You are on page 1of 6

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Ilmu Kebencanaan : Program Pascasarjana Unsyiah

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) ISSN 2355-3324


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 6 Pages pp. 53-58

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP BENCANA DAN KETERAMPILAN BASIC


LIFE SUPPORT DENGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA
BUMI PADA MAHASISWA KEPERAWATAN POLTEKKES BANDA ACEH
Budimanto1, Mudatsir2, Teuku Tahlil 3
1
Magister Ilmu Kebencanaan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Program Studi Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3
Program Studi Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Koresponden : mudatsir@unsyiah.ac.id

ABSTRACT
Aceh is a region that is highly prone to natural disasters, such as earthquakes. One of them was the 6.2
magnitude earthquake that struck Aceh Tengah and Bener Meriah Regencies and killed 42 people in 2013.
Basic Life Support is a level of medical care which is used for victims of natural disasters with or without
trauma. The objective of this research was to correlate knowledge, attitude, and Basic Life Support skill of
nursing students in Aceh Health Polytechnic to their earthquake preparedness. The research was
conducted by employing quantitative method with cross-sectional study approach. The data were collected
by using questionnaires and observation sheets and were then analyzed by using Chi-square test. There
were eighty seven samples chosen. Sixty one samples were female while the others were male aged 19-21.
It was found that the knowledge of most of the samples was in good category (51,7%), their attitude was
mostly in poor category (75,9%), and their Basic Life Support skill was in fair category (60%). Moreover,
the bivariate analysis indicated that the knowledge of most of the samples was in good category (63,9%),
their attitude was also in good category (71,4%), and their skill was in fair category (61,1%). Hence, it
can be concluded that the knowledge and attitude of the nursing students in Aceh Health Polytechnic were
significantly correlated to the students’ preparedness (p=0,005) while their Basic Life Support skill was
not (p=0,594).
Keywords: Knowledge, Attitude, Basic Life Support Skill

ABSTRAK
Daerah Aceh merupakan wilayah yang sangat rawan bencana gempa bumi sebagaimana pada tahun 2013
terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,2 SR di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang
menyebabkan 42 orang meninggal dunia. Pertolongan pertama sesaat setelah gempa bumi terhadap korban
trauma maupun non trauma yang mengakibatkan adanya gangguan kegawatan yaitu salah satunya dengan
tindakan Basic Life Support. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap
bencana dan keterampilan Basic Life Support dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada mahasiswa
Keperawatan Poltekkes Banda Aceh. Desain penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif Cross
Sectional dengan mengunakan instrumen kuesioner dan lembar observasi, analisis data mengunakan uji
Chi-square. Jumlah sampel sebanyak 87 orang yang terdiri atas jenis kelamin perempuan sebanyak 61
orang dan laki-laki sebanyak 26 orang dengan karakteristik umur responden mayoritas berumur 19 – 21
tahun . Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan bencana menunjukkan bahwa mayoritas kategori
sedang (51,7%), berdasarkan sikap terhadap bencana berada kategori kurang (75,9%) dan berdasarkan
keterampilan Basic Life Support dengan kategori cukup (60%). Analisis bivariat terdapat (63,9%)
berpengetahuan baik, (71,4%) bersikap baik dan (61,1%) memiliki keterampilan cukup, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna (p=0,005) antara variabel pengetahuan bencana dengan
kesiapsiagaan dan antara variabel sikap dengan kesiapsiagaan serta tidak terdapat hubungan bermakna
(p=0,594) variabel keterampilan Basic Life Support dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada
mahasiswa Keperawatan Poltekkes Banda Aceh.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Basic Life Support

Volume 4, No. 2, Mei 2017 53


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN Kesehatan Banda Aceh untuk menghasilkan


