You are on page 1of 5

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI


INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO
BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

Vionita Martini Mumek 1) , Gayatri Citraningtyas1) , Paulina V.Y. Yamlean1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Planning is the determination of the types and amounts of pharmaceuticals in accordance


with the pattern of disease and the need for health services in the hospital. Procurement is an activity
to realize the needs that exist, so that the necessary evaluation to control the amount of drug use
ABC-VEN analysis. The purpose of this study is to determine the planning and procurement of drug at
the pharmacy installation department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado whether in accordance with
the standards of the hospital and to determine the influence of ABC-VEN analysis of the
cardiovascular and anesthetic drug. This research is descriptive research with data collection in the
form of reports and interviews. The results showed that the planning and procurement of the number
of drugs are less effective due to the advantages and disadvantages of the drug. Influence analysis of
ABC-VEN against drugs on cardiovascular and anesthetic drugs is that there is of drugs that enter
the category of VA that the amount of the drug is less when categorized as vital, there is of drug in the
category of VC supply is excessive although including vital and there is of drug in the category of EC
number of drugs only required small amount of funds.

Keywords: planning, procurement, ABC-VEN analysis, Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital

ABSTRAK

Perencanaan ialah penetapan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pengadaan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang ada, sehingga diperlukan evaluasi untuk mengendalikan jumlah obat
menggunakan analisis ABC-VEN. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui proses perencanaan
dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado apakah telah sesuai
dengan standar rumah sakit serta mengetahui pengaruh analisis ABC-VEN terhadap obat
kardiovaskuler dan obat anastesi. Jenis penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian deskriptif
dengan pengumpulan data berupa laporan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perencanaan dan pengadaan jumlah obat masih kurang efektif karena terjadi kelebihan serta
kekurangan obat. Pengaruh analisis ABC-VEN terhadap obat kardiovaskuler dan obat anastesi ialah
terdapat jenis obat yang masuk kategori VA yang jumlah obatnya kurang padahal masuk kategori
vital, terdapat jenis obat yang masuk kategori VC persediaannya berlebih walaupun termasuk vital
serta terdapat jenis obat yang masuk kategori EC jumlah obat berlebih walaupun hanya menyerap
dana sedikit.

Kata Kunci : perencanaan, pengadaan, analisis ABC-VEN, RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

7
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN digunakan rumah sakit serta mengetahui


Perencanaan perbekalan farmasi pengaruh analisis ABC-VEN terhadap
ialah menetapkan jenis dan jumlah persediaan obat kardiovaskuler dan obat
perbekalan farmasi sesuai dengan pola anastesi.
penyakit dan kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Pengadaan METODE PENELITIAN
merupakan kegiatan untuk merealisasikan Penelitian dilaksanakan di RSUP
kebutuhan yang telah direncanakan dan Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, pada
disetujui melalui pembelian, baik secara November 2015-Juni 2016. Jenis
langsung atau tender dari distributor, penelitian yang digunakan ialah jenis
produksi/pembuatan sediaan farmasi baik penelitian deskriptif dengan pengambilan
steril maupun non steril, maupun berasal data secara Retrospektif dan Prospektif.
dari sumbangan/ hibah. Terdapat 2 sumber data yakni data primer
Sistem perencanaan perbekalan yang diperoleh melalui wawancara Kepala
farmasi diperlukan evaluasi perencanaan instalasi Farmasi, Kepala Gudang, Bagian
untuk mengendalikan pengadaan obat-obat unit pelayanan pengadaan, Kepala Pejabat
diantaranya ialah analisis ABC, analisis Pembuat Komitmen (PPK), Panitia
VEN (Vital, Esensial, Non-esensial), dan pemeriksa dan penerima hasil kerja. Data
analisis EOQ (Economy Order Quantity). sekunder berupa laporan stok opname
Metode analisis ABC merupakan metode obat, laporan mengenai jenis obat yang
pembuatan grup atau penggolongan digunakan di IFRS Prof Kandou Manado,
berdasarkan perangkat nilai dari nilai laporan mengenai harga obat, laporan
tertinggi hingga terendah dan dibagi mengenai jumlah pemakaian obat.
menjadi 3 kelompok besar yang disebut
kelompok A (nilai investasi tinggi), B HASIL DAN PEMBAHASAN
(nilai investasi sedang) dan C (nilai Perencanaan kebutuhan obat yang
investasi rendah). Metode ini sangat ada di RSUP Prof Dr. R. D berdasarkan
berguna dalam menfokuskan perhatian hasil wawancara alur perencanaan sesuai
manajemen terhadap penentuan jenis dengan standar operasional prosedur yang
barang yang paling penting dan perlu di ada akan tetapi masih belum efisien dalam
prioritaskan dalam persediaan. Analisis hal penetapan jumlah perencanaan obat
VEN artinya menentukan prioritas yang ada karena dilihat dari hasil analisa
kebutuhan suatu perbekalan farmasi, ada beberapa obat yang penggunaannya
dengan kata lain analisis VEN merupakan pada periode lalu telah habis akan tetapi
penentuan apakah suatu jenis perbekalan tidak masuk pada daftar perencanaan
farmasi termasuk vital (harus tersedia), contohnya ialah obat ketamin injeksi.
esensial (perlu tersedia), atau non-esensial Selain itu juga terdapat obat direncanakan
(tidak prioritas untuk disediakan) berlebih jika dihitung rata-rata
(Anonim, 2008). pemakaiannya, obat-obat tersebut akan
Tujuan dari penelian ini ialah mengalami penumpukan digudang karena
Mengetahui proses perencanaan dan pemakaiannya melebihi dari pemakaian
pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSUP rata-rata contoh obat yang termasuk
Prof. DR. R. D. Kandou Manado apakah berlebih pada saat perencanaan ialah
telah sesuai dengan standar yang amiodaron. Terdapat obat yang jika

