You are on page 1of 14

Jurnal Vokasi Teknik Otomotif

Volume III Nomor 02 September 2021 Hal. 116 - 129


p-ISSN: 2684-8376

PENINGKATAN KEAKTIFAN, KEMAMPUAN KOMUNIKASI, DAN HASIL


BELAJAR MATA PELAJARAN KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
PADA KELAS X TKJ SMK NEGERI 2 BLITAR

Theresia Dewi Sulistyorini


Guru Teknik Komputer & Jaringan SMK Negeri 2 Blitar
e-mail: devdankafi@gmail.com

(Received: 18-04-2020; Reviewed: 26-04-2021; Revised: 21-06-2021; Accepted: 31-07-2021; Published: 30-09-2021)

©2017 –EST Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Ini adalah artikel dengan akses terbuka
dibawah licenci DOI - RJI (http://doi.relawanjurnal.id/index.html). Publikasi Pendidikan is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

ABSTRACT

This study aims to determine the improvement of communication skills, activity and
learning outcomes in Basic Computer and Network subjects through the application of
the Think Talk Write (TTW) type cooperative learning model in class X Computer and
Network Engineering students at SMK Negeri 2 Blitar in the 2019/2020 academic year.
The type of research conducted is classroom action research using the Kemmis &
Taggart spiral model with four research components, namely planning (plan), action
(act), observation (observe), and reflection (reflect). The subjects in this study were
students of class X Computer and Network Engineering (X TKJ) at SMK Negeri 2 Blitar
for the 2019/2020 academic year, totaling 35 students consisting of 7 males and 25
females. In this study, the data were obtained using three data collection techniques,
namely observation, learning outcomes tests, and documentation. The data obtained from
observations during learning activities and learning outcomes tests at the end of each
cycle, which are then processed and analyzed quantitatively descriptively. The indicator
of the success of this class action is if the activeness and communication skills and
learning outcomes of students through the application of a think talk write type of
cooperative learning model in Computer and Basic Network subjects for class X TKJ
SMK classically complete at least 75%.
Based on the results of action research to prove how much influence the
application of the Think Talk Write (TTW) learning model has on the subject of Network
Computer Engineering Class X TKJ SMKN 2 Blitar Odd Semester for the 2019/2020
Academic Year that has been carried out, it can be concluded that 1) There is an increase
in the achievement of activity indicators students in each cycle with an average
percentage of the first cycle of 67.41%, an increase of 11.63% in the second cycle to
78.78%. 2) There was an increase in the achievement of students' communication skills
indicators in each cycle with an average percentage of the first cycle of 76.67%, an
increase of 5% in the second cycle to 81.67%. 3) There was an increase in the percentage
of mastery learning outcomes from the pre-action knowledge aspect by 34.29% to
48.57% in the first cycle and increased to 82.86% in the second cycle, while the skill
aspect from the pre-action was 45.71% to 62 ,86% in the first cycle rose again to 94.29%
in the second cycle.
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

Keywords: activeness, communication skills, learning outcomes, basic computers and


networks, think talk write

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi,


keaktivan dan hasil belajar pada mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada peserta
didik kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran
2019/2020.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action
research) menggunakan model spiral Kemmis & Taggart dengan empat komponen
penelitian, yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi
(reflect). Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X Teknik Komputer dan
Jaringan (X TKJ) SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 35
peserta didik terdiri dari 7 laki-laki dan 25 perempuan. Dalam penelitian ini data-data
diperoleh menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu pengamatan, tes hasil
belajar, dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama
kegiatan pembelajaran dan tes hasil belajar di tiap akhir siklus, yang selanjutnya diolah
dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan tindakan kelas ini jika
keaktifan dan kemampuan komunikasi serta hasil belajar peserta didik melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write pada mata pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar kelas X TKJ SMK tuntas secara klasikal minimal 75%.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan untuk membuktikan seberapa pengaruh
penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada mata pelajaran Teknik
Komputer Jaringan Kelas X TKJ SMKN 2 Blitar Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2019/2020 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa 1)Terjadi peningkatan
capaian indikator keaktifan peserta didik di setiap siklus dengan ata-rata persentase
siklus I sebesar 67,41%, meningkat sebesar 11,63% pada siklus II menjadi 78,78%.
2)Terjadi peningkatan capaian indikator kemampuan komunikasi peserta didik di setiap
siklus dengan rata-rata persentase siklus I sebesar 76,67%, meningkat sebesar 5% pada
siklus II menjadi 81,67%. 3)Terjadi peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar
aspek pengetahuan dari pra tindakan sebesar 34,29% menjadi 48,57% di siklus I dan
naik menjadi 82,86% pada siklus II, sedangkan aspek keterampilan dari pra tindakan
sebesar 45,71% menjadi 62,86% pada siklus I naik kembali sebesar menjadi 94,29%
pada siklus II.

Kata Kunci : keaktifan, kemampuan komunikasi, hasil belajar, komputer dan jaringan
dasar, think talk write

PENDAHULUAN dari sistem pendidikan yang mempersiapkan


seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu
Perkembangan zaman menuntut kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan
pembinaan sumber daya manusia yang daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.
berkualitas. Daya saing Indonesia dalam Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20
menghadapi persaingan antar negara maupun Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan
perdagangan bebas sangat ditentukan oleh merupakan pendidikan menengah yang
outcome dari pembinaan SDM-nya. Salah satu mempersiapkan peserta didik terutama untuk
upaya negara dalam pemenuhan SDM level bekerja dalam bidang tertentu.
menengah yang berkualitas adalah pembinaan Salah satu mata pelajaran yang diberikan
pendidikan kejuruan. Rumusan arti pendidikan kepada peserta didik kompetensi keahlian TKJ
kejuruan sangat bervariasi. Menurut Rupert adalah Komputer dan Jaringan Dasar sesuai
Evans (1978), pendidikan kejuruan adalah bagian dengan kurikulum 2013 revisi tahun 2018 yang
DOI 10.37340, p-ISSN: 2684-8376 Volume III Nomor 02 - September 2021 hal. 116 - 129

