You are on page 1of 7

“KETEPATAN DALAM MENDESKRIPSIKAN KTSP”

A. Pengertian dan Karakteristik KTSP.

a. Pengertian KTSP
KTSP merupakan singkatan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan .
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan
sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping
menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan
sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan.

b. Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan
pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber
belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian.

Berdasarkan uraian di atas menurut Mulyasa (2006: 179- 180)beberapa karakteristik


KTSP sebagai berikut:

a. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan

KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, tanggung
jawab untuk mengembangakan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu
sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk mengali dan
mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan

a. Partisipasi Masyarakat dan Orangtua yang Tinggi Dalam KTSP, pelaksanaan


kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orangtua peserta didik yang
tinggi, bukan hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui
komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan
program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional Dalam KTSP, pengembangan


dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang
demokratis.
d. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan Dalam KTSP keberhasilan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang
kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam
dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja
sama secara harmonis sesuaidengan posisinya masing-masing utnuk mewujudkan
suatu sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua pihak.

1
B.  Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP
adalah untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan


kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas


pendidikan yang akan dicapai.

Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru
dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan
dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan,
terutama berkaitan dengan tujuan hal sebagai berikut:

a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya
sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan lembaganya.

b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang


akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi
kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yagn terbaik bagi
sekolahnya.

d. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum


menciptakan transparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana
dikontrol oleh masyarakat setempat.

e. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada


pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan
berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.

2
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yagn sehat dengan sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya inovatif dengan dukungan orang tua
peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.

g. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan cepat, serta
mengakomodasinya dalam KTSP.

C. Pengembangan KTSP

1. Prinsip pengembangan KTSP

Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat


sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik


peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi
kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan


dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5.Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan


dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

3
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum


dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. Pihak pihak yang berperan dalam pengembangan KTSP

1. Peran Kepala Sekolah


Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah. Secara umum, peran
dan fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut :

1. Pertama, peran sebagai manajer. Sebagai manajer kepala sekolah bertanggung


jawab atas manajemen sekolah. Kepala sekolah mengkordinasikan kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan
segenap usaha pencapaian tujuan pendidikan.
2. Kedua, Peran sebagai Inovator, Sebagai tokoh penting di sekolah, kepala sekolah
harus mampu melahirkan ide – ide baru yang kreatif. Pengembangan kurikulum
sering kali bermula dari gagasan kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu
menghadirkan inspirasi dan ide pembaharuan, sehingga program sekolah
(kurikulum) yang dijalankan senantiasa aktual/ mutakhir.
3. Ketiga, peran sebagai fasilitator, dalam pengembangan kurikulum, pelaksana
teknis pengembangan biasanya tidak langsung oleh kepala sekolah, melainkan
oleh tim khusus yang ditunjuk. Namun demikian, kepala sekolah terus melakukan
komunikasi dengan tim itu dan memfasilitasinya untuk mengatasi berbagai
persoalan yang muncul.

2. Peran Guru
Gurulah adalah pemeran utama aktivitas sekolah. Karena itu tugas guru merupakan
profesi yang menuntut keahlian karena tugas guru sehari–hari terkait dengan pelaksanaan
kurikulum di sekolah, maka peran guru dalam pengembangan kurikulum diantaranya
adalah sebagai berikut:

1. Pertama, guru sebagai pemberi pertimbangan. Keputusan mengenai kurikulum


secara institusional terletak pada tangan kepala sekolah. Dalam konteks ini guru
adalah pemberi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum.
2. Kedua, guru sebagai pelaksana pengembangan kurikulum. Konsep ini dapat ditarik
kedalam dua konteks. Kesatu, guru sebagai pelaksana proses pengembangan
kurikulum terlibat sebagai tim yang ditunjuk untuk membuat kurikulum.

4
3. Selanjutnya, guru sebagai pelaksana kurikulum yang dikembangkan sekolah. Peran
ini berkaitan dengan tugas pokok guru sebagai pengampu proses pembelajaran mata
pelajaran tertentu. Disini guru menjabarkan kurikulum sekolah menjadi bentuk –
bentuk program yang lebih rinci (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran).

3. Peran Komite Sekolah


Komite sekolah dimaksudkan sebagai sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan
sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah. Komite sekolah memiliki peran sebagai
berikut:

1. Advisory agency, yaitu pemberi pertimbangan dalam penentuan dan


pelaksanaan kebijakan pendidikan sekolah.
2. Suporting agency, yaitu pendukung baik yang berwujud financial, pemikiran,
maupun  tenaga, dalam penyelengaraan pendidikan sekolah.
3. Controlling agency, yaitu pengontrol dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan sekolah; serta
4. Mediate agency, yaitu mediator antara pemerintah dan masyarakat

4.Peran Siswa
Pada tingkat kegiatan kelas, bila guru bertanya, bagaimana pendapatnya tentang
pelajaran, apa yang ingin dipelajarinya tentang suatu topik, atau bila guru mengajak siswa
turut-serta dalam perencanaan suatu kegiatan belajar, pada pokoknya mereka sudah
dilibatkan dalam kurikulum. Di sekolah progresif kepada murid diberikan peranan yang
lebih besar lagi tentang apa yang mereka harapkan dari pelajaran.

D. Strategi pengembangan KTSP

a. Menyiapkan Sumber Belajar.


Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP di sekolah antara lain
laboratorium, pusat sumber belajar dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang
profesional. Sumber belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara,
dan disimpan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal itu, kreativitas guru dan peserta didik
perlu senantiasa ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat pembelajaran
serta alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Membina disiplin.
Dalam pengembangan KTSP, guru harus membina disiplin peserta didik, terutama
disiplin diri (self-discipline). Strategi yang digunakan dalam membina disiplin sekolah
adalah:
1) Konsep diri. Untuk menumbuhkan sikap ini, guru disarankan bersikap empatik,
menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran
dan perasaannya dalam memecahkan masalah.
2) Keterampilan berkomunikasi.
3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami.

5
4) Klarifikasi nilai.
5) Analisis transaksional. Disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama
apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
6) Terapi realitas. Sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan
keterlibatan. Dalam hal ini guru bersikap positif dan bertanggungjawab.
7) Disiplin yang terintegrasi. Metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru
untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

c. Menciptakan suasana yang kondusif.


Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi
dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada
peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat
belajar. Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai
layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1) Menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam
melaksanakan tugas pembelajaran.
2) Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang
berprestasi, atau berprestasi rendah.
3) Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. 4) Menciptakan
kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik
maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5) Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6) Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama antara
peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator,
dan sebagai sumber belajar.
7) Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan
pada evaluasi diri sendiri.

d. Membangun karakter guru.


Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses belajar dan hasil
belajar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Agar
KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
guru perlu memiliki hal-hal sebagai berikut:
1) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi
lain dengan baik.
2) Menyukai apa yang di ajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi.
3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya. 4) Menggunakan
metode yang bervariasi dalam mengajar dan
membentuk kompetensi peserta didik.
5) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam kaitannya
dengan pembentukan kompetensi.
6) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir.
7) Menyiapkan proses pembelajaran.
8) Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang baik, dan
9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan

6
7

You might also like