You are on page 1of 105

SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR DI PASAR


INDUK JAKABARING SEBELUM DAN SELAMA MASA
PANDEMI COVID-19

INCOME ANALYSIS OF VEGETABLE SELLERS AT THE


JAKABARING CENTRAL MARKET BEFORE AND DURING
THE COVID-19 PANDEMIC

Alvira Margaretha
05011381823148

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
SUMMARY

ALVIRA MARGARETHA. Income Analysis of Vegertable Sellers at The Jakab


aring Central Market Before and During The Covid-19 Pandemic. (Supervised by
YUNITA).

Vegetable traders' income is the profit obtained after the receipt (from the sale) of
vegetable products is deducted by the costs incurred in the process of marketing
activities. The objectives of this research activity are (1) to analyze the volume of
vegetable sales at the Jakabaring Main Market before and during the Covid-19
Pandemic; (2) Describe the mechanism for distributing vegetables from the
Jakabaring Main Market to retailers before and during the Covid-19 Pandemic;
(3) Analyzing the differences in the income of vegetable traders before and during
the Covid-19 Pandemic; (4) Analyzing the factors that affect the income of
vegetable traders at the Jakabaring Main Market. This research was conducted in
May 2022 until completion. The sales volume made by vegetable traders at the
Jakabaring Main Market experienced fluctuating conditions both before and
during the Covid-19 pandemic. The distribution flow carried out by vegetable
traders at the Jakabaring Main Market is that traders do not buy directly from
farmers but use indirect distribution channels where wholesalers will buy
vegetables from middlemen who come to the Main Market to sell farmers' crops
to wholesalers. at the Jakabaring Main Market every day. The income receipts of
vegetable traders at the Jakabaring Main Market did not experience much
difference either before or during the Covid-19 pandemic. The factors that have a
significant effect on the income of vegetable traders at the Jakabaring Main
Market before and during the Covid-19 Pandemic are the amount of vegetable
supply and vegetable prices, while the type factor, lapak ownership status has no
significant effect on the income of vegetable traders before and during the Covid-
19 pandemic. take place. Then for the comparison of income received by
vegetable traders, there is no significant difference based on the results of
interviews or with the tests carried out.

Keywords: Covid-19, income, vegetable


RINGKASAN

ALVIRA MARGARETHA. Analisis Pendapatan Pedagang Sayur di Pasar Induk


Jakabaring Sebelum dan Selama Masa Pandemi Covid-19. (Dibimbing oleh YUN
ITA).

Pendapatan pedagang sayur adalah keuntungan yang diperoleh setlah penerim


aan (dari hasil penjualan) produk sayuran dikurangkan dengan biaya yang dikelua
rkan dalam proses kegiatan pemasaran. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah
(1) Menganalisis volume penjualan sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan
selama Pandemi Covid-19; (2) Mendeskripsikan mekanisme distribusi sayur dari
Pasar Induk Jakabaring ke pengecer sebelum dan selama Pandemi Covid-19; (3)
Menganalisis perbedaan pendapatan pedagang sayur sebelum dan selama masa Pa
ndemi Covid-19; (4) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei 2022 sampai dengan selesai. Volume penjualan yang dilakukan oleh pedagan
g sayur di Pasar Induk Jakabaring mengalami keadaan yang fluktuatif baik sebelu
m ataupun selama pandemi Covid-19. Alur distribusi yang dilakukan oleh pedaga
ng sayur di Pasar Induk Jakabaring adalah para pedagang tidak membeli langsung
ke petani namun menggunakan saluran distribusi tidak langsung yang mana para
pedagang besar akan membeli sayuran dari pengepul/tengkulak yang datang ke
Pasar Induk untuk menjual hasil panen petani ke pedagang besar di Pasar Induk
Jakabaring setiap harinya. Penerimaan pendapatan pedagang sayur di Pasar Induk
Jakabaring tidak mengalami perbedaan yang jauh baik sebelum ataupun selama pa
ndemi Covid-19. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan untuk pendapatan pe
dagang sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama Pandemi Covid-19 a
dalah faktor jumlah pasokan sayur dan harga sayur sedangkan faktor jenis, status
kepemilikan lapak berpengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan pedagang sa
yur sebelum dan selama pandemi Covid-19 berlangsung. Kemudian untuk perban
dingan pendapatan yang diterima oleh pedagang sayur tidak mengalami perbedaan
signifikan berdasarkan hasil wawancara ataupun dengan pengujian yang dilakuka
n.

Kata kunci : Covid-19. pendapatan, sayur


SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR DI PASAR


INDUK JAKABARING SEBELUM DAN SELAMA MASA
PANDEMI COVID-19

INCOME ANALYSIS OF VEGETABLE SELLERS AT THE


JAKABARING CENTRAL MARKET BEFORE AND DURING
THE COVID-19 PANDEMIC

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Alvira Margaretha
05011381823148

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SAYUR DI PASAR


INDUK JAKABARING SEBELUM DAN SELAMA MASA
PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Oleh:

Alvira Margatetha
05011381823148

Indralaya, Agustus 2022


Pembimbing

Dr. Yunita, S.P., M.Si.


NIP. 197106242000032001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya

Dr. Ir. A. Muslim, M.Agr.


NIP. 196412291990011001
Skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan Pedagang Sayur di Pasar Induk
Jakabaring sebelum dan selama masa Pandemi Covid-19” oleh Alvira Margaretha
telah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji Skripsi Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya pada tanggal …. dan telah diperbaiki sesuai saran dan
masukan tim penguji.

Komisi Penguji

1. Dr. Yunita, S.P., M.Si. Ketua (…………………….)


NIP. 197106242000032001

2. Erni Purbiyanti, S.P., M.Si Sekretaris (…………………...)


NIP. 197802102008122001

3. Anggota (……………………)
NIP.

Indralaya, Agustus 2022


Ketua Jurusan
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Dr. Dessy Adriani, S.P., M.Si.


NIP. 197412262001112001
PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alvira Margatetha

NIM : 05011381813148
Judul : Analisis Pendapatan Pedagang Sayur di Pasar Induk Jakabaring
Sebelum dan Selama Masa Pandemi Covid-19
Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat di dalam Skripsi
ini merupakan hasil saya sendiri di bawah supervisi pembimbing, kecuali yang
disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya
unsur plagiasi dalam Skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak mendapat
paksaan dari pihak manapun.

Indralaya, Agustus 2022

Alvira Margaretha
RIWAYAT HIDUP

Alvira Margaretha sebagai penulis penelitian ini dilahirkan di Kota


Palembang pada tanggal 20 Maret 2000 dari pasangan M Syaiful Arpan (Alm)
dan Magdalena. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Penulis
mengawali perjalanan jenjang pendidikan dimulai dari SD Negeri 75 Palembang
lulus pada tahun 2012. Lalu penulis melanjutkan jenjang pendidikan di SMP Neg
eri 3 Muara Enim. Pada tahun 2015 melanjutkan jenjang pendidikan di SMA
Negeri 15 Palembang, dan sekarang sedang menjalani pendidikan sebagai
mahasiswi di Universitas Sriwijaya Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Program Studi Agribisnis.
Penulis aktif mengikuti salah satu organisasi yang ada di tingkat jurusan.
Penulis pernah diamanahkan menjadi Anggota Dewan perwakilan mahasiswa
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Penulis memiliki cita-cita sebagai pengusaha sukses yang dapat
menciptakan /membuka lapangan pekerjaan baru yang berguna bagi masyarakat
yang membutuhkan. Penulis juga ingin membahagiakan orang tua dan orang-
orang yang ada di sekeliling penulis.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat
ini masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pendapatan Pedagang
Sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama masa Pandemi Covid-1
9”. Adapun yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
melalui tenaga, ide, dan pemikiran maupun doa yang dipanjatkan. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, petunjuk, dan keteguhan
dalam segala hal kegiatan magang berlangsung hingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan material, doa, perhatian,
kasih sayang yang sangat luar biasa kepada penulis, sehingga penulis dapat
semangat dalam pelaksanaan penulisan Skripsi ini.
3. Ibu Dr. Dessy Adriani, S.P., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian yang telah memberikan izin sehingga kegiatan pra-penelitian ini
baik secara lisan maupun tulisan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
4. Ibu Dr. Yunita, S.P., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu ……, Selaku dosen penelaah seminar hasil dan dosen penguji skripsi yang
telah memberikan dukungan, bimbingan, dan arahan kepada penulis.
6. Saudara Terkasih saya, Selly Marisca A, M. Fauzal Rathomy, dan M. Alvin
Yudhistira, dan Kristal yang selalu memberikan Semangat serta Dukungan dari
semua Aspek dalam pengerjaan Skripsi ini.
7. Semua teman-teman dari Kelas Agribisnis B Palembang yang selalu
memberikan dukungan dan Bantuan dalam pengerjaan Skripsi ini.
8. Teman satu jurusan saya, Della Sartika, S.p, Haramain Azzahra, S.p,

ix Universitas Sriwijaya
Muhammad Rizky Abdillah, S.p, Juanda, yang selalu membantu setiap saat
apabila terdapat kesulitan dalam pembuatan skripsi ini.
9. Keluarga Sipatuhu, Careska, Dinda, Sophie, Landaria, Bella, Zella, Risma, Bun
ga, Gideon, Gunawan, Rotama, Dwi, dan Saipul yang selalu membantu saya se
lama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
10. Keluarga Asrama “Adrian Kost” yang senantiasa menjadi Teman, Driver bah
kan tempat meminjam Laptop dalam proses pembuatan skripsi ini.
11. Teman seperjuangan saya dari luar Universitas, Fadly, Diman, Mega, Daus,
Cyndi, Dicky, Oktia dan Debby Megita yang selalu memberikan Semangat
Secara materi dan non-materi kepada saya selama proses pembuatan Skripsi
ini.
12. Talang family, Anang Tama, Rizki Wijaya, M Affis, Eky, Damar Sagara
yang selalu menemani saya selama proses pengerjaan skripsi selama ini.
13. Muhammad Imam Fahriansyah yang sudah menemani saya selama proses
pembuatan skripsi ini dari Awal hingga akhir.
14. Semua elemen yang terlibat dalam pembuatan Skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan
sebagai tambahan pustaka yang akan datang, penulis menyadari mungkin
dalam pembuatan skripsi ini terdapat kesalahan yang belum penulis ketahui. Maka
dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun kualitas skripsi ini dan untuk dijadikan pembelajaran yang lebih
baik di masa mendatang.

Indralaya, Agustus 2022

Penulis

x Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 5
BAB 2. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................... 7
2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 7
2.1.1. Konsepsi Sayuran .............................................................................. 7
2.1.2. Konsepsi Pendapatan ........................................................................ 8
2.1.3. Konsepsi Volume Penjualan ............................................................. 9
2.1.4. Konsepsi Dampak Pandemi Covid-19 .............................................. 10
2.2. Model Pendekatan ................................................................................ 11
2.3. Hipotesis ............................................................................................... 13
2.4. Batasan Operasional ............................................................................. 14
BAB 3. PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................. 16
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................ 16
3.2. Metode Penelitian ............................................................................... 16
3.3. Metode Penarikan Contoh .................................................................... 16
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 17
3.5. Metode Pengolahan Data ..................................................................... 17
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 23
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 23
4.1.1. Letak Topografi ................................................................................. 23
4.1.2. Sejarah Singkat Pasar Induk Jakabaring ........................................... 23
4.2. Karakteristik Responden Pedagang Sayur di Pasar Induk Jakabaring
Kota Palembang ................................................................................... 25

xi Universitas Sriwijaya
Halaman
4.2.1. Karakteristik Berdasarkan Usia ........................................................ 26
4.2.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................ 27
4.2.3. Karakteristik Berdasarkan Status Kepemilikan Lapak ..................... 28
4.2.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 28
4.3. Volume Penjualan Sayur di Pasar Induk Jakabaring ........................... 29
4.3.1. Perbandingan Volume Penjualan Sayur di Pasar Induk Jakabaring S
ebelum dan Selama Masa Pandemi Covid-19 ................................... 29
4.3.2. Perbandingan Harga Sayur di Pasar Induk Jakabaring Sebelum dan
Selama Pandemi Covid-19 ................................................................ 31
4.4. Alur Distribusi Sayuran di Pasar Induk Jakabaring ............................. 32
4.5. Pendapatan Pedagang Sayur di Pasar Induk Jakabaring Sebelum dan
Selama Masa Pandemi Covid-19 ......................................................... 34
4.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sayur ........ 37
4.6.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sayur di
Pasar Induk Jakabaring Sebelum Pandemi Covid-19 ........................ 37
4.6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sayur di
Pasar Induk Jakabaring Selama Pandemi Covid-19 .......................... 44
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 52
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 52
5.2. Saran ..................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 54
LAMPIRAN

xii Universitas Sriwijaya


DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Konsumsi Sayur Per Kapita Dalam Rumah Tangga Tahun 2017
2021........................................................................................... 3
Tabel 4.1. Jenis Komoditi Dan Jumlah Pedagang ....................................... 23
Tabel 4.2. Karakteristik Berdasarkan Usia ................................................. 25
Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................... 26
Tabel 4.4. Karakteristik Berdasarkan Status Kepemilikan Lapak .............. 27
Tabel 4.5. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 27
Tabel 4.6. Volume Penjualan Sayur Sebelum dan Selama Pandemi Covi
d-19 ............................................................................................. 28
Tabel 4.7. Rata-Rata Harga Sayur Sebelum dan Selama Pandemi
Covid-19...................................................................................... 30

Tabel 4.8. Pendapatan Pedagang Sayur di Pasar Induk Jakabaring


Perkomoditi................................................................................. 33

Tabel 4.9. Persentase kenaikan dan penurunan pendapatan Pedagang di


pasar Induk.................................................................................. 37
Tabel 4.10. Uji Normalitas (Sebelum Covid-19) ........................................ 34
Tabel 4.11. Uji Multikolinieritas (Sebelum Covid-19) ............................... 40
Tabel 4.12. Uji Heterokedastisitas Metode Glesjer (Sebelum Covid-19).... 40
Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Sebelum Covid-19).. 41
Tabel 4.14. Hasil Uji t (Sebelum Covid-19) ............................................... 42
Tabel 4.15. Uji Normalitas (Sebelum Covid-19) ....................................... 44
Tabel 4.16. Uji Multikolinieritas (Selama Covid-19) ................................. 45
Tabel 4.17. Uji Heterokedastisitas (Selama Covid-19) ............................... 45
Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Sebelum Covid-19).. 45
Tabel 4.19. Hasil Uji t (Selama Covid-19) ................................................. 47

xiii Universitas Sriwijaya


DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Model Pendekatan ................................................... 12
Gambar 4.1. Uji Normalitas Metode Statistic Normal P-Plot Test
(Sebelum Covid-19 )................................................................ 38
Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas Metode Scatterplot (Sebelum
Covid-19)............................................................................... 40
Gambar 4.3. Uji Normalitas Metode Statistic Normal P-Plot Test
(Selama Covid-19)................................................................. 45
Gambar 4.4. Uji Heteroskedastisitas Metode Scatterplot (Selama
Covid-19)............................................................................... 47

xiv Universitas Sriwijaya


DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Karakteristik Pedagang ........................................................... 58
Lampiran 2. Biaya Tetap (Sewa Lapak) ..................................................... 60
Lampiran 3. Biaya Tetap (Kebersihan) ....................................................... 61
Lampiran 4. Biaya Tetap (Kalkulator) ........................................................ 62
Lampiran 5. Biaya Tetap (Listrik) .............................................................. 63
Lampiran 6. Biaya Tetap (Timbangan) ....................................................... 64
Lampiran 7. Biaya Tetap (Bholam) ............................................................ 65
Lampiran 8. Biaya Variabel (Asoy) ............................................................ 66
Lampiran 9. Biaya Variabel (Transportasi) ................................................ 67
Lampiran 10. Biaya Penyusutan (Kalkulator) ............................................. 68
Lampiran 11. Biaya Penyusutan (Timbangan) ........................................... 69
Lampiran 12, Biaya Penyusutan (Bholam) ................................................. 70
Lampiran 13. Jumlah Biaya Tetap dan Variabel Sebelum Covid-19 ......... 71
Lampiran 14. Jumlah Biaya Tetap dan Variabel Selama Covid-19 ............ 73
Lampiran 15. Harga Beli Pedagang ............................................................ 75
Lampiran 16. Harga Jual Pedagang ............................................................ 77
Lampiran 17. Volume Penjualan Pedagang ................................................ 79
Lampiran 18. Penerimaan Pedagang ........................................................... 81
Lampiran 19. Pendapatan Pedagang ........................................................... 83
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian ........................................................ 85

xv Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan adanya wabah virus
corona yang berasal dari China. Virus corona menyebabkan kepanikan di China
dan menimbulkan korban jiwa sampai ribuan orang penduduk China. Akibat
lainnya, banyak perusahaan kecil, menengah maupun besar yang akhirnya
terpaksa menutup usahanya untuk sementara. Pandemi Covid-19 yang menyerang
hampir seluruh dunia, berdampak terhadap perekonomian dunia termasuk
Indonesia (Hasanah, 2020).
Dampak pandemi Covid-19 mengakibakan penghentian aktivitas di sektor
transportasi umum, pariwisata dan sektor usaha. Setelah adanya kebijakan
menjaga jarak di rumah makan, restoran dan warung yang berada di sekitar
perkantoran, lembaga pendidikan dan tempat-tempat umum lainnya juga terkena
dampak dengan mengalami penurunan penjualan yang mempengaruhi permintan
akan bahan baku makanan di pasar dan di tingkat produsen yaitu petani.
Palembang adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Selatan yang juga
terkena dampak dari pandemi Covid-19. Sebelum adanya wabah Covid-19 Kota
Palembang adalah kota yang ramai dengan banyaknya aktivitas penduduk lokal
maupun pengunjung dari luar daerah. Setelah adanya pandemi Covid-19 di kota
Palembang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menutup
Perkantoran, Sekolah, tempat wisata serta mebatasi aktivitas hotel, restoran,
UKM, cafe dan pasar tradisional hal ini memberi imbas yang besar terhadap laju
perekonomian di kota Palembang dan dampak yang juga paling besar terasa pada
pasar-pasar tradisional yang berada di Kota Palembang.
Sebagai bentuk kesadaran dan antisipasi terhadap pencegahan infeksi
Covid-19, telah terjadi perubahan perilaku masyarakat ke arah gaya hidup yang
lebih sehat dan semakin memperhatikan keseimbangan nilai gizi (Rohmani,
2020). Namun, kebiasaan untuk mengonsumsi sayur dan buah di Indonesia masih
kurang disadari terutama oleh remaja. Infeksi dan asupan konsumsi pangan yang
kurang memenuhi kebutuhan gizi merupakan faktor terjadinya masalah gizi secara

1 Uniiversitas Sriwijaya
2

langsung (Sinaga, 2016). Konsumsi sayur dan buah yang cukup merupakan salah
satu hal penting untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia (sistem
imun) terutama selama masa pandemi covid-19 (Baratawidjaja, 2006). Kebutuhan
vitamin, mineral, dan serat harus diperoleh dari makanan, karena tubuh tidak
dapat memproduksi vitamin, mineral, dan serat secara cukup. Kenyataannya, pada
kondisi tertentu tidak semua vitamin, mineral dan serat yang berasal dari makanan
dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan individu. Suplementasi vitamin,
mineral, dan serat merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut
terutama untuk kelompok rawan (Siswanto, et al. 2013).
Pasar tradisional merupakan tempat publik yang paling sering dikunjungi
dan memiliki resiko untuk menjadi tempat penularan virus yang cukup tinggi kar
ena hal tersebut pula banyak masyarakat yang menjadi enggan untuk berbelanja
ke pasar terlebih pasar tradisional dengan alasan keamanan, ini membuat para
pedagang di pasar tradisional mengalami berbagai permasalahan salah satunya
yaitu sepi pembeli, untuk itu pedagang menigkatkan keamanan sesuai protokol
kesehatan untuk meyakinkan masyarakat agar tetap bisa berbelanja kebutuhan
pangan di pasar dengan aman. Pandemi Covid-19 juga tidak hanya berdampak
pada perekonomian masyarakat dan tempat-tempat publik, gaya hidup masyarakat
juga mengalami perubahan salah satunya dalam kebiasaan mengonsumsi
makanan. Masyarakat saat ini dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mangandung nutrisi dan vitamin yang dapat meningkatkan daya imunitas tubuh,
hal ini untuk mencegah tubuh agar tidak mudah terpapar Covid-19.
WHO secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan
untuk hidup sehat sejumlah 400 gram per orang per hari, yang terdiri dari 250
gram sayur (setara dengan 2 porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan
ditiriskan) dan 150 gram buah (setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran
sedang). Jika dilihat dari komoditas sayuran yang dikonsumsi, kangkung
merupakan komoditas sayuran yang paling banyak dikonsumsi pada level
nasional, yaitu sebesar 10,46 gram per kapita sehari. Kemudian, bayam dan terong
merupakan komoditas sayuran kedua dan ketiga terbanyak dikonsumsi yaitu
masing-masing sebesar 9,26 gram dan 7,76 gram per kapita sehari (Badan Pusat
Statistik, 2020).

