You are on page 1of 13

LA GEOGRAFIA VOL.

18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

The Impact of Sand Mine Extension on Social Economic Conditions of


the Community in the North Cimpu Village, Suli District,
Luwu Regency
Sukri Nyompa1, Nur Adha Sari Dewi2, Uca3
123
JURUSAN GEOGRAFI / FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM / UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Email : sukrinyompa@unm.ac.id

(Received: Dec 2019; Reviewed: Jan 2020; Accepted: Feb 2020; Published: Feb 2020)

Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah license CC BY-SA ©2019 oleh penulis
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0).

ABSTRACT
This study aims to determine: 1) The socio-economic condition of sand miners 2.)
The level of income of sand miners before and after the existence of a sand mine in
Cimpu Utara Village, Suli District, Luwu Regency. This research method uses
descriptive qualitative. The population in this study is the owner and labor of sand
miners totaling 36 people. Data collection was carried out using observation
techniques, interviews, and documentation. Data were analyzed descriptively
qualitatively. The results of this study indicate that: 1) The socio-economic
conditions of the people who work as sand mines are aged 40-44 years as much as
30.55%,. graduated from junior high as much as 36.11%. The previous
respondents' livelihoods were entrepreneurs, farmers and fishermen. 2) The impact
of the existence of a sand mine on the socio-economic conditions of the community
that is researchers conclude the impact after the existence of a sand mine is very
influential on the level of community income. It can be seen from the income before
the sand mine Rp. 375.000-583.000/month while the income after the sand mining
is around Rp. 512,000 - 6,250,000 / month.

Keywords: Impact, Sand Mine, Community's socioeconomic conditions.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1) Kondisi sosial ekonomi penambang
pasir 2.)Tingkat pendapatan penambang pasir sebelum dan setelah adanya
tambang pasir di Desa Cimpu Utara , Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Metode
penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini
yaitu pemilik dan tenaga kerja penambang pasir berjumlah 36 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik obeservasi, wawancara,
dan dokumentasi. Data di analisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa : 1) Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bekerja
sebagai tambang pasir yaitu usia 40-44 tahun sebanyak 30,55%,. tamat SMP
sebanyak 36,11%. Mata pencaharian responden sebelumnya yaitu wiraswata,
petani dan nelayan. 2) Dampak keberadaan tambang pasir terhadapap kondisi

137
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

sosial ekonomi masyarakat yaitu peneliti simpulkan dampak setelah adanya


tambang pasir sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat.
Dapat dilihat dari pendatan sebelum adanya tambang pasir berkisar 375.000-
583.000/bulan sedangkan pendapatan setelah adanya tambang pasir berkisar Rp.
512.000 – 6.250.000/bulan.

Kata Kunci: Dampak, Tambang Pasir , Kondisi sosial ekonomi masyarakat.

