You are on page 1of 118

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP

KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA


DRAMAGA KECAMATAN BOGOR BARAT
KOTA BOGOR
TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

ARINNY TRI MAULANI

201811078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2021
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP
KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA
DRAMAGA KECAMATAN BOGOR BARAT
KOTA BOGOR
TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada

DISUSUN OLEH :

ARINNY TRI MAULANI

201811078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2021

i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

“Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber pustaka yang

menjadi rujukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah saya nyatakan

dengan benar. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Karya Tulis Ilmiah ini

merupakan hasil plagiat/ pemalsuan/ penyuapan/ pertukangan maka saya siap

menerima sanksi yang berlaku di Program Studi DIII Keperawatan (STIKes)

Wijaya Husada Bogor dengan segala resiko yang harus saya tanggung.”

Nama : Arinny Tri Maulani

NIM : 201811078

Tanggal : Januari 2021

Tanda Tangan :

MATERAI

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP


KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA
DRAMAGA KECAMATAN BOGOR BARAT
KOTA BOGOR TAHUN 2021

Nama : Arinny Tri Maulani

NIM : 201811078

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan tim penguji

Karya Tulis Ilmiah STIKes Wijaya Husada

Program Studi DIII Keperawatan

Bogor, 17 Desember 2021

Dosen Pembimbing

(Sri Untari, S.Tr.Keb, MKM)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP


KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA
DRAMAGA KECAMATAN BOGOR BARAT
KOTA BOGOR TAHUN 2021

Nama : Arinny Tri Maulani

NIM : 201811078

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan disahkan oleh Tim Penguji Sidang

Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Wijaya Husada

Program Studi DIII Keperawatan

Bogor, 07 Januari 2021

Mengesahkan,

Penguji I Penguji II

(Yuliana,S.Tr.Keb., M.K.M) (Sri Untari, S.Tr.Keb., M.K.M)

Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor

(dr. Pridady, Sp.PD-KGEH)

iv
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN
RAWAT INAP DI RS MEDIKA DRAMAGA BOGOR KECAMATAN
BOGOR BARAT KOTA BOGOR TAHUN 20211
Arinny Tri Maulani2, Sri Untari3
D III Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor
ABSTRAK

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa kecemasan merupakan gangguan jiwa umum
yang prevalensinya paling tinggi. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6% dari populasi)
menderita kecemasan. Kecemasan tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari manusia,
termasuk pada pasien rawat jalan, kecemasan yang terjadi pada pasien rawat jalan akan berdampak
pada kesehatannya. Salah satu penyebab kecemasan pada pasien adalah perilaku caring perawat.
Peran perilaku caring perawat sebagai sistem pendukung sangat penting dalam menghadapi
kecemasan pada pasien, dimana semakin baik caring perawat maka tingkat kecemasan pasien
semakin menurun. Rasa cemas dapat dimiliki oleh setiap pasien maupun keluarga pasien yang
sedang berada di rumah sakit, rasa cemas ini berbeda-beda antara setiap orang. Kecemasan dapat
didefinisikan sebagai gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang
mendalam dan berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu usia, jenis
kelamin, tahap perkembangan, tipe kepribadian, pendidikan, status kesehatan, makna yang
dirasakan, nilai-nilai budaya dan spiritual, dukungan social dan lingkungan, mekanisme koping,
pekerjaan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat terhadap kecemasan
pasien rawat inap di RS Medika Dramaga Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor .
Jenis penelitian adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional, responden
dalam penelitian ini sebanyak 54 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
simple random sampling. Pengumpulan data diperoleh melalui penyebaran kuisioner. Analisis data
yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat.
Berdasarkan penelitian mengenai perilaku caring cukup sebagian besar pasien mengalami
kecemasan sedang yaitu sebanyak 35 responden (65,7%), kecemasan ringan sebanyak 7 responden
(12,9%). Selanjutnya pada responden dengan perilaku caring baik memiliki kecemasan sedang 4
(6,5%) dan kecemasan ringan 8 (14,9%) di RS Medika Dramaga Kecamatan Bogor Barat Kota
Bogor. Hasil uji statistik menggunakan Chi Square diperoleh p Value = 0,01 atau p < 0,005 maka
Ha diterima.
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah terdapat lebih besar perilaku caring
perawat yang cukup dengan kecemasan yang sedang. Dan dalam uji statistik Chi Square
menunjukkan adanya hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien rawat inap di
RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun 2021.
Disarankan menjadi acuan untuk perilaku caring perawat terhadap kecemasan pasien.
Kata Kunci : Perilaku, Caring, Perawat, Kecemasan Pasien.
Daftar Pustaka : 20 buku (2012- 2020), 7 jurnal
Jumlah Halaman : 70 halaman, 4 tabel, 2 bagan, 13 lampiran

1
Judul Penelitian
2
Mahasiswa Diploma III Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor
3
Dosen Pembimbing

v
THE RELATIONSHIP OF NURSE CARING BEHAVIOR WITH ANXIETY
IN PATIENTS AT MEDIKA DRAMAGA HOSPITAL WEST BOGOR
DISTRICT BOGOR CITY IN 20211
Arinny Tri Maulani2, Sri Untari3
D III Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor
ABSTRACT

The World Health Organization states that anxiety is a common mental disorder with the
highest prevalence. More than 200 million people worldwide (3.6% of the population) suffer from
anxiety. Anxiety cannot be separated from human daily life, including in outpatients, anxiety that
occurs in outpatients will have an impact on their health. One of the causes of anxiety in patients
is the caring behavior of nurses. The role of nurse caring behavior as a support system is very
important in dealing with patient anxiety, where the better the nurse’s caring, the lower the
patient’s anxiety level. Anxiety can be had by every patient or patients’s family who is in the
hospital, this anxiety is different from person to person. Anxiety can be defined as a mood disorder
characterized by a deep and persistent feeling of fear. Factors that effect anxiety are age, gender,
stage of development, personality type, education, health status, perceived meaning, cultural and
spiritual values, social and environmental support, coping mechanisms, work.
This study aims to determine the relationship between nurse caring behavior and anxiety levels
of outpatients at the Medika Dramaga Hospital West Bogor District Bogor City.
The type of research is quantitative analytic with cross sectional approach, respondens in this
study werw 54 respondents with the sampling technique using simple random sampling. Data
collection obtained through distributing questionnaires. Data analysis used was univariate and
bivariate.
Based on research about caring behavior was sufficient, most of the patients experienced
moderate anxiety as many 35 respondents (65,7%), mild anxiety as many as 7 respondents
(12,9%). Furthermore, respondents with good caring behavior had moderate anxiety 4 (6,5%) and
mild anxiety 8 (14,9%) at Medika Dramaga Hospital West Bogor District Bogor City. The results
of statistical tests using Chi-Square obtained p-value = 0,01 or p < 0,05 then Ha is accepted.
The conclusions that can be drawn from this study is that there is greater caring behavior of
nurses with moderate anxiety. And the Chi Square statistical test shows that there is a relationship
between nurses caring behavior and the anxiety of hospitalized patients at the Medika Dramaga
Hospital West Bogor District Bogor City in 2021.
It is recommended to be a reference for nurses caring behavior towards patient anxiety.

Keywords : Nurse caring behavior, patient anxiety.


Literature : 20 books (2012- 2020), 7 journals
Number of page : 70 pages, 4 tables, 2 charts, 13 attachment
1
The research title
2
Student of STIKes Wijaya Husada Bogor
3
Lecturer

vi
KATA PENGANTAR

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menyadari banyak


menjumpai hambatan dan kendala. Namun atas bimbingan, bantuan dan motivasi
dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ketua Yayasan Wijaya Husada Bogor.
2. Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor.
3. Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor.
4. Direktur RS Medika Dramaga Bogor yang telah memberikan izin penelitian.
5. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada Bogor atas
ilmu dan bimbingannya.
6. Teristimewa Kedua Orangtuaku tercinta ayahanda dan ibunda yang selalu
memberikan didikan, dukungan serta do’a, dan kasih sayang yang telah
diberikan selama ini.
7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan khususnya tingkat III Program Studi
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada
Bogor yang sudah memberikan semangat dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
8. Seluruh responden untuk penelitian ini, yaitu pasien rawat inap RS Medika
Dramaga Bogor.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata peneliti berharap semoga karya tulis ilmiah ini
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bogor, 2021
Peneliti

vii
(Arinny Tri Maulani)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv

ABSTRAK.......................................................................................................v

ABSTRACK....................................................................................................vi

KATA PENGANTAR....................................................................................v

DAFTAR ISI..................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.........................................................................................xii

DAFTAR BAGAN.......................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................4

C. Tujuan Penelitian..................................................................................4

1. Tujuan Umum..................................................................................4

2. Tujuan Khusus.................................................................................4

D. Manfaat Penelitian................................................................................4

1. Manfaat Teoritis..............................................................................4

2. Manfaat Praktis................................................................................5

viii
E. Ruang Lingkup......................................................................................5

F. Keaslian Penelitian................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku Caring Perawat........................................................14

1. Definisi Perilaku............................................................................14

2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku...........................................15

3. Macam-macam Perilaku................................................................17

4. Definisi Caring..............................................................................18

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi caring.....................................21

6. Definisi Perilaku Caring Perawat..................................................25

B. Konsep Kecemasan.............................................................................25

1. Definisi Kecemasan.......................................................................25

2. Teori-Teori Penyebab Kecemasan................................................26

3. Tingkat Kecemasan.......................................................................28

4. Tanda dan Gejala Kecemasan.......................................................30

5. Pengukuran Tingkat Kecemasan...................................................31

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan............................32

C. Konsep Pasien Rawat Inap ................................................................34

1. Definisi Pasien.................................................................................34

2. Kewajiban Pasien............................................................................35

3. Hak Pasien ......................................................................................36

D. Kerangka Teori...................................................................................40

BAB III METODE PENELITIAN

ix
A. Jenis dan Desain Penelitian................................................................42

B. Kerangka Konsep................................................................................42

C. Variabel Penelitian..............................................................................44

D. Definisi Operasional...........................................................................44

E. Hipotesis Penelitian............................................................................47

F. Populasi dan Sampel...........................................................................48

G. Tempat Penelitian...............................................................................50

H. Waktu Penelitian................................................................................50

I. Etika Penelitian..................................................................................50

J. Metode dan Alat Pengumpulan Data.................................................51

K. Uji Validitas dan Realibilitas.............................................................53

L. Metode Pengolahan dan Analisis Data..............................................57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Penelitian..........................................................................61

B. Hasil Penelitian...................................................................................62

C. Pembahasan........................................................................................66

D. Keterbatasan Penelitian......................................................................73

E. Implikasi Penelitian............................................................................73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................74

B. Saran...................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................77

LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................100

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................................7

Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................44

Tabel 3.2 Uji Validitas Perilaku Caring Perawat ..................................................54

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas ......................................................................................56

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas .............................................................................62

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat Pada Pasien Rawat Inap
di RS Medika Dramaga Bogor .............................................................................63

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecemasan Pada Pasien Rawat Inap di RS Medika
Dramaga Bogor ....................................................................................................64

Tabel 4.4 Hubungan Perilaku Caring Perawat Terhadap Kecemasan Pada Pasien
Rawat Inap di RS Medika Dramaga Bogor .........................................................65

xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori......................................................................57

Bagan 3.1 Kerangka Konsep...................................................................59

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 2 : Surat Balasan Penelitian dari RS Medika Dramaga Bogor

Lampiran 3 : Form IA Penelitian

Lampiran 4 : Jadwal Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 : Lembar Informed Concent

Lampiran 7 : Lembar Kuesioner

Lampiran 8 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9 : Hasil Penelitian

Lampiran 10 : Dokumentasi

Lampiran 11 : Tanda tangan responden

Lampiran 12 : Lembar Konsultasi

xiii
i
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rasa cemas atau anxietas dapat dimiliki oleh setiap pasien maupun

keluarga pasien yang sedang berada di rumah sakit, rasa cemas ini

berbeda-beda antara setiap orang. Rasa cemas tidak mendapat perhatian di

dalam suatu lingkungan, maka rasa cemas itu dapat menimbulkan suatu

masalah yang serius. (1) Kecemasan dapat didefinisikan sebagai gangguan

alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang mendalam

dan berkelanjutan. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu

usia, jenis kelamin, tahap perkembangan, tipe kepribadian, pendidikan,

status kesehatan, makna yang dirasakan, nilai-nilai budaya dan spiritual,

dukungan social dan lingkungan, mekanisme koping, pekerjaan.(3)

