You are on page 1of 20

JURNAL SKRIPSI

PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
KOPERASI SENIMAN DEWA KOSALA RAQTA TALEPUD
DI KECAMATAN TEGALLALANG
KABUPATEN GIANYAR

Oleh :
Nama : I WAYAN KARSANA
NIM : 2017 004 2858
Program Studi : Managemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NGURAH RAI
DENPASAR
2021
HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL SKRIPSI

PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
KOPERASI SENIMAN DEWA KOSALA RAQTA TALEPUD
DI KECAMATAN TEGALLALANG
KABUPATEN GIANYAR

Jurnal Skripsi ini diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi Manajemen Pada
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai
Denpasar

Oleh :
Nama : I WAYAN KARSANA
NIM : 2017 004 2858
Program Studi : Managemen

Disetujui pada tanggal : 25 Agustus 2021

Pembimbing,

(Ni Ketut Sukanti,SE.,MM)


NIK : 200601326
PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
KOPERASI SENIMAN DEWA KOSALA RAQTA TALEPUD

Nama : I Wayan Karsana

Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Ngurah Rai, Bali,


Indonesia
Email : iwayankarsana1966@gmail .com

ABSTRACT

Every cooperative always expects its employees to have high performance,


because having high-performing employees will make an optimal contribution to
the company. In addition, by having high-performing employees, cooperatives can
improve cooperative performance. Efforts to improve employee performance include
paying attention to work stress and providing a safe and comfortable work
environment.
In general, based on the results of research conducted through the stages
of data collection, data processing, and data analysis regarding the effect of work
stress and physical work environment on employee performance. So it can be
concluded that the test results in this study indicate that the variable work stress
(X1) and Physical Work Environment (X2) have a negative and significant effect
on employee performance (Y) at the Dewa Kosala Artist Cooperative Raqta Talepud
in Tegallalang District, Gianyar Regency. This means that the higher the work
stress experienced by employees, the lower the employee's performance. This is
because the variables of Work Stress (X1) and Physical Work Environment (X2)
which are implemented at the Dewa Kosala Raqta Talepud Artist Cooperative in
Tegallalang District, Gianyar Regency are less effective and good so that it greatly
affects employee performance (Y) at the Dewa Kosala Raqta Talepud Artist
Cooperative. In Tegallalang District, Gianyar Regency.

Keywords: work stress, physical work environment, employee performance


PENGARUH STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
KOPERASI SENIMAN DEWA KOSALA RAQTA TALEPUD

Nama : I Wayan Karsana

Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Ngurah Rai, Bali,


Indonesia
Email : iwayankarsana1966@gmail.com

ABSTRAK

Setiap koperasi selalu mengharapkan karyawannya mempunyai


kinerja yang tinggi, karena dengan memiliki karyawan yang berkinerja
tinggi akan memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan.Selain
itu, dengan memiliki karyawan yang berkinerja tinggi koperasi dapat
meningkatkan kinerja koperasi.Usaha untuk meningkatkan kinerja
karyawan, diantaranya adalah dengan memperhatikan stres kerja dan
memberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
Secara umum berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data mengenai
pengaruh stres kerja dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan.
Maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain hasil uji dalam
penelitian ini menunjukkan variabel stres kerja (X1) dan Lingkungan Kerja
Fisik (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y) di Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud Di Kecamatan
Tegallalang Kabupaten Gianyar. Artinya semakin tinggi stres kerja yang
dialami karyawan maka akan semakin rendah kinerja karyawan. Hal ini
dikarenakan mungkin variabel Stres Kerja (X1) dan Lingkungan Kerja Fisik
(X2) yang dilaksanakan di Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud
Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar kurang efektif dan baik
sehingga sangat mempengaruhi kinerja karyawan (Y) pada Koperasi
Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud Di Kecamatan Tegallalang
Kabupaten Gianyar.

