatan fungsional kapasitas dan kompetensi widyaiswara
widyaiswara. Dari aspek pendidikan dalam substansi (content expert)
formal, saat ini kondisi widyaiswara dirasakan masih kurang.Hal ini bisa
yang ada di BPSDMD Provinsi NTB kita lihat dari masih jarangnya
sudah cukup memadai. Seiring dengan widyaiswara menulis karya-karya
peningkatan kesadaran terhadap ilmiahnya baik yang dipublikasikan
peningkatan kompetensi dan kapasitas dalam bentuk jurnal ilmiah maupun
serta tuntutan pekerjaan maka setiap dalam bentuk buku. Pun dalam hal
Widyaiswara yang ada layaknya untuk meningkatkan Kompetensi Socio
menjadi pembelajar seumur hidup (long Kultural seorang widyaiswara, sangat
life learners). Dan keadaan ini telah disarankan untuk terus dikembangkan
benar-benar disadari oleh Widyaiswara melalui peran sebagai konsultan dalam
yang ada di BPSDMD Provinsi NTB, evaluasi dan pengembangan Pelatihan.
dimana dari 29 orang Widyaiwara yang Tidak hanya sebatas Dikjartih PNS saja

42
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

akan tetapi bisa berperan sebagai memilki kata dasar nilai yang
konsultan internal lembaga, OPD OPD merupakan ukuran baik dan buruknya
dan bahkan bisa menjadi konsultan dan sesuatu.Ada beberapa definisi tentang
mediator dalam mebantu memecahkan evaluasi. Diantaranya menurut
masalah yang terjadi pada masyarakat Purwanto dan Atwi Suparman (1999)
yang lebih luas. mengutip beberapa definisi
Dalam rangka meningkatkan menyebutkan bahwa evaluasi adalah
kompetensi dan kapasitas widyaiswara, suatu pemeriksaan (penyelididkan
ada beberapa hal yang dapat dilakukan yang sistemis tentang manfaat atau
oleh lembaga pelatihan daerah kegunanaan sesuatu berdasarkan
bekerjasama dengan Lembaga standar tertentu (A joint Commintee on
Administrasi Negara sebagai instansi Standard for Evaluation)
Pembina, antara lain: Sehingga evaluasi diartikan
1. Pendidikan jenjang S3; sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
2. Pelatihan Kewidyaiswaraan pihak luar maupun dalam untuk
Berjenjang; mengetahui apakah tujuan dari suatu
3. TOT dan TOF; kegiatan atau program telah tercapai
4. Penyusunan Jurnal, Modul dan atau tidak. Fokus evaluasi adalah untuk
Buku; menentukan apakah program itu harus
5. Fungsi Evaluasi dan dilanjutkan atau dihentikan, atau harus
pengembangan pelatihan dilakukan perbaikan-perbaikan dimasa
sebagai Coach, Mentor, yang akan datang. Dengan diperkuat
NaraSumber, Asesor, Master lagi oleh pendapat Chelimsy dan Sadish
Antikorupsi, Mediator dan (1997) berdasarkan hasil International
Konsultan; Evaluation Conference DI Vancouver
6. Orasi, Seminar, Workshop dan Canada menyimpulkan ada tiga
FGD perspektif dalam evaluasi, yaitu: 1).
Evaluation for accountability; 2).
5. Peningkatan Kualitas dan Evaluation for Development, dan 3).
Efektifitas Pelatihan Evaluation for knowledge.
Melalui Monitoring, Unsur-unsur yang akan
Evaluasi dan dimonitor dan evaluasi mencakup
Pengembangan Pelatihan seluruh aspek-aspek pengeloaan
Monitoring dan evaluasi atau kepelatihanan, yaitu:
yang lebih sering dikenal sebagai 1. Analisis Kebutuhan
monev merupakan dua istilah yang Pelatihan
secara harfiah berbeda namun secara 2. Tujuan Pelatihan dan
asumsi sering diasumsikan sama dan pencapaian standar
saling terkait. Untuk mencegah kompetensi
tumpang tindih pengertian, kedua 3. Materi pelatihan
istilah ini perlu didefinisikan secara 4. Metode dan teknik
jelas. Monitoring adalah kegiatan yang penyampaian
dilakukan secara periodik oleh pihak 5. Peserta Pelatihan
luar maupun dalam untuk menjamin 6. Widyaiswara
bahwa pelaksanaan suatu kegiatan itu 7. Proses pembelajaran
sesui dengan apa yang telah ditetapkan, 8. Sarana dan prasarana
sesuai prosedur, aturan hukum, serta Dalam pelaksanaan monitoring
peran dan fungsi masing-masing. Dan dan evaluasi pelatihan, pimpinan
fokus monitoring lebih ditekankan pada lembaga pelatihan harus memiliki
proses pelaksanaan tugas. komitmen yang kuat untuk
Sedangkan evaluasi berasal dari peningkatan kualitas penyelenggaraan
kata dasar value (nilai). Penilaian
43
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

