You are on page 1of 7

PERBEDAAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP SIFAT

FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK ROSELA-SIRSAK

(Differences of carrageenan concentration on physicochemical and


organoleptic properties of rosella-soursop jelly drink)

Yohana Fransisca Gania*, Thomas Indarto Putut Susenoa, Sutarjo Surjoseputroa

aFakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia

* Penulis korespondensi
Email: yohanafransisca927@gmail.com

ABSTRACT
The experimental design is Randomized Block Design with one factor which is carrageenan concentration
and seven factor levels which are 0.20%; 0.25%; 0.30%; 0.35%; 0.40%; 0.45%; and 0.50% (m/v) with
four replications. The parameters tested are physicochemical test (flow rate, viscosity, pH, and syneresis
days 1, 7, and 14 storage) and organoleptic test (color, suction power, and taste). The data is statically
analyzed using $129$ $QDO\VLV RI 9DULDQFH WHVW DW . DQG FRQWLQXHG E\ '057 'XQFDQ¶V 0XOWLSOH
5DQJH 7HVW DW . 7KH LQFUHDVH RI FDUUDJHHQDQ FRQFHQWUDWLRQ LV H[SHFWHG VLJQLILFDQWO\ DIIHFW WKH
physicochemical and organoleptic properties of rosella-soursop jelly drink. The results from this research
showed that increasing the concentration of carrageenan significantly affect the value of flow rate,
viscosity, pH, and syneresis days 1, 7, and 14 storage of rosella-soursop jelly drink. The higher the
concentration of carrageenan increases the value of viscosity, pH, syneresis days 1, 7, and 14 storage
but decreases the value of flow rate. Increasing the concentration of carrageenan significantly affect the
value of preferences for color, suction power, and taste of rosella-soursop jelly drink. The best treatment
of rosella-soursop jelly drink is addition 0.30% carrageenan concentration and fiber content for rosella-
soursop jelly drink with addition of 0.40% carrageenan concentration is 0.66% (wb).

Keywords: jelly drink, rosella, soursop, carrageenan

ABSTRAK
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor
yaitu konsentrasi karagenan dan tujuh taraf faktor yaitu 0,20%; 0,25%; 0,30%; 0,35%; 0,40%; 0,45%; dan
0,50% (b/v) dengan empat kali ulangan. Jelly drink rosela-sirsak dilakukan pengujian fisikokimia (laju alir,
viskositas, pH, dan sineresis hari ke-1, 7, dan 14 penyimpanan) dan pengujian organoleptik (warna, daya
hisap, dan rasa). Data yang diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan uji ANOVA (Analysis of
Variance SDGD . GDQ GLODQMXWNDQ GHQJDQ XML '057 'XQFDQ¶V 0XOWLSOH 5DQJH 7HVW SDGD .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi karagenan berpengaruh nyata terhadap
nilai laju alir, viskositas, pH, dan sineresis hari ke-1, 7, dan 14 penyimpanan jelly drink rosela-sirsak.
Semakin tinggi konsentrasi karagenan, maka nilai viskositas, pH, sineresis hari ke-1, 7, dan 14
penyimpanan meningkat, namun nilai laju alir menurun. Peningkatan konsentrasi karagenan berpengaruh
nyata terhadap nilai kesukaan terhadap warna, daya hisap, dan rasa jelly drink rosela-sirsak. Perlakuan
terbaik jelly drink rosela-sirsak adalah penambahan konsentrasi karagenan sebesar 0,30% dan kadar
serat jelly drink rosela-sirsak dengan penambahan konsentrasi karagenan sebesar 0,40% sebesar 0,66%
(wb).

Kata kunci: jelly drink, rosela, sirsak, karagenan


Yohana Frasisca Gani et al., 2014.

