You are on page 1of 8

Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021

DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar terhadap Kecemasan


Hospitaslisasi pada Anak Prasekolah
Dwi Aryani1, Nedra Wati Zaly2*
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Jayakarta
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayakarta
Emal: *nedrawati12@gmail.com

Submitted : 01/10/2020 Accepted: 06/01/2021 Published: 06/03/2021

Abstract
Hospitalization is a state of crisis in children, when the child is sick and hospitalized. The hospital
care environment can cause fear and anxiety in the child. Play activity therapy is one of the good
activities to overcome the anxiety of children who are hospitalized, so that it can accelerate the
healing process of pain in children. This study aims to find out the effect of play therapy coloring
pictures on anxiety due to hospitalization in preschool age children in the pavilion of Gatot Soebroto
Hospital. This research applies pre-experimental method with one group pre test post test design
approach. The sample of this study was 35 respondents with purpose sampling techniques. T test
results obtained p = 0.000 value if α = 0.05 then p<α and Ha are accepted. The results of this study
showed that there is an influence of play therapy coloring pictures on the decrease in anxiety due to
hospitalization in preschool-age children in the Pavilion of Gatot Soebroto Hospital in 2019. This
research is expected to increase play therapy activities as one of the interventions to help reduce
anxiety, especially preschool-age children who are experiencing hospitalization.
Keywords: anxiety, hospitalization, play therapy preschoolers

Abstrak
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit.
Lingkungan perawatan rumah sakit dapatmenimbulkan rasa takut dan kecemasan pada anak.Terapi
aktivitas bermain merupakan salah satu kegiatan yang baik untuk mengatasi cemas anak yang dirawat
di Rumah Sakit, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan sakit pada anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas bermain mewarnai gambar terhadap kecemasan
akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di paviliun RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini
menerapkan metode pra-eksperiment dengan pendekatan one group pre test post test design. Sampel
penelitian ini sebanyak 35 responden dengan teknik purpose sampling. Hasil uji t test diperoleh nilai p
=0,000 jika α = 0,05 maka p< α dan Ha diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh terapi aktivitas bermain mewarnai gambar terhadap penurunan kecemasan akibat
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Paviliun RSPAD Gatot Soebroto tahun 2019.Penelitian ini
diharapkan dapatmeningkatkankegiatan terapi bermain sebagai salah satu intervensi untuk membantu
menurunkan kecemasan khususnya anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi.
Kata kunci : anak prasekolah, hospitalisasi, kecemasan, terapi bermain

