You are on page 1of 13

JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.

3, Desember, 2020

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN YAHUKIMO
Pendius Wanimbo1), Nur Aedah2), Hiskia C.M. Sapioper2)
1) Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Kebijakan Publik Universitas Cenderawasih
2) Program Studi Magister Kebijakan Publik Universitas Cenderawasih

Abstract :
Human Resources (HR) with important quality are optimized to support the implementation of accelerated
development. This research was conducted at the Yahukimo District Health Office, with a focus on the
implementation of policies on the development of the quality of Human Resources and the supporting and
inhibiting factors for HR development. This research paradigm is qualitative with descriptive research type.
The technique of determining informants uses the technique snowball. Research informants. Primary data
collection is done by interview (interview), observation non participant. Secondary data were obtained from
manuals, reports, newspaper clippings, and literature relating to research problems, such as books and
journals. Methods of data analysis through stages of reduction, data presentation and taking conclusions. The
results showed that the implementation of the human resources development policy of the Yahukimo Health
Office with Edward III mode showed that the communication and policy guidelines for the HR development of
the Yahukimo District Health Office had gone well. The relationship is built from the line hierarchy of the
department head to the related fields. The head of the department entrusts the head of the Technical SDK to
carry out their duties and functions according to the guidelines and instructions. The Department of Health's
resources are severely short on the number of health workers in the field. The number of Puskesmas in
Yahukimo Regency with a total of 33 does not match the composition of the existing health personnel. The
disposition or tendency of employees at the Health Office in implementing HR development policies is carried
out with regular coordination between the head of the department and subordinates. This cross-coordination
can be carried out not only on a top-down but also bottom-up basis according to the hierarchical structural
coordination line. The bureaucratic structure for implementing HR development policies has SOPs that
include an Integrated Recording and Reporting System, Integrated Technical Guidance SOPs and Civil
Servant Performance Target SOPs. Support for Policy Implementation is the absorption of the Special
Autonomy Fund of two billion Rupiah which is specifically allocated for employee education. Meanwhile, the
obstacles cover three things, namely the lack of technical guidance and training, minimal budgetary resources,
and inadequate access to transportation.

Abstrak :
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas penting dioptimaalkan guna menopang pelaksanaan
percepatan pembangunan. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, dengan fokus
kajian pada implementasi kebijakan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia dan faktor-fakotr
pendukung dan penghambat pengembangan SDM. Paradigma penelitian ini kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik snowball. Informan penelitian. Pengumpulan
data primer dilakukan dengan Wawancara (interview), Observasi non partisipan. Data sekunder diperoleh
dari buku pedoman, laporan-laporan, kliping-kliping koran, dan literatur-literatur yang berkenaan dengan
masalah penelitian, seperti buku-buku dan jurnal. Metode analisis data melalui tahapan reduksi, penyajian
Data dan, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan
pengembangan SDM Dinas Kesehatan Yahukimo dengan mode Edward III menujukkan, komunikasi dan
petunjuk kebijakan pengembangan SDM Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo telah berjalan dengan baik.
Relasi tersebut terbangun dari garis hirarki kepala dinas kepada bidang terkait. Kepala dinas mempercayakan
kepala bidang SDK Teknis melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan pedoman dan petunjuk. Sumber
daya Dinas Kesehatan sangat kekurangan jumlah petugas kesehatan di lapangan. Puskesmas wilayah
Kabupaten Yahukimo dengan jumlah 33 tidak sesuai dengan komposisi tenaga kesehatan yang ada. Disposisi
atau kecenderungan yang dimiliki para pegawai di Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan kebijakan
Pengembangan SDM dilakukan dengan koordinasi yang rutin antara kepala dinas maupun bawahan. Lintas
koordinasi tersebut dapat dilakukan tidak hanya bersifat top-down tapi juga bottom-up sesuai dengan garis
koordinasi secara hirarkis struktural. Struktur birokrasi implementasi kebijakan pengembangan SDM
memiliki SOP yang meliputi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu, SOP Bimbingan Teknis Terpadu dan
SOP Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil. Dukungan Implementasi Kebijakan adalah adanya serapan
anggaran Dana Otonomi Khusus sebanyak Dua Miliar Rupiah yang dialokasikan khusus untuk pendidikan

114
Wanimbo, dkk – Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo

pegawai. Sedangkan kendala mencakup tiga hal, yakni minimnya bimbingan teknis dan pelatihan, sumber
daya anggaran yang minim, serta akses transportasi yang belum memadai.

Keyword: Human Resource, Health, Implementation, Training

PENDAHULUAN

Keberhasilan pembangunan daerah Sehubungan dengan konsepsi organisasi


bergantung pada faktor sumber daya publik atau pemerintah daerah, tujuan dan
manusia. Kualitas SDM yang memadai sasaran yang ingin dicapai yaitu
dapat mendukung pencapaian tujuan suatu kemakmuran masyarakat. Operasionalisasi
daerah. Dengan terbitnya Undang-Undang tujuan ini mesti berpijak dan sejalan dengan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah harapan masyarakat.
Daerah, maka dilakukan pembagian Pengembangan dan pengelolaan Sumber
Daerah Provinsi, didalamnya terdiri dari Daya Manusia (SDM) dengan demikian
Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota. dapat menunjang pembangunan sebuah
Untuk mengatur kebijakan administratif organisasi. Tujuan organisasi akan tercapai
dan tata kelola sumber daya yang ada maka apabila diisi SDM yang terampil dan
masing-masing daerah provinsi dan melaksanakan tugas dan kewajibannya
kabupaten/kota memiliki pemerintahan dengan baik. Terdapat beragam metode dan
daerah. Penyelenggaraan Pemerintahan teknik untuk proses pengembangan SDM.
daerah pada era disentralisasi setiap daerah Salah satunya melalui pendidikan dan
memiliki kewenangan untuk mengeluarkan pelatihan. Melalui proses pendidikan dan
kebijakan. Tentunya, hal ini pun didukung pelatihan, pengetahuan kognitif SDM
oleh Kebijakan otonomi daerah (khusus) organisasi terasah dengan baik sehingga
dalam mewujudkan amanah konstitusi. menumbuhkan SDM yang terampil dalam
Ketersediaan dan kualitas sumber daya menjalankan tanggung jawab. Dengan
manusia menentukan kemajuan daerah. krusialnya peran SDM, maka organisasi
Sebagaimana pendapat Wardiah (2016:48) mesti mengembangkan SDM-nya dengan
manusia sebagai unsur dasar semua baik.
organisasi dan hubungan sosial yang Pengembangan Sumber Daya Manusia
menyatukannya. Esensi fundamental adalah suatu proses peningkatan
organisasi mengasumsikan Sumber Daya pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas
Manusia (SDM) sebagai sebagai subjek dari semua penduduk suatu masyarakat.
penggerak moda organisasi. SDM sebagai Pengertian pengembangan sumber daya
subsistem organisasi mesti ditopang manusia baik secara makro maupun secara
dengan motivasi guna meningkatkan mikro. Pengembangan sumber daya
performa untuk pencapaian tujuan. Sutarto manusia secara makro adalah suatu proses
(1993:22) mengelompokkan elemen peningkatan kualitas atau kemampuan
substansial organisasi, yakni adanya manusia dalam rangka mencapai tujuan
sekelompok manusia, kerjasama dalam pembangunan bangsa yang mencakup
sistem, dan adanya tujuan. Berdasarkan perencanaan, pengembangan, dan
pendapat tersebut, organisasi ditempatkan pengelolaan. Sedangkan pengembangan
sebagai objek dan alat, sementara manusia sumber daya manusia secara mikro adalah
sebagai subjek penggerak. Terkait metode suatu proses perencanaan pendidikan,
menggerakkan organisasi, Solichin pelatihan dan pengelolaan tenaga kerja atau
(2008:45) menyatakan pentingnya sebuah karyawan untuk mancapai suatu hasil yang
kebijakan. Tujuan dan sasaran organisasi optimal (Ancok, 2003:4).
kemudian mencakup harapan-harapan dan Pengembangan SDM merupakan
memiliki hasil akhir yang akan dicapai. kerangka kerja untuk membantu karyawan

