You are on page 1of 8

http://dx.doi.org/10.22435/bpk.v45i3.6355.

161-168
Deteksi Dini Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan ... (Muhammad Lutfi H.D. Jaya, at.al)

Deteksi Dini Kasus Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Faktor Cuaca di DKI
Jakarta Menggunakan Metode Zero Truncated Negative Binomial

EARLY WARNING DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) CASES BASED ON WEATHER


FACTORS USING ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL METHOD IN JAKARTA

Muhammad Lutfi H.D. Jaya, Achmad Fauzi, Rivan Destyanugraha,


Robert Kurniawan, dan Siti Mariyah
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Jakarta
Jalan Otto Iskandardinata No. 64 C, Jatinegara,
Jakarta Timur 13330, DKI Jakarta, Indonesia
E - mail : robertk@stis.ac.id

Submitted : 15-3-2017, Revised : 7-5-2017, Revised : 19-5-2017, Accepted : 7-7-2017

Abstract
The incidence rates of DHF in Jakarta in 2010 to 2014 are always higher than that of the national
rates. Therefore, this study aims to find the effect of weather parameter on DHF cases. Weather
is chosen because it can be observed daily and can be predicted so that it can be used as early
detection in estimating the number of DHF cases. Data use includes DHF cases which is collected
daily and weather data including lowest and highest temperatures and rainfall. Data analysis used
is zero-truncated negative binomial analysis at 10% significance level. Based on the periodic data
of selected variables from January 1st 2015 until May 31st 2015, the study revealed that weather
factors consisting of highest temperature, lowest temperature, and rainfall rate were significant
enough to predict the number of DHF patients in DKI Jakarta. The three variables had positive
effects in influencing the number of DHF patients in the same period. However, the weather factors
cannot be controlled by humans, so that appropriate preventions are required whenever weather’s
predictions indicate the increasing number of DHF cases in DKI Jakarta.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, zero truncated negative binomial, early warning.

Abstrak
Angka kesakitan DBD pada tahun 2010 hingga 2014 selalu lebih tinggi dibandingkan dengan angka
kesakitan DBD nasional. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh faktor
cuaca terhadap kasus DBD. Faktor cuaca dipilih karena dapat diamati setiap harinya dan dapat
diprediksi sehingga dapat dijadikan deteksi dini dalam perkiraan jumlah penderita DBD. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah penderita DBD di DKI Jakarta per hari dan data
cuaca yang meliputi suhu terendah, suhu tertinggi dan curah hujan. Untuk mengetahui pengaruh
faktor cuaca tersebut terhadap jumlah penderita DBD di DKI Jakarta digunakan metode analisis
zero-truncated negative binomial. Berdasarkan data periode 1 Januari 2015 hingga 31 Mei 2015
didapatkan hasil bahwa pada taraf nyata 10% faktor cuaca yang terdiri dari suhu tertinggi, suhu
terendah, dan curah hujan signifikan dalam menjelaskan banyaknya penderita DBD di DKI Jakarta.
Ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh positif dalam mempengaruhi jumlah penderita DBD.
Akan tetapi faktor cuaca tersebut tidak bisa dikendalikan oleh manusia, sehingga tindak pencegahan
diperlukan jika terindikasi dari prediksi cuaca akan menyebabkan pertambahan jumlah penderita
DBD di DKI Jakarta.
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, zero truncated negative binomial , deteksi dini.

161
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 3, September 2017: 161 - 168

