You are on page 1of 22

MAKALAH

“ BISNIS DAN LINGKUNGANNYA”

DOSEN PENGAMPU : Dr.ZUHRINAL M NAWAWI,MA

MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS

OLEH :

RIZKY AZURA (0506212134)

SRI WIDYA HARAHAP (0506212119)

M.ABIYYU ALWANSYAH HASIBUAN (0506212191)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Bisnis dan Lingkungannya”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah “Bisnis
dan Lingkungannya” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Medan,15 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Pendahuluan .................................................................................... 1


1.2 Rumusan Makalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Pengertian Bisnis .............................................................................. 2


2.2Jenis Pasar Bisnis .............................................................................. 2
2.3 Elemen Bisnis .................................................................................. 5
2.4 Jenis Kegiatan Bisnis ........................................................................ 5
2.5 Tingkat Persaingan Bisnis ................................................................ 7
2.6 Sistem Ekonomi di Dunia ................................................................. 9
2.7 Lingkungan Bisnis .......................................................................... 12
2.8 Pentingnya Etika Bisnis .................................................................. 14
BAB III PENUTUPAN ...................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 17
3.2 Saran .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan harus mampu beroperasi secara optimal dalam kondisi


lingkungan yang hampir selalu mengalami perubahan setiap waktu. Dalam
kerangka manajemen modern, organisasi dipandang sebagai sebuah sistem terbuka.
Sebuah organisasi di pengaruhi dan mempengaruhi lingkungan dimana organisasi
berada.

Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan internal dan


lingkungan eksternal. Lingkungan Internal berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan eksternal adalah lingkungan
umum serta lingkungan industri di luar internal perusahaan yang merupakan suatu
peluang atau hambatan bagi perusahaan.

Lingkungan tidak hanya semata-mata merefleksikan lingkungan ekologi,


tetapi juga menjelaskan gambaran keseluruhan terhadap kekuatan lingkungan
eksternal. Hal tersebut dapat berdampak pada aktivitas organisasi dari segala aspek.
Terus-menerus mempelajari kondisi lingkungan dan melakukan
penyesuaianpenyesuaian yang dibutuhkan adalah kunci agar suatu organisasi dapat
terus bertahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Pengertian Bisnis!
2. Sebutkan Berapa Jenis Pasar Bisnis?
3. Apa itu Elemen Bisnis?
4. Sebutkan Jenis Kegiatan Bisnis?
5. Apa itu Tingkat Persaingan Bisnis?
6. Bagaimana Sistem Ekonomi di dunia?
7. Bagaimana Tentang Lingkungan Bisnis itu?
8. Apa Pentingnya Etika Bisnis?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian Bisnis beserta Lingkungannya.
2. Menjelaskan apa-apa saja yang sudah disebutkan dalam rumusan masalah.
3. Memberi pemahaman kepada pembaca mengenai Bisnis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BISNIS

Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis


dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa
atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud memperoleh
manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial yang
dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan
pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai
atau memperoleh manfaat atau keuntungan.

Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan


lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas
dengan sumber-sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah sistem
operasional yang sangat terkait dengan lingkungan di sekitarnya. Dalam masyarakat
yang semakin terbuka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel dan
beradaptasi dengan perubahan yang ada. Oleh karena itu, mempelajari bisnis sama
artinya dengan mempelajari cara manusia dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginannya dalam suatu lingkungan dengan sumber yang terbatas.

2.2 JENIS PASAR BISNIS

Pasar adalah tempat bertemu penjual atau produsen, dengan pembeli atau
konsumen untuk melakukan transaksi. Dalam dunia usaha, ada 4 jenis pasar yang
menggambarkan situasi persaingan antara para pelaku usaha. Berikut jenis-
jenisnnya

1. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang di dalamnya terdapat banyak


penjual dan pembeli. Namun demikian, kedua pihak tidak dapat memengaruhi
harga, karena harga telah ditentukan oleh pasar itu sendiri (keseluruhan
permintaan dan penawaran). Selain itu, para pelaku ekonomi di pasar persaingan
sempurna juga sama-sama telah mengetahui kondisi dan memiliki informasi yang
terkait dengan pasar. Tidak ada campur tangan dari pemerintah dalam pasar
persaingan sempurna. Selain jumlah penjual dan pembeli yang banyak, produk
yang dijual di jenis pasar persaingan sempurna adalah bersifat homogen.

Mengutip dari buku Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung (2009) karya


Eddy Soeryanto, pasar persaingan sempurna terjadi jika jumlah perusahaan dalam

2
suatu industri banyak dan berskala kecil. Sehingga tidak ada perusahaan yang
dapat memengaruhi harga pasar. Pembentukan harga benar-benar terjadi karena
keinginan produsen dan konsumen. Permintaan dari sisi konsumen, sedangkan
penawaran dari sisi produsen atau penjual. Bentuk pasar persaingan sempurna ada
di bidang produksi dan perdagangan hasil pertanian serta perikanan. Contoh
sederhana dari pasar persaingan sempurna adalah perusahaan beras, pasar buah
dan sayur, pasar minyak wangi, dan lainnya. Sebagaimana diketahui, jumlah
pembeli dan penjual beras sangat banyak. Pasalnya beras adalah salah satu
kebutuhan pokok di Indonesia. Setiap pembeli dan penjual tidak memiliki
kekuatan untuk mempengauri harga. Perusahaan beras yang memproduksi beras
hanyalah satu diantara sekian banyak produsen beras. Kontribusi perusahaan yang
satu terhadap produksi beras secara keseluruhan hanyalah merupakan bagian kecil
dari jumlah produksi yang sangat besar.
Artinya berapa pun jumlah beras yang dapat diproduksi perusahaan, harga
keseimbangan beras dipasar tidak akan berubah. Ciri ciri Pasar Persaingan
Sempurna sebagai berikut :