115
JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.3, Desember, 2020

mengembangkan keterampilan, Kabupaten Yahukimo memiliki ibu kota di


pengetahuan dan kemampuan secara Sumohai, berdasarkan data BPS tahun 2009
individual maupun organisasional. yang dipaparkan pada web resmi
Pengembangan SDM termasuk peluang- Kabupaten Yahukimo bahwasanya
peluang seperti pelatihan, pengembangan Kabupaten Yahukimo memiliki jumlah
karier, pengelolaan dan pengembangan penduduk berjumlah 228.712 Jiwa yang
kinerja, coaching, rencana suksesi, tersebar pada 51 kecamatan dengan 518
identifikasi karyawan utama, dan kelurahan/desa dengan memiliki distrik
pengembangan organisasi. Fokus utama Yahuliambut, Kona, Silimo, Sumohai,
pengembangan SDM adalah Samenage, Ninia, Anggruk, Nalca,
mengembangkan tenaga kerja unggul Diwermma, Dekai, Obio, Suru-Suru,
sehingga organisasi dan karyawan secara Wusama, Amuma, Musaik, Pasema, Hogio,
individual dapat melaksanakan Mugi, Soba, Werima, Tangma, Ukha,
pekerjaannya dalam memberikan Panggema, Kosarek, Nipsan, Ubahak,
pelayanan kepada pelanggan. Pronggoli, Walma, Hereapini, Ubalihi,
Pengembangan SDM dapat berbentuk Talambo, Puldama, Endomen, Koma,
formal seperti pelatihan secara klasikal, Dirwemna, Kona, Holuwon, Lolat,
perkuliahan dan upaya perubahan Soloikma, Sela, Korupun, serta Kurima.
terencana dalam organisasi. Selain itu, Pengembangan SDM suatu daerah
pengembangan SDM dapat berbentuk berhubungan dengan aspek pendidikan
informal, seperti pembinaan karyawan oleh dan aspek kesehatan. Kedua aspek tersebut
manajer, Organisasi yang sehat sangat menjadi parameter utama tentang tingkat
tergantung pada upaya pengembangan SDM suatu daerah. Sehubungan dengan hal
SDM dengan menerapkan secara tersebut maka pengembangan SDM
menyeluruh (Silalahi, 2000:249). kesehatan menjadi urgensi yang tidak dapat
Pengembangan SDM sebagai kerangka terhindarkan. Derajat kesehatan suatu
kerja merupakan perluasan wilayah dapat dilihat dengan, Pertama,
pendayagunaan modal manusia (human Angka harapan hidup; Kedua, Angka
capital) baik pada level organisasi maupun kematiam bayi; Ketiga, Angka kematian
level regional dan nasional. Secara umum, balita; Keempat, Angka kematian ibu; Kelima,
pengembangan SDM merupakan Angka gizi pada balita. Adapun fasilitas
perpaduan antara pendidikan dan sarana kesehatan di Yahukimo berjumlah 31
pelatihan, kesehatan dan ketenagakerjaan Puskesmas, 3 diantaranya adalah
untuk menjamin pertumbuhan dan puskesmas perawatan dan 28 puskesmas
perbaikan berkelanjutan ada level non perawatan. Selain puskesmas juga
individual, organisasional dan nasional. terdapat 65 Puskesmas Pembantu, 101
Pada level nasional, pengembangan SDM Poskeskam/Poskesdes dan 240 Posyandu
menjadi pendekatan strategik pada yang tersebar di kampung-kampung
hubungan antar sektoral antara pendidikan, (Dinkes Yahukimo, 2014).
kesehatan dan ketenagakerjaan. Dalam visi Sumber Daya Manusia yang ada di
lembaga, kerangka kerja pengembangan puskesmas dilengkapi fasilitas untuk
SDM memandang karyawan sebagai modal melaksanakan program pelayanan
(aset) bagi perusahaan yang memiliki nilai kesehatan masyarakat. Daerah Yahukimo
untuk dikembangkan. Pada level sendiri memiliki sarana kendaraan roda 4
organisasional, program pengembangan untuk menopang puskesmas keliling
SDM dipersiapkan bagi individu untuk (pusling), tepatnya berada di 2 puskesmas
mencapai level kerja yang lebih tinggi. serta roda dua yang berada di 2 puskesmas
Akan tetapi, di beberapa daerah masih dan beberapa Pustu. Disamping prasarana
terdapat beragam kendala menyangkut pusling di tingkat Distrik juga dilengkapi
SDM. Sebagaimana terjadi di daerah dengan sarana perumahan bagi tenaga
Yahukimo. Daerah Kabupaten Yahukimo medis dan para medis walaupun jumlahnya
merupakan suatu daerah di Provinsi Papua. belum bisa memenuhi untuk semua
116
Wanimbo, dkk – Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo

petugas yang ada, namun dengan adanya sedangkan kualitas menyangkut mutu
perumahan bagi petugas kesehatan sumber daya manusia tersebut. Lebih lanjut
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dijelaskan, bahwa berbicara mengenai
kinerja petugas kesehatan. Jumlah tenaga kualitas sumber daya manusia juga
kesehatan pada Dinas Kesehatan menyangkut dua aspek yakni aspek fisik
Kabupaten Yahukimo tahun 2014 adalah (kualitas fisik), dan aspek non fisik (kualitas
sebanyak 263 orang, terdiri tenaga dokter 24 non fisik) yang menyangkut kemampuan
orang, perawat 159, bidan 47 orang, Farmasi bekerja, berpikir, dan keterampilan-
7 orang, Gizi 10 orang, Teknis medis/analis keterampilan lain. Upaya peningkatan
7 orang, Sanitasi 2 orang, Kesehatan kualitas sumber daya manusia dapat
Masyarakat 7 orang, sehingga dari jumlah diarahkan kepada dua aspek tersebut.
tenaga kesehatan tersebut yang bekerja di Upaya untuk peningkatan kualitas sumber
Institusi fungsional (Puskesmas) 210 orang daya manusia pada kedua aspek tersebut
(79,8%) , Di Institusi Struktural sebanyak 53 inilah yang dimaksudkan dengan
orang (20,2%) (Dinkes Yahukimo, 2014). “pengembangan sumber daya manusia”
Akan tetapi, angka kesenjangan di yakni menegenai kulitas dan kuantitasnya.
bidang kesehatan antar wilayah di Untuk itu, Yahukimo sebagai kabupaten
kabupaten ini masih sangat luas. Masalah baru, hasil pemekaran harus memiliki
tersebut disebabkan oleh keterbatasan akses tingkat kesiapan SDM yang berkualitas
masyarakat, khususnya di daerah untuk menopang pelaksanaan
pedalaman yang terisolir terhadap percepapatan pembangunan. Jika tidak,
prasarana dan sarana kesehatan. Oleh maka masyarakat yahukimo tidak akan
karena itu, pada tanggal 26 Nopember 2019 pernah menikmati pembangunan karena
diadakan Pelatihan Inovasi Pengembangan kekuarangan SDM yang mupuni
Sumber Daya Manusia (SDM) di aula Gereja dibidangnya, olehnya itu sangat
Evan Hestia, Dekai Yahukimo. Kegiatan dibutuhkan upaya pengembangan dan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan peningkatan SDM di Kabupaten Yahukimo.
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Berdasarkan paparan diatas maka
kesehatan terutama gizi anak (Llihat penelitian ini mengangkat tema
https://www.Jubi.co.id 26 Nopember 2019, implementasi kebijakan pemerintahan
dengan judul “Belasan Distrik di Yahukimo daerah dalam pengembangan sumber daya
dilatih inovasi pengembangan SDM” manusia dalam bidang kesehatan di
diakses pada Hari Senin Tanggal 13 Kabupaten Yahukimo. Untuk itu secara
Desember 2019). Stunting merupakan salah spesifik, penelitian ini akan dilakukan pada
satu masalah kesehatan yang jadi prioritas Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo,
di Kabupaten Yahukimo. Keterlibatan selaku pemangku kebijakan yang
semua stakeholder dalam menangani menangani mengenai pemgembangan
masalah stunting menjadi sangat penting. kualitas Sumber Daya Manusia pada
Hal tersebut dijelaskan Juri Onim selaku bidang kesehatan di Kabupaten Yahukimo.
Tenaga Ahli Sosial Dasar Kabupaten Penelitian ini memfokuskan kajian pada
Yahukimo, persoalan stunting merupakan implementasi kebijakan pengembangan
masalah spesifik yang memerlukan kualitas Sumber Daya Manusia dan faktor-
komitmen semua pihak dari tingkat fakotr pendukung dan penghambat dalam
pemerintahan kampung sampai Organisasi mewujudkan hal tersebut.
Perangkat Daerah (OPD) di wilayah
Yahukimo. METODE PENELITIAN
Notoatmodjo (1992:5) mengemukakan
bahwa berbicara masalah sumber daya Tipe penelitian yang digunakan adalah
manusia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu deskriptif dengan menggunakan model
menyangkut “kuantitas” dan “kualitas”, implementasi kebijakan menurut George
kuantitas adalah menyangkut jumlah Edwards III, dikarenakan model ini relevan
sumber daya manusia (penduduk) dengan fokus penelitian yang tidak sampai
117
JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.3, Desember, 2020

membahas faktor-faktor eksternal seperti Dalam pelaksanaan Kebijakan


faktor lingkungan. Model implementasi Pengembangan Sumber Daya Manusia
kebijakan menurut George Edwards III ini Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo,
menyiratkan bahwa adanya hubungan terdapat pedoman yang dijadikan
yang erat dan timbal balik antara pegangan atau acuan bagi semua pihak
komunikasi dengan struktur birokrasi, yang terlibat dalam proses pelaksanaan
komunikasi dengan sumber-sumber, kebijakannya di lapangan. Pedoman
sumber-sumber dengan kecenderungan- tersebut menunjuk pada adanya Standar
kecenderungan yang mana semua sektor Operasional Prosedur.
tersebut mempunyai arah yang sama yaitu Dalam pedoman tersebut, menyebutkan
mempengaruhi efektifitas implementasi bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP)
kebijakan (Nugroho, 2004; WInarno, 2002; disusun untuk panduan bagi petugas
Dunn, 1994). Lokasi penelitian di Dinas kesehatan dalam memberi pelayanan dan
Kesehatan Kabupaten Yahukimo yang peningkatan pelayanan kepada
sudah melakasanakan program masyarakat. Sehingga seluruh stakeholder
pengembangan SDM melalui kesehatan ini. dalam organisasi dinas kesehatan mesti
Dengan demikian efisiensi biaya, waktu memiliki kemampuan dalam melaksanakan
dan tenaga diharapkan dapat dicapai. isi pedoman tersebut. Kemampuan ini
informan yang dilibatkan dalam penelitian meliputi kerjasama antar individu, hingga
ini adalah kepala dinas kesehatan, tenaga kerjasama pada level organisasi.
kesehatan pada bidang medis dan Berdasarkan wawancara yang dilakukan
administrative, pelaksana lapangan dan penulis dengan Kepala Dinas Kesehatan
pihak lain yang terlibat dalam program Kabupaten Yahukimo :
pengembangan SDM dinas Kesehatan
(Sugiyono, 2005 ; Nazir, 2003). Teknik “Kebijakan pengembangan SDM
pengumpulan data yang digunakan adalah kesehatan di Dinas Kesehatan kabupaten
Observasi dan Wawancara. Lalu analisis Yahukimo dilakukan dengan kerjasama
data meliputi, reduksi data, penyajian data, dengan Poltekes (Politeknik Kesehatan)
dan pengambilan kesimpulan (Moleong, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) di
2009). Walma untuk dipenuhi”, (Hasil
Wawancara pada Tanggal 4 September
PEMBAHASAN 2020).

