You are on page 1of 12

Write the name of first author and date of paper sending

FUNGSI DAN GARAP TEMBANG DALAM RITUAL SHOLAWAT


NABI JAWI DI DUSUN GETAS BANDUNGGEDE TEMANGGUNG
JAWA TENGAH

Angen Artiyani1
1InstitutSeni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
2The University of Sewon, Bantul, Indonesia

ABSTRACT

Sholawat Nabi Jawi in Dusun Getas Bandunggede Temanggung Central Java is a folk art that
breathes Islam. In its presentation, it uses Arabic and Javanese poems and contains songs in the form
of praises to the Prophet Muhammad, stories of the Prophet or praises for personality, and contains
advice to be preserved. In the presentation of Sholawat Nabi Jawi interspersed with songs Macapat
Pangkur, Dhandanggula and Kinanthi This thesis is one of the studies that examines the function and
work on the song in Sholawat Nabi Jawi, Getas Hamlet, Bandunggede, Temanggung, Central Java.
This research is a qualitative research using the method of observation, and interviews. In the
presentation of macapat songs, it cannot be separated from musical elements such as barrel, pathet,
and so on. In addition, the special functions contained in the macapat song are Dhandanggula,
Pangkur, and Kinanthi. The Macapat Kinanthi song has its own function, namely as a medicine or a
repellent for reinforcements which is believed to be safety. By observing and researching the results
of the conclusions show that the existence of Sholawat Nabi Jawi is a blend of Javanese culture and
Islamic culture that is accepted in Javanese tradition. The spread of culture caused by human
migration and the spread that causes the fusion that occurs in one culture adapts to other cultures,
giving rise to new cultures or different formats. The existence of textual and contextual functions in
Sholawat Nabi Jawi in Dusun Getas Bandunggede Temanggung, Central Java, proves that there is an
element of karawitan, ritual in the song in Sholawat Nabi Jawi. Therefore, this art is still considered
sacred and the teachings of goodness are still maintained.

Keywords: Sholawat, Java, Song

ABSTRAK

Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede Temanggung Jawa Tengah merupakan
kesenian rakyat yang bernafaskan islam. Pada penyajiannya menggunakan syair-syair dengan Bahasa
Arab dan Jawa serta ada tembang di dalamnya berupa puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW,
kisah-kisah Nabi atau memuji kepribadian, dan berisi petuah untuk tetap dilestarikan. Dalam penyajian
Sholawat Nabi Jawi diselingi dengan Tembang Macapat Pangkur, Dhandanggula dan Kinanthi. Skripsi
ini merupakan salah satu penelitian yang mengkaji fungsi dan garap tembang di Sholawat Nabi Jawi
Dusun Getas Bandunggede Temanggung Jawa Tengah. Penelitian ini penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode observasi, dan wawancara. Dalam penyajian tembang macapat juga tidak lepas
dari unsur karawitan seperti laras, pathet, dan lain sebagainya. Selain itu fungsi khusus yang terdapat
pada tembang macapat yaitu ada Dhandanggula, Pangkur, dan Kinanthi. Tembang Macapat Kinanthi
mempunyai fungsi tersendiri yaitu sebagai obat atau penolak bala yang dipercaya sebagai keselamatan.
Dengan diamati dan diteliti hasil kesimpulan menunjukan bahwa keberadaan Sholawat Nabi Jawi
merupakan perpaduan budaya jawa dan budaya islam yang diterima pada tradisi Jawa. Adanya
penyebaran kebudayaan yang disebabkan migrasi manusia dan penyebaran yang menyebabkan
peleburan yang terjadi pada suatu budaya beradaptasi dengan kebudayaan lain sehingga menimbulkan
kebudayaan baru atau format yang berbeda. Adanya fungsi tekstual dan konteksual pada Sholawat
Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede Temanggung Jawa Tengah membuktikan adanya unsur
1
Alamat peneliti: Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Hp: 083116500935 E-mail: angenartiyani21@gmail.com
karawitan, ritual pada tembang yang ada di Sholawat Nabi Jawi. Oleh sebab itu kesenian ini masih
dianggap sakral dan ajaran-ajaran tentang kebaikan masih tetap terjaga.

Kata kunci: Sholawat, Jawa, Tembang

dalam buku tersebut yaitu terdapat tembang


Pendahuluan
Macapat Dhandhanggula, Pangkur dan
Sholawat Nabi Jawi di Getas Kinanthi dengan menggunakan dua bahasa
Bandunggede tidak hanya untuk perayaan yaitu bahasa Arab dan bahasa Jawa.
syukuran saja, akan tetapi juga merupakan Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
fenomena seni pertunjukan. Elemen-elemen Kelurahan Bandunggede Kecamatan Kedu
seni pertunjukan yaitu terdiri dari pemain, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah sudah
tempat, penonton. Pelaku-pelaku yang terlibat berdiri lebih dari sebelas tahun, hal ini dapat
menggunakan berbagai idiom-idiom salah dikatakan bahwa kesenian Sholawat Nabi Jawi
satunya adalah karawitan. Idiom atau suatu masih tetap dilestarikan dengan baik hingga
kelompok karawitan yang paling dominan sekarang. Sholawat Nabi Jawi ini mempunyai
sebagai ciri khas dalam Sholawat Nabi Jawi di keunikan pada penggunakan tembang macapat
Dusun Getas Bandunggede adalah Tembang. dan lagon dalam melantunkan sholawatan.
Tembang sebagai salah satu pemanis Keunikan yang lain juga terletak pada
dan pelengkap dalam karawitan mempunyai penggunaan ricikan campuran terbang dan
peran penting yang terdapat pada ritual kendang Jawa. Percampuran ricikan dan
Sholawat Nabi Jawi Sholawat Nabi penggunaan tembang macapat maupun lagon
Muhammad SAW, secara terminologi merupakan keunikan yang diteliti untuk
Sholawat berasal dai bahasa Arab al-shad, lam, mengetahui bentuk penyajian, garap, fungsi,
dan huruf mu’tal al ya’u yang artinya salah satu pelaku dan dampak yang terjadi di Sholawat
jenis rangkaian ibadah (Ghazali, 2017, p. 110). Nabi Jawi dikaitkan berdasarkan ciri khas
Dengan demikian sholawat nabi diucapkan Sholawat Nabi Jawi yang berkembang di
sebagai salah satu jenis rangkaian ibadah untuk Dusun Getas Bandunggede Temanggung Jawa
mendekatkan diri kepada Nabi. Makna Tengah.
Sholawat menurut bahasa secara umum adalah
do’a disertai rahmat yang sempurna secara Metode
terus menerus kepada Nabi Muhammad SAW. Penelitian yang berjudul Fungsi dan Garap
Sholawat hanya diperuntukkan atau ditujukan Tembang Dalam Ritual Sholawat Nabi Jawi di
kepada Nabi SAW sebagai do’a untuk Dusun Getas Bandunggede Temanggung Jawa
keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan Tengah ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Kasus yang digunakan
ibadah.
adalah Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
Terdapat beberapa rangkaian musik Bandunggede, ciri-cirinya adalah tahapan-tahapan
termasuk menggunakan alat musik karawitan dalam metode penelitian ini adalah pengumpulan
di dalam sholawat ini yang mempunyai unsur data, analisis data, dan menarik kesimpulan.
fungsi dan garap yang dapat dikaji lebih Adapun tahap penelitian meliputi :
lanjut. Pada umumnya sholawat nabi identik 1. Tahap Pengumpulan Data
dengan alunan-alunan lagu muslim atau do’a Dalam tahapan ini, pengumpulan data
yang digunakan untuk pujian yang ditujukan dilakukan agar menentukan tercapai atau tidak
untuk Nabi Muhammad SAW. Tetapi, di tujuan penelitian. Apabila pengumpulan data yang
Dusun Getas Bandunggede ini, sholawat yang digunakan tepat, maka fakta yang terungkap dalam
masih berkembang adalah sholawat yang di suatu penelitian akan mudah untuk dipahami. Data
dalamnya terdapat unsur bentuk Karawitan. yang diperoleh melalui hasil wawancara dan semua
data yang ada di lapangan digunakan untuk
Hal ini dapat diketahui dari syair yang ada di
mengkaji fungsi dan garap macapat dalam

