You are on page 1of 15

Manajemen Konflik Agraria Studi Kasus Desa Tangun Kecamatan Bangun Purba

Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2012-2013


Oleh:
Rangga Pati Liandra
Email: Ranggajoe4@gmail.com
Pembimbing: Drs. Raja Muhammad Amin, M.Si

Jurusan Ilmu Pemerintahan ± Prodi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau

Kampus bina widya jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax.
0761-63277

Abstract
In human life it is known that the land will not be separated from all human behavior
because the land itself is a place for people to live and continue his life. Therefore, the land
becomes a thing that is required by every member of society, so often there is a dispute
between neighbors. In the Customary Law, this land is a very important issue. The
relationship between man and the land very closely, because the land as a human being to
live and continue his life.
In this study the authors used qualitative research methods. Qualitative research is
used in normal circumstances (natural setting) and data collected are generally qualitative.
This qualitative research methods to understand and interpret the meaning of an event
interaction of human behavior in a particular situation from the perspective of their own
research.
In 2010, a meeting between residents, PT. SSL, local officials and police. It aims to
find the best solution so that this conflict can be resolved with good and peaceful. But over
time until now there is no progress regarding this conflict. Only ever made by the community
for the winning team Tangun village customary land is
Problems that occur in dispute rural areas in Riau province are common and quite
complicated because both sides are fighting over land has a special reason and we can not
judge who is wrong directly. Because those who entrusts the land is the owner of the land,
and those who have been entrusted to maintain, care for, and also uses the land within a
certain period.

Keywords: Conflict Management, Agricultural, Village Tangun

PENDAHULUAN menjalani dan melanjutkan hidupnya. Oleh


karena itu tanah menjadi suatu hal yang
Dalam kehidupan manusia diketahui dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat,
bahwa tanah tidak akan terlepas dari segala sehingga sering terjadi sengketa diantara
tindak tanduk manusia itu sendiri sebab sesamanya. Di dalam Hukum Adat, tanah ini
tanah merupakan tempat bagi manusia untuk

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 1


merupakan masalah yang sangat penting. permasalahan dalam penelitian ini adalah
Hubungan antara manusia dengan tanah VHEDJDL EHULNXW ³%DJDLPDQDNDK PDQDMHPHQ
sangat erat, karena tanah sebagai tempat konflik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
manusia untuk menjalani dan melanjutkan 5RNDQ +XOX GL 'HVD 7DQJXQ"´
kehidupannya.
Khususnya Indonesia. indonesia TUJUAN DAN MANFAAT
merupakan negara agraris, sehingga tidak PENELITIAN
jarang konflik yang terjadi di Indonesia
adalah konflik dalam hal memperebutkan Adapun penelitian ini dilaksanakan
tanah sebagai salah satu lahan produksi yang dengan beberapa tujuan yang ingin dicapai
menunjang kehidupan manusia dan sebagai berikut : Untuk mengetahui Peran
merupakan salah satu faktor penentu pemerintah dalam Manajemen Konflik
kesejahteraan masyarakat di dalam suatu Tanah Ulayat di Desa Tangun Kecamatan
negara. Bangun Purba? Dengan harapan dapat
Hal ini mengindikasikan bahwa tanah memberikan beberapa manfaat baik secara
merupakan benda tidak bergerak yang teoritis maupun secara praktis, antara lain:
memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi
dan rawan memunculkan konflik maupun 1.1 Secara teoritis
sengketa. Berbagai sengketa pertanahan di Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Indonesia telah mendatangkan berbagai bermanfaat dalam memberikan masukan
dampak baik sosial, ekonomi dan untuk penambahan ilmu pengetahuan,
lingkungan. Secara ekonomis sengketa itu khususnya dibidang hukum pertanahan atau
telah memaksa pihak yang terlibat untuk agraria, yang dapat digunakan oleh pihak
mengeluarkan biaya. yang membutuhkan sebagai bahan kajian
Semakin lama proses penyelesaian ilmu pengetahuan hukum pada umumnya
sengketa itu, maka semakin besar biaya yang dan ilmu hukum bidang pertanahan pada
harus dikeluarkan. Dalam hal ini dampak khususnya.
lanjutan yang potensial terjadi adalah 1.2 Secara praktis
penurunan produktivitas kerja atau usaha, Hasil penelitian ini diharapkan dapat
karena selama sengketa berlangsung, pihak- memberi masukan kepada masyarakat, aparat
pihak yang terlibat harus mencurahkan pemerintah yang terkait dengan masalah
tenaga dan pikirannya serta meluangkan sengketa pertanahan, aparat penegak hukum
waktu secara khusus terhadap sengketa yang berwenang secara hukum dalam
sehingga mengurangi curahan hal yang sama menangani masalah sengketa pertanahan
terhadap kerja atau usahanya. yang terjadi secara umum di seluruh wilayah
Konflik penggunaan lahan merupakan Indonesia, maupun secara khusus di wilayah
permasalahan yang umum terjadi dalam Kabupaten Rokan Hulu.
sebuah perencanaan. Konflik ini terjadi
karena adanya perbedaan nilai serta KONSEP TEORITIS
penggunaan terbaik terhadap lahan tersebut. 1.Teori Konflik
Perencana sebagai teknisi yang bersifat Konflik berasal dari kata
netral sangat diharapkan bertindak sebagai kerja Latin configere yang berarti saling
ahli dalam penatagunaan dan pengendalian memukul. Secara sosiologis, konflik
lahan (termasuk pengendalian terhadap diartikan sebagai suatu proses sosial antara
µNRQIOLN¶ SHQJJXQDDQ ODKDQ 0LQQHU\ dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
1985) dimana salah satu pihak berusaha
PERUMUSAN MASALAH menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak
Berdasarkan latar belakang yang berdaya.
diuraikan di atas maka yang menjadi pokok

