You are on page 1of 22

MAKALAH HUKUM BISNIS

“HUKUM PERBANKAN”

KELOMPOK 7

• St. Aisyah Maharani (202202105)


• Nanang (202202100)
• Muh Egghy Priambady (202202102)
• Ardian (202202106)
• Alifira (202202109)
• Firda Samsir (202202114)

STIE WIRABHAKTI MAKASSAR


2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,kami
memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah HUKUM BISNIS

Makalah ini telah kami susun dengan in syaa Allah maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber dan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu, Saya ucapkan terima kasih banyak kepada pihak dan sumber informasi yang telah
membantu saya.

Meskipun demikian, saya sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi
struktur kalimat dan bahasa. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan ilmu untuk
teman-teman yang membacanya.

Makassar, 22 Maret 2023


DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. PENGERTIAN BANK........................................................................................................................6
2. ISTILAH-ISTILAH DALAM HUKUM PERBANKAN.....................................................................7
4. USAHA BANK PENGKREDITAN RAKYAT (BPR).....................................................................12
5. PENDIRIAN,MARGER DAN AKUSISI BANK…………………………………………………...13
E. PELANGGARAN DAN SANKSI…………………………………………………………………..19
BAB 3............................................................................................................................................22
KESIMPULAN.....................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN

Hukum perbankan memainkan peran yang krusial dalam mengatur dan mengawasi kegiatan
perbankan di berbagai negara di seluruh dunia. Sebagai sektor yang penting dalam sistem
ekonomi modern, perbankan memiliki peran sentral dalam mengumpulkan dana, memberikan
kredit, serta menyediakan berbagai layanan keuangan kepada masyarakat.

Hukum perbankan berkaitan erat dengan aturan dan peraturan yang mengatur pembentukan,
operasional, dan pengawasan lembaga perbankan. Hal ini meliputi aspek hukum yang berkaitan
dengan pendirian bank, pengaturan modal, kegiatan operasional, perizinan, kewajiban pelaporan,
perlindungan konsumen, dan penegakan hukum dalam konteks perbankan.

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan peran dan pentingnya hukum perbankan dalam
menjaga stabilitas sistem perbankan, melindungi kepentingan para pelaku usaha, serta
memastikan adanya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Selain itu, makalah
ini juga akan membahas beberapa isu kontemporer dalam hukum perbankan, seperti peran
teknologi dalam perbankan digital, perlindungan data pribadi, serta penanggulangan tindak
pidana perbankan.

Menggali pemahaman mengenai hukum perbankan adalah penting, terutama dalam menghadapi
perubahan dinamis dalam industri perbankan global. Masyarakat perlu memahami hak dan
kewajiban mereka sebagai nasabah, dan lembaga perbankan harus mematuhi peraturan yang
mengatur kegiatan mereka agar dapat beroperasi secara etis dan bertanggung jawab.

Dalam konteks ini, makalah ini akan menguraikan berbagai aspek penting dalam hukum
perbankan, melihat perkembangan terbaru dan tantangan yang dihadapi, serta memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang peran hukum dalam menjaga integritas dan kestabilan
sistem perbankan.

Perlu dicatat bahwa makalah ini akan berfokus pada hukum perbankan secara umum, dengan
mengacu pada prinsip-prinsip dan praktik yang umum diterapkan di banyak negara. Meskipun
demikian, penting untuk menyadari bahwa setiap negara memiliki sistem hukum dan peraturan
perbankan yang unik, yang dapat berbeda dalam hal perincian dan implementasi

Melalui makalah ini, diharapkan pembaca akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
hukum perbankan dan menghargai pentingnya kerangka hukum yang kuat dalam menjaga
stabilitas perbankan, melindungi kepentingan para pemangku kepentingan, serta mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bank?
2. Apa istilah-istilah dalam hukum perbankan?
3. Apa usaha bank umum?
4. menjelaskan tentang usaha bank pengkreditan rakyat (BPR)
5. Menjelaskan tentang pendirian,marger,dan akusisi bank
6. Ap aitu pelanggaran dan sanksi
BAB 2

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BANK
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Secara umum, bank bertindak sebagai
penampung dan penyalur dana dalam perekonomian, serta menyediakan berbagai layanan
keuangan kepada masyarakat dan perusahaan.

Bank berperan dalam mengumpulkan dana dari nasabahnya, baik berupa simpanan tabungan,
deposito, maupun instrumen investasi lainnya. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk
memberikan kredit dan pembiayaan kepada nasabah yang membutuhkan, seperti pinjaman
konsumen, kredit investasi, atau pembiayaan bisnis. Selain itu, bank juga menyediakan layanan
pembayaran, transfer dana, penanganan valuta asing, serta berbagai produk dan layanan
keuangan lainnya.

Pada dasarnya, bank bertindak sebagai penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana, serta mengelola risiko dalam transaksi keuangan
tersebut. Dalam menjalankan fungsinya, bank mengandalkan kepercayaan dari masyarakat
sebagai penyimpan dana dan peminjam, sehingga integritas, transparansi, dan keamanan menjadi
prinsip utama yang dijunjung tinggi oleh lembaga perbankan.

Bank juga memiliki peran penting dalam pembentukan kebijakan moneter dan stabilisasi
perekonomian. Melalui kegiatan perbankan, bank sentral dapat mengatur jumlah uang yang
beredar di dalam perekonomian, mengendalikan suku bunga, serta melaksanakan kebijakan
lainnya yang berdampak pada stabilitas mata uang dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, bank juga berfungsi sebagai lembaga intermediasi, yang berarti mereka mengubah
dana jangka pendek yang diterima dari nasabah menjadi sumber pendanaan jangka panjang bagi
peminjam. Dengan melakukan penilaian risiko dan mempertemukan kebutuhan dana antara
pihak yang memiliki kelebihan dengan pihak yang membutuhkan, bank memberikan kontribusi
yang signifikan dalam pertumbuhan dan pengembangan ekonomi.
Penting untuk dicatat bahwa definisi dan peran bank dapat bervariasi di setiap negara tergantung
pada sistem perbankan yang ada dan regulasi yang diterapkan. Namun, inti dari pengertian bank
tetaplah sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara dalam menghimpun,
menyalurkan, dan mengelola dana serta menyediakan berbagai layanan keuangan untuk
kepentingan masyarakat dan perekonomian secara umum.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan Indonesia


melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
Sedangkan fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka mcningkatkan pemerataan, Pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak

2. ISTILAH-ISTILAH DALAM HUKUM PERBANKAN


Dalam UU No. 10 Tahun 1998 dijelaskan beberapa istilah yakni:

l. Peryankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan tarafhidup rakyat banyak.

3. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

4. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang mclaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
pembayaran.

5. Simpanan adalah dana yang dipercayakan Oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, depositoy sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lain yang sama dengan itu.
6. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.

7. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank.

8. Sertiflkat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposiro yang sertifikat bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan.

9. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu

10. Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, Wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau
setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang
lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

11. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.

12. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

13. Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak
lain untuk menyimpan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip

bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah),


prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) , atau pembiayaan barang
modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank Oleh pihak lain (ijarah wa
iqtina).

14. Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara Bank Umum
dengan penitip, dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak
kepemilikan atas harta tersebut.

15. Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan Oleh Bank Umum dengan penitip,
dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas harta
tersebut.

16. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank.

17. Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk
simpanan berdasar perjanjian dan ketentuan yang berlaku.

3. USAHA BANK UMUM

Usaha Bank Umum meliputi hal-hal berikut:

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
memberikan kredit;

2. menerbitkan surat pengakuan utang;

3, membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

4. kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi Oleh bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

b. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

c. Kertas perbendaharaan negara dan surat janminan pemerintah.


d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

e. Obligasi.

f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan I (satu) tahun

Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

g. dengan I (satu) tahun.

5. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;

6. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau
sarana lainnya;

7. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
antarpihak ketiga;

8. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

9. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

10. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya berdasarkan suatu
kontrak; dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

II. melakukan kcgiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan wali amanat;

12. menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Oleh Bl;

13. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Oleh bank sepanjang tidak bertcntangan
dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melakukan
kegiatan usaha di atas, Bank Umum dapat pula:

1. Inelakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Oleh BI;
2. meiäkukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti
sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian
dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Oleh BI;

3. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Oleh Bank Indonesia;

4. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. Dalam memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan
analisis yang mendalam atau iktikad baik dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur
untuk mclunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
diperjanjikan. Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan
pembiayaatl berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan Bli

a. melakukan penyertaan modal kccuali diatur khusus;

b. melakukan usaha perasuransian;

c. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha perbankan

selain itu, Bl menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit pembiayaan
berdasarkan prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga atau hal
lain yang serupa, yang dapat dilakukan Oleh bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam
yang terkait termasuk kepada dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan.
Batas maksimum tersebut tidak boleh melebihi (tiga puluh persen) dari modal bank yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan Oleh Bl. Bl menetapkan aturan tentang batas maksimum
pemberikan kredit, atau pembiayaan berdasar prinsip syariah, pemberian jaminan, penempatan
investasi Surat berharga, atau hal serupa lainnya yang dapat dilakukan bank kepada:

a. pemegang saham yang memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih dari modal disetor bank;

b. anggota Dewan Komisaris;

c. anggota Direksi;
d. keluarga dari pihak tertentu;

e. pejabal bank laillltya;

f. perusahaan-perusahaan yang diatur khusus.

Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank dilarang
melampaui batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Untuk menunjang pelaksanaan program peningkatan taraf hidup rakyat banyak melalui
pemberdayaan koperasi, usaha kecil dan menengah, Pemerintah bersama BI dapat melakukan
kerja sama dengan Bank Umum. Bank Umum dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, baik
melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela Oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam
hal nasabah debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

4. USAHA BANK PENGKREDITAN RAKYAT (BPR)


Dalam sistem perbankan Indonesia, Bank Perkreditan (BPR) rnelakukan usaha-usaha sebagai
berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

2. memberikan kredit;

3. menyediakan pembiayaan dan penernpatan dana ber- dasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan
ketentuan yang BANKPERKREDITAN ditetapkan Oleh Bl;

4. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bl (SBI), deposito berjangka, sertifikat


deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Bank Perkredilan Rakyat dilarang:

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;

b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing; melakukan penyertaan modal;


c. melakukan penyertaan modal

d. melakukan usaha perasuransian;

melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditetapkan.

e. melalukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah di tetapkan

5. PENDIRIAN, MARGER DAN AKUSISI BANK

Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dari pimpinan Bank Indonesia (Bl) kecuali apabila kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dcngan undang-undang tersendiri. Untuk
memperoleh izin usaha Bank Umum dan BPR, wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya
tentang:

a. susunan organisasi dan kepengurusan;

b. permodalan;

c. kepemilikan;

d. keahlian di bidang perbankan;

e. kelayakan rencana kerja.

Pembukaan kantor cabang Bank Umum hanya dilakukan dengan izin Pimpinan Bl. Pembukaan
kantor cabang, kantor perwakilan, dan jenis- jenis kantor lainnya di luar negeri dari Bank Umum
hanya dapat dilakukan dengan izin Pimpinan Bl. Pembukaan kantor di bawah kantor cabang
Bank Umum wajib dilaporkan terlebih dahulu kepada Bl. Persyaratan dan tata cara pembukaan
kantor Bank Umum dilaporkan terlebih dahulu kepada Bl. Lalu, pembukaan kantor cabang Bank
Perkreditan Rakyat hanya dapat dilakukan dengan izin pimpinan BL Persyaratan dan tata cara
pembukaan kantor BPR ditetapkan Oleh Bl. Pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu,
dan kantor perwakilan dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri, hanya dapat dilakukan
dengan izin Pimpinan Bl. Pembukaan kantor di bawah kantor cabang pembantu dari bank wajib
dilaporkan kepada Bl. Persyaratan dan tata cara pembukaan kantor diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa:

a. Perseroan terbatas

b. Koperasi; atau

c. Perusahaan daerah.

Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:

a. Perusahaan daerah;

b. Koperasi;

c. Perseroan Terbatas;

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah_

Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:

a. Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;

b. Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing
dan/atau badan hukum asing secara kemitraan. Ketentuan mengenai persyaratan pendirian yang
wajib dipenuhi pihak- pihak ditetapkan Oleh Bl. Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan
dan dimiliki Oleh warga Negara Indonesia yang seluruh pemiliknya warga Negara Indonesia,
pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama di antara ketiganya. Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan undang-
undang perkoperasian yang berlaku. Sedangkan Bank Umum clan Bank Perkreditan Rakyat yang
berbentuk PT, sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama.

Bank Umum dapat melakukan emisi saham melalui bursa efek. Warga Negara Indonesia, warga
negara asing, badan hukum Indonesia dan/ atau badan hukum asing dapat membcli saham Bank
Umum, baik secara langsung dan/atau melalui bursa efek. Pelaksanaan ketentuan chatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah. Perubahan kepemilikan bank wajib memenuhi ketentuan
dan dilaporkan kepada Bl. Demikian pula merger, konsolidasi, dan akuisisi wajib terlebih dahulu
mendapat izin pimpinan Ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan akuisisi ditetapkan
dengan peraturan pemerintah. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan Oleh bank sentral,
yaitu Bl.

Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal,
kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang
berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
kehati- hatian. Salam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan
melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank
dan kepentingan nasabah yang memercayakan dananya kepada bank.

Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan


timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.
Bank wajib menyampaikan kepada BI, segala keterangan, dan penjelasan mengenai usahanya
menurut tata cara yang ditetapkan Oleh BL Bank atas permintaan BI, wajib memberikan
kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta wajib
memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperolch kebenaran dari segala
keterangan, dokumcn dan penjelasan yang dilaporkan Oleh bank yang bersangkutan. Keterangan
tentang bank yang diperoleh berdasarkan ketentuan ini tidak diumurnkan dan bersifat rahasia.
Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, BI
dapat melakukan tindakan agar

a. pemegang saham menambah modal;

b. pemegang saham mengganti dewan komisaris dan/atau direksi bank;

c.bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan
memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya;

d. bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain; bank dijual kepada pembeli yang
bersedia mengambil alih seluruh kewajiban;
f. bank menyerahkan pengelolaan seluruh/sebagian kegiatan bank ke pihak lain;

g. bank dijual sebagian/seluruh harta/kewajiban bank kepada bank/pihak lain.

Apabila tindakan tersebut belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank dan
menurut penilaian Bl keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan, pimpinan bi
dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk segera
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan
membentuk tim likuidasi. Dalam hal direksi bank tidak menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham, Pimpinan BI meminta kepada pengadilan untuk mengeluarkan penetapan
yang berisi pembubaran badan hukum bank, penunjukan tim likuidasi, dan perintah pelaksanaan
likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Apabila menurut penilaian BI Rapat Umum Pemegang terjadi kesulitan Perbankan yang Saham
(RUPS) Bank membahayakan perekonomian nasional, atas permintaan BI, Pemerintah setelah
ber-konsultasi kepada DPR dapat membentuk badan khusus yang bersifat sementara dalam
rangka penyehatan Perbankan. Badan khusus ini melakukan program penyehatan terhadap bank-
bank dengan wewenang berikut:

a. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk hak
dan wewenang rapat umum pemegang saham;

b. mengambil alih hak dan wewenang direksi dan komisaris bank;

c. menguasai, mengelola dan melakukan tindakan kepemilikan atas kekayaan milik atau yang
menjadi hak-hak bank, termasuk kekayaan bank yang berada pada pihak mana pun (dalam
maupun luar negeri) baik secara langsung maupun melalui penawaran umum;

d. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah kontrak yang mengikat bank
dengan pihak ketiga, yang menurut pertimbangan badan khusus merugikan bank;

e. menjual atau mengalihkan kekayaan bank, direksi, komisaris. dan pemertang saham tertentu di
dalam negeri ataupun di !uar negeri, baik secara langsung maupun melalui penawaran umum;

f. menjual/mengalihkan tagihan bank dan atau menyerahkan pengelolaannya kepada pihak lain,
tanpa memerlukan persetujuan nasabah debitor;
g. mengalihkan pengelolaan kekayaan dan/atau manajemen bank ke pihak lain;

h. melakukan penyertaan modal sementara pada bank, secara langsung atau melalui konversi
tagihan badan khusus menjadi penyertaan modal pada bank

i. melakukan penagihan piutang bank yang sudah pasti dengan surat paksa;

j. melakukan pengosongan atas tanah dan/atau bangunan milik atau yang menjadi hak bank yang
dikuasai Oleh pihak lain, baik sendiri maupun dengån bantuan alat negara penegak hukum yang
berwenang;

k. melakukan penelitian dan pemeriksaan untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan
dari dan mengenai bank dalam program

penyehatan, dan pihak mana pun yang terlibat atau patut terlibat, atau

mengetahui kegiatan yang merugikan bank dalam program penyehatan

tersebut;

l. menghitung dan menetapkan kerugian yang dialami bank dalam program penyehatan dan
membebankan kerugian tersebut kepada modal bank yang bersangkutan, dan bilamana kerugian
terscbut terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi, komisaris, dan/atall pemegang saham,
maka kerugian tersebut akan dibebankan kepada yang bersangkutan;

m. menetapkanjumlah tambahan modal yang wajib disetor oleh pemegang saham bank dalam
program penyehatan

n. melakukan tindakan lain yang yang perlu untuk menunjang wewenang

Atas permintaan badan khusus, bank dalam program penyehatan wajib memberikan segala
keterangan dan penjelasan mengenai usahanya termasuk memberikan kesempatan bagi
pemeriksaan buku-buku dan berkas yang ada padanya, dan wajib memberikan bantuan yang
diperlukan dalam rangka memperoleh keterangan, dokumen, dan penjelasan yang diperoleh bank
dimaksud. Pihak-pihak wajib memberikan keterangan dan penjelasan yang diminta oleh badan
khusus. Laiu, badan khusus ini wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Menteri
Keuangan.
Jika menurut penilaian pemerintah, badan khusus telah menyelesaikan tugasnya,

pemerintah menyatakan Yang penling lagi diperhatikan berakhirnya badan khusus itu.L

oleh pengelola bank ialah bahwa setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan

pada bank yang bersangkutan. Untuk menjamin simpanan masyarakat pada bank dibentuk

Lembaga Penjamin Simpanan. Lembaga Penjamin Simpanan berbentuk badan hukurn Indonesia.
Ketentuan penjaminan dana masyarakat dan Lembaga Penjamin Simpanan, diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.

Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan BI dapat memberikan izin kepada
polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka
atau terdakwa pada bank. Izin diberikan secara tertulis atas permintaan tertulis dari Kepala
Kepolisian RI, Jaksa Agung, atau ketua Mahkamah Agung. Permintaan harus menyebutkan
nama dan jabatan polisi, jaksa atau hakim, nama tersangka /terdakwa, alasan diperlukannya
keterangan dan hubungan perkara pidana yang bersangkutan dengan keterangan yang diperlukan.
Untuk hal ini, bank wajib memberikan keterangan yang diperlukan Dalam perkara perdata
antarbank dengan nasabahnya, direksi bank yang bersangkutan dapat menginformasikan kepada
pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang bersangkutan dan memberikan keterangan
lain yang relevan dengan perkara tersebut. Dalam tukar-menukar informasi antar- bank, direksi
bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain. Ketentuan
mengenai tukar menukar informasi ini diatur lebih lanjut Oleh Bl.

E. PELANGGARAN DAN SANKSI


Barangsiapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dari
pimpinan BI diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama
15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp20i000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).

Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang sengaja:


1. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam proses
laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening
suatu bank;

2. menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan


dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank;

3. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan adanya suatu


pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan
usaha, lapcuan transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja mengubah, k
mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan pem5ukuan tersebut,
diancam dengan pidana penjara kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
serta denda minimal (sepuluh miliar rupiah) dan se paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua
ratus miliar rupiah).

Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank yang sengaja:

l. meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima SUatU imbalan,
komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau Darang oernarga, untuk keuntungan pribadinya
atau untuk k.euntungan keluarganya, dalam rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan
bagi orang lain dalam memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dari bank, atau
dalam rangka pembelian atau pendiskontoan Oleh bank atas surat-surat Wesel, surat promes,
cek, dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya, ataupun dalam rangka memberikan
persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas kreditnya
pada bank;

2. tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank


terhadap ketentuan yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara minimal 3 (tiga)
tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun serta denda minimal Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

Pihak terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah- langkah yang diperlukan
untuk memastikan ketaatan bank gerhadap ketentuan dalam undang-undang ini dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun serta denda sekurang-kurangnya
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp100.OOO.OOO.OOO,OO
(seratus miliar rupiah).

Pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh dewan komisaris, direksi, atau pegawai bank
untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan bank tidak melaksanakan
langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan yang
berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara minimal 7 (tujuh) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun serta denda sekurang- kurangnya RPI 0.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dan paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). Sedangkan sanksi
administratif bisa berupa: denda uang, teguran tertulis, penurunan tingkat kesehatan bank,
larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring, pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk
kantor cabang tertentu maupun untuk bank secara keseluruhan, pemberhentian pengurus bank
dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang
Saham atau Rapat Anggota Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan Bl,
pencantuman anggota, pengurus pegawai bank, pemegang saham alam daftar orang terceka di
bidang perbankan.
BAB 3

KESIMPULAN

Hukum perbankan memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur dan mengawasi
kegiatan perbankan di berbagai negara. Dalam kesimpulan ini, beberapa poin penting dapat
diambil mengenai hukum perbankan:

1. Stabilitas sistem perbankan: Hukum perbankan bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem
perbankan dan mencegah terjadinya krisis keuangan. Regulasi yang ketat diterapkan untuk
memastikan bahwa bank memiliki modal yang memadai, melaksanakan manajemen risiko yang
baik, serta mematuhi standar etika dan integritas dalam operasionalnya.

2. Perlindungan nasabah dan pemangku kepentingan: Hukum perbankan memberikan


perlindungan hukum kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini termasuk
perlindungan terhadap penyalahgunaan dana nasabah, transparansi dalam penyediaan layanan
keuangan, dan hak-hak konsumen dalam melakukan transaksi perbankan.

3. Inovasi dan teknologi: Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam
industri perbankan, termasuk munculnya perbankan digital, pembayaran elektronik, dan
keamanan data. Hukum perbankan perlu mengikuti perkembangan ini dan mengatur penggunaan
teknologi dalam perbankan secara efektif, termasuk dalam hal perlindungan data pribadi dan
keamanan informasi.

4. Penegakan hukum: Hukum perbankan memiliki peran penting dalam penegakan hukum
terhadap pelanggaran di sektor perbankan, seperti tindak pidana perbankan, pencucian uang, dan
kejahatan keuangan lainnya. Regulasi dan mekanisme penegakan hukum yang kuat diperlukan
untuk mencegah dan menindak pelanggaran dalam industri perbankan.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, kerjasama antara pemerintah, bank sentral,
lembaga perbankan, dan otoritas pengawas sangatlah penting. Sinergi dalam mengembangkan
dan menerapkan hukum perbankan yang efektif akan membawa manfaat yang besar bagi
masyarakat, ekonomi, dan stabilitas keuangan secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, hukum perbankan berperan sebagai payung hukum yang mengatur kegiatan
perbankan, melindungi kepentingan nasabah, mendorong inovasi, serta menjaga integritas dan
stabilitas sistem perbankan. Dalam era perubahan dan kompleksitas yang terus berkembang,
penting untuk terus memperbarui dan menguatkan kerangka hukum perbankan agar dapat
menangani tantangan yang muncul dalam industri perbankan secara efektif.

DAFTAR PUSTAKA

DR. AUGUSTINUS SIMANJUNTAK, S. M. (2018). HUKUM BISNIS, sebuah pemahaman integratif


antara Hukum dan praktik Bisnis. jakarta: PT RajaGrafindo Persada Depok.

You might also like