101
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

PENDAHULUAN anak.
Hospitalisasi adalah suatu keadaan Penyakit dan hospitalisasi sering
krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat menjadi krisis pertama yang harus dihadapi
di rumah sakit.Keadaan ini terjadi karena oleh anak(Wong, 2009). Untuk
anak berusaha untuk berada untuk mengurangi dampak anak dari hospitalisasi
beradaptasi dengan lingkungan asing dan yang dialami anak selama perawatan anak,
baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi maka diperlukan suatu media yang dapat
tersebut menjadi stressor baik terhadap mengungkapkan rasa cemas salah satunya
anak maupun orangtua dan keluarga(Wong, adalah terapi bermain (Dayani, Budiarti,
2009). and Lestari, 2015).
Lingkungan perawatan rumah sakit Terapi mewarnai gambar merupakan
yang dapatmenimbulkan rasa takut dan salah satu permainan yang sesuai dengan
kecemasan pada anak. Terjadinya luka pada prinsip rumah sakit dimana secara
anak akibat tindakan keperawatan psikologis permainan ini dapat membantu
merupakan penyebab utama kecemasan anak dalam mengekspresikan perasaan
pada anak usia prasekolah yang mengalami cemas, takut, sedih, tertekan dan emosi
hospitalisasi (Dayani, Budiarti, & Lestari, (Arifin& Udiyani, 2019).
2015). Adapun tujuan penelitian ini adalah
Data WHO (2012) menunjukkan sebagai berikut: Mengetahui tingkat
bahwa 3–10 % anak dirawat di Amerika kecemasan pada anak usia prasekolah yang
Serikat, baik anak usia toddler, anak mengalami hospitalisasi sebelum diberikan
prasekolah ataupun anak usia sekolah, terapi mewarnai gambar diruang paviliun
sedangkan di Jerman sekitar 3 sampai 7 % anak RSPAD Gatot Soebroto. Mengetahui
dan anak toddler dari 5 – 10 % anak tingkat kecemasan pada anak usia
prasekolah yang menjalani perawatan prasekolah yang mengalami hospitalisasi
Rumah Sakit, jumlah anak menurut sesudah diberikan terapi mewarnai gambar
UNICEF yaitu anak berusia 0–14 tahun di ruang paviliun anak RSPAD Gatot
berjumlah 8,4 juta anak. Hasil survei Soebroto.Mengetahui pengaruh pemberian
UNICEF pada tahun 2012 persentase anak terapi bermain mewarnai gambar terhadap
yang menjalani perawatan dirumah sakit tingkat kecemasan pada ana usia
sebesar 84% (Unicef, 2012). prasekolah yang mengalami hospitalisasi
Dari hasil survei data Riset di ruang paviliun anak RSPAD Gatot
Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 Soebroto.
didapatkan data bahwa anak yang Hospitalisasi merupakan pengalaman
menjalani rawat inap diseluruh Indonesia yang tidak menyenangkan dan akan
sebesar 2,8 % dari total jumlah anak di memunculkan respon kecemasan pada
Indonesia.Referensi data yang di dapat dari anak. Dampak kecemasan yang bisa terjadi
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot pada anak prasekolah seperti menarik diri,
Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) didapat menangis, tidak mau berpisahdengan orang
dari register pada tahun 2018 bulan Januari tua, tingkah laku protes serta lebih peka lagi
sampai dengan bulan September dan pasif seperti menolak makan dan
diantaranya yaitu jumlah total berjumlah menolak tindakan invasif yang diberikan
1.445 anak yang mengalami hospitalisasi perawat sehingga akan memperlambat
dantaranya yaitu, usia bayi 0–1 tahun proses penyembuhan anak (Hidayat, 2012).
berjumlah 147 anak, usia 1–3 tahun Untuk mengurangi dampak
berjumlah 300 anak, usia 3–6 tahun kecemasan akibat hospitalisasi yang
berjumlah 366 anak, usia 6–12 tahun 376 dialami anak diperlukan suatu media yang
anak, usia 12–18 tahun berjumlah 256 dapat mengungkapkan rasacemas anak,

102
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

salah satunya yaitu terapi bermain. Terapi Kecemasan Ringan;