PENDAHULUAN

Sungai tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi, tetapi juga berfungsi untuk
kegiatan ekonomi, interaksi, dan sosialisasi (Rochgiyanti, 2011). Salah satunya yaitu kegiatan
pertambangan. Industri pertambangan adalah sebuah industri di mana bahan galian mineral
diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Kegiatan
pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat berkembang dan memberikan
keuntungan bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat tak terkecuali bagi para
penambang (Qolbina et al., 2017).
Permasalahan yang timbul di masyarakat pada umumnya adalah mereka berkeinginan
untuk meningkatkan taraf hidupnya akan tetapi terkendala dengan pemilihan usaha apa yang
cocok untuk dikembangkan (Saputro et al., 2019). Mangkusubroto (1995) kegiatan
penambangan berfungsi memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah,
membuka keterisolasian wilayah, menyubangkan devisa Negara, membuka lapangan kerja,
pengadaan barang dan jasa untuk konsumsi serta hal yang berhubungan dengan kegiatan
produksi yang dapat menyediakan prasarana bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.
Menurut Salim (2005), salah satu dampak positif dari kegiatan pembangunan dibidang
pertambangan adalah memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi
nasionalSumber daya alam dimanfaatkan dan dikelola untuk kepentingan manusia. Pengelolaan
sumberdaya alam dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan
sumberdaya alam yang tidak baik akan berdampak buruk bagi umat manusia. Masalah sosial
ekonomi merupakan masalah yang masih menghantui masyarakat Indonesia yang tidak pernah
habisnya. Beberapa masalah sosial ekonomi itu adalah tingkat pendidikan, kurang terbukanya
kesempatan kerja untuk masyarakat dan tingkat pendapatan rendah. Hal itulah yang mendorong
masyarakat untuk menggali serta memanfaatkan sumber daya alam demi memenuhi kebutuhan
hidup dan dalam meningkatkan sosial ekonomi. Salah satu sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan adalah menambang pasir.
Keberadaan industri di suatu daerah akan memberi pengaruh positif dan membawa
perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya (Nurfahraini et al., 2019).
Sebagaimana dikemukakan oleh (Singgih & Adenan, 1990) bahwa dengan dibukanya lapangan
pekerjaan pada suatu industri yang besar sifatnya mengakibatkan terbentuknya peluang baru,
baik yang langsung diakibatkan oleh industri, misalnya terbukanya kesempatan kerja baru, yang
akan dipekerjakan sebagai karyawan di unit usaha baru tersebut, dan akibat lain yang bersifat
langsung misalnya, kesempatan dalam usaha-usaha ekonomi bebas, usaha-usaha ekonomi bebas
adalah merupakan usaha yang langsung memenuhi kebutuhan industri.
Usaha meningkatkan pendapatan melalui penambangan pasir merupakan salah satu usaha
masyarakat dalam meningkatkan kehidupan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kabupaten
Luwu merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan. Dengan potensi
Sumber Daya Alam yang melimpah di berbagai sektor khususnya di sektor penambangan pasir.

138
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

hal ini didukung dengan adanya beberapa aliran sungai yang memungkinkan dilakukan
penambangan pasir baik secara manual ataupun dengan alat.
Salah satu sumber pendapatan sebagian penduduk di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli
Kabupaten Luwu adalah menambang pasir, maka sepatutnyalah jika tambang pasir tersebut
mendapat perhatian dari berbagai pihak dari pemerintah maupun dari masyarakat setempat
dengan orientasi pada peningkatan hasil produksi pendapatan penambang pasir. Pasir
merupakan salah satu input bahan pembangunan yang sangat penting.
Awalnya masyarakat lokal melakukan kegiatan pertambangan karena melihat potensi
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan demi kelangsungan hidup. Selain itu, karena adanya
faktor dari luar yaitu akibat pemekaran Kabupaten Luwu sejak 13 februari 2006, dimana ibu
kota Kabupaten sebelumnya adalah Kota Palopa dipindahkan ke Kota Belopa yang berada di
sebelah selatan. Tentunya keadaan ini mengakibatkan arah kebijakan yang diambil oleh
pemerintah adalah melakukan pembangunan dan pembenahan sarana dan prasarana seperti
pembangunan gedung kantor Bupati, rumah sakit, pasar sentral, dan sarana umum lainnya yang
membutuhkan banyak material bangunan seperti pasir. Masyarakat yang dulunya bekerja
sebagai petani dan nelayan kini mempunyai pekerjaan lainnya yaitu sebagai penambang pasir di
sungai Cimpu Utara.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan
lebih dalam tentang Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu.

METODE
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cimpu Utara, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif yaitu suatu tipe penelitian untuk
menggambarkan dan menguraikan secara sistematis tentang kondisi sosial ekonomi penambang.
Variabel Penelitian dalam penelitian ini yaitu; Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Menambang, Jumlah Tanggungan, Luas Lahan, Biaya Operasional, Curahan Tenaga Kerja,
Pendapatan, Modal.
Setelah menentukan semua variabel penelitian, maka disusunlah desain penelitian yang
menjadi pedoman untuk menentukan langkah penelitian dan persiapan sampai pada
pelaksanaannya. Desain penelitian ini merupakan strategi untuk mengatur penelitian agar
diperoleh data maupun kesimpulan yang diharapkan.
Tahapan ini merupakan gambaran mengenai keseluruhan perencanaan, pelaksanaan,
pengumpulan data, analisis, dan penafsiran data. Adapun tahapan-tahapan penelitian sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah memilih dan merusmuskan masalah,
penentuan variabel, menyusun instrumen, mengetahui kajian teori.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap ini merupakan tahap kedua yang merupakan proses kelanjutan dari tahap
sebelumnya. Pada tahap ini data diambil dengan beberapa cara yaitu: Observasi,
pengumpulan data sekunder, pembagian kuesioner dan wawancara.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah melewati tahap kedua, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pada
tahap ini, data yang sudah diambil diolah melalui teknik analisa data yang sesuai dan
telah ditetapkan.

