You are on page 1of 16

DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).

2216 P-ISSN 2527-9610


E-ISSN 2549-8770

Studi Komparasi Akhlak Terhadap Sesama Manusia Antara


Siswa Fullday School Dengan Siswa Boarding School
di Kelas XI SMA IT Abu Bakar Yogyakarta

Miftakhul Jannah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta


Jl. Marsada Adisucipto Yogyakarta Kode Pos 55281
Email: miftakhuljannah138@gmail.com

Abstract: The problem of this study is the fall of student morals caused by the times,
and boarding school or fullday as one of the solutions. This study aims to reveal whether
there is a level of morality towards fellow human beings between Fullday students and
Islamic boarding schools in class XI of SMA IT Abu Bakar Yogyakarta. This research
includes field research and uses a quantitative approach. The data method used is
questionnaire communication with students, interviews, and documentation. After
testing the hypothesis, the index number (t) was -1.333 with a significant level of 0.186,
because of the significant level of 0.186> 0.05, the result was no difference with human
students between students of boarding schools and students of boarding schools. It can
be concluded that Ho is accepted and Ha is rejected. Suggestions for further research
that want to be raised about morality to relate to humans can conduct experimental
research as training that increases morals towards fellow human beings.

Keywords: Moral of Fellow Human Beings, Fullday School, Boarding School

Abstrak: Permasalahan penelitian ini adalah terperosoknya akhlak siswa disebabkan


oleh perkembangan zaman, dan sekolah boarding atau fullday sebagai salah satu
solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ada tidaknya perbedaan akhlak
terhadap sesama manusia antara siswa Fullday dengan Boarding School di kelas XI SMA
IT Abu Bakar Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data penelitian ini berupa penyebaran
angket kepada peserta didik, observasi, wawancara, dan dokumentasi.Setelah
melakukan uji hipotesis dihasilkan indeks perbedaan (t) sebesar -1.333dengan taraf
signifikan 0.186, karena taraf signifikan 0,186>0,05 makahasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan akhlak terhadap sesama manusia antara siswa Fullday
School dengan siswa Boarding School. Dapat disimpulkan bahwa Ho di terima dan Ha di
tolak. Saran bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengangkat tentang akhlak terhadap
sesama manusia dapat melakukan penelitian eksperimental berupa pelatihan yang
meningkatkan akhlak terhadap sesama manusia.

Kata Kunci: Akhlak Sesama Manusia, Fullday School, Boarding School

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 1


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

PENDAHULUAN Indonesia pada era reformasi, dan


Perubahan zaman yang terjadi saat melahirkan Jaringan Sekolah Islam
ini sangat menghawatirkan, terutama Terpadu (JSIT) (Zainal, 2017). Sekolah
pada remaja. Berkembangnya tekhnologi Islam Terpadu (SIT) terdiri dari KB IT/TK
tanpa didasari ilmu agama dan kurangnya IT, SD IT, SMP IT, dan SMA IT. Sekolah
persiapan akan menimbulkan krisis moral Islam Terpadu (SIT) adalah sekolah islam
dan akhlak bagi suatu bangsa. Banyak yang sangat cepat pertumbuhannya dan
sekali media-media yang memberitakan banyak di minati yang menerapkan
bahwa remaja sebagai pelaku program fullday school dan boarding
penyimpang, misalnya pencurian, school. SMA IT Abu Bakar adalah lembaga
perkelahian anak sekolah, seks bebas, pendidikan formal yang sangat
narkoba, dan kasus lainnya. Inilah salah memperhatikan akhlak siswa, dan juga
satu fakta bahwa moral dan akhlak remaja terdapat program fullday school dan
saat ini sangat menipis. boarding school.
Fenomena tersebut menuntut dunia Program fullday school merupakan
pendidikan untuk memperhatikan moral sekolah sehari penuh, yang di mulai dari
dan akhlak siswa. Sehingga orang tua pukul 07:00 sampai pukul 15:00. Siswa
maupun sekolah bekerja sama dalam yang mengikuti program fullday school
pembentukan akhlak mulia bagi siswa. tinggal bersama orang tua di rumah, dan
Kedudukan akhlak dalam kehidupan tidak di wajibkan tinggal di asrama.
manusia menempati tempat yang penting, Fullday school mewajibkan siswanya
sebagai individu maupun masyarakat dan untuk mengikuti semua kegiatan
bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu akademik mulai dari pagi sampai sore
masyarakat tergantung kepada akhlaknya. hari. Setelah usai kegiatan belajar
Apabila akhlaknya baik, maka mengajar siswa fullday pulang ke rumah.
sejahteralah lahir dan batinnya, apabila Ketika siswa berada di rumah memang
akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan menjadi tanggung jawab orang tua untuk
batinnya (Yatimin, 2007). mendidik akhlaknya. Adanya program
Akhlak kepada sesama manusia fullday school siswa lebih banyak
merupakan sikap antara manusia dengan berinteraksi dengan teman-teman di
orang lain. Dalam kehidupan ini, selain sekolah dan sedikit bermain dengan
manusia berinteraksi kepada Tuhan, teman rumah, sehingga di harapkan
manusia juga saling berinteraksi dengan pengaruh luar lebih sedikit dari pada
manusia yang lain, bahkan manusia pengaruh dari dalam.
dengan alam. Di sekolah seorang siswa Program boarding school merupakan
berinteraksi dengan guru, teman, dan sekolah berasrama, di mana siswa wajib
lingkungan sekolah. Sebuah interaksi tinggal di asrama. Boarding school
tanpa didasari akhlak akan terjadi bukanlah hal baru lagi di Indonesia,
kesenjangan, sehingga tidak ada saling karena sudah sejak lama diperkenalkan
menghargai dan menghormati, tidak ada lewat sistem pesantren. Boarding school
lagi kejujuran, sesama teman saling juga di katakan sebagai program fullday
bermusuhan, bahkan lingkungan sekolah plus boarding, karena siswa yang memilih
akan berkesan negatif. program boarding secara otomatis
Sekolah-sekolah yang berbasis Islam memilih program fullday juga. Sehingga
adalah salah satu solusi dari krisis moral siswa yang mengikuti program boarding
dan akhlak. Banyak sekali ditemukan school mendapat kegiatan tambahan di
sekolah islam di indonesia, salah satunya asrama yang di pantau oleh pembina
Sekolah Islam Terpadu (SIT). Sekolah asrama.
Islam Terpadu (SIT) baru muncul di