Implementasi Kebijakan Pengembangan Sehubungan dengan itu, Dinas


Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Yahukimo memiliki
Kabupaten Yahukimo
keterbatasan dalam Sumber Daya Manusia.
Dengan adanya kebijakan
Dengan adanya kerjasama dengan instansi
pengembangan Sumber Daya Manusia di
lain, yakni Politeknik Kesehatan yang
lingkungan organisasi daerah, maka
berada di bawah Kementerian Kesehatan,
penulis menjelaskan dan menggambarkan
maka Dinas Kesehatan selalu berkoordinasi
Implementasi Kebijakan Pengembangan
untuk pemenuhan jumlah Sumber Daya
Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan
Manusia. Para tenaga kesehatan ini dapat
Kabupaten Yahukimo dengan
menempati PKM yang tersebar di wilayah
menggunakan model implementasi
Kabupaten Yahukimo. Lebih lanjut, Kepala
kebijakan George Edward III (Nugroho,
Dinas Kesehatan menegaskan bahwa,
2004; WInarno, 2002; Dunn, 1994). Menurut
”Tenaga PKM yang kosong untuk
model tersebut, implementasi kabijakan ini
ditempatkan di Yahukimo Sehat, disebut
dapat dijabarkan melalui faktor-faktor
kontrak yang kami tempatkan setiap PKM
sebagai berikut.
tenaga atau SDM yang kosong”. Kerjasama
ini diupayakan untuk menempatkan para
Komunikasi
tenaga kesehatan di beberapa PKM yang
masih kekurangan tenaga SDM. Rekrutmen

118
Wanimbo, dkk – Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo

ini sendiri dilakukan dengan sistem kerja kepada bidang terkait. Kepala dinas
kontrak guna menghindari tumpang- mempercayakan kepala bidang SDK Teknis
tindihnya penugasan para tenaga melakukan tugas dan fungsinya sesuai
kesehatan. dengan pedoman dan petunjuk.
Arahan dan petunjuk dari Kepala Dinas
yang berkaitan dengan pengembangan Sumber Daya Implementasi Kebijakan
SDM secara konsisten dilakukan. Upaya ini Pengembangan SDM
mengutamakan pada adanya pelatihan dan Faktor penting pelaksanaan kebijakan
pendidikan formal bagi para pegawai. adalah keberadaan Sumber daya.
Berdasarkan komposisi, SDM di Dinas Pelaksanaan kebijakan cenderung tidak
Kesehatan, khususnya Kepala Puskesmas efektif apabila masih kekurangan sumber-
yang tersebar di wilayah Yahukimo sumber yang dimiliki dalam implementasi
didominasi oleh gelar ahli madya. kebijakan. salah satu dampak serius
sebagian besar Kepala Puskesmas yang kurangnya sumber daya mengakibatkan
tersebar di Kabupaten Yahukimo berlatar suatu kebijakan tidak terealisasi. Pada
belakang pendidikan Ahli Madya akhirnya formulasi kebijakan hanya akan
Keperawatan. Penulis kemudian berakhir pada naskah-naskah atau wacana
mengkonfirmasi data tersebut dengan yang tidak menemukan realisasi sama
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten sekali. Sumber-sumber atau sumber daya
Yahukimo, ” SDM Kesehatan D3, S1, S2, S3 yang diperlukan dalam implementasi
Cuma anggara tidak cukup”. Dengan kebijakan meliputi staf, wewenang,
demikian alokasi anggaran yang terserap informasi, dan fasilitas-fasilitas, (Nugroho,
dari Dana Otonomi Khusus untuk 2004).
pembiayaan pengembangan Sumber Daya Selaras dengan kebijakan pada
Manusia Di Kabupaten Yahukimo masih umumnya, kebijakan pengembangan SDM
dirasakan kurang. Jumlah anggaran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo
biaya pendidikan SDM disebutkan oleh merupakan suatu bentuk kebijakan yang
Kepala Dinas sebanyak Dua Miliar setiap dalam implementasinya memerlukan
tahun dengan sumber dana dari Otsus. dukungan-dukungan dari sumber-sumber
Akan tetapi, menurut kepala dinas, jumlah atau sumber daya.
tersebut belum memadai mengingat Staf. Berdasarkan mandatori Permenpan
konteks wilayah Kabupaten yang luas dan No. 35 Tahun 2012, bimbingan teknis
jumlah Sumber Daya Manusia Dinas terpadu dilakukan oleh Sekretaris Dinas,
Kesehatan Kabupaten Yahukimo minim. Kabid Dinkes, Kasubid Dinkes dan tim
Berkaitan dengan komunikasi dan petunjuk monitoring dengan rincian kegiatan sebagai
dalam implementasi kebijakan berikut.
pengembangan SDM, Kepala Dinas 1. Kepala dinas mengadakan
menyatakan bahwa : pertemuan persiapan penentuan
anggota tim supervisor terpadu.
”Untuk sarana komunikasi sudah siap 2. Kemudian dilakukan pertemuan
oleh dinas, diarahkan kepada bidang pembagian kelompok supervisi
SDK Teknis langsung di Bidang, saya
terpadu berdasarkan zona wilayah.
pikir bukan (tidak memahami) hanya
3. Penentuan kesepakatan jadwal
saja teknis langsung yang menangani
untuk melakukan supervisi terpadu
bidang ini”, (Hasil Wawancara pada
4. Mempersiapkan blanko/format dan
Tanggal 4 September 2020).
logistik untuk pelaksanaan
supervisi
Dengan demikian, komunikasi dan
petunjuk kebijakan pengembangan SDM 5. Kepala dinas kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo memberikan surat perintah tugas
telah berjalan dengan baik. Relasi tersebut (SPT) kepada unit supervisi terpadu
terbangun dari garis hirarki kepala dinas 6. Sekretaris dinas kesehatan membuat
surat pemberitahuan kegiatan
119
JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.3, Desember, 2020