Kata Kunci : stres kerja, Lingkungan Kerja Fisik, kinerja karyawan


PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang


melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan
perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor negara, swasta dan
koperasi. Untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai
masyarakat yang adil dan makmur, maka ketiga sektor kekuatan ekonomi
tersebut harus saling berhubungan dan bekerjasama secara baik
(Puspitasari, 2009).
Pasal 33 UUD 1945 menempatkan koperasi sebagai soko guru
perekonomian nasional. Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari
orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan
dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui
perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis, dengan tujuan
untuk memajukan kesejahteraan anggota. Koperasi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam perekonomian nasional, karena tujuan dari
koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Jadi pada
dasarnya koperasi merupakan tumpuan ekonomi Indonesia.
Oleh sebab itu, koperasi perlu dibina secara profesional baik dalam bidang
organisasi maupun dalam bidang mental dan usaha agar dapat maju dan
berkembang.
Di dalam dunia kerja pada zaman modern persaingan antara
organisasi danperusahaan sangatlah ketat untuk mendapatkan pangsa
pasar yangdibidiknya. Koperasi tersebut harus bisa
meningkatkankualitasnya.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas koperasi.Dari kualitas produk, sampai pada kinerja karyawan
pada sebuah koperasi.
Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha mau tidak mau
didoronguntuk mencapai suatu koperasi yang efektif
danefisien.Keefektifan dan keefesienan dalam suatu koperasi sangat
diperlukanagar koperasi dapat memiliki daya saing maupun keunggulan
lebih daripesaing, sehingga koperasi dapat bertahan dalam dunia
persaingan yangsemakin ketat (Gaffar, 2012).
Koperasi merupakan bisnis kepercayaan sehingga faktorkeamanan
bagi nasabah dalam menyimpan dananya di koperasi merupakan halyang
utama bagi koperasi di Indonesia untuk dapat bersaingdengan koperasi
lainnya.Dengan demikian koperasi harusdapat mencari sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang terbaikuntuk dapat meningkatkan
produktivitas koperasi tersebut.Sumber daya manusia merupakan
komponen yang paling penting dalamsuatu koperasi, maka diperlukan
suatu usaha untuk mengolahsecara professional agar terwujudnya suatu
keseimbangan antara kebutuhankaryawan dengan keinginan dan
kemampuan koperasi.Sehingga koperasi dapat memiliki sumber daya
manusia yang mampubersaing dengan koperasi lain (Nitasari, 2012).
Menurut Bangun (2012) menyatakan kinerja adalah hasil pekerjaan
yangdicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan
pekerjaan.Sedangkanmenurut Rivai (2009) kinerja adalah perilaku yang
diperlihatkan oleh semuaindividu sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh karyawan.Apabilaindividu dalam perusahaan yaitu sumber daya
manusia berjalan efektif, maka koperasi juga tetap berjalan efektif. Dengan
kata lain kelangsungan suatuperusahaan ditentukan oleh kinerja
karyawan.
Kinerja karyawan yang merupakan hasil olah pikir dan tenaga
dariseseorang karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, dapat
berwujud,dilihat, dihitung jumlahnya, akan tetapi dalam banyak hal hasil
olah pikirandan tenaga tidak dapat dihitung dan dilihat, seperti ide-ide
pemecahan suatupersoalan, inovasi baru suatu produk barang atau jasa,
bisa juga merupakanpenemuan atas prosedur kerja yang lebih efesien.
Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi
menimbulkanbanyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu
dalam lingkungankerja.Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja,
lingkungan keluarga,dan lingkungan sosial juga sangat berpotensi
menimbulkan kecemasan.Dampak yang sangat merugikan dari adanya
gangguan kecemasanyang sering dialami oleh masyarakat dan karyawan
khususnya disebutstres.Stres terhadap kinerja dapat berperan positif dan
juga berperan negatif,dampak positif stres pada tingkat rendah sampai
pada tingkat moderat bersifatfungsional dalam arti berperan sebagai
pendorong peningkatan kinerjakaryawan.Sedangkan pada dampak negatif
stres tingkat yang tinggi adalahpenurunan pada kinerja karyawan yang
drastis (Susono, 2004).
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan,
diantaranyaadalah dengan memperhatikan stres kerja.Stres merupakan
suatu kondisikeadaan seseorang mengalami ketegangan karena adanya
kondisi yangmempengaruhinya, kondisi tersebut dapat diperoleh dari
dalam diri seseorangmaupun lingkungan diluar diri seseorang.Stres
menimbulkan dampak negatifterhadap keadaan psikologis dan biologis
bagi karyawan.Stres merupakankondisi ketegangan yang berpengaruh
terhadap emosi, jalan pikiran, dankondisi fisik seseorang (Siagian, 2009).
Manusia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, apabila
