You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342231862

Pendidikan Kesehatan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah


Dasar

Article · July 2018

CITATIONS READS

0 5,236

10 authors, including:

Yetty Septiani Mustar Indra Himawan Susanto


Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya
24 PUBLICATIONS   11 CITATIONS    15 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ananda Perwira Bakti


Universitas Negeri Surabaya
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Oxidative Stress View project

Oxidative Stress: Comparing Sub-Maximal Physical Activities as a Self-Reminder for Human Health System View project

All content following this page was uploaded by Ananda Perwira Bakti on 17 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018
Pendidikan Kesehatan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Dasar

Yetty Septiani Mustar*, Indra Himawan Susanto, Ananda Perwira Bakti


Universitas Negeri Surabaya;
Email: yettymustar@unesa.ac.id

Sebagai institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam
upaya promosi kesehatan. Anak usia sekolah baik tingkat Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
merupakan suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Pada periode usia ini,
didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari.
Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku
dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian prestasi pada peserta didik disekolah. Penelitian ini bertujuan untuk upgrading
pendidikan kesehatan kepada murid SD N I Tandes Kidul guna meningkatkan pola hidup bersih dan
sehat. Jenis penelitian yaitu quasi experimental dengan (one group pre-post test design), dengan
jumlah sampel sebanyak 31 orang murid kelas IV. Data dianalisis secara univariat dengan
menggunakan aplikasi SPSS 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi progress peningkatan
pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap PHBS sebelum dan setelah diberikan tindakan intervensi
melalui pendidikan kesehatan kepada responden. Selanjutnya, mengacu dari belum optimalnya
penatalaksanaan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat yang merupakan program TRIAS UKS pada SDN I Tandes Kidul, maka sangat
disarankan agar pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan saling bekerjasama untuk membuat
kebijakan tentang pentingnya UKS dalam rangka meningkatkan PHBS dan memberikan pelatihan
kepada guru yang juga sebagai pengelola UKS guna menciptakan generasi bangsa yang baik serta
meningkatkan derajat kesehatan siswa, guru, maupun lingkungan sekolah.

Kata Kunci: pendidikan kesehatan, PHBS, UKS

PENDAHULUAN pendidikan dan layanan kesehatan yang


Pendidikan telah menjadi komponen penting (Unesco, 2001). Sekolah juga
penting dari tindakan untuk meningkatkan merupakan salah satu lembaga yang berperan
kesehatan dan mencegah penyakit sepanjang dalam pembentukan perilaku siswa.
abad ini. Pendidikan kesehatan mengajarkan Pembentukan perilaku siswa selain dibentuk
tentang kesehatan fisik, mental, emosional di sekolah, yang paling utama menentukan
dan sosial yang dapat membangun adalah lingkungan keluarga, sebelum nantinya
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif siswa akan berinteraksi dengan masyarakat
siswa tentang kesehatan. Kampanye untuk (Indah, 2013).
mempromosikan perilaku hidup bersih dan Departemen Pendidikan Nasional
sehat (PHBS), Kesehatan Ibu dan Anak (2007) menyatakan bahwa sekolah
(KIA), mencegah penyakit menular, imunisasi mempunyai peranan dan kedudukan strategis
serta layanan kesehatan lainnya merupakan
dalam upaya pendidikan dan promosi
upaya preventif yang dapat dilakukan dalam
rangka pencegahan kejadian penyakit yang kesehatan. Hal ini disebabkan sebagian besar
dapat dilakukan melalui sekolah, sehingga anak usia 5-19 tahun menghabiskan waktu
memotivasi siswa untuk meningkatkan dan yang cukup lama di lembaga pendidikan
menjaga kesehatannya, mencegah penyakit, setiap harinya. Jumlah usia 7-12 sebanyak
dan mengurangi perilaku berisiko. (Nutbeam, 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914
2000). anak (99.4%) aktif dalam proses belajar.
Sekolah tidak hanya harus menjadi
Untuk kelompok umur 13-15 tahun
pusat pendidikan untuk pembelajaran
akademik, tetapi juga sebagai tempat-tempat berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak
yang mendukung untuk penyediaan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 89