PENDAHULUAN Indonesia adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


DKI Jakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi
Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak di Indonesia8 dengan jumlah penduduk 10.075.300
pertama kali ditemukan pada tahun 1950-an di jiwa pada tahun 2014 dan kepadatan mencapai
Filipina dan Thailand, telah menjadi penyebab 15.173 jiwa/km2 jauh di atas daerah terpadat kedua
utama kematian di kalangan anak-anak dan yaitu Provinsi Jawa Barat yang memiliki kepadatan
dewasa.1 Diperkirakan terjadi antara 50 juta penduduk 1.301 jiwa/km.2 Dengan kepadatan yang
hingga 100 juta kasus DBD di seluruh dunia setiap begitu tinggi menyebabkan Jakarta rentan dengan
tahunnya. Sekitar 500.000 penderita DBD dirawat berbagai penyakit dan salah satunya adalah demam
inap dengan 2,5% diantaranya meninggal dunia.1 berdarah dengue.
Selain itu, diperkirakan 3,97 miliar orang pada Gambar 1 menunjukkan angka insiden (AI)
128 negara berisiko terinfeksi virus dengue.2 Hal demam berdarah di DKI Jakarta dari tahun 2010
tersebut berarti lebih dari setengah penduduk dunia hingga 2014 yang dibandingkan dengan angka
berisiko terinfeksi penyakit DBD. insiden nasional. Setiap tahunnya Kementerian
Data dari seluruh dunia menunjukkan Kesehatan selalu menentukan batas wajar dalam
bahwa Asia menempati urutan pertama dalam bentuk target renstra angka insiden. Apabila suatu
jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara provinsi memiliki AI lebih besar dari target tersebut
itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, maka provinsi tersebut tergolong sebagai provinsi
WHO mencatat Indonesia sebagai negara dengan dengan risiko tinggi penyakit DBD.4 Berdasarkan
jumlah penderita DBD tertinggi di Asia Tenggara.3 Gambar 1 telihat bahwa selama tahun 2010
Pada tahun 2014 DBD telah menyebar di 433 dari hingga tahun 2014 DKI Jakarta memiliki angka
511 kabupaten/kota dalam 34 provinsi.4 Penyakit insiden DBD yang selalu melebihi target renstra
ini menjadi momok yang mengerikan dan dalam Kementerian Kesehatan dan melebihi angka
waktu yang relatif singkat DBD dapat menelan insiden nasional. Hal ini menunjukkan bahwa DKI
banyak korban.5 Jakarta tergolong ke dalam provinsi dengan risiko
Salah satu faktor utama yang bertanggung tinggi DBD.
jawab atas meningkatnya kejadian DBD yakni Tingginya angka insiden DBD di DKI
urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali Jakarta tidak hanya disebabkan oleh padatnya
yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk penduduk, tetapi juga karena tingginya mobilitas
yang sangat tinggi terutama di kota besar negara- penduduk. Dari 9,2 juta penduduk DKI Jakarta
negara berkembang.6 Pertumbuhan penduduk yang yang berumur 5 tahun keatas, sebanyak 14,09
tinggi tersebut menyebabkan tingginya kepadatan persen adalah penduduk komuter.9 Peningkatan
penduduk dan wabah DBD akan berkembang pesat perjalanan manusia (human travel) akan
pada daerah yang padat penduduk.7 menyebabkan terjadinya penyebaran kasus DBD
Salah satu daerah yang padat penduduk di secara geografis.10

250 227,44
AI per 100.000 penduduk

200

150
104,04
100 83,34
65,7 69,27 68,48
55 54 53 52 51
50 37,11 37,27 39,8
27,67

0
2010 2011 2012 2013 2014

Target Renstra Indonesia DKI Jakarta

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2010 – 2015 4,11,12,13,14


Gambar 1. Angka Insiden DBD per 100.000 Penduduk di DKI Jakarta dan Indonesia Tahun 2010-2015

162
Deteksi Dini Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan ... (Muhammad Lutfi H.D. Jaya, at.al)

Tingginya angka DBD di Jakarta 2007). Ini mengindikasikan bahwa peningkatan


tentu saja menuntut pemerintah untuk ikut suhu mempunyai pengaruh yang positif terhadap
berperan memberantas penyakit ini melalui berkembangnya nyamuk aedes yang berarti
berbagai kebijakan. Salah satu cara untuk menyebarnya penyakit DBD. Begitu pula DBD
memberantas penyakit ini adalah dengan berasosiasi positif dengan suhu minimum suatu
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam daerah.18
upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dapat Curah Hujan
dengan mengoptimalkan peran media massa Curah hujan merupakan salah satu
dalam mensosialisasikan upaya preventif dan unsur cuaca yang datanya diperoleh dengan cara
promotif dalam rangka mendukung keberhasilan mengukurnya dengan menggunakan alat penakar
upaya pengendalian DBD di Indonesia.14 hujan, sehingga dapat diketahui jumlahnya dalam
Untuk dapat melakukan upaya preventif satuan millimeter (mm). Curah hujan 1 mm adalah
yang sesuai dan tepat sasaran diperlukan suatu jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per satuan
deteksi dini dalam bentuk perkiraan jumlah luas ( m2 ) dengan catatan tidak ada yang menguap,
penderita DBD setiap harinya di DKI Jakarta. meresap atau mengalir.19 Jadi, curah hujan sebesar
Dengan deteksi dini ini pemerintah akan dapat 1 mm setara dengan 1 liter/ m2 ( Aldrian, E. dkk,
mempersiapkan kegiatan yang lebih efektif dan 2011).
efisien dalam rangka penekanan kasus DBD di Sebagaimana kita tahu bahwa Indonesia
DKI Jakarta. Untuk dapat memperkirakan jumlah adalah negara tropis dengan curah hujan yang
penderita DBD tersebut perlu dicari faktor-faktor cukup tinggi. Curah hujan yang tinggi akan
apa saja yang mempengaruhi jumlah penderita menyebabkan munculnya genangan air. Genangan
DBD setiap harinya. Oleh karena itu penelitian air pada botol bekas dan kaleng-kaleng tersebut
ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang dapat menjadi perindukan nyamuk alamiah
mempengaruhi jumlah penderita DBD di DKI karena nyamuk Aedes sangat suka tinggal dan
Jakarta setiap harinya. berkembang biak di genangan air bersih yang
Berbagai penelitian telah banyak dilakukan tidak berkontak langsung dengan tanah.20
untuk menerangkan faktor-faktor apa saja yang Berdasarkan studi literatur dan kesediaan
berpengaruh terhadap banyaknya penderita DBD data, maka penelitian ini bertujuan untuk
di suatu wilayah. Sartika (2012) mengatakan mengetahui faktor cuaca apa saja, dalam hal ini
bahwa jumlah penderita DBD dipengaruhi suhu minimum, suhu maksimum dan curah hujan,
kepadatan penduduk dan curah hujan setiap yang mempengaruhi jumlah penderita DBD di
harinya.15 Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor DKI Jakarta serta untuk mengetahui bagaimana
cuaca merupakan salah satu faktor mempengaruhi pengaruh faktor cuaca tersebut terhadap jumlah
jumlah penderita DBD.16 Berikut merupakan penderita DBD di DKI Jakarta.
unsur dari cuaca yang merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi banyaknya penderita DBD BAHAN DAN METODE
di DKI Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian longitudinal
Suhu untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
Tingkat penyebaran virus DBD jumlah penderita DBD di DKI Jakarta setiap
diperkirakan mengalami peningkatan pada harinya. Penelitian ini mencakup seluruh penderita
peralihan musim yang ditandai oleh curah hujan DBD di DKI Jakarta yang pernah berobat ke
dan suhu udara yang tinggi. Peningkatan suhu rumah sakit. Variabel penelitian terdiri dari jumlah
akan mempersingkat masa inkubasi ekstrinsik penderita DBD di DKI Jakarta sebagai variabel
nyamuk dan meningkatkan transmisi.17 Suhu dependen dan variabel cuaca di DKI Jakarta
yang meningkat sampai 34oC akan mempengaruhi yang diduga mempengaruhinya sebagai variabel
suhu air pada tempat perindukan nyamuk yang independen. Seluruh data tersebut merupakan data
selanjutnya berpengaruh terhadap penetasan per hari yang dimulai pada 1 Januari 2015 hingga
telur menjadi larva secara lebih cepat (Maria, 31 Mei 2015. Pemilihan rentang tersebut karena