8
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493

dihitung rata-rata pemakaiannya obat yang pengadaan yang efektif ialah pengadaan
direncanakan dalam periode 4 bulan tidak yang ekonomis, menjamin ketersediaan
akan mencukupi penggunaan obat hal ini dalam jenis dan jumlah yang tepat, serta
dapat menyebabkan kekosongan obat. harga yang ekonomis.
Berdasarkan teori Anshari (2009), Analisis ABC terhadap gabungan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam obat golongan kardiovaskuler dan obat
perencanaan yaitu alokasi dana yang golongan anastesi terlihat bahwa jumlah
tersedia, harga per item obat dan obat yang termasuk kelompok A sebanyak
penentuan berapa besar serta kapan 6 item (20%) dengan biaya
pemesanan harus dilakukan. Apabila hal Rp.342.470.000 (70%), sedangkan yang
ini tidak sesuai, maka pengendalian temasuk kelompok B sebanyak 6 item
perencanaan belum bisa dikatakan efektif. (10%) dengan biaya Rp.127.233.500
Efektif yang dimaksud ialah perencanaan (20%), dan yang termasuk kelompok C
yang mendapatkan jenis dan jumlah obat sebanyak 24 item (70%) dengan biaya
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Rp.54.787.360 (10%). Menurut Heizer dan
serta menghindari adanya kekosongan obat Barry (2010), item obat yang masuk
dan penumpukan obat. kelompok A merupakan barang dengan
Pengadaan yang ada di RSUP Prof. jumlah yang kecil dengan nilai investasi
Dr. R. D Kandou Manado telah mengikuti yang besar, sehingga obat tersebut harus
alur atau standar yang di rumah sakit, akan memiliki kontrol persediaan yang lebih
tetapi masih belum efektif dalam hal ketat, pencatatan harus sesering mungkin
pengadaan jumlah obat hal ini terlihat serta frekuensi pemeriksaan yang lebih
berdasarkan hasil analisa terdapat beberapa sering. Sedangkan untuk kelompok B juga
obat yang direncanakan akan tetapi pada memerlukan perhatian yang cukup penting
saat pengadaan obat tersebut tidak ada setelah kelompok A karena memiliki nilai
dalam daftar penerimaan obat, hal ini investasi sedang. Dan untuk kelompok C
dapat mempengaruhi ketersediaan obat tidak memerlukan pengendalian yang
yang dapat menyebabkan kekosongan cukup ketat dibandingkan dengan
obat. Selain itu ada beberapa obat yang kelompok A dan B karena memiliki nilai
pengadaannya lebih banyak dibandingkan investasi yang rendah.
dengan yang telah direncanakan hal ini Berdasarkan hasil yang telah
dapat mempengaruhi persediaan obat diperoleh dengan analisis VEN obat-obat
dimana obat-obat tersebut akan mengalami yang termasuk kategori Vital (V) sebanyak
kelebihan. Dalam hal penentuan harga, item 5 contoh obatnya ialah furosemid
dimana harga yang tercatum pada injeksi, obat ini harus tersedia dirumah
penerimaan barang ada yang lebih mahal sakit karena obat ini merupakan obat live
dibandingkan dengan harga yang saving yang jika persediaannya tidak ada
tercantum pada perencanaan. Hal ini dirumah sakit maka akan meningkatkan
sangat mempengaruhi penggunaan dana resiko terhadap pasien. Obat-obat yang
rumah sakit yang akan lebih banyak termasuk kategori Esensial (E) sebanyak
dibandingkan dengan yang direncanakan. 31 item, salah satu obat yang termasuk
Pengadaan obat ini masih dikatakan belum kategori ini ialah obat telmisartan, obat ini
efektif hal ini didukung dengan teori harus tetap tersedia di rumah sakit karena
Mushuda (2011) yang menyatakan bahwa