2 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Di asrama juga terdapat tata tertib permasalahan, sebagian dari siswa yang
yang harus ditaati oleh siswa, seperti: sekolah di SMA IT Abu Bakar mereka
mengucapkan salam ketika masuk kamar, berasal dari keluarga yang mampu atau
saling menyapa ketika bertemu teman kaya sehingga siswa yang dari keluarga
maupun pembina asrama, siswa juga biasa terkadang minder. Pengucilan
diajarkan untuk bersikap ta’dim kepada terhadap teman masih sering terjadi di
pembina asrama. Hubungan pembina kelas-kelas.
asrama dengan siswa juga dekat sehingga Berdasarkan uraian di atas,
sebagian dari siswa ada yang terbuka dan ditemukan kesenjangan antara harapan
biasanya pembina asrama dijadikan dan kenyataan mengenai akhlak terhadap
teman curhat. Hubungan siswa dengan sesama manusia antara siswa Fullday dan
temannya seperti remaja pada umumnya, Boarding di kelas XI SMA IT Abu Bakar
terkadang perbedaan karakter dapat Yogyakarta. Sehingga peneliti ingin
menjadikan masalah. Misalnya perbedaan mengungkap perbedaan akhlak terhadap
cara belajar sehingga sikap saling sesama manusia antara siswa Fullday dan
menghargai dan sikap toleransi mereka Boarding di kelas XI SMA IT Abu Bakar
masih kurang, dan ada siswa yang Yogyakarta.
menangan artinya dia ingin mendominasi.
Di sekolah, siswa fullday dan Pengertian Akhlak
boarding dalam penempatan kelasnya Secara etimologi (lughatan) akhlaq
tidak ada pemisahan. Sehingga jika dilihat (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari
akhlak siswa terhadap guru terlihat sama, khuluq yang berarti budi pekerti,
namun jika ada pemisahan kelas antara perangai, tingkah laku, atau tabiat.
fullday dengan boardingmemungkinkan Berakar dari kata khalaqa yang berarti
terjadi perbedaan. Secara umum siswa menciptakan. Seakar dengan kata khaliq
hormat kepada guru, bahkan di asrama (pencipta), makhluq (yang di ciptakan)
siswa juga hormat kepada pembina dan khalq (penciptaan) (Shihab, 1999).
asrama. Selama ini guru BK menangani Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-
masalah yang di alami siswa dengan duanya di jumpai pemakaiannya baik
persentase kecil. Masalah kecil yang dalam al-Qur’an, sebagai berikut:
dialami siswa misalnya siswa yang
merokok, siswa yang bertengkar dengan
‫ُﻖ ﻋَ ﻈِﻴ ٍﻢ‬
ٍ ‫ِﻧﱠﻚ ﻟَﻌَ ﻠَ ٰﻰ ُﺧ ﻠ‬
َ ‫َو إ‬
temannya. Namun solidaritas mereka “Dan sesungguhnya kamu benar-benar
sangat kuat, sehingga baik atau buruk berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al-
mereka hampir tidak terlihat oleh guru, Qalam, 68: 4)
mereka pandai menyembunyikan
walaupun mereka ada masalah dengan
‫إِ ْن َٰﻫ َﺬ ا إ ﱠِﻻ ﺧُ ﻠُ ُﻖ ْاﻷَ ﱠوﻟِﲔ‬
sesama. “(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat
Hubungan guru dengan siswa yang kebiasaan orang dahulu” (QS. Al-Syu’ara,
terlalu dekat menjadikan siswa kurang 26: 137)
ta’dim kepada guru, sopan santun dan
unggah ungguh masih kurang. Secara terminologis ada beberapa
Ketidakjujuran dalam ujian atau contek definisi tentang akhlaq menurut beberapa
mencontek masih ada, namun persentase pakar, yaitu:
kecil dan itu ditemukan di kelas putra. a. Menurut Imam Ghozali, Akhlak adalah
Sikap saling menyayangi dan menghargai sifat yang tertanam dalam jiwa menusia
terhadap teman masih kurang, karena yang melahirkan perbuatan-perbuatan
sering di temukan permasalahan di kelas. dengan mudah tanpa memerlukan
Perbedaan status sosial juga menjadikan pemikiran maupun pertimbangan.
(Nasution dan Rayani, 2013)

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 3


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

b. Ibrahim Anis, Akhlaq adalah sifat mereka, lebih-lebih bila usia mereka telah
tertanam dalam jiwa, yang dengannya lanjut. Jangan berkata keras dan kasar di
lahirlah macam-macam perbuatan, baik hadapan mereka (Asmaran, 2002).
atau buruk, tanpa membutuhkan Adapun perbuatan yang harus
pemikiran dan pertimbangan (Yunahar, dilakukan seorang anak kepada orang tuanya
1999). meliputi: mendoakannya, taat kepada segala
c. Ahmad Amin, Akhlak ialah kebiasaan perintahnya selagi tidak bertentangan dengan
kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu ajaran agama, menghormati, sopan santun,
bila dibiasakan akan timbul sesuatu maka merendahkan diri kepadanya, menjaga,
kebiasaannya itu disebut akhlak. menyayangi dan selalu melindunginya.
contohnya, bila kehendak itu dibiasakan Karena pada dasarnya orang tua adalah
memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak orang yang sangat berjasa untuk anak-
dermawan (Asmaran, 2002). anaknya. Jasa yang di berikan tak dapat
Dari beberapa definisi di atas jika terhitung apalagi tergantikan dengan harta
diperhatikan secara seksama, tampak bahwa (Asmaran, 2002).
ada persamaan dan bahkan saling Sedangkan seorang guru adalah
melengkapi, yaitu sifat yang melekat pada pengganti orang tua ketika berada disekolah,
diri manusia, sudah menjadi kebiasaan dan sehingga kita harus berakhlak kepada guru
dilakukan dengan sengaja maupun tidak seperti halnya berakhlak kepada orang tua.
sengaja, tanpa melakukan pertimbangan Akhlak terhadap guru tercermin melalui
untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu sikap hormat secara proporsional seperti
lahirlah perbuatan yang baik disebut datang tepat waktu, berpakaian rapi,
akhlakul karimah, sedangkan perbuatan yang mendengarkan saat guru menerangkan,
buruk disebut akhlakul madzmumah. menjawab saat guru bertanya, aktif ambil
bagian dalam memberikan kontribusi
Akhlak Kepada Sesama Manusia pemikiran saat diberi kesempatan diskusi
Menurut Asmaran (2002) Islam kelas, serta melaksanakan tugas di rumah
memerintahkan pemeluknya untuk baik untuk membaca literatur, membuat
menunaikan hak-hak pribadinya dan berlaku resume, menulis paper dan lain-lainnya
adil terhadap dirinya. Islam dalam (Sidiq, 1998).
pemenuhan hak-hak pribadinya tidak boleh Menurut Mukti Ali, orang yang
merugikan hak-hak orang lain. Islam mencari ilmu tidak akan bisa memperoleh
mengimbangi hak-hak pribadi, hak-hak ilmu dan tidak bisa memanfaatkan ilmu yang
orang lain dan hak masyarakat sehingga diperolehnya, kecuali dengan memuliakan
tidak timbul pertentangan. Semuanya harus ilmu dan menghargai guru. Yang dimaksud
bekerja sama dalam mengembangkan dengan memuliakan ilmu adalah
hukum-hukum Allah. Akhlak kepada sesama mempelajari secara tekun dan berusaha
manusia merupakan sikap seseorang mengembangkannya. Sedangkan yang
terhadap orang lain. Adapun akhlak terhadap dimaksud dengan menghargai guru adalah
sesama manusia dibagi menjadi 4 yakni: dengan berakhlakul karimah terhadapnya
(Sidiq, 1998).
1. Akhlak kepada Orang Tua/Guru Menurut Yatimin (2007) Seorang
Sebagai seorang anak, wajib berbakti muslim harus mengetahui hak kedua orang
kepada orang tua, setelah takwa kepada tua dan guru, melakukannya secara
Allah. Orang tua telah bersusah payah sempurna sebagai wujud dari ketaatan
memelihara, mengasuh, mendidik sehingga terhadap Allah dan terhadap petunjuk-Nya.
menjadi orang yang berguna dan bahagia. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
Karena itu anak wajib menghormatinya, kepada umat manusia untuk bertindak sopan
menjunjung tinggi titahnya, mencintai santun terhadap keduanya. Perintah tersebut
mereka dengan ikhlas, berbuat baik kepada adalah sebagai berikut:

4 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

a. Menaati keduanya dalam segala perintah kasih sayang dan sifat belah kasih
dan larangannya sepanjang perintah dikembangkan secara wajar, kasih sayang
tersebut tidak bertentangan dengan syariat mulai dari dalam keluarga sampai kasih
ajaran Islam. sayang yang lebih luas dalam bentuk
b. Berkata lembut dan mulia kepada orang kemanusiaan.
tua/guru. c. Jangan Su-udzan, Su-udzan artinya
c. Allah telah memerintahkan setiap buruk sangka. Jangan buruk sangka,
manusia untuk berkata yang sopan dan menyangka-nyangka tanpa bukti dan
santun dengan merendahkan terhadap tanpa diselidiki asal usulnya. Karena
orang tua/guru. akibatnya menjadi permusuhan dan
d. Harus didahulukan panggilan orang tua. keretakan di dalam hubungan
persaudaraan. Seorang muslim wajib
2. Akhlak kepada Saudara bersopan santun terhadap saudara, karib
Dalam pandangan islam, berbuat kerabatnya dan kepada orang-orang yang
santun terhadap saudara harus sama ada hubungan silaturrahmi, seperti
sebagaimana santun kepada orang tua dan bersopan santun terhadap kedua orang
anak. Misalnya seorang adik harus sopan tuanya, anak-anaknya dan saudara-
kakaknya sebagaimana seorang anak sopan saudaranya, hilangkan perasaan Su-udzan.
kepada ayahnya. Kakak harus menyayangi
adiknya seperti orang tua menyayangi anak- 3. Akhlak kepada Teman
anaknya.Dengan saudara kita harus Teman adalah orang paling setia
berakhlak yang baik. Saudara itu tidak menemani bermain dan belajar. Adapun
sebatas pada saudara kandung, tetapi juga Akhlak kepada teman sebagai berikut:
saudara sebangsa, seagama dan sesama a. Saling Menasehati, Ketika ada teman
manusia. Adapun akhlak yang perlu yang bertengkar ataupun melakukan
dilakukan dengan saudara meliputi: perbuatan yang tidak baik terhadap teman
(Yatimin, 2007). yang lain maka sesama teman wajib
a. Adil terhadap Saudara, Adil adalah menasehati.
dimana semua orang mendapat hak b. Saling Menyayangi dan Menghargai,
menurut kewajibannya. Sebagian besar Mengasihi teman dengan tulus,
orang mendefenisikan kata adil adalah melahirkan sebuah persaudaraan. Selain
suatu sikap yang tidak memihak atau itu, sesama teman harus saling
sama rata, tidak ada yang lebih dan tidak menghargai agar hubungan pertemanan
ada yang kurang, tidak ada pilih kasih dan tetap harmonis.
masih banyak lagi persepsi yang c. Saling Membantu dan Tolong
lainnya.Apabila seseorang mengambil Menolong, Ketika teman membutuhkan
haknya dengan cara yang benar atau bantuan maka sebisa mungkin
memberikan hak orang lain tanpa membantunya karena teman harus saling
mengurangi haknya, itulah yang tolong menolong.
dinamakan tindakan adil. Sebagai d. Saling Jujur dan Memaafkan,
kebalikannya dari sifat adil adalah sikap Berusahalah untuk selalu jujur dengan
zalim. Zalim berarti menganiaya, tidak siapa saja karena kejujuran yang akan
adil dalam memutuskan perkara, berat membuat suatu keadaan menjadi tenang.
sebelah dalam tindakan, mengambil hak Dan belajarlah untuk selalu memafkan
orang lain dari batasnya atau memberikan semua kesalahan, tanpa menunggu teman
hak orang kurang dari semestinya. meminta maaf.
b. Menyayangi Saudara, Pada dasarnya
sifat kasih sayang (ar-rahman) adalah 4. Akhlak kepada Tetangga
fitrah yang dianugerahkan Allah kepada Tetangga adalah orang yang tinggalnya
makhluk. Islam menghendaki agar sifat berdekatan dengan tempat tiggal seseorang,