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 2


Menurut Nardjana (1994), konflik kelompok dan organisasi berusaha untuk
adalah akibat keadaan dimana keinginan meminimalisasikan konflik. Pandangan ini
atau kehendak yang berbeda atau dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
berlawanan antara satu dengan yang lain, 1. Pandangan tradisional (The Traditional
sehingga salah satu atau keduanya saling View). Pandangan ini menyatakan
terganggu. Menurut Killman dan Thomas bahwa konflik itu hal yang buruk,
(1978), konflik merupakan situasi dimana sesuatu yang negatif, merugikan, dan
terdapat ketidakcocokan antar nilai atau harus dihindari. Konflik disinonimkan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang dengan istilah violence, destruction,
ada dalam diri individu maupun dalam dan irrationality. Konflik ini
hubungannya dengan orang lain. Kondisi merupakan suatu hasil disfungsional
yang telah dikemukakan tersebut dapat akibat komunikasi yang buruk, kurang
mengganggu bahkan menghambat kepercayaan, keterbukaan di antara
tercapainya emosi atau stres yang orang ± orang, dan kegagalaan manajer
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas untuk tanggap terhadap kebutuhan dan
kerja (Wijono,1993, p.4). aspirasi karyawan.
Sehingga dari pengertian konflik 2. Pandangan hubungan manusia (The
diatas dapat disimpulkan bahwa konflik Human Relation View. Pandangan ini
adalah merupakan suatu keadaan dari akibat menyatakan bahwa konflik dianggap
adanya pertentangan antara kehendak, nilai sebagai suatu peristiwa yang wajar
atau tujuan yang ingin dicapai yan terjadi di dalam kelompok atau
menyebabkan suatu kondisi tidak nyaman organisasi. Konflik dianggap sebagai
baik didalam diri individu maupun antar sesuatu yang tidak dapat dihindari
kelompok. karena di dalam kelompok atau
Konflik dilatarbelakangi oleh organisasi pasti terjadi perbedaan
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu pandangan atau pendapat antar
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan anggota. Oleh karena itu, konflik harus
tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri dijadikan sebagai suatu hal yang
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat bermanfaat guna mendorong
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. peningkatan kinerja organisasi. Dengan
Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual kata lain, konflik harus dijadikan
dalam interaksi sosial, konflik merupakan sebagai motivasi untuk melakukan
situasi yang wajar dalam inovasi atau perubahan di dalam tubuh
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat kelompok atau organisasi.
pun yang tidak pernah mengalami konflik 3. Pandangan interaksionis (The
antar anggotanya atau dengan kelompok Interactionist View). Pandangan ini
masyarakat lainnya, konflik hanya akan cenderung mendorong suatu kelompok
hilang bersamaan dengan hilangnya atau organisasi terjadinya konflik. Hal
masyarakat itu sendiri. Konflik ini disebabkan suatu organisasi yang
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan kooperatif, tenang, damai, dan serasi
Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di cenderung menjadi statis, apatis, tidak
masyarakat. Konflik yang terkontrol akan aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena
menghasilkan integrasi. sebaliknya, itu, menurut pandangan ini, konflik
integrasi yang tidak sempurna dapat perlu dipertahankan pada tingkat
menciptakan konflik. Robbin (1996: 431) minimum secara berkelanjutan sehingga
mengatakan konflik dalam organisasi tiap anggota di dalam kelompok tersebut
disebut sebagai The Conflict Paradoks, tetap semangat, kritis ± diri, dan kreatif.
yaitu pandangan bahwa di sisi konflik Ada tiga teori konflik yang menonjol
dianggap dapat meningkatkan kinerja dalam ilmu sosial. Pertama adalah teori
kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan konflik C. Gerrtz, yaitu tentang

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 3


primodialisme, kedua adalah teori konflik untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para
Karl Marx, yaitu tentang pertentangan kelas, pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan
dan ketiga adalah teori konflik James Scott, kemudian kayunya diekspor guna
yaitu tentang Patron Klien. mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Selain itu, terdapat juga beberapa Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan
penyebab konflik: adalah bagian dari lingkungan sehingga
x Perbedaan individu, yang meliputi harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan pendirian dan perasaan. perbedaan kepentingan antara satu kelompok
Setiap manusia adalah individu yang dengan kelompok lainnya sehingga akan
unik. Artinya, setiap orang memiliki mendatangkan konflik sosial di masyarakat.
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda Konflik akibat perbedaan kepentingan ini
satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dapat pula menyangkut
dan perasaan akan sesuatu hal atau bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi Begitu pula dapat terjadi antar kelompok
faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam atau antara kelompok dengan individu,
menjalani hubungan sosial, seseorang tidak misalnya konflik antara kelompok buruh
selalu sejalan dengan kelompoknya. dengan pengusaha yang terjadi karena
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik perbedaan kepentingan di antara keduanya.
di lingkungan pemukiman, tentu perasaan Para buruh menginginkan upah yang
setiap warganya akan berbeda-beda. Ada memadai, sedangkan pengusaha
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi menginginkan pendapatan yang besar untuk
ada pula yang merasa terhibur. dinikmati sendiri dan memperbesar bidang
x Perbedaan latar serta volume usaha mereka.
belakang kebudayaan sehingga x Perubahan-perubahan nilai yang cepat
membentuk pribadi-pribadi yang dan mendadak dalam masyarakat.
berbeda. Nilai-nilai kebersamaan berubah
Seseorang sedikit banyak akan menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pemanfaatan waktu yang cenderung tidak
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan ketat berubah menjadi pembagian waktu
pendirian yang berbeda itu pada akhirnya yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat
akan menghasilkan perbedaan individu yang dalam dunia industri. Perubahan-perubahan
dapat memicu konflik. ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak,
x Perbedaan kepentingan antara individu akan membuat kegoncangan proses-proses
atau kelompok. sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi
Manusia memiliki perasaan, upaya penolakan terhadap semua bentuk
pendirian maupun latar belakang perubahan karena dianggap mengacaukan
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, tatanan kehiodupan masyarakat yang telah
dalam waktu yang bersamaan, masing- ada.
masing orang atau kelompok memiliki Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang- menjadi 6 macam :
kadang orang dapat melakukan hal yang x Konflik antara atau dalam peran
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. sosial (intrapribadi), misalnya antara
Sebagai contoh, misalnya perbedaan peranan-peranan dalam keluarga atau
kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. profesi (konflik peran (role))
Para tokoh masyarakat menanggap hutan x Konflik antara kelompok-kelompok
sebagai kekayaan budaya yang menjadi sosial (antar keluarga, antar gank).
bagian dari kebudayaan mereka sehingga x Konflik kelompok terorganisir dan tidak
harus dijaga dan tidak boleh ditebang. terorganisir (polisi melawan massa).
Para petani menbang pohon-pohon karena x Konflik antar satuan nasional
dianggap sebagai penghalang bagi mereka (kampanye, perang saudara)