Gempa bumi merupakan salah satu perawat yang memiliki kemampuan
bencana alam yang dapat mengakibatkan memberikan bantuan hidup dasar yang baik
terjadinya kematian pada saat gempa terjadi, pasca bencana.
korban luka-luka serta kerusakan lainnya
dengan kasus kematian terbesar didunia METODE PENELITIAN
mencapai 780.000 orang atau sekitar 60 % Di dalam artikel ini, pendekatan
terjadi akibat bencana alam (Bartel, 2011). penelitian yang digunakan adalah
Pada tahun 2013, Gempa bumi dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
kekuatan 6,2 SR yang terjadi di Kabupaten crossectional. Dalam penelitian kuantitatif
Aceh Tengah dan Bener Meriah ini, peneliti akan mengukur hubungan
menyebabkan 42 orang meninggal dunia pengetahuan, sikap bencana dan
yang terdiri atas 34 orang dari Kabupaten keterampilan basic life support dengan
Aceh Tengah dan 8 orang dari Kabupaten kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada
Bener Meriah (BNPB, 2013). mahasiswa keperawatan poltekkes Banda
Kegiatan pertolongan pertama Basic Aceh. Data dalam penelitian ini
Life Support dalam keadaan siap siaga menggunakan data primer dan sekunder, dan
bencana dapat dilakukan oleh tenaga data yang dikumpulkan adalah data primer.
kesehatan atau masyarakat yang terlatih Penelitian ini telah dilakukan di kampus
BLS, tentunya perawat dituntut mampu dan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
mumpuni dengan berbekal pengetahuan, Banda Aceh mulai bulan Januari s/d Agustus
sikap dan keterampilan yang didapatkan 2017.
selama dalam proses pembelajaran di Sampel dalam penelitian ini adalah
Institusi pendidikan keperawatan. Dengan seluruh mahasiswa jurusan keperawatan
demikian, seorang perawat disaat masa politeknik kesehatan Banda Aceh yang
purna pembelajaran mampu melakukan berjumlah 274 orang terdiri dari tingkat satu
tindakan Basic Life Support kapanpun dan sebanyak 81 orang, tingkat dua sebanyak
dimanapun (Pro Emergency, 2012). 106 orang dan tingkat tiga sebanyak 87
Menurut Rakhmat (2012), perawat orang. Pemilihan mahasiswa tingkat tiga
sebagai salah satu ujung tombak untuk sebagai sampel penelitian dikarenakan
peningkatan derajat kesehatan, idealnya peneliti mempunyai pertimbangan-
lebih meningkatkan pengetahuan, sikap dan pertimbangan tertentu diantaranya:
keterampilan BLS untuk menunjang 1) mahasiswa tingkat tiga yang di pilih
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. sebagai responden berdasarkan kelas
Salah satu upaya untuk meningkatkan tersebut karena pada tingkat tiga
pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa sudah melalui tahapan
perawat adalah dengan pendidikan. Perawat pembelajaran mata kuliah keperawatan
mendapatkan pengetahuan, pembentukan bencana.
sikap dan keterampilan tentang pendidikan 2) mahasiswa tingkat tiga sudah lebih
kebencanaan khususnya basic life support di memahami mata kuliah terkait dengan
institusi pendidikan. keperawatan bencana yang didapatkan
Melihat betapa besarnya peran perawat pada tingkat dua sebagai kriteria inklusi
dalam menghadapi suatu peristiwa bencana adalah para mahasiswa telah lulus mata
serta peran dari institusi pendidikan dalam kuliah keperawatan bencana.
hal ini Jurusan Keperawatan Politeknik

54 Volume 4, No. 2, Mei 2017


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang sama dilakukan oleh


1) Hubungan Pengetahuan Bencana Bukhari (2013), tentang hubungan
dengan Kesiapsiagaan Bencana pengetahuan dengan kesiapsiagaan bencana
Gempa Bumi gempa bumi oleh perawat pelaksana di
Hubungan pengetahuan dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh
kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi hasil penelitian menunjukkan bahwa
didapatkan dari uji statistik. Hasil analisis terdapat hubungan yang bermakna antara
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. pengetahuan dengan kesiapsiagaan atau
terdapat 86,3% perawat dengan pengetahuan
Tabel 1 Hubungan Pengetahuan Bencana
baik dan siap dalam menghadapi bencana
dengan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi
gempa bumi, 52,2% berpegetahuan kurang
pada Mahasiswa Keperawatan
dan kurang siap dalam menghadapi bencana
Poltekkes Banda Aceh (n=87)
gempa bumi.
Menurut LIPI-UNESCO/ISDR (2006),
pengetahuan merupakan faktor utama kunci
kesiapsiagaan. Pengetahuan yang harus
dimiliki individu dan rumah tangga
Sumber : Data Primer (diolah) tahun mengenai bencana gempa bumi yaitu
2017 pemahaman tentang bencana gempa bumi
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 1 dan pemahaman tentang kesiapsiagaan
menunjukkan bahwa dari 36 responden yang menghadapi bencana tersebut, meliputi
berpengetahuan baik terdapat (63,9%) yang pemahaman mengenai tindakan
siap menghadapi bencana gempa bumi; dari penyelamatan diri yang tepat saat bencana
45 responden yang berpengetahuan sedang terjadi serta tindakan dan peralatan yang
terdapat (46,7%) hampir siap menghadapi perlu disiapkan sebelum terjadi bencana.
bencana dan dari 6 responden yang
berpengetahuan kurang terdapat (66,6%) 2) Hubungan Sikap Bencana dengan
yang berada pada kategori hampir siap Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi
dalam menghadapi bencana gempa bumi. Hubungan sikap bencana dengan
Berdasarkan hasil uji chi-square dengan kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi
taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh bahwa p didapatkan dari uji statistik. Hasil analisis
value = 0,005 yang berarti p value = <0,05 tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
maka ada hubungan yang bermakna antara Tabel 2 Hubungan Sikap Bencana dengan
pengetahuan dengan kesiapsiagaan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi pada
mahasiswa dalam menghadapi bencana Mahasiswa Keperawatan Poltekkes
gempa bumi pada mahasiswa keperawatan Banda Aceh (n=87)
Poltekkes Banda Aceh.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ajmain
(2013) di wilayah kerja dinas kesehatan
Kabupaten Aceh Tamiang terkait
Sumber : Data Primer (diolah) tahun 2017
pengetahuan kesiapsiagaan perawat dalam
memberikan pelayanan kegawatdaruratan Berdasarkan hasil penelitian Tabel 2
pada 40 orang perawat menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa dari 21 responden yang
65,0% responden mempunyai pengetahuan bersikap baik terdapat (71,4%) yang siap
pada kategori baik. menghadapi bencana gempa bumi, dari 66
Volume 4, No. 2, Mei 2017 55
Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