Universitas Sriwijaya
3

Berdasarkan Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura


Provinsi Sumatera Selatan, jumlah konsumsi sayuran per kapita dalam rumah
tangga dalam 2017-2021 terakhir sebagaimana Tabel 1.1. berikut.

Tabel 1.1. Konsumsi Sayur Per Kapita Dalam Rumah Tangga Tahun 2017-2021
TAHUN
URAIAN
2017 2018 2019 2020 2021
Bayam
-Kuantitas (Kg) 3,5457 3,2850 3,3893 3,3371 3,3371
-Nilai (Rp) 20.805,00 22.995,00 22.942,86 24.559,29 26.697,14
Kangkung
-Kuantitas (Kg) 4,1714 3,9629 3,8064 3,8064 4,015
-Nilai (Rp) 22.786,43 23.255,71 23.985,71 25.185,00 28.522,14
Kol/kubis
-Kuantitas (Kg) 1,4079 1,4600 1,4965 1,3557 1,5121
-Nilai (Rp) 8.603,57 9.020,71 9.333,57 9.437,86 11.471,43
Sawi Putih
(Petsai)
-Kuantitas (Kg) 1,0429 1,0429 1,0064 1,0429 1,2514
-Nilai (Rp) 6.726,43 7.143,57 7.456,43 8.342,86 10.637,14
Sawi Hijau
-Kuantitas (Kg) 1,5121 1,4600 1,3557 1,4079 1,6164
-Nilai (Rp) 9.959,29 10.220,00 10.324,29 11.210,71 13.296,43
Bawang merah
-Kuantitas (Ons) 25,7012 27,5836 28,0007 27,0100 29,2521
-Nilai (Rp) 76.233,61 65.022,14 62.467,14 79.048,57 89.007,86
Bawang putih
-Kuantitas (Ons) 16,3207 17,2071 18,0414 16,6857 18,7193
-Nilai (Rp) 53,19 49.327,14 46.042,14 62.675,71 59.755,71
Cabai merah
-Kuantitas (Ons) 1,7729 3,5457 1,9814 1,6686 1,8250
-Nilai (Rp) 57,36 114.297,14 43.591,43 60.381,43 74.668,57
Cabai hijau
-Kuantitas (Ons) 0,3650 0,3650 0,3650 0,3650 4,1714
-Nilai (Rp) 9.020,71 8.134,29 7.508,57 8.551,43 11.575,71
Cabe rawit
-Kuantitas (Ons) 1,5121 1,8250 1,9814 1,7729 1,9293
-Nilai (Rp) 81,34 56.262,14 38.898,57 58.400,00 101.83,00
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan

Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak 21 sampel, dengan
persentase penarikan sampel yang diambil adalah 46,66% hasil didapat dengan

Universitas Sriwijaya
4

menghitung rumus jumlah sampel dibagi dengan jumlah populasi di Pasar Induk
Jakabaring. Pasar Induk Jakabaring merupakan pasar tradisional di Kota
Palembang yang terletak di Jalan Pangeran Ratu Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan
Seberang Ulu 1, Palembang, Sumatera Selatan yang pertama kali diolah oleh PT
Swarnadwipa Selaras Adiguna (Alhafiz, 2018). Alasan Memilih Pasar Induk
karena Pasar Induk bisa dibilang pusat awal dari distribusi Sayuran ke pedagang
ecer di kota Palembang, yang mana semua sayuran segar yang didatangkan
langsung dari Daerah di Sumatera Selatan langsung didistribusikan di Pasar Induk
Jakabaring, Selama PPKM terjadi Pembatasan dalam pengiriman sayur dari
daerah ke kota, namun sayur dari Pagaralam diizinkan untuk dikirim ke Pasar
Induk Jakabaring karena saat Pandemi Covid-19 di tahun 2021 Kota Pagaralam
tidak ada pasien atau masyarakat yang positif Covid-19, karena hal itu pemerintah
Kota Palembang juga memberikan perhatian langsung kepada para petani di Kota
Pagaralam dengan memberikan bantuan alat perlindungan dari wabah Covid-19.
Selain itu, pada saat diberlakukan kebijakan Social Distancing/ PPKM beberapa
pasar tradisional di kota Palembang ditutup sementara yang mana tidak terjadi
proses jual beli sehingga hal tersebut akan sangat mempengaruhi pendapatan
pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring.
Pandemi Covid-19 menjadi alasan utama penurunan omset penjualan hingga
50% walaupun saat ini harga beberapa komoditas menurun diakibatkan stok yang
melimpah di distributor, tidak juga dapat mendongkrak penjualan pedagang,
semisal cabai dan bawang menjadi sayuran yang harganya turun drastis.
Sayuran adalah salah satu bahan makanan yang mengandung banyak gizi
dan nutrisi yang baik untuk tubuh. Sayuran di Pasar Induk Jakabaring jenisnya
beragam dan tingkat kesegarannya tinggi karena didatangkan langsung dari
kabupaten atau daerah-daerah yang memproduksi sayuran sebagai pusat awal
pemasaran sayuran di kota Palembang. Menurut Pedagang di Pasar Induk
Jakabaring, jenis sayuran yang mengalami peningkatan dan penurunan permintaan
akibat dampak Covid-19 adalah kangkung, bayam, sawi hijau, sawi putih dan
beberapa sayur lainnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut,
maka penulis akan mengkaji bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap
permintaan sayur yang merupakan indikator pendapatan pedagang sayur di Pasar

Universitas Sriwijaya
5

Induk Jakabaring Kota Palembang selama pandemi di tahun 2021 dengan


perbandingan sebelum pandemi di Tahun 2019.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana volume penjualan sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan
selama masa pandemi Covid-19?
2. Bagaimana mekanisme distribusi sayur dari Pasar Induk Jakabaring ke
pengecer sebelum dan selama masa pandemi Covid-19?
3. Bagaimana pendapatan pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan
selama masa Pandemi Covid-19?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayur di
Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama masa pandemi Covid-19?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis volume penjualan sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan
selama masa pandemi Covid-19
2. Mendeskripsikan mekanisme distribusi sayur dari Pasar Induk Jakabaring ke
pengecer sebelum dan selama masa pandemi Covid019
3. Menganalisis perbedaan pendapatan sebelum dan selama masa pandemi Covid-
19
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayur di
Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama masa pandemi Covid-19
Adapun kegunaan didalam penelitian ini adalah :
1. Menambah wawasan dan menambah refrensi bagi perguruan tinggi sehingga
memberikan informasi kemungkinan dilaksanakan penelitian lebih lanjut
tentang pandemi Covid-19 dan juga pengaruhnya terhadap ekonomi
2. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dan responden tentang pengaruh
pandemi Covid-19 terhadap ekonomi khusunya pendapatan pedagang di pasar
tradisional

Universitas Sriwijaya
6

3. Sebagai informasi kepada pemerintah, masyarakat maupun kepada pihak yang


membutuhkan informasi mengenai dampak pandemi Covid-19 dan juga
pengaruhnya terhadap ekonomi khususnya pendapatan pedagang di pasar
tradisional.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1. Konsepsi Sayuran
Sayur adalah makanan yang menjadi momok bagi seseorang yang tidak
menyukainya terutama bagi anak-anak. Sayur sangat dibutuhkan pada tubuh
karena di dalam sayur terdapat banyak sumber vitamin dan mineral yang sangat
membantu untuk proses pertumbuhan anak (Mohammad dan Madanijah, 2015).
Sayur juga merupakan makanan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan. Sayur juga mengandung serat yang berguna untuk memperlancar
proses defekasi (BAB) bagi tubuh sehingga proses metabolisme dapat tercerna
dengan lancar. Warna pada sayur-sayuran memang tidak menarik terutama bagi
anak-anak yang memang tidak suka mengonsumsi sayur. Akan tetapi dengan
warna sayur yang tidak menarik perhatian itu menandakan bahwa sayur banyak
mengandung vitamin yang berguna untuk pembentukan jaringan tubuh dan
memperkuat fungsi organ (Nurjanah dan Ihsan, 2013).
Sayur dan buah merupakan bahan pangan utama dalam kehidupan kita
sehari-hari, selain sumber protein dan karbohidrat. Sejak tahun 80-an Badan
Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengingatkan untuk back to nature (kembali ke
alam) karena sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan zat non–
gizi lain yang sangat ideal untuk menjaga kebugaran dan penanggulangan
penyakit. Besarnya manfaat sayuran dan buah-buahan segar sebagai sumber
vitamin dan mineral telah banyak diketahui. Kandungan gizi yang cukup
menonjol pada sayuran dan buah-buahan adalah vitamin dan mineral (Surahman,
2004). Sayur adalah produk hasil pertanian yang merupakan salah satu bahan
pangan menyehatkan karena kandungan vitamin, antioksidan dan serat pangan
(Muchtadi, 2001).
Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber vitamin,
mineral dan serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai anjuran pedoman gizi
seimbang untuk kesehatan yang optimal. Sebagian vitamin dan mineral yang
terdapat dalam sayur dan buah mempunyai fungsi sebagai antioksidan sehingga

7 Uniiversitas Sriwijaya
8

dapat mengurangi kejadian penyakit tidak menular terkait gizi (Hermina dan
Prihatini, 2016). Sayur dan buah segar juga mengandung enzim aktif yang dapat
mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Selain itu, dalam sayuran dan
buah terdapat dua jenis serat yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan
mikroflora usus, yaitu serat larut air, dan tidak larut air. Serat larut air dapat
memperbaiki performa mikroflora usus sehingga jumlah bakteri baik dapat
tumbuh dengan sempurna. Sedangkan serat tidak larut air akan menghambat
pertumbuhan bakteri jahat sebagai pencetus berbagai macam penyakit. (Khomsan
dan Anwar, 2008).

2.1.2. Konsepsi Pendapatan


Pendapatan adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang
dan jasa yang dijual (Soemarso, 2009). Pendapatan adalah pendapatan uang yang
diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang
diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha
perorangan dan pendapatan dari kekayaan. Besarnya pendapatan seseorang
bergantung pada jenis pekerjaannya (Sadono, 2006). Pendapatan adalah
penghasilan berupa uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat
diartikan sebagai semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya
kemampuan seseorang, baik yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk
tabungan. Dengan pendapatan tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan
untuk mencapai kepuasan (Jhingan, 2003).
Pendapatan usaha adalah keuntungan yang diperoleh setelah penerimaan
(dari hasil penjualan) produk sayuran dikurangkan dengan biaya yang dikeluarkan
dalam proses kegiatan pemasaran. Informasi yang dibutuhkan dalam analisis
pendapatan usaha adalah total penerimaan dan total pengeluaran usaha dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Total penerimaan diperoleh dari total produk
sayuran yang dijual lalu dikalikan dengan harga jual masing-masing produk
sayuran. Total pengeluaran adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
usaha penjualan sayuran. Total pendapatan adalah total penerimaan dikurangi
dengan total biaya dalam suatu kegiatan usaha (Astuti, et al. 2018).

Universitas Sriwijaya
9

Pendapatan menurut Kusnadi (2000:9) dalam (Sauqi, 2020) adalah


penambahan aktiva yang dapat mengakibatkan bertambahnya modal namun bukan
dikarenakan penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang namun melainkan
melalui penjulan barang dan/atau jasa terhadap pihak lain. Kegiatan usaha yang
dilakukan oleh para pedagang sayur keliling tentunya membutuhkan modal awal
sebagai syarat untuk mendapatkan barang dagangan dengan cara melakukan
transaksi pembelian di pasar atau di produsen secara langsung yakni para petani
sayuran. Lebih terkenalnya transaksi pembelian oleh para pedagang sayur keliling
ini bisa disebut dengan nama kulakan, sudah dapat dipastikan bahwa kegiatan
usaha jual beli itu bertujuan untuk mencari keuntungan maka dari itu dari setiap
unit produk yang dijual kembali oleh para pedagang sayur tentu seudah
diperhitungkan terkait keuntungan yang diharapkan dari setiap unit produk yang
dijual. Apabila produk yang dibeli untuk dijual kembali habis dan keuntungan
yang diharapkan sesuai dengan harapan maka dipastikan pendapatan dari
pedagang sayur keliling akan meningkat dengan bukti adanya penambahan aktifa
tersebut.

2.1.3. Konsepsi Volume Penjualan


Menurut Anogra dalam Sutopo (2012:28), volume penjualan adalah jumlah
penjualan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Asri dalam Karim, dkk (2014:423), volume penjualan adalah jumlah unit
penjualan nyata perusahaan dalam satu periode tertentu. Jadi, volume penjualan
dapat dikatakan sebagai hasil kegiatan penjualan yang diukur dengan satuan.
Menurut Saladin (2003) “Tujuan akhir konsep penjualan adalah keuntungan
melalui volume penjualan yang tinggi”. Menurut Kotler (2000) volume penjualan
adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan
didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik.
Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan, volume penjualan adalah hasil
penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan secara nyata, dalam jumlah unit
penjualan yang terjual dalam jangka waktu tertentu.
Ningrum & Harti (2012) menjelaskan bahwa indikator volume penjualan
yang digunakan pada penelitian ini yaitu: (1) Tercapainya target penjualan. Target

Universitas Sriwijaya
10

penjualan yang diukur berdasarkan unit produk yang terjual; dan (2) Peningkatan
jumlah keuntungan. Jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan yaitu jumlah
nilai penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu. Volume penjualan
adalah pencapaian yang dinyatakan secara kunatitatif dari segi fisik atau volume
atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan
naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau
liter (Rengkuti. 2013).
Menurut Marbun (2003: 225) dalam (Rustami, et al. 2014) volume
penjualan adalah total barang yang terjual oleh perusahaan dalam jangka waktu
tertentu. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin
besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan.

2.1.4. Konsepsi Dampak Pandemi Covid-19


Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat,
tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial
masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 di Indonesia
mencapai 6.575 orang per 19 April 2020. Pandemi ini menyebabkan beberapa
pemerintah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk
aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya.
Menurunnya berbagai aktivitas ini berdampak pada kondisi sosial-ekonomi
masyarakat, khususnya masyarakat rentan dan miskin. Oleh sebab itu, pemerintah,
baik di tingkat pusat maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
menanggulangi penyebaran Covid-19 serta kebijakan kebijakan yang bersifat
penanggulangan dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi ini. Kendati
demikian, pelaksanaan berbagai kebijakan ini perlu dipantau dan dievaluasi untuk
mengetahui efektivitasnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution et al., (2020) menyatakan bahwa
dampak pandemi COVID-19 menyebabkan rendahnya sentimen investor terhadap
pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif. Selain itu,
penelitian lain yang dilakukan oleh Hadiwardoyo, (2020) menyatakan bahwa

Universitas Sriwijaya
11

Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 telah menimbulkan kerugian


ekonomi secara nasional.
Dampak dari pandemi Covid-19 ini dirasakan disemua sektor, tidak
terkecuali sektor pertanian dan UMKM pangan. Sektor pertanian menjadi salah
satu prioritas dalam menghadapi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Sektor
Pertanian harus kuat dalam menghadapi pandemi Covid-19, karena berkaitan
langsung dengan kebutuhan dasar umat manusia. Dampak pandemi COVID-19
yang paling dirasakan petani ialah harga produk pertanian yang mengalami
penurunan drastis disebabkan daya beli masyarakat yang turun. Hal ini tidak
sebanding dengan usaha dan biaya operasional yang dikeluarkan petani saat
melakukan budidaya (Sarni dan Sidayat, 2020).
Dalam mengantisipasi dampak pandemi Covid-19, tindak lanjut yang telah
dilakukan oleh Kementerian Perdagangan adalah mengeluarkan surat keputusan
No. 317/M-DAG/SD/04/2020 tanggal 3 April 2020 kepada Gubernur DKI Jakarta
serta Bupati/Walikota seluruh Indonesia, yang menekankan agar selama PSBB
dapat dijaga ketersediaan dan kelancaran pasokan barang untuk kebutuhan
masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai permintaan untuk (a) membuka akses
pengantaran distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting selama
protokol kesehatan tentang Covid-19 dipenuhi; (b) mengatur jam kerja pasar
rakyat dan toko swalayan yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan
tetap menjalankan protokol kesehatan tentang Covid-19; dan (c) menghimbau
para pengecer dan pedagang pasar rakyat dapat melayani konsumen secara
langsung dengan menerapkan social distancing dan terkait dengan pelayanan
pesan antar (Dermoredjo, et.al. 2020)

2.2. Model Pendekatan


Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model
pendekatan diagramatik. Model ini menggambarkan bagaimana pedagang
mengalami dua kondisi yaitu pada saat sebelum pandemi Covid-19 dan selama
pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pendapatan sebelum pandemi Covid-19
lebih tinggi dari saat terjadi pandemi Covid-19.