supervisi terpadu ke puskesmas, “Melayani, itu terjadi KLB (Kejadian


paling lambat dua minggu sebelum Luar Biasa), kebijakan wabah
tanggal pelaksanaan corona/covid-19 diatur. Staf dinas
7. Surat pemberitahuan kesehatan sebanyak 67 orang ASN. Staf
didistribusikan kepada setiap sering kendala, ada 33 puskesmas,
puskesmas oleh anggota tim pelaksana tenaga masih kurang, akhirnya
8. Tim supervisi lapangan untuk pelayanan juga tidak sesuai apa yang
melakukan supervisi diharapkan”, (Hasil Wawancara pada
9. Tim supervisi mealporkan diri Tanggal 4 September 2020).
kedatangan kepada kepala
puskesmas Berdasarkan keterangan tersebut, Dinas
10. Anggota tim supervisi Kesehatan sangat kekurangan jumlah
melakukan pertemuan dan diskusi petugas kesehatan di lapangan. Puskesmas
dengan penaggung jawab bidang wilayah Kabupaten Yahukimo dengan
puskesmas menggunakan blanko jumlah 33 tidak sesuai dengan komposisi
yang ada tenaga kesehatan yang ada. Dengan
11. Anggota tim supervisi mengisi keterbatasan jumlah staf, pelayanan
blanko yang ada sesuai dengan kesehatan di Kabupaten Yahukimo semakin
kenyataan yang ditemukan di kurang efektif dalam masa pandemi covid-
puskesmas 19.
12. Masing-masing anggota tim Wewenang. Pihak-pihak yang terlibat
menyerahkan balnko yang telah dalam implementasi kebijakan
terisi kepada ketua tim pengembangan SDM Dinas Kesehatan
13. Tim supervisi pamitan ke Kepala Kabupaten Yahukimo memiliki
Puskesmas kewenangan masing-masing dalam upaya
14. Tim supervisi kembali ke Dinkes. mengembangkan Sumber Daya Manusia
yang ada dalam Dinas maupun Unit yang
Dukungan dari pihak-pihak yang berada dibawah Dinas Kesehatan.
bekerja sama sangat diperlukan untuk Peraturan Menteri Kesehatan Republik
mencapai implementasi yang efektif. Indonesia Nomor
Pembentukan tim supervisi memiliki tugas 971/Menkes/PER/XI/2009 tentang
khusus untuk melakukan monitoring Standar Kompetensi Pejabat Struktural
kegiatan dan pemantauan perkembangan Kesehatan menjadi acuan peningkatan
yang ada di seluruh Puskesmas wilayah Sumber Daya Manusia dalam bidang
Kabupaten Yahukimo. Dengan adanya kesehatan. Kategorisasi kompetensi dalam
dukungan sumber monitoring, dapat Peraturan tersebut terbagi menjadi tiga
dilihat sejauh mana SDM yang ada di bagian yakni, kompetensi dasar,
Puskesmas. Hasil monitoring para tim kompetensi Bidang, dan Kompetensi
supervisi sangat menentukan evaluasi Khusus. Pada Pasal 5 Permenkes No 971
suatu kebijakan. sehingga dapat dilakukan menyebutkan bahwa kompetensi dasar
perbaikan-perbaikan untuk mengatasi meliputi integritas, kepemimpinan,
kendala yang dihadapi oleh semua unsur di perencanaan, penganggaran,
bawah organisasi Dinas Kesehatan pengorganisasian, kerjasama dan, fleksibel.
Kabupaten Yahukimo. Kompetensi dasar memerlukan peran
Berdasarkan keterangan Kepala Dinas seorang pemimpin, dalam hal Kepala Dinas
Kabupaten Yahukimo, pandemi Covid-19 Kesehatan Kabupaten Yahukimo untuk
memiliki dampak yang signifikan bagi melakukan bawahannya secara
Dinas Kesehatan secara khusus. Akan berkesinambungan. Kemudian pada Pasal 6
tetapi, tujuan untuk melayani mayarakat menyebutkan bahwa kompetensi bidang
tetap menjadi prioritas. meliputi orientasi pelayanan, orientasi pada
kualitas, berpikir analitis, berpikir
konseptual, keahlian teknikal, manajerial,