PENDAHULUAN dalam kemasan komersial. Bahan yang


dibutuhkan untuk analisa jelly drink rosela-
Jelly drink merupakan salah satu jenis sirsak adalah akuades, bufer Na-fosfat 0,2M
pangan fungsional yang banyak digemari pH 6,9, enzim .-amilase, HCl 1N, NaOH 1N,
oleh masyarakat luas karena memiliki serat. enzim pankreatin, zelit kering, alkohol 78%,
Jelly drink mengandung serat yang diperoleh aseton, dan etanol 95% hangat (60°C).
dari gelling agent (karagenan) yang
digunakan. Tekstur yang diinginkan pada, Pembuatan Jelly Drink Rosela-Sirsak
jelly drink adalah mantap, saat dikonsumsi
menggunakan bantuan sedotan mudah
hancur namun bentuk gel-nya masih terasa
di mulut (Saputra, 2007). Bahan baku jelly
drink umumnya adalah ekstrak buah-buahan
atau campuran air dan essence dengan
tingkat keasaman yang cukup tinggi. Salah
satu bahan baku jelly drink yang mempunyai
keasaman adalah ekstrak rosela dan sirsak.
Pemanfaatan rosela dan sirsak
sebagai bahan baku dalam pembuatan jelly
drink merupakan salah satu inovasi produk
pengolahan dari kedua bahan baku tersebut
yang dapat menambah nilai gizinya.
Penggunaan rosela pada jelly drink rosela-
sirsak akan membuat jelly drink berwarna
merah sehingga menutupi warna dari sirsak
yang kurang menarik dan memberikan rasa
asam pada jelly drink sehingga tidak perlu
penambahan asam sitrat. Penggunaan Gambar 1. Proses Pembuatan Jelly Drink
sirsak pada jelly drink rosela-sirsak akan Rosela-Sirsak Sumber: Widjanarko (2008)
membuat jelly drink mempunyai rasa asam- dengan modifikasi*
manis khas sirsak yang disukai sehingga
menutupi rasa dan aroma rosela yang Pengujian Laju Alir
kurang disukai. Sampel jelly drink ditimbang sebanyak
Penelitian ini menggunakan karagenan 15 gram dan diletakkan pada plat kaca
dengan konsentrasi sebesar 0,20%; 0,25%; miring kemudian dihitung waktu yang
0,30%; 0,35%; 0,40%; 0,45%; dan 0,50% diperlukan sampel hingga mencapai tanda
(b/v) pada formulasi jelly drink rosela-sirsak batas. Nilai laju alir dihitung dari jarak yang
yang akan menghasilkan jelly drink dengan ditempuh sampel per satuan waktu
tekstur yang lebih kokoh dan mudah putus (cm/detik).
ketika dihisap. Penelitian ini akan mengkaji
pengaruh konsentrasi karagenan terhadap Pengujian Viskositas
sifat fisikokimia dan organoleptik jelly drink Sampel jelly drink disimpan dalam cup
rosela-sirsak. plastik yang sama besar dengan volume
250 mL lalu diukur viskositasnya dengan
BAHAN DAN METODE menggunakan alat viskometer. Nilai
viskositas diperoleh dari hasil pembacaan
Bahan
pada alat.
Bahan yang digunakan untuk
pembuatan jelly drink rosela-sirsak terdiri
Pengujian pH (Manual pH meter)
dari kelopak bunga rosela premium, buah
Ujung elektroda pada pH meter
sirsak, karagenan, gula pasir, dan air minum
dicelupkan sepanjang 4 cm ke dalam
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (2): 87-93, 2014.