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018
10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam bahwa meningkatkan kesehatan siswa dan
sekolah. lingkungan sekolah memiliki hasil yang
Berdasarkan data World Health positif untuk pembelajaran dan hasil
Organization (WHO, 2018) bahwa infeksi akademik (Stahlberg, 2004).
cacing adalah penyebab penyakit terbesar di Pendidikan kesehatan di sekolah
antara anak-anak berusia 5-14 tahun. merupakan hal penting yang terdiri dari
Kekurangan vitamin A adalah penyebab kombinasi pengalaman belajar yang
terbesar kebutaan pada anak yang dapat dirancang untuk membantu individu dan
dicegah. Kekurangan yodium adalah satu- masyarakat meningkatkan kesehatan, dengan
satunya penyebab paling umum pencegahan meningkatkan pengetahuan atau
keterbelakangan mental dan kerusakan otak mempengaruhi sikap masing-masing individu
pada anak-anak. Cedera adalah penyebab dalam melaksanakan pola hidup sehat (WHO,
utama kematian dan kecacatan di kalangan 2018). Hasil studi pendahuluan kepada
pemuda usia sekolah. Satu dari dua orang beberapa murid SD N Tandes I Kidul
muda yang mulai dan terus merokok akan menunjukkan bahwa beberapa anak memiliki
dibunuh oleh penyakit yang berhubungan kuku panjang, sebelum atau sesudah makan
dengan tembakau. Semua masalah kesehatan tidak mencuci tangan saat membeli
tersebut dapat dicegah atau dikurangi secara jajan/makanan, dan menyatakan bahwa bahw
signifikan melalui program kesehatan sekolah mencuci tangan dilakukan bila ingat.
dan kesehatan remaja yang efektif. Selanjutnya, pengelola UKS SD N Tandes I
Anak usia sekolah baik tingkat Pra Kidul menyatakan bahwa beberapa program
Sekolah, Sekolah Dasar, dan Sekolah UKS yang dimiliki belum dilaksanakan secara
Menengah Pertama merupakan suatu masa rutin, karena adanya keterbatasan tenaga
usia anak yang sangat berbeda dengan usia pengelola dan minimnya kerjasama dengan
dewasa. Pada periode usia ini, didapatkan pihak dinas kesehatan setempat khususnya
banyak permasalahan kesehatan yang sangat dari segi pemberian materi pendidikan dan
menentukan kualitas anak dikemudian hari. pelayanan kesehatan yang merupakan
Masalah kesehatan tersebut meliputi program TRIAS UKS. Padahal, menurut
kesehatan umum, gangguan perkembangan, Depkes (2006) bahwa UKS merupakan
gangguan perilaku dan gangguan belajar. wahana belajar mengajar untuk meningkatkan
Permasalahan kesehatan tersebut pada kemampuan hidup sehat, sehingga
umumnya akan menghambat pencapaian meningkatkan pertumbuhan dan
prestasi pada peserta didik disekolah. perkembangan peserta didik yang harmonis
Sehingga, anak sekolah sebagai aset atau dan optimal, agar menjadi sumber daya
modal utama pembangunan dimasa depan manusia yang berkualitas.
sangat perlu dijaga, ditingkatkan dan Berdasarkan hal tersebut, maka sangat
dilindungi kesehatannya (Dermawan, 2012). penting untuk dilakukan upgrading
United Nation (2010) menegaskan pendidikan kesehatan kepada murid SD N I
kembali bahwa sifat prediktif variabel Tandes Kidul dan membentuk kader dokter
kesehatan dan pendidikan dengan menyatakan kecil guna meningkatkan pola hidup bersih
bahwa pendidikan, kesehatan, gizi dan dan sehat.
sanitasi saling melengkapi satu sama lain METODE PENELITIAN
berkontribusi pada hasil yang lebih baik di Jenis penelitian ini adalah penelitian
negara lain dalam rangka pengembangan quasi experimental dengan (one group pre-
Human Development Index (HDI). Peneliti post test design). Penelitian ini bertujuan
lain setuju dan pendidikan merupakan untuk menggambarkan data pre-post test
prediktor kunci peluang hidup, termasuk terkait pengetahuan, sikap dan tindakan siswa
pembangunan ekonomi, kesejahteraan dalam penerapan PHBS. Sampel dalam
psikologis, status kesehatan dan lingkungan penelitian ini adalah siswa SD Kelas IV
sosial (Buchmann et al., 2008; Ross & Tandes Kidul sebanyak 31 orang.
Willigen: 1997). Diakui bahwa siswa yang Instrumen penelitian yang digunakan
sehat lebih mampu dan siap untuk belajar, dan dalam penelitian ini berupa kuesioner