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 4


x Konflik antar atau tidak antar agama - Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga
x Konflik antar politik. mendengarkan keluhan kedua pihak dan
Cara atau Taktik Mengatasi Konflik EHUIXQJVL VHEDJDL ³KDNLP´ \DQJ PHQFDUL
pemecahan mengikat. Cara ini mungkin
Ada beberapa cara untuk mengatasi konflik tidak menguntungkan kedua pihak secara
(Mozaik, 2009), yaitu: sama, tetapi dianggap lebih baik daripada
terjadi muncul perilaku saling agresi atau
Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:
tindakan destruktif.
- Rujuk: Merupakan suatu usaha
- Penengahan (mediation): Menggunakan
pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan
mediator yang diundang untuk menengahi
menjalani hubungan yang lebih baik, demi
sengketa. Mediator dapat membantu
kepentingan bersama.
mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi
- Persuasi: Usaha mengubah posisi pihak yang terputus, menjernihkan dan
lain, dengan bukti faktual serta dengan memperjelas masalah serta melapangkan
menunjukkan bahwa usul kita jalan untuk pemecahan masalah secara
menguntungkan dan konsisten dengan norma terpadu.
dan standar keadilan yang berlaku.
- Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki
- Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang hubungan antar kedua pihak serta
dapat diterima kedua pihak, dengan saling mengembangkan kemampuan mereka sendiri
mempertukarkan konsesi yang dapat untuk menyelesaikan konflik. la
diterima. menggunakan berbagai teknik untuk
meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa
- Pemecahan masalah terpadu: Usaha tingkah laku kedua pihak terganggu dan
menyelesaikan masalah dengan memadukan tidak berfungsi.
kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran
informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan Diperkuat juga dengan Peraturan Kepala
berlangsung secara terbuka dan jujur. Badan Pertahanan Nasional Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 dalam Bab
- Penarikan diri: Suatu penyelesaian VI mengenai Penanganan Kasus Pertanahan
masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak pada Pasal 26 Ayat 1, 2 dan 3 yang berbunyi
menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif
apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu (1). Penanganan kasus pertanahan
berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas dimaksudkan untuk memberikan kepastian
saling bergantung satu sama lain. hukum atas penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah.
- Pemaksaan dan penekanan: Cara ini
memaksa dan menekan pihak lain agar (2). Penanganan kasus pertanahan
menyerah; akan lebih efektif bila salah satu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
pihak mempunyai wewenang formal atas memastikan tidak terdapat tumpang tindih
pihak lain. Cara ini sering kurang efektif pemanfaatan, tumpang tindih penggunaan,
karena salah satu pihak harus mengalah dan tumpang tindih penguasaan dan tumpang
menyerah secara terpaksa. tindih pemilikan tanah.

Intervensi (campur tangan) pihak ketiga: (3). Penanganan kasus pertanahan untuk
memastikan pemanfaatan, penguasaan,
Apabila pihak yang bersengketa tidak penggunaan, dan pemilikan sesuai ketentuan
bersedia berunding atau usaha kedua pihak peraturan perundang-undangan serta bukti
menemui jalan buntu, maka pihak ketiga kepemilikan tanah bersifat tunggal untuk
dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik. setiap bidang tanah yang diperselisihkan.

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 5


2. Teori Manajemen konflik a. Konflik Dalam Diri Individu
Teori manajamen konflik merupakan (Intraindividual Conflict)
serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku a. Konflik yang berkaitan dengan tujuan
maupun pihak luar dalam suatu yang hendak dicapai (goal conflict)
konflik. Manajemen konflik termasuk pada b. Konflik yang berkaitan dengan peran
suatu pendekatan yang berorientasi pada dan ambigius
proses yang mengarahkan pada bentuk Strategi Mengatasi Konflik:
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari Menurut Stevenin (2000, pp.134-
pelaku maupun pihak luar dan bagaimana 135), terdapat lima langkah meraih
mereka mempengaruhi kepentingan kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber
(interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat
(di luar yang berkonflik) sebagai pihak mendasar dalam mengatasi kesulitan:
ketiga, yang diperlukannya adalah informasi 1. Pengenalan
yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini Kesenjangan antara keadaan yang ada
karena komunikasi efektif di antara pelaku diidentifikasi dan bagaimana keadaan
dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap yang seharusnya. Satu-satunya yang
pihak ketiga. menjadi perangkap adalah kesalahan
Definisi manajemen Konflik : dalam mendeteksi (tidak mempedulikan
1. Menurut Ross (1993) masalah atau menganggap ada masalah
bahwa manajemen konflik merupakan padahal sebenarnya tidak ada).
langkah-langkah yang diambil para pelaku 2. Diagnosis
atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan Inilah langkah yang terpenting. Metode
perselisihan ke arah hasil tertentu yang yang benar dan telah diuji mengenai
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan siapa, apa, mengapa, dimana, dan
suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan bagaimana berhasil dengan sempurna.
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan Pusatkan perhatian pada masalah utama
ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, dan bukan pada hal-hal sepele.
atau agresif. Manajemen konflik dapat 3. Menyepakati suatu solusi
melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama Kumpulkanlah masukan mengenai jalan
dalam memecahkan masalah (dengan atau keluar yang memungkinkan dari orang-
tanpa bantuan pihak ketiga) atau orang yang terlibat di dalamnya.
pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat
Suatu pendekatan yang berorientasi pada diterapkan atau tidak praktis. Jangan
proses manajemen konflik menunjuk pada sekali-kali menyelesaikan dengan cara
pola komunikasi (termasuk perilaku) para yang tidak terlalu baik. Carilah yang
pelaku dan bagaimana mereka terbaik.
mempengaruhi kepentingan dan penafsiran 4. Pelaksanaan
terhadap konflik. Ingatlah bahwa akan selalu ada
2. Menurut Stoner konflik organisasi keuntungan dan kerugian. Hati-hati,
ialah mencakup ketidaksepakatan soal jangan biarkan pertimbangan ini terlalu
alokasi sumberdaya yang langka atau mempengaruhi pilihan dan arah
peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, kelompok.
atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17) 5. Evaluasi
3. Daniel Webster Penyelesaian itu sendiri dapat
mendefinisikan konflik sebagai persaingan melahirkan serangkaian masalah baru.
atau pertentangan antara pihak-pihak yang Jika penyelesaiannya tampak tidak
tidak cocok satu sama lain. Keadaan atau berhasil, kembalilah ke langkah-langkah
perilaku yang bertentangan (Pickering, sebelumnya dan cobalah lagi.
2001). Menurut Wijono (1993 : 42-125)
Sumber-Sumber Konflik : strategi mengatasi konflik, yaitu:

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 6


1. Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri proses, dimana keduanya tidak
Individu (Intraindividual Conflict) mempunyai kewenangan untuk
Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk menyelesaikan konflik dengan
mengatasi konflik dalam diri individu kekuasaan atau menghakimi salah satu
diperlukan paling tidak tujuh strategi yaitu: atau kedua belah pihak yang terlibat
1).Menciptakan kontak dan membina konflik.
hubungan A. Pembentukan Tim oleh Masyarakat
2).Menumbuhkan rasa percaya dan Desa Tangun
penerimaan
3).Menumbuhkan kemampuan Dalam hal ini masyarakat membentuk
/kekuatan diri sendiri sebuah tim. Tim ini terbentuk dari
4).Menentukan tujuan masyarakat desa Tangun sendiri karena
5).Mencari beberapa alternatif masyarakatnya ingin terbebas dari masalah
6).Memilih alternatif tanah ulayat dengan PT. SSL. Alasan lain
8).Merencanakan pelaksanaan jalan kenapa tim ini dibentuk dikarenakan
keluar masyarakat Desa Tangun ini telah
2. Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi mengajukan permasalahan ini ke Mahkamah
(Interpersonal Conflict) Konstitusi (MK) dan HAM namun belum
Menurut Wijono (1993 : 66-112), untuk ada keputusan sampai saat ini.
mengatasi konflik dalam diri individu
Dalam wawanara dengan dengan Ninik
diperlukan paling tidak tiga strategi yaitu:
Mamak desa Tangun, Darman mengatakan:
1).Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose
Strategy). ³0DV\DUDNDW GHVD 7DQJXQ PHUDVD SHUOX
a.Arbitrasi (Arbitration) dibuat tim ini dikarenakan masalah ini tidak
b.Mediasi (Mediation) menemukan jalan keluar yang diharapkan,
2).Strategi Menang-Kalah (Win-Lose ketika beberapa orang dari tim ini berangkat
Strategy). ke Jakarta untuk menyelesaikan
a. Penarikan diri, permasalahan ini tetapi mereka pulang
b. Taktik-taktik penghalusan dan dengan tangan hampa malahan sampai
damai, VHNDUDQJ WLGDN DGD NHMHODVDQ NDEDUQ\D´
c. Bujukan,
d. Taktik paksaan dan penekanan, Hingga saat ini kelompok masyarakat
e. Taktik-taktik yang berorientasi desa Tangun tetap siaga apabila terjadi
pada musyawarah. konflik dikemudian hari dan tetap berupaya
3).Strategi Menang-Menang (Win- dan berharap agar ada kepastian yang adil
Win Strategy). dalam mencari jalan keluar untuk masalah
Strategi menang-menang jarang tanah ulayat ini.
dipergunakan dalam organisasi dan industri,
tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang B. Asumsi Pihak Perusahaan PT. SSL
dapat dipergunakan sebagai alternatif Ada banyak permasalahan yang terjadi
pemecahan konflik interpersonal yaitu: antara masyarakat desa Tangun dengan pihak
a. Pemecahan masalah terpadu PT. SSL yang berdampak seringnya terjadi
(Integrative Problema Solving) Usaha konflik antara kedua belah pihak. Sengketa
untuk menyelesaikan secara mufakat lahan antara warga Desa Tangun, Kecamatan
atau memadukan kebutuhan-kebutuhan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu,
kedua belah pihak. Riau, dengan PT Sumatra Silva Lestari
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter- (SSL) kembali memanas. Warga mengusir
Party Process Consultation) dalam alat berat perusahaan hutan tanaman industri
penyelesaian melalui konsultasi proses, (HTI) itu.
biasanya ditangani oleh konsultan

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 7


"Alat berat perusahaan tiba-tiba dalam Bidang Pertanahan yang menyerahkan
seminggu ini kembali beroperasi. Mereka Sembilan kewenangan pemerintah di bidang
(PT SSL) menghancurkan 200 hektare pertanahan kepada pemerintah kabupaten
tanaman padi warga," kata Ketua Badan dan kota. Salah satunya pemerintah daerah
Perwakilan Desa (BPD) Bangun Purba diberi wewenang untuk menetapkan dan
Saroha Lubis kepada media indonesia.cim, menyelesaikan masalah tanah ulayat (tanah
Senin (27/12). adat).
Tindakan semena-mena perusahaan Sengketa dimulai ketika satu pihak
itu, lanjut Saroha, memancing kemarahan merasa dirugikan oleh pihak lain. Ketika
warga. Penggusuran sawah oleh PT SSL pihak yang merasa dirugikan menyampaikan
dengan pengawalan 15 personel Brimob ketidakpuasannya kepada pihak kedua dan
Polda Riau itu disambut ratusan warga pihak kedua tersebut menunjukkan
dengan lemparan batu dan hunusan parang. perbedaan pendapat maka terjadilah
Aksi warga berhasil mengusir alat berat perselisihan atau sengketa.
mundur sejauh satu kilometer (km). "Sampai Sengketa dapat diselesaikan melalui cara-
sekarang dua alat berat perusahaan bersama cara formal yang berkembang menjadi
Brimob masih berada di sekitar lahan proses adjudikasi yang terdiri dari proses
sengketa," ujarnya.Konflik lahan antara melalui pengadilan dan arbitrase atau cara
warga Bangun Purba dengan PT SSL sudah informal yang berbasis pada kesepakatan
berlangsung lama. Konflik bermula dari pihak-pihak yang bersengketa melalui
diambil alihnya lahan warga seluas 4.000 negosiasi dan mediasi.
hektare untuk dikonversi menjadi tanaman
akasia bagi HTI perusahaan itu. Warga Berikut beberapa cara dalam proses
sontak menolak dan akhirnya berujung penyelesaian sengketa :
bentrok berdarah pada 2009 lalu yang 1. Negosiasi (Negotiation)
menewaskan tiga warga. Negosiasi merupakan proses tawar-menawar
dengan berunding secara damai untuk
Setelah peristiwa itu, Pemerintah mencapai kesepakatan antar pihak yang
Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu bersama berperkara, tanpa melibatkan pihak ketiga
polisi dan Forum Komunikasi Pemuka sebagai penengah.
Masyarakat Riau (FKPMR) melakukan
inisiasi serta mediasi antara warga 2. Mediasi
dan perusahaan. Akhirnya disepakati ganti
rugi lahan dengan pelepasan lahan HTI atau Proses penyelesaian sengketa
inklav sekitar 1.010 hektare yang ditegaskan antarpihak yang bersengketa yang
dalam Surat Keputusan Bupati Rokan Hulu melibatkan pihak ketiga (mediator) sebagai
Achmad bernomor penasihat. Dalam hal mediasi, mediator
100/PEM/2010/1216. Direktur Eksekutif bertugas untuk melakukan hal-hal sbb:
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) Riau Hariansyah Usman yang turun 1. Bertindak sebagai fasilitator sehingga
langsung untuk advokasi warga mengatakan terjadi pertukaran informasi
PT SSL dengan sengaja telah melanggar 2. Menemukan dan merumuskan titik-
kesepakatan dengan tiba-tiba menggusur 200 titik persamaan dari argumentasi
hektare tanaman padi warga. antarpihak, menyesuaikan persepsi,
dan berusaha mengurangi perbedaan
C. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten sehingga menghasilkan satu
Rokan Hulu keputusan bersama.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 3. Konsiliasi


