You are on page 1of 25

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN


(ADVANCED FINANCE MANAGEMENT)

“KONSEP TIME VALUE OF MONEY”

OLEH KELOMPOK III


FEBRIYANDI PUTRA, S.Pd
JULITA MILA SUSANTI, S.Pd

PENGAMPU MATA KULIAH


DR. WAHYU INDAH MURSALINI, SE.MM

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG
2022
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb .

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga kelompok kami bisa melaksanakan Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Lanjutan yakni dalam membuat dan menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“KONSEP TIME VALUE OF MONEY”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
persyaratan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan dan untuk menambah
pengetahuan kita tentang salah satu permasalahan yang terjadi dalam manajemen keuangan.
Penyusun makalah ini berharap semoga materi yang telah dibuat dan bisa menambah
wawasan dan ilmu bagi kita semua. Terimakasih

Padang, 07 November 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Uang menjadi salah satu hal sentral atau hal pokok dalam perekonomian
sehingga studi tentang uang mendapat perhatian yang sangat besar. Uang mememiliki
pengertian yang bermacam- macam dalam kehidupan sehari-hari,. Secara sederhana
uang diartikan sebagai alat pertukaran barang dan jasa. Semakin banyak seseorang
memiliki uang, maka akan dianggap semakin kaya. Bagi ekonomi, uang tidak mengacu
pada seluruh kekayaan tetapi hanya salah satu jenis dari kekayaan. Uang yang ada di
tangan masyarakat akan membentuk persediaan uang nasional.

Peran penting uang ini pada waktu tertentu melahirkan ragam pandangan dan
konsep dalam penilaianya, baik itu bagi kalangan konvensional maupun Islam. Salah
satunya adalah konsep time value of money. Konsep time value of money dikenal
dalam sistem keuangan konvensional dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
investasi. Konsep time value of money secara sederhana dapat diartikan bahwa uang
memiliki nilai waktu. Nilai uang dengan jumlah yang sama saat ini tidak sama nilainya
dengan nilai uang dengan jumlah yang sama dimasa yang akan datang (Antonio, 2001,
hlm. 74).
Konsep ini menjadi sangat penting dalam pengambilan keputusan keuangan
karena adanya perbedaan dimensi waktu aliran kas. Trade-off antara uang tunai saat ini
dan pada masa mendatang tergantung atau dipengaruhi oleh tingkat rate tertentu yang
dapat diperoleh dengan cara melakukan investasi. Nilai uang dimasa depan dari
sejumlah arus kas akan menjadi lebih besar dari nilai sekarang mengingat tingkat
bunga atau nilai waktu uang adalah positif (Karim, 2006, hlm. 377).

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini yang akan dibahas adalah :


1. Apa itu Time Value Of Money
2. Apa itu manfaat Time Value Of Money
3. Apa itu konsep present Value Annuity dan Future Value Annuity
4. Apa itu Amortisasi
C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasannya adalah :


1. Mengetahui Apa itu Time Value Of Money
2. Mengetahui Apa itu manfaat Time Value Of Money
3. Mengetahui Apa itu Present Value Annuity dan Future Value Annuity
4. Mengetahui apa itu Amortisasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TIME VALUE OF MONEY

Time Value Of Money atau dalam Bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih
berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu
pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu (Basri, 1989).
Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka
kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time
value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan,
lembaga maupun individu.
Time Value Of Money atau Nilai Waktu Uang merupakan konsep bahwa 1 Rupiah
sekarang nilainya lebih berharga dari pada 1 Rupiah dimasa yang akan datang. Hal
tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang
disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya seperti adanya inflansi, perubahan
suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik dan lain lainya.
Konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan
keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.

Ada beberapa manfaat pentingnya Time Value Of Money sebagai berikut :


1. Bagi Investor
Informasi terkait time value of money penting untuk menganalisis apakah suatu
investasi dapat dianggap menguntungkan atau tidak. Konsep tersebut membantu
investor dalam memutuskan hal yang lebih tepat dalam memanfaatkan uang
mereka. Time value of money juga dapat menjadi referensi dalam
memperhitungkan opsi mana yang paling bijak dan profit berdasarkan minat,
risiko, inflasi, dan return.

2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan, time value of money bermanfaat dalam penganggaran, yakni
dalam penghitungan dan penyusunannya. Kegiatan yang dilakukan perusahaan
tidak sebatas produksi saja, tetapi juga mengembangkan produk dan berinovasi.
Kedua hal ini sangat penting dan menjadi investasi perusahaan. Maka dari itu,
perusahaan memerlukan informasi keuangan terkait time value of money.
Tujuannya untuk menganalisis apakah ekspansi perusahaan atau inovasi yang
dilakukan akan menguntungkan atau justru merugikan.
5. Bagi Pribadi
Time value of money juga bermanfaat bagi individu. Manfaatnya adalah
membantu mengetahui seberapa besar tabungan yang harus disimpan agar
mencapai total yang diinginkan dalam kurun waktu tertentu. Dengan prinsip time
value of money, Anda juga bisa terbantu dalam hal keputusan hendak membeli
suatu barang. Anda dapat menanyakan kepada diri sendiri apakah lebih
menguntungkan jika membeli suatu barang hari ini atau beberapa tahun
kemudian.

Ada beberapa contoh Time Value Of Money di kehidupan sehari – hari sebagai
berikut :
1. Tabungan
Tabungan merupakan sebuah bukti seberapa banyak uang yang sudah
dimasukkan oleh lembaga Perbankan. Peningkatan bulanan terhadap uang yang
sudah disimpan disebut sebagai saldo bunga.
2. Pinjaman BANK
Bank sering disebut sebagai agen manajemen keuangan publik yang tidak hanya
bertindak sebagai setoran uang, tetapi juga memungkinkan anda untuk
melakukan peminjaman dana.
3. Asuransi penilaian proyek
Setiap kegiatan produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan pasti akan
membawa jalur keuangan dalam dirinya sendiri. Kegiatan ini juga disebut
sebagai asuransi, yang dinilai berdasarkan dengan jangka waktu yang ditetapkan.