163
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 3, September 2017: 161 - 168

keterbatasan data yang tersedia dan pemanfaaatan Zero-Truncated Poisson Regression


data sekunder yang ada. Zero-truncated poisson regression merupakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini bentuk khusus dari regresi poisson dimana data
merupakan data sekunder. Data jumlah penderita yang akan diolah tidak mengandung nilai nol.23
DBD di DKI Jakarta diperoleh dari laporan rumah Misalkan variabel acak Yi untuk yi =0,1,2,…,
sakit yang dipublikasikan dalam surveilans- merupakan notasi dari count event untuk anggota
dinkesdki.net/chart.php dan data cuaca (suhu populasi i dengan periode waktu tertentu, maka
dan curah hujan) di DKI Jakarta diperoleh dari jika Yi berdistribusi poisson akan memiliki fungsi
accuweather. peluang sebagai berikut
Jumlah penderita DBD merupakan data ( )
( )( | )
cacah (count data), sehingga model standar (1)
yang tepat untuk melakukan analisis adalah
model regresi poisson.24 Dalam regresi Poisson, Dimana μi, untuk μi>0 merupakan parameter
ada asumsi yang harus terpenuhi yaitu asumsi poisson. Jika parameter poisson dari model diatas
equdispersion. Akan tetapi dalam kasus data riil, homogen di dalam populasi, maka indeks i dari
asumsi equdispersion yaitu dimana kondisi dari persamaan diatas dapat dihilangkan. Namun dalam
nilai mean dan variance dari sebaran data sama observasi, yang terjadi adalah keheterogenan nilai
dengan satu itu jarang terpenuhi, karena data μi, sehingga model diatas dapat menjadi model
yang bertipe diskrit seringkali mengalami kasus regresi poisson24 dengan
overdispersion (penyimpangan tinggi) yaitu nilai
mean dan variance tidak sama atau dengan kata ln (μi )=xi^' β (2)
lain nilai variance lebih besar daripada nilai mean.
Overdispersion menyebabkan nilai devians model Dimana xi^'=(1,xi1,...,xik) merupakan (k+1)x1
menjadi sangat besar dan menyebabkan model vektor kovariat dan β=(β0,β1,...,βk) merupakan
yang dihasilkan menjadi kurang tepat.21 Salah satu vektor parameter regresi.
cara untuk mengatasi adanya kasus overdispersion
dalam regresi Poisson adalah dengan mengganti Dari model diatas nilai y_i masih
asumsi distribusi poisson dengan distribusi lain mengandung nilai nol. Apabila dalam suatu
yang lebih fleksibel. Dalam hal ini distribusi observasi nilai yi = 0 tidak muncul maka akan
alternatif yang diterapkan yaitu distribusi lebih baik jika digunakan distribusi zero-truncated
binomial negatif. Digunakan pendekatan model poisson. Jika yi berdistribusi zero-truncated
regresi binomial negatif karena distribusi poisson poisson mana yi akan memiliki model sebagai
merupakan bentuk khusus dari distribusi binomial berikut
negatif.22,23
Dalam prakteknya setiap hari selalu ( )
( | )
tedapat penderita DBD yang tercatat di rumah
sakit di DKI Jakarta. Hal ini berarti banyaknya ( )( | ) ( )
penderita DBD perhari adalah data non-zero (nol ( )( | ) ( )
(3)
tidak muncul dalam data). Untuk mengatasi hal
ini terdapat bentuk khusus dari regresi poisson
dan regresi binomial negatif, yaitu zero-truncated
( )
poisson regression dan zero-truncated negative Dimana ( | ) ( )
binomial. Zero-truncated digunakan apabila data dan nilai harapan kondisional dari adalah
yang digunakan tidak terdapat nilai nol atau dengan
( | ) Log-likelihood
kata lain data yang digunakan merupakan data ( )