2
Write the name of first author and date of paper sending

Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede dilakukan dalam mengetahui objek, penulis
Temanggung Jawa Tengah. Proses pengumpulan melakukan obeservasi sejak bulan November 2021
data diseleksi untuk mendapatkan data yang mengenai macapat dalam sholawat di Dusun Getas
nantinya terkumpul banyak dan relevan dengan Bandunggede untuk mengetahui fungsi dan garap
objek penelitian, pencarian data ini dilakukan dari macapat tersebut.
beberapa sumber data. Sumber-sumber data c. Studi Pustaka
tersebut biasanya diperoleh dengan teknik Penelitian mengenai Fungsi dan Garap
observasi, studi pustaka, internet maupun Tembang pada Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
wawancara. Tahap pengumpulan data dalam Bandunggede Temanggung Jawa Tengah, guna
penelitian ini penting dan diperlukan agar data- mencari permasalahan dan menghimpun informasi
data yang dihasilkan lebih maksimal. yang relevan dengan topik dan masalah yang
a. Wawancara menjadi objek penelitian atau topik cerita dan bisa
Dalam tahap pengumpulan data, menjawab rumusan masalah atau pertanyaan
wawancara menjadi teknik pengumpulan data yang penelitian yang telah diajukan.
utama (Sugiyono, 2008a). Wawancara merupakan d. Pendokumentasian
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan Dokumen merupakan catatan peristiwa
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat yang sudah berlalu. Teknik dokumentasi dilakukan
dikontruksikan makna suatu topik tertentu. untuk mencari data, akan hal-hal atau variabel yang
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
penelitian yang dilakukan cara mewawancari atau prasasti, notulen, rapat, agenda dan lain sebagainya
bertemu langsung. Wawancara yang mendalam (Suharsimi, 2013). Studi dokumentasi merupakan
dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan pelengkap dari penggunaan tahap pengumpulan
mengenai Kesenian Sholawat Nabi Jawi di Dusun data observasi dan wawancara dalam penelitian
Getas. Cara dan alat pengumpulan data digunakan kualitatif. Hasil pengumpulan data melalui
dalam penelitian yakni wawancara secara dokumentasi merupakan pendukung dari data yang
mendalam dan tidak formal yang dilakukan melalui diperoleh melalui observasi dan wawancara.
tanya jawab kepada tokoh dan pelaku seni Sholawat Pengumpulan data baik berupa foto, maupun
Nabi Jawi yang ada di Dusun Getas Bandunggede. dokumen-dokumen lain. Selain itu, pengumpulan
Wawancara yang digunakan yaitu guna mencari dan data juga dilakukan berupa beberapa tayanganan
mendapatkan data yang valid dari narasumber dari video dan rekonstruksi ulang Sholawat Nabi
berkaitan dengan objek ini. Meski dilakukan Jawi. Data rekam yang diambil berguna untuk
wawancara secara tidak formal atau bebas, penulis memudahkan penulis dalam mempelajari ulang
juga berusaha untuk tidak terjebak dengan kondisi data dari narasumber. Dokumen yang diambil pada
yang diberikan oleh narasumber secara mudah. penelitian yakni, alat musik, foto, busana, properti
Penulis tetap berada pada pertanyaan-pertanyaan ritual, hasil wawancara narasumber, dan video
yang mengarah pada persoalan yang dikaji yang kesenian Sholawat Nabi Jawi. Instrumen
menjadi pusat penelitian ini. Data yang sudah pengumpulan data dokumentasi menggunakan
diperoleh disalin dalam bentuk tulisan. Dengan kamera handphone untuk mendokumentasikan
proses yang dilakukan, kemudian disatukan dengan gambar dan video.
data narasumber yang mempunyai latar belakang 2. Analisis
yang berbeda. Analisis penelitian ini menggunakan
deskriptis- analisis, dimana data yang telah
b. Observasi dikumpulkan disusun secara sistematis,
Observasi dilakukan untuk mengamati memperjelas setiap bagian-bagiannya agar bisa
semua hal terkait dengan materi yang digarap yaitu ditarik kesimpulan.Reduksi data merupakan bagian
fungsi dan garap macapat dalam Sholawat Nabi
dari analisis yang mempertegas, memperpendek,
Jawi di Dusun Getas Bandunggede Temanggung
membuat fokus, mengurangi, dan membuang hal-
Jawa Tengah. Observasi merupakan suatu cara yang hal yang tidak berhubungan dengan penelitian
sangat bermanfaat dalam mengamati fenomena kemudian mengatur data. Untuk mencapai tingkat
yang terjadi. Pengamatan secara langsung validitas data, maka diperlukan triangulasi data,
3
Alamat peneliti: Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Hp: 083116500935 E-mail: angenartiyani21@gmail.com
yaitu mengecek dan meneliti kembali data-data kualitatif yang valid.
yang sudah terpilih agar terbukti kebenarannya. c. Penarikan Kesimpulan
a. Reduksi Data Kesimpulan merupakan temuan baru dan
“Mereduksi data biasa diartikan belum pernah ada. Temuan masih berupa remang-
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, remang dan menjadi jelas setelah di teliti
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari pola dan (Sugiyono, 2016). Simpulan dari hasil dan
temanya”, (Sugiyono, 2008b). Dengan mereduksi pembahasan penelitian perlu diverifikasi agar
data akan memberikan gambaran yang lebih jelas cukup mantap dan benar–benar bisa
dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu
data selanjutnya. Proses reduksi berlangsung terus dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan
selama pelaksanaan penelitian di Dusun Getas pemantapan dengan cara mencocokkan data dengan
Bandunggede Temanggung Jawa Tengah, bahkan beberapa sumber yang berbeda, penelusuran data
dimulai sebelum pengumpulan data dilakukan dan kembal i dengan cepat , mungki n sebagai
selesai sampai penelitian berakhir. Reduksi dimulai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada
pada saat memutuskan kerangka konsep wilayah saat menulis sajian data dengan melihat kembali
penelitian, permasalahanpenelitian, dan pendekatan pada data catatan lapangan.
pengumpulan data yang digunakan. Selama
pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat Hasil dan Pembahasan
berupa membuat ringkasan hasil wawancara, A. Sholawat Nabi Jawi Dusun Getas
mengkode, memusatkan tema, membuat batasan Bandunggede
masalah dan menulis memo. Langkah ini mencatat Bab sebelumnya telah dijelaskan tentang
dan merangkum uraian panjang dengan maksud Sholawatan, yaitu jenis kesenian yang bernafaskan
untuk memilah hal-hal pokok, sehingga akan islam dengan menggunakan syair-syair bahasa Jawa
diperoleh penelitian relevan dengan topik tembang macapat namun bertuliskan Arab. Sholawat
penelitian tentang Fungsi dan Garap Tembang dapat dimaknai bentuk puji-pujian terhadap Nabi
Dalam Ritual Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas Muhammad SAW dan kisah-kisah sekitar nabi atau
Bandunggede Temanggung Jawa Tengah. Data memuji kepribadian dan petuah-petuah jaman dahulu
yang digunakan pada penelitian ini berasal dari untuk tetap menjadi ingatan.
hasil wawancara kepada ketua adat, pelaku seni, Wawancara dengan Sugiyanto di
pemain musik, dan sesepuh yang ada di Dusun kediamannya (Getas, Bandunggede) pada tanggal 8
Getas. Maret 2022 mengatakan:
b. Penyajian Data “Sholawatan merupakan jenis kesenian
Penyajian data dilakukan dalam bentuk bernuansa islami yang lahir untuk islam.
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Tentang masuknya islam di Jawa dibawa dan
flowchart, dan sejenisnya, (Sugiyono, 2013). Sajian dikembangkan oleh para wali yang
ini merupakan kalimat yang disusun secara logis kemudian terkenal dengan sebutan Wali
dan sistematis, sehingga bila dibaca akan lebih Sanga di bawah naungan kerajaan Demak
mudah dipahami apa yang terjadi dan yang dipimpin oleh Raden Patah. Raden
memungkinkan untuk berbuat sesuatu pada analisis Patah merupakan orang pertama di Jawa
ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman. yang memeluk agama islam dan Demak
Sajian data mengacu pada rumusan masalah yang merupakan kerajaan islam kedua setelah
telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, samudra Pasai di Aceh. Munculnya Agama
sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi islam terbukti membawa nilai-nilai baru
dari hasil penelitian yang ada di Dusun Getas dalam berkesenian”.
Bandunggede Jawa Tengah, mengenai kondisi Sholawat pada umumnya memang
yang menceritakan secara rinci dan menjawab berbentuk nyanyian atau pujian kepada Nabi namun
setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain ditiap desa mempunyai keunikan tersendiri
berbentuk narasi kalimat juga dapat meliputi khususnya pada Sholawat Nabi Jawi. Hal ini dapat
berbagai jenis seperti gambar kegiatan, kerangka dilihat dari bentuk pertunjukannya bahwa hal
dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. tersebut adanya penyebaran kebudayaan dari satu
Dengan melihat suatu penyajian data, dapat terlihat tempat ke tempat lainnya atau bisa disebut dengan
apa yang terjadi dan memungkinkan untuk teori difusi kebudayaan dimaknai sebagai persebaran
mengajarkan suatu analisis ataupun tindakan lain kebudayaan yang disebabkan adanya migrasi
berdasarkan penelitian. Penyajian data yang lebih manusia. Perpindahan dari satu tempat ke tempat
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis yang lain akan menularkan budaya tertentu