2.2. Konsep Time Value of Money

Dari penjelasan di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa nilai uang dapat berubah
sepanjang waktu. Karena itu terdapat 3 konsep time value of money berdasarkan
perubahan waktu tersebut, antara lain

1. Present value
Present value adalah nilai uang yang kamu punya saat ini dan memiliki potensi
dibungakan untuk menghasilkan pendapatan lebih tinggi di waktu yang akan
datang. Adapun nilai dari present value bisa digunakan untuk mencari tahu
jumlah uang yang bisa kamu investasikan saat ini untuk mendapatkan hasil
tertentu di masa depan.
Present Value atau nilai sekarang merupakan besarnya jumlah uang pada awal periode
yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang baru akan
diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian. Misalkan, berapakah jumlah sekarang yang
yang dapat berkembang menjadi Rp. 16.000.000,- pada akhir tahun ke-5 dengan bunga 11%. Untuk
lebih jelasnya lihat di skema berikut :
0 tahun ke-5

Rp ??? dengan bunga 11% Rp. 16.000.000

Jumlah ini disebut dengan nilai sekarang dari Rp.16.000.000,- yang didiskontokan dengan
bunga 11% selama 5 tahun.
Dalam mencari nilai sekarang seperti contoh di atas, tingkat bunga yang digunakan dikenal
dengan sebutan tingkat faktor diskonto (discount factor). Faktor diskonto tersebut digunakan untuk
mendiskontokan suatu nilai tertentu yang akan diterima pada waktu yang akan datang ntuk dinilai
sekarang (saat ini). Menentukan nilai sekarang sebenarnya hanya kebalikan dari pemajemukan.
Oleh karena itu, kita kembali ke masalah rumus pemajemukan sebelumnya yaitu :
FVn = Po (1 + i)n
Dengan pengaturan ulang, maka nilai sekarang (Pvo) menjadi :
PVo = Po = FVn/ (1 + i)n atau

Po = FVn[1/(1 + i)n]

Perhatikan bahwa [1/(1 + i)n] sebenarnya merupakan faktor diskonto sebagai kebalikan dari
faktor bunga nilai majemuk pada i% untuk periode n atau (1+i) n yang telah dikenal dengan sebutan
Present Value Interest Faktor i% sampai tahun ke n (PVIFi,n).
Dari persamaan di atas dapat digunakan untuk memecahkan contoh di atas yaitu nilai
sekarang dari Rp. 16.000.000,- yang diterima pada akhir tahun ke-5, diskonto 11%, yaitu :

16.000 .000
Po= 5
Po=Rp .16 .000.000 ( 0,593 ) Po=Rp .9 .488.000
(1+0,11)

Perhitungan di atas dapat diartikan bahwa apabila kita menginginkan uang kita menjadi Rp.
16.000.000 pada 5 tahun yang akan datang (FV 5), maka saat ini (Po) kita harus menanamkan uang
sejumlah Rp. 9.488.000,-. Untuk mencari nilai dari faktor diskonto dapat digunakan tabel nilai
sekarang dari Rp. 1 suatu faktor bunga yang terdapat di akhir buku ini. Sebagai contoh, kita
perhatikan nilai sekarang dari Rp. 1 pada tabel 2-5. Dari tabel tersebut dapat diketahui, misalkan
kita ingin melihat faktor diskonto tingkat bunga 11% untuk 5 tahun. Pada tabel tersebut dicari
persimpangan antara kolom 11% dengan baris 5 (mengacu kepada PVIF 11%,5), dan diperoleh angka
0,593. Hal ini menunjukkan bahwa uang sebesar Rp. 1 yang akan diterima 5 tahun lagi bernilai
kurang lebih Rp. 0,593 apabila diterima saat ini dengan tingkat diskonto 11%.
Nilai sekarang dari berbagai tingkat bunga sebagai faktor diskontonya dapat dilihat pada
tabel berikut (secara lengkap dapat dilihat pada lampiran buku ini).
Tabel .2.5 : contoh nilai sekarang dari Rp. 1,-
N 11% 12% 13% 14% 15%

1 0,901 0,893 0,885 0,877 0,870


2 0,812 0,797 0,783 0,769 0,756
3 0,731 0,712 0,693 0,675 0,658
4 0,659 0,536 0,613 0,592 0,572
5 0,593 0,567 0,543 0,519 0,497

Nilai-nilai tersebut pada tabel di atas adalah nilai yang telah dibulatkan sampai 3 desimal.
Apabila kita menggunakan kalkulator (tidak menggunakn tabel), kita juga dapat menghitung nilai
sekarang tersebut, yaitu:

16.000 .000
Po= Po=Rp .16 .000.000 ( 0,593451328 ) Po=Rp .9 .495.221 ,−¿
(1+0,11)5

Adanya selisih sebesar Rp. 9.494.221 – Rp. 9.488.000 = Rp. 7.211 disebabkan karena
adanya pembulatan. Langkah-langkah mencari nilai sekarang atau discount factor (disingkat DF)
dari Rp. 1,- untuk bunga, misalnya, 10% adalah sebagai berikut:
 Tekan angka 1,10 (berasal dari 1+10%)
 Tekan tanda : (tanda bagi) sebanyak 2 kali
 Tekan tanda = (tanda sama dengan)
 Kalkulator akan memunculkan angka 1, artinya discount factor tahun ke 0=1
 Tekan tanda = (tanda sama dengan) untuk mencari DF tahun ke 1,2,3 dan seterusnya.