139
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

4. Tahap Penyusunan Hasil Penelitian


Tahap ini adalah tahap akhir dimana seluruh hasil analisis data dirampungkan dan
disusun kemudian disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah semua tambang pasir di Desa Cimpu Utara
Kecamatan Suli Kabupaten Luwu berjumlah 4 orang. Dalam penelitian ini penulis sampel yang
diambil semuanya sebanyak 36 orang.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data
yaitu :
1. Data Primer
a. Observasi
Tahap awal dalam pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu dengan cara
mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui dan mengamati
keadaan kehidupan dilokasi penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
objektivitas dari kenyataan yang akan ada tentang keadaan kondisi objek yang akan
diteliti
b. Wawancara
Teknik ini merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah
data dan informasi dengan dua cara yaitu dengan menggunakan kuisioner dan non
kuisioner (wawancara). Wawancara dengan kuisioner dilakukan untuk memperoleh
data melalui pertanyaan secara lisan. Sedangkan wawancara langsung untuk
melengkapi data
2. Data Sekunder
Data ini dikumpulkan melalui penelusuran atau studi pustaka dari berbagai arsip-arsip
penelitian, artikel-artikel, dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan
kajian penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif maka analisis datanya dilakukan
dengan teknik deskriptif. Data dikumpulkan melalui berbagai cara (wawancara mendalam,
obrservasi, dan studi dokumen), kemudian melalui proses pencatatan, penyuntingan, dan
disusun dalam bentuk kalimat atau dinarasikan. Proses mulai dari pengumpulan data sampai
mengambil kesimpulan ini dalam penelitian kualitatif sering disebut analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Desa Cimpu Utara merupakan salah satu dari 13 desa / kelurahan yang ada di dalam
wilayah administratif Kecamatan Suli Kabupaten Luwu. Desa Cimpu Utara terletak + 7,35 Km
ke utara dari Ibukota Kecamatan Suli dan berada di sebelah selatan Kota Belopa Ibu kota
Kabupaten Luwu. Jaraknya dengan Ibukota Kabupaten Luwu yakni + 3,5 Km dan dapat
ditempuh dengan 30 Menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan
jarak tempuh Desa Cimpu Utara dengan Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar) adalah
306 Km yang dapat ditempuh dalam waktu sembilan jam perjalanan dengan menggunakan
angkutan darat.
Kecamatan Suli adalah salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Luwu dimana
Desa Cimpu Utara termasuk dalam wilayahnya. Secara geografis Desa Cimpu Utara
mempunyai batas wilayah : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kasiwiang, Sebelah timur

140
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

berbatasan dengan Desa Cimpu, Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone, Sebelah barat
berbatasan dengan Desa Malela. Desa Cimpu Utara termasuk beriklim tropis yang tergolong
tipe B dan C dengan suhu udara 22ºC dengan mengenal tiga musim yaitu musim kemarau,
musim hujan dan musim pancaroba, hal tersebut mempunyai pengaruh secara langsung terhadap
aktifitas keseharian masyarakat di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli.

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

1. Keadaan Penduduk

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Cimpu Utara


Jumlah jiwa
Nama Dusun Jumlah KK Total Jiwa
L P
Cimpu Atas 102 251 310 561

Balemping 95 230 263 493


Tirowali 78 186 189 375
Muara Utara 88 208 211 419
Jumlah 363 875 973 1848
Sumber : Data Kantor Desa Cimpu Utara 2019

2. Kehidupan Sosial Ekonomi Penambang


a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan tingkat umur yang diperoleh melalui data
kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut.