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa kecemasan

merupakan gangguan jiwa umum yang prevalensinya paling tinggi. Lebih

dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6% dari populasi) menderita

kecemasan.(4)

Data Riskesdas menunjukkan prevalensi gangguan mental

emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan

untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk

Indonesia atau setara dengan 11 juta orang. Pada prevalensi di Provinsi

Jawa Barat 12,1% dari 130 ribu orang dan prevalensi kecemasan di Bogor

mencapai 16,31%.(5)
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang professional selama 24

jam menjalin kontak dengan pasien yang mempunyai kesempatan untuk

memberi pelayanan kesehatan berupa asuhan keperawatan yang

komprehensif dengan membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar

yang holistik bersifat caring. Sebab caring merupakan bagian terpenting

dalam asuhan keperawatan yang menyangkut hubungan perawat dan klien

dalam memberi dukungan psikologis serta emosional kepada klien dan

keluarga, baik secara verbal dan non verbal dalam proses pelayanan

keperawatan sehingga dapat meningkatkan rasa aman dan keselamatan

klien. Caring adalah suatu sikap rasa peduli hormat dan menghargai

kesukaan-kesukaan seorang berfikir, bertindak dan berperasaan.(6)

Pasien yang di rawat inap disuatu RS 70% mengalami kecemasan,

hal ini disebabkan oleh 40% dikarenakan keadaan penyakitnya yang sudah

kronis dan 30% disebabkan oleh pelayanan yang kurang mendukung baik

dari segi fasilitas kesehatan maupun pelayanan yang diberikan secara

langsung, salah satu penentu kecemasan pada pasien adalah ± 55%

disebabkan oleh kurangnya perilaku caring pada tenaga kesehatan. Di

Indonesia sendiri angka kejadian kecemasan selalu meningkat, tahun 2016

kecemasan pada pasien mencapai 55% dari 430 juta pasien, tahun 2017

kecemasan pada pasien mencapai 57% dari 446 juta pasien dan pada tahun

2018 mencapai hingga 63% dari 512 juta pasien. Dari angka tersebut

menggambarkan bahwa lebih dari 40% pasien yang mengalami rawat inap

selalu mengalami kecemasan dalam proses pengobatannya.(7)


Dalam penelitian M.Husni dkk (2020) sejalan dengan judul

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Respon Kecemasan Pasien

Penyakit Jantung Koroner Di Ruang Alamanda RSUD Ulin Banjarmasin,

hasil penelitian juga menunjukan 12 orang perawat berperilaku caring

cukup kepada responden dan 2 orang perawat berprilaku caring kurang.

Hasil analisis kuesioner perawat yang berperilaku cukup sudah melakukan

10 caratif caring dengan baik namun ada beberapa caratif caring yang

masih tidak dilakukan seperti peka terhadap kekuatan eksistensial

fenomenologi spiritual, menerima ekspresi positif dan negatif kurang

memberikan suport, dan kurang memberikan pendidikan serta pemecahan

masalah. Perilaku caring terhadap pasien merupakan esensi keperawatan

yang dapat memberi kontribusi positif terhadap kecemasan pasien selama

masa perawatan.(8)

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan metode

wawancara pada tanggal 24 Agustus 2021 di Ruang Rinjani RS Medika

Dramaga Bogor bahwa terdapat 10 pasien rawat inap. Dari 10 responden,

terdapat 8 (80%) pasien mengalami kecemasan dan 2 (20%) tidak cemas.

Salah satu penyebab kecemasan yang dialaminya selain cemas akan

penyakitnya, mereka mengatakan merasa cemas terhadap perilaku

perawat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut tentang “Hubungan Perilaku Caring Perawat


Terhadap Kecemasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Medika Dramaga

Bogor”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

“Apakah ada hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan

pasien rawat inap di Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat terhadap

kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor

dari Agustus 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam pasien rawat

inap di Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor.

b. Mengetahui gambaran kecemasan pasien rawat inap di Rumah

Sakit Medika Dramaga Bogor.

c. Mengetahui hubungan antara perilaku caring perawat dengan

kecemasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Medika Dramaga

Bogor.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk Aspek teoritis

Manfaat untuk aspek teoritis yaitu dimana penelitian berguna dalam

mengembangkan teori untuk memberikan jawaban yang pasti atas

berbagai kemungkinan jawaban fenomena yang ditemukan. Sesuai

uraian diatas maka peneliti mengemukakan bahwa penelitian ini

bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuannya itu menambah

pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan perilaku caring

seseorang perawat terhadap tingkat kecemasan pasien rawat inap.

2. Manfaat untuk Aspek Praktis

a. Bagi STIKES Wijaya Husada Bogor

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa STIKES

Wijaya Husada Bogor.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan pemahaman bahwa caring seorang perawat sangat

diperlukan oleh pasien dengan rawat inap.

c. Bagi Rumah Sakit

Memberikan informasi tentang Hubungan Perilaku Caring Perawat

dengan Kecemasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Medika

Dramaga 2021.

d. Bagi Peneliti

Mendapatkan kesempatan dan pengalaman nyata dalam melakukan

penelitian keperawatan.
E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Materi

Hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien rawat

inap Di Rumah Sakit Medika Dramaga Kecamatan Bogor Barat Kota

Bogor Tahun 2021.

2. Ruang Lingkup Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah

Sakit Medika Dramaga Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor dengan

jumlah 54 responden.

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian akan dilaksanakan dari tanggal 23 Agustus sampai Oktober

2021.

4. Ruang Lingkup Tempat

Di Rumah Sakit Medika Dramaga Kecamatan Bogor Barat Kota

Bogor.

5. Ruang Lingkup Metode

Metode yang digunakan adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan

cross sectional, dan teknik pengambilan sampel yaitu random

sampling.
F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Variabel Desain Hasil

Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian

1. Agustin HUBUNGA Variabel Penelitian ini Ada hubungan

WR ,dkk N CARING terikat dalam dilakukan di caring perawat

(2020). PERAWAT penelitian ini ruang intensif dengan tingkat

DOI: https DENGAN adalah RSUD kecemasan

:// TINGKAT tingkat Dr.Soehadi keluarga

doi.org/ KECEMASA kecemasan Prijonegoro pasien koma di

10.33475 N dengan Sragen pada ruang intensif

/ KELUARGA variabel bulan Juli RSUD

jikmh.v9i PASIEN bebas 2017. Jenis Dr.Soehadi

1.212 KOMA DI perilaku penelitian ini Prijonegoro

RUANG caring adalah Sragen, dengan

INTENSIF perawat penelitian p-value 0,000

kuantitatif (pvalue < 0,05)

dengan arah hubungan

rancangan kuat dengan

penelitian nilai korelasi -

korelasional. 0,678.

Penelitian ini

dilakukan
dengan

menggunaka

n pendekatan

Cross

Sectional.

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah semua

keluarga

pasien koma

di ruang

intensif

RSUD Dr.

Soehadi

Prijonegoro

Sragen.

Sampel pada

penelitian ini

berjumlah 30

responden.

2 Linawati HUBUNGA Variabel Penelitian ini Diketahui

Novikasa N bebas dalam dilakukan di bahwa


ri , PERILAKU penelitian ini Rumah Sakit sebagian

Hairunis CARING adalah Candimas perawat

a (2020) PERAWAT perilaku Andimas mempuyai

DOI : DENGAN caring Medical perilaku caring

10.3324 TINGKAT perawat dan Center yang tidak baik

KECEMASA variabel Kotabumi berjumlah 23

N PASIEN terikat tingkat Kabupaten responden

ANAK kecemasan Lampung (63,9%).

RAWAT Utara. Jenis Sebagian besar

INAP DI penelitian pasien rawat

RUMAH kuantitatif inap

SAKIT rancangan mengalami

CANDIMAS analitik kecemasan

MEDICAL pendekatan yang

CENTER cross berjumlah 21

KOTABUMI sectional. responden

KABUPATE Populasi (58,3%). Hasil

N orang tua uji statistik,

LAMPUNG anak rawat didapatkan p-

UTARA inap pada value 0,030

ruang anak atau pvalue <

berjumlah 36 nilai α (0,05)

responden
dengan

sampel 36

responden.

Teknik

sampling

Total

Sampling

3 Fernalia , HUBUNGA Variabel Penelitian ini Berdasarkan

Yasbir N bebas dalam dilakukan di hasil penelitian

Herlis , PERILAKU penelitian ini ruang Seruni di RSUD. dr.

Buyung CARING adalah RSUD dr. M. M. Yunus

Keraman PERAWAT perilaku Yunus Bengkulu,

(2020) DENGAN caring Bengkulu hasil uji

DOI : TINGKAT perawat pada bulan statistik


10.3324
KECEMASA dengan Juli − Spearman

N PADA variabel Agustus Correlation

PASIEN PRE terikat tingkat 2019. Jenis diperoleh p-

OPERASI kecemasan penelitian ini value = 0,000

FRAKTUR menggunaka (p < 0,05) yang

DI RSUD. n rancangan berarti ada

DR. M. cross hubungan yang

YUNUS sectional. signifikan

BENGKULU Populasi antara perilaku


dalam caring perawat

penelitian ini dengan tingkat

adalah pasien kecemasan

pre operasi pasien pre

fraktur yang operasi fraktur,

di rawat di dengan kata

ruang Seruni lain hipotesis

RSUD dr. M. dalam

Yunus. penelitian ini

Sampel diterima. Hasil

diambil tersebut sesuai

dengan dengan

teknik pendapat

accidental Natalia, (2012)

sampling. yang

Dengan mengatakan

jumlah perilaku caring

sampel 30 perawat

orang. memberikan

kontribusi

yang

signifikan

terhadap
penurunan

kecemasan

pada anak

yang menjalani

perawatan di

ruang

perawatan

anak RSUD

Panembahan

Senopati

Bantul dengan

p value sebesar

0,000 (p <

0,05).

Keaslian peneliti ini dapat digunakan untuk membedakan penelitian

yang sekarang ataupun dengan peneliti sebelumnya. Adapun persamaan

dan perbedaannya terletak pada:

1. Agustin WR , dkk (2020).

Persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak

pada variabel terikat tentang tingkat kecemasan, variabel bebas tentang

perilaku caring perawat, jenis penelitian dengan pendekatan cross

sectional.
Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak

pada tempat penelitian, waktu dan tanggal penelitian, metode

penelitian deskriptif korelasi, jumlah responden, dan teknik sampling.

2. Linawati Novikasari , Hairunisa (2020)

Persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak

pada variabel terikat tingkat kecemasan, variabel bebas perilaku caring

perawat jenis penelitian dengan pendekatan cross sectional dan teknik

sampling.

Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak

pada tempat, tanggal penelitian, sasaran penelitian dan jumlah

responden.

3. Fernalia , Yasbir Herlis , Buyung Keraman (2020)

Persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak

pada variabel terikat tingkat kecemasan, variabel bebas perilaku caring

perawat, jenis penelitian dengan pendekatan cross sectional deskriptif

analitik dan jumlah sampel.

Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak

pada tempat, tanggal penelitian, teknik sampling.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Caring Perawat

1. Definisi Perilaku

Perilaku dari sudut pandang biologis merupakan suatu katifitas

seseorang. Sedangkan dari sudut pandang operasional, perilaku

merupakan suatu aktifitas seseorang. Dengan demikian perilaku

manusia adalah suatu aktifitas manusia itu sendiri.(9)

2. Faktor yang mempengaruhi perilaku

Perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor genetik

individu atau faktor eksternal.(9)

a. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan konsepsi dasar atau modal awal untuk

perkembangan perilaku lebih lanjut dari makhluk hidup itu sendiri.