digunakan di SMK Negeri 2 Blitar. Mata didik lain dalam kelompoknya kurang
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar wajib berpartisipasi pada presentasi. Selain itu, dalam
ditempuh oleh peserta didik kelas sepuluh (X) kegiatan presentasi masih banyak peserta didik
dengan memenuhi standar Kriteria Ketuntasan yang membaca hasil pencarian materi, bukan
Minimum (KKM) 75 pada semester ganjil dan menjelaskan poin-poin inti materi setelah mereka
genap. Berdasarkan observasi yang dilakukan memahami materi.
peneliti selama melaksanakan pembelajaran mata Masalah lain yang ditemukan adalah jam
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar pada pelajaran mata pelajaran ini yang secara
peserta didik kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar keseluruhan adalah 5 jam pelajaran dibagi
Tahun Pelajaran 2019/2020, peneliti menemui menjadi dua kali pertemuan dalam satu minggu
beberapa permasalah dalam proses pembelajaran. bukannya dijadikan satu hari, hal ini tentunya
Ketika guru memberikan kesempatan membuat waktu pembelajaran kurang karena
bertanya, tidak banyak peserta didik yang peserta didik harus melakukan praktik yang
bertanya. Dan ketika peneliti memberikan membutuhkan banyak waktu. Masalah lain
pertanyaan peserta didik menunggu untuk adalah mata pelajaran ini berada pada jam-jam
ditunjuk peneliti sebelum menjawab. Tidak akhir yaitu jam ke sembilan sampai jam
semua peserta didik yang ditunjuk dapat kesebelas. Peserta didik sudah merasa lelah
menjawab pertanyaan peneliti dengan baik dan setelah seharian melaksanakan kegiatan.
benar. Terkadang peserta didik menyahut ketika Semangat peserta didik yang melemah pada saat
peneliti menjelaskan atau ada teman yang sore hari mengurangi keaktivan peserta didik
menjawab pertanyaan tanpa permisi terlebih dalam kegiatan pembelajaran.
dahulu, sehingga kelas terasa kurang kondusif. Dari observasi hasil belajar mata pelajaran
Ketika peserta didik diberi tugas untuk Komputer dan Jaringan Dasar adalah mata
mencari materi di buku atau internet supaya pelajaran penting dalam jurusan TKJ karena
semua dapat aktif mencari materi dan materi yang diajarkan adalah dasar-dasar
mengembangkan pengetahuannya. Namun komputer dan jaringan lokal yang kemudian
perserta didik belum memanfaatkan kesempatan dikembangkan lagi dalam mata pelajaran lain.
untuk mencari materi belajar dan mempelajari Dilihat dari hasil Ujian Tengah Semester (UTS)
materi tersebut secara maksimal. Hampir semua semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020
peserta didik melakukan copy-paste materi untuk mata pelajaran Komputer dan Jaringan
secara langsung dari internet tanpa membaca Dasar, terdapat 12 dari 35 peserta didik yang
atau mempelajari inti materi terlebih dahulu. memperoleh nilai mencapai KKM yang
Sehingga ketika akan diadakan uji kompetensi ditentukan dengan persentase ketuntasan klasikal
dasar, peserta didik mengeluh bahwa materi sebesar 34,29%, sedangkan 23 peserta didik
belum diajarkan atau tidak jelas karena materi lainnya belum mencapai KKM dan dinyatakan
tidak berasal langsung dari guru. belum tuntas.
Pada kesempatan tertentu juga Dilihat dari masalah-masalah tersebut di
menerapkan pola belajar kelompok yang atas, terdapat beberapa hal yang harus
bertujuan agar peserta didik dapat lebih aktif ditingkatkan dalam proses pembelajaran mata
dalam kegiatan pembelajaran. Setelah peneliti pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar, yaitu
memberikan tugas atau materi untuk penggunaan sumber belajar yang harus lebih
didiskusikan dalam kelompok, peserta didik bervariasi, keaktivan peserta didik, kemauan
berkumpul sesuai kelompok. Salah satu peserta bekerja sama, kemampuan komunikasi, serta jam
didik di dalam kelompok mencari materi di pelajaran di sore hari. Masalah-masalah tersebut
internet dan selanjutnya menuliskan hasil berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
pencarian pada buku atau lembar jawab tugas. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas,
Pada penerapannya, peserta didik tidak maka peneliti merasa perlu menerapkan model
melaksanakan proses diskusi sama sekali dalam pembelajaran kooperatif yang dapat mendorong
kelompoknya, dengan kata lain peserta didik keaktifan, kemampuan komunikasi, dan hasil
yang melakukan pencarian materi menimba ilmu belajar peserta didik kelas X Teknik Komputer
baru, namun teman-temannya tidak mendapat dan Jaringan SMK Negeri 2 Blitar Tahun
ilmu tersebut. Ini dibuktikan dengan kegiatan Pelajaran 2019/2020.
presentasi setelah diskusi di mana hanya ada satu Peneliti akan berupaya menggunakan
peserta didik yang dapat menjelaskan hasil model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk
pencarian materi dengan baik, sedangkan peserta Write (TTW) karena permasalahan di atas sesuai
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

dengan karakteristik yang ada. Model memperhatikan demonstrasi.


pembelajaran ini belum pernah dilakukan dalam 2) Oral activities, seperti menyatakan
kegiatan pembelajaran di kelas X TKJ SMK pendapat, bertanya, dan berdiskusi.
Negeri 2 Blitar pada mata pelajaran Komputer 3) Listening activities, seperti mendengarkan
dan Jaringan Dasar. Pada model ini peserta didik uraian, mendengarkan percakapan, dan
aktif mencari dan mencatat informasi dari mendengarkan musik.
beberapa sumber belajar secara individu 4) Writing activities, seperti menulis
kemudian berdiskusi dengan anggota karangan, merangkum, menyusun laporan,
kelompoknya dan secara bersama-sama dan lain-lain.
menganalisis semua informasi, selanjutnya 5) Drawing activities, seperti melukis,
dirangkum dan ditulis sebagai catatan sebelum mewarnai, menggambar grafik, diagram,
akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Dalam peta, dan lain-lain.
model pembelajaran ini peserta didik 6) Motor activities, seperti melakukan
melaksanakan pola belajar sendiri dan juga pola percobaan, membuat konstruksi,
belajar kelompok. Model pembelajaran ini dapat melaksanakan praktik lapangan, dan lain-
membantu peserta didik untuk aktif dalam proses lain.
pembelajaran dan meningkatkan komunikasi 7) Mental activities, seperti mengingat,
dalam diskusi kelompok dan presentasi. menjawab pertanyaan, menganalisis,
Berdasarkan latar belakang permasalahan mengambil keputusan, dan lain-lain.
di atas, penelitian ini bertujuan untuk 8) Emotional activities, adalah perasaan yang
meningkatkan keaktifan, kemampuan dirasakan ketika menaruh minat, merasa
komunikasi dan hasil belajar peserta didik kelas bosan, bersemangat, berani, tenang,
X TKJ SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran gugup, dan lain-lain.
2019/2020 pada mata pelajaran Komputer dan Pembelajaran aktif lebih menekankan pada
Jaringan Dasar melalui penerapan model pendekatan pembelajaran yang mengaktikan
pembelajaran Think Talk Write. peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif dapat diwujudkan dalam
metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran
KAJIAN TEORI kolaboratif, pembelajaran berbasis masalah, dan
pembelajaran berbasis proyek. Panduan
Keaktifan Belajar Peserta Didik pembelajaran model Active Learning in School
Keaktifan peserta didik merupakan salah (ALiS) menyebutkan ciri-ciri suatu pembelajaran
satu indikator keberhasilan suatu pembelajaran, dikatakan aktif (Uno dan Mohamad, 2015: 75 -
hal ini didukung oleh pendapat Mulyasa (dalam 76) sebagai berikut:
Santoso dan Rokhayati, 2007: 274) yang a) Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
menyatakan bahwa kualitas pembelajaran dilihat b) Pembelajaran terkait dengan kehidupan
dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, nyata.
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas c) Pembelajaran mampu mendorong peserta
jika seluruhnya atau sebagian besar peserta didik didik untuk berpikir tingkat tinggi.
terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun d) Pembelajaran mampu mengakomodasi
sosial, menunjukkan kegairahan dan semangat gaya belajar peserta didik yang berbeda-
belajar yang tinggi, serta rasa percaya pada diri beda.
sendiri. Dari segi hasil, proses pembelajaran e) Pembelajaran mendorong terjadinya
dikatakan berhasil jika peserta didik mengalami interaksi multiarah antara peserta didik
perubahan tingkah laku yang positif. dengan guru.
Berbagai jenis aktivitas dapat dilakukan f) Pembelajaran menjadikan lingkungan
peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar sebagai media dan sumber belajar.
kelas. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, g) Pembelajaran berpusat pada anak.
2012:101) membuat daftar yang berisi 177 h) Penataan lingkungan pembelajaran yang
macam kegiatan peserta didik yang kemudian memudahkan peserta didik melakukan
digolongkan menjadi delapan jenis aktivitas kegiatan belajar.
belajar. Kedelapan jenis aktivitas dalam belajar, i) Guru melakukan pemantauan terhadap
yaitu sebagai berikut: proses belajar peserta didik.
1) Visual activities, seperti membaca, j) Guru memberikan umpan balik terhadap
mengamati gambar dan video, dan hasil kerja anak.
DOI 10.37340, p-ISSN: 2684-8376 Volume III Nomor 02 - September 2021 hal. 116 - 129