34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 8


Konsiliasi adalah usaha setelah sengketa selesai maka keberadaan
mempertemukan keinginan pihak yang dan fungsi arbitrase ini berakhir dengan
berselisih untuk mencapai suatu penyelesaian sendirinya.
dengan melibatkan pihak ketiga (konsiliator). 2. Arbitarse institusional
Dalam menyelesaikan perselisihan,
konsiliator berhak menyampaikan pendapat Arbitrase ini merupakan lembaga
secara terbuka tanpa memihak siapa pun. permanen yang tetap berdiri untuk
Konsiliator tidak berhak membuat keputusan selamanya dan tidak bubar meski
akhir dalam sengketa untuk dan atas nama perselisihan yang ditangani telah selesai.
para pihak karena hal tsb diambil 5. Peradilan
sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.
Negara berhak memberikan
4. Arbitrase perlindungan dan penyelesaian bila terjadi
Arbitrase merupakan cara suatu pelanggaran hukum. Untuk itu negara
penyelesaian sengketa perdata di luar menyerahkan kekuasaan kehakiman yang
pengadilan umum yang didasarkan perjanjian berbentuk badan peradilan dengan para
arbitrase secara tertulis oleh pihak yang pelaksananya, yaitu hakim.
bersengketa. Perjanjian arbitrase merupakan Pengadilan berdasarkan UU Nomor 2
kesepakatan berupa klausula arbitrase yang Tahun 1986 adalah pengadilan negeri dan
tercantum dalam suatu perjanjian tertulis pengadilan tinggi di lingkungan peadilan
yang dibuat para pihak sebelum atau setelah umum. Sementara itu berdasarkan Pasal 2
timbul sengeketa. UU Nomor 4 Tahun 2004, penyelenggara
Suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi batal kekuasaan kehikaman dilakukan oleh MA
walaupun disebabkan oleh suatu keadaan dan badan peradilan yang berbeda di
seperti di bawah ini: bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, agama, militer, tata usaha negara, dan
1. Salah satu pihak meninggal oleh sebuah MK.
2. Salah satu pihak bangkrut 6. Peradilan Umum
3. Pembaharuan utang (novasi) Peradilan umum adalah salah satu
4. Salah satu pihak tidak mampu kekuasaan kehakiman bagi rakyat yang
membayar (insolvensi) umumnya mengenai perkara perdata dan
5. Pewarisan pidana. Kekuasaan kehakiman di lingkungan
peadilan umum dilaksanakan oleh:
6. Berlakunya syarat hapusnya perikatan
pokok 1. Pengadilan Negeri
7. Bilamana pelaksanaan perjanjian tsb Pengadilan negeri merupakan
dialihtugaskan pada pihak ketiga pengadilan tingkat pertama yang
dengan persetujuan pihak yang berkedudukan di kodya atau ibukota
melakukan perjanjian arbitrase tsb kabupaten dan daerah hukumnya meliputi
wilayah kodya dan kabupaten yang dibentuk
8. Berakhir atau batalnya perjanjian pokok dengan keputusan presiden. Pengadilan
Dua jenis arbitrase: negeri bertugas memeriksa, memutuskan,
dan menyelesaikan perkara pidana dan
1. Arbitrase ad hoc atau arbitrase volunter
perdata di tingkat pertama.
Arbitrase ini merupakan arbitrase
2. Pengadilan Tinggi
bersifat insidentil yang dibentuk secara
khusus untuk menyelesaikan perselisihan Pengadilan tinggi adalah pengadilan
tertentu. Kedudukan dan keberadaan tingkat banding yang berkedudukan di
arbitrase ini hanya untuk melayani dan ibukota provinsi dan daerah hukumnya
memutuskan kasus perselisihan tertentu,