141
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

Tabel 2. Karakteristik Penambang Berdasarkan Kelompok Umur


No. Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 29 6 16,66
2. 30-34 8 22,22
3. 35-39 10 27,77
4. 40-44 11 30,55
5. 45-49 - -
6. ≥50 1 2,77
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 30,55 persen dari masyarakat berumur


40-44 tahun, sedangkan pada umur ≥50 memperoleh 2,77 persen. Jadi kelompok
umur responden terbanyak pada rentang umur 40-44 tahun. Tingkat umur penambang
ini sangat bervariasi, dikarenakan pekerjaan ini tidak ada persyaratan umur.

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penambang


No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase(%)
1. Tidak Sekolah (TS) 12 33,33
2. Tamat SD (TSD) 8 22,22
3. Tamat SMP (TSMP) 13 36,11
4. Tamat SMA (TSMA) 3 8,33
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak adalah


tamat SMP dengan frekuensi 13 atau 36,11 persen dan paling sedikit adalah Tamat
SMA yaitu 3 orang atau 8,33 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan penambang di Desa Cimpu Utara masih rendah.

c. Pengalaman Menambang
Pengalaman menambang merupakan pengalaman dari para penambang dalam
melakukan aktivitas penambangan mereka, hal ini juga di pengaruhi oleh usia mereka
dan seberapa lama mereka melakukan aktivitas penambangan, untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel 4.4 di bawah ini :

142
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

Tabel 4.Pengalaman Menambang


Lama Menambang ( Tahun) F Persentase (%)
≤5 13 36,11
≥5 23 63,88
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 36 responden ada 13 responden atau 36,11


persen penambang sudah bekerja ≤5 Tahun,dan 23 responden atau 63,88 persen
penambang sudah bekerja ≥5 Tahun.

d. Biaya Operasional
Biaya Operasional merupakan jumlah dari biaya kebutuhan penambangan,
biaya perbaikan alat dan biaya bahan bakar (Rp). Untuk Lebih jelasnya perhatikan
Tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 5. Biaya Operasional


Biaya Perbaikan/Bahan Bakar F Persentase (%)
≤ 499.000 32 88,88
≥499.000 4 11,11
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 5 dan menunjukkan bahwa dari 36 responden ada 32 responden atau


88,88 persen penambang mengeluarkan biaya ≤Rp.499.000 , 4 responden atau 11,11
persen penambang mengeluarkan biaya operasional sebanyak ≥Rp.499.000.

e. Luas Lahan
Luas lahan tambang di desa Cimpu Utara dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 6. Luas Lahan Tambang Pasir


No. Luas Lahan (Ha) F Persentase (%)
1 0,05 - 0,06 18 50
2. 0,07 - 0,08 18 50
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 36 responden, 18 responden atau 50 persen


bekerja di tambang pasir seluas 0,05 – 0,06 Ha, dan 18 responden atau 50 persen
bekerja di tambang pasir seluas 0,07 - 0,08 Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
umumnya luas tambang pasir di Desa Cimpu Utara tidak terlalu luas.

143
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

f. Curahan Tenaga Kerja


Curahan Jam kerja atau waktu kerja merupakan faktor yang juga berpengaruh
dalam melakukan suatu usaha. Jam kerja yang dimaksud adalah lama waktu yang di
gunakan penambang untuk menambang dalam sehari. lama waktu kerja penambang
dalam sehari cukup besar. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:

Tabel 7. Lama Kerja Penambang Dalam Sehari


Lama bekerja (jam/hari) F Persentase (%)
4 4 11,11
6 18 50,00
7 14 38,88
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 36 responden ada 4 responden atau 11,11


persen bekerja selama 4 jam perhari, 18 responden atau 50,00 persen bekerja selama
76 jam perhari dan 14 responden atau 38,88 persen bekerja selama 7 jam perhari.

g. Pendapatan
1) Pendapatan dari Hasil Menambang
Pendapatan ini adalah pendapatan bersih yang sudah bagi hasil dengan
pemilik lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 8. Besar Pendapatan dari Hasil Menambang