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 90


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018
(angket) yang berisi butir-butir pertanyaan Baik 8 25,8
diberikan pada responden untuk diberi Kurang 23 74,2
jawaban guna mengidentifikasi pengetahuan,
sikap dan tindakan siswa dalam penerapan Sikap
pola hidup bersih dan sehat. Selanjutnya, data Baik 14 45,2
yang telah terkumpulkan kemudian dianalisis Kurang 17 54,8
secara univariat untuk memperoleh distribusi Tindakan
dan frekuensi data hasil penelitian dengan Baik 15 48,4
menggunakan aplikasi SPSS 19. Kurang 16 51,6
HASIL PENELITIAN Selanjutnya, dari tabel 2 dapat dilihat
Tabel 1 menunjukkan karakteristik bahwa hasil pre-test pengetahuan, sikap dan
subjek penelitian yaitu responden dalam tindakan responden terkait PHBS yaitu 74,2%
penelitian ini sejumlah 11 orang (35,5%) memiliki pengetahuan yang kurang, sikap dan
adalah laki-laki, responden yang pernah tindakan terhadap pelaksanaan PHBS
mengikuti kegiatan penyuluhan PHBS sebagian besar (54,8% dan 51,6%) juga masih
sebanyak 25 orang (80,6%) dan responden kurang.
terakhir menerima penyuluhan > 6 bulan Tabel 3 Post-test Pengetahuan, Sikap dan
terkait kesehatan di lingkungan sekolah yaitu Tindakan mengenai PHBS
6 orang (80,6)%. PHBS n %
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Pengetahuan
Karakteristik Subjek Baik 27 82
n %
Penelitian Kurang 4 18
Jenis Kelamin Sikap
Laki-laki 11 35,5 Baik 28 90
Perempuan 20 64,5 Kurang 3 10
Pernah mengikuti Tindakan
penyuluhan PHBS Baik 26 84
Pernah 25 80,6 Kurang 5 16
Belum Pernah 6 19,4 Tabel 3 menunjukkan bahwa setelah
Terakhir menerima diberikan pendidikan kesehatan kepada
penyeluhuan responden maka responden dengan
≤ 3 bulan 6 19,4 pengetahuan baik menjadi 82%, sikap
> 6 bulan 25 80,6 terhadap PHBS menjadi 90% dan tindakan
Tabel 2 Pre-test pengetahuan, Sikap dan dalam pengimplementasian PHBS juga
Tindakan mengenai PHBS sebagian besar berada dalam kategori baik
PHBS n % 84%.
Pengetahuan