a. Jumlah pembeli dan penjual banyak


b. Barang atau jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen
c. Faktor produksi bebas bergerak
d. Adanya kebebasan untuk mengambil keputusan
e. Pembeli dan penjual mengetahui keadaan pasar
f. Produsen bebas keluar masuk pasar
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna merupakan struktur pasar dalam dunia


perekonomian. Pasar ini tercipta ketika pasar persaingan sempurna tidak berjalan
dengan baik. Jika pasar persaingan sempurna mencerminkan kondisi di mana
penjual dan pembeli hadir dalam jumlah besar, maka lain halnya dalam struktur
pasar persaingan tidak sempurna. Di pasar ini, penjual atau pedagang lebih sedikit
dibandingkan pembeli. Walau berjumlah sedikit, penjual di pasar persaingan
tidak sempurna berhak atas penjualan produk tertentu dan hanya mereka yang
boleh atau mampu menjual produk dengan jumlah terbatas. Hal ini menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan dalam penentuan harga produk di pasar.

Pasar saham merupakan salah satu contoh pasar persaingan tidak sempurna,
sebab harga saham bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pemodal yang
membeli saham dalam jumlah besar, serta faktor eksternal lainnya. Selain itu,
dengan adanya orang tertentu yang memiliki akses informasi lebih cepat dari
investor lainnya, membuat pasar saham tergolong dalam pasar persaingan tidak
sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas beberapa jenis, yakni
pasar monopoli, oligopoli, monopolistik, monopsoni, dan pasar oligopsoni.Ciri-
ciri pasar persaingan tidak sempurna sebagai berikut.

a. Ketidakseimbangan penjual dan pembeli.

3
b. Penjual yang menentukan harga
c. Sulit berpatisipasi
d. Tidak ada barang pengganti

3. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah kondisi di mana hanya ada satu atau sedikit penjual di
dalam pasar sehingga tak ada pihak lain yang menyainginya. Pasar ini menjadi
bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu
produsen yang berhadapan dengan banyak konsumen. Kata 'monopoli' sendiri
berasal dari bahasa Yunani. 'Monos' berarti 'satu' dan 'polein' berarti 'menjual'.
Pasar monopoli menjadi salah satu bentuk dari jenis pasar persaingan tidak
sempurna.

Pasar persaingan tidak sempurna sendiri merupakan struktur pasar di mana


jumlah penjual lebih banyak daripada jumlah pembeli. Penjual di jenis pasar satu
ini berhak menjual produk tertentu dan menjadi satu-satunya yang boleh menjual
produk dalam jumlah tertentu. Pasar ini juga disebut tidak memiliki unsur
persaingan. Pasalnya, dalam pasar jenis ini, perusahaan biasanya memproduksi
barang atau jasa yang tidak bisa diproduksi oleh perusahaan lain. Tak hanya itu,
pasar monopoli juga tak bisa atau sulit untuk dimasuki 'pemain' baru. Lisensi
pemerintah, kepemilikan sumber daya, hingga hak cipta menjadi faktor kuat untuk
memasuki pasar ini. Ciri-ciri Pasar Monopoli :

a. Industri satu perusahaan


b. Barang atau jasa tidak memiliki pengganti
c. Sulit masuk kedalam Industri
d. Dapat memengaruho penentuan harga

4. Pasar oligopoli

Pasar oligopoli adalah jenis pasar dengan persaingan tidak sempurna, dimana
pasar ini dikuasai oleh beberapa perusahaan tertentu. Umumnya, pasar oligopoli
memiliki jumlah produsen dan konsumen yang tidak seimbang, dimana akan ada
lebih banyak konsumen. Pasar oligopoli adalah jenis pasar dimana jumlah
produsen atau penjualnya lebih sedikit, sedangkan pembelinya relatif banyak.
Oleh sebab itu, pasar ini dikatakan juga sebagai pasar dengan persaingan tidak
sempurna.

Jumlah produsen dan konsumen yang tidak seimbang, bahkan bisa dibilang
memiliki gap tinggi sangat berpengaruh terhadap harga pasar. Selain itu, akan
muncul persaingan cukup ketat antara para penjual. Tak jarang mereka saling
banting harga. Kehadiran pasar oligopoli membuat para produsen dengan jumlah
sedikit tersebut menguasai pasar. Mereka juga saling bersaing untuk mendapat
konsumen sebanyak2nya. Sehingga akan membuat perusahaan atau produsen baru

4
sulit masuk kedalamnya. Karena beberapa sebab tersebut, pemerintah melarang
adanya praktek oligopoli. Aturan ini telah tercantum dalam Pasal 4 ayat 1 dan 2
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Jenis pasar oligopoli yang umumnya
dipraktekkan dalam perekonomian masyarakat yaitu pasar oligopoli
terdiferensiasi, pasar oligopoli non kolusi, pasar oligopoli homogen, pasar
oligopoli kolusi

Adapun ciri-ciri dari Pasar Oligopoli sebagai betikut :

a. Penjualan besrsifat homogen


b. Ada dua produsen atau lebih
c. Memerlukan strategi marketing yang matang
d. Harga relatif sama
e. Sulit ditembus produsen baru
f. Kebijakan dari produsen utama berpengaruh pada produsen lain.