Universitas Sriwijaya
12

Pedagang sayur di Pasar Induk


Jakabaring

Volume Penjualan

Distribusi sayuran

Sebelum Pandemi Selama Pandemi


Covid-19 Covid-19

Pendapatan
Pedagang Pendapatan
Pedagang

Faktor yang
mempengaruhi

Eksternal Internal

Jumlah pasokan sayur Status Kepemilian Lapak


Harga Sayur Modal

Keterangan :
= Terdiri dari = Alur kegiatan
= Mempengaruhi

Gambar 2.1. Diagram Model Pendekatan

2.3. Hipotesis
Menurut Levirisna et al., 2020 bervariasinya pendapatan yang diperoleh
oleh responden dipengaruhi oleh lokasi usaha dan dikarenakan keadaan pasar

Universitas Sriwijaya
13

yang sepi dari pembeli yang membuat mereka tidak bisa menjual sayuran seperti
pada masa sebelum adanya pandemi Covid-19. Dengan adanya perubahan
penerimaan juga mempengaruhi pendapatan yang diperoleh pedagang.
Penelitian yang dilakukan Artaman (2015) meneliti tentang analisis faktor
yang mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar Seni Sukowati Gianyar. Menurut
sifatnya data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data kuantitatif dimana data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka serta dapat dihitung. Dalam
pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara teknik observasi serta
wawancara secara mendalam. Teknik pengambilan sampel pada penelitian kali ini
yaitu teknik simple random sampling sebanyak 89 populasi pedagang dijadikan
sampel pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
linier berganda.
Menurut Nindita (2008) ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses
tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dari laba yang diperoleh
perusahaan. Sedangkan laba terutama dipengaruhi volume produksi dan volume
produksi mempengaruhi biaya.
Berdasarkan pengakuan para pedagang pendapatan harian yang mereka
dapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan, hal itu dikarenakan sebelum masa
pandemi banyak pelanggan yang berbelanja di pasar baik itu untuk kebutuhan
rumah tangga maupun untuk keperluan bahan baku rumah makan dan warung,
beberapa dari pedagang juga memiliki pelanggan tetap yang setiap hari berbelanja
dalam jumlah yang banyak.
Berdasarkan permasalahan dan studi terdahulu maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga terdapat perbedaan pendapatan pedagang sayur sebelum dan selama
masa pandemi Covid-19.
2. Diduga faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayur adalah status
kepemilikan lapak, modal, jumlah pasokan sayur, dan harga sayur.

2.4. Batasan Operasional


Berdasarkan tujuan penelitian, maka batasan-batasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
14

1. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pasar Induk Jakabaring Palembang


2. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022.
3. Pasar induk merupakan pasar tradisional berkonsep modern yang pertama
di Palembang. Pasar induk ini terletak di tepi sungai dan berfungsi sebagai
pusat perekonomian rakyat yang dikembangkan dengan sinergi lintas
sektoral.
4. Pendapatan merupakan merupakan penghasilan yang timbul dari pelaksanaan
aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda,
seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti dan sewa, dalam
penelitian ini pendapatan berasal dari penjualan yang dilakukan oleh seorang
pedagang sayur (Rp/hari)
5. Sayur merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal
tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam
keadaan segar. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut
sebagai sayur mayur, berikut merupakan jenis sayur yang akan di teliti
Kangkung, Sawi hijau, Sawi putih, Bayam dan beberapa jenis sayur lainnya
(kg).
6. Volume penjualan merupakan penjualan yang dinyatakan dalam jumlah
penjualan banyaknya satuan fisik atau jumlah uang yang harus diterima. (Kg)
7. Biaya tetap merupakan biaya biaya yang pasti dikeluarkan oleh pemilik
usaha, terlepas dari ada tidaknya produksi yang dilakukan. Biaya ini harus
dibayarkan secara tetap selama periode tertentu atau ketika sudah jatuh
tempo.(Rp/ hari)
8. Biaya variabel adalah biaya yang hanya dikeluarkan ketika pelaku usaha
memproduksi barang dan jasa.(Rp/hari)
9. Total biaya produksi merupakan total dari hasil keseluruhan biaya yang
dikeluarkan. (Rp/hari)
10. Penerimaan adalah jumlah hasil uang yang diperoleh dari hasil penjualan
sayuran dikan dengan harga jual. (Rp/hari)
11. Faktor eksternal adalah faktor dari luar yang mempengaruhi analisis pendapat
an pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama masa pande

Universitas Sriwijaya
15

mi Covid-19 yang terdiri dari jumlah pasokan sayur, harga sayur dan jenis/var
iasi sayur.
12. Faktor internal adalah faktor dari dalam yang mempengaruhi analisis pendapa
tan pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama masa pand
emi Covid-19 yang terdiri dari status kepemilikan lapak dan modal yang terse
dia.
13. Distribusi adalah suatu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk
memudahkan proses penyampaian produk dari produsen kepada konsumen,
dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana proses distribusi
sayuran sebelum dan selama pandemi Covid-19.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di Pasar Induk Jakabaring yang berlokasi di Jalan
Pangeran Ratu, 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera
Selatan.
Pasar Induk Jakabaring merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di
kota Palembang yang merupakan pusat awal distribusi sayur-sayuran ke pedagang
ecer di kota Palembang. Adapun pengambilan dan pengumpulan data lapangan
dilaksanakan pada bulan Mei 2022 sampai dengan selesai.

3.2. Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey. Menurut Sugiyono (2013), penelitian dengan menggunakan metode
survey merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan tertulis untuk mendapatkan data dari tempat tertentu dianalisis secara
deskriptif (descriptive analysis). Metode ini bertujuan untuk memperoleh
informasi berupa pengaruh dampak dari pandemic covid-19 di tahun 2021
terhadap pendapatan pedagan sayur di pasar Induk Jakabaring, yang akan di
bandingkan dengan Pendapatan pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring
sebelum pandemi Covid-19 di tahun 2019.

3.3. Metode Penarikan Contoh


Model penarikan contoh yang digunakan yaitu dengan metode purposive
sampling, Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini untuk dijadikan sampel
yaitu Pedagang dipasar Induk Jakabaring yang menjual Komoditi sayuran saja.
Dalam penelitian ini terdapat populasi sebanyak 45 orang pedagang di Pasar
Induk Jakabaring. Dari jumlah populasi tersebut, diambil sebanyak 21 responden
yang dihitung berdasarkan perhitungan rumus Slovin yang akan dijadikan sampel
penelitian yaitu pedagang besar yang menjual komoditi Sayuran saja karena
mayoritas pedagang di Pasar Induk Jakabaring memang merupakan pedagang

16 Uniiversitas Sriwijaya
17

besar serta dapat mewakili para pedagang lainnya. Perhitungan tersebut dilakukan
dengan rumus berikut:
N
n = 1 + N(e)2
45
n = 1 +45(0.15)2
n = 21

Dari uraian diatas Diketahui bahwa n = Pedagang besar komoditi Sayuran,


Kemudian dibuat kesimpulan untuk menjawab permasalahan penelitian dengan
langkah-langkah sebagai berikut: a) Mereduksi data, kalau banyak disederhanakan
dan disesuaikan; b) Display data, mengklasifikasikan masing-masing data supaya
lebih jelas dan c) Pengambilan kesimpulan. Semua data yang dianalisis disajikan
dalam bentuk tabel, agar dapat dilihat perbedaan pendapatan pedagang sayur dan
dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang
sayur sebelum dan selama masa pandemi Covid-19.

3.4. Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara langsung di lapangan dengan pedagang di pasar Induk Jakabaring kota
Palembang. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah
disiapkan dalam bentuk kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
beberapa pustaka dan instansi yang terkait yang mendukung dan membantu
penulis dalam penelitian. Data sekunder didapatkan dari sumber-sumber
terpercaya.

3.5. Metode Pengolahan Data


Data yang terkumpul dari lapangan akan diolah dan dianalisis secara
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan
gambar umum lokasi penelitian dan karakteristik pedagang, sedangkan analisis

Universitas Sriwijaya
18

kuantitatif digunakan untuk analisis pendapatan pedagang di pasar Induk


Jakabaring kota Palembang.
Untuk Menjawab tujuan pertama mengenai analisis volume penjualan
dilakukan wawancara langsung ke Pedagang di pasar Induk Jakabaring Untuk
mengetahui volume penjualan Sebelum dan selama masa pandemi Covid-19,
Kemudian dianalisis banya nya selisih Volume penjualan sebelum dan selama
masa Pandemi.
Tujuan kedua yaitu mendeskripsikan mekanisme distribusi sayur dari Pasar
Induk ke pengecer sebelum dan selama Covid-19 akan dijawab dengan melakukan
survey/wawancara langsung kepada para pedagang ataupun stakeholder terkait
yang berada di pasar Induk Jakabaring.
Tujuan ketiga yaitu Menganalisis Apakah ada perbedaan pendapatan
Sebelum dan Selama masa Pandemi Covid-19 dengan cara menghitung
Pendapatan Pedagang Sebelum Pandemi Covid-19 dan Selama Masa pandemi
Covid-19 lalu dideskripsikan perbedaan pendapatan yang terjadi.  Unsur-unsur
total biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang untuk saat ini didasarkan pada
penelitian-penelitian yang telah dilakukan terhadap pedagang serta didasarkan
pada teori biaya dan pendapatan Berdasarkan teori biaya dan pendapatan, bahwa
biaya total (TC) didapat dari total biaya tetap (TFC) ditambah dengan total biaya
variabel (TVC) (Wali, 2010). Rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Biaya
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Total Biaya/Cost (Rp/hari)
TFC = Total Fix Cost (Rp/hari)
TVC = Total Variabel Cost (Rp/hari)

b. Pendapatan
π=TR−TC
Keterangan :
π = Total Pendapatan (Rp/hari)
TR = Total Penerimaan/Revenue (Rp/hari)
TC = Total Biaya/Cost (Rp/hari)

Universitas Sriwijaya
19

c. Penerimaan
TR = P.Q
Keterangan :
TR = Total Penerimaan/Revenue (Rp/hari)
P = Harga Jual (Rp/hari)
Q = Jumlah yang Terjual (kg)

Kemudian untuk menganalisis perbedaan pendapatan yang diterima


pedagang sayur di pasar induk jakabaring Sebelum dan Selama masa pandemi
Covid-19 dapat menggunakan uji Paired sample t-test pada program SPSS
Statistik 28, dengan hipotesis yang diajukan :
H0 = Terdapat perbedaan pendapatan pedagang di pasar Induk jakabring sebelum
dan selama masa pandemi covid-19.
H1 = Tidak Terdapat perbedaan pendapatan pendapatan pedagang di pasar Induk
jakabring sebelum dan selama masa pandemi covid-19.
Kaidah keputusannya adalah :
1. Jika taraf signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
2. Jika taraf signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak
Untuk menjawab Tujuan keempat yaitu Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan Sebelum dan Selama masa Pandemi Covid-19, akan
dijawab dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Sebelum
melakukan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model regresi yang akan
digunakan apakah telah memenuhi syarat atau belum. Bila syarat atau kaidah
asumsi klasik telah terpenuhi maka dilanjutkan dengan melakukan uji regresi
linier berganda dengan cara menglogaritmakan persamaan tersebut. untuk
menganalisis hubungan antara variabel bebas yaitu Jumlah pasokan (X1), Harga
sayur (X2), status kepemilikan Lapak (X3), modal (X4), dengan variabel terikat
yaitu pendapatan pedagang (Y).

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e


Dimana:
Y = Pendapatan Pedagang
a = Bilangan konstanta
b = koefesien regresi

Universitas Sriwijaya
20

X1 = Jumlah Pasokan sayur


X2 = Harga sayur
X3 = Status kepemilikan lapak
X4 = Modal
e = Kesalahan prediksi (error)

Ada beberapa syarat atau kaidah yang harus dipenuhi dalam uji asumsi
klasik. Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data
yang bersangkutan terdistiribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan menggunakan uji statistic Normal P-Plot Test dan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dengan kaidah keputusan dimana data dapat dikatakan terdistribusi
normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ 0,05, maka data terdistribusi normal. Jika
nilai nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≤ 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak terjadinya gejala
multikolinearitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas dengan menggunakan metode Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor). Dengan kaidah keputusan jika nilai Tolerance ≤ 0,10 dan nilai
VIF ≥ 10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai Tolerance ≥ 0,10
dan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat melakukan uji glejser,
(Ghozali, 2013).
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis Diduga faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang sayur adalah Jumlah pasokan, modal, Status kepemilikan
lapak, dan harga sayur bertujuan untuk menguji kebenaran pada hipotesis yang

Universitas Sriwijaya
21

telah dirumuskan. Pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan uji simultan
(Uji F) dan uji parsial (Uji T).
Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang dihitung dari
data sampel. Koefisien ini menunjukkan persentase variasi seluruh variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen. Koefisien
determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar
antara 0 < R2 < 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R2 yang semakin tinggi
(mendekati 1) menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan
keragaman dari variabel dependent, demikian pula sebaliknya.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji F digunakan untuk menghitung besarnya perubahan nilai variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh perubahan semua nilai variabel independen. Pengujian
ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada nilai fhitung
Dengan hipotesis statistik.
H0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4
H1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4
α = 0,05
Dengan kaidah keputusan yaitu, sebagai berikut:
a. Jika taraf signifikansi > 0,05, maka terima H0, artinya variabel independen
(bebas) yang terdiri dari Jumlah pasokan sayur, Modal, Status kepemilikan
lapak, dan harga sayur tidak mempengaruhi variabel dependen (terikat) yaitu
Pendapatan pedagang sayur.
b. Jika taraf signifikansi ≤ 0,05, maka tolak H0, artinya variabel independen
(bebas) yang terdiri dari Jumlah pasokan sayur, Modal, Status kepemilikan
lapak, dan harga sayur mempengaruhi variabel dependen (terikat) yaitu
pendapatan pedagang sayur.
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya signifikansi pengaruh variabel
dependen terhadap variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial), dengan
menganggap variabel lain bersifat konstanta. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai dari thitung dengan ttabel.

Universitas Sriwijaya
22

Dengan hipotesis statistik.


H0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4
H1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4
α = 0,05
Dengan kaidah keputusan yaitu, sebagai berikut:
a. Jika taraf signifikansi > 0,05, maka terima H0, artinya variabel independen
(bebas) yang terdiri dari Jumlah pasokan sayur, Modal, Status kepemilikan
lapak, dan harga sayur tidak mempengaruhi variabel dependen (terikat) yaitu
pendapatan pedagang sayur.
b. Jika taraf signifikansi ≤ 0,05, maka tolak H0, artinya variabel independen
(bebas) yang terdiri dari Jumlah pasokan sayur, Modal, Status kepemilikan
lapak, dan harga sayur mempengaruhi variabel dependen (terikat) yaitu
pendapatan pedagang sayur.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1. Letak Topografi
Pasar Induk terletak di daerah Jakabaring yang pada umumnya adalah rawa
lebak yang terletak dalam wilayah kelurahan 15 Ulu dan kelurahan 8 Ulu
Darat.Luasnya mencapai 6,5% dari total luas kota Palembang yaitu 400,61 km².
Dari sisi topografinya, kawasan ini mayoritas merupakan dataran rendah yang
tidak jauh berbeda dengan bentangan alam kawasan Seberang Ulu pada
umumnya. Pasar Induk Jakabaring berlokasi di Jalan Pangeran Ratu, 15 Ulu,
kecamatan Seberang Ulu I, kota Palembang, Sumatera Selatan. Pasar Induk
jakabaring juga memiliki beberapa bagian pasar antara lain ada pasar khusus
pedagang buah, sayur maupun daging. Selain itu juga dari tiap jenis juga terdapat
pasar pedagang besar dan pasar pedagang kecil yang berjajar searah di sebelah
kiri dari jalan.