4
Write the name of first author and date of paper sending

(Sulasman & Gumilar, 2013). Berpijak dari pendapat yang saling berkaitan. Faktor tersebut ada tempat,
tersebut, dapat diartikan masuknya budaya islam di waktu, pemain, instrumen atau ricikan, bentuk
suatu wilayah tidak dapat terlepas dari kebudayaan pertunjukan dan teks naskah khususnya pada Ritual
yang dimiliki dalam suatu wilayah. Wawancara Sholawat Nabi Jawi sebagai berikut :
dengan Sugiyanto di kediamannya (Getas, a. Tempat
Bandunggede) pada tanggal 8 Maret 2022 Tempat merupakan unsur penting
mengatakan: terselenggaranya pertunjukan, termasuk Sholawat
“Keberadaan Kesenian Sholawat Nabi Jawi Nabi Jawi dapat memanfaatkan ruang tamu, rumah
Dusun Getas Bandunggede dapat terlihat pribadi dari orang yang menyelenggarakan yang
dari pendukung Sholawatan Nabi Jawi di mampu dipakai untuk 20-35 orang. Tempat
Dusun Getas Bandunggede seluruhnya penyajian biasa dilakukan di lantai atau beralas tikar
memeluk agama islam, khususnya berasal sedangkan pemain dalam posisi duduk bersila.
dari dusun tersebut. Hal ini dapat terlihat b. Durasi Penyajian
melalui kegiatan sehari-hari yang masih Durasi penyajian sholawat bisa lebih dari 8
mengutamakan kegiatan sosial jam namun pada kenyataannya dapat dilakukan
kemasyarakatan ialah gotong royong, bersih secara kondisional atau melihat situasi dan kondisi.
desa, dan arisan, sedangkan yang berkaitan c. Pemain
dengan kepercayaan masyarakat Dusun Pemain dalam sholawatan ini ada 2
Getas adalah upacara adat istiadat/ritual, kelompok yaitu vokal dan instrumen. Kelompok
seperti kelahiran bayi, kematian, khitanan, pemain vokal bertugas menyajikan syair lagu
selapanan, mitoni, dan kenduri”. dalam sholawat nabi yang menggunakan bahasa
Hal tersebut merupakan aspek sosial jawa dan tembang. Sedangkan, kelompok
kemasyarakatan maupun yang terkait dengan instrumen bertugas sebagai pengiring vokal.
kepercayaan. Pola hidup seperti ini dipertahankan d. Instrumen/Ricikan
hingga saat ini untuk menghargai dan sebuah bentuk Instrumen yang digunakan dalam Sholawat
warisan dari para pendahulunya yang diterima secara Nabi Jawi Dusun Getas terdiri dari terbang gedhe,
turun temurun. Kesenian juga merupakan salah satu terbang tanggung, kempling dan kendang Jawa.
bentuk upaya budaya mempersatukan masing- e. Kostum
masing mata pencaharian di Dusun Getas Kostum yang digunakan dalam penyajian
Bandunggede yang mayoritas adalah petani. sholawatan adalah sesuai kebutuhan pertunjukan.
Kesenian juga menjadi pelopor kerukunan dari Biasa dengan baju lengan panjang, peci, dan
banyaknya profesi dari penduduk yang ada di Dusun celana/sarung.
Getas. Kesenian tersebut hidup dan berkembang f. Posisi Pemain
cukup lama. Adapun Sholawatan Nabi Jawi Posisi pemain dalam sholawat ini
termasuk jenis seni pertunjukkan yang turut menyesuaikan tempat bisa melingkar atau berhadap-
mempunyai peran yang penting dalam kegiatan hadapan.
sosial di Bandunggede Temanggung Jawa Tengah. g. Teks Naskah Sholawat Nabi Jawi Dusun
1. Faktor Pendukung dalam Sholawat Getas Bandunggede
Nabi Jawi Setiap anggota Sholawat mempunyai peran
Dalam hal ini kesenian Sholawat Nabi Jawi masing-masing. Kebanyakan anggota sudah hafal
yang diinginkan masyarakat berupa jasa kesenian dengan urutan teks tersebut ataupun yang belum
berupa pementasan Sholawatan Nabi Jawi yang pada hafal atau lupa biasanya disepakati dari awal
umumnya mempunyai acara atau syukuran yang sebelum dilakukan sholawatan.
sudah direncanakan. Karena adanya dukungan dari 2. Struktur Penyajian dalam Ritual
tiap warga untuk mempercayai kesenian Sholawat Sholawat Nabi Jawi
Nabi Jawi ini kelangsungan hidup kesenian tersebut Penyajian Sholawat Nabi Jawi di Dusun
dapat berjalan dan terpelihara dengan baik. Kesenian Getas Bandunggede Temanggung Jawa Tengah
berhubungan dengan bentuk suatu karya seni yang memiliki struktur yang di dalamnya ada beberapa
tidak lepas dengan struktur kesatuan yang yaitu tembang, garap, dan fungsi tekstual kontekstual
menyeluruh dari suatu hubungan berbagai faktor sebagai penentu garap. Pada dasarnya fungsi
5
Alamat peneliti: Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Hp: 083116500935 E-mail: angenartiyani21@gmail.com
kontekstual yang terdapat pada Sholawat Nabi Jawi dipentingkan sastranya daripada lagunya (Weddo,
terdapat pada sarana ritual yang dilakukan di 2010) . Macapat dapat diartikan tembang waosan