yang selalu ada dalam rentang waktu tertentu.23 dari model tersebut sebagai berikut
Maka dari itu dalam penelitian ini akan digunakan (4)
metode analisis zero-truncated poisson regression ( ) ∑(
dan zero-truncated negative binomial.
( ))

164
Early Warning System Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)…. (Jaya, et. al)
Deteksi Dini Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan ... (Muhammad Lutfi H.D. Jaya, at.al)

prakteknya
Model count
regresidata
poisson mengasumsikan
seringkali mengalami Dimana 𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑁𝑁𝑁𝑁) (𝑌𝑌𝑖𝑖 = 0𝑖𝑖 |𝜇𝜇𝑖𝑖 ) = (1 +
bahwa rata-rata kondisional
overdispersi. E(yi | μi)hal
Untuk mengatasi = μtersebut
i sama −1
𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖 )−𝛼𝛼 dan nilai harapan kondisional dari
dengan varians kondisional V(y |
maka asumsi bahwa data berdistribusi
i μi) = μi. Namun 𝜇𝜇𝑖𝑖
𝑦𝑦𝑖𝑖 adalah (𝑦𝑦𝑖𝑖 |𝑦𝑦𝑖𝑖 > 0, 𝜇𝜇𝑖𝑖 , 𝛼𝛼) = .
dalam prakteknya
poisson count
diganti data seringkali
dengan mengalami
asumsi bahwa data 1−(1+𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖 ) −𝛼𝛼−1