pelatihan. Komitmen ini dapat proses pembelajaran dan


ditunjukkan dengan melakukan dua widyaiswara yang dipilih untuk
proses monitoring dan evaluasi yaitu mengajar pada pelatihan
internal dan eksternal pengawasan dan tersebut.
evaluasi pelatihan. Pengawasan dan Dengan melakukan pengawasan
evaluasi internal dapat dilakukan dan evaluasi yang tepat, kita berharap
dengan menunjuk pengawas (assessor) bahwa kualitas penyelenggaraan
yang diberi tugas untuk melakukan pelatihan menuju peningkatan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kompetensi aparatur akan terus
pelatihan. Pengawasan secara eksternal meningkat. Yang terpenting adalah
dilakukan dnegan mengijinkan harus ada komitmen antara pengawas,
pengawas dari instansi Pembina (LAN) evaluator, dan pejabat struktural baik
untuk melakukan kunjungan dari penyelenggara maupun instansi
pengawasan ( monitoring visit) Pembina.
terhadap proses pembelajaran Sayangnya, hingga kini hal
pelatihan. Kedua proses ini mengarah tersebut belum optimal dilaksanakan
pada encapaian kualitas pembelajaran pada BPSDMD Provinsi NTB. Baik
pelatihan yang tinggi. evaluasi proses maupun evaluasi pasca
Dengan demikian, diperlukan pelaksanaan pelatihan. Sehingga
komitmen bersama natar instansi kesannya pelatihan-pelatihan yang
penyelenggara pelatihan dalam hal ini dilakukan selama ini cenderung hanya
BPSDMD Provinsi NTB dan instansi melakukan rutinitas dan
Pembina dalam melakukan proses menggugurkan kewajiban saja.Tanpa
monitoring dan evaluasi sehingga ada upaya untuk melakukan
penyelenggaran pelatihan benar-benar monitoring dan evaluasi dengan
memfasilitasi proses pembelajaran bagi adanya tindak lanjut sebagai langkah
peserta pelatihan. Untuk itu strategi awal dalam upaya perbaikan dan
pengawasan dan evaluasi yang bisa peningkatan kualitas penyelenggaran
dilakukan adalah: pelatihan itu sendiri. Padahal kalau
• BPSDMD Provinsi NTB keinginan baik itu ada (goodwill), maka
hendaknya membentuk Tim tidak akan terlalu sulit buat lembaga ini
Penjamin Mutu melakukan monitoring baik internal
penyelenggaraan Pelatihan yang maupun eksternal. Karena selama ini
akan berperan penuh dalam telah terjalin komunikasi yang sangat
fungsi kontrol kualitas baik dan intens antara BPSDMD
penyelengaraan pelatihan. Provinsi NTB dengan LAN sebagai
• Tim penjamin Mutu pelatihan instansi Pembina.
nantinya akan melakukan
pengawasan dan evaluasi PENUTUP
terhadap berbagai program Kesimpulan
pelatihan yang dilaksanakan. Berdasarkan uraian diatas maka
• Tim penjamin Mutu akan dapat disimpulkan bahwa strategi
menyusun jadwal kunjungan penguatan kapasitas lembaga pelatihan
pengawasan dan rapat evaluasi dalam meningkatkan kompetensi
dengan pejabat structural terkait aparatur khususnya di Provinsi NTB
bersama sama dengan akan dapat diimplementasikan secara
pengawas dan evaluator dari efektif apabila seluruh pemangku
instansi Pembina. kepentingan (stakeholders) memiliki
• Hasil evaluasi harus dijadikan keingin baik, komitmen yang kuat dan
dasar kebijakan yang akan pemahaman yang sama tentang urgensi
diambil untuk memperbaiki mewujudkan BPSDMD sebagai Center