Faktor genetik ini terdiri dari jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat

kepribadian, bakat pembawaan, dan intelegensi.

1) Jenis ras

Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik dan berbeda

satu dengan yang lainnya.

2) Jenis kelamin

Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku

atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita dasar


pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria disebut

maskulin, sedangkan perilaku pada wanita disebut feminim.

3) Sifat fisik

Jika diamati perilaku individu akan berbeda-beda tergantung pada

sifat fisiknya. Misalnya, perilaku individu yang pendek dan gemuk

berbeda dengan individu yang tinggi dan kurus. Berdasarkan sifat

fisiknya, maka pasti kita mengenal tipe kepribadian piknis atau

stenis dan tipe atletis.

4) Sifat kepribadian

Sifat kepribadian merupakan keseluruhan pola pikiran, perasaan

dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha

adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya. Misalnya, pemalu,

pemarah, ramah, pengecut, dan sebagainya.

5) Bakat pembawaan

Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu

tanpa harus tergantung pada intensitas latihan mengenai hal

tersebut. Misalnya individu yang berbakat seni melukis, perilaku

seni lukisnya akan cepat menonjol apabila mendapat latihan dan

kesempatan dibandingkan individu yang lain yang tidak berbakat.

6) Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan seseorang untuk berfikir

abstrak. Dengan demikian, individu intelegen adalah individu yang


mampu mengambil keputusan secara tepat dan mudah, serta

bertindak dengan tepat.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku individu

meliputi: lingkungan, pendidikan, agama sosial ekonomi,

kebudayaandan factor-faktor lain.

1) Lingkungan

Lingkungan di sini menyangkut segala sesuatu yang ada

didalam individu, baik fisik, biologis, maupun sosial.

2) Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan

individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, yakni berupa

interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal

maupun informal.

3) Agama

Agama merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir

atau penghabisan. Sebagai suatu keyakinan hidup, agama

akan masuk kedalam kontruksi kepribadian seseorang.

4) Sosial ekonomi

Lingkungan sosial (budaya dan ekonomi) merupakan salah

satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku

seseorang.
5) Kebudayaan

Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau

peradaban manusia. Hasil kebudayaan manusia tersebut akan

mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

3. Macam-macam perilaku

Secara garis besar ada dua batasan perilaku untuk memudahkan

dalam memahami (Donzu, 2017).(9)

a. Perilaku pasif

Perilaku pasif atau respons internal, adalah perilaku tertutup dan

menarik diri. Pada dasarnya setiap orang memiliki karakter pasif

untuk situasi tertutup. Hal umum yang seringkali dijumpai pada

perilaku ini, rata-rata masih sebatas sikap. Sikap masih sebatas

analisis, pemikiran dan keinginan yang masih ada didalam hati

dan pemikiran, misalnya lebih banyak berpartisipasi, berfikir,

banyak perencanaan namun aksi untuk merealisasikan tidak ada.

b. Perilaku aktif

Kebalikan dari perilaku pasif yaitu perilaku aktif. Perilaku aktif

atau respon eksternal adalah perilaku yang dapat diamati secara

langsung. Kenapa? Karena aksinya jelas dan dilakukan dalam

bentuk perilaku. Orang yang memiliki perilaku aktif tidak

sekedar memikirkan saja, tetapi apa yang dipikirkan

terimplementasi dalam bentuk tindakan nyata.


4. Definisi Caring

Perilaku yang harus ditunjukan oleh perawat ketika melakukan

proses asuhan keperawatan adalah caring. Caring merupakan salah

satu bentuk pelayanan yang didalamnya terdiri dari kasih sayang,

keramahan, dan suatu pendekatan yang dinamis dimana perawat

bekerja untuk lebih meningkatkan kualitas dan kepedulian kepada

klien. (10) Caring adalah suatu sikap rasa peduli hormat dan

menghargai kesukaan-kesukaan seorang berfikir, bertindak dan

berperasaan. (6) Caring adalah dasar dari keperawatan, dengan

fokus utama adalah hubungan antara perawat dan pasien. Caring

juga merupakan sifat dasar manusia untuk membantu,

memperhatikan, mengurus, dan menyediakan bantuan, serta

memberi dukungan kepada orang lain (klien).

Aspek utama dalam analisis caring yaitu :

a) Pengetahuan

Perawat memiliki pengetahuan sebagai acuan untuk praktik

keperawatan, karena pengetahuan yang dimiliki seorang perawat

bisa sebagai bahan dasar untuk membantu pasien akan memberikan

ilmu (sebagai educator) kepada pasien.

b) Kesabaran

Perawat harus sabar dalam menjalankan tugas, dalam hal

ini perawat berperan sebagai pendengar pasien untuk menunjang

kesembuhan pasien.
c) Kejujuran

Perawat harus jujur dalam segi apapun, perilaku ini sudah

terikat dalam prinsip legal etik yaitu kejujuran (feracity).

d) Rasa Percaya

Poin ini adalah kunci dari segala praktik keperawatan.

Perawat harus membina hubungan saling percaya antar perawat dan

pasien, karena jika pasien tidak percaya maka akan menjadi sulit

untuk perawat melaksanakan kewajibannya.

e) Kerendahan hati

Perawat harus memiliki kerendahan hati, karena dalam

praktik keperawatan akan dipertemukan dengan berbagai sikap dan

karakteristik pasien yang berbeda-beda, maka dari itu sikap ini

wajib dimiliki sekaligus untuk membuka kepercayaan kepada

pasien.

f) Harapan

Harapan sebagai perawat harus bisa memberikan pelayanan

yang terbaik dan kesembuhan untuk pasien. Ini merupakan

kewajiban tersebar yang harus dimiliki perawat karena banyak

pasien yang memberikan harapan atas kesembuhannya kepada

perawat.
g) Keberanian

Setiap tindakan atau skill yang dimiliki perawat, perawat

harus berani melakukannya pasien, jika perawat takut maka pasien

tidak akan mempercayai tindakan perawat tersebut.(11)

Ada 5 komponen tentang proses caring, yaitu:

a. Knowing (pengertian), berusaha keras untuk mengerti arti suatu

kejadian dalam hidup seseorang, seperti: menghindari asumsi,

berpusat pada orang lain, mengkaji secara menyeluruh,

melibatkan diri dari keduanya.

b. Being with (empati), menjadi mampu menunjukkan ekspresi

emosional kepada orang lain, seperti: sharing perasaan, berada

didekat orang lain, tidak menjadi beban bagi orang lain.

c. Doing for (melakukan dengan tujuan), melakukan untuk orang

lain seperti yang dilakukan pada dirinya sendiri, seperti:

memberikan kenyamanan, perlindungan, memelihara martabat,

menunjukkan keahlian atau kemampuannya, mampu mengatasi

masalah.

d. Enabling (kemungkinan), memfasilitasi orang lain dalam

melewati masa transisi hidup dan kejadian yang tidak familiar,

seperti: memberikan informasi dan penjelasan, memberikan

dukungan, memberikan feedback, memberikan alternatif

pemecahan masalah, berfokus pada masalah.


e. Maintaining Belief (menjaga kepercayaan), mempertahankan

kesetiaan dalam kapasitas yang berbeda dalam melewati masa

transisi atau menghadapi masa depan, seperti: menghormati

orang lain, menawarkan sikap optimis yang realistik,

mempertahankan sikap yang penuh dengan harapan.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Caring

Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja individu

meliputi faktor individu, psikologis, dan organisasi. (11)

a. Faktor Individu

Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan

dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. Sub variabel

kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi perilaku individu. Sub variabel demografis

mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu.

Usia berkaitan dengan tingkat kedewasaan/ maturitas seseorang.

Siagiaan (2010) menegaskan semakin tinggi usia semakin mampu

menunjukkan kematangan jiwa dan semakin dapat berpikir rasional,

bijaksana, mampu mengendalikan emosi dan terbuka terhadap

pandangan orang lain. Tahap ini merupakan penentu seseorang untuk

memilih bidang pekerjaan yang sesuai bagi karir individu tersebut

Karakteristik demografis meliputi usia, jenis kelamin, latar belakang

pendidikan, masa kerja, status perkawinan, dan status kepegawaian,

menegaskan bahwa tingkat pendidikan perawat mempengaruhi


kinerja perawat yang bersangkutan. Perawat yang berpendidikan

tinggi kinerjanya akan lebih baik karena telah memiliki pengetahuan

dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan perawat yang

berpendidikan lebih rendah. Bahwa faktor pendidikan

mempengaruhi perilaku kerja. Makin tinggi pendidikan akan

berhubungan positif terhadap perilaku kerja seseorang. Masa kerja

adalah lama seorang perawat bekerja pada suatu organisasi yaitu

dimulai dari perawat resmi dinyatakan sebagai pegawai/ 19

karyawan tetap rumah sakit. Masa kerja perawat merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat.

b. Faktor Psikologis

Variabel psikologik merupakan hal yang kompleks dan sulit

diukur. Variabel ini terdiri atas sub variabel sikap, kepribadian,

belajar, dan motivasi. Faktor ini banyak dipengaruhi oleh keluarga,

tingkat sosial, pengalaman, dan karakteristik demografis. Sikap

mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu.

Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif

(menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang

dan peristiwa. Pemahaman tentang sikap dalam keperawatan adalah

penting, karena sikap mempengaruhi kinerja perawat. Persepsi

merupakan suatu proses mental yang terjadi pada manusia yang di

tafsirkan melalui indera. Persepsi merupakan suatu proses dimana

individu- individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan- kesan


indera mereka agar memberi makna bagi lingkungannnya. Faktor

yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah 20 karakteristik

individu meliputi sikap, motif, kepentingan, pengalaman, dan

pengharapan. Setiap orang cenderung mengembangkan pola

motivasi tertentu. Motivasi adalah kekuatan yang dimiliki seseorang

yang melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara

sukarela. Motivasi terdiri atas 2 macam, yaitu motivasi intrinsik dan

ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan keinginan yang besar yang

timbul dari dalam individu untuk mencapai tujuan-tujuan dalam

hidupnya. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang bersumber

dari luar diri yang menjadi kekuatan bagi individu tersebut untuk

meraih tujuan-tujuan hidupnya, seperti pengaruh atasan, teman kerja,

keluarga dan lain-lain. Faktor penghargaan akan dibahas pada faktor-

faktor yang mempengaruhi budaya organisasi terhadap kinerja

perawat.

c. Faktor Organisasi

Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan

lingkungannnya. Variabel organisasi yang mempengaruhi kinerja

karyawan meliputi; sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur,

dan desain pekerjaan. Sumber daya pada sebuah organisasi meliputi

sumber daya manusia dan sumber daya alam. Sistem organisasi

rumahsakit sumber daya manusia terdiri dari tenaga profesional, non

profesional, staf administrasi, dan klien. Sumber daya alam meliputi


uang, metode, peralatan, dan bahan-bahan. 21 Sub variabel

kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan akan

dijelaskan pada faktor-faktor budaya organisasi.

6. Definisi Perilaku Caring Perawat

Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi

pasien sebagai pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang

akan membantu salah satu proses dari kesembuhan pasien itu sendiri.

(10) Perilaku caring perawat merupakan kinerja perawat yang

dipengaruhi oleh demografi perawat itu sendiri seperti usia, jenis

kelamin, pendidikan, status pernikahan, latar belakang keluarga dan

masa kerja. Perilaku caring dapat berupa membantu, menolong,

sikap peduli terhadap pasien, menenangkan, memberikan

perlindungan terhadap kerugian, memelihara martabat pasien dan

melayani pasien yang membutuhkan pelayanan khususnya

pemenuhan kebutuhan dasar.(12)

B. Konsep Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan

yang mengancam keutuhan serta keberadaan dirinya dan

dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa

tidak mampu, rasa takut dan fobia terhadap hal-hal tertentu. Kecemasan

ini dapat timbul jika seseorang merasa ada ancaman ketidakberdayaan,

kehilangan kendali, kegagalan pertahanan dan perasaan terisolasi.


Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau dirasakan oleh

pasien dan keluarganya disaat pasien harus dirawat mendadak atau

tanpa terencana begitu mulai masuk rumah sakit. Kecemasan akan terus

menyertai baik pasien ataupun keluarga dalam setiap tindakan

perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien.(13)

Kecemasan merupakan pengalaman manusiawi yang universal,

suatu respon emosional yang tidak menyenangkan dan penuh

kekhawatiran, suatu reaksi antisipatif serta rasa takut yang tidak terarah

karena sumber ancaman atau pikiran tentang suatu yang akan datang

tidak jelas dan tidak terdefinisikan. Kecemasan yang dialami seseorang

belum tentu sama dengan orang lain. Hal ini tergantung pada

psikosomatososial seseorang. Suatu perasaan yang tidak menentu

seperti kecemasan, pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya

akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis.(8)

Kecemasan merupakan gangguan psikologis terhadap situasi tertentu,

termasuk hal yang normal pada seseorang yang disebabkan oleh

beberapa hal diantaranya perkembangan, perubahan, pengalaman baru

atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas

diri dari arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dialami siapapun.

Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan

akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.(14)


2. Teori-Teori Penyebab Kecemasan

Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI mengembangkan teori-teori

penyebab kecemasan antara lain:

1) Teori psikoanalisis.

Kecemasan merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua

elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Id melambangkan

dorongan insting dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati

nurani seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai

mediator dari tuntutan id dan super ego. Kecemasan berfungsi untuk

memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi.

2) Teori interpersonal

Kecemasan terjadi dari ketakutan dan penolakan interpersonal, hal

ini digabungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti

kehilangan atau perpisahan yang menyebabkan seseorang tidak

berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya

sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat.

3) Teori perilaku

Kecemasan merupakan hasil frustasi segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu

dorongan, yang mempelajari berdasarkan keinginan untuk

menghindari rasa sakit.


Pakar teori meyakini bahwa bila pada awal kehidupan dihadapkan

pada rasa takut yang berlebihan maka akan menunjukkan

kecemasan yang berat pada masa dewasanya. Sementara pada ahli

teori konflik mengatakan bahwa kecemasan sebagai benturan-

benturan keinginan yang bertentangan. Mereka percaya bahwa

hubungan timbal balik antara konflik dan daya kecemasan yang

kemudian menimbulkan konflik.

4) Teori keluarga

Gangguan kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata dalam

keluarga, biasanya tumpang tindih antara gangguan cemas dan

depresi.

5) Teori biologi

Teori biologi menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

spesifik untuk benzodiasepin. Reseptor ini mungkin mempengaruhi

kecemasan.(15)

3. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan atau ansietas menurut Stuart dan Sundeen yaitu :

a) Kecemasan ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu yang

berarti dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori

meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk

belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak, merasakan,

dan melindungi dirinya sendiri. Ansietas ini dapat memotivasi

belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.


b) Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa

ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup

atau agitasi.

c) Kecemasan berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu

berbeda dan ada ancaman. Memperlihatkan respons takut dan

distress. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik

berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut

mengalami respon fight, flight yakni kebutuhan untuk pergi

secepatnya dan tidak dapat melakukan sesuatu.

d) Panik berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami

kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu

melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan

disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan

aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan

pemikiran yang rasioal. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan

kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama,

dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.

Pada tingkat kecemasan ringan dan sedang, individu dapat

memproses informasi, belajar, dan menyelesaikan masalah.

Keterampilan kognitif mendominasi tingkat kecemasan ini. Ketika

individu mengalami kecemasan berat dan panik, keterampilan

bertahan yang lebih sederhana mengalami alih, respon desentif


terjadi, dan keterampilan kognitif menurun signifikan. Individu

yang mengalami kecemasan berat sulit berfikir dan melakukan

pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital

meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan,

iritabilitas, dan kemarahan atau menggunakan psikomotor

emosional. (16)

4. Tanda dan gejala

Gangguan ini memiliki beberapa tanda, baik itu secara fisik,

kognitif, perilaku maupun emosi. Misalnya tanda fisik penderita

ansietas adalah nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut

kering, anoreksia, diare, gelisah, tremor, berkeringat, sulit tidur, dan

sakit kepala.

Ansietas menyerang bagian kognitif seseorang, gejala yang

dapat terlihat secara kognitif dapat dilihat dari penderita

mengekspresikan sesuatu. Persepsinya cenderung menyempit. Ia

tidak mampu menerima rangsangan luar. Yang sering kali terlihat,

penderita kerap berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.

Bagaimana penderita ini saat merespon sesuatu hal? Dapat

ditandai dengan mengamati gerakannya. Gerakannya tersenta-sentak,

disertai dengan cara berbicara yang berlebihan dan cepat. Penderita

mungkin terlihat normal-normal saja, tetapi memiliki perasaan yang

tidak aman.
Dari segi respon emosi, juga mengalami gangguan. Biasanya

disertai dengan cara menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut,

gugup, suka cinta berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara

menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, focus pada diri

sendiri, perasaan tidak kuat, ketakutan, khawatir dan prihatin.(9)

5. Pengkuran Tingkat Kecemasan

1) Depression Anxiety and Stress Scale adalah kuesioner untuk

menilai depresi, rasa cemas dan stress. Setiap pertanyaannya

diberikan skor 0 hingga 3, kemudian skor pada masing-masing

kategori dijumlahkan dan dilakukan interpretasi normal, ringan,

sedang, berat dan sangat berat. Tingkatan kecemasan :(17)

a. Normal = 0-7

b. Ringan = 8-9

c. Sedang = 10-14

d. Parah = 15-19

e. Sangat Parah = >20

2) Zung self-rating anxiety scale (SAS/SRAS) adalah penilaian

kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh Willim W.

K. Zung meliputi :(18)

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahan nilai skor

dari beberapa item pertanyaan dengan hasil :

a. Skor 20-44 = Normal/ tidak cemas

b. Skor 45-59 = Kecemasan ringan


c. Skor 60-74 = Kecemasan sedang

d. Skor 75-80 = Kecemasan berat

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan, yaitu :

(3)

a. Usia

Semakin meningkat usia seseorang semakin baik tingkat

kematangan seseorang walau sebenarnya tidak mutlak.

b. Jenis Kelamin

Gangguan lebih sering dialami perempuan daripada laki-laki.

Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi

dibandingkan subyek yang berjenis kelamin laki-laki.

Dikarenakan perempuan lebih peka terhadap emosi yang pada

akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perempuan

cenderung melihat hidup atau peristiwa yang dialaminya dari

segi detail sedangkan laki-laki cenderung global atau tidak detail.

c. Tahap Perkembangan

Setiap tahap dalam usia perkembangan sangat berpengaruh pada

perkembangan jiwa termasuk didalamnya konsep diri yang akan

mempengaruhi ide, pikiran, kepercayaan dan pandangan individu

tentang dirinya dan dapat mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Individu dengan konsep diri

yang negative lebih rentan terhadap kecemasan.


d. Tipe Kepribadian

Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami gangguan

stress daripada orang yang memiliki kepribadian B. Orang-orang

pada tipe A dianggap lebih memiliki kecenderungan untuk

mengalami tingkat stress yang lebih tinggi, sebab mereka

menempatkan diri mereka sendiri pada suatu tekanan waktu

dengan menciptakan suatu batas waktu tertentu untuk kehidupan

mereka.

e. Pendidikan

Seorang dengan tingkat pendidikan yang rendah mudah

mengalami kecemasan, karena semakin tinggi pendidikan akan

mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang.

f. Status Kesehatan

Seseorang yang sedang sakit dapat menurunkan kapasitas

seseorang dalam menghadapi stress.

g. Makna yang dirasakan

Jika stressor dipersepsikan akan berakibat baik maka tingkat

kecemasan yang akan dirasakan akan berat. Sebaliknya jika

stressor dipersepsikan tidak mengancam dan individu mampu

mengatasinya maka tingkat kecemasan yang dirasakan akan lebih

ringan.
h. Nilai-nilai Budaya dan Spiritual

Nilai-nilai budaya dan spiritual dapat mempengaruhi cara

berpikir dan tingkah laku seseorang.

i. Dukungan Sosial dan Lingkungan

Dukungan sosial dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi

cara berpikir seseorang tentang diri sendiri dan orang lain. Hal ini

disebabkan oleh pengalaman seseorang dengan keluarga, sahabat,

rekan kerja dan lain-lain. Kecemasan akan timbul jika seseorang

merasa tidak aman terhadap lingkungan.

j. Mekanisme Koping

Ketika mengalami kecemasan, individu akan menggunakan

mekanisme koping untuk mengatasinya dan ketidakmampuan

mengatasi kecemasan secara konstruktif menyebabkan terjadinya

perilaku patologis.

k. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan keluarga. Bekerja bukanlah sumber

kesenangan tetapi dengan bekerja bisa diperoleh pengetahuan.

C. Konsep Pasien Rawat Inap

1. Definisi Pasien

Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya

menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti


pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan yang dikemukakan

oleh Prabowo.(19)

2. Kewajiban Pasien

UU tentang Rumah Sakit dengan kewajiban pasien yakni setiap

pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan

yang diterimanya selain itu ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban

pasien diatur dengan Peraturan Mentri.

Kewajiban Pasien UU tentang Rumah Sakit dengan kewajiban

pasien yakni setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit

atas pelayanan yang diterimanya selain itu ketentuan lebih lanjut

mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Mentri.

UU tentang Praktik Kedokteran, pasien dalam menerima pelayanan

mempunyai kewajiban :

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya.

b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku sarana pelayanan kesehatan.

d. Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima.

Dalam praktik keperawatan, pasien berkewajiban:

a. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang masalah

kesehatannya.

b. Memetuhi nasehat dan petunjuk perawat.

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.


d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasien

memiliki kewajiban menerima pelayanan pada praktik kedokteran yaitu

memberikan informasi, mematuhi nasihat, mematuhi ketentuan, dan

memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima, memberikan

informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang masalah kesehatannya,

mematuhi nasehat dan petunjuk perawat, mematuhi ketentuan yang

berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, memberikan imbalan jasa

atas pelayanan yang diterima.(20)

3. Hak Pasien

Setiap pasien mempunyai hak :

a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang

berlaku di Rumah Sakit.

b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa

diskriminasi.

d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan

standart profesi dan standart prosedur operasional.

e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien

terhindar dari kerugian fisik dan materi.

f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya

dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.


h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada

dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam

maupun di luar Rumah Sakit.

i. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk

data – data medisnya.

j. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara

tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan

komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan

yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaannya yang

dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

perawatan Rumah Sakit.

o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit

terhadap dirinya.

p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan

agama dan kepercayaan yang dianutnya.

q. Menggugat atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara

perdata ataupun pidana, dan r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit


yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan

elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Dalam praktik keperawatan, pasien berhak :

a. Mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur tentang

tindakan Keperawatan yang akan dilakukan.

b. Meminta pendapat Perawat lain atau tenaga kesehatan lainnya.

c. Mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik,

standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi, dtandar prosedur

operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang – undangan.

d. Memeberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperwatan yang

akan diterimanya.

e. Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.