sampel jelly drink yang diuji. Nilai pH suatu bidang per satuan waktu. Pengujian
diperoleh dari hasil pembacaan angka yang laju alir dilakukan untuk mengetahui
tertera pada layar pH meter setelah kondisi kemampuan karagenan mengikat air. Laju
spontan. alir dipengaruhi oleh viskositas jelly drink
rosela-sirsak yang akan mempengaruhi
Pengujian Sineresis penerimaan konsumen terhadap uji
Sampel jelly drink disimpan dalam cup organoleptik, yaitu nilai kesukaan terhadap
plastik sebanyak ± 40 gram. Air yang daya hisap. Selain itu, laju alir jelly drink
terpisah dari jelly drink dipisahkan dan rosela-sirsak juga dipengaruhi oleh derajat
ditimbang pada hari ke-1, 7, dan 14 kemiringan plat kaca serta gaya gesek
penyimpanan. Perhitungan sineresis antara kaca dengan jelly drink rosela-sirsak.
menggunakan rumus: Laju alir jelly drink rosela-sirsak dapat dilihat
Sineresis =
EHUDW DZDO JHO-EHUDW DNKLU JHO
x100% pada Tabel 1.
EHUDW DZDO JHO Laju alir jelly drink rosela-sirsak
menurun seiring dengan meningkatnya
Pengujian Organolpetik konsentrasi karagenan yang ditambahkan.
Pengujian organoleptik dilakukan untuk Karagenan memiliki kemampuan untuk
mengetahui tingkat kesukaan konsumen mengikat air sehingga semakin tinggi
terhadap produk jelly drink rosela-sirsak. konsentrasi karagenan yang ditambahkan
Parameter yang dinilai meliputi warna, daya pada jelly drink rosela-sirsak maka semakin
hisap, dan rasa. Pengujian organoleptic banyak air yang terikat oleh karagenan.
dilakukan dengan menggunakan metode Rantai polimer karagenan akan saling melilit
skor garis. Pengujian organoleptik dilakukan membentuk double helix yang
pada 80 panelis tidak terlatih dengan 20 memerangkap air bebas, ketika dilakukan
panelis untuk tiap ulangan. Panelis akan pendinginan membentuk sebuah gel yang
dihadapkan pada tujuh sampel dan diberikan kokoh (Therkelsen, 1993). Banyaknya air
kebebasan untuk memberi skor dengan yang terikat oleh karagenan menyebabkan
kisaran nilai satu hingga sembilan (sangat jelly drink rosela-sirsak menjadi semakin liat
tidak suka hingga sangat suka). sehingga koefisien gesek antara jelly drink
dengan kaca semakin besar, jarak yang
Analisis Statistik diperlukan untuk menempuh plat kaca
Rancangan penelitian yang digunakan miring per detik semakin pendek, dan laju
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) alir semakin kecil
dengan satu faktor yaitu konsentrasi Viskositas adalah gesekan yang
karagenan dan tujuh taraf faktor yaitu ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau
0,20%; 0,25%; 0,30%; 0,35%; 0,40%; benda padat yang bergerak di dalam fluida
0,45%; dan 0,50% (b/v) dengan empat kali (Martoharsono, 2006). Pengujian viskositas
ulangan. Data yang diperoleh dianalisa dilakukan untuk mengetahui tingkat
secara statistik menggunakan uji ANOVA kekentalan jelly drink rosela-sirsak karena
(Analysis of Variance SDGD . dan viskositas akan mempengaruhi penerimaan
dilanjutkan dengan uji DMRT ('XQFDQ¶V konsumen terhadap uji organoleptik, yaitu
Multiple Range Test SDGD . 5%. nilai kesukaan terhadap daya hisap jelly
drink rosela-sirsak, dan laju alir jelly drink
HASIL DAN PEMBAHASAN rosela-sirsak. Viskositas jelly drink rosela-
sirsak dapat dilihat pada Tabel 1.
Laju alir adalah jarak yang ditempuh
oleh suatu benda untuk mengalir pada
Yohana Frasisca Gani et al., 2016.

Tabel 1. Hasil Pengujian Sifat Fisikokimia Jelly Drink Rosela-Sirsak


% Sineresis (Hari Penyimpanan)
Perlakuan Laju Alir (cm/detik) Viskositas (dPaÂs) pH
1 7 14
0,20% g a a d e d
15,47 1,10 3,57 3.99 4.18 4.48
0,25% 9,64f 1,93b 3,58a 3.50c 3.76d 3.99c
0,30% 5,51e 2,73c 3,60b 3.36c 3.60cd 3.81bc
0,35% 4,68d 3,90d 3,61b 3.22bc 3.48cd 3.67abc
0,40% 2,67c 4,70e 3,63c 3.03abc 3.39bc 3.61abc
0,45% 2,07b 7,15f 3,67d 2.91ab 3.05ab 3.52ab
0,50% a g d a a a
1,19 9,58 3,68 2.65 2.99 3.34
Keterangan: notasi hufur yang berbeda pada kolom yang sama menujukan ada beda nyata
SDGD .