overdispersi.
berdistribusiUntuk mengatasi
binomial hal tersebut maka
negatif. Log-likelihood dari model tersebut sebagai
asumsi bahwa data berdistribusi poisson diganti berikut:
dengan asumsi bahwa data berdistribusi binomial
negatif. 𝑦𝑦𝑖𝑖
ℓ(𝛽𝛽, 𝛼𝛼) = ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1�∑𝑗𝑗=0 ln(𝑗𝑗 + 𝛼𝛼 −1 ) − 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑦𝑦𝑖𝑖 ! −
Zero-Truncated Negative Binomial (𝑦𝑦𝑖𝑖 + 𝛼𝛼 −1 ) ln(1 + 𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖 ) + 𝑦𝑦𝑖𝑖 ln 𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖 − ln[1 −
Zero-Truncated Negative
Misalkan Yi Binomial
berdistribusi binomial −1
negatif,
Misalkan Yi berdistribusi binomial negatif, (1 + 𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖 )−𝛼𝛼 ]� (8)
maka Yi akan memiliki fungsi
maka Yi akan
12 memiliki fungsi
peluang sebagai berikut peluang12 sebagai
berikut dimana ∑𝑦𝑦𝑗𝑗=0
𝑖𝑖
ln(𝑗𝑗 + 𝛼𝛼 −1 ) = ln 𝛤𝛤(𝑦𝑦𝑖𝑖 +
𝑃𝑃𝑃𝑃)(𝑁𝑁𝑁𝑁) (𝑌𝑌𝑖𝑖 = 𝑦𝑦𝑖𝑖 |𝜇𝜇𝑖𝑖 ) = 𝛼𝛼 −1 ) − ln 𝛤𝛤(𝛼𝛼 −1 ) jika 𝑦𝑦𝑖𝑖 adalah bilangan
(
𝛼𝛼(−1 | )𝑦𝑦𝑖𝑖 bulat.
Γ(𝑦𝑦𝑖𝑖 +𝛼𝛼−1 ) 𝛼𝛼 −1 𝜇𝜇𝑖𝑖
� � � � (5)(5)
Γ(𝛼𝛼 −1 )𝑦𝑦𝑖𝑖 ! 𝛼𝛼 −1 +𝜇𝜇𝑖𝑖 𝛼𝛼 −1 +𝜇𝜇𝑖𝑖
( ) HASIL
HASIL
dimana Γ(.() merupakan ) fungsi( gamma) dan 𝛼𝛼
((𝛼𝛼 >)0) merupakan parameter overdispersi. Zero-Truncated
Zero-TruncatedPoisson
Poisson
Untuk 𝛼𝛼 mendekati nol maka model binomial Dalam mengestimasi koefisien regresi
negatif akan mendekati model poisson. Dalam mengestimasi koefisien regresi
zero-truncated poisson digunakan software R
Berbeda Dimanadengan
Γ(.) merupakan
regresi fungsi
poissongammayang zero-truncated poisson digunakan software
3.2.1 dengan package VGAM dengan
danmengasumsikan
α (α>0) merupakan rata-rata danoverdispersi.
parameter variannya R 3.2.1 dengan package VGAM dengan
menggunakan syntax program vector
Untuk
sama,α dalam
mendekati nolbinomial
maka model binomial menggunakan syntax program vector generalized
regresi negatif varians generalized linier model (vglm)27. Software
negatif akan
kondisional mendekati
𝑉𝑉(𝑦𝑦𝑖𝑖 |𝜇𝜇𝑖𝑖 ) = 𝛼𝛼 + 𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖Berbeda
model poisson. 2
akan linier
dan package tersebut merupakan open package
model (vglm)25. Software dan source
dengan regresi poisson yang mengasumsikan rata- tersebut merupakan open source sehingga
sehingga dapat digunakan siapapun secara dapat
melebihi rata-rata kondisionalnya 𝐸𝐸(𝑦𝑦𝑖𝑖 |𝜇𝜇𝑖𝑖 ) =
rata dan variannya sama, dalam regresi binomial digunakan siapapun secara gratis. Hasil
gratis. Hasil estimasi model ditunjukkan estimasi
𝜇𝜇𝑖𝑖 .
negatif varians
Samakondisional
halnya dengan V(yi |μi model
)= α+αμi2 akan
poisson, model
dalam ditunjukkan dalam
tabel dibawah ini:tabel dibawah ini:
melebihi rata-rata kondisionalnya E(yi |μi)= μi.
dari model binomial negatif diatas nilai 𝑦𝑦𝑖𝑖 Tabel
Tabel 1. Hasil
1. Hasil Estimasi
Estimasi Koefisien
Koefisien Regresi
Regresi Zero-
nya Sama masihhalnya
bisa dengan
mengandung model poisson, dari
nol. Apabila
model binomial negatif diatas nilai yi nya masih Zero-Truncated
Truncated Poisson Poisson
dalam suatu observasi nilai 𝑦𝑦𝑖𝑖 = 0 tidak Variabel Koefisien Standar
Standarerror
error P-value
bisamuncul mengandung
maka akan nol.lebih
Apabila dalam
baik jika suatu
digunakan
Variabel Koefisien P-value
observasi nilai y i = 0 tidak muncul maka akan Intercept
Intercept -12,4
-12,4 0,4586
0,4586 2x10 -16
2x10-16
distribusi zero-truncated binomial negative12. Suhu tertinggi 0,1896 9,85x10-3 -3 2x10-16
lebih
Jika baik
Yijika digunakan zero-truncated
berdistribusi distribusi zero-truncated
binomial Suhu tertinggi 0,1896 9,85x10 2x10-16
Suhu terendah 0,4212 1,7998x10-2 2x10-16
binomial negative.
negative mana Yi akan
23
Jika Yi berdistribusi zero-
memiliki model -4 -2 -16
Curah
Suhuhujan
terendah 9,31x10
0,4212
-3
8,015x10
1,7998x10 2x10
2x10-16
truncated binomial negative mana Yi akan
sebagai berikut Log-likelihood:
Curah hujan-3361.098
9,31x10-3 8,015x10-4 2x10-16
memiliki model sebagai berikut
Log-likelihood: -3361.098
(𝑁𝑁𝑁𝑁)
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑍𝑍𝑍𝑍 (𝑌𝑌𝑖𝑖 = 𝑦𝑦𝑖𝑖 |𝑦𝑦𝑖𝑖 > 0, 𝜇𝜇𝑖𝑖 , 𝛼𝛼) = Hasil estimasi tehadap model
𝑃𝑃𝑃𝑃((𝑁𝑁𝑁𝑁) (𝑌𝑌
) =𝑦𝑦 |𝜇𝜇 )
Hasil regresi
menggunakan estimasizero-truncated
tehadap poisson
model
(𝑖𝑖 𝑖𝑖 𝑖𝑖 |
1−𝑃𝑃𝑃𝑃 (𝑁𝑁𝑁𝑁) (𝑌𝑌𝑖𝑖 =0𝑖𝑖 |𝜇𝜇𝑖𝑖 )
) (6)
(6) menggunakan regresi
menunjukkan bahwa zero-truncated
suhu tertinggi, poisson
suhu
(𝑁𝑁𝑁𝑁)
( )( | ) menunjukkan bahwa suhu tertinggi,
terendah, dan curah hujan signifikan dalam suhu
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑍𝑍𝑍𝑍 (𝑌𝑌𝑖𝑖 = 𝑦𝑦𝑖𝑖 |𝑦𝑦𝑖𝑖 > 0, 𝜇𝜇𝑖𝑖 , 𝛼𝛼) =
( ) terendah, dan
menjelaskan curah hujan
banyaknya signifikan
penderita DBD di dalam
DKI
( −1
| )
(𝛤𝛤(𝑦𝑦𝑖𝑖 +𝛼𝛼−1 )/𝛤𝛤(𝛼𝛼 −1 )𝑦𝑦𝑖𝑖 !)(𝛼𝛼 −1 /(𝛼𝛼−1 +𝜇𝜇𝑖𝑖 ))𝛼𝛼 (𝜇𝜇𝑖𝑖 /(𝛼𝛼−1 +𝜇𝜇𝑖𝑖 ))𝑦𝑦𝑖𝑖
1−(1+𝛼𝛼𝜇𝜇𝑖𝑖 )−𝛼𝛼
−1 (7) menjelaskan banyaknya penderita DBD
Jakarta. Hal ini berdasarkan nilai p-value dari di
( ) DKI Jakarta. koefisien
masing-masing Hal ini regresi
berdasarkan nilai p-
yang mempunyai
( | ) value dari masing-masing koefisien regresi
(7) nilai kurang dari taraf nyata 10%. Kemudian
( )( setelah dilakukan uji signifikansi koefisien regresi
| )
selanjutnya dilakukan uji asumsi untuk melihat
( )( | ) apakah pada model ini terjadi overdispersion atau
tidak. Untuk menguji apakah terjadi overdispersi
136