sholawat. Selain menjadi sarana ritual, Sholawat yang keempat, yaitu tembang cilik atau macapat
Nabi Jawi juga mempunyai fungsi sebagai hiburan tembang/sekar pat adalah lagu yang terikat oleh
atau kesenian pertunjukan yang dipertontonkan aturan-aturan tertentu yaitu terikat oleh banyaknya
dengan estetis dan mempunyai keindahan tersendiri. gatra atau pada lingsa yaitu banyaknya baris dalam
Di bawah ini merupakan struktur penyajian, garap, tiap bait tembang, terikat oleh guru wilangan, yaitu
dan fungsi secara tekstual : banyaknya suku kata dalam baris tembang, dan
Struktur penyajian pada Sholawat Nabi terikat oleh guru lagu atau jatuhnya suara akhir pada
Jawi terdiri dari do’a pembuka, sholawat, lagon, tiap gatra atau baris tembang. Dalam istilah lain
macapat yang diikuti srakal, dan sholawat penutup. diatur jatuh dhong dhing atau jatuhnya suara (a-i-
Wawancara dengan tokoh adat Bapak Sugiyanto, e/e). Tiga hal tersebut yang merupakan patokan baku
selaku Ketua Kelompok Seni Sholawat Nabi Jawi di dari sekar macapat. Adapun watak tembang
Dusun Getas Bandunggede Temanggung Jawa ditentukan oleh lagu dari masing-masing tembang.
Tengah (9 April 2022). Hal lain juga perlu diketahui dalam Sekar Macapat :
“Pada lagon atau tembang yang bukan
dikategorikan tembang macapat yang ada Tabel 3. Sekar Macapat
di Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
Bandunggede Temanggung Jawa Tengah
ini ada cakepan tersendiri atau berbahasa No Sekar Macapat
jawa dan diibaratkan sebagai “Dalang dan 1. Sekar Macapat tidak terdapat istilah pada pola,
Sauran”. tidak ada istilah lampah/pedotan
2. Tiap gatra Sekar Macapat tidak tentu jumlah
Dari susunan tersebut terdapat dua (2)
suku kata atau Guru Wilangan
susunan jenis tembang yaitu macapat dan lagon. 3. Jumlah suku kata pada setiap gatra sedikitnya 4
Macapat terdiri dari Dhandanggula, Kinanthi dan dan paling banyak 12
Pangkur. Sedangkan lagon terdiri dari lima judul 4. Tiap gatra tidak menentu pernapasannya. Guru
yang berbeda. Dalang disini berperan sebagai suara Wilangan yang lebih dari 8 suku kata ditentukan
pertama yang membacakan lagon tersebut dengan pernafasannya yang dimaksud = singgetan 4
menggunakan Bahasa arab yang ada di kitab suku kata dahulu dan singgetan 4 suku kata itu
sholawat tersebut. Sauran berperan sebagai jawaban harus perkataan yang tidak putus, dengan kata
dari dalang, setelah dalang selesai membaca lain tetembungan jangkep.
kemudian dilanjutkan dengan sauran yang 5. Jumlah gatra pada setiap tembang, tidak tentu
menggunakan Bahasa Jawa. Pada satu lagon jumlahnya ada yang sama dan ada yang tidak
sama contoh : Dhandanggula dan Sinom.
mempunyai kesamaan menggunakan cakepan
Jumlah gatranya tidak sama, tetapi Pangkur dan
Bahasa Arab yaitu Lagon Kentrung Laras Slendro Asmarandana sama jumlah gatranya, hanya
Pathet Manyura. Selanjutnya sebelum memulai guru wilangan dan guru lagu tidak sama.
acara sholawatan ada beberapa ritual yang dilakukan Sholawat Nabi Jawi berfungsi sebagai
yaitu Genduren dengan setumpeng nasi dan jajanan ritual dan presentasi estetis. Keunikan tersebut ada
pasar ( Juadah Pasar). dalam Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
Bandunggede Jawa Tengah juga terlihat pada satu
B. Fungsi Tembang sajian Sholawat Nabi Jawi yaitu ritual menggunakan
Tembang merupakan gubahan bahasa atau Tembang Macapat Kinanthi pada saat prosesi srakal
karya sastra dengan peraturan tertentu dan (pembacaan do’a : yaitu terdiri dari dua orang, satu
membacanya harus dilagukan dengan seni suara. berperan sebagai pembaca do’a dan yang satu
Tembang dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, berperan sebagai pembaca Kinanthi atau sering
tembang gedhe, tembang tengahan dan tembang alit, disebut dengan Do’a Rawi).
tembang alit ini yang sering disebut dengan tembang Tembang dalam Sholawat Nabi Jawi di
macapat (Prawiradisastra, 1991). Di dalam seni Dusun Getas Bandunggede mempunyai dua fungsi,
pertunjukan Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas yaitu antara lain sebagai :
Bandunggede terdapat dua jenis tembang yaitu
tembang macapat dan tembang lagon. 1. Tembang Berfungsi Sebagai Sarana Ritual
Tembang macapat mempunyai ciri khas Wawancara dengan Sugiyanto di
tersendiri, lain dengan lagu tembang gedhe atau kediamannya (Getas Bandunggede Temanggung
tembang tengahan. Oleh karena itu macapat dapat Jawa Tengah) pada tanggal 1 Mei 2022 mengatakan
diartikan “lagu winengku ing sastra”, yaitu lebih