Viskositas jelly drink rosela-sirsak Karagenan merupakan getah rumput laut


meningkat seiring dengan meningkatnya yang diesktraksi dengan larutan alkali
konsentrasi karagenan yang ditambahkan. sehingga bersifat basa (Andriani, 2008).
Karagenan memiliki kemampuan dalam Karagenan stabil pada pH netral atau basa
membentuk gel dimana rantai-rantai polimer dan kestabilan karagenan menurun pada
membentuk jala tiga dimensi yang pH asam, namun saat gel sudah terbentuk
bersambungan, selanjutnya jala ini maka gel akan tetap stabil (Porto, 2003). pH
menangkap air di dalamnya dan yang meningkat pada jelly drink rosela-
membentuk struktur yang kuat dan kaku. sirsak membuat kestabilan gel menjadi
Konsistensi gel dipengaruhi beberapa faktor semakin kokoh sehingga laju alir akan
yaitu jenis karagenan, konsistensi, adanya menurun dan viskositas akan meningkat.
ion-ion serta pelarut yang menghambat pH yang meningkat juga mempengaruhi
pembentukan hidrokoloid (Iglauer et al., warna jelly drink rosela-sirsak. Warna jelly
2011). Kemampuan karagenan mengikat air drink rosela-sirsak akan semakin pudar
dalam jumlah yang besar yang seiring meningkatnya pH karena
menyebabkan ruang antar partikel menjadi penggunaan ekstrak rosela yang memiliki
lebih sempit sehingga semakin banyak air pigmen antosianin yang pada suasana
yang terikat dan terperangkap menjadikan asam akan berwarna merah dan pada
larutan bersifat keras (Agustin dan Putri, suasana basa akan berwarna biru-ungu.
2014). Sineresis merupakan peristiwa
pH (derajat keasaman) merupakan keluarnya atau merembesnya cairan dalam
suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang suatu sistem gel (Winarno, 2004). Sineresis
mencirikan keseimbangan asam basa dan terjadi karena sistem gel kehilangan energi
memiliki kisaran nilai antara 1 sampai aktivasinya sehingga air yang terperangkap
dengan 14. Pengujian pH dilakukan karena dalam sistem gel menjadi keluar
pH mempengaruhi penerimaan konsumen meninggalkan sistem (Widjanarko, 2008).
terhadap uji organoleptik, yaitu nilai Selama penyimpanan memungkinkan
kesukaan terhadap warna dan rasa jelly adanya penurunan suhu secara terus-
drink rosela-sirsak serta berkaitan dengan menerus yang dapat menyebabkan proses
laju alir, viskositas, dan sineresis jelly drink pembentukan agregat terus terjadi dan gel
rosela-sirsak. pH jelly drink rosela-sirsak akan mengerut sambil melepaskan air
dapat dilihat pada Tabel 1. pH jelly drink sehingga terjadilah sineresis (Fardiaz,
rosela-sirsak meningkat namun tidak 1989). Keluarnya air dari sistem gel akan
signifikan dengan meningkatnya menurunkan kualitas jelly drink rosela-sirsak
konsentrasi karagenan yang ditambahkan secara organoleptik. Sineresis jelly drink
sehingga antar perlakuan yang berdekatan rosela-sirsak dapat dilihat pada Tabel 1.
menghasilkan pH yang tidak berbeda nyata. Sineresis jelly drink rosela-sirsak menurun
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (2): 87-93, 2014.

seiring dengan meningkatnya konsentrasi Tabel 2. Hasil Pengujian Organoleptik Jelly