Peserta didik dan guru memiliki peranan yang Keaktifan peserta didik dalam proses
besar dalam membangun pembelajaran yang pembelajaran sangatlah penting. Peserta didik
aktif. Tugas utama guru dalam suatu yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran adalah mengkondisikan pembelajaran membuat proses pembelajaran di
lingkungan yang menunjang perubahan perilaku kelas menjadi lebih bermakna. Peserta didik
peserta didik. Proses pembelajaran perlu merasakan sendiri proses pembelajaran tersebut
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal sehingga akan dapat mengembangkan
ini menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam kemampuan dan potensi dalam diri mereka.
menciptakan lingkungan yang kondusif (Umi Dengan demikian, guru dituntut untuk mampu
Rochayati, dkk, 2014:110). menumbuhkan keaktivan peserta didik dalam
Guru menerapkan pembelajaran yang proses pembelajaran sehingga tujuan dari proses
menekankan keaktivan peserta didik baik secara pembelajaran tercapai dengan baik.
fisik, mental, intelektual, dan emosional yang Gagne dan Briggs menyebutkan sembilan
mampu menghasilkan hasil belajar perpaduan aspek yang dapat dilakukan guru untuk
antara afektif, kognitif, dan psikomotorik. Peran menumbuhkan partisipasi peserta didik (dalam
guru dalam pembelajaran aktif menurut Warsono Yamin, 2007:84), yaitu sebagai berikut:
dan Hariyanto (2013: 9) antara lain adalah: 1) Memberikan motivasi.
a. Menyajikan konsep esensial dari materi 2) Memberikan penjelasan tentang tujuan
ajar. instruksional (kemampuan dasar).
b. Mengajukan masalah atau memberikan 3) Mengingatkan kembali tentang
tugas belajar. kompetensi prasyarat.
c. Memberi kesempatan peserta didik untuk 4) Memberikan stimulus tentang materi yang
bertanya. akan dipelajari. Stimulus dapat berupa
d. Mengusahakan berbagai sumber belajar masalah, topik, maupun konsep.
yang relevan. 5) Menjelaskan petunjuk kepada peserta
e. Mendorong motivasi belajar peserta didik. didik bagaimana cara mempelajarinya.
f. Menggunakan metode yang bervariasi 6) Menciptakan aktivitas dan partisipasi
dalam pembelajaran. peserta didik dalam kegiatan
g. Melaksanakan penilaian dan evaluasi pembelajaran.
keberhasilan program belajar. 7) Memberikan feedback.
Peserta didik yang aktif selama melaksanakan 8) Melakukan penilaian untuk mengukur dan
kegiatan pembelajaran merupakan salah satu memantau kemampuan peserta didik
faktor keberhasilan suatu pembelajaran. dalam bentuk tes.
Keaktivan dalam pelaksanaan kegiatan 9) Memberikan kesimpulan yang dapat
pembelajaran dilihat dari peran peserta didik disampaikan di akhir pembelajaran dari
menurut Warsono dan Hariyanto (2013: 9-10) setiap materi yang dipelajari.
dapat dideskripsikan sebagai berikut. Tingginya aktivitas peserta didik dalam proses
a. Belajar secara individu dan kelompok pembelajaran menunjukan tingginya keinginan
mempelajari dan menerapkan konsep, peserta didik untuk belajar. Keaktivan peserta
prinsip, dan hukum keilmuan. didik berpengaruh pada keberhasilan proses
b. Membentuk kelompok untuk memecahkan pembelajaran serta peningkatan hasil belajar,
masalah (problem solving). pengetahuan, dan keterampilan peserta didik itu
c. Berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas- sendiri. Keaktivan peserta didik dalam proses
tugas yang diberikan guru. pembelajaran dapat berupa visual activities, oral
d. Berani bertanya, berpendapat, dan activities, listening activities, writing activities,
mengungkapkan kritik yang relevan. drawing activities, motor activities, mental
e. Melaksanakan pemikiran tingkat tinggi activities, dan emotional activities.
seperti melakukan analisis, sintesis,
evaluasi, dan prediksi. Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran
f. Bersosialisasi sebagai bentuk interaksi Pembelajaran merupakan sebuah proses
dalam proses pembelajaran. komunikasi yang dilakukan secara sengaja dan
g. Menggunakan berbagai sumber belajar terencana, karena memiliki tujuan yang telah
dan melakukan improvisasi dalam belajar. ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan
h. Berusaha menilai proses dan hasil belajar pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat
diri sendiri walaupun tidak secara formal. sampai dengan baik, maka perlu memperhatikan
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

prinsip-prinsip sebagai berikut; Malcolm c. pesan yang disampaikan dapat menggugah


sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur perhatian atau minat bagi pihak
dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs komunikan
UNY (2006) menyarankan agar pendidik perlu d. pesan dapat menggugah kepentingan
mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan komunikan yang dapat menguntungkan
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : e. pesan dapat menumbuhkan suatu
1. Kesiapan dan motivasi. penghargaan bagi pihak komunikan.
2. Alat Penarik Perhatian Dalam sebuah proses pembelajaran, komunikasi
3. Partisipasi Aktif Peserta didik dikatakan efektif jika pesan yang merupakan
4. Pengulangan materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik
5. Umpan Balik dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan
6. Materi relevan degan peserta didik umpan balik yang positif dari peserta didik.
Komunikasi yang efektif terjadi apabila terdapat Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus
aliran informasi dari dua arah antara didukung dengan keterampilan komunikasi antar
komunikator dengan komunikan dan informasi pribadi yang harus dimiliki oleh seorang
tersebut sama-sama direspon dengan harapan pendidik. Komunikasi antar pribadi merupakan
kedua pelaku komunikasi tersebut komunikasi yang berlangsung secara informal
memahaminya. Ada 5 aspek yang perlu dipahami antara dua orang individu. Komunikasi ini
dalam membangun komunikasi yang efektif, berlangsung dari hati ke hati, karena diantara
yaitu : keduabelah pihak terdapat hubungan saling
1) Komunikasi harus menggunakan bahasa mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan
dan mengemas informasi secara jelas berlangsung efektif apabila pihak yang
sehingga mudah diterima dan dipahami. berkomunikasi menguasai keterampilan
2) Ketepatan atau akurasi ini menyangkut komunikasi antar
penggunaan bahasa yang benar dan Dalam kegiatan belajar mengajar,
kebenaran informasi yang disampaikan. komunikasi antar pribadi merupakan suatu
3) Konteks atau sering disebut dengan keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis
situasi, adalah bahasa dan informasi yang antara pengajar dengan peserta didik.
disampaikan harus sesuai dengan keadaan Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar
dan lingkungan dimana komunikasi itu mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah
terjadi. pihak. Akan tetapi seorang pengajar memiliki
4) Bahasa dan informasi yang akan disajikan tanggung jawab terhadap keefektipan
harus disusun dengan alur atau sistematika berkomunikasi dalam proses pembelajaran.
yang jelas, sehingga pihak yang menerima Keberhasilan pengajar dalam mengemban
informasi cepat tanggap tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh
Komunikasi tidak hanya berhubungan dengan keterampilannya dalam melakukan komunikasi
bahasa saja tetapi perlu memperhatikan ini.
tatakrama dan etika. Artinya dalam Menurut Sokolove & Sadker dikutip oleh
berkomunikasi harus menyesuaikan dengan IGAK Wardani (2005: 53) membagi
budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran
dalam penggunaan bahasa verbal maupun menjadi tiga kelompok, yaitu :
nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan 1. Kemampuan untuk mengungkapkan
persepsi (Endang Lestari, 2003: 35). perasaan peserta didik.
Menurut Joseph A. Devito (1996: 87) Kemampuan yang berkaitan dengan
berkomunikasi efektif berarti bahwa penciptaan iklim yang positif dalam proses
komunikator dan komunikan sama-sama belajar mengajar. Pendidik mampu
memiliki pengertian yang sama tentang suatu memotivasi peserta didik untuk dapat
pesan, atau sering disebut dengan “the mengungkapkan perasaan atau masalah
communication is in tune”. Agar komunikasi yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa
dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat
beberapa syarat : ditumbuhkan oleh pendidik dengan dua
a. menciptakan suasana komunikasi yang cara, yaitu menunjukkan sikap
menguntungkan memperhatikan dan mendengarkan dengan
b. menggunakan bahasa yang mudah aktif. Untuk menumbuhkan iklim
ditangkap dan dimengerti semacam ini,
DOI 10.37340, p-ISSN: 2684-8376 Volume III Nomor 02 - September 2021 hal. 116 - 129

2. Kemampuan menjelaskan perasaan yang meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta


diungkapkan peserta didik. dapat membaca pikiran atau gagasan peserta
Apabila peserta didik telah bebas didik. Jika dalam pembelajaran terjadi
mengungkapkan problem yang komunikasi yang efektif antara pengajar dengan
dihadapinya, selanjutnya tugas pendidik peserta didik, maka dapat dipastikan bahwa
adalah membantu mengklarifikasi pembelajaran tersebut berhasil.
ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk
kepentingan ini, pendidik perlu menguasai Hasil Belajar
dua jenis keterampilan, yaitu Hasil belajar merupakan tingkat
merefleksikan dan mengajukan pertanyaan perkembangan dan perubahan peserta didik
inventori. Pertanyaan inventori adalah setelah proses belajar berlangsung. Proses
pertanyaan yang menyebabkan orang perubahan tersebut dapat mengubah tingkat laku
melacak pikiran, perasaan, dan yang meliputi pengetahuan, sikap dan
perbuatannya sendiri, serta menilai keterampilan, kebiasaan dan kemampuan.
kefektifan dari perbuatan tersebut. Keberhasilan yang diperoleh dari proses
Pertanyaan inventori dapat digolongkan pembelajaran pada jenjanb pendidikan tertenti
menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang dapat dilihat dari penilaian. Berdasarkan teori
menuntut peserta didik untuk Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka
mengungkapkan perasaan dan pikirannya, sturi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu
pertanyaan yang menggiring peserta didik antara lain: ranah kognitif, ranah afektif, dan
untuk mengidentifikasi pola-pola ranah psikomotorik. Kunci pokok utama
perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta
pertanyaan yang menggiring peserta didik didikadalah mengetahui garis besar indikator
untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak
dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya. diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar
menurut Benjamin S. Bloom dengan taxsonomy
Komunikasi dan interaksi didalam kelas of education objectives membagi tujuan
dan diluar kelas sangat menentukan efektivitas pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif,
dan mutu pendidikan. Pendidik mempunyai afektif, psikomotorik (Muhibin Syah, 2011: 39).
peran untuk menjelaskan sedang peserta didik Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
yang bertanya, berbicara dan mendengarkan belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yang terjadi silih berganti, semuanya itu yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
merupakan bagian dari pendidikan yang penting aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
serta berlaku dalam kehidupan. Bertanya pun aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
harus jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan
dan benar pula. Mereka yang pandai sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
belajar dan mendapatkan informasi lebih banyak. organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris
Peserta didik hendaknya diberi motivasi untuk berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
bertanya tentang sesuatu yang belum jelas atau kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)
Dengan demikian pendidik dipacu untuk keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan
senantiasa mengikuti perkembangan dan peserta perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e)
didik memahami semua materi yang dibahas. gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan
Keberhasilan pendidikan salah satu ekspresif dan interpretative.
faktornya tidak lepas dari keberhasilan proses Sebagai indikator hasil belajar, perubahan
pembelajaran. Ketika proses pembelajaran pada tiga ranah tersebut dirumuskan dalam
didukung oleh kemampuan pendidik dalam tujuan pengajaran. Dengan demikian hasil belajar
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dibuktikan dengan nilai baik dalam bentuk
dan berkontribusi serta keterlibatan dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan
pembelajaran. Jika proses pembelajaran sangat yangmenjadi ketentuan suatu proses
menarik maka peserta didik akan merasa senang pembelajaran dianggap berhasil apabila daya
dan merasa perlu mengikuti proses belajar serap tinggi baik secara perorangan maupun
mengajar. Secara tidak langsung pendidik akan kelompok dalam pembelajaran telah mencapai
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

tujuan (Djamaroh, dkk, 2002: 120). Jadi ada dua menuliskannya.