2.3 ELEMEN BISNIS

Elemen bisnis yang utama dan merupakan sumber daya yang kompetitif
bagi sebuah bisnis terdiri dari empat elemen utama yaitu:

1. Modal, yaitu sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-


kegiatan bisnis.
2. Bahan material, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari sumber daya alam, termasuk
tanah, kayu, mineral, dan minyak. Sumber daya alam tersebut disebut juga
sebagai faktor produksi yang dibutuhkan dalam melaksanakan aktivitas bisnis
untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.
3. Sumber daya manusia, yaitu sumber daya yang berkualitas yang diperlukan untuk
kemajuan sebuah bisnis.
4. Keterampilan manajemen. Suatu bisnis yang sukses adalah suatu bisnis yang
dijalankan dengan manajemen yang efektif. Sistem manajemen yang efektif
adalah sistem yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja manajemen.

2.4 JENIS-JENIS KEGIATAN BISNIS

Sebenarnya kegiatan bisnis dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :


produksi, distribusi dan konsumsi, berikut penjelasannya
1. Produksi
Produksi adalah segala kegiatan yang menambah nilai guna suatu barang
untuk kebutuhan manusia. Produksi di kategorikan menjadi tiga macam yaitu :
produksi primer, sekunder dan tersier.

a. Produksi Primer

Adalah kegiatan / proses menghasilkan bahan – bahan baku atau bahan mentah
dengan cara mengambilnya langsung dari alam. Di bidang pertambangan manusia

5
mengambil biji besi, timah tembaga, emas, perak, aluminium, dan mineral –
mineral lain untuk dijadikan bahan baku industri. Di indonesia banyak sekali
perusahaan – perusahaan pertambangan. Contohnya tambang timah yang ada di
Bangka dan Belitung, tambang tembaga yang ada di tembagapura, tambang emas
dan batubara yang ada di kalimantan dan masih banyak lagi pertambangan yang
lain. Para nelayan mengambil ikan langsung dari laut atau manusia mengambil
ikan yang ada di sungai dan danau. Ada yang mengambil langsung hasil hutan
misal kayu, buah – buahan, sagu, kelapa, dan bahan makanan lain tanpa harus
menanam dulu.

b. Produksi Sekunder

Produksi sekunder adalah kegiatan yang dilakukan untuk memproses bahan


mentah / bahan baku menjadi bahan setengah jadi.Misalnya biji besi diolah
menjadi profil – profil besi atau menjadi lembaran – lembaran baja. Benang
diolah menjadi kain. Selain itu produksi sekunder juga mencakup produksi
perakitan. Misalnya di Batam ada industri perakitan alat – alat elektronika, seperti
handphone dirakit dari komponen – komponen setengah jadi yaitu LCD, board,
casing, baterai, charge, dll. Negara – negara yang sudah maju banyak sekali
industri – industri sekunder, karena tidak mempunyai kekayaan alam seperti di
negara indonesia. Mereka mengimpor bahan – bahan baku dari negara lain.

c. Produksi Tersier

Produksi tersier adalah pendukung atau penunjang produksi primer dan sekunder
dalam aktivitasnya. Misalnya perusahaan transportasi mengangkut barang –
barang yang dihasilkan produksi sekunder untuk disalurkan ke cabang – .cabang
di seluruh wilayah indonesia bahkan untuk diekspor. Pedagang – pedagang besar
atau agen – agen yang mempunyai peran mendistribusikan barang ke pengecer
dan juga sampai ke pemakai akhir yaitu konsumen. Contoh lain produksi tersier
yaitu telekomunikasi, real estate, perbankan, asuransi, keuangan, hotel dan
restoran. Dan juga termasuk tenaga – tenaga ahli yang profesional seperti guru,
dokter, bidan, pengacara, seniman, adalah bentuk dari produksi tersier.

 Faktor – faktor Produksi

Sistem bisnis dalam melakukan aktivitasnya sangat membutuhkan masukan dari


masyarakat yang disebut dengan faktor produksi. Faktor – faktor produksi di
klsifikasikan menjadi faktor produksi bahan baku/mentah, tenaga, modal dan
entrepeneurship.

a. Bahan baku
Bahan baku ini diambil langsung dari alam seperti mineral – mineral (biji besi,
tembaga, emas, perak, aluminium, dll), hasil laut, danau dan sungai (ikan, udang,
kerang, dll), hasil hutan (kayu, sagu, buah – buahan, kelapa, dll).
b. Tenaga

6
Faktor produksi tenaga adalah semua orang yang bekerja di perusahaan mulai dari
manager, supervisor, kepala bagian, teknisi, operator, quality control, gudang,
administrasi, sampai ke bagian pemasaran.
c. Modal
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan produksi.
Yaitu untuk membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, biaya iklan,
membayar listrik, air, tenaga medis, transportasi, membeli suku cadang, dll. Selain
modal sendiri dana juga diperoleh dari saham, pinjaman, dan dari keuntungan
perusahaan.
d. Entrepeneurship
Adalah orang yang mengatur atau memanage perusahaan Entrepeneur selain
bekerja untuk perusahaan sendiri juga bekerja di perusahaan lain. Pemilik
perusahaan merekrut manager – manager profesional guna menjalankan bisnisnya.

2. Distribusi

Yang dimaksud dengan distribusi adalah suatu aktivitas memindahkan barang


dan jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi mencakup semua kegiatan
pemindahan barang, baik itu yang dari pemasok ke perusahaan, atau pemindahan
barang yang ada di bagian penyimpanan barang, pengepakan, sampai ke pemakai
akhir. Sistem distribusi ada dua macam yaitu distribusi langsung dan tidak
langsung. Distribusi langsung sangatlah efektif dan efisien. Misalnya Para petani
menjual barangnya ke ibu rumah tangga. Tapi zaman sekarang ini banyak yang
menggunakan distribusi yang tidak langsung. Misalnya perusahaan
mendistribusikan barangnya melalui pedagang – pedagang besar dan pengecer
untuk di salurkan ke konsumen. DIstribusi berguna untuk memperluas jaringan
pasar dan mempermudah konsumen pada saat membutuhkan barang.