No. Pendapatan (Rp) / Bulan F Persentase (%)
1 ≤560.000 5 13,88
2 560.000-5.500.000 29 80,55
3 ≥5.500.000 2 5,55
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 8 menunjukkan bahwa 13,88 persen dengan pendapatan terkecil yang


diperoleh penambang yaitu ≤Rp.560.00 dimana pendapatan terkecilnya adalah
Rp. 512.000 sedangkan pendapatan terbesar 5,55 persen dengan pendapatan
≥5.500.000 rupiah dimana pendapatan terbesarnya adalah Rp. 6.250.000.
2) Besar pendapatan dari mata pencaharian lain
Mata pencaharian lain yang dimaksud adalah jenis pekerjaan yang ditekuni
selain bekerja sebagai penambang. Selain sebagai penambang ada berbagi jenis
pekerjaan yang di lakukan masyarakat Desa Cimpu Utara . Untuk lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel berikut:

144
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

Tabel 9. Mata Pencaharian Lainnya


No. Mata Pencaharian F Persentase (%)
1. Petani 13 36,11
2. Nelayan 19 52,77
3. Wiraswasta 4 11,66
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Data tabel 9 menunjukkan bahwa dari 36 responden penambang, ada 13


responden atau 36,11 persen bekerja sebagai petani, 19 responden atau 52,77
persen sebagai Nelayan, 4 responden atau 11,66 persen sebagai Wiraswasta.
Adapun jumlah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan selain bekerja
sebagai penambang Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 10. Besar Pendapatan dari Pekerjaan Lain


Jumlah Pendapatan
No. (Rp/Bulan) F Persentase (%)
1. ≤375.000 2 5,55
2. 375.000-583.000 31 86,11
3. ≥583.000 3 8,33
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa penambang yang memperoleh


pendapatan terbesar dari pekerjaan lain adalah ≥Rp.583.000 dimana pendapatan
terbesarnya adalah Rp.625.000 dan penambang yang memperoleh pendapatan
terkecil yaitu ≤Rp.375.000

h. Jumlah Tanggungan
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah tanggungan penambang di Desa Cimpu
disajikan secara lengkap di tabel berikut:

Tabel 11. Jumlah Tanggungan Penambang


No. Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase (%)
1. 1-2 11 30,55
2. 3-4 18 50,00
3. 5-6 7 19,44
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 4.11 dan menunjukkan bahwa responden yang mempunyai jumlah


tanggungan 1-2 terdapat 11 responden atau 30,55 persen, jumlah tanggungan 3-4

145
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

terdapat 18 responden atau 50,00 persen, dan jumlah anggota keluarga 5-6 terdapat 7
responden atau 19,44 persen.

i. Modal Usaha
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik tambang pasir di Desa Cimpu
Utara mengenai modal usaha menggunakan modal sendiri. Modal awal yaitu
pembelian alat untuk usaha tambang seperti alat pengisap pasir, dan alat-alat lainnya.
1) Besar modal tetap yang digunakan
Modal tetap yang dimaksud adalah biaya awal yang dikeluarkan untuk
membeli peralatan dalam penambangan pasir dan biasa digunakan dalam waktu
yang lama. Ada berbagai jenis alat yang digunakan seperti mesin penghisap
pasir, pipa paralon, dan sebagainya. Modal tetap ini ditanggung oleh pemilik
modal jadi tidak dibebankan ke penambang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 12. Besar Modal Tetap yang Digunakan


Besar Modal (Rp) Frekuensi Persentase (%)
≤200.000 32 88,88
≥20.000.000- 35.000.000 4 11,11
Jumlah 36 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019

Tabel 12 menunjukkan bahwa dari 36 responden ada 32 responden atau


88,88 persen mengeluarkan modal ≤Rp.200.000, dan 4 responden atau 11,11
persen mengeluarkan modal ≥Rp.20.000,000-35.000,000
2) Besar modal kerja
Modal yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan penambang dalam
pengelohan tambang dalam sehari dalam hal ini modal untuk membeli bahan
bakar . modal tersebut dibebankan kapada pemilik tambang dengan biaya di atas
Rp.100.000