2. Future value
Future value adalah nilai uang yang akan kamu dapatkan di masa depan dengan
jumlah uangmu sekarang. Apabila uang yang dimiliki sekarang diinvestasikan,
terlebih dengan suku bunga tinggi, maka nilai dan jumlahnya dapat meningkat
sangat besar secara otomatis.

Nilai waktu yang akan datang atau nilai masa depan (future value disingkat FV) merupakan
suatu jumlah yang dicapai dari suatu nilai (uang) tertentu dengan pertumbuhan pembayaran selama
periode waktu yang akan datang apabila dimajemukkan dengan suku bunga tertentu. Pemajemukan
(compounding) merupakan proses perhitungan nilai akhir dari suatu pembayaran atau rangkaian
pembayaran apabila digunakan bunga majemuk, berikut kita bahas tentang bunga sederhana dan
bunga majemuk

a. Bunga Sederhana
Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses pemajemukan
dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga sederhana adalah bunga yang
dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja. Jumlah
uang dari bunga sedeerhana merupakan fungsi dari variabel-variabel : pinjaman pokok, tingkat
bunga per tahun, dan jumlah waktu lamanya pinjam.

Rumus untuk menghitung jumlah bunga sederhana adalah :

Si = Po (i) (n)
Dimana : Si = jumlah bunga sederhana

Po = pinjaman atau tabungan pokok

i = tingkat bunga per periode waktu dalam persen

n = jangka waktu

Contoh 1.

Pak Ali memiliki uang Rp. 80.000,- yang ditabung di bank dengan bunga 10% per tahun selama 10
tahun. Pada akhir tahun ke-10 jumlah akumulasi bunganya adalah :

Si = 80.000 (0.10) (10) = Rp. 80.000,-

Sedangkan untuk mencari nilai masa depan (future value, FV) atau nilai akhir tabungan tersebut
diakhir tahun kesepuluh (FV10), yaitu dengan menjumlahkan pinjaman pokok dan penghasilan
bunganya.

Maka : FV10 = 80.000 + [80.000 (0.10)(10)]

= Rp. 160.000,-

Untuk setiap tingkat bunga sederhana, maka nilai akhir untuk perhitungan akhir n periode adalah:

FVn = Po + Si = Po + Po (i)(n)

FVn = Po [1 + (i)(n)]

Untuk contoh diatas maka : FV10 = 80.000 [1 + (0.1)(10)]

FV10 = 80.000 (1 + 1) FV10 = Rp. 160.000,-

Kadang-kadang diketahui nilai akhir suatu deposito dengan bunga i% pertahun selama n tahun,
tetapi pinjaman pokoknya tidak diketahui. Untuk mencari pinjaman pokok yang diinvestasikan
tersebut yaitu nilai sekarang (present value) dari pinjaman tersebut (PVo = Po) dengan rumus
sebagai berikut :

FV n
PVo=Po=
{1+ ( i ) ( n ) }
Contoh 2.

Nilai akhir dari sejumlah uang yang didepositokan selama 10 tahun dengan bunga 10% pertahun
adalah Rp. 160.000,-. Berapa jumlah uang yang didepositokan tersebut (Po) ?

160.000
Po= → Po=Rp .80.000 ,−¿
1+ ( 0.10 ) (10)

b. Bunga Majemuk

Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman
(investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala. Hasilnya, bunga yang dihasilkan
dari pokok pinjaman dibungakan lagi bersama-sama dengan pokok pinjaman tersebut, demikian
seterusnya. Bunga atas bunga atau penggandaan inilah yang merupakan efek yang mnghasilkan
perbedaan yang dramatis antara bunga sederhana dan bunga majemuk. Konsep bunga majemuk
dapat menyelesaikan berbagai macam masalah di bidang keuangan. Perbedaan hasil yang diperoleh
antara menggunakan bunga sederhana dan bunga majemuk dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Nilai akhir dari Rp. 8.000 untuk berbagai waktu periode dengan bunga 8%

Bunga Sederhana Bunga Majemuk*)


Tahun
FVn = Po [1 + (i)(n)] FVn = Po (1 + i)n
0 (awal) Rp. 8.000 Rp. 8.000
1 8.640 8.640
2 9.280 9.331
20 20.800 37.288
50 40.000 375.213
*)
Lihat Rumus

Dari tabel diatas terlihat bahwa perhitungan nilai amsa depan antara bunga sederhana dan
bunga majemuk menghasilkan nilai yang berbeda. Semakin lama uang dibungakan, maka semakin
besar perbedaan hasil antara bunga sederhana dan bunga mejemuk.

Contoh 3.
Misalkan seseorang ingin mendepositokan uangnya di Bank PT “MANDIRI JAYA”sebesar Rp.
800.000,-. Jika tingkat bunga deposito adalah 8% per tahun dan dimajemukkan setiap tahun, maka
menjadi berapakah investasi orang tersebut pada akhir tahun pertama, kedua, ketiga ?
Pembahasan dari pertanyaan tersebut adalah :
FV1 = Po (1 + i)
= Rp. 800.000 (1 + 0.08)
= Rp. 864.000,-
Apabila deposito Rp. 800.000,- tersebut kita biarkan selama 2 tahun, maka nilai akhir tahun ke-
2 adalah :
FV2 = FV1 (1 + i) = Po (1 + i)(1 + i) = Po (1 + i)2
= Rp. 864.000 (1+0.08) = 800.000 (1.08)(1.08) = 800.000 (1.08)2
= Rp. 933.120,-
Pada akhir tahun ke-3 menjadi :
FV3 = FV2 (1 + i) = FV1 (1 + i)(1 + i) = Po (1 + i)3
= Rp. 933.120 (1+0.08) = 864.000 (1.08)(1.08) = 800.000 (1.08)3
= Rp. 1.007.770,-
Secara umum nilai masa depan (future value) dari deposito pada akhir periode n adalah :

FVn = Po (1 + i)n atau FVn = Po (FVIFi,n)


Dimana :
FVn = Future Value (nila masa depan atau nilai yang akan datang) tahun ke-n
FVIFi,n = Future Value Interest Factor (yaitu nilai majemuk dengan tingkat bunga i%
untuk n periode). Faktor bunga tersebut sama dengan (1 + i) n
Perhitungan nilai majemuk dengan faktor bunga tertentu untuk suatu jumlah uang ditunjukkan
pada tabel 2. Tabel ini menunjukan nilai majemuk untuk contoh 3 diatas pada akhir tahun ke-1
sampai tahun ke-5.