120
Wanimbo, dkk – Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo

dan profesional dan, inovasi. Kompetensi kesehatan, fasilitasi pembinaan


bidang mempertegas peran manajerial pencegahan, pengendalian penyakit,
Kepala Dinas dalam mengarahkan Sumber pemberantasan penyakit wabah dan
Daya Manusia yang ada sehingga tercapai bencana, fasilitasi pembinaan kesehatan
orientasi pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat dan Sumber Daya Kesehatan,
masyarakat. Kemudian pada pasal 7 pengelolaan kesekretariatan”, (Hasil
dipertegas kembali kompetensi khusus Wawancara pada Tanggal 4 September
merujuk pada pendidikan, pelatihan dan 2020).
pengalaman jabatan.
Penulis melakukan wawancara bersama Berdasarkan keterangan tersebut,
Kepala Dinas untuk mengetahui lebih jelas wewenang pengembangan SDM berada
mengenai pengembangan SDM yang pada puncak pimpinan yakni kepala dinas.
dilakukan Dinas Kesehatan. Pengembangan SDM menjadi bagian
penting dalam peningkatan pelayanan
“Setiap tahun satu kali atau lebih tiga kali kepada masyarakat. Sebagaimana
sosialisasi tentang pelayanan kesehatan keterangan tersebut, kepala dinas
dan penyerapan anggaran, sesuai dengan bertanggung jawab dalam memfasilitasi
peraturan permenkes yang keluar setiap sumber daya kesehatan, termasuk di
tahun atau juknis tentang pelayanan”, dalamnya adalah sumber daya manusia.
(Hasil Wawancara pada Tanggal 22 Selaras dengan penelitian Hatumale (2013)
Agustus 2020). yang menemukan bahwa, Kebijakan
pengembangan SDM Aparatur (PNS)
Aspek profesionalitas dan transparansi diarahkan pada peningkatan kompetensi
anggaran selalu menjadi prioritas Kepala manajerial dan teknis serta peningkatan
Dinas. Sosialisasi ini dilakukan untuk sikap dan perilaku yang diperlukan dalam
mengarahkan pentingnya pengembangan pelaksanaan tugas dan jabatan. Dengan
SDM dalam Dinas Kesehatan Kabupaten demikian kompetensi manajerial
Yahukimo. Penyerapan anggaran untuk mempersyaratkan pentingnya peran
pengembangan SDM ini mengacu pada pemimpin dalam mengarahkan bawahan
Permenkes dan sosialisasi secara berkala dan komponen dalam suatu organisasi.
dilakukan setiap tahun. Wewenang menjadi salah satu faktor
Wewenang pelaksanaan pengembangan penting untuk keberhasilan kebijakan,
SDM Dinas Kesehatan Kabupaten karena wewenang menitikberatkan
Yahukimo berpedoman pada Permenkes kecakapan SDM dalam menjalankan apa
No.1197/Menkes/SK/X/2004. Sesuai yang menjadi tugas dan tanggung
peraturan tersebut, pelaksana diantaranya jawabnya, (Nugroho, 2004). Wewenang
Kepala Dinas, Sekretaris Dinas yang kebijakan pengembangan SDM Dinas
dibantu oleh Kepala Bidang SDM dan Kabupaten Yahukimo secara hirarkis
Kepegawaian dan Kepala Seksi Sumber dengan demikian berada pada pimpinan
Daya Manusia Kesehatan. tertinggi, yakni Kepala Dinas dan
Pembinaan SDM merupakan salah satu Sekretaris.
hal penting untuk dilakukan oleh Kepala Informasi. Informasi merupakan sumber
Dinas. Sebagaimana keterangan Kepala penting lain penunjang implementasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo kebijakan. Informasi ini berkaitan dengan
yang menjelaskan bahwa : faktor komunikasi, di mana informasi
sebagai pesan dalam komunikasi harus
“Pelayanan seorang kepala dinas dikomunikasikan dari satu pihak ke pihak
kesehatan adalah perumusan kebijakan di lain dengan jelas dan tepat.
bidang kesehatan, pengkoordinasian Implementasi pengembangan
pelaksanaan pelayanan kesehatan, Sumber Daya Manusia di Dinas Kesehatan
perencanaan pembangunan kesehatan, Kabupaten Yahukimo, berkaitan dengan
fasilitasi di pembinaan pelayanan informasi, penyampaian informasi

121
JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.3, Desember, 2020

dilakukan melalui komunikasi verbal Dalam implementasi kebijakan


seperti instruksi-instruksi di lapangan. pengembangan SDM Dinas Kesehatan
Biasanya lebih mengarah untuk Kabupaten Yahukimo, kecenderungan-
kepentingan pelaksanaan pada kondisi kecenderungan dari para pelaksana sangat
obyektif. Bagi petugas, adalah instruksi dibutuhkan. Sikap dan pandangan para
untuk melaksanakan apa saja yang sudah pelaksana dalam kebijakan ini menentukan
menjadi tugasnya. Penyampaian informasi kelancaran implementasi. Sikap dan
dilakukan secara berjenjang atau hierarkis, pandangan para pelaksana yang
dari atas ke bawah (top-down). mendukung maupun menolak, akan
Informasi penting dalam kebijakan tercermin dari bagaimana mereka
pengembangan SDM adalah Unit-Unit yang melaksanakan tugas-tugasnya. Pelaksana
berada di wilayah Kabupaten Yahukimo yang mendukung kebijakan akan
seperti pegawai yang ada di Puskesmas- melaksanakan tugasnya dengan baik, dan
puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian juga sebaliknya.
yang dilakukan oleh penulis, terdapat Menurut wawancara dengan Kepala
ketidaksesuaian. Sebagian besar terletak Dinas Kabupaten Yahukimo,
pada indikator papan informasi yang ada di “Komunikasi yang baik adalah
Puskesmas-puskesmas. Sehingga dalam mengomunikasikan sesuatu dari
perjalanannya dilakukan penyesuaian- perspektif yang dipikirkan, yang
penyesuaian sesuai dengan kondisi obyektif diinginkan, yang diamati dan menjadi
masing-masing daerah. kebiasaan orang yang diajak
Fasilitas. Dalam implementasi kebijakan berkomunikasi. Untuk koordinasi antara
pengembangan SDM Dinas Kesehatan, bawahan dengan atasan dengan baik.
fasilitas-fasilitas yang mendukung adalah Koordinasi kepala dinas kabupaten
sarana dan prasarana bimbingan teknis dan Yahukimo ada Rumah Sakit, Puskesmas
sosialisasi, termasuk kendaraan untuk yang yang telah terakreditasi” (Hasil
menjadi alat transportasi untuk melakukan Wawancara pada Tanggal 22 Agustus
sosialisasi ke tingkat Puskesmas. Sementara 2020).
untuk gedung yang dimiliki Dinas Dengan demikian, kecenderungan yang
dimiliki para pegawai di Dinas Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Yahukimo dijelaskan
oleh Kepala Dinas yang diwawancarai pada dalam pelaksanaan kebijakan
tanggal 4 September 2020, ”Gedung Pengembangan SDM dilakukan dengan
koordinasi yang rutin antara kepala dinas
Puskesmas ada 33, Pustu 67, RSUD 1
Klinik/Apotik 6”. Dengan konteks wilayah maupun bawahan. Lintas koordinasi
di Yahukimo, maka fasilitas yang tersedia tersebut dapat dilakukan tidak hanya
bersifat top-down tapi juga bottom-up
masih dirasakan kurang memadai,
sehingga pelayanan kesehatan yang sesuai dengan garis koordinasi secara
berkualitas terkendala tidak hanya dari segi hirarkis struktural.
SDM, akan tetapi juga kendala fasilitas.
Struktur Birokrasi
Disposisi atau Kecenderungan- Birokrasi adalah salah satu badan yang
kecenderungan paling sering menjadi pelaksana kebijakan.
Kecenderungan-kecenderungan atau Mereka tidak hanya berada dalam struktur
disposisi berkaitan dengan sikap dan pemerintahan, tetapi juga berada dalam
pandangan para pelaksana kebijakan organisasi-organisasi non pemerintahan,
terhadap kebijakan itu sendiri. Jika para atau bahkan di institusi-institusi
pelaksana bersikap baik terhadap suatu pendidikan dan kadang kala suatu sistem
kebijakan, yang artinya terdapat dukungan birokrasi sengaja diciptakan untuk
dari pihak yang terkait, mereka akan menjalankan suatu kebijakan tertentu,
melaksanakan kebijakan sebagaimana (Nugroho, 2004). Kebijakan pengembangan
semestinya, sesuai dengan pedoman- SDM Dinas Kesehatan tidak hanya
pedoman yang ada, (Subarsono, 2011). melibatkan internal organisasi dengan
122
Wanimbo, dkk – Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo

pembentukan kelompok kerja (Pokja) Dalam implementasi kebijakan


maupun tim khusus yang ditunjuk kepala pengembangan SDM Dinas Kesehatan
dinas. Sebagaimana keterangan informan Kabupaten Yahukimo memiliki SOP yang
sebelumnya, pihak Politeknik Kesehatan merupakan ukuran bagi keseragaman kerja
yang berada di bawah Kementerian organisasi. SOP dalam pelaksanaan
Kesehatan dilibatkan dalam upaya kebijakan ini berupa indikator kinerja.
menopang Sumber Daya Dinas Kesehatan, Indikator kinerja tersebut adalah SOP
terutama mereka dilibatkan di Puskesmas- Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu,
puskesmas yang kekurangan SDM. SOP Bimbingan Teknis Terpadu dan SOP
Dua karakteristik utama birokrasi yaitu Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
prosedur-prosedur ukuran dasar atau Dengan adanya SOP sebagai pedoman
sering disebut Standard Operating dalam kebijakan, akan menjadikan
Procedurs (SOP) dan Fragmentasi, kesepahaman dan aturan main lebih jelas
(Subarsono, 2011). SOP merupakan dan tegas dalam rangka meningkatkan
tanggapan internal terhadap waktu yang peran optimal para pemangku kepentingan
terbatas dan sumber-sumber dari para dalam rangka penentuan kebijakan
pelaksana, serta keinginan untuk pengelolaan dan pengembangan SDM,
keseragaman dalam bekerjanya organisasi Nurtjahjawilasa, dkk (2015).
yang kompleks dan tersebar luas.
Fragmentasi berasal terutama dari tekanan- Faktor Pendukung dan Penghambat
tekanan di luar unit-unit birokrasi, yang Dalam rangka meningkatkan kinerja
dapat mempengaruhi organisasi birokrasi- pada Dinas Kesehatan Kabupaten
birokrasi pDemerintah. Yahukimo, terutama mengacu pada
Perbedaan tersebut akan berpengaruh Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dalam implementasi kebijakan dalam Indonesia Nomor
beberapa hal, misalnya bahwa perbedaan- 971/Menkes/PER/XI/2009 tentang
perbedaan itu acapkali menghalangi Standar Kompetensi Pejabat Struktural
perubahan-perubahan dalam kebjakan, Kesehatan, terdapat dukungan yang berasal
memboroskan sumber-sumber, dari serapan anggaran Dana Otonomi
menimbulkan tindakan-tindakan yang Khusus sebanyak Dua Miliar Rupiah yang
tidak diinginkan, menghalangi kondisi, dialokasikan khusus untuk pendidikan
membingungkan pejabat-pejabat pada pegawai. Akan tetapi, sebagaimana
yuridikasi tingkat yang lebih rendah keterangan Kepala Dinas Kabupaten
menyebabkan kebijakan berjalan dengan Yahukimo, jumlah anggaran tersebut belum
tujuan yang berlawanan. memadai mengingat jumlah tenaga
Sehubungan dengan kebijakan kesehatan di wilayah Kabupaten Yahukimo
pengembangan SDM Dinas Kesehatan masih kekurangan. Sementara menurut
Kabupaten Yahukimo, Kepala Dinas Kepala Dinas Kabupaten Yahukimo, untuk
Kesehatan menjelaskan bahwa : pendidikan baru mencakup Kepala Dinas
dan Sekretaris Dinas. Sebagaimana
”Setiap tahun sosialisasikan pelayanan wawancara berikut ini :
kesehatan kepada ASN Dinas Kesehatandi
Puskesmas untuk diberikan fasilitas ”SDM Dinas, pelayanan publik bidang
pendidikan, yang melibatkan banyak kesehatan. Kepala dinas dan sekretaris
pokja. Ada unit-unit pelayanan medis, telah mengikuti pelatihan meliputi
puskesmas-puskesmas administrasi, kepemimpinan, rencara strategis, sistem
akuntansi di unit keuangan. Kalau unit- manajemen informasi kesehatan,
unit tidak koordinasikan dengan baik, pengembangan kontinuitas surveillans,
tidak akan berhasil” (Hasil Wawancara epidemologi, dan manajemen bencana
pada Tanggal 22 Agustus 2020). serta early” (Hasil Wawancara pada
Tanggal 22 Agustus 2020).