3. Konsumsi

Tuntutan yang harus di hadapai perusahaan yaitu harus selalu menjaga


banyaknya permintaan pasar terhadap barang dan jasa yang dihasilkannya. Untuk
itu banyak sekali tindakan – tindakan yang dilakukan perusahaan misalnya
menjaga kwalitas produk, mengadakan inovasi atau perubahan, mengadan
promosi dan lain. Selain itu perusahaan harus tahu faktor – faktor apa saja yang
bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Misalnya tergantung faktor umur.
Barang apa saja yang disukai anak – anak, remaja dan orang dewasa.Biasanya
anak – anak ditawarkan dengan pakain dan mainan. Remaja seusia sekolah
membutuhkan peralatan sekolah, buku, peralatan olah raga. Orang dewasa
membutuhkan fasilitas kesehatan.

2.5 TINGKAT PERSAINGAN BISNIS

Para ekonom melihat proses bekerjanya sistem persaingan dengan indikator


yang dikenal dengan Structure-Conduct-Performance (SCP). Dari sisi structure,

7
indikator sistem persaingan adalah sebagai berikut: (Martin, 1994 dalam Tulus
TH Tambunan dkk, 2004)

1. Number and Size Distribution of Sellers and Buyers Dalam pasar persaingan,
terdapat banyak penjual dan pembeli yang masing-masing tidak dapat
mempengaruhi harga.
2. Product Differentiation Produk yang standar tidak pernah ada di dunia nyata.
Semakin berbeda barang tersebut, semakin kecil kemungkinan substitusi dengan
barang lain.
3. Entry Condition Entry Condition menentukan potensi persaingan antara
perusahaan yang telah ada dan perusahaan yang akan masuk ke dalam industri.

Di sisi Conduct, indikator yang digunakan adalah ada tidaknya kerja sama
(collusion) dan strategi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, serta adanya
advertising atau Research and Development (R&D). Yang terakhir, dari sisi
Performance, ekonom melihat berjalannya system persaingan dari
profitabilitasnya, dan efisiennya. Tingkat intensitas persaingan antar perusahaan
tergambar dalam struktur pasar tempat perusahaan beroperasi. Struktur pasar
terjadi karena adanya perbedaan jumlah penjual dan tingkat diferensiasi produk.
Dominick Salvatore (1991) memberikan batasan empat macam struktur pasar
sebagai berikut.

a. Pasar Monopoli Murni Monopoli Murni adalah bentuk organisasi pasar di mana
terdapat perusahaan tunggal yang menjual komoditi yang tidak mempunyai
substitusi sempurna.
b. Pasar Oligopoli Oligopoli adalah organisasi pasar di mana terdapat beberapa
penjual suatu komoditi. Oleh sebab itu, tindakan setiap penjual akan
mempengaruhi penjual lain.
c. Pasar Monopolistis Persaingan Monopolistis mengacu pada organisasi pasar di
mana terdapat banyak perusahaan yang menjual komoditi yang hampir serupa
tetapi tidak sama. Contohnya adalah banyaknya merek rokok yang tersedia.
d. Pasar Persaingan Sempurna Pasar disebut bersaing sempurna jika (1) terdapat
sejumlah besar penjual dan pembeli komoditi, sedemikian rupa sehingga tindakan
dari seorang individu tidak dapat mempengaruhi harga komoditi tersebut, (2)
produk dari seluruh perusahaan di dalam pasar adalah homogen, (3) terdapat
mobilitas sumber daya yang sempurna, dan (4) konsumen, pemilik produksi dan
perusahaan di dalam pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
harga-harga dan biaya-biaya yang sekarang dan yang akan datang.

Michael E. Porter (dalam Rahmad Dwi Jatmiko, 2004:44) menjelaskan lima


kekuatan yang membentuk sifat dan derajad persaingan dalam suatu industri,
yaitu: ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pelanggan, kekuatan tawar
pemasok, ancaman produk pengganti, dan ancaman dari pesaing sejenis atau
rivalry.

8
 Ancaman Pendatang Baru (Threat of Entry). Pendatang baru dalam suatu
industri biasanya membawa dan menambah kapasitas baru, keinginan
mendapatkan pangsa pasar (market share), dan juga sumberdaya baru. Berat
ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan masuk dan reaksi
dari para pesaing yang telah ada dimana pendatang baru akan memasuki industri
atau pasar tersebut.
 Kekuatan Pemasok (Powerful of Suppliers). Pemasok menyediakan dan
menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan
jasa oleh industri atau perusahaan. Organisasi di dalam suatu industri bersaing
antara satu dengan lainnya untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan
baku, dan modal. Apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal
penyediaan input, sedangkan industri tidak mempunyai kemampuan untuk
mengendallikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan
sebaliknya posisi tawar pemasok menjadi kuat.
 Kekuatan Pembeli/Pelanggan (Power of Buyers). Pembeli atau pelanggan di
sini terdiri dari pelanggan individual dan pelanggan organisasi. Dalam industri
tertentu mungkin terdapat beberapa perantara pelanggan antara industri dengan
pemakai atau konsumen akhir, namun juga ada industri atau perusahaan yang
menjual secara langsung kepada konsumen akhir.
 Ancaman Produk Pengganti. Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi
pelanggan/ pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan.
 Analisis Pesaing. Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai
apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar
yang memberikan peluang-peluang keuntungan.