karagenan yang ditambahkan. Konsentrasi Candy Rosela-Sirsak
karagenan sebagai gelling agent yang Perlakuan Warna Daya Hisap Rasa
terlalu kecil menyebabkan penyerapan air 0,20% 6,09b 5,00b 6,21b
0,25% 5,92b 5,50ab 6,11b
yang terlalu banyak sehingga gel yang 0,30% 5,88b 6,35c 6,02b
terbentuk rapuh dan mudah mengalami 0,35% 5,74b 6,18c 5,93b
sineresis (Muriana, 2013). Penambahan 0,40% 5,68b 5,90bc 5,82b
konsentrasi karagenan pada jelly drink 0,45% 5,09a 5,50ab 5,75ab
rosela-sirsak menyebabkan tingkat 0,50% 5,00a 5,01a 5,32a
sineresis menurun karena terbentuk struktur Keterangan: notasi huruf yang berbeda
double helix yang kuat sehingga dapat pada kolom yang sama menujukanada
menangkap dan mengikat air sehingga SHUEHGDDQ Q\DWD SDGD .
molekul air dalam gel tidak mudah Nilai kesukaan terhadap warna jelly
lepas yang akan mengurangi terjadinya drink rosela-sirsak dapat dilihat pada Tabel
sineresis (Agustin dan Putri, 2014). 2. Nilai kesukaan terhadap warna jelly drink
Sineresis jelly drink rosela-sirsak rosela-sirsak menurun seiring dengan
meningkat seiring dengan meningkatnya meningkatnya konsentrasi karagenan yang
lama penyimpanan karena selama ditambahkan. Pembuatan jelly drink rosela-
penyimpanan agregasi antar double helix sirsak menggunakan ekstrak rosela untuk
rantai polimer karagenan terus terjadi. memperbaiki warna sirsak yang pucat dan
Agregasi ini disebabkan oleh pergerakan tidak disukai oleh konsumen sehingga jelly
rantai polimer karagenan dalam sistem gel. drink yang dihasilkan berwarna merah yang
Proses pemanasan dengan suhu yang lebih berasal dari warna merah rosela yang kuat.
tinggi dari suhu pembentukan gel akan Rosela memiliki pigmen antosianin yang
mengakibatkan polimer karagenan dalam memberi warna merah pada rosela dan
larutan menjadi random coil (acak) karena sangat peka terhadap asam. Pigmen
energi kinetik yang ditimbulkan oleh panas antosianin akan berwarna merah pada
menghalangi polimer karagenan suasana asam dan berwarna biru-ungu
membentuk struktur helix (Sadar, 2004). pada suasana basa. Penambahan rosela
Rantai polimer karagenan yang saling juga membuat suasana jelly drink rosela-
bertemu menyebabkan terbentuknya ikatan sirsak menjadi asam sehingga tidak perlu
hidrogen antar rantai polimer karagenan penambahan asam sitrat. Nilai kesukaan
tersebut sehingga struktur jaringan terhadap daya hisap jelly drink rosela-sirsak
karagenan semakin rapat dan ruang untuk dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai kesukaan
memerangkap air semakin kecil.Akibatnya, terhadap daya hisap jelly drink rosella-
air yang semula terperangkap dalam ruang sirsak dengan penambahan konsentrasi
antar rantai polimer karagenan lepas dan karagenan sebesar 0,30; 0,35; dan 0,40%
keluar dari sistem gel (Therkelsen, 2003). lebih disukai oleh panelis karena panelis
Pengujian organoleptik jelly drink menyukai jelly drink yang tidak terlalu encer
rosela-sirsak meliputi tingkat kesukaan atau padat, kokoh bentuk gelnya, dan
terhadap warna, daya hisap, dan rasa. Jelly membutuhkan usaha untuk menghisapnya.
drink rosela-sirsak yang diujikan merupakan Jelly drink rosela-sirsak dengan
jelly drink yang telah setting (sudah penambahan konsentrasi karagenan
disimpan dalam kulkas selama 24 jam). sebesar 0,20% dan 0,25% tidak disukai
panelis karena encer sehingga terlalu
mudah untuk dihisap. Penambahan
konsentrasi karagenan yang sedikit pada
jelly drink rosela-sirsak menyebabkan gel
yang terbentuk belum kokoh karena jumlah
Yohana Frasisca Gani et al., 2016.

