Professional Documents
Culture Documents
a. Pengertian KTSP
KTSP merupakan singkatan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan .
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan
sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping
menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan
sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan.
b. Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan
pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber
belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian.
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, tanggung
jawab untuk mengembangakan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu
sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk mengali dan
mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan
1
B. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP
adalah untuk:
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru
dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan
dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan,
terutama berkaitan dengan tujuan hal sebagai berikut:
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya
sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan lembaganya.
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi
kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yagn terbaik bagi
sekolahnya.
2
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yagn sehat dengan sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya inovatif dengan dukungan orang tua
peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
g. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan cepat, serta
mengakomodasinya dalam KTSP.
C. Pengembangan KTSP
3
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
2. Peran Guru
Gurulah adalah pemeran utama aktivitas sekolah. Karena itu tugas guru merupakan
profesi yang menuntut keahlian karena tugas guru sehari–hari terkait dengan pelaksanaan
kurikulum di sekolah, maka peran guru dalam pengembangan kurikulum diantaranya
adalah sebagai berikut:
4
3. Selanjutnya, guru sebagai pelaksana kurikulum yang dikembangkan sekolah. Peran
ini berkaitan dengan tugas pokok guru sebagai pengampu proses pembelajaran mata
pelajaran tertentu. Disini guru menjabarkan kurikulum sekolah menjadi bentuk –
bentuk program yang lebih rinci (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran).
4.Peran Siswa
Pada tingkat kegiatan kelas, bila guru bertanya, bagaimana pendapatnya tentang
pelajaran, apa yang ingin dipelajarinya tentang suatu topik, atau bila guru mengajak siswa
turut-serta dalam perencanaan suatu kegiatan belajar, pada pokoknya mereka sudah
dilibatkan dalam kurikulum. Di sekolah progresif kepada murid diberikan peranan yang
lebih besar lagi tentang apa yang mereka harapkan dari pelajaran.
b. Membina disiplin.
Dalam pengembangan KTSP, guru harus membina disiplin peserta didik, terutama
disiplin diri (self-discipline). Strategi yang digunakan dalam membina disiplin sekolah
adalah:
1) Konsep diri. Untuk menumbuhkan sikap ini, guru disarankan bersikap empatik,
menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran
dan perasaannya dalam memecahkan masalah.
2) Keterampilan berkomunikasi.
3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami.
5
4) Klarifikasi nilai.
5) Analisis transaksional. Disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama
apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
6) Terapi realitas. Sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan
keterlibatan. Dalam hal ini guru bersikap positif dan bertanggungjawab.
7) Disiplin yang terintegrasi. Metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru
untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
6
7