You are on page 1of 10

PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK DALAM


PERANCANGAN SEKOLAH ALAM BARUNA BAHARI
Maria Veronica Gandha1, Hedista Rani Pranata2
1
Dosen Tetap Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara
2
Mahasiswa Stupa 8.19 Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara
e-mail: mariag@ft.untar.ac.id

ABSTRACT

Low knowledge of Indonesian children about their natural realm, especially in the maritime field, indicates the
Indonesian educational curriculum is centered on teachers and textbooks without any direct interaction with the
object of learning. This fact is an irony for Indonesia which is seizing back its maritime glory. Uplifting this
maritime field in Indonesia could be a big challenge and difficult. It takes passion from generation to generation,
not only from the government. Elementary school became the most significant point for Indonesian youth mental
revolution. Besides children spend more time in school, apparently adult’s intelligence capabilities are rapidly
growing at the age of 6-12 years. This golden era comes only once, so not to be missed. Therefore, Baruna Bahari
Nature School intends to cultivate the spirit and love of their nature, particularly in the maritime field. With
examination of children development aspects and some surveys of primary schools in Jakarta and elsewhere, this
project is resulting in a natural school design that allows learners to freely explore, along with a slight
deconstructed typology of general elementary school in Indonesia. The harmony of exterior and interior creates
limitless space, with deep consideration to physical, cognitive, social, and emotional aspects in children, so that
students have a high fighting spirit, active, and creative.

Keywords: children, design, Indonesia, maritime, nature, school.

ABSTRAK

Keterbelakangan pengetahuan anak-anak Indonesia tentang alam Indonesia, khususnya di bidang maritim,
setidaknya disebabkan oleh kurikulum pendidikan yang masih terpusat pada guru dan buku teks tanpa interaksi
langsung dengan objek pembelajarannya. Fakta ini menjadi ironi bagi negara Indonesia yang sedang dalam
perjalanan untuk merebut kejayaan maritimnya kembali. Membangkitkan semangat maritim bangsa Indonesia
adalah tantangan besar dan sulit dijawab dalam waktu singkat. Dibutuhkan warisan semangat dari generasi ke
generasi, bukan hanya dari pemerintah. Pendidikan dasar di sekolah menjadi titik yang paling signifikan untuk
revolusi mental generasi muda Indonesia. Selain anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah, rupanya
kapabilitas kecerdasan orang dewasa berkembang pesat pada usia 6-12 tahun. Masa emas ini hanya datang
sekali, sehingga sayang untuk dilewatkan. Oleh karena itu, Sekolah Alam Baruna Bahari berniat untuk memupuk
semangat cinta alam tanah air, khususnya di bidang maritim, kepada bibit penerus bangsa. Penulis mengkaji
tentang aspek perkembangan anak serta melakukan survei terhadap sekolah-sekolah dasar yang ada di Jakarta
dan tempat lain, sehingga menghasilkan sebuah perancangan sekolah alam yang memungkinkan peserta didik
untuk bebas bereksplorasi, serta sedikit mendekonstruksi tipologi sekolah dasar pada umumnya. Perancangan
tersebut menghasilkan interaksi ruang luar dan ruang dalam tanpa batas, dengan memperhitungkan aspek
psikomotorik, kognitif, sosial, dan emosional pada anak, sehingga peserta didik memiliki jiwa juang tinggi, aktif,
dan kreatif.

Kata kunci: anak, Indonesia, maritim, perancangan, sekolah alam.

I. PENDAHULUAN tropis mencapai 162 juta hektar. Lahan


hutan terluas itu ada di Papua (32,36 juta
Dua pertiga luas wilayah Indonesia hektar luasnya). Kemudian hutan
adalah laut. Pemerintah sadar akan potensi Kalimantan (28,23 juta hektar), Sumatera
ini dan sedang mengupayakan untuk (14,65 juta hektar), Sulawesi (8,87 juta
mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai hektar), Maluku dan Maluku Utara (4,02
“Poros Maritim Dunia”. Selain memiliki juta hektar), Jawa (3,09 juta hektar), serta
lautan yang luas, Indonesia yang juga Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta hektar)
terkenal dengan sebutan negeri gemah ripah [1]. Namun dalam 50 tahun terakhir telah
loh jenawi juga mempunyai kawasan hutan