bermain merupakan kegiatan untuk dapat Cemas yang normal yang menjadi bagian
membantu proses penyembuhan anak dan dari kehidupan sehari–hari dan
menyebabkan seseorang waspada dan
sarana dalam melanjutkan perkembangan meningkatkan lahanpersepsinya.Cemas ini
yang optimal. dapat memotivasi belajar danmenghasilkan
Salah satu terapi bermain yang sesuai kreativitas anak.Gejalanya ringan seperti
dengan usia anak prasekolah adalah terapi gemetar, tegang, dan gelisah, takut.
bermain mewarnai gambar. Berdasarkan Kecemasan Sedang
latar belakang tersebut, peneliti Kecemasan sedang memiliki gejala
merumuskan masalah bahwa dengan terapi fisiologis seperti persepsi panjang
bermain dapat mempengaruhi penurunan menyempit, respon muncul secara langsung
kecemasan pada anak sehingga peneliti (dapat merespon terhadap perintah), masih
merumuskan adakah pengaruh terapi dapat memecahkan masalah secara efektif
bermain mewarnai gambar terhadap dan merespon langsung serta perlu
kecemasan hospitalisasi anak prasekolah? dukungan dan perhatian selektif dan
Hospitalisasi merupakan suatu terfokus pada rangsangan yang tidak
keadaan kritis pada anak, saat anak sakit menambah kecemasan.Kecemasan sedang
dan dirawat di Rumah Sakit. Keadaan ini secara emosional menimbulkan tingkah
dapat terjadi salah satunya disebabkan laku tidak sadar, mudah tersinggung,
oleh kecemasan pada anak yang mudah lupa, banyak pertimbangan,
menyebabkan perubahan fisiologis dan menangis dan marah, menggunakan
psikologis, jika anak tidak mampu berbagai macam mekanisme koping untuk
beradaptasi terhadap perubahan tersebut. mengatasi kecemasan.
Dampak jangka pendek dari kecemasan Kecemasan Berat
dan ketakutan yang yang tidak segera Kecemasan berat sangat mengurangi
ditangani akan membuat anak melakukan persepsi, seseorang individu cenderung
penolakan terhadap tindakan perawatan untuk memusatkan pada sesuatu yang rinci
dan pengobatan yang diberikan sehingga dan spesifik serta tidak dapat berpikir
berpengaruh terhadap lamanya hari rawat, tentang hal lain.Tanda–tanda kecemasan
memperberat kondisi anak dan bahkan berat berupa perasaan terancam, ketegangan
dapat menyebabkan kematian pada otot berlebihan, perubahan pernafasan,
anak(Saputro, &Fazrin, 2017). perubahan gastrointestinal (mual, muntah,
Cemas adalah suatukeadaan patologik rasa terbakar pada ulu hati, sendawa,
yang ditandai oleh perasaan ketakutan anoreksia dan diare).
disertai tanda somatik pertanda sistem saraf Kecemasan Panik
otonomyang hiperaktif. Dibedakan dari rasa Tingkat panik dari suatu cemas
takut yang merupakan respon terhadapsuatu berhubungan dengan ketakutan, dan
penyebab yang jelas (Kaplan, Saddock, & teror.Orang yang mengalami panik tidak
Grabb, 2010). mampu melakukan sesuatu walaupun
Menurut Stuard & Sundeen (2006) dengan pengarahan, karena kehilangan
faktor predisposisi kecemasan timbul kendali. Ketika panik, terjadi peningkatan
karena adanya perasaan sakit dan tidak aktivitas motorik,menurunnya kemampuan
adanya penerimaan terhadap kondisi yang berhubungan dengan orang lain, persepsi
ada, kecemasantimbul karena yang menyimpang dan kehilangan
ketidakmampuan dari seseorang mencapai pemikiran yang rasional. Tidak dapat
keinginan. Tingkat kecemasan ada empat belajar memecah masalah, membuat
yaitu: ringan, sedang, berat, dan panik keputusan dan membuat tujuan yang
(Kaplan, Saddock, & Grabb, 2010)

103
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

realistis, juga tidak dapat berespon terhadap atau pola gambar, sehingga terciptalah
perintah. sebuah kreasi seni(Olivia, 2013).
Dampak kecemasan Dampak Ada banyak manfaat mewarnai
kecemasan yang bisa terjadi pada gambar bagi anak, antara lain: melatih anak
anakprasekolah sepertimenarik diri, mengenal aneka warna dan nama-nama
menangis, tidak mau berpisah dengan orang warna, menstimulasi daya imajinasi dan
tua, tingkah laku protes serta lebih peka lagi kreativitas, melatih mengenal objek yang
dan pasif seperti menolak makan dan akan diwarnai, melatih anak untuk
menolak tindakan invasif yang diberikan membuat target, melatih anak mengenal
perawat sehingga akan memperlambat garis batas, melatih keterampilan motorik
proses penyembuhan anak (Hidayat, 2012). halus anak sebagai salah satu sarana untuk
Salah satu upaya yang dapat mempersiapkan kemampuan menulis,
dilakukan untuk menurunkan kecemasan melatih kemampuan koordinasi antar mata
adalah melalui kegiatan terapi bermain. dan tangan. Mulai dari berbagai cara yang
Bermain merupakan salah satu alat tepat menggenggam krayon hingga
komunikasi yang natural bagi anak-anak. memilih warna dan menajamkan krayon
Bermain merupakan dasar pendidikan sebagai terapi permainan kreatif yang
dan aplikasi terapeutik yang merupakan metode penyuluhan kesehatan
membutuhkan pengembangan pada untuk merubah prilaku anak selama
pendidikan anak usia dini (Tekin and dirumah sakit(Olivia, 2013).
Sezer, 2010).
Salah satu fungsi bermain adalah METODE PENELITIAN
sebagaiterapi dimana dengan melakukan Rancangan penelitian ini
permainananak akan terlepas dari menggunakan praeksperimen yang
ketegangan dan stressyang dialaminya. bertujuan melihat pengaruh antara
Melalui kegiatan bermain,anak dapat pemberian terapi bermain terhadap tingkat
mengalihkan rasa sakitnya kecemasan anak usia prasekolah.Peneliti
padapermainannya (distraksi) dan relaksasi menggunakan rancangan one group pre test
melaluikesenangannya – pst test design. Peneliti melakukan
melakukanpermainan tersebut. perlakuan pada satu kelompok, sebelum
Terapi bermain dapat membuat diberikan perlakuan, responden di observasi
anak-anak melepaskan perasaan marah, terlebih dahulu, sebagai pre test. Lalu
sedih, atau rasa cemas yang sebelumnya setelah perlakuan, responden di observasi
terasa sulit bagi anak untuk kembali sebagai post test.
mengekspresikan perasaan tersebut. Anak Metode pengumpulan data yang
kemungkinan mengalami kesulitan digunakan yaitu observasi. Observasi
mengekspresikan perasaan karena intensitas merupakan cara melakukan pengumpulan
trauma yang dialami, atau karena data penelitian untuk mencari perubahan
kurangnya sistem pendukung yang akan atau hal-hal yang akan diteliti. Penelitian ini
memungkinkan anak untuk menggunakan teknik purposive sampling,
mengekspresikan perasaannya. Hasil akhir dengan kriteria inklusi (1). Pasien anak usia
dari kegiatan terapi bermain memberikan prasekolah (3-6 tahun), (2). Anak usia
perasaan lega bagi anak (Kaduson, and prasekolah yang didampingi orang tua atau
Schaefer, 2006). keluarga. (3). Anak usia prasekolah yang
Mewarnai gambar merupakan suatu mau diajak bermain, (4). Anak usia
bentuk kegiatan kreativitas, dimana anak prasekolah dengan kondisi fisik yang stabil.
diajak untuk memberikan satu atau Penelitian ini dilakukan di ruang paviliun
beberapa goresan warna pada suatu bentuk