indikator keberhasilan belajar yaitu : Teori belajar penemuan (discovery
a. Daya serap tinggi baik perorangan maupun learning) menegaskan bahwa peserta didik
secara kelompok. belajar bukan untuk sekedar memperoleh atau
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan menerima kumpulan pengetahuan yang ada.
pengajaran atau indikator telahtercapai Teori belajar penemuan lebih menekankan pada
secara perorangan atau kelompok.Suatu peserta didik yang belajar untuk memperoleh
proses belajar mengajar dianggap berhasil kesempatan berpikir dan berpartisipasi dalam
adalah daya serap tinggibaik secara menggali pengetahuan, dengan demikian teori ini
perorangan maupun kelompok dan menitikberatkan pada proses daripada hasil
perilaku yang digariskan dalam tujuan (Kuswari, 2012: 5).
pembelajaran telah dicapai. Teori belajar konstruktivisme menurut
Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh Pieget pengetahuan tidaklah diberikan atau
peningkatan kemampuanpara pendidiknya saja, didapatkan dalam bentuk hasil atau produk jadi
akan tetapi ditentukan oleh faktor-faktor yang tetapi pembentukan pengetahuan yang dilakukan
lain yang saling mempengaruhi satu dengan yang sendiri melalui interaksi lingkungan melalui
lain, sebagaimana Oemar Hamalik (2004: 30) proses asimilasi dan akomodasi, peserta didik
mengemukakan beberapa faktor kesulitan belajar harus dapat beradaptasi dengan lingkungan
peserta didik antara lain: dimana adaptasi merupakan keseimbangan antara
1. Faktor-faktor yang berfungsi dari diri asimilasi dan akomodasi. Horsley menjelaskan
sendiri terdapat empat tahapan dalam implementasi teori
2. Faktor-faktor yang bersumber dari belajar konstruktivisme, yaitu: (1) tahap
lingkungan apersepsi dimana konsep awal dibangun dan
3. Faktor-faktor yang bersumber dari motivasi peserta didik dibangkitkan, (2) tahap
lingkungan keluarga eksplorasi, (3) tahap diskusi dan penjelasan
4. Faktor-faktor yang bersumber dari konsep, dan (4) tahap pengembangan dan
lingkungan masyarakat aplikasi konsep (Kuswari, 2012:5-8).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor- Berikut adalah kelebihan pembelajaran
faktor yang merupakankesulitan belajar yang kooperatif tipe think talk write (Hamdayama,
dialami peserta didik perlu adanya bantuan dan 2015: 222):
bimbinganguna meningkatkan prestasi belajar a. Mempertajam keterampilan berpikir
peserta didik dan terhindar dari kesulitan belajar visual.
yang dialami peserta didik dan akhirnya dapat b. Mengembangkan pemecahan yang
dicapai prestasi belajar yang optimal. bermakna dalam rangka memahami materi
pembelajaran.
Model Pembelajaran Think Talk Write c. Dengan memberikan soal open ended
Pembelajaran kooperatif tipe think talk dapat mengembangkan keterampilan
write merupakan salah satu dari sekian banyak berpikir kritis dan kreatif.
tipe pembelajaran kooperatif. Pembelajaran d. Dengan berinteraksi dan diskusi dalam
kooperatif tipe think talk write ini diperkenalkan kelompok akan melibatkan peserta didik
oleh Hunter & Laughlin pada tahun 1996. Sesuai secara aktif dalam pembelajaran.
dengan namanya, pembelajaran kooperatif tipe e. Membiasakan peserta didik berpikir dan
think talk write dibangun melalui berpikir berkomunikasi dengan teman, guru, dan
(think), berbicara (talk), dan menulis(write). juga diri sendiri.
Pembelajaran kooperatif tipe think talk write Dengan beberapa kelebihan di atas, pembelajaran
terlihat secara khusus efektif ketika peserta didik kooperatif tipe think talk write juga memiliki
ditugaskan merencanakan, meringkas, atau beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut
merefleksikan dan bekerja dalam satu kelompok (Hamdayama, 2015:222):
heterogen beranggotakan tiga sampai dengan 1) Peserta didik akan mudah kehilangan rasa
lima orang. Peserta didik dikelompokkan dan percaya diri karena kelompok didominasi
diminta membaca atau menyimak, membuat oleh anggota yang dianggap lebih pintar.
catatan kecil tentang yang didapatkan, 2) Guru harus menyiapkan materi dan media
menjelaskan catatan itu kepada anggota dengan matang agar tidak mengalami
kelompok, mendengarkan penjelasan anggota kesulitan ketika menerapkan pembelajaran
kelompok, kemudian menarik kesimpulan dan kooperatif tipe think talk write.
DOI 10.37340, p-ISSN: 2684-8376 Volume III Nomor 02 - September 2021 hal. 116 - 129

