You are on page 1of 5

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI

PADA PASIEN YANG MENGGUNAKAN KATETER


URINE DI RUANGAN INTERNA RSU MARTHA
FRISKA MULTATULI

Oleh:
Magdalena Ginting 1) , Ruri Pratiwi Lubis 2)
Univesitas Darma Agung, Medan 1,2)
E-mai :
magdalenaginting.mg@gmail.com 1) ruripratiwi@gmail.com 2)

ABSTRACT

Infection is a disease that is caused by pathogenic microbes and is very dynamic. In


Indonesia, the incidence of urinary tract infections in patients treated in hospitals is mostly
caused by infections obtained at hospitals. In patients with urinary catheters, uria bacteria
are found per day the patient being treated. Infections in the health care center can be
transmitted or obtained through health workers, sick people, visitors with carer status or
due to the condition of the hospital where new nurses have not even attended training
related to PPI before. The aim of this research was to find out nurses' knowledge in
preventing infection in patients using urine catheters. This research was a descriptive type
of research. The population in this study were all 127 nurses who served in the inpatient
room, with the sample of 56 nurses. The research sample used random sampling. The
results showed that nurses lacked the knowledge in preventing infections in patients using
urinary catheters. Nurses were expected to be able to find information about infection
prevention and were expected to conduct self-evaluation and realized the importance of
infection prevention so as to improve service to patients.

Keywords : Nurse Knowledge, Infection Prevention.

1. PENDAHULUAN yang berstatus karier atau karena


kondisi rumah sakit. (Septari, 2017)
Penyakit infeksi masih merupakan Infeksi saluran kemih (ISK) di
penyebab utama tingginya angka Rumah Sakit terjadi pada 2-3 dari 100
kesakitan, dan kematian di dunia. Salah pasien yang di lakukan perawatan,
satu jenis infeksi adalah infeksi kurang lebih 80 % ISK nosokomial
nosokomial. infeksi ini menyebabkan disebabkan oleh pengguna kateter
1,4 juta kematian setiap hari di seluruh uretra. Insiden bakteriuria pada pasien
dunia .Rumah sakit sebagai tempat yang menggunakan kateter uretra
pengobatan juga merupakan sarana bervariasi 3-10 % per hari. Penderita
pelayanan kesehatan yang dapat bakteriuria 10-25 % bergejala infeksi
menjadi sumber infeksi dimana orang lokal dimana 1-4 % membentuk
sakit dirawat, infeksi yang ada di pusat bakteriemia.dimana Wanita dewasa
pelayanan kesehatan ini dapat di diperkirakan 20-30 % menderita ISK
tularkan atau di peroleh melalui petugas dalam hidupnya Isetelah pemasangan
kesehatan, orang sakit, pengunjung

JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, Volume VI, Nomor 2, Okotober 2019: 105-109 105
kateter uretra merupakan infeksi Sebagai salah satu Rumah Sakit
nosokomial yang terbanyak. swasta di Kota Medan, angka kejadian
Di Indonesia, kejadian infeksi infeksi di RSU Martha Friska selama
saluran kemih pada penderita yang priode 2015 tercatat sebesar 29 %.
dirawat di rumah sakit banyak Sementara menurut Kemenkes ( 2008 )
diakibatkan oleh infeksi yang didapat di standart pelayanan minimal untuk
rumah sakit,terdapat 34-45 % mengalami indicator infeksi di Rumah Sakit sebesar
infeksi saluran kemih. Pada pasien yang <1,5% sehingga dapat disimpulkan
terpasang kateter urine ditemukan bahwa angka kejadian infeksi di RSU
bakteriuria sebesar 3-10 % per hari. Martha Friska masih tergolong tinggi.
Dalam meningkatkan upaya Berdasarkan hasil studi awal di RSU
tindakan pencegahan infeksi diperlukan Martha Friska, tingginya angka infeksi
pengetahuan perawat dalam kemungkinan disebabkan oleh masih
menggunakan alat pelindung diri (APD) rendahnya kemampuan perawat dalam
agar terhindar dari resiko penularan menerapan program PPI. Dari hasil
penyakit baik dari pasien ke perawat wawancara dengan ketua Tim PPI
maupun sesama pasien. diketahui bahwa sampai saat ini masih
Pengetahuan perawat mengenai banyak perawat pelaksana yang kurang
pencegahan infeksi dengan melakukan menjaga kebersihan ruangan, kadang
tindakan septic dan aseptic serta tidak memakai APD, belum paham
kemampuan untuk mencegah transmisi prinsip aseptic , sterilisasi alat dan system
infeksi di Rumah Sakit adalah tindakan isolasi. Beberapa perawat baru bahkan
pertama dalam pemberian pelayanan belum pernah mengikuti pelatihan tertkai
yang bermutu. Hal ini dapat diupayakan PPI sebelumnya. Selain itu dari data self
melalui peningkatan sikap perawat assessment (kajian mandiri )yang
tentang kesadaran penggunaan APD dilakukan komite PPI. Diketahui bahwa
dalam melakukan setiap tindakan kemampuan perawat dalam
keperawatan. melaksanakan Standart Prosedur
Perawat dalam memberikan Operasional (SOP) terkait PPI secara baik
pelayanan kesehatan pada pasien harus dan benar masih dibawah 80%.
mempunyai pengetahuan dan sikap yang Berdasarkan uraian latar belakang
baik tentang penggunaan APD dalam diatas dan fenomena kejadian infeksi di
setiap pemberian pelayanan kesehatan RS Martha Friska maka penulis tertarik
pada pasien.mengingat fungsi APD melakukan penelitian tentang
memiliki peran yang penting dalam upaya pengetahuan perawat dalam pencegahan
menggelimir transmisi agent penyakit infeksi pada pasien yang menggunakan
infeksi baik dari lingkungan Rumah Sakit, kateter urine di RSU Martha Friska
dari pasien keperawat maupun dari Multatuli.
pasien ke pasien lainnya maupun infeksi 2. METODE PELAKSANAAN
yang terjadi pada pasien itu sendiri.
Untuk dapat menggunakan APD yang Jenis penelitian ini adalah
benar harus didukung oleh pengetahuan deskriptif yang bertujuan untuk
dan sikap yang baik,dari segi menggambarkan pengetahuan tindakan
pengetahuan perawat harus bisa pencegahan infeksi pada pasien yang
memahami potensi resiko bahaya infeksi menggunakan kateter urin di ruangan
dan pintu masuk dari transmisi agent interna RSU Martha Friska Multatuli
infeksi tersebut sehingga dapat memilih Medan Tahun 2018. Populasi adalah
jenis dan bahan APD sesuai dengan keseluruhan objek penelitian yang akan
potensi bahaya yang ada. diteliti (Arikunto, 2017). Populasi dalam