104
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

anak RSPAD Gatot Soebroto pada bulan Uji statistik yang digunakan
April hingga Juni 2019. disesuaikan dengan hasil uji normalitas
Cara pengambilan data untuk variabel data, apabila data berdistribusi normal,
tingkat kecemasan dengan prosedur sebagai maka statistik yang digunakan adalah uji t-
berikut: test. Apabila data tidak berdistribusi normal
1. Peneliti memilih responden di ruang statistik yang digunakan adalah uji Mann
perawatan anak, dengan mengadakan whitney testdengan kemaknaan 95% (α =
pendekatan pada calon responden,
kemudian memberikan penjelasan 0,05).
kepada orang tua tentang tujuan, manfaat
penelitian. Jika orang tua responden HASIL DAN PEMBAHASAN
bersedia maka orang tuaresponden akan 1. Karakteristik responden berdasarkan
menandatanganilembar persetujuan jenis kelamin dan usia
responden.
2. Setelah orang tua responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi
menandatangani lembar persetujuan, berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
maka peneliti meminta orang tua anak Usia Prasekolah Yang diRawat di
responden untuk mulai mengisilembaran Paviliun Anak Tahun 2019
kuesioner sebelum terapi bermain
mewarnai dilakukan. Hasil pengisian ini
dinilai sebagi data pre test. Variabel N %
3. Kemudian anak diberikan terapi bermain Jenis Kelamin
mewarnai sesuai standar operasional - Laki-laki 19 54,3
prosedur (SOP). - Perempuan 16 25,7
4. Setelah dilakukan terapi bermain
mewarnai sesuai standar operasional Usia anak
prosedur, orang tua responden di minta - 3 tahun 5 14,3
kembali untuk mengisi lembaran - 4 tahun 12 34,3
kuesioner sebagai hasil data post test. - 5 tahun 10 28,6
5. Setelah seluruh pertanyaan dijawab oleh
orang tua responden secara lengkap - 6 tahun 8 22,8
kemudian lembaran kuisioner pretest
dan posttest diberikan kepada peneliti Berdasarkan tabel1 diatas
untuk dilakukan pengecekan dan didapatkan bahwa 54,3% anak dengan
perhitungan. jenis kelamin laki-laki. Dan usia 4 tahun
Instrumen yang digunakan dalam yang paling banyak mengikuti kegiatan
penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri terapi bermain ini yakni sebanyak 34,3
dari 15 pertanyaan, pertanyaan berupa %.
informasi orang tua yang benar mengenai
anaknya. Nilai kuesioner respon tidak patuh 2. Tingkat kecemasan anak sebelum
diberikan nilai 1, kadang-kadang nilai 2, dan setelah Terapi Aktivitas
sering nilai 3, dan selalu nilai 4. Kuesioner Mewarnai
sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
Peneliti melakukan uji validitas dengan Kecemasan Anak Usia Prasekolah
membagikan kuesioner pada 20 orang tua Sebelum dan Sesudah diberikan
yang bukan termasuk responden. Hasil uji Terapi Aktivitas Bermain Mewarnai
validitas semua item pertanyaaan Gambar.
dinyatakan valid. Sedangkan hasil uji
reabilitas diketahui angka cronbach’s alpha Tingkat Pre Test Post Test
adalah sebesar 0.936 (≥ 0,80). Hal ini Kecemasan n % n %
menunjukkan bahwa data sudah sangat
Ringan 0 0 7 20
reabilitas.
Sedang 6 17,1 28 80
Berat 29 82,9 0 0