165
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 3, September 2017: 161 - 168

pada regresi zero-truncated poisson maka perlu digunakan)


untuk me-run data menggunakan regresi zero- • H1: Parameter overdispersi signifikan (model
truncated negative binomial terlebih dahulu. zero-truncated negative binomial cocok
Selanjutnya dilakukan likelihood ratio test untuk digunakan)
melihat apakah parameter overdispersi signifikan • Statistik Uji
atau tidak. Ketika parameter overdispersi sigifikan G=-2[loglik(ztp)-loglik(ztnb)]
maka model yang sebaiknya digunakan adalah =-2[-3361.098 +698,3244]=5325,54
zero-truncated negative binomial. Berdasarkan output R didapatkan nilai p-value
yaitu 0
Zero-Truncated Negative Binomial • Wilayah kritis: tolak H0 jika G>χ20,1;1(=2,71)
Dalam mengestimasi koefisien regresi zero- atau jika jika p-value <α (=0,1)
truncated negative binomial, pada penelitian ini • Keputusan:Tolak H0 karena p-value < 0,1
menggunakan package program vectorgeneralized • Kesimpulan:
linier model (vglm) yang ada pada software R Dengan tingkat kepercayaan 90% dapat
3.2.1. Hasil estimasi model ditunjukkan dalam tabel disimpulkan bahwa parameter overdispersi
dibawah ini: signifikan, artinya model zero-truncated negative
binomial lebih cocok untuk digunakan.
Tabel 2. Hasil Estimasi Koefisien Regresi Zero- Berdasarkan kesimpulan dari likelihood
Truncated Negativ Binomial
ratio test bisa dikatakan bahwa model terbaik
Variabel Koefisien Standar error P-value
dalam menjelaskan pengaruh suhu dan curah
Intercept:1 -10,35421 2,0458 4,17x10-7 hujan terhadap jumlah penderita DBD di DKI
Intercept:2 0,779112 0,1200 8,65x10-11 Jakarta adalah model zero-truncated negative
Suhu tertinggi 0,140731 0,0414 6,71x10-4 binomial. Hal ini dikarenakan pada model zero-
Suhu terendah 0,400835 0,0814 8,38x10-7 truncated poisson terjadi pelanggaran asumsi
Curah hujan 0,007009 0,0038 0,063 (terjadi overdispersi). Sehingga model terbaik
Log-likelihood: -698,3244 dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