Pembahasan
1. Kehidupan Sosial Ekonomi Penambang Pasir di Desa Cimpu
Karakteristik penambang di Desa Cimpu Utara dilihat dari jenis kelamin keseluruhan
sampel penelitian yaitu berjenis kelamin laki-laki dikarenakan pekerjaan ini membutuhkan
fisik yang lebih kuat. Dari segi umur, penambang terbanyak pada rentang umur 40-44
tahun yaitu sebanyak 30,55%. Bisa disimpulkan bahwa tingkat umur berhubungan dengan
tingkat pendapatan penambang karena semuanya berada pada usia produktif tidak ada
kategori usia muda dan usia tua (tidak produktif). Pendidikan merupakan suatu sarana yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, hal ini disebabkan karena pendidikan
adalah sektor yang dapat menciptakan kecerdasan manusia dalam menjalani kehidupannya.
Tingkat pendidikan penambang paling banyak yaitu tidak tammat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dengan jumlah persentase 36,11 persen dan tingkat pendidikan yang

146
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

paling sedikit yaitu tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan persentase 8,33
persen, bisa disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap
tingkat pendapatan penambang dimana tingkat pendapatan lebih dipengaruhi oleh luas
lahan yang dikelolah dan lama menambang juga jadi faktor pendapatan penambang.
Pendapatan penambang diperoleh dari hasil kerja lainnya yaitu petani, nelayan dan
wiraswasta. Namun pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh penambang adalah
Nelayan. Ini juga didukung oleh wilayah ini berdekatan dengan laut jadi otomatis banyak
juga penambang menjadi Nelayan, Luas lahan yang Penambang kelola terbagi 4 titik
penambangan, dari 4 titik penambangan ini terdapat luas lahan yang mereka kelola seluas
0,05- 0,06 Ha 2 titik dan 0,07-0,08 Ha terdapat 2 Titik Juga, Sehingga dapat disimpulkan
bahwa umumnya luas tambang pasir di Desa Cimpu Utara tidak terlalu luas.

2. Dampak Keberadaan Tambang Pasir


Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa dampak
keberadaan tambang pasir terhadap kondisi sosial ekonomi penambang di Desa Cimpu
Utara ini sangat membantu pendapatan mereka, adapun pendapatan lainnya dari
penambang yaitu sebagai Petani, Nelayan dan Wiraswasta, dari Pekerjaan lainnya Nelayan
menjadi pekerjaan paling banyak digeluti penambang hal ini bisa kita lihat pada tabel 4.9,
hal ini tergambarkan 52,77 Persen Nelayan hal ini di karenakan Wilayah atau Desa Cimpu
Utara yang berada di Pinggir Laut, dari hasil pendapatan lainnya ini pendapatan dalam
sebulan sebagai Nelayan ≥Rp.500.0000, Sebagai Petani sebanyak atau Kurang dari
Rp.458.000 dan Wiraswasta di atas Rp.583.000 perbulan.
Jika dilihat dari tabel 4.10 ada pendapatan sebelum adanya tambang pasir ,
sebanyak 5,55 persen berpenghasilan ≤Rp.375.000. Artinya setelah adanya tambang pasir
masyarakat yang menjadi penambang mempunyai penghasilan tambahan hal ini bisa kita
lihat pada tabel 4.8 , sebanyak 80,55 Persen dari 36 Responden berpendapatan
Rp.560.000-5.500.000 Perbulan.
Jadi dapat disimpulkan penghasilan masyarakat setelah adanya tambang pasir di
Desa Cimpu Utara ini mempunyai peningkatan. Dan secara umum dari pendapatan lainnya
bisa kita simpulkan bahwa pendapatan lainnya cukup menunjang keberlangsungan hidup
mereka atau dalam artian Penambang, hal ini juga di tunjang karena jumlah tanggungan
mereka cukup variatif, ini bisa kita lihat pada tabel 4.11 , jumlah tanggungan dalam 1
rumah tangga 50 persen atau 18 responden yang mempunyai jumlah tanggungan 3-4 orang,
disini juga bisa kita simpulkan bahwa jumlah ini tidak lah cukup banyak untuk mereka
nafkahi, sehingga pendapatan dari hasil menambang dan pendapatan lainnya mencukupi
untuk mereka.
Pendapatan per bulan masyarakat penambang pasir sebelum adanya tambang pasir
berkisar antara Rp.375.000-583.000. Pendapatan setelah adanya tambang pasir berkisar Rp.
512.000 – 6.250.000/bulan.