105
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

yang diberikan petugas kesehatan terhadap


Berdasarkan tabel 2 menunjukkan kecemasan hospitalisasianak, dengan
bahwa responden di paviliun anak di memaparkan ada tidaknya perbedaan nilai
RSPAD hampir mengalami kecemasan sebelum dan sesudah mendapatkan
berat sebanyak 29 anak (82.9 %) sebelum intervensi.
diberikan terapi bermain.Sesudah diberikan
terapi bermain menunjukkan sebanyak 28 Tabel 3. Distribusi frekuensi Pengaruh
anak (80%) mengalami kecemasan sedang. Pemberian Terapi Bermain Terhadap
Menurut (Utami, 2014) terdapat PenurunanTingkat Kecemasan Pada Anak
beberapa faktor yang dapat menimbulkan Usia Prasekolah Yang diRawat di Paviliun
Anak Tahun 2019
stres ketika anak mengalami hospitalisasi
seperti lingkungan rumah sakit, berpisah Tingkat Mean Uji T P
dengan orang terdekat, kehilangan kendali Kecemasan value
dan cedera tubuh dan nyeri. Pre test 2,83 20,58 0,00
Bermain dapat meningkatkan daya Post test 1,80
pikir anak untuk mendayagunakan aspek
emosional, sosial serta fisiknya serta dapat Pada tabel 3 menunjukkan
meningkatkan kemampuan fisik, perbedaan rata-rata kecemasan sebelum dan
pengalaman, dan pengetahuan serta sesudah terapi bermain. Setelah dilakukan
keseimbangan mental anak(Adriana, 2011). uji t didapatkan nilai t hitung sebesar 20,58,
Terapi bermain merupakan terapi yang lebih besar dibanding t tabeldengan nilai p
diberikan dan digunakan anak untuk 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
menghadapi ketakutan, kecemasan dan pengaruh pemberian terapi bermain
mengenal lingkungan perawatan dan terhadap tingkat kecemasan anak.
prosedur yang dilakukan serta staf rumah Hasil penelitian ini didukung oleh
sakit yang ada(Wong, 2009). beberapa penelitian lainnya diantaranya
Bermain pada anak di rumah sakit berdasarkan hasil penelitian (Arifin and
menjadi media bagi anak untuk Udiyani, 2019)menunjukkan bahwa ada
mengekspresikan perasaan tanpa kata-kata, perbedaan efektifitas terapi menggambar
dimana bermain mewarnai gambar dan mewarnai gambar terhadap penurunan
membuat seseorang secara tidak sadar telah kecemasan pada anak usia pra sekolah di
mengekspresikan rasa sedih, tertekan, stres Rumah Sakit RSUD dr. H. Andi
dan membuat kembali merasa Abdurrahman Noor. Sejalan dengan
bahagia(Aizah and Wati, 2014). Hal ini penelitian (Suryanti, Sodikin, and
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yulistiani, 2012)yang membuktikan
oleh Li, Chung, Ho, dan Kwok(2016) terdapat perbedaan antara tingkat
menekankan pentingnya terapi bermain di kecemasan yang dialami anak sebelum
rumah sakit untuk memberikan perawatan dilakukan terapi bermain (mewarnai dan
yang holistik dan berkualitas dalam upaya origami) dan sesudah dilakukan terapi
untuk meringankan beban psikologis anak- bermain (mewarnai dan origami).
anak yang dirawat di rumah sakit. Selain dapat menurunkan
kecemasan, terapi bermain dapat juga
3. Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas sebagai upaya dalam penerapan atraumatic
Bermain terhadap Penurunan
Kecemasan Anak usia prasekolah care sesuai dengan penelitianBreving,
Ismanto, dan Onibala, (2015)yang
Hasil analisa bivariat pada menunjukkan adanya pengaruh penerapan
penelitian ini menjelaskan ada tidaknya atraumatic care terhadap respon kecemasan
pengaruh terapi bermain mewarnai gambar anak. Penerapan atraumatic care yang