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 5


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

dimana mereka selalu mengetahui keadaan instingnya (Zahruddin dan Hasanuddin,


orang terdekatnya lebih dulu di bandingkan 2004).
dengan saudara yang rumahnya berjauhan. 2. Adat/Kebiasaan, Adat/kebiasaan
Tetangga adalah unsur penting dalam adalah setiap tindakan dan perbuatan
bermasyarakat, karena dengan tetangga kita seseorang yang dilakukan secara
dapat mewujudkan saling bekerja sama berulang-ulang dalam bentuk yang sama
dalam membangun masyarakat. Di antara sehingga menjadi kebiasaan, seperti
kewajiban terhadap tetangga, antara lain berpakaian, makan, tidur, olahraga, dan
tidak menyakiti mereka, menghormati dan sebagainya. Adapun ketentuan sifat-sifat
tenggang rasa terhadap mereka, serta adat kebiasaan, ialah: mudah diperbuat,
memberi pertolongan kepada mereka apabila menghemat waktu dan perhatian
membutuhkan (Zahruddin dan Hasanuddin, (Zahruddin dan Hasanuddin, 2004).
2004). 3. Wirotsah (Keturunan), Istilah wirotsah
Islam tidak boleh membedakan apakah berhubungan dengan faktor keturunan.
tetangga itu muslim atau bukan, ia wajib Dalam hal ini secara langsung atau tidak
menolong mereka yang kesulitan. Kewajiban langsung, sangat mempengaruhi
terhadap tetangga dapat dibedakan menurut bentukan sikap dan tingkah laku
klasifikasi tetangga itu sendiri. Jika tetangga seseorang.Sifat yang diturunkan orang
itu muslim dan famili, maka ada tiga tua terhadap anaknya itu bukanlah sifat
kewajiban untuk menunaikannya. Pertama, yang dimiliki yang tumbuh dengan
kewajiban memuliakan tetangga; kedua, matang karena pengaruh lingkungan,
kewajiban menghormati hak keislamannya; adat dan pendidikan, melainkan sifat-
ketiga, kewajiban kesamaan hak karena sifat bawaan (persediaan) sejak lahir.
adanya hubungan famili. Jika tetangga Sifat-sifat yang diturunkan itu pada garis
muslim saja (tidak famili) ada dua kewajiban besarnya ada dua macam: (Zahruddin dan
yang wajib ditunaikan. Pertama, kewajiban Hasanuddin, 2004).
memuliakan tetangga; kedua, kewajiban a. Sifat-sifat jasmaniyah, yaitu sifat
menghormati hak keislaman. Jika ia tidak kekuatan dan kelemahan otot dan
muslim dan tidak famili maka hanya ada satu urat syaraf orang tua dapat
kewajiban saja, yaitu memuliakan tetangga diwariskan kepada anak-anaknya.
(Yatimin, 2007). b. Sifat-sifat rohaniyah, yaitu lemah
atau kuatnya suatu naluri dapat
Faktor yang mempengaruhi bentuk diturunkan pula oleh orang tua yang
akhlak kelak mempengaruhi tingkah laku
1. Insting (Naluri), Insting adalah sifat anak cucunya.
jiwa yang pertama yang membentuk 4. Milieu (Lingkungan), Milieu artinya
akhlak.(Amin, 1983) Insting merupakan suatu yang melingkupi tubuh yang
seperangkat tabiat yang di bawa hidup, meliputi tanah dan udara,
manusia sejak lahir. Para psikolog sedangkan lingkungan manusia, ialah
menjelaskan bahwa insting (naluri) apa yang mengelilinginya, seperti
berfungsi sebagai motivator penggerak negeri, lautan, udara, dan masyarakat.
yang mendorong lahirnya tingkah laku, Dengan perkataan lain, milieu adalah
seperti: naluri makan (nutritive instinct), segala apa yang melingkupi manusia
naluri berjodoh (seksualinstinct), naluri dalam arti yang seluas-luasnya. Adapun
keibu-bapakan (paternalinstinct), naluri macam-macam milieu (lingkungan) ada
perjuangan (combative instinct), dan dua, antara lain: (Zahruddin dan
naluri ber-Tuhan. Dengan naluri potensi Hasanuddin, 2004).
inilah manusia dapat memproduk aneka a. Lingkungan alam, Alam yang
corak perilaku sesuai pula dengan corak melingkungi manusia merupakan
faktor yang mempengaruhi dan

6 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

menentukan tingkah laku seseorang. Ha: Ada perbedaan akhlak terhadap sesama
Lingkungan alam ini dapat manusia antara siswa Fullday School
mematahkan atau mematangkan dengan siswa Boarding School dikelas
pertumbuhan bakat yang dibawa oleh XI SMA IT Abu Bakar.
seseorang. Jika kondisi alamya jelek, Ho: Tidakada perbedaan akhlak terhadap
hal itu merupakan perintang dalam sesama manusia antara siswa Fullday
mematangkan bakat seseorang, School dengan siswa Boarding School
sehingga hanya mampu berbuat di kelas XI SMA IT Abu Bakar.
menurut kondisi yang ada.
Sebaliknya jika kondisi alam itu baik, METODE PENELITIAN
kemungkinan seseorang akan dapat Penelitian ini termasuk penelitian
berbuat lebih mudah dalam lapangan (field research). Penelitian ini
menyalurkan persediaan yang menggunakan pendekatan kuantitatif karena
dibawanya lahir dapat turut data penelitian berupa angka-angka dan
menentukan. Dengan kata lain, analisis menggunakan statistik. Penelitian ini
kondisi alam ini ikut “mencetak” termasuk penelitian komparasi yaitu
akhlak manusia-manusia yang penelitian yang bertujuan untuk
dipangkunya. membandingkan satu variabel atau lebih
b. Lingkungan Pergaulan, Manusia pada dua atau lebih sampel yang berbeda
hidup selalu berhubungan dengan atau pada waktu yang berbeda (Sugiono,
manusia lainnya. Itulah sebabnya 2010: 57).
manusia harus bergaul. Oleh karena Subyek penelitian ini terdapat dua
itu, dalam pergaulan akan saling kelompok yaitu siswa boarding school di
mempengaruhi dalam pikiran, sifat, kelas XI SMA IT Abu Bakar yang kemudian
dan tingkah laku. disebut kelompok eksperimen dan siswa
5. Pendidikan, Dunia pendidikan, sangat fullday schooldikelas XI SMA IT Abu Bakar
besar sekali pengaruhnya terhadap sebagai kelompok kontrol/pembanding.
perubahan perilaku dan akhlak Teknik sampling yang digunakan dalam
seseorang.Berbagai ilmu diperkenalkan penelitian ini adalah teknik sampling
agar siswa memahaminya dan dapat probability yaitu random sampling. Populasi
melakukan suatu perubahan pada dirinya dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di
(Mustafa, 2005: 109-110). Lingkungan SMA IT Abu Bakar Yogyakarta dengan
sekolah dalam dunia pendidikan jumlah siswa 123 orang. Sampel dalam
merupakan tempat bertemunya semua penelitian ini sebanyak 92 siswa yang terdiri
watak. Perilaku dari masing-masing anak dari 31 siswa Fullday School dan 61 siswa
yang berlainan. Kondisi pribadi anak Boarding School.
yang sedemikian rupa, dalam interaksi Metode pengumpulan data penelitian
antara anak satu dengan dengan anak ini yaitu berupa penyebaran angket
lainnya, akan saling mempengaruhi juga (kuesioner) kepada peserta didik , observasi,
pada kepribadian anak. interview/wawancara, dan dokumentasi.
Adapun teknik pembuatan angket
Hipotesis berdasarkan teori Akhlak terhadap sesama
Hipotesis merupakan jawaban manusia dengan aspek-aspeknya yaitu:
sementara terhadap rumusan masalah Akhlak terhadap orang tua/guru, akhlak
penelitian, dimana rumusan masalah terhadap saudara, akhlak terhadap teman,
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk dan akhlak terhadap tetangga.
kalimat pertanyaan (Sugiono, 2010: 96). Tabel 1
Dari permasalahan tersebut di atas, Kisi-kisi Akhlak terhadap Sesama Manusia
rumusan hipotesisnya adalah:

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 7


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Dengan menggunakan ketentuan di


atas, serta telah di ketahui mean sebesar
166,87dan deviasi standar 18,670 untuk
akhlak terhadap sesama manusia dapat di
susun kriteria skor sebagai berikut:
166,87+ 1,5 (18,670) = 194,875
166,87+ 0,5 (18,670) = 176,205
166,87– 0,5 (18,670) = 157,535
166,87– 1,5 (18,670) = 138,865
Setelah diketahui kriteria skor, dapat
disusun sebagai berikut:
195 ke atas = Sangat Baik
176 – 194 = Baik
158 – 175 = Cukup Baik
139 – 157 = Kurang Baik
HASIL PENELITIAN 139 ke bawah = Sangat Kurang Baik
Data Akhlak terhadap Sesama Manusia Berdasarkan hasil data yang telah di
a. Data Akhlak Siswa terhadap Sesama peroleh setiap responden, maka distribusi
Manusia Program Fullday School di akhlak siswa terhadap sesama manusia
kelas XI SMA IT Abu Bakar program Fullday School di kelas XI SMA IT
Data yang diperoleh dari 53 item Abu Bakar Yogyakarta sebagai berikut:
angket Akhlak terhadap sesama manusia Tabel 3
program Fullday School di kelas XI SMA IT Distribusi Akhlak Siswa terhadap Sesama
Abu Bakar, dapat diperoleh skor tertinggi, Manusia Program Fullday School di kelas XI
skor terendah, mean dan deviasi standar SMA IT Abu Bakar Yogyakarta
yang di hitung dengan bantuan SPSS 16.00,
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Perhitungan Mean dan DeviasiStandar

Berdasarkan tabel di atas dapat di


ketahui bahwa akhlak siswa terhadap sesama
manusia program Fullday School di kelas XI
SMA IT Abu Bakar Yogyakarta sebagian
Dari hasil tabel di atas, dapat di siswa memiliki kategori sangat baik dengan
ketahui mean sebesar 166,87 dan deviasi presentase 6%, kategori baik 26%, kategori
standar 18,670. Dari perhitungan tersebut cukup baik 39%, kategori kurang baik 23%,
akan di gunakan untuk mencari masing- dan kategori sangat kurang baik 6%.
masing skor subjek penelitian sebagai Hal ini memberi gambaran bahwa
kriteria untuk mengidentifikasi akhlak siswa akhlak siswa terhadap sesama manusia
terhadap sesama manusia di kategorikan program Fullday School di kelas XI SMA IT
menjadi 5 dengan ketentuan sebagai berikut: Abu Bakar Yogyakarta di kategorikan cukup
baik, karena dapat dilihat dari jumlah
meannya adalah 166,87. Pada tabel 3
menunjukkan mean tersebut berada di
kategori cukup baik dan prosentase
terbanyak 39% pada kategori cukup baik.

8 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Hal tersebut dipengaruhi oleh misi


sekolah yang mengutamakanakhlak mulia
siswa, dan figur guru yang dijadikan
tauladan bagi anak didiknya sehingga tidak
hanya menyelesaikan kewajibannya untuk
memberikan materi, akan tetapi guru juga
memiliki kewajiban untuk membentuk
akhlak mulia siswa melalui kepribadian guru Dengan menggunakan ketentuan di
tersebut.Selain itu, pada Kurikulum tingkat atas, serta telah di ketahui mean sebesar
satuan pendidikan terdapat mata pelajaran 161,64dan deviasi standar 17,333 untuk
Kepribadian Islami, hal tersebut sangat akhlak siswa terhadap sesama manusia
mendukung keberhasilan terbentuknya program Boarding School dapat di susun
Akhlak siswa terhadap sesama manusia. Hal kriteria skor sebagai berikut:
lain yang menunjang keberhasilan 161,64 + 1,5 (17,333) = 187.6395
terbentuknya akhlak siswa terhadap sesama 161,64 + 0,5 (17,333) = 170,3065
manusia yaitu hubungan guru dengan orang 161,64 – 0,5 (17,333) = 152,9735
tua siswa yang cukup dekat sehingga ada 161,64 – 1,5 (17,333) = 135,6405
kerjasama antara lingkungan sekolah dengan Setelah diketahui kriteria skor, dapat
lingkungan keluarga yang memudahkan disusun sebagai berikut:
sekolah dalam mewujudkan misi dan tujuan 188 – ke atas = Sangat Baik
sekolah. 170 – 187 = Baik
153 – 169 = Cukup Baik
b. Data Akhlak Siswa terhadap Sesama 136 – 152 = Kurang Baik
Manusia Program Boarding School di 136 ke bawah = Sangat Kurang Baik
Kelas XI SMA IT Abu Bakar. Berdasarkan hasil data yang telah di
Data yang diperoleh dari 53 item peroleh setiap responden, maka distribusi
angket Akhlak terhadap sesama manusia akhlak siswa terhadap sesama manusia
program Boarding School di kelas XI SMA program Boarding School di kelas XI SMA
IT Abu Bakar, dapat diperoleh skor tertinggi, IT Abu Bakar Yogyakarta sebagai berikut:
skor terendah, mean dan deviasi standar Tabel 5
yang di hitung dengan bantuan SPSS 16.00, Distribusi Akhlak Siswa terhadap Sesama
dengan hasil sebagai berikut: Manusia Program Boarding School di
Tabel 4 kelas XI SMA IT Abu Bakar Yogyakarta
Hasil Perhitungan Mean dan DeviasiStandar