6
Write the name of first author and date of paper sending

: Kinanthi
“Bentuk sajian akan lebih lengkap dengan
3 5 5 5 ! ! @ !
diberikannya Macapat Dhandhanggula.
Memang ada Dhandhanggula, Kinanthi A- na kin- jeng na- ngis ma- bur
dan Pangkur. Misalnya ada “perlon” Mang- ke- ne ta jam-pi- ni- pun
(hajatan) yaitu bertujuan untuk sarana
mencegah bala penyakit dan bencana. ! @ 6 5
z x x x 3
c 5 5 5 z65
x c3
Maka dari itu, dapat dikatakan “Ruwatan” Men- cok a- ning se- lo ar- di
Go- dhong a- srah mring Ywang Wi- dhi
pada saat itu. Misalnya juga, ada anak kecil
5 ! @ #
z x@!
c 6 5 z5x c6 5
yang digombaki / kuncungi lalu melakukan
syukuran untuk membuang gombaknya
Mi- yar- sa ta- ngis si ja- bang
lalu kemudian dibacakan macapat tersebut, Be- ram- bang lem- bah- ing ma- nah
karena pada zaman dulu disini belum
banyak kesenian atau ritual, yang ada pada 5 5 5 6 2 2 1 2
z x 1
x x y
c
waktu itu hanya sholawat ini” Si kin- jeng te- rus ngi- de- ri
Te- mu- te- ma- hing a- ti
Wawancara di atas mengatakan bahwa
pemberian tembang di dalam Sholawat Nabi Jawi 1 2 2 2 3 1 3 2
mempunyai fungsi yaitu seperti yang dikatakan R.M Ar- sa nye- gah ing le- la- ra
Soedarsono bahwa bahwasannya karawitan yang A- das u- yah si- ring na-
la
ada pada Sholawat Nabi Jawi berfungsi sebagai
3 5 5 5 5 5
z x 6
c 6
sarana ritual
Gagasan yang disampaikan R.M Sar- ta di- pun jam- pe- ni
Soedarsono dalam bukunya Seni Pertunjukan di Lan sho- la- wat pu- ji dzikir
Era Globalisasi yaitu:
Fungsi seni pertunjukan yaitu Potongan prosesi srakal, pembacaan do’a
dikelompokkan kedalam tiga wilayah, : yaitu terdiri dari dua orang, satu berperan sebagai
yaitu 1) sebagai sarana ritual, 2) sebagai pembaca do’a dan yang satu berperan sebagai
hiburan pribadi, 3) sebagai presentasi pembaca kinanthi atau sering disebut dengan Do’a
estetis. Pemilah ketiga wilayah ini Rawi mempunyai aspek kontekstual karena
berdasarkan kepentingan pengamat atau mempunyai fungsi sebagai sarana ritual yang
penontonnya (Kusmayati, 2014, p. 1) dilakukan di Sholawat Nabi Jawi Dusun Getas
Bandunggede Jawa Tengah. Selain menjadi sarana
Tembang Macapat Kinanthi juga disajikan ritual, Sholawat Nabi Jawi juga mempunyai fungsi
bersamaan dengan Do’a Srakal (Do’a Rawi). Berikut sebagai hiburan dan seni pertunjukan yang
merupakan potongan Do’a Srakal (Do’a Rawi) : dipertontonkan dengan estetis dan mempunyai
Do’a Srakal ( Do’a keindahan tersendiri.
Rawi ) : Ritual ini merupakan fenomena yang ada
Bismillahirraḥmanirraḥīm(i) pada Sholawat Nabi Jawi yaitu merupakan
Falamā inā wa a nū ladi ‘i qari ya mun pembacaan doa, kemudian doa-doa dalam Sholawat
waqa tsana maq dumahusariqū ‘alimun saḥā sawus Nabi Jawi ditembangkan dengan macapatan. Maka,
ilasara tibisara tū ahlil wa arli ajanma’i nawa arli macapatan itu sebagai ritual. Suatu fungsi ritual ini
sanaqa ilaraḥmatihi lil’alamina fa’alidali dipergunakan sebagai slamatan, mitoni, cukur
qaqibūmihi mala ikati akbaru tujū bu’aya ḥan. rambut gimbal (tradisi Dusun Getas) dan tolak bala.
Hal lain yang mempengaruhi adanya Tembang
Pembacaan do’a tersebut berjumlah dua Macapat Dhandanggula, Kinanthi dan Pangkur
orang yang satu membacakan Do’a Srakal dan yang yang digunakan karena memang sudah diturunkan
satu membaca Tembang Macapat Kinanti. Berikut dari orang terdahulu yang sudah melestarikan
merupakan syair dan notasi Tembang Macapat kebudayaan Sholawat Nabi Jawi. Hal ini selaras
Kinanthi Laras Pelog Pathet Nem. dengan tujuan atau fungsi Sholawat Nabi Jawi yaitu
7
Alamat peneliti: Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Hp: 083116500935 E-mail: angenartiyani21@gmail.com
sebagai sarana ritual dan hiburan. satu bentuk fungsi secara tekstual. Hal demikian bisa
dikatakan karena bentuk tembang dan bentuk lainnya
2. Presentasi Estetis seperti teks atau notasi Macapat Kinanthi,
Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai Dandhanggula, Pangkur, Sholawat, Lagon, dan
presentasi estetis adalah seni pertunjukan yang notasi ricikan/intrumen kendang dan terbang yang
memerlukan penggarapan yang sangat serius, karena tertulis dan tertuang dalam naskah Sholawat Nabi