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 94


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

berkurang menjadi 98 hektar. Untuk didik secara langsung, sehingga peserta


mempertahankan kelestarian dan kekayaan didik kesulitan untuk mendapatkan
alam Indonesia dibutuhkan warisan pemahaman utuh terhadap apa yang mereka
semangat dari generasi ke generasi, bukan pelajari. Selain itu, mata pelajaran dan
hanya dari pemerintah. Akan tetapi, sektor keterampilan yang diajarkan di sekolah
pendidikan dan pembinaan generasi muda belum sepenuhnya relevan/dibutuhkan
belum mendapatkan perhatian maksimal peserta didik. Hal ini menyebabkan beban
sebagai media sosialisasi kesadaran pelajaran yang berat, sehingga anak sangat
memelihara dan kecintaan terhadap alam. disibukkan dengan sekolah dan tidak
Pengetahuan mereka akan potensi alam memiliki waktu untuk mengeksplorasi diri
terbatas karena sistem pendidikan di dan lingkungan sekitarnya. Padahal
Indonesia yang menitikberatkan pada Indonesia sebagai negara kepulauan
elemen kurikulum yang memakai system memiliki banyak sekali potensi alam yang
pembelajaran di dalam kelas. Kini sudah menarik untuk dijadikan pembelajaran dan
waktunya sistem pendidikan di Indonesia dikenalkan kepada peserta didik sejak dini.
mengalami modifikasi yang menjawab
kebutuhan mereka. Jika pendidikan tentang Pendidikan dasar (1-6 SD) menjadi
jati diri sebagai negara dengan kekayaan titik yang paling signifikan untuk revolusi
alam yang besar. tak pernah dikenalkan mental generasi muda Indonesia.
kepada calon penerus bangsa, maka Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50%
Indonesia tidak akan pernah menjadi Negara kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah
yang kuat dan mandiri dalam memelihara terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80%
dan mengembangkan potensi alamnya. telah terjadi perkembangan yang pesat
Untuk memastikan efektivitas tentang jaringan otak ketika anak berumur 8
pendidikan di Indonesia, penulis melakukan tahun dan mencapai puncaknya ketika anak
proses wawancara (dipilih secara random) berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun
anak yang sedang bersekolah di sekolah dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan
dasar kelas 1-6 SD (SDK. Penabur 10). berpengaruh terhadap perkembangan
Ironis, mereka tidak tahu bahwa dulu kognitif [2]. Periode emas ini hanya datang
Indonesia sangat jaya di bidang maritim, satu kali, waktu yang sangat tepat untuk
bahkan, mereka tidak tahu garam dapur membekali generasi muda Indonesia dengan
yang biasa mereka konsumsi terbuat dari warisan semangat meraih kejayaan maritim.
apa. Keterbelakangan kualitas pendidikan di Tentunya dengan cara yang lebih menarik
Indonesia ini setidaknya disebabkan oleh dan sesuai dengan perkembangan anak.
dua hal. Pertama, kurikulum pendidikan
masih terpusat pada guru dan buku teks. Terdapat 3 aspek perkembangan
Peserta didik jarang memiliki interaksi atau anak, yaitu: aspek fisik/psikomotorik,
koneksi langsung dengan objek kognitif, dan sosial/emosional [3]. Adapun
pembelajarannya. Untuk sebagian besar keterlibatan dan interaksi alam dengan
sekolah di Indonesia, dunia di luar gedung proses belajar anak sangat mempengaruhi
sekolah tidak diperkenalkan kepada peserta perkembangan ketiganya.

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 95


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

Gambar 1. Interaksi anak dengan lingkungan terbuka.


Sumber: Designing Outdoor Environments For Children (2006)

