You are on page 1of 4

َ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬

: ‫هللا َح َّق تُقَاتِ ِه َو َل‬


Diyan Faturahman*

‫ضيَاء‬ ِ ‫س‬ َ ‫ش ْم‬ َّ ‫هلل الَّذِي َجعَ َل ال‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْم ُد‬


َ‫ ت َ ُموت ُ َّن ِإ َّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬.
‫َاز َل ِلت َ ْعلَ ُموا‬ ِ ‫َو ْالقَ َم َر نُورا َوقَ َّد َرهُ َمن‬ Jama’ah Sholat Gerhana Rahimakumulloh!
‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن َل‬. ‫اب‬ َ ‫س‬ َ ‫السنِينَ َو ْال ِح‬ ِ ‫ع َد َد‬ َ Segala pujian hanya bagi Allah SWT yang telah
menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya,
ُ‫ لَهُ ْال ُم ْلك‬, ُ‫اِلَهَ ِإ َّل هللاُ َو ْح َدهُ َل ش َِري َْك لَه‬ mengatur dan memberinya petunjuk sehingga tercipta
harmoni yang begitu indah. Shalawat dan salam tercurah
‫َولَهُ ْال َح ْم ُد َو ِم ْنهُ ْال ُم ْبت َ َدأ ُ َو ِإلَ ْي ِه ْال ُم ْنت َ َهى‬ limpah untuk baginda Rasulullah Saw. Semoga semakin
hari semakin cantik ihsan kita kepada sesama, dan
ُ‫ع ْب ُده‬َ ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن مح َّمدا‬. ‫َو ْال َمآب‬ semakin mulia diri kita di sisi Allah SWT.

َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ، ُ‫س ْولُه‬


Maha Kuasa Allah SWT yang telah menjadikan matahari,
‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َو َر‬ bumi dan bulan berada pada satu garis lurus, dengan

‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِبعَ ُه ْم ِبإِ ْح‬ ْ َ ‫َوأ‬ bumi berada di tengah. Sehingga terjadilah gerhana
bulan. Dia-lah Allah, yang menciptakan, mengatur dan
‫ فَيَا اَيُّ َها‬. ‫ أ َ َّما بَ ْع ُد‬. ‫ساب‬ َ ‫ْال ِح‬ memelihara alam semesta ini, saat kita meyakini hal
tersebut maka hakikatnya kita telah bertauhid dengan
‫ص ْي ِن ْي نَ ْف ِس ْي َو ِإيَّا ُك ْم‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬، َ‫اض ُر ْون‬ ِ ‫ا ْل َح‬ tauhid Rububiyah-Nya.

ُ‫ قَا َل هللا‬. َ‫ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬، ‫هللا‬ ِ ‫ِبت َ ْق َوى‬ Menjadi insan Rabbaniy merupakan sifat yang harus
didambakan oleh setiap Muslim. Rabbaniy berasal dari
‫الر ِجي ِْم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬َّ ‫اَّلل ِمنَ ال‬ ِ َّ ‫ع ْوذُ ِب‬ُ َ ‫ أ‬: ‫تَعَالَى‬ kata Rabbun yang bisa diartikan Sang Pencipta, Pengatur,
Yang Menghidupkan dan Mematikan makhluk, yakni
Allah SWT. Dari sini dapat dipahami bahwa Rabbaniy
merupakan sifat yang dinisbahkan kepada Allah SWT.
Seorang muslim yang Rabbaniy ini setidaknya harus Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam,
memiliki dua kesadaran, yakni kesadaran dari mana dia siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari
berasal, dan kesadaran ke mana dia akan pergi atau akan maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang
kembali. Sudah barangtentu jawaban dari keduanya ialah menciptakannya, jika Dialah yang kamu hendak sembah.
Allah SWT. Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Kita teringat salah satu teladan yang dilakukan oleh KH.
Bagus Hadikusumo juga Buya HAMKA saat menolak
Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah, melakukan upacara seikerei. Sebuah ritual dalam budaya
Sejak dahulu, orang menyikapi terjadinya gerhana Jepang yaitu sikap menghormat dan membungkukkan
setidaknya menjadi dua kelompok, yakni mereka yang badan atau melakukan gerakan ruku’ ke arah matahari
menyikapinya sesuai dengan tuntunan Nabi dan mereka
yang menyikapinya cenderung pada mitos dan tahayul.
terbit setiap pagi. Ditegaskan dalam ayat ini, ‫َوا ْس ُجدُوا‬
Sekalipun mungkin ada kelompok yang menyikapinya ِ‫َِّلل‬ – dan hendaklah kita melakukan ruku’ dan sujud
dengan acuh tak acuh serta mereka yang terlalu hanya kepada Allah SwT semata. Dalam ayat lain, QS.
menuhankan ilmu pengetahuan, sehingga meyakini Yunus: 5,
terjadinya gerhana hanya sebatas fenomena alam semata.
Sebagai insan Rabbaniy, tentu kita akan berusaha ‫ضيَاء َو ْٱلقَ َم َر نُورا‬ ِ ‫س‬ َّ ‫ُه َو ٱلَّذِى َج َع َل ٱل‬
َ ‫ش ْم‬
menjadi golongan yang pertama. Allah SWT berfirman َ‫ٱلسنِين‬
ِ ‫ع َد َد‬ َ ‫َاز َل ِلت َ ْعلَ ُموا‬
ِ ‫َوقَد ََّرهُۥ َمن‬
dalam QS. Fushilat: 37, َٰ َّ َ‫اب ۚ َما َخلَق‬
‫ق‬ِ ‫ٱَّللُ َذ ِل َك ِإ َّل بِ ْٱل َح‬ َ ‫س‬ َ ‫ۚ َو ْٱل ِح‬
‫س‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫ار َوال‬ُ ‫َو ِم ْن آيَا ِت ِه اللَّ ْي ُل َوالنَّ َه‬ َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫ص ُل ْاْل َٰي‬ ِ َ‫يُف‬
‫ش ْم ِس َو َل ِل ْلقَ َم ِر‬ َّ ‫َو ْالقَ َم ُر ۚ َل ت َ ْس ُجدُوا ِلل‬ Dialah yang menjadikan matahari bersinar, bulan

ُ‫َّلل الَّذِي َخلَقَ ُه َّن ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ِإيَّاه‬ِ َّ ِ ‫َوا ْس ُجدُوا‬ bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
َ‫ت َ ْعبُ ُدون‬ mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan Berkaitan dengan terjadinya gerhana, kita jumpai sabda
dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran- Rasulullah SAW di antaranya dalam kitab hadis sahih
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Bukhari: Diriwayatkan melalui Ummul Mukminin,
‘Aisyah ra.: “pernah terjadi gerhana matahari pada zaman
Allah SwT menggunakan istilah Dhiyā untuk matahari, Rasulullah SAW. Kemudian beliau mendirikan shalat
sementara Nūr untuk rembulan. Seolah menunjukkan bersama orang banyak… dan seterusnya Ummul
bahwa cahaya yang dimiliki oleh keduanya tidaklah sama, Mukminin menjelaskan tata cara salat gerhana yang
sebagaimana kita tahu bahwa bulan tidak menghasilkan dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabat,
cahayanya sendiri. Berbeda dengan matahari yang kemudian di dalam riwayat tersebut terdapat juga pesan
menghasilkan cahayanya sendiri, bi-idznillāh. Makna Baginda SAW:
‫)الضياء‬
( yakni cahaya yang keluar dari sesuatu itu … ‫َّللاِ َل‬
َّ ‫ت‬ ِ ‫ان ِم ْن آيَا‬ ِ َ ‫س َو ْالقَ َم َر آيَت‬َ ‫ش ْم‬ َّ ‫إِ َّن ال‬
‫ )النور‬yakni cahaya yang
sendiri, seperti lampu. Makna ( ‫ت أ َ َح ٍد َو َل ِل َح َيا ِت ِه فَإِ َذا‬ِ ‫ان ِل َم ْو‬ِ َ‫َي ْخ ِسف‬
berasal dari pantulan benda lain, semisal cahaya
pantulan dari cermin.
‫صلُّوا‬ َ ‫َّللا َو َك ِب ُروا َو‬ َ َّ ‫عوا‬ ُ ‫َرأ َ ْيت ُ ْم َذ ِل َك فَا ْد‬
‫ص َّدقُوا‬
َ َ‫َوت‬
Melalui ayat ini pula, para cendekiawan muslim dan “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-
mereka yang memahami ilmu astronomi (falak) dapat tanda kebesaran Allah, dan tidaklah gerhana itu disebabkan karena
mengetahui kapan terjadinya gerhana, kapan waktu meninggal atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana,
salat, puasa Ramadhan, tanggal 1 Syawal, puasa arafah, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat
dan sebagainya sehingga memiliki kemaslahatan secara dan bersedekahlah.”

luas. Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah,


Demikianlah khutbah Gerhana pada malam hari ini.
Jamaah Shalat Gerhana Bulan Rahimakumullah, Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini marilah bersama
kita panjatkan doa ke hadirat Allah SWT dengan hati yang
‫‪ikhlas dan tunduk,‬‬
‫‪memperkenankan.‬‬
‫‪mudah-mudahan‬‬ ‫‪Allah‬‬ ‫‪SWT‬‬
‫ان‬
‫س ِ‬‫هللا َيأ ْ ُم ُرنَا ِباْل َع ْد ِل َواْ ِإل ْح َ‬ ‫ِع َبا َدهللاِ ! ِإ َّن َ‬
‫حمدا يُ َوافِى نِ َع َمهُ‬ ‫ب ْال َعالَ ِميْنَ ‪ْ ،‬‬ ‫هلل َر ِ‬‫ال َح ْم ُد ِ ِ‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر‬
‫ع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫بى َو َي ْن َهى َ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫َو ِإي ِ‬
‫ئ َم ِز ْي َدهُ‪ ،‬يَا َربَّنَا لَ َك ْال َح ْم ُد َك َما‬ ‫َويُكاَفِ ُ‬ ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْونَ‬‫َواْل َب ْغي َي ِع ُ‬
‫ع ِظي ِْم‬‫يَ ْنبَ ِغي ِل َجالَ ِل َو ْج ِه َك ْال َك ِري ِْم َو َ‬ ‫هللا اْل َع ِظي َْم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ‬ ‫َوا ْذ ُك ُروا َ‬
‫طانِ َك ‪ .‬اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ‬ ‫س ْل َ‬
‫ُ‬ ‫لى نِ َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْك َب ْر‬ ‫ع َ‬ ‫َ‬
‫‪Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.‬‬
‫ت اَلَ ْحيآ ُء‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ت ‪ .‬الل ُه َّم أَ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم‬ ‫ِم ْن ُه ْم َواْلَ ْم َوا ِ‬
‫الش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ‬ ‫َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأَ ِذ َّل ِ‬
‫ص ْر‬‫ب ْال َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬وا ْن ُ‬ ‫ار َّ‬ ‫ص ْر ِع َبا َد َك َي َ‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ‬ ‫الديْنَ َو ْ‬ ‫ص َر ِ‬ ‫َم ْن نَ َ‬
‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك ِإلَى‬ ‫َو َد ِم ْر أ َ ْع َدا َء ِ‬
‫إن لَ ْم‬ ‫سنَا َو ْ‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬ ‫الدي ِْن‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫َي ْو َم ِ‬
‫تَ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ‬
‫سنَة‬ ‫اْلخَا ِس ِريْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫ار‬‫اب النَّ ِ‬ ‫ع َذ َ‬ ‫سنَة َوقِنَا َ‬ ‫آلخ َرةِ َح َ‬‫َوفِى اْ ِ‬

You might also like