4.1.2. Sejarah Singkat Pasar Induk Jakabaring


Perkembangan kawasan Jakabaring mulai terasa pada masa pemerintah
Gubernur Sumatera Selatan periode 1988 – 1998 Ramli Hasan Basri. Hal ini
dikarenakan pada saat itu menteri sosial Indonesia dan juga ketua umum Palang
Merah Indonesia Siti Hardijanti Rukmana atau sering dikenal dengan ( Mbak
Tutut ), ingin mengembangkan kawasan Jakabaring menjadi pusat perkotaan dan
perkantoran. kawasan yang berupa hutan-rawa itu hendak diubah menjadi
kawasan moderen sebagaimana yang terletak di kawasan Seberang Ilir. Untuk
mewujudkan proyek besar tersebut, pemerintah kota Palembang mulai mereubah
kawasan Jakabaring Proyek itu didukung oleh para pengusaha, termasuk
pengusaha dari kota Palembang.
Salah satu bangunan yang terletak di kawasan Jakabaring yang menjadi
pusat pasar tradisional di kota Palembang tidak lain yaitu keberadaan Pasar Induk
Jakabaring. Pasar ini merupakan pasar tradisional di Kota Palembang yang
terletak di Jl Pangeran Ratu Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1,

23 Uniiversitas Sriwijaya
24

Palembang, Sumatera Selatan yang pertama kali diolah oleh PT Swarnadwipa


Selaras Adiguna yang juga merupakan bagian dari Pasar Induk Jakabaring
diresmikan pembukaanya oleh Gubernur Sumatera Selatan pada tangga 28 Juli
2004.
Awal mula Pasar Induk Jakabaring menjadi pusat pasar tradisional di kota
Palembang bermula saat para pedagang yang berdagang di kawasan Pasar 16 Ilir
direlokasi dan dipindahkan oleh pemerintah Kota Palembang yang pada saat itu
masih dipimpin oleh walikota Eddy Santana Putra untuk berdagang di kawasan
Pasar Induk Jakabaring yang pada awalnya masih sedikit para pedagang yang
berjualan di sana tidak sesuai dengan luas lahan pasar dan bangunan kios-kios
yang besar dan masih banyak yang kosong. Alasan Pemindahan para pedagang ini
disebabkan karena jumlah pedagang yang terlalu banyak berdagang di Pasar 16
Ilir yang terkesan kumuh dan tidak teratur mengakibatkan sering terjadi
kemacetan dan merusak keindahan kawasan Jembatan Ampera yang merupakan
icon dan objek wisata Kota Palembang.
Selain merusak keindahan Kawasan Jembatan Ampera, para pedagang Pasar
16 Ilir juga sudah terlalu padat dan tidak tertampung lagi terutama pasar ikan,
pasar sayur dan pasar buah-buahan menumpuk mulai dari jalan Sentot Alibasyah
yang dikenal dengan lorong basyah hingga sampai ke bawah Jembatan Ampera
dan keadaan tersebut mengganggu aktifitas kendaraan angkot jurusan Ampera -
Plaju dan Ampera - Kertapati yang tidak bisa melewati bawah Jembatan Ampera.
tidak hanya pedagang kaki lima Pasar 16 Ilir saja yang dipindahkan ke Pasar
Jakabaring ini, namun banyak juga para pedagang dari pasar yang ada di Kota
Palembang dipindahkan ke pasar tersebut, dikarenakan pasar tersebut hanya ramai
pada malam sampai menjelang fajar dan agen-agen buah dan sayuran banyak
berdagang di pasar ini maka masyarakat kota Palembang lebih mengenal pasar ini
dengan sebutan Pasar Induk Jakabaring yang terdiri dari Pasar Retail, Pasar Buah,
Pasar Sayur dan Pasar Ikan. Selain itu juga barang-barang dagangan yang di jual
dipasar-pasar tradisional di Kota Palembang kebanyakan dibeli di pasar ini dan
dijual kembali ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Palembang
Pemindahan pedagang kaki lima Pasar 16 Ilir ke Pasar Induk Jakabaring
adalah solusi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Palembang untuk

Universitas Sriwijaya
25

mewujudkan keindahan tata kota yang teratur dan bersih. Pemindahan pedagang
kaki lima Pasar 16 Ilir ke Pasar Induk Jakabaring dapat meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, baik masyarakat daerah yang
ditinggal maupun daerah yang dituju.

4.2. Karakteristik Responden Pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring


Kota Palembang
Pedagang adalah orang yang menjual barang atau jasa di lingkungan pasar
atau tempat-tempat lain yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah
dan dibenarkan sesuai dengan fungsi peruntukannya.Pedagang juga bisa di artikan
sebagai orang yang dengan modal relatif bervariasi yang berusaha di bidang
produksi dan penjualan barang atau jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan
kelompok masyarakat. Pedagang merupakan pelaku ekonomi yang paling
berpengaruh dalam sektor perdagangan karena kontribusinya adalah sebagai
penghubung dari produsen ke konsumen.
Kesejahteraan seorang pedagang dapat diukur dari penghasilannya, oleh
karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang harus
diperhatikan supaya pendapatan pedagang stabil dan kesejahteraannya meningkat
sehingga kegiatan jual beli di pasar tetap berjalan lancar, jumlah pedagang yang
ada akan tetap bertahan dan semakin bertambah. Karakteristik adalah faktor yang
memberikan pengaruh terhadap sikap seseorang atau kelompok yang mampu
menjadi ciri khas dan kualitas mereka.Karakteristik responden dalam penelitian
ini dapat dilihat dari Usia, Pendidikan, Jenis kelamin, dan kepemilikan Lapak.
Namun pada penelitian ini terdapat pula 22 jenis komoditi sayuran yang
diamati dari 21 Responden. Jenis komoditi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Universitas Sriwijaya
26

Tabel 4.1. Jenis Komoditi dan Jumlah pedagang

No. Jenis/Komoditi Jumlah Pedagang


1. Bawang Merah
3
2. Bawang Putih
3. Bayam
4. Kangkung 2
5. Katu
6. Kacang Panjang
2
7. Buncis
8. Kubis 1
9. Kentang
2
10. Wortel
11. Sawi Putih
2
12. Sawi Hijau
13. Cabai Merah
14. Cabai Hijau
2
15. Cabai Rawit
16. Cabai Burung
17. Jengkol 2
18. Terung Ungu
2
19. Terung Hijau
20. Daun Bawang 2
21. Tomat
1
22. Cung
Jumlah 21

4.2.1. Karakteristik berdasarkan Usia.


Dari penelitian ini diambil sebanyak 21 sampel pedagang di Pasar Induk
Jakabaring, Karakteristik berdasarkan Tingkatan usia pada penelitian ini
dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Usia merupakan salah satu faktor yang
penting dan mempengaruhi pedagang dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Untuk melihat 5 kelompok usia pedagang di pasar Induk Jakabaring dapat dilihat
pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakteristik berdasarkan Usia


Pedagang sayur
No. Usia (Tahun)
Orang Persentase (%)
1. 25-34 2 9,52
23,81
2. 35-44 5

Universitas Sriwijaya
27

Pedagang sayur
No. Usia (Tahun)
Orang Persentase (%)
3. 45-54 7 33,33
4. 55-64 6 28,57
5. >65 1 4,76
Jumlah 21 100

Berdasarkan Tabel 4.2. Setelah dilakukan pengelompokan usia dapat


diketahui bahwa usia pedagang di Pasar Induk Jakbaring terbagi menjadi 5
kelompok, Dalam penelitian Anwar dan Fatmawati (2021) disebutkan bahwa yang
tergolong ke dalam usia produktif adalah interval usia 15-64 tahun dan yang
bukan tergolong usia non produktif adalah di atas 64 tahun. terlihat pada Tabel
bahwa pedagang yang memiliki renta usia 25-34 Tahun terdapat 2 orang atau
9,52%, diikuti oleh pedagang yang berusia 35-44 terdapat 5 orang atau 23,81%,
pedagang yang berusia 45-54 terdapat 7 orang atau 33,33% yang mana pada renta
usia ini memiliki persentase tertinggi dari 4 kelompok lainnya, diikuti oleh renta
usia 55-64 terdapat 6 pedagang atau 28,57% dan kelompok terakhir ialah
pedagang yang memiliki usia pedagang kelompok nonproduktif >65 tahun
terdapat 1 pedagang atau 4,76%. Dengan ini dapat dikatakan bahwa pedagang
dipasar induk jakabaring mayoritas pedagang dengan usia produktif 15-65 Tahun.

4.2.2. Karakteristik berdasarkan Tingkat Pendidikan.


Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pedagang
dalam menjalankan jual-beli/perdagangan. Pendidikan dapat membantu pedagang
karena pendidikan yang lebih tinggi berarti memiliki wawasan yang luas tentang
untung rugi dalam sektor perdagangan. Berikut data responden pedagang sayur di
Pasar Induk Jakabaring dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Karakteristik berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pedagang Sayur
No Tingkat Pendidikan
Orang Persentase (%)
1 SD 8 38,10
2 SMP 7 33,33
3 SMA 6 28,57
Total 21 100

Universitas Sriwijaya
28

Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui tingkat pendidikan pedagang di pasar


Induk Jakabaring menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mayoritas Pedagang
ialah menamatkan pendidikan hanya sampai dengan SD yaitu sebesar 38,10% atau
8 pedagang. Persentase tingkat pendidikan ke dua ialah pedagang yang
menamatkan pendidikan sampai dengan jenjang SMP yaitu sebesar 33,33% atau 7
pedagang dari total pedagang, diikuti dengan pedagang yang menamatkan
pendidikan sampai dengan SMA yaitu 28,57% atau 6 pedagang. Tingkat
pendidikan ini sangat penting, semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka
pengetahuan keuntungan dan kerugian lebih menguasai, dan juga lebih bisa
melihat aspek prediksi masa yang akan datang tentang peluang permintaan dan
penawaran yang dilakukan dalam proses perdagangan.

4.2.3. Karakteristik berdasarkan Status Kepemilikan Lapak


Status kepemilikan lapak dipasar Induk Jakabaring sangat berpengaruh
terhadap Pendapatan pedagang, Karena biaya sewa yang akan dikeluarkan akan
mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh para pedagang. Berikut data
persentase responden pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring kota palembang
berdasarkan Status kepemilikan lapak dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Karakteristik berdasarkan Status Kepemilikan Lapak


Pedagang sayur
No Status Kepemilikan Lapak
Orang Persentase %
1 Tetap/Milik Sendiri 18 85,71
2 Sewa 3 14,29
Total 21 100
Sumber:
Berdasarkan Tabel 4.4. Diketahui hampir semua pedagang memiliki lapak
Tetap/Milik sendiri, hanya 14,29% atau 3 pedagang yang menyewa Dipasar induk
Jakabaring dari total pedagang yang berjumlah 21 pedagang, sisanya sebanyak
85,71% atau 18 pedagang memiliki lapak tetap atau milik sendiri, pedagang yang
menyewa lapak biasanya Menumpang sebagian dari pedagang yang memiliki
lapak tetap di pasar induk jakbaring dengan nominal harga sewa yang sudah
disepakati.

Universitas Sriwijaya
29

4.2.4. Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin


Salah satu karakteristik dari pedagang yang dapat dilihat adalah
karakteristik jenis kelamin, pembagian jenis kelamin terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Dari data ini kita bisa melihat Pedagang
sayur dipasar Induk Jakabaring lebih dominan laki-laki atau perempuan. Adapun
data dari Karakteristik pedagang berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin


Pedagang Sayur
No Jenis kelamin
Orang Persentase %
1 Laki-Laki 11 52,38
2 Perempuan 10 47,62
Total 21 100
Sumber:
Berdasarkan Tabel 4.5. memiliki data yang mana menunjukan 52,38%
pedagang di Pasar Induk Jakabaring berjenis kelamin laki-laki atau berjumlah 11
orang pedagang, dan pedagang perempuan berjumlah 47,62% atau 21 pedagang,
yang mana artinya pedagang di Pasar Induk Jakabaring memiliki persentase jenis
kelamin yang tidak begitu berbeda, berdasarkan jumlah pedagang yang dijadikan
sample, hanya berbeda sedikit dari total pedagang yang berjumlah 21 pedagang.

4.3. Volume Penjualan sayur di Pasar Induk Jakabaring


4.3.1.Perbandingan Volume Penjualan Sayur di Pasar Induk Jakabaring
Sebelum dan Selama Masa Pandemi Covid-19.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan selama April-Mei dibuat
pengelompokkan berdasarkan jenis komoditi yang dijual oleh para pedagang
besar dipasar Induk Jakabaring untuk mempermudah melihat ada atau tidaknya
perbedaan volume penjualan sayur sebelum dan selama masa pandemi covid-19
yang terjadi di Pasar Induk Jakabaring perbedaan volume penjualan sayur yamg
terjadi di Pasar Induk Jakabaring dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Volume Penjualan sayur sebelum dan selama masa Pandemi Covid-19
Penjualan Persentase
Jenis Komoditi Selisih/kg
Sebelum Selama penurunan (%)

Universitas Sriwijaya
30

Bawang Merah 1300 900 400 30,77


Bawang Putih 1000 700 300 30,00
Bayam 140 135 5 3,57
Kangkung 110 90 20 18,18
Katu 100 90 10 10,00
Tomat 150 100 50 33,33
Cung 100 50 50 50,00
Kubis 150 100 50 33,33
Sawi putih 160 110 50 31,25
Sawi hijau 140 110 30 21,43
Kacang panjang 350 200 150 42,86
Buncis 150 130 20 13,33
Terung Ungu 140 130 10 7,14
Terung Hijau 140 130 10 7,14
Daun Bawang 45 40 5 11,11
Jengkol 115 90 25 21,74
Cabai Merah 400 400 0 0,00
Cabai Hijau 300 300 0 0,00
Cabai Rawit 200 200 0 0,00
Cabai burung 300 300 0 0,00
Kentang 400 370 30 7,50
Wortel 400 300 100 25,00

Berdasrkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa dmpak dari Pandemi Covid-19
mengakibatkan hampir semua komoditi mengalami penurunan Volume Penjualan
tidak ada komoditi yang mengalami kenaikan Volume penjualan selama masa
Pandemi Covid-19 Hal tersebut dapat dilihat dari data tabel dimana komoditi
Bawang merah mengalami penurunan sebesar 30,77%, Unutk komoditi Bawang
merah mengalami penurun sebesar 30,00%, komoditi Bayam mngalami
penurunan sebsar 3,57%, komoditi kangkun mengalami penurunan sebesar
18,18%, Komodit Katu mengalami penurnan ebesar 10,00%, komodit tomat
mengalami penurunan sebesar 33,33%, komodti Cung mengalami penurunan
50%, kubis mengalami penurunan 33,33%, Sawi putih megalami penurunan
sebesar 31,25%, Sawi hijau mengalami penurunan sebesar 21,43%, Kacang
panjang mengalami penurunan sebesar sebesar 42,86%, Buns sebesar 13,33%,
Terung ungu dan terung hijau mengalami penurunan sebesar 7,14%, Daun
Bawang mengalami penurunan sebesar 11,11%, Jengkol megaami penurunan
21,74%, Kentang mengalami penurunan 7,50%, dan Wortel mengalami penunan
sebesar 25,00%, perbandingan volume yang dilakukan dengan mengamati volume

Universitas Sriwijaya
31

sebelum terjadinya pandemi Covid-19, kemudian untuk komoditi yang tidak


mengalami penurunan maupun kenaikan volume penjualan itu komoditi cabai
Merah, Cabai Hijau, Cabai Rawit, dan Cabai burung.
Menurut pedagang dipasar Induk Jakabaring Pengurangan Volume
penjualan itu merupakan salah satu strategi untuk mengantisipasi kerugian,
dimana berkurangnya konsumen yang membeli sayuran di pasar tradisional hal itu
diakibatkan oleh konsumen merasa bahwa pasar tradisional merupakan tempat
penularan virus Covid-19 tertinggi karena merupakan tempat keramaian, dan
himbauan dari pemerintah juga untuk semua masyarakat menghindari pusat
keramaian untuk memutus rantai penularan Covid-19 dikota palembang.

4.3.2. Perbandingan Harga sayur di Pasar Induk Jakabaring Sebelum dan


Selama Masa Pandemi Covid-19
Dari penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai pedagang di Pasar
Induk Jakabaring mereka mengatakan bahwa Harga sayuran di Pasar Induk
Jakabaring berubah-ubah setiap harinya tidak pernah menetap dari sebelum
pandemi maupun selama pandemi Covid-19, Harga juga tergantung kiriman dari
para petani.
Dari 21 Pedagang dengan 22 Komoditi diambil Rata-rata harga dari tiap
komoditi yang mana adanya penurunan maupun kenaikan dari komoditi tersebut,
Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Universitas Sriwijaya
32

Tabel 4.7. Rata-rata Harga sayur di pasar Induk Jakabaring (hapus tulisan rp
ditabel)

Rata-rata Harga Penurunan Kenaikan


Jenis Komoditi Selisih(Rp)
Sebelum Selama % %
Rp104,00
Bawang Merah Rp69,667 Rp34,333 0,00 49,28
0
Bawang Putih Rp45,667 Rp58,333 Rp12,667 0,00 27,74
Bayam Rp18,500 Rp7,500 Rp11,000 59,46 0,00
Kangkung Rp13,500 Rp12,000 Rp1,500 11,11 0,00
Katu Rp10,500 Rp9,000 Rp1,500 14,29 0,00
Tomat Rp11,000 Rp12,000 Rp1,000 0,00 9,09
Cung Rp16,000 Rp19,000 Rp3,000 0,00 18,75
Kubis Rp10,000 Rp8,000 Rp2,000 20,00 0,00
Sawi putih Rp19,500 Rp19,500 Rp0 0,00 0,00
Sawi hijau Rp18,000 Rp19,500 Rp1,500 0,00 8,33
Kacang panjang Rp32,000 Rp37,000 Rp5,000 0,00 15,63
Buncis Rp31,000 Rp33,000 Rp2,000 0,00 6,45
Terung Ungu Rp23,000 Rp21,000 Rp2,000 8,70 0,00
Terung Hijau Rp27,000 Rp24,500 Rp2,500 9,26 0,00
Daun Bawang Rp38,500 Rp38,000 Rp500 1,30 0,00
Jengkol Rp82,500 Rp90,000 Rp7,500 0,00 9,09
Cabai Merah Rp53,500 Rp50,500 Rp3,000 5,61 0,00
Cabai Hijau Rp41,000 Rp39,000 Rp2,000 4,88 0,00
Cabai Rawit Rp54,000 Rp58,000 Rp4,000 0,00 7,41
Rp192,00
Cabai burung Rp180,000 Rp12,000 0,00 6,67
0
Kentang Rp22,250 Rp23,000 Rp750 0,00 3,37
Wortel Rp18,000 Rp20,500 Rp2,500 0,00 13,89

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat perubahan harga yang


signifikan dari yang mengalami pennurunan maupun kenaikan selama masa
pandemi Covid-19 Berdasarkan harga dari tiap komoditi yang diamati
disimpulkan bahwa terdapat 12 Komoditi yang mengalami kenaikan harga dan 9
Komoditi yang mengalami penurunan harga dan satu komoditi yang tidak
mengalami kenaikan maupun penurunan harga selama masa pandemi Covid-19,
untuk komoditi yang mengalami kenaikan Harga itu ada pada komoditi Bawang
Merah 49,28%, Bawang putih 27,74%, Tomat 9,09%, Cung 18,75%, Sawi Hijau
8,33%, Kacang panjang 15,63%, Buncis 6,45%, jengkol 9,09%, Cabai Rawit
7,41%, Cabai burung 6,67%, Kentang 3,37%, dan Wortel 13,89%, Peningkatan

Universitas Sriwijaya
33

tersebut dilihat dari Selisih Harga Selama pandemi yang dibandingkan dengan
Harga sebelum adanya pandemi Covid-19.
Kemudian untuk komoditi yang mengalami penurunan harga yaitu ada
pada komoditi Bayam 59,46%, Kangkung 11,11%, Katu 14,29%, Kubis 20,00%,
Terung Ungu 8,75%, Terung Hijau 9,26%, Daun bawang 1,30%, Cabai Merah
5,61%, Cabai Hijau 4,88%, penurunan dilihat dari data harga sebelum adanya
pandemi Covid-19 yang dibandingkan dengan selama masa pandemi Covid-19.
Kemudiann terdapat satu komoditi yang tidak mengalami kenaikan maupun
penurunan harga selama masa pandemi Covid-19 yaitu komoditi Sawi Putih.
Menurut pedagang dipasar Induk Jakabaring Harga sayur disetiap
komoditi itu selalu mengalami perubahan setiap harinya, terutama selama masa
pandemi covid-19, Menurunkan harga komoditi sayuran merupakan salah satu
strategi yang dilakukan pedagang agar minat konsumen sayuran tidak berkurang,
namun tetap saja setelah menurunkan harga minat konsumen juga tidak bertambah
selama masa pandemi Covid-19.