Gambar 1. Progress Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 91


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018

Gambar 1 menunjukkan bahwa terjadi kepada guru pengelola UKS tentang


progress peningkatan pengetahuan, sikap dan pencapaian kegiatan pelayanan pendidikan
tindakan terhadap PHBS sebelum dan setelah kesehatan masih kurang diterapkan dengan
diberikan tindakan intervensi melalui baik. Ketidakberhasilan penerapan tersebut
pendidikan kesehatan kepada responden. diakibatkan karena kurangnya informasi rutin
Progress tersebut nampak bahwa terjadi yang diberikan mengenai PHBS, minimnya
peningkatan pengetahuan sebesar 56,2%, alat bantu / peraga seperti phantom anatomi
peningkatan sikap terhadap PHBS sebesar manusia, bahan P3K, kurangnya bahan
44,8% dan tindakan atau upaya pelaksanaan bacaan yang berhubungan dengan pendidikan
atau perilaku PHBS mengalami peningkatan kesehatan, serta kurangnya pemanfaatan
sebesar 35,6%. fasilitas UKS sehingga program kurang
PEMBAHASAN berjalan dengan baik. Hal ini sejalan dengan
Anak usia sekolah merupakan masa penelitian penelitian Siregar (2014) bahwa
keemasan untuk menanamkan nilai-nilai faktor yang mempengaruhi keberhasilan
healthy lifestyle dan mempromosikannya baik program UKS yaitu dengan adanya sarana
dalam sekolah, keluarga maupun masyarakat. pendidikan kesehatan seperti ruang UKS,
Hasil pre-test penelitian menunjukkan bahwa alat-alat peraga berupa phantom anatomi
pengetahuan murid SDN Tandes Kidul 1 manusia, bahan P3K.
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat Selanjutnya, setelah dilakukan upaya
masih sangat kurang yang berimplikasi secara intervensi pendidikan kesehatan dalam
langsung terhadap sikap dan tindakan murid penelitian ini melalui upaya edukasi
dalam kehidupan sehari-harinya. pentingnya berperilaku, bersikap serta
PHBS merupakan faktor kedua bertindak dalam menerapkan pola hidup
terbesar setelah faktor lingkungan yang bersih dan sehat terlihat bahwa terjadi
mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, peningkatan baik dari segi pemahaman, sikap
atau masyarakat. Perilaku ini menyangkut maupun tindakan murid SD N Tandes Kidul I.
pengetahuan akan pentingnya hygiene Di dalam lingkungan sekolah sangat
perorangan, sikap dalam menanggapi diharapkan siswa dapat berperilaku hidup
penyakit serta tindakan yang dilakukan dalam sehat. Beberapa indikatornya sebagai berikut
menghadapi suatu penyakit atau (1) mencuci tangan dengan air yang mengalir
permasalahan kesehatan lainnya dan memakai sabun (2) mengkonsumsi
(Notoatmodjo, 2010). jajanan sehat di kantin sekolah (3)
Penelitian Edit et al., (2010) terkait menggunakan jamban yang bersih dan sehat
faktor penentu promosi perilaku gaya hidup (4) olahraga yang teratur dan terukur (5)
sehat di daerah pedesaan Hongaria bahwa memberantas jentik nyamuk (6) tidak
hanya 5.5% orang memiliki perilaku merokok di sekolah (7) menimbang berat
kesehatan yang lengkap dan baik, termasuk di badan dan mengukur tinggi badan setiap
dalamnya perilaku hidup bersih dan sehat. bulan (8) membuang sampah pada tempatnya.
Penyakit yang akan muncul akibat rendahnya Beberapa indikator tersebut harus
PHBS antara lain cacingan, diare, sakit gigi, dilaksanakan agar siswa mempunyai perilaku
sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang mencerminkan hidup sehat. Selain
yang pada akhirnya mengakibatkan indikator yang harus dilaksanakan, setiap
rendahnya derajat kesehatan Indonesia dan siswa juga harus selalu menerapkan pola
rendahnya kualitas hidup sumber daya hidup sehat, beberapa pola hidup sehat siswa
Indonesia (Haji, 2009). dalam memelihara kesehatan pribadi,
Pendidikan kesehatan, pelayanan mengkonsumsi makanan dan minuman sehat,
kesehatan serta pembinaan lingkungan memelihara kebersihan dan kesehatan
kehidupan sekolah sehat merupakan program lingkungan, berolahraga agar tetap bugar dan
TRIA UKS (Diffah, 2005). Bila dilihat dari sehat, berekreasi untuk menjaga
hasil pengamatan dan wawancara peneliti