Hasil estimasi tehadap model menggunakan Ŷ=exp(-10,35421+0,140731X1+


regresi zero-truncated negative binomial 0,400835X2+0,007009X3) (9)
menunjukkan kesimpulan yang sama dengan hasil
pada regresi zero-truncated poisson bahwa suhu Dimana Ŷ adalah banyaknya penderita
tertinggi, suhu terendah, dan curah hujan signifikan DBD di DKI Jakarta, X1 adalah suhu tertinggi
dalam menjelaskan banyaknya penderita DBD di harian di DKI Jakarta, X2 adalah Suhu terendah
DKI Jakarta. Hal ini berdasarkan nilai p-value dari harian di DKI Jakarta, dan X3 adalah curah hujan
masing-masing koefisien regresi yang mempunyai harian di DKI Jakarta.
nilai kurang dari taraf nyata 10%.
Berdasarkan output, zero-truncated PEMBAHASAN
negative binomial mempunyai dua nilai intersep.
Hal ini berbeda dengan output zero-truncated Berdasarkan model terbaik yang diperoleh
poisson yang hanya memiliki satu nilai intersep. dapat dilihat bahwa suhu, baik tertinggi maupun
Nilai intersep kedua pada model binomial negatif terendah, dan curah hujan memiliki pengaruh
tersebut merupakan parameter overdispersi. Untuk positif terhadap jumlah penderita DBD di DKI
itu dilakukan likelihood ratio test untuk melihat Jakarta. Hal ini terlihat pada koefisien regresi
apakah parameter ini signifikan atau tidak. untuk suhu tertinggi, suhu terendah, dan curah
hujan yang bertanda positif.
Likelihood Ratio Test Berdasarkan nilai koefisien pada suhu
tertinggi, bisa dikatakan apabila suhu tertinggi
• Hipotesis pengujian: pada suatu hari meningkat 10C maka jumlah
H0: Parameter overdispersi tidak signifikan penderita DBD di DKI Jakarta akan bertambah
(model zero-truncated poisson cocok sebesar exp(0,140731) = 1,15 kali dengan asumsi

166
Deteksi Dini Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan ... (Muhammad Lutfi H.D. Jaya, at.al)

variabel lainnya tetap. Ini berarti ketika seharusnya dan curah hujan, keduanya memiliki pengaruh
ada 100 penderita DBD pada hari itu, maka akan yang positif terhadap bertambahnya penderita
ada penambahan jumlah penderita sebanyak 15 DBD di DKI Jakarta. Sebagaimana kita tahu
orang akibat peningkatan suhu tertinggi. bahwa faktor alam merupakan faktor yang tidak
Kemudian apabila suhu terendah pada bisa dikendalikan oleh manusia, begitupun dengan
suatu hari meningkat 10C maka jumlah penderita suhu dan curah hujan di DKI Jakarta. Akan tetapi,
DBD di DKI Jakarta akan bertambah sebesar suhu dan curah hujan dapat diprediksi, oleh karena
exp(0,140731) = 1,49 kali dengan asumsi variabel itu pemerintah diharapkan membuat suatu sistem
lainnya tetap. Ini berarti ketika seharusnya ada pencegahan manakala diperkirakan akan terjadi
100 penderita DBD pada hari itu, maka akan ada kenaikan jumlah penderita DBD berdasarkan
penambahan jumlah penderita sebanyak 49 orang model yang terbentuk pada penelitian ini. Metode
akibat peningkatan suhu terendah. yang peneliti usulkan bisa menjadi early warning
Selain itu, apabila curah hujan pada system bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta
suatu hari meningkat sebesar 1mm maka jumlah secara khusus dan pemerintah secara umum untuk
penderita DBD di DKI Jakarta akan bertambah mengambil kebijakan terkait dengan penanganan
sebesar exp(0,007008009) = 1,01 kali dengan DBD. Kerja sama antara dinas kesehatan selaku
asumsi variabel lainnya tetap. Ini berarti ketika pembuat kebijakan dan BMKG selaku peramal
seharusnya ada 100 penderita DBD pada hari itu, cuaca diperlukan guna penanganan masalah DBD
maka akan ada penambahan jumlah penderita secara tepat dan cepat di DKI Jakarta.
sebanyak 1 orang akibat peningkatan curah hujan
tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Ariati dan Anwar (2014) yang Penelitian ini merupakan pilot study yang
menyatakan bahwa suhu, curah hujan, dilakukan untuk membuat Early Warning System
dan kelembaban udara berpengaruh dalam DBD di Jakarta yang dilombakan pada kompetisi
memprediksi kejadian DBD di Jawa Barat.16 Selain data inovasi. Dan penulis mengucapkan terima
itu, Wu, Pei-Chih et al. (2007) menyatakan bahwa kasih kepada Global Pulse Jakarta, pemerintah
di Taiwan, faktor cuaca yang meliputi temperatur Korea sebagai sponsor kompetisi data inovasi,
dan kelembaban udara memiliki pengaruh yang sehingga penelitian ini mendapat Silver Medal.
signifikan terhadap perkembangan kasus demam Dan tak lupa juga ucapan terimakasih kepada
berdarah. Sehingga faktor cuaca dapat membantu teman-teman yang membantu penelitian ini.
untuk melakukan deteksi dini pada kasus demam
berdarah.26 DAFTAR RUJUKAN
Kemudian, jika dibandingkan dengan
negara tetangga, yakni Malaysia, terdapat kesamaan 1. WHO. (2016). Dengue and Severe Dengue.
faktor yang memengaruhi perkembangan kasus Fact Sheet. (Internet). 2016. Tersedia dari
demam berdarah, yakni suhu dan curah hujan. Hal http://www.who.int/mediacentre/factsheets/
ini terbukti dari penelitian Cheong, Yoon Ling et fs117/en/ [diunduh 1 juni 2017 jam 11.24]
al. (2013) yang menyatakan bahwa suhu minimum, 2. Brady, et al. Refining the Global Spatial Limits
curah hujan dan kecepatan angin memiliki pengaruh of Dengue Virus Transmission by Evidence-
terhadap perkembangan kasus demam berdarah, Based Consensus. PLoS Neglected Tropical
dimana suhu minimum dan curah hujan memiliki Diseases. 2016. 6 (2)
pengaruh positif yang besar sedangkan kecepatan 3. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela
angin memiliki pengaruh negatif.27 Epidemiologi (Demam Berdarah Dengue).
2010.
KESIMPULAN 4. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Menkes;2015
Faktor-faktor cuaca yang signifikan 5. Kristina, Isminah, Wulandari L. Kajian
memengaruhi jumlah penderita DBD di DKI Masalah Kesehatan.: Demam Berdarah
Jakarta adalah suhu dan curah hujan. Baik suhu Dengue. Jakarta: Balitbangkes;2004