4.4. Alur Distribusi Sayuran di Pasar Induk Jakabaring


Alur Distribusi merupakan proses penjualan produk dari petani kemudian ke
pedagang besar lalu disalurkan ke pengecer atau langsung kepada konsumen.
Adapun menurut Keegan (2003), saluran distribusi adalah saluran yang digunakan
oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri. Kedudukan saluran distribusi di dalam saluran
pemasaran bahwa saluran distribusi merupakan bagian dari saluran pemasaran
yang berfungsi dalam membantu produsen menyalurkan hasil produksinya untuk
bisa ke tangan konsumen.
Berdasarkan hasil wawancara ke Pedagang yang ada di Pasar Induk
Jakabaring, para pedagang tidak membeli langsung ke petani namun
menggunakan Sistem Distribusi tidak langsung, yang mana para pedagang besar
akan membeli sayuran dari pengepul/tengkulak yang dating ke Pasar Induk untuk
menjual hasil panen petani ke pedagang besar di Pasar Induk Jakabaring setiap
harinya.

Universitas Sriwijaya
34

Menurut pedagang sayur di pasar Induk Jakabaring juga dalam distribusi


sayuran sebelum pandemi dan selama masa pandemi tidak ada perbedaan, dimulai
dari Petani yang terbagi di beberapa kabupaten yaitu OKU OKI, Pagaralam,
Curup dan berbagai Kabupaten lainnya yang menjadi tempat penanaman sayur di
Sumatera Selatan, sayur dari para petani akan dibeli oleh pengepul/tengkulak yang
kemudian sayuran akan di bawa ke Pasar Induk Jakabaring, Setelah dipasar induk
maka pengepul akan menjual ke Pedagang besar barulah dari pedagang besar akan
menjual ke pedagang kecil di kota Palembang, atau langsung ke konsumen,
pedagang kecil akan ke Pasar Induk Jakabaring mulai dari pukul 22.00 sampai
pukul 04.00, untuk membeli sayuran yang akan dijual kemudian menjualnya di
pasar pasar kecil yang terbagi di kota Palembang misalnya pasar KM 5, Pasar
Sekanak, Pasar 26 Ilir dan pasar-pasar lainnya.
Adanya pandemi covid tidak merubah alur distribusi sayuran dari Petani
sampai ke konsumen, hanya saja dengan adanya peraturan seperti pembatasan
transportasi antar daerah maupun antar Kota selama pandemi membuat
pengiriman dari Kabupaten ke Pasar Induk sedikit terhambat, hanya saja hal
tersebut tidak mempengaruhi alur distribusi penjualan sayur yng terjadi di pasar
induk Jakabaring pada saat itu hingga saat ini, walaupun banyak konsumen yang
enggan untuk belanja ke pasar, namun hal tersebut tidak begitu berdampak pada
pedagang besar yang ada di Pasar Induk Jakabaring.
Menurut pedagang di Pasar Induk jakabaring, penjualan mereka tidak
terpengaruh sehingga harus merubah alur diatribusi, karena mereka sudah
memiliki konsumen (pedagang kecil) tetap yang terjalin karena rasa saling
percaya dan juga hubungan yang sudah terjalin lama dari sebelum adanya
pandemi Covid-19 sampai pada saat pandemi Covid-19 sehingga para pedagang
tidak perlu merubah alur distribusi mereka selama pandemi Covid-19 yang terjadi
di kota Palembang.

4.5. Pendapatan Pedagang Sayur di Pasar Induk Jakabaring Sebelum dan


Selama Masa Pandemi Covid-19
Pendapatan usaha adalah keuntungan yang diperoleh setelah penerimaan
(dari hasil penjualan) produk sayuran dikurangkan dengan biaya yang dikeluarkan
dalam proses kegiatan pemasaran. Total penerimaan diperoleh dari total produk

Universitas Sriwijaya
35

sayuran yang dijual lalu dikalikan dengan harga jual masing-masing produk
sayuran. Total pengeluaran adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
usaha penjualan sayuran. Total pendapatan adalah total penerimaan dikurangi
dengan total biaya dalam suatu kegiatan usaha (Astuti, et al. 2018). Setelah
dihitung dengan rumus menghitung pendapatan pedagang berikut Data
pendapatan yang diterima oleh pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring sebelum
dan selama pandemi Covid-19 berdasarkan jenis komoditi dapat dilihat pada
Tabel 4.8. berikut.

Tabel 4.8. Pendapatan pedagang Sayur Pasar Induk Jakabaring Perkomoditi


Pendapatan (Rp/hari)
Pedagang Komoditi
Sebelum Selama
1 Bawang Merah Rp2,224,883 Rp2,374,883
Bawang Putih Rp1,574,883 Rp1,774,883
2 Bayam Rp217,089 Rp239,589
Kangkung Rp157,089 Rp277,089
Katu Rp127,089 Rp52,089
3 Bawang Merah Rp1,974,883 Rp2,074,883
Bawang Putih Rp1,474,883 Rp1,574,883
4 Kubis Rp474,767 Rp99,767
5 Kacang Panjang Rp1,018,133 Rp868,133
Buncis Rp568,133 Rp448,133
6 Bayam Rp218,756 Rp188,756
Kangkung Rp128,756 Rp98,756
Katu Rp128,756 Rp38,756
7 Kacang Panjang Rp968,133 Rp368,133
Buncis Rp168,133 Rp268,133
8 Jengkol Rp924,767 Rp849,767
9 Kentang Rp568,133 Rp648,133
Wortel Rp1,168,133 Rp1,168,133
10 Cabai Merah Rp1,384,067 Rp584,067
Cabai Hijau Rp784,067 Rp584,067
Cabai Rawit Rp484,067 Rp784,067
Cabai Burung Rp1,984,067 Rp2,684,067
11 Jengkol Rp699,767 Rp669,767
12 Sawi Putih Rp208,133 Rp118,133
Sawi Hijau Rp208,133 Rp118,133
13 Bawang Merah Rp1,774,883 Rp2,374,883
Bawang Putih Rp1,474,883 Rp974,883
14 Tomat Rp274,883 Rp124,883
Cung Rp74,883 Rp74,883
15 Terung Ungu Rp293,133 Rp238,133

Universitas Sriwijaya
36

Terung Hijau Rp358,133 Rp328,133


16 Daun Bawang Rp256,267 Rp191,267
17 Kentang Rp474,883 Rp574,883
Wortel Rp1,174,883 Rp1,024,883
18 Daun Bawang Rp151,267 Rp151,267
19 Sawi Putih Rp214,883 Rp154,883
Sawi Hijau Rp154,883 Rp154,883
20 Cabai Merah Rp1,784,067 Rp1,184,067
Cabai Hijau Rp484,067 Rp584,067
Cabai Rawit Rp634,067 Rp884,067
Cabai Burung Rp3,984,067 Rp5,984,067
21 Terung Ungu Rp418,133 Rp388,133
Terung Hijau Rp568,133 Rp528,133

Berdasarkan Tabel 4.9. berikut bahwasanya penerimaan pendapatan yang di


terima oleh pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring mengalami kenaikan
maupun penurunan selama masa pandemu Covid-19, pendapatan tersebut
mengalami kenaikan maupun penurunan diakibatkan karena Volume penjualan
pedagang yang Berkurang selama masa pandemi Covid-19 seperti pada Tabel 4.6,
Pendapatan perkomoditi merupakan bukan pendapatan Total yang diterima para
pedagang di pasar Induk jakabring, pendapatan total dihitung dr total pendapatan
dari komoditi yang pedagang jual, Berikut merupakan pendapatan total pedagang
dan persentase kenaikan maupun penurunan yang dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Persentase kenaikan dan penurunan pendapatan Pedagang di pasar


Induk Jakabaring.
Total Pendapatan
Pedag Turun Naik
Komoditi (Rp/hari) Slisih
-ang % %
Sebelum Selama
Bawang Merah Rp350,0
1 Rp3,799,767 Rp4,149,767 0,00 9,21
Bawang Putih 00
Bayam
Rp67,50
2 Kangkung Rp501,267 Rp568,767 0,00 13,47
0
Katu
Bawang Merah Rp200,0
3 Rp3,449,767 Rp3,649,767 0,00 5,80
Bawang Putih 00
Rp375,0
4 Kubis Rp474,767 Rp99,767 78,99 0,00
00
Kacang Panjang
5 Rp1,586,267 Rp1,316,267 Rp270,0 17,02 0,00
Buncis 00
6 Bayam Rp476,267 Rp326,267 31,49 0,00

Universitas Sriwijaya
37

Kangkung Rp150,0
Katu 00
Kacang Panjang Rp500,0
7 Rp1,136,267 Rp636,267 44,00 0,00
Buncis 00
Rp75,00
8 Jengkol Rp924,767 Rp849,767 8,11 0,00
0
Kentang Rp80,00
9 Rp1,736,267 0,00 4,61
Wortel Rp1,816,267 0
Cabai Merah
Cabai Hijau
10 Rp4,636,267 Rp4,636,267 Rp0 0,00 0,00
Cabai Rawit
Cabai Burung
Rp30,00
11 Jengkol Rp699,767 Rp669,767 4,29 0,00
0
Sawi Putih Rp180,0
12 Rp416,267 Rp236,267 43,24 0,00
Sawi Hijau 00
Bawang Merah Rp100,0
13 Rp3,249,767 Rp3,349,767 0,00 3,08
Bawang Putih 00
Tomat Rp150,0
14 Rp349,767 Rp199,767 42,89 0,00
Cung 00
Terung Ungu Rp85,00
15 Rp651,267 Rp566,267 13,05 0,00
Terung Hijau 0
Rp65,00
16 Daun Bawang Rp256,267 Rp191,267 25,36 0,00
0
Kentang Rp50,00
17 Rp1,649,767 Rp1,599,767 3,03 0,00
Wortel 0
18 Daun Bawang Rp151,267 Rp151,267 Rp0 0,00 0,00
Sawi Putih Rp60,00
19 Rp369,767 Rp309,767 16,23 0,00
Sawi Hijau 0
Cabai Merah
Cabai Hijau Rp1,750
20 Rp6,886,267 Rp8,636,267 0,00 25,41
Cabai Rawit ,000
Cabai Burung
Terung Ungu Rp70,00
21 Rp986,267 Rp916,267 7,10 0,00
Terung Hijau 0

Berdasarkan tabel 4.10 Dapat terjadi perubahan pendapatan pedagang


dipasar induk Jakabaring, Perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh
berkurangnya Volume penjualan selama masa pandemi yang mana dapat dilihat
pada tabel 4.6 yang mamna hal tersebut merupakan salah satu strategi para
pedagang untuk meminimalisir Kerugian yang akan dialami, karena para
pedagang juga membaca ramalan kedepan tentang akan meningkatnya atau
menurunnya konsumen yang berbelanja ke pasar Induk Jakabarirng.

Universitas Sriwijaya
38

Dengan hasil penelitian Pendapatan pedagang sayur di pasar Lakessi selama


masa pandemi mengalami perbedaan dengan sebelum pandemi Covid-19 hal ini
berdasarkan besaran pendapatan yang diperoleh oleh responden melalui usaha
berdagang sayuran yang dilakukan. Bervariasinya pendapatan yang diperoleh oleh
responden dipengaruhi oleh lokasi usaha dan dikarenakan keadaan pasar yang sepi
dari pembeli yang membuat mereka tidak bisa menjual sayuran seperti pada masa
sebelum adanya pandemi Covid-19, dalam penelitian Panjaitan (2021). Masa
pandemi Covid-19 Sangat mempengaruhi pendapatan pedagang sayur dipasar
Induk Jakabaring, meskipun tidak berdampak secara besar hanya saja perubahan
perubahan kecil selama masa pandemi Covid-19 akan mempengaruhi pendapatan
yang diterima oleh pedagang di pasar Induk Jakabaring setiap harinya, pendapatab
pedagang juga dapat berubah setiap hari mengikuti Harga sayuran yang selalu
berubah setiap harinya, namun para pedaganf menyatakan bahwa Covid-19 tidak
berpengaruh ke harga dari sayuran tersebut hanya saja Menurunkan Volume
penjualan dan menurunkan harga sayuran merupakan salahsatu strategi para
pedagang untuk mempertahankan konsumen agar tetap berbelanja ke pasar
tradisional.
Adapun Uji statistik pendapatan pedagang sebelum dan selama masa
pandemi Covid-19 dilakukan untuk melihat perbedaan pendapatan pedagang
dengan menggunakan uji t atau Paierd sample t-test pada program SPSS Statistik
28. Dengan taraf α sebesar 0,05 atau dengan tingkat kepercayaan sebesar 95
persen. Diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,810 sehingga nilai Sig. (2-tailed)
> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Terima H0 dan Tolak H1 yang mana
Terdapat perbedaan pendapatan pedagang di pasar Induk jakabring sebelum dan
selama masa pandemi covid-19. maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pandemi
covid-19 mempengaruhi pendapatan pedagang di pasar Induk Jakabaring.

4.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sayur


Ada beberapa faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap besar
kecilnya pendapatan pedagang di Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama
masa pandemi covid-19. Dengan adanya berbagai macam faktor ini maka
beberapa faktor memberikan pengaruh berbeda-beda ke setiap pedagang dari yang

Universitas Sriwijaya
39

mempengaruhi pendapatan pedagang adapula yang tidak berpengaruh terhadap


pendapatan pedagang di pasar Induk Jakabaring kota Palembang, hal tersebut
dapat dilihat pada pengujian berikut :

4.6.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sayur Sebel


um Pandemi Covid-19
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang dipasar Induk
Jakabaring dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal berupa status
kepemilikan lapak dan modal sedangkan faktor eksternal berupa jumlah pasokan
sayur, dan harga sayur, untuk menguji Faktor-faktor tersebut digunakan Uji
Regresi Liner Berganda yang mana pertama akan dilakukan uji asumsi klasik sepe
rti uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas dan kemudian dil
akukan uji R-Square, uji F dan uji t pada software SPSS 2.8 dalam keadaan sebelu
m pandemi Covid-19.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Statistic Normal P-
Plot Test dan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dengan menggunakan
metode uji Statistic Normal P-Plot Test apabila sebaran titik-titik tersebut
mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal), maka dapat dikatakan bahwa
data terrdistribusi normal, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.1. sebagai
berikut.

Universitas Sriwijaya
40

Gambar 4.1. Uji Normalitas Metode Statistic Normal P-Plot Test (Sebelum Covi
d-19)

Berdasarkan Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa pada gambar tersebut data
terdistribusi normal, karena sebaran titik-titik mendekati atau rapat pada garis
lurus (diagonal), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data memenuhi syarat uji
normalitas. Agar lebih meyakinkan, peneliti juga menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dimana data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig
(2-tailed) ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal. Jika nilai nilai Asymp. Sig (2-
tailed) ≤ 0,05, maka data tidak berdistribusi normal, untuk lebih jelas dapat dilihat
pada Tabel 4.10. sebagai berikut.

Tabel 4.10. Uji Normalitas (Sebelum Covid-19)


Unstandardized Residual
N 43
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 236769.87724973
Most Extreme Differences Absolute .119
Positive .119
Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .119
Asymp. Sig. (2-tailed) .141c
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Universitas Sriwijaya
41

Berdasarkan Tabel 4.10. dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov


sebesar 0,119 dengan tingkat signifikansi residual sebesar 0.141. Dari data
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi
syarat uji asumsi klasik.

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Salah satu cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dengan menggunakan
metode Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Dengan kaidah dimana
keputusan jika nilai Tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 maka terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Uji Multikolinieritas (Sebelum Covid-19)


Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Jumlah pasokan(X1) ,217 4,616
Harga (X2) ,176 5,674
Status kepemilikan lapak (X3) ,943 1,060
Modal(X4) ,101 9,856
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.11. dapat dilihat bahwa variabel bebas dari nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), meliputi; variabel bebas pertama,
yaitu Jumlah pasokan (X1) dengan nilai tolerance sebesar 0.217 dan nilai VIF
sebesar 4,616, variabel bebas kedua, yaitu harga (X 2) dengan nilai tolerance
sebesar 0.176 dan nilai VIF sebesar 5,674, variabel bebas ketiga, yaitu Status
kepemilikan lapak (X3) dengan nilai tolerance sebesar 0.943 dan nilai VIF sebesar
1,060 dan variabel bebas keempat, yaitu Modal (X4), dengan tolerance sebesar
0.101 dan nilai VIF sebesar 9,856. Dari data diatas bisa dilihat bahwa semua
variabel bebas memiliki nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Maka dari itu

Universitas Sriwijaya
42

dapat disimpulkan bahwa melalui pengujian ini tidak terdapat gejala


multikolinearitas pada data regresi yang di uji.

3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk melihat kondisi varians
residual (error) pada data yang diujikan. Model regresi yang baik ditandai dengan
tidak terjadinya gejala heteroskedastisitas. untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 4.2. sebagai berikut.

Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas Metode Scatterplot (Sebelum Covid-19)

Berdasarkan Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang
seperti gelombang, melebar, kemudian menyempit pada gambar, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y. Maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Agar lebih
meyakinkan hasilnya, peneliti juga menggunakan uji glejser. Dengan kaidah
keputusan jika nilai Sig < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas, dan
sebaliknya jika nilai Sig > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas,
untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.30. sebagai berikut.

Universitas Sriwijaya
43

Tabel 4.12. Heteroskedastisitas Metode Glejser (Sebelum Covid-19)


Unstandardize Standardize
d d
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 45484.922 64991.653 .700 .488
Jumlah pasokan(X1) 484.600 413.159 .356 1.173 .248
Harga (X2) 2.437 2.186 .375 1.115 .272
Status kepemilikan lapak (X3) 50931.366 69616.868 .106 .732 .469
Modal (X4) -.002 .017 -.063 -.143 .887
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa variabel bebas dari nilai
signifikansi uji glejser, meliputi; Variabel bebas yaitu Jumlah pasokan (X1)
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,248, Kedua, yaitu Harga (X2) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,272, Ketiga, yaitu Status kepemilikan lapak (X3) memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,469 dan Keempat, yaitu modal (X4) memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,887. Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
semua variabel bebas pada data regresi memiliki nilai signifikansi > 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa melalui pengujian ini tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas pada data regresi.