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 9


meliputi wilayah provinsi yang dibentuk al ial untuk
dengan undang-undang. umum
Tugas dan wewenang pengadilan hubungan Anatgonist Antagonis
tinggi adalah mengadili perkara pidana dan Kooperatif
para pihak is tis
perdata di tingkat banding, di tingkat
pertama dan terakhir sengketa kewenangan fokus
Masa
yang mengadili antar pengadilan negeri di penyelesai Masa lalu Masa lalu
depan
daerah hukumnya. an
3. Mahkamah Agung (MA) Sama Sama
metode Kompromi keras pada keras pada
MA merupakan pengadilan negara
negosiasi s prinsip prinsip
tertinggi dari semua lingkungan peradilan
hokum hukum
yang berkedudukan di ibukota negara RI dan
dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari Memperbai
Komunika Jalan Jalan
pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh ki yang
si buntu buntu
lain. sudah lalu
MA bertugas dan berwewenang memeriksa Result Win-win Win-lose Win-lose
dan memutus:
Selalu
1. Permohonan kasasi Ditolak
ditolak
Pemenuha dan
2. Sengketa tentang kewenangan Sukarela dan
n mencari
mengadili mengajuka
dalih
n oposisi
3. Permohonan peninjauan kembali
putusan pengadilan yang telah berkekuatan suasana Bebas Emosi
Emosional
hukum tetap emosional emosi bergejolak
3.1 Perbedaan antara Perundingan,
Arbitrase, dan Ligitasi
Perunding A. Kendala-Kendala Pemerintah Daerah
Proses Arbitrase Ligitasi dalam Menangani Konflik
an
Ada beberapa yang menjadi kendala
yang pemerintah dalam menangani konflik ini
Para pihak Arbiter Hakim
mengatur seperti:
Agak - Masih tingginya unsur-unsur
formal Sangat profokasi oleh orang yang
Proses Informal sesuai formal mempunyai kepentingan yang
dengan dan teknis akan mengacaukan keamanan dan
rule situasi Desa Tangun agar tidak
kondusif, sehingga sebelum
Agak terselesaikan oleh pihak yang
jangka Segera (3-6 Lama (>2
cepat (3-6 berkonflik sering didahului oleh
waktu minggu) tahun)
bulan) tindak-tindak kekerasan dan
Terkadang premanisme. Disisi lain
Sangat dikarenakan juga cara berpikir
Biaya Murah sangat
mahal mereka yang masih awam
mahal
mengenai permasalahan konflik
aturan Sangat ini. Sehingga mereka masih
Agak
pembuktia Tidak perlu formal & mudah untuk terprovokasi untuk
informal
n teknis melakukan tindakan yang anarkis
Publikasi Konfidensi Konfidens Terbuka sampai menimbulkan konflik.

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 10


- Konflik terjadi di Rokan Hulu Kerjasama yang baik bisa
juga diakibatkan keluarnya ditunjukkan dengan komunikasi
Sertifikat Hak Guna Usaha yang yang baik, tanpa adanya
diberikan Kepala Kantor komunikasi dan kerja sama yang
Pertanahan kepada Perusahaan baik tidak akan bisa
yang didalamnya terdapat Izin menyelesaikan permasalahan ini .
Lokasi yang ternyata
lahan/arealnya melebihi luas Kurang nya koordinasi dengan
tanah yang diberikan haknya instansi pemerintahan lainnya dan pihak-
(berada diluar lokasi HGU) dan pihak lainnya yang dilakukan oleh
memakan tanah adat ulayat yang pemerintah daerah membuat permasalahan
masih di klaim oleh kelompok ini menjadi berlarut-larut tanpa ada suatu
adat yang dikuasai secara turun kejelasan untuk mencari jalan keluar.
temurun dan terus menerus, Seharusnya koordinasi yang dilakukan oleh
sehingga terjadi gesekan pemeritah daerah menurut pasal 2 peraturan
dilapangan antara masyarakat dan menteri agraria no. 5 tahun 1999 yaitu
perusahaan. pemerintah daerah dengan mengikutsertakan
- Dan pada akhirnya muaranya para pakar hukum adat, masyarakat dan
terjadi konflik sosial, potensi instansi-instansi yang mengelola sumber
konflik sengketa pertanahan dan daya alam.
perkebunan merupakan konflik
terbesar yang terjadi di Provinsi Namun temuan yang didapatkan
Riau, dengan angka sebanyak 119 pemerintah daerah belum ada melibatkan
kasus dengan rincinan sebagai para pakar hukum adat, masyarakat hukum
berikut : adat dan lembaga swadaya masyarakat untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. Sampai
1. Pekanbaru 5 kasus saat ini pemerintah daerah hanya melakukan
2. Pelalawan 5 kasus koordinasi dengan dewan perwakilan rakyat
3. Inhu 16 kasus daerah rokan hulu hal ini dibuktikan dengan :
4. Inhil 11 kasus
5. Kuansing 9 kasus ³'DODP SHQ\HOHVDLDQ NRQIOLN LQL
6. Kampar 15 kasus pemerintah daerah rokan hulu bekerja sama
7. Rohul 21 kasus dengan DPRD rokan hulu untuk
8. Rohil 10 kasus menyelesaikannya,DPRD rokan hulu sudah
9. Bengkalis 6 kasus membuat pansus untuk masalah ini, jadi
10. Dumai 6 kasus kami dari pemerintahan daerah hanya
11. Siak 12 kasus membantu proses penyelesaian yang
12. Meranti 3 kasus dilakukan oleh pansus, apa yang diminta
- Kurang nya koordinasi untuk oleh pansus akan selalu kami usahakan
menyelesaikan masalah ini melaksanakannya. Disini bukan kami
dalam sebuah proses penyelesaian melemahkan pemerintah daerah namun pada
perlunya hubungan dengan saat permasalahan tersebut ada, pihak
berbagai pihak instansi masyarakat menyampaikan aspirasi mereka
pemerintah , perusahaan dan ke DPRD rokan hulu dan kemudian DPRD
masyarakat yang bertikai agar membuat pansus untuk membantu
tercipta suatu hasil ataupun jalan menyelesaikan konflik yang dihadapi
keluar yang baik . pentingnya masyarakat desa tangun . untuk masalah ini
membangun komunikasi yang pun tidak ada keraguan pemerintah daerah
baik demi terjalinnya kerjasama untuk menyelesaikan nya namun dalam
untuk hasil yang sesuai. penyelesaian ini harus dilaksanakan secara