Hamdayama (2015:217) juga menjelaskan bahwa sedikit tentang materi memperhatikan dan
yang akan dipelajari. berusaha memahami materi.
pembelajaran kooperatif tipe think talk write 4. Guru membentuk Peserta didik mendengarkan
pada dasarnya terdiri dari empat fase yaitu fase kelompok, setiap kelompoknya.
berpikir (think), fase berbicara (talk), fase kelompok terdiri atas 3-
5 orang.
menulis (talk) dan pemaparan (presentation). 5. Guru membagikan LKS Menerima dan mencoba
Alur pembelajaran menggunakan teknik think pada setiap peserta memahami LKS kemudian
talk write (TTW) dapat terlihat pada bagan didik. Peserta didik membuat catatan kecil
membaca soal LKS, untuk didiskusikan dengan
berikut ini. memahami masalah teman kelompoknya.
secara individual, dan
dibuatkan catatan kecil
(think).
6. Mempersiapkan peserta Peserta didik berdiskusi
didik berinteraksi untuk merumuskan
dengan teman kesimpulan sebagai hasil
kelompok untuk dari diskusi dengan anggota
membahas LKS (talk). kelompoknya.
Guru sebagai mediator
lingkungan belajar.
7. Mempersiapkan peserta Menulis secara sistematis
didik menulis sendiri hasil diskusinya untuk
pengetahuan yang dipresentasikan.
diperolehnya sebagai
hasil kesepakatan
dengan anggota
kelompoknya (write).
Gambar 1. Alur pembelajaran model TTW 8. Guru meminta tiap Peserta didik
kelompok mempresentasikan hasil
mempresentasikan diskusinya.
Guru memberikan situasi masalah untuk pekerjaannya.
dikerjakan, dapat berupa Lembar Kerja Peserta 9. Guru meminta peserta Peserta didik menanggapi
didik dari kelompok jawaban temannya.
didik (LKS) yang memuat soal-soal atau lain untuk menanggapi
permasalahan sehari-hari untuk diselesaikan serta jawaban dari kelompok
petunjuk pelaksanaan pembelajaran. Peserta lain.
Sumber: Maftuh dan Nurmani (2011)
didik membaca teks dari sumber belajar dan
membuat catatan kecil berisikan hal-hal yang
Mata Pelajaran Komputer & Jaringan Dasar
diketahui dan yang akan ditanyakan dari hasil
Salah satu mata pelajaran pada kompetensi
membaca. Kemudian peserta didik berinteraksi kompetensi keahlian TKJ adalah mata pelajaran
dan berkolaborasi dengan teman-teman dalam
Komputer dan Jaringan Dasar. Mata pelajaran ini
suatu kelompok untuk mendiskusikan catatan merupakan mata pelajaran dasar bidang keahlian
kecil yang telah dibuat. Peserta didik
(C1) dimana terdapat KI pengetahuan dan KI
mengkonstruksi pengetahuan yang memuat keterampilan di dalamnya. KI pengetahuan
pemahaman yang didapatkan melalui diskusi
bertujuan agar peserta didik dapat memahami,
dalam sebuah tulisan.
menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
Langkah-langkah pelaksanaan model tentang pengetahuan faktual, konseptual,
pembelajaran kooperatif tipe think talk write operasional dasar, dan metakognitif sesuai
menjelaskan kegiatan apa saja yang dilaksanakan dengan bidang dan lingkup kerja TKJ pada
guru dan kegiatan apa saja yang dilakukan
tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks. KI
peserta didik sehingga pembelajaran berlangsung keterampilan bertujuan agar peserta didik dapat
secara dua arah. Langkah-langkah pelaksanaan melaksanakan tugas spesifik yang sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe think talk
bidang dan lingkup kerja TKJ di bawah
write dapat dilihat pada tabel berikut ini. pengawasan langsung dalam menggunakan alat,
Tabel 1. Langkah pelaksanaan model pembelajaran
informasi, dan prosedur kerja.
kooperatif tipe Think Talk Write Dalam kompetensi inti terdapat delapan
No. Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik belas kompetensi dasar yang harus dikuasai
1. Guru menjelaskan Peserta didik menyimak peserta didik. Mata pelajaran Komputer dan
tentang proses penjelasan guru. Jaringan Dasar pada semester gasal yang
pembelajaran think talk diberikan pada peserta didik kompetensi keahlian
write.
2. Guru menyampaikan Peserta didik memahami TKJ SMK Negeri 2 Blitar dibagi menjadi
tujuan pembelajaran. tujuan pembelajaran. sepuluh kompetensi dasar dan pada semester
3. Guru menjelaskan Peserta didik genap delapan kompetensi dasar.Berikut adalah
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

kompetensi dasar pada mata pelajaran Komputer Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik
dan Jaringan Dasar berdasarkan Keputusan kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (X TKJ)
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran 2019/2020
Menengah Nomor: 330/D.D5/KEP.KR/2017 yang berjumlah 35 peserta didik terdiri dari 7
tentang penentuan KI dan KD kompetensi laki-laki dan 25 perempuan.
keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh
menggunakan tiga teknik pengumpulan data,
Tabel 2. Struktur kurikulum SMK Kompetensi TKJ yaitu pengamatan, tes hasil belajar, dan
Kompetensi Dasar Pengetahuan
Kompetensi Dasar dokumentasi. Teknik analisis data pada
Keterampilan
(KD-3)
(KD-4)
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
3.1 Menerapkan K3LH 4.1 Menerapkan K3LH
peningkatan keaktivan dan kemampuan
disesuaikan dengan disesuaikan dengan komunikasi serta hasil belajar peserta didik
lingkungan kerja lingkungan kerja dengan diterapkannya metode pembelajaran
3.2 Menerapkan perakitan
komputer
4.2 Merakit komputer kooperatif tipe think talk write. Data-data yang
3.3 Menerapkan pengujian 4.3 Menguji kinerja diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan
perakitan komputer komputer pembelajaran dan tes hasil belajar di tiap akhir
3.4 Menerapkan konfigurasi 4.4 Melakukan seting
BIOS pada komputer BIOS siklus, yang selanjutnya diolah dan dianalisis
3.5 Melakukan seting BIOS
4.5 Menginstalasi sistem secara deskriptif kuantitatif.
operasi Indikator keberhasilan tindakan kelas ini
3.6 Menerapkan instalasi 4.6 Menginstalasi driver
driver perangkat keras perangkat keras jika keaktifan dan kemampuan komunikasi serta
komputer komputer hasil belajar peserta didik melalui penerapan
3.7 Menerapkan instalasi 4.7 Menginstalasi model pembelajaran kooperatif tipe think talk
software aplikasi software aplikasi
3.8 Menerapkan perawatan 4.8 Melakukan perawatan write pada mata pelajaran Komputer dan
perangkat keras perangkat keras Jaringan Dasar kelas X TKJ SMK tuntas secara
komputer komputer klasikal minimal 75%.
3.9 Menganalisis
4.9 Melakukan perbaikan
permasalahan pada
pada perangkat keras
perangkat keras
3.10 Menganalisis
permasalahan pada
4.10 Mengelola perbaikan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada instalasi
instalasi software
software aplikasi
aplikasi Hasil
3.11 Mengelola perbaikan
pada instalasi software
4.11 Menginstalasi Hasil pengamatan keaktifan peserta didik setelah
jaringan komputer dilaksanakan tindakan kelas dapat dibuat
aplikasi
3.12 Menerapkan 4.12 Mengkonfigurasi rekapitulasi hasil pengamatan untuk mengetahui
pengalamanatan IP pada pengalamatan IP pada
jaringan komputer jaringan komputer
hasil pengamatan keaktifan peserta didik yang
4.13 Menginstalasi sumber disajikan pada tabel berikut.
3.13 Menerapkan sumber
daya berbagi pakai
daya berbagi pakai pada
pada jaringan
jaringan komputer Tabel 3. Rekapitulasi Persentase Keaktifan Peserta Didik
komputer
3.14 Menerapkan instalasi 4.14 Menginstalasi koneksi Tindakan Kelas
koneksi internet pada internet pada Aspek Keaktivan
Siklus Siklus Rata-
workstation workstation
I II rata
3.15 Mengevaluasi desain 4.15 Mendesain jaringan
1. Memperhatikan
jaringan lokal (LAN) lokal (LAN) 72,86% 95,71% 22,86%
penjelasan guru
3.16 Mendesain jaringan 4.16 Menginstalasi
2. Mengajukan
lokal (LAN) jaringan lokal (LAN)
pertanyaan atau 47,14% 55,71% 8,7%
3.17 Menerapkan perawatan 4.17 Melakukan perawatan pendapat
jaringan lokal (LAN) jaringan lokal (LAN)
3. Berdiskusi dalam
3.18 Menganalisis 4.18 Mengelola perbaikan 81,43% 88,57% 7,14%
kelompok
permasalahan pada pada jaringan lokal
4. Bekerja sama dalam
jaringan lokal (LAN) (LAN 77,14% 85,71% 8,57%
pelaksanaan praktik
Sumber: Perdirjen No. 330/D.D5/KEP.KR/2017 5.
Mencatat hasil diskusi 91,43% 94,29% 2,86%
6. Menjawab pertanyaan
atau merespon 32,86% 54,29% 21,43%
METODE pendapat
7. Percaya diri
Penelitian ini menerapkan Model Kemmis melaksanakan 67,14% 77,14% 10%
presentasi
& Taggart dengan empat komponen penelitian,
yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), Rata-rata Keaktifan Belajar 67,14% 78,78% 11,63%