air yang terperangkap dalam gel tidak kesukaan terhadap rasa jelly drink rosela-
banyak. Jelly drink rosela-sirsak dengan sirsak dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai
penambahan konsentrasi karagenan kesukaan terhadap rasa jelly drink rosela-
sebesar 0,45% dan 0,50% tidak disukai sirsak menurun seiring dengan
panelis karena padat sehingga terlalu sulit meningkatnya konsentrasi karagenan yang
untuk dihisap. Penambahan konsentrasi ditambahkan. Rasa jelly drink rosela-sirsak
karagenan yang banyak pada jelly drink yang diinginkan adalah rasa asam-manis
rosela-sirsak menyebabkan gel yang yang khas dari sirsak yang dapat menutupi
terbentuk sangat kokoh karena jumlah air rasa asam dari rosela yang kurang disukai.
yang terperangkap dalam gel banyak. Nilai Semakin tinggi konsentras karagenan
yang ditambahkan pada jelly drink rosela- jelly drink rosela-sirsak dengan
sirsak maka semakin tidak disukai oleh penambahan konsentrasi karagenan
panelis karena semakin tinggi konsentrasi sebesar 0,40% sebesar 0,66% (wb).
karagenan mengakibatkan rasa yang
ditimbulkan oleh lidah menjadi berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Perlakuan terbaik jelly drink rosela-
sirsak ditentukan menggunakan pengujian Agustin, F. dan W.D.R. Putri. 2014.
pembobotan. Perlakuan terbaik dipilih Pembuatan Jelly Drink Averrhoa
berdasarkan hasil organoleptik terbaik yang blimbi L. (Kajian Proporsi Belimbing
meliputi kesukaan terhadap warna, daya Wuluh: Air dan Konsentrasi
hisap, dan rasa. Penggunaan hasil Karagenan). Jurnal Pangan dan
organoleptik untuk menentukan perlakuan Agroindustri. 2 (3):1-9.
terbaik karena jelly drink rosela-sirsak Andriani, D. 2008. Formulasi Sari Buah
merupakan produk pangan baru sehingga Jeruk Pontianak (Citrus Nobilis Ver.
yang diutamakan adalah penerimaan dan Microcarpa) dengan Aplikasi Metode
kesukaan panelis. Berdasarkan hasil Lye Feeling Sebagai Upaya
pengujian pembobotan yang meliputi warna, Penghilangan Rasa Pahit pada Sari
daya hisap, dan rasa, perlakuan terbaik Buah Jeruk, Skripsi, IPB,Bogor.
yang dipilih adalah jelly drink roselasirsak Fardiaz, D. 1989. Hidrokoloid dalam Industri
dengan penambahan konsentrasi Pangan, Buku, dan Monograf. Bogor:
karagenan sebesar 0,30%. Jelly drink Pusat Antar Universitas Pangan dan
rosela-sirsak dilakukan pengujian lanjutan, Gizi IPB.
yaitu pengujian kadar serat. Kadar serat Iglauer, S., Y. Wu, P. Shuler, Y. Tang, and
pada jelly drink rosela-sirsak dengan W.A. Ill. 2011. Dilute Iota-and Kappa-
penambahan konsentrasi karagenan Carrageenan Solutions with High
sebesar 0,40% adalah 0,66% (wb). Viscosities in High Salinity Brines.
Journal of Petroleum Science and
KESIMPULAN Engineering. 75:304-311.
Muriana, E. 2013. Sifat Fisikokimia dan
Perbedaan konsentrasi karagenan Organoleptik Jelly Drink Buah Naga
dengan rentang 0,05% berpengaruh nyata Merah (Hylocereus polyrhizus)
terhadap nilai laju alir, viskositas, pH, dan dengan Variasi Konsentrasi
sineresis hari ke-1, 7, dan 14 penyimpanan Karagenan, Skripsi, Fakultas
jelly drink rosela-sirsak. Perbedaan Teknologi Pertanian UKWMS,
konsentrasi karagenan dengan rentang Surabaya.
0,05% berpengaruh nyata terhadap nilai Porto, S. 2003. Carrageenan: Properties
kesukaan terhadap warna, daya hisap, dan and Specifications.
rasa jelly drink rosela-sirsak. Jelly drink http://www.agargel.com.br/carrageena
rosela-sirsak dengan perlakuan terbaik n-tec.html (25 Juni 2014).
adalah pada penambahan konsentrasi Sadar, L. N. 2004. Rheological and Textural
karagenan sebesar 0,30% dan kadar serat Characteristics of Copolymerized
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (2): 87-93, 2014.

Hydrocolloidal Solutions Containing Third Edition, R.L. Whistler and J.N.


Curdlan Gum, Thesis, Faculty of the BeMiller, Eds.), San Diego: Academia
Graduate School of the University of Press, Inc, 145-180.
Maryland, College Park. Widjarnako, S. B. 2008. Prosedur
Saputra, P. I. 2007. Sifat Kimia dan Pengolahan Jelly Drink.
Viskositas Minuman Jelly Berbahan http://simonbwidjanarko.wordpress.co
Baku Yogurt Probiotik Selama m/2008/06/11/efek-carapengolahan-
Penyimpanan. Skripsi, Fakultas terhadap-tepung-ubi-jalar/ (1 Maret
Teknologi Pertanian IPB, Bogor. 2014).
Therkelsen, G. H. 1993. Carrageenan, Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan
(dalam Industrial Gums: Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Polysaccharides and Their Derivatives Utama

You might also like