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 92


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018
keseimbangan serta pemeriksaan kesehatan (pelatihan dan dukungan oleh tim).
secara berkala. Pelatihan untuk guru sering dianggap
Berdasarkan hasil wawancara kepada sebagai faktor sentral yang menentukan
guru terkait kurangnya implementasi akan kualitas pelaksanaan proyek. Penelitian
pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah telah menunjukkan bahwa guru yang
sehat pada anak SD N Tandes Kidul I yaitu telah menerima pelatihan dalam promosi
dikarenakan tugas utama sekolah maupun kesehatan lebih mungkin daripada
guru adalah untuk mendidik murid mereka yang tidak menerima pelatihan
berdasarkan kompetensi keilmuan yang seperti itu untuk terlibat dalam proyek,
dimiliki oleh masing-masing guru sesuai dan memiliki pendekatan yang lebih
dengan kurikulum pembelajaran. Jourdan holistik untuk pendidikan kesehatan.
(2011) menyatakan bahwa terdapat banyak Perasaan kompetensi, dan motivasi untuk
proyek penelitian telah dilakukan di sekolah- berkontribusi pada promosi kesehatan,
sekolah. Hasilnya menunjukkan pentingnya juga terkait langsung dengan pelatihan.
promosi kesehatan baik sebagai cara Carmen (2008) menjelaskan bahwa
meningkatkan kesehatan dan sebagai cara disetiap perubahan dalam sikap, pengetahuan
membantu siswa berhasil dalam pendidikan. dan perilaku. Dimana hal tersebut dapat
Namun, karena tugas utama sekolah bukan berkemungkinan dikarenakan penerapan
untuk meningkatkan kesehatan siswa, maka sistem promosi kesehatan Sistem pendidikan
pengembangan promosi kesehatan bukanlah memainkan peran penting dalam promosi
hal yang mudah. Hal ini akan melibatkan kesehatan. Pendidikan itu sendiri berperan
pertimbangan sifat khusus dari lingkungan dalam meningkatkan kesehatan (Saint and
sekolah, dan khususnya cara di mana guru Nutbeam, 2011). Hal ini memungkinkan
merasakan perannya dalam kesehatan dan anak-anak dan remaja untuk memperoleh
kesejahteraan sosial. Publikasi menunjukkan berbagai keterampilan, dan dengan cara ini
bahwa banyak faktor yang terlibat dalam cara memiliki pengaruh pada kesehatannya
skema program promosi kesehatan yang (Keating, 1999). Mampu membaca;
dikembangkan dan diimplementasikan kemampuan untuk mencari dan
meliputi: mengklasifikasikan informasi; pengetahuan
a) Kemauan politik, yang bergantung pada tentang tubuh dan tentang kesehatan yang
keterlibatan berkelanjutan oleh lembaga disampaikan di sekolah dasar dan menengah:
dan masyarakat; jika seseorang benar- ini adalah semua faktor yang memungkinkan
benar berhasil dalam memimpin individu untuk mengelola kesehatan mereka
seseorang ke tempat tertentu, orang sendiri. Penelitian telah menunjukkan,
pertama dan terutama harus berhati-hati misalnya, bahwa anak-anak yang
untuk menemukannya di mana dia berada mengembangkan keterampilan linguistik dan
dan mulai di sana; matematika memiliki penurunan risiko putus
b) Lingkungan yang kondusif, khususnya sekolah dan masalah kesehatan mental (Sylva,
dalam hal dukungan oleh tim manajemen 1994). Meskipun sekolah tidak memiliki
sekolah, keberadaan praktik mengajar pengaruh pada semua faktor penentu
yang mendukung promosi kesehatan, dan kesehatan (faktor biologis, sosial budaya,
pentingnya yang melekat pada lingkungan dan perilaku, dan faktor yang
kesejahteraan murid; terkait dengan sistem perawatan kesehatan),
c) Persepsi guru sendiri tentang peran mereka berinteraksi dengan sebagian besar
mereka dalam promosi kesehatan, faktor ini.
persepsi mereka tentang efektivitas dan Effendi dan Makfudli (2009)
penerimaan proyek, perasaan kompetensi mengemukakan bahwa program
mereka di bidang ini, setiap kelelahan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat
dan apakah mereka telah menerima merupakan gabungan antara upaya
pelatihan dalam promosi kesehatan; pendidikan dan pelayanan kesehatan untuk
d) Faktor-faktor yang terkait dengan dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah
pelaksanaan program itu sendiri dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 93