106
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

dilakukan pada penelitian ini adalah SIMPULAN


pemberian mainan pada responden anak Penelitian ini dapat disimpulkan:
sebelum dilakukan pemasangan infus dan Tingkat kecemasan pada anak usia
diberikan kompres es batu. prasekolah yang mengalami hospitalisasi
Anak memiliki kebutuhan sebelum diberikan terapi bermain mewarnai
emosional seperti dicintai, dihargai, dan gambar di ruang paviliun anak RSPAD
merasa aman. Pada usia prasekolah, anak- sebagian besar tergolong kecemasan berat
anak belajar menguasai dan yaitu sebanyak 29 anak (82.9 %). Tingkat
mengekspresikan emosi. Pada tahapan ini kecemasan pada anak usia prasekolah yang
anak memerlukan pengalaman pengaturan mengalami hospitalisasi sesudah diberikan
emosi, seperti mengontrol dan terapi bermain di ruang pviliun anak di
mengarahkan ekspresi emosional serta RSPAD sebagian besar tergolong
menjaga perilaku saat munculnya emosi- kecemasan sedang 28 anak (80%). Terdapat
emosi yang kuat. pengaruh pemberian terapi bermain
Terdapat 4 (empat) gangguan emosi terhadap tingkat kecemasan pada anak usia
pada anak yaitu; ketidakmampuan untuk prasekolah di ruang paviliun anak di
menunjukkan tingkah laku yang tepat RSPAD).
dalam situasi tertentu, ketidakmampuan
untuk membangun hubngan pertemanan SARAN
dengan teman sebaya, mudah merasa Disarankan kepada Instansi RS dapat
depresi atau cemas hanya karena alasan- meningkatkan pengetahuan perawat tentang
alasan kecil, dan memiliki gangguan gejala pentingnya terapi bermain sebagai salah
tertentu menghadapi masalah seperti sakit satu intervensi dalam memberikan asuhan
perut ketika disuruh maju ke depan kelas, keperawatan untuk membantu menurunkan
takut dengan orang berkumis, dan kecemasan khususnya anak usia prasekolah
sebagainya(Muthmainnah, 2017). yang mengalami hospitalisasi.
Bermain memungkinkan anak
terlepas dari ketegangan dan stres yang DAFTAR PUSTAKA
dialami anak selama hospitalisasi(Supartini, Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan
2012). Terapi bermain merupakan suatu terapi bermain pada anak. Jakarta:
proses penyembuhan dengan metode Salemba Medika.
bermain yang digunakan pada anak yang Aizah, S., & Wati, S. E. (2014). Upaya
mempunyai masalah emosi, terutama anak Menurunkan Tingkat Stres
usia prasekolah dengan tujuan mengubah Hospitalisasi Dengan Aktifitas
tingkah laku anak yang tidak sesuai Mewarnai Gambar pada Anak Usia 4-
menjadi tingkah laku yang diharapkan. 6 Tahun di Ruang Anggrek RSUD
Pelaksanaan terapi bermain sudah sesuai Gambiran Kediri. Ejornal Kedokteran
dengan prinsip terapi bermain bagi anak di Universitas Airlangga, 25(1), 6–10.
rumah sakit yaitu permainan yang tidak Retrieved from
boleh bertentangan dengan pengobatan http://lp2m.unpkediri.ac.id/jurnal/page
yang sedang dijalankan pada anak, s/efektor/Nomor25/Hal 6-10.
permainan yang tidak membutuhkan energi, Penelitian hospitalisasi Siti Aiz.pdf
singkat dan sederhana, permainan yang Arifin, R.F. Udiyani, R. R. R. (2019).
harus mempertimbangkan keamanan anak Efektifitas terapi menggambar dan
(Karsi, 2013 dalam Kaluas, Ismanto, and mewarnai gambar terhadap kecemasan
Kundre, 2015). hospitalisasi usia prasekolah. Jurnal
Darul Azhar, 6(1), 53–58.
Breving, RM. Ismanto, AY. Onibala, F.

