You are on page 1of 26

UJIAN TENGAH SEMESTER

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Nama : Mutiara Ayudya


Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar NIM : 1223311133
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Oktober 2023 Kelas : PGSD-L 22
Dosen : Laurensia M Perangin angin, S.Pd, M.Pd

1. Sebutkan dan jelaskan 3 jenis lingkungan sebagai sumber belajar?


Jawab : 3 jenis lingkungan sebagai sumber belajar menurut saya yaitu :
1. Lingkungan Fisik:1
Lingkungan fisik mengacu pada tempat-tempat fisik di mana pembelajaran
berlangsung. Ini dapat mencakup ruang kelas di sekolah, perpustakaan, laboratorium,
atau bahkan tempat-tempat di luar ruangan seperti taman atau museum. Lingkungan
fisik memiliki dampak besar terhadap proses pembelajaran. Ruang kelas yang
terorganisir dengan baik, memiliki peralatan pembelajaran yang memadai, dan
nyaman bagi siswa dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif.
Misalnya, dalam laboratorium sains yang lengkap, siswa dapat langsung berinteraksi
dengan eksperimen dan alat-alat ilmiah, yang mendukung pemahaman konsep ilmiah
dengan lebih baik. Begitu juga, perpustakaan yang dilengkapi dengan koleksi buku
dan akses internet dapat menjadi tempat yang ideal untuk belajar dan penelitian. Di
sisi lain, lingkungan fisik yang tidak teratur, terlalu bising, atau tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi siswa.
2. Lingkungan Sosial:
Lingkungan sosial berkaitan dengan hubungan antar individu dalam proses
pembelajaran. Ini melibatkan interaksi antara guru dan siswa, serta antar siswa
sendiri. Lingkungan sosial yang baik dapat menciptakan kondisi yang mendukung
pembelajaran yang efektif. Hubungan yang baik antara guru dan siswa, di mana siswa
merasa didukung, dihargai, dan termotivasi, dapat meningkatkan motivasi dan
pencapaian akademik siswa. Kolaborasi antar siswa juga merupakan bagian penting
dari lingkungan sosial yang positif. Ketika siswa bekerja bersama, mereka dapat
saling belajar dan memecahkan masalah bersama, yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial dan kemampuan pemecahan masalah. Selain itu, pendekatan
pembelajaran

1 Una Rahmawati, "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR" Omah Jurnal UIN Raden Mas
Said Surakarta Dikutip dari : https://ejournal.uinsaid.ac.id› ...PDF
kooperatif dalam lingkungan sosial dapat mengajarkan siswa tentang kerja tim, saling
mendukung, dan berbagi pengetahuan.
3. Lingkungan Digital:1
Dalam era digital, lingkungan digital menjadi semakin signifikan sebagai sumber
belajar. Lingkungan digital mencakup platform pembelajaran online, sumber daya
digital seperti video pembelajaran, dan akses ke internet. Ini memungkinkan siswa
untuk mengakses informasi dan sumber daya pendidikan dari mana saja dan kapan
saja. Lingkungan digital memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, ia memberikan
akses ke beragam materi pembelajaran, termasuk sumber daya pendidikan dari
seluruh dunia. Kedua, ia memungkinkan pembelajaran berbasis mandiri, di mana
siswa dapat mengatur waktu dan kecepatan belajar mereka sendiri. Terakhir,
lingkungan digital menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan instruktur dan
siswa dari berbagai lokasi geografis, menciptakan pengalaman belajar yang lebih
beragam dan inklusif.
Meskipun memiliki keuntungan, lingkungan digital juga menimbulkan sejumlah
tantangan. Misalnya, siswa mungkin menghadapi masalah aksesibilitas dan
kesenjangan digital yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengakses
sumber daya. Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran memerlukan
literasi digital, yaitu kemampuan untuk mengelola, menilai, dan menggunakan
informasi dari dunia digital. Selain itu, perlu diingat bahwa lingkungan digital dapat
menjadi lingkungan yang kurang terarah jika tidak ada panduan yang memadai. Oleh
karena itu, peran instruktur dalam mengarahkan dan mendukung siswa dalam
lingkungan digital menjadi sangat penting.
2. Sebutkan dan jelaskan 5 peranan guru sebagai agen pembelajaran !
Jawab : Berikut adalah lima peranan guru sebagai agen pembelajaran :
1. Pendukung Proses Pembelajaran2
Guru berperan sebagai pendukung utama dalam proses pembelajaran. Mereka
merancang dan menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang memungkinkan
siswa untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Guru juga membantu siswa

1 Una Rahmawati, "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR" Omah Jurnal UIN Raden Mas
Said Surakarta Dikutip dari : https://ejournal.uinsaid.ac.id › ...PDF
2 A, Sopian, "TUGAS, PERAN, DAN FUNGSI GURU DALAM PENDIDIKAN"Neliti https://media.neliti.com
mengatasi hambatan dan kesulitan dalam belajar. Dengan memberikan bimbingan dan
dukungan yang tepat, guru membantu siswa mencapai potensi belajar mereka.

Selain itu, guru berperan dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif.
Mereka menciptakan suasana kelas yang nyaman, inklusif, dan mendukung, sehingga
siswa merasa aman untuk berpartisipasi dan bertanya. Dengan mengelola kelas
dengan baik, guru memungkinkan siswa untuk fokus pada proses pembelajaran.
2. Fasilitator Pembelajaran Aktif
Seiring dengan perkembangan pendekatan pembelajaran modern, peran guru telah
berubah menjadi seorang fasilitator pembelajaran aktif. Mereka bukan hanya
penyampai informasi, tetapi juga membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi. Guru
mendorong siswa untuk belajar melalui diskusi, proyek, dan eksperimen. Mereka
memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang memberikan kesempatan
bagi siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Dalam peran ini, guru membantu siswa mengembangkan keterampilan penting
seperti pemecahan masalah, analisis kritis, dan komunikasi. Mereka juga memberikan
panduan yang diperlukan untuk memastikan bahwa siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi dan Umpan Balik
Guru bertanggung jawab untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Mereka merancang dan melaksanakan berbagai jenis penilaian, seperti
ujian, tugas, dan proyek, untuk mengukur kemajuan siswa. Proses evaluasi ini
membantu guru memahami di mana siswa mungkin mengalami kesulitan dan di mana
mereka telah berhasil. Selain itu, guru memberikan umpan balik kepada siswa tentang
kinerja mereka, membantu mereka untuk memperbaiki kelemahan dan memperkuat
kelebihan.

Evaluasi juga membantu guru dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran


mereka. Jika sebagian besar siswa mengalami kesulitan dengan konsep tertentu, guru
dapat mengadaptasi strategi pembelajaran mereka untuk memfasilitasi pemahaman
yang lebih baik. Dengan demikian, guru berperan sebagai pengatur pembelajaran
yang responsif.
4. Pengembang Karakter dan Etika
Selain dari aspek akademis, guru juga berperan dalam membentuk karakter dan
etika siswa. Mereka menjadi contoh yang penting dalam pembentukan nilai-nilai
moral dan perilaku yang baik. Guru mempromosikan sikap-sikap positif seperti kerja
keras, kejujuran, tanggung jawab, dan kerjasama. Mereka juga membantu siswa
memahami pentingnya toleransi, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Selama proses pembelajaran, guru memiliki kesempatan untuk membahas isu-isu
sosial dan moral yang relevan, seperti pelestarian lingkungan, hak asasi manusia, dan
etika dalam teknologi. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang nilai-nilai yang penting dalam masyarakat.
5. Inovator dan Peneliti Pendidikan1
Guru memiliki peran penting dalam mengikuti perkembangan terkini dalam
pendidikan dan mempraktikkan metode-metode inovatif dalam pembelajaran. Mereka
perlu terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga dapat
memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih baik kepada siswa. Guru yang aktif
dalam penelitian pendidikan juga dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu
pendidikan dengan menciptakan, menerapkan, dan mengevaluasi metode-metode
pembelajaran baru.
Dalam dunia yang terus berubah, guru yang menjadi inovator berperan dalam
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Mereka dapat
menggunakan teknologi pendidikan, eksperimen pendidikan, dan pendekatan
pedagogis yang baru untuk memaksimalkan hasil pembelajaran.2
Keseluruhan, peran guru sebagai agen pembelajaran sangat penting dalam
memastikan pendidikan yang efektif dan bermakna bagi siswa. Mereka tidak hanya
memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan, karakter, dan pemahaman yang diperlukan untuk sukses dalam
kehidupan. Guru yang baik mampu menciptakan iklim pembelajaran yang positif dan
memotivasi siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka. Dengan demikian, guru
adalah kunci dalam membentuk masa depan pendidikan dan perkembangan generasi
mendatang.
3. Jelaskan hubungan teori belajar dengan strategi mengajar guru!

1 A, Sopian, "TUGAS, PERAN, DAN FUNGSI GURU DALAM PENDIDIKAN"Neliti https://media.neliti.com

2 A, Sopian, "TUGAS, PERAN, DAN FUNGSI GURU DALAM PENDIDIKAN"Neliti https://media.neliti.com


Jawab : Teori belajar dan strategi mengajar guru memiliki hubungan erat dalam
konteks pendidikan. Teori belajar membantu guru memahami bagaimana siswa
mengasimilasi informasi, sedangkan strategi mengajar guru mengacu pada metode
yang mereka gunakan untuk menyampaikan materi dan memfasilitasi pembelajaran.

Teori belajar adalah landasan teoritis yang mendasari praktek pendidikan. Ini
mencakup berbagai pandangan tentang bagaimana orang belajar dan berkembang
kognitif, emosional, dan sosial. Ada beberapa teori belajar yang berpengaruh dalam
pendidikan, dan guru harus memahami mereka untuk mengembangkan strategi
mengajar yang efektif.1
Salah satu teori belajar yang signifikan adalah Behaviorisme. Teori ini menekankan
peran stimulus-respons dalam proses belajar. Guru yang menerapkan teori
behaviorisme mungkin menggunakan penguatan positif dan negatif untuk mendorong
atau menghambat perilaku siswa. Misalnya, mereka dapat memberikan pujian kepada
siswa yang bekerja keras atau memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar
aturan. Dalam hal ini, strategi mengajar guru lebih berfokus pada kontrol lingkungan
dan pengendalian respons siswa.
Namun, teori behaviorisme juga telah diperluas dengan pendekatan kognitif, yang
melibatkan pemahaman proses mental dalam belajar. Teori ini mengatakan bahwa
siswa aktif mengolah informasi, bukan hanya merespons stimulus eksternal. Dalam
konteks ini, strategi mengajar guru akan lebih berorientasi pada penyediaan materi
yang memungkinkan siswa berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memahami
konsep. Guru mungkin menggunakan strategi seperti diskusi kelompok, pertanyaan
terbuka, dan tugas yang menekankan pemecahan masalah.
Teori belajar lain yang penting adalah Konstruktivisme. Teori ini menekankan bahwa
siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan
mereka. Guru yang mengadopsi konstruktivisme akan mendukung siswa dalam
eksplorasi, refleksi, dan pembangunan pengetahuan mereka sendiri. Strategi mengajar
guru dalam pendekatan ini termasuk proyek pembelajaran, kolaborasi siswa, dan
mendukung siswa dalam mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik
yang dipelajari.

1 Ahmad sopian, "STRATEGI PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM DUNIA" Jurnal IAIN Pontianak Dikutip dari :
https://jurnaliainpontianak.or.id
Selanjutnya, ada teori belajar yang berfokus pada aspek sosial belajar, seperti Teori
Pembelajaran Sosial Albert Bandura. Teori ini menekankan pentingnya observasi dan
interaksi sosial dalam proses belajar. Guru yang mengikuti teori ini akan
menggunakan strategi mengajar yang mendorong kolaborasi, diskusi, dan pemodelan
peran positif.

Mereka mungkin memanfaatkan kelompok kecil, proyek kolaboratif, dan refleksi


kelompok sebagai bagian dari pendekatan mereka.
Seiring dengan perkembangan teknologi, teori belajar telah berkembang untuk
memasukkan pembelajaran berbasis teknologi. Teori ini menyoroti bagaimana
teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan akses ke sumber
daya pendidikan. Guru yang menerapkan strategi mengajar berbasis teknologi
mungkin menggunakan perangkat lunak pendidikan, platform daring, dan media
sosial untuk mendukung pembelajaran siswa.1
Dalam praktiknya, guru sering menggabungkan beberapa teori belajar dan strategi
mengajar dalam pengajaran mereka. Mereka mengadaptasi pendekatan mereka sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa mereka. Di sini, penting untuk memahami
bahwa tidak ada pendekatan yang satu ukuran cocok untuk semua dalam pendidikan.
Selain itu, penting untuk memahami karakteristik siswa dan konteks pembelajaran.
Guru harus mempertimbangkan perbedaan dalam gaya belajar, tingkat perkembangan,
kebutuhan khusus, dan latar belakang siswa. Ini memengaruhi strategi mengajar
mereka, karena mereka harus menciptakan lingkungan yang mendukung semua siswa
dalam mencapai potensi mereka.
Tentu saja, evaluasi juga merupakan komponen penting dalam strategi mengajar guru.
Guru harus memonitor kemajuan siswa, mengevaluasi pemahaman mereka, dan
mengidentifikasi area di mana bantuan tambahan diperlukan. Evaluasi dapat
mengarah pada penyesuaian strategi mengajar mereka, sehingga pembelajaran siswa
lebih efektif. Selain itu, strategi mengajar guru juga mencakup pembangunan
hubungan yang positif dengan siswa. Lingkungan kelas yang aman dan inklusif
adalah kunci untuk pembelajaran yang efektif. Guru yang mendengarkan, peduli, dan

1 Ahmad sopian, "STRATEGI PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM DUNIA" Jurnal IAIN Pontianak Dikutip dari :
https://jurnaliainpontianak.or.id
menghormati siswa mereka akan menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan
akademik dan sosial siswa.
Dalam era pendidikan modern, adaptabilitas guru menjadi semakin penting.
Perkembangan dalam teknologi dan penelitian pendidikan terus berlanjut, sehingga
guru harus selalu belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Ini juga
melibatkan pemahaman tentang perkembangan pendidikan dan tren saat ini dalam
pendidikan.1
Untuk mengakhiri, teori belajar dan strategi mengajar guru sangat terkait dalam
konteks pendidikan. Teori belajar memberikan kerangka kerja untuk pemahaman
bagaimana siswa belajar, sementara strategi mengajar guru mengacu pada metode dan
pendekatan yang mereka gunakan dalam mengajar. Guru yang efektif adalah mereka
yang dapat menggabungkan berbagai teori belajar dan strategi mengajar untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Itu adalah tantangan dan tanggung jawab yang penting dalam
dunia pendidikan.
4. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR 2penting untuk dipahami oleh guru, agar tujuan
dari proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Jelaskan
pendapat saudara tentang pentingnya memahami srategi belajar mengajar oleh
pendidik guru dan uraiakanlah peran anda sebagai calon pendidik dalam pelaksanaan
pembelajaran, kaitkan dengan strategi pembelajaran !
Jawab : Pentingnya Memahami Strategi Belajar Mengajar bagi Pendidik Guru
Strategi belajar mengajar adalah landasan utama dalam mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan. Bagi seorang pendidik guru, pemahaman mendalam tentang strategi
ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menarik, dan
berdaya tahan. Dalam pembelajaran modern, yang semakin kompleks dan beragam,
guru harus memiliki wawasan yang kuat tentang berbagai pendekatan dan teknik
pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan siswa mereka. Dalam artikel ini, saya
akan menjelaskan mengapa pemahaman strategi belajar mengajar sangat penting bagi
seorang pendidik guru dan merinci peran saya sebagai calon pendidik dalam
pelaksanaan pembelajaran, serta bagaimana hal ini terkait dengan berbagai strategi
pembelajaran.
Pertama-tama, penting untuk memahami mengapa pemahaman strategi belajar
mengajar merupakan aset berharga bagi seorang guru. Ketika seorang guru
memahami strategi pembelajaran, ia dapat menciptakan pengalaman pembelajaran
yang lebih baik bagi siswa. Ini termasuk menentukan metode pengajaran yang sesuai

1 Ahmad sopian, "STRATEGI PROSES BELAJAR MENGAJAR DALAM DUNIA" Jurnal IAIN Pontianak Dikutip dari :
https://jurnaliainpontianak.or.id
2
Maulana Akbar, "PENTINGNYA STRATEGI PEMBELAJARAN YANG TEPAT" STKIP Budidaya Binjai
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id
dengan tujuan pembelajaran, memahami karakteristik siswa, dan mengadaptasi
pendekatan

pembelajaran sesuai kebutuhan individu. Dengan kata lain, pemahaman strategi


belajar mengajar membantu guru dalam merancang dan mengelola proses
pembelajaran yang efisien dan efektif.
Salah satu aspek penting dari pemahaman strategi belajar mengajar adalah kesadaran
terhadap berbagai gaya belajar siswa. Siswa memiliki preferensi belajar yang
beragam, termasuk gaya belajar visual, auditori, kinestetik, dan banyak lagi. Sebagai
seorang calon pendidik, saya merasa penting untuk memahami berbagai gaya belajar
ini dan mengintegrasikan strategi yang sesuai dalam pengajaran. Misalnya, jika
seorang siswa lebih cenderung belajar melalui visualisasi, saya dapat menggunakan
gambar, grafik, atau video dalam pembelajaran. Dengan demikian, pemahaman
tentang strategi belajar mengajar membantu dalam menciptakan pengalaman
pembelajaran yang lebih relevan dan bermanfaat bagi setiap siswa.1
Selain itu, pemahaman strategi belajar mengajar juga mencakup kemampuan dalam
merencanakan tujuan pembelajaran yang jelas dan metode pengukuran yang sesuai.
Ini berarti seorang guru harus tahu apa yang ingin dicapai oleh siswa pada akhir
pelajaran dan bagaimana mereka akan menilai kemajuan mereka. Sebagai calon
pendidik, saya akan memastikan bahwa tujuan pembelajaran saya selalu sesuai
dengan kurikulum yang relevan dan pedoman nasional. Saya akan mengintegrasikan
teknik evaluasi yang beragam, seperti ujian, tugas proyek, atau presentasi, agar dapat
mengukur pemahaman siswa secara komprehensif.
Peran saya sebagai calon pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran juga melibatkan
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Dalam konteks ini,
pemahaman strategi belajar mengajar memainkan peran kunci. Saya akan berusaha
untuk menciptakan suasana kelas yang memungkinkan setiap siswa merasa aman,
didengar, dan dihormati. Ini berarti memahami perbedaan budaya, latar belakang, dan
kebutuhan siswa serta menggunakan strategi yang relevan untuk mendukung
keragaman ini. Misalnya, saya akan memastikan bahwa materi pembelajaran
mencakup berbagai perspektif dan pengalaman siswa.

Maulana Akbar, "PENTINGNYA STRATEGI PEMBELAJARAN YANG TEPAT" STKIP Budidaya Binjai
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id
Selanjutnya, penting bagi seorang guru untuk memahami bagaimana teknologi dapat
diterapkan dalam pembelajaran. Era digital telah mengubah lanskap pendidikan, dan
guru harus mampu mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran mereka. Sebagai

seorang calon pendidik, saya akan memastikan bahwa saya terus memperbarui
pengetahuan saya tentang teknologi pendidikan dan menggabungkannya ke dalam
pembelajaran. Ini mungkin melibatkan penggunaan perangkat lunak pembelajaran
digital, platform pembelajaran online, atau sumber daya edukasi online lainnya.
Dengan pemahaman teknologi dan strategi belajar mengajar, saya akan dapat
menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik dan relevan bagi generasi siswa
yang tumbuh dalam era digital ini.1
Salah satu aspek penting dari strategi belajar mengajar adalah kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan dalam pendidikan. Dunia pendidikan terus
berkembang, dan guru harus siap untuk mengikuti perkembangan ini. Sebagai seorang
calon pendidik, saya akan berkomitmen untuk terus memperbarui pengetahuan saya,
mengikuti pelatihan dan kursus yang relevan, dan bekerja sama dengan rekan-rekan
guru untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik. Dengan cara ini, saya akan dapat
menjaga relevansi dan efektivitas pengajaran saya seiring berjalannya waktu.
Dalam konteks strategi pembelajaran, saya akan mengintegrasikan berbagai metode
pembelajaran yang berfokus pada partisipasi siswa aktif. Ini termasuk strategi seperti
pembelajaran berbasis masalah, kerja kelompok, dan pembelajaran berbasis proyek.
Saya akan memastikan bahwa siswa terlibat dalam proses pembelajaran, bukan hanya
sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai pembuat pengetahuan. Ini akan
memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
pemecahan masalah, dan kerja sama, yang sangat penting dalam dunia yang terus
berubah.
Selain itu, saya akan mengutamakan pendekatan diferensiasi dalam pengajaran. Ini
berarti mengakui bahwa setiap siswa adalah individu dengan kebutuhan dan potensi
yang berbeda. Saya akan memastikan bahwa materi pembelajaran dapat disesuaikan
dengan tingkat pemahaman dan gaya belajar siswa. Dengan demikian, siswa yang
mungkin memiliki kesulitan dalam pemahaman materi tertentu akan mendapatkan

Maulana Akbar, "PENTINGNYA STRATEGI PEMBELAJARAN YANG TEPAT" STKIP Budidaya Binjai
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id
dukungan tambahan, sementara siswa yang lebih cemerlang dapat diberikan tantangan
yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Pemahaman strategi belajar mengajar juga akan membantu saya dalam mengelola
waktu dan sumber daya dengan efisien. Sebagai seorang calon pendidik, saya akan

Maulana Akbar, "PENTINGNYA STRATEGI PEMBELAJARAN YANG TEPAT" STKIP Budidaya Binjai
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id
memahami pentingnya merencanakan pelajaran dengan baik, mengatur aliran
pembelajaran, dan memastikan bahwa waktu dihabiskan dengan produktif. Saya akan
belajar untuk mengidentifikasi sumber daya pendukung, seperti materi ajar, perangkat,
dan referensi, yang sesuai dengan setiap pelajaran. Dengan cara ini, saya akan dapat
mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber daya untuk mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.
Dalam kesimpulan, pemahaman strategi belajar mengajar sangat penting bagi seorang
pendidik guru. Ini memungkinkan mereka untuk menciptakan pengalaman
pembelajaran yang efektif, inklusif, dan relevan. Sebagai seorang calon pendidik,
peran saya dalam pelaksanaan pembelajaran melibatkan penerapan berbagai strategi
pembelajaran, pengakuan terhadap kebutuhan dan gaya belajar siswa, integrasi
teknologi, adaptasi terhadap perubahan, dan berfokus pada partisipasi siswa aktif.
Dengan pemahaman yang kuat tentang strategi belajar mengajar, saya akan menjadi
pendidik yang efektif dan berdampak dalam membentuk masa depan pendidikan.
5. Jelaskan maksud dari pernyataan berikut: "Pekerjaan saya sebagai guru adalah
1
menyusun rencana pembelajaran untuk mendorong para siswa agar aktif dalam
2
pembelajaran untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Motivasi adalah tanggung
jawab siswa !
Jawab : Pernyataan tersebut merangkum peran seorang guru dan tanggung jawab
siswa dalam konteks pembelajaran.
Sebagai seorang guru, pekerjaan utama adalah memfasilitasi proses pembelajaran para
siswa. Salah satu alat yang sangat penting dalam mencapai tujuan ini adalah
perencanaan pembelajaran yang cermat. Rencana pembelajaran adalah kerangka kerja
yang mengarahkan bagaimana materi akan diajarkan, tujuan apa yang akan dicapai,
dan bagaimana para siswa akan dinilai. Rencana pembelajaran ini harus didesain
untuk mendorong para siswa agar aktif dalam pembelajaran mereka.
Mengapa penting untuk mendorong para siswa agar aktif dalam pembelajaran? Sebab,
pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa memiliki efek jangka panjang yang

1 Maulana Akbar, "PENTINGNYA STRATEGI PEMBELAJARAN YANG TEPAT" STKIP Budidaya Binjai
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id

2 Maaruf Fauzan, " Pengaruh Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran" Dikutip dari
http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id
jauh lebih positif daripada pembelajaran yang pasif. Ketika siswa aktif dalam
pembelajaran mereka, mereka lebih cenderung untuk memahami, meresapi, dan
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh. Ini juga membantu mereka
mengembangkan keterampilan kritis seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
kemampuan berkomunikasi.
Saat menyusun rencana pembelajaran, guru harus mempertimbangkan berbagai aspek.
Pertama-tama, mereka perlu memahami materi yang akan diajarkan dengan baik.
Kemudian, mereka harus mempertimbangkan bagaimana menyampaikan materi
tersebut dengan cara yang menarik, relevan, dan sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa. Metode pengajaran yang bervariasi, seperti diskusi kelompok, proyek,
eksperimen, dan presentasi, dapat membantu dalam mencapai tujuan ini.
Selain metode pengajaran yang beragam, guru juga perlu memikirkan tentang
bagaimana mengukur pemahaman siswa. Evaluasi merupakan bagian penting dari
rencana pembelajaran. Ini dapat mencakup tes, tugas, proyek, atau bentuk lain dari
penilaian. Tujuan evaluasi adalah untuk memastikan bahwa siswa telah memahami
materi dan dapat menerapkannya dalam situasi yang relevan.
Namun, penting untuk diingat bahwa tujuan sejati dari pendidikan adalah lebih dari
sekadar menghafal fakta atau menjawab pertanyaan di ujian. Tujuan yang lebih dalam
adalah membantu siswa membentuk pengetahuan mereka sendiri. Ini berarti
mengajarkan mereka keterampilan berpikir yang dapat mereka gunakan sepanjang
hidup mereka.
Selain tugas-tugas kelasik, guru juga bertanggung jawab untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah. Ini
tidak hanya berlaku dalam konteks materi pelajaran tertentu, tetapi juga dalam
kehidupan sehari-hari. Guru harus menciptakan lingkungan di mana siswa merasa
nyaman untuk bertanya, berpendapat, dan mengeksplorasi ide-ide mereka sendiri.
Mendorong diskusi kritis, memecahkan masalah bersama, dan mengajarkan pemikiran
analitis adalah bagian integral dari pekerjaan seorang guru.
Selain dari rencana pembelajaran, seorang guru juga harus memahami bahwa motivasi
adalah tanggung jawab siswa. Motivasi adalah faktor kunci dalam proses
pembelajaran. Seorang guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan
merangsang motivasi siswa, tetapi akhirnya, siswa harus merasa terdorong untuk
belajar. Motivasi siswa adalah responsif terhadap berbagai faktor. Ini bisa menjadi
motivasi intrinsik, yang berasal dari hasrat dan minat pribadi, atau motivasi ekstrinsik,
yang muncul dari imbalan atau hukuman eksternal. Guru perlu memahami perbedaan
ini dan mencoba memanfaatkannya untuk meningkatkan motivasi siswa. Salah satu
cara untuk meningkatkan motivasi siswa adalah dengan menciptakan tujuan yang
jelas dan relevan dalam pembelajaran. Ketika siswa tahu mengapa mereka belajar
sesuatu, mereka cenderung lebih termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Ini juga
berarti menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan
menunjukkan bagaimana pengetahuan tersebut dapat bermanfaat di dunia nyata.1
Pengakuan dan penguatan juga dapat menjadi alat motivasi yang kuat. Siswa yang
merasa dihargai dan diberikan umpan balik positif cenderung lebih termotivasi untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Ini bisa berupa pujian, penghargaan, atau
bentuk pengakuan lainnya yang memperlihatkan bahwa upaya siswa dihargai.
Selain itu, guru dapat membantu siswa menemukan koneksi pribadi dengan materi
pelajaran. Ini bisa melibatkan menunjukkan bagaimana materi tersebut relevan
dengan minat dan tujuan pribadi siswa. Dengan cara ini, siswa dapat melihat bahwa
pembelajaran memiliki dampak yang lebih besar pada kehidupan mereka.
Selanjutnya, keterlibatan dalam proses pembelajaran adalah kunci untuk
mempertahankan motivasi siswa. Guru harus menciptakan peluang bagi siswa untuk
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, seperti mendiskusikan ide-ide,
menyelesaikan masalah, atau bekerja pada proyek-proyek yang menantang. Semakin
siswa merasa bahwa mereka memiliki peran penting dalam pembelajaran mereka,
semakin besar kemungkinan mereka akan tetap termotivasi.2
Namun, penting untuk diingat bahwa motivasi siswa dapat berfluktuasi. Terkadang
siswa mungkin kehilangan motivasi karena berbagai alasan, seperti kesulitan dalam
memahami materi atau masalah pribadi. Dalam kasus seperti ini, guru juga memiliki
tanggung jawab untuk memberikan dukungan ekstra dan membantu siswa merestorasi
motivasi mereka. Jadi, dalam ringkasan, pekerjaan seorang guru adalah untuk
merencanakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan

1 Maaruf Fauzan, " Pengaruh Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran" Dikutip dari
http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id

2 Maaruf Fauzan, " Pengaruh Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran"Dikutip dari
http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id
pemecahan masalah, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk menjaga
motivasi siswa.

6. Sebutkan dan jelaskan 2 teori motivasi dalam belajar!


Jawab :
1. Teori Motivasi Intrinsik:
Teori motivasi intrinsik mengacu pada dorongan atau motivasi yang berasal dari
dalam individu itu sendiri. Artinya, individu merasa termotivasi untuk melakukan
sesuatu karena mereka menikmati atau merasa puas dengan tindakan tersebut tanpa
memandang imbalan eksternal. Dua konsep utama dalam teori motivasi intrinsik
adalah rasa kompetensi dan otonomi.1

Rasa Kompetensi: Rasa kompetensi merujuk pada perasaan bahwa seseorang memiliki
kemampuan dan keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan
tertentu dalam belajar. Ketika siswa merasa kompeten dalam melakukan suatu tugas, mereka
lebih cenderung termotivasi untuk belajar lebih lanjut karena ini meningkatkan rasa kepuasan
dan prestasi pribadi.

Otonomi: Otonomi adalah konsep lain dalam teori motivasi intrinsik. Ini berkaitan dengan
rasa kendali atau kebebasan individu dalam memilih apa yang ingin mereka pelajari dan
bagaimana mereka ingin belajar. Siswa yang merasa memiliki otonomi lebih besar dalam
belajar mereka akan lebih termotivasi karena mereka merasa memiliki kendali atas proses
belajar mereka.

Teori motivasi intrinsik ini memiliki implikasi penting dalam pendidikan. Guru dan
pembelajaran harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa merasa kompeten
dan memberikan mereka otonomi dalam memilih proyek atau metode belajar mereka.
Dengan cara ini, motivasi intrinsik siswa dapat ditingkatkan.

2. Teori Motivasi Ekstrinsik:

Teori motivasi ekstrinsik menyoroti motivasi yang berasal dari faktor-faktor eksternal atau
imbalan yang dijanjikan. Ini berarti individu terdorong untuk belajar karena mereka ingin
mencapai hadiah atau menghindari hukuman. Teori ini sering dibagi menjadi beberapa jenis
motivasi ekstrinsik, termasuk motivasi ekstrinsik terkendali dan motivasi ekstrinsik otonom.

1 Eko Putro, " Motivasi Belajar " Repositori Universitas Siliwangi Dikutip dari http://repositori.unsil.ac.id
Motivasi Ekstrinsik Terkendali: Motivasi ekstrinsik terkendali terjadi ketika seseorang
melakukan sesuatu karena merasa terpaksa atau mendesak oleh faktor eksternal, seperti
hadiah

atau hukuman. Contoh yang sederhana adalah siswa yang hanya belajar untuk menghindari
hukuman atau mendapatkan nilai tinggi.

Motivasi Ekstrinsik Otonom: Motivasi ekstrinsik otonom terjadi ketika individu merasa
memiliki kontrol dan pilihan dalam tindakan mereka meskipun ada faktor eksternal yang
memengaruhi motivasi mereka. Sebagai contoh, seorang siswa mungkin memutuskan untuk
mengikuti kursus tambahan secara sukarela meskipun tidak ada tekanan dari luar.1

Teori motivasi ekstrinsik memiliki implikasi yang kompleks dalam konteks pendidikan.
Beberapa siswa mungkin sangat dipengaruhi oleh imbalan eksternal seperti penghargaan atau
pujian, sementara yang lain mungkin lebih termotivasi oleh motivasi intrinsik. Oleh karena
itu, pendidik perlu memahami kebutuhan dan preferensi individu siswa dan mencoba
mengkombinasikan elemen-elemen motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam pembelajaran.
Dalam konteks belajar, penting untuk memahami bahwa motivasi seringkali bersifat
multifaktor dan kompleks. Siswa dapat memiliki kombinasi motivasi intrinsik dan ekstrinsik,
dan peran guru dan lingkungan belajar dapat sangat memengaruhi motivasi mereka. Pendidik
yang efektif akan bekerja untuk memotivasi siswa dengan menciptakan lingkungan yang
mendukung rasa kompetensi, otonomi, dan pilihan, sambil memberikan pengakuan atas
pencapaian mereka. Selain itu, pendekatan yang memadukan elemen-elemen motivasi
intrinsik dan ekstrinsik seringkali akan menjadi pendekatan yang paling efektif dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.

7. Dari beberapa model pembelajaran yang anda ketahui mana yang cocok dipadukan
dengan pembelajaran secara kerja kelompok? Dan mana yang tidak cocok? Jelaskan!
Jawab : Pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok adalah strategi yang efektif
untuk mengembangkan keterampilan sosial, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Namun, tidak semua model pembelajaran cocok untuk digabungkan dengan
pembelajaran kerja kelompok. Dalam pembahasan ini, saya akan menjelaskan

1 Eko Putro, " Motivasi Belajar " Repositori Universitas Siliwangi Dikutip dari http://repositori.unsil.ac.id
beberapa model pembelajaran yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pendekatan
ini.1 Model Pembelajaran yang Cocok dengan Kerja Kelompok:
1. Pembelajaran Kooperatif:

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sangat cocok dengan


pembelajaran kelompok. Dalam model ini, siswa bekerja bersama dalam kelompok
kecil untuk mencapai tujuan bersama. Mereka saling mendukung, berbagi ide, dan
memecahkan masalah bersama. Pembelajaran kooperatif membantu siswa
mengembangkan keterampilan sosial dan belajar dari rekan-rekan mereka.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Model pembelajaran berbasis proyek mengharuskan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek atau tugas yang kompleks. Ini tidak
hanya mengembangkan keterampilan kerja sama, tetapi juga memberikan siswa
kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks nyata.
3. Pembelajaran Berbasis Masalah:
Pembelajaran berbasis masalah adalah model di mana siswa diberikan masalah yang
kompleks untuk dipecahkan. Mereka bekerja sama dalam kelompok untuk
menganalisis, merumuskan solusi, dan mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran ini
menggabungkan pembelajaran kolaboratif dan pemberian makna yang tinggi.
4. Diskusi Kelompok:
Model pembelajaran ini melibatkan diskusi kelompok di mana siswa diberikan
pertanyaan atau topik untuk dibahas bersama. Melalui diskusi, mereka dapat berbagi
perspektif, mendebat ide, dan membangun pemahaman bersama. Ini adalah metode
yang sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan berpikir
kritis.
5. Pembelajaran Berbasis Tim:
Model pembelajaran berbasis tim mengharuskan siswa bekerja dalam tim untuk
menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Mereka dapat berkolaborasi dalam pemecahan
masalah, berbagi tanggung jawab, dan membangun keterampilan interpersonal.
Model Pembelajaran yang Tidak Cocok dengan Kerja Kelompok:
1. Pembelajaran Mandiri:

1 Robert Slavin, "Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar" jendela Kemdikbud Dikutip dari :
https://jendela.kemdikbud.go.id
Model pembelajaran mandiri lebih fokus pada siswa yang bekerja secara
independen.
Ini tidak menciptakan lingkungan yang mendukung kerja kelompok dan kolaborasi.
2. Pembelajaran Berbasis Kompetisi:
Pembelajaran yang sangat kompetitif, di mana siswa bersaing satu sama lain secara
intensif, mungkin tidak cocok dengan kerja kelompok. Ini bisa menciptakan
ketegangan dan menghambat kerja sama.
3. Pembelajaran Ekspositori Tradisional:
Pembelajaran ekspositori tradisional adalah model di mana guru memberikan materi
pelajaran kepada siswa secara pasif. Ini tidak mendorong siswa untuk berkolaborasi
atau berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
4. Pembelajaran Online Mandiri:
Pembelajaran online yang sepenuhnya mandiri, tanpa interaksi dengan rekan-rekan,
mungkin tidak mendukung pengembangan keterampilan sosial dan kerja sama.
5. Model Pembelajaran Terlalu Terstruktur:
Model pembelajaran yang terlalu terstruktur dengan sedikit ruang untuk kreativitas
dan inisiatif siswa juga mungkin tidak sesuai untuk pembelajaran kelompok. Kerja
kelompok seringkali memerlukan kebebasan untuk berkolaborasi dan mengemukakan
ide.1
Dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang optimal, penting untuk memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa. Ketika
tujuannya adalah mengembangkan keterampilan sosial, kolaborasi, dan pemecahan
masalah, model-model yang mendukung kerja kelompok seperti pembelajaran
kooperatif, berbasis proyek, berbasis masalah, diskusi kelompok, dan berbasis tim
adalah pilihan yang baik. Sebaliknya, model-model yang lebih fokus pada
pembelajaran mandiri atau kompetisi mungkin perlu disesuaikan agar sesuai dengan
pendekatan kerja kelompok.
8. Didalam proses belajar mengajar diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu yang
harus dilakukan oleh pendidik Saudara sebagai calon guru sekolah dasar pendekatan
apa saja yang saudara pilih Jelaskan yang dimaksud dari pendekatan yang saudara
pakai dan apa pula alasan saudara dengan pendekatan tersebut.!2
1 Robert Slavin, "Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar" jendela Kemdikbud Dikutip dari :
https://jendela.kemdikbud.go.id

2 Robert Slavin, "Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar" jendela Kemdikbud Dikutip dari :
https://jendela.kemdikbud.go.id
Jawab : Dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar, pendekatan yang dipilih
oleh seorang pendidik sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif. Pendekatan yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada tujuan, konteks,
dan karakteristik siswa. Sebagai seorang calon guru sekolah dasar, saya memilih
pendekatan berbasis konstruktivisme untuk mengajar. Dalam pendekatan ini,
pembelajaran dilihat sebagai proses aktif di mana siswa membangun pemahaman
mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan materi pelajaran.

Pendekatan konstruktivisme sangat relevan untuk sekolah dasar karena siswa pada
usia ini sedang mengembangkan pemahaman awal mereka tentang dunia di sekitar
mereka. Siswa mulai memahami konsep-konsep dasar dalam matematika, ilmu
pengetahuan, bahasa, dan banyak mata pelajaran lainnya. Di bawah ini, saya akan
menjelaskan mengapa saya memilih pendekatan konstruktivisme dan alasannya:
1. Aktifitas Siswa: Pendekatan konstruktivisme memberi penekanan pada peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan untuk aktif berpikir,
bertanya, dan mencari jawaban sendiri. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak-anak
di sekolah dasar yang penuh rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal baru. Dalam
kelas-kelas saya, saya akan menciptakan kesempatan bagi siswa untuk aktif
berpartisipasi dalam proses belajar.1
2. Pemahaman yang Dalam: Pendekatan konstruktivisme mengakui bahwa setiap
siswa memiliki latar belakang, pengetahuan awal, dan cara berpikir yang berbeda.
Oleh karena itu, dalam mengajar, saya akan berupaya untuk memahami pemahaman
awal siswa tentang topik tertentu. Dengan memahami tingkat pemahaman mereka,
saya dapat membangun pembelajaran yang relevan dan memastikan siswa
membangun pemahaman yang dalam dan berkelanjutan.
3. Kolaborasi: Konstruktivisme juga mendorong kerja sama antara siswa. Siswa
dapat belajar dari teman sebaya mereka melalui diskusi, proyek bersama, dan
pemecahan masalah kelompok. Saya akan menciptakan lingkungan di mana siswa
merasa nyaman berbagi pemikiran dan berkolaborasi dengan teman sebaya.
4. Pengalaman Nyata: Pendekatan ini mendukung penggunaan pengalaman nyata
sebagai alat pembelajaran. Dalam kelas, saya akan mencoba untuk membawa masuk

1 Nurmala sari, " PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS'' Dikutip dari : https://core.ac.uk
pengalaman dunia nyata, seperti kunjungan lapangan, eksperimen, atau cerita
pengalaman, untuk membantu siswa mengaitkan konsep-konsep yang mereka pelajari
dengan situasi dunia nyata.
5. Penilaian Formatif: Konstruktivisme menekankan pentingnya penilaian
formatif, yaitu penilaian yang berlangsung sepanjang proses pembelajaran. Saya akan
secara rutin mengamati, mendengarkan, dan memberikan umpan balik kepada siswa
untuk membantu mereka memahami di mana mereka berada dalam pembelajaran
mereka dan bagaimana mereka dapat memperbaiki pemahaman mereka.

Pilihan saya untuk pendekatan konstruktivisme didasarkan pada pemahaman bahwa


anak-anak di sekolah dasar sedang mengembangkan dasar-dasar pemahaman yang
akan membentuk dasar bagi pembelajaran selanjutnya. Dengan memberikan mereka
kontrol atas proses pembelajaran mereka sendiri dan memungkinkan mereka untuk
membangun pemahaman mereka sendiri, saya percaya bahwa mereka akan menjadi
pembelajar yang lebih mandiri, kritis, dan mampu menghubungkan apa yang mereka
pelajari dengan dunia nyata.
Selain itu, pendekatan konstruktivisme memungkinkan saya untuk mengakomodasi
perbedaan individual di antara siswa. Dengan mengakui bahwa setiap siswa memiliki
tingkat pemahaman yang berbeda, saya dapat merancang pembelajaran yang lebih
sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.1
Dalam penutup, pendekatan konstruktivisme dalam mengajar di sekolah dasar
memberi penekanan pada peran aktif siswa, pemahaman yang dalam, kolaborasi,
pengalaman nyata, dan penilaian formatif. Saya percaya bahwa pendekatan ini akan
membantu siswa membangun pemahaman yang kuat dan menjadi pembelajar seumur
hidup yang mandiri. Sebagai seorang calon guru, saya akan berkomitmen untuk terus
mengembangkan dan menyesuaikan pendekatan ini sesuai dengan kebutuhan siswa
dan perkembangan penelitian dalam bidang pendidikan.
9. Guru yang baik dan benar harus mau membuat perencanaan pengajaran secara
sistematik Jelaskan langkah-langkah memperencanakan pengajaran sistematik
tersebut. Jawab : Merencanakan pengajaran secara sistematis adalah langkah
penting dalam memastikan kualitas pembelajaran. Guru yang baik dan benar harus
memiliki perencanaan pengajaran yang terstruktur dan komprehensif. Langkah-
1 Nurmala sari, " PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS'' Dikutip dari : https://core.ac.uk
langkah yang terlibat dalam memperencanakan pengajaran sistematis melibatkan
pemahaman matang tentang tujuan pembelajaran, peserta didik, materi ajar, metode
pengajaran, penilaian, dan evaluasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan
langkah-langkah tersebut dengan lebih rinci.1
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran:
Langkah pertama dalam merencanakan pengajaran adalah menetapkan tujuan yang
jelas. Guru perlu memahami apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.

Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terbatas oleh waktu
(SMART). Tujuan ini membantu mengarahkan seluruh proses pengajaran.
2. Menganalisis Peserta Didik:
Guru perlu memahami karakteristik peserta didik, seperti tingkat pengetahuan,
minat, bakat, kebutuhan khusus, dan gaya belajar. Informasi ini akan membantu guru
menyesuaikan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Memilih Materi Ajar:
Guru harus memilih materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan cocok
untuk peserta didik. Materi ajar dapat berupa buku teks, sumber daya daring, atau
materi buatan sendiri.
4. Menentukan Metode Pengajaran:
Guru perlu memilih metode pengajaran yang efektif untuk mengantarkan materi ajar
kepada peserta didik. Ini dapat melibatkan ceramah, diskusi, proyek, demonstrasi,
atau penggunaan teknologi. Pemilihan metode harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran dan karakteristik peserta didik.
5. Menyusun Rencana Pengajaran:
Guru harus menyusun rencana pengajaran yang mencakup urutan materi ajar,
kegiatan, sumber daya, dan waktu yang diperlukan. Rencana ini harus fleksibel agar
dapat disesuaikan dengan perubahan yang mungkin terjadi selama pembelajaran.
6. Menyusun Materi dan Sumber Daya:
Guru perlu menyiapkan semua materi dan sumber daya yang akan digunakan dalam
pengajaran. Ini termasuk presentasi, bahan bacaan, alat-alat, dan multimedia yang
diperlukan.

1 W.N Nasution, "perencanaan pembelajaran: pengertian, tujuan dan prosedure" Sumatera Utara Dikutip dari :
http://repository.uinsu.ac.id
7. Menerapkan Pengajaran:
Saat pelaksanaan pengajaran, guru harus memastikan bahwa peserta didik terlibar
dalam proses belajar. Guru juga harus berkomunikasi dengan siswa secara efektif,
menjawab pertanyaan, dan memberikan bimbingan yang diperlukan.
8. Menilai Pembelajaran:
Guru perlu menggunakan berbagai alat penilaian, seperti ujian, tugas, proyek, atau
observasi, untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian ini
memberikan umpan balik yang penting untuk memahami sejauh mana peserta didik
telah memahami materi ajar.
9. Memberikan Umpan Balik:
Setelah penilaian, guru harus memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
kinerja mereka. Ini dapat membantu siswa memahami area-area yang perlu diperbaiki
dan merencanakan tindakan perbaikan.
10. Mengevaluasi Pengajaran:
Guru harus mengevaluasi keseluruhan proses pengajaran untuk mengevaluasi
keberhasilan dan identifikasi area yang perlu ditingkatkan. Evaluasi ini dapat
membantu guru untuk terus memperbaiki metode pengajaran mereka.
11. Melakukan Refleksi:1
Guru yang baik harus selalu melakukan refleksi terhadap pengajaran mereka.
Mereka perlu mempertimbangkan apa yang telah bekerja dengan baik dan apa yang
perlu ditingkatkan untuk pembelajaran di masa depan.
Merencanakan pengajaran secara sistematis adalah kunci untuk mencapai
pembelajaran yang efektif dan bermakna. Hal ini memungkinkan guru untuk menjadi
lebih fleksibel dalam menyesuaikan pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, guru dapat memberikan
pengalaman pembelajaran yang lebih baik kepada siswa mereka, memastikan
pemahaman materi ajar, dan meningkatkan prestasi belajar.2
10. Untuk keberhasilan proses belajar mengajar guru harus mampu membangun
komunikasi secara efektif dengan peserta didiknya, dalam hal ini ada strategi yang
dapat dikembangkan oleh guru. Jelaskan strategi tersebut!
Jawab : beberapa strategi penting yang dapat dikembangkan oleh seorang guru untuk
membangun komunikasi efektif dengan peserta didiknya. Namun, saya akan
membatasi diri pada beberapa poin kunci dalam jumlah kata yang lebih ringkas.
Strategi ini sangat penting karena komunikasi yang baik antara guru dan siswa adalah
landasan penting untuk keberhasilan proses belajar-mengajar.3

1. Mendengarkan Aktif (Active Listening):

1
W.N Nasution, "perencanaan pembelajaran: pengertian, tujuan dan prosedure" Sumatera Utara Dikutip dari :
http://repository.uinsu.ac.id

S. Abidin, "Strategi Komunikasi Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar" Dikutip dari : Neliti
https://media.neliti.com
2
W.N Nasution, "perencanaan pembelajaran: pengertian, tujuan dan prosedure" Sumatera Utara Dikutip dari :
http://repository.uinsu.ac.id

Mendengarkan dengan seksama adalah keterampilan komunikasi yang kritis bagi


seorang guru. Ini melibatkan memberikan perhatian penuh kepada apa yang dikatakan
peserta didik, tanpa mengganggu atau merasa terburu-buru untuk memberikan
jawaban. Guru harus menunjukkan minat dan empati terhadap perspektif siswa. Ini
akan memberikan rasa hormat kepada siswa dan mendorong mereka untuk berbicara
lebih terbuka.
2. Menyesuaikan Gaya Komunikasi:
Setiap siswa memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Guru harus mampu
mengidentifikasi gaya komunikasi individu siswa dan menyesuaikan pendekatan
mereka. Beberapa siswa mungkin lebih responsif terhadap pendekatan yang lebih
informal, sementara yang lain mungkin memerlukan komunikasi yang lebih formal.
3. Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Sederhana:
Guru harus menghindari bahasa yang rumit atau jargon yang mungkin sulit dipahami
oleh siswa. Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana akan membantu siswa
memahami materi lebih baik.
4. Membangun Hubungan dan Kepercayaan:
Komunikasi yang efektif membutuhkan pembangunan hubungan dan kepercayaan
yang kuat antara guru dan siswa. Guru harus menunjukkan kejujuran, integritas, dan
konsistensi dalam interaksi mereka dengan siswa. Kepercayaan adalah fondasi untuk
komunikasi yang efektif.
5. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif:
Guru harus memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa. Ini termasuk
memberikan pujian yang tepat dan kritik yang membangun. Umpan balik yang
konstruktif membantu siswa memahami di mana mereka bisa meningkatkan diri dan
apa yang telah mereka lakukan dengan baik.
6. Menciptakan Lingkungan yang Aman:
Siswa harus merasa aman untuk berbicara dan berpartisipasi dalam kelas. Guru harus
menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman berbagi ide, bertanya

S. Abidin, "Strategi Komunikasi Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar" Dikutip dari : Neliti
https://media.neliti.com
pertanyaan, dan mengemukakan pandangan mereka tanpa takut dicemooh atau
dihakimi.1
7. Menggunakan Teknologi dengan Bijak:

Di era digital ini, guru juga harus memahami bagaimana menggunakan teknologi
dalam komunikasi dengan siswa. Ini termasuk penggunaan platform pembelajaran
online, email, dan pesan teks. Guru harus memastikan bahwa mereka menggunakan
teknologi dengan bijak untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif.
8. Memahami Kebutuhan Individual Siswa:
Setiap siswa adalah individu yang unik dengan kebutuhan yang berbeda. Guru harus
berusaha memahami kebutuhan individu siswa mereka dan menyediakan dukungan
yang sesuai. Ini bisa melibatkan konferensi pribadi, perencanaan pengajaran yang
disesuaikan, atau bimbingan khusus.
9. Menggunakan Alat Bantu Visual:
Penggunaan alat bantu visual, seperti gambar, diagram, dan presentasi, dapat
membantu siswa memahami konsep yang diajarkan dengan lebih baik. Guru harus
memanfaatkan alat-alat ini untuk meningkatkan komunikasi.
10. Bertanya Pertanyaan Terbuka:
Guru dapat mempromosikan diskusi yang lebih dalam dan pemahaman yang lebih
baik dengan sering mengajukan pertanyaan terbuka yang mendorong siswa untuk
berpikir kritis dan merumuskan jawaban mereka sendiri.1
Dalam rangka mencapai komunikasi yang efektif, guru harus memadukan sejumlah
strategi ini dan mengadaptasinya sesuai dengan kebutuhan kelas dan siswa. Hal ini
melibatkan pengembangan keterampilan komunikasi yang kuat dan kesadaran
terusmenerus tentang perubahan dalam dinamika kelas. Dengan menerapkan strategi
ini, guru dapat membantu siswa merasa lebih terlibat dalam proses belajar mereka,
memahami materi dengan lebih baik, dan mencapai hasil yang lebih baik dalam
pendidikan mereka.

S. Abidin, "Strategi Komunikasi Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar" Dikutip dari : Neliti
https://media.neliti.com
1

S. Abidin, "Strategi Komunikasi Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar" Dikutip dari : Neliti
https://media.neliti.com

You might also like