Pengungkapan rahasia kesehatan klien dilakukan atas dasar :

Kepentingan kesehatan klien, pemenuhan permintaan aparatur penegak

hukum dalam rangka penegak hukum, persetujuan klien sendiri ,

kepentingan pendidikan dan penelitian, dan ketentuan Peraturan

Perundang – undangan.(20)

4. Definisi Rawat Inap

Rawat inap adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau

rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien

yang menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di

ruang rawat inap tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang

dialaminya.
Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana

penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari

pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan

kesehatan.(21)
D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan visualisasi hubungan antara berbagai

variabel untuk menjelaskan sebuah fenomena.(22)

Faktor yang mempengaruhi


kecemasan :

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Tahap perkembangan

4. Tipe kepribadian

5. Pendidikan

6. Status kesehatan Faktor yang mempengaruhi


caring :
7. Makna yang dirasakan
1. Faktor Individu
8. Nilai-nilai budaya dan
(Demografi,
Spiritual Pengetahuan,
1.9. Perilaku Keterampilan)
Perilaku Caring
Caring
2. Perilaku CaringKkK 2. Faktor Psikologis Kecemasan
10. Mekanisme koping (Kepribadian,

11. Pekerjaan cemas, motivasi)


1. Usia
3. Faktor Organisasi
(Beban kerja, tugas)
2.1 Bagan Kerangka Teori(3)

Keterangan:

= Yang Diteliti
= Tidak Diteliti
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis metode penelitian yang dipilih adalah deskriptif analitik, yaitu suatu

metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran

terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul,

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum.(23)

Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu

penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up,

untuk mencari hubungan antara variabel independen (faktor resiko) dengan

variabel dependen (efek).(24)

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang telah

disusun sebelumnya dalam telaah pustaka. Kerangka konsep merupakan

visualisasi hubungan antara berbagai variabel, yang dirumuskan oleh peneliti

setelah membaca berbagai teori yang ada kemudian menyusun teorinya

sendiri yang akan digunakannya sebagai landasan untuk penelitiannya.(22)

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu uraian dan

visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang

lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah

yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini dikembangkan atau diacukan kepada
penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka teori yang

telah di sajikan dalam tinjauan kepustakaan sebelumnya. Oleh sebab itu

kerangka konsep merupakan variabel-variabel dan hubungan variabel yang

satu dengan yang lainnya. dengan adanya kerangka konsep maka dapat

mengarahkan penelitian ini untuk mempermudah hasil penelitian.(25)

Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu :

Variabel Independen Variabel Dependen


Perilaku Caring Kecemasan Pasien
Perawat Rawat Inap

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara

satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain. Variabel

mengandung pengertian ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau

sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri antara yang satu dengan

yang lainnya. (22)

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.(25)


1. Variabel bebas (Independen variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain,

apabila variabel bebas berubah maka dapat menyebabkan variabel lain

berubah.(22)

Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan

perubahan variabel lain.(25) Yang termasuk variabel bebas dalam

penelitian ini adalah perilaku caring perawat.

2. Variabel Terikat (Dependent variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas,

artinya variabel terikat berubah karena disebabkan oleh perubahan pada

variabel bebas.(22)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang berubah akibat

perubahan variabel bebas.(25) Yang termasuk variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kecemasan pasien rawat inap.

D. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel

diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau

definisi operasional yang juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau mengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan

serta pengembangan instrumen (alat ukur).(26)


Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variab Definisi Alat Cara Ukur Hasil Skala

el Operasion Ukur Ukur

al

1 Indepe Perilaku Kuisione Mengisi kuisioner Skoring : Ordinal

nden: caring r tentang perilaku 1. Kurang

Perilak perawat caring perawat :0-16

u merupaka yang berjumlah 20 2. Cukup

Caring n tindakan pernyataan, dengan : 17-34

Peraw peduli kategori jawaban 3. Baik :

at perawat menggunakan skala 35-52

terhadap Likert :

pasien a. Selalu : 4

untuk b. Sering : 3

memenuhi c. Kadang-

kebutuhan kadang : 2

dasarnya. d. Tidak pernah : 1

Caring

merupaka

n suatu

tindakan

yang

dilakukan
dalam

memberik

an

dukungan

kepada

individu

secara

utuh.

2 Depen Kecemasa Kuesione Mengisi kuesioner 1. Cemas Ordinal

den : n adalah r DASS DASS-42 ringan

Kecem suatu 42 (Depression, (total

asan reaksi (Depress Anxiety Stress skor 8-

pasien fisik dan ion, Scale) yang terdiri 9)

rawat psikis Anxiety dari 14 pernyataan 2. Cemas

inap terhadap Sstress yang diajukan sedang

setiap Scales). kepada responden (total

tuntutan berupa skala skor

yang likert : 10-14)

menyebab a. Tidak pernah 3. Cemas

kan diberi skor 0 berat

keteganga b. Kadang-kadang (total

n dan diberi skor 1 skor

menggang c. Sebagian waktu 15-19)


gu diberi skor 2

stabilitas d. Hampir setiap

kehidupan waktu skor 3

sehari-

hari,

kecemasan

adalah

reaksi/

respon

tubuh

terhadap

stressor

(tekanan

mental/

beban

kehidupan

).

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan

pembuktian untuk menegaskan apakah ipotesis tersebut dapat diterima atau

ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam
penelitian.(25) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan

penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Ada hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan

pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Medika Dramaga Kecamatan Bogor

Barat Kota Bogor tahun 2021 dengan nilai p value 0,01 atau p ≤ 0,05.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi (N) adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek dan subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.(25) Populasi dalam

penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berada di RS Medika Dramaga

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, yaitu pada bulan juni 70 orang, bulan

juli 80 orang, bulan agustus 40 orang, lalu diambil rata-rata sebanyak 63

orang pasien rawat inap.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau

dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Dengan jumlah sampel yang diambil menggunakan rumus

slovin.
Perhitungannya adalah:

n = N / (1 + (N x e²))

Keterangan :

N = Populasi

E = Margin of error 5% = 0,05

n = 63 / (1+ (63x0,052))

n = 63 / (1+ (63x0,0025))

n = 63 / (1+ 0,157)

n = 63 / 1,157

n = 54 Responden

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel., yaitu :

1) Pasien yang rawat inap tidak lebih dari 2 hari

2) Pasien rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor

3) Bersedia menjadi informan

b. Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian, yaitu :

1) Pasien yang rawat inap lebih dari 2 hari

2) Tidak bersedia menjadi informan


G. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah obyek yang dijadikan pusat penelitian untuk

menghasilkan dat selengkap mungkin sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi, selanjutnya data tersebut akan dianalisa berdasarkan perhitungan

statistik.(25) Tempat penelitian ini akan di lakukan di RS Medika Dramaga

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor.

H. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan di lakukan dari tanggal 23 Agutus sampai

November 2021.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya rekomendasi dari institusi

atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi atau

lembaga penelitian. Setelah peneliti mendapat izin kemudian peneliti

melakukan penelitian dengan masalah etika meliputi :(25)

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

disertai judul penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa

dan menghormati hak subjek.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden tetapi mencantumkan inisial saja.


3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Privacy

Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain.

J. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a) Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh

yang bersangkutan (Peneliti) yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian.

Contoh data Primer adalah hasil survey atau observasi, data primer

yang sering kita temui dilapangan adalah data yang dikumpulkan dari

kuesioner.(25) Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil dari

penyebaran kuesioner perilaku caring perawat dan kuesioner

kecemasan pasien rawat inap.

b) Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber

yang sudah ada. data yang bisa diambil dari file, internet, dan lain

sebagainya.(25) Data sekunder dalam penelitian ini berupa data jumlah

pasien rawat inap yang didapatkan melalui catatan di RS Medika

Dramaga.
2. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengetahui dukungan keluarga dengan

tingkat stres pada lansia yaitu dengan cara memberikan kuesioner.

Kuesioner digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari:(26)

a) Perilaku caring perawat

Kuesioner perilaku caring perawat terdiri dari 6 pernyataan dengan

kategori jawaban menggunakan skala Likert :

1) Tidak pernah diberi skor 1

2) Kadang-kadang diberi skor 2

3) Sering diberi skor 3

4) Selalu diberi skor 4

b) Kecemasan pasien rawat inap

Daftar pernyataan mengenai kecemasan pada pasien rawat inap

berdasarkan kuesioner DASS 42 (Depression, Anxiety and Stress Scale)

14 pertanyaan yang diajukan kepada responden berupa skala likert :

a. Tidak pernah diberi skor 1

b. Kadang-kadang diberi skor 2

c. Sebagian waktu diberi skor 3

d. Hampir setiap waktu skor 4


2. Metode pengumpulan data

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian pada

penelitian ini data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Jenis data

primer diperoleh dari hasil kuesioner dan pengisian lembar pengumpulan

data dari setiap variabel. Sedangkan jenis data sekunder adalah data yang

diperoleh dari dokumen atau publikasi.(25) Dalam penelitian, tehnik

pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Meminta izin kepada Ketua Program Studi D III Keperawatan – STIkes

Wijaya Husada Bogor dan Kepala Rumah Sakit Medika Dramaga

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor.

b) Memberikan lembar persetujuan kepada Pasien Rawat Inap Rumah

Sakit Medika Dramaga Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, dengan

terlebih dahulu menerangkan maksud dan tujuan penelitian.

c) Jika sampel setuju maka sampel diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan responden.

d) Melakukan pengumpulan data dengan kuesioner.

K. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas merupakan suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument yang valid

mempunyai validitas tinggi. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita

susun tersebut mampu pengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu
diuji dengan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap ikon (pertanyaan)

dengan skor total kuesioner tersebut.(26)

Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran,

dikatakan valid artinya mengukur apa yang ingin diukur dengan keputusan

uji nilai r hitung (r pearson) ≥ r tabel : artinya pertanyaan tersebut

dinyatakan valid.(24)

Uji validitas akan di lakukan untuk variabel perilaku caring perawat

yang akan dilakukan di Rumah Sakit Medika Dramaga Kota Bogor kepada

20 pasien rawat inap. Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir

dengan skor total > 0,468 maka instrument tersebut dikatakan valid, atau

sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total < 0,468 maka

instrument dikatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan pada bulan

Agustus 2021 di Ruang Rinjani Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor,

dengan jumlah 20 responden dengan r tabel 0,468. Variabel yang

dilakukan uji validitas yaitu perilaku caring perawat dengan hasil dari 20

pertanyaan kuesioner mendapatkan hasil valid 13 pertanyaan karena r

hitung > r tabel.

Tabel 3.2 Uji Validitas Kuesioner Perilaku Caring Perawat

Kuesioner r hitung r table Keterangan

Pernyataan 1 0,533 0,468 Valid

Pernyataan 2 0,681 0,468 Valid

Pernyataan 3 0,576 0,468 Valid

Pernyataan 4 0,849 0,468 Valid


Pernyataan 5 0,810 0,468 Valid

Pernyataan 6 0,494 0,468 Valid

Pertanyaan 7 0,570 0,468 Valid

Pertanyaan 8 0,849 0,468 Valid

Pertanyaan 9 0,615 0,468 Valid

Pertanyaan 10 0,494 0,468 Valid

Pertanyaan 11 0,700 0,468 Valid

Pertanyaan 12 0,513 0,468 Valid

Pertanyaan 13 0,866 0,468 Valid

Untuk penentuan tingkat kecemasan, kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi (sudah

paten) yaitu DASS 42 (Depression, Anxiety, Stress Scale), sehingga tidak

perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas 0,91 yang diolah berdasarkan

penilaian Cronbach’s Alpha. DASS 42 diciptakan oleh Lovibond &

Lovibond (1995) & Crawford & Henry (2003).(27)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama. Hasil secara keseluruhan

dinyatakan “Reliability” dengan beberapa rumus diantaranya; rumus belah

dua dan Spearman Brown, Cronbach-Alpha, Anova Hoyt, dan Alfa.(22)


Standar yang digunakan dalam menentukkan reliabel atau tidaknya

suatu instrument penelitian dengan Pertanyaan dikatakan reliabel jika

jawaban seseorang terhadap r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau

tingkat 1 signifikan 5%. Tingkat reabilitas Alpha Cronbach diukur

berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala alpha tersebut

dikelompokkan kedalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat dipersentasikan seperti berikut :

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 Kurang reliable

>0,20 s.d 0,40 Angka reliable

>0,40 s.d 0,60 Cukup reliable

>0,60 s.d 0,80 Reliable

>0,80 s.d 1,00 Sangat reliable

Keputusan Uji :

Bila nilai Cronbach’s Alpha lebih > konstanta (0,6), maka pertanyaan

reliabel.

Didapatkan hasil uji reliabilitas variabel perilaku caring perawat yaitu

0,846 dan variabel tingkat kecemasan pada pasien rawat inap yaitu 0,91.

Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan reliable.


L. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai

berikut:(22)

a) Editing

Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa

daftar pertanyaan, kartu atau buku registrasi. Editing bertujuan untuk

melengkapi data yang belum lengkap.

b) Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para

responden kedalam kategori-kategori. Kategori bertujuan untuk

memberikan kode untuk memudahkan memasukkan dan pengolahan

data.

c) Entry Data

Entry adalah memasukkan data penelitian pada program komputer

untuk pengolahan data dengan menggunakan komputer.

d) Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan

penelitian yang selanjutnya dimasukkan dalam pengolahan data.

Penyusunan data bertujuan untuk memudahkan dalam menjumlah,

menyusun dan menata untuk disajikan dan dianalisis. Penyusunan data

pada penelitian ini mengggunakan tabulasi dengan proses

komputerisasi.
e) Processing

Processing adalah jawaban dari masing masing responden yang telah

membentuk kode (angka atau huruf) lalu di proses kedalam program

computer (SPSS). Dalam proses ini dituntut keahlian agar tidak terjadi

bias. Merubah semua hasil jawaban responden dengan mengkode

jawaban dengan menggunakan angka yang merubah nilai.

f) Cleaning data (pembersihan data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry

apakah ada kesalahan atau tidak dan kegiatan peneliti dalam

memasukan data-data hasil penelitian kedalam tabel-tabel sesuai

kriteria yang telah ditentukan berdasarkan lembar observasi yang telah

ditentukan kodenya. Langkah-langkah pembersihan data adalah

sebagai berikut :

1) Mengetahui missing data

2) Untuk mengetahui data yang hilang (missing) dapat dilakukan

dengan membuat distribusi frekuensi masing-masing variabel.

3) Mengetahui variasi data

4) Dengan melihat variasi data dapat dideteksi apakah data yang

dimasukkan benar atau salah. Cara mendeteksi dengan membuat

distribusi masing-masing variabel.

5) Mengetahui konsistensi data

6) Cara untuk mengetahui adanya ketidakkonsistenisan data dapat

dilakukan dengan menghubungkan dua variabel.


2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis tiap variabel yang dinyatakan

dengan menggambarkan dan meningkas data dengan cara ilmiah dalam

bentuk tabel atau grafik. Analisis univariat ini digunakan untuk

memperjelas bagaimana distribusi dan presentase serta untuk

mengetahui proporsi masing-masing variabel independen dan

dependen.

Adapun rumus yang digunakan :(22)

P= f x 100%

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

Dalam penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan

variabel perilaku caring perawat dan variabel tingkat kecemasan yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkolerasi. Menguji ada tidaknya perbedaan atau hubungan antara

kedua variabel. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel di

ukur dengan indeks kolerasi, yang di sebut koefisien korelasi.


Dalam penelitian ini uji bivariat menggunakan uji Chi Square, yaitu

sebagai berikut:(22)

( O−E ) ²
X² = ∑
E

Keterangan:

X² : Chi Square

O : Frekuensi observasi (observed)

E : Frekuensi harapan (expected)

Hasil uji chi-square hanya dapat menyimpulkan ada tidaknya

perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain kita hanya dapat

menyimpulkan ada/tidaknya hubungan dua variabel katagorik. Dikatakan

ada hubungan yang signifikan antara dua variabel jika nilai chi-square

(X²) hitung < 0,05 pada distribusi normal dengan derajat kepercayaan 95%

dan sebaliknya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Penelitian

Bab ini menguraikan hasil dari penelitian yang dilaksanakan di RS

Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor pada tanggal

23 – 30 Oktober 2021.

Peneliti melakukan penelitian dengan cara menemui langsung ke

ruangan. Peneliti memberikan informed consent terlebih dahulu kepada

responden. Setelah itu memberikan kuesioner kepada responden tersebut.

Peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang cara-cara

pengisian kuesioner. Dalam proses penelitian ini, peneliti dibantu oleh

kepala ruangan dalam menyebarkan kuesioner.

Pengambilan data dalam penelitian ini pada 54 responden, dengan

pendekatan kuantitatif yang menggunakan rancangan cross sectional, alat

yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian dianalisis secara

univariat dan bivariat. Analisis univariat disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi yang meliputi perilaku caring perawat dan kecemasan pada

pasien rawat inap. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat menggunakan

uji analisis chi-square.


B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Perilaku caring perawat pada pasien rawat inap di RS Medika

Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun 2021

Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden menurut

frekuensi Perilaku caring perawat pada pasien rawat inap di RS Medika

Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun 2021 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Perilaku caring perawat pada pasien rawat inap
di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor
tahun 2021
No Perilaku Caring Perawat Frekuensi Presentase
1. Kurang 0 0%
2. Cukup 42 77,8%
3. Baik 12 22,2%
Total 54 100%
Sumber : SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari 54 responden,

distribusi frekuensi Perilaku Caring Perawat pada pasien rawat inap di RS

Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor terdapat 42

(77,8%) responden dengan perilaku caring perawat yang cukup.


b. Kecemasan pada pasien rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun 2021

Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden menurut

frekuensi kecemasan pada pasien rawat inap di RS Medika Dramaga

Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun 2021 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Frekuensi Kecemasan Pada
Pasien Rawat Inap di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor
Barat Kota Bogor tahun 2021
No Kecemasan Frekuensi Presentase
1. Ringan 15 27,8%
2. Sedang 39 72,2%
3. Berat 0 0%
Total 54 100%
Sumber : SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa dari 54 responden,

distribusi frekuensi kecemasan pada pasien rawat inap di RS Medika

Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor terdapat 39 (72,2%)

dengan kecemasan sedang.

2. Analisis Bivariat

Hubungan antara perilaku caring perawat dengan kecemasan pada

pasien rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat

Kota Bogor tahun 2021.


Analisis bivariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel bebas (independent), yaitu perilaku

caring perawat dengan variabel terikat (dependent), yaitu kecemasan pada

pasien rawat inap. Hasil analisis bivariat disajikan dalam tabel tersebut:

Tabel 4.4
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kecemasan pada Pasien
Rawat Inap di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat
Kota Bogor Tahun 2021

Kecemasan Pada Pasien Rawat


Inap

Perilak Kecemasan Kecemasan Kecemas


u caring Ringan Sedang an Berat P
perawat Total Value
F % F % F % F %
Kurang 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Cukup 7 12,9% 35 65,7% 0 0% 42 78,6%
Baik 8 14,9% 4 6,5% 0 0% 12 21,4% 0.01
Total 15 27,8% 39 72,2% 0 0% 54 100%
Sumber : SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa dari 54 responden,

Hubungan antara perilaku caring perawat dengan kecemasan pada pasien

rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota

Bogor menunjukkan bahwa pada perilaku caring cukup sebagian besar

pasien mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 35 responden

( 65,7%), kecemasan ringan sebanyak 7 responden (12,9% ).

Dari hasil uji Chi-Square didapat nilai p value sebesar 0,01. Karena

nilai p value 0,01 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Perilaku


Caring Perawat dengan Kecemasan pada pasien rawat inap di RS Medika

Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun 2021.

Perilaku caring perawat dikategorikan menjadi dua yaitu cukup dan baik

untuk melihat hubungannya dengan kecemasan pada pasien rawat inap.

Perilaku caring perawat mempunyai hubungan yang bermakna dengan

kecemasan pada pasien rawat inap.

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

Berdasarkan hasil univariat distribusi frekuensi dari masing-masing

variabel independent (perilaku caring perawat) dan variabel dependent

(kecemasan pada pasien rawat inap) maka dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Perilaku caring perawat

Berdasarkan dari 54 responden, distribusi frekuensi

Perilaku caring perawat pada pasien rawat inap di RS Medika

Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor terdapat 42

(77,8%) responden dengan perilaku caring perawat yang cukup dan

12 (22,2%) dengan perilaku caring perawat yang baik.

Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi

pasien sebagai pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang

akan membantu salah satu proses dari kesembuhan pasien itu

sendiri. Perilaku caring dapat berupa membantu, menolong, sikap

peduli terhadap pasien, menenangkan, memberikan perlindungan


terhadap kerugian, memelihara martabat pasien dan melayani

pasien yang membutuhkan pelayanan khususnya pemenuhan

kebutuhan dasar.

Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi caring

perawat seperti faktor individu, faktor psikologis, dan faktor

organisasi. Faktor individu meliputi demografi, pengetahuan,

keterampilan. Faktor psikologis meliputi kepribadian, rasa cemas,

motivasi. Dan faktor organisasi terkait beban kerja serta tugas.

Perilaku caring perawat yang diberikan kepada pasien rawat

inap dalam merawat dan meningkatkan status kesehatan adalah

memberikan pelayanan asuhan keperawatan dengan baik. Perilaku

caring yang baik sangat penting dalam memberikan asuhan

keperawatan karena dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

dan tercapainya pelayanan keperawatan yang optimal.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian tentang hubungan

perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre

operasi katarak di Ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring

perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak

di Ruang Kenanga RSUD dr. Soewondo Kendal dengan nilai p

value adalah 0,01 ( p < 0,05 ).(10)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah peneliti

lakukan di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat


Kota Bogor dengan jumlah responden 54 orang, bahwa responden

memiliki perilaku caring perawat yaitu 42 (77,8%) responden

dengan perilaku caring perawat yang cukup, hal itu diperkuat dari

hasil item kuesioner yang telah peneliti berikan kepada responden.

Menurut analisa peneliti disimpulkan bahwa lebih banyak

responden yang menunjukkan perilaku caring perawat yang cukup

jika dibandingkan dengan perilaku caring perawat yang baik.

Peneliti menyimpulkan bahwa perilaku caring perawat, perawat

hanya menanyakan keluhan pasien sehingga masih kurang dalam

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.

b. Kecemasan pada pasien rawat inap

Berdasarkan dari 54 responden, distribusi frekuensi

kecemasan pada pasien rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor terdapat 39 (72,2%) dengan

kecemasan sedang.

Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu

keadaan yang mengancam keutuhan serta keberadaan dirinya dan

dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak berdaya,

rasa tidak mampu, rasa takut dan fobia terhadap hal-hal tertentu.

Kecemasan yang dialami seseorang belum tentu sama dengan

orang lain. Hal ini tergantung pada psikosomatososial seseorang.

Suatu perasaan yang tidak menentu seperti kecemasan, pada


umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan

atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis.

Perilaku caring perawat yang baik sangatlah penting dalam

menghadapi kecemasan pada pasien rawat inap, karena dengan

adanya perilaku caring dari perawat akan memberikan dampak

dalam menurunkan kecemasannya.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian tentang hubungan

perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre

operasi katarak di Ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring

perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak

di Ruang Kenanga RSUD dr. Soewondo Kendal dengan nilai p

value adalah 0,01 ( p < 0,05 ).(10)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah peneliti

lakukan di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat

Kota Bogor dengan jumlah responden 54 orang terdapat 15

(27,8%) dengan kecemasan ringan dan 39 (72,2%) dengan

kecemasan sedang.

Menurut analisa peneliti disimpulkan bahwa sebagian besar

responden dalam kategori kecemasan sedang. Peneliti berpendapat

bahwa kecemasan pasien yang paling banyak dirasakan yaitu

pasien khawatir dan cemas dari biasanya, pasien merasakan takut

tanpa alasan yang jelas dan pasien merasakan lemas dan lemah.
Salah satu penyebab kecemasan yang dialaminya selain cemas

akan penyakitnya, pasien merasa cemas terhadap perilaku perawat

dalam memberi asuhan keperawatan. Sehingga diharapkan

kecemasan pasien dapat berkurang dengan perilaku caring perawat

dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien.

2. Analisa Bivariat

Hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pada

pasien rawat inap di RS Medika Dramaga Kecamatan Bogor

Barat Kota Bogor tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa dari 54 responden,

Hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pada pasien

rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat

Kota Bogor menunjukkan bahwa pada perilaku caring cukup sebagian

besar pasien mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 35

responden (65,7%), kecemasan ringan sebanyak 7 responden (12,9%).

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square diperoleh p value =

0,01 artinya p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku

caring perawat dengan kecemasan pada pasien rawat inap di RS

Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor tahun

2021.

Perilaku caring perawat merupakan hal yang penting bagi pasien

sebagai pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan


membantu salah satu proses dari kesembuhan pasien itu sendiri.