107
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.289
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

(2015). Pengaruh penerapan Muthmainnah, -. (2017). Peranan Terapi


atraumatic care terhadap respon Menggambar Sebagai Katarsis Emosi
kecemasan anak yang mengalami Anak. Jurnal Pendidikan Anak, 4(1),
hospitalisasi di RSU Pancaran Kasih 524–529.
GMIM Manado dan RSUP Prof. DR. https://doi.org/10.21831/jpa.v4i1.1233
R. D. Kandou Manado. EJournal 8
Keperawatan (e-Kp), 3(2), 1–9. Olivia, F. (2013). Gembira bermain corat
Dayani, NE. Budiarti, LY. Lestari, D. coret. Jakarta: Kompas Gramedia.
(2015). Terapi bermain Clay terhadap Saputro, H. Fazrin, I. (2017). Anak sakit
kecemasan pada anak usia prasekolah wajib bermain di Rumah Sakit:
(3-6 tahun) yang menjalani Penerapann terapi bermain anak sakit,
hospitalisasi di RSUD Banjarbaru. proses, manfaat dan pelaksanaannya.
Dunia Keperawatan Jurnal Jakarta: Forum Ilmiah Kesehatan
Keperawatan Dan Kesehatan, 3(2), 1– (FORIKES).
15. Supartini, Y. (2012). Konsep dasar
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: EGC.
keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Suryanti,S. Sodikin,S. Yulistiani, M.
Medika. (2012). Pengaruh terapi bermain
Kaduson, H.G., & Schaefer, C. E. (2006). mewarnai dan origami terhadap tingkat
Short-term play therapy for children. kecemasan sebagai efek hospitalisasi
2nd Ed. Retrieved from pada anak usia pra sekolah di RSUD
https://books.google.co.id/books?hl=id dr. R. Goetheng Tarunadibrata
&lr=&id=w- Purbalingga. Jurnal Kesehatan
aJ5zYoAcQC&oi=fnd&pg=PA3&dq= Samodra Ilmu, 3(2), 71–80.
therapy+play+interventions&ots=yxza Tekin, G., & Sezer, Ö. (2010).
nMRjyh&sig=x0njJ- Applicability of play therapy in
UD7wp8WyB7s9MEtw8nPy8&redir_ Turkish early childhood education
esc=y#v=onepage&q=therapy play system: Today and future. Procedia -
interventions&f=false Social and Behavioral Sciences, 5, 50–
Kaluas, I. Ismanto, A.Y. & Kundre, R. M. 54.
(2015). Perbedaan terapi bermain https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.0
puzzle dan bercerita terhadap 7.049
kecemasan anak usia prasekolah (3-5 Unicef. (2012). Progress for children a
tahun) selama hospitalisasi di ruang world fit for children statistical review.
anak RS TK. III R.W. Mongisidi Retrieved from
Manado. EJournal Keperawatan (e- https://www.unicef.org/progressforchil
Kp), 3(2), 1–8. dren/2007n6/files/Progress_for_Childr
Kaplan, HI; Saddock, BJ; Grabb, J. (2010). en_-_No._6.pdf
Sinopsis psikiatri: Ilmu pengetahuan Utami, Y. (2014). Dampak Hospitalisasi
perilaku psikiatri klinis. Tangerang: Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
Bina Rupa Aksara. Ilmiah WIDYA, 9(2), 9–20. Retrieved
Li, W. H. C., Chung, J. O. K., Ho, K. Y., & from
Kwok, B. M. C. (2016). Play http://digilib.mercubuana.ac.id/manage
interventions to reduce anxiety and r/t%21@file_artikel_abstrak/Isi_Artik
negative emotions in hospitalized el_891255124583.pdf
children. BMC Pediatrics, 16(1), 1–9. Wong, D. (2009). Buku ajar keperawatan
https://doi.org/10.1186/s12887-016- pediatrik. Jakarta: EGC.
0570-5

108

You might also like