Professional Documents
Culture Documents
8642 21152 1 PB
8642 21152 1 PB
Accepted:
02 Desember 2021 Abstrak: Kesiapan anak masuk sekolah dasar merupakan kondisi yang harus menjadi
perhatian oleh orang tua dan guru pendidikan anak usia dini. Bila anak siap untuk masuk
02th December 2021
sekolah dasar, maka akan berdampak pada penyesuaian diri anak, kemampuan berinteraksi,
juga prestasi akademis di sekolah. Salah satu aspek penting yang perlu dimiliki anak agar siap
masuk ke sekolah dasar adalah resiliensi atau kemampuan untuk bertahan pada saat
menghadapi permasalahan dan kesulitan. Artikel ini memberikan pandangan mengenai
kesiapan anak dalam memasuki pendidikan selanjutnya dilihat dari aspek resiliensi. Ulasan
resiliensi sebagai kesiapan anak memasuki pendidikan tingkat lanjut merupakan sebuah hal
yang menarik, karena resiliensi dirasakan semakin dibutuhkan dalam pemenuhan kesiapan anak
memasuki pendidikan formal, mengingat persaingan dan tekanan yang semakin banyak
dihadapi anak di sekolah. Penulisan artikel menggunakan kajian literatur dengan
Published:
mengumpulkan berbagai referensi terkait dengan resiliensi dan kesiapan anak masuk sekolah
25 Desember 2021 untuk dibahas lebih lanjut. Hasil yang ditemukan adalah bahwa kasih sayang, komunikasi,
25 December 2021 empati serta dukungan yang tepat diberikan oleh orang dewasa dan menempatkan anak pada
sekolah dengan iklim yang kondusif, serta adil akan menumbuhkan dan meningkatkan
resiliensi pada anak. Dengan resiliensi yang baik, maka anak menjadi tangguh dalam
menghadapi tantangan yang ditemui pada lingkungan sekolah.
CITATION
Novianti, R., Sabrina., Maemunaty, T., & Bahar, A. (2021). Resiliensi Sebagai Pendukung
Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 10 (6), 1428-1435. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1428
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1429
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
Kemampuan ini disebut dengan resiliensi. mempertahankan kesehatan dan energi yang
Rojas (2015) menyatakan bahwa resiliensi baik sehingga dapat melanjutkan hidup secara
merupakan kemampuan dalam menghadapi sehat (Ana Setyowati, dkk., 2010). Resiliensi
tantangan dan akan terlihat saat seseorang adalah kemampuan individu untuk
menghadapi kondisi yang sulit dan dapat mengelola dan mengatasi stres yang efektif
diamati dari caranya menghadapi atau serta dapat meningkatkan kemampuan
beradaptasi kondisi tersebut. individu tersebut dalam mengatasi stres di
Penelusuran dari berbagai sumber kemudian hari (Mangham, McGrath, Reid, SL
mengarahkan penelitian ini untuk menjelaskan Stewart 1995 dalam Wiela dan Henny E.
lebih jauh mengenai resiliensi yang dibutuhkan Wirawan, 2009). Selanjutnya Grotberg (Fonny,
bagi terbentuknya kesiapan anak memasuki dkk., 2006) menyatakan bahwa resiliensi
sekolah dasar dan apa faktor utama yang dapat merupakan suatu kemampuan seorang individu
membentuk resiliensi itu pada anak, sehingga untuk menghadapi, mengatasi dan
dapat menjadi referensi bagi sekolah dan orang mendapatkan kekuatan dan bahkan mampu
tua agar anak dapat melalui masa transisi dari mencapai transformasi diri setelah mengalami
Pendidikan anak usia dini menuju sekolah kesulitan, hal ini karena berangkat dari
dasar dengan baik. kesulitan seorang individu akan menemukan
jalan untuk pemecahan masalah yang telah
KAJIAN TEORI dialami oleh individu tersebut.
Sedangkan resiliensi pada anak dapat
Resiliensi diartikan sebagai kemampuan anak dalam
Resiliensi adalah suatu konsep menghadapi tantangan dan kesulitan yang
menunjukkan kemampuan seseorang untuk ditemuinya sehari-hari dan beradaptasi secara
mengatasi dan beradaptasi, serta mampu positif sesuai dengan tahap perkembangan
bertahan terhadap masa sulit yang dihadapi. yang ia miliki.