4. Analisis Regresi Linier Berganda


Setelah dilakukannya uji asumsi klasik dan semua syarat uji asumsi klasik
telah terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan analisis uji regresi linier berganda.
Analilis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh arah
hubungan atau yang dipengaruhi antara variabel independent terhadap variabel
dependent. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent (X) adalah
Jumlah pasokan sayur (X1), Harga(X2), Status kepemilikan lapak (X3) dan Modal
(X4), sedangkan yang menjadi variabel dependent (Y) adalah Pendapatan
Pedagang. Output dari uji Regresi linir berganda dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut.

Universitas Sriwijaya
44

Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Sebelum Covid-19)


Unstandardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error
(Constant) -118843.523 113818.284 -1.044 .303
Jumlah Pasokan Sayur (X1) 2228.048 723.554 3.079 .004
Harga (X2) 10.714 3.828 2.799 .008
Status kepemilikan Lapak (X3) 156618.562 121918.309 1.285 .207
Modal (X4) .096 .030 3.192 .003
R Square = ,910 F Statistic = 95.886
Adjusted R Square = ,900 Sig (F-stat) = ,000
*Signifikan pada α = 0,5
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.13. Didapatkan hasil persamaan regresi linier berganda


yang dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut.
Y = -118843.523 + 2228.048X1 +10.714X2 + 156618.562X3 + .096X4

5. Uji R-Square
Uji R-Square dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel dalam
penelitian dapat menggambarkan keseluruhan data yang ada. Didapat nilai R
Square sebesar 0,910. Hal ini menunjukkan Bahwa 91,0% variasi dari bauran
pemasaran bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independent (Jumlah
pasokan, harga, Status kepemilikan lapak, modal). Sementara itu sisanya 9%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

6. Uji F
Nilai signifikansi Uji F dapat menunjukkan bagaimana pengaruh seluruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun signifikansi Uji F dapat dilihat
pada Tabel 4.13. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 95,886
dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan Fhitung 95,886 > Ftabel 2,61,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak H 0, yang artinya Faktor faktor seperti
Pasokan, Harga, Status kepemilikan lapak dan modal secara simultan
mempengaruhi volume penjualan.

Universitas Sriwijaya
45

7. Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.15.

Tabel 4.14. Hasil Uji t (Sebelum Covid-19)


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -118843.523 113818.284 -1.044 .303
X1 2228.048 723.554 .322 3.079 .004
X2 10.714 3.828 .325 2.799 .008
X3 156618.562 121918.309 .064 1.285 .207
X4 .096 .030 .488 3.192 .003
Sumber: Data Primer diolah, 2022

1. Pengaruh Jumlah Pasokan Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Sebelu


m Covid-19
Berdasarkan Tabel 4.14. Jumlah pasokan (X1) menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,004 dimana nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05
(<0,05) dan nilai t-hitung 3,079 > t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan
bahwa tolak H0, dimana secara parsial variabel Jumlah pasokan berpengaruh
secara signifikan terhadap Pendapatan Pedagang. Kemudian dengan koefisien
regresi sebesar 2228,048, angka tersebut menunjukan bahwa pengaruh Jumlah
pasokan terhadap Pendapatan pedagang berpengaruh positif, untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.14.

2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Sebelum Covid-1


9
Berdasarkan Tabel 4.14. Harga (X2) menunjukan nilai signifikansi sebesar
0,008 dimana nilai signifikansi lebih kecil bdaripada 0,05 (<0,05) dan nilai t-
hitung 2,799 > t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan bahwa tolak H0,
dimana secara parsial variabel Harga berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Pedagang. Kemudian dengan koefisien regresi sebesar 10,714, angka
tersebut menunjukan bahwa pengaruh Jumlah pasokan terhadap Pendapatan
pedagang berpengaruh positif, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.14.

Universitas Sriwijaya
46

3. Pengaruh Status Kepemilikan Lapak Terhadap Pendapatan Pedagang Sa


yur Sebelum Covid-19
Berdasarkan Tabel 4.14. Status Kepemilikan Lapak (X3) menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,207 dimana nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05
(>0,05) dan nilai t-hitung 1,285 < t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan
bahwa Terima H0, dimana secara parsial variabel Status Kepemilikan Lapak tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Pedagang. Kemudian dengan
koefisien regresi sebesar 156618,562, angka tersebut menunjukan bahwa pengaruh
Status Kepemilikan Lapak terhadap Pendapatan pedagang berpengaruh positif,
untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.14.

4. Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Sebelum Covid-1


9
Berdasarkan Tabel 4.14. Modal (X4) menunjukan nilai signifikansi sebesar
0,003 dimana nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 (<0,05) dan nilai t-hitung
3,192 > t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan bahwa Terima H0, dimana
secara parsial variabel Modal berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan
Pedagang. Kemudian dengan koefisien regresi sebesar 0,096, angka tersebut
menunjukan bahwa pengaruh Modal terhadap Pendapatan pedagang berpengaruh
positif, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.14.

4.6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Sayur


selama Pandemi Covid-19
Seperti yang dijelaskan pada subbab 4.6.1. faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan pedagang dipasar Induk Jakabaring dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu faktor internal berupa status kepemilikan lapak dan modal
sedangkan faktor eksternal berupa jumlah pasokan sayur, harga sayur dan juga
jenis sayur, untuk menguji Faktor-faktor tersebut digunakan Uji Regresi Berganda
yang pertama akan dilakukan uji asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikoli
nieritas dan uji heterokedastisitas dan kemudian dilakukan uji R-Square, uji F dan
uji t pada software SPSS yang kali digunakan pada keadaan selama Covid-19.

1. Uji Normalitas

Universitas Sriwijaya
47

Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Statistic Normal P-


Plot Test dan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dengan menggunakan
metode uji Statistic Normal P-Plot Test apabila sebaran titik-titik tersebut
mendekati atau rapat pada garis lurus (diagonal), maka dapat dikatakan bahwa
data terrdistribusi normal, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.3. sebagai
berikut.

Gambar 4.3. Uji Normalitas Metode Statistic Normal P-Plot Test (Selama Covid-1
9)

Berdasarkan Gambar 4.3. dapat dilihat bahwa pada gambar tersebut data
terdistribusi normal, karena sebaran titik-titik mendekati atau rapat pada garis
lurus (diagonal), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data memenuhi syarat uji
normalitas. Agar lebih meyakinkan, peneliti juga menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dimana data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig
(2-tailed) ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal. Jika nilai nilai Asymp. Sig (2-
tailed) ≤ 0,05, maka data tidak berdistribusi normal, untuk lebih jelas dapat dilihat
pada Tabel 4.15. sebagai berikut.

Universitas Sriwijaya
48

Tabel 4.15. Uji Normalitas (Selama Covid-19)


Unstandardized Residual
N 43
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 384363.81317100
MostExtreme Differences Absolute .118
Positive .118
Negative -.097
Test Statistic .118
Asymp. Sig. (2-tailed) .144c
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.15. dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov


sebesar 0,118 dengan tingkat signifikansi residual sebesar 0.144. Dari data
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi
syarat uji asumsi klasik.

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Salah satu cara untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dengan menggunakan
metode Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Dengan kaidah dimana
keputusan jika nilai Tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 maka terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Uji Multikolinieritas (Selama Covid-19)


Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Jumlah pasokan(X1) .506 1.977
Harga (X2) .284 3.517
Status kepemilikan lapak (X3) .937 1.067
Modal(X4) .197 5.066
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Universitas Sriwijaya
49

Berdasarkan Tabel 4.16. dapat dilihat bahwa variabel bebas dari nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), meliputi; variabel bebas pertama,
yaitu Jumlah pasokan (X1) dengan nilai tolerance sebesar 0.506 dan nilai VIF
sebesar 1,977, variabel bebas kedua, yaitu harga (X 2) dengan nilai tolerance
sebesar 0.284 dan nilai VIF sebesar 3,517, variabel bebas ketiga, yaitu Status
kepemilikan lapak (X3) dengan nilai tolerance sebesar 0.937 dan nilai VIF sebesar
1,067 dan variabel bebas keempat, yaitu Modal (X4), dengan tolerance sebesar
0.197 dan nilai VIF sebesar 5,066. Dari data diatas bisa dilihat bahwa semua
variabel bebas memiliki nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa melalui pengujian ini tidak terdapat gejala
multikolinearitas pada data regresi yang di uji.

3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk melihat kondisi varians
residual (error) pada data yang diujikan. Model regresi yang baik ditandai dengan
tidak terjadinya gejala heteroskedastisitas. untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 4.4. sebagai berikut.

Gambar 4.4. Uji Heteroskedastisitas Metode Scatterplot (Selama Covid-19)

Berdasarkan Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang
seperti gelombang, melebar, kemudian menyempit pada gambar, serta titik-titik

Universitas Sriwijaya
50

menyebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y. Maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Agar lebih
meyakinkan hasilnya, peneliti juga menggunakan uji glejser. Dengan kaidah
keputusan jika nilai Sig < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas, dan
sebaliknya jika nilai Sig > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas,
untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.17. sebagai berikut.

Tabel 4.17 Heteroskedastisitas Metode Glejser (Selama Covid-19)


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 35847.536 89159.368 .402 .690
Jumlah pasokan(X1) 812.942 737.266 .275 1.103 .277
Harga (X2) 1.956 2.665 .214 .734 .467
Status kepemilikan lapak (X3) 191629.449 97130.908 .257 1.973 .056
Modal (X4) .010 .023 .166 .418 .679
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.17, Dari uji SPSS yang dilakukan dapat dilihat bahwa
variabel bebas dari nilai signifikansi uji Heterokedastisitas glejser, meliputi;
Variabel bebas yaitu Jumlah pasokan (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar
0,277, Kedua, yaitu Harga (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,467, Ketiga,
yaitu Status kepemilikan lapak (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,056 dan
Keempat, yaitu modal (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,679. Dari data
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa semua variabel bebas pada data regresi
memiliki nilai signifikansi >0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa melalui
pengujian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada data regresi yang telah
diuji pada SPSS diatas.

4. Analisis Regresi Linier Berganda


Setelah dilakukannya uji asumsi klasik dan semua syarat uji asumsi klasik
telah terpenuhi, maka selanjutnya akan dilakukan analisis uji regresi linier
berganda. Analilis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antar hubungan atau yang dipengaruhi antara variabel independent terhadap
variabel dependent. Pada penelitian yang dilakukan ini yang menjadi variabel

Universitas Sriwijaya
51

independent (X) yaitu Jumlah pasokan sayur (X1), Harga(X2), Status kepemilikan
lapak (X3) dan Modal (X4), sedangkan yang menjadi variabel dependent (Y)
adalah Pendapatan Pedagang. Adapun Output dari uji Regresi linir berganda dapat
dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Selama Covid-19)


Unstandardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error
(Constant) -355336.865 145375.234 -2.444 .019
Jumlah Pasokan Sayur (X1) 3239.905 1071.435 3.024 .004
Harga (X2) 18.396 4.421 4.161 .000
Status kepemilikan Lapak (X3) 127395.346 198550.980 .642 .525
Modal (X4) .102 .036 2.829 .007
R Square = .868 F Statistic = 62.700
Adjusted R Square = .855 Sig (F-stat) = ,000
*Signifikan pada α = 0,5
Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 4.18. dapat disusun persamaan regresi linier berganda


yang dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut.
Y = -355336.865 + 3239.905X1 + 18.396X2 + 127395.346X3 + .102X4

5. Uji R-Square
Uji R-Square dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel dalam
penelitian dapat menggambarkan keseluruhan data yang ada. Dapat dilihat juga
bahwa nilai R Square sebesar 0,868. Hal ini menunjukkan Bahwa 86,8% variasi
dari bauran pemasaran bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel
independent (Jumlah pasokan, harga, Status kepemilikan lapak, modal).
Sementara itu sisanya 13,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
penelitian.

6. Uji F
Nilai signifikansi Uji F dapat menunjukkan bagaimana pengaruh seluruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun signifikansi Uji F dapat dilihat

Universitas Sriwijaya
52

pada Tabel 4.18. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 62.700
dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan Fhitung 62.700 > Ftabel 2,61,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak H 0, yang artinya Faktor faktor seperti
Pasokan, Harga, Status kepemilikan lapak dan modal secara simultan
mempengaruhi volume penjualan.

7. Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.21.

Tabel 4.19. Hasil Uji t


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -355336.865 145375.234 -2.444 .019
X1 3239.905 1071.435 .250 3.024 .004
X2 18.396 4.421 .459 4.161 .000
X3 127395.346 198550.980 .039 .642 .525
X4 .102 .036 .375 2.829 .007
Sumber: Data Primer diolah, 2022

1. Pengaruh Jumlah Pasokan Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Selama


Covid-19
Berdasarkan Tabel 4.19. Jumlah pasokan (X1) menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,004 dimana nilai signifikansi lebih Kecil daripada 0,05
(<0,05) dan nilai t-hitung 3,024 > t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan
bahwa Tolak H0, dimana secara parsial variabel Jumlah Pasokan Berpengaruh
secara signifikan terhadap Pendapatan Pedagang selama masa pandemi Covid-19.
Kemudian dengan koefisien regresi sebesar 3239.905, angka tersebut menunjukan
bahwa pengaruh Jumlah Pasokan terhadap Pendapatan pedagang berpengaruh
positif, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.19.

2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Selama Covid-19


Berdasarkan Tabel 4.19. Harga (X2) menunjukan nilai signifikansi sebesar
0,000 dimana nilai signifikansi lebih Kecil daripada 0,05 (<0,05) dan nilai t-

Universitas Sriwijaya
53

hitung 4,161 > t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan bahwa Tolak H0,
dimana secara parsial variabel Harga berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Pedagang selama masa pandemi Covid-19. Kemudian dengan
koefisien regresi sebesar 18.396, angka tersebut menunjukan bahwa pengaruh
Harga terhadap Pendapatan pedagang berpengaruh positif, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 4.19.

3. Pengaruh Status Kepemilikan Lapak Terhadap Pendapatan Pedagang Say


ur Selama Covid-19
Berdasarkan Tabel 4.19. Status Kepemilikan Lapak (X3) menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,525 dimana nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05
(>0,05) dan nilai t-hitung 0,642 < t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan
bahwa Terima H0, dimana secara parsial variabel Status Kepemilikan lapak tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Pedagang selama masa
pandemi Covid-19. Kemudian dengan koefisien regresi sebesar 127395.346,
angka tersebut menunjukan bahwa pengaruh Status Kepemilikan Lapak terhadap
Pendapatan pedagang berpengaruh positif, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.19.

3. Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Pedagang Sayur Selama Covid-19


Berdasarkan Tabel 4.19. Harga (X4) menunjukan nilai signifikansi sebesar
0,007 dimana nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 (<0,05) dan nilai t-hitung
2.829 > t-tabel 2,02439. Hasil hipotesis menunjukan bahwa Tolak H0, dimana
secara parsial variabel Modal berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan
pedagang selama masa pandemi Covid-19. Kemudian dengan koefisien regresi
sebesar 0,102, angka tersebut menunjukan bahwa pengaruh Modal terhadap
Pendapatan pedagang berpengaruh positif, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.19.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan penelitian maka
didapatkanlah kesimpulan berikut:
1. Volume penjualan yang dilakukan oleh pedagang sayur di Pasar Induk Jakabari
ng mengalami keadaan yang fluktuatif baik sebelum ataupun selama pandemi
Covid-19.
2. Alur distribusi yang dilakukan oleh pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring
adalah para pedagang tidak membeli langsung ke petani namun menggunakan s
aluran distribusi tidak langsung yang mana para pedagang besar akan membeli
sayuran dari pengepul/tengkulak yang dating ke Pasar Induk untuk menjual
hasil panen petani ke pedagang besar di Pasar Induk Jakabaring setiap harinya.
Hal ini dilakukan sama baik sebelum ataupun selama pandemi Covid-19 berlan
gsung.
3. Penerimaan pendapatan pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring tidak menga
lami perbedaan yang jauh baik sebelum ataupun selama pandemi Covid-19 bila
dilihat dari angka yang didapatkan pada saat penelitian dari berbagai kompone
n yang di survey.
4. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan untuk pendapatan pedagang sayur di
Pasar Induk Jakabaring sebelum dan selama Pandemi Covid-19 adalah faktor j
umlah pasokan sayur dan harga sayur sedangkan faktor jenis, status kepemilika
n lapak berpengaruh tidak signifikan terhadap pendapatan pedagang sayur sebe
lum dan selama pandemi Covid-19 berlangsung. Kemudian untuk perbandinga
n pendapatan yang diterima oleh pedagang sayur tidak mengalami perbedaan si
gnifikan berdasarkan hasil wawancara ataupun dengan pengujian yang dilakuk
an.

5.2. Saran
Saran yang bisa diberikan peneliti dalam hal dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:

54 Uniiversitas Sriwijaya
55

1. Pedagang sayur di Pasar Induk Jakabaring dapat melakukan pemilihan produse


n yang tepat agar sekiranya bisa mendapatkan harga yang sesuai dan bisa mend
apat keuntungan yang optimal.
2. Bagi pemerintah dalam hal ini kementerian atau dinas terkait dapat melakukan
survey pasar khususnya pada komoditi sayuran bila ada kecurangan yang dilak
ukan oleh pedagang yang bertujuan bisa menjadi stabilisasi harga sayuran terkh
usus di Pasar Induk Jakabaring.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian mengenai analisis
perbandingan pendapatan pada komoditi lain di Pasar Induk Jakabaring agar pa
ra pembaca bisa mengetahui analisis yang terbaru yang tidak terpaku pada satu
sisi saja.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Aditianti, Sri Prihatini dan Hermina, 2016. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Individu Tentang Makanan Beraneka Ragam sebagai Salah Satu Indikator
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44,
No. 2, Juni 2016 : 117 - 126
Al-hafiz, M. 2018. Perkembangan pasar Induk Jakabaring tahun 2005 - 2016
(Sumbangan materi pada mata pelajaran IPS terpadu Kelas VIII Di SMP
Pusri Palembang). Skripsi Universitas Sriwijaya Hal : 3.
Ali Khomsan dan Faisal Anwar. 2008. Sehat Itu Mudah. Hikmah: Jakarta. Hal.
34.
Anwar, K., dan Fatmawati. 2018. Pengaruh Jumlah Penduduk Usia Produktif,
Kemiskinan dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Bireuen. Jurnal Ekonomi Regional Unimal. 01(01) : 15-22.
Artaman, Dewa Made Aris. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar. Tesis.
Program Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana.
Universitas Udayana Denpasar.
Asri, Marwan. 2009. Marketing. Edisi Ketiga. Penerbit UPP-AMP
YKPN,YogyakartaBaratawidjaja. 2006. Immunologi Dasar. Jakarta (ID):
FKUI.
Astuti, Romidah, Wan Abbas Zakaria, dan Teguh Endaryanto. 2018. Analisis
biaya dan pendapatan usaha pedagang sayuran di pasar tamin kota Bandar
lampung. JIIA. 6(3) : 288-295.
Claudya Levirisna Panjaitan, Theodora Katiandagho, dan Lyndon Pangemanan,
2021,Analisis pendapatan pedagang sayur sebelum dan selama masa
pandemi covid-19 di pasar lakessi kota parepare sulawesi selatan, Fakultas
Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Jurnal AGRIRUD,Volume 2 Nomor
4, Januari 2021: 316-323
Deddy Muchtadi, 2001. Sayuran Sebagai Sumber Serat Pangan untuk Mencegah
Timbulnya Penyakit Degeneratif. Jurnal Teknol. dan Industri Pangan, Vol.
XII, No. 1 Th 2001
Dermoredjo, S.K., et.al. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perdagangan
Dalam Negeri Komoditas Pertanian. Pusat Ekonomi dan Kebijakan Pertani
an. 127-148.
Dharmmesta, Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran,
Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.