responden yang bersikap kurang terdapat 3) Hubungan Keterampilan Basic Life


(47%) hampir siap menghadapi bencana Support (BLS) dengan Kesiapsiagaan
gempa bumi. Berdasarkan hasil uji chi- terhadap Bencana Gempa Bumi
square dengan taraf signifikan 5% (0,05) Untuk mengetahui hubungan
diperoleh bahwa p value = 0,005 yang keterampilan Basic Life Support dengan
berarti p value = <0,05 maka ada hubungan kesiapsiagaan bencana gempa bumi
yang bermakna antara sikap dengan dilakukan uji statistik. Hasil uji statistik
kesiapsiagaan mahasiswa dalam menghadapi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
bencana gempa bumi pada mahasiswa berikut :
keperawatan Poltekkes Banda Aceh.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Tabel 3 Hubungan Keterampilan Basic Life
dilakukan oleh Juliandi (2012), tentang Support (BLS) dengan Kesiapsiagaan
hubungan pengetahuan dan sikap terhadap Bencana Gempa Bumi pada
kesiapsiagaan masyarakat dalam Mahasiswa Keperawatan Poltekkes
menghadapi bencana di wilayah Kecamatan Banda Aceh (n=30)
Medan Tuntungan menunjukkan bahwa
variabel yang mempunyai hubungan dengan
kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana yaitu sikap (p=0,018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sumber : Data Primer (diolah) tahun
penelitian yang dilakukan oleh Bukhari 2017
(2013), tentang hubungan sikap dengan
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 3
kesiapsiagaan bencana gempa bumi oleh
menunjukkan bahwa dari 18 responden yang
perawat pelaksana di Rumah Sakit Ibu dan
memiliki keterampilan Basic Life Support
Anak Pemerintah Aceh menunjukkan bahwa
cukup ternyata (61,1%) diantaranya hampir
terdapat hubungan yang bermakna antara
siap menghadapi bencana gempa bumi, dari
sikap dengan kesiapsiagaan dimana terdapat
12 responden yang keterampilan Basic Life
90,9% perawat memiliki sikap baik, 53,3%
Support kurang ternyata (75%) hampir siap
memiliki sikap kurang dan siap dalam
menghadapi bencana gempa bumi.
menghadapi bencana gempa bumi.
Berdasarkan hasil uji chi-square dengan
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap
taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh bahwa p
merupakan kesiapan atau kesedian untuk
value = 0,594 yang berarti p value = > 0,05
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan
maka tidak ada hubungan yang bermakna
motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap
antara keterampilan Basic Life Support
belum merupakan tindakan (reaksi terbuka)
dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi
atau aktifitas, akan tetapi merupakan
bencana gempa bumipada mahasiswa
predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi
keperawatan Poltekkes Banda Aceh.
tertutup. Sikap merupakan reaksi atau respon
Chapman (2008), menyatakan bahwa
yang masih tetap dari seseorang terhadap
80% perawat yang menjadi relawan bencana
sesuatu stimulus atau objek. Sikap
tidak mempunyai pengalaman dan
menentukan perilaku seseorang. Sikap yang
keterampilan dalam tanggap bencana serta
positif diharapkan menjadi motivasi yang
23% perawat hanya pernah mendapatkan
kuat dalam usaha melakukan
pendidikan kesiapsiagaan bencana dasar dan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
tidak ada pendidikan kelanjutannya.
Menurut Hasibuan (2000) dikutip dari
Yanuardi (2013), keterampilan merupakan
56 Volume 4, No. 2, Mei 2017
Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