Dalam menilai atau mengidentifikasi kekuatan relatif pesaing-pesaing,


baik pesaing potensial yang akan muncul dan pesaing yang telah ada, para
eksekutif perlu mempertimbangkan beberapa variabel penting, yaitu: pangsa pasar,
keluasan lini produk, efektifitas distribusi, daya kompetitif harga, efektifitas
advertising dan aktivitas promosi lainnya, umur dan lokasi fasilitas perusahaan,
hak paten, kualitas karyawan, kapasitas dan produktivitas, biaya bahan baku,
posisi keuangan, kualitas produk relatif, citra perusahaan dan produk, kemampuan
penelitian dan pengembangan. Setiap variabel dari profil pesaing kemudian
dibandingkan dengan profil organisasi itu sendiri untuk mengidentifikasikan
bidang-bidang yang secara relatif mempunyai kelemahan atau kekuatan dibanding
pesaing.

Kotler (1997:203-204) membedakan empat tingkat persaingan berdasarkan


tingkat substitusi produk:

1. Persaingan merek: Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya


adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada
pelanggan yang sama dengan harga yang sama..

9
2. Persaingan industri: Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk
yang sama.
3. Persaingan bentuk: Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang
memberikan jasa yang sama.
4. Persaingan generik: Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para
pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan dolar
konsumen yang sama.

2.6 SISTEM PEREKONOMIAN DUNIA

1. Sistem Perekonomian

Tiap-tiap negara menggunakan sistem perekonomian yang berbeda-beda dan


ada kalanya juga menggunakan sistem Pereknomian campuran. Setiapperusahaan
harus mengetahui dan mendalami sistemperekonomian mana yang di anut oleh
negara di mana perusahaan berada agar dapat mempermudah memecahkan
masalah operasional perusahaan sehari-hari. Campur tangan pemerintah di bidang
perekonomian, peranan sektor swasta dalam memperlancar perekonomian, harus
menjadi perhatian setiap perusahaan. Dalam hal ini ada beberapa bentuk sistem
perekonomian dunia sejak dahulu hingga saat ini, antara lain:

a. Merkantilisme
Di Eropa ada tiga sistem perekonomian yang berlaku:
 Perekonomian tersendiri
 Kerajinan dan pertukangan
 Kapitalisme
Pada masa perekonomian tersendiri serta pada masa kerajinan dan
pertukangan, sering di sebut masa prakapitalisme. Pada masa perekonomian
tersendiri belum terjadi tukar menukar barang/jasa, ekonomi bersifat setempat dan
untuk mencukupi kebutuhan sendiri. Di sini setiap keluarga membuat semua
barang yang dibutuhkan untuk dikonsumsikan sendiri. Kemudian pada masa
perekonomian kerajinan dan pertukangan, terjadilah tukar menukar atau barter.
Sering kali pada masa ini di sebut perekonomian feodal. Pada masa itu
perekonomian berpusat pada “Monorial Estale" di mana orang bekerja di lapangan
pertanian dengan pimpinan kaum bangsawan. Jadi kekuasaan terletak pada kaum
bangsawan. Selanjutnya pada akhir abad pertengahan lahir negara-negara nasional
yang menggantikan negara feodal. Saat itulah timbul kapitalisme muda dan pada
masa ini sering di sebut masa merkantilisme. Dengan menyewa serdadu upahan,
negara-negara nasional menumpas kekuasaan tuan-tuan tanah atau kaum feodal.

10
Berdasarkan faham merkantilisme, negara berusaha mendapatkan emas
sebanyak-banyaknya melalui perdagangan luar negeri. Anggapan faham ini bahwa
perdagangan merupakan sumber kekayaan. Diusahakan nilai ekspor supaya lebih
tinggi dari pada nilai impor dan kelebihan nilai itu harus di bayar oleh luar negeri
dengan emas. Negara menekan impor barang sebaliknya mendukung kegiatan
ekspor barang.

Sebagai akibat adanya faham tersebut, maka mengalirlah emas ke dalam negeri.
Pada masa itu pertanian tidak banyak mendapat perhatian, sehingga tantangan dari
mereka yang mementingkan pertanian. Maka timbullah faham baru yang
dipelopori oleh Quesnay (1794) yaitu Physiocratisme. Pendapat kaum Physiocrat
ialah bahwa untuk mencapai kemakmuran, manusia membutuhkan bahan atau
barang yang nyata dan ini hanya dapat dihasilkan oleh bidang pertanian.

b. Kapitalisme
Di dalam sistem perekonomian ini, seseorang bebas untuk memilih kekayaan,
memiliki perusahaan, bersaing secara bebas dalam pasar, seseorang bebas dalam
memilih dan membuat barang/jasa yang diinginkan. Kebebasan ini di sebut
dengan “Leissez faire". Seseorang bebas bertindak sejauh uang yang mereka
miliki dan merupakan penggerak utama dari kegiatan perekonomian kapitalis.
Menurut Adam Smith (1723-1790) dalam bukunya “The Wealth of Nations"
menyebutkan adanya tangan tidak kentara dalam persaingan (The invisible hand
of competition). Hal ini berarti bahwa banyak individu yang memasuki dunia
usaha, tetapi karena perusahaan dapat berhasil dalam persaingan dengan
perusahaan lain, secara relatif dapat dikatakan bahwa yang kalah adalah kurang
efisien. Keluarnya dari persaingan ini di sebut dengan tangan tidak kentara. Jadi
dalam sistem kapitalisme ini terdapat tiga sifat pokok yaitu:

 Hak milik atas barang modal ada di tangan orang perseorangan.