56 Uniiversitas Sriwijaya
57

Ghozali, I. 2013., Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21


Update PLS Regresi., Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hadiwardoyo, W. 2020. Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19.
Baskara Journal of Business and Enterpreneurship. 2(2):83–92.
Hasan, A. 2013. Marketing. Cetakan Pertama. Media Pressdindo, Yogyakarta.
Hasanah, Mauidotul. 2020. Dampak Positif dan Negatif dari Covid-19.
https://www.kompasiana.com/mauidotulhasanah/5ea79ff4097f3621722bfd
b2/dampak-positif-dan-negatif-dari-covid-19. (Diakses pada tanggal 8
November 2021).
Idris, Muhammad. 2020. Survei BPS: Orang RI Kurang Makan Sayur, Kangkung
Paling Digemari. https://money.kompas.com/read/2020/12/15/114340126/
(Diakses pada tanggal 2 November 2021).
John J. Wild. 2003. Financial Accounting: Information for Decisions. Edisi Kedua
Diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip & Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Loudon, David L. & Albert J.D.R. 1993. Consumer Behavior: Concept and
Applications. The United States of America: By McGraw Hill Inc.
M.L Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Padang: PT. Raja
Grafindo .2003), hlm.31.
Nasution, D. A. D., Erlina, E., & Muda, I. 2020. Dampak Pandemi COVID-19
terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita. 5(2):212.
Ningrum, W. S., & Harti. (2012). Pengaruh saluran distribusi dan harga jual
terhadap volume penjualan sandal pada UKM Sandal di Mojokerto. Jurnal
Unesa, 1(1), 1–10.
Panjaitan, Claudya Levirisna, et.al. 2021. Analisis Pendapatan Pedagang Sayur Se
belum dan Selama Masa Pandemi Covid-19 di Pasar Lakessi Kota Parepar
e Sulawesi Selatan. Agribud. 2(4):316-323.
Pramuktrisari, Nindita. 2008. Analisis biaya, Volume penjualan, Laba sebagai
perencanaan laba pada perusahaan Kayu Marga Jati Klaten. Skripsi
Universitas Muhammadyah Surakarta.
Puluan, Firna M.A, Silvya L.Mandey dan Imelda W.J. Ogi. 2019. Strategi
Marketing dalam meningkatkan volume penjualan (Studi pada minuman
kesehatan instant alvero). 7(3) : 2969-2978.
Rahardjo, Soemarso S. 2009 Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta:
Salemba Empat.
Rohmani SA. 2020. Implikasi Covid-19 Bagi Upaya Pemenuhan Kebutuhan
Pangan. Buletin Perencanaan Pembangunan Pertanian. 1 (2): 41-55.

Universitas Sriwijaya
58

Rustami, Putu, I Ketut Kirya, dan Wayan Cipta. 2014. Pengaruh biaya produksi,
biaya promosi, dan volume penjualan terhadap laba dan perusahaan kopi
bubuk banyuatis. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen. Volume (2).
Sadono Sukirno. 2006. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Rajagrafindo Persada.
Jakarta.
Saladin, Djaslim. (2003). Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Permasaran. Linda
Karya : Bandung.
Sarni dan Mardiyani, S. 2020. Dampak Pandemi Covid 19 terhadap Pendapatan
Petani Sayuran di Kota Ternate. Prosiding Seminar Nasional Agribisnis 20
20 Fakultas Pertanian Universitas Kahirun. ISBN 978-602-74809-1-9.
Sauqi, Ahmad. 2020. Analisis pendapatan pedagang sayur keliling di kecamatan
sukorambi jember. Jurnal Agribest. 4(2):87-93.
Sinaga T. 2016. Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi. Hardinsyah dan Supariasa IDW,
editor. Jakarta (ID) : EGC.
Siswanto, Budisetyawati, Ernawati F. 2013. Peran beberapa zat gizi mikro dalam
sistem imunitas. Gizi Indonesia. 36 (1): 57-64.
Sukur, H. M., et.al. 2020. Penanganan Pelayanan Kesehatan di Masa Pandemi
Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan. Inicio Legis. 1(1):1.
Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. CAPS. Yogyakarta.
Surahman. (2004). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX Pada SMP Negeri 127
Jakarta Barat Tahun 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX Pada
SMP Negeri 127 Jakarta Barat Tahun 2015 (p. 35). Jakarta.
Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama dan JBRC.
Warren J. Keegan (2003), Manajemen Pemasaran Global , Jakarta : PT Indeks ,
(2017), Pengertian, Fungsi Saluran Distribusi dan Peranan Pentingnya,
http://www.porosilmu.com (Diakses 10 Maret 2022)

Universitas Sriwijaya
59

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
61

Lampiran 1. Karakteristik Pedagang


Status
Jenis Jenis
Responden Usia Kepemilikan Pendidikan
kelamin Komoditi
Lapak
1 52 L Tetap SMP Bawang Merah
Bawang Putih
2 25 L Sewa SMP Bayam
Kangkung
Katu
3 50 L Tetap SD Bawang Merah
Bawang Putih
4 48 P Tetap SMA Kubis
5 56 L Tetap SMP Kacang Panjang
Buncis
6 34 P Tetap SMA Bayam
Kangkung
Katu
7 55 L Tetap SD Kacang Panjang
Buncis
8 53 L Tetap SD Jengkol
9 50 P Tetap SMA Kentang
Wortel
10 48 L Tetap SD Cabai Merah
Cabai Hijau
Cabai Rawit
Cabai Burung
11 45 P Tetap SMP Jengkol
12 42 P tetap SMA Sawi Putih
Sawi Hijau
13 40 L Tetap SD Bawang Merah
Bawang Putih
14 39 P Tetap SMA Tomat
Cung
15 57 L Tetap SMA Terung Ungu
Terung Hijau

Universitas Sriwijaya
62

Lampiran 1. (Lanjutan)
16 42 P Sewa SD Daun Bawang
17 58 L Tetap SMP Kentang
Wortel
18 38 P Sewa SD Daun Bawang
19 48 P Tetap SMP Sawi Putih
Sawi Hijau
20 66 P Tetap SD Cabai Merah
Cabai Hijau
Cabai Rawit
Cabai Burung
21 50 L Tetap SMP Terung Ungu
Terung Hijau

Universitas Sriwijaya
63

Lampiran 2. Biaya Tetap (Sewa Lapak) satuan dak usah dibuat ditabel
Sewa Lapak
Responden
Harga/bln (Rp) Harga/hr(Rp)
1 Rp0 Rp0
2 Rp150.000 Rp5.000
3 Rp0 Rp0
4 Rp0 Rp0
5 Rp0 Rp0
6 Rp0 Rp0
7 Rp0 Rp0
8 Rp0 Rp0
9 Rp0 Rp0
10 Rp0 Rp0
11 Rp0 Rp0
12 Rp0 Rp0
13 Rp0 Rp0
14 Rp0 Rp0
15 Rp0 Rp0
16 Rp150.000 Rp5.000
17 Rp0 Rp0
18 Rp150.000 Rp5.000
19 Rp0 Rp0
20 Rp0 Rp0
21 Rp0 Rp0
Jumlah Rp450.000 Rp15.000

Lampiran 3. Biaya Tetap (Kebersihan)

Universitas Sriwijaya
64

Kebersihan
Responden
Harga/bln (Rp) Harga/Hr (Rp)
1 Rp60.000 Rp2.000
2 Rp60.000 Rp2.000
3 Rp60.000 Rp2.000
4 Rp60.000 Rp2.000
5 Rp60.000 Rp2.000
6 Rp60.000 Rp2.000
7 Rp60.000 Rp2.000
8 Rp60.000 Rp2.000
9 Rp60.000 Rp2.000
10 Rp60.000 Rp2.000
11 Rp60.000 Rp2.000
12 Rp60.000 Rp2.000
13 Rp60.000 Rp2.000
14 Rp60.000 Rp2.000
15 Rp60.000 Rp2.000
16 Rp60.000 Rp2.000
17 Rp60.000 Rp2.000
18 Rp60.000 Rp2.000
19 Rp60.000 Rp2.000
20 Rp60.000 Rp2.000
21 Rp60.000 Rp2.000
Jumlah Rp1.260.000 Rp42.000

Lampiran 4. Biaya Tetap (Kalkulator)

Universitas Sriwijaya
65

Kalkulator
Responden
Unit Harga (Rp) Total
1 1 Rp28.000 Rp28.000
2 1 Rp28.000 Rp28.000
3 1 Rp28.000 Rp28.000
4 1 Rp28.000 Rp28.000
5 1 Rp28.000 Rp28.000
6 1 Rp28.000 Rp28.000
7 1 Rp28.000 Rp28.000
8 1 Rp28.000 Rp28.000
9 1 Rp28.000 Rp28.000
10 1 Rp28.000 Rp28.000
11 1 Rp28.000 Rp28.000
12 1 Rp28.000 Rp28.000
13 1 Rp28.000 Rp28.000
14 1 Rp28.000 Rp28.000
15 1 Rp28.000 Rp28.000
16 1 Rp28.000 Rp28.000
17 1 Rp28.000 Rp28.000
18 1 Rp28.000 Rp28.000
19 1 Rp28.000 Rp28.000
20 1 Rp28.000 Rp28.000
21 1 Rp28.000 Rp28.000
Jumlah Rp588.000

Lampiran 5. Biaya Tetap (Listrik)

Universitas Sriwijaya
66

Responde Listrik
n Harga/bln (Rp) Harga/Hr(Rp)
1 Rp150.000 Rp5.000
2 Rp150.000 Rp5.000
3 Rp150.000 Rp5.000
4 Rp150.000 Rp5.000
5 Rp150.000 Rp5.000
6 Rp150.000 Rp5.000
7 Rp150.000 Rp5.000
8 Rp150.000 Rp5.000
9 Rp150.000 Rp5.000
10 Rp150.000 Rp5.000
11 Rp150.000 Rp5.000
12 Rp150.000 Rp5.000
13 Rp150.000 Rp5.000
14 Rp150.000 Rp5.000
15 Rp150.000 Rp5.000
16 Rp150.000 Rp5.000
17 Rp150.000 Rp5.000
18 Rp150.000 Rp5.000
19 Rp150.000 Rp5.000
20 Rp150.000 Rp5.000
21 Rp150.000 Rp5.000
 Jumlah Rp3.150.000 Rp105.000

Lampiran 6. Biaya Tetap (Timbangan)

Universitas Sriwijaya
67

Timbangan
Responden
Unit Harga (Rp) Jumlah
1 1 Rp250.000 Rp250.000
2 1 Rp250.000 Rp250.000
3 1 Rp250.000 Rp250.000
4 1 Rp250.000 Rp250.000
5 1 Rp250.000 Rp250.000
6 1 Rp250.000 Rp250.000
7 1 Rp250.000 Rp250.000
8 1 Rp250.000 Rp250.000
9 1 Rp250.000 Rp250.000
10 1 Rp250.000 Rp250.000
11 1 Rp250.000 Rp250.000
12 1 Rp250.000 Rp250.000
13 1 Rp250.000 Rp250.000
14 1 Rp250.000 Rp250.000
15 1 Rp250.000 Rp250.000
16 1 Rp250.000 Rp250.000
17 1 Rp250.000 Rp250.000
18 1 Rp250.000 Rp250.000
19 1 Rp250.000 Rp250.000
20 1 Rp250.000 Rp250.000
21 1 Rp250.000 Rp250.000
Jumlah Rp5.250.000

Lampiran 7. Biaya Tetap (Bholam)

Universitas Sriwijaya
68

Bola Lampu
Responden
Unit Harga (Rp) Jumlah
1 1 Rp30.000 Rp30.000
2 1 Rp30.000 Rp30.000
3 1 Rp30.000 Rp30.000
4 1 Rp30.000 Rp30.000
5 1 Rp30.000 Rp30.000
6 1 Rp30.000 Rp30.000
7 1 Rp30.000 Rp30.000
8 1 Rp30.000 Rp30.000
9 1 Rp30.000 Rp30.000
10 1 Rp30.000 Rp30.000
11 1 Rp30.000 Rp30.000
12 1 Rp30.000 Rp30.000
13 1 Rp30.000 Rp30.000
14 1 Rp30.000 Rp30.000
15 1 Rp30.000 Rp30.000
16 1 Rp30.000 Rp30.000
17 1 Rp30.000 Rp30.000
18 1 Rp30.000 Rp30.000
19 1 Rp30.000 Rp30.000
20 1 Rp30.000 Rp30.000
21 1 Rp30.000 Rp30.000
Jumlah Rp630.000

Lampiran 8. Biaya Variabel (Asoy)

Universitas Sriwijaya
69

Pedagan Asoy
g Pcs/Hr Harga Total Pcs/Bln Harga Jumlah
Rp13.50
1 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
2 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
3 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
4 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
5 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
6 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
7 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
8 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
9 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
10 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
11 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
12 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
13 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
14 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
15 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
16 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
17 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
18 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
19 2 Rp13.500 Rp27.000 60 Rp810.000
0
Rp13.50
20 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp13.50
21 3 Rp13.500 Rp40.500 90 Rp1.215.000
0
Rp 283.50 Rp 729.00 Rp283.50
Jumlah 54 1620 Rp21.870.000
0 0 0

Lampiran 9. Biaya Variabel (Transportasi)

Universitas Sriwijaya
70

Transportasi
Responden
Rp/Hr Rp/Bln
1 Rp15.000 Rp450.000
2 Rp15.000 Rp450.000
3 Rp15.000 Rp450.000
4 Rp15.000 Rp450.000
5 Rp15.000 Rp450.000
6 Rp15.000 Rp450.000
7 Rp15.000 Rp450.000
8 Rp15.000 Rp450.000
9 Rp15.000 Rp450.000
10 Rp15.000 Rp450.000
11 Rp15.000 Rp450.000
12 Rp15.000 Rp450.000
13 Rp15.000 Rp450.000
14 Rp15.000 Rp450.000
15 Rp15.000 Rp450.000
16 Rp15.000 Rp450.000
17 Rp15.000 Rp450.000
18 Rp15.000 Rp450.000
19 Rp15.000 Rp450.000
20 Rp15.000 Rp450.000
21 Rp15.000 Rp450.000
Jumlah Rp315.000 Rp9.450.000

Lampiran 10. Biaya Penyusutan (Kalkulator)


Responden Harga Beli Umur Ekon Nilai Sisa Penyusutan/Bln Penyusutan/Hr

Universitas Sriwijaya
71

(Rp) omis (Th) (Rp) (Rp)


1 28.000 2 14.000 7.000 233
2 28.000 2 14.000 7.000 233
3 28.000 2 14.000 7.000 233
4 28.000 2 14.000 7.000 233
5 28.000 2 14.000 7.000 233
6 28.000 2 14.000 7.000 233
7 28.000 2 14.000 7.000 233
8 28.000 2 14.000 7.000 233
9 28.000 2 14.000 7.000 233
10 28.000 2 14.000 7.000 233
11 28.000 2 14.000 7.000 233
12 28.000 2 14.000 7.000 233
13 28.000 2 14.000 7.000 233
14 28.000 2 14.000 7.000 233
15 28.000 2 14.000 7.000 233
16 28.000 2 14.000 7.000 233
17 28.000 2 14.000 7.000 233
18 28.000 2 14.000 7.000 233
19 28.000 2 14.000 7.000 233
20 28.000 2 14.000 7.000 233
21 28.000 2 14.000 7.000 233

Lampiran 11. Biaya Penyusutan (Timbangan)


Responden Harga B Umur Ekono Nilai Sis Penyusutan/Bln Penyusutan/Hr

Universitas Sriwijaya
72

eli mis
a (Rp) (Rp)
(Rp) (Th)
1 250.000 10 25.000 22.500 750
2 250.000 10 25.000 22.500 750
3 250.000 10 25.000 22.500 750
4 250.000 10 25.000 22.500 750
5 250.000 10 25.000 22.500 750
6 250.000 10 25.000 22.500 750
7 250.000 10 25.000 22.500 750
8 250.000 10 25.000 22.500 750
9 250.000 10 25.000 22.500 750
10 250.000 10 25.000 22.500 750
11 250.000 10 25.000 22.500 750
12 250.000 10 25.000 22.500 750
13 250.000 10 25.000 22.500 750
14 250.000 10 25.000 22.500 750
15 250.000 10 25.000 22.500 750
16 250.000 10 25.000 22.500 750
17 250.000 10 25.000 22.500 750
18 250.000 10 25.000 22.500 750
19 250.000 10 25.000 22.500 750
20 250.000 10 25.000 22.500 750
21 250.000 10 25.000 22.500 750

Lampiran 12. Biaya Penyusutan (Bholam)

Universitas Sriwijaya
73

Harga Beli Umur Eko Nilai Si Penyusutan/Bln Penyusutan/Hr


Responden
(Rp) nomis (Th) sa (Rp) (Rp)
1 30.000 2 15.000 7.500 250
2 30.000 2 15.000 7.500 250
3 30.000 2 15.000 7.500 250
4 30.000 2 15.000 7.500 250
5 30.000 2 15.000 7.500 250
6 30.000 2 15.000 7.500 250
7 30.000 2 15.000 7.500 250
8 30.000 2 15.000 7.500 250
9 30.000 2 15.000 7.500 250
10 30.000 2 15.000 7.500 250
11 30.000 2 15.000 7.500 250
12 30.000 2 15.000 7.500 250
13 30.000 2 15.000 7.500 250
14 30.000 2 15.000 7.500 250
15 30.000 2 15.000 7.500 250
16 30.000 2 15.000 7.500 250
17 30.000 2 15.000 7.500 250
18 30.000 2 15.000 7.500 250
19 30.000 2 15.000 7.500 250
20 30.000 2 15.000 7.500 250
21 30.000 2 15.000 7.500 250

Lampiran 13. Jumlah Biaya Tetap dan Variabel Sebelum Covid-19

Universitas Sriwijaya
74

Jumlah Biaya tetap dan Variabel Sebelum pandemi Covid-19


Responden Jumlah Biay Jumlah Biay Jumlah
Harga Beli
a Tetap a Variabel (Rp/hr)
Rp11.250.000 Rp11.275.117
1 Rp4.117 Rp21.000
Rp6.000.000 Rp6.025.117
Rp720.000 Rp742.911
2 Rp4.411 Rp360.000 Rp18.500 Rp382.911
Rp225.000 Rp247.911
Rp10.000.000 Rp10.025.117
3 Rp4.117 Rp21.000
Rp4.500.000 Rp4.525.117
4 Rp8.233 Rp975.000 Rp42.000 Rp1.025.233
Rp2.250.000 Rp2.281.867
5 Rp4.117 Rp27.750
Rp1.500.000 Rp1.531.867
Rp540.000 Rp561.244
6 Rp2.744 Rp300.000 Rp18.500 Rp321.244
Rp150.000 Rp171.244
Rp3.200.000 Rp3.231.867
7 Rp4.117 Rp27.750
Rp800.000 Rp831.867
8 Rp8.233 Rp2.600.000 Rp42.000 Rp2.650.233
Rp2.400.000 Rp2.431.867
9 Rp4.117 Rp27.750
Rp1.200.000 Rp1.231.867
Rp5.600.000 Rp5.615.933
Rp4.600.000 Rp4.615.933
10 Rp2.058 Rp13.875
Rp3.000.000 Rp3.015.933
Rp10.000.000 Rp10.015.933
11 Rp8.233 Rp2.000.000 Rp42.000 Rp2.050.233
Rp800.000 Rp831.867
12 Rp4.117 Rp27.750
Rp720.000 Rp751.867
Rp11.250.000 Rp11.275.117
13 Rp4.117 Rp21.000
Rp4.500.000 Rp4.525.117
Rp1.350.000 Rp1.375.117
14 Rp4.117 Rp21.000
Rp1.500.000 Rp1.525.117
Rp650.000 Rp681.867
15 Rp4.117 Rp27.750
Rp780.000 Rp811.867
16 Rp13.233 Rp300.000 Rp55.500 Rp368.733
Rp2.400.000 Rp2.425.117
17 Rp4.117 Rp21.000
Rp1.200.000 Rp1.225.117
18 Rp13.233 Rp300.000 Rp55.500 Rp368.733
Rp800.000 Rp825.117
19 Rp4.117 Rp21.000
Rp540.000 Rp565.117

Lampiran 13. (Lanjutan)

Universitas Sriwijaya
75

Rp5.600.000 Rp5.615.933
Rp2.300.000 Rp2.315.933
20 Rp2.058 Rp13.875
Rp3.000.000 Rp3.015.933
Rp20.000.000 Rp20.015.933
Rp750.000 Rp781.867
21 Rp4.117 Rp27.750
Rp750.000 Rp781.867

Lampiran 14. Jumlah Biaya Tetap dan Variabel Selama Covid-19

Universitas Sriwijaya
76

Jumlah Biaya tetap dan Variabel Selama pandemi Covid-19


Responden Jumlah Biaya Jumlah Biaya
Harga beli Jumlah (Rp/hari)
Tetap Variabel
Rp11.100.000 Rp11.125.117
1 Rp4.117 Rp21.000
Rp5.400.000 Rp5.425.117
Rp112.500 Rp135.411
2 Rp4.411 Rp150.000 Rp18.500 Rp172.911
Rp225.000 Rp247.911
Rp11.100.000 Rp11.125.117
3 Rp4.117 Rp21.000
Rp3.600.000 Rp3.625.117
4 Rp8.233 Rp650.000 Rp42.000 Rp700.233
Rp1.600.000 Rp1.631.867
5 Rp4.117 Rp27.750
Rp1.280.000 Rp1.311.867
Rp90.000 Rp111.244
6 Rp2.744 Rp120.000 Rp18.500 Rp141.244
Rp180.000 Rp201.244
Rp2.000.000 Rp2.031.867
7 Rp4.117 Rp27.750
Rp800.000 Rp831.867
8 Rp8.233 Rp2.100.000 Rp42.000 Rp2.150.233
Rp2.040.000 Rp2.071.867
9 Rp4.117 Rp27.750
Rp900.000 Rp931.867
Rp6.000.000 Rp6.015.933
Rp4.400.000 Rp4.415.933
10 Rp2.058 Rp13.875
Rp3.000.000 Rp3.015.933
Rp10.000.000 Rp10.015.933
11 Rp8.233 Rp1.680.000 Rp42.000 Rp1.730.233
Rp500.000 Rp531.867
12 Rp4.117 Rp27.750
Rp500.000 Rp531.867
Rp11.100.000 Rp11.125.117
13 Rp4.117 Rp21.000
Rp4.000.000 Rp4.025.117
Rp1.050.000 Rp1.075.117
14 Rp4.117 Rp21.000
Rp850.000 Rp875.117

Lampiran 14. (Lanjutan)

Universitas Sriwijaya
77

Rp540.000 Rp571.867
15 Rp4.117 Rp27.750
Rp600.000 Rp631.867
16 Rp13.233 Rp240.000 Rp55.500 Rp308.733
Rp2.400.000 Rp2.425.117
17 Rp4.117 Rp21.000
Rp900.000 Rp925.117
18 Rp13.233 Rp300.000 Rp55.500 Rp368.733
Rp600.000 Rp625.117
19 Rp4.117 Rp21.000
Rp600.000 Rp625.117
Rp5.600.000 Rp5.615.933
Rp2.200.000 Rp2.215.933
20 Rp2.058 Rp13.875
Rp3.000.000 Rp3.015.933
Rp20.000.000 Rp20.015.933
Rp630.000 Rp661.867
21 Rp4.117 Rp27.750
Rp630.000 Rp661.867

Lampiran 15. Harga Beli Pedagang

Universitas Sriwijaya
78

Harga Beli (Rp)


Responden Komoditi
Sebelum Selama
1 Bawang Merah Rp25.000 Rp37.000
Bawang Putih Rp15.000 Rp18.000
2 Bayam Rp9.000 Rp1.500
Kangkung Rp6.000 Rp3.000
Katu Rp4.500 Rp4.500
3 Bawang Merah Rp25.000 Rp37.000
Bawang Putih Rp15.000 Rp18.000
4 Kubis Rp6.500 Rp6.500
5 Kacang Panjang Rp15.000 Rp16.000
Buncis Rp15.000 Rp16.000
6 Bayam Rp9.000 Rp1.500
Kangkung Rp6.000 Rp3.000
Katu Rp3.000 Rp4.500
7 Kacang Panjang Rp16.000 Rp20.000
Buncis Rp16.000 Rp16.000
8 Jengkol Rp40.000 Rp42.000
9 Kentang Rp12.000 Rp12.000
Wortel Rp6.000 Rp6.000
10 Cabai Merah Rp28.000 Rp30.000
Cabai Hijau Rp23.000 Rp22.000
Cabai Rawit Rp30.000 Rp30.000
Cabai Burung Rp100.000 Rp100.000
11 Jengkol Rp40.000 Rp42.000
12 Sawi Putih Rp10.000 Rp10.000
Sawi Hijau Rp9.000 Rp10.000
13 Bawang Merah Rp25.000 Rp37.000
Bawang Putih Rp15.000 Rp20.000
14 Tomat Rp9.000 Rp10.500
Cung Rp15.000 Rp17.000
15 Terung Ungu Rp10.000 Rp9.000
Terung Hijau Rp12.000 Rp10.000
16 Daun Bawang Rp12.000 Rp12.000
17 Kentang Rp12.000 Rp12.000
Wortel Rp6.000 Rp6.000
18 Daun Bawang Rp15.000 Rp15.000
19 Sawi Putih Rp10.000 Rp10.000
Sawi Hijau Rp9.000 Rp10.000
20 Cabai Merah Rp28.000 Rp28.000
Cabai Hijau Rp23.000 Rp22.000
Cabai Rawit Rp30.000 Rp30.000
Cabai Burung Rp100.000 Rp100.000
Tabel 16. (Lanjutan)

Universitas Sriwijaya
79

21 Terung Ungu Rp10.000 Rp9.000


Terung Hijau Rp10.000 Rp9.000

Lampiran 16. Harga Jual Pedagang

Universitas Sriwijaya
80

Harga Jual (Rp/Hari)


Responden Komoditi
Sebelum Selama

Universitas Sriwijaya
81

1 Bawang Merah Rp30.000 Rp 45.000


Bawang Putih Rp19.000 Rp 24.000
2 Bayam Rp12.000 Rp 5.000
Kangkung Rp9.000 Rp 9.000
Katu Rp7.500 Rp 6.000
3 Bawang Merah Rp30.000 Rp 44.000
Bawang Putih Rp20.000 Rp 26.000
4 Kubis Rp10.000 Rp 8.000
5 Kacang Panjang Rp22.000 Rp 25.000
Buncis Rp21.000 Rp 22.000
6 Bayam Rp13.000 Rp 5.000
Kangkung Rp9.000 Rp 6.000
Katu Rp6.000 Rp 6.000
7 Kacang Panjang Rp21.000 Rp24.000
Buncis Rp20.000 Rp 22.000
8 Jengkol Rp55.000 Rp 60.000
9 Kentang Rp15.000 Rp 16.000
Wortel Rp12.000 Rp 14.000
10 Cabai Merah Rp35.000 Rp 33.000
Cabai Hijau Rp27.000 Rp 25.000
Cabai Rawit Rp35.000 Rp 38.000
Cabai Burung Rp120.000 Rp 127.000
11 Jengkol Rp55.000 Rp 60.000
12 Sawi Putih Rp13.000 Rp 13.000
Sawi Hijau Rp12.000 Rp 13.000
13 Bawang Merah Rp29.000 Rp 45.000
Bawang Putih Rp20.000 Rp 25.000
14 Tomat Rp11.000 Rp 12.000
Cung Rp16.000 Rp 19.000
15 Terung Ungu Rp15.000 Rp 13.500
Terung Hijau Rp18.000 Rp 16.000
16 Daun Bawang Rp25.000 Rp 25.000
17 Kentang Rp14.500 Rp 15.000
Wortel Rp12.000 Rp 13.000
18 Daun Bawang Rp26.000 Rp 26.000
19 Sawi Putih Rp13.000 Rp 13.000
Sawi Hijau Rp12.000 Rp 13.000
20 Cabai Merah Rp37.000 Rp 34.000
Cabai Hijau Rp28.000 Rp 28.000
Cabai Rawit Rp36.500 Rp 39.000
Cabai Burung Rp120.000 Rp 130.000
Lampiran 16. (Lanjutan)
21 Terung Ungu Rp16.000 Rp 15.000
Terung Hijau Rp18.000 Rp 17.000

Universitas Sriwijaya
82

Lampiran 17. Volume Penjualan Pedagang


Responden Komoditi Volume Penjualan (kg/hari)
Sebelum Selama

Universitas Sriwijaya
83

1 Bawang Merah 450 300


Bawang Putih 400 300
2 Bayam 80 75
Kangkung 60 60
Katu 50 60
3 Bawang Merah 400 300
Bawang Putih 300 200
4 Kubis 150 100
5 Kacang Panjang 150 100
Buncis 100 80
6 Bayam 60 60
Kangkung 50 60
Katu 50 60
7 Kacang Panjang 200 140
Buncis 50 50
8 Jengkol 65 50
9 Kentang 200 170
Wortel 200 150
10 Cabai Merah 200 200
Cabai Hijau 200 200
Cabai Rawit 100 100
Cabai Burung 100 100
11 Jengkol 50 65
12 Sawi Putih 80 50
Sawi Hijau 80 50
13 Bawang Merah 450 300
Bawang Putih 300 200
14 Tomat 150 100
Cung 100 70
15 Terung Ungu 65 60
Terung Hijau 65 60

Lampiran 17. (Lanjutan)


16 Daun Bawang 25 20

Universitas Sriwijaya
84

17 Kentang 200 200


Wortel 200 150
18 Daun Bawang 20 20
19 Sawi Putih 80 60
Sawi Hijau 60 75
20 Cabai Merah 200 200
Cabai Hijau 100 100
Cabai Rawit 100 120
Cabai Burung 200 200
21 Terung Ungu 75 70
Terung Hijau 75 70

Lampiran 18. Penerimaan Pedagang

Universitas Sriwijaya
85

Penerimaan (Rp/hari)
Responden Komoditi
Sebelum Selama
1 Bawang Merah Rp13.500.000 Rp13.500.000
Bawang Putih Rp7.600.000 Rp7.200.000
2 Bayam Rp960.000 Rp375.000
Kangkung Rp540.000 Rp450.000
Katu Rp375.000 Rp300.000
3 Bawang Merah Rp12.000.000 Rp13.200.000
Bawang Putih Rp6.000.000 Rp5.200.000
4 Kubis Rp1.500.000 Rp800.000
5 Kacang Panjang Rp3.300.000 Rp2.500.000
Buncis Rp2.100.000 Rp1.760.000
6 Bayam Rp780.000 Rp300.000
Kangkung Rp450.000 Rp240.000
Katu Rp300.000 Rp240.000
7 Kacang Panjang Rp4.200.000 Rp2.400.000
Buncis Rp1.000.000 Rp1.100.000
8 Jengkol Rp3.575.000 Rp3.000.000
9 Kentang Rp3.000.000 Rp2.720.000
Wortel Rp2.400.000 Rp2.100.000
10 Cabai Merah Rp7.000.000 Rp6.600.000
Cabai Hijau Rp5.400.000 Rp5.000.000
Cabai Rawit Rp3.500.000 Rp3.800.000
Cabai Burung Rp12.000.000 Rp12.700.000
11 Jengkol Rp2.750.000 Rp2.400.000
12 Sawi Putih Rp1.040.000 Rp650.000
Sawi Hijau Rp960.000 Rp650.000
13 Bawang Merah Rp13.050.000 Rp13.500.000
Bawang Putih Rp6.000.000 Rp5.000.000
14 Tomat Rp1.650.000 Rp1.200.000
Cung Rp1.600.000 Rp950.000
15 Terung Ungu Rp975.000 Rp810.000
Terung Hijau Rp1.170.000 Rp960.000
16 Daun Bawang Rp625.000 Rp500.000
Lampiran 18. (Lanjutan)

Universitas Sriwijaya
86

17 Kentang Rp2.900.000 Rp3.000.000


Wortel Rp2.400.000 Rp1.950.000
18 Daun Bawang Rp520.000 Rp520.000
19 Sawi Putih Rp1.040.000 Rp780.000
Sawi Hijau Rp720.000 Rp780.000
20 Cabai Merah Rp7.400.000 Rp6.800.000
Cabai Hijau Rp2.800.000 Rp2.800.000
Cabai Rawit Rp3.650.000 Rp3.900.000
Cabai Burung Rp24.000.000 Rp26.000.000
21 Terung Ungu Rp1.200.000 Rp1.050.000
Terung Hijau Rp1.350.000 Rp1.190.000

Lampiran 19. Pendapatan Pedagang

Universitas Sriwijaya
87

Pendapatan (Rp/hari)
Responden Komoditi
Sebelum Selama
1 Bawang Merah Rp2.224.883 Rp2.374.883
Bawang Putih Rp1.574.883 Rp1.774.883
2 Bayam Rp217.089 Rp239.589
Kangkung Rp157.089 Rp277.089
Katu Rp127.089 Rp52.089
3 Bawang Merah Rp1.974.883 Rp2.074.883
Bawang Putih Rp1.474.883 Rp1.574.883
4 Kubis Rp474.767 Rp99.767
5 Kacang Panjang Rp1.018.133 Rp868.133
Buncis Rp568.133 Rp448.133
6 Bayam Rp218.756 Rp188.756
Kangkung Rp128.756 Rp98.756
Katu Rp128.756 Rp38.756
7 Kacang Panjang Rp968.133 Rp368.133
Buncis Rp168.133 Rp268.133
8 Jengkol Rp924.767 Rp849.767
9 Kentang Rp568.133 Rp648.133
Wortel Rp1.168.133 Rp1.168.133
10 Cabai Merah Rp1.384.067 Rp584.067
Cabai Hijau Rp784.067 Rp584.067
Cabai Rawit Rp484.067 Rp784.067
Cabai Burung Rp1.984.067 Rp2.684.067
11 Jengkol Rp699.767 Rp669.767
12 Sawi Putih Rp208.133 Rp118.133
Sawi Hijau Rp208.133 Rp118.133
13 Bawang Merah Rp1.774.883 Rp2.374.883
Bawang Putih Rp1.474.883 Rp974.883
14 Tomat Rp274.883 Rp124.883
Cung Rp74.883 Rp74.883
15 Terung Ungu Rp293.133 Rp238.133
Terung Hijau Rp358.133 Rp328.133
16 Daun Bawang Rp256.267 Rp191.267
Lampiran 19. (Lanjutan)

Universitas Sriwijaya
88

17 Kentang Rp474.883 Rp574.883


Wortel Rp1.174.883 Rp1.024.883
18 Daun Bawang Rp151.267 Rp151.267
19 Sawi Putih Rp214.883 Rp154.883
Sawi Hijau Rp154.883 Rp154.883
20 Cabai Merah Rp1.784.067 Rp1.184.067
Cabai Hijau Rp484.067 Rp584.067
Cabai Rawit Rp634.067 Rp884.067
Cabai Burung Rp3.984.067 Rp5.984.067
21 Terung Ungu Rp418.133 Rp388.133
Terung Hijau Rp568.133 Rp528.133

Universitas Sriwijaya
Lampiran 20. Uji Paired t-test
90

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan Salah Satu Pedagang

Dokumentasi dengan Salah Satu Pedagang

Universitas Sriwijaya

You might also like