Tabel 2. Ilustrasi bunga majemuk dari tabungan awal Rp. 800.000,- dengan bunga 8%

Jumlah Awal Jumlah Akhir (FVn) Bunga Majemuk


Tahun
(1) (2) (3) = (2) – (1)

1 Rp. 800.000 Rp. 864.000 Rp. 64.000

2 864.000 933.120 69.120

3 933.120 1.007.770 74.650

4 1.007.770 1.088.390 80.620

5 1.088.390 1.175.462 87.072

Persamaan FVn = Po (1 + i)n dapat dihitung dengan mudah menggunakan kalkulator. Mula-mula
kita tulis angka 1,08 (apabila bunga 8%), kemudian dipangkatkan untuk nilai n tertentu, misalnya 2,
kemudian hasilnya kalikan 800.000, maka hasil akhirnya adalah Rp. 933.120. Tabel di atas untuk
menghitung nilai dari (1 + i)n = FVIF i,n untuk beberapa tingkat bunga (i) selama beberapa tahun.
Tabel tersebut dinamakan tabel Faktor Bunga Nilai Majemuk (Future Value Interest Factor)
atau Faktor Bunga Nilai Akhir (Terminal Value Interest Factor). Faktor bunga nilai mejemuk
tersebut digunakan untuk menyelesaikan persamaan FV n = Po (FVIF i,n) di atas. Untuk
mengilustrasikan lebih jelas lagi, berikut ini adalah contoh tabel faktor bunga majemuk beberapa
tingkat bunga selama 5 tahun.

Tabel 3. Contoh nilai akhir faktor bunga dari Rp. 1,- pada 1% pada akhir periode ke-n (FVIF
i,n) = (1 + i)n

Periode Tingkat Bunga (i)


(n) 1% 3% 5% 8% 10% 15%

1 1,010 1,030 1,050 1,080 1,100 1,150

2 1,020 1,061 1,102 1,166 1,210 1,322

3 1,030 1,093 1,158 1,260 1,331 1,521

4 1,041 1,126 1,216 1,360 1,464 1,749

5 1,051 1,159 1,276 1,469 1,611 2,011

Contoh 4.
Nilai akhir tabungan Rp. 800.000 pada faktor bunga 8% untuk 4 tahun (FVIF, 8%,4) sama dengan Rp.
800.000 x 1,360 = Rp. 1.088.000. Faktor bunga 8% untuk 4 tahun berada pada kolom bunga 8%
dengan baris periode 4 yaitu 1,360. Apabila dilihat pada tabel 2 ternyata jumlah akhir tabungan Rp.
800.000 pada tahun ke-4 sebesar Rp. 1.088.000. Perbedaan sebesar Rp. 390 terjadi karena
pembulatan angka.
Pembahasan di atas terpusat pada faktor tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung nilai
masa depan dari sejumlah uang. Konsep nilai majemuk tersebut dapat digunakan juga untuk
menghitung tingkat pertumbuhan lain misalnya pertumbuhan penduduk, pertumbuhan konsumsi,
penghasilan perusahan dan pertumbuhan dividen, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan uang.
Apabila dividen perusahaan yang paling baru adalah Rp. 800,- per lembar saham. Dividen tersebut
diharapkan akan berkembang pada tingkat dividen majemuk sebesar 10% per tahun. Untuk lima
tahun kedepan, dividen diharapkan seperti yang terlihat di bawah ini :

Tabel 4. Dividen yang diharapkan dengan pertumbuhan 10% per tahun

Tahun Faktor Pertumbuhan Deviden per lembar Saham yang


Diharapkan (Rp.)
1 (1,10)1 880

2 (1,10)2 960

3 (1,10)3 1.064

4 (1,10)4 1.171

5 (1,10)5 1.288

Tabel diatas menunjukkan bahwa dividen yang diharapkan selama 5 tahun akan naik secara
majemuk. Namun, perlu diingat bahwa pembayaran dividen dapat direalisasikan apabila emiten
memperoleh laba. Oleh karena itu, dalam kenyataannya pembayaran dividen seringkali dilakukan
menggunakan pertumbuhan konstan. Artinya bahwa pertumbuhan dividen tersebut dihitung secara
sederhana, tidak secara majemuk.

3. Anuitas
Anuitas adalah pembayaran yang dilakukan secara berkala dalam jangka waktu
yang telah ditentukan. Umumnya, konsep ini digunakan oleh perusahaan asuransi
untuk melakukan pembayaran premi ke nasabahnya secara berkala. Anuitas
sendiri dapat digunakan untuk menghitung bunga pinjaman atau investasi jangka
panjang.

Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi
dalam periode waktu tertentu. Ada 2 macam anuitas biasa (ordinary annuity) dan anuitas jatuh
tempo (due annuity). Anuitas biasa atau juga disebut anuitas tertunda merupakan anuitas dari suatu
pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk setiap periode tertentu. Apabila kita akan
membayar uang sebesar Rp. 8.000.000 per tahun selama 3 tahun, maka rangkaian pembayaran
menurut anuitas biasa dapat dilihat pada skema berikut:

Akhir Tahun
0 1 2 3

Rp. 8.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 8.000.000

Skema diatas menunjukkan aliran kas selama 3 tahun di mana setiap akhir tahun sebesar
Rp.8.000.000. garis waktu menunjukkan urutan aliran kas dari tahun 1 sampai tahun ke-3 masing-
masing sebesar Rp. 8.000.000,-. Apabila pembayaran dilakukan pada awal periode, maka rangkaian
pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo. Konsep anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo
dapat diterapkan dengan konsep pemajemukan baik untuk nilai yang akan datang (nilai masa depan)
maupun nilai sekarang.
2.3. Present Value Annuity dan Future Value Annuity

1. Anuitas Nilai Masa Datang


Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity disingkat FVA n)
didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa datang (masa depan) dengan pembayaran atau
penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas. Misalkan kita menerima pembayaran
sebesar rp. 8.000 tiap tahun dan uang itu kita simpan di bank dengan bunga 8% per tahun, maka
aliran kas pertahun adalah:
Akhir Tahun
0 1 2 3

Pembayaran: = Rp. 8.000


8.000 x 1,08 = Rp. 8.640
8.000 x 1,1664 = Rp. 9.331
Nilai masa datang anuitas = Rp. 25.971

Skema diatas dapat dijelaskan bahwa aliran kas pembayaran uang sejumlah Rp.8.000 selam
3 tahun akan dibungakan dengan bunga 8% per tahun. Uang sejumlah Rp. 8.000 yang dibayar pada
tahun ke 3 dikalikan dengan faktor nilai bunga tahun ke 3 sebesar 1,000, sehingga nilai anuitasnya
adalah = Rp. 8.000 x 1,000= Rp.8.000. uang sejumlah Rp.8.000 yang dibayar tahun kedua sebesar
1,0800, sehingga nilai anuitasnya adalah = Rp. 8.000 x 1,0800 = Rp. 8.640. artinya bahwa uang
sebesar Rp.8.000 yang dibayarkan pada akhir tahun kedua dan jika dinilai pada akhir tahun ketiga,
maka uang tersebut akan dibungakan selama 1 tahun. Demikian pula uang sejumlah Rp.8.000 yang
dibayar pada tahun pertama dikalikan faktor nilai bunga tahun ke 1 sebesar 1,1664, sehingga
anuitasnya = Rp.8.000 x 1,1664 = Rp.9.331. artinya bahwa uang sebesar Rp.8.000 yang dibayarkan
pada akhir tahun pertama jika dinilai pada akhir tahun ke tiga, secara aljabar, formula FVA n adalah
sebagai berikut :

FVAn = R(1+i)n-1 + R(1+i)n-2 + .... R(1+i)1 + R(1+i)0


= R[FVIFi,n-1 + FVIFi,n-2 + .... + FVIAi,1 + FVIAi,0]

Dapat dilihat bahwa nilai masa datang anuitas (FVA n) sama dengan penerimaan periodik
dikalikan dengan jumlah dari nilai faktor bunga masa depan pada tingkat bunga i% untuk periode
waktu 0 sampai dengan n-1. Dengan demikian rumus untuk mencari nilai masa datang suatu anuitas
biasa adalah:

FVAn= R [∑(1+i)n – 1]/i

Atau FVAn= R(FVIFAi,n)

Di mana: FVAn = Nilai masa depan anuitas sampai periode n

R =Pembayaran atau penerimaan setiap periode


n =Jumlah waktu anuitas

i =Tingkat bunga

FVIFAi,n =Nilai akhir faktor bunga anuitas pada i% untuk n periode

Tabel 2.6: contoh nilai akhir faktor bunga anuitas Rp.1 pada i% selama n periode

Periode Tingkat Bunga (i)


(n) 1% 3% 5% 8% 10% 15%

1 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000


2 2,010 2,030 2,050 2,080 2,100 2,150
3 3,030 3,090 3,153 3,246 3,310 3,473
4 4,060 4,184 4,310 4,506 4,641 4,993
5 5,101 5,309 5,526 5,867 6,105 6,742

Contoh 5:

Apabila aliran kas Rp.8.000,- per tahun selama 3 tahun dengan tingkat bunga 8% sebagaimana
contoh di atas dihitung dengan nilai anuitas akan diperoleh:

FVAn = R 1+i)n-1]/i}

FVA3= 8.000 {[(1+0,08)3-1]/0,08}

= 8.000(3,246)

= Rp.25.968

Jika menggunakan tabel diperoleh nilai:

FVAj = 8.000 (3,246)

= Rp. 25.968

Hasil diatas apabila kita abndingkan dengan hasil sebelumnya (lihat penjelasan
sebelumnya) yang menggunakan nilai anuitas per tahun dengan hasil Rp.25.971. adanya selisih
sebesar Rp.25.971-Rp.25.968 = Rp.3 karena pembulatan.

Perhitungan nilai majemuk di atas selalu diasumsikan bahwa bunga dibayarkan sekali
dalam satu tahun. Dengan asumsi ini, pemahaman akan nilai waktu uang dapat dicapai dengan
mudah. Namun kadang-kadang pembayaran bunga tidak dibayarkan sekali dalam setahun.
Maksudnya bunga diperhitungkan hanya sekali dalam satu tahun pembukuan. Namun kadang-
kadang pembayaran bunga tidak dibayarkan sekali dlam setahun, mungkin 2 kali setahun, 4 kali
setahun bahkan bunga dibayarkan setiap bulan (12 kali setahun) dan sekarang banyak sekali produk
tabungan yang menawarkan pembayaran bunga harian. Bila pembayaran bunga dibayarkan
sebanyak m kali dalam setahun, maka nilai yang akan datang dapat dihitung dengan rumus:

FVn=Pvo[1+(i/m)]m.n

Dimana:

FVn =nilai waktu yang akan datang pada tahun ke n

PVo=nilai sekarang

m =frekuensi pembayaran bunga dalam setahun

n =jumlah tahun

Contoh 6:

Tuan B menabung di BCA sebesar Rp.2.000 dengan tingkat bunga 12% per tahun dan bunga
dibayar 2 kali setahun. Berapa jumlah tabungan pada akhir tabungan pertama, dan berapa pada
akhir tahun ke 2 ?

a. Jumlah tabungan pada tahun pertama:


FV1 = 2000(1+0,12/2)2.1
= 2000(1+0.06)2
= 2000(1,06)2 = Rp.2.247,20
b. Jumlah tabungan pada tahun kedua:
FV2= 2000(1+0,12/2)2.2
= 2000(1+0,06)4
= 2000(1,06)4= Rp. 2.524,95

2. Anuitas Nilai Sekarang

Nilai sekarang dari suatu anuitas (Present Value of Annuity, disingkat PVA n)
didefinisikan sebagai nilai i anuitas majemuk saat ini (sekarang) dengan pembayaran atau
penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas.

Contoh 7:

Misalkan kita menerima pembayaran sebesar Rp.8.000 tiap tahun selama 3 tahun. Apabila nilai
pembayaran tersebut dinilai sekarang dengan bunga 8% per tahun, maka aliran kas per tahun
adalah:
Akhir Tahun

0 1 2 3

Pembayaran: 8.000x0,926= 8.000x0,857= 8.000x0,794=

Rp. 7.408

Rp. 6.856

Rp. 6.352

PV = Rp. 20.616,-

Skema di atas dapat dijelaskan bahwa aliran penerimaan kas per tahun sejumlah Rp. 8.000
selam 3 tahun akan didiskon dengan bunga 8% per tahun. Uang Rp. 8.000 yang akan diterima pada
tahun pertama dikalikan dengan faktor diskonto sebesar 0,926, sehingga nilai sekarangnya adalah=
Rp.8.000 x 0.926 = Rp. 7.408. uang sejumlah Rp. 8.000 yang akan diterima pada tahun ke 2
dikalikan dengan faktor diskonto tahun ke 2 sebesar 0,857, sehingga nlai sekarangnya = Rp.8.000 x
0,857 = Rp.6.856. demikian juga uang Rp.8.000 yang akan diterima pada tahun ke 3 dikalikan
dengan faktor diskonto tahun ke 3 sebesar 0,794, sehingga nilai sekarang = Rp.8.000 x 0,794 =
Rp.6.352. proses perhitungan ini terus dilakukan selama periode yang diinginkan.

Perhitungan nilai sekarang anuitas biasa selama n periode (PVA) dapat pula dinyatakan:

PVAn = R [1/(1+i)1] + R[1/(1+i)2]+.....+R[1/(1+i)n]

PVAn = R [PVIFi,1+PVIFi,2+.....+PVIFi,n]

Secara ringkas PVAn sama dengan penerimaan periodik sebesar R dikalikan dengan
jumlah total dari faktor nilai bunga sekarang pada tingkat i% untuk periode waktu 1 hingga periode
n.

Secara matematis, nilai sekarang anuitas dapat dinyatakan:

PVAn=R[∑1/(1+i)n] = R[1-{1/(1+i)/i] atau

PVAn=R(PVIFAi,n)

Dimana: PVAn` = nilai sekarang anuitas

R =Pembayaran atau penerimaan setiap periode

n =jumlah waktu anuitas

i =tingkat bunga
PVIFAi,n =Present Value Interest Factor of Annuity atau Nilai sekarang faktor
bunga

Anuitas pada i% untuk n periode.

Nilai sekarang faktor bunga anuitas dari beberapa tingkat bunga dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 7. Contoh faktor nilai bunga sekarang dari Rp. 1 pada 1% untuk n periode

Periode Tingkat Bunga (i)


(n) 1% 3% 5% 8% 10% 15%

1 0,990 0,971 0,952 0,926 0,909 0,870

2 1,970 1,913 1,859 1,783 1,736 1,626

3 2,941 2,829 2,723 2,577 2,487 2,283

4 3,902 3,717 3,546 3,312 3,170 2,855

5 4,853 4,580 4,329 3,993 3,791 3,352

Contoh 8.
Apabila contoh sebelumnya (contoh 7), aliran kas Rp. 8.000,- per tahun diterima selama 3 tahun
yang dinilai sekarang. Berapa nilai aliran kas tersebut bila dinilai sekarang dengan tingkat bunga
majemuk 10% per tahun ?. Untuk menyelesaikan contoh tersebut digunakan rumus:
PVAn = R {1 – [1/(1+i)n]/i}
PVA3 = 8.000 { [1 – 1/(1+0,10)3]/0,10}
= 8.000 (1 – {2,487})
= Rp. 19.896,-
Atau menggunakan tabel:
PVA3 = 8.000 (2,487) = Rp. 19.896,-