 Hak barang/jasa ditentukan oleh permintaan dan penawaran (ekonomi pasar).
 Di jamin adanya persaingan bebas, kebebasan untuk berdagang dan mempunyai
pekerjaan, kebebasan untuk mengadakan kontrak serta kebebasan untuk hak milik
dan kebebasan untuk mendapatkan keuntungan.
c. Sosialisme
Di negara-negara yang menganut paham sosialisme pemerintahannya bersifat
demokrasi. Dalam bidang perekonomian pemerintah secara tidak langsung
mendorong kegiatan ekonomi dengan merencanakan anggaran belanja, sistem
perpajakan, ekspor dan lain-lain. Jadi di dalam perekonomian sosialisme,
seseorang secara relatif bebas untuk memilih usaha atau pekerjaan yang
diinginkan, tetapi pemerintah turut campur tangan dengan berusaha menyesuaikan
kebutuhan individu dengan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah
hanya menguasai perusahaan-perusahaan yang vital bagi kepentingan masyarakat,
agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan adil dan merata. Pada sistem
perekonomian sosialis ini, harta kekayaan tersebut, dimiliki dan diselenggarakan

11
oleh koperasi-koperasi produksi atau konsumsi, serikat pekerja, badan hukum dan
organisasi lain atas dasar suka rela.
d. Komunisme
Di dalam sistem perekonomian komunisme, peranan pasar untuk menentukan
arah produksi hampir tidak ada. Jika perekonomian kapitalisme di sebut ekonomi
pasar, maka perekonomian komunisme dikatakan ekonomi pemerintah yang
bersifat totaliter atas keputusan ekonomi yang di buat. Di sini hak milik seseorang
dihapuskan, semua masyarakat adalah karyawan negara. Kebebasan politik
diawasi secara ketat.

e. Fasisme
Di samping merupakan bentuk pemerintah (diktator), fasisme juga merupakan
bentuk perekonomian. Dalam fasisme yang seringkali di sebut Negeri Usaha,
pemerintah memiliki semua industri. Di sini orang bebas memilih tempat yang
diinginkan atas persetujuan pemerintah.

f. Demokrasi ekonomi
Perekonomian di Indonesia cenderung menuju sistem perekonomian sosialis,
tetapi dengan mendasarkan diri pada Pancasila dan UUD 1945. Pasal 23, 27,33
dan 34 UUD 1945 menjadi ciri-ciri penerapan Demokrasi Ekonomi di Indoensia.
Menurut pasal-pasal tersebut, Demokrasi Ekonomi di Indonesia mengandung ciri-
ciri:
 Perekonomian di susun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.
 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
 Sumber-sumber kekayaan negara dipergunakan dengan permufakatan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijakan ada pada
lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.
 Warga negara memiliki kebebasan di dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
 Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
 Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya
dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Melihat ciri-ciri di atas, maka terlihat bahwa perekonomian di Indonesia


memelihara keseimbangan antara sosialisme murni dan kapitalisme murni.
Sistem perekonomian di Indonesia menghindarkan:

 Adanya pengisapan manusia atas manusia seperti yang terdapat dalam sistem-
sistem kapitalisme.

12
 Adanya sistem etatisme, inisiatif dan daya kreasi masyarakat dimatikan oleh
negara.
 Adanya sistem monopoli, yaitu pemusatan kekuasaan ekonomi pada satu
kelompok tertentu.

2.7 LINGKUNGAN BISNIS

Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis


dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang meliputi
faktor-faktor yang ada di dalam organisasi serta mempengaruhi kinerja bisnis
secara langsung terhadap manajemen organisasi. Adapun pengaruh dari
lingkungan internal terhadap organisasi secara singkat dapat diemukakan
sebagai berikut :
a. Visi, Misi Visi. diartikan sebagai gambaran kondisi atau potret dimasa depan
(berjangka panjang) yang akan dituju oleh sebuah organisasi. Sementara itu
misi adalah pernyataan mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan
mengepa sebuah 5 orgaisasi eksis. Setiap tingkatan manajemen harus
memahami sepenuhnya apa yang menjadi visi dan misi organisasi.
b. Budaya Perusahaan. Budaya adalah sistem dari kebersamaan nilai,
kepercayaan, dan kebiasaan di dalam sebuah organisasi yang berinteraksi
dengan struktur formal yang menghasilkan norma perilaku dalam organisasi.
Ia merupakan iklim sosial dan psikologis dari sebuah perusahaan, dan
wujudnya bisa merupakan budaya yang tertutup atau terbuka. Dalam budaya
tertutup keputusan cendrung dibuat oleh tingkatan yang leih tinggi dalam
menajemen. Manajer kurang begitu percaya pada bawahan, banyak
kerahasiaan di seluruh jajaran organisasi, dan karyawan tak terdorong untuk
kreatif atau terlibat dalam pemecahan masalah. Sebaliknya, dalam budaya
terbuka keputusan dibuat pada tingkatan manajemen yang lebih rendah,
kepercayaan terhadap bawahan atau karyawan cukup besar dan karyawan di
dorong agar keatif dan diikut sertakan dalam pemecahan masalah.
c. Kebijakan Organisasi. Kebijakan menetapkan batasan sebagai batasan
seabagai arahan dalam membuat keputusan. Kebijakan yang dibuat oleh
manajer tingkat bawah harus selaras dengan dengan kebijakan dari manajer
yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali dimaksudkan untuk menjamin
konsistensi dalam praktik misalnya mengenai kapan dan bagaimana kinerja
dinilai.
d. Karyawan (Tenaga Kerja / Sumber Daya Manusia) Karyawan berbeda-
beda satu sama lain dalam berbagai hal seperti kecakapan, sikap, tujuan
pribadi, dan kepribadian. Akibatnya, perilaku seorang manajer yang efektif
dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Pada
kasus yang ekstrem karyawan mungkin berbeda satu sama lain sehingga