106 PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI PADA PASIEN YANG MENGGUNAKAN
KATETER URINE DI RUANGAN INTERNA RSU MARTHA FRISKA MULTATULI
Magdalena Ginting 1) , Ruri Pratiwi Lubis 2)
penelitian ini adalah keseluruhan Pada saat penelitian ada juga
perawat yang bekerja di Rumah Sakit responden yang berpengetahuan cukup
Martha Friska Multatuli sebanyak 127 18 orang (32,2 %), ini di sebabkan
orang. karena ketidak pedulian dan kurangnya
Menurut Notoadmojo (2010), kesadaran terhadap pasien- pasien
sampel adalah objek yang di teliti dan rawat inap,sudah menjadi kewajiban
dianggap mewakili seluruh pada saat jam dinas harus lebih
populasi.maka sampel yang di ambil mengutamakan kepentingan pasien dan
56 orang sesuai dengan kriteria , lebih memperhatikan kondisi pasien
pengambilan sampel menggunakan saat di rawat inap, dilihat dari
simpel random sampling ( pengambilan pertanyaan yang mampu di jawab di
sampel secara acak dan sederhana ), kuesioner saat meneliti di ketahui
pengetahuan mereka meliputi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pengertian ,pencegahan infeksi,
penggunaan kateter, untuk beberapa
Table 4,2 diketahui bahwa pengetahuan pertanyaan tidak mampu di jawab
perawat tentang pencegahan infeksi dengan benar. Pengukuran pengetahuan
pada pasien yang menggunakan kateter dapat dilakukan dengan wawancara atau
masih kurang 23 orang (41,0%) . angket yang menanyakan isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
(f) (%) responden (Notoatmodjo, 2011).
1. Baik 15 26,8 Akan tetapi pada saat melakukan
2. Cukup 18 32,2 penelitian ada juga perawat yang
3. Kurang 23 41,0 berpengetahuan baik 15 orang (26,8%),
4. Jumlah 56 100,0 dikarenakan para perawat sudah
mengetahui tehnik cara pencegahan
Hasil penelitian tentang infeksi yaitu dengan cara memasang
pengetahuan perawat dalam kateter dengan cara tehnik steril,
pencegahan infeksi pada pasien yang mengganti kateter tepat waktu 3
menggunakan kateter urin di ketahui hari,sebelum melakukan transfer pasien
bahwa pengetahuan kurang 23 orang perawat melakukan pengekleman
(41,0%) ,Penelitian ini sejalan dengan selang terlebih dahulu,perawat
hasil penelitian Nasution (2011) tentang melakukan pengosongan urin yang ada
pengetahuan perawat dalam di selang kateter per 8 jam.
pencegahan infeksi menunjukkan Menurut Notoadtmojo (2011),
bahwa dari 34 responden mayoritas Pengetahuan atau kognitif merupakan
memiliki pengetahuan kurang (60%), domain yang sangat penting untuk
Karena perawat tidak mengikuti SOP terbentuknya tindakan seseorang.
(standart oprerasional prosedur) Pengetahuan dapat diperoleh dari
dengan baik, memasang kateter dengan pengalaman langsung ataupun melalui
tidak menggunakan tehnik steril, lebih pengalaman orang lain. Pengetahuan
dari 7 hari melakukan pelepasan dapat diangkatkan melalui penyuluhan
kateter, tidak memperhatikan urin beg baik secara individu maupun kelompok
yg sudah penuh tidak langsung di untuk meningkatkan pengetahuan
buang, pada saat melakukan transfer kesehatan yang bertujuan untuk
pasien pada selang kateter tidak di tercapainya perubahan perilaku
klem, Dari hal tersebut maka dapat di individu, keluarga dan masyarakat dalam
simpulkan tingginya angka infeksi. upaya mewujudkan derajat kesehatan
optimal

JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, Volume VI, Nomor 2, Okotober 2019: 105-109 107
Pada hasil penelitian terlihat, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan
mayoritas perawat pada rentan usia 23- informasi (Iqbal, Chayatin, Rozikin &
30 tahun sebesar 35 orang (62,5) , 31-40 Supradi, 2007).
tahun sebesar 21 orang (37,5%), Usia
sangat mempengaruhi individu tersebut. Setelah dilakukan penelitian
Menurut Azwar (2005),mengatakan pengetahuan perawat tenatnag
pengetahuan berfungsi supaya manusian pencegahan infeksi pada pasien yang
mempunyai dorongan dasar untuk ingin menggunakan kateter urine di ruangan
,untuk mencari penalaran dan interna RSU Martha Friska Multatuli,
mengorganisasikan pengalamannya, maka dapat disimpulkan pengetahuan
unsur-unsur pengalaman yang semula perawat dalam pencegahan infeksi
tidak konsisten dengan apa yang di adalah kurang.
ketahui oleh individu akan disusun, 4. KESIMPULAN DAN SARAN
ditata kembali atau diubah sedemikian Bagi Peneliti, diharapkan agar
rupa sehingga tercapai suatu konsisten mampu mengembangkan penelitian
yang membangun dan mengembangkan selanjutnya berdasarkan penelitian
pengetahuan. yang dilakukan peneliti saat ini untuk
Hasil analisa data diperoleh meneliti yang terkait dengan
mayoritas pendidikan S1 26 orang pencegahan
(46,4%), Bagi Perawat, diharapkan kepada
Koentjoroningrat (1997), mengatakan semua perawat agar lebih
pendidikan adalah kemahiran menyerap meningkatkan penggunaan APD guna
pengetahuan, pendidikan seseorang mengurangi tingginya resiko infeksi
berhubungan dengan sikap seseorang Bagi RSU Martha Friska Multatuli,
terhadap pengetahuan yang diserapnya. diharapan dapat lebih memperhatian
Semangkin tinggi tingkat pendidikan kinerja perawat, terutama kepada TIM
semakin mudah untuk dapat menyerap PPI agar lebih mengontrol perawat
pengetahuan. dalam tindakan aseptic kepada pasien.
Hasil penelitian terlihat dari jenis mengontrol perawat dalam
kelamin mayoritas perempuan 52 orang melaksanakan Standart Operasional
(92,9%),laki- laki 4 orang (7,1%),Di Prosedur (SOP).
karenakan di RSU. Martha friska multatuli
lebih banyak membutuhkan tenaga 5. DAFTAR PUSTAKA
medis perempuan di bandingkan dengan
laki-laki, kalau untuk tenaga medis Afsah (2008) Tingkat Kejadian ISK
perempuan hampir di seluruh bagian Pada Pasien Dengan Terpasang
perawat perempuan di butuhkan, Kateter Urine di RS. PKU
berbeda dengan perawat laki-laki hanya Muhammadiyah , Universitas
di butuhkan di ruangan khusus saja Muhammadiyah Yogyakarta
seperti di ruangan igd, haemodinalisa,
operasi, Icu. Azis alimul hidayat.A. (2011)
Hasil penelitian juga diukur dari keterampilan dasar praktik klinik.
segi lama bekerja 1-4 tahun 38 orang Jakarta :
(67,9%), 4-10 tahun 18 0rang (32,1%),. Salemba Medika .
(Fitriani, 2011). Tanpa pengetahuan
seseorang tidak mempunyai dasar untuk Chintami Octavia (2016) Analisis
mengambil keputusan dan menentukan kemampuan perawat dalam
tindakan terhadap masalah yang dihadapi. pencegahan dan pengendalian
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan infeksi nasokomial di Rumah
seseorang adalah pendidikan, pekerjaan,

108 PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI PADA PASIEN YANG MENGGUNAKAN
KATETER URINE DI RUANGAN INTERNA RSU MARTHA FRISKA MULTATULI
Magdalena Ginting 1) , Ruri Pratiwi Lubis 2)
Sakit Umum Mitra Medika Rindu A4 RSUP H. Adam Malik Medan
Medan. Jurnal keperawatan ,jurnal keperawatan

Leo Rulino ( 2016) Gambaran


pengetahaun perawat tentang
infeksi saluran kemih pasca
pemasangan kateter di lantai5
Blok B RSUD Koja jakarta
Utara. Jurnal keperawatan

Lyndon Saputra dr.(2018)


Keterampilan Dasar Untuk Perawat
Dan Bidan
Marlin,Roni A Samad,(2013)
Hubungan Pemasangan
Kateter Dengan Kejadian
Infeksi Saliran Kemih Pada
Pasien di Ruang Rawat Inap
Penakit Dalam RSUDZA Banda
Aceh, Jurnal Keperawatan

Marlina, (2010) Tingkat


Pengetahuan tentang
Perineum Pada Ibu Nifas Di
RB Ngudi Saras Jaten
karanganyar.Karanganyar,
AKBID Mitra Husada.

Notoatmodjo. (2010) Metode


Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Rineka Cipta

S. Bea Betty.(2017) Infeksi Nosokomial.


Yogyakarta : Nuha Medika

Suharto (2016) Hubungan


Pengetahuan dan Sikap
Perawat dengan Tindakan
pencegahan infeksi di Ruang
ICU Rumah Sakit, jurnal
Keperawatan

Wawan.Adan M. Dewi , (2017) Teori


&Pengukuran Pengetahuan,
Sikap, Dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : NuhaMedika

Wulandari.Sri.(2018) Tindakan
Keperawatan Dalam Pencegahan
Infeksi Saluran Kemih Dada Pasien
Yang Terpasang Kateter Di Ruangan

JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, Volume VI, Nomor 2, Okotober 2019: 105-109 109

You might also like