penikmat yang pada umumnya membeli karcis akan Jawi semuanya merupakan bentuk tekstual.
menuntut sajian pertunjukan yang baik (Soedarsono,
1998, p. 58). Hal ini membuktikan bahwa adanya aspek
Sholawat sebagai suatu pertunjukan atau tekstual dalam sistem musikal pada seluruh
hiburan yang mempunyai presentasi estetis, seperti komponen yang ada di dalam Sholawat Nabi Jawi
gagasan R.M Soedarsono bahwa sebuah pertunjukan yaitu adanya pamurba irama, pemangku irama,
berfungsi sebagai presentasi estetis yang pamurba lagu, pemangku lagu, dan penghias lagu
memerlukan penggarapan yang sangat serius, karena (Trustho, 2005b, pp. 19–20). Dalam hal ini vokal
penikmat yang pada umumnya akan menuntut sajian atau tembang berfungsi sebagai penghias lagu dalam
pertunjukan yang baik . Hal ini dapat dilihat bahwa Sholawat Nabi Jawi seperti yang dikatakan dalam
dalam Sholawat Nabi Jawi dipertunjukan pada wawancara dengan Teguh di kampus (Jurusan
khalayak umum pada saat acara tertentu seperti Karawitan, Institut Indonesia Yogyakarta) pada
Maulid Nabi dan syukuran menjadi dasar bahwa tanggal 30 Mei 2022 mengatakan :
Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede “Dalam Sholawat harus dibedakan jenis-
mempunyai fungsi hiburan dalam wujud doa-doa jenisnya seperti sindenan, gerongan, atau
yang dilantunkan. macapat dan dibedakan fungsinya.
Ritual ini merupakan fenomena yang ada Tergantung pencipta macapat masih ada
pada tradisi adat Jawa hal ini merupakan suatu atau tidak. Kalau tidak berarti di tafsir
fungsi yang ada pada Sholawat Nabi Jawi di Dusun sendiri, macapat itu mengandung pitutur
Getas Bandunggede Jawa Tengah. Hal lain yang yang baik. Hal itu nanti dapat dikaji selain
mempengaruhi adanya Tembang Macapat fungsi ritual dan tembang atau vokal masuk
Dhandanggula, Kinanthi dan Pangkur yang ke dalam penghias lagu untuk
digunakan karena memang sudah diturunkan dari memperindah lagu”
orang terdahulu yang sudah melestarikan Sarana dan prasarana yang digunakan saat
kebudayaan Sholawat Nabi Jawi. Penggunaan penyajian ritual Sholawat Nabi Jawi yaitu rumah
tembang macapat bisa saja dibacakan tanpa nada, orang yang sedang atau akan melangsungkan ritual
tetapi berpijak pada presentasi estetis tembang Sholawat Nabi Jawi, alat musik atau pengiring, dan
macapat tersebut dibacakan atau dilantunkan uba rampe yang digunakan saat ritual tersebut.
menggunakan notasi agar mempunyai sesuatu Fungsi diberikannya alat musik kendang yaitu
bentuk keindahan yang dapat dirasakan oleh sebagai pemimpin dalam sebuah pertunjukan untuk
pendengar Sholawat Nabi Jawi. menuntun alat musik lainnya. Pada Sholawat Nabi
Jawi kempling minjali atau berfungsi sebagai kethuk,
C. Garap Tembang dalam Ritual Sholawat terbang tanggung berfungsi sebagai kempul dan
Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede terbang gedhe berfungsi sebagai gong siyem atau
Jawa Tengah suwukan. Kendang dalam istilah Jawa sebagai
Aspek garap merupakan semua yang pamurba irama sama halnya di dalam Sholawat Nabi
tertuang dalam naskah atau notasi. Analisa tentang Jawi di Dusun Getas Bandunggede juga sebagai
fungsi tembang dalam Sholawat Nabi Jawi di Dusun pamurba irama, terbang dan kempling sebagai
Getas Bandunggede Jawa Tengah dapat dilihat pemangku irama. Hal ini dapat dikatakan sesuai
dalam dua aspek yaitu secara tekstual dan dengan Gagasan Hardja Susilo dalam buku Trustho
kontekstual yaitu: Macapat mempunyai ciri khas yang berjudul Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa
tersendiri, lain dengan lagu tembang gedhe atau yang sudah dijelaskan sebelumnya.
tembang tengahan. Oleh karena itu macapat dapat Rahayu Supanggah dalam bukunya Bothekan II
diartikan “lagu winengku ing sastra”, yaitu lebih yaitu:
dipentingkan sastranya daripada lagunya (Diyono, Garap seni pertunjukan menurut Rahayu
1992). Tembang macapat juga memiliki aspek yaitu Supanggah adalah sebuah sistem. Garap
dalam hasil penelitian yang sudah disampaikan melibatkan beberapa unsur atau pihak
menguraikan struktur penyajian dan fungsi tembang yang masing-masing saling terkait dan
dalam ritual Sholawat Nabi Jawi merupakan salah