44
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

excellent of Knowlege atau Pusat Nasional. Jakarta : Departemen


Pengembangan Kompetensi ADM Pendidikan Nasional Republik
Aparatur terakreditasi dengan Indonesia.
pengelolaan pelatihan satu pintu yang Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2014
terintegritas dan mandiri.
tentang Aparatur Sipil Negara.
Sebagaimana yang telah Jakarta : Sekretariat Negara
disebutkan di atas, bahwa kualitas Pemerintah Indonesia. 2015. Undang-
pelatihan akan sangat menentukan Undang Nomor 9 tahun 2015
kompetensi aparatur yang ada yang tentang Pemerintahan Daerah.
pada gilirannya akan meningkatkan Jakarta : Sekretariat Negara
kinerja aparatur dalam organisasi. Pemerintah Indonesia. 2000. Peraturan
PemerintahNomor 101 Tahun 2000
Rekomendasi tentang Pendidikan dan Pelatihan
Akhirnya, kita berharap bahwa bagi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta :
Sekretariat Negara
pelatihan akan menjadi sebuah strategi
Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan
peningkatan kompetensi Sumber Daya
Menpan Nomor 22 Tahun 2014
Manusia Aparatur dengan daya ungkit tentang Jabatan Fungsional
yang kuat dalam meningkatkan kinerja Widyaiswara dan Angka
organisasi. Untuk itu upaya-upaya Kreditnya.
selain pelatihan juga harus terus Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan
ditingkatkan terutama upaya-upaya Pemerintah Nomor 28 tahun 2018
pengembangan organisasi dan karir tentang Kerjasama Daerah
yang menjadi kewenangan Pembina Pemerintah Indonesia. 2018. Peraturan
kepegawaian di Provinsi Nusa Pemerintah Nomor 33 tahun 2018
tentang Pelaksanaan Tugas dan
Tenggara Barat. Dengan demikian,
Wewenang Gubernur sebagai wakil
seluruh strategi peningkatan
Pemerintah Pusat di Daerah.
kompetensi Sumber Daya Manusia Peraturan Gubernur Nomor 11 tahun 2016
Aparatur ini akan berjalan secara tentang Pembentukan dan Susunan
harmonis, sistematis dan Perangkat Daerah Provinsi Nusa
berkesinambungan sehingga dapat Tenggara Barat.
menciptkan BPSDMD Provinsi Nusa Purwanto dan Atwi Suparman. (1999)
Tenggara Barat sebagai Organisasi Evaluasi Program Pelatihan, Jakarta :
Pembelajaran atau Learning STIA LAN PRESS, Sekolah Tinggi
Organization. Ilmu Administrasi Negara
Simson John & Edmund Weiner, (1989)
Oxford English Dictionary. United
DAFTAR PUSTAKA
Kingdom: Oxford University Press.
AQF. 2005. Handbook of Qualification
Suparman, R. (2010). Model Program
Framework.
Pengembangan Karir Pegawai
Chelimsky, E and Shadish, W.R. (1997)
Berbasis Pelatihan Pada Pusat
Evaluation for 21th Century: A
Kajian dan pendidikan dan
handbook, Thousand Oaks Sage.
Pelatihan Aparatur I Lembaga
LAN RI, 2009.Bahan Pelatihan bagi Pengelola
Administrasi Negara. Jurnal
Pelatihan: Evaluasi Pelatihan.Jakarta:
Pelatihan Aparatur. Volume 6:
Lembaga administrasi Negara.
Nomor 2 : 2010. PKP2A I LAN.
Pemerintah Indonesia. 1999. Undang-
UNDP, 1997, Governance for Sustainable
Undang Nomor 43 Tahun 1999
Development – A Policy
tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Document, New York: UNDP.
. Badan Kepegawaian Republik
Zulpikar, (2008). “Optimalisasi
Indonesia. Jakarta : Sekretariat
Penyelenggaraan Pelatihan
Negara
Prajabatan dalam Upaya
Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-
Membentuk Kompetensi Kerja
Undang Nomor 20 Tahun 2003
Pegawai Negeri Sipil” dalam Jurnal
tentang Sistem Pendidikan

45
Jurnal Bestari
Volume 01 Nomor.01,Agustus 2020, P.32-46

Pelatihan Aparatur, Vol4,No1, hlm


119-136.

46

You might also like