Namun diagram waktu di atas (pengamatan langsung, namun tidak


menunjukkan interaksi anak dengan alam terlibat), serta symbol-simbol (objek
terbuka semakin menurun dari tahun ke pengamatan diwakili oleh hal-hal
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh tertentu, seperti film, gambar, dsb).
perkembangan kota, tingkat urbanisasi yang Metode ini diterapkan pada konsep
tinggi, dan perkembangan teknologi yang perancangan yang terbuka dan adanya
mempengaruhi jenis aktifitas anak. Aktifitas interaksi dengan alam. Hubungan antara
di dalam rumah atau di dalam ruang tertutup ruang dalam dan luar juga
seperti bermain games, menonton tv memungkinkan adanya proses belajar
meningkat pesat. Hal ini juga didasari oleh dengan pengenalan objek alam secara
persepsi masyarakat akan ‘pentingnya’ langsung.
media elektronik untuk meningkatkan status
sosial dan kemudahan yang didapat seperti b. Physical Development 15% anak usia 6-
anak nonton atau bermain games berarti 19 tahun pada tahun 2003 mengalami
anak dapat diam tidak mengganggu obesitas dan kelebihan berat badan di
kesibukkan orang tua. Sangat disayangkan, Amerika Serikat. Data statistik ini terus
padahal sesungguhnya alam memiliki bertambah dan mulai merambah ke
kemampuan untuk mengajar, negara lainnya. Interaksi dengan alam
menyembuhkan, dan membentuk anak. memacu penyaluran energi anak ke
Sebaliknya pengaruh media elektronik aktivitas-aktivitas yang lebih sehat
justru dapat merusak anak dan menjadikan sehingga membantu perkembangan fisik
mereka lebih agresif dan emosional bahkan yang lebih optimal. Konsep perancangan
tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran. yang terbuka, penggunaan jalur sirkulasi
ramp, jaring, dan penggunaan perabotan
II. METODE PERANCANGAN yang multifungsi ‘mengharuskan anak
untuk bergerak, berkreasi, bereksplorasi
Aspek perkembangan anak, menjadi dan beraktifitas fisik secara bebas
tolak ukur yang paling diperhitungkan
dalam perancangan Sekolah Alam Baruna
Bahari. Aspek perkembangan anak tersebut c. Emotional/Affection Development Anak
terdiri dari: usia 8-11 cenderung tertarik untuk
mengeksplorasi ruang luar di sekitar zona
a. Cognitive Development Perkembangan nyamannya. Alam menginspirasi anak
kognitif dapat diterapkan dengan 3 cara, untuk merasakan kebahagiaan, keceriaan,
yaitu direct (pengamatan langsung dan dan rasa ingin tahu. Selain itu, alam pun
keterlibatan langsung), indirect juga mengajarkan anak tentang rasa
takut, waspada, dan tantangan. Hal-hal

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 96


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

ini sangat penting untuk pengasahan belajar” yang baik bukan memperhitungkan
afektif anak. Salah satu permasalahan salah satu aspek saja, namun kombinasi
dari emosional seorang anak adalah ketiga aspek tersebut. Tidak hanya di ruang
karena kurangknya aktifitas fisik dan luar atau ruang dalam, bahkan lebih baik
eksploratif yang dibutuhkan untuk pemisah antar ruang ditiadakan, sehingga
perkembangan mentalnya. Dalam peserta didik bebas mengeksplorasi dan
perancangan Sekolah Alam Baruan tidak terkurung oleh dinding beton empat
Bahari ini eksplorasi dan interaksi alam sisi.
dapat mengembangkan sisi mental anak
usia 8-11. Ruang yang tercipta ‘atas’ Eksplorasi yang baik dari anak-anak
(atap) dan ‘bawah’ (ramp) juga didapat adalah ketika mereka menggunakan seluruh
dengan kebutuhan anak untuk cenderung indera mereka untuk mengalaminya dan
menyendiri dan bersembunyi jika mencari hubungannya dengan sesuatu yang
memang sedang membutuhkan zona lain. Untuk membuat mereka berani
privat, dan berada di atas pohon atau atap bereksplorasi dengan seluruh indera mereka,
akan membuat anak lebih percaya diri maka kita harus membuat mereka merasa
[4]. nyaman di ruang tersebut. Karena ketika
mereka merasa nyaman dengan sekitarnya,
Ketiga aspek ini tidak dapat mereka akan mulai meraba, mendengar,
dipisahkan, melainkan hubungan ketiganya memperhatikan, entah itu material ataupun
sangat erat, sehingga perancangan “ruang kejadian yang terjadi di sekitar mereka.

Tabel 1. Tabel perkembangan pembelajaran dan penerapan aspeknya sesuai dengan tingkat
kelas pendidikan.

Kenyamanan ruang untuk anak juga menerangkan terdapat lingkaran utama yang
dipengaruhi oleh karakter psikologis anak. berbeda dalam kehidupan anak-anak, yaitu
Pada usia yang berbeda, terdapat juga aspek lingkungan sekolah, rumah dan institusi
perkembangan yang berbeda, misalnya untuk rekreasional laniinya. Tiga titik ini
anak usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) yang paling merupakan tempat untuk anak-anak yang
berkembang adalah aspek emosionalnya. dirancang oleh orang dewasa termasuk
Sedangkan untuk usia 11-12 tahun (6 SD) arsitek di dalamnya, atau disebut sebagai
mengalami puncak perkembangan aspek ‘places for children’ [5]. Tempat untuk anak
kognitif. Karakter psikologis ini digunakan belajar dan mendapatkan pengajaran dapat
untuk merancang ruang yang tepat bagi anak- melibatkan lingkungan sekitar sekolah
anak. sebagai media untuk belajar dengan
Konsep perancangan Sekolah Baruna perancangan yang aman dan nyaman bagi
Bahari harus dapat membuktikan bahwa peserta didik. Dimana ruang belajar ini
ruang dalam bangunan atau ruang kelas dapaat dirasakan sebagai ‘ruang’
bukan hanya satu-satunya wadah anak untuk sesungguhnya untuk diri anak, sehingga anak
melakukan kegiatan belajar mengajar. Pada bebas berekplorasi, berekspresi dalam
Bukunya Children’s Places, Rasmussen pendidikannya. Ketika seorang anak