8
Write the name of first author and date of paper sending

: gC _ . . . . .
membantu. Dalam karawitan Jawa,
Terbang gedhe
beberapa unsur garap tersebut sebagai
berikut, 1) materi garap atau ajang garap,
2) penggarap, 3) sarana garap, 4) perabot . . gC _
atau piranti garap, 5) penentu garap, 6)
pertimbangan garap (Supanggah, 2009a, Kendang : . _ . I D D .
p. 4).
D P , _
Notasi iringan yang digunakan pada ritual
Sholawat Nabi Jawi : Singgetan
Notasi pada Instrumen :
Keterangan : Kempling 1 : _ K K K K K

Terbang Gedhe : C K K gK _

: jg.K_j.K jKK j.K


:H
Kempling 2
Terbang Tanggung
jKK j.K K K g. _
Kempling :K
Terbang tgg : _ . . . .

. . H g. _
1. Pola 1 yang digunakan untuk mengiringi
sholawat Terbang gedhe : _ . . . . .

Buka : . . j.gC

Kendang : D , , , , , _j.C j.C j.C g.

j,D gD Kendang : . _ . I D D .

Kempling : . . K . K . D P , _

. g. jBjB j.B jPP jBP g.


Pola I :

K K K K
2. Pola II yang digunakan untuk iringan lagon
Kempling 1 :
Buka :
K K K gK
Kendang : jDL , , , , ,

: gj.K_ K K . j.K
jDD D
Kempling 2

K K . j.K_
Kempling 1 : K K K K

: g. _ . . H .
K K K gK
Terbang tgg

. H . . _
Kempling 2 : gj.P _j.P j.P j.P

9
Alamat peneliti: Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Hp: 083116500935 E-mail: angenartiyani21@gmail.com
j.P j.P j.P j.P j.P_
1. Penggarap
Penggarap berdasarkan pemain dilihat
Terbang tgg : _. H . . dari latar belakang, pendidikan, autodidak, asal
mula gurunya siapa dan berasal dari mana. Hal ini
. H . ._ dapat diperkuat dengan Rahayu Supanggah dalam
bukunya Bothekan Karawitan II : Garap yaitu:
Terbang gedhe : gC _. . . . . “Penggarap adalah seniman, para
pengrawit, baik pengrawit penabuh
. . gC_ gamelan maupun vokalis, yaitu pesinden
dan atau penggerong, yang sering disebut
Kendang : _j.B . B B dengan swarawati dan wiraswara”
(Supanggah, 2009b, p. 180).
j.B . B B_

Penggarap bisa dikatakan pengrawit atau


Singgetan
penabuh yang mempunyai unsur garap terpenting
Kempling 1 : _ K K K K pada Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
Bandunggede. Hal tersebut dapat dikatakan karena
K K K gK _ adanya Trah (Keturunan) dari sekelompok orang
yang masih memiliki hubungan darah. Trah
Kempling 2 : jg.K _j.K jKK j.K tersebut ada pada sekelompok orang di Dusun
Getas Bandunggede bahwa pemimpin atau tetua
jKK j.K K K g. _
adat di sana sebagai pemimpin pertunjukan
Sholawat Nabi Jawi mengajarkan berguna untuk
_. . . .
melestrarikan kesenian Sholawat Nabi Jawi tetap
Terbang tgg :
ada dan berkembang. Latar pendidikan pada
. . H g. _
penggarap atau penabuh Sholawat Nabi Jawi
mayoritas lulusan SD sampai SMA. Profesi
penabuh Sholawat Nabi Jawi mayoritas sebagai
Terbang gedhe : _. . . . petani dan tidak mempunyai basic kesenian, bisa
dikatakan autodidak.
. . . j.gC _ Seperti yang telah dikatakan sebelumnya
tembang yang digunakan Sholawat Nabi Jawi di
j.C j.C j.C g. Dusun Getas Bandunggede adalah tembang
macapat dan lagon. Tembang macapat yang
Kendang : . _. I D D digunakan dalam Sholawat Nabi Jawi di Dusun
Getas Bandunggede ini ada tiga, yaitu tembang
. D P , Macapat Dhandhanggula, Kinanthi, dan Pangkur.
Perbedaan tembang macapat yang ada di
j.P jPP j.P jPP j.P jPB j.B jBP _ jBj dalam Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
Bandunggede Temanggung Jawa Tengah ini ada
B j.B jPP jBP g.
yang berbeda pada guru gatra yang sudah ada,
perbedaannya terdapat pada guru wilangan atau suku
kata, berikut perbedaan pada Tembang Macapat
Kempling minjali atau berfungsi sebagai Dhandhanggula
kethuk, terbang tanggung berfungsi sebagai kempul 2. Pertimbangan Garap
dan terbang gedhe berfungsi sebagai gong siyem Pertimbangan garap berdasarkan
atau suwukan. kegunaan dari tembang yang ada dalam Sholawat
Berdasarkan gagasan Rahayu Supanggah Nabi Jawi. Pertimbangan garap tembang digunakan
di atas garap ada beberapa unsur atau pihak yang pada Sholawat Nabi Jawi karena memang
masing-masing saling terkait dan membantu. Ada mempunyai fungsi kontekstual yaitu sebagai ritual,
dua unsur garap yang bisa diambil dan dikaitkan hal tersebut sudah dijelaskan pada pembahasan
pada fungsi garap yaitu Penggarap dan sebelumnya. Hal lain yang ada dalam Sholawat
Pertimbangan Garap Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede yang sama