147
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebulumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa: Kehidupan sosial Karakteristik penambang di Desa Cimpu Utara
dilihat dari jenis kelamin keseluruhan sampel penelitian yaitu berjenis kelamin laki-laki
dikarenakan pekerjaan ini membutuhkan fisik yang lebih kuat. Dari segi umur, penambang
terbanyak pada rentang umur 40-44 tahun. Bisa disimpulkan bahwa tingkat umur berhubungan
dengan tingkat pendapatan penambang karena semuanya berada pada usia produktif tidak ada
kategori usia muda dan usia tua (tidak produktif). Pendidikan merupakan suatu sarana yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, hal ini disebabkan karena pendidikan adalah
sektor yang dapat menciptakan kecerdasan manusia dalam menjalani kehidupannya. Dan
mayoritas dari Penambang ini hanya besekolah sampai di tingkatan Sekolah Tingkat Pertama
(SMP). Selain itu juga Luas lahan yang mereka garap akan mempengaruhi pendapatan mereka
dimana, semakin luas lahan yang mereka garap, maka pendapatan yang mereka juga dapat
bertambah, tapi di desa Cimpu Utara ini lahan penambangan pasir tidak terlalu luas sehingga
hanya ada beberapa titik penambangan saja.
Dari penelitian ini peneliti simpulkan dampak setelah adanya tambang pasir sangat
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat. Dapat dilihat dari pendapatan sebelum
adanya tambang pasir hanya berkisar Rp. 375.000-583.000 perbulan, sedangkan pendapatan
setelah adanya tambang pasir berkisar Rp. 512.000 – 6.250.000 perbulan. Dilihat dari
pendapatan yang mereka peroleh tentunya sangat menunjang kebutuhan sehari – hari.

Saran
Sehubungan dengan data yang diperoleh oleh peneliti, maka peneliti menyarankan bahwa
para penambang lebih mendalami dan memahami pengolahan lahan agar hasil produksinya
lebih maksimal.Diharapkan bagi pemerintah Kabupaten Luwu untuk memberikan bantuan
modal kepada penambang yang ada di Desa Cimpu Utara.Masih perlu dilakukan penelitian lagi
oleh peneliti lain karena masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

Mangkusubroto, Guritno, 1995. Ekonomi Publik,PBFE UGM, Yogyakarta.

Nurfahraini, Z., Arfan, A., & Invanni, I. (2019). Dampak Pabrik Aspal pada Kondisi Sosial-
Ekonomi Masyarakat di Desa Pana, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. LaGeografia,
18(1), 18–27.

Qolbina, F., Ekwarso, H., & Isbah, U. (2017). Dampak Kegiatan Pertambangan Pasir Terhadap
Pendapatan Keluarga Pemilik Tambang Didesa Petapahan Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar. Riau University.

Saputro, A., Nyompa, S., & Arfan, A. (2019). Analisis Pemanfaatan Hutan Mangrove dan
Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat di Pulau Tanakeke
Kabupaten Takalar. LaGeografia, 18(1), 70–81.

Singgih, B. S., & Adenan, I. N. (1990). Perkembangan masyarakat akibat pertumbuhan industri
di daerah daerah Jawa Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat

148
LA GEOGRAFIA VOL. 18 NO 2 Februari 2020
p-ISSN: 1412-8187 e-ISSN: 2655-1284
email: lageografia@unm.ac.id
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Sukri Nyompa, 2020, Dampak Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Desa Cimpu Utara Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

Jenderal Kebudayaan ….

Salim H.S.dan Sutrisno Budi,2008.Hukum Investasi di Indonesia,Raja Grafindo Persada,


Jakarta

Editor In Chief
Erman Syarif
emankgiman@unm.ac.id

Publisher
Geography Education, Geography Departemenr, Universitas Negeri Makassar
Ruang Publikasi Lt.1 Jurusan Geografi Kampus UNM Parangtambung, Jalan Daeng Tata,
Makassar.
Email : lageografia@unm.ac.id

Info Berlangganan Jurnal


085298749260 / Alief Saputro

149

You might also like