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 11


bertahap agar berjalan sistematis. Seperti karena kedua belah pihak yang
HGU barangkali kita telusuri sampai ke memperebutkan tanah memiliki alasan
instansi pusat, dan bupati telah berkomitmen khusus dan kita tidak dapat menilai siapa
jika ada perpanjangan HGU, 20% akan yang salah secara langsung. Karena pihak
GLVHUDKNDQ NHSDGD PDV\DUDNDW´ hasil yang menitipkan tanah adalah pemilik tanah,
wawancara dengan bapak syofwan S.sos dan pihak yang dititipkan sudah menjaga,
secretariat daerah tata pemerintahan rokan merawat, dan juga sudah menggunakan tanah
hulu, tanggal 14 januari 2013, pukul 20.30 tersebut dalam jangka waktu tertentu.
wib) Pekerja sosial dalam hal ini dapat
berperan sebagai fasilitator karena pekerja
E. Regulasi (Aturan) yang belum ada sosial berperan untuk membantu klien dalam
menghadapi tekanan situasional dan
Di Indonesia mengenai Permasalahan tanah transisional. Lalu peran kedua yang dapat
ulayat, dapat dikatakan sangat rumit serta dilakukan yaitu sebagai mediator, pekerja
seringkali tumpang tindih, baik dalam VRVLDO EHUSHUDQ VHEDJDL ³IXQJVL NHNXDWDQ
kepemilikan maupun status. Misalnya tidak NHWLJD´ XQWXN PHQMHPEDWDQL DQWDUD kedua
ada batas yang jelas antara tanah ulayat pihak yang bersengketa. Peran ketiga yaitu
dengan tanah negara, yang secara awam ada pembela, karena pekerja sosial dapat
yang menyebutnya bahwa pada hakekatnya membela salah satu pihak yang mengajukan
tanah ulayat tergolong tanah negara. Yang permintaan untuk membela dalam
sebenarnya dalam paradigma Hukum Adat, penyelesaian kasus sengketa tanah ini. Dari
tanah ulayat yang didalamnya terdapat hak hasil penelitian saya di desa tangun ini saya
dari masyarakat hukum adat, yang kerap mendapatkan kesimpulan dari konflik yang
dikenal sebagai hak ulayat. Regulasi hak terjadi didesa tangun kec bangun purba
ulayat masyarakat hukum adat dapat antara lain :
ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- - Kurangnya perhatian pemerintah
Pokok Agraria (Undang-Undang Pokok daerah rokan hulu terhadap
Agraria- selanjutnya disingkat UUPA) serta permasalahan tanah ulayat dan
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala pemerintah daeerah rokan hulu tidak
Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun bertindak tegas terhadap pt ssl dalam
1999 Tentang Pedoman Penyelesaian mengambil keputusan .
Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum- Penelitian ini menemukan bahwa pola dan
Adat. Namun dalam kebijakan yang karakter konflik antara masyarakat dengan
dilakukan oleh semua pihak, khususnya perusahaan amat beragam. Berdasarkan
pemerintah, dalam implementasinya status lahan yang disengketakan, ditemukan
dibutuhkan pemahamann yang utuh terhadap bahwa konflik yang bermuara pada
hak ulayat, yakni tentang struktur perlawanan masyarakat bermula dari
kemasyarakatan (pola kekuasaannya) yang keyakinan adanya perampasan lahan yang
mempunyai kewenanngan terhadap tanah dilakukan oleh pihak korporasi. Ditemukan
wilayahnya. Sehingga benar-benar adanya pula bahwa konflik selalu dicirikan dengan
pengakuan dan penghormatan hak ulayat akhir kekalahan di pihak masyarakat pribumi
masyarakat hukum adat. atas perusahaan.
Terkecuali itu,dilihat dari prilaku
KESIMPULAN kedua belah pihak dalam berkonflik, peneliti
menemukan bahwa banyak konflik bermuara
A. Kesimpulan
pada bentrokan fisik yang massif antara
Masalah persengketaan yang terjadi kedua belah pihak yang bersengketa
di daerah-daerah pedesaan di Provinsi riau sehingga mengakibatkan jatuhnya korban.
memang sering terjadi dan cukup rumit Sekurang-kurangnya terdapat delapan faktor

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 12


yang menyebabkan terjadinya konflik masyarakat dengan perusahaan
pertanahan. Delapan faktor tersebut adalah : maupun masyarakat dengan
1. Tapal batas yang tidak jelas pemerintah yang kerap berujung pada
2. Perambahan hutan dirugikannya salah satu pihak
3. Kontrak yang dinilai masyarakat tidak dirasakan perlu dilakukan
dipenuhi oleh pihak perusahaan penyelesaian sengketa alternatif
4. Penyerobotan tanah masyarakat oleh (PSA). Saat ini di Indonesia belum
perusahaan, ada langkah PSA, selama ini
5. Kecemburuan sosial karena kelompok permasalahan sengketa pertanahan
tani yang dikelola oleh perusahaan selalu di selesaikan di pengadilan
secara ekonomi lebih baik dan lebih dimana biasanya dalam proses
mendapat perhatian dari pihak perusahaan pengadilan tersebut membutuhkan
6. Ganti rugi yang tidak menemukan waktu yang cukup lama, biaya cukup
kesepakatan antara kedua mahal Masalah Pertanahan . Di sini
belah pihak masyarakat dan perusahaan, dapat kita lihat bahwa pensertifikatan
7. Perebutan tanah antara sesama warga. tanah mempunyai kecendrungan atau
- Kurangnya komunikasi antara antara tendensi pengaruh positif terhadap
pemkab rokan hulu dan pemprov riau pelestarian tanah yaitu:
serta kementrian hutan republic A. Adanya jaminan kepastian hukum
Indonesia yang mengakibatkan tidak bagi pemilik tanah ulayat
jelas nya tampal batas tanah ulayat sebagaimana dimaksudkan di dalam
dan HTI . Undang- Undang Pokok Agraria,
- Bahwa hukum adat yang berlaku di B. Meningkatkan ketertiban dalam
Indonesia menunjukkan adanya suatu bidang keagrarian.
nuansa kehidupan atau fungsi sosial C. Bahwa perlu lebih ditingkatkan
dari tanah, terlebih lagi dalam penyuluhan dan sosialisasi serta
pembagian tanah persekutuan dan informasi kepada masyarakat luas
tanah perseorangan atau individu. akan pentingnya hak ± hak atas tanah
Juga dapat dilihat bagaimana serta pendaftarannya.
pembagian hak ± hak atau D. Bahwa harus diupayakan
pengaturan hak ± hak atas tanah adat untuk menghilangkan birokrasi yang
menunjukkan adanya upaya untuk berbelit ± belit dan ditekan sekecil
menertibkan pemakaian tanah adat mungkin segala biaya ± biaya
sehingga benar ± benar menjamin siluman yang berhubungan dengan
keadilan. Namun, kepastian hukum masalah tanah.
tidak terjamin dengan hanya E. Bahwa lembaga ± lembaga pengkajian
mengandalkan hukum tanah adat dan penelitian masalah hukum adat dan
belaka, karena aspek penerapan badan pemantau urusan pertanahan perlu
prinsip konstuksi yurisdis abstrak diperbanyak keberadaannya. Semua hal
dalam hukum tanah adat. jangan tersebut diatas dalam menyusun
sampai ada penyimpangan dari kebijaksanaan politis dan hukum bidang
ketentuan adat yang berlaku di bidang agraria, menuntut tetap diperhatikannya
tanah, dimulai dengan surat tanda hukum tanah adat yang berlaku secara
bukti penguasaan dan pemilikan nasional.
tanah. .
DAFTAR PUSTAKA
B. Saran
Banyaknya permasalahan Adrian Sutedi, Tinjauan Hukum Pertanahan.
pertanahan yang melibatkan Pradnya Paramita, Jakarta, 2009,hlm. 21.
masyarakat dengan masyarakat,