10
Write the name of first author and date of paper sending

dengan tradisi karawitan adalah saat penabuh dan sebagainya sedangkan penggunaan yang bersifat
berkomunikasi penabuh satu dengan lainnya dan khusus adalah peringatan hari besar keagamaan
sesuai kesepakatan garap. Tawar menawar garap seperti Maulud Nabi Muhammad SAW. Tujuan
tidak dilakukan dengan diskusi secara perkataan diadakan kesenian sholawatan tersebut adalah
namun saling menjaga kemampuan lawan main sebagai ungkapan puji syukur kepada Allah SWT
atau penabuh lainnya yaitu dengan menggunakan atas rahmat yang telah diberikan kepada umatnya.
kode baik kode mimik wajah maupun dengan yang Dalam penyajian tembang macapat juga
lainnya. tidak lepas dari unsur karawitan seperti laras, pathet,
Selain hal-hal yang bersifat teknis atau irama bahwa garap tembang macapat dalam
komunikasi terdapat juga hal yang bersifat non- Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas Bandunggede
teknis namun mempunyai peran dalam mempunyai dua unsur garap yaitu penggarap dan
mempengaruhi garap yaitu faktor internal, eksternal pertimbangan garap. Selain itu fungsi khusus yang
dan tujuan. Faktor internal yang ada pada Sholawat terdapat pada tembang macapat yaitu sebagai obat
Nabi Jawi terletak pada kondisi fisik penabuh pada atau penolak bala yang dipercaya sebagai
saat melakukan garap atau melantunkan tembang. keselamatan atau bisa disebut tembang berfungsi
Selanjutnya, ialah faktor eksternal yang terdapat sebagai sarana ritual dan presentasi estetis. Apabila
pada Sholawat Nabi Jawi terletak pada diamati dan diteliti keberadaan Sholawat Nabi Jawi
penyajiannya bahwa sholawat dilakukan secara merupakan perpaduan budaya jawa dan budaya
bersama-sama hal ini tidak hanya dilantunkan oleh islam yang diterima pada tradisi Jawa. Dengan
penabuh dan semua orang yang ikut dalam adanya penyebaran kebudayaan yang disebabkan
sholawat nabi namun orang luar pun bisa migrasi manusia dan penyebaran yang menyebabkan
mengikutinya. Pada dasarnya sholawat nabi sudah peleburan yang terjadi pada suatu budaya
dekat dengan masyarakat. beradaptasi dengan kebudayaan lain sehingga
Lagon pada Sholawat Nabi Jawi di Dusun menimbulkan kebudayaan baru atau format yang
Getas Bandunggede merupakan tembang yang berbeda. Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas
digunakan sebagai pelengkap dan sebagai pitutur Bandunggede Temanggung Jawa Tengah
selain itu untuk mempermudah dalam pembacaan membuktikan adanya unsur karawitan, ritual pada
doa dalam Sholawat Nabi Jawi. tembang yang ada di Sholawat Nabi Jawi. Oleh
sebab itu kesenian ini masih dianggap sakral dan
Kesimpulan ajaran-ajaran tentang kebaikan masih tetap terjaga.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
Sholawat Nabi Jawi di Dusun Getas kesenian Sholawat Nabi Jawi sebuah cerminan,
Bandunggede Temanggung Jawa Tengah merupakan bentuk ekspresi, ritual budaya tradisi Jawa-Islam
kesenian rakyat yang bernafaskan islam. Pada sehingga senantiasa harus dipertahankan dan selalu
penyajiannya menggunakan syair-syair dengan dijaga kelestariannya.
Bahasa Arab dan Jawa serta ada tembang di
dalamnya berupa puji-pujian terhadap Nabi Daftar Pustaka
Muhammad SAW, kisah-kisah Nabi atau memuji
kepribadian, dan berisi petuah untuk tetap BA, D. (2009). Tuntunan Lengkap Sekar Macapat
dilestarikan. Dalam penyajian Sholawat Nabi Jawi Untuk Pelajar dan Umum (Revisi). CV.
diselingi dengan Tembang Macapat Dhandhanggula, Cendrawasih.
Kinanthi, dan Pangkur.
Erwanto, D. (2021). Kita Harus Bershalawat.
Penyajian sholawatan sendiri dilakukan
Penerbit Buku Pendidikan Deepublish.
dengan cara duduk bersila, menggunakan kostum
yang sudah disepakati. Adapun waktu Ghazali, S. (2017). Shalawat Populer : Esensi
penyelenggaraan biasanya disesuaikan dengan Shalawat Bagi Ummat Nabi Muhammad SAW
pemangku hajat atau dapat dikondisikan sesuai (S. S. Anwar (ed.)). Qudwah Pres.
permintaan. Sholawat pada umumnya digunakan
dalam upacara atau ritual slametan, seperti Haq, A. I. (2020). Eksistensi Seni Shalawat Jawi
tingkeban, khitanan, kelahiran, pernikahan, ruwatan, Campursari di Trenggalek. IAIN

11
Alamat peneliti: Jurusan Karawitan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Hp: 083116500935 E-mail: angenartiyani21@gmail.com
Tulungagung. http://bukantakmampu.blogspot.com/2010/06/
tembang-macapat.html
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu
Antropologi (10th ed.). PT. Rineka Cipta.
Kusmayati, H. (2014). Fungsi Seni Pertunjukan Bagi
Pembangunan Moral Bangsa. Fungsi Seni
Pertunjukan Bagi Pembangunan Moral
Bangsa, 1. http://repository.kemdikbud.go.id
Prawiradisastra. (1991). Tuntunan Karawitan II (M.
Siswanto (ed.); 2nd ed.). Pusat Musik Ligurti.
Siswanto. (1983a). Pengetahuan Karawitan Daerah
Yogyakarta. In Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan (Vol. 1). Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan.
Siswanto. (1983b). Pengetahuan Karawitan Daerah
Yogyakarta. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.
Soedarsono, R. . (1998). Pengantar Apresiasi Seni
(R. . Soedarsono (ed.); 1st ed.). Balai Pustaka.
Sugiyono. (2008a). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, CV. Bandung.
Sugiyono. (2008b). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, CV. Bandung.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, CV. Bandung.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D.
Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Sulasman & Gumilar, S. (2013). Teori-Teori
Kebudayaan Dari Teori Hingga Aplikasi.
Sulasman Pustaka Setia.
Supanggah, R. (2009a). Bothekan Karawitan II :
Garap (Waridi (ed.); 2nd ed.). Program
Pascasarjana Bekerja sama dengan ISI PRESS
Surakarta.
Supanggah, R. (2009b). Bothekan Karawitan II :
Garap (Waridi (ed.); 2nd ed.). Program
Pascasarjana Bekerja sama dengam ISI PRESS
Surakarta.
Trustho. (2005a). Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa
(Slamet (ed.); 1st ed.). STSI Press.
Trustho. (2005b). Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa
(I. D. Parwanto (ed.); 1st ed.). STSI Press.
Weddo, M. (2010). Tembang Macapat. 1.

12

You might also like