2.4. Amortisasi

A. Pengertian

Kata amortisasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu berasal dari kata amortize. Secara
harfiah, arti dari kata amortize adalah “membawa mati”. Kemudian, istilah ini
digunakan di bidang keuangan, akuntansi, dan perpajakan Jadi, definisi amortisasi
adalah prosedur penyelesaian utang yang berlangsung secara bertahap selama jangka
waktu tertentu. Pengertian amortisasi adalah proses pelunasan yang berlangsung
selama jangka waktu atau jangka waktu tertentu dan juga terjadi secara bertahap.
Contoh sederhana dari pembayaran amortisasi ini adalah pembayaran tagihan bulanan
untuk kredit mobil, pinjaman kartu kredit, kredit KPR, dan banyak masih banyak lagi.
Prosedur pembayaran Amortisasi juga memiliki metode perhitungan tersendiri. Namun
yang pasti jumlah cicilan atau jumlah angsuran harus lebih besar dari jumlah pokok
pinjaman dan bunga yang harus dikeluarkan oleh peminjam.
Dengan demikian, nilai amortisasi ini akan diamortisasi secara bertahap
sesuai dengan angsuran masing-masing. Amortisasi  juga dapat dipahami sebagai
penyebaran jumlah atau biaya modal sebagai aset atau aktiva tidak berwujud selama
periode waktu tertentu. Biasanya, amortisasi diterapkan selama aset tersebut masih
dapat digunakan.
Selain definisi diatas, Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), amortisasi
adalah prosedur akuntansi yang secara sistematis mengurangi nilai biaya dan aset tetap
atau aset tidak berwujud lainnya melalui beban berulang atas laba rugi. Amortisasi
penyusutan berlaku untuk aset tidak berwujud yang memiliki masa manfaat yang dapat
diidentifikasi Amortisasi aset tidak berwujud penting karena dapat mengurangi
penghasilan kena pajak dan kewajiban pajak dan membantu investor lebih memahami
pendapatan operasional yang sebenarnya.
Dalam bisnis, jika bisnis amortisasi biaya, amortisasi dapat membantu
menghubungkan biaya aset dengan pendapatan yang dihasilkannya. Misalnya, jika
perusahaan Anda membeli selusin kain, perusahaan akan mencantumkan biaya pada
tahun pembelian dan biasanya menggunakan semua kain pada biaya selama beberapa
tahun. Hal ini dapat mengurangi biaya secara bertahap selama beberapa tahun.tahun
yang sama.

B. Contoh Amortisasi

Perusahaan sering menghapus aset tidak berwujud tertentu untuk amortisasi,


seperti goodwill. Biasanya juga ada alokasi nilai berapapun yang dibayarkan saat
membeli preferensi atau obligasi. Sedangkan dalam amortization fund atau dana
amortisasi ini dapat dikumpulkan secara berkala untuk menutupi biaya amortisasi.

Contoh 1
Contoh amortisasi adalah perusahaan yang memiliki pinjaman sebesar Rp 10.000.000
dan diangsur sebanyak Rp 200.000 per tahun, dari hal tersebut perusahaan telah
diamortisasi pinjaman sebesar Rp 200.000 per tahun.
Contoh 2
Penyusutan tentunya akan lebih mudah dipahami jika disertai dengan studi kasus. Studi
kasus yang paling sederhana adalah ketika sebuah perusahaan memiliki pinjaman
sebesar Rp. 10 juta dan perlu melakukan pembayaran tahunan sebesar Rp 750.000.
Berdasarkan studi kasus ini, dapat dibayangkan bahwa perusahaan telah melakukan
amortisasi pinjaman hingga sebesar Rp. 750.000 per tahun.
Contoh 3
Studi kasus lainnya adalah ketika sebuah perusahaan garmen memegang hak paten atas
sebuah mesin untuk jangka waktu 10 tahun. Ketika perusahaan menghabiskan Rp. 250
juta untuk mengembangkan produk mereka, beban biaya amortisasinya adalah 25 juta
karena harus dibagi dengan biaya massa manfaat mesin.

C. Cara Menghitung Amortisasi

Kegiatan amortisasi akan mewajibkan pelaku usaha untuk dapat melunasi hutang,
termasuk pembayaran pokok atau principal pinjaman serta pembayaran bunga. Tujuan
dari pokok pinjaman dalam hal ini adalah saldo utang yang harus beredar dan juga
wajib dilunasi oleh pihak perusahaan. Pembayaran bunga akan menjadi semakin
berkurang jika jumlah pokok yang harus dibayar menjadi semakin meningkat. Seiring
waktu, jumlah bunga yang harus dibayar tersebut nantinya dapat berkurang, tetapi
jumlah pembayaran pokok bisa meningkat. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menghitung amortisasi, yaitu:

1. Menghitung Amortisasi Pinjaman pada Bulan Pertama

Ada enam langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk dapat


menghitung bunga dan pokok selama bulan pertama amortisasi.
 Langkah pertama adalah mengumpulkan data sehingga amortisasi pertama
dapat dihitung. Beberapa informasi yang Anda butuhkan adalah suku bunga,
jangka waktu pinjaman, dan pokok pinjaman.
 Langkah kedua adalah menyiapkan kertas kerja agar proses perhitungan
berjalan lancar. Dalam hal ini, Anda hanya perlu Microsoft Excel untuk
menghitung amortisasi. Isi tabel berdasarkan bulan, pembayaran pokok,
pembayaran bunga, jumlah angsuran, dan saldo pinjaman.
 Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan pinjaman untuk bulan
sebelumnya dan juga menghitung jumlah angsuran. Rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung jumlah angsuran adalah :

Jumlah Angsuran = P x (i / 12) / 1 – (1+ (i / 12) -t), di mana P adalah pokok


pinjaman, i adalah suku bunga bunga dan t adalah tenor pinjaman atau
jangka waktu pinjaman.
Contoh sederhana adalah jika perusahaan ABC memiliki pinjaman pokok
sebesar 10 juta rupiah, dengan tingkat bunga 6% dan tenor waktu 12 bulan.
Maka perhitungan jumlah angsurannya adalah 10.000.000 x (6% / 12) / 1 –
(1+ (6% / 12) -12) = 860.664.
Jika sudah mengetahui jumlah angsuran,
 langkah selanjutnya adalah menghitung bunga angsuran. Rumus untuk
menghitung angsuran bunga adalah pokok pinjaman bulan sebelumnya
dikurangi suku bunga dikalikan 30/360. Menerapkan rumus dari contoh
sebelumnya, kita akan melihat bahwa pembayaran angsuran bunga untuk
bulan pertama adalah 10.000.000 x 6% x (30/360) = 50.000.
 Langkah kelima yang harus dilakukan jika sudah mengetahui nilai jumlah
angsuran dan besaran bunganya adalah dengan mengetahui informasi terkait
angsuran pokok yang harus dibayar. Lebih mudah, bisa mengetahui cicilan
pokok dengan mengurangi jumlah angsuran beserta bunganya. Berdasarkan
contoh sebelumnya, kita dapat melihat bahwa angsuran pokok
adalah 860.664 -50.000 = 810.664.
 Langkah keenam yang perlu dilakukan adalah menghitung saldo pinjaman
dengan mengurangi jumlah pokok bulan sebelumnya dengan jumlah
pembayaran pokok. Berdasarkan contoh di atas, kita dapat melihat bahwa
saldo pinjaman adalah 10.000.000 – 810.664 = 9.189.336.

Jadi, dengan menggunakan enam langkah di atas, kita bisa mendapatkan gambaran tentang
alokasi saldo utang yang dimiliki perusahaan.

2. Menghitung Amortisasi Pinjaman untuk Keseluruhan Pinjaman

Untuk menghitung amortisasi pinjaman selama masa pinjaman, bisnis dapat


menggunakan spreadsheet atau lembar kerja yang telah dibuat pada langkah kedua. Berikut
adalah hasil perhitungan amortisasi selama 12 bulan berdasarkan contoh di atas:
sumber: finansialku.com
Dengan menggunakan informasi pada lembar kerja, seseorang dapat melihat apakah nilai
pembayaran pokok setiap bulan akan meningkat ataukah nilai pembayaran angsuran bunga
akan menurun. Namun, tidak menutup kemungkinan juga dapat diketahui pula jika saldo
atau pokok pinjaman setiap pembayaran angsuran nilainya selalu berkurang hingga
akhirnya terlunasi.
Terdapat dua metode perhitungan amortisasi

1. Metode Garis Lurus


Dalam akuntansi, metode amortisasi adalah ukuran penurunan nilai aset tidak berwujud.
Metode perhitungannya mirip dengan penyusutan atau depresiasi aset berwujud, seperti
mesin dan bangunan pabrik.
Ketika sebuah perusahaan mengalokasikan aset tidak berwujud selama suatu periode, biaya
aset tersebut dapat dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkan dalam setiap periode
akuntansi dan dikurangkan dari biaya selama masa manfaat properti tersebut.
Untuk tujuan akuntansi, perusahaan biasanya menghitung amortisasi dengan metode garis
lurus. Dengan metode ini, biaya aset tidak berwujud tersebar merata di semua periode
akuntansi dimana aset tersebut dapat memperoleh manfaat. Rumusnya:
Beban amortisasi tahunan = biaya perolehan aset/masa manfaat
Biaya perolehan aset memperhitungkan jumlah tercatat, jika ada termasuk biaya lain yang
dapat untuk memperoleh aset tersebut. Misalnya, komisi, hukum, administrasi dan biaya
lainnya. Masa manfaat disini diberikan sebagai perkiraan jika tidak ada masa berlaku yang
pasti seperti yang disyaratkan oleh negara atau undang-undang.
Contoh: PT Sinar Jaya membeli hak cipta perangkat lunak komputer dari seorang investor
untuk mendukung produksi perusahaan seharga Rp 180.000.000. PT Sinar Jaya
menghabiskan Rp 20.000.000 untuk pendaftaran paten dan mendapatkan hak penemu
selama 20 tahun.
Tapi kemudian ada gugatan dari penemu lain atas paten penemuan perangkat lunak. Proses
pengadilan menelan biaya PT Sinar Jaya Rp 50.000.000 namun memenangkan kasus
tersebut. Maka biaya amortisasi tahunannya adalah:
(Rp 180.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp 50.000.000)/20 tahun = Rp 12.500.000 per tahun

2. Metode Saldo Menurun


Metode saldo menurun adalah sistem alokasi biaya dan biaya di mana jumlah yang
dianggarkan menurun setiap tahun seiring dengan meningkatnya masa manfaat aset.
Dengan metode saldo menurun ini, beban penyusutan akan jauh lebih tinggi pada tahun
sebelumnya dan bahkan lebih rendah pada tahun berikutnya.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahsan mengenai Time Value Of Money, maka dapat disimpulkan bahwa
Time Value Of Money disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan
bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau
suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaan waktu.
Annuity adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam
periode waktu tertentu. Amortisasi adalah salah satu aspek terpenting dari akuntansi bisnis
bukan karena untuk sembarang hal, misalnya, menghitung amortisasi adalah cara yang pasti
bagi perusahaan untuk memprediksi kesehatan laporan keuangan mereka. Selain itu, ia juga
dapat memberitahu perusahaan tentang hutang yang dimiliki perusahaan. Nah, selain kedua
hal tersebut, berikut manfaat amortisasi lainnya yang bisa didapatkan perusahaan seperti
diungkap oleh Chron:
 Jumlah pembayaran yang jelas termasuk bunga dan pokok
 Jadwal pembayaran utang dan bunga yang lebih terstruktur
 Potongan pajak untuk tahun pajak berjalan
 Laporan keuangan yang lebih jelas dan terstruktur
 Mengurangi resiko akumulasi utang bisnis
DAFTAR PUSTAKA

Yudiana, Fetria Eka.”Dimensi Waktu Dalam Analisis Time Value Of Money dan
Economic Value Of Time.” Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 4.1
(2013):131-143.

Khoir, M. (2016). Nilai Waktu Dari Uang Dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Drs. Martono, S.U, Drs.D.Agus Harjito,M.Si.; Manajemen Keuangan, Edisi Pertama,


Penerbit Ekonisa, Yogyakarta, Tahun 2007.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-amortisasi/ diakses pada tanggal :7


november 2022

You might also like