Perilaku caring dapat berupa membantu, menolong, sikap peduli

terhadap pasien, menenangkan, memberikan perlindungan terhadap

kerugian, memelihara martabat pasien dan melayani pasien yang

membutuhkan pelayanan khususnya pemenuhan kebutuhan dasar.

Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi caring

perawat seperti faktor individu, faktor psikologis, dan faktor

organisasi. Faktor individu meliputi demografi, pengetahuan,

keterampilan. Faktor psikologis meliputi kepribadian, rasa cemas,

motivasi. Dan faktor organisasi terkait beban kerja serta tugas.

Perilaku caring perawat yang diberikan kepada pasien rawat inap

dalam merawat dan meningkatkan status kesehatan adalah

memberikan pelayanan asuhan keperawatan dengan baik. Perilaku

caring yang baik sangat penting dalam memberikan asuhan

keperawatan karena dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

dan tercapainya pelayanan keperawatan yang optimal.

Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan

yang mengancam keutuhan serta keberadaan dirinya dan

dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak berdaya,

rasa tidak mampu, rasa takut dan fobia terhadap hal-hal tertentu.

Kecemasan yang dialami seseorang belum tentu sama dengan orang

lain. Hal ini tergantung pada psikosomatososial seseorang. Suatu

perasaan yang tidak menentu seperti kecemasan, pada umumnya tidak


menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis.

Perilaku caring perawat yang baik sangatlah penting dalam

menghadapi kecemasan pada pasien rawat inap, karena dengan adanya

perilaku caring dari perawat akan memberikan dampak dalam

menurunkan kecemasannya.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian tentang hubungan perilaku

caring perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

katarak di Ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat

dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak di Ruang

Kenanga RSUD dr. Soewondo Kendal dengan nilai p value adalah

0,01 ( p < 0,05 ).(10)

Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas maka peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat keselarasan antara teori dengan hasil

penelitian yaitu bahwa Perilaku caring perawat berpengaruh terhadap

kecemasan pada pasien rawat inap. Hal ini dibuktikan dari hasil

penelitian yang peneliti lakukan bahwa terdapat 35 (65,7%)

menunjukkan perilaku caring yang cukup dengan kategori kecemasan

ringan dan kecemasan sedang.

Menurut analisa peneliti disimpulkan bahwa semakin baik caring

perawat maka kecemasan pasien semakin turun.


D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki berbagai

keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-

keterbatasan tersebut yaitu :

1. Dalam pengisian kuesioner tidak semua responden mau mengisi

langsung dalam lembar kuesioner tersebut sehingga peneliti harus

membacakan satu persatu.

2. Dikarenakan sedang masa pandemi dan penelitian di rumah sakit

diwajibkan swab antigen terlebih dahulu sebelum bertatap muka

langsung dengan pasien.

E. Implikasi Penelitian

Pasien mudah mengalami cemas dalam proses perawatan di Rumah

Sakit sehingga cara penanganan yang dilakukan untuk menangani

kecemasan ketika rawat inap pada suatu ruangan yaitu dengan caring yang

baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan pada pasien

rawat inap berpengaruh dengan perilaku caring perawat. Hal ini

mengandung implikasi agar ke depannya caring perawat pada pasien dapat

ditingkatkan sehingga menurunkan kecemasan pasien selama rawat inap.

Ini termasuk dalam penerapan manajemen keperawatan, dimana seorang

perawat harus mempunyai perilaku caring yang baik untuk meminimalisir

kecemasan pada pasien.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan seperti yang diuraikan sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diketahui distribusi frekuensi perilakucaring perawat pada pasien

rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor terdapat 42 (77,8%)

responden dengan perilaku caring perawat yang cukup.

2. Diketahui distribusi kecemasan pada pasien rawat inap di RS Medika

Dramaga Bogor terdapat 39 (72,2%) dengan kecemasan sedang.

3. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p value = 0,01

artinya p value ≤ 0,05 (alpha) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pada pasien

rawat inap di RS Medika Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat

Kota Bogor tahun 2021.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran-saran

yang bermanfaat bagi para pihak terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Stikes Wijaya Husada Bogor

Bagi STIKES Wijaya Husada Bogor disarankan menekankan

kemampuan pada mahasiswa-mahasiswa perawat dalam melakukan


caring keperawatan, sehingga ketika telah bekerja memiliki

kemampuan yang baik dalam berhubungan dengan pasien.

2. Bagi RS Medika Dramaga Bogor

Disarankan perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan atau pembinaan

kemampuan caring perawat untuk lebih meningkatkan perilaku caring

perawat kepada pasien, seperti melakukan seminar dan pelatihan.

3. Peneliti selanjutnya

Disarankan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan obyek

sejenis, hendaknya meningkatkan jumlah sampel penelitian sehingga

kesimpulan penelitian dapat bersifat lebih general, selain itu juga

peneliti lain dapat menggali faktor-faktor lain yang berhubungan

dengan kecemasan pasien, misalnya faktor biaya rawat inap, faktor

karakteristik responden, dan lain-lain.

4. Profesi

Disarankan dapat dijadikan sebagai acuan bagi profesi keperawatan

termasuk dalam pelayanan kesehatan untuk terus meningkatkan dan

melaksanakan program-program promosi kesehatan yang berkaitan

dengan perilaku caring perawat maupun kecemasan pada pasien rawat

inap.
DAFTAR PUSTAKA

1. Paputungan A, Bataha YB. Hubungan Caring Perawat Dengan Tingkat


Kecemasan Gmim Pancaran Kasih Manado. e-journal Keperawatan.
2018;6(2).
2. Setiawati. Caring perawat dengan tingkat kecemasan pada Pendidikan dan
Lama Perawat Bekerja Di Puskesmas Jetis 1 Bantul. 2018;54–67.
3. Untari & Rohmawati. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada
usia pertengahan dalam menghadapi proses menua (Aging Process). 1st ed.
Karanganyar: Jurnal Keperawatan; 2014.
4. HIMPSI. Seri Sumbangan Pemikiran Psikologi untuk Bangsa Ke-5
Kesehatan Jiwa dan Resolusi Pascapandemi di Indonesia. Himpsi.orId
[Internet]. 2020;(September 2019):13. Available from:
https://himpsi.or.id/blog/pengumuman-2/post/kesehatan-jiwa-dan-resolusi-
pascapandemi-di-indonesia-panduan-penulisan-132
5. Provinsi L, Barat J. Laporan Provinsi Jawa Barat.
6. ananda yuanita, asmawati asmawati. Hubungan Perilaku Caring Perawat
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Ruang Rawat Inap
Bedah Pria Dan Wanita Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jik- J Ilmu Kesehat.
2018;2(1):1–5.
7. Riskesdas. Statistik Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2013.
8. v. M. buyanov. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Respon
Kecemasan Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Ruang Alamanda RSUD
Ulin Banjarmasin Tahun 2020. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952.
1967;1(2):37–46.
9. Donzu JD. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2017.
10. Nurahayu D, Sulastri S. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Katarak Di Ruang Kenanga
RSUD dr. H. Soewondo Kendal. J Surya Muda. 2019;1(1):37–51.
11. Hutahaean S. Aplikasi Caring Perawat Sebagai Penunjang Kesembuhan
Klien. Bandung: CV. Media Sains Indonesia; 2020.
12. Novikasari L, Hairunisa H. Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Candimas
Medical Center Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Malahayati Nurs J.
2020;2(3):480–90.
13. Pranata lilik dkk. Manajemen Keperawatan “Kualitas Pelayanan
Keperawatan.” Pertama. Zikra Toppany A, editor. Kota Baru; 2021.
14. Hidayat R, Hayati H. Pengaruh Pelaksanaan SOP Perawat Pelaksana
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Di Rawat Inap RSUD Bangkinang. J
Ners. 2019;3(2):84–96.
15. Wayan. Manajemen keperawatan. 2011. 117 p.
16. H. Mardjan. Pengaruh Kecemasan Pada Kehamilan Primipara Remaja.
Pontianak; 2016.
17. Disorders R. Psychometric Properties Of The Depression Anxiety Stress
Scales (DASS) In Clinical Samples *. 1997;35(I):79–89.
18. Nursalam. Manajemen Keperawatan. 5th ed. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika; 2015.
19. handayani F. Kompetensi perawat dalam merumuskan diagnosa
keperawatan pada pasien diruang rawat inap. 2019;
20. Maria Goreti usboko. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Gastrointest Endosc [Internet]. 2018;10(1):279–88. Available from:
http://dx.doi.org/10.1053/j.gastro.2014.05.023%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.gie.2018.04.013%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
29451164%0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=PMC5838726%250Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.gie.2013.07.022
21. Andita V, Hermawat W, Hartati NS. Pengaruh Jumlah Pelayanan Rawat
Jalan, Rawat IGD Dan Rawat Inap Terhadap Tingkat Pendapatan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Cideres Kabupaten Majalengka. J Manaj
Sekol Tinggi Ekon Cirebon. 2019;14(2):370–8.
22. Masturoh, Imas dkk. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
23. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Pertama. Bandung: Alfabeta; 2018.
24. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. 4th ed. Surabaya:
Salemba Medika; 2016.
25. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta; 2012.
26. Hidayat AAA. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika; 2017.
27. Pengantar K, Isi D, Psikoneuroalergologi P, Rosita C, Prakoeswa S,
Psikoneuroimunologi F, et al. Psychoneuroimmunology In Dermatology.
2016;
LAMPIRAN – LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN

Tahun 2021
No. Kegiatan
Agustus September Oktober Desember Januari
Pengajuan
1.
Judul
Studi
2.
Pendahuluan
Bimbingan
3.
Proposal
Sidang
4.
Proposal
Revisi
5.
Proposal
Pengumpula
6.
n Proposal
Sidang
7.
Proposal

8. Penelitian

Bimbingan
9.
KTI

10. Sidang KTI


LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Bapak/Ibu
Di
Ruang Rawat Inap RS Medika Dramaga Bogor
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa DIII Keperawatan
STIKes Wijaya Husada Bogor.
Nama : Arinny Tri Maulani

NIM : 201811078

Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku Caring


Perawat Terhadap Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Medika
Dramaga Bogor Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Tahun 2021”.
Saya berterima kasih jika bapak/ibu bersedia meluangkan waktu, jawaban
responden akan dijamin kerahasiannya. Mudah-mudahan amal baik responden
bisa memberikan masukan untuk perkembangan keperawatan di masa yang akan
datang.

Peneliti

Arinny Tri Maulani


LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Inisial responden :
No.responden :
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian
mahasiswa DIII Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor atas nama Arinny
Tri Maulani dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat Terhadap
Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor
Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Tahun 2021”.
Demikian surat persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela, tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Bogor, 2021

Responden
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP


KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA
DRAMAGA KECAMATAN BOGOR BARAT
KOTA BOGOR TAHUN 2021

Kuesioner Data

Petunjuk Penilaian :

Bapak/ Ibu/ Saudar/i diharapkan :

a) Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda


checklist (√) pada tempat yang tersedia.

b) Semua pertanyaan harus dijawab.

c) Tiap satu pertanyaan ini diisi dengan satu jawaban.

d) Bila data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan

4. Pendidikan Terakhir :

5. Suku :
Kuesioner Kecemasan Pasien

Depression, Anxiety, Stress Scales (DASS 42)

Keterangan:

0 : Tidak ada atau tidak pernah

1: Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang


2 : Sering
3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.