ditunjangoleh kondisi lingkungan yang sesuai.Suatu kondisi lingkungan
dikatakansesuai atau baik apabila manusia dalam melaksanakan
kegiatannya merasaaman dan nyaman.Ketidaksesuaian lingkungan dapat
menimbulkan akibatdalam jangka panjang.Menurut Nitisemito (2006)
lingkungan kerja merupakansemua yang ada pada lingkungan pekerjaan
yang mampu mempengaruhi diridalam menjalankan pekerjaan.
Penciptaan lingkungan kerja yang menyenangkan dan dapat
memenuhikebutuhan karyawan akan memberikan rasa puas dan
mendorong semangatkerja mereka. Lingkungan kerja yang kurang
mendapat perhatian akanmembawa dampak negatif dan menurunkan
semangat kerja, hal ini disebabkankaryawan dalam melaksanakan tugas
mengalami gangguan, sehingga kurangsemangat dan kurang
mencurahkan tenaga dan pikirannya terhadap tugasnya.
Dengan lingkungan kerja yang baik dan nyaman, para pekerja akan
dapatbekerja dengan baik tanpa adanya gangguan-gangguan yang
berarti.Lingkungan kerja yang baik diharapkan dapat memacu
produktivitas kerjakaryawan yang tinggi.Lingkungan kerja adalah situasi
atau kondisi yang adadalam lingkungan pekerjaan itu sendiri seperti
bagaimana perlakuan dariatasan, rekan kerja, penghargaan bagi karyawan
yang berprestasi dansebagainya. Lingkungan kerja yang produktif akan
dapat tercipta apabilaterdapat hubungan kerja sama yang baik antar
individu dari semua elemen dalam organisasi perusahaan dengan tidak
memandang secara subjektif danmelihat dengan segala pertimbangan
dalam keadilan. (Edy, 2008)
Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja yang berperan
dalam koperasi, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap
pakaiuntuk mendukung pengembangan koperasi.Di Indonesia memiliki
beberapa koperasi yang bergerak diberbagai bidang
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu koperasi, karena
tanpakeikutsertaan karyawan aktivitas koperasi tidak akan berjalan.
Karyawanberperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan
tujuan yangingin dicapai. Setiap koperasi selalu mengharapkan
karyawannyamempunyai kinerja yang tinggi, karena dengan memiliki
karyawan yangberkinerja tinggi akan memberikan sumbangan yang
optimal bagi perusahaan.
Selain itu, dengan memiliki karyawan yang berkinerja tinggi
koperasi dapatmeningkatkan kinerja koperasi.Usaha untuk meningkatkan
kinerjakaryawan, diantaranya adalah dengan memperhatikan stres kerja
danmemberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman (Agung, 2017).
Oleh sebab itu penting bagi koperasi untuk memenuhi kebutuhan
karyawan dan menciptakankenyamanan kerja sehingga para karyawan
dapat menjalankan kinerjanyadengan baik dan dapat melaksanakan tugas
masing-masing karyawan. Dilihat dari sudut pandang karyawan itu
sendiri yang sering mengalami stres kerja akibat tingginya target
pencapaian yang dicantumkan direncana kerja, sehingga otomatis semua
karyawan harus bekerja sangat ektra dan tidak tutup kemungkinan lembur
setiap hari untuk bisa melaksanakan atau menyelasaikan pekerjaannya,
tidak menepis juga yang menyebabkan tidak bisanya penghasilannya
sesuat seperti target itu karna kurangnya alat bantu atau alat penunjang di
bagian teknologi seperti program-program untuk mempercepat pekerjaan.
Selain di bagian internal faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah dari faktor ekternal, yaitu yang dimaksud adalah dari
sudut pandang lingkungan kerja pisik. Dimana lingkungan kerja fisik
sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pada saat karyawan bekerja,
diantaranya adalah suasana ruangan kantor yang kurang nyama dilihat
dari sirkulasi udara yang kurang bagus sehingga suasana di setiap ruangan
menjadi pengap atau sangat gerah. Disamping itu juga suasana letak kantor
yang sangat dekat dengan suasana keramaian, sehingga untuk fokus
bekerja menjadi sangat terganggu, belum lagi ada kegiatan adat dan agama
yang dianggap membebani. Dan di bawah ini merupakan absen dari
karyawan koperasi yang menggambarkan dalam 1 tahun sudah sekian kali
ijin yang notabenanya karena ada kegiatan yang berkaitan dengan adat dan
agama.
Tabel 1.1 Absensi Di Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud Di
Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar pada tahun 2020
Jumlah Jumlah Hari
Jumlah Hari
Jumlah Hari Kerja Jumlah Kerja
No Bulan Kerja Persentase (%)
Pegawai Seharusnya Absen Senyatanya
( hari )
( hari ) ( hari )
E G H
A B C D F
(CXD) (E-F) ( F : E x 100% )
1 Januari 16 24 384 20 364 5,20
2 Pebruari 16 19 304 19 285 6,25
3 Maret 16 24 384 25 359 6,51
4 April 16 25 400 15 385 3,75
5 Mei 16 22 352 10 342 2,84
6 Juni 16 25 400 8 392 2,00
7 Juli 16 24 384 12 372 3,12
8 Agustus 16 24 384 25 359 6,51
9 September 16 20 320 27 293 8,43
10 Oktober 16 26 416 19 397 4,56
11 Nopember 16 25 400 17 383 4,25
12 Desember 16 26 416 29 387 6,97
Sumber Data : Data Absensi Di Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud Di
Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar

Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik untuk


melakukanpenelitian dengan judul “Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan
Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Seniman Dewa
Kosala Raqta Talepud Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar”,
yaitu tentang Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
diajukan rumusan masalah sebagai berikutApakah stres kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan, Apakah lingkungan kerja Fisik berpengaruh
terhadap kinerja karyawan dan Apakah stres kerja dan lingkungan kerja
Fisik berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Koperasi Seniman
Dewa Kosala Raqta Talepud di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar
?.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan berdasarkan tujuannya adalah
penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.Penelitian ini
menggunakan 2 (dua) variabel, yaituVariabel Independen (bebas), Variabel
Dependen (terikat).Dalam penulisan penelitian ini, jenis data yang
digunakan adalahDatakuantitatif, Data kualitatif. Adapun sumber data
yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah Data primer Data
sekunder. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut : Observasi, Wawancara,
Dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu variabel
dalam kuesioner. Uji validitas product moment pearsoncorrelation
menggunakan prinsip mengkorelasikan atau menghubungkan antara
masing- masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam
penelitian. Setiap uji dalam statistik tentu mempunyai dasar dalam
pengambilan keputusan sebagai acuan untuk membuat kesimpulan,
begitupun uji validitas product moment pearson correlation, dalam uji
validitas ini dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka kuesioner
dinyatakan valid, sedangkan
b) Jika nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka kuesioner tersebut
dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.4

Hasil perbandingan r hitung dan rtabel melalui SPSS


Variabel Stres Kerja (X1)
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Stres.Kerja

X1.1 Pearson Correlation 1 1.000** .333 1.000** 1.000** .977**

Sig. (2-tailed) .000 .207 .000 .000 .000

N 16 16 16 16 16 16

X1.2 Pearson Correlation 1.000** 1 .333 1.000** 1.000** .977**


Sig. (2-tailed) .000 .207 .000 .000 .000
N 16 16 16 16 16 16

X1.3 Pearson Correlation .333 .333 1 .333 .333 .526*


Sig. (2-tailed) .207 .207 .207 .207 .036
N 16 16 16 16 16 16

X1.4 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .333 1 1.000** .977**


Sig. (2-tailed) .000 .000 .207 .000 .000
N 16 16 16 16 16 16

X1.5 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .333 1.000** 1 .977**


Sig. (2-tailed) .000 .000 .207 .000 .000
N 16 16 16 16 16 16

Stres.Kerja Pearson Correlation .977** .977** .526* .977** .977** 1


Sig. (2-tailed) .000 .000 .036 .000 .000
N 16 16 16 16 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Tabel 4.5
Hasil perbandingan r hitung dan rtabel melalui SPSS
Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Correlations
LingkunganK
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 erjaFisik

X2.1 Pearson Correlation 1 .745** 1.000** 1.000** .467 .950**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .068 .000

N 16 16 16 16 16 16
X2.2 Pearson Correlation .745** 1 .745** .745** .745** .891**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .001 .000
N 16 16 16 16 16 16
X2.3 Pearson Correlation 1.000** .745** 1 1.000** .467 .950**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .068 .000
N 16 16 16 16 16 16
X2.4 Pearson Correlation 1.000** .745** 1.000** 1 .467 .950**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .068 .000
N 16 16 16 16 16 16
X2.5 Pearson Correlation .467 .745** .467 .467 1 .705**
Sig. (2-tailed) .068 .001 .068 .068 .002
N 16 16 16 16 16 16
Lingkungan.KerjaFi Pearson Correlation .950** .891** .950** .950** .705** 1
sik
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002
N 16 16 16 16 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.6
Hasil perbandingan r hitung dan rtabel melalui SPSS
Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Correlations