kemampuan sesorang dalam menyelesaikan perawat yang siap dan tanggap terhadap
tugas yang ditugaskan kepadanya. bencana.
Keterampilan disini mencakup technical 3) Bagi responden dapat menjadikan hasil
skill, human skill, conceptual skill, seperti penelitian ini sebagai bahan masukan
kecakapan untuk memanfaatkan dalam peningkatan pengetahuan, sikap
kesempatan, kecermatan, menggunakan bencana dan keterampilan Basic Life
peralatan yang dimiliki dalam mencapai Support dengan kesiapsiagaan
tujuan. menghadapi bencana gempa bumi pada
mahasiswa Keperawatan Politeknik
KESIMPULAN Kesehatan Banda Aceh.
Berdasarkan hasil penelitian, maka 4) Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai
dapat diambil kesimpulan penelitian ini ilmu pengetahuan untuk terus belajar,
adalah sebagai berikut: dimana peneliti menyadari masih
1) Terdapat hubungan bermakna antara terdapat kekurangan dan kesempurnaan
pengetahuan bencana mahasiwa serta diharapkan ada upaya perbaikan-
keperawatan Poltekkes Banda Aceh perbaikan dikemudian hari.
dengan kesiapsiagaan bencana gempa
bumi. DAFTAR PUSTAKA
2) Terdapat hubungan bermakna antara American Heart Association. (2010).
sikap mahasiswa keperawatan Poltekkes Guidelines for Cardiopulmonary
Banda Aceh dengan kesiapsiagaan Resuscitation (CPR) and Emergency
bencana gempa bumi. Cardiovaskular Care (ECC) of
3) Tidak terdapat hubungan bermakna Pediatric and Neonatal Patient;
antara keterampilan Basic Life Support Pediatric Advanced Life Support.
mahasiswa keperawatan Poltekkes Dallas. Texas.
Banda Aceh dengan kesiapsiagaan
bencana gempa bumi. Ajmain. (2013). Analisis Kesiapsiagaan
Perawat dalam Pemberian Pelayanan
SARAN Kegawatdaruratan Sistem Pernafasan
1) Diharapkan perlu adanya pelatihan Akibat Bencana Alam di Wilayah Kerja
kesiapsiagaan bencana gempa bumi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
yang terencana untuk meningkatkan Tamiang. Jurnal Ilmiah Kesehatan
kemampuan mahasiswa dalam Masyarakat USU. Medan.
menghadapi bencana gempa bumi
meliputi peningkatan keterampilan Bartel, S. (2011). Earthquakes have a bigger
Basic Life Support. health toll than other disasters. Journal
2) Perlu adanya peningkatan dukungan of Harvard Humanitarian Initiative in
Jurusan Keperawatan Politeknik Boston.
Kesehatan Banda Aceh dan instansi
terkait untuk bersama-sama lebih BNPB. (2013). Gempa Bumi Aceh Tengah
tanggap mewaspadai bencana gempa dan Bener Meriah. Propinsi Aceh:
bumi yaitu dengan peningkatan Badan Nasional Penanggulangan
pengetahuan dan sikap tentang bencana, Bencana (BNPB).
menyusun rencana tanggap darurat,
Bukhari, M. S. (2013). Hubungan Sikap
adanya sistem peringatan bencana dan
tentang Regulasi, Pengetahuan dan
memobilisasi sumber daya tenaga
Sikap Perawat Terhadap Kesiapsiagaan
Volume 4, No. 2, Mei 2017 57
Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Bencana Gempa Bumi di Badan Yanuardi. (2013). Pengaruh Keterampilan


Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Kerja dan Pengetahuan Administrasi
Ibu dan Anak Pemerintah Aceh. Jurnal terhadap Kinerja Pegawai Administrasi
Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Fakultas Ekonomi. Ejournal
Kuala, 2, 58-66. Universitas Negeri Padang: Sumatera
Barat.
Chapman. (2008). Disaster Preparedness in
The Acute Setting. Australasian
Emergency Nursing Journal.

Hermawati, D. (2010). Tingkat Pengetahuan


dan Keterampilan Perawat dalam
Kesiapsiagaan (preparedness). Jurnal
Kesehatan Indonesia. Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.

Kemenkes. (2007). Pendidikan dan


Promosi Kesehatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Kajian


Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Menghadapi Ancaman Bencana Alam.
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan


Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

P2KK. (2007). Buku Pedoman Teknis


Penanggulangan Krisis Kesehatan
Akibat Bencana. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sterz, F. (2008). Safety, Feasibility, and


Hemodynamic and Blood Flow Effects
of Active Compreeion-Decompression
of Thorax and Abdomen In Patients
with Cardiac Arrest. Journal Pulmed.
Medical University of Vienna: Austria.

58 Volume 4, No. 2, Mei 2017

You might also like