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 97


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

merasakan ikatan emosi pada ruag indera juga diterapkan ke seluruh aspek
‘belajarnya’ maka perkembangan fisik dan ruang dengan varasi aktivitas. Penentuan
kognitifnya akan berkembang jauh lebih fasilitas dan ruang-ruang yang dibutuhkan
cepat dan maksimal [6]. Aspek mengacu pada kurikulum 2013, dengan
perkembangan anak dan perkembangan muatan sebagai berikut:

Tabel 2. Materi Muatan Pendidikan di Sekolah Alam Baruna Bahari.

Tabel 3. Kaitan topik dengan pembelajaran secara nyata, dengan memperhitungkan aspek
perkembangan anak.

Kegiatan yang mempunyai III. HASIL DAN PEMBAHASAN


kemiripan kebutuhan akan digabungkan
untuk meningkatkan efektivitas dan variasi Gubahan massa diambil dari
aktivitas anak. kecenderungan anak-anak kelompok middle
childhood yang sering melakukan pola

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 98


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

pergerakkan sirkular bebas. Dengan dalam tapak. Tidak hanya secara horizontal,
memperhitungkan peta pohon existing pada namun juga vertikal. Pemanfaatan tapak pun
tapak (tanpa menghilangkannya), pola tidak terbatas, massa juga melibatkan sungai
sirkular ini diaplikasikan dan disesuaikan ke di bagian depan tapak (sebagai waterfront).

Gambar 2. Langkah Proses Gubahan Massa Awal.


Sumber: Tugas Stupa 8

Kemudian pola sirkular tersebut Ruang di bawah bidang tersebut


diterjemahkan secara organik (tidak tanpa dinding pemisah yang solid dan
berartuaran seperti pola alam) menjadi permanen, memungkinkan anak lebih bebas
sebuah bidang yang saling menyambung, lagi untuk bergerak, bereksplorasi ke sekitar
diselingi dengan keberadaan pepohonan tapak tanpa adanya hambatan. Sirkulasi
existing. Bidang tersebut diangkat dan diberi vertikal dibuat menggunakan ramp untuk
kontur pada beberapa bagian. Bidang yang meleburkan batas ruang atas dan bawah.
terangkat ini menjadi atap sekaligus lantai
dan menciptakan ruang di bawahnya.

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 99


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

Gambar 3. Langkah Proses Gubahan Massa Akhir.


Sumber: Tugas Stupa 8

Gambar 4. Zoning Sekolah Alam Baruna Bahari


Sumber: Tugas Stupa 8

Pada bagian lantai dasar, terdapat digunakan untuk tempat penyimpanan,


ruang-ruang kelas yang disusun melingkar, panggung, atau meja belajar. Dengan
agar bentuknya lebih dinamis. Selain itu menyusun kotak ini setiap hari, anak-anak
bentuk yang melingkar ini memaksimalkan dapat memaksimalkan perkembangan
interaksi antara bangunan dengan alam yang kognitif dan psikomotorik. Ruang
lebih luas dan efektif dibandingkan dengan administrasi, ruang guru, dan ruang kepala
bentuk kotak yang cenderung kaku dan sekolah dikelompokkan pada satu titik. Pola
repetitif. Penggunaan koridor juga melingkar ini juga memudahkan para guru
ditiadakan, sehingga menciptakan ruang untuk mengontrol situasi secara
komunal yang lebih besar untuk interaksi menyeluruh. Bagian tengah dimanfaatkan
antar anak, guru dan alam menjadi lebih cair sebagai green playing area, khususnya untuk
dan spontan. [7] Ruang kelas dirancang anak usia 6-8 tahun, karena tingkat
tanpa kursi dan meja konvensional, hanya keamanan dan pengawasannya lebih tinggi.
ada kotak kayu yang multifungsi, dapat

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 100


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

Gambar 5. Sketsa Green Playing Area (age 8-12)