9
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493

merupakan obat yang digunakan oleh Nilai persediaan maka dapat disimpulkan
pasien dalam proses penyembuhan pasien. sebagai berikut:
Dari hasil analisis ABC-VEN 1. Proses perencanaan dan
terdapat obat yang masuk kategori VA pengadaan obat di Instalasi
dilihat dari rata-rata pemakaiannya volume Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D.
pengadaan obatnya kurang walaupun obat Kandou Manado telah mengikuti
ini termasuk kategori A yang menyerap prosedur sesuai dengan standar
anggaran yang besar akan tetapi tetap yang ada dirumah sakit akan tetapi
membutuhkan perhatian yang khusus serta belum efektif dalam penentuan
pengontrolan karena berhubungan dengan beberapa jumlah atau volume obat
keselamatan pasien. Selain kategori VA yang direncanakan dan yang
dalam kategori VC terdapat obat yang jika diadakan, sehingga menyebabkan
dilihat dari rata-rata pemakaiannya kekurangan bahkan kelebihan
perencanaannya belum efektif karena obat.
jumlah obatnya berlebih walaupun 2. Pengaruh analisis ABC-VEN
kelompok obat ini masuk kategori vital terhadap obat kardiovaskuler dan
tetapi perlu perhatian khusus karena akan obat anastesi ialah terdapat jenis
berdampak terjadinya penumpukan. Selain obat yang masuk kategori VA
kedua kategori tersebut perlu juga yang jumlah obatnya kurang
diperhatikan obat-obat yang masuk padahal masuk kategori vital salah
kategori lain seperti kategori EC karena satunya ialah Nikardipin, terdapat
dari hasil analisa terdapat obat yang jenis obat yang masuk kategori
volume perencanaannya berlebih VC persediaannya berlebih
dibandingkan dengan rata-rata walaupun termasuk vital salah satu
pemakaiannya, walaupun obat-obat ini obatnya ialah lidokain injeksi 2%,
menyerap anggaran yang sedikit akan serta terdapat jenis obat yang
tetapi akan lebih efektif jika persediaannya masuk kategori EC jumlah obat
tepat yakni tidak berlebih. Berdasarkan berlebih walaupun hanya
Anonim (2008), jenis perbekalan yang menyerap dana sedikit salah satu
termasuk kategori A dari analisis ABC obatnya ialah lisinopril 10 mg.
ialah jenis perbekalan farmasi yang
diperlukan untuk penaggulangan penyakit DAFTAR PUSTAKA
terbanyak, dengan kata lain statusnya dari Anonim. 2008. Pedoman
analisis VEN harus E dan sebagian V. Pengelolaan Perbekalan
Sebaliknya jenis perbekalan dengan Farmasi Di Rumah Sakit.
satusnya N harusnya masuk kategori C Direktorat Jendral Bina
dari analisis ABC. Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan Dapartemen
KESIMPULAN Kesehatan RI & Japan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Internasional Cooperstion
perencanaan dan pengadaan obat di RSUP Agency, Jakarta.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
berdasarkan Analisis ABC-VEN terhadap Anshari, M. 2009. Aplikasi
Managemen Pengelolaan Obat

10
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493

dan Makanan. Nuha Medika,


Jakarta.

Heizer, J dan Barry R. 2010.


Operations Management-
Manajemen Operasi. Edisi 9
Buku 2. Salemba Empat,
Jakarta.

Mushuda, 2011. Pedoman Cara


Pelayanan Kefarmasian yang
Baik. Kerjasama Direktorat
Jendral Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
dengan Pengurus Pusak Ikatan
Apoteker Indonesia, Jakarta.

11

You might also like