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Sumber: data diolah


DOI 10.37340, p-ISSN: 2684-8376 Volume III Nomor 02 - September 2021 hal. 116 - 129

Rekapitulasi persentase kemampuan Dilihat dari grafik pada gambar 2 di atas,


komunikasi peserta didik berdasarkan tindakan hampir semua indikator keaktivan peserta didik
kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. telah mencapai target keberhasilan. Rata-rata
persentase keaktifan peserta didik meningkat
Tabel 4. Rekapitulasi Kemampuan Komunikasi Peserta sebesar 11,63% dari persentase 67,14% pada
Didik
siklus I menjadi 78,78% pada siklus II. Terlihat
Tindakan Kelas
Aspek Kemampuan
Siklus Siklus Rata-
dari grafik diatas bahwa tidak semua indikator
Berkomunikasi
I II rata mengalami peningkatan dari setiap
1. Bahasa baik dan santun 68,57% 75,71% 7,14% pertemuannya. Indikator 3 tidak mengalami
2. Suara terdengar jelas 87,14% 91,43% 4,29% peningkatan dari pertemuan kedua siklus I ke
3. Pembicaraan 75,71% 82,86% 7,14% pertemuan pertama siklus II. Meskipun terdapat
dimengerti lawan
bicara
beberapa indikator yang tidak mengalami
4. Melihat lawan bicara 85,71% 90% 4,29% peningkatan pada pertemuan-pertemuan tertentu,
5. Ekspresi 82,86% 81,43% -1,43% rata-rata persentase keaktivan peserta didik dari
menyenangkan siklus I ke siklus II tetap mengalami
6. Gerakan pendukung 60% 68,57% 8,57%
tepat
peningkatan.
Rata-rata Kemampuan Berdasarkan hasil analisis data hasil
76,67% 81,67% 5%
Berkomunikasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas
Sumber: data diolah X TKJ SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran
2019/2020 pada mata pelajaran Komputer dan
Nilai hasil belajar peserta didik Jaringan Dasar dengan menerapkan model
berdasarkan hasil tindakan kelas dapat dilihat pembelajaran kooperatif tipe think talk write
pada tabel berikut. yang telah dipaparkan, didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Hamdayama (2015: 222)
Tabel 5. Hasil Belajar Peserta Didik
Pengetahuan Keterampilan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think
Hasil Belajar
I II I II
talk write dapat meningkatkan keaktifan peserta
Rata-rata Kelas 71,66 78,54 76,06 79,23
didik dalam pembelajaran karena karakteristik
Nilai Tertinggi 83 87 88 83 model pembelajaran ini melibatkan peserta didik
Nilai Terendah 48 67 60 70 untuk berinteraksi dan berdiskusi dalam
Jumlah Peserta Didik
17 29 22 33
kelompok.
Tuntas (Nilai ≥ 75)
Persentase Ketuntasan Hasil pengamatan kemampuan komunikasi
48,57% 82,86% 62,86% 94,29%
Klasikal peserta didik dapat disajikan dalam bentuk grafik
Sumber: data diolah sebagai berikut.
Pembahasan
Hasil pengamatan keaktifan peserta didik pada
penelitian tindakan kelas dimana terjadi
peningkatan yang signifikan dari siklus I ke
siklus II, dapat disajikan dalam bentuk grafik
berikut ini.

Gambar 3. Grafik peningkatan kemampuan komunikasi


antar siklus

Dilihat dari data hasil pengamatan, seluruh


rata-rata persentase indikator kemampuan
Gambar 2. Grafik peningkatan keaktifan peserta didik antar
komunikasi peserta didik telah mencapai target
siklus keberhasilan masing-masing siklus. Rata-rata
persentase kemampuan komunikasi peserta didik
meningkat sebesar 5% dari siklus I dengan rata-
rata persentase 76,67% menjadi 81,67% pada
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