167
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 3, September 2017: 161 - 168

6. Gubler, Duane J. Dengue/Dengue Haemorrhagic 18. Huang X, Williams G, Clements ACA,


Fever: History and Current Status. New Hu W (2013) Imported Dengue Cases,
Treatment Strategies for Dengue and Other Weather Variation and Autochthonous
Flaviviral Diseases, 3-22. Chichester: John Dengue Incidence in Cairns, Australia. PLoS
Wiley & Sons; 2006 ONE 8(12): e81887. doi:10.1371/journal.
7. Schmidt W-P, Suzuki M, Dinh Thiem V, White pone.0081887.
RG, Tsuzuki A, Yoshida L-M, et al. Population 19. Aldrian, E, Budiman, dan Mimin Karmini.
Density, Water Supply, and the Risk of Dengue Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Fever in Vietnam: Cohort Study and Spatial Indonesia. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas
Analysis. PLoS.2011. Med 8(8): e1001082. Udara Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan
doi:10.1371/journal. pmed.1001082 Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
8. Badan Pusat Statistik (BPS). Statistik Indonesia Jakarta;2019
2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik;2015 20. Ginanjar, Genis. Demam Berdarah: A Survival
9. Badan Pusat Statistik. Komuter DKI Jakarta Guide. Yogyakarta: B-first;2008
Tahun 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik 21. Myers, Raymond H., Douglas C. Montgomery,
;2015 G. Geoffrey Vining, and Timothy J. Robinson.
10. Gratz dan Knudsen. The Rise and Spread of (2010). Generalized Linear Models with
Dengue, Dengue Haemorrhagic Fever and Its Application in Engineering and the Sciences
Vectors: A Historical Review (Up to 1995). (Second Edition). Canada: John Wiley & Sons.
Geneva: WHO;1996 22. Utami, Tiani Wahyu. Analisis Regresi Binomial
11. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Negatif untuk Mengatasi Overdispersion
Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Menkes;2014 Regresi Poisson pada Kasus Demam
12. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Berdarah Dengue. Jurnal Statistik, Universitas
Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Menkes;2013 Muhammadiyah Semarang.2013;1(2)
13. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan 23. Liu, X., M.R. Saat, X. Qin, C.P.L. Barkan
Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Menkes;2011 (2013).Analysis of U.S. freight-trainderailment
14. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan severity using zero-truncated negative
Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Menkes;2012 binomial regression and quantileregression.
15. Sartika N. Regresi Binomial Negatif sebagai Accident Analysis and Prevention 59: 87–93.
Model Alternatif untuk Menghindari Masalah 24. Cameron. A. Colin, Trivedi. Pravin. K,
Overdispersi pada Regresi Poisson (Studi Regression Analysis of Count Data (Second
Kasus : Penderita Demam Berdarah Dengue Edition). New York: Cambridge University
(DBD) Kota Bogor Tahun 2008) Bogor: Press; 2013
Departemen Statistika, Institut Pertanian 25. Yee, T. W., & Yee, M. T. (2017). Package
Bogor;2015 ‘VGAM’.
16. Ariati, Jusniar dan Anwar, Athena. Model 26. Wu, Pei-Chih, Guo, How-Ran, Lung, Shih-
Prediksi Kejadian Demam Berdarah Chun; Lin, Chuan-Yao, Su, Huey-Jen.
Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Iklim (2007). Weather as an effective predictor for
di Kota Bogor, Jawa Barat. Bul. Penelit. occurrence of dengue fever in Taiwan. Acta
Kesehat;2014:42(4) Tropica pg 50-57.
17. Maria, Margareta Sintorini. Pengaruh 27. Cheong, Yoon Ling; Burkart, Katrin; Leitao,
Iklim terhadap Kasus Demam Berdarah Pedro J. Assesing Weather Effects on Dengue
Dengue. Jurnal Kesehatan Masyarakat Disease in Malaysia. Lakes Tobia. Int. J
Nasional;2007:2(1) Environment; 2013

168

You might also like