Sumber: Tugas Stupa 8

Ruang bermain hijau yang Di sisi lain terdapat ruang


diperuntukkan anak usia 8-12 tahun perpustakaan yang juga digunakan sebagai
dilengkapi dengan perabot outdoor yang ruang audiovisual. Tata ruang dibuat
mengasah keterampilan motorik kasar anak. fleksibel, dan bisa diubah sesuai dengan
Mereka bebas menata dan ‘menguasai’ kebutuhan kegiatan belajar mengajar. Dari
arena permainan dan bermain panjat tebing, ruang ini juga terdapat akses langsung
arena pasir, flying fox, gua, serta lapangan menuju ruang kesenian, tempat peserta didik
untuk berksplorasi dan menjelajah. Tempat melakukan kegiatan-kegiatan seni,
bermain ini juga ditata sedemikian rupa khususnya yang bersifat pertunjukkan
sehingga memungkinkan terjadinya proses /performance.
belajar mengajar di ruang terbuka.

Gambar 6. Potongan perspektif Sekolah Alam Baruna Bahari.


Sumber: Tugas Stupa 8

Bagian lantai atas dimanfaatkan kontak fisik secara langsung dengan alam
untuk ruang terbuka anak-anak dan dapat secara bebas. Ruang terbuka ini terhubung
digunakan untuk fungsi kelas dengan langsung dengan jembatan yang tersambung
suasana yang berbeda, upacara, bermain, dengan atap hijau, di mana terdapat bank
dan sebagainya. Void di tengah tidak tanaman. Pada bank tanaman ini para
menggunakan railing, namun menggunakan peserta didik dapat banyak belajar mengenai
safety net, sehingga anak-anak dapat tumbuh-tumbuhan obat dan terlibat dalam
pengalaman material yang berbeda-beda, pembudidayaannya. Pada bagian bawah
serta memungkinkan anak mendapatkan bank tanaman, tepat pada waterfront

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 101


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

terdapat laboratorium yang menyimpan dock yang memungkinkan anak untuk


berbagai koleksi hasil laut untuk dipelajari. belajar sambal naik perahu
Laboratorium ini juga terintegrasi dengan atau bahkan mengemudikan perahu.

Gambar 7. Pola sistem sirkulasi Sekolah Alam Baruna Bahari dengan mempertimbangkan
perkembangan psikomotorik peserta didik.
Sumber: Tugas Stupa 8
Seperti pada diagram di atas, V. DAFTAR PUSTAKA
sirkulasi pada Sekolah Alam Baruna Bahari
dibuat sirkular dan organis, memungkinkan [1]. Yudhono, J. (2015), Sebelum Hutan
anak untuk memaksimalkan perkembangan Menjadi Kenangan, Nasional.
psikomotorik sambil menyalurkan kompas.com
energinya. Selain itu, setiap kelas juga [2]. Haryanto, S., (2012), Pentingnya
memiliki akses langsung dan bebas ke ruang Pendidikan Anak Usia Dini.
luar. http://belajarpsikologi.com/pentingnya
-pendidikan-anak-usia-dini/ [Diakses 3
IV. KESIMPULAN 3 2015].
[3]. Tai, L., Haque, M. T., McLellan, G. K.
Aspek perkembangan anak (fisik, & Knight, E. J., (2006), Designing
kognitif, emosional, dan sosial) dapat Outdoor Environments for Children.
diterapkan dalam suatu arsitektur sekolah. 1st ed. New York: McGraw Hill
Interaksi langsung dengan alam serta [4]. Bachelard, G. (1994), The Poetics of
pengembangan seluruh indera anak Space, Beacon Press, Boston
membuat pembelajaran menjadi lebih [5]. Rasmussen, Kim. (2004), Places for
efektif. Eksplorasi fisik pada usia dini di Children – Children’s Places.
lingkungan alam juga dapat menjadikan Denmark: Roskilde
anak mempunyai kemandirian intelektual [6]. Korpela, K. (2001),Restorative
yang lebih tinggi pada usia remajanya. [8]. Experience, Self-Regulation, And
Dengan menghasilkan bibit-bibit penerus Children’s Place Preferences. Journal
bangsa yang memiliki jiwa juang tinggi, of Environmental Psychology.
aktif, kreatif, dan cinta alamnya, maka [7]. Hertzberger, Herman. (2008). Space
Indonesia memiliki peluang besar menjadi and Learning. Rotterdam: 010
negara poros maritim yang kuat dan Publishers.
berkelanjutan. [8]. Dudek, Mark. (2005), Children’s
Spaces. MA: Architectural Press.

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 102


PENERAPAN ASPEK PERKEMBANGAN … (MARIA VERONICA GANDHA, DKK)

JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 11 NO. 1 MARET 2015 103

You might also like