Berdasarkan tabel di atas dapat di


Dari hasil tabel di atas, dapat di
ketahui bahwa akhlak siswa terhadap sesama
ketahui mean sebesar 161,64 dan deviasi
manusia program Boarding School di kelas
standar 17,333. Dari perhitungan tersebut
XI SMA IT Abu Bakar Yogyakarta sebagian
akan di gunakan untuk mencari masing-
siswa memiliki kategori sangat baik dengan
masing skor subjek penelitian sebagai
presentase 13%, kategori baik 12%, kategori
kriteria untuk mengidentifikasi akhlak siswa
cukup baik 49%, kategori kurang baik 21%,
terhadap sesama manusia di kategorikan
dan kategori sangat kurang baik 5%.
menjadi 5 dengan ketentuan sebagai berikut:

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 9


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Hal ini memberi gambaran bahwa Selanjutnya dalam pemberian


akhlak siswa terhadap sesama manusia interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
program Boarding School di kelas XI SMA (r11) pada umumnya digunakan patokan
IT Abu Bakar Yogyakarta di kategorikan sebagai berikut:
cukup baik. karena dapat dilihat dari jumlah 1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar
meannya adalah 161,64. Pada tabel 5 dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar
menunjukkan mean tersebut berada di yang sedang di uji reliabilitasnya
kategori cukup baik dan prosentase dinyatakan telah memiliki reliabilitas yag
terbanyak 49% pada kategori cukup baik. tinggi (= reliable).
Selain misi sekolah yang 2. Apabila r11 lebih kecil dari pada 0,70
mengutamakan Akhlak mulia bagi siswa, di berarti bahwa tes hasil belajar yang
asrama juga masih terdapat kegiatan yang sedang di uji reliabilitasnya dinyatakan
menunjang terbentuknya akhlak siswa yaitu belum memiliki reliabilitas yang tinggi
kegiatan kepesantrenan meliputi Halaqoh (un-reliable) (Sudijono, 2012: 209).
Al-Qur’an, Dirasah Islamiah dan peraturan Pengujian reliabilitas ini dilakukan
yang telah ditetapkan oleh asrama.Karena dengan bantuan SPSS 16.00 dengan rumus
asrama dibawah naungan sekolah maka Cronbach’s Alpha, maka koefisiensi
memberi peluang besar untuk keberhasilan reliabilitas akhlak terhadap sesama manusia
dalam pembentukan akhlakul karimah adalah sebagai berikut:
siswa, terutama akhlak siswa terhadap
sesama manusia. Tabel 6
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket
Pengujian Prasyarat Analisis Akhlak Sesama Manusia
a. Uji Validitas
Sebelum angket disebarkan, terlebih
dahulu dilakukan uji instrumen dengan
menguji validitas dan reliabilitas. Angket
disebarkan kepada subjek uji coba sebanyak
92 orang. Angket berisi 53 item soal tentang Dari hasil uji reliabilitas untuk
akhlak terhadap sesama manusia. Uji variabel akhlak terhadap sesama manusia
validitas menggunakan bantuan SPSS 16,00 dengan menggunakan SPSS 16.00 tersebut
windows dengan rumus Product Moment dapat di simpulkan bahwa angket yang
Person’sdengan ketentuan bila harga akan di ujikan dinyatakan reliabel karena
korelasi dibawah harga r tabel pada taraf r11 >= 0,70 yaitu 0,952.
signifikansi 5% yaitu 0,228 atau 1% yaitu
0,318, maka dapat disimpulkan butir c. Uji Normalitas
instrumen tersebut tidak valid, sehingga Sebelum melakukan uji homogenitas
harus diperbaiki atau dibuang. Dari 53 item dan analisis komparasi, terlebih dahulu
soal akhlak terhadap sesama manusia dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas
terdapat 53 item soal valid dan 0 item soal ini digunakan untuk mengetahui apakah data
yang tidak valid, sehingga semua item soal berdistribusi normal atau tidak. Uji
valid. normalitas yang digunakan adalah uji one-
sample kolmograf-smirnov dengan
b. Uji Reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS for
Setelah melakukan uji validitas, windows versi 16,00. Data dinyatakan
selanjutnya melakukan uji reliabilitas. Uji berdistribusi normal jika signifikansi lebih
reliabilitas adalah menguji apakah data itu besar dari 0,05. Perhitungan dilakukan
bisa dipercaya. Tingkat reliabilitas suatu dengan bantuan SPSS 16.00, hasil adalah
instrumen menunjukan berapa kalipun data sebagai berikut:
itu digunakan akan tetap sama.

10 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Tabel 7 Pengujian Hipotesis


Hasil Perhitungan Uji Normalitas Uji hipotesis dalam penelitian ini
menggunkan teknik uji perbedaan
Independent Sample t-test. Independent
Sample t-test merupakan teknik statistik
yang digunakan untuk menguji ada tidaknya
perbedaan pada 1 variabel tergantung yang
bersifat interval atau rasio yag disebabkan
oleh 1 variabel bebas yang bersifat nominal
atau ordinal. Data berasal dari 2 kelompok
yang berbeda.
Hipotesis yang di ajukan tersebut
adalah sebagai berikut:
Ha: Ada perbedaan akhlak terhadap sesama
manusia antara siswa Fullday School
Dari hasil tabel di atas, distribusi dengan siswa Boarding School dikelas
program Baording School 1,128 dan XI SMA IT Abu Bakar.
distribusi Fullday School 0,586. Karena nilai Ho: Tidakada perbedaan akhlak terhadap
signifikansi lebih dari 0,05 maka distribusi sesama manusia antara siswa Fullday
keduanya memiliki distribusi normal. School dengan siswa Boarding School
di kelas XI SMA IT Abu Bakar.
d. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas, Tabel 9
maka selanjutnya untuk melakukan uji Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan
untuk mengetahui apakah kelompok dalam
penelitian tersebut homogen atau tidak,
artinya jika kelompok yang akan dibedakan
tersebut homogen maka dapat dinyatakan
bahwa karakteristik kedua kelompok sama.
Uji homogenitas dapat diketahui dengan cara
menggunakan SPSS, jika hasil p > 0,05
maka data dinyatakan homogen sedangkan
hasil p < 0,05 data dinyatakan tidak
homogen.Perhitungan dilakukan dengan
bantuan SPSS 16.00, hasil adalah sebagai
berikut:
Tabel 8 Dari tabel diatas, dengan
Hasil Perhitungan Uji Homoginitas menggunakan uji perbedaan Independent
Sample t-test menunjukan indeks
perbedaan (t) sebesar-1.333dengan taraf
signifikan 0.186, karena taraf signifikan
0,186 > 0,05 maka hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
akhlak terhadap sesama manusia antara
Dari hasil tabel di atas, dapat diketahui siswa Fullday School dengan siswa
nilai signifikansinya adalah 0,319. Karena Boarding School. Dapat disimpulkan
nilai signifikansi 0,319> 0,05 maka kedua bahwa Ho di terima dan Ha di tolak.
kelompok tersebut dinyatakan homogen.

