Professional Documents
Culture Documents
Diskusi 8
Diskusi 8
Jawab
Alasan Pemaaf dalam hukum pidana yaitu alasan yang menghapuskan kesalahan
terdakwa. Perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum jadi
tetap merupakan perbuatan pidana, tetapi dia tidak dipidana karena tidak ada kesalahan.
Alasan pemaaf atau alasan penghapus kesalahan dikenal juga dengan
schulduitsluittingsground-fait d’excuse, entschuldgungsfrund,
schuldausschliesungsgrund. Alasan pemaaf menyangkut pribadi si pembuat, dalam arti
bahwa orang ini tidak dapat dicela menurut hukum dengan perkataan lain ia tidak
bersalah atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, meskipun perbuatannya bersifat
melawan hukum.
Contoh kasusnya adalah : Pada kasus perkara Pidana, Putusan Pengadilan negeri
Tangerang No. 115/Pid.B/2006/PN.TNG tanggal 24 april 2006 jo Mahkamah Agung
No.1850k/Pid/2006, di mana terdakwa Rici Lusiyani Binti Sukri melakukan tindakan
penganiayaan terhadap korban Erlin Harliati yang mengakibatkan matinya korban. Secara
pidana telah melanggar Pasal 351 ayat (3) KUH Pidana di mana melakukan tindak pidana
penganiayaan yang mengakibatkan mati. Dalam putusan hakim menyatakan bahwa
perbuatan terdakwa Rici Lusiyani Binti Sukri sebagaimana didakwakan kepadanya
terbukti sah dan meyakinkan, tetapi kepadanya tidak dapat diminta pertanggungjawaban
pidananya. Alasan putusan ini adalah pertimbangan hukum karena keadaan jiwanya yang
tidak normal yang sebagaimana menurut Pasal 44 KUH Pidana, pelaku yang
sakit/terganggu jiwanya/tidak mampu bertanggung jawab tidak boleh dihukum, yang
mana hal ini dibuktikan berdasarkan keterangan ahli Dr. Rosmalia Suparso, sp Kj dan
bukti visum et refertum Psychiatrium No. 445.I/6370-Isi/12/2005 tanggal 23 November
2005 yang berkesimpulan bahwa dalam diri terdakwa (Rici Lusiyani Binti Sukri) terdapat
gangguan kejiwaan berat yang diistilahkan dalam kedokteran sebagai gangguan Psikotik
Polimorfik Akut dengan gejala Skizofrenia.
Menurut saya, walaupun terdapat sakit maupun gangguan kejiwaan, dalam hal bilamana
seseorang telah melakukan dan terbukti melakukan yang melanggar ketentuan pidana,
seharusnya tetaplah di pidana, sehingga menurut saya perlunya revisi perundang-
undangan dalam pengaturan ketentuan hukuman terhadap pelaku tindak pidana yang
mana dibuktikan bahwa kondisi pelaku sakit dan ataupun terdapat gangguan kejiwaan.
Beberapa solusi yang dimungkinkan adalah mendirikan rumah tahanan khusus bagi
pelaku tindak pidana yang mana terdapat kondisi sakit dan atau gangguan kejiwaan,
sebab hal ini guna menghindari kejadian serupa atau tindakan pidana lainnya yang
dimungkinkan dilakukan oleh pelaku di kemudian hari.
Pustaka
Eddy, 2021, buku materi pokok (bmp), “ Hukum Pidana”, hal 9.1-8.50,, tangerang selatan
:universitas terbuka
Salem, 2018, “Penggunaan Tindakan Tembak di tempat terhadap pelaku terorisme oleh
densus 88 dikaitkan dengan asas Praduga Tidak Bersalah”, ISSN Online : 2622-7045
Izaak, 2016, Lex Crimen vol.V/no.6/Ags/2016, “Penerapan Alasan Penghapus Pidana
dan Pertimbangan Hukumnya”