NO Pernyataan Tidak Kadang- Sering Sangat


. pernah kadang dialami sering
dialami dialami dialami

1. Mulut terasa kering

2. Merasakan gangguan dalam


bernapas (napas cepat, sulit
bernapas)

3. Kelemahan pada anggota


tubuh

4. Cemas yang berlebihan


dalam suatu situasi namun
bisa lega jika hal/ situasi itu
berakhir

5. Kelelahan

6. Berkeringat (misal: tangan


berkeringat) tanpa stimulasi
oleh cuaca maupun latihan
fisik

7. Ketakutan tanpa alasan yang


jelas

8. Kesulitan dalam menelan

9. Perubahan kegiatan jantung


dan denyut nadi tanpa
stimulasi oleh latihan fisik

10. Mudah panik

11. Takut diri terhambat oleh


tugas-tugas yang tidak biasa
dilakukan

12. Ketakutan

13. Khawatir dengan situasi saat


diri anda mungkin menjadi
panik dan mempermalukan
diri sendiri

14. Gemeter
Kuesioner Perilaku Caring Perawat

Penilaian :

1. SL : Selalu 4
2. SR : Sering 3
3. KK : Kadang-kadang 2
4. TP : Tidak Pernah 1
Rentang Perilaku Caring Perawat
1. 0-16 = Kurang
2. 17-34 = Cukup
3. 35-52 = Baik

No. Pernyataan Tidak Kadang- Sering Selalu


Pernah kadang
1. Perawat berbicara
lembut dengan
ekspresi wajah yang
bersahabat
2. Perawat meyakinkan
pasien akan
kesembuhan pasien
3. Perawat meluangkan
waktu untuk
mendengarkan
keluhan pasien
4. Perawat
berkomunikasi
kepada pasien dengan
menatap wajahnya,
membungkuk dan
mendengar apa yang
dikeluhkannya
5. Perawat menanggapi
respon pasien saat
marah dengan
tersenyum dan
tenang.
6. Perawat memberikan
informasi yang jelas
mengenai perawatan
kepada pasien dengan
penuh perhatian
7. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan
kepada pasien
8. Perawat membantu
pasien dalam
memenuhi kebutuhan
sehari-hari (misal:
makan, minum, BAB,
BAK)
9. Perawat
memperkenalkan diri
dengan menyebutkan
nama kepada pasien
atau keluarga
10. Perawat menjawab
pertanyaan yang
ditanyakan pasien
dengan baik dan jujur
11. Perawat
mengingatkan pasien
untuk beribadah
dengan berdo’a agar
pasien lekas sembuh
12. Perawat menjadi
pendengar aktif
terhadap segala
keluhan pasien
13. Perawat memberi
motivasi kepada
pasien

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


“HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN

PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA DRAMAGA BOGOR

KECAMATAN BOGOR BARAT KOTA BOGOR TAHUN 2021”

A. Perilaku Caring Perawat

1. Uji Validitas

Apabila hasil uji dari tiap item pernyataan ternyata signifikan (p value

> 5% (0,05)) atau r hitung lebih besar dari r tabel, maka item

pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun, apabila

ternyata tidak signifikan (p value < 5% (0,05)) atau r hitung lebih kecil

dari r tabel, maka item pernyataan tersebut tidak valid.

Kuesioner r hitung r tabel Keterangan

Pernyataan 1 0,533 0,468 Valid

Pernyataan 2 0,681 0,468 Valid

Pernyataan 3 0,576 0,468 Valid

Pernyataan 4 0,849 0,468 Valid

Pernyataan 5 0,810 0,468 Valid

Pernyataan 6 0,494 0,468 Valid

Pertanyaan 7 0,570 0,468 Valid

Pertanyaan 8 0,849 0,468 Valid

Pertanyaan 9 0,615 0,468 Valid

Pertanyaan 10 0,494 0,468 Valid

Pertanyaan 11 0,700 0,468 Valid

Pertanyaan 12 0,513 0,468 Valid


Pertanyaan 13 0,866 0,468 Valid

2. Uji Reliabilitas

Hasil secara keseluruhan dinyatakan “Reliability” dengan kriteria

“Cronbach Alpha” ≥ 0,6

Reliability Statistics
Karena
Cronbach's 0,846 ≥ 0,6
Alpha N of Items maka
.846 20 Reliabel

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

P1 108.80 155.116 .533 .720

P2 109.30 151.800 .681 .713

P3 108.80 159.747 .576 .727

P4 108.90 157.147 .457 .724

P5 109.50 154.789 .849 .717

P6 109.30 165.063 .024 .739

P7 109.20 150.063 .810 .709

P8 109.30 159.800 .494 .727

P9 109.50 164.053 .120 .736

P10 108.90 153.147 .570 .717

P11 109.50 154.789 .849 .717

P12 109.20 169.853 -.386 .746

P13 109.30 153.063 .615 .716

P14 109.30 159.800 .494 .727

P15 109.40 161.305 .239 .732


P16 108.90 152.937 .700 .715

P17 109.50 159.000 .513 .726

P18 109.10 170.200 -.548 .746

P19 109.10 147.253 .866 .703

P20 109.20 161.221 .275 .731

SKOR_TOTAL 56.00 41.474 1.000 .846

B. Kecemasan pasien rawat inap

1. Uji Validitas

Apabila hasil uji dari tiap item pernyataan ternyata signifikan (p

value > 5% (0,05)) atau r hitung lebih besar dari r tabel, maka item

pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun, apabila

ternyata tidak signifikan (p value < 5% (0,05)) atau r hitung lebih kecil

dari r tabel, maka item pernyataan tersebut tidak valid.

Untuk penentuan tingkat kecemasan, kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi (sudah

paten) yaitu DASS 42 (Depression, Anxiety, Stress Scale), sehingga

tidak perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas 0,91 yang diolah

berdasarkan penilaian Cronbach’s Alpha. DASS 42 diciptakan oleh

Lovibond & Lovibond (1995) & Crawford & Henry (2003).

2. Uji Reliabilitas

Untuk penentuan kecemasan, kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner DASS 42 (Depression, Anxiety,

Stress Scale), dengan realibilitas 0,91 yang diolah berdasarkan

penilaian Cronbach’s Alpha.

Berdasarkan hasil reliabilitas 0,91 ≥ 0,6 maka Reliabel.


HASIL PENELITIAN
“HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN

PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA DRAMAGA BOGOR

KECAMATAN BOGOR BARAT KOTA BOGOR TAHUN 2021”

1. Hasil Analis Univariat

a. Frekuensi Perilaku Caring Perawat pada Pasien Rawat Inap Di RS

Medika Dramaga Bogor

Statistics
Perilaku caring perawat

Valid 54
N
Missing 0
Mean 1.22
Median 1.00
Mode 1
Minimum 1
Maximum 2

Perilaku caring perawat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Cukup 42 77.8 77.8 77.8

Valid Baik 12 22.2 22.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

b. Frekuensi Kecemasan pada Pasien Rawat Inap di RS Medika

Dramaga Bogor
Statistics
Kecemasan

Valid 54
N
Missing 0
Mean 1.72
Median 2.00
Mode 2
Minimum 1
Maximum 2

Kecemasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ringan 15 27.8 27.8 27.8

Valid Sedang 39 72.2 72.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

2. Hasil Analisa Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Perilaku caring * Kecemasan 54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%

Perilaku caring * Kecemasan Crosstabulation


Count

Kecemasan Total

Ringan Sedang

Cukup 7 35 42
Perilaku caring
Baik 8 4 12
Total 15 39 54

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.631a 1 .001
b
Continuity Correction 9.272 1 .002
Likelihood Ratio 10.687 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear Association 11.415 1 .001
N of Valid Cases 54

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.33.
b. Computed only for a 2x2 table

MASTER TABEL HASIL PENELITIAN


HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN
PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS MEDIKA DRAMAGA BOGOR
No. Nama Umur JK Pendidikan Pekerjaan Perilaku Kecemasan
Resp caring pasien
perawat rawat inap

1. Tn.A 3 1 3 3 22 13

2 Tn.H 3 1 3 3 36 14

3 Tn.R 3 1 3 3 22 14

4 Tn.K 3 1 3 3 35 8

5 Tn.U 3 1 3 3 18 10

6 Ny.J 3 2 3 1 28 13

7 Ny.P 2 2 3 1 41 8

8 Ny.E 3 2 3 1 27 8

9 Ny.G 2 2 1 2 27 10

10 Ny.M 1 2 3 1 36 9

11 Ny.S 1 2 3 1 28 8

12 Ny.N 3 2 4 1 36 14

13 Ny.A 3 2 4 1 26 14

14 Tn.A 2 1 3 2 26 12

15 Ny.N 1 2 4 1 35 8

16 Ny.S 2 2 4 1 29 10

17 Ny.S 1 2 3 2 26 8

18 Ny.F 1 2 3 1 26 10

19 Ny.S 1 2 3 1 26 14

20 Ny.A 1 2 1 3 26 10

21 Ny.S 1 2 3 1 22 14

22 Ny.R 1 2 1 2 36 8
23 Ny.I 2 2 4 1 23 14

24 Ny.H 1 2 2 2 27 12

25 Ny.C 2 2 4 1 26 13

26 Ny.W 2 2 3 1 31 11

27 Tn.D 1 1 3 2 29 14

28 Tn.S 3 1 3 3 27 13

29 Tn.M 1 1 3 3 26 9

30 Tn.A 1 1 3 3 29 10

31 Ny.A 1 2 4 1 26 8

32 Ny.W 2 2 1 2 28 8

33 Ny.K 1 2 4 1 26 13

34 Ny.A 2 2 4 1 33 11

35 Ny.B 2 2 4 1 26 12

36 Ny.H 2 2 3 1 26 12

37 Ny.W 1 2 3 1 36 10

38 Ny.S 1 2 4 1 26 12

39 Ny.Y 1 2 3 1 27 8

40 Ny.P 1 2 3 1 28 10

41 Ny.I 1 2 3 1 26 10

42 Ny.H 1 2 2 2 35 9

43 Ny.A 3 2 4 1 28 14

44 Ny.H 3 2 4 1 28 14

45 Ny.I 1 2 3 1 29 14

46 Ny.F 1 2 3 1 28 13
47 Ny.A 1 2 3 1 30 12

48 Ny.K 1 2 3 1 36 10

49 Ny.I 1 2 3 1 26 10

50 Ny.A 1 2 3 2 27 12

51 Ny.T 1 2 3 2 37 13

52 Ny.F 1 2 3 2 28 14

53 Ny.S 1 2 3 1 36 8

54 Ny.A 1 2 3 1 36 9

KODE
Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan Perilaku Kecemasan
1 = 20-29 Kelamin 1=S1 1=IRT 1=Cukup 1=Kecemasan
tahun 1=laki-laki 2=Diploma 3 2=Karyawan 2=Baik ringan
2 = 30-39 2=perempua 3=SMA/ Swasta 2=Kecemasan
tahun n SMK 3=Wiraswast Sedang
3 = 40 4=SD a
tahun ke
atas
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Arinny Tri Maulani

NIM : 201811078

PROGRAM STUDI : DIII Keperawatan

PEMBIMBING : Sri Untari, S.Tr.Keb, MKM

JUDUL PENELITIAN : “Hubungan Perilaku Caring Perawat Terhadap


Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor
Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Tahun 2021”.

No Tanggal Materi Konsultasi Catatan/keterangan Paraf

Konsultasi Pembimbing

1 16 Juni 2021 Judul ACC Judul

2 31 Juli 2021 Judul dan BAB 1 Review penggunaan

mendeley, membahas

BAB 1 (Latar

belakang, tujuan,

manfaat, rumusan

masalah, keaslian

penelitian) dan BAB 3

(Metode penelitian)

3 09 Agustus BAB 1 dan BAB 3 Revisi BAB 1 (Latar

2021 belakang, rumusan

masalah, tujuan

khusus, keaslian

penelitian), BAB 2
(Kerangka teori), BAB

3 (Cara ukur

kuisioner)

4 24 Agustus BAB 1 Perbaikan studi

2021 pendahuluan

5 17 September BAB 3 Perbaikan uji validitas

2021 dan kuisioner.

6. 28 September BAB 3 Perbaikan perhitungan

2021 sampel dan masukan

hasil uji validitas

7. 05 Oktober ACC PROPOSAL

2021

8. 10 November BAB 4 Revisi penulisan,

2021 revisi distribusi

frekuensi

9. 23 November BAB 4 Revisi penulisan,

2021 penambahan mendeley

pada jurnal

10. 29 November BAB 4 Revisi penulisan,

2021 spasi, uji normalitas,

memasukkan kategori

kecemasan berat

11. 17 Desember BAB 4 DAN BAB 5 Revisi penulisan


2021

12. 24 Desember Lampiran Menambahan lampiran

2021 Form IA Penelitian

You might also like