123
JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.3, Desember, 2020

Berdasarkan keterangan tersebut, Sipil Negara yang ditugaskan di


pengembangan SDM Dinas Kesehatan Puskesmas. Masalah ini merupakan
Kabupaten Yahukimo terbatas pada Kepala persoalan seriu, para ASN memiliki
Dinas dan Sekretaris serta divisi-divisi tanggung jawab besar memberikan
penting terkait kesehatan masyarakat pelayanan kepada masyarakat. Terlebih
sebagaimana disebutkan bagian informasi kesehatan menjadi pelayanan yang dapat
kesehatan, epidemiologi dan manajemen disebut pelayanan yang tidak pernah tidur.
bencana. Sedangkan hambatan dalam Sehingga memerlukan solusi dan alternatif
implementasi kebijakan pengembangan untuk penyelesaian masalah ini.
Sumber Daya Manusia Kabupaten Selaras dengan Peraturan Menteri
Yahukimo menunjuk pada tenaga Kesehatan Republik Indonesia Nomor
kesehatan, yang berhadapan langsung 971/Menkes/PER/XI/2009 tentang
dengan masyarakat selaku subjek Standar Kompetensi Pejabat Struktural
pelayanan kesehatan. Kendala ini Kesehatan, seorang kepala dinas kesehatan
sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Dinas dan sekretaris dinas kesehatan berlatar
Kesehatan Kabupaten Yahukimo yang belakang pendidikan sarjana kesehatan
mengatakan bahwa : dengan pendidikan strata 2 bidang
kesehatan. Sementara kepala bidang
”Hambatan Dinas adalah tenaga berlatar belakang pendidikan sarjana
kesehatan perlu pelatihan dan bimbingan kesehatan. Kepala seksi dan kasub berlatar
teknis, kemudian transportasi pesawat ke belakang sarjana kesehatan masyarakat.
Dekai, distrik-distrik sangat kurang. ASN Kepala Puskesmas berlatar belakang
yang ditempatkan (di) puskesmas jarang pendidikan medis atau sarjana kesehatan
di tempat tugas”, (Hasil Wawancara pada masyarakat. Ternyata kebijakan pelayanan
Tanggal 22 Agustus 2020). kesehatan di wilayah Kabupaten Yahukimo
Dengan demikian dapat dipilah berbeda dengan apa yang tertulis dalam
bahwasanya kendala implementasi peraturan tersebut. Kepala bidang, kepala
kebijakan pengembangan Sumber Daya seksi, kepala sub bagian, bahkan kepala
Manusia di Dinas Kesehatan Kabupaten puskesmas berlatar pendidikan rata-rata D3
Yahukimo mencakup tiga hal. Pertama, Keperawatan, Bidan dan SPK. Sehingga
aspek minimnya bimbingan teknis dan aturan Permenkes tidak sesuai dengan
pelatihan, khususnya bagi tenaga kenyataan aktual di lapangan. Kepala dinas
kesehatan. Para tenaga kesehatan ini menyatakan bahwa petunjuk dan arahan
berhadapan langsung dengan masyarakat, untuk pengembangan SDM sebenarnya
adanya pelatihan dan bimbingan teknis ada, agar para tenaga kesehatan
secara berkala maka akan secara langsung melanjutkan pendidikannya. Akan tetapi,
mendukung keberhasilan program arahan tersebut terkendala oleh
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. ketersediaan dana untuk itu masih nihil.
Sehingga, pelatihan menjadi sesuatu yang
urgensi untuk dilakukan di tengah PENUTUP
permasalahan kesehatan di Kabupaten
Yahukimo. Kedua, sumber daya anggaran Kesimpulan
yang kurang. Ketiga, kendala akses Berdasarkan hasil penelitian, maka
transportasi ke Dekai. Sebagian besar dapat disimpulkan bahwa implementasi
Distrik kekurangan akses darat, dengan kebijakan pengembangan di Dinas
belum pembangunan jalan yang belum Kesehatan Kabupaten Yahukimo
merata, sehingga satu-satunya akses ke berdasarkan model implementasi Edward
Rumah Sakit Dekai adalah menggunakan III :
pesawat. Maka penting dibangun landasan Pertama, Implementasi Kebijakan
pacu untuk transportasi udara pada distrik- Pengembangan Sumber Daya Manusia
distrik Kabupaten Yahukimo. Keempat, Dinas. Komunikasi dan petunjuk kebijakan
masih ada gejala kemalasan pada Aparatur pengembangan SDM Dinas Kesehatan

124
Wanimbo, dkk – Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo

Kabupaten Yahukimo telah berjalan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia di


baik. Kualitas sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo
telah mengalami peningkatan, akan tetapi adalah Minimnya bimbingan teknis dan
belum berjalan secara efektif karena pelatihan, khususnya bagi tenaga
berbagai hambatan. Koordinasi dilakukan kesehatan; Sumber daya anggaran yang
secara rutin antara kepala dinas maupun kurang; Kendala akses transportasi ke
bawahan. Lintas koordinasi tersebut dapat Dekai. Sebagian besar Distrik kekurangan
dilakukan tidak hanya bersifat top-down tapi akses darat, dengan belum pembangunan
juga bottom-up sesuai dengan garis jalan yang belum merata, sehingga satu-
koordinasi secara hirarkis struktural satunya akses ke Rumah Sakit Dekai adalah
sehingga tidak terjadi penyimpangan menggunakan pesawat; Masih ada gejala
antara bawahan dengan kepala dinas. Dinas kemalasan pada Aparatur Sipil Negara
Kabupaten Yahukimo memiliki pedoman yang ditugaskan di Puskesmas.
pelaksanaan kebijakan pengembangan
SDM yakni berupa Standar Operasional Rekomendasi
Prosedur (SOP) yang meliputi SOP Sistem Adapun rekomendasi yang diberikan
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu, SOP berdasarkan dari hasil penelitian ini adalah
Bimbingan Teknis Terpadu dan SOP peningkatan kapasitas dan keterampilan
Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil. tenaga kesehatan perlu dilakukan melalui
Kedua, Dukungan dan Hambatan pelatihan dan bimbingan teknis secara
Implementasi Kebijakan Pengembangan berkesinambungan sehingga dapat
Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan mendukung keberhasilan program
Kabupaten Yahukimo. Dukungan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Lalu,
implementasi kebijakan pengembangan perlu ada penganggaran yang proporsional
SDM Dinas Kesehatan Kabupaten atau sesuai dengan konteks wilayah kerja
Yahukimo berasal dari serapan anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo.
Dana Otonomi Khusus sebanyak Dua Kemudian, terakhir sangat perlu dilakukan
Miliar Rupiah yang dialokasikan khusus evaluasi secara berkala terkait keberadaan
untuk pendidikan pegawai. Akan tetapi, SDM, serta audit jumlah SDM di Dinas
sebagaimana keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo agar
Kabupaten Yahukimo, jumlah anggaran dapat menjadi bahan untuk melaksanakan
tersebut belum memadai mengingat jumlah program pengembangan kualitas SDM di
tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten bidang kesehatan maupun untuk
Yahukimo masih minim. Sedangkan perekrutan tenaga tambahan.
kendala implementasi kebijakan

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. (2003). Outbound Management Training: Aplikasi Ilmu Perilaku dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: UII Press.
Dinkes Yahukimo. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo 2014.
Kabupaten Yahukimo: Dinas Kesehatan Yahukimo.
Dunn, W. (1994). Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta : Hanindita offset.
Hatumale, M. (2013). Implementasi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Aparatur. Governance, 5(1).
Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, S. (1992). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nugroho, D. R. (2004). Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan. Evaluasi.
Jakarta:Gramedia

125
JURNAL KEBIJAKAN PUBLIK , Vol. 3, No.3, Desember, 2020

Nurtjahjawilasa, Kartodihardjo H., Nurrochmat, Dodik R., Justianto A. (2015). Analisis


Pemangku Kepentingan dalam Kebijakan Pengelolaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kehutanan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 12(3): 235-
248.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 971/Menkes/PER/XI/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
Silalahi, B. (2000). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
LPMI.
Solichin, A. W. (2008). Analisis Kebijakan : Dari Formulasi keImplementasi Kebijakan Negara.
Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.
Subarsono, A. G. (2011). Analisis Kebijakan Publik (konsep. teori dan aplikasi).Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sutarto. (1993). Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Undang Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Wardiah, M. L. (2016). Teori Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia
Winarno, B. (2002). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Pressindo.

126

You might also like