Menurut Wagnild (2010) (dalam Kamila
Choirunnisa & Umar Yusuf Supriatna, 2019) Kesiapan Masuk Sekolah
Resiliensi merupakan kapasitas yang dimiliki Kesiapan sekolah adalah momen
individu untuk berkembang dan menyesuaikan ketika anak memiliki pengetahuan dan
diri secara positif meskipun adanya stres yang kemampuan yang dituhkan untuk memasuki
dirasakan terus menerus. Santrock (2014) sekolah dan sukses menjalaninya (Morrison,
(dalam Raisa, Annastasia Ediati, 2016) 2007). Sedangkan kesiapan masuk sekolah
menyatakan resiliensi adalah kemampuan dasar adalah keterampilan yang perlu dimiliki
individu dalam melakukan adaptasi positif anak dalam menjalankan tugas-tugasnya secara
untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam akademik di Sekolah Dasar (Mariyati, 2017).
hal perilaku, prestasi dan hubungan sosial dan Lebih lanjut (Deliviana, 2017)menyatakan
tingkat ketahanan individu pada saat bahwa kesiapan sekolah merupakan
menghadapi keadaan yang merugikan. sekumpulan kemampuan dan keterampilan
Resiliensi pada diri individu akan membuat yang harus dimiliki anak agar ia dapat berhasil
individu mampu untuk dapat mengatasi beradaptasi dengan perubahan kondisi belajar
kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya sehingga tidak kesulitan dalam mengikuti
yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. proses pembelajaran di sekolah.
Resiliensi diri seseorang juga menentukan Bila ada sudah siap masuk sekolah,
keberhasilan atau kegagalan dalam maka akan berpengaruh pada kemampuan
kehidupannya (Jackson dan Watkin, 2004). akademik dan sosialnya. Seperti yang
Resiliensi adalah kemampuan individu dikemukakan oleh Bruwer dkk., (2014) bahwa
untuk mengatasi tantangan hidup serta kesiapan anak memasuki sekolah dasar akan
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1430
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1431
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
sekolah adalah produk dari serangkaian kesehatan fisik dan mental anak (Felitti &
keputusan pendidikan yang dibentuk oleh Anda, 2010). Respon toxic stress dapat terjadi
keterampilan, pengalaman, dan kesempatan ketika seorang anak mengalami masalah atau
belajar yang dimiliki anak, serta dipengaruhi tekanan yang kuat, sering dan / atau
pula oleh perspektif dan tujuan masyarakat, berkepanjangan yang menghasilkan perubahan
kelas dan guru (Pianta & Cox, 1999). Kesiapan pada keadaan dasar mereka. Contoh toxic
sekolah merupakan kesiapan sekolah sebagai stress termasuk pelecehan fisik atau
fungsi dari sistem interaksi dan transaksi yang emosional, pengabaian kronis, paparan
terorganisir di antara orang-orang (anak-anak, kekerasan atau akumulasi beban kesulitan
guru, orang tua, dan pengasuh lainnya), ekonomi keluarga (Bucci et al., 2016).
pengaturan (rumah, sekolah, dan penitipan Kemampuan untuk menghadapi
anak), dan lembaga (komunitas, lingkungan, masalah dikenal dengan resiliensi. Menurut
dan pemerintah). Sedangkan mekanisme utama Reivich dan Shatte (2002), Herdiyanti, dkk.,
yang mengatur bagaimana anak-anak (2018) resiliensi merupakan kemampuan
memperoleh kompetensi terkait kesiapan individu untuk merespons dengan cara yang
sekolah adalah terkait dengan hubungan sosial sehat dan produktif ketika berhadapan dengan
yang dibentuk anak-anak dengan teman kesulitan atau trauma, di mana sangat penting
sebaya, orang tua, dan guru. (Mashburn & untuk mengendalikan tekanan kehidupan
Pianta, 2006). Sementara itu Holliday dkk., sehari-hari. Studi mengenai resiliensi ini terus
(2014) menyatakan bahwa kesiapan sekolah mengalami perkembangan yang signifikan. Hal
anak selain dipenQGgaruhi oleh kondisi dan ini dilatarbelakangi kompleksitas teknologi
dukungan keluarga, juga dipengaruhi oleh diakhir abad ke-20 yang meningkat dan
kemampuan anak untuk menghadapi masalah. mengakibatkan jumlah anak dan remaja yang
Keluarga dengan hubungan orang tua- menghadapi permasalahan dan jenis kesulitan
anak yang tidak banyak mengalami konflik yang mereka hadapi terus meningkat. Hal ini
cenderung memiliki kesiapan sekolah yang mengakibatkan lebih banyak anak dan remaja
lebih baik dibandingkan dengan orang tua- yang berisiko. Kedua, meningkatnya perhatian
anak yang memiliki kecenderungan konflik untuk memahami faktor risiko dan protektif
yang lebih tinggi dan lebih sedikit tekanan dari resiliensi, serta menentukan bagaimana
ekonomi (Anderson, 2018). Namun pada intervensi yang relevan secara klinis (Fava &
kenyataannya banyak keluarga yang memiliki Tomba, 2009).
permasalahan dalam hubungan antara orang Lebih lanjut Bethell, dkk., (2014)
tua yang mempengaruhi hubungan antara menyatakan bahwa resiliensi sebagai
orang tua dan anak, permasalahan ekonomi kemampuan untuk bersikap tenang dan
keluarga dan berbagai masalah yang akan memegang kendali ketika dihadapkan dengan
dihayati anak secara berbeda. Bila anak tidak tantangan dan masalah, memandang bahwa
dibantu untuk mengatasi tekanan yang timbul resilensi dapat memperbaiki efek dari toxic
dari permasalahan-permasalahan tersebut, stress. Resiliensi berperan untuk
maka akan mempengaruhi kondisi sosial meminimalkan toxic stres dan membangun
emosional anak dan perkembangannya ke ketahanan pada anak-anak sebagai cara untuk
depannya. mengembangkan kesiapan sekolah. (Bethell et
Sebuah penelitian mendalam mengenai al., 2014). Pada anak, dukungan orang tua
pengalaman masa kanak-kanak yang memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengungkapkan bahwa beberapa faktor dapat mencoba berbagai hal, termasuk memecahkan
menyebabkan toxic stress atau stres beracun masalah dan tidak terlalu cepat memberikan
yang mengakibatkan perubahan sirkuit otak bantuan merupakan langkah awal membentuk
dengan efek negatif yang akan mempengaruhi
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1432
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
resiliensi sejak anak berusia dini (Novianti & interaksi (misalnya, dalam konteks membaca,
Maria, 2020b) berbicara, dan bermain) dan melalui rujukan ke
(Novianti, 2018) berpendapat bahwa program pencegahan sekunder dan / atau
pola pengasuhan orang tua menjadi faktor tersier yang mengidentifikasi dan mengobati
penentu dalam pertumbuhan resiliensi keluarga yang memiliki resiko permasalahan
anak.yang akan menentukan kemampuan anak (misalnya depresi ibu) atau anak-anak dengan
untuk bertahan dan berhasil dalam berbagai beberapa kesulitan pada domain kesiapan
bidang di masa depan. Hal ini ditentukan oleh sekolah, yakni pada kesehatan perilaku atau
kemampuan orang tua dalam mengelola pendidikan.
interaksinya dengan anak, seperti mengajarkan Anak-anak yang siap untuk masuk
anak membuat keputusan, melaksanakan sekolah dan belajar diharapkan dapat
kegiatan secara mandiri, disiplin, tidak mudah berprestasi lebih di bidang akademis.
panik bila menghadapi masalah dan selalu Keberhasilan akademik telah dikaitkan dengan
mencari solusi bila menghadapi masalah. peningkatan di bidang sosial, ekonomi, dan
Grotberg (2003) menyatakan bahwa kesehatan anak (Williams dkk., 2019). Melalui
individu yang resilien memiliki dukungan dukungan dan pola pengasuhan orang tua yang
eksternal (I Have), kekuatan pribadi individu (I mengedepankan kemandirian serta memberi
Am), dan yang terakhir adalah kemampuan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan
interpersonal yang dimiliki individu (I Can). kemampuan pemecahan masalah, maka
Bila anak memperoleh dukungan dari keluarga diharapkan anak memiliki resiliensi yang baik
sebagai dukungan eksternal maka mereka akan yang akan membantunya untuk tetap tegar bila
mampu untuk tetap bertahan menghadapi menemukan hambatan dalam kegiatan sekolah
berbagai masalah dan rintangan di sekolah dan mampu menguasai kompetensi yang
karena memiliki hubungan yang dilandasi diharapkan.
kepercayaan, memiliki struktur dan aturan
dirumah, memiliki dorongan mandiri, memiliki SIMPULAN DAN REKOMENDASI
role models, terpenuhi kebutuhannya dalam Mengingat pentingnya kesiapan
hal kesehatan, pendidikan, keamanan dan sekolah anak, orang tua memegang peranan
kesejahteraan. Anak juga akan yang signifikan agar keterampilan pengaturan
mengembangkan kekuatan pribadi (I am), diri dan resiliensi anak bisa berkembang secara
melalui kasih sayang dan sikap positif yang optimal. Kasih sayang, komunikasi dan
diberikan oleh orang-orang di sekitarnya, serta dukungan yang tepat serta empati akan
mampu mencintai dan berempati kepada orang Manubhai resiliensi. Anak akan tumbuh
lain, bangga pada diri sendiri, mandiri dan menjadi anak yang tangguh sehingga mampu
bertanggung jawab serta memiliki harapan menghadapi tantangan yang ditemui di
akan measa depan yang lebih baik. Selanjutnya lingkungan, terutama yang ada di sekolah
anak yang resilien juga mampu sehingga akan memiliki kesiapan bersekolah
mengembangkan kemampuan interpersonalnya yang lebih baik.
(I can), yang terlihat dari kemampuan Mengingat pentingnya peran orang
mengelola berbagai stimulus, serta mengetahui dewasa terutama orang tua dan guru dalam
emosi yang ia dan orang lain rasakan. meningkatkan resiliensi anak, maka orang tua
Cates dkk, (2016) memberi solusi perlu memperhatikan pola pengasuhan,
untuk kesiapan sekolah anak yang lebih baik termasuk di dalamnya penerapan disiplin,
melalui perawatan dan pengasuhan anak yang kemandirian, gaya komunikasi dan pemberian
ditujukan untuk memfasilitasi kesiapan motivasi pada anak. Selain itu sekolah dengan
sekolah anak yang dapat dilakukan yaitu iklim yang kondusif, adil dan memberikan
mendorong orang tua untuk meningkatkan pengalaman yang positif bagi anak juga dapat
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1433
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1434
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 10 NOMOR 6 DESEMBER 2021
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i6.8642
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP
Holliday, M. R., Cimetta, A., Cutshaw, C. A., Raisa, A. E. 2016. Hubungan Antara
Yaden, D., & Marx, R. W. (2014). Dukungan Sosial Dengan Resiliensi
Protective factors for school readiness Pada Narapidana Di Lembaga
among children in poverty. Journal of Pemasyarakatan Kelas Iia Wanita
Education for Students Placed at Risk Semarang. Jurnal Empati. 5(3), 537-542
(JESPAR), 19(3–4), 125–147. Rojas, L. F. (2015). Factors affecting academic
Jackson, R dan Watkin, C. 2004. Seven resilience in middle school students: A
essential skills for overcoming life’s case study. Gist: Education and Learning
obstacles and determining happiness. Research Journal, 11, 63–78.
Selection dan Development Review, Syahria Nur Jannah dan Rohmatun. 2018.
Vol. 20, No. 6, December 2004 Hubungan Antara Dukungan Sosial
Kokkalia, G., Drigas, A., Economou, A., & Dengan Resiliensi Pada Penyintas
Roussos, P. (2019). School Readiness Banjir Rob Tambak Lorok. Proyeksi,
from Kindergarten to Primary School. Vol. 13 (1) 2018, 1-12
International Journal of Emerging
Technologies in Learning, 14(11). Wang, J., Elicker, J., McMullen, M., & Mao,
Mariyati, L. I. (2017). Usia dan jenis kelamin S. (2008). Chinese and American
dengan kesiapan masuk sekolah dasar. preschool teachers’ beliefs about early
Prosiding Seminar Nasional Psikologi childhood curriculum. Early Child
UMG, Halaman, 331–334. Development and Care, 178(3), 227–249.
Mashburn, A. J., & Pianta, R. C. (2006). Social Wagnild, Gail. M. & Young, Heather. M.
relationships and school readiness. Early 2002. The Resilience Scale. Diambil
Education and Development, 17(1), 151– kembalidari
176. https://hr.un.org/sites/hr.un.org/files/The
Maulana, R. A., Kurniati, E., & Yulindrasari, %20Resilience%20Scale
H. (2020). APA YANG %20%28Wagnild%20%26%20Y
MENYEBABKAN RENDAHNYA oung%29_0.pdf
KEBERADAAN GURU LAKI-LAKI DI Wiela dan Henny E. Wirawan. 2009.
PAUD? Jurnal Ilmiah Visi, 15(1), 23–32. Gambaran Resiliensi Pada Individu
Morrison, G. S. (2007). Early childhood Yang Pernah Hhidup Di Jalanan. Jurnal
education today (13th ed.). Pearson Sosial & Humaniora, Vol. 2, No.
Education Inc. Williams, P. G., Lerner, M. A., Sells, J.,
Novianti, R. (2018). Orang Tua sebagai Alderman, S. L., Hashikawa, A.,
Pemeran Utama dalam Menumbuhkan Mendelsohn, A., McFadden, T.,
Resiliensi Anak. Jurnal Educhild: Navsaria, D., Peacock, G., & Scholer, S.
Pendidikan Dan Sosial, 7(1), 26–33. (2019). School readiness. Pediatrics,
Novianti, R., & Maria, I. (2020). Pendidikan 144(2).
Keorangtuaan (p. 118). Ellunar. Winter, S. M., & Kelley, M. F. (2008). Forty
Pianta, R. C., & Cox, M. J. (1999). The years of school readiness research: What
Transition to Kindergarten. A Series from have we learned? Childhood Education,
the National Center for Early 84(5), 260–266.
Development and Learning. ERIC.
Ria Novianti, Sabrina, Tri Umari, Titi Maemunaty, Aswandi Bahar | Resiliensi Bagi Kesiapan Belajar Masuk SD
Halaman | 1435