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 11


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

PEMBAHASAN asrama bagi siswa boarding dan pulang ke


Berdasarkan hasil analisis data yang rumah bagi siswa fullday.
telah dilakukan dapat diketahui bahwa mean Tujuan pendidikan dari SMA IT Abu
akhlak siswa terhadap sesama manusia Bakar salah satunya adalah Membina
program Fullday School di kelas XI SMA IT membimbing dan membentuk peserta didik
Abu Bakar Yogyakarta sebesar 166,87 dan agar memiliki kepribadian yang islami.
sebagian siswa memiliki kategori sangat baik Kepribadian yang islami adalah cerminan
dengan presentase 6%, kategori baik 26%, dari akhlak mulia, sehingga tujuan tersebut
kategori cukup baik 39%, kategori kurang dapat difahami bahwa pembentukan akhlak
baik 23%, dan kategori sangat kurang baik siswa, terutama akhlak siswa terhadap
6%. Sedangkan mean akhlak siswa terhadap sesama manusia tidak hanya ditunjukkan
sesama manusia program Boarding School di pada siswa Boarding tetapi juga
kelas XI SMA IT Abu Bakar Yogyakarta diperuntukkan pada siswa Fullday.
sebesar 161,64 dan sebagian siswa memiliki Secara garis besar tidak adanya
kategori sangat baik dengan presentase 13%, perbedaan akhlak terhadap sesama manusia
kategori baik 12%, kategori cukup baik 49%, siswa SMA IT Abu Bakar pada penelitian ini
kategori kurang baik 21%, dan kategori menunjukkan bahwa para siswa fullday
sangat kurang baik 5%. maupun boarding dituntut untuk berakhlak
Kemudian dilakukan analisis hipotesis, mulia terutama akhlak terhadap sesama
setelah dilakukan uji hipotesis ternyata manusia, sebab jatuh bangunnya suatu
hipotesis alternatif yang diajukan ditolak dan masyarakat tergantung kepada akhlaknya.
tidak menunjukan nilai yang signifikan Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah
karena dengan menggunakan uji perbedaan lahir dan batinnya, apabila akhlaknya rusak,
Independent Sample t-test menunjukan maka rusaklah lahir dan batinnya. Akhlak
indeks perbedaan (t) sebesar 0,045 dengan terhadap sesama manusia mendorong
taraf signifikan 0,965 (p >0,05). Walaupun manusia untuk memiliki jiwa sosial yang
diantara keduanya terdapat perbedaan mean tinggi. Sebagai makhluk sosial, manusia
dan prosentase antara akhlak siswa terhadap tidak pernah lepas dari masyarakat, dalam
sesama manusia program Fullday School dan hidup bermasyarakatpun manusia saling
program Boarding School. Hal itu berarti berinteraksi. Sehingga akhlak terhadap
tidak ada perbedaan yang signifikan antara sesama manusia mengantarkan manusia
akhlak siswa terhadap sesama manusia menjadi makhluk Allah yang Amar Ma’ruf
program Fullday School dengan program Nahi Munkar.
Boarding School. Hal lain yang mendukung tidak adanya
Faktor yang mendukung tidak adanya perbedaan akhlak terhadap sesama manusia
perbedaan akhlak siswa terhadap sesama siswa fullday dan siswa boarding yaitu pola
manusia program Fullday dengan asuh orang tua yang melatih anak-anaknya
Boardingyaitu faktor lingkungan SMA IT berakhlak mulia. Siswa yang tinggal di
Abu Bakar, perlakuan para guru yang tidak rumah dilatih untuk selalu berkata jujur
membeda-bedakan dalam hal belajar dengan siapapun, berani membela yang
mengajar pada siswa fullday maupun siswa benar dan menolak yang bathil,
boarding, mereka diberi kesempatan yang menyampaikan amanah, tekun dan semangat
sama dalam mencapai indikator akhlak dalam belajar, menolong terhadap sesama
terhadap sesama manusia. Hal ini tanpa mengharap imbalan, berbakti kepada
ditunjukkan dengan percampuran antara orang tua dan guru di sekolah, serta disiplin.
siswa fullday dan siswa boarding dalam satu Bentuk pengawasan orang tua merupakan
kelas, para siswa baik fullday maupun bimbingan dalam pembentukan akhlak mulia
boarding masuk dari pukul 07.00 sampai terutama akhlak terhadap sesama manusia.
pukul 15.00 dan mengikuti ekstra sampai Tingginya akhlak terhadap sesama manusia
pukul 17.00. setelah itu siswa kembali di pada siswa fullday didukung oleh lingkungan