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 13


Chadidjah Dalimunthe, Politik Hukum Maria SW. Sumardjono, Nurhasan Ismail,
Agraria Nasional Terhadap Hak-hak Atas Isharyanto, Op.cit, hlm. 2
Tanah,Yayasan Pencerahan Mandailing,
Medan, 2008, hlm.33. Mead, George H. (1934). Mind, Self, and
Society. Chicago: University of Chicago
Djamali Abdoel R, SH, Pengantar hukum Press.
Indonesia, Raja Grafindo Persada PT, Jakarta Moh. Koesnoe, 1979, Catatan-Catatan
1993. Terhadap Hukum Adat Dewasa Ini,
Airlangga University Press.
Djaren Saragih, Seminar Hukum Nasional
VII, Jakarta, 12 s/d 15 Oktober 1999 Muhammad Yamin, Abdul Rahim Lubis,
Beberapa Masalah Aktual Hukum Agraria,
H. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Pustaka Bangsa Press, Medan, 2004, hlm.
Tanah Milik Kepentingan Umum, 27.
Bayumedia Publishing, Malang, 2007, hlm.
13 Parsons, Talcott (1951). The Social System.

H. Noor Ipansyah Jastan, S.H. dan Indah Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Ramadhansyah. Hukum Adat. Hal. 15. Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2011 dalam Bab VI mengenai
H. Noor Ipansyah Jastan, S.H. dan Indah Penanganan Kasus Pertanahan pada
Ramadhansyah. Hukum Adat. Hal. 76-78. Pasal 26 Ayat 1, 2 dan 3
(disadur dari Prof. Mr. Cornelis van
Vollenhoven) Ralf Dahrendorf, Homo sociologicus, 1958
(in German, many editions)
Hilman H, 1992, Pengantar Ilmu Hukum
Adat Indonesia, Mandar Maju,Bandung. Riau Pos, 03 April 2013
Ibid, hlm. 4.
Robert K. Merton, Social Theory and Social
Iman Soetiknjo, Politik Agraria Nasional, Structure, 1949
Hubungan Manusia dengan Tanah
Berdasarkan Pancasila, Gajah Mada Rose Laub Coser ³7KH &RPSOH[LW\ RI 5ROHV
University Press, Yogyakarta, 1993,hlm. 11. DV D 6HHGEHG RI ,QGLYLGXDO $XWRQRP\´
In:The Idea of Social Structure:
James A.F Stoner, Management, Prentice/ Papers in Honor of Robert K. Merton, 1975
Hall International, Inc., Englewood Cliffs,
New York, 1982, halaman 8 Soekamto Soerjono, Prof, SH, MA,
Purbocaroko Purnadi, Perihal Kaedah
Mahadi, 1991, Uraian Singkat Tentang Hukum,Citra Aditya Bakti PT. Bandung
Hukum Adat, Alumni, Bandung. 1993

Maria SW. Sumardjono, Tanah dalam Soemardi Dedi, SH. Pengantar Hukum
Perspektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Indonesia, IND-HILL-CO Jakarta.
Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2008,
hlm. 109-111. Soerjo W, 1984, Pengantardan Asas-asas
Hukum Adat, P.T. Gunung Agung.
Maria SW Sumardjono, Nurhasan Ismail,
Isharyanto, Mediasi Sengketa Tanah Tarsito, Pengantar Hukum Adat Indonesia
Kompas, Gramedia, Jakarta, 2008, hlm. 3. Edisi II, Bandung.

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 14


Winardi, 2007, Manajemen Konflik (Konflik
Perubahan dan Pengembangan).
Bandung: CV. Mandar Maju.

http://akuujuwita.blogspot.com/2011/05/man
ajemen-konflik-dalam-konflik-antara.html
http://attarperdana.blogspot.com/2011/11/ma
najemen-sebagai-ilmu-seni-dan-profesi.html
http://bidikkasus.com/konflik-warga-tangun-
vs-pt-ssl-ratusan-warga-demo-kantor-bupati-
rohul/
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_adat
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://jpiksumatera.or.id/reports/view/49#.Ui
Nx79L7A0E
http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/t
eori-peran-pengertian-definisi/
http://klikriau.com/read-11009-2013-03-14-
15-ha-sawit-warga-tangun-rusak.html
http://riautelevisi.com/berita-tuntut-ptssl-
puluhan-warga-datangi-dishutbun-rohul.html
http://riaupos.co/4440-daerah-warga-desa-
tangun-datangi-kantor-dprd-
.html#.UlLCOMirPbo
http://riaupos.co/5435-daerah-dishutbun-
mediasi-konflik-lahan.html#.UlLCOMirPbo
http://www.riauterkini.com/hukum.php?arr=
60851
http://rohulnews.com/berita_dtl.php?id=4527
&c_jns=14
http://rohultoday.com/homepage/peristiwa/k
onflik-warga-tangun-vs-pt-sll,dishutbun-
rohul-gelar-mediasi.html
http://teorionline.wordpress.com/service/met
ode-pengumpulan-data/
http://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-
hukum/hukum-agraria-suatu-pengantars

Jom FISIP Volume 1 No.2 Oktober 2014 Page 15

You might also like