13
hampir tak mungkin dikelola sebagai sebuah kelompok. Agar bisa efektif,
manajer harus mempertimbangkan perbedaan, baik individual maupun
kelompok.
e. Manajemen (Keahlian / Pengelola). Sikap dan preferrensi atasan
mempengaruhi bagaiman sebuah tugas dilaksanakan. Masalah dapat diatasi
jika gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi berbeda 6 dengan
manajer tingkat bawah. Secara umum, manajer tingkat bawah harus
menyesuaikan diri dengan gaya dari atasan
f. Organisasi Informal. Anggota organisasi akan menjumpai dua jenis
organisasi di dalam perusahaan, yaitu formal dan tidak formal (informal).
Organisasi formal ditunjukkan oleh bagan struktur organisasi dan uraian
jabatan. Organisasi informal adalah hubungan yang berkembang dan pola
interaksi manusia di dalam organisasi yang tidak ditetapkan secara resmi.
Organisasi informal dapat berdampak positif atau negative terhadap jalannya
kegiatan perusahaan.
g. Hubungan antar Divisi,dan Organisasi Informal. Manajer harus
memahami benar hubungan antar divisi atau departemen yang ada dan harus
memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal. Jika pekerjaan sebuah
divisi tergatung pada divisi lain dalam arus kerja, maka manajer harus
memahami bahwa kerjasama dengan divisi-divisi lain sangat dibutuhkan jika
pekerjaan harus diselesaikan secara efisien atau produktivitas divisi ingin
ditingkatkan.
h. Pemegang Saham ( Stakeholders ) Dalam suatu perusahaan harus ada
pemegang saham atau stakeholders yang memegang dana awal perusahaan.
i. Modal dan Peralatan Fisik (Dana, Mesin, Gedung) Manajer harus
mempersiapkan modal atau dana untuk menjalankan suatu bisnis. Modal ini
dapat berupa dana, mesin, atau gedung tempat pelaksanaan bisnis. Hal
tersebut dilakukan agar kegiatan bisnis dapat dilakukan secara terperinci,
jelas, dan sesuai zaman.
2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial


terdiri atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dari luar batas
organisasi. Lingkungan bisnis eksternal memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan dengan lingkungan internal. Lingkungan eksternal dari sebuah
organisasi pada umumnya 7 dibedakan menjadi dua yakni lingkungan khusus
atau mikro (juga disebut lingkungan tugas) dan lingkungan umum atau makro,
yakni berikut ini.

a. Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus, meliputi orangorang
yang mempunyai kepentingan dalam organisasi (stakeholder). Dimana mereka
adalah kelompok, perorangan yang aktual dengan siapa sebuah organisasi harus

14
berinteraksi agar dapat beroperasi dan berkembang, seperti konsumen, pemasok,
pesaing dan kreditor. Didalam lingkungan khusus (Mikro) perusahaan dapat
melakukan aksi – reaksi terhadap faktor – faktor penentu Opportunity (peluang
pasar) dan juga Threat (ancaman dari luar). Selain itu lingkungan khusu
seringkali disebut juga lingkungan tugas, lingkungan ini berbeda untuk setiap
organisasi, tergantung situasi dan domain operasi yang unik dari organisasi
b. Lingkungan Umum
Lingkungan umum meliputi berbagai faktor dari kondisi-kondisi latar belakang
dalam lingkungan eksternal, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum,
sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin
mempegaruhi kegiatan operasional dari sebuah organisasi. Tetapi dampak
perubahan lingkungan umum tidak sebesar perubahan lingkungan khusus,
dengan demikian manajer harus memperhatikan ketika merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivitas organisasi bisnis
3. Hubungan Lingkungan Eksternal dan Internal dengan Organisasi
Lingkungan eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber daya dan
konsumen dari output. Seberapa besar lingkungan ini dapat mendukung
organisasi dapat membawa dampak terhadap operasi dan kinerja organisasi.
Hubungan yang baik dengan para pemasok akan lebih menjamin kelancaran
masuknya sumber daya yang dibutuhkan dan pelanggan yang merasa puas akan
mendukung permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan. Lingkungan
internal berpengaruh langsung terhadap tingkat kemampuan dalam proses yang
meliputi ketiga subsistem yang ada di dalam sistem organisasi, yaitu masukan
(input), transformasi, dan keluaran (output).

2.8 PENTINGNYA ETIKA BISNIS

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara


untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Semua keterkaitan
ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai
dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan
perilaku bisnis yang jujur dan berintegritas sedangkan lingkungan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan
perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis.

Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada


dilingkungan. Etika bisnis dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga
dipengaruhi oleh etika bisnis. Lingkungan disini dibagi menjadi Lingkungan
intern dan ekstern. Lingkungan intern ini dimungkinkan untuk dikendalikan oleh
para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan
perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada diluar
kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para

15
pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. pelaku bisnislah yang harus
mengikuti ”kemauan” lingkungan ekstern, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat”
dari pengaruh lingkungan tersebut. 4 Hubungan etika bisnis dan lingkungan
intern merupakan bentuk pengendalian tindakan atau perilaku bisnis terhadap
lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern meliputi tenaga kerja, peralatan
dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika dalam bisnis yaitu
lingkungan mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah,
pesaing, publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial
politik, dan sosial budaya.

A. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Beberapa contoh prinsip – prinsip etika dari beberapa sumber:

1. Menurut Caux Round Table (Alois A. Nugroho,2001) Merupakan suatu


kombinasi yang dilandasi secara bersama oleh konsep etika Jepang kyosei yang
sifatnya lebih menekankan kebersamaan dan konsep etika barat yang lebih
menekankan pada penghormatan terhadap martabat/nilai-nilai individu. Prinsip-
prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table adalah :
a. Tanggung jawab bisnis
Tujuan perusahaan menurut prinsip ini adalah menghasilkan barang dan jasa untuk
menciptakan kemakmuran masyarakat secara luas (stakeholder), bukan hanya
terbatas untuk kepentingan shareholder (pemegang saham).
b. Dampak ekonomis dan sosial dari bisnis Kegiatan bisnis tidak semata mencari
keuntungan ekonomis, tetapi juga mempunyai dimensi sosial, dan perlunya
menegakkan keadilan dalam setiap praktik bisnis mereka. Kegiatan bisnis ke
depan harus selalu didasarkan atas inovasi dan keadilan.
c. Perilaku bisnis
Pentingnya membangun sikap kebersamaan dan sikap saling percaya.
d. Sikap menghormati aturan alam
Perlunya mengembangkan perangkat hukum dan aturan yang berlaku secara
multilateral dan diharapkan semua pihak dapat tunduk dan menghormati
hukum/aturan multilateral tersebut.
e. Dukungan bagi perdagangan multilateral
Prinsip yang menganjurkan agar semua pihak mendukung perdagangan global
dalam mewujudkan suatu kesatuan ekonomi dunia.
f. Sikap hormat bagi lingkungan alam
Meminta kesadaran semua pelaku bisnis akan pentingnya bersama-sama
menjaga lingkungan bumi dan alam dari berbagai tindakan yang dapat
memboroskan sumber daya alam atau mencemarkan dan merusak lingkungan
hidup.
g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis Mewajibkan semua pelaku bisnis
untuk mencegah tindakan-tindakan tidak etis, seperti penyuapan, pencucian uang,
korupsi, dan praktik-praktik tidak etis lainnya.

16
2. Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998) Setidaknya ada lima prinsip
etika bisnis yang dapat dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam
menjalankan praktik bisnis, yaitu:
a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan dan tanggung
jawab.
b. Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah apa yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak dan
perjanjian yang telah disepakati.
c. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara
adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek, baik
dari aspek ekonomi, aspek hukum maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling menguntungkan
Prinsip yang menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu diterapkan
prinsip win-win-solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis
harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
e. Prinsip integritas moral
Adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam setiap keputusan dan
tindakan bisnis yang diambil.

17
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Lingkungan
bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau keadaan ekstern badan usaha atau industri
yang mempengaruhi kegiatan organisasi atau kekuatan atau institusi diluar
organisasi bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis. Faktor-faktor yang
berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan suatu peluang atau
ancaman. Kegiatan bisnis yang dilakukan merupakan sebuah profesi yang menuntut
profesionalisme dan ketaatan terhadap kode etik yang berlaku. Jika suatu bisnis
dilakukan terlalu berlebihan dan sering menyimpang dari kode etik maka akan
menimbulkan beberapa kerusakan lingkungan. Bisnis adalah suatu organisasi yang
menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan profit.
1. Titik permulaan dalam manajemen yang efektif adalah menentukan tujuan.
2. Lingkungan bisnis dibedakan atas 2, yakni lingkungan internal dan eksternal.
3. Lingkungan internal terdiri atas karya manajemen, pemegang saham, modal dan
peralatan fisik, serta informasi.
4. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni lingkungan khusus dan
umum.
5. Lingkungan khusus, meliputi konsumen, pemasok, pesaing, dan kelompok
kepentingan (pressure group).
6. Lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi,
politik dan hukum, sosial budaya, demografi, serta teknologi dan kondisi global.

3.2 SARAN

Hendaknya setiap pelaku bisnis menjalankan bisnisnya sesuai degan kode etik dan
prinsip etika yang berlaku. Semua hal yang dilakukan dengan benar, maka akan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan banyak pihak. Kode
etik dan prinsip etika ini bermanfaat untuk mengurangi risiko kerusakan di
lingkungan sekitar.

Demikianlah makalah Bisnis dan Lingkungannya yang kami buat. Semoga sedikit
uraian kami ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis sangat
menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan adanya kritikan yang konstruktif dan sistematis dari pembaca yang
budiman, guna melahirkan penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tri Joko Utomo, 2009. Fungsi dan Peran Bisnis Ritel dalam Saluran Pemasaran. Jurnal
Fokus Ekonomi. Vol 4 No 1 Juni 2009

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/03/21/pasar-oligopoli (Diakses 16,


September 2022)

https://katadata.co.id/intan/finansial/615a91c724aad/pasar-persaingan-tidak-sempurna-
ciri-jenis-dan-contohnya (Diakses 16, September 2022)

https://www.idntimes.com/business/economy/vadhia-lidyana-1/mengenal-4-jenis-
pasar-dalam-dunia-usaha?page=all (Diakses 16, September 2022)

pena-fokus-vol-5-no-1-70-80.pdf

lingkungandanetikabisnis-171228091214 (1).pdf

m1_nopw (1).pdf

19

You might also like