siklus II. Berdasarkan hasil analisis data hasil peserta didik telah berhasil mengalami
penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas peningkatan mulai dari pra tindakan, siklus I
X TKJ SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran hingga siklus II setelah model pembelajaran
2019/2020 pada mata pelajaran Komputer dan kooperatif tipe think talk write diterapkan pada
Jaringan Dasar dengan menerapkan model peserta didik kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar
pembelajaran kooperatif tipe think talk write Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam pembelajaran
yang telah dipaparkan, didukung teori yang Komputer dan Jaringan Dasar. Seluruh indikator
dikemukakan oleh Hamdayama (2015: 222) telah mencapai target keberhasilan yang telah
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think ditetapkan pada bab III, sehingga penelitian
talk write dapat membiasakan kemampuan tindakan kelas ini dinyatakan berhasil dan
berpikir dan berkomunikasi peserta didik dengan dihentikan pada siklus II.
guru, teman, maupun diri sendiri karena Indikator keberhasilan untuk kemampuan
karakteristik model pembelajaran ini melibatkan komunikasi peserta didik yang menerapkan
peserta didik untuk berinteraksi dan berdiskusi bahwa penelitian dinyatakan berhasil jika
dalam kelompok. persentase rata-rata kemampuan komunikasi
Peningkatan hasil belajar peserta didik peserta didik selama melaksanakan pembelajaran
pada siklus I sampai dengan siklus II dalam menggunakan model pembelajaran think talk
aspek pengetahuan maupun keterampilan yang write pada mata pelajaran Komputer dan
kemudian dinyatakan dalam ketuntasan hasil Jaringan Dasar secara klasikal minimal 75% pun
belajar, dapat dilihat pada grafik berikut. telah tercapai pada siklus II dengan perolehan
persentase rata-rata kemampuan komunikasi
peserta didik sebesar 83,33%.
Dengan meningkatnya keaktifan dan
kemampuan komunikasi peserta didik, turut
mempengaruhi peningkatan hasil belajar peserta
didik dengan peroleh nilai postest dengan rata-
rata kelas 78,54 untuk aspek pengetahuan dan
79,23 untuk aspek keterampilan yang telah
mencapai KKM yang ditentukan. Sementara itu
persentase ketuntasan secara klasikal pun
meningkat dimana pada siklus II terdapat 29 dari
36 peserta didik yang tuntas belajar dengan
persentase sebesar 82,86% untuk aspek
Gambar 4. Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pengetahuan, dan 33 dari 36 peserta didik
Peserta Didik
dinyatakan kompeten dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 94,29 untuk aspek
Grafik pada gambar 4 di atas menunjukan
keterampilan. Peningkatan hasil belajar tersebut
bahwa persentase ketuntasan hasil belajar baik
telah mencapai indikator keberhasilan penelitian
aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan
yang ditentukan dimana, persentase ketuntasan
selalu meningkat dari pra tindakan sampai akhir
siklus II. Pada aspek pengetahuan, peningkatan klasikal untuk mata pelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar menggunakan model
sebesar 14,29% terjadi dari pra tindakan dengan
pembelajaran think talk write untuk aspek
persentase ketuntasan hasil belajar 34,29%
pengetahuan dan aspek keterampilan minimal
menjadi 48,57% di siklus I. Peningkatan sebesar
75% telah tercapai pada siklus II.
34,29% terjadi dari siklus I ke siklus II dengan
persentase 82,86%. Pada aspek keterampilan,
Peningkatan sebesar 17,14% terjadi dari pra
tindakan dengan persentase ketuntasan hasil KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
belajar 45,71% menjadi 62,86% pada siklus I.
Peningkatan sebesar 31,43% terjadi dari siklus I Kesimpulan
dengan persentase sebesar 62,86% menjadi Berdasarkan hasil penelitian tindakan untuk
membuktikan seberapa pengaruh penerapan
94,29% pada siklus II.
model pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas,
pada mata pelajaran Teknik Komputer Jaringan
maka dapat diketahui bahwa keaktifan,
Kelas X TKJ SMKN 2 Blitar Semester Ganjil
kemampuan komunikasi, dan hasil belajar
DOI 10.37340, p-ISSN: 2684-8376 Volume III Nomor 02 - September 2021 hal. 116 - 129

Tahun Pelajaran 2019/2020 yang telah dilakukan Bertanya Produktif Peserta didik. Jurnal
maka dapat disimpulkan bahwa : Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
1. Terjadi peningkatan capaian indikator Vol.23. No.1. Hlm.4
keaktifan peserta didik di setiap siklus
dengan ata-rata persentase siklus I sebesar Evans, Rupert N, & Edwin, Lewis H. (1978).
67,41%, meningkat sebesar 11,63% pada Foundation of Vocational Education.
siklus II menjadi 78,78%. Columbus Ohio: Charles E. Merril
2. Terjadi peningkatan capaian indikator Publishing Company.
kemampuan komunikasi peserta didik di
setiap siklus dengan rata-rata persentase Gafur, Abdul. (2006). Handout Kuliah Landasan
siklus I sebesar 76,67%, meningkat Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: PPs
sebesar 5% pada siklus II menjadi 81,67%. UNY
3. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan
hasil belajar aspek pengetahuan dari pra Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar.
tindakan sebesar 34,29% menjadi 48,57% Jakarta: Bumi Aksara.
di siklus I dan naik menjadi 82,86% pada
siklus II, sedangkan aspek keterampilan Hamdayama, J. (2015). Model dan Metode
dari pra tindakan sebesar 45,71% menjadi Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
62,86% pada siklus I naik kembali sebesar Bogor: Ghalia Indonesia.
menjadi 94,29% pada siklus II.
Kemendikbud. (2017). Panduan Penilaian Hasil
Rekomendasi Belajar pada Sekolah Menengah
Dari kesimpulan dapat direkomendasikan hasil Kejuruan. Jakarta: Direktorat Jenderal
penelitian tindakan kelas ini adalah : Pendidikan Dasar dan Menengah
1. Model pembelajaran Think Talk Write Kemendikbud.
dapat diimplementasikan oleh guru pada
mata pelajaran produktif kejuruan agar Kuswari, U. (2012). Model Pembelajaran
model pembelajaran lebih bervariasi Menulis dengan Teknik Think Talk Write
sehingga peserta didik lebih termotivasi, (TTW). Diakses pada tanggal 15 April
antusias tinggi dan tidak mudah bosan 2019. url:
serta dapat mewujudkan kecakapan C4. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._P
2. Satuan pendidikan diharapkan selalu end._Bahasa_Daerah/195901191986011-
memberi dukungan kepada guru untuk Usep_Kuswari/Model_Pembelajaran_Men
berinovasi dalam pengembangan variasi ulis_Dengan_ Teknik_Thik.pdf
model pembelajaran di kelas.
Lestari, Endang & Maliki, MA. (2003).
Komunikasi Yang Efektif. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
DAFTAR RUJUKAN
Nurmani & Maftuh. (2011). Analisis Model-
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Model Pembelajaran Melalui Konsep.
Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Yogjakarta: Multi Presindo
Bumi Aksara.
Naim, N. (2011). Dasar-dasar Komunikasi
Devito, Joseph A. (1996). Human Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ
Communication. Alih bahasa oleh Agus Media.
Maulana. Jakarta: Professional Books
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran
Djamaroh, Syaiful dan Zain. (2002). Strategi Berbasis Komputer Mengembangkan
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung:
Cipta Alfabeta

Ermavianti, D., & Sulistyorini, W. (2016). Model Sardiman. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check Mengajar. Jakarta: Rajawali Press
Untuk Membangun Keterampilan
Theresia Dewi Sulistyorini - Peningkatan Keaktifan, Kemampuan Komunikasi, dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
Pada Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Blitar

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Syah, Muhibin. (2011). Psikologi Belajar.


Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wardani, IGAK. (2005). Dasar-Dasar


Komunikasi dan Keterampilan Dasar
Mengajar. Jakarta: PAU Kemendiknas

You might also like