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018
Pembinaan lingkungan sekolah sehat Dekon 2006. Jakarta : Pusat Promosi
merupakan salah satu upaya sekolah dalam Kesehatan, Depkes RI.
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar
dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan Keperawatan Komunitas Edisi 1.
anggotanya, khususnya anak sekolah. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Termasuk dalam hal ini adalah pemeliharaan Dot Nutbeam. 2000. Health literacy as a
kebersihan di lingkungan public health goal: a challenge for
sekolah. contemporary health education and
KESIMPULAN communication strategies into the 21st
Berdasarkan hasil penelitian, maka century. Health Promotion
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan International, Volume 15, Issue 3, 1
pengetahuan, sikap maupun tindakan terhadap September 2000, Pages 259–
PHBS sebelum dan setelah diberikan tindakan 267, https://doi.org/10.1093/heapro/15.3
intervensi melalui pendidikan kesehatan .259.
kepada responden. Peningkatan pengetahuan Edit Paulik, et al. 2010. Determinants of
sebesar 56,2%, peningkatan sikap terhadap health promoting lifestyle behaviour in
PHBS sebesar 44,8% dan tindakan atau upaya the rural areas of Hungary. Health
pelaksanaan atau perilaku PHBS mengalami Promotion Internasional. Volume 25,
peningkatan sebesar 35,6%. Issue 3: 277-288 doi:
Selanjutnya, mengacu dari belum 10.1093/heapro/daq025 ISSN 1460-
optimalnya penatalaksanaan pendidikan 2245.
kesehatan, pelayanan kesehatan serta Efendi dan Makfudli. 2009. Keperawatan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah Kesehatan Komunitas: Teori dan
sehat yang merupakan program TRIAS pada Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:
SDN I Tandes Kidul, maka sangat disarankan Salemba Medika.
agar pihak Dinas Kesehatan dan Haji, I. 2009. Pengetahuan, Sikap Dan
Dinas Pendidikan saling bekerjasama untuk Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan
membuat kebijakan tentang pentingnya UKS Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti
dalam rangka meningkatkan PHBS dan Asuhan Rapha-El Simalingkar
memberikan pelatihan kepada guru yang juga Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi
sebagai pengelola UKS guna meningkatkan Jourdan D. Health education in schools. The
derajat kesehatan siswa, guru, maupun challenge of teacher training Saint-
lingkungan sekolah. Denis : Inpes t t
DAFTAR PUSTAKA 2011 : 144 p.
Aldinger Carmen, et al. 2008. Changes in Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari. 2013.
attitudes, knowledge and behaviour Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai
associated with implementing a Proses Perubahan Perilaku Siswa.
comprehensive school health program Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.
in a province of china. Health Volume 9, Nomor 2.
Education, Res Volume 23, Issue 6: Keating D. P., Hertzman C. Developmental
1049-1067 doi:10.1093/her/cyn022 Health and the Wealth of Nations :
ISSN 1465-3648. Social, Biological, and Educational
Buchmann C, DiPrete T & McDaniel A Dynamics. New York : Guilford Press,
(2008). Gender inequalities in 1999 : 406 p.
education. Annual Review of Sociology, Moag-Stahlberg A (2004). Action for healthy
34(1): 319–37. kids: focus on state teams–current
Depdiknas, 2007. Pedoman Pengembangan initiatives for sound nutrition and
Fisik/Motorik di Taman Kanakkanak. physical activity programs in schools.
Jakarta. Topics in Clinical Nutrition, 19(1): 41–
Depkes RI, 2006. Pengembangan Promosi 44.
Kesehatan di Daerah Melalui Dana Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 94


JISIP, Vol. 2 No. 2 ISSN 2598-9944 Juli 2018
Ross C & Willigen M (1997). Education and
the subjective quality of life. Journal of
Health and Social Behavior, 38(3):
275–97.
Saint-Leger L., Nutbeam D. Health
promotion in schools. In : IUHPE. The
Evidence of Health Promotion
Effectiveness. Shaping Public Health in
a New Europe. Part two : evidence
book. Vanves: IUHPE, 2000 : p. 110-
133.
Siregar, Pelaksanaan Program UKS
dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada Murid Sekolah Dasar Negeri
060895 di Kecamatan Medan baru
tahun 2014. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Universitas Sumatera
Utara.
yv K h fu s h dr ’s
development. Journal of Child
Psychology and Psychiatry and Allied
Disciplines, 1994, vol. 35, n° 1 : p. 135-
170.
Symons C., Cincelli B., James T. C., Groff P.
Bridging Student Health Risks and
Academic Achievement Through
Comprehensive School Health
Programs. Journal of School Health,
1997, vol. 67, n° 6 : p. 220-227.
United Nations. Human development report
(2010). The real wealth of nations:
pathways of human development. New
York: United Nations Development
Programme.
Unesco, 2001. Improving Learning Outcomes
by Improving Health and Nutrition:
Incorporating the FRESH Approach in
National Action Plans for Achieving
Education for All.
WHO. 2018. School health and youth health
promotion: facts.
http://www.who.int/school_youth_healt
h/facts/en/

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 95

View publication stats

You might also like