KinerjaKary
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 awan

Y1 Pearson Correlation 1 .745** 1.000** .745** .467 .894**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .068 .000

N 16 16 16 16 16 16
Y2 Pearson Correlation .745** 1 .745** 1.000** .745** .947**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .001 .000
N 16 16 16 16 16 16
Y3 Pearson Correlation 1.000** .745** 1 .745** .467 .894**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .068 .000
N 16 16 16 16 16 16
Y4 Pearson Correlation .745** 1.000** .745** 1 .745** .947**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .001 .000
N 16 16 16 16 16 16
Y5 Pearson Correlation .467 .745** .467 .745** 1 .769**
Sig. (2-tailed) .068 .001 .068 .001 .001
N 16 16 16 16 16 16
Kinerja.Karyawan Pearson Correlation .894** .947** .894** .947** .769** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001
N 16 16 16 16 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil pengamatan pada rtabel didapatkan nilai dari sampel (N) = 16 sebesar
0.4973. Merujuk pada hasil uji Validitas diatas dihasilkan bahwa semua
intrumen variabel semuanya menghasilkan nilai r hitung > rtabel. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua intrumen dalam variabel dapat dikatakan
valid.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian


Tabel 4.7
Hasil uji Reliabilitas kuesioner
Variabel Penelitian Cronbach’s Alpha Keterangan
Stres Kerja (X1) 0,932 Reliabel
Lingkungan Kerja (X2) 0,933 Reliabel
Kinerja Karyawan (Y) 0,932 Reliabel
Sumber data: SPSS version 22
Hasil uji reabilitas pada tabel menunjukkan bahwa semua variabel
memiliki nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 sehingga dapat
disimpulkan bahwa item-item pernyataan dari kuesioner adalah reliabel
yang berarti bahwa kuesioner layak digunakan dalam penelitian.

Uji Normalitas
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 16
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .22105485
Most Extreme Differences Absolute .191
Positive .191
Negative -.184
Kolmogorov-Smirnov Z .763
Asymp. Sig. (2-tailed) .605
a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan table 4.8 diatas, dapat dilihat N = 16 yang berarti jumlah


sampel yang diambil sebanyak 16, nilai Test StatisticKolmogorov-Smirnov
Z menunjukkan angka 0,763 dan Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan angkat
0,605c. Dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena
Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05.

Uji Multikolinearitas
Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas


dapat dilihat dari tolerance dan VIF (variance inflation factor). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance> 0,10 dan VIF (variance
Coefficientsa

Standardiz
Unstandardiz ed
ed Coefficient
Coefficients s Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant)
-.495 .676 -.732 .477

Stres Kerja .265 .065 .247 4.059 .001 .224 4.456


Lingkungan Kerja
.752 .059 .770 12.643 .000 .224 4.456
Fisik
a. Dependent Variable: Kinerja
Karyawan
inflation factor)≤ 10, menunjukan tidak adanya multikolinearitas yaitu 0,224
˃ 0,10 dan 4.456 ≤ 10

Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.10

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.10 ditunjukkan bahwa titik-titik pada gambar


menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas pada model regresi ini.

Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Standardi
Unstandardiz zed
ed Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) -.495 .676 -.732 .477
Stres Kerja .265 .065 .247 4.059 .001 .224 4.456
Lingkunga
n Kerja .752 .059 .770 12.643 .000 .224 4.456
Fisik
a. Dependent Variable: Kinerja
Karyawan

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa:


a) Constant sebesar -0,495 berati apabila stres kerja (SK) dan
Lingkungan Kerja Fisik (LKF) tidak mengalami perubahan atau
tetap, maka kinerja karyawan adalah -0,495.
b) Koefisien regresi stres kerja (SK) sebesar 0,265 berati apabila setiap
penambahan 1 poin stres kerja dan lingkungan kerja fisik (LKF)
tetap, maka akan terjadi menurunkan kinerja karyawan sebesar
0,522.
c) Koefisien regresi lingkungan kerja fisik sebesar 0,752 berati apabila
setiap penambahan 1 poin lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja fisik (LKF) tetap, maka akan terjadi peningkatan kinerja
karyawan sebesar 0,752

4.4.5 Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen
(X1,X2), atau sejauh mana kontribusi variabel independen (X1,X2)
mempengaruhi variabel dependen (Y) (Bawono, 2006).