12 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

keluarga yang agamis dan mementingkan fullday dengan boarding. Pendidikan di


akhlak anak. asrama putra masih belum efektif karena
Tidak adanya perbedaan akhlak terkadang pengisinya tidak datang, akhirnya
terhadap sesama manusia antara siswa dari pendamping asrama yang mengisi
fullday dengan boarding di kelas XI SMA IT kultum. Sedangkan pendidikan di asrama
Abu Bakar Yogyakarta dapat dilihat dari putri berjalan walaupun belum sepenuhnya
kondisi asrama putra dan putri. Apabila efektif, selanjutnya ada evaluasi dari
dilihat dari kondisi asrama putri, memang kegiatan tersebut dan ada raport untuk siswa
sepenuhnya belum efektif karena kondisi boarding.
asrama yang kurang ketat. Beberapa siswa Berdasarkan hasil observasi di asrama
masih melanggar peraturan asrama, putri, kegiatan Boarding dimulai dari setelah
kejujuran yang ditanamkan belum Sholat Maghrib sampai pukul 21.00. Setelah
sepenuhnya berhasil karena masih ada siswa Sholat Maghrib pembina asrama
yang tidak jujur, keluar asrama tanpa memberikan kultum kemudian Halaqoh Al-
sepengetahuan pembina asrama, bahkan ada Qur’an, dalam satu ruangan siswa di bagi
siswa yang tidak kembali lagi ke asrama menjadi tiga kelompok sesuai kelas masing-
setelah pulang sekolah. Jika diketahui oleh masing, disetiap kelompok terdapat dua
pihak asrama, orangtua siswa dihubungi pembina asrama. Kegiatan selanjutnya
sehingga orangtua mengetahui masalah adalah Halaqoh Al-Qur’an, dimana siswa di
anaknya. Selanjutnya sanksi-sanksi yang target membaca Al-Qur’an beberapa
diberikan kepada siswa bersifat mendidik, halaman yang telah ditentukan, setelah
seperti membaca Al-Qur’an satu juz dalam selesai membaca Al-Qur’an siswa
satu waktu di kamar pendamping asrama, melaporkan kepada masing-masing pembina
membaca sholawat, hafalan surat yang lebih asrama. Kegiatan Halaqoh Al-Qur’an
banyak dan apabila aturan yang dilanggar berlangsung sampai adzan Isya’ yang
bersifat umum itu bisa di tegur oleh kemudian melaksanakan sholat Isya’
pendamping asrama. berjama’ah. Kegiatan kepesantrenan
Sedangkan kondisi asrama putra selanjutnya seperti Dirasah Islamiah, Bahasa
sedikit berbeda dengan asrama putri, ketika Arab, dan Hafalan Hadits Arba’in Nawawi.
ada siswa yang melanggar peraturan asrama Kegiatan tersebut terjadwal sesuai hari yang
atau masalah-masalah lainnya, dari pihak telah di tetapkan, dan kegiatan tersebut
asrama putra tidak memberikan sanksi secara berlangsung sampai pukul 21.00. Kegiatan
langsung melainkan melalui poin. Apabila dilanjutkan pada jam 03.30 untuk
terdapat masalah yang cukup berat, dari melaksankan sholat malam/sholat Tahajud.
pihak asrama melaporkan ke sekolah dan Sholat Tahajud dilakukan di kamar masing-
menjadi kewenangan sekolah untuk masing, dan setelah sholat Subuh siswa
memberikan sanksi. Awalnya pendamping melaporkan kepada pembina asrama,
asrama putra memberikan sanksi secara sehingga bagi siswa yang tidak
langsung kepada siswa yang melanggar. melaksanakan shalat Tahajud, siswa
Beberapa siswa berontak dan merusak salah diberikan sanksi berupa menambah hafalan
satu fasilitas asrama. Sehingga kebijakan yang harus di setorkan kepada pembina
baru dari asrama putra untuk tidak asrama. Setelah shalat Subuh berlangsung,
memberikan sanksi melainkan melalui poin siswa berdzikir Al-Ma’tsurat secara
atau langsng melaporkan ke sekolah.Hal bersamaan dan pembina asrama memberikan
tersebut dikarenakan siswa laki-laki yang kultum pada masing kelompok serta hafalan.
tidak mudah di atur dibandingkan Kegiatan tersebut berlangsung sampai pukul
perempuan. 05.30, setelah itu siswa diperbolehkan
Hasil wawancara tersebut juga melakukan aktifitas mempersiapkan
mendukug tidak adanya perbedaan akhlak keperluannya untuk mengikuti program
terhadap sesama manusia antara siswa fullday schooldi Sekolah.

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 13


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Berdasarkan hasil observasi tersebut, akhlak terhadap sesama manusia antara


apabila dilihat dari kegiatan Kultum yang siswa Fullday School dengan siswa
diberikan pembina asrama, belum Boarding School. Dapat disimpulkan bahwa
sepenuhnya efektif dikarenakan kondisi Ho di terima dan Ha di tolak.[]
ruangan yang padat dan terdapat tiga
kelompok yang masing-masing pembina
asrama memberikan kultum, sehingga siswa
tidak bisa fokus memperhatikan pembina
asrama yang sedang memberikan kultum,
dan terganggu oleh suara dari kelompok lain.
Kegiatan Halaqah Al-Qur’an dan sholat
Tahajud ini berdasarkan kejujuran, namun
setelah melakukan wawancara kepada
pembina asrama, beberapa siswa masih ada
yang belum jujur namun itu sangat sedikit
dan lebih banyak siswa yang jujur. Peneliti
melihat dalam berbagai kegiatan
kepesantrenan, sentuhan akhlak yang
diberikan masih kurang dan belum
sepenuhnya diterima oleh siswa. Sehingga
kegiatan asrama memang belum sepenuhnya
efektif.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang
komparasi akhlak terhadap sesama manusia
antara siswa Fullday Schooldengan siswa
Boarding School di kelas XI SMA IT Abu
Bakar Yogyakarta dapat disimpulkan:
Akhlak siswa terhadap sesama manusia
program Fullday School sebagian besar di
kategori cukup baik dengan nilai mean yaitu
166,87. Hal ini dapat diketahui melalui
frekuensi relatif, kategori sangat baik dengan
prosentase 6%, kategori baik 26%, kategori
cukup baik 39%, kategori kurang baik 23%,
dan kategori sangat kurang baik 6%.
Akhlak siswa terhadap sesama manusia
program Boarding School sebagian besar di
kategori cukup baik dengan nilai mean yaitu
161,64. Hal ini dapat diketahui melalui
frekuensi relatif, kategori sangat baik dengan
presentase 13%, kategori baik 12%, kategori
cukup baik 49%, kategori kurang baik 21%,
dan kategori sangat kurang baik 5%.
Setelah melakukan uji hipotesis di
hasilkan indeks perbedaan (t) sebesar -1.333
dengan taraf signifikan 0.186, karena taraf
signifikan 0,186 > 0,05 maka hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

14 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2216 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah,Yatimin. Studi Akhlak dalam


Perspektif Al-Quran, Jakarta: Amzah,
2007.
Amin, Ahmad. Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta:
PT Bulan Bintang,1983.
Arifin, Zainal. Pengembangan Management
Mutu Kurikulum Pendidikan
Islam.Yogyakarta: Diva Press, 2012.
Asmaran, As. Pengantar Studi Akhlak,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
H.A., Mustofa. Akhlak Tasawuf, Bandung:
Pustaka Setia, 2005.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta:
Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam (LPPI), 1999.
Nasution, Ahmad Bangun dan Rayani
Hanum Siregar. Akhlak Tasawuf:
Pengenalan, Pemahaman, dan
Mengaplikasikannya diserai Biografi
dan Tokoh-Tokoh Sufi, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan
Pedekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R & D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Tono, Sidik,dkk. Ibadah dan Akhlak dalam
Islam, Yogyakarta: UII Press
Indonesia, 1998.
Zahruddin, dan Hasanuddin Sinaga.
Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2014.

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 15

You might also like