Tabel 4.12
Hasil Uji R2
Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R R Square Square the Estimate Watson
1 .995a .989 .988 .23745 1.990
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Fisik, Stres Kerja

b. Dependent Variable: Kinerja


Karyawan

Tabel diatas menjelaskan bahwa koefisien Adjusted R Square sebesar 0,988


atau 98,8% ini berarti kontribusi variasi variabel independen (Stres Kerja
dan Lingkungan Kerja Fisik) mampu menjelaskan variabel dependen
(Kinerja Karyawan) sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini sebesar 100% - 98,8% = 1,2% atau 0,012

4.4.6 Uji Ftest (uji simultan)


Uji Ftest dilakukan untuk mengatur seberapa jauh variabel
independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil uji
Ftest dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji Ftest (uji simultan)
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 67.017 2 33.509 594.302 .000a
Residual .733 13 .056
Total 67.750 15
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Fisik, Stres
Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Karyawan

Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa F hitung 594,302 dengan nilai


signifikansi 0,000. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis
dalam analisis uji simultan atau Uji F adalah sebagai berikut:Menggunakan
derajat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5% (α = 0,05), derajat bebas
pembilang: k dan derajat penyebut: n-k-l maka diperoleh nilai F-tabel 0,05
(n-k-1). jadi F-tabel = 2.96. Kriteria pengujian jika F-hitung > F-tabel maka
H0 ditolak, berati hubungan tersebut signifikan.jadi (Fhitung) 594,302 > (Ftabel)
maka H0 ditolak, berati hubungan tersebut signifikan.Karena probabilitas
signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa H3 yaitu Stres Kerja, dan Lingkungan Kerja Fisik
secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

Uji ttest (uji parsial)


Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikan variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu,
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas,
dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006). Hasil uji ttest dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.14
Hasil Uji ttest (uji parsial)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardize d Collinearity
d Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -.495 .676 -.732 .477
Stres Kerja .265 .065 .247 4.059 .001 .224 4.456
Lingkungan
.752 .059 .770 12.643 .000 .224 4.456
Kerja Fisik
a. Dependent Variable: Kinerja
Karyawan

Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dalam analisis uji


parsial atau Uji t adalah sebagai berikut:Menggunakan derajat kepercayaan
95% atau tingkat kesalahan 5% ( = 0,05) dan derajat kebebasan : n-k-1, test
satu sisi pada sisi kanan diperoleh nilai t-tabel (0,05 ; n-k-1). jadi t-tabel =
1.76131. Kriteria pengujianUntuk Stres KerjaJika t-hitung > t-tabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima.Jadi (t-hitung) 4,059> (t-tabel) 1.76131 maka H0
ditolak dan Ha diterima.Untuk Lingkungan Kerja FisikJika t-hitung > t-
tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.Jadi (t-hitung) 12.643> (t-tabel)
1.76131 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Apabila nilai signifikansi kurang dari nilai 0,05 maka variabel
tersebut dinyatakan positif mempengaruhi variabel dependennya.
Berdasarkan hasil uji t, peneliti mendapatkan nilai thitung masing-masing
untuk Stres Kerja (X1) dan Lingkunagn Kerja Fisik (X2), yaitu:
a) Variabel Stres Kerja (X1) dengan nilai (t-hitung) 4,059> (t-tabel)
1.76131 dan signifikansi 0,001< 0,05, maka dapat dikatakan variabel
stres kerja (X1) secara statistik berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan (Y).
b) Variabel lingkungan kerja fisik (X2) dengan nilai (t-hitung) 12.643>
(t-tabel) 1.76131 dan signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan
variabel lingkungan kerja fisik (X2) secara statistik berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
c) Pengaruh Stres Kerja (X1) dan Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
(X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai F hitung 594,302
> F tabel 2.96 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 arti
bahwa Stres Kerja (X1) Dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) berpengaruh
secara simultan Terhadap Kinerja Karyawan(Y).

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data mengenai
pengaruh stres kerja dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan.
Maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara teori menunjukkan bahwa variabel stres kerja (X1)
berpengaruh berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan (Y) secara simultan maupun secara parsial.
2. Lingkungan Kerja Fisik (X2) berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja karyawan (Y) pada Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta
Talepud di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. sehingga
hipotesis yang diajukan dapat diterima.
3. Hasil uji dalam penelitian ini menunjukkan variabel stres kerja (X1)
dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan (Y) di Koperasi Seniman Dewa Kosala
Raqta Talepud Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar secara
simultan Artinya semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan
dan kurang mendukungnya Lingkungan Kerja maka akan semakin
rendah kinerja karyawan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk
meningkatkan kinerja karyawan di Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta
Talepud Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar untuk masa yang
akan datang diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran Untuk Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud Di
Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Dari hasil penelitian ini,
dapat diketahui bahwa stres kerja dan lingkungan kerja fisik
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan
menurunkan tingkat stres kerja maka kinerja karyawan pun akan
meningkat. Kemudian dengan memperhatikan lingkungan kerja
fisik semakin aman, nyaman, dan tentram yang akan diterima oleh
karyawan maka semakin meningkat pula kinerja karyawan. Dengan
hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan
masukan dalam pengambilankeputusan bagi Koperasi Seniman
Dewa Kosala Raqta Talepud Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten
Gianyar. Adapun saran untuk Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta
Talepud Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar adalah
sebagai berikut :
a) Penanganan stres kerja yang baik pada seluruh karyawan
perlu ditingkatkan, karena dengan adanya penanganan stres
kerja yang baik terhadap karyawannya, sehingga dapat
meningkatkan kinerja karyawan sesuai dengan apa yang
diinginkan Koperasi Seniman Dewa Kosala Raqta Talepud Di
Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar.
b) Upaya pendekatan-pendekatan Koperasi Seniman Dewa
Kosala Raqta Talepud Di Kecamatan Tegallalang Kabupaten
Gianyar yang lebih kepada karyawan, agar karyawan selalu
merasa nyaman sehingga dapat meningkatkan atau
memperbaiki kinerja karyawan.
2. Saran Untuk Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya,
namun terdapat keterbatasan yang tidak dapat dihindari. Kepada
peneliti mendatang yang berkeinginan untuk melakukan penelitian
dengan topik yang sama, maka perluasan penelitian yang
disarankan antara lain sebagai berikut :
a) Diharapkan untuk menambah variabel yang berpengaruh
terhadap kinerja karyawan, seperti: komitmen organisasi,
budaya organisasi,
pengembangan karir, pelatihan, komunikasi organisasi, lama
kerja,
gaya kepemimpinan, dan sebagainya.
b) Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga mengakibatkan
penelitian ini hanya dilakukan disatu perusahaan saja. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih variatif dan memberikan
gambaran yang lebih spesifik mengenai kinerja karyawan,
disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian dengan sampel yang lebih besar.
c) Penyempurnaan terhadap indikator pertanyaan dalam
kuesioner dan disesuaikan dengan objek penelitian, sehingga
dapat menggambarkan maksud dan tujuan penelitian
selanjutnya.
d) Penyelarasan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam
kuesioner
dengan indikator-indikator yang ada di dalam landasan teori.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, 2017, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Perspektif Manajemen
Pendidikan), Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha, Arifin Sitio.
2001,Koperasi : Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga.
Bangun, 2012, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta : Erlangga.
Bawono, 2006, Multivariate Analysis dengan SPSS, Salatiga : STAIN
Salatiga press.
Eddy, 2008, Karakteristik Limbah Cair, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan,
Vol.2, No.2, p.20.
Ghozali, 2016, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19,
Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Nitisemito, 2002, Manajemen Personalia, Cetakan ke 9, Edisi ke 4. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Puspitasari, 2009, Analisis Hubungan Kepemimpinan Tranformasional
terhadap TQM, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi
Kasus: PT Telekomunikasi Indonesia Divre IV Jateng & DIY). J@TI
Undip, Vol VI, No 1, Januari 2011.
Rivai, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan:Dari
Teori Ke Praktik, Penerbit Rajawali Pers.
Siagian, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Wirawan, 2002, Dampak Psikologis Kekerasan Fisik di Dalam Rumah
Tangga. Jurnal Ilmiah Psikologi “ARKHE”. Jakarta : Fakultas
Psikologi Universitas